Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

A. Definisi
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram. (Potter&Perry, 2006) Kenyamanan adalah
suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-
hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang
sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri ).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan di mana individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan
yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000).
Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang
dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan
bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan
hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang
mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau
hanya imajinasi (misalnya: penyakit, nyeri, cemas, dan sebagainya). Dalam
konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti
kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan
memahami, tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan
memahami orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan
sesuatu kadang membuat perasaan cemas dan tidak aman (Asmadi, 2005).

B. Anatomi Fisiologi
Menurut (Potter&Perry, 2006) Reseptor nyeri (nosireceptor) adalah organ
tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang
berperan adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang  berespon hanya terdapat
pada stimulus kuat yang secara potensial merusak.
a. Mekanik (mekano sensitif) : Kerusakan ujung saraf bebas akibat trauma
karena  benturan atau gerakan.
b. Thermis (thermo sensitif) : Rangsangan panas atau dingin yang berlebihan.
c. Kimia (khemo sensitif) : Rangsangan zat kimia berupa bradikinin, serotinin,
ion kalium, asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim proteolitik.
Mekanisme Penghantaran Impuls Nyeri
d. Serabut delta A (menusuk dan tajam) : Pada kulit dan otot bermielin halus,
garis tengah 2-5 mm, kecepatan 6-30 m/detik.
e. Serabut delta C (panas & terbakar) : Dalam otot, tidak bermielin, garis
tengah 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2,0 m/detik
C. Proses Kebutuhan Manusia
1 Kebutuhan rasa aman dan nyaman
rasa aman di definisikan oleh Maslow dalam Potter & Perry (2006) sebagai
sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh
ketentraman, kepastian dan keteraturan dari keadaan lingkungannya yang
mereka tempati. Abraham Maslow dalam Potter & Perry,2006 juga
mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan
pokok yang harus terpenuhi yang digambarkan kedalam 5 tingkatan yang
berbentuk piramid dan prioritas pemenuhan kebutuhan ini dimulai dari
tingkatan yang paling bawah.Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan
sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow yang dijabarkan sebagai berikut:
a. Kebutuhan biologis
b. Kebutuhan rasa aman.Kebutuhan rasa aman ini meliputi kebutuhan untuk
dilindungi, jauh dari sumber bahaya, baik berupa ancaman fisik maupun
psikologi.
c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memilikiKebutuhan akan rasa cinta
dicintai dan menyayangi dapat dimiliki setiap orang karena setiap orang
membutuhkan untuk dapat berinteraksi denga orang lain dan kebutuhan
untuk dapat merasa memiliki.
d. Kebutuhan akan penghargaan
kebutuhan akan penghargaan yang dimiliki seseorang dapat berupa
pemberian apresiasi dan rewardatas prestasi yang berhasil dilakukan,
kecakapan dalam melaksanakan kompetensi serta berupa dukungan dan
pengakuan lain atas prestasinya.
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan secara estitika atau dalam
menampilkan diri, kebutuhan kognitif, kompetensi dan menyadari akan
potensi dirinya.Kebutuhan ini muncul dan akan menjadi tuntutan
seseorang apabila kebutuhan dasar yang lain seperti psikologis, rasa
aman dan kebutuhan penghargaaan telah terpenuhi.Kebutuhan akan
aktualisasi ini akan menjadi prioritas jika ketiga kebutuhan yang lain
sudah mampu dipenuhi oleh individu
Potter & Perry(2006) mengungkapkan kenyamanan /rasa nyaman
adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan
transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek
yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan
sosial.
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
D. Patway
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Potter & Perry, 2006 menyebutkan bahwa keamanan adalah kondisi bebas
dari cedera fisik dan psikologis . Keselamatan adalah suatu keadaan
seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya/kecelakaan.
Pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan dilakukan untuk menjaga
tubuh bebas dari kecelakaan baik pada pasien, perawat, atau petugas
lainnyayang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.Faktor yang
mempengaruhi keamanan dan keselamatan meliputi:
a. Emosi
Kondisi psikis dengan kecemasan, depresi, dan marah akan
mudahmempengaruhi keamanan dan kenyamanan
b. Status Mobilisasi
Statusfisik dengan keterbatasan aktivitas, paralisis,kelemahan otot, dan
kesadaran menurun memudahkan terjadinya resikocedera.
c. Gangguan Persepsi Sensori
Adanya gangguan persepsi sensoriakan mempengaruhi adaptasi
terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan penciuman dan
penglihatan.
d. Keadaan Imunitas
Daya tahan tubuh kurang memudahkanterserang penyakit.
e. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran yang menurun, pasien komamenyebabkan
responterhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
f. Informasi atau KomunikasI
Gangguan komunikasi dapat menimbulkan informasi tidak diterima
dengan baik.
g. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya.
h. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
i. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap
penyakit tertentu.
j. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-
anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.
k. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
l. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri.
F. Manifestasi Klinis
1. Tanda dan gejala nyeri akut yaitu (SDKI, 2016) :
a. Mengeluh nyeri.
b. Tampak meringis.
c. Bersikap protektif.
d. Frekuensi nadi meningkat.
e. Gelisah.
f. Sulit tidur.
g. Tekanan darah meningkat
h. Pola nafas berubah
2. Tanda dan gejala nyeri kronis yaitu (SDKI, 2016) :
a. Mengeluh nyeri.
b. Merasa depresi (tertekan)
c. Tampak meringis.
d. Gelisah.
e. Tidak mampu menuntaskan aktivitas.
f. Merasa takut mengalami cidera ulang.

G. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan
jaringan
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan stres

H. Intervensi Keperawatan
a. Lakukan pendekatan dengan pasien
b. Kaji tingkat nyeri
c. Menciptakan lingkungan yang nyama
d. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
e. Kalaboasi dengan tim medis dalam memberikan analgik
Referensi

Potter dan perry. (2006) buku ajar fundamental keperawatan: Konsep Proses
dan Praktik Edisi 4. jakarta: EGC
Carpenito-Moyet, Lynda Juall.2000.Buku Saku Diagnosis
Keperawatan.Jakarta: EGC.
Asmadi. (2005). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jkarta: Salemba Medika
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016). Definisi dan Indikator
Diagnostik. Indonesia Persatuan Perawat Indonesia Edition Jakarta
Selatan
RESUME KEPERAWATAN PADA Ny.M
DENGAN HIPERTENSI DI RUANG POLI DALAM
RUMAH SAKIT Prof. Dr. J.A LATUMETEN AMBON

Nama : Ny.M No. Dokumen RM: 120182

Alamat: Gudang Arang Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 62 thn Tgl lahir : 09 mei 1957 Status : Janda

Pasien tiba di IRN Agama: Kristen Pekerjaan : IRT

Jam :09.30 WIT tgl :26-03-2021

Keadaan saat dikaji tenang gelisah kesakitan sesak

nafas

anemis

Keluhan Utama: pasien mengeluh nyeri kepala, pusing, dan kurang tidur

Riwayat kesehatan sekarang


1. Mulai timbul keluhan : klien mengatakan sejak 4 hari yang lalu
2. Sifat keluhan : klien mengatakan nyeri, pusing, kurang tidur
3. Lokasi : bagian kepala
4. Waktu keluhan muncul : nampak sesekali

Riwayat kesehatan masa lalu


Klien mengatakan pernah mengalami penyakit yang sama

Riwayat kesehatan keluarga


Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit pada keluarga

Diagnosa Medis
Hipertinsi

Hasil Pengkajian
1. TTV
 Nyeri kepala
 Pusing
 Kurang Tidur
 Klien nampak gemuk
 TD : 150/100 mmHG
 S    : 36,OC
 RR : 20x/m
 N   : 80x/m

Terapi yang di Berikan


 Asmet 3x1
 CTM 3x1
 Catopril 3x1
 Bcom 3x1

Diagnosa Keperawatan
 Nyeri  akut : sakit kepala  b/d keb.O2 dalam tubuh meningkat
 Nutrisi lebih dari kebutuhan b/d  masukan berlebihan

Tindakan Keperawatan yang Dilakukan


1. Nyeri  akut : sakit kepala  b/d keb.O2 dalam tubuh meningkat
 Mempertahankan tirah baring selama fase akut
 Berikan tindakan  nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala
mil: kompres dingin,pijat punggung dan leher
 Kolaborasi pemberian obat
2. Nutrisi lebih dari kebutuhan b/d  masukan berlebihan
 Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi
dan kegemukan
 Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi
masukan lemak, garam dan gula esuai indikasi
 Intruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan
dengan kejenuhan tinggi dan kolestrol
 Kaloborasi dengan ahli gizi

Evaluasi Keperawatan
S :  Klien mengatakan masih  nyeri pada kepala
O:  Skala nyeri berkurang (2-3). 
A:  Masalah belum teratasi
P :  Intervensi 1,2,3,4, dilanjutkan.

S: klien mengatakan akan merubah pola makanya


O: klien tampak mengerti
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi 1,2,3,4 di lanjutkan

Anda mungkin juga menyukai