Anda di halaman 1dari 22

TUGAS INDIVIDU

KEPERAWATAN KOMONITAS & KELUARGA I

OLEH

NAMA : GRACELY WENNO

NPM : 123050910031

PRODI : KEPERAWATAN

SEMESTER : IX

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MALUKU HUSADA

KAIRATU

2015

xi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil

menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang

Keperawatan Keluarga. Penulisi menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan ini dari awal sampai akhir. Khususnya buat

dosen pembimbing. Semoga Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita.

Amin.

Kairatu, 15 Desember 2015

Penulis

xi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. xi

DAFTAR ISI........................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang............................................................................

1.2. Rumusan Masalah......................................................................

1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................

BAB II TIJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3

2.1. Pengertian Keluarga....................................................................

2.2. Ciri-Ciri Keluarga........................................................................

2.3. Tipe Keluarga...............................................................................

2.4. Fungsi Pokok Keluarga...............................................................

2.5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan................................

xi
2.6. Peranan Keluarga.........................................................................

11

2.7. Keluarga Sejatra..........................................................................

12

2.8. Dukungan Keluraga....................................................................

15

BAB III PENUTUP.................................................................................. 17

3.1. Kesimpulan..................................................................................

17

3.2. Saran.............................................................................................

17

DATAR PUSTAKA.................................................................................. 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 dan program

Pembangunan jangka panjang tahap II Pelita VI bahwa pembangunan

ditujukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia

seutuhnya yang maju dan mandiri. Pembangunan manusia seutuhnya dimulai

sejak saat pembuahan dan berlangsung sepanjang masa hidupnya dan tidak

dapat dilepaskan dari seluruh segi kehidupan keluarga di mana ia dibesarkan.

xi
Pembangunan masyarakat sangat tergantung kepada kehidupan

keluarga yang menjadi bagian inti dari masyarakat itu, sehingga keluarga

memiliki nilai strategis dalam pembangunan nasional serta menjadi tumpuan

dalam pembangunan manusia seutuhnya. Masalah yang kita hadapi saat ini

masih banyaknya keluarga di Indonesia ini yang berada dalam kondisi

prasejahtera, adalah kewajiban kita semua untuk meningkatkan mereka

sehingga mencapai keluarga sejahtera. Untuk mewujudkan tujuan

pembangunan tersebut perlu dilakukan berbagai upaya pembinaan keluarga

dari berbagai aspek kehidupan termasuk segi kesehatannya. Perawat dengan

perannya sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai andil yang

cukup besar dan sangat diharapkan dalam mewujudkan upaya pembinaan

keluarga tersebut sehingga terciptalah suatu keluarga sejahtera yang pada

akhirnya akan membentuk masyarakat dan Negara yang sejahtera pula

1.2. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah yang kami paparkan dalam makalah ini yaitu:

1. Pengertian Keluarga?

2. Ciri-Ciri Keluarga?

3. Tipe Keluarga?

4. Fungsi Pokok Keluarga?

5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan?

6. Peranan Keluarga?

7. Keluarga Sejatra?

8. Dukungan Keluraga?

xi
1.3.Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan dari Penyusunan Makalah Keperawatan Komonitas dan

Kelurga adalah:

a. Tujuan Umum.

1. Agar perawat khususnya Mahasiswa keperawatan mengetahui Peran,

fungsi dan tugas keluraga

2. Menambah wawasan akan bagaimana keperawatan Keluarga

b. Tujuan Khusus.

1. Memberikan Informasi atau pengetahuan kepada Mahasiswa

keperawatan Mengenai Keperawatan Komonitas Keluarga

2. Sebagai Tugas dari Mata Keperawatan Komonitas & Keluarga I

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Keluarga

Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga”

yang berarti “anggota” dan “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan

di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah,

bersatu. Keluarga inti (”nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.

Ada beberapa pendapat tentang pengertian dari keluarga

1. Menurut Departemen Kesehatan RI (1998)

xi
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat

di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

2. Menurut WHO (1969).

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui

pertalian darah adopsi atau perkawinan

2.2. Ciri-Ciri Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan individu-individu yang terbentuk dari

hubungan intim dan ikatan ruhani, untuk menyelenggarakan hal-hal yang

bereknaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Penggolongan ciri-

ciri keluarga:

a. Ciri-ciri Umum

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan

2. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan

dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara

3. Suatu sistim tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan

4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota

kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-

kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk

mempunyai keturunan dan membesarkan anak

5. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang

walau bagaimanapun,tidak mungkin menjadi terpisah terhadap

kelompok keluarga (Mac Iver and Page)

xi
b. Ciri-ciri Khusus

Organisasi keluarga ini dalam beberapa hal tidaklah sama dengan asosiasi

lainnya, di samping memiliki ciri-ciri umum sebagai suatu organisasi

lazimnya, keluarga juga memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut:

1. Kebersamaan: Keluarga merupakan bentuk yang hampir paling

universal di antara bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya.

2. Dasar-dasar emosional: Hal ini didasarkan pada suatu kompleks

dorongan-dorongan yang sangat mendalam dari sifat organis kita,

seperti perkawinan, menjadi ayah, kesetiaan akan maternal, dan

perhatian orang tua.

3. Pengaruh perkembangan: Hal ini merupakan lingkungan

kemasyarakatan yang paling awal dari semua bentuk kehidupan yang

lebih tinggi, termasuk manusia, dan pengaruh perkembangan yang

paling besar dalam kesadaran hidup yang mana merupakan

sumbernya.

4. Ukuran yang terbatas: Keluarga merupakan kelompok yang terbatas

ukurannya, yang dibatasi oleh kondisi-kondisi biologis yang tidak

dapat lebih tanpa kehilangan identitasnya.

5. Posisi inti dalam struktur sosial: Keluarga merupakan inti dari

organisasi sosial lainnya. Kerap di dalam masyarakat yang masih

sederhana, maupun dalam masyarakat yang lebih maju, yang

mempunyai tipe masyarakat patriarkal, struktur sosial secara

keseluruhan dibentuk dari satuan-satuan keluarga.

xi
6. Tanggung jawab para anggota: Keluarga memiliki tuntutan-tuntutan

yang lebih besar dan kontinyu daripada yang biasa dilakukan oleh

asosiasi lainnya. Pada masa krisis manusia mungkin bekerja,

berperang dan mati demi negara mereka. Tetapi mereka harus

membanting tulang sepanjang hidupnya demi keluarga mereka.

7. Aturan kemasyarakatan: halini khususnya terjaga dengan adanya hal-

hal yang tabu di dalam masyarakat dan aturan-aturan sah yang dengan

kaku menentukan kondisi-kondisinya.

8. Sifat kekekalan dan kesemnetaraannya: Sebagai institusi, keluarga

merupakan sesuatu yang demikian permanen dan universal, dan

sebagai asosiasi merupakan organisasi yang paling bersifat sementara

dan yang paling mudah berubah dari seluruh organisasi-organisasi

penting lainnya dalam masyarakat.

2.3. Tipe Keluarga

a. Keluarga Inti (Nuclear Family): keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan

anak-anak.

b. Keluarga Besar (Extended Family): keluarga inti ditambah sanak saudara

misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.

c. Keluarga Berantai (Serial Family): keluarga yang terdiri dari wanita dan

pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga Duda/Janda (Single Family): keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian. K

xi
e. eluarga Berkomposisi (Composite): keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama-sama.

f. Keluarga Kabitas (Cahabitation): dua orang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

g. Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya nilai-nilai global

dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga

yang tidak lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah

kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-laki, paman menikah

dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu ayah dan satu

ibu, dan ayah menikah dengan anak perempuan tirinya. Walaupun tidak

lazim dan melanggar nilai-nilai budaya, jumlah keluarga inses semakin

hari semakin besar. Halini dapat kita cermati melalui pemberitaan dari

berbagai media cetak dan elektronik

h. Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan berdasarkan ikatan

perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan

keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan. Contoh keluarga

tradisional adalah ayah-ibu dan anak hasil dari perkawinan atau adopsi.

Contoh keluarga nontradisional adalah sekelompok orang tinggal di

sebuah asrama

2.4. Fungsi Pokok Keluarga

a. Fungsi keluarga menurut Fridmman (1986)

1. Fungsi afektif

xi
Fugsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan krluarga.fungsi aktif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial.

2. Fungsi sosialisasi

3. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah

sumber daya manusia.

4. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan seluruh anggota seperti memenuhi kebutuhan makanan,

pakaian, dan tempat tinggal.

5. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek

asuhan kesehatan ,yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan

kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.

b. Fungsi keluarga nenurut Allender(1998)

1. Affection

 Menciptakan suasana persaudaraan atau menjaga perasaan

 Mengembangkan kehidupan sexual dan kebutuhan sexual.

2. Security and acceptance

 Mempertahankan kebutuhan fisik

 Menerima individu sebagai anggota keluarga

xi
3. Identity and satisfaction

 Mempertahankan motivasi

 Mengembangkan peran dan self image

 Mengidentifikasi tingkat social dan kepuasan aktifitas

4. Affiliation and companionship

 Mengembangkan pola komunikasi

 Mempertahankan hubungan yang harmonis

5. Socialization

 Mengenal kultur (nilai dan prilaku)

 Aturan atau pedoman hubungan internal dan eksternal

   Melepas anggota

6. Controls

 Mempertahankan control social

 Adanya pembagian kerja

 Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada

2.5. Tugas Keluaraga dalam Bidang Kesehatan

1. Pemberi informasi

Dalam hal ini perawat memberitahukan kepada keluarga tentang segala

sesuatu, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan.

2. Penyuluh

xi
Agar keluarga yang dibinanya mengetahui lebih mendalam tentang

kesehatan dan tertarik untuk melaksanakan maka perawat harus

memberikan penyuluhan baik kepada perorangan dalam keluarga ataupun

kelompok dalam masyarakat.

3. Pendidik

Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu individu,

keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai tujuan

tersebut perawat hares mendidik keluarga agar berperilaku sehat dan selalu

memberikan contoh yang positif tentang kesehatan.

4. Motivator Apabila keluarga telah mengetahui, dan mencoba melaksanakan

perilaku positif dalam kesehatan, harus terus didorong agar konsisten dan

lebih berkembang. Dalam hal inilah perawat berperan sebagai motivator.

5. Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan kesehatan adalah wajib

bagi setiap perawat untuk memperkenalkan sarana pelayanan kesehatan

kepada keluarga khususnya untuk yang belum pernah menggunakan

sarana pelayanan kesehatan dan pada keadaan salah satu/lebih anggota

keluarga perlu dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.

6. Penghubung keluarga dengan sektor terkait. Adakalanya masalah

kesehatan yang ditemukan bukanlah disebabkan oleh faktor penyebab

yang murni dari kesehatan tetapi disebabkan oleh faktor lain. Dalam hal

ini perawat harus menghubungi sektor terkait.

xi
7. Pemberi pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tugas perawat yaitu memberi

Asuhan Keperawatan yang profesional kepada individu, keluarga dan

masyarakat. Pelayanan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan

mental, keterbataan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju

kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan

yang dilakukan bersifat "promotif', `preventif', "curatif' serta "rehabilitatif'

melalui proses keperawatan yaitu metodologi pendekatan pemecahan

masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-langkah sebagai subproses.

Kegiatan tersebut dilaksanakan secara profesional, artinya tindakan,

pelayanan, tingkah laku serta penampilan dilakukan secara sungguh-

sungguh dan bertanggung jawab atas pekerjaan, jabatan, bekerja keras

dalam penampilan dan mendemontrasikan "SENCE OF ETHICS ".

8. Membantu keluarga dengan mengenal kekuatan mereka dan menggunakan

kekuatan mereka untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya

9. Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat sehingga didapat data

yang akurat dan dapat dilakukan suatu intervensi yang tepat. Peran-peran

tersebut di atas dapat dilaksanakan secara terpisah atau bersama-sama

tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi.

2.6. Peranan Keluarga

a. Peran- peran formal

Peran- peran formal bersifat eksplisit yaitu setiap kandungan struktur

peran kelurga. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah

sebagai berikut:

xi
1. Peranan Ayah 

Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai

anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat

dari lingkungannya.

2. Peranan Ibu  

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-

anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,

disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah

tambahan dalam keluarganya.

3. Peran Anak

Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual

b. Peran- peran informal

Peran- peran informal bersifat implisit biasanya tidak tampak ke

permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan

emosional individu dan atau untuk menjaga keseimbangan dalam

keluarga.misalnya: pendorong, penguat, pendamai, pengharmonis

2.7. Keluarga Sejatra

xi
a. Keluarga Sejahtera I

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhnan dasarnya secara

minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya

seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi lingkungan tempat

tinggal dan trasportasi. Pada keluarga sejahtera I kebutuhan dasar (a s/d e)

telah terpenuhi namun kebutuhan sosial psikologi belum terpenuhi yaitu:

1. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.

2. Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyadiakan daging, ikan

atau telur.

3.   Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang 1 stel pakaian

baru pertahun

4. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap pengguna

rumah

5. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam kedaan sehat

6. Paling kurang satu anggota 15 tahun keatas, penghasilan tetap.

7. Seluruh anggota kelurga yang berumur 10-16 tahun bisa baca tulis

huruf latin.

8. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini

9. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga pasang yang usia subur

memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)

b. Keluarga Sejahtera II

Yaitu keluarga disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasasrnya,

juga telah dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti

xi
kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. Pada keluarga

sejahtera II kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi (a s/d n

telah terpenuhi) namun kebutuhan pengembangan belum yaitu:

1. Mempunyai upaya untuk meningkatkan agama.

2. Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.

3. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan

ini dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.

4. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat dilingkungan keluarga.

5. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang 1 kali

perbulan.

6. Dapat memperoleh berita dan surat kabar, radio, televisi atau majalah.

7. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana trasportasi sesuai

kondisi daerah.

c. Keluarga Sejahtera III

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar,

kebutuhan sosial psikologis dan perkembangan keluarganya, tetapi belum

dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat seperti

sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

Pada keluarga sejahtera III kebutuhan fisik, sosial psikologis dan

pengembangan telah terpenuhi (a s/d u) telah terpenuhi) namun

kepedulian belum yaitu:

xi
1. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan

sumbangan bagi kegiatan sosial/masyarakat dalam bentuk material.

2. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus

perkumpulan atau yayasan atau instansi masyarakat.

(BKKBN,1994:21-23).

3. Kesejahteraan pada hakekatnya dapat terpenuhinya kebutuhan

(pangan, sandang, dan papan) yang harus dipenuhi dengan kekayaan

atau pendapatan yang dimiliki barulah dikatakan makmur dan

sejahtera

d. Keluarga pra sejahtera

Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic

need) secara minimal, seperti kebutuhan akan spiritual, pangan, sandang,

papan, kesehatan dan KB

1. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota

keluarga

2. Pada umunya seluruh anggota keluarga, makan dua kali atau lebih

dalam sehari

3. Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian berbeda di rumah,

bekerja, sekolah atau berpergian.

4. Bagian yang terluas dari lantai bukan dari tanah.

5. Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke

sasaran kesehatan.

2.8. Dukungan Keluarga

xi
a. Dukungan emosional (emosional support)

Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istrahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Melipiti

ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap anggota keluarga

yang menderita penyakit (misalnya umpan balik penegasan) (marlyn

1998)

b. Dukiungan penghargaan (apprasial assistance)

Keluarga bertindak sebagai bimbingan pemechan masalah dan sebagai

sumber dan palidatorindentitas anggota. Terjadi lewat ungkapan hormat

(penghargaan) positif untuk penderita penyakit, persetujuan dengan

gagasan atau perasaan indidvidu dan perbandingan positif penderita

penyakit dengan penderita lainya seperti orang-orang yang kurang mampu

atau lebih buruk dari keadaanya (menambah harga diri) (marlyn 1998)

c. Dukungan materi (tangible assistance)

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan kongkrit,

mencangkup bantuan lagsung seperti dalam bentuk uang, peralatan,waktu,

modifikasi lingkunagan maupun menolong dengan pekerjaan waktu

mengalami stres (marlyn 1998)

d. Dukungan Informasi ( informasi support)

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disse minator (penyebar)

informasi tentang dunia mencangkup memberi nasehat, petunjuk-

xi
petunjuk, saran atau umpan balik. Bentuk dukungan keluarga yang

diberikan oleh keluarga adalah dorongan semangat, pemberian nasehat

atau mengawasi tentang pola makanan sehari-hari dan pengobatan.

Dukungan keluarga, merupakan perasaan individu yang dapat perhatian,

disenangi, dihargai dan termaksut bagian dari masarakat ( utami 2003)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Secara operasional Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN

telah menyusun rumusan kualitas kehidupan keluarga yang diukur dari

tingkat kemampuan setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota

keluarganya. Rumusan tahapan kualitas keluarga tersebut adalah sebagai

berikut :

xi
1. Keluarga sejahtera tahap I

2. Keluarga sejahtera tahap II

3. Keluarga sejahtera tahapIII

4. Tahap prasejahtera

3.2. Saran

Perubahan-perubahan perlu segera dilakukan khususnya dalam

manajemen keperawatan sebagai upaya peningkatan mutu Asuhan

Keperawatan kepada individu, keluarga maupun masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.  Konsep Keluarga diakses melalui

http://www.scribd.com/doc/4857129/KONSEP-KELUARGA#fullscreen:on

pada tanggal 9 November 2010

Akhmadi.2009.  Konsep Keluarga diakses melalui

http://www.rajawana.com/artikel/pendidikan-umum/391-konsep-

keluarga.html pada tanggal 9 November  2010

xi
Says. 2010. Konsep Keluarga diakses melalui

http://blog.ilmukeperawatan.com/konsep-keluarga.html pada tanggal 9

November 2010.

Sam, Arianto.2008. Pengertian Keluarga diakses melalui

http://sobatbaru.blogspot.com/2008/12/pengertian-keluarga.html pada

tanggai 9 November 2010.

Friedman, Marilyn M. 1998.  Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik edisi 3. 

Jakarta : EGC

xi

Anda mungkin juga menyukai