Membaca Ukuran Ban Motor
Membaca Ukuran Ban Motor
Sebagai seorang pengguna sepeda motor atau lebih keren disebut bikers :) ada baiknya
untuk lebih mengenali lebih detail bagian-bagian vital dari sebuah motor. Salah satu
bagian vital sebuah motor adalah si karet bundar a.k.a Ban, nah…pada si karet bundar
yang bertugas menggelindingkan motor kita ini tertera kode-kode tertentu yang
mengandung informasi penting yaitu diantaranya seperti ukuran ban, tahun produksi,
batas kecepatan dan lain-lain.
Teman-temen mungkin sudah banyak yang sudah paham akan informasi ini, tapi tidak
ada salahnya jika diulas lagi karena mungkin ada juga para bikers yang masih belum
paham atau masih bingung. Ok langsung saja:
1. UKURAN BAN
Kebanyakan ban motor yang dijual dipasaran memakai sistem ukuran metrik
(metric system) dan sistem inchi (inch system). Sebagai contoh misal ban
matic yang mempunyai kode seperti di bawah ini:
2. TANGGAL PRODUKSI
Disalah satu sisi ban biasanya tercetak kode empat angka yang menunjukan kapan ban diproduksi. Misalnya:
Jadi kode di atas adalah ban diproduksi pada minggu ke-12 tahun 2010 (Minggu I bulan Maret 2010). Kode
usia produksi ban sangat perlu diperhatikan ketika kita membeli ban baru, batas kadaluarsa ban adalah 2-3
tahun setelah produksi, cmiiw.
Untuk kode pemakaian ban depan atau ban belakang biasanya di tulis dengan huruf (alphabet) kode
“F” front berarti ban tersebut untuk ban depan sedangkan “R” rear ban tersebut untuk ban belakang.
4. DAFTAR KODE KECEPATAN MAKSIMUM
Kode kecepatan maksimun ditulis dengan kode huruf, yang menunjukan batas maksimal sebuah ban
dipacu terus selama 1 jam dengan membawa beban sesuai spesifikasi standar.
Jadi untuk ban dengan kode 90/90-14 M/C 46P. Huruf P yang ada dibelakang angka (46P) itu yang
menunjukan kecepatan maksimal. Sesuai table di atas P adalah menunjukan maksimun kecepatan 150
km/jam.
Kode Compound ban ditulis dengan kode huruf, yang menunjukan ban itu
mempunyai kompon yang lunak sampai yang keras.
Arah rotasi atau perputaran ban ditunjukan dengan tanda panah, pemasangan ban harus sesuai dengan
arah panah hal ini karena arah kembangan ban akan sempurna menempel pada aspal, atau mengalirkan air
pada jalan basah serta mendapatkan traksi yang baik. Jika pemasangan terbalik ban tidak akan menempel
pada jalan dan traksinya kurang baik sehingga ban terasa lebih licin yang bisa membahayakan pengendara.
IA kg IA kg IA kg IA kg IA kg
19 77,5 36 125,0 53 206 70 335,0 87 545,0
20 80,0 37 128,0 54 212,0 71 345,0 88 560,0
21 82,5 38 132,0 55 218,0 72 355,0 89 580,0
22 85,0 39 136,0 56 224,0 73 365,0 90 600,0
23 87,5 40 140,0 57 230,0 74 375,0 91 615,0
24 90,0 41 145,0 58 236,0 75 387,0 92 630,0
25 92,0 42 150,0 59 243,0 76 400,0 93 650,0
26 95,0 43 155,0 60 250,0 77 412,0 94 670,0
27 97,5 44 160,0 61 257,0 78 425,0 95 690,0
28 100,0 45 165,0 62 265,0 79 437,0 96 710,0
29 103,0 46 170,0 63 272,0 80 450,0 97 730,0
30 106,0 47 175,0 64 280,0 81 462,0 98 750,0
31 109,0 48 180,0 65 290,0 82 475,0 99 775,0
32 112,0 49 185,0 66 300,0 83 487,0 100 800,0
33 115,0 50 190,0 67 307,0 84 500,0 – –
34 118,0 51 195,0 68 315,0 85 510 – –
35 121,0 52 200,0 69 325 86 530,0 – –
8. TIPE BAN
Pada sisi dinding ban biasanya dicantumkan pula tipe dari ban tersebut misal TT = Tube Type atau
TL = Tubeless. Ban tube type artinya ban tersebut ban yang menggunakan ban dalam, sedang tubeless atau
radial sudah tidak memerlukan ban dalam lagi.
Simbol garis warna ini ada pada lapisan kembangan yang belum pernah dipakai untuk menandakan
ban tersebut masih baru. Karena lapisan ban ini paling luar pada kembangan/pattern maka jika ban lama
dipakai akan habis. Garis warna ada yang satu tetapi ada juga yang lebih dari satu warna, dan tiap pabrikan
biasanya mempunyai warna berbeda missal putih, merah, kuning, biru dan hijau.