Anda di halaman 1dari 60

Katalog : 9302020.

5309

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO


KABUPATEN FLORES TIMUR
MENURUT PENGELUARAN
2015-2019
.id
go
s.
bp
b.
ka
ur
im
st
re
lo
//f
s:
tp
ht

BADAN PUSAT STATISTIK


KABUPATEN FLORES TIMUR
ht
tp
s:
//f
lo
re
st
im
ur
ka
b.
bp
s.
go
.id
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN FLORES TIMUR MENURUT PENGELUARAN
2015-2019

ISSN : 2598-0491
Nomor Publikasi : 53090.2009
Katalog : 9302023.5309
Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm
Jumlah halaman : iv + 51

.id
Naskah :

go
Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores Timur

s.
bp
b.
Gambar Kulit :
ka

Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores Timur


ur
im
st

Diterbitkan Oleh :
re

© Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores Timur


lo
//f
s:

Dicetak Oleh :
tp

CV. CHRISEVEL
ht

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, danatau menggandakan


sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat
Statistik
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa dalam berbagai kendala ketersediaan input

data, BPS Kabupaten Flores Timur dapat menyelesaikan penyusunan publikasi “Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran Tahun 2015-2019”

Adapun isi dari publikasi ini antara lain memaparkan tinjauan teoritis mengenai komponen

PDRB menurut penggunaan dan batasannya serta data dan perkembangan PDRB Penggunaan yaitu

tahun 2015-2019. Kami sadari bahwa publikasi ini masih mengandung kelemahan, sehingga

diharapkan masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaannya di masa yang akan datang.

id
o.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga dapat terwujudnya

.g
ps
publikasi ini, diucapkan terima kasih. .b
kab
ur
im

Larantuka, Mei 2020


st
re

Kepala Badan Pusat Statistik


lo

Kabupaten Flores Timur


//f
s:
tp
ht

Ir. Kornelis Lonek Ama

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 3

1.2 Perubahan Tahun Dasar PDRB 6

BAB II METODA ESTIMASI DAN SUMBER DATA 11

2.1 Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga (PK-RT) 13

id
o.
2.2 Pengeluaran Konsumsi Akhir Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) 15

.g
ps
2.3 Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah 17
.b
2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 20
k ab

2.5 Perubahan Invektori 23


ur
im

2.6 Ekspor-Impor 26
st
re
lo

BAB III TINJUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN FLORES TIMUR MENURUT PDRB PENGELUARAN
//f

2015-2019 29
s:

3.1 PERKEMBANGAN PDRB PENGELUARAN 31


tp
ht

3.2 PERKEMBANGAN KOMPONEN PDRB PENGELUARAN 35

3.2.1 Konsumsi Akhir Rumah Tangga 35

3.2.2 Konsumsi Akhir LNPRT 37

3.2.3 Konsumsi Akhir Pemerintah 38

3.2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 40

3.2.5 Perubahan Invektori 41

3.2.6 Ekspor Barang Dan Jasa 42

3.2.7 Impor Barang dan Jasa 43

BAB IV PDRB PERKAPITA 45

4.1 PDRB Nominal 47

BAB V PENUTUP 51

iv
ht
tp
s:
//flo
re
stim
ur
ka
b.
bp
s.
go
.id
BAB I
PENDAHULUAN
ht
tp
s:
//flo
re
stim
ur
ka
b.
bp
s.
go
.id
1.1 PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto menurut pengeluaran (PDRB Pengeluaran) merupakan salah
satu bentuk tampilan data ekonomi suatu wilayah, di samping bentuk tampilan lain seperti PDRB
menurut lapangan usaha, Tabel Input-Output, Sistem Neraca Sosial Ekonomi, dan Neraca Arus
Dana. Di dalam sistem kerangka kerja (frame work) data ekonomi suatu wilayah, PDRB Pengeluaran
merupakan ukuran dasar (basic measure) yang menggambarkan penggunaanatas barang dan jasa
(product) yang dihasilkan melalui aktivitas produksi. Dalam konteks ini, PDRB Pengeluaran
itumenggambarkanhasil “akhir”dari proses produksi yang berlangsung dalam batas-batas teritori
suatu wilayah. Berbagai jenis barang dan jasa akhir tersebut akandigunakan untuk memenuhi
permintaan akhir oleh pelaku ekonomi domestik maupun pelaku ekonomi dari luar wilayah bahkan

id
dari luar negeri. Beberapaagregat penting dapat diturunkan dari PDRB Pengeluaranini seperti

o.
.g
variabel Pengeluaran Konsumsi Akhir, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik, serta

ps
ekspor dan impor. .b
ab

PenghitunganPDRB melalui pendekatan pengeluaran (expenditure) tidak terlepas


k
ur

daripenghitungan PDRB melalui pendekatan lapangan usaha (production). Sungguhpun demikian,


im

PDRB Pengeluaran diestimasi secara independen dengan menggunakan data dasar yang relatif
st
re

berbeda.PDRB Produksi menggambarkan aktivitas produksi,serta pendapatan yang diterima pemilik


lo

faktor produksi yang terlibat (balas jasa faktor produksi)1.Sedangkan PDRBPengeluaran


//f
s:

menggambarkan aktivitas pengeluaran yang dilakukanpara pelaku ekonomi untuk mendapatkan


tp

barang dan jasa yang diproduksi tersebut.Melalui PDRB Pengeluaran juga dapat dilihat
ht

keterkaitannya dengan penyediaan barang dan jasa yang berasal dari domestik maupun dari
impor.Melalui hubungan ini terlihat titik keseimbangan makro antara sisi penyediaan(supply side)
dan sisi permintaan (demand side) barang dan jasa.

Secara konsep2penghitunganPDRB dari sisi yang berbeda di atas dimaksudkan untuk: i)


memastikan konsistensi dan kelengkapan di dalam membuat estimasi; ii) memberi manfaat lebih di
dalam melakukan analisis; dan iii) mengontrol kelayakanhasil estimasi.Secara teoritis, kedua
pendekatan tersebut akan menghasilkan nilai yang sama besar (equivalent). Namun karena
pendekatan estimasi dan metoda pengukuran yang digunakan berbeda, maka akan muncul selisih
statistik (statistical descrepancy).

Dengan demikianPDRB Pengeluaranmenjelaskan besarnya nilaibarang dan jasa (output) yang


dihasilkan dalam wilayah domestik, yang digunakan sebagai konsumsi “akhir” oleh masyarakat.

1Termasuk di dalamnya penyusutan dan pajak tidak langsung “neto” (pajak tidak langsung dikurangi subsidi)
2Handbook of National Accounting. Accounting for Production: Sources and Methods (Series F no 30 United Nations)
PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 3
2015 - 2019
Secara spesifik, yang dimaksud dengan konsumsi akhir adalah penggunaan barang dan jasa yang
tidak dimaksukan untuk diproses lebih lanjut (dikonsumsi habis).Penggunaan produk akhir
tersebutdiwujudkandalam bentuk “permintaan akhir”. Permintaan akhir yang dimaksud terdiri dari
komponen-komponen Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumahtangga (PK-RT), Pengeluaran Konsumsi
Akhir Lembaga Non Profit Yang Melayani Rumahtangga (PK-LNPRT), Pengeluaran Konsumsi Akhir
Pemerintah (PK-P), Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Perubahan Inventori (PI), serta
komponen Ekspor barang dan jasa.

Dalam menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi permintaan akhir masyarakat tersebut,
tidak terlepas dari ketergantungan pada produk yang berasal dari dari luar wilayah atau luar negeri
(impor). Berbagai barang dan jasa yang menjadi konsumsi akhir masyarakat di dalamnya
akanterkandung produk impor. Sehingga dalam mengukur besarnya nilai tambah domestik (PDRB),

id
o.
komponen impor barang dan jasa harus dikeluarkan atau dikurangkan dari penghitungan konsumsi

.g
atau permintaan akhir.Tingginya permintaan tidak selalu diimbangi oleh penyediaan

ps
.b
domestik,sehingga kondisi ini menjadi peluang bagi masuknya produk impor.Data empiris
ab

menunjukkanbahwa dari waktu ke waktu, perdagangan produk impor terus berkembang baik secara
k
ur

kuantitas, nilai, maupun ragamnya.


im
st

Secara konsep, PDRB Produksi (Y) sama besar dengan PDRB Pengeluaran (E), namun dalam
re

kenyataannya tidaklah demikian. Selain berbeda dalam struktur atau komposisi, pendekatan
lo
//f

pengukuran antar keduanya juga berbeda.Dalam penyajian data PDRB, perbedaan inidiletakkan
s:

pada sisi PDRBPengeluaran.Unsur yang menyebabkan perbedaantersebut antara lainadalah konsep


tp
ht

dan basis pengukuran, metoda dan cakupanpengukuran, serta data dasar yang digunakanuntuk
estimasi. Melalui penjelasan inipara pengguna data PDRB tidak mempermasalahkan adanya
perbedaan (statistical descrepancy) tersebut.

Penyusunan dataPDRBPengeluaranjuga dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana


“pendapatan” (Y) yang tercipta melalui proses produksi menjadi sumber pendapatan masyarakat3,
yang akandigunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir.

Dari sudut pandang lain, PDRBPengeluaran juga menjelaskan penggunaan dari sebagian besar
produk domestik bruto untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir, atau dengan istilah yang
berbeda disebut sebagai “output akhir (final output)”. Mengkaitkan antara pendapatan

3. - Yang dimaksud adalah rumahtangga, pemerintah, lembaga non profit yang melayani rumah tangga serta sektor produksi (produsen) di wilayah
domestik
- Disebut sebagai pendekatan “riil”
- Siklus ekonomi secara umum yang menjelaskan tentang hubungan antara balas jasa faktor produksi (pendapatan) dengan pengeluaran atas
penggunaan berbagai produk barang dan jasa oleh faktor produksi tersebut
4 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran
Tahun 2015 - 2019
danpengeluaran untuk pembelianbarang dan jasadari produk domestik maupun impor (termasuk
untuk diekspor) merupakan bentuk analisis yang sederhana dari data PDRB. Keharusan memiliki
jumlah yang sama pada kedua model pendekatan PDRB tersebut, secara simultan dapat ditunjukkan
melalui model atau persamaan Keynesian sbb :

Y = C + GFCF + Δ Inventori + X – M

Y (Income) = PDRB Produksi


C (Consumption) = Konsumsi akhir

id
GFCF (Gross Fixed Capital Formation) = Pembentukan Modal Tetap Bruto

o.
Δ Inventori = Perubahan Inventori

.g
ps
X = Ekspor
.b
M = Impor
kab
ur
im

Persamaan diatas menunjukkanpendapatan atau nilai tambah brutodari hasil penghitungan


st
re

PDRBProduksi akan “identik” dengan PDRBPengeluaran. Jika Y adalah pendapatan, C adalah


lo

konsumsi akhir, dan GFCF serta Δ Inventori merupakan bentuk investasi fisik, maka selisih antara
//f
s:

ekspor dengan impor menggambarkan surplus atau defisit dari aktivitas perdagangan barang dan
tp
ht

jasa antarwilayah, baik dengan wilayah lain ataupun dengan luar negeri.

Melalui pendekatan ini dapat diketahui perilaku masyarakat dalam menggunakan pendapatan,
apakah hanya untuk tujuan konsumsi (akhir) atau juga untuk tujuan investasi (fisik).Selain itu juga
dapat diketahui besarnya ketergantungan ekonomi wilayah (domestik) terhadap luar negeri dalam
bentuk perdagangan internasional (external transaction). Selisih antara ekspor dan impor juga disebut
sebagai “ekspor neto”.

Sebagaimana PDRB Produksi, dari PDRB Pengeluaran juga dapat diturunkan berbagai data
agregat terntang perekonomian wilayah seperti nilai nominal, struktur atau distribusi
pengeluarankonsumsi akhir, pertumbuhan “riil”, serta indeks harga implisit. Data yang dimaksud
tersediabaik untuk masing-masing komponen PDRB Pengeluaran maupun untuk total
perekonomian.

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 5


2015 - 2019
1.2 PERUBAHAN TAHUN DASAR PDRB

Mengapa Tahun Dasar PDRB Perlu Diubah?

Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada kondisi perekonomian
global maupun lokal, yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial
global yang terjadi tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA),
perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional, serta semakin meluasnya jasa layanan
pasar modal merupakan beberapa contoh perubahan yang perlu diantisipasi dalam mekanisme
pencatatan data statistik nasional.

Satu bentuk implementasi dari System of National Accounts(SNA) adalah melakukan perubahan

id
tahun dasar PDB/PDRB.Di Indonesia kegiatan perubahan tahun dasar dari tahun 2000 ke

o.
.g
2010dilakukan bersamaan dengan upaya mengimplementasirekomendasi Perserikatan Bangsa-

ps
Bangsa (PBB) yang tertuang dalam buku panduan SNA2008. Kegiatan inidiawali dengan menyusun
.b
ab

kerangka kerja dalam bentukSupply and Use Tables (SUT) Indonesia untuk tahun data 2010.Dari
k
ur

kerangka SUT tersebutdiperoleh nilai estimasi PDBdan komponen-komponennya.Selanjutnya nilai


im

PDB maupun komponennya ini dijadikan sebagai acuan (benchmark) ketika BPS Provinsi maupun
st

BPS Kabupaten/Kota menyusun PDRB-nya.Untuk itu, guna menjaga konsistensidengan hasil


re
lo

penghitungan PDB, makaperubahan tahun dasar PDRB dilakukan secara simultan dengan
//f
s:

perubahan tahun dasar PDB.


tp
ht

Apa yang Dimaksud dengan SNA2008?

SNA2008 merupakan rekomendasi internasional tentang tata carapengukuranaktivitas


ekonomi, yang telah sesuai dengan penghitungan konvensional berdasarkan prinsip-prinsip
ekonomi. Rekomendasi dinyatakan dalam sekumpulan konsep, definisi, cakupan, dan klasifikasi,
serta aturan neraca yang disepakati secara internasional dalam mengukur indikator ekonomi makro
(account)seperti PDB/PDRB.

SNA dirancang guna menyediakan informasi tentang aktivitas yang dilakukan oleh para pelaku
ekonomi, utamanya aktivitas produksi, konsumsi, dan aktivitas akumulasi aset fisik.SNA dapat
dimanfaatkan antara lainuntuk kepentingan analisis, perencanaan dan penetapan kebijakan ekonomi.
Melalui kerangka SNA, fenomena suatu perekonomi wilayah dapat dijelaskan dan dipahami dengan
lebih baik.

6 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
Apa Manfaat Perubahan Tahun Dasar?

Manfaat perubahan tahun dasar PDRB diantaranya adalah:

a. Menginformasikan kondisi ekonomiterkini, seperti terjadinya perubahan struktur dan


pertumbuhan ekonomi;
b. Meningkatkan kualitas PDRB;
c. Menjadikan PDRB dapat diperbandingkan secara nasional.

Apa Implikasi Perubahan Tahun Dasar?

Perubahantahun dasar PDRB antara lain berdampak pada:

a. Meningkatkannilai PDRB, yang pada gilirannya berpengaruh pada perubahan kelompok

id
pendapatan(dari wilayah berpendapatan rendah menjadi menengah atau tinggi), serta

o.
.g
pergeseran struktur ekonomi;

ps
b. Perubahan besaran indikator makro seperti rasio pajak, rasio hutang, rasio investasi dan
.b
ab
tabungan, neraca perdagangan, serta struktur dan pertumbuhan ekonomi;
k

c. Perubahan input data untuk keperluanmodelingdan forecasting.


ur
im
st

Mengapa Tahun 2010 sebagai tahun dasar?


re
lo

Terpilihnya tahun 2010 sebagai tahun dasar didasarkan atas beberapa alasan sbb:
//f
s:

 Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 relatif stabil;


tp
ht

 Terjadinya perubahan struktur ekonomi Indonesia selama 10 (sepuluh) tahun terakhir,


terutama di bidang informasi, teknologi dan transportasi. Perubahan ini berpengaruh
padapola distribusi dan munculnya beberapa produk baru;
 Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar, yang harus dilakukan setiap 5 (lima) atau
10 (sepuluh) tahun4;
 Adanya pembaharuan konsep, definisi, cakupan, klasifikasi,sumber data, dan metodologi
penghitungan sesuai rekomendasi SNA2008;
 Tersedianya data dasaruntuk meningkatkan kualitas PDRB seperti hasil Sensus Penduduk
2010 dan Indeks Harga Produsen (Producers Price Index);
 Tersedianya kerangka SUT Indonesia tahun 2010, yang menunjukkan keseimbangan antara
produksi, konsumsi serta pendapatan yang tercipta dari aktivitas tersebut.

4SNA1993, para 16.76: “constant price series should not be allowed to run for more than five, or at the most, ten years without rebasing”
PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 7
2015 - 2019
Implementasi SNA 2008 dalam PDRB tahun dasar 2010

Terdapat 118 revisi di SNA 2008 dari SNA sebelumnya, dan 44 diantaranya merupakan revisi
yang utama. Beberapa revisi yang diadopsi dalam penghitungan PDB/PDRB tahun dasar 2010 antara
lainadalah:

 Konsep dan Cakupan

a. Sumber daya hayati (cultivated biological resources/CBR). CBR merupakan nilai aset alam
hasil budidaya manusia, yang diperlakukan sebagai bagian dari output pertanian dan
PMTB. Contohnilai tegakan padi, kelapa sawit dan karet yang belum dipanen, serta nilai
sapi perah yang belum menghasilkan.
b. Sistem persenjataan (military weapon systems/MWS). MWS merupakan nilai pengeluaran

id
pemerintah untuk pengadaan alatpertahanan dan keamanan, yang diperlakukan sebagai

o.
.g
bagian dari output industri peralatan militer dan PMTB seperti pesawat tempur, kendaraan

ps
lapis baja, dan peluru kendali. .b
ab
c. Penelitian dan pengembangan (research and development/RnD). RnD merupakan nilai
k

pengeluaran untuk aktivitas penelitian dan pengembangan, yang diperlakukan sebagai


ur
im

bagian dari output industri yang melakukannya dan PMTB seperti RnD tentang varietas
st

padi, produk otomotif, dan riset pemasaran.


re
lo

d. Eksplorasi dan evaluasi mineral (mineral exploration and evaluation/MEE). MEEmerupakan


//f

nilai pengeluaran untuk aktivitas eksplorasi dan evaluasi barang tambang dan mineral,
s:
tp

tanpa memperhitungkan apakah berhasil atau tidak menemukan cadangan tambang atau
ht

mineral. Biaya eksplorasi dan evaluasi diperlakukan sebagai bagian dari output industri
pertambangan dan PMTB.
e. Bank Sentral (Central Bank/CB).Aktivitas Bank Indonesia yang terkait dengan penyediaan
jasa kebijakan moneter dan pengawasan dipisahkan dari jasa intermediasi keuangan.
Aktivitas tersebut digabungkan dengan aktivitas penyediaan jasa regulasi yang dihasilkan
pemerintahan.
f. Komputer software (computer software and databases/CSD).CSD merupakan nilai pembelian
atau biaya pembangunan databases,yang diperlakukan sebagai bagian dari output industri
yang melakukannya dan PMTB.
g. Produk kekayaan intelektual (entertainment, literary or artistic originals/ELA). ELAmerupakan
nilai pembelian atau biaya pembangunannya,yang diperlakukan sebagai bagian dari output
industri yang melakukannya dan PMTB.

8 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
h. pengeluaran untuk aktivitas eksplorasi dan evaluasi barang tambang dan mineral, tanpa
memperhitungkan apakah kegiatan tersebut berhasil ataupun tidak berhasil menemukan
cadangan tambang atau mineral. Biaya eksplorasi dan evaluasi diperlakukan sebagai bagian
dari output industri pertambangan dan PMTB.

 Metodologi

Output jasa intermediasi keuangan.Output industri ini diestimasi dengan metoda FISIM
(Financial intermediation services indirectly measured / FISIM).FISIMdihitung berdasarkan tingkat
suku bunga simpanan (deposits), bunga pinjaman (loans), dansuku bunga referensi (reference).
Metoda ini menggantikan metodaImputed Bank Services Charge (IBSC).

id
 Valuasi

o.
.g
Nilai tambah bruto lapangan usaha dinilai dengan harga dasar (Basic Price).Harga dasar

ps
merupakan harga keekonomian suatu barang atau jasa pada tingkat produsen, sebelum ada
.b
ab
intervensi pemerintah dalam bentuk pajak dan subsidi atas produk.
k
ur

 Klasifikasi
im
st

Klasifikasi yang digunakan adalah Internasional Standard Industrial Classification (ISIC rev.4)
re

dan Central Product Classification (CPC rev.2).BPS mengadopsi kedua jenis klasifikasi tersebut
lo
//f

menjadi KBLI 2009 dan KBKI 2010.


s:
tp

Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan 2010
ht

PDRB Tahun Dasar 2000 PDRB Tahun Dasar 2010

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga


1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto
5. Perubahan Inventori
4. Perubahan Inventori
6. Ekspor
5. Ekspor
7. Impor
6. Impor

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 9


2015 - 2019
ht
tp
s:
//f
lo
re
st
im
ur
kab
.b
ps
.g
o.
id
BAB II
METODA ESTIMASI DAN SUMBER DATA

.id
go
s.
bp
b.
ka
ur
tim
s
re
//flo
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//flo
re
stim
ur
ka
b.
bp
s.
go
.id
2.1 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR RUMAHTANGGA (PK-RT)

i. Pendahuluan

Sektor rumahtangga mempunyai peran yang cukup besar dalam perekonomian.Hal


ini tercermin dari besarnya sumbangan komponen konsumsi rumahtangga dalam
pembentukan PDRB pengeluaran1.Di samping berperan sebagai konsumen akhir barang
dan jasa, rumahtangga juga berperan sebagai produsen serta penyedia faktor produksi
untuk aktivitas produksi yang dilakukan oleh sektor institusi lainnya.

ii. Konsep dan Definisi

Pengeluaran konsumsi akhir rumahtangga (PK-RT) merupakan pengeluaran atas

.id
barang dan jasa oleh rumahtangga untuk tujuan konsumsi.Rumahtangga didefinisikan

go
sebagai individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan

s.
bp
tempat tinggal.Mereka mengumpulkan pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta
b.
mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama utamanya kelompok makanan dan
ka

perumahan.
ur
tim

iii. Cakupan
s
re
flo

PK-RT mencakup pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumahtangga residen, baik
//

yang dilakukan di dalam maupun di luar wilayah domestik suatu region.Jenis barang dan
s:
tp

jasa tersebut diklasifikasikan menurut Classifications of Individual Consumption by Purpose


ht

(COICOP), sbb:

1. Makanan dan minuman tidak beralkohol


2. Minuman beralkohol, tembakau dan narkotik
3. Pakaian dan alat kaki
4. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya
5. Furniture, perlengkapan rumahtangga dan pemeliharaan rutin
6. Kesehatan
7. Angkutan
8. Komunikasi
9. Rekreasi/hiburan dan kebudayaan
10. Pendidikan

1
Untuk Kabupaten/Kota yang mempunyai hasil tambang/industri/perkebunan dan nilai ekspornya sangat tinggi, umumnyanilai
konsumsi rumahtangganya relatif lebih rendah
PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 13
2015 - 2019
11. Penyediaan makan minum dan penginapan/hotel
12. Barang dan jasa lainnya

Namun dalam publikasi ini, PK-RT hanya diklasifikasi ke dalam7 COICOP, yaitu:

1. Makanan, Minuman, dan Rokok


2. Pakaian dan Alas Kaki
3. Perumahan, Perkakas, Perelngkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga
4. Kesehatan dan Pendidikan
5. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya
6. Hotel dan Restoran
7. Lainnya

.id
iv. Sumber Data

go
s.
Data dasar yang digunakan untuk mengestimasikomponen PK-RT bersumber dari :
bp
 Survei Sosial Ekonomi Nasional/Daerah (Susenas/Suseda), BPS
b.
ka

 Survei Khusus Konsumsi Rumahtangga Triwulanan (SKKRT), BPS


ur

 Sensus Penduduk 2010, BPS


tim

 Data Sekunder (dari dalam maupun luar BPS)


s
re

 Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS


//flo
s:

v. Metoda Estimasi
tp
ht

Komponen PK-RT Tahunan diestimasi dengan metoda sbb:


1. Nilai pengeluaran konsumsi perkapita Susenas/Suseda (untuk PK-RT Tahunan)
2. Data poin 1 dikalikan dengan penduduk pertengahan tahun, dikalikan 12 (PKRT
Tahunan)
3. Data poin 2 dikelompokan menjadi 12 kelompok COICOP, dengan beberapa
komoditas dikontrol secara tersendiri;
4. Terhadap data poin 3, dilakukan kontrol/koreksi dengan menggunakan data
sekunder atau data/indikator suplai;
5. Diperoleh nilai PK-RT Tahunan atas dasar harga berlaku(atas dasar harga
Berlaku) ;
6. Susun Indeks implisit PK-RT berdasarkan IHK Kota (provinsi/kota terdekat);
7. Nilai PK-RT atas dasar harga Konstan diperoleh dengan caramembagi hasil poin 5
dengan poin 6.

14 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
Catatan:

Komponen PK-RT Triwulanan diestimasi dengan menggunakan indeks


perkembangan konsumsi rumahtangga triwulanan yang diperoleh dari hasil
kegiatanSKKRT.

2.2 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR LEMBAGA NONPROFIT YANG


MELAYANI RUMAHTANGGA (PK-LNPRT)

i Pendahuluan

Sektor Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumahtangga (LNPRT) muncul sebagai

.id
sektor tersendiri di dalam perekonomian suatu wilayah.Sektor ini berperan dalam

go
menyediakan barang dan jasa bagianggota maupun bagi kelompok rumahtanggatertentu

s.
secara gratis atau pada tingkat harga yang tidak berarti secara ekonomi.Harga yang tak
bp
b.
berarti secara ekonomi artinya hargayang ditawarkan dibawah tingkat harga pasar
ka

(tidak mengikuti harga pasar yang berlaku).


ur
tim

ii Konsep dan definisi


s
re

LNPRT merupakan bagian dari lembaga non profit (LNP).Untuk diketahui, sesuai
flo

dengan fungsinya LNP dapat dibedakan atas LNP yang melayani rumahtangga (LNPRT)
//
s:

dan LNP yang melayani bukan rumahtangga.


tp
ht

LNPRT merupakan lembaga yang melayani anggota atau rumahtangga, serta tidak
dikontrol oleh pemerintah.Anggota yang dimaksud bukan berbentuk badan
usaha.LNPRT dibedakan atas 7 jenis lembaga, yaitu: Organisasi kemasyarakatan,
Organisasi sosial, Organisasi profesi, Perkumpulan sosial/kebudayaan/olahraga/hobi,
Lembaga swadaya masyarakat, Lembaga keagamaan, dan Organisasi bantuan
kemanusiaan/beasiswa.

iii. Cakupan

Nilai PK-LNPRT merupakan nilai output non-pasar yang dihasilkan oleh LNPRT.
Nilai output non-pasardiestimasiberdasarkan nilai pengeluaran LNPRT dalam rangka
melakukan kegiatan operasional. Pengeluaran yang dimaksud terdiri dari :

a. Konsumsi antara, contoh : pembelian alat tulis dan barang cetakan; pembayaran
rekening listrik, air, telepon, teleks, faksimili; biaya rapat, seminar, perjamuan;

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 15


2015 - 2019
biaya transportasi, bahan bakar, perjalanan dinas; belanja barang dan jasa lainnya;
sewa gedung, sewa perlengkapan kantor dll.
b. Kompensasi tenaga kerja, contoh : upah, gaji, lembur, honor, bonus dan tunjangan
lain
c. Penyusutan
d. Pajak lainnya atas produksi (dikurangi subsidi), contoh: PBB, STNK, BBN dll.

iv. Sumber Data


a. Survei Khusus Lembaga Nonprofit yang melayani Rumahtangga (SK-LNP), BPS
b. SK-LNP Triwulanan (SK-LNPT), BPS
c. Hasil up-dating direktori LNPRT, BPS

.id
d. Indeks Harga Konsumen, BPS

go
s.
v. Metoda Estimasi
bp
b.
Komponen PK-LNPRT Tahunan diestimasi dengan metoda sbb:
ka
ur

1. Nilai pengeluaran konsumsi per jenis lembaga dari hasil SK-LNP;


tim

2. Hasil dari poin 1 dikalikan dengan banyaknya lembaga pada pertengahan tahun
s
re

dari Direktori LNPRT;


flo

3. Terhadap hasil poin 2 dilakukan kontrol/koreksi dengan menggunakan indikator


//
s:

kegiatanhasil SK-LNP seperti jumlah tenaga kerja, penerima layanan, berbagai


tp

even seperti munas, rakerda, dan penanganan bencana;


ht

4. Diperoleh nilai PK-LNPRT tahunan atas dasar harga berlaku (atas dasar
hargaBerlaku);
5. Susun Indeks implisit PK-LNPRT berdasarkan IHK Kota (Provinsi/Kota
terdekat);
6. Nilai PK-LNPRT atas dasar harga Konstan (ADHK) diperoleh dengan membagi
hasil poin 4 dengan poin 5.

Catatan :

Komponen PK-LNPRT Triwulanan diestimasi dengan menggunakan indeks


perkembangan pengeluaran konsumsi LNPRT triwulanan yang diperoleh dari hasil
kegiatan SK-LNPT.

16 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
2.3 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR PEMERINTAH (PK-P)

i. Pendahuluan

Unit pemerintah merupakan unit institusi yang terbentuk melalui proses politik,
serta mempunyai kekuasaan di bidang legislatif, yudikatif, dan eksekutif atas unit
institusi lain yang berada di dalam batas-batas teritori suatu wilayah atau negara.
Pemerintahjuga berperan sebagai penyediabarang dan jasa bagi individu atau kelompok
rumahtangga tertentu, pemungut dan pengelola pajak atau pendapatan lainnya,
sertaberfungsi untuk mendistribusikan pendapatan melalui aktivitas transfer. Dari sudut
pandang lain, unit pemerintahterlibat dalam produksi non-pasar.

Dalam suatu perekonomian, unit pemerintah berperan sebagai konsumen maupun

.id
go
produsen barang dan jasa, serta sebagai regulator yang menetapkan kebijakan di bidang

s.
fiskal maupun moneter.Sebagai konsumen, pemerintah akanmelakukan aktivitas
bp
konsumsi.Sedangkan sebagai produsen, pemerintah melakukan aktivitas produksi dan
b.
ka

investasi.
ur
tim

ii. Konsep dan Definisi


s
re

Nilai PK-P merupakanbesarnya nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh
flo

pemerintah untuk dikonsumsi oleh pemerintah itu sendiri.Nilai tersebut diestimasi


//
s:

dengan pendekatan pengeluaran, yakni sebesarnilai pembelian barang dan jasa yang
tp
ht

bersifat rutin, pembayaran kompensasi pegawai,transfer sosial dalam bentuk barang,


perkiraan penyusutan barang modal, serta nilai output dari unit Bank Indonesia.Nilai
inimasih harus dikurangi nilai penjualan barang dan jasa yang dihasilkan melalui unit
produksi yang takterpisahkan dari aktivitas pemerintahan secara keseluruhan.Aktivitas
yang dimaksud mencakupaktivitas:

1. Memproduksi barang yang sejenis dengan barang yang diproduksiunit


perusahaan seperti publikasi, kartu pos, reproduksi karya seni, dan pembibitan
tanaman di kebun percobaan. Aktivitas menghasilkan barang-barangsemacam itu
bersifat insidentil dan di luar fungsi utama dari unit pemerintah.
2. Memproduksi jasa,seperti penyelenggaraan rumah sakit, sekolah, perguruan
tinggi, museum, perpustakaan, tempat rekreasi dan penyimpanan hasil karya seni
yang dibiayai oleh pemerintah. Dalam parktek, pemerintah akanmemungut biaya,
namun umumnya biaya yang dikenakan tidak akan melebihiseluruh biaya yang

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 17


2015 - 2019
dikeluarkan pemerintah. Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas semacam ini
disebut sebagai penerimaan non-komoditi atau pendapatan jasa.

iii. Cakupan

Sektor pemerintah terdiri dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam
melakukan aktivitasnya, pemerintah kabupaten/kota mengacu pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masing-masing.

PK-P kabupaten/kota mencakup: a). PK-P desa/kelurahan/nagariyang ada di


wilayah kabupaten/kota;b). PK-P kabupaten/kota yang bersangkutan; c). PK-P pusat
yang merupakan bagian dari PK-Pkabupaten/kota.

.id
iv. Sumber Data

go
s.
Data dasar yang digunakan untuk mengestimasiPK-P kabupaten/kota tahunan
adalah: bp
b.
ka

a. Data realisasi APBD Tahunan, Kementrian Keuangan dan Bappeda


ur

b. Statistik Keuangan Daerah, BPS


tim

c. Output Bank Indonesia, Bank Indonesia


s
re

d. Gaji Pegawai Negeri Sipil, Kementrian Keuangan dan Bappeda


flo

e. Indeks Harga dan Indeks Upah, BPS


//
s:

f. Indeks perkembangan pengeluaran pemerintah daerah triwulanan, BPS


tp
ht

v. Metoda Estimasi

Komponen PK-P kabupaten/kota Tahunan diestimasi dengan menggunakan


metoda:

PK-P atas dasar hargaBerlaku =Output – Penjualan barang dan jasa + Social transfer
in kind purchased market production + Output Bank Indonesia

Output non pasar dihitung melalui pendekatan biaya operasional, seperti belanja
pegawai, belanja barang, belanja bantuan sosial dan belanja lain-lain.

Catatan :

1. Komponen PK-P Triwulanan diestimasi dengan menggunakan indeks


perkembangan pengeluaran konsumsi pemerintah daerah triwulanan

18 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
2. PK-P atas dasar harga Konstandiestimasi dengan men-deflate PK-P atas dasar
harga Berlaku dengan menggunakaan deflator berikut:

Jenis Belanja Deflator Keterangan

Belanja Pegawai Indeks Upah Sama dengan Nasional

Belanja Barang IHPB umum tanpa Sama dengan Nasional


ekspor

Penyusutan Indeks Implisit PMTB

Belanja Bansos IHPB umum tanpa Sama dengan Nasional

.id
ekspor

go
s.
Penerimaan barang dan jasa IHK umum Prov atau Kab/Kota terdekat

Social Transfer in kind IHK umum


bp Prov atau Kab/Kota terdekat
b.
ka

Output BI Neraca Jasa


ur
s tim
re
// flo
s:
tp
ht

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 19


2015 - 2019
2.4 PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO (PMTB)

i Pendahuluan

Aktivitas investasi merupakan salah satu faktor penentu di dalam perkembangan


atau pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.Dalam konteks PDRB, aktivitas investas yang
dimaksud adalah investasidalam bentuk fisik. Aktivitas investasi akantercermin melalui
komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan Perubahan Inventori (PI).
Komponen PMTB terkait dengan keberadaan aset tetap (fixed asset) yang terlibat dalam
proses produksi. Aset tetap dapat diklasifikasi menurut jenis barang modal, yakni
dalambentuk bangunan dan konstruksi lainnya; mesin dan perlengkapan;
kendaraan;tumbuhan danternak;serta barang modal lainnya.

.id
go
ii Konsep dan definisi

s.
bp
PMTB didefinisikan sebagai penambahan dan pengurangan barang modal yang
b.
ada pada unit produksi dalam kurun waktu tertentu.Penambahan barang modal
ka

mencakup pengadaan, pembuatan, pembelian, sewa beli (financial leasing)barang modal


ur
tim

baru dari dalam negeri, serta barang modal baru maupunbarang modal bekas dari luar
s

negeri (termasuk perbaikan besar, transfer dan barter), serta pertumbuhan aset
re
flo

sumberdaya hayati yang dibudidaya (Cultivated Biological Resources/CBR). Sedangkan


//

pengurangan barang modal mencakup penjualan,transfer atau barter, serta sewa beli
s:
tp

(financial leasing) barang modal bekas pada pihak lain.Dalam hal pengurangan barang
ht

modal yang disebabkan oleh bencana alam tidak dicatat sebagai pengurangan.

Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun, serta mengalami
penyusutan sepanjang usia pakai-nya. Istilah ”bruto”mengindikasikan bahwa di
dalamnya mengandung unsur penyusutan. Penyusutan atau konsumsi barang modal
(Consumption of Fixed Capital) menggambarkan penurunan nilai barang modal karena
digunakan dalam proses produksi secara normal selama periode tertentu.

iii Cakupan

PMTB mencakup :

1. Penambahan dikurangi pengurangan barang modal baik baru maupun bekas,


seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, bangunan dan
konstruksi lainnya, mesin & perlengkapan, alat transportasi, tumbuhan dan

20 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
hewan yang dibudidaya (cultivated asset), produk kekayaan intelektual (intellectual
property products);

2. Biaya alih kepemilikan atas aset non-finansial yang tidak diproduksi seperti lahan
dan aset yang dipatenkan;

3. Perbaikan besar barang modal, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas


produksi dan usia pakai-nya sepertioverhaul mesin produksi, reklamasi pantai,
pembukaan, pengeringan dan pengairan hutan, serta pencegahan banjir dan erosi.

iv Sumber Data

.id
a. Output industri konstruksi, BPS

go
b. Nilai impor 2 digit HS, BPS

s.
c. Indeks Produksi Industri Besar Sedang, BPS bp
b.
d. Laporan Keuangan Perusahaan, Data Sekunder dari luar BPS
ka

e. Publikasi Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS


ur
tim

f. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), BPS


s

g. Publikasi Statistik Pertambangan dan Penggalian (migas dan non-migas), BPS


re
flo

h. Publikasi Statistik Listrik, Gas & Air Minum, BPS


//

i. Publikasi Statistik Konstruksi, BPS


s:
tp

j. Data Eksplorasi Mineral, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral


ht

k. Statistik Peternakan, Ditjen Peternakan Kementerian Pertanian.

v Metoda estimasi

Komponen PMTBdiestimasi dengan menggunakan metoda langsung ataupun


metoda tidak langsung tergantung ketersediaan data dimasing-masing daerah.

 Metoda Langsung:

PMTB atas dasar harga Berlaku (Domestik) = Barang Modal Domestik + TTM +
Pajak atas Produk (PPN) + Biaya Instalasi

PMTB atas dasar harga Berlaku (Impor)= Barang Modal Impor + TTM +Bea Impor
+ Biaya Instalasi

PMTB atas dasar harga Konstan diperoleh dengan cara men-deflate PMTB atas
dasar harga Berlaku dengan IHPB sbb:

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 21


2015 - 2019
𝑃𝑀𝑇𝐵𝐴𝐷𝐻𝐵
𝑃𝑀𝑇𝐵𝐴𝐷𝐻𝐾 =
𝐼𝐻𝑃𝐵

IHPB yang digunakan adalah IHPB Nasional (2010=100) sesuai jenis barang
modal.

 Metoda Tidak Langsung:

Pendekatan Supply : PMTB atas dasar harga Berlaku = Total Supply Barang x
Rasio PMTB

Pendekatan Ekstrapolasi:PMTB atas dasar harga Konstan (t) = PMTB atas dasar
hargak (t-1) x Indeks Produksi (t)

.id
go
s.
bp
b.
ka
ur
s tim
re
//flo
s:
tp
ht

22 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
2.5 PERUBAHAN INVENTORI (PI)

i Pendahuluan

Dalam suatu perekonomian, inventori atau persediaan merupakan salah satu


komponen penting yang dibutuhkan untuk kelangsungan suatu proses produksi, di
samping tenaga kerja dan barang modal. Komponen tersebut menjadi bagian dari
pembentukan modal bruto atau investasi fisik,yang terjadi di suatu wilayahpada kurun
waktu tertentu.Komponen inventori menggambarkan bagian dari investasi yang
direalisasikan dalam bentuk barang jadi, barang setengah jadi,serta bahan baku dan
bahan penolong. Ketersediaan data tentang perubahan inventori pada suatu periode
akuntansi menjadi penting guna memenuhi kebutuhan analisis tentang aktivitas

.id
investasi.

go
s.
ii Konsep dan definisi
bp
b.
Pengertian sederhana dari inventori adalah barang yang dikuasai oleh produsen
ka

untuk tujuan diolah lebih lanjut (intermediate consumption) menjadi barang lainnya, yang
ur
tim

mempunyai nilai ekonomi atau manfaat yang lebih tinggi. Termasuk dalam pengertian
s

tersebut adalah barang yang masih dalam proses pengerjaan (work in progress), serta
re
flo

barang jadi yang belum dipasarkan dan masih dikuasai oleh produsen.
//
s:

Nilai perubahan inventori merupakan selisih antara nilai inventori di akhir


tp
ht

periodedengan nilai inventori pada awal periode (akuntansi).Perubahan inventori


menjelaskan perubahan posisi barang inventori, yang dapat bermakna penambahan
(bertanda positif) ataupun pengurangan (bertanda negatif).

Bagi produsen, keberadaan inventori diperlukan untuk menjaga kelangsungan dari


proses produksi sehingga perlu dicadangkan, baik dalam bentuk bahan baku ataupun
bahan penolong. Faktor ketidakpastian yang disebabkan oleh pengaruh dari faktor
eksternal juga menjadi pertimbangan bagi pengusaha untuk melakukan pencadangan
(khususnya bahan baku). Bagi pedagang, pengadaan inventori lebih disebabkan oleh
unsur spekulasi, dengan harapan agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Sedangkan bagi pemerintah, pencadangan komoditas yang strategis dimaksudkan


untuk menjaga stabilitas ekonomi, sosial dan politik.Karena menyangkut kepentingan
masyarakat luas, maka beberapa komoditas bahan pokok seperti beras, tepung terigu,
minyak goreng dan gula pasir perlu dicadangkan oleh pemerintah.Namun bagi

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 23


2015 - 2019
rumahtangga, pengadaan inventori barang lebih ditujukan untuk kemudahan dalam
mengatur perilaku konsumsi.

iii Cakupan

Inventori dapat diklasifikasikan menurut jenis barang sbb :

a. Inventori menurut industri, seperti produk atau hasil perkebunan, kehutanan,


perikanan, pertambangan, industri pengolahan, gas kota, air bersih, serta
konstruksi;
b. Inventori menurut jenis bahan baku & penolong (material & supplies), mencakup
semua bahan, komponen atau persediaan untuk diproses lebih lanjut menjadi
barang jadi;

.id
c. Barang jadi, mencakup barang yang telah diproses tetapi belum terjual atau belum

go
s.
digunakan termasuk barang yang dijual dalam bentuk yang sama seperti pada
waktu dibeli; bp
b.
ka

d. Barang setengah jadi, yang mencakup barang yang sebagian telah diolah atau
ur

belum selesai (tidak termasuk konstruksi yang belum selesai);


tim

e. Barang dagangan yang masih dikuasai oleh pedagang untuk tujuan dijual;
s
re

f. Ternak untuk tujuan dipotong;


flo

g. Pengadaan barang oleh pedaganguntuk tujuan dijual atau digunakan sebagai


//
s:

bahan bakar atau persediaan; serta


tp
ht

h. Persediaan pemerintah, yang mencakup barang strategis seperti beras, kedelai,


gula pasir, dan gandum.

iv Sumber Data

Sumber data yang digunakan untuk mengestimasi komponen perubahan


inventoriadalah :

1. Laporan keuangan perusahaan hasil kegiatan survei atau website Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id);
2. Laporan Keuangan Perusahaan BUMN/BUMD, Data Sekunder dari luar BPS
3. Data komoditas pertambangan, Statistik Pertambangan dan Penggalian BPS;
4. Data Inventori Publikasi Tahunan Industri Besar Sedang, BPS;
5. Data komoditas perkebunan;
6. Indeks harga implisit PDRB industri terpilih;

24 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
7. Indeks harga perdagangan besar (IHPB) terpilih;
8. Data persediaan beras, Bulog; data semen, Asosiasi Semen Indonesia; data gula,
Dewan Gula Indonesia ;dan data ternak, Ditjennak Kementan.

v Metoda Estimasi

Komponen Perubahan Inventori(PI) diestimasi dengan menggunakan metoda


revaluasi atau metoda deflasi, tergantung jenis komoditasnya.

a. MetodaRevaluasi
Metoda ini digunakan untuk komoditas pertanian, perkebunan, peternakan,
kehutanan dan pertambangan.

.id
PI atas dasar harga Berlaku =Volumenventori (t)– Volume inventori (t-1)) x Harga

go
per unit

s.
bp
PI atas dasar hargaKonstan = PI atas dasar harga Berlaku / IHPB
b.
ka

b. Metoda Deflasi
ur
tim

Metoda ini digunakan untuk komoditas industri pengolahan dan komoditas lainnya.
s
re

PI atas dasar hargaKonstan = Inventori (t)atas dasar harga Berlaku/IHPB (t)-


//flo

Inventori (t-1)atas dasar harga Berlaku/IHPB (t-1)


s:
tp
ht

PI atas dasar harga Berlaku = PI atas dasar hargaKonstanx IHPB rata-rata (t)

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 25


2015 - 2019
2.6 EKSPOR - IMPOR

i Pendahuluan

Aktivitas ekspor-impor dari danke suatu wilayah diyakini telah terjadi sejak lama,
bahkan sebelum wilayah itu ditetapkan sebagai wilayah pemerintahan.Ragam barang
dan jasa yang diproduksi maupun disparitas harganya menjadi faktor utama munculnya
aktivitas tersebut.Wilayah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan-nya sendiri berusaha
untuk mendatangkan dari luar wilayah atau bahkan dari luar negeri. Di sisi lain, wilayah
yang memproduksi barang dan jasa melebihikebutuhan domestik-nya, terdorong untuk
memperluas pasar ke luar wilayah atau bahkan ke luar negeri.

Seiring perkembangan zaman, aktivitas produksi dan permintaan masyarakat atas

.id
go
berbagai barang dan jasa semakin meningkat.Kemajuan di bidang transportasi dan

s.
komunikasi juga turut memperlancar arus dan distribusi barang dan jasa.Kondisi ini
bp
semakin mendorong aktivitas ekspor-impor dari dan kesuatu wilayah.
b.
ka

ii Konsep dan definisi


ur
tim

Ekspor-impor didefiniskan sebagai alih kepemilikan ekonomi (melalui aktivitas


s
re

penjualan/pembelian, barter, pemberian atau hibah) barang dan jasa antarresiden


flo

wilayah tersebut dengan non-residen(yang berada di luar wilayah atau luar negeri).
//
s:
tp

iii Cakupan
ht

Ekspor-Impor ke dan dari suatu wilayah kabupaten/kota terdiri dari:

a. Ekspor keluar provinsi/kabupaten/kota


b. Impor dari luar provinsi/kabupaten/kota.

Selisih antara ekspor dan impordidefinisikan sebagai Net Ekspor.

26 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
iv Sumber Data

Nilai ekspor-impor wilayah kabupaten/kota didasarkan pada penghitungan Net


Ekspor. Namun sering kali untuk mengestimasinya tidak ada data yang sesuai dengan
konsep dan definisi yangditentukan. Kondisi inilah yang menyebabkan Net Ekspor
kabupaten/kota diperlakukan sebagai item penyeimbang (residual), yakni perbedaan
antara PDRB menurut pengeluaran dengan PDRB menurut lapangan usaha. Selanjutnya
dilakukan pemisahan Net Ekspor menjadi ekspor dan impordengan mengunakan metoda
tidak langsung.

.id
go
s.
bp
b.
ka
ur
tim
s
re
flo
//
s:
tp
ht

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 27


2015 - 2019
.id
go
s.
bp
b.
ka
ur
s tim
re
//flo
s:
tp
ht

28 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
BAB III
TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN
FLORES TIMUR MENURUT PDRB

.id
PENGELUARAN

go
s.
bp 2015-2019
b.
ka
ur
tim
s
re
//flo
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//flo
re
stim
ur
ka
b.
bp
s.
go
.id
3.1 PERKEMBANGAN PDRB PENGELUARAN

Sebagaimana diketahui bahwa sejak tahun 2015, PDRB diestimasi dengan


menggunakan tahun dasar yang baru, tahun 2010 (2010=100) menggantikan tahun dasar
lama, tahun 2000 (2000=100). Penyusunan PDRB dengan tahun dasar baru juga disertai
dengan upaya untuk mengimplementasikan System of National Accounts (SNA) yang baru,
SNA 2008. Ke dua hal tersebut tentu berdampak pada besaran maupun struktur PDRB serta
indikator ekonomi yang diturunkan dari data PDB/PDRB tersebut.

Perekonomian Kabupaten Flores Timur periode 2015-2019 bertumbuh positif yakni


4.61 persen; 4.45 persen; 4.49 persen; 4.75 persen dan 4.86 persen. Peningkatan volume
ekonomi tersebut tercermin baik dari sisi produksi (supply side) maupun sisi permintaan

.id
go
akhir (demand side).

s.
bp
Pada periode tahun 2015-2019 PDRB kabupaten Flotim atas dasar harga berlaku
b.
meningkat cukup signifikan yakni sebesar 3,813.03 miliar Rupiah(2015); 4,163.25 miliar
ka
ur

Rupiah(2016); 4,511.12 miliar Rupiah(2017); 4,901.29 miliar Rupiah(2018) dan 5,252.18 miliar
tim

Rupiah(2019). Peningkatan ini dipengaruhi baik oleh perubahan harga maupun perubahan
s

volume. Peningkatan PDRB sisi produksi diikuti oleh peningkatan PDRB dari sisi
re
flo

permintaan akhir atau PDRB pengeluaran. Peningkatan PDRB menurut komponen


//
s:

pengeluaran Kabupaten Flores Timur pada periode 2015-2019 dapat di lihat pada tabel 1.
tp
ht

Tabel 1. PDRB Aatas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, Kabupaten Flores
Timur 2015 – 2019
(Miliar Rp)
KOMPONEN 2015 2016 2017 2018 2019

1. Konsumsi Rumah 2,918.69 3,225.01 3,545.68 3,787.95 4,080.79


Tangga
2. Konsumsi Lembaga 133.03 143.54 161.56 181.37 195.04
Swasta Nirlaba

3.Konsumsi Pemerintah 1,115.21 1,240.44 1,331.34 1,552.70 1,604.60

4. Pembentukan Modal 898.24 1,116.32 1,233.77 1,394.00 1,462.47


Tetap Bruto

5. Perubahan Inventori 22.26 8.26 9.87 15.13 17.17

6. Ekspor 612.16 322.37 323.53 379.51 383.51

7. Impor 1,886.57 1,892.70 2,094.63 2,409.38 2,491.41

PDRB 3,813.03 4,163.25 4,511.12 4,901.29 5,252.18

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 31


2015 - 2019
Selain dinilai atas dasar harga yang berlaku, PDRB pengeluaran juga dapat dinilai atas
dasar harga Konstan 2010 atau atas dasar harga dari berbagai jenis produk yang dievaluasi
dengan harga tahun 2011. Melalui pendekatan ini, nilai PDRB pada masing-masing tahun
memberikan gambaran tentang perubahan PDRB secara volume atau kuantitas (tanpa
dipengaruhi oleh perubahan harga). PDRB pengeluaran atas dasar harga Konstan 2010
menggambarkan terjadinya perubahan atau pertumbuhan ekonomi secara riil, utamanya
terkait dengan peningkatan volume permintaan atau konsumsi akhir. Peningkatan nilai
PDB atas dasar harga Konstan 2010 Kabupaten Flores Timur pada periode 2015-2019 dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, Kabupaten Flores
Timur 2015 – 2019 (Miliar Rp)

.id
KOMPONEN 2015 2016 2017 2018 2019

go
s.
1. Konsumsi Rumah 2,276.94 2,387.29 2,539.44 2,674.12 2,809.91
Tangga
bp
b.
2. Konsumsi Lembaga 105.07 110.70 120.39 126.84 130.83
ka

Swasta Nirlaba
ur

3. Konsumsi Pemerintah 1,035.91 1,078.72 1,106.28 1,200.80 1,239.15


tim
s

4. Pembentukan Modal 742.25 826.32 879.95 952.41 965.61


re

Tetap Bruto
flo

5. Perubahan Inventori 18.42 6.56 7.41 10.83 12.08


//
s:
tp

6. Ekspor 424.49 205.59 200.68 223.95 223.07


ht

7. Impor 1,687.25 1,569.62 1,671.69 1,855.38 1,885.16

PDRB 2,915.83 3,045.56 3,182.46 3,333.58 3,495.50

Dari tabel 2, terlihat bahwa nilai PDRB atas dasar harga Konstan di Kabupaten Flores
Timur meningkat, yakni sebesar 2,915.83 miliar Rupiah (2015); 3,045.56 miliar Rupiah
(2016); 3,182.46 miliar Rupiah (2017); 3,333.58 miliar Rupiah (2018) dan 3,495.50 miliar
Rupiah (2019).

Nilai PDRB atas dasar harga Berlaku selalu lebih tinggi dari PDRB atas dasar harga Konstan.
Perbedaan tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan harga yang cenderung meningkat.
Sedangkan pada PDB atas dasar harga Konstan, pengaruh dari harga tersebut telah
ditiadakan. Sama halnya PDRB Atas dasar Harga Berlaku, sebagian besar pengeluaran akhir
PDRB Atas dasar Harga Konstan juga menunjukan peningkatan.

32 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
Tabel 3. Distribusi PDRB Atas Dasar HargaBerlaku Menurut Pengeluaran,Kabupaten
2015-2019 (%)
KOMPONEN 2015 2016 2017 2018 2019

1. Konsumsi Rumah Tangga


76.55 77.46 78.60 77.28 77.70

2. Konsumsi Lembaga Swasta 3.49 3.45 3.58 3.70 3.71


Nirlaba

3. Konsumsi Pemerintah 29.25 29.80 29.51 31.68 30.55

4. Pembentukan Modal Tetap


Bruto 23.56 26.81 27.35 28.44 27.85

5. Perubahan Inventori 0.58 0.20 0.22 0.31 0.33

6. Ekspor 16.05 7.74 7.17 7.74 7.30

.id
7. Impor 49.48 45.46 46.43 49.16 47.44

go
PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

s.
bp
Terbentuknya total PDRB pengeluaran tidak terlepas dari kontribusi seluruh
b.
ka

komponen, yang terdiri dari komponen Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumahtangga (PK-
ur

RT), Pengeluaran Konsumsi Akhir Lembaga Non Profit Yang Melayani Rumah Tangga (PK-
tim

LNPRT), Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah (PK-P), Pembentukan Modal Tetap


s
re

Bruto (PMTB), ekspor neto (E) atau ekspor minus impor barang dan jasa.
flo
//

Dari tabel 3 terlihat bahwa selama periode 2015-2019, PDRB Kabupaten Flores Timur,
s:
tp

sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir rumahtangga (PK-
ht

RT). Kontribusi pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDRB di tahun 2018 yakni
sekitar 76.15 - 77.70 persen.

Agregat makro lain yang diturunkan dari data PDRB adalah pertumbuhan riil PDRB
atau pertumbuhan ekonomi (economic growth). Indikator ekonomi ini menggambarkan
kinerja pembangunan ekonomi suatu wilayah. Sebagaimana terlihat dari tabel 4, selama
periode tahun 2015 - 2019 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Flores Timur, yakni sebesar
4.61 persen (2015); 4.45 persen (2016); 4.49 persen(2017); dan 4.75 persen (2018) dan 4.86
persen (2019)

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 33


2015 - 2019
Tabel 4.Laju Pertumbuhan PDRBADHK 2010 Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Flores Timur 2015 – 2019
KOMPONEN 2015 2016 2017 2018 2019

1. Konsumsi Rumah
4.78 4.85 6.37 5.30 5.08
Tangga

2. Konsumsi Lembaga
3.22 5.36 8.75 5.36 3.15
Swasta Nirlaba

3. Konsumsi
9,77 4.13 2.56 8.54 3.19
Pemerintah

4. Pembentukan
9.27 11.33 6.49 8.23 1.39
Modal Tetap Bruto

5. Perubahan
(15.20) (64.37) 12.91 46.14 11.54
Inventori

6. Ekspor 17.64 (51.57) (2.39) 11.59 (0.39)

.id
13.01 (6.97) 6.50 10.99 1.61

go
7. Impor

s.
PDRB 4.61 4.45 4.49 4.75 4.86

bp
b.
ka

Indeks implisit PDRB pengeluaran menggambarkan besarnya perubahan harga yang


ur

terjadi dari sisi konsumen (rumah tangga, LNPRT, pemerintah, dan perusahaan) akhir
tim

barang dan jasa, baik yang digunakan untuk keperluan konsumsi, investasi maupun
s
re

ekspor/impor. Dari tabel 5 akan terlihat tingkat kenaikan harga selama periode tahun
flo

2015- 2019, baik perubahan harga yang terjadi secara umum maupun pada masing-masing
//
s:

komponen.
tp
ht

Tabel 5. Indeks Implisit PDRB Menurut Pengeluaran,


Kabupaten Flores Timur 2015 - 2019
KOMPONEN 2015 2016 2017 2018 2019

1. Konsumsi Rumah
128.19 135.09 139.62 141.65 145.23
Tangga

2. Konsumsi Lembaga
126.61 129.66 134.20 142.99 149.08
Swasta Nirlaba

3. Konsumsi Pemerintah 107.66 114.99 120.34 129.31 129.49

4. Pembentukan Modal
121.02 135.10 140.21 146.37 151.46
Tetap Bruto

5. Perubahan Inventori 120.86 125.91 133.26 139.73 142.12

6. Ekspor 144.21 156.80 161.21 169.46 171.92

111.81 120.58 125.30 129.86 132.16


7. Impor

PDRB 130.77 136.70 141.75 147.03 150.26

34 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
3.2 PERKEMBANGAN KOMPONEN PDRB PENGELUARAN
Perubahan struktur perekonomian suatu wilayah sebagai akibat dari upaya
pembangunan ekonomi yang dilaksanakan pada periode tertentu, tidak terlepas dari
perilaku masing-masing komponen pengguna akhir. Setiap komponen mempunyai
perilaku yang berbeda sesuai dengan tujuan akhir penggunaan barang dan jasa. Data
empiris menunjukan bahwa sebagian besar produk atau barang dan jasa yang tersedia pada
periode tertentu digunakan untuk memenuhi permintaan konsumsi akhir oleh rumah
tangga, LNPRT dan pemerintah, sebagian lagi digunakan untuk investasi fisik dalam
bentuk PMTB dan perubahan inventori. Berikut perilaku masing-masing komponen PDRB
pengeluaranKabupaten Flores Timur untuk periode 2015 – 2019.

.id
3.2.1. Konsumsi Akhir Rumahtangga

go
s.
Komponen Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumahtangga (PK-RT) merupakan
bp
pengeluaran terbesar atas berbagai barang dan jasa yang tersedia. Data berikut
b.
menunjukkan bahwa dari seluruh nilai tambah bruto (PDRB) yang diciptakan di Kabupaten
ka
ur

Flores Timur, ternyata sebagian besar masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan
tim

konsumsi rumah tangga. Dengan kata lain, sebagian besar produk (domestik) yang
s
re

dihasilkan di wilayah Kabupaten Flores Timur, maupun produk (impor) yang didatangkan
flo

dari luar wilayah atau luar negeri akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
//
s:

akhir oleh rumahtangga.


tp
ht

Dalam suatu perekonomian, fungsi utama dari institusi rumahtangga adalah sebagai
konsumen akhir (final consumer) atas barang dan jasa yang tersedia, termasuk konsumsi
oleh rumahtangga khusus (seperti penjara, asrama dan lain-lain). Selanjutnya, berbagai
jenis barang dan jasa yang dikonsumsi tersebut akan diklasifikasikan menurut 7 (tujuh)
kelompok COICOP (Classification of Individual Consumption by Purpose),yaitu kelompok
makanan dan minuman selain restoran; pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya;
perumahan dan perlengkapan rumah tangga; kesehatan dan pendidikan; angkutan dan
komunikasi; restoran dan hotel; serta kelompok barang dan jasa lainnya.

Data berikut menunjukkan bahwa pada periode tahun 2015 – 2019 pengeluaran
konsumsi akhir rumahtangga mengalami peningkatan, baik dari sisi nominal (atas dasar
harga berlaku) maupun secara riil (atas dasar harga konstan).

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 35


2015 - 2019
Kenaikan jumlah penduduk menjadi salah satu pendorong terjadinya kenaikan nilai
pengeluaran konsumsi rumahtangga. Pada gilirannya kenaikkan tersebut juga akan
mendorong laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Tabel 6. Perkembangan Komponen Konsumsi Rumah Tangga,


Kabupaten Flores Timur 2015 - 2019
Uraian
2015 2016 2017 2018 2019
Total Konsumsi Rumah
Tangga
a. ADHB 2010/2010 2,918.69 3,225.01 3,545.68 3,787.95 4,080.79
b. ADHK 2010/2010 2,276.94 2,387.29 2,539.44 2,674.12 2,809.91

proporsi terhadap PDRB 76.55 77.46 78.60 77.28 77.70

.id
Pertumbuhan 4.78 4.85 6.37 5.30 5.08

go
Selama periode 2015 – 2019 proporsi pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap

s.
bp
total PDRB flukuatif 76.55 persen (2015); 77.46 persen (2016); 78.60 persen (2017) ; 77.28
b.
persen (2018) dan 77.70 persen (2019)
ka
ur

Secara rata-rata, konsumsi per rumahtangga dari tahun ke tahun mengalami


tim

kenaikan baik menurut atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010.
s
re

Sementara itu, atas dasar harga Konstan (2010) rata-rata konsumsi per rumah tangga
flo

tumbuh setiap tahunnya dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebesar
//
s:

6.37 persen.
tp
ht

Tabel 7. Proporsi Konsumsi Rumah Tangga Atas dasar Harga Berlaku


Menurut Kelompok Pengeluaran Kabupaten Flores Timur 2015-2019

Jenis Pengeluaran 2015 2016 2017 2018 2019

Kelompok Makanan 50.97 54.18 54.51 55.69 56.15

Kelompok Non
Makanan 49.03 45.81 45.49 44.31 43.85

Konsumsi Makanan 100 100 100 100 100

Dari Tabel memperlihatkan kondisi pertumbuhan kelompok konsumsi

makanan meningkat sebanyak 0.83 persen ditahun 2019 dibandingkan dengan kelompok

36 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
non makanan yang menurun menjadi (1.05) persen. Data ini juga memperlihatkan adanya

pendapatan rumah tangga yang dialokasikan untuk konsumsi makanan jumlahnya

semakin bsesar dibandingkan dengan kelompok non makanan

3.2.2. Konsumsi Akhir LNPRT

Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) adalah salah satu unit

institusi yang melakukan kegiatan produksi, konsumsi dan akumulasi aset. Keberadaannya

diakui oleh hukum atau masyarakat, terpisah dari orang atau entitas lain yang memiliki

atau mengendalikan. Dalam kegiatannya, LNPRT merupakan mitra pemerintah dalam

.id
mengatasi berbagai masalah sosial seperti kemiskinan dan lingkungan hidup.

go
s.
bp
Tabel 8. Perkembangan PengeluaranAkhir Konsumsi LNPRT
Kabupaten Flores Timur 2015 - 2019
b.
ka
ur

Uraian
2015 2016 2017 2018 2019
tim

Total Konsumsi LNPRT


s

a. ADHB (Miliar) 133.03 143.54 161.56 181.37 195.04


re

b. ADHK 2010 (Miliar) 105.07 110.70 120.39 126.84 130.83


flo

Proporsi terhadap PDRB 3.49 3.45 3.58 3.70 3.71


( % ADHB)
//
s:

Pertumbuhan(ADHK
3.22 5.36 8.75 5.36 3.15
2010)
tp
ht

Total pengeluaran konsumsi LNPRT dalam kurun waktu tahun 2015-2019

mengalami peningkatan baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.

Sedangkan pertumbuhan konsumsi LNPRT yang tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu

8.75 persen dan terendah pada tahun 2019 yaitu 3.15 persen.

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 37


2015 - 2019
3.2.3. Konsumsi Akhir Pemerintah

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah terdiri dari Pengeluaran Konsumsi Individu dan

PengeluaranKonsumsi Kolektif. Barang dan jasa individu merupakan barang dan jasa

privat, dimana ciri-ciri barang privat adalah a) Scarcity, yaitu ada kelangkaan/keterbatasan

dalam jumlah. b) Excludable consumption, yaitu konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya

pada mereka yang memenuhi persyaratan tertentu (biasanya harga). c) Rivalrous competition,

yaitu konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau menghilangkan kesempatan

pihak lain untuk melakukan hal serupa. Contoh barang dan jasa yang dihasilkan

.id
pemerintah dan tergolong sebagai barang dan jasa individu adalah jasa pelayanan

go
kesehatan pemerintah di rumah sakit/puskesmas dan jasa pendidikan di

s.
sekolah/universitas negeri.
bp
b.
ka
ur

Sedangkan barang dan jasa kolektif ekuivalen dengan barang publik yang memiliki
tim

ciri a) Non rivalry, yaitu pengeluaran satu konsumen terhadap suatu barang tidak
s
re

mengurangi kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. b) Non
flo
//
s:

excludable, yaitu apabila suatu barang publik tersedia, maka tidak ada yang dapat
tp
ht

menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut atau dengan kata

lain setiap orang memiliki akses ke barang tersebut. Contoh barang dan jasa yang dihasilkan

pemerintah dan tergolong sebagai barang dan jasa kolektif adalah jasapertahanan yang

dilakukan TNI dan keamanan yang dilakukan kepolisian.

38 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
Tabel 9. Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah
Kabupaten Flores Timur
2015 – 2019

Uraian 2015 2016 2017 2018 2019

Total Konsumsi Pemerintah


a. ADHB (Miliar Rp) 1,115.21 1,240.44 1,331.34 1,552.70 1,604.60
b. ADHK 2010 (Miliar Rp) 1,035.91 1,078.72 1,106.28 1,200.80 1,239.15

Proporsi terhadap PDRB


( % - ADHB) 29.25 29.80 29.51 31.68 30.55
Pertumbuhan 9.77 4.13 2.56 8.54 3.19
Secara rata-rata, pengeluaran konsumsi akhir pemerintah menunjukan peningkatan tiap

tahun, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010. Hal ini

.id
mengindikasikan, bahwa secara riil telah terjadi kenaikan dari sisi kuantitas.

go
s.
Proporsi pengeluaran akhir pemerintah terhadap PDB tahun Perkembangan
bp
b.
pengeluaran konsumsi akir pemerintah tahun 2015- 2019 berada di antara 29 persen sampai
ka
ur

dengan 32 persen, pada tahun 2019 pertumbuhan pengeluaran akhir pemerintah


tim

mengalami perlambatan pertumbuhan. Pertumbuhan pengeluaran konsumsi ahkir


s
re
flo

pemerintah tahun 2019 sebesar 3.19 yang sebelumnya mengalami peningkatan yang
//
s:

signifikan sebesar 8.54 persen di tahun 2018.


tp
ht

Salah satu fungsi pemerintah adalah memberikan jasa layanan pada publik atau

masyarakat dalam bentuk jasa kolektif maupun individual. Dalam praktek, pengeluaran

pemerintah ini selalu dikaitkan dengan luasnya cakupan layanan yang diberikan pada

masyarakat (publik), meskipun tidak seluruh masyarakat dapat merasakan manfaatnya

secara langsung. Kondisi tersebut dapat diartikan bahwa setiap rupiah pengeluaran

pemerintah harus ditujukan untuk melayani penduduk, baik langsung maupun tidak

langsung.

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 39


2015 - 2019
3.2.4. Pembentukan Modal Tetap Bruto

Komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada sajian PDRB menurut
pengeluaran, lebih menjelaskan tentang bagian dari pendapatan (income) yang
direalisasikan menjadi investasi (fisik). Atau pada sisi yang berbeda dapat pula diartikan
sebagai gambaran dari berbagai produk barang dan jasa yang sebagian digunakan sebagai
investasi fisik (kapital). Fungsi kapital adalah sebagai input tidak langsung (indirect input)
di dalam proses produksi pada berbagai lapangan usaha. Kapital ini dapat berasal dari
produksi domestik maupun dari impor.

Pengelompokan PMTB pada PDRB tahun dasar 2010 dibagi menjadi 2 (dua)
kelompok yaitu Bangunan dan Non Bangunan. Data di bawah ini menjelaskan bahwa,

.id
secara keseluruhan Nilai PMTB mengalami peningkatan setiap tahun. PMTB berdasarkan

go
ADHK dan ADHB dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, pertumbuhan PMTB

s.
tahun 2019 sebesar 1.39 persen, pertumbuhannya selalu mengelami peningkatan walaupun
bp
b.
peningkatan pertumbuhan melambat .
ka
ur

Tabel 10. Perkembangan dan Struktur PMTB


tim

Kabupaten Flores Timur 2015 – 2019


s
re
flo

Uraian 2015 2016 2017 2018 2019


Total PMTB
//
s:

a. ADHB (Miliar Rp) 898.24 1,116.32 1,233.77 1,394.00 1,462.47


742.25 826.32 879.95 952.41 965.61
tp

b. ADHK 2010 (Miliar Rp)


ht

Proporsi terhadap PDRB


23.56 26.81 27.35 28.44 27.85
(% - ADHB)
Struktur PMTB
a. Bangunan 660.32 808.45 905.59 1,034.40 1,092.87
(Miliar Rp)
(%) 73.51 72.42 73.40 74.20 74.73
b. Non Bangunan
237.92 307.87 328.18 359.60 369.60
(Mil Rp)
(%) 26.49 27.58 26.60 25.80 25.27
Total PMTB
(Miliar Rp) (100,00) (100,00) (100,00) (100,00) (100,00)
(%)
Pertumbuhan (% 9.27 11.33 6.49 8.23 1.39

40 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
3.2.5. Perubahan Inventori

Secara konsep, yang dimaksud dengan perubahan inventori adalah perubahan


dalam bentuk “persediaan” berbagai barang yang belum digunakan lebih lanjut dalam
proses produksi, konsumsi ataupun investasi (kapital). Perubahan yang dimaksud disini
bisa berarti penambahan (bertanda positif) dan atau pengurangan (bertanda negatif).

Dari sisi penghitungan, komponen Perubahan Inventori merupakan salah satu


komponen yang hasilnya bisa memiliki 2 (dua) tanda angka, positif atau negatif (disamping
komponen net ekspor antar daerah). Apabila perubahan inventori bertanda positif berarti
terjadi penambahan persediaan barang, sedangkan apabila bertanda negatif berarti terjadi
pengurangan persediaan. Terjadinya penumpukan barang inventori mengindikasikan

.id
bahwa distribusi atau pemasaran tidak berjalan dengan sempurna. Secara umum,

go
komponen perubahan inventori dihitung berdasarkan pengukuran terhadap nilai

s.
bp
persediaan barang pada awal dan akhir tahun dari dua posisi nilai persediaan (konsep stok).
b.
ka
ur

Tabel 11. Perkembangan dan Struktur Perubahan Inventori


tim

Kabupaten Flores Timur


s

2015-2019
re
flo

Uraian 2015 2016 2017 2018 2019


//
s:

Total Nilai Inventori


tp

22.26 8.26 9.87 15.13 17.17


ht

a. ADHB (Miliar Rp)


b. ADHK 2010 (Miliar Rp) 18.42 6.56 7.41 10.83 12.08

Proporsi terhadap PDRB


(% - ADHB) 0.58 0.20 0.22 0.31 0.33

Berbeda dengan komponen pengeluaran lain yang dapat dianalisis agak rinci,

perubahan inventori baru dapat dianalisis dari sisi proporsinya saja. Perbedaan dalam

pendekatan dan tata cara estimasi menyebabkan komponen inventori tidak banyak dikaji

lebih jauh sebagaimana dilakukan pada pada komponen pengeluaran lainnya. Pada tahun

2015 perubahan invektori atas dasar harga berlaku sebesar 22.26 miliar rupiah dan terus

berfluktuasi sampai di tahun 2019 tercatat sebesar 17.17 miliar rupiah. Besaran perubahan

invektori terbesar di tahun 2015 yaitu 22.26 miliar rupiah. Sejalan dengan komponen ini

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 41


2015 - 2019
menurut harga berlaku dan konstannya proposi perubahan invektori terhadap total PDRB

di kabupaten Flotim mengalami fluktuasi. Proporsi perubahan invektori 0.58 persen (2015);

0.20 persen (2016); 0.22 persen (2017) ;0.31 persen (2018) dan 0.33 persen (2019).

3.2.6. Ekspor Barang dan Jasa

Dalam struktur permintaan akhir, transaksi ekspor menggambarkan


berbagai produk barang dan jasa yang tidak dikonsumsi di wilayah ekonomi Kabupaten
Flores Timur, tetapi dikonsumsi oleh pihak yang berdomisili di wilayah lain, baik itu
kabupaten lain di dalam satu provinsi, provinsi lain, maupun luar negeri, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Termasuk pula dalam ekspor pembelian oleh badan-

.id
badan internasional, kedutaan besar (termasuk konsulat), awak kapal (udara maupun laut)

go
yang singgah dan sebagainya.

s.
bp
b.
Tabel 12. Perkembangan Ekspor
ka

Kabupaten Flores Timur


ur

2015-2019
stim

Uraian 2015 2016 2017 2018 2019


re
flo

Total Nilai Ekspor


//

a. ADHB (Miliar Rp) 612.16 322.37 323.53 379.51 383.51


s:

b. ADHK 2010 (Miliar Rp) 424.49 205.59 200.68 223.95 223.07


tp
ht

Proporsi terhadap PDRB


16.05 7.74 7.17 7.74 7.30
(% - ADHB)

Pertumbuhan
17.64 (2.39) 11.59 (0.39)
(51.57)

1. Secara total, dalam kurun waktu 2015-2019 rata-rata nilai ekspor barang dan jasa

atas menunjukkan fluktuasi setiap tahun. Pada tahun 2015 nilai ekspor barang dan

jasa sebesar 612.16 miliar rupiah meningkat menjadi 322.37 miliar rupiah di tahun

2016 selanjutnya pada tahun 2017 -2019 nilai ekspor sebesar 323.53 miliar

rupiah,379.51 miliar rupiah dan 383.51 miliar rupiah, sedangkan atas dasar harga

konstan nilai ekspor barang dan jasa pada tahun 2015-2019 menunjukan pola yang

sama masing-masing tahun sebesar 424.49 miliar rupiah (2015); 205.59 miliar rupiah

42 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
(2016); 200.68 miliar rupiah (2017); 223.95 miliar rupiah (2018) dan 223.07 miliar

rupiah (2019).

3.2.7. Impor Barang dan Jasa

Aktivitas pengeluaran (konsumsi rumah tangga, LNPRT, dan pemerintah) maupun


PMTB (termasuk inventori) dan ekspor, didalamnya terkandung produk yang berasal dari
impor. PDRB menggambarkan produk yang benar-benar dihasilkan oleh ekonomi
domestik Kabupaten Flores Timur. Sehingga untuk mengukur potensi dan besaran produk
domestik, maka komponen impor tersebut harus dikeluarkan dari penghitungan yaitu
dengan cara mengurangkan nilai PDRB (E) dengan nilai impornya. Hasil pengurangan

.id
inilah yang secara konsep harus sama dengan nilai PDRB menurut lapangan usaha (sektor).

go
Berbeda dengan komponen ekspor, transaksi impor menjelaskan ada tambahan

s.
bp
penyediaan (supply) produk di wilayah ekonomi domestik yang berasal dari non residen.
b.
Impor terdiri dari produk barang maupun jasa, meskipun rincian penggolongan-nya bisa
ka

berbeda dengan ekspor. Komponen impor termasuk pembelian berbagai produk barang
ur
tim

dan jasa secara langsung (direct purchase) oleh penduduk (resident) Kabupaten Flores Timur
s

di luar domestik, baik yang berupa makanan maupun bukan makanan (termasuk jasa).
re
flo

Perkembangan yang terjadi pada transaksi impor barang dan jasa dapat menunjukkan
//

seberapa besar ketergantungan Kabupaten Flores Timur terhadap ekonomi atau produk
s:
tp

wilayah lain, baik wilayah kabupaten/kota lain dalam satu provinsi, provinsi lain, maupun
ht

luar negeri.

Data pada tabel di bawah ini menunjukan bahwa secara total nilai impor barang
tahun 2015-2019 nilai impor Atas Dasar Harga Berlaku selalu mengalami peningkatan di
tahun 2015 ADHB impor sebesar 1,886.57 miliar rupiah (tahun 2015); 1,892.70 miliar rupiah
(tahun 2016), 2,094.63 miliar rupiah (tahun 2017), 2,409.38 miliar rupiah (tahun 2018) dan
menjadi 2,491.41 miliar rupiah (tahun 2019), sedangkan atas dasar harga konstan 2010 nilai
import berfluktuasi, nilai import berdasarkan ADHK tahun 2015-2019 yaitu 1,687.25 miliar
rupiah (Tahun 2015); 1,569.62 miliar rupiah (Tahun 2016); 1,671.69 miliar rupiah (2017),
1,855.38 miliar rupiah (2018) dan 1,885.16 miliar rupiah (2019)

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 43


2015 - 2019
Tabel 13. Perkembangan Impor
Kabupaten Flores Timur
2015-2019

raian 2015 2016 2017 2018 2019

Total Nilai Impor


a. ADHB (Miliar Rp) 1,886.57 1,892.70 2,094.63 2,409.38 2,491.41

b. ADHK 2010 (Miliar Rp) 1,687.25 1,569.62 1,671.69 1,855.38 1,885.16

Proporsi terhadap PDRB


49.48 45.46 46.43 49.16 47.44
(% - ADHB)

Pertumbuhan 13.01 (6.97) 6.50 10.99 1.61

Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai ekspor barang dan jasa Kabupaten

.id
go
Flores timur dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 selalu lebih kecil dibandingkan nilai

s.
bp
impor barang dan jasa. Dengan kata lain bahwa neraca perdagangan Kabupaten Flores
b.
ka

Timur adalah neraca perdagangan negatif. Artinya barang dan jasa yang berasal dari luar
ur
tim

wilayah lebih besar dibandingkan produk domestik yang dikirim keluar wilayah
s
re

Kabupaten Flores Timur.


flo
//
s:
tp
ht

44 PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran


Tahun 2015 - 2019
BAB IV

PERKEMBANGAN AGREGAT PDRB


PENGELUARAN

.id
go
s.
KABUPATEN FLORES TIMUR
bp
b.
ka
ur

2015 - 2019
tim
s
re
//flo
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//flo
re
stim
ur
ka
b.
bp
s.
go
.id
4.1 PDRB (NOMINAL)
Agregat ini menjelaskan nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan di dalam
wilayah ekonomi Kabupaten Flores Timur ,di mana di dalamnya masih terkandung nilai
penyusutan. PDRB dapat digunakan sebagai ukuran “produktivitas”, karena menjelaskan
kemampuan wilayah dalam menghasilkan produk domestik, yang dihitung melalui 3
(tiga) pendekatan, yaitu pendekatan nilai tambah, pengeluaran, dan pendapatan.

Dari series data PDRB pengeluaran dapat diturunkan beberapa ukuran yang
berkaitan dengan PDRB maupun variabel pendukung lain (seperti rumah tangga, dan
tenaga kerja).Untuk melihat perkembangan tingkat pemerataan, misalnya, dapat dilihat
dari data PDRB perkapita

.id
Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Perkapita

go
Kabupaten Flores Timur

s.
Uraian 2015 bp
2016 2017 2018 2019
b.
Nilai PDRB (Miliar)
ka

- ADHB 3,813.03 4,163.25 4,511.12 4,901.28 5,252.18


ur

- ADHK 2010 2,915.83 3,045.56 3,182.46 3,333.57 3,495.49


stim

PDRB perkapita (Ribu Rp)


re
flo

- ADHB 15,500.15 16,855.27 17,901.28 19,296.41 20,516.34


//

- ADHK 2010 11,852.97 12,330.20 12,628.80 13,124.32 13,654.28


s:
tp

Jumlah penduduk (000 org 246 247 252 254 256


ht

PDRB perkapita Kabupaten Flores Timur selalu meningkat dari tahun ke tahun
seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Indikator ini menunjukan bahwa secara
ekonomi setiap penduduk kabupaten Flores Timur mampu menciptakan PDRB atau
(nilai tambah) sebesar nilai perkapitanya pada tahun 2014-2018 PDRB perkapita Flores
Timur selalu mengalami peningkatan pada tahun 2019 sebesar 20,516.34 juta atas dasar
harga berlaku sedangkan atas dasar harga konstan sebesar 13,654.28 juta .

PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 47


2015 - 2019
ht
tp
s:
//flo
re
stim
ur
ka
b.
bp
s.
go
.id
ht
tp
s:
//flo
re
stim
ur
ka
b.
bp
s.
go
.id
PENUTUP
BAB V
ht
tp
s:
//flo
re
stim
ur
ka
b.
bp
s.
go
.id
1. PDRB menurut pengeluaran tahun 2015 s.d 2019 dapat menggambarkan
perubahan struktur dan perkembangan kondisi ekonomi Kabupaten Flores Timur
pada periode bersangkutan. Analisis ekonomi dari sisi PDRB
pengeluaranakanberbeda dengan analisis dari sisi lapangan usaha (industri) yang
lebih fokus pada perilaku produksi. Analisis PDRB pengeluaran terfokus pada
perilaku penggunaan barang dan jasa akhir, baik untuk tujuan konsumsi akhir,
investasi (fisik), maupun perdagangan luar daerah. Empat kelompok sektor atau
pelaku ekonomi yang menggunakan barang dan jasa akhir dalam suatu
perekonomian adalah rumah tangga, lembaga non-profit yang melayani rumah
tangga/LNPRT, pemerintah, dan perusahaan.

2. Publikasi ini menyajikan analisis sederhana tentang perilaku konsumsi, investasi,

.id
dan perdagangan luar negeri dan perdagangan antar daerah yang dimaksud.

go
Analisis didasarkan pada indikator yang diturunkan dari PDRB pengeluaran.

s.
bp
Analisis tersebut juga dilengkapi dengan indikator sosial demografi (seperti
b.
penduduk, rumah tangga, dan pegawai negeri), sehingga hasil analisis yang
ka
ur

disajikan menjadi lebih informatif.


tim

3. Data dapat disajikan dalam bentuk series data dari tahun 2015 s.d 2019, sehingga
s
re

mudah di dalam menggambarkan perubahan atau kecenderungan yang terjadi


flo

antara waktu. Masing-masing parameter disajikan dalam satuan yang berbeda


//
s:

(rupiah, indeks, persentase, rasio, unit, dsb) sesuai dengan tujuan analisis dan
tp
ht

karakteristik masing-masing data.

4. Data dan indikator yang diturunkan dari sajian data PDRB menurut pengeluaran,
dapat dijadikan acuan bagi pengembangan dan perluasan indikator ekonomi
makro lain seperti pendapatan disposabel, tabungan, serta model ekonomi
sederhana yang saling berkaitan antara seluruh variabel ekonomi dan variabel
yang tersedia. Bahkan secara langsung maupun tidak langsung dapat dikaitkan
dengan tampilan data ekonomi makro lain seperti PDRB menurut lapangan usaha
(industri), Tabel Input-Output, Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) dan bahkan
Neraca Arus Dana (NAD).

5. Sebagian data tentang interaksi dengan luar daerah (external account) secara
agregat disajikan disini, seperti ekspor dan impor. Transaksi eksternal ini
menggambarkan seberapa jauh ketergantungan ekonomi Kabupaten Flores Timur
terhadap ekonomi luar daerah.
PDRB Kabupaten Flores Timur Menurut Pengeluaran 51
2015 - 2019
ht
tp
s:
//flo
re
stim
ur
ka
b.
bp
s.
go
.id
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik, Tabel Input Output Indonesia, berbagai seri, Jakarta.

2. ,Pendapatan Nasional Indonesia, berbagai seri, Jakarta.

3. Statistik Matriks Investasi Pemerintah Pusat, berbagai seri, Jakarta.

.id
4. Profil Ekonomi Rumahtangga 1998, Jakarta 1999.

go
s.
5. Frenken Jim, How To Measure Tangible Capital Stocks, Netherlands, 1992.
bp
b.
ka

6. Host Poul, Madsen, Macroeconomic Accounts An Overview, Pamphlet Series, No. 29,
ur
tim

WashingtonDC, 1979.
s
re

7. Keuning. J. Steven, An Estimate of the Fixed Capital Stock By Industry and Types of Capital
// flo

Goods in Indonesia, Statistical Analysis Capability Program, Project Working Paper,


s:
tp
ht

Series No.4, Jakarta 1988.

8. , Input-Output Table and Analysis, Studies in Methods, Series F No. 14 Rev 1, New York,

1973.
ht
tp
s:
//flo
re
stim
ur
ka
b.
bp
s.
go
.id
.id
go
s.
bp
b.
ka
ur
im
st
re
lo
//f
s:
tp
ht

BADAN PUSAT STATISTIK


KABUPATEN FLORES TIMUR
Jl. San Juan, Sarotari Tengah, Larantuka,
86219 Telp (0383) 21164, Faks (0383) 21164,
e-mail : bps5309@bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai