By
Bayu Aji Raditya
13619026
Kelompok 7
AEROSPACE
ENGINEERING
FACULTY OF MECHANICAL AND AEROSPACE
ENGINEERING
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2021
1
1. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mahasiswa mengetahui prinsip konversi data dari analog menjadi digital dengan
menggunakan Analog to Digital Converter (ADC)
b. Mahasiswa mengetahui fenomena Aliasing yang terjadi pada proses konversi
Analog ke Digital.
c. Mahasiswa mengetahui dasar penanganan (filtering) pada konversi Analog
menjadi Digital.
2. DASAR TEORI
2
sebagai Analog to Digital Converter (ADC). ADC melakukan dua proses utama, yaitu
sampling dan quantization.
2.2.1 Sampling
Sampling adalah pencuplikan nilai informasi analog pada tiap interval pada
waktu tertentu. Semakin pendek interval waktu pencuplikan data, maka semakin
“lengkap” informasi yang didapat. Sampling interval T yang kecil atau frekuensi
sampling fs yang tinggi akan memberikan data yang dapat merepresentasikan
perilaku/bentuk sinyal analog dengan lebih baik.
2.2.2 Quantization
Quantization adalah proses untuk menentukan nilai yang dibaca pada tiap
pencuplikan data. Quantization terkait dengan resolusi yang dimiliki komponen ADC.
Resolusi mengindikasikan jumlah nilai diskrit yang dapat dihasilkan oleh ADC dari
sinyal analog pada rentang nilai tertentu.
3
assign nilai (increment) yang lebih banyak dalam kode biner (2 pangkat n, n adalah
jumlah bits), atau dengan kata lain resolusi tinggi dapat memberikan nilai data dengan
increment yang lebih rapat.
Gambar di atas menunjukkan bahwa dengan resolusi yang lebih tinggi, maka
tersedia lebih banyak nilai yang bisa di‐assign ke data hasil pencuplikan, sehingga
diperoleh data diskrit yang dapat merepresentasikan data analog dengan lebih baik
(smoother).
2.2.3 Aliasing
aliasing dapat dihindari antara lain dengan menaikkan frekuensi sampling, atau
dengan “membuang” konten suatu sinyal yang memiliki frekuensi lebih dari setengah
frekuensi sampling. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan filter (low pass
filter).
4
2.2.4 Clipping
Clipping adalah distorsi yang muncul pada sinyal akibat adanya suatu batas
(limit/threshold) yang terlampaui oleh nilai sinyal tersebut. Clipping dapat muncul
karena adanya batasan rentang nilai variable fisik yang bisa dibaca oleh sensor yang
digunakan (misal batas nilai g yang bisa dibaca oleh satu accelerometer), atau juga
terjadi saat konversi data analog ke diskrit (saat proses quantisasi).
2.3 Filtering
Filtering adalah suatu metode yang digunakan untuk memilih sinyal yang
memiliki konten frekuensi tertentu. Dengan prinsip tersebut, filtering dapat digunakan
untuk membuang noise atau konten sinyal yang tidak diinginkan. Filter pada dasarnya
adalah sistem dinamik yang akan menghasilkan output saat diberi suatu input sinyal,
sehingga besar nilai sinyal tersebut dapat diperkuat atau diperlemah bergantung pada
konten frekuensinya. Selain mempekuat/memperlemah magnitude suatu sinyal, filter
juga dapat menggeser fasa sinyal.
5
3. PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 Pembentukan Sinyal Sinusoidal
a. Buka Analog to Digital Converter Simulation pada perangkat lunak
MATLAB-Simulink.
b. Atur nilai frekuensi dengan merubah angka pada kotak “Number of Wave”
dengan nilai frekuensi sama dengan banyaknya gelombang dibagi waktu yang
telah ditetapkan bernilai 10 satuan.
c. Atur nilai amplitudo dengan merubah angka pada kotak “Amplifier”.
d. Klik “START” maka sinyal analog dengan bentuk sinusoidal akan
ditampilkan dengan spesifikasi yang telah diatur sebelumnya.
6
3.4 Pengamatan Terhadap Fenomena Aliasing dengan 1 Sinyal Sinusoidal
a. Menentukan sebuah sinyal sinusoidal dengan proses yang sama seperti pada
bagian 3.1.
b. Variasikan nilai frekuensi sampling sebanyak lima kali dengan mengubah
angka pada kotak bertuliskan “Sample Time” dengan penentuan angka-angka
variasinya akan dijelaskan selanjutnya.
c. Klik “START” untuk melihat masing-masing sinyal ADC.
a. Menentukan sebuah sinyal sinusoidal dengan proses yang sama seperti pada
bagian 3.1.
b. Aktifkan pilihan “Multiwave” untuk mendapatkan sinyal sinusoidal dengan
frekuensi yang berbeda.
c. Variasikan nilai frekuensi sampling sebanyak lima kali dengan mengubah
angka pada kotak bertuliskan “Sample Time” dengan penentuan angka-angka
variasinya akan dijelaskan selanjutnya.
d. Klik “START” untuk melihat masing-masing sinyal ADC.
a. Menentukan sebuah sinyal sinusoidal dengan proses yang sama seperti pada
bagian 3.1.
b. Aktifkan pilihan “Multiwave” untuk mendapatkan sinyal sinusoidal dengan
frekuensi yang berbeda.
c. Menentukan low-pass filter dan high-pass filter dengan memilih tombol
bertuliskan “Filter Design” dan mengubah angka pada kotak bertuliskan “Lag
Filter” dan “Lead Filter”
d. Aplikasikan kedua filter pada masing-masing sinyal kemudian klik tombol
“START” untuk melihat keluarannya.
7
4. HASIL SIMULASI
4.1 Pembentukkan Sinyal Sinusoidal
Sinyal analog yang akan digunakan pada percobaan ini untuk di lakukan
analisis memliki frekuensi sebesar 0.5 Hz dan Amplitudo 2. Seperti pada gambar di
bawah.
Pada percobaan ini, untuk mengetahui pengaruh dari variasi nilai resolusi yang
akan digunakan, sampling time atau frekuensi sampling ditentukan dari awal. Pada
percobaan kali ini, kelompok kami menggunakkan sampling time senilai 3 Hz.
Sedangkan nilai resolusi divariasikan menjadi 5 variasi, yaitu 22,23,24,25, dan 26.
8
4.2.2 Resolusi 23 bit
9
4.2.4 Resolusi 25 bit
10
4.3.1 Sampling Time 5 Hz
11
4.3.3 Sampling Time 15 Hz
12
4.3.5 Sampling Time 25 Hz
13
4.4.2 Sampling Time 0.4 Hz
14
4.4.4 Sampling Time 0.7 Hz
15
4.5 Pengamatan Terhadap Fenomena Aliasing dengan 2 Sinyal Sinusoidal
16
4.5.3 Sampling Time 0.6 Hz
17
4.5.5 Sampling Time 0.8 Hz
18
4.6.2 Low-Pass Filter, lag = 0.5 & lead = 1
Pada percobaan 4.3, diketahui pengaruh frekuensi sampling pada sinyal ADC.
Dimana semakin tinggi frekuensi sampling, maka data yang di dapat akan semakin
akurat. Pada percobaan ini, frekuensi sampling yang digunakan adalah 5, 10, 15, 20,
dan 25 Hz. Sedangkan resolusi yang digunakan adalah 32 bit. Dari data yang diambil,
bisa dilihat bahwa semakin tinggi frekuensi sampling, maka sinyal ADCnya akan
19
semakin mendekati bentuk sinyal analognya. Hal ini menunjukkan data yang diambil
semakin akurat.
Pada percobaan 4.4 dan 4.5, diketahui terjadi fenomena aliasing. Fenomena
ini dapat terjadi dikarenakan nilai setengah dari frekuensi sampling, lebih kecil
dibanding frekuensi sinyal sinusoidal. Hal ini menyebabkan sinyal ADC tidak dapat
merepresentasi sinyal sinusoidalnya untuk tiap bukit dan lembahnya dikarenakan
frekuensinya yang lebih rendah dibanding sinyal sinusoidalnya. Fenomena ini dapat
dicegah dengan menaikkan frekuensi sampling hingga nilai setengahnya lebih tinggi
dibanding frekuensi sinyal sinusoidalnya. Pada percobaan 4.4, frekuensi sinyal
sinusoidal yang digunakan adalah 0.5 Hz. Sedangkan frekuensi sampling yang
digunakan adalah 0.3; 0.4; 0.6; 0.7 dan 0.8 Hz. Pada percobaan 4.5, frekuensi sinyal
sinusoidal yang digunakan adalah 0.5 Hz dan 1.65 Hz. Sedangkan frekuensi sampling
yang digunakan adalah 0.3; 0.4; 0.6; 0.7 dan 0.8 Hz. Dari kedua percobaan, dapat
disimpulkan terjadinya fenomena aliasing di kedua percobaan
20
6. KESIMPULAN & SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
7. REFERENSI
b. Holman, J.P. . 2012. Experimental Methods for Engineers. New York: McGraw-
Hill
21