Anda di halaman 1dari 189

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/305992334

Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan Tanaman Pangn, Perkebunan,


Hortikultura, Kehutanan dan Peternakan secara Terpadu di Kabupaten
Gianyar

Book · July 2014

CITATIONS READS

0 4,575

9 authors, including:

I Wayan Supartha A.A. istri Kesumadewi


Udayana University Udayana University
50 PUBLICATIONS   19 CITATIONS    4 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

I Made Arya Utama Ni Made Trigunasih


Udayana University Udayana University
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    10 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

New Record of Silba adipata McAlpine (Diptera: Lonchaeidae) as a Pest of White Chili Fruit in Bali of Indonesia View project

Re-monitoring of the presence of a new species of leafminer Liriomyza spp (Agromyzidae) in association with vegetable crops in Bali and Lesser Sunda Island View
project

All content following this page was uploaded by I Wayan Supartha on 08 August 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

PENGEMBANGAN SENTRA
KOMODITAS UNGGULAN
TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN, HORTIKULTURA,
KEHUTANAN DAN PETERNAKAN SECARA TERPADU
DI KABUPATEN GIANYAR

i
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta


Pasal 2
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau
memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan Pidana
Pasal 72
1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan
atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terbit sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

ii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

PENGEMBANGAN SENTRA
KOMODITAS UNGGULAN
TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN, HORTIKULTURA,
KEHUTANAN DAN PETERNAKAN SECARA TERPADU
DI KABUPATEN GIANYAR

Editor:
Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha MS
Ir. A.A. Istri Kesumadewi, M.Si

Penyusun:
I Wayan Supartha
A.A. Istri Kesumadewi
I Made Arya Utama
I Wayan Susila
I Wayan Suarna
I Dewa Putu Oka Suardi
I Nyoman Dibia
Ni Made Trigunasih
I Gusti Alit Gunadi

PEMERINTAH UNIVERSITAS
KABUPATEN GIANYAR UDAYANA

iii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

PENGEMBANGAN SENTRA
KOMODITAS UNGGULAN
TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN, HORTIKULTURA,
KEHUTANAN DAN PETERNAKAN SECARA TERPADU
DI KABUPATEN GIANYAR

Editor:
Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha MS
Ir. A.A. Istri Kesumadewi, M.Si

Penyusun:
I Wayan Supartha
A.A. Istri Kesumadewi
I Made Arya Utama
I Wayan Susila
I Wayan Suarna
I Dewa Putu Oka Suardi
I Nyoman Dibia
Ni Made Trigunasih
I Gusti Alit Gunadi

Cover & Ilustrasi:


Repro

Diterbitkan oleh:
Percetakan Swasta Nulus

Cetakan Pertama:
2014, xxxvii + 147 hlm, 15,5 x 23 cm

ISBN:
978-602-7599-15-4

Hak Cipta pada Penulis.


Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang :
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.

iv
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

KATA SAMBUTAN

P embangunan pertanian memiliki peranan sangat strategis


terhadap sektor ekonomi karena kontribusinya terhadap
penyediaan bahan pangan, sandang, papan, bahan baku industri, jasa
dibidang pertanian, penyerap tenaga kerja, dan daya tarik pariwisata
melalui budidaya tradisionalnya. Dengan pengelolaan yang terencana,
sistematis, efektif, e¿sien dan inovatif, maka pembangunan sektor
pertanian akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
menggerakkan roda perekonomian, dan meningkatkan pendapatan
pemerintah secara langsung ataupun tidak langsung. Pengembangan
sektor pertanian dengan tujuan memperoleh keuntungan ekonomi dengan
pendekatan agribisnis perlu dilakukan melalui pengembangan ekonomi
kreatif pertanian. Dalam konsep tersebut, keunggulan komoditas lokal
dan potensinya untuk mengangkat sektor pertanian secara ekonomis
harus digali, dikelola dan diperkenalkan secara profesional.
Identi¿kasi komoditas unggulan setiap sub sektor pertanian
di masing-masing kecamatan di Kabupaten Gianyar perlu dilakukan
sebagai dasar dalam menentukan komoditas yang potensial untuk
dikembangkan guna mencapai keuntungan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat yang terkait dengan sektor pertanian. Dalam mengoptimalkan
fungsi pengelolaan, produksi, dan pemasaran komoditas tersebut, maka
pembentukan daerah sentra komoditas unggulan masing-masing sub
sektor pertanian dalam suatu kelompok wilayah kawasan pertanian
terpadu perlu dilakukan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Gianyar bekerjasama dengan Fakultas
Pertanian Universitas Udayana melakukan penelitian dengan tema

v
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan Tanaman Pangan,


Perkebunan, Hortikultura, Kehutanan dan Peternakan secara
Terpadu di Kabupaten Gianyar pada tahun 2014. Hasil kegiatan
tersebut diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul Pengembangan
Sentra Komoditas Unggulan Tanaman Pangan, Perkebunan,
Hortikultura, Kehutanan dan Peternakan secara Terpadu di
Kabupaten Gianyar. Buku tersebut merupakan dokumentasi sekaligus
media sosialisasi keunggulan komparatif masing-masing sub sektor
pertanian di Kabupaten Gianyar yang akan dikembangkan secara terpadu
dalam sentra-sentra komoditas unggulan. Informasi yang terdapat di
dalam buku tersebut, diharapkan akan memberikan gambaran nyata
tentang potensi sektor pertanian di Kabupaten Gianyar bagi pelaku
usahatani, calon konsumen produk dan jasa pertanian, calon investor
serta yang terpenting adalah pengambil kebijakan di tingkat daerah
maupun pusat.

Gianyar, 15 Juli 2014


Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Gianyar

Ir. I Made Gede Wisnu Wijaya, MM

vi
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

KATA PENGANTAR

J aminan untuk memperoleh bahan pangan adalah salah satu


hak fundamental masyarakat Indonesia sehingga pencapaian
ketahanan dan keterjangkauan pangan merupakan suatu keharusan
di seluruh wilayah Indonesia. Ketahanan pangan dapat dicapai bila
pangan yang dihasilkan sesuai dalam hal jumlah, kualitas dan waktu
pada saat dibutuhkan. Oleh karena itu, keberlangsungan produksi bahan
pangan dalam negeri sangat ditentukan oleh kelestarian sektor pertanian
serta kontribusinya terhadap perekonomian wilayah dan kesejahteraan
masyarakat. Dalam hal ini, keterlibatan pemerintah, praktisi agribisnis
dan akademisi sangat penting.
Sehubungan dengan program pemberdayaan sektor pertanian
dalam mendukung sektor ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di
Kabupaten Gianyar, Pemerintah Kabupaten Gianyar melalui Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gianyar menjalin
bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Kerjasama
yang dilakukan pada tahun 2014 adalah Pengembangan Sentra
Komoditas Unggulan Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan secara Terpadu di Kabupaten Gianyar.
Kegiatan kerjasama ditujukan untuk menginventarisasi komoditas
pertanian yang terdapat di Kabupaten Gianyar yang meliputi data
dan informasi produksi, stabilitas produksi dan jenis komoditas yang
dikategorikan unggulan di masing-masing kecamatan. Berdasarkan data
dan informasi tersebut selanjutnya dilakukan pewilayahan komoditas
unggulan ke dalam bentuk-bentuk sentra komoditas yang berada dalam
satu wilayah kawasan pertanian.

vii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Laporan ini telah mengulas secara detail latar belakang, tahapan


penelitian sampai dengan ulasan hasil penelitian yang kemudian
dirangkum dalam suatu kesimpulan dan ringkasan eksekutif. Pada
Bagian akhir dari laporan dilampirkan juga dokumen akademik sebagai
bahan pertimbangan penerbitan Surat Keputusan Kawasan Pertanian oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar. Kami berharap hasil penelitian
yang diulas dalam laporan ini akan ditindaklanjuti untuk mencapai
tujuan mulia mensejahterakan masyarakat petani dan meningkatkan
pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Gianyar. Sebagai akhir
kata, kami menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten
Gianyar melalui seluruh jajaran di bawahnya serta masyarakat yang
sudah berbagi informasi mengenai potensi pertanian diwilayah
Kabupaten Gianyar.

Denpasar, 15 Juli 2014


Penulis & Editor

Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, MS

viii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

RINGKASAN
EKSEKUTIF

K abupaten Gianyar berpotensi sebagai pemasok pangan


terbesar kedua bagi Provinsi Bali setelah Kabupaten Tabanan
karena memiliki lahan pertanian yang cukup luas, yaitu 36.800 ha yang
terdiri dari 14.732 Ha lahan sawah, 22.068 Ha bukan sawah, dan lahan
lainnya seluas 171 Ha termasuk 11.297 Ha lahan kering (BPS Gianyar,
2013). Kabupaten Gianyar mempunyai sekitar 85 jenis komoditas
pertanian yang meliputi 8 jenis tanaman pangan, 20 jenis hortikultura
buah, 9 jenis hortikultura sayur, 12 jenis hortikultura tanaman hias, 9
jenis komoditas perkebunan, 12 jenis komoditas peternakan dan minimal
11 jenis komoditas kehutanan (Supartha dkk., 2013).
Untuk mengoptimalkan potensi pertanian tersebut diperlukan
upaya penataan dan pengembangan lokasi komoditas tersebut sesuai
dengan kondisi agroekosistem. Penataan itu sangat penting dilakukan
untuk menentukan dan menetapkan titik-titik sentral aktivitas
pengembangan budidaya komoditas pertanian dan mengaitkannya
dengan lingkungan komoditas pertanian lainnya seperti tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan yang akan diusahakan
oleh petani. Pengembangan komoditas yang ada dalam titik-titik sentral
itu secara terpadu antara potensi akan menjadikan komoditas tersebut
sebagai unggulan atau penunjang usaha agribisnis di wilayah setempat.
Untuk itu, diperlukan instrumen perencanaan pengembangan komoditas
pertanian yang dimaksud berdasarkan analisis isu strategis, identi¿kasi
potensi dan strategi pengembangannya, arah kebijakan jangka menengah,
dan langkah-langkah operasional pelaksanaannya yang dikemas dalam
suatu rancang bangun yang komprehensif.

ix
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Rancang bangun pengembangan komoditas strategis diharapkan


mampu memfasilitasi kerjasama antar daerah dalam suatu kawasan
sehingga ketersediaan pasokan produksi komoditas pangan serta jumlah
keuntungan yang diterima petani dan produsen dapat berkelanjutan.
Rancang bangun perencanaan kawasan pertanian harus sejalan dengan
program perencanaan di tingkat pemerintahan yang lebih tinggi serta
dapat diimplementasikan secara realistis di tingkat kabupaten. Oleh
karena itu, penyusunan rancang bangun pengembangan komoditas harus
dilakukan dengan pendekatan terpadu dan komprehensif berdasarkan
atas kelayakan dan kesesuaian agroekosistem, teknologi budidaya, dan
faktor sosial-ekonomi dengan mempertimbangkan potensi dampaknya
terhadap lingkungan. Keberlanjutan suatu pengembangan komoditas
strategis sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk memacu potensi
daya saing komoditas dan wilayah. Untuk itu, prospek pengembangan
sistem kawasan yang bersinergi (integrasi komoditas tanaman dengan
ternak) dengan memadukan lokasi kegiatan dan sumber pembiayaan
sangat potensial untuk dilakukan.
Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk menetapkan kawasan
pertanian sebagai unit wilayah pengembangan Sentra Komoditas
Unggulan Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura, Kehutanan, dan
Peternakan secara Terpadu di Kabupaten Gianyar. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut maka secara khusus kegiatan ini ditujukan untuk (1)
menyusun dokumen akademik sebagai dasar pembuatan regulasi
penetapan kawasan komoditas unggulan pertanian Kabupaten Gianyar;
(2) Menetapkan luasan kawasan komoditas unggulan pertanian yang
diprioritaskan pengembangannya pada tahun berjalan; (3) merancang
model usahatani terpadu di masing-masing sentra komoditas unggulan
prioritas untuk mengetahui sumbangan nilai tambah yang diberikan
baik secara vertikal maupun horizontal bagi keuntungan ekonomi dan
ekologi usahatani tersebut. Sasaran kegiatan ini adalah tersusunnya
rencana pengembangan Sentra Komoditas Unggulan Tanaman Pangan,
Perkebunan, Hortikultura, Kehutanan, dan Peternakan secara Terpadu
di Kabupaten Gianyar secara jelas, terarah, terukur dan berdaya guna
dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.

x
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Kegiatan dilakukan melalui metode studi pustaka untuk


mendapatkan data sekunder, survei untuk melakukan veri¿kasi data
sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka serta focus group
discussion dan seminar untuk memveri¿kasi rumusan hasil kegiatan
dan pembahasan yang tertuang di dalam laporan. Sumber data skunder
yang dicari dalam studi pustaka tersebut adalah data BPS tingkat
Kecamatan dan Kabupaten Gianyar pada rentang waktu 2005-2013,
laporan tahunan dinas pertanian Kabupaten Gianyar tahun 2011-2013,
laporan dua mingguan mengenai organisme pengganggu tanaman
(OPT) dari Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar bulan Januari – Juli
2014, Database Pertanian tahun 2011 Dinas Pertanian Kabupaten
Gianyar, data hasil sensus pertanian di Kabupaten Gianyar tahun 2013,
dan peraturan perundangan pusat dan daerah yang terkait dengan upaya
pengembangan sentra komoditas unggulan dan kawasan pertanian.
Data primer yang digali melalui purposive sampling terhadap lokasi
komoditas lebih bersifat kualitatif dalam bentuk veri¿kasi hasil tabulasi
data sekunder yang diperoleh terutama berhubungan dengan keberadaan
dan keragaan komoditas yang tergolong unggulan. Data yang diperoleh
kemudian ditabulasi dan dianalisis sesuai dengan peruntukannya. Data
sekunder yang digunakan untuk menilai keunggulan komoditas di
setiap kecamatan dianalisis dengan analisis nilai LQ (location quotient)
terhadap komoditas setiap sub sektor pertanian di tingkat kecamatan dan
kabupaten di Kabupaten Gianyar.
Berdasarkan jenis landform, bentuk wilayah, kondisi geologi, jenis
tanah di wilayah kabupaten Gianyar, maka jumlah dan jenis kualitas dan
karakteristik lahan yang digunakan sebagai kriteria dalam penentuan
kesesuaian lahan untuk beberapa jenis komoditas yang dipertimbangkan
adalah sebagai berikut.

xi
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Tabel 1
Jenis Kualitas dan Karakteristik Lahan sebagai Kriteria
Kesesuaian Lahan di Kabupaten Gianyar
Kualitas
No Kode Karakteristik Lahan Satuan
Lahan
1 (t) Regim suhu Rata-rata suhu tahunan C 0

2 (w) Ketersediaan - Jumlah bulan kering (< - Bulan


air 75 mm) - mm
- Curah hujan/th
3 (r) Media - Drainase tanah - Kelas
perakaran - Tekstur tanah - Kelas
- Kedalaman efektif tanah - Cm
- Bahan kasar - %
4 (f) Retensi hara - KTK tanah - me/100 gr tanah
- KB - me/100 gr tanah
- Bahan organik tanah - %
- pH tanah
5 (c) Kegaraman - Salinitas - mmhos/cm
6 (n) Ketersediaan - N-total - %
hara - P2O5 tersedia - ppm
- K2O tersedia - ppm
7 (s) Terrain/Potensi - Lereng - %
mekanisasi - Batuan permukaan - %
- Singkapan batuan - %
8 (e) Bahaya erosi - TBE (dengan rumus - Ton/ha/th
USLE)
9 (b) Bahaya banjir - Tinggi/lama genangan - m/hari
- Frekuensi - th

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan potensial serta urutan


prioritas komoditas yang telah ditetapkan di masing-masing kecamatan
di wilayah Kabupaten Gianyar sebelumnya maka dapatlah dirumuskan
komoditas andalan, unggulan dan rintisan di setiap kecamatan yang
dapat memberi keuntungan dan diprioritaskan untuk dikembangkan di
wilayah Kabupaten Gianyar, yaitu :
1. Kecamatan Sukawati, komoditas andalan yang dapat dikembangkan
adalah padi sawah, jagung, kacang tanah dan cabai. Sementara
komoditas unggulannya adalah kates (papaya), semangka dan
melon. Untuk komoditas rintisannya adalah bawang merah dan
tembakau.

xii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

2. Kecamatan Blahbatuh, komoditas andalan yang dapat


dikembangkan adalah padi sawah, jagung, kacang tanah dan
cabai. Sementara komoditas unggulannya adalah kates (papaya),
semangka dan melon. Untuk komoditas rintisannya adalah
bawang merah dan tembakau.
3. Kecamatan Gianyar, komoditas andalan yang dapat dikembangkan
adalah padi sawah, jagung, kacang tanah dan cabai. Sementara
komoditas unggulannya adalah kates (papaya), semangka dan
melon. Untuk komoditas rintisannya adalah bawang merah.
4. Kecamatan Tampaksiring, komoditas andalan yang dapat
dikembangkan adalah padi sawah, jagung, kacang tanah.
Sementara komoditas unggulannya adalah jeruk, durian, manggis,
kopi, pisang. Untuk komoditas rintisannya adalah bawang merah,
bawang putih, klengkeng
5. Kecamatan Tegalalang, komoditas andalan yang dapat
dkembangkan adalah padi sawah, jagung, kacang tanah.
Sementara komoditas unggulannya adalah jeruk, salak gula pasir,
kopi robusta, pisang. Untuk komoditas rintisannya adalah jenis
tanaman bunga-bungaan. Komoditas andalan difokuskan pada
lahan basah, sementara komoditas unggulan difokuskan pada
lahan kering di desa Pupuan, Taro, dan sekitarnya
6. Kecamatan Ubud, komoditas andalan yang dapat dkembangkan
adalah padi sawah, jagung, kacang tanah dan cabai. Sementara
komoditas unggulannya adalah pisang, durian, manggis, kates
(papaya), semangka dan melon. Untuk komoditas rintisannya
bawang putih.
7. Kecamatan Payangan, komoditas andalan yang dapat
dkembangkan adalah padi sawah, jagung dan kacang tanah.
Sementara komoditas unggulannya adalah jeruk, salak gula pasir,
kopi robusta dan pisang. Untuk komoditas rintisannya adalah
jenis bunga-bungaan. Komoditas unggulan difokuskan pada lahan
kering di desa Puhu, Buahan, Kerta dan sekitarnya

xiii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Sesuai dengan hasil pemilihan dan penetapan prioritas komoditas


andalan dan unggulan tersebut perlu dilakukan penetapan kawasan dan
sentra pengembangannya untuk memudahkan perencanaan, rencana
aksi, pembinaan dan pendanaan pengembangan komoditas tersebut.
Berdasarkan hasil analisis nilai LQ dan penilaian kesesuaian lahan serta
ketersediaan lahan pertanian yang ada di wilayah kabupaten Gianyar
saat ini, maka penetapan sentra pengembangan komoditas pertanian
tersebut adalah sebagai berikut.

Komoditas Unggulan Tanaman Pangan di Kabupaten Gianyar

Komoditas padi merupakan unggulan di tiga kecamatan yaitu:


Blahbatuh, Gianyar, dan Ubud dengan nilai LQ berturut-turut : 1,05;
1,05; dan 1,04. Dengan demikian, prioritas pengembangan komoditas
padi di Kabupeten Gianyar seyogyanya diarahkan ke wilayah tiga
kecamatan yaitu: Blahbatuh, Gianyar, dan Ubud. Data selengkapnya
disajikan di dalam Tabel berikut.

Tabel 2
Komoditas Unggulan Tanaman Pangan di Kabupaten Gianyar
No Komoditas Basis pada Kecamatan dengan Nilai LQ>1
Blahbatuh Gianyar Ubud
1 Padi
(1,05) (1,05) (1,04)
Blahbatuh Payangan Sukawati Tegalalang
2 Jagung
(1,22) (2,20) (1,14) (1,14)
Gianyar Sukawati Tampaksiring Blahbatuh
3 Kedelai
(1,80) (1,28) (1,25) (1,24)
Payangan Giamyar Blahbatuh
4 Kacang tanah
(2,69) (1,67) (1,01)
Gianyar Blahbatuh Tampaksiring
5 Kacang hijau
(2,99) (2,14) (1,74)
Sukawati Payangan Tampaksiring Tegalalang
6 Ubi kayu
(1,89) (1,72) (1,64) (1,20)
Payangan Tegalalang Tampaksiring
7 Ubi jalar
(3,47) (2,10) (1,41)
Keterangan : Data diolah dari BPS (2004-2013)

xiv
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Komoditas Hortikultura Sayuran

Ada 13 komoditas hortikultura sayuran yang merupakan unggulan


di Kabupaten Gianyar yang tersebar pada tujuh kecamatan. Komoditas
ungggulan tersebut adalah kubis, petsai/sawi, kacang panjang, cabai
besar, cabai rawit, tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam, kangkung,
melon, dan semangka. Masing-masing komoditas tersebut memiliki
keungggulan dengan nilai LQ >1 dan memiliki potensi dikembangkan
untuk pemenuhan konsumsi lokal dan bahkan menjadi andalan sebagai
sumber distribusi bagi daerah kecamatan lainnya.

Tabel 3
Komoditas Unggulan Komoditas Hortikultura Sayuran
di Kabupaten Gianyar
No Komoditas Basis pada Kecamatan dengan Nilai LQ>1
Tegalalang
1 Kubis Payangan (5,23)
(4,10)
Tegalalang Payangan
2 Petsai/sawi
(32,23) (7,47)
Kacang Tampaksiring Tegalalang Gianyar Blahbatuh
3
panjang (965,24) (23,26) (8,84) (1,77)
Tampaksiring Payangan Tegalalang
4 Cabai besar
(13,89) (6,16) (3,92)
Blahbatuh Sukawati
5 Cabai rawit
(1,81) (1,11)
6 Tomat Payangan (9,20)
7 Terung Payangan (7,72)
Tegalalang Payangan
8 Buncis
(20,64) (6,09)
9 Ketimun Sukawati (2,32)
10 Labu siam Payangan (9,20)
Sukawati
11 Kangkung Ubud (5,20)
(1,24)
12 Melon Gianyar (23,03)
Blahbatuh Sukawati
13 Semangka Ubud (3,08)
(1,77) (1,58)
Keterangan : Data diolah dari BPS (2004-2013)

xv
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Komoditas kubis merupakan unggulan di dua kecamatan yaitu:


Kecamatan Payangan dan Kecamatan Tegalalang dengan nilai LQ masing-
masing : 5,23 dan 4,10. Demikian juga petsai, merupakan unggulan di
Kecamatan Tegalalang dan Kecamatan Payangan, sedangkan kacang
panjang menjadi komoditas sayuran unggulan di empat kecamatan,
yaitu: Tampaksiring, Tegalalang, Gianyar, dan Blahbatuh. Berdasarkan
nilai basis komoditas (LQ) pada masing-masing kecamatan, maka
prioritas pengembangan komoditas hortikultura sayuran seyogyanya
diarahkan ke kecamatan sesuai dengan besaran nilai basisnya, seperti:
tomat, terung,dan labu siam dikembangkan di Kecamatan Payangan,
sedangkan ketimun dikembangkan di Kecamatan Sukawati dan melon
dikembangkan di Kecamatan Gianyar. Data selengkapnya disajikan di
dalam Tabel diatas.

Komoditas Hortikultura Buah

Ada 20 komoditas hortikultura buah yang merupakan unggulan


di Kabupaten Gianyar yang tersebar di tujuh kecamatan. Komoditas
ungggulan tersebut adalah alpukat, belimbing, duku, durian, jambu biji,
jambu air, jeruk siam, jeruk besar, mangga, manggis, nangka, nenas,
pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, sirsak, sukun, dan melinjo.
Masing-masing komoditas tersebut memiliki keungggulan dengan nilai
LQ >1 dan memiliki potensi dikembangkan untuk pemenuhan konsumsi
lokal dan bahkan menjadi andalan sebagai sumber distribusi bagi daerah
kecamatan lainnya.
Komoditas alpukat merupakan unggulan di empat kecamatan
yaitu: Kecamatan Payangan, Kecamatan Ubud, Kecamatan Sukawati,
dan Kecamatan Blahbatuh dengan nilai LQ masing-masing: 7,74; 1,54;
1,40; dan 1,01. Demikian juga belimbing, merupakan unggulan di
Kecamatan Sukawati, Kecamatan Payangan, Kecamatan Tegalalang,
dan Kecamatan Blahbatuh, sedangkan manggis menjadi komoditas
hortikultura buah unggulan di tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan
Tampaksiring, Kecamatan Tegalalang, dan Kecamatan Payangan.
Berdasarkan nilai basis komoditas (LQ) pada masing-masing kecamatan,

xvi
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

maka prioritas pengembangan komoditas hortikultura buah seyogyanya


diarahkan ke kecamatan sesuai dengan besaran nilai basisnya, seperti:
belimbing, jambu air, dan sawo dikembangkan di Kecamatan Sukawati,
sedangkan mangga, nenas, dan sukun dikembangkan di Kecamatan
Tegalalang. Data selengkapnya disajikan di dalam Tabel berikut.

Tabel 4
Komoditas Unggulan Komoditas Hortikultura Buah
di Kabupaten Gianyar
No Komoditas Basis pada Kecamatan dengan Nilai LQ>1
Payangan Sukawati Blahbatuh
1 Alpukat Ubud (1,54)
(7,74) (1,40) (1,01)
Sukawati Payangan Tegalalang Blahbatuh
2 Belimbing
(5,21) (4,19) (2,10) (1,46)
Blahbatuh Tampaksiring
3 Duku Ubud (4,49)
(1,43) (1,07)
Tampaksiring Payangan
4 Durian
(1,84) (1,69)
Blahbatuh Sukawati
5 Jambu biji Ubud (1,88)
(3,97) (2,77)
Sukawati Blahbatuh
6 Jambu air Ubud (2,00)
(3,43) (2,71)
Payangan Tegalalang
7 Jambu siam
(2,24) (1,64)
Blahbatuh Tegalalang
8 Jeruk besar
(8,12) (1,46)
Tegalalang Sukawati Blahbatuh
9 Mangga Ubud (1,34)
(2,94) (2,34) (1,24)
Tampaksiring Tegalalang Payangan
10 Manggis
(2,58) (1,88) (1,22)
Tampaksiring Blahbatuh
11 Nangka
(6,00) (1,70)
Tegalalang Payangan Sukawati
12 Nenas
(4,49) (1,21) (1,32)
Blahbatuh Sukawati Payangan
13 Pepaya
(5,40) (3,92) (1,35)
Payangan Sukawati
14 Pisang Ubud (3,74)
(5,72) (1,35)

xvii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Tampaksiring Sukawati Blahbatuh


15 Rambutan Ubud (3,38)
(2,13) (2,01 (1,20)
Tegalalang Blahbatuh
16 Salak
(3,66) (2,91)
Sukawati Blahbatuh Tegalalang
17 Sawo Ubud (2,01)
(6,09) (2,53) (2,00)
Tampaksiring Sukawati
18 Sirsak Ubud (5,58)
(4,11) (1,31)
Tegalalang
19 Sukun
(5,69)
Tampaksiring Blahbatuh Tegalalang
20 Melinjo
(4,19) (1,88) (1,30)
Keterangan : Data diolah dari BPS (2004-2013)

Komoditas Perkebunan

Ada 10 komoditas perkebunan yang merupakan unggulan di


Kabupaten Gianyar yang tersebar di tujuh kecamatan. Komoditas
ungggulan tersebut adalah kopi, cengkeh, kelapa, tembakau, kakao,
vanili, kapok, jahe lokal, kencur, dan kunir. Masing-masing komoditas
tersebut memiliki keungggulan dengan nilai LQ >1 dan memiliki potensi
dikembangkan untuk pemenuhan konsumsi lokal dan bahkan menjadi
andalan sebagai sumber distribusi bagi daerah kecamatan lainnya.
Komoditas tembakau merupakan unggulan di empat kecamatan
yaitu: Payangan, Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati dengan nilai
LQ masing-masing 11,9; 9,55; 5,83; dan 1,6. Demikian juga kelapa,
merupakan unggulan di Kecamatan Payangan, Blahbatuh, Sukawati, dan
Tegalalang, sedangkan kapok menjadi komoditas perkebunan unggulan
di Kecamatan Ubud. Berdasarkan nilai basis komoditas (LQ) pada
masing-masing kecamatan, maka prioritas pengembangan komoditas
perkebunan seyogyanya diarahkan ke kecamatan sesuai dengan besaran
nilai basisnya, seperti: jahe lokal, kencur, dan kunir dikembangkan di
Kecamatan Tegalalang. Data selengkapnya disajikan di dalam Tabel
berikut.

xviii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Tabel 5
Komoditas Unggulan Komoditas Perkebunan
di Kabupaten Gianyar
No Komoditas Basis pada Kecamatan dengan Nilai LQ>1
Tegalalang Blahbatuh Gianyar
1 Kopi Ubud (2,30)
(5,06) (2,91) (1,36)
Sukawati Tegalalang Blahbatuh Payangan
2 Cengkeh (5,32) (3,41) (2,36) (2,34)
Payangan Blahbatuh Tegalalang
3 Kelapa Sukawati (1,14)
(1,39) (1,24) (1,08)
Payangan Gianyar Blahbatuh Sukawati
4 Tembakau (11,9) (9,55) (5,83) (1,6)
Sukawati Ubud Tampaksiring
5 Kakao Gianyar (2,14)
(9,16) (2,71) (2,03)
Blahbatuh Payangan Tampaksiring Tegalalang
6 Vanili (3,39) (3,17) (1,98) (1,32)
7 Kapok Ubud (1,34)
Tegalalang
8 Jahe lokal (1,35)
Tegalalang
9 Kencur (1,41)
Tegalalang
10 Kunir (4,61)
Keterangan : Data diolah dari BPS (2004-2013)

Beberapa faktor yang membatasi pengembangan komoditas


tersebut adalah lahan, agroklimat dan organisme pengganggu tumbuhan
(OPT). Secara rinci kualitas/karakteristik lahan yang bersifat sebagai
faktor pembatas untuk pengembangan komoditas pertanian di wilayah
kabupaten Gianyar dapat dilihat pada Tabel 5.

xix
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Tabel 6
Pembatas Lahan Pada Masing-masing Penggunaan Lahan
dan Komoditas Pertanian di Kabupaten Gianyar
Penggunaan
No Komoditas Pembatas Keterangan
Lahan
*) Untuk tanaman
Kedalaman
Padi, jagung, tembakau dan anggur
efektif tanah,
kacang tanah, hanya disarankan
drainase
1 cabai, kates, Sawah pengembangannya di
tanah, dan
anggur*), Kecamatan Sukawati,
ketersediaan
tembakau*) Blahbatuh, dan Gianyar
hara (N-total)
bagian bawah.
Curah hujan yang
Ketersediaan
berlebihan, sehingga
Cabai, air (curah
disarankan penanamannya
2 semangka, Sawah hujan),
setelah padi musim
melon ketersediaan
rendengan (padi musim
hara (N-total)
hujan).
Suhu rerata tahunan
Temperatur terlalu rendah dari yang
rerata dipersyaratkan untuk
3 Kates/Pepaya Sawah tahunan, dan wilayah Tampaksiring,
ketersediaan Tegalalang, dan payangan,
hara (N-total) sehingga rasa kurang
manis.

*)Pembatas ketersediaan
air (curah hujan rendah,
dan bulan kering yang
panjang) untuk wilayah
Ketersediaan kabupaten Gianyar bagian
air (curah bawah, dan terlalu tinggi
Durian*),
hujan, dan untuk wilayah bagian
rambutan*), Lahan
bulan kering), atas.**)Temperatur
4 Manggis**), kering/kebun
suhu rerata rerata tahunan terlalu
Klengkeng**) campuran
tahunan, dan tinggi di wilayah Gianyar
Pisang***)
ketersediaan bagian bawah (Sukwati,
hara (N-total) Blahbatuh, dan Gianyar).
***) Temperatur yang
agak rendah pada wilyah
kabupaten Gianyar bagian
atas.

xx
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Ketersediaan
Lahan air (bulan Bulan kering yang agak
Cengkeh,
5 kering/kebun kering), dan lama di wilayah Gianyar
Kakao
campuran ketersediaan bagian bawah
hara (N-total)

Temperatur
Cengkeh
Lahan rerata Temperatur agak rendah
Kakao
6 kering/kebun tahunan, dan untuk wilayah kabupaten
Kelapa
campuran ketersediaan Gianyar bagian atas
Pisang
hara (N-total)

Curah hujan yang


Ketersediaan agak rendah untuk
Lahan
air (curah pengembangan kopi
7 Kopi kering/kebun
hujan robusta di wilayah
campuran
tahunan) kabupaten Gianyar bagian
bawah.

Pembatas agroklimat terhadap pengembangan komoditas adalah


sifat dan volume curah hujan, suhu, kelembaban, radiasi matahari,
dan angin. Pembatas iklim adalah salah satu peubah yang paling sulit
dikendalikan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh
karena itu, penentuan wilayah pengembangan komoditas pertanian
unggulan yang ada di Kabupaten Gianyar harus menyesuaikan dengan
kondisi iklim setempat. Di dalam proses penyesuaian lokasi itu perlu
memperhatikan klasi¿kasi daerah iklim yang sesuai dengan kehidupan
tanam-tanaman yang dibudidayakan. Daerah dengan ketinggian 0-600
m dpl yang mempunyai kisaran suhu antara 22,0oC-26,3oC cocok untuk
pengembangan komoditas tanaman padi, jagung, kopi, tembakau, tebu,
karet, kelapa dan coklat. Sementara daerah sedang dengan ketinggian
tempat antara 600 m–1500 m dpl yang mempunyai kisaran ushu antara
22o C–17,1o C, cocok untuk pengembangan tanaman padi, tembakau, teh,
kopi, coklat, kina, sayur-sayuran. Untuk daerah sejuk dengan ketinggian
1500–2500 m dpl yang mempunyai suhu antara 17,1o C–11,1o C; cocok
untuk tanaman kopi, dan sayur-sayuran. Faktor ketinggian tempat yang
berhubungan dengan kondisi suhu, kelembaban udara, cahaya atau
radiasi matahari dan curah hujan di masing-masing wilayah kecamatan

xxi
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

juga mempengaruhi jenis dan sebaran organisme pengganggu tumbuhan


yang juga berperan sebagai faktor pembatas produksi tanaman tersebut.
Organisme pengganggu tumbuhan adalah golongan hama,
patogen penyebab penyakit dan gulma yang dapat menyerang tanaman
mulai di pesemaian sampai panen dan bahkan ada juga menyerang
sampai di gudang penyimpanan. Setiap golongan OPT tersebut
mempunyai karakteristik kehidupan yang berbeda sesuai dengan kondisi
lingkungan efektifnya sehingga berpengaruh pula terhadap bentuk dan
ukuran kerusakan yang ditimbulkannya pada tanaman. Peranan OPT
sebagai faktor pembatas pertumbuhan tanaman berbeda dengan faktor
pembatas lainnya, karena OPT adalah mahluk hidup yang mempunyai
sistem kehidupan masing-masing sesuai dengan sifat genetik dan
faktor lingkungan efektifnya. Faktor lingkungan efektif yang dimaksud
dapat berupa faktor ¿sik seperti tanah, iklim, curah hujan, cuaca, suhu,
kelembaban dan radiasi matahari, faktor hayati seperti musuh-musuh
alami dan faktor makanan yaitu tanaman inang seperti tanaman budidaya
dan tanaman liar. Beberapa bentuk ancaman dan kerugian yang dapat
ditimbulkan oleh serangan OPT tersebut antara lain (1) meningkatnya
luas tambah serangan dari waktu ke waktu, (2) menurunnya kuantitas
dan kualitas produk tanaman yang dihasilkan, (3) kegagalan panen
(puso); (4) menurunnya pendapatan petani, (5) terjadinya kelaparan dan
perpindahan penduduk, dan (6) perubahan kebijakan pemerintah.
Pengembangan peternakan di kabupaten Gianyar masih menghadapi
berbagai kendala. Terdapat dua permasalahan besar dalam budidaya
ternak, yakni pemanfaatan benih dan bibit unggul serta penyediaan
pakan yang memadai. Untuk ternak sapi dan babi penyediaan benih
sudah mencukupi karena sudah ada UPTD semen beku di Pekarangan
Baturiti, namun permasalahan perbibitan masih cukup besar karena
selain usaha perbibitan masih dalam skala kecil minat peternak untuk
melaksanakan usaha perbibitan juga belum menggembirakan. Secara
ekonomi peternak perbibitan akan mendapatkan keuntungan manakala
sapi induknya melahirkan anak jantan dan bila memungkinkan anaknya
kembar. Perbedaan harga bibit sapi betina dan jantan masih sangat
besar. Jika dicermati dari sisi agroekosistem, kabupaten Gianyar tidak

xxii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

memiliki permasalahan besar untuk mengembangkan usaha peternakan.


Permasalahan besar terjadi pada tataran regulasi dan sumberdaya
manusia.
Penyediaan pakan adalah permasalahan utama kedua dalam
pengembangan peternakan. Potensi limbah cukup besar namun perlu
diupayakan teknologi budidaya untuk merubah limbah menjadi bahan
pakan yang berkualitas dan sangat memungkinkan untuk dijadikan hight
quality feed supplements (HQFS) yang dapat membantu peningkatan
produktivitas dan lebih ramah dengan lingkungan.
Dalam pengembangan hijauan pakan di kabupaten Gianyar masih
menghadapi beberapa kendala antara lain (1) meningkatnya alih fungsi
lahan menyebabkan semakin terhmpitnya luasan penanaman hijauan
pakan, (2) hijauan pakan belum dikelola secara bisnis dan menjadikan
salah satu komuditas yang memiliki keunggulan kempetitip, (3)
belum optimalnya pemanfaatan lahan untuk penanaman hijauan, (4)
budidaya tanaman pakan unggul belum banyak dilakukan, (5) teknologi
peningkatan kualitas tanaman pakan lokal belum banyak diterapkan, dan
(6) belum tersedianya data yang cukup tentang berbagai jenis tanaman
pakan yang potensial dikembangkan pada lahan perkebunan sesuai
dengan jenis tanaman perkebunan dan ketnggian tempat.
Sentra pengembangan komoditas unggulan di suatu kawasan
merupakan rangkaian awal dari usaha membangun perekonomian
suatu wilayah. Berkembangnya aktivitas produksi komoditas disetiap
sentra komoditas tersebut akan diikuti oleh muncul dan berkembangnya
kegiatan-kegiatan ekonomi lain yang terkait, baik secara horizontal
maupun vertikal, serta pengadaan jasa-jasa di sekitarnya sehingga
menumbuhkan dinamika perekonomian wilayah. Pembangunan sentra
komoditas memungkinkan bagi daerah untuk mengerahkan kegiatan
lintas sektoral maupun subsektor yang terfokus dan terintegrasi pada
lokasi yang telah terpilih untuk mendukung kegiatan sentra tersebut.
Kegiatan terfokus tersebut dapat dilakukan secara bertahan dalam multi
tahun, untuk mendukung dan menghantarkan petani dan masyarakat
pelaku usaha agribisnis untuk mampu melakukan dan menjalin kegiatan-
kegiatan agribisnis dengan kekuatan sendiri secara berkesinambungan.

xxiii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Pewilayahan Komoditas pertanian yang ada di Kabupaten


Gianyar dimaksudkan untuk mendukung kebijakan pembangunan
pertanian berkelanjutan di wilayah itu dan memantapkan pewilayahan
pembangungan pada umumnya. Konsepsi pewilayahan komoditi
tersebut ditujukan untuk membatasi upaya pengembangan komoditas
pertanian tertentu pada lokasi yang memenuhi persyaratan agroekolo-
gis, kelayakan agroekonomi dan agro-sosio-teknologi, aksesibilitas
lokasi memadai, sehingga diseconomic-externality yang ditimbulkannya
dapat dikendalikan (Soemarno, 2010). Oleh karena itu, landasan pokok
pengembangan komoditas selanjutnya bertumpu pada persesuaian syarat
agroekologis yang dimaksud. Landasan itu penting untuk mengantisipasi
berbagai kerugian yang ditimbulkan baik berupa ¿nansial dan ekonomi,
maupun penambahan biaya-sosial berupa degradasi dan kemerosotan
kualitas sumberdaya lahan. Evaluasi kesesuaian agroekologi itu dapat
dilakukan pada satuan analisis sistem-lahan yang melibatkan berbagai
jenis komoditas. Dengan demikian suatu wilayah dapat terbagi ke
dalam beberapa sistem-lahan yang di dalamnya dimungkinkan adanya
beberapa komoditas yang sesuai. Namun demikian penyusunan skala
prioritas pengembangan sistem-lahan itu dapat dilakukan berdasarkan
pertimbangan location-value sebagai fungsi dari tingkat aksesibilitasnya.
Sementara prioritas komoditas dapat disusun berdasarkan keunggulan
komparatif dan daya dukung agro-sosio-teknologinya.
Oleh karena itu, pewilayahan komoditas tersebut merupakan suatu
sarana yang dapat mengamankan produktivitas komoditas strategis,
karena semakin besarnya intensitas persaingan antar komoditas dan
persaingan antar sektor pembangunan. Jika tidak diantsipasi persaingan-
persaingan itu dapat menjadi faktor penekan yang sangat kuat terhadap
lahan dan laju konversi penggunaan lahan yang pada akhirnya dapat
berpengaruh buruk terhadap pengembangan komoditas tersebut dan
kelestarian sumberdaya lahan serta kualitas lingkungan hidup pada
umumnya.
Daerah potensial bagi sentra pengembangan komoditas tanaman
pangan adalah sebagai berikut:
a. padi adalah Blahbatuh, Gianyar, dan Ubud
b. jagung adalah Payangan, Blahbatuh, Sukawati dan Tegalalang

xxiv
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

c. kedelai adalah Gianyar, Sukawati, Tampaksiring dan Blahbatuh


d. kacang tanah adalah Payangan, Gianyar, dan Blahbatuh

Daerah potensial bagi sentra pengembangan komoditas unggulan


sayuran adalah sebagai berikut:
a. Kubis dan petsai adalah Payangan dan Tegalalang untuk sayuran
dataran tinggi
b. Kacang panjang adalah Tampaksiring, Tegalalang, Gianyar, dan
Blahbatuh untuk sayuran dataran rendah

Daerah yang potensial sebagai sentra pengembangan komoditas


unggulan buah adalah sebagai berikut:
a. Payangan untuk alpukat, jeruk siam, dan pisang
b. Tegalalang untuk, nenas, jeruk siam dan salak
c. Tampaksiring untuk durian, manggis, nangka, jeruk siam dan
melinjo
d. Sukawati untuk belimbing, jambu air, dan sawo
e. Blahbatuh untuk jambu biji, jeruk besar dan papaya
f. Ubud untuk duku, rambutan, dan sirsak

Daerah yang potensial bagi sentra pengembangan komoditas


unggulan perkebunan adalah sebagai berikut:
a. Tegalalang untuk kopi
b. Payangan untuk kelapa, tembakau dan kopi
c. Sukawati untuk cengkeh dan kakao
d. Sukawati adalah satu-satunya daerah unggulan untuk produksi
komoditas unggulan jati.

Daerah yang potensial bagi sentra pengembangan komoditas


unggulan peternakan adalah sebagai berikut:
a. Ubud, Gianyar dan Tegalalang untuk sapi, babi, kambing, kelinci,
merpati dan angsa
b. Sukawati untuk ayam kampung dan itik
c. Tegalalang dan Tampaksiring untuk ayam ras

xxv
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Sementara pewilayahan komoditas unggulan di Kabupaten


Gianyar adalah sebagai berikut:
a. Zonasi untuk kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan
lahan basah yang meliputi seluruh lahan sawah (14.732 Ha)
yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Gianyar untuk
pengembangan komoditas pertanian lahan basah, antara lain
padi sawah, palawija (jagung, kacang tanah, kedelai, dsb), dan
dapat diintegrasikan dengan tanaman pangan hortikultura buah-
buahan, sayuran, dan jenis bunga-bungaan seperti semangka,
melon, kates, anggur, cabai, bawang merah, kacang panjang,
sawi hijau, mitir, pacar, ratna, dan sebagainya, serta tanaman
perkebunan (tembakau), baik berupa rotasi tanaman maupun
dengan pola tumpangsari. Khusus untuk komoditas buah-buahan
anggur, kates, dan komoditas tanaman perkebunan (tembakau)
hanya sesuai dikembangkan di Kecamatan Sukawati, Blahbatuh
dan Gianyar.
b. Zona untuk kawasan peruntukan pertanian lahan kering (tanaman
pangan hortikultura buah-buahan seperti jeruk, rambutan,
lengkeng, leci, salak, manggis, durian dan perkebunan seperti
kopi, cengkeh, coklat) dialokasikan di wilayah Kabupaten Gianyar
bagian utara yang meliputi Kecamatan Payangan, Tegalalang,
dan Tampaksiring. Pengembangan komoditas-komoditas tersebut
dibatasi pada kelerengan < 45% dengan luas pengembangan ±
9.149 Ha. Mengingat wilayah ini didominasi oleh bentuk wilayah
bergelombang sampai berbukit, disarankan penggunaan pola
agroforestry.
c. Zona untuk kawasan lindung/konservasi (± 7.444 Ha) diarahkan
pada lahan-lahan kering dengan kemiringan lahan > 45%
(sempadan sungai, jurang, kanan kiri sungai, perbukitan dan
sebagainya) diarahkan untuk tanaman kehutanan diintegrasikan
dengan tanaman MPTS) sistem agroforestry dengan pola agro-
silvipasture (gabungan pepohonan, tanaman semusim dan ternak)
dengan tetap memprioritaskan pada fungsi kelestarian lahannya.
Beberapa jenis komoditas tanaman yang dapat dikembangkan

xxvi
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

adalah jenis komoditas yang berkanopi lebat dan berakar dalam


yang dapat mencegah erosi dan longsor lahan seperti bambu,
kaliandra, lamtoro, petai, kemiri, melinjo, lengkeng, nangka, kopi,
aren, jenis semak, dan rumput penguat teras/penahan erosi. Pada
kawasan ini juga dapat dikembangkan sistem apiculture (gabungan
pepohonan dan lebah), mengingat dengan pengembangan jenis-
jenis komoditas pada pola di atas akan dapat menyediakan pakan
bagi lebah
d. Fokus pengembangan ternak dapat diarahkan untuk sapi
perbibitan untuk Kecamatan Payangan dan Tegalalang dan sapi
penggemukan (kereman) dikembangkan di Kecamatan Blahbatuh.
Hal tersebut terkait dengan potensi ketersediaan pakan hijauan
yang besar di Kecamatan Tegalalang dan Payangan. Di kecamatan
Blahbatuh lebih sesuai dikembang sapi kereman atau sapi daging
dikarenakan sapi kereman selain membutuhkan hijauan akan lebih
banyak menggunakan asupan pakan jadi untuk mempercepat
pertambahan bobot badan.
e. Babi saddle back dan persilangannya, babi landrace, duroc dan
babi ras lainnya sangat sesuai dikembangkan di kecamatan
Payangan dan Tegalalang. Babi bali sebagai sumber plasma nutfah
Bali sangat potensial dikembangkan di kecamatan Tegalalang
khususnya di Desa Pupuan. Keterikatan masyarakat dengan babi
balinya dalam memelihara keajegan Bali telah menyebabkan
terdapat masyarakat yang hanya mau beternak babi balinya saja.
Tradisi tersebut sangat menguntungkan bila dilihat dari kentingan
pelestarian plasma nutfah. Sangat dibutuhkan regulasi yang
adaptif untuk meningkatkan minat masyarfakat untuk memelihara
babi bali.
f. Itik adalah salah satu komuditas ternak unggulan yang cocok
dikembangkan di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh danTampaksiring.
Meskipun itik yang dipelihara peternak sudah bukan itik bali,
namun budidaya peternakan itik yang telah dilaksanakan sejak
dulu merupakan potensi besar untuk mengembangkan kawasan
tersebut sebagai salah satu lokus komuditas unggulan ternak itik.

xxvii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

g. Pengembangan ternak ayam buras nampak sangat pesat terjadi di


kecamatan Sukawati, Payangan, Tegalalang, dan Tampaksiring.
Sedangkan untk ayam ras baik petelur ataupun pedaging sangat
dominan terdapat di kecamatan Gianyar dan Ubud. Pengembangan
ayam buras dapat diaraahkan untuk berbagai kepentingan antara
lain untuk produksi daging ayam buras, untuk produksi ayam
upakara, produksi ayam aduan, dan produksi ayam kesenangan
termasuk ayam dengan jenis ayam langka. Spesi¿kasi jenis ayam
seperti tersebut diharapkan mampu memperkuat pembangunan
kawasan sentra peternakan unggas dengan dimensi dan tampilan
yang lebih luas dan lebih menarik.

Sentra pengembangan komoditas unggulan disuatu kawasan


merupakan rangkaian awal dari usaha membangun perekonomian
suatu wilayah. Berkembangnya aktivitas produksi komoditas disetiap
sentra komoditas tersebut akan diikuti oleh muncul dan berkembangnya
kegiatan-kegiatan ekonomi lain yang terkait, baik secara horizontal
maupun vertikal, serta pengadaan jasa-jasa di sekitarnya sehingga
menumbuhkan dinamika perekonomian wilayah. Pembangunan sentra
komoditas tersebut memungkinkan bagi daerah untuk mengerahkan
kegiatan lintas sektoral maupun subsektor yang terfokus dan terintegrasi
pada lokasi yang telah terpilih untuk mendukung kegiatan sentra tersebut.
Kegiatan terfokus tersebut dapat dilakukan secara bertahap dalam rentang
waktu beberapa tahun, untuk mendukung dan menghantarkan petani
dan masyarakat pelaku usaha agribisnis hingga mampu melakukan dan
menjalin kegiatan-kegiatan agribisnis dengan kekuatan sendiri secara
berkesinambungan. Agribisnis yang dimaksudkan adalah suatu kegiatan
penanganan komoditas secara komprehensif mulai dari hulu sampai hilir
(pengadaan dan penyaluran agro-input, proses produksi, pengolahan dan
pemasaran). Sementara skala Ekonomi Agribisnis Komoditas Unggulan
yang dimaksud adalah suatu luasan/besaran usahatani komoditas
unggulan yang dapat menghasilkan volume produksi tertentu untuk
memenuhi kebutuhan pasar/agroindustri (skala kecil/sedang/besar) di
wilayah agroekosistem tertentu.

xxviii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Untuk itu diperlukan sub-sub kegiatan lain mulai dari penyediaan


agro-input, teknologi budidaya, penanganan pascapanen buah atau hasil
hingga pemasaran, serta prasarana dan kelembagaan pendukung yang
merupakan perpaduan berbagai bidang kerja yang berada pada kendali
dari berbagai pihak, yaitu pemerintah daerah kabupaten, pengusaha
swasta, perorangan dan badan usaha serta masyarakat (petani). Untuk
tujuan tersebut dapat dimulai dari penyusunan rancang bangun Sentra
Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Jeruk siam atau
komoditas lain seperti kacang panjang dalam rentang waktu 5 tahun ke
depan. Berkenaan dengan itu diperlukan konsolidasi pendanaan dan
koordinasi kegiatan lintas sektoral untuk memusatkan kegiatannya
secara simultan dan berkesinambungan agar terbentuk suatu sistem
agribisnis yang utuh. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi perencanaan
dan pengendalian program untuk menjamin terfokusnya berbagai
sumberdaya dan dana untuk sentra pengembangan dimaksud. Dalam
hal ini, peranan pemerintah daerah sangat penting untuk melakukan
koordinasi dan pengaturan program tersebut. Rancang bangun sentra
pengembangan komoditas unggulan memuat gambaran kondisi saat ini,
deskripsi sentra agribisnis yang akan dibangun, rincian kegiatan yang
akan dilakukan. Rancang bangun tersebut dilengkapi dengan mekanisme
perencanaan, pelaksanaan, koordinasi dan pengendalian dari tingkat
lokasi sampai tingkat propinsi sehingga keterlibatan seluruh instansi
terkait, dalam penyusunan rancang bangun ini sangat penting.
Pola pengembangan peternakan dapat dilaksanakan dalam
berbagai model. Untuk di Bali pola simantri merupakan salah satu contoh
model yang dapat dikembangkan dalam aspek teknis pemeliharaan,
dalam aspek lainnya seperti keterkaitan dengan regulasi UKM,
perkoperasian, bank hijau, dan sebagainya perlu diupayakan dalam
rangka menciptakan bangkitan ekonomi baru di tiap-tiap kecamatan.
Suarna dan Duarsa (2012) menyatakan bahwa diperlukan peningkatan
pengetahuan para petani peternak bahwa hijauan pakan yang baik
berasal dari tumbuhan pakan yang baik sehingga diperlukan tanggung
jawab untuk mengarusutamakan penamanan tanaman sebagai sumber
hijauan pakan. Diperlukan perubahan paradigma berpikir masyarakat

xxix
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

petani peternak bahwa lingkup Simantri tidak saja mencakup produksi


dan pemanfaatan limbah tetapi eksistensi dan pembudidayaan tumbuhan
pakan menjadi bagian integral Simantri. Dengan demikian maka
sistem usaha peternakan di Kabupaten Gianyar dapat berbasis pada
ketersediaan dan daya dukung pakan dan bukan lagi menjadi peternakan
yang diawang-awang.

xxx
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................... i


KATA SAMBUTAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................... vii
RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................... xxxi
DAFTAR TABEL ...................................................................... xxxiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................. xxxvi

BAB I
PENDAHULUAN .................................................................... 1

BAB II
LANDASAN BERPIKIR ........................................................... 6

BAB III
PENETAPAN KAWASAN SENTRA KOMODITAS ...............
UNGGULAN PERTANIAN DI DAERAH DALAM
PERSPEKTIF FILOSOFIS, YURIDIS, DAN SOSIOLOGIS . 10
3.1 Pendahuluan .......................................................................... 10
3.2 Landasan Filoso¿s Pentingnya Pengaturan Kawasan
Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman
Pangan, Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan ................ 11
3.3 Landasan Yuridis Pengaturan Kawasan Sentra Komoditas
Unggulan Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan,
Kehutanan, dan Peternakan ................................................. 13

xxxi
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

3.4 Landasan Sosiologis yang Mendasari Pentingnya Pengaturan


Kawasan Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman
Pangan, Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan ................ 21
3.5 Penutup .................................................................................. 23

BAB IV
POTENSI WILAYAH KABUPATEN GIANYAR..................... 24
4.1 Potensi Geogra¿s dan Administratif ..................................... 24
4.2 Potensi Agroekosistem .......................................................... 24
4.3 Potensi Sumberdaya Manusia ............................................... 28
4.4 Potensi Sarana Prasarana dan Kelembagaan ......................... 29

BAB V
POTENSI DAN FAKTOR PEMBATAS PENGEMBANGAN
KOMODITAS PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR ... 31
5.1 Potensi dan Faktor Pembatas Lahan untuk
Pengembangan Komoditas Pertanian di Kabupaten
Gianyar .................................................................................. 32
5.1.1 Potensi Ketersediaan Lahan ........................................ 32
5.1.2 Kualitas Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar ........ 33
5.1.3 Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Prioritas di
Kabupaten Gianyar...................................................... 35
5.2 Potensi Lahan dan Hijauan Pakan Ternak untuk
Pengembangan Peternakan di Kabupaten Gianyar ............... 39

BAB VI
KERAGAMAN DAN PRODUKSI KOMODITAS
EKSISTING PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR ..... 44
6.1 Komoditas Tanaman Pangan ................................................. 46
6.2 Komoditas Tanaman Hortikultura ....................................... 52
6.3 Komoditas Tanaman Perkebunan .......................................... 61
6.4 Komoditas Peternakan ....................................................... 65
6.5 Komoditas Tanaman Kehutanan ........................................... 68

xxxii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

BAB VII
JENIS DAN KERAGAAN KOMODITAS
UNGGULAN DI KABUPATEN GIANYAR ............................. 70

BAB VIII
FAKTOR PEMBATAS PENGEMBANGAN KOMODITAS
UNGGULAN PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR ..... 79
8.1 Faktor Pembatas Lahan untuk Pengembangan Komoditas
Tanaman Terpilih di Kabupaten Gianyar .......................... 80
8.2 Faktor Pembatas Iklim ........................................................ 81
8.3 Faktor Pembatas Organisme Pengganggu Tanaman ............. 86
8.4 Kendala Pengembangan Peternakan di Kabupaten Gianyar . 89

BAB IX
PEWILAYAHAN DAN RANCANG BANGUN
PENGEMBANGAN SENTRA KOMODITAS UNGGULAN
PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR ............................. 91
9.1 Pewilayahan Komoditas Pertanian di Kabupaten Gianyar ... 91
9.2 Pewilayahan Komoditas Peternakan di Kabupaten Gianyar . 99
9.3 Model Rancang Bangun Sentra Pengembangan Komoditas
Unggulan di Kabupaten Gianyar ........................................... 102

BAB X PENUTUP........................................................................ 103

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 108

LAMPIRAN.................................................................................. 112

TENTANG PENYUSUN ............................................................. 137

xxxiii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Jenis Kualitas dan Karakteristik Lahan sebagai Kriteria


Kesesuaian Lahan di Kabupaten Gianyar .............. 35
Tabel 6.1 Jenis Komoditas Pertanian di Kabupaten Gianyar
pada Tahun 2013 ..................................................... 45
Tabel 6.2 Jumlah Jenis Komoditas Pertanian di Kabupaten
Gianyar pada Tahun 2013 ....................................... 46
Tabel 6.3 Perkembangan Luas Tanam, Luas Panen dan
Produksi Tanaman Hias di Kabupaten Gianyar
Tahun 2011-2013 ....................................................... 61
Tabel 6.4 Indeks Keragaman, Dominansi dan Keseragaman
Jenis Ternak di Kabupaten Gianyar Tahun 2013 .... 65
Tabel 6.5 Data Hutan Adat di Kabupaten Gianyar ................. 69
Tabel 7.1 Komoditas Unggulan Tanaman Pangan di
Kabupaten Gianyar .................................................... 71
Tabel 7.2 Komoditas Unggulan Hortikultura Sayuran di
Kabupaten Gianyar ................................................. 73
Tabel 7.3 Komoditas Unggulan Hortikultura Buah di Kabupaten
Gianyar ...................................................................... 74
Tabel 7.4 Komoditas Unggulan Perkebunan di Kabupaten
Gianyar ................................................................... 75
Tabel 7.5 Komoditas Unggulan Peternakan di Kabupaten
Gianyar ................................................................... 76
Tabel 7.6 Jumlah Komoditas Unggulan Menurut Kecamatan di
Kabupaten Gianyar ................................................. 77
Tabel 7.7 Keragaan Komoditas Unggulan Menurut Kecamatan
Kabupaten Gianyar ................................................. 78

xxxiv
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Tabel 8.1 Pembatas Lahan Pada Masing - Masing Penggunaan


Lahan dan Komoditas Pertanian di Kabupaten
Gianyar .................................................................... 82
Tabel 8.2 Beberapa Faktor Pembatas Lahan dan Usaha
Perbaikannya.............................................................. 83
Tabel 9.1 Urutan Prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan
berdasarkan Status Kesesuaian Lahan di Kabupaten
Gianyar ................................................................... 97

xxxv
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................... 9


Gambar 4.1 Peta Kabupaten Gianyar ......................................... 25
Gambar 5.1 Persentase Luasan Lahan di Kabupaten Gianyar
yang Potensial Dikembangkan untuk Komoditas
Ternak ..................................................................... 41
Gambar 6.1 Jenis Tanaman Pangan yang Dibudidayakan
di Kabupaten Gianyar pada Tahun 2013 .............. 48
Gambar 6.2 Perkembangan Luas Tanam Komoditas Tanaman
Pangan di Kabupaten Gianyar Tahun 2004-2012 ... 50
Gambar 6.3 Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Pangan
di Kabupaten Gianyar Tahun 2004-2012 ............. 51
Gambar 6.4 Komoditas Sayuran yang Dibudidayakan di
Kabupaten Gianyar pada Tahun 2013 .................. 53
Gambar 6.5 Perkembangan Produksi Komoditas Sayuran
di Kabupaten Gianyar Tahun 2004-2013 .............. 55
Gambar 6.6 Jenis Komoditas Buah yang Dibudidayakan di
Kabupaten Gianyar Tahun 2013 ............................. 56
Gambar 6.7 Perkembangan Populasi Komoditas Buah-buahan
di Kabupaten Gianyar Tahun 2004-2012 ............. 57
Gambar 6.8 Perkembangan Produksi Buah-buahan di Kabupaten
Gianyar Tahun 2004-2013 ................................... 58
Gambar 6.9 Contoh Jenis Komoditas Tanaman Hias yang
Dibudidayakan di Kabupaten Gianyar
Tahun 2014 ............................................................. 60
Gambar 6.10 Jenis Komoditas Tanaman Hias yang Dibudidayakan
di Kabupaten Gianyar Tahun 2013 ...................... 62

xxxvi
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Gambar 6.11 Perkembangan Luas Tanam Komoditas Perkebunan


di Kabupaten Gianyar Tahun 2004-2012 ............. 63
Gambar 6.12 Perkembangan Produksi Komoditas Perkebunan
di Kabupaten Gianyar Tahun 2004-2012 ............. 64
Gambar 6.13 Jenis Ternak yang Dibudidayakan di Kabupaten
Gianyar pada Tahun 2013 .................................... 66
Gambar 6.14 Populasi Ternak di Kabupaten Gianyar
Tahun 2004-2012 .................................................... 67
Gambar 8.1 Rata-rata hari dan volume hujan selama 10 tahun
(2005-2012) terakhir di Kabupaten Gianyar ........... 86
Gambar 8.2 Jenis organisme pengganggu tanaman utama
pada tanaman padi, jeruk, dan cabai ....................... 87
Gambar 8.3 Luas Tambah Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) Utama Pada Komoditas
Tanaman Padi Di Kabupaten Gianyar Tahun 2013 . 88

xxxvii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

xxxviii
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

BAB I
PENDAHULUAN

P embangunan pertanian mempunyai peranan yang sangat


strategis dalam perekonomian nasional karena sumbangannya
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penerimaan ekspor, penyerapan
tenaga kerja, penyediaan pangan nasional dan sumber pendapatan bagi
masyarakat (RPJMN 2010-2014). Sebagai penyumbang produk domestic
bruto, sektor pertanian nasional menempati posisi ke dua (18,84 %)
setelah industri. Sementara sebagai penyerap tenaga kerja menempati
posisi pertama (45 %) dari total penyerapan tenaga kerja nasional pada
tahun 1998 (Antara, 2009). Sektor pertanian pernah mencatat peranan
yang sangat gemilang dalam penyediaan lapangan kerja bagi 74 %
penduduk pada tahun 1990, kemudian meningkat menjadi 77 % pada
tahun 1995 dan pada tahun 1997 masih berkisar sekitar 58,78 % dari
kesempatan kerja pedesaan yang jumlahnya mencapai 57,48 juta jiwa.
Oleh karena itu, pembangunan pertanian pada waktu itu merupakan
solusi paling tepat untuk meningkatkan kesempatan kerja terutama
bagi penduduk miskin yang sebagian besar hidup di pedesaan (Antara,
2009).
Walaupun sumbangan sektor pertanian hanya menduduki posisi
ke empat (16,15%) terhadap PDRB dan menyerap tenaga kerja sekitar
16 % pada tahun 2011 di Kabupaten Gianyar (BPS Kabupaten Gianyar,
2013), namun peranan sektor pertanian sebagai penyedia pangan
tetap menduduki posisi strategis untuk dikembangkan. Selama dasa
warsa pembangunan ekonomi di Kabupaten Gianyar, sektor pertanian
merupakan satu di antara empat pilar yang mengontrol struktur
ekonomi kabupaten Gianyar yaitu pariwisata, industri, pertanian dan
jasa (Pemda Kabupaten Gianyar, 2008). Oleh karena itu, pemerintah

1
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Kabupaten Gianyar sebagaimana yang diamanatkan oleh RPJMN


2010-2014 juga menyusun RPJMD 2010-2014 untuk merumuskan
dan merancang pembangunan Kabupaten Gianyar untuk mendukung
kebijakan swasembada beras dan jagung secara berkesinambungan, dan
swasembada kedelai dan daging sapi pada tahun 2010-2014. Selain itu,
pemerintah Kabupaten Gianyar mengupayakan peningkatan peranan
pembangunan pertanian melalui pengembangan komoditas hortikultura
sebagai substitusi impor dan peningkatan ekspor produk perkebunan
di daerah-daerah potensial. Dengan demikian sumbangannya terhadap
nilai ekspor untuk pendapatan negara, daerah provinsi dan kabupaten
dapat ditingkatkan. Upaya tersebut sejalan dengan amanat Undang
- Undang Otonomi Daerah Nomor 22 tahun 2000 yang diperbarui
dengan Undang - Undang Nomor 32 tahun 2004. Undang-undang
tersebut menekankan bahwa pembangunan pertanian merupakan solusi
utama untuk memajukan perekonomian nasional dan daerah melalui
pemanfaatan sumberdaya alam seperti tanah, air, keragaman hayati,
agroklimat, sumberdaya buatan (teknologi dan produk hukum) dan
sumberdaya manusia secara proporsional, efektif dan e¿sien.
Untuk memanfaatkan sumberdaya alam, sumberdaya buatan
dan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh setiap daerah provinsi
dan kabupaten diperlukan pemahaman terhadap potensi dan kondisi
wilayah yang dimiliki oleh masing-masing daerah yang keadaannya
sangat bervariasi. Berdasarkan pemahaman tersebut diperlukan acuan
dan arah pemanfaatannya sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
nasional, provinsi dan kabupaten yang telah dituangkan dalam produk
hukum berupa undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan
menteri, peraturan daerah provinsi dan kabupaten. Berkaitan dengan itu
Kabupaten Gianyar telah menetapkan Peraturan Daerah No. 16 tahun
2012 tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar
2012-2032 sebagai acuan penyusunan rencana dan arahan pemanfaatan
dan pengembangan potensi wilayah pertanian Kabupaten Gianyar untuk
kesejahteraan masyarakat Gianyar.
Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar telah menyusun rencana
strategis sehubungan dengan pembangunan ekonomi yang masih

2
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

memprioritaskan pembangunan sektor pertanian, pariwisata dan industri


kecil sebagai leading sector dalam skema pembangunan lima tahunannya.
Berdasarkan rencana strategis tersebut Dinas Pertanian, Perhutanan dan
Perkebunan Kabupaten Gianyar sebagai institusi yang ditugasi khusus
menangani masalah pertanian, kehutanan dan perkebunan di wilayah
Kabupaten Gianyar telah melakukan pemetaan potensi wilayahnya
dan rencana pengembangan komoditas pertanian yang dimiliki oleh
Kabupaten Gianyar pada tahun anggaran 2013 (Supartha dkk., 2013).
Kabupaten Gianyar mempunyai potensi sumberdaya alam berupa
lahan pertanian sebesar 36.800 ha (BPS Gianyar, 2012). Berdasarkan
luasan tersebut, Kabupaten Gianyar mempunyai kontribusi sebagai
pemasok pangan terbesar kedua bagi Provinsi Bali setelah Kabupaten
Tabanan. Selain itu, potensi lahan kering seluas 11.297 ha yang dimiliki
oleh Kabupaten Gianyar juga berpotensi untuk pengembangan komoditas
hortikultura seperti sayuran, buah-buahan dan bunga-bungaan. Produk
hortikultura tersebut mempunyai peranan penting dalam menunjang
kebutuhan masyarakat dan pariwisata yang merupakan sektor utama
di Kabupaten Gianyar (Dinas Pertanian, Perhutanan dan Perkebunan
Kabupaten Gianyar, 2008). Selain itu Kabupaten Gianyar juga
mempunyai sekitar 85 jenis komoditas pertanian yang meliputi 8 jenis
tanaman pangan, 20 jenis hortikultura buah, 9 jenis hortikultura sayur,
12 jenis hortikultura tanaman hias, 9 jenis komoditas perkebunan, 12
jenis komoditas peternakan dan minimal 11 jenis komoditas kehutanan
(Supartha dkk., 2013).
Untuk mengoptimalkan potensi pertanian diperlukan penataan
terhadap lokasi yang sesuai dengan agroekosistem dan tata ruang wilayah
untuk pengembangan komoditas unggulan dan strategis yang dimiliki
oleh kabupaten Gianyar. Penataan itu sangat penting dilakukan untuk
menentukan dan menetapkan titik-titik sentral aktivitas pengembangan
budidaya komoditas pertanian tersebut dan mengaitkannya dengan
lingkungan komoditas pertanian lainnya seperti tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan yang akan diusahakan oleh
petani. Dengan demikian pengembangan komoditas yang ada dalam
titik-titik sentral itu dapat memadukan pemanfaatan potensinya dengan

3
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

agroekosistem pertanian yang lainnya sehingga komoditas tersebut


dapat dijadikan unggulan atau penunjang usaha agribisnis di wilayah
setempat.
Kabupaten Gianyar mempunyai tujuh kecamatan dengan
beragam potensi lahan, agroklimat dan komoditas pertanian
(tanaman pangan, sayuran, buah-buahan, tanaman hias, perkebunan,
kehutanan, peternakan, perikanan) serta sumberdaya manusia dengan
berbagai keunikan budayanya. Potensi tersebut perlu disosialisasikan
keberadaannya dan dikoordinasikan pemanfaatannya sebagai pusat-pusat
pengembangan komoditas unggulan dan andalan di Kabupaten Gianyar.
Dengan demikian maka potensi tersebut dapat dimanfaatkan secara
optimal oleh masyarakat baik langsung maupun tidak langsung melalui
pemasukan investasi dari kalangan swasta untuk menumbuhkan dan
mengembangkan budidaya pertanian termasuk peternakan di Kabupaten
Gianyar. Untuk itu, diperlukan instrumen perencanaan pengembangan
komoditas pertanian yang dimaksud berdasarkan analisis isu strategis,
identi¿kasi potensi dan strategi pengembangannya, arah kebijakan
jangka menengah, dan langkah-langkah operasional pelaksanaannya
yang dikemas dalam suatu rancang bangun yang komprehensif.
Rancang bangun pengembangan komoditas strategis tersebut
diharapkan mampu memfasilitasi kerjasama antar daerah dalam suatu
kawasan sehingga ketersediaan pasokan produksi komoditas pangan
serta jumlah keuntungan yang diterima petani dan produsen dapat
berkelanjutan. Rancang bangun perencanaan kawasan pertanian harus
sejalan dengan program perencanaan di tingkat pemerintahan yang
lebih tinggi serta dapat diimplementasikan secara realistis di tingkat
kabupaten. Oleh karena itu, penyusunan rancang bangun pengembangan
komoditas harus dilakukan dengan pendekatan terpadu dan komprehensif
berdasarkan atas kelayakan dan kesesuaian agroekosistem, teknologi
budidaya, dan faktor sosial-ekonomi dengan mempertimbangkan potensi
dampaknya terhadap lingkungan.
Keberlanjutan suatu pengembangan komoditas strategis sangat
ditentukan oleh kemampuannya untuk memacu potensi daya saing
komoditas dan wilayah. Untuk itu, prospek pengembangan sistem

4
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

kawasan yang bersinergi (integrasi komoditas tanaman dengan ternak)


dengan memadukan lokasi kegiatan dan sumber pembiayaan sangat
potensial untuk dilakukan. Untuk tujuan tersebut, dipandang perlu untuk
menetapkan kawasan pertanian sebagai unit wilayah pengembangan
Sentra Komoditas Unggulan Tanaman Pangan, Perkebunan,
Hortikultura, Kehutanan, dan Peternakan secara Terpadu di Kabupaten
Gianyar. Dalam mewujudkan tujuan tersebut maka diperlukan upaya
untuk (1) menyusun dokumen akademik sebagai dasar pembuatan
regulasi penetapan kawasan komoditas unggulan pertanian Kabupaten
Gianyar; (2) menetapkan luasan kawasan komoditas unggulan pertanian
yang diprioritaskan pengembangannya pada tahun berjalan; dan (3)
merancang model usahatani terpadu di masing-masing sentra komoditas
unggulan prioritas untuk mengetahui sumbangan nilai tambah yang
diberikan baik secara vertikal maupun horizontal bagi keuntungan
ekonomi dan ekologi usahatani tersebut.
Berdasarkan rancang bangun pengembangan komoditas tersebut
dapat diketahui oleh masyarakat, pengusaha dan pemerintah daerah
tentang (1) potensi yang dapat dikembangkan di masing-masing
kecamatan, (2) alokasi akses pelayanan, penyediaan sarana dan
prasarana, modal, pasar bagi pusat-pusat pengembangan komoditas
yang baru tumbuh atau berkembang; (3) akses bagi investor dalam
pencarian lokasi dan meyakinkan mereka untuk melakukan investasi; (4)
pemilihan dan penetapan lokasi oleh pemerintah untuk perencanaan dan
realisasi program; (5) kemudahan bagi pemerintah untuk berkoordinasi,
melakukan pembinaan, memberikan pelayanan, dan kinerja hasil
kegiatan dapat diukur.

5
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

BAB II
LANDASAN BERPIKIR

P otensi sektor pertanian di Kabupaten Gianyar cukup besar


untuk dikembangkan berdasarkan proporsi ketersediaan
lahan yang mencapai 40%. Peranan strategisnya adalah sebagai
penyedia kebutuhan pangan lokal maupun sebagai pendukung sektor
pariwisata, industri jasa dan pengolahan. Namun, kontribusi sektor
pertanian terhadap PDRB Kabupaten Gianyar ternyata masih tergolong
rendah yaitu 16,27 %, walaupun program-program pembangunan
pertanian telah dilaksanakan selama beberapa dasa warsa. Fakta tersebut
mengindikasikan bahwa sektor pertanian belum mampu memberikan
kesejahteraan bagi masyarakat yang terhubung dengan usahatani. Salah
satu faktor utama yang menyebabkan lemahnya pembangunan pertanian
adalah belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan
pertanian (Kementrian Pertanian, 2009)
Pengembangan sektor pertanian perlu dilakukan paling tidak
berdasarkan 3 hal penting berikut. Pertama, sebagai suatu kebutuhan
vital untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berhubungan
dengan sektor pertanian. Kedua, daya tarik bagi pelaku agribisnis
yang berasal dari luar Kabupaten Gianyar untuk bertransaksi dan
berinvenstasi di Kabupaten Gianyar. Ketiga adalah amanat beberapa
peraturan perundangan yang berhubungan dengan pertanian, ekonomi
kreatif dan kesejahteraan masyarakat yang wajib dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Gianyar. Kebijakan pembangunan sektor
pertanian selanjutnya antara lain ditujukan untuk meningkatkan
pendapatan dan taraf hidup petani melalui pengembangan usahatani
berwawasan agribisnis serta meningkatkan produksi pertanian untuk
mencapai ketahanan pangan keluarga dan daerah, memenuhi bahan

6
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

baku industri pengolahan, serta mengisi pasar domestik dan ekspor.


Keberhasilan pengembangan sektor pertanian sangat ditentukan
oleh kesiapan dan dukungan pemerintah, institusi dan praktisi dibidang
pertanian, serta masyarakat yang berhubungan dengan sektor pertanian.
Kesiapan dan dukungan tersebut tidak akan optimal apabila ketiga
komponen terkait tidak mengenali potensi wilayahnya, peluang yang
tersedia, dan strategi yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan. Oleh
karena itu, perencanaan pengembangan sektor pertanian perlu dilakukan
secara komprehensif, sistematis dan terpadu (Gambar 2.1).
Aplikasi dan pengelolaan sistem usahatani yang efektif dan e¿sien
untuk mencapai target akan lebih mudah dilakukan apabila dibentuk
sentra komoditas unggulan atau kawasan pertanian. Pengembangan
sentra komoditas-komoditas unggulan sektor pertanian di Kabupaten
Gianyar secara yuridis formal dapat dilakukan dengan berlandaskan
pada Peraturan Mentri Pertanian Nomor 50/Permentan/CT.140/8/2012
tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian, Undang-Undang
Nomor 13 tahun 2010 tentang Hortikultura, Peraturan Pemerintah Nomor
18 tahun 2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman, Peraturan Mentri
Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/2009 tentang Kriteria Teknis
Kawasan Peruntukan Pertanian, dan Peraturan Mentri Pertanian Nomor
15/Permentan/RC.110/1/2010 tentang Rencana Strategis Kementrian
Pertanian 2010-2014, dan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar
2012-2032. Ketentuan-ketentuan tersebut merupakan dasar kebijakan
fungsional dalam menentukan rangkaian kerja aksi yang dibutuhkan
untuk mengembangkan sektor pertanian di Kabupaten Gianyar.
Rencana pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Gianyar
telah dievaluasi kembali melalui pemetaan potensi wilayah dan
pengembangan pertanian pada tahun 2013 (Supartha, dkk., 2013). Sebagai
tindak lanjut dari kegiatan tersebut adalah inventarisasi data 4 komponen
pendukung yang diperlukan dalam penentuan sentra komoditas unggulan
pertanian. Keempat komponen yang dimaksud meliputi kondisi
agroekosistem, keunggulan komoditas pertanian, dukungan kelembagaan
yang telah tersedia, dan dukungan masyarakat yang relevan, yang

7
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

sangat tergantung kepada potensi wilayah Kabupaten Gianyar. Potensi


agroekosistem sebagai salah satu hasil dalam kajian tersebut selanjutnya
dapat digunakan sebagai dasar pendekatan pengembangan daerah sentra
komoditas unggulan di Kabupaten Gianyar. Pendekatan agroekosistem
perlu dipadukan dengan keunggulan komparatif komoditas sehingga
diketahui kesesuaian agroekosistem dengan komoditas eksisting. Dalam
hal ini seluruh komoditas yang terdata dalam laporan Dinas Pertanian
dan Biro Pusat Statistik Kabupaten Gianyar digunakan dalam penentuan
komoditas unggulan berdasarkan analisis LQ.
Pemilihan daerah sentra komoditas unggulan dapat dilakukan
dengan metode commodity driven atau location driven. Metode yang
lebih tepat untuk Kabupaten Gianyar adalah location driven karena
Kabupaten Gianyar berpeluang memiliki beragam komoditas unggulan
dalam satu lokasi atau wilayah. Penetapan daerah sentra untuk
komoditas unggulan masing-masing sub sektor yang terpilih kemudian
diperlukan.

8
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Latar Belaakang
Kondisi Sekttor Pertanian di d Kabupaten Gianyar
G
PDRRB sektor pertaanian masih renndah : 16,27 % (BPS, 2013)
Ketersediaan lahan ppertanian cukupp memadai : 40 % (BPS, 20133)
Belum diidentifikasi
d seecara kuantitatiff komoditas ung
ggulan pertaniaan
Belum terdapaat/ditetapkan daaerah sentra koomoditas unggu ulan/kawasan ppertanian

Kebijakan PPembangunan di Sektor Perttanian


Renstra Kabupaten Giaanyar tahun 2013
Perda Noo. 16 tahun 201 2 (RTRW Kabuupaten Gianyar tahun 2012-20032)
UU Noo. 13 tahun 2010 (Hortikultura))
PP No. 18 tahhun 2010 (Usahha Budidaya Ta anaman)
Permentan No.
N 41 tahun 20009 (Kriteria Tekknis Kawasan Peruntukan
P Perrtanian)
Permentann No. 15 Tahun 2010 (Renstra Kementrian Pe ertanian 2010-22014)
Permentan No.
N 50 tahun 20012 (Pedoman Pengembangan
P n Kawasan Perrtanian)

Keegiatan Aksi di Sektor Pertannian Kabupaten Gianyar


Suppartha, dkk. (20013, Pemetaan Potensi Wilayaah dan Pengembangan Sektorr Pertanian)
Dinas Pertannian, Perkebunan, Peternakann, Kehutanan Kabupaten
K Gianyar (Laporan TTahunan 2011-22013)
BPSS Kabupaten Giaanyar (2005-20013, Gianyar da
alam Angka)
BPS Kaabupaten Gianyyar (2013, Potreet Usaha Pertannian Kabupatenn Gianyar menuurut SubSektor))

P
Profil Umum Wilayah
W
Interpretaasi
interpretasi
Interrpretasi Analisis LQ
Analisis LQ interpretasi

Potensi Agrroekosistem Jenis dann Masalah Kom moditas Jenis Keelembagaan


Luasan Lahaan pertanian - Sub sekto tor pertanian - kooperasi
Tipe Kesesuuaian Lahan - Sub sekto tor perkebunan - sumberr pendanaan
Faktor Pembatas Lahan - Sub sekto tor peternakan
- Sub sekto tor Kehutanan
- Identifikaasi potensi masaalah Dukungann Masyarakat
produksi komoditas perttanian - rumah taangga tani
- kelompokk tani
SWOT - konsumeen

Identifikasi
Identi¿ Calon
C Daerah
kasi Calon DaerahSentra
S
Sentra Eksisting
Eksisting Komoditas
KomoditasUnggulan
Unggulan

Daerah
DaerahSentra
SentraPertanian
P Pertanian Dae
erah Sentra
Daerah Perk
Sentra kebunan Daera
Perkebunan ah Sentra
Daerah Kehuta
Sentra anan
Kehutanan Daerah
h Sentra
Daerah SentraPeternak
kan
Peternakan

REKOMEN
NDASI PENETA
APAN SENTRA
A KOMODITAS
S UNGGULAN DAN KAWASA
AN PERTANIA
AN

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

9
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

BAB III
PENETAPAN KAWASAN SENTRA
KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN
DI DAERAH DALAM PERSPEKTIF FILOSOFIS,
YURIDIS, DAN SOSIOLOGIS

3.1 Pendahuluan

P ertanian dalam arti luas sering dikonsepkan sebagai semua


aktivitas yang mencakup kegiatan pertanian (tanaman pangan
dan hortikultura), perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Sementara itu, pertanian dalam arti sempit diartikan sebagai suatu
budidaya tanaman kedalam suatu lahan untuk mencukupi kebutuhan
manusia. Dengan demikian, secara umum konsep pertanian dapat
dipahami sebagai suatu usaha yang meliputi berbagai bidang seperti
bercocok tanam (pertanian dalam arti sempit), perikanan, peternakan,
perkebunan, kehutanan, pengelolaan hasil bumi beserta pemasarannya
(pertanian dalam arti luas).
Luas lahan pertanian di daerah Bali berdasarkan data BPS
Provinsi Bali tahun 2013 yang dituangkan pada Bali Dalam Angka
2014 adalah 355.568 Ha dengan komposisi untuk lahan sawah seluas
81.165 Ha dan lahan bukan sawah seluas 274.403 Ha. Lahan bukan
pertanian yang ada di daerah Bali antara lain diperuntukkan bagi jalan,
pemukiman, kantor, dan daerah aliran sungai, dilaporkan seluas 208 098
Ha. Dengan demikian, luas lahan di Bali seluruhnya adalah 563.666 Ha.
Data tersebut menunjukkan 63,08 % luas lahan di Bali diperuntukkan
sebagai lahan pertanian.
Dalam kaitan itu, kajian terhadap upaya Pemerintah Daerah
pada umumnya dan Pemerintah Kabupaten Gianyar pada khususnya
dalam pembentukan Peraturan Bupati Gianyar tentang Kawasan
Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan,
Kehutanan, dan Peternakan menjadi menarik dan aktual dilakukan.

10
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Adapun ruang lingkup kajiannya dibatasi pada aspek landasan ¿loso¿s,


yuridis, dan sosiologis yang dapat membenarkan dan/atau menjadi dasar
dalam pembentukan produk hukum tersebut. Ketiga aspek bersangkutan
merupakan implementasi dari asas dapat dilaksanakannya suatu produk
hukum yang dibuat di Indonesia sebagaimana ditetapkan pada Pasal
5 huruf d UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan. Penjelasan ketentuan tersebut menetapkan “Yang
dimaksud dengan “asas dapat dilaksanakan” adalah bahwa setiap
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus memperhitungkan
efektivitas Peraturan Perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat,
baik secara ¿loso¿s, sosiologis, maupun yuridis”.

3.2 Landasan Filoso¿s Pentingnya Pengaturan Kawasan


Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan,
Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan

Landasan ¿loso¿s pada hakikatnya menjelaskan alasan yang


menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan
pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum bangsa Indonesia pada
umumnya dan masyarakat di Kabupaten Gianyar pada khususnya.
Dengan demikian, alasan ¿loso¿s akan berkaitan dengan suasana
kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila
dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Sehubungan dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Gianyar
untuk mengatur Kawasan Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman
Pangan, Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan di wilayahnya, maka
secara ¿loso¿s hal itu dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan
pertanian tanaman pangan, perikanan, dan kehutanan yang berkelanjutan
dan pengembangan agribisnis yang jelas, terarah, terukur, dan berdaya
guna. Melalui percepatan pembangunan yang dimaksudkan maka
pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan harapan hidup dan
kesejahteraan para petani. Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan
sila kelima Pancasila yang menjadi dasar bernegara yakni keadilan sosial

11
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada pihak lain, petani sebagai bagian dari
rakyat Indonesia juga berhak atas kesejahteraan yang ditetapkan sebagai
salah satu tujuan bernegara dalam alinea keempat Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang pada
hakikatnya mengamanatkan kepada negara untuk bertanggung jawab
melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk di dalamnya masyarakat
petani.
Landasan ¿loso¿s seperti di atas, dalam pengaturan Kawasan
Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan,
Kehutanan, dan Peternakan di daerah dapat diimplementasikan melalui
asas-asas hukum yang menjadi alat uji kritis terhadap keberadaan norma
prilaku yang ditetapkan pada produk hukum bersangkutan. Dalam kaitan
itu, adapun beberapa asas yang sesuai dikembangkan dalam pengaturan
Kawasan Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan,
Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan di Kabupaten Gianyar adalah
asas manfaat, asas keberlanjutan, asas keterpaduan, dan asas keragaman.
Asas manfaat mengarahkan pengaturan kawasan Sentra Komoditas
Unggulan Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan, Kehutanan, dan
Peternakan akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan dan mutu hidup rakyat. Asas keberlanjutan mengarahkan
pengaturan kawasan Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman
Pangan, Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan akan menghasilkan
produktivitas secara konsisten dan lestari untuk menjamin terwujudnya
kemandirian dan ketahanan pangan dengan untuk generasi masa kini
dan masa mendatang. Asas keterpaduan mengarahkan pengaturan
kawasan Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan,
Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan dengan mengintegrasikan
berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan
lintas pemangku kepentingan. Asas keragaman mengarahkan pengaturan
kawasan Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan,
Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan dengan memperhatikan
keanekaragaman pangan pokok, misalnya padi, jagung, sapi, dan babi.

12
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

3.3 Landasan Yuridis Pengaturan Kawasan Sentra Komoditas


Unggulan Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan,
Kehutanan, dan Peternakan

Landasan yuridis berkaitan dengan berbagai pertimbangan atau


alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk adalah
untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum
dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah,
atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa
keadilan masyarakat. Oleh karena itu, landasan yuridis menyangkut
persoalan hukum tentang substansi atau materi yang diatur sehingga
perlu dibentuk suatu produk hukum termasuk di dalamnya sehubungan
dengan rencana penetapan Peraturan Bupati Gianyar tentang Kawasan
Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan,
Kehutanan, dan Peternakan.
Dalam kaitan di atas, beberapa produk hukum yang menjadi
dasar hukum untuk mengatur Kawasan Sentra Komoditas Unggulan
Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan di
Kabupaten Gianyar dapat dibedakan atas 2 (dua) klasi¿kasi. Klasi¿kasi
pertama berkaitan dengan sumber kewenangan formal pembentukan
Peraturan Bupati Gianyar tentang Kawasan Sentra Komoditas Unggulan
Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan
yakni berupa:
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

13
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Republik Indonesia Nomor 5234);


3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 32).

Ketiga produk hukum di atas memberikan kewenangan kepada


Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah Kabupaten Gianyar melalui
Bupati Gianyar dalam rangka mengurus urusan pemerintahan yang
menjadi wewenangnya untuk menetapkan peraturan Bupati. Penyerahan
dan/atau pelimpahan kewenangan ini dapat disimak antara lain pada
ketentuan berikut ini :
a. Pasal 146 UU No. 32 Tahun 2004 terkait dengan fungsi dan
kedudukan peraturan kepala daerah dikaitkan dengan keberadaan
peraturan daerah, yang menetapkan :
(1) Untuk melaksanakan Perda dan atas kuasa peraturan
perundang-undangan, kepala daerah menetapkan peraturan
kepala daerah dan atau keputusan kepala daerah.
(2) Peraturan kepala daerah dan atau keputusan kepala daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilarang bertentangan
dengan kepentingan umum, Perda, dan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi.
b. Pasal 7 jo. Pasal 8 UU No. 12 Tahun 2011 terkait dengan
kewenangan Kepala Daerah baik Gubernur maupun Bupati/
Walikota untuk menetapkan peraturan kepala daerah dalam
menyelenggarakan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi. Ketentuan tersebut menetapkan sebagai berikut :
Pasal 7
(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri
atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang;

14
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
(2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai
dengan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 8
(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang
ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah
Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan,
Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga,
atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-
Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota,
Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.
(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai
kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh
Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau
dibentuk berdasarkan kewenangan.

c. Pasal 3 huruf b jo. Pasal 5 huruf b Peraturan Menteri Dalam Negeri


No. 1 Tahun 2014 terkait dengan kewenangan Kepala Daerah baik
Gubernur maupun Bupati/Walikota untuk menetapkan peraturan
kepala daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
daerah maupun peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Ketentuan tersebut menetapkan sebagai berikut :
Pasal 3
Produk hukum daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a berbentuk :

15
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

a. Perda atau nama lainnya;


b. Perkada;
c. PB KDH; dan
d. Peraturan DPRD

Pasal 5
Perkada sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b terdiri
atas:
a. Peraturan gubernur; dan
b. Peraturan bupati/walikota

Sementara itu, secara subtansial mengenai pengaturan Kawasan


Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan,
Kehutanan, dan Peternakan merupakan penjabaran dari amanat peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi. Peraturan perundang-undangan
dimaksud, antara lain :
a. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat II dalam wilayah Daerah-daerah
Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor
122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1655) maupun Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844). Kedua produk hukum ini
menjadi dasar pembentukan Pemerintah Kabupaten Gianyar
sekaligus memberikan kewenangan untuk menyelenggarakan
urusan di bidang pertanian sebagaimana dijumpai pada Pasal 14
terkait urusan wajib dan urusan pilihan Pemerintah Kabupaten.

16
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

b. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan


dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5433). Pasal 22 undang-undang ini menetapkan
sebagai berikut :
Pasal 22
Untuk menjamin kepastian usaha sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (2) huruf b, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
sesuai dengan kewenangannya berkewajiban:
a. menetapkan kawasan Usaha Tani berdasarkan kondisi
dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
sumber daya buatan;
b. memberikan jaminan pemasaran hasil Pertanian kepada
Petani yang melaksanakan Usaha Tani sebagai program
Pemerintah;
c. memberikan keringanan Pajak Bumi dan Bangunan
bagi lahan Pertanian produktif yang diusahakan secara
berkelanjutan; dan d. mewujudkan fasilitas pendukung
pasar hasil Pertanian.
Adapun yang dimaksud dengan “kawasan Usaha Tani”
adalah hamparan dalam sebaran kegiatan dalam bidang
pertanian yang disatukan oleh faktor pengikat tertentu, baik
faktor alamiah, sosial, budaya, maupun berkaitan dengan
infrastruktur ¿sik buatan.

c. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/2009


Tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian. Adapun
penetapan kawasan peruntukan pertanian dimaksudkan untuk
memudahkan dalam penumbuhan dan pengembangan kawasan
pertanian berbasis agribisnis mulai dari penyediaan sarana
produksi, budidaya, pengolahan pascapanen dan pemasaran
serta kegiatan pendukungnya secara terpadu, teintegrasi dan
berkelanjutan. Adanya penetapan kawasan peruntukan pertanian
merupakan amanat ketentuan Pasal 66 Peraturan Pemerintah

17
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah


Nasional. Pada bagian lampiran Peraturan Menteri Pertanian ini
dikemukakan mengenai dasar pertimbangan dalam menetapkan
kawasan peruntukan pertanian yakni atas dasar kesesuaian lahan
dalam pengembangan komoditas tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, kehutanan, dan peternakan.
d. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/OT.140/8/
2012 Tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian.
Penetapan peraturan ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan
produksi pertanian komoditas tertentu dalam suatu kawasan
pertanian. Pada Pasal 3 ayat (1) disebutkan bahwa : “Menteri
Pertanian memfasilitasi kawasan pertanian bagi pengembangan
40 komoditas unggulan nasional di kabupaten/kota dengan
mengembangkan potensi yang ada, melanjutkan dari kondisi saat
ini, pengutuhan kegiatan, menyediakan sarana dan prasarana,
kemudahan perizinan, pemanfaatan lahan, penyediaan data dan
informasi, promosi, penganggaran, membangun keterpaduan
secara multi-years, sehingga menjadi satu kesatuan sistem
pertanian industria”. Sementara itu, pada Pasal 4 ayat (2)
ditetapkan mengenai kewenangan penetapan kawasan pertanian
kabupaten ditetapkan oleh Bupati.
e. Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No. 16 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar 2012-
2032. Pada Bagian Ketiga dikemukakan mengenai Rencana Pola
Ruang Kawasan Budidaya yang meliputi Kawasan Peruntukan
Pertanian (Pasal 44), Kawasan Peruntukan Perkebunan (Pasal 45).
Adapun kedua ketentuan tersebut, menetapkan sebagai berikut :
Pasal 44
(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32 ayat (3) huruf a meliputi:
a. kawasan peruntukan pertanian lahan basah;
b. kawasan peruntukan pertanian lahan kering dan
hortikultura; dan
c. kawasan peruntukan peternakan.

18
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

(2) Kawasan peruntukan pertanian lahan basah sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf a diarahkan disemua wilayah
kecamatan, dengan pertimbangan produktivitas lahan,
ketersediaan prasarana irigasi, akumulasi produksi dan
kondisi penggunaan yang sedang berlangsung.
(3) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan lahan basah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan komoditas
unggulan meliputi padi dan palawija.
(4) Kawasan peruntukan pertanian lahan kering dan
hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b di
wilayah kabupaten tersebar di seluruh wilayah kecamatan
dan bercampur dengan kawasan peruntukan lahan basah,
permukiman dan kawasan perkebunan/tanaman tahunan.
(5) Kawasan peruntukan pertanian lahan kering dan hortikultura
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dengan komoditas
unggulan meliputi jagung, kedelai, kacang tanah, cabai
besar, melon, kentang, pisang, kelapa, tembakau, jeruk,
rambutan, mangga, dan leci.
(6) Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c dapat dilakukan di semua kecamatan
dan dalam skala rumah tangga dapat diusahakan secara
setempat-setempat;
(7) Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) dengan komoditas unggulan meliputi sapi,
unggas, dan babi.
(8) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memiliki total luas kurang lebih 14.667
(empat belas ribu enam ratus enam puluh tujuh) Hektar.
(9) Luas kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) selanjutnya ditetapkan sebagai kawasan
pertanian pangan berkelanjutan di wilayah Kabupaten
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

19
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Paragraf 2
Kawasan Peruntukan Perkebunan
Pasal 45
(1) Kawasan peruntukan perkebunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32 ayat (3) huruf b merupakan kawasan
yang diperuntukkan bagi tanaman tahunan atau tanaman
perkebunan yang menghasilkan baik bahan pangan dan
bahan baku industri.
(2) Kawasan peruntukan perkebunan/tanaman tahunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di wilayah kabupaten
diarahkan di setiap wilayah kecamatan dengan prioritas
di Kecamatan Payangan, Kecamatan Tegalalang, dan
Kecamatan Tampaksiring.
(3) Kawasan peruntukan perkebunan/tanaman tahunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki total luas
kurang lebih 9.194 (sembilan ribu seratus sembilan puluh
empat) Hektar.
(4) Kawasan peruntukan perkebunan/tanaman tahunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan komoditas
unggulan meliputi kakao dan kopi.

Mengkaji dan memahami produk hukum di atas, dapat disimak


bahwa secara substansial berbagai peraturan perundang-undangan
tersebut mengatur penyerahan dan/atau pelimpahan kewenangan
dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah
Kabupaten untuk mengatur lebih lanjut mengenai Kawasan Sentra
Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan,
Kehutanan, dan Peternakan di wilayahnya. Dengan kata lain, atas dasar
sumber kewenangan secara yuridis di atas, Pemerintah Daerah termasuk
Pemerintah Kabupaten Gianyar berwenang untuk mengatur hak dan
kewajiban, perintah, larangan, dan kebolehan beserta penghargaan
dan sanksi hukum atas pelanggarannya bagi semua pihak yang terkait,
serta proses dan lembaga dalam penerapan ketentuan akibat penetapan
Kawasan Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan,
Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan di wilayahnya.

20
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

3.4 Landasan Sosiologis yang Mendasari Pentingnya Pengaturan


Kawasan Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman
Pangan, Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan

Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang


menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan
sosiologis akan berkaitan atau menyangkut fakta empiris mengenai
perkembangan masalah dan kebutuhan masyarakat yang mendukung
perlunya suatu pengaturan bidang tertentu melalui produk hukum.
Dengan demikian secara sosiologis, pembenaran pengaturan Kawasan
Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan,
Kehutanan, dan Peternakan di daerah termasuk juga di Kabupaten
Gianyar dapat dijumpai pada fakta-fakta empiris yang mendukung
pentingnya ditetapkan produk hukum bersangkutan.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi
Bali, pada 2013 dilaporkan bahwa luas lahan pertanian berkurang 460
Ha menjadi 81.116 Ha, dibandingkan dengan kondisi tahun 2012 seluas
81.625 Ha. Data tersebut menunjukkan bahwa lahan pertanian yang ada
saat ini terus mendapat dan/atau mengalami tekanan, salah satunya dari
adanya alih fungsi lahan karena permintaan lahan untuk permukiman dan
sarana akomodasi wisata seperti vila masih sangat tinggi. Dampak ikutan
dari alih fungsi lahan tersebut telah menyebabkan pula pada penurunan
harapan hidup petani yang mendorong meningkatnya kemiskinan yang
diderita oleh para petani. Disadari juga bahwa keberadaan petani saat ini
berusaha dalam skala kecil, bahkan sebagian dari petani sebagai petani
penggarap yang tidak memiliki sendiri lahan usaha tani maupun sebagai
buruh tani. Oleh karena itu, petani pada umumnya mempunyai posisi
yang lemah dalam memperoleh sarana produksi, pembiayaan usaha tani,
dan akses terhadap pasar. Dengan demikian, masyarakat miskin di Bali
pada hakikatnya masih didominasi oleh masyarakat petani sehingga
diperlukan cara ampuh dari pemangku kepentingan (stakeholders) untuk
mengentaskan kemiskinannya.

21
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Negara yang dipersoni¿kasikan dalam bentuk Pemerintah Pusat


maupun Daerah di dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur serta
untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasar warga negara, berwenang
dan berkewajiban memberikan perlindungan dan pemberdayaan
kepada masyarakat petani secara terencana, terarah, dan berkelanjutan.
Perlindungan yang dimaksudkan berupa segala upaya untuk membantu
petani menghadapi permasalahan maupun kesulitan yang melilitnya
seperti dalam memperoleh prasarana dan sarana produksi, kepastian
usaha, risiko harga, kegagalan panen, praktik ekonomi biaya tinggi, dan
persaingan usaha tidak sehat. Dalam rangka menjamin kepastian usaha
maupun persaingan usaha tidak sehat, maka Pemerintah dan Pemerintah
Daerah sesuai kewenangannya dapat mengambil kebijakan berupa
pengaturan dan penetapan suatu kawasan sebagai sentra komoditas
unggulan Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan, Kehutanan, dan
Peternakan dengan didasarkan pada kondisi dan potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan yang tersedia.
Dalam pada itu, yang dimaksudkan dengan pemberdayaan
petani adalah segala upaya untuk meningkatkan kemampuan petani
melaksanakan usaha tani yang lebih baik seperti melalui pendidikan dan
pelatihan, penyuluhan dan pendampingan, pengembangan sistem dan
sarana pemasaran hasil pertanian, kemudahan akses ilmu pengetahuan,
teknologi dan informasi, serta penguatan kelembagaan petani.
Dengan kata lain, persoalan pemberdayaan petani berkaitan dengan
upaya memajukan dan/atau mengembangkan pola pikir maupun pola
kerja petani, meningkatkan usaha tani, serta menumbuhkembangkan
kelembagaan petani yang mampu mandiri dan berdaya saing tinggi.
Pemberdayaan ini diperlukan karena disadari peran petani sangat besar
peranannya dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan
mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan
pangan secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang
merupakan hak dasar setiap orang. Fungsi Pemerintah dalam kaitan
di atas dapat dilakukan melalui berbagai kebijakan, penetapan produk
hukum, tindakan subsidi, perlindungan (proteksi), maupun perbaikan
tata kelola pertanian Bali yang dapat meningkatkan kesejahteraan
petani.

22
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

3.5 Penutup

Petani telah memberikan kontribusi yang nyata dalam


pembangunan pertanian maupun pembangunan ekonomi perdesaan,
sehingga sering juga disematkan gelar sebagai pahlawan bangsa. Oleh
karena itu, menjadi penting dan aktual salah satu kebijakan dan/atau
produk hukum yang sedang dibahas Pemerintah Kabupaten Gianyar
saat ini dalam mengupayakan peningkatan kesejahteraan petani di
wilayahnya berupa penyusunan Draft Peraturan Bupati Gianyar tentang
Kawasan Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan,
Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan.
Secara ¿loso¿s kebutuhan pengaturan Kawasan Sentra Komoditas
Unggulan Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan, Kehutanan, dan
Peternakan sejalan dengan upaya mewujudkan keadilan sosial dan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, dimana Petani merupakan
bagian terpenting di dalamnya. Secara yuridis, berbagai produk hukum
mulai dari sumber hukum materiil yakni Pancasila maupun sumber
hukum formal yakni dari UUD 1945, undang-undang, peraturan Menteri
sampai pada peraturan daerah telah memberikan dasar kewenangan
formal maupun material kepada Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah
Kabupaten Gianyar untuk mengatur Kawasan Sentra Komoditas
Unggulan Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan, Kehutanan, dan
Peternakan di wilayahnya. Sementara itu secara sosiologis, berbagai
fakta keterbatasan lahan, kerentanan, kelemahan daya saing, dan
marginalisasi petani telah mendukung perlunya pengaturan Kawasan
Sentra Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan,
Kehutanan, dan Peternakan. Dengan adanya pengaturan tersebut, maka
akan diwujudkan kepastian hukum dalam perlindungan dan pembinaan
petani beserta lahan pertanian untuk menciptakan masyarakat petani
yang sejahtera lahir dan bathin.

23
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

BAB IV
POTENSI WILAYAH
KABUPATEN GIANYAR

4.1 Potensi Geogra¿s dan Administratif

W ilayah Kabupaten Gianyar berada pada posisi geogra¿s


antara 08o18’48”-08o38’58” Lintang Selatan dan
115o13’29”-115o22’23” Bujur Timur. Kabupaten Gianyar terdiri atas
7 kecamatan, yaitu Sukawati, Blahbatuh, Gianyar, Tampaksiring,
Tegalalang, Ubud, dan Payangan (Kabupaten Gianyar dalam Angka,
2013). Secara administratif, Kabupaten Gianyar memiliki posisi yang
strategis karena berbatasan dengan beberapa daerah tujuan wisata utama
yang terletak di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar disebelah Barat,
Kabupaten Bangli di sebelah Utara, Kabupaten Bangli dan Klungkung
disebelah Timur serta Selat Badung dan Samudra Indonesia disebelah
Selatan (Gambar 4.1). Posisi tersebut memungkinkan Kabupaten
Gianyar untuk menyediakan kebutuhan jasa dan barang untuk daerah
lain disekitarnya.

4.2 Potensi Agroekosistem

Luasan wilayah Kabupaten Gianyar adalah 36.800 Ha (6,53%


dari luas wilayah Bali) yang berada pada elevasi 0-1.000 mdpl. Sekitar
20,25% wilayah tersebut terletak pada ketinggian 250-950 mdpl. Daerah
yang terletak di dataran rendah adalah Kecamatan Sukawati (0-125 m
dpl), serta Blahbatuh dan sebagian wilayah Gianyar, Tampaksiring,
Ubud dan Tegalalang terletak pada ketinggian 0-175 mdpl. Kecamatan
Gianyar terletak pada ketinggian 0-425 m dpl, Tampaksiring terletak
pada ketinggian 175-775 m dpl, Ubud pada ketinggian 75-325 m dpl,

24
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Tegalalang berada pada ketinggian 225-975 m dpl dan Payangan berada


pada ketinggian 250-950 mdpl (Kabupaten Gianyar dalam Angka, 2013).
Perbedaan ketinggian tersebut membentuk keragaman zone agroklimat.
Wilayah Kabupaten Gianyar memiliki bentuk wilayah yang cukup
kompleks dengan perbedaan tipe topogra¿ yang berkisar dari landai (0-
2o) dengan luas 8.311 Ha sampai dengan miring (15-40o) seluas 3.835,57
Ha. Berdasarkan topogra¿nya, bentuk wilayah Kabupaten Gianyar
dapat digolongkan ke dalam daerah yang datar (0-3%), agak datar
(3-8%), berombak (8-15%), bergelombang (15-30%), bergelombang
agak berbukit (30-45%) sampai berbukit (>45%). Daerah yang miring
biasanya terdapat di
sempadan sungai.
Terdapat 12 buah
sungai yang mengalir
melalui wilayah
Kabupaten Gianyar
(Kabupaten Gianyar
dalam Angka, 2013).
Menurut Dai dan
Junus (1971) jenis
tanah di Kabupaten
Gianyar terdiri dari
Aluvial, Latosol,
Regosol (Regosol
Coklat Kelabu dan
Regosol Coklat
Kekuningan).
Padanan jenis-jenis
tanah tersebut dalam
sistem taksonomi
tanah berturut-turut
adalah Entisols,
Inceptisols, Al¿sols,
dan Andisol.

25
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Terdapat 2 zone agroklimat di Kabupaten Gianyar berdasarkan


sistem Oldeman, yaitu C3( 4-5 bulan kering) di wilayah Sukawati,
Blahbatuh dan Gianyar serta C1/B2 (2-3 bulan kering) di Kecamatan
Ubud, Payangan, Tegalalang, dan Tampaksiring. Periode musim hujan
umumnya terjadi pada minggu I Oktober-minggu II bulan April,
sedangkan musim kering mulai minggu III April - minggu III September
(BMKG, 2013).
Tidak ada curah hujan yang turun di Kecamatan Blahbatuh
sepanjang tahun 2012. Jumlah total curah hujan di Kecamatan Payangan
pada tahun 2012 adalah 1303 mm. Kisaran jumlah curah hujan sepanjang
tahun 2012 untuk ke 5 wilayah kecamatan lainnya berkisar antara 2061-
2672 mm dengan curah hujan tertinggi terdapat di Kecamatan Ubud
(Kabupaten Gianyar dalam Angka, 2013).
Lahan pertanian di Kabupaten Gianyar kurang lebih 40% dari
luas total kabupaten. Lahan tersebut terdiri dari pasedahan sawah seluas
142.073.001 Ha dan pasedahan darat seluas 542.563.635 Ha. Lahan
pertanian sawah di Kabupaten Gianyar adalah seluas 14.407 Ha, dan
luasan terbesar terdapat di Kecamatan Sukawati yaitu 2.705 Ha. Luas
panen bersih padi sawah di Kabupaten Gianyar adalah 29.888 Ha
dengan rata-rata produksi adalah 5,808 ton/Ha. Sebagian besar lahan
sawah tersebut (14.407 Ha atau sekitar 97,81 %) sudah berpengairan
setengah teknis, 243 Ha atau 1,65% berpengairan sederhana PU dan 79
Ha sisanya berpengairan tradisional. Lahan sawah umumnya ditanami
dengan padi sawah atau palawija dan hortikultura dengan sistem irigasi
maupun tadah hujan. Pola tanam umum untuk lahan padi sawah di
Kabupaten Gianyar adalah :
Padi ĺ Padi ĺPalawija/hortikultura
Padi ĺ Padi ĺBera
Padi ĺ Palawija/hortikultura ĺ Bera

Luas keseluruhan bukan tanah sawah adalah 22.071 Ha. Sebagian


besar lahan bukan sawah merupakan lahan pertanian kering yang terdiri
dari tegal/kebun seluas 11.248 Ha, tanaman kayu-kayuan seluas 1.116
Ha dan 7 Ha tanaman perkebunan. Lahan tegal/kebun terluas terdapat

26
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

di Kecamatan Payangan dengan luas 3.379 Ha dan hutan rakyat terluas


terdapat di Kecamatan Tegalalang dengan luas 884 Ha (Kabupaten
Gianyar dalam Angka, 2013).
Lahan tegalan/kebun di Kabupaten Gianyar biasanya ditanami
dengan beragam jenis tanaman dengan jarak tanam dan komposisi
yang tidak beraturan. Jenis tanaman yang dibudidayakan pada lahan
tegalan/kebun antara lain berbagai jenis tanaman tahunan (perkebunan
dan hortikultura buah-buahan), maupun tanaman pangan seperti ketela
pohon, pepaya, dan talas. Kebun campuran biasanya berdekatan dengan
permukiman atau menempati lereng-lereng terjal pada kanan kiri sungai
(kakisu). Kebun campuran yang terletak pada lereng-lereng terjal
umumnya dikombinasikan dengan jenis-jenis tanaman hutan seperti
sengon, mahoni, jati, dan jabon (Supartha, dkk., 2013).
Kabupaten Gianyar adalah satu-satunya kabupaten yang tidak
memiliki hutan di Bali. Namun, adanya beberapa lahan yang karena
posisinya berada di daerah kakisu yang sebagian tergolong potensial
kritis, maka masyarakat mengembangkan hutan tanaman di lahan
miliknya tersebut. Jenis tanaman yang dibudidayakan di lahan hutan
rakyat ini antara lain adalah sengon, mahoni, kejimas, jabon, bayur, dan
nyantuh (Supartha, dkk., 2013).
Berdasarkan luasan lahan pertanian di Kabupaten Gianyar, maka
daerah ini tidak hanya potensial dalam menghasilkan biomassa primer
tetapi juga biomassa sekunder dalam bentuk ternak. Populasi ternak besar
tahun 2012 yang ada di Kabupaten Gianyar adalah sapi sejumlah 53.809
ekor. Berikut adalah populasi ternak lainnya di Kabupaten Gianyar : babi
136.942 ekor, ayam kampung 500.452 ekor, ayam ras petelur 27.740
ekor, ayam ras pedaging 583.503 ekor, itik 146.399 ekor, angsa 914
ekor, merpati 5.559 ekor. Populasi sapi terbesar terdapat di Kecamatan
Payangan (14.044 ekor) dan Tegalalang (12.147 ekor). Populasi babi
terbesar juga terdapat di Kecamatan Payangan dan Tegalalang dengan
jumlah berturut-turut 53.874 ekor dan 21.480 ekor, sedangkan kambing
paling banyak terdapat di Kecamatan Gianyar dengan populasi 461 ekor
(Kabupaten Gianyar dalam Angka, 2013).

27
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Populasi unggas jenis ayam kampung paling banyak terdapat


di Kecamatan Payangan, Tegalalang dan Sukawati dengan populasi
berturut-turut sebesar 113.918 ekor, 107.640 ekor, dan 104.026 ekor.
Jenis ayam ras petelur hanya dibudidayakan di Kecamatan Payangan dan
Ubud dengan populasi sebesar 21.740 ekor dan 6.000 ekor, sedangkan
ayam ras pedaging tersebar di seluruh kecamatan dengan populasi
terbesar di Kecamatan Gianyar (189.500 ekor). Kecuali di daerah
Blahbatuh, itik dapat ditemukan di 6 kecamatan di Kabupaten Gianyar
dengan sebaran yang relatif merata. Populasi terbesar itik terdapat di
Kecamatan Gianyar dengan jumlah 45.889 ekor (Kabupaten Gianyar
dalam Angka, 2013).

4.3. Potensi Sumberdaya Manusia

Estimasi jumlah penduduk menunjukkan, bahwa jumlah


penduduk Kabupaten Gianyar pada tahun 2012 adalah sekitar 484.600
orang yang terdiri dari 244.600 orang laki-laki dan 240.000 orang
perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Gianyar mencapai
1.317 per kilometer persegi (Kabupaten Gianyar dalam Angka, 2013).
Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional 2012, jumlah angkatan
kerja pada tahun 2012 adalah 274.661 orang yang terdiri atas penduduk
yang bekerja 269.947 orang dan yang mencari pekerjaan sebanyak
4.714 orang. Penduduk yang bukan merupakan angkatan kerja terdiri
dari penduduk yang sekolah sebanyak 29.154 orang, mengurus rumah
tangga 43.533 orang dan lainnya 21.318 orang.
Sekitar 14,62 % angkatan kerja bekerja di sektor pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan (Kabupaten Gianyar
dalam Angka, 2013). Beberapa diantaranya menjalankan usaha
dibidang pertanian secara mandiri atau tergabung dalam kelompok tani.
Hasil sensus pertanian di Kabupaten Gianyar tahun 2013 menunjukan,
bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian (RMT) yang terdapat di
Kabupaten Gianyar mencapai 40.125 yang tersebar merata diseluruh
wilayah kecamatan, namun terbanyak di Kecamatan Gianyar. Terdapat
12 perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Gianyar, 8 di

28
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

antaranya terdapat di Kecamatan Sukawati. Sebelas jumlah usahatani


berbadan hukum bergerak dibidang kehutanan dan hanya 1 yang
bergerak dibidang perkebunan. Rumah tangga usahatani didominasi
oleh jenis subsektor tanaman pangan dengan jumlah usahatani dibidang
ini adalah 31.991 rumah tangga, sedangkan RMT di sektor peternakan
adalah 30.114 dan di jasa pertanian hanya 259 rumah tangga. Unit usaha
lainnya disub sektor perkebunan adalah 35 dan di sub sektor hortikultura
hanya 7 unit usaha.
Jenis usaha tani yang masih berkembang di Kabupaten Gianyar
didominasi (99,81%) oleh usahatani yang menggunakan lahan.
Penguasan lahan yang digunakan untuk usahatani lebih banyak antara
0,20–0,49 HMT gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna
lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 Ha) dan rumah tangga
bukan petani gurem di Kabupaten Gianyar pada tahun 2013 berturut-
turut adalah 76,89% (30.796 rumah tangga) dan 23,11% (9.254 rumah
tangga).
Kelompok petani laki-laki mendominasi tenaga kerja di seluruh
subsektor pertanian. Jumlah petani laki-laki adalah 39.178 orang
atau sebesar 87,41% dari jumlah total petani sebesar 44.822 orang.
Dominansi tenaga kerja laki-laki di sub sektor peternakan mencapai
84,80%. Persentase jumlah petani perempuan terbesar berada di sub
sektor peternakan yang mencapai 15,20%. Jumlah petani laki-laki
paling banyak di sub sektor tanaman pangan dengan jumlah 31.404
orang, sedangkan petani perempuan paling banyak berada di subsektor
Peternakan sejumlah 4.925 orang (BPS, 2013).

4.4 Potensi Sarana Prasarana dan Kelembagaan

Wilayah Kabupaten Gianyar memiliki jalan umum yang sebagian


besar kondisinya tergolong baik dengan pengecualian dibagian utara
terdapat beberapa ruas jalan yang memerlukan perbaikan/perawatan.
Jalan umum tersebut sebagian besar sudah diaspal dan dapat
menghubungkan Gianyar dengan kabupaten lain disekitarnya. Jarak
antara Kabupaten Gianyar dengan kabupaten lain adalah sebagai berikut

29
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

: Kabupaten Klungkung (12 km), Bangli (17 km), Denpasar (28 km),
Tabanan (49 km), Amlapura (52 km), Singaraja melalui Kintamani (98
km), Singaraja melalui Bedugul (95 km) dan Negara (98 km) (Kabupaten
Gianyar dalam Angka, 2013). Kemudahan akses jalan tersebut sangat
potensial untuk mendukung transportasi sarana produksi maupun hasil
pertanian dalam pengembangan sektor pertanian.
Perhatian pemerintah dalam memberdayakan petani antara
lain tercermin dari jumlah petugas teknis lapangan yang disediakan,
pembentukan kelompok tani binaan, dan fasilitasi kelembagaan lainnya.
Jumlah mantri tani di Kabupaten Gianyar sampai dengan tahun 2009
adalah 7 orang, sedangkan PPL dan PHP berturut-turut adalah 74 dan
11 orang. Sejumlah 4 orang pengawas benih ditugaskan diKabupaten
Gianyar (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Gianyar, 2011).
Petani lahan sawah tergabung dalam kelompok subak dengan jumlah
anggota 526 orang dan seluruh anggota tersebut telah mengikuti
SLPHT (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Gianyar, 2011).
Penguatan dukungan ¿nansial dan pengadaan sarana produksi termasuk
alsintan dimungkinkan oleh keberadaan lembaga koperasi tani, KUD,
LPD, BPD, dan BRI. Beberapa alsintan yang tersedia di Kabupaten
Gianyar tahun 2009 adalah sebagai berikut : traktor tangan (337), power
thresher (113), emposan tikus (21), hand sprayer (2.050), sabit bergerigi
(52.432), sabit biasa (8.087), cangkul (25.990), rice milling unit/rubber
roll (103), penggilingan padi kecil (27), penggilingan padi besar (87),
huller (30), polisher (2), pengering gabah (6), pembersih gabah (9),
seeder (25), reaper (1), dan traktor sedang (4).

30
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

BAB V
POTENSI DAN FAKTOR PEMBATAS
PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN DI
KABUPATEN GIANYAR

K ontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan domestik


regional bruto (PDRB) masih tergolong rendah, jauh lebih
rendah dari sektor lainnya. Namun, melihat potensi sumberdaya lahan
yang ada, peningkatan PDRB dari sektor pertanian sangat dimungkinkan
bila sumberdaya tersebut dikelola secara terintegrasi dan terstruktur
dengan melibatkan semua stakeholder serta memanfaatkan aplikasi
teknologi dan dukungan SDM yang memadai. Kekuatan yang dapat
mendukung pengembangan sektor pertanian di kabupaten Gianyar
adalah (1) ketersediaan sumberdaya lahan masih cukup luas; (2) adanya
peluang pasar lokal dan regional yang masih terbuka; (3) potensi
geogra¿s yang strategis sebagai penunjang pariwisata kerajinan dan
kuliner; dan (4) Kabupaten Gianyar merupakan salah satu daerah tujuan
wisata yang sangat penting di Bali.
Pengembangan dan pengelolaan sektor pertanian lebih mudah
dilakukan dalam wilayah sentra komoditas unggulan karena daerah
tersebut umumnya lebih terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik.
Model kawasan ini belum dimiliki oleh Kabupaten Gianyar sehingga
pembentukan sentra komoditas unggulan pertanian perlu dilakukan.
Dalam kegiatan ini sentra pengembangan komoditas unggulan pertanian
dirancang berdasarkan Permentan Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian. Pendekatan agroekosistem
digunakan dalam pembentukan sentra pengembangan komoditas
unggulan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan dan
peternakan di Kabupaten Gianyar.
Penetapan kawasan produksi pertanian berdasarkan potensi
sumberdaya lahan merupakan salah satu indikator keberhasilan

31
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

penerapan Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian sebagai


instrumen perencanaan pembangunan pertanian (Permentan Nomor
50 tahun 2012). Pedoman tersebut diaplikasikan oleh Pemda Gianyar
dalam sentra pengembangan komoditas unggulan masing-masing sub
sektor pertanian dalam bentuk suatu kawasan pada tahun 2014. Kegiatan
difokuskan pada interpretasi potensi agroekosistem untuk mendukung
budidaya masing-masing komoditas unggulan pada setiap sub sektor
pertanian.

5.1. Potensi dan Faktor Pembatas Lahan untuk Pengembangan


Komoditas Pertanian di Kabupaten Gianyar

5.1.1 Potensi Ketersediaan Lahan


Luas lahan pertanian yang diasumsikan potensial/produktif di
Kabupaten Gianyar adalah 27.276 Ha (74,12% dari luas Kabupaten
Ginyar). Dari luasan tersebut 14.732 Ha (40,30%) merupakan lahan
sawah dan 12.358 Ha lahan kering yang terdiri dari 11.240 Ha tegal/
kebun campuran, 1.116 ha hutan rakyat, dan 2 ha padang rumput
(Kabupaten Gianyar dalam Angka, 2013).
Pengelompokan luas wilayah Kabupaten Gianyar berdasarkan
rentang ketinggian tempat menunjukkan, bahwa luas wilayah pada
ketinggian 0-25 m dpl adalah 1.495,11 Ha; 25-100 m seluas 6.865,01
Ha; 100–500 m seluas 16.663,25 Ha; dan ketinggian 500–1000 m seluas
11.776,63 m (Kabupaten Gianyar dalam Angka, 2013). Melihat sebaran
luasan tersebut, luasan terbesar berada pada ketinggian 100–500 m. Letak
ketinggian 100-500 m di atas permukaan laut merupakan ketinggian yang
paling ideal untuk pengembangan berbagai jenis komoditas pertanian
tanaman pangan/hortikultura maupun komoditas perkebunan.
Berdasarkan kenampakan dari bentang alam/landskapnya,
Kabupaten Gianyar memiliki bentuk wilayah yang cukup bervariasi yaitu
dari datar (lereng 0-3%), agak datar (3-8%), bergelombang (8-15%),
berbukit kecil (15-30%), berbukit (30-45%), dan bergunung (> 45%).
Variasi bentang alam ini akan berimplikasi terhadap tipe penggunaan
lahan dan pengelolaannya, misalnya lahan bergunung sebaiknya tidak

32
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

digunakan untuk budidaya tanaman semusim tetapi digunakan untuk


hutan.
Beberapa kendala yang dihadapi saat ini dalam keberlanjutan
sektor pertanian di Kabupaten Gianyar berdasarkan hasil survei lapang
adalah 1) sempitnya rata-rata pemilikan lahan sehingga kegiatan bertani
dianggap pekerjaan sambilan 2) semakin besarnya alih fungsi lahan
pertanian, 3) memudarnya semangat generasi muda untuk bekerja di
sektor pertanian karena bekerja di sektor pertanian dianggap kurang
menguntungkan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah alih fungsi dan sempitnya pemilikan lahan adalah 1) zonasi
kawasan/pewilayahan komoditas dengan mengacu pada RTRWK untuk
mencegah adanya alih fungsi lahan secara berkelanjutan, 2) pembentukan
sistem corpote farming untuk meningkatkan e¿siensi penggunaan
lahan-lahan sempit, 3) peningkatan produktivitas lahan melalui input
teknologi spesi¿k lokasi dalam manajemen lahan, 4) pemberian
insentif kepada para petani berupa kemudahan dan kemurahan dalam
penyediaan saprodi, 5) adanya jaminan harga/pasar, dan 6) pembinaan/
pendampingan dari para ahli dibidang pertanian.

5.1.2 Kualitas Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar


Pemahaman mengenai karakteristik, kualitas dan sifat penciri
lahan sangat diperlukan untuk menentukan penggunaan dan pengelolaan
lahan. Karakteristik lahan (land characteristics) adalah faktor/ciri-
ciri lahan yang dapat diukur atau ditaksir besarnya seperti tekstur
tanah, lereng, suhu, curah hujan dan sebagainya (Hardjowigeno dan
Widiatmaka, 2007). Satu jenis karakteristik lahan dapat mempengaruhi
lebih dari satu jenis kualitas lahan, misalnya tekstur tanah dapat
berpengaruh terhadap mudah tidaknya tanah diolah, kepekaan tanah
terhadap erosi, dan sebagainya. Bila karakteristik lahan ini digunakan
secara langsung dalam evaluasi lahan, maka akan timbul kesulitan karena
di lapangan terjadi interaksi dari beberapa karakteristik lahan. Sebagai
contoh, bahaya erosi tidak hanya disebabkan oleh curamnya lereng saja,
melainkan merupakan interaksi antara faktor lereng, struktur tanah,
permeabilitas, intensitas curah hujan, dan sifat lainnya. Oleh karena

33
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

itu, maka dalam membandingkan sifat-sifat lahan dengan persyaratan


penggunaan lahan digunakan kualitas lahan, bukan karakteristik lahan.
Kualitas lahan (land quality) adalah sifat-sifat lahan yang tidak
dapat diukur secara langsung karena merupakan interaksi dari beberapa
karakteristik lahan (complex of land attribute) yang mempunyai pengaruh
nyata terhadap kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu. Satu jenis
kualitas lahan dapat terdiri dari beberapa jenis karakteristik lahan,
misalnya kualitas lahan ketersediaan hara dapat ditentukan berdasarkan
kandungan N-total, P-tersedia dan K-dapat ditukar dalam tanah. Sifat-
sifat penciri (diagnostic criterion) adalah variable-variabel yang
diketahui berpengaruh nyata terhadap hasil (output) dan masukan (input)
yang diperlukan untuk penggunaan tertentu, dan digunakan sebagai dasar
dalam menentukan kelas kesesuaian lahan untuk tipe penggunaan lahan
tersebut. Variabel-variabel ini dapat berupa kualitas lahan, karakteristik
lahan, atau fungsi dari beberapa karakteristik lahan. Untuk masing-
masing sifat penciri ini, perlu ditentukan pengharkatannya bagi masing-
masing kelas kesesuaian lahan. Contoh, kualitas lahan tersedianya
oksigen di daerah perakaran tanaman dapat ditaksir dari sering tidaknya
daerah tersebut tergenang air; kualitas lahan ketersediaan air dapat
ditaksir dari curah hujan, lamanya bulan kering, tersedianya air irigasi,
dan sebagainya. Berdasarkan jenis landform, bentuk wilayah, kondisi
geologi, dan jenis tanah di wilayah Kabupaten Gianyar, maka jumlah
dan jenis kualitas dan karakteristik lahan yang digunakan sebagai kriteria
dalam penentuan kesesuaian lahan untuk beberapa jenis komoditas yang
dipertimbangkan dicantumkan pada Tabel 5.1

34
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Tabel 5.1
Jenis Kualitas dan Karakteristik Lahan sebagai Kriteria
Kesesuaian Lahan di Kabupaten Gianyar
Kualitas
No Kode Karakteristik Lahan Satuan
Lahan
1 (t) Regim suhu Rata-rata suhu tahunan C
0

- Jumlah bulan kering (<


Ketersediaan - Bulan
2 (w) 75 mm)
air - mm
- Curah hujan/th
- Drainase tanah - Kelas
Media - Tekstur tanah - Kelas
3 (r)
perakaran - Kedalaman efektif tanah - Cm
- Bahan kasar - %
- KTK tanah - me/100 gr tanah
- KB - me/100 gr tanah
4 (f) Retensi hara
- Bahan organik tanah - %
- pH tanah -
5 (c) Kegaraman - Salinitas - mmhos/cm
- N-total - %
Ketersediaan
6 (n) - P2O5 tersedia - ppm
hara
- K2O tersedia - ppm
Terrain/ - Lereng - %
7 (s) Potensi - Batuan permukaan - %
mekanisasi - Singkapan batuan - %
- TBE (dengan rumus
8 (e) Bahaya erosi - Ton/ha/th
USLE)
Bahaya - Tinggi/lama genangan - m/hari
9 (b)
banjir - Frekuensi - th

5.1.3 Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Prioritas di Kabupaten


Gianyar
Kesesuaian lahan adalah kecocokan (adaptability) suatu lahan
untuk tipe penggunaan lahan (jenis tanaman dan tingkat pengelolaan)
tertentu (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007). Hasil evaluasi
kesesuaian lahan digambarkan dalam bentuk peta sebagai dasar untuk
perencanaan tataguna lahan yang rasional sehingga lahan dapat digunakan
secara optimal dan lestari. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan
kesesuaiannya, di samping dapat menimbulkan terjadinya kerusakan
lahan juga dapat meningkatkan masalah kemiskinan dan masalah

35
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

sosial lainnya, bahkan dapat menghancurkan suatu kebudayaan yang


sebelumnya telah berkembang. Oleh karena itu, dalam setiap kebijakan
penggunaan lahan berkelanjutan harus dengan mempertimbangkan
berbagai aspek yaitu:
1. Aspek teknis, yang menyangkut potensi sumberdaya lahan yang
diperoleh dengan cara melakukan evaluasi kesesuaian lahan
2. Aspek lingkungan, yaitu dampak penggunaan lahan terhadap
lingkungan
3. Aspek hukum, yaitu penggunaan lahan harus sesuai dengan
peraturan dan undang-undang yang berlaku (sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah)
4. Aspek sosial, menyangkut penggunaan lahan untuk kepentingan
sosial yaitu penggunaan lahan tidak boleh hanya menguntungkan
seseorang/sekelompok orang, melainkan juga harus bermanfaat
bagi semua orang/masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut
dan sekitarnya.
5. Aspek ekonomi, yaitu penggunaan lahan yang optimal sesuai
dengan potensinya yang akan memberikan keuntungan setinggi-
tingginya tanpa menyebabkan kerusakan lahan dan lingkungan
sekitarnya.
6. Aspek politik, yaitu menyangkut kebijakan pemerintah

Berdasarkan uraian di atas, maka evaluasi lahan merupakan


salah satu mata rantai yang harus dilakukan sehingga perencanaan
tataguna lahan dapat direncanakan dengan baik. Sebagai hasil dari
kegiatan survei dan pemetaan potensi lahan adalah peta kesesuaian
lahan untuk berbagai jenis komoditas/penggunaan lainnya. Dengan peta
kesesuaian lahan ini, maka berbagai alternatif penggunaan lahan terbaik
secara ¿sik dapat ditentukan. Selanjutnya dilakukan analisis dampak
lingkungan dan analisis sosial ekonomi terhadap jenis-jenis penggunaan
lahan yang terbaik secara ¿sik tersebut. Dengan memperhatikan
peraturan perundangan/rencana tata ruang wilayah yang berlaku dan
aspek manajemen yang diperlukan, maka dapat diputuskan jenis-jenis
penggunaan lahan untuk daerah yang direncanakan.

36
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Penilaian kesesuaian lahan dalam pemetaan potensi wilayah


kabupaten Gianyar sebelumnya menggunakan “Atlas Format
Procedures” (CSR/FAO Staff, 1983) yang didasarkan pada keadaan
lahan secara aktual dan potensial. Penentuan kesesuaian lahan dilakukan
dengan cara membandingkan (matching) antara kualitas lahan dengan
persyaratan tumbuh tanaman yang di evaluasi. Klasi¿kasi kesesuaian
lahan dilakukan sampai pada tingkat sub kelas.
Adapun dasar pemilihan komoditas tanaman yang dievaluasi
adalah karena komoditas-komoditas tersebut khususnya untuk tanaman
pangan/hortikultura merupakan komoditas tanaman yang telah
berkembang/dibudidayakan oleh masyarakat setempat, dan merupakan
komoditas andalan setempat. Di samping itu, komoditas-komoditas yang
dievaluasi merupakan komoditas prioritas yang ingin dikembangkan di
wilayah kabupaten Gianyar. Namun dengan telah tersedianya database
potensi lahan, tidak menutup kemugkinan untuk melakukan evaluasi
untuk komoditas tanaman lainnya bila dikehendaki.
Berdasarkan hasil matching/memadukan antara kualitas lahan
dengan peryaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi serta adanya
asumsi perbaikan terhadap faktor pembatas yang ada, kelas kesesuaian
lahan potensial untuk komoditas prioritas yang dievaluasi sebagaimana
dinyatakan oleh Supartha, dkk. (2013) adalah sebagai berikut.
1. Tanaman pangan/hortikultura pada lahan basah (sawah) :
- Padi sawah : S1–S2r3 (sangat sesuai sampai cukup sesuai
dengan faktor pembatas kedalaman efektif tanah)
- Jagung : Jagung S1–S2r3/S2w2,r1,r3 (sangat sesuai
sampai cukup sesuai dengan faktor pembatas ketersediaan
air, drainase tanah, dan kedalaman efektif tanah)
- Kacang tanah S1–S2r3/S2w2,r3 (sangat sesuai sampai
cukup sesuai dengan faktor pembatas ketersediaan air dan
kedalaman efektif tanah)
- Cabai : S2w2,r3/S2t,w2,r3 : (cukup sesuai dengan faktor
pembatas ketersediaan air, temperatur, dan kedalaman
efektif tanah)

37
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

- Pepaya: S1–S2t,w2,r3,r1 (sangat sesuai sampai cukup


dengan faktor pembatas temperatur, ketersediaan air,
kedalaman efektif tanah, dan drainase tanah)
- Semangka dan Melon: S2w2,r1: (cukup sesuai dengan
pembatas ketersediaan air/curah hujan yang berlebihan,
dan drainase tanah)
- Anggur : S1–S2,r1,r3 (sangat sesuai sampai cukup sesuai
dengan pembatas drainase tanah dan kedalaman efektif
tanah).
2. Tanaman pangan/hortikultura lahan kering (penggunaan
lahan kebun campuran/tegalan) :
- Pisang : S1–S2t (sangat sesuai sampai cukup sesuai dengan
faktor pembatas temperatur udara di wilayah Kecamatan
Tampaksiring, Tegalalang, dan Payangan)
- Durian/Rambutan : S2t (cukup sesuai dengan faktor
pembatas temperatur udara yang agak rendah) pembatas
temperatur ini meliputi Kecamatan Tampaksiring,
Tegalalang, dan Payangan; S2w2 (cukup sesuai dengan
pembatas ketersediaan air. Pembatas ketersediaan air
terdapat di wilayah Kabupaten Gianyar bagian selatan
(Kecamatan Sukawati, Blahbatuh, dan Gianyar)
- Jeruk: S1 (sangat sesuai)
- Salak : S1–S2w1 (sangat sesuai sampai cukup sesuai
dengan faktor pembatas ketersediaan air/bulan kering untuk
wilayah Gianyar bagian selatan)
- Klengkeng dan Leci: S1–S2t (sangat sesuai sampai cukup
sesuai dengan faktor pembatas temperatur rerata tahunan
untuk wilayah Kabupaten Gianyar bagian selatan)
- Manggis: S2t/S2w2 : (cukup sesuai dengan faktor
pembatas temperatur rerata tahunan dan ketersediaan air/
curah hujan). Pembatas temperatur rerata tahunan terdapat
di wilayah kabupaten Gianyar bagian selatan, dan pembatas
curah hujan terdapat di wilayah Kabupaten Gianyar bagian
utara.

38
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

3. Tanaman perkebunan pada lahan kering :


- Kelapa: S1–S2t (sangat sesuai sampai sesuai bersyarat
dengan faktor pembatas temperatur rerata tahunan yang agak
rendah dari yang dipersyaratkan pada wilayah kabupaten
Gianyar bagian utara yaitu kecamatan Tampaksiring,
Tegalalang, dan Payangan)
- Cengkeh/Kakao: S2w1/S2t (cukup sesuai dengan faktor
pembatas ketersediaan air/curah hujan yang agak rendah
untuk wilayah kabupaten Gianyar bagian selatan, dan
temperatur rerata tahunan yang agak rendah untuk wilayah
kabupaten Gianyar bagian utara)
- Kopi : S1 – S2tw2 (sangat sesuai sampai cukup sesuai
dengan faktor pembatas temperatur rerata tahunan yang
agak tinggi dan ketersediaan air/curah hujan yang agak
rendah di wilayah kabupaten Gianyar bagian selatan)
- Tembakau: S2w2,r1,r3 (cukup sesuai dengan faktor
pembatas ketersediaan air/curah hujan yang agak tinggi,
drainase tanah, dan kedalaman efektif tanah yang
dangkal). Untuk tanaman tembakau hanya dievaluasi pada
lahan sawah di 3 kecamatan yaitu: kecamatan Sukawati,
Blahbatuh, dan Gianyar dengan alasan bahwa komoditas
tersebut telah banyak dikembangkan di wilayah tersebut.

5.2. Potensi Lahan dan Hijauan Pakan Ternak untuk


Pengembangan Peternakan di Kabupaten Gianyar

Kondisi eksisting pemanfaatan sumberdaya sub-sektor peternakan


di Kabupaten Gianyar dapat dikelompokkan menjadi beberapa
pemanfaatan antara lain untuk (1) peningkatan produksi ternak
subsisten, terintegrasi, maupun dalam skala bisnis, (2) konservasi
sumberdaya genetik, (3) jasa pariwisata, dan (4) untuk kegiatan
keagamaan. Upaya pengembangan untuk masing-masing kelompok
tersebut perlu ditingkatkan dan dioptimalkan terus sesuai dengan
kondisi lahan, ketersediaan sumberdaya manusia, dan arah kebijakan

39
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

pemerintah daerah.
Dalam dokumen perencanaan dan penataan ruang daerah
Kabupaten Gianyar dapat dicermati bahwa wilayah perencanaan
Kabupaten Gianyar adalah seluas 36.800 Ha yang meliputi Kecamatan
Sukawati, Blahbatuh, Gianyar, Tampaksiring, Ubud, Tegalalang, dan
Payangan. Untuk meningkatkan keterkaitan potensi, daya dukung
wilayah dan keterpaduan kawasan budidaya maka strategi pengelolaan
kawasan budidaya untuk pengelolaan kawasan peternakan diarahkan
bahwa untuk peternakan jenis unggas dan ternak kecil diarahkan disekitar
kawasan pertanian atau pemanfaatan lahan pekarangan pemukiman
penduduk. Pengembangan lokasi peternakan skala besar diarahkan pada
suatu kawasan khusus yaitu dengan memanfaatkan lahan pertanian yang
tidak produktif lagi.
Hasil analisis terhadap luasan pemanfaatan lahan pada masing-
masing kecamatan di Kabupaten Gianyar (data BPS, 2013) menunjukkan
bahwa setiap kecamatan memiliki potensi pengembangan ternak yang
cukup besar dengan komoditas unggulan yang berbeda. Lahan yang
berpotensi untuk pengembangan ternak di Kabupaten Gianyar adalah
dari penggunaan lahan untuk lahan sawah, lahan kering, pekarangan
rumah dan sekitarnya, tegal/kebun, padang rumput, tanaman kayu-
kayuan hutan rakyat, anaman perkebunan, dan lain – lain. Jika
dilihat dari luasan lahan potensial tersebut secara berturut-turut untuk
Kecamatan: Payangan, Tegalalang, Sukawati, Gianyar, Tampaksiring,
Blahbatuh, dan Ubud, tampak bahwa potensi pengembangan ternak
untuk Kecamatan Payangan sebesar 23% dan yang paling kecil adalah
di Kecamatan Ubud yakni sebesar 11%.

40
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Gambar 5.1
Persentase Luasan Lahan di Kabupaten Gianyar yang Potensial Dikembangkan
untuk Komoditas Ternak

Kecamatan Payangan selain memiliki wilayah terluas untuk


pengembangan ternak juga memiliki lahan kering terluas dan luasan
lahan kering lebih luas dibandingkan dengan lahan basah yakni lahan
kering 33,70% dan lahan basah 32,59% dari seluruh wilayah yang
potensial untuk pengembangan ternak di Kecamatan Payangan (8.299
Ha) . Berbeda dengan Kecamatan Blahbatuh yang memiliki luas lahan
sawah lebih luas daripada lahan kering yakni 41,34% untuk lahan basah
dan 27,93% untuk lahan kering dari seluruh wilayah yang potensial
untuk pengembangan ternak di kecamatan Blahbatuh (5.509 Ha).
Hasil pengamatan di lapangan terhadap kondisi dan keberagaman
tumbuhan pakan pada lahan perkebunan di Kabupaten Gianyar
menunjukkan bahwa jenis tumbuhan yang ada di bawah tanaman
perkebunan sebagian besar adalah tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai hijauan pakan namun produktivitasnya masih rendah. Selain
terdapat tanaman yang bermanfaat terdapat semak-semak liar yang
diantaranya memiliki portensi toksik bagi ternak sapi seperti Lantana

41
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

tamara dan Eupatorium odoratum. Diantara perkebunan kelapa banyak


ditumbuhi oleh rumput dan legum lokal yang potensial untuk pakan
namun kurang mendapat perhatian sehingga produktivitasnnya masih
rendah. Jenis tumbuhan lokal yang umumnya ada di bawah perkebunan
kelapa antara lain adalah Paspalum conyugatum, Axonopus compressus,
imperata cylindrica dan Dactyloctenium aegyptium, kadangkala
bila radiasi berlebih ditumbuhi oleh Crysopogon aciculatus. Legum
yang umumnya tumbuh sebagai penutup tanah adalah Calopogonium
muconoides. Gulma berdaun lebar juga banyak tumbuh pada lahan di
bawah kebun kelapa.
Di bawah kebun salak juga dapat ditanami berbagai jenis rumput
dan legum lokal yang selain dapat dimanfaatkan hijauannya juga dapat
berfungsi untuk menekan gulma dan tidak merugikan tanaman pokok.
Jenis tanaman lokal tersebut antara lain adalah Axonopus compressus,
Paspalum conyugatum, dan Centrocema pubescens. Tanaman tersebut
di atas secara tradisional telah digunakan untuk penutup tanah dan
secara reguler disabit untuk pakan hijauan ternak. Pada perkebunan kopi
dan kakao tanaman pakan lokal agak terhambat karena rapatnya tegakan
tanaman pokok. Namun, peluang penanaman hijauan cukup besar di
bawah tanaman pisang, karena masyarakat di kawasan perkebunan di
daerah Payangan menanam pisang untuk dipanen daunnya bukan buah
pisang sebagai hasil utamanya.
Tanaman pakan yang cocok untuk ditanam di bawah perkebunan
memiliki karakteristik antara lain adalah disenangi ternak, relatif
kurang berkompetisi dengan tanaman pokok, tahan terhadap perubahan
cuaca, tumbuh cepat dengan persentase recovery yang tinggi, tahan
terhadap penggembalaan sedang sampai berat, kemampuan asosiasinya
berrsama tanaman lain cukup baik, memberikan manfaat terhadap
kesuburan tanah, dan memiliki sifat hidup perennial. Beberapa tanaman
pakan yang tahan terhadap naungan dari jenis rumput dan legum yang
potensial dikembangkan di bawah kondisi ternaung adalah: Brachiaria
decumbens, Panicum maximum, Paspalum dilatatum, Stylosanthus
guiyanensis, Centrocema pubescens, dan Calopogonium sp. Evaluasi
lebih lanjut untuk mendapatkan tanaman yang tahan naungan adalah

42
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Stenotaphrum secundatum, Paspalum malacophyleum, dan Paspalum


notatum cv competidor. Beberapa jenis legum yang sangat adaptif
diusahakan di bawah perkebunan adalah Arachis pintoi, Arachis glabrata
dan Calliandra calotyrsus
Terkait dengan integrasi tanaman pakan kedalam perkebunan
diperlukan beberapa kebijakan agar pengembangan tumbuhan pakan
berhasil dengan baik antara lain kebijakan tentang regulasi pengadaan
dan serti¿kasi biji, seleksi berbagai spesies tumbuhan pakan lokal
yang potensial, peningkatan pemahaman tentang tumbuhan pakan,
pengembangan teknologi hijauan pakan ramah lingkungan, transfer
teknologi tentang budidaya tumbuhan pakan, pemanfaatan limbah
, untuk mendukung produktivitas tanaman pakan, penelitian secara
berkelanjutan untuk mendapatkan standar kebutuhan gizi bagi ternak
sapi sesuai status ternak, dan diperlukan regulasi yang transparan
mengenai pasokan pakan jadi.
Beberapa pendekatan atau dukungan yang sangat diperlukan
untuk mempercepat integrasi tanaman pakan pada lahan perkebunan
antara lain adalah dengan (1) meningkatkan jumlah, jenis, dan
efektivitas berbagai kebun bibit tanaman makanan ternak, saat ini
kebun bibit hijauan sangat terbatas baik jumlah maupun kapasitasnya,
(2) melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam mempercepat
proses alih teknologi budidaya tanaman pakan kepada petani peternak
dan menciptakan pabrikasi pakan berbasis hijauan, peran pemangku
kepentingan untuk peningkatan peran tanaman pakan masih sangat
sedikit, demikian pula CSR yang ada saat ini belum sampai menyentuh
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan peternak melalui perbaikan
jumlah dan mutu pakan, (3) meningkatkan efektivitas pemanfaatan
sumberdaya untuk pengembangan tumbuhan pakan, dan (4) menerapkan
prinsip-prinsip bioteknologi lingkungan dalam pembudidayaan dan
pengolahan hijauan pakan. Peran bioteknologi ke depan menjadi sangat
vital manakala ada keinginan untuk meningkatkan kualitas hijauan
sehingga hijauan kualitasnya sama dengan konsentrat (Suarna dan
Suryani, 2013).

43
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

BAB VI
KERAGAMAN DAN PRODUKSI
KOMODITAS EKSISTING PERTANIAN
DI KABUPATEN GIANYAR

K abupaten Gianyar minimal memiliki 85 jenis komoditas


pertanian pada tahun 2013. Jenis komoditas tersebut
meliputi 8 jenis tanaman pangan, 20 jenis hortikultura buah, 9 jenis
hortikultura sayur, 12 jenis hortikultura tanaman hias, 9 jenis komoditas
perkebunan, 12 jenis komoditas peternakan dan minimal 11 jenis
komoditas kehutanan (Tabel 6.1). Komposisi jenis komoditas tersebut
menunjukkan keragaman jenis yang tergolong rendah berdasarkan
nilai indeks keragaman jenis Shannon-Whiener, yaitu sebesar 1,89.
Rendahnya keragaman jenis tersebut mengindikasikan tidak adanya
jenis komoditas yang dominan sebagaimana ditunjukan oleh nilai indeks
dominansi Simpson sebesar 0,16. Selain itu, jumlah jenis masing-
masing komoditas hampir seragam antar komoditas berdasarkan nilai
indeks kemerataan jenis Pielou yaitu sebesar 0,98 (hampir mendekati
1).
Jumlah jenis komoditas pertanian relatif seragam untuk
seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Gianyar yaitu antara 38-49.
Kecamatan Payangan, Ubud dan Blahbatuh memiliki jumlah jenis
komoditas pertanian yang paling banyak, yaitu berturut-turut 49, 47 dan
41. Sebaliknya, Kecamatan Gianyar memiliki jenis komoditas pertanian
paling sedikit yaitu 22 jenis (Tabel 6.2).
Dibandingkan dengan jenis komoditas pertanian lainnya,
hortikultura buah adalah komoditas yang paling banyak dibudidayakan
diseluruh kecamatan di Kabupaten Gianyar, sedangkan yang paling
sedikit adalah jenis tanaman sayuran dan tanaman hias (Tabel 6.2). Jenis
hortikultura buah paling banyak dibudidayakan di Kecamatan Payangan,
Ubud dan Tampaksiring. Berbeda dengan hortikultura tanaman hias

44
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

dan kehutanan, sebaran jumlah jenis komoditas pangan, hortikultura


buah, perkebunan dan peternakan relatif merata di seluruh kecamatan di
Kabupaten Gianyar.

Tabel 6.1
Jenis Komoditas Pertanian di Kabupaten Gianyar
pada Tahun 2013
Jenis Komoditas
No Tanaman Hortikultura
Buah- Tanaman Perkebunan Peternakan Kehutanan
Pangan Sayuran
buahan Hias
1 Padi Alpukat Kubis Anggrek Kopi Sapi Mahoni

2 Jagung Belimbing Sawi Palem Cengkeh Babi Enau


Ubi
3 Duku Cabai Heliconia Kelapa Kuda Ilak
Kayu
Sedap
4 Ubi Jalar Durian Tomat Tembakau Kambing Pala
Malam
5 Kedelai Jambu Biji Buncis Mawar Kakao Kerbau Bambu
Kacang
6 Jambu Air Ketimun Melati Kapok Domba Jempinis
Tanah
Cabai Kamboja
7 Kentang Jeruk Siam Jahe Lokal Kelinci Majegau
rawit Jepang
Kacang Ayam Panggal
8 Jeruk Besar Labu siam Euphorbia Kencur
Hijau Kampung Buaya
9 Mangga Kangkung Gladiol Kunir Itik Cempaka
Bawang
10 Manggis Cordilaine Angsa Albesia
Merah
Kayu
11 Nangka Terong Soka Merpati
lokal
Anthurium
12 Nenas Ayam Ras
Bunga
13 Pepaya

14 Pisang

15 Rambutan

16 Salak

17 Sawo

18 Sirsak

19 Sukun

20 Melinjo

21 Semangka

22 Melon

Jml 8 22 11 12 9 12 Min 11

45
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Tabel 6.2
Jumlah Jenis Komoditas Pertanian di Kabupaten Gianyar
pada Tahun 2013
Jumlah Jenis Komoditas

Kecamatan Hortikultura Total


Perkebu- Peterna- Kehuta-
Pangan Tanaman
Buah Sayuran nan kan nan
Hias
Gianyar 5 0 2 1 2 7 7 24

Blahbatuh 6 19 0 2 5 9 0 41

Sukawati 7 13 3 0 4 7 0 34

Payangan 5 16 6 4 6 6 6 49

Ubud 6 20 1 1 6 9 4 47

Tegalalang 6 18 3 0 6 5 - 38

Tampaksiring 4 18 1 3 5 5 3 39
Sumber : Data diolah dari data BPS (2013); Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar (2013)

Berdasarkan pro¿l potensi investasi Propinsi Bali (2008),


pertanian merupakan sektor industri primer dan beberapa bagian
dari sektor pertanian di Kabupaten Gianyar dikategorikan investasi
yang tergolong potensial. Subsektor pertanian yang potensial
untuk diinvestasikan di Kabupaten Gianyar adalah tanaman pangan,
perkebunan dan peternakan. Walaupun belum termasuk kategori yang
potensial, subsektor hortikultura tanaman hias di Kabupaten Gianyar
telah mendapat perhatian khusus dari Direktorat Budidaya Tanaman
Hias. Kabupaten Gianyar merupakan salah satu di antara empat sentra
produksi tanaman hias di Bali, bersama-sama dengan Kabupaten
Tabanan, Buleleng dan Karangasem (Direktorat Budidaya Tanaman
Hias, 2009).

6.1 Komoditas Tanaman Pangan

Terdapat delapan jenis komoditas tanaman pangan yang


dibudidayakan di Kabupaten Gianyar pada tahun 2013 (Dinas Pertanian
Kabupaten Gianyar, 2013). Komoditas tersebut meliputi padi, jagung,
ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah, kentang, dan kacang

46
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

hijau (Gambar 6.1) dan padi adalah komoditas yang paling banyak
dibudidayakan di wilayah Kabupaten Gianyar. Padi tergolong salah satu
dari 8 komoditas unggulan nasional (Permentan Nomor 50 tahun 2012).
Jenis komoditas pangan ini tersebar dalam kisaran luas tanam antara
300-800 ha, sedangkan luas tanam pada tingkat Kabupaten Gianyar
adalah antara 3.000-3.500 Ha. Perkembangan luas tanam padi umumnya
stabil pada kurun waktu 2004-2012 (Gambar 6.2)
Produksi padi selalu tertinggi diantara jenis komoditas tanaman
pangan lainnya ditingkat kecamatan maupun Kabupaten Gianyar
(Gambar 6.3). Kisaran produksi padi adalah 18.000-30.000 ton/tahun
untuk tingkat kecamatan dan 150.000-20.000 ton/tahun pada tingkat
kabupaten. Rerata produksi padi sepuluh tahun terakhir di Kabupaten
Gianyar adalah 166,768 ton/tahun. Kecamatan Sukawati dan Gianyar
merupakan produsen padi terbesar di Kabupaten Gianyar dengan
rata-rata produksi sepuluh tahun terakhir lebih dari 34.000 ton/tahun.
Berdasarkan luas tanam dan produksi (Gambar 6.7-5.8), ketersediaan
komoditas padi termasuk stabil. Padi dapat ditemukan sepanjang tahun
di seluruh wilayah Kabupaten Gianyar dengan kondisi surplus untuk
seluruh kecamatan dan besaran surplus pada tingkat kabupaten pada
tahun 2013 adalah 40.070,65 ton (Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar,
2013).
Kedelai adalah komoditas pangan terbanyak kedua yang
dibudidayakan setelah padi di Kabupaten Gianyar (Gambar 6.2)
dengan rerata luas tanam sebesar 828 Ha di Kabupaten Gianyar dalam
kurun waktu 10 tahun terakhir. Luas tanam kedelai tertinggi adalah di
Kecamatan Tampaksiring, Sukawati dan Gianyar, yaitu berturut-turut
sebesar 186, 148 dan 114 Ha. Akan tetapi, kedelai umumnya tidak
dibudidayakan di daerah Tegalalang dan Payangan antara tahun 2004-
2012. Jumlah produksi kedelai di Kabupaten Gianyar adalah 1.303 ton/
tahun. Rerata produksi kedelai tertinggi terdapat di Kecamatan Gianyar,
Sukawati dan Tampaksiring yang berturut-turut adalah sebesar 386, 356
dan 188 ton/tahun. Kedelai diproduksi pada saat musim penanaman
palawija.

47
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Gambar 6.1
Jenis Tanaman Pangan yang Dibudidayakan di Kabupaten Gianyar pada Tahun 2013
Sumber : Google (diunduh pada tanggal 9 Juni 2014)

Kacang tanah adalah jenis komoditas pangan yang berada pada


urutan ketiga berdasarkan luas tanam di Kabupaten Gianyar. Jenis
kacang ini ditanam diseluruh wilayah Kabupaten Gianyar dengan luas
yang beragam. Rerata luas tanam kacang tanah di Kabupaten Gianyar
adalah 521 Ha, dengan luasan terbesar di Kecamatan Sukawati (274
Ha), Gianyar (109 Ha) dan Tegalang (100 Ha). Rerata produksi kacang
tanah di Kabupaten Gianyar adalah 716 ton/tahun yang sebagian besar
di produksi di Kecamatan Gianyar (208 ton/tahun) dan Payangan (141
ton/tahun). Produksi terendah kacang tanah adalah di Kecamatan
Tampaksiring dengan rerata 8,09 ton/tahun. Kacang tanah dibudidayakan
pada masa tanam palawija ditanah sawah.

48
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Ubi jalar dibudidayakan diseluruh wilayah Kabupaten Gianyar,


namun sebarannya tidak tidak merata. Rerata luas tanam ubi jalar di
Kabupaten Gianyar adalah 405 Ha dengan daerah budidaya dominan di
Kecamatan Tegalalang (172 Ha) dan Payangan (132 Ha). Produksi ubi
jalar di Kabupaten Gianyar adalah 5.569 ton/tahun. Rerata produksi
tertinggi ubi jalar adalah di Kecamatan Tegalalang (1.780 ton/tahun),
Payangan (1.571 ton/tahun) dan Tampaksiring (964 ton/tahun).
Jagung adalah jenis serealia yang dibudidayakan terbanyak kedua
setelah padi di Kabupaten Gianyar dengan luas tanam 375 Ha. Jagung
lebih banyak ditanam di Blahbatuh dan Tegalalang dengan luasan
berturut-turut 221 dan 160 Ha. Daerah yang tidak pernah menanam
jagung selama 10 tahun terakhir adalah Kecamatan Gianyar. Total
produksi Jagung di Kabupaten Gianyar adalah 6.421 ton/tahun. Daerah
penghasil jagung tertinggi selama 10 tahun terakhir adalah Sukawati
(725 ton/tahun), Tegalalang (492 ton/tahun), Blahbatuh (439 ton/tahun)
dan Payangan (346 ton/tahun). Jagung biasanya ditanam ditanah sawah
pada musim palawija.
Ubi kayu dibudidayakan di daerah tegalan hampir di seluruh
wilayah Kabupaten Gianyar dengan luas tanam 303 Ha, kecuali di
Kecamatan Gianyar. Luas tanam ubi kayu tergolong kecil untuk seluruh
wilayah kecamatan yang berkisar antara 23 – 79 Ha/tahun. Namun,
walaupun luas tanam ubi kayu lebih sempit dibandingkan ubi jalar dan
kedelai, rerata produksi ubi kayu lebih tinggi, yaitu 6.498 ton/tahun.
Penghasil ubi kayu terbesar untuk Kabupaten Gianyar berturut-turut
adalah Kecamatan Sukawati (2.082 ton/tahun), Tampaksiring (1.392 ton/
tahun), Payangan (1.082 ton/tahun) dan Tegalalang (492 ton/tahun).
Kacang hijau mulai ditanam di Kabupaten Gianyar sejak tahun
2009 dengan luasan yang kecil, yaitu 15 Ha. Kacang hijau hanya
dibudidayakan di Kecamatan Tampaksiring, Sukawati, Payangan,
Gianyar dan Blahbatuh. Produksi kacang hijau di Kabupaten Gianyar
relatif kecil yaitu 67 ton/tahun yang sebagian besar (68%) dihasilkan di
Kecamatan Gianyar (45 ton/tahun).

49
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Blahbatuh Gianyar
Padi Padi Gogo Padi Padi Gogo
Jagung Ubi Kayu Jagung Ubi Kayu

Luas Tanam (ha)


Ubi Jalar Kacang Tanah Ubi Jalar Kacang Tanah
Luas Tanam (ha)

600 500
500 400
400 300
300
200 200
100 100
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Payangan Sukawati
Padi Padi Gogo Padi Padi Gogo
Jagung Ubi Kayu Jagung Ubi Kayu
Ubi Jalar Kacang Tanah Ubi Jalar Kacang Tanah
Kedelai Kacang Hijau

Luas Tanam (ha)


500 1000
Luas Tanam (ha)

400 800
300 600
200 400
100 200
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Tampaksiring Tegalalang
Padi Padi Gogo Padi Padi Gogo
Jagung Ubi Kayu Jagung Ubi Kayu
Ubi Jalar Kacang Tanah Ubi Jalar Kacang Tanah
500 600
LuasTanam(ha)

Luas Tanam (ha)

400
400
300
200 200
100
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012
Ubud Kabupaten Gianyar
Padi Padi Gogo
Jagung Ubi Kayu Padi Padi Gogo
Ubi Jalar Kacang Tanah Jagung Ubi Kayu
Kedelai Kacang Hijau Ubi Jalar Kacang Tanah
Luas Tanam (ha)

Kedelai Kacang Hijau


Luas Tanam (ha)

600 4000
500
3000
400
300 2000
200
1000
100
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Gambar 6.2
Perkembangan Luas Tanam Komoditas Tanaman Pangan
di Kabupaten Gianyar Tahun 2004-2012
Sumber : Data diolah dari data BPS (2005-2013); Dinas Pertanian Tanaman Pangan (2013)

50
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Gianyar Blahbatuh
Padi Jagung Kedelai Padi Jagung
Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Kedelai Kacang Tanah
Ubi Jalar Kacang Hijau Ubi Kayu
50000 40000

Produksi (ton)
Produksi (ton)

40000 30000
30000
20000
20000
10000 10000
0 0
2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Payangan Sukawati
Padi Jagung Kedelai Padi Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu
Ubi Jalar Ubi Jalar
Produksi (ton)

Produksi (ton)
25000 50000
20000 40000
15000 30000
10000 20000
5000 10000
0 0
2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Tampaksiring Tegalalang
Padi Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Padi Jagung Kedelai
Ubi Jalar Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu
Ubi Jalar
Produksi (ton)

25000 30000
Produksi (ton)

20000
15000 20000
10000
10000
5000
0 0
2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Ubud Kabupaten Gianyar


Padi Jagung Kedelai Padi Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu
Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar
40000 250000
Produksi (ton)
Produksi (ton)

30000 200000
150000
20000
100000
10000 50000
0 0
2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 6.3
Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Pangan di Kabupaten Gianyar
Tahun 2004-2012
Sumber : Data diolah dari data BPS (2005-2013), Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar
(2011-2013)

51
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

6.2 Komoditas Tanaman Hortikultura

Komoditas tanaman hortikultura yang dibudidayakan di Kabupaten


Gianyar dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis, yaitu hortikultura
sayuran, buah dan tanaman hias. Jenis sayuran yang dibudidayakan
pada tahun 2013 di Kabupaten Gianyar adalah kacang panjang, bawang
merah, kentang, kubis, sawi, kacang panjang, cabai, tomat, terong, buncis,
ketimun, cabai rawit, labu siam, kangkung dan bayam (Gambar 6.10).
Kecamatan Payangan menghasilkan paling banyak jenis sayuran yaitu 8
jenis yang disusul oleh Kecamatan Tegalalang (6 jenis) dan Kecamatan
Sukawati (5 jenis). Jenis sayuran yang dibudidayakan di Kabupaten
Payangan adalah kubis, sawi, cabai besar, cabai rawit, tomat, terong,
buncis dan labu siam, sedangkan yang dibudidayakan di Tegalalang
adalah kubis, sawi, cabai besar, cabai rawit, kacang panjang dan buncis.
Kecamatan Sukawati hanya membudidayakan jenis sayuran : kacang
panjang, cabai rawit, ketimun dan kangkung.
Sebaran jenis sayuran tidak merata di Kabupaten Gianyar. Jenis
kubis dan petsai hanya dibudidayakan di Kecamatan Tegalalang dan
Payangan, ketimun dan kangkung hanya dihasilkan di Kecamatan
Sukawati dan Ubud, sedangkan tomat, terong dan labu siam hanya
diproduksi di Kecamatan Payangan. Jenis sayuran yang dibudidayakan
hampir diseluruh kecamatan adalah cabai rawit (kecuali di Tampaksiring)
dan kacang panjang (kecuali di Ubud dan Payangan). Cabai besar tidak
dibudidayakan di Kecamatan Gianyar, Sukawati, dan Ubud.
Tidak seperti komoditas tanaman pangan, produksi komoditas
sayuran di Kabupaten Gianyar lebih Àuktuatif (Gambar 6.11). Rerata
produksi sayuran tertinggi selama 3 tahun terakhir di Kabupaten Gianyar
dihasilkan di Kecamatan Blahbatuh dengan total produksi sebesar 1.690
ton/tahun. Total produksi tersebut dihasilkan dari 3 jenis komoditas
sayuran yaitu kacang panjang, cabai besar, dan cabai rawit. Penyumbang
utama produksi sayuran di Kecamatan Blahbatuh adalah produksi cabai
rawit sebesar 1.498 ton/th (88,6 %) dan kacang panjang dengan jumlah
produksi 182 ton/tahun (10,8 %). Kecamatan Sukawati adalah produsen
kedua sayuran di Kabupaten Gianyar dengan total produksi sebesar 626

52
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

ton/tahun yang dihasilkan dari budidaya kacang panjang (7 ton/tahun),


cabai rawit (302 ton/tahun), ketimun (180 ton/tahun) dan kangkung
(138 ton/tahun). Kecamatan Payangan yang memiliki paling banyak
jenis sayuran hanya mampu menghasilkan 396 ton/tahun sayuran tetapi
3 di antaranya adalah jenis sayuran yang hanya dihasilkan di Payangan,
yaitu tomat, terong dan labu siam.

Gambar 6.4
Komoditas Sayuran yang Dibudidayakan di Kabupaten Gianyar pada Tahun 2013
Sumber : Google (Diunduh pada tanggal 8 Juni 2014)

53
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Jenis komoditas buah-buahan yang dihasilkan di Kabupaten


Gianyar meliputi jeruk besar, nanas, mangga, jambu air, jambu biji,
rambutan, nangka, durian, alpukat, salak, sirsak, sawo, melon, manggis,
jeruk siam, semangka, sukun, pisang, duku, dan papaya (Gambar 6.12).
Jenis tanaman buah yang teridenti¿kasi dibudidayakan di Kabupaten
Gianyar pada tahun 2004 hanya 6 jenis, yaitu : pepaya, pisang, durian,
salak, jeruk dan rambutan. Beberapa tambahan jenis tanaman buah-
buahan kemudian diinventarisir sejak tahun 2009 yang meliputi :
sawo, nanas, nangka, jambu air, jambu biji, alpukat, mangga, duku dan
manggis.
Jeruk besar adalah satu-satunya kearifan lokal Kabupaten Gianyar
yang telah didaftarkan dengan nama varietas Bona Bali dengan Nomor
41/PVL/2009 pada tanggal 6 Nopember oleh Bupati Gianyar. Jeruk jenis
pomelo dengan ukuran sedang ini banyak ditanam di daerah Bona.
Jenis tanaman buah-buahan lebih banyak pada daerah dataran
tinggi seperti Payangan (16 jenis), Tegalalang (15 jenis), Tampaksiring
(15 jenis) dan Ubud (16 jenis), sedangkan daerah dataran rendah seperti
Sukawati, Gianyar dan Blahbatuh memiliki jenis tanaman buah yang
lebih sedikit yaitu berturut-turut 8, 7 dan 9 jenis. Jenis buah-buahan
yang dibudidayakan di daerah dataran rendah tersebut adalah papaya,
pisang, jeruk, jambu biji, jambu air, durian, mangga, rambutan dan
manggis. Pisang dan jeruk adalah tanaman buah-buahan dengan
populasi tertinggi di Kabupaten Gianyar (Gambar 6.13) dengan jumlah
berturut-turut 537.339 dan 94.952 pohon, sedangkan yang terendah
adalah duku. Pisang paling banyak dibudidayakan di daerah Ubud,
Tampaksiring dan Payangan, sedangkan jeruk paling banyak ditanam
di daerah Ubud, Tegalalang dan Tampaksiring sementara rambutan
paling banyak ditemukan di daerah Ubud, Tampaksiring, Payangan dan
Sukawati. Durian dominan dibudidayakan di daerah Tampaksiring dan
Payangan, sedangkan 86 % dari populasi salak di Kabupaten Gianyar
terdapat di daerah Payangan. Berikut adalah populasi terbesar tanaman
buah-buahan di masing-masing kecamatan di Kabupaten Gianyar :
1. Ubud : pisang (49.951 pohon), rambutan (6.236 pohon), pepaya
(2.778 pohon), nangka (2.451 ha) dan jeruk (2.368 pohon)

54
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

2. Tegalang : sawo (162.103 pohon) dan nangka (46.960 pohon)


3. Tampaksiring : pisang (43.269 pohon) dan jeruk (42.946 pohon)
4. Sukawati : nangka (2.724 pohon) dan rambutan (1.971)
5. Payangan : pisang (262.455 pohon) dan salak (23.993 pohon)
6. Gianyar : pisang (5.399 pohon) dan pepaya (2.777 pohon)
7. Blahbatuh : papaya (5.195 pohon) dan pisang (3.033 pohon)

Sukawati Blahbatuh
Bawang Merah Kentang Kubis Bawang Merah Kentang Kubis
Sawi Kacang panjang Cabai Sawi Kacang panjang Cabai
Tomat Terong Buncis Tomat Terong Buncis
Ketimun Cabai Rawit Labu Siam Ketimun Cabai Rawit Labu Siam
Kangkung Bayam Sayuran lainnya Kangkung Bayam Sayuran lainnya

Produksi(ton)
4000
Produksi(ton)

4000
3000 3000
2000 2000
1000 1000
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013 2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013

Gianyar Tampaksiring
Bawang Merah Kentang Kubis Bawang Merah Kentang Kubis
Sawi Kacang panjang Cabai Sawi Kacang panjang Cabai
Tomat Terong Buncis Tomat Terong Buncis
Ketimun Cabai Rawit Labu Siam Ketimun Cabai Rawit Labu Siam
Kangkung Bayam Sayuran lainnya Kangkung Bayam Sayuran lainnya
Produksi (ton)
Produksi(ton)

2500 600
2000
1500 400
1000 200
500
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013 2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013

Ubud Tegalalang
Bawang Merah Kentang Kubis
Bawang Merah Kentang Kubis
Sawi Kacang panjang Cabai
Sawi Kacang panjang Cabai
Tomat Terong Buncis
Tomat Terong Buncis
Ketimun Cabai Rawit Labu Siam
Ketimun Cabai Rawit Labu Siam
Kangkung Bayam Sayuran lainnya
Kangkung Bayam Sayuran lainnya
Produksi(ton)

Produksi(ton)

200 1000
150 800
600
100 400
50 200
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013 2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013

Payangan Kabupaten Gianyar


Bawang Merah Kentang Kubis Bawang Merah Kentang Kubis
Sawi Kacang panjang Cabai Sawi Kacang panjang Cabai
Tomat Terong Buncis Tomat Terong Buncis
Ketimun Cabai Rawit Labu Siam Ketimun Cabai Rawit Labu Siam
Kangkung Bayam Sayuran lainnya Kangkung Bayam Sayuran lainnya
800 8000
Produksi(ton)

Produksi(ton)

600 6000
400 4000
200 2000
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013 2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 6.5
Perkembangan Produksi Komoditas Sayuran di Kabupaten Gianyar Tahun 2004-2013
Sumber : Data diolah dari data BPS (2005-2013); Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar
(2011-2013)

55
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Pisang dan nangka adalah buah dengan rerata tingkat produksi


tertinggi di Kabupaten Gianyar dengan produksi berturut-turut sebesar
71.742 dan 63.388 ton/tahun. Pada peringkat berikutnya adalah manggis,
nanas, semangka, durian dan mangga dengan produksi 26.017, 23.879,
16.173, 12.906 dan 12.384 ton/tahun, berturut-turut. Kecamatan
Tegalalang adalah daerah potensial untuk menghasilkan buah pepaya,
sawo, pisang, nangka, jeruk, jambu biji, manggis dan sirsak. Semangka,
melon dan jambu air paling banyak diproduksi di Kecamatan Blahbatuh,
sedangkan Payangan paling banyak menghasilkan pisang, salak dan
alpukat.

Gambar 6.6
Jenis Komoditas Buah yang Dibudidayakan di Kabupaten Gianyar Tahun 2013
Sumber : Google (Diunduh pada tanggal 8 Juni 2014)

56
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Sukawati Blahbatuh
Jeruk Rambutan Sawo Jeruk Rambutan Sawo
Nanas Pepaya Pisang Nanas Pepaya Pisang
Mangga Durian Jambu Biji Mangga Durian Jambu Biji
Jambu Air Nangka Duku Jambu Air Nangka Duku
Salak Alpukat Manggis Salak Alpukat Manggis
Semangka Lainnya Semangka Lainnya

Populasi (pohon)
Populasi (pohon)

2000 1400
1200
1500 1000
1000 800
600
500 400
200
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Gianyar Tampaksiring
Jeruk Rambutan Sawo Jeruk Rambutan Sawo
Nanas Pepaya Pisang Nanas Pepaya Pisang
Mangga Durian Jambu Biji Mangga Durian Jambu Biji
Jambu Air Nangka Duku Jambu Air Nangka Duku
Salak Alpukat Manggis Salak Alpukat Manggis

Populasi (pohon)
Semangka Lainnya Semangka Lainnya
Populasi(pohon)

500 12000
400 10000
300 8000
6000
200 4000
100 2000
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Ubud Tegalalang
Jeruk Rambutan Jeruk Rambutan Sawo
Sawo Nanas Nanas Pepaya Pisang
Pepaya Pisang Mangga Durian Jambu Biji
Jambu Air Nangka Duku
Mangga Durian Salak Alpukat Manggis
Populasi (pohon)
Populasi (pohon)

Jambu Biji Jambu Air Semangka Lainnya


8000 100000
6000 80000
60000
4000
40000
2000 20000
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Payangan Kabupaten Gianyar


Jeruk Rambutan Sawo Jeruk Rambutan Sawo
Nanas Pepaya Pisang Nanas Pepaya Pisang
Mangga Durian Jambu Biji Mangga Durian Jambu Biji
Jambu Air Nangka Duku Jambu Air Nangka Duku
Salak Alpukat Manggis Salak Alpukat Manggis
Semangka Lainnya
Populasi (pohon)

Semangka Lainnya
Populasi (pohon)

35000 100000
30000 80000
25000
20000 60000
15000 40000
10000
5000 20000
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Gambar 6.7
Perkembangan Populasi Komoditas Buah-buahan di Kabupaten Gianyar
Tahun 2004-2012
Sumber : Data diolah dari data BPS (2005-2013)

57
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Sukawati Blahbatuh
Semangka Melon Pepaya
Sawo Pisang Nanas Semangka Melon Pepaya
Salak Nangka Jeruk Sawo Pisang Nanas
Jeruk Besar Durian Jambu biji Salak Nangka Jeruk
Jambu Air Belimbing Alpukat Jeruk Besar Durian Jambu biji
Jambu Air Belimbing Alpukat
Mangga Rambutan Duku Mangga Rambutan Duku
Manggis Sirsak Sukun Manggis Sirsak Sukun
Melinjo Melinjo
Produksi(ton)

3000 2000

Produksi(ton)
2500
2000 1500
1500 1000
1000
500 500
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013 2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013

Gianyar Tampaksiring
Semangka Melon Pepaya Semangka Melon Pepaya
Sawo Pisang Nanas Sawo Pisang Nanas
Salak Nangka Jeruk Salak Nangka Jeruk
Durian Jambu biji Jambu Air Jeruk Besar Durian Jambu biji
Belimbing Alpukat Mangga Jambu Air Belimbing Alpukat
Rambutan Duku Manggis Mangga Rambutan Duku
Sirsak Sukun Melinjo Manggis Sirsak Sukun
100 1500 Melinjo
Produksi (ton)

80 Produksi (ton)
60 1000
40 500
20
0
0
2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013 2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013

Ubud Tegalalang
Semangka Melon Pepaya Semangka Melon Pepaya
Sawo Pisang Nanas Sawo Pisang Nanas
Salak Nangka Jeruk Salak Nangka Jeruk
Jeruk Besar Durian Jambu biji Jeruk Besar Durian Jambu biji
Jambu Air Belimbing Alpukat Jambu Air Belimbing Alpukat
Mangga Rambutan Duku Mangga Rambutan Duku
Manggis Sirsak Sukun
Produksi (ton)

Manggis Sirsak Sukun


Produksi (ton)

Melinjo Melinjo
6000 20000
4500 15000
3000 10000
1500 5000
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013 2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013

Semangka
Payangan
Melon Pepaya Kabupaten Gianyar
Sawo Pisang Nanas Semangka Melon Pepaya
Salak Nangka Jeruk Sawo Pisang Nanas
Jeruk Besar Durian Jambu biji Salak Nangka Jeruk
Jambu Air Belimbing Alpukat Jeruk Besar Durian Jambu biji
Mangga Rambutan Duku Jambu Air Belimbing Alpukat
Manggis Sirsak Sukun Mangga Rambutan Duku
Manggis Sirsak Sukun
Produksi (ton)

Melinjo
Produksi (ton)

Melinjo
8000 20000
6000 15000
4000 10000
2000 5000
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013 2004 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 6.8
Perkembangan Produksi Buah-buahan di Kabupaten Gianyar Tahun 2004-2013
Sumber : Data diolah dari data BPS (2005-2013); Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar
(2011-2013)

58
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Terdapat 12 jenis komoditas tanaman hias yang dikembangkan di


Kabupaten Gianyar (Gambar 6.9). Pengembangan komoditas tanaman
hias terutama heliconia, zingiber dan calathea adalah bentuk aplikasi
penunjukan Kabupaten Gianyar sebagai salah satu cluster produksi
tanaman hias di Bali yang akan dipasarkan di Denpasar. Pengembangan
tanaman hias tersebut dilakukan dibawah binaan Direktorat Budidaya
Tanaman Hias melalui Pedum Pengembangan Cluster Tanaman Hias di
Bali (2009).
Produksi Tanaman hias di Kabupaten Gianyar dilakukan di 5
kecamatan, yaitu Gianyar, Blahbatuh, Payangan, Tampaksiring dan
Ubud (Tabel 6.4) dengan jenis tanaman hias yang dibudidayakan
umumnya beragam dan beberapa diantaranya spesi¿k lokasi.
Anggrek dikembangkan di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, Payangan,
Tampaksiring dan Ubud; palem di daerah Blahbatuh, Ubud dan
Tampaksiring; heliconia di Payangan dan Tampaksiring; cordilaine
dan soka di Payangan, sedangkan anthurium bunga di Payangan dan
Tampaksiring. Tampaksiring adalah kecamatan dengan produksi jenis
tanaman hias terbanyak di Kabupaten Gianyar, yang meliputi anggrek,
palem, heliconia, anthurium Bungan, sedap malam, mawar, gladiol,
melati, kamboja jepang dan euphorbia. Luasan dan produksi terbesar
tanaman hias adalah heliconia yang dominan didaerah Payangan, dan
disusul oleh anggrek dan anthurium bunga (Tabel 6.3).

59
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Gambar 6.9
Contoh Jenis Komoditas Tanaman Hias yang Dibudidayakan di Kabupaten Gianyar
Tahun 2014
Sumber : Google (diunduh pada tanggal 9 Juni 2014)

60
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Tabel 6.3
Perkembangan Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman
Hias di Kabupaten Gianyar Tahun 2011-2013
Luas Tanam (m2) Luas Panen (m2) Produksi (kg)

Kecamatan Komoditas

2012

2013

2012

2013

2012

2013
2011

2011

2011
Gianyar 800 800 8.000

Blahbatuh 254 1.200 254 5.300 2.540

Ubud Anggrek 5.250 17.375

Payangan 1.500 1.500 2.300 1.500 7.400 15.000

Tampaksiring 200 1.400 200 1.400 800 14.000

Blahbatuh 5.0000 525 22.100 225 22.100 675

Ubud Palem 50 250

Tampaksiring 20 7 900 50 15 330 5 990

Payangan 3.000 10.000 339.000 5.000 8.500 339.000 8.000 44.000 118.6500
Heliconia
Tampaksiring 500 3 160 2 128 448
Sedap
10
Malam
Mawar 8 18 8 60

Melati 2 3
Tampaksiring
Kamboja
7 7 4
Jepang
Euphorbia 5 2

Gladiol 4 3 4 40

Cordilaine 200 1.200 1.200 2.150


Payangan
Soka 250

Tampaksiring 20 5
Antharium
Bunga
Payangan 2500 2 2.000 10 10.100

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar (2011-2013)

6.3 Komoditas Tanaman Perkebunan

Kabupaten Gianyar memiliki 10 jenis komoditas perkebunan yang


meliputi kopi, coklat, panili, tembakau, kelapa, kencur, kapok, kunir,
jahe, cengkeh dan beberapa jenis komoditas yang tidak diidenti¿kasi
secara khusus (Gambar 6.10). Kelapa dalam adalah jenis komoditas
yang potensial untuk diinvestasikan. Jenis komoditas ini tersebar merata
dengan luas tanam tertinggi di seluruh kecamatan di Kabupaten Gianyar
(Gambar 6.10). Tanaman kopi (743 Ha), cengkeh (405 Ha) dan kakao

61
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

(434 Ha) adalah komoditas perkebunan dengan luasan yang relatif besar
setelah tanaman kelapa dalam.
Daerah dataran yang lebih tinggi umumnya memiliki luas tanam
komoditas perkebunan yang lebih tinggi, misalnya Blahbatuh (2.304 Ha),
Payangan (1.643 Ha), dan Tegalalang (1.210 Ha). Wilayah kecamatan
lainnya memiliki luas
tanam yang lebih
sempit dari 1.000
Ha. Urutan produksi
komoditas perkebunan
dimulai dari yang
tertinggi di Kabupaten
Gianyar adalah sebagai
berikut : kelapa (5.730
ton/tahun), coklat (828
ton/tahun), kopi (744
ton/tahun), cengkeh
(405 ton/tahun) dan
dan tembakau (344 ton/
tahun) (Gambar 6.11).
Produksi
kelapa tertinggi
dihasilkan di Kecamatan
Blahbatuh dengan
besaran 2.252 ton/tahun
kemudian Payangan
(823 ton/tahun) dan
Ubud (707 ton/tahun).
Coklat paling banyak
dihasilkan di Tegalalang
dengan jumlah produksi
486 ton/tahun (59 %
dari produksi Kabupaten
Gianyar). Kopi dominan

62
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

dihasilkan di Kecamatan Payangan dengan hasil sebesar 479 ton/tahun


(64 % dari total produksi Kabupaten Gianyar). Komoditas cengkeh
paling banyak dihasilkan di Kecamatan Tampaksiring dengan produksi
187 ton/tahun, sedangkan 78 % tembakau dihasilkan di Kecamatan
Sukawati dengan jumlah produksi 267 ton/tahun.

Blahbatuh Gianyar
Kopi Cengkeh Kelapa Kopi Cengkeh
Tembakau Kakao Panili Kelapa Tembakau
1500
40

Luas Tanam (ha)


Luas Tanam (ha)

1000 30

20
500
10

0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Payangan Sukawati
Kopi Cengkeh Kelapa Kopi Cengkeh Kelapa
Tembakau Kakao Panili Tembakau Kakao Panili
120 120
Luas Tanam (ha)

Luas Tanam (ha)

100 100
80 80
60 60
40 40
20 20
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Tampaksiring Tegalalang
Kopi Cengkeh Kelapa Kopi Cengkeh Kelapa
Tembakau Kakao Panili Tembakau Kakao Panili
100 120
Luas Tanam (ha)

Luas Tanam (ha)

100
80
80
60
60
40
40
20 20
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Ubud Kabupaten Gianyar


Kopi Cengkeh Kopi Cengkeh Kelapa
Kelapa Tembakau Tembakau Kakao Panili
120 2000
Luas Tanam (ha)

LuasTanam(ha)

100
1500
80
60 1000
40
500
20
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012
Gambar 6.11
Perkembangan Luas Tanam Komoditas Perkebunan di Kabupaten Gianyar
Tahun 2004-2012
Sumber : Data diolah dari data BPS (2005-2013)

63
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Blahbatuh Gianyar
Kelapa dalam Kopi Kelapa dalam Kopi Cengkeh
Cengkeh Vanili Vanili Tembakau Jahe lokal
Tembakau Jahe lokal
Kencur Kunir Kencur Kunir Kakao
Kakao Lainnya Lainnya
600 40
Produksi (ton)

Produksi (ton)
450 30
300 20
150 10
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012
Payangan Sukawati
Kelapa dalam Kopi Cengkeh Kelapa dalam Kopi Cengkeh
Vanili Tembakau Jahe lokal Vanili Tembakau Jahe lokal
Kencur Kunir Kakao Kencur Kunir Kakao
Lainnya Lainnya
800

Produksi (ton)
2000
Produksi (ton)

600
1500
1000 400

500 200

0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Tampaksiring Tegalalang
Kelapa dalam Kopi Kelapa dalam Kopi Cengkeh
Cengkeh Vanili Vanili Tembakau Jahe lokal
Tembakau Jahe lokal Kencur Kunir Kakao
Kencur Kunir Lainnya
4000 10000
Produksi (ton)

Produksi (ton)

3000 8000
6000
2000
4000
1000
2000
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Ubud Kabupaten Gianyar


Kelapa dalam Kopi Kelapa dalam Kopi Cengkeh
Cengkeh Vanili Vanili Tembakau Jahe lokal
Tembakau Jahe lokal Kencur Kunir Kakao
Kencur Kunir Lainnya
Produksi(ton)

100 14000
12000
Produksi (ton)

80
10000
60 8000
40 6000
4000
20
2000
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Gambar 6.12
Perkembangan Produksi Komoditas Perkebunan di Kabupaten Gianyar
Tahun 2004-2012
Sumber : Data diolah dari data BPS (2005-2013)

64
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

6.4 Komoditas Peternakan

Kabupaten Gianyar paling sedikit memiliki 10 jenis ternak yang


dibudidayakan selain beberapa lainnya yang tidak diidenti¿kasi secara
spesi¿k (Gambar 6.13). Akan tetapi, berdasarkan besaran populasi,
keragaman jenis ternak tersebut untuk tingkat kabupaten dan kecamatan
di Kabupaten Gianyar tergolong rendah (Tabel 6.4). Tidak ditemukan
adanya dominansi salah satu jenis ternak, selain itu, jumlah ternak untuk
setiap jenis ternak tergolong merata pada tingkat kabupaten maupun
kecamatan.

Tabel 6.4
Indeks Keragaman, Dominansi dan Keseragaman Jenis Ternak di
Kabupaten Gianyar Tahun 2013
Indeks Blahbatuh Gianyar Payangan Sukawati Tampaksiring Tegalalang Ubud Kabupaten

H’ 1.3 0.9 1.3 1.0 1.3 1.3 1.3 1.4

D 0.4 0.6 0.3 0.4 0.3 0.3 0.4 0.3

E 0.3 0.2 0.3 0.2 0.3 0.3 0.3 0.3

Sumber : dihitung berdasarkan data BPS (2004-2013)


Keterangan :
H’: indeks keragaman Shannon-Wiener,
D : indeks dominansi Simpson
E : indeks keseragaman Pielou

Sebaran populasi ternak relatif seragam untuk seluruh wilayah


kecamatan kecuali untuk daerah Blahbatuh yang memiliki populasi
ternak terendah dengan nilai hampir ½ dari populasi di masing-masing
kecamatan dengan populasi yang berÀuktuasi (Gambar 6.14). Populasi
ternak sapi pada tahun 2012 di Kabupaten Gianyar adalah sejumlah
53.809 ekor. Populasi tersebut menurun sebesar 24,29% pada tahun 2013
sehingga menjadi 40.420 ekor. Berikut adalah populasi ternak lainnya
di Kabupaten Gianyar : babi 136.942 ekor, ayam kampung 500.452
ekor, ayam ras petelur 27.740 ekor, ayam ras pedaging 583.503 ekor, itik
146.399 ekor, angsa 914 ekor, merpati 5.559 ekor. Populasi sapi terbesar
terdapat di Kecamatan Payangan (14.044 ekor) dan Tegalalang (12.147

65
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

ekor). Populasi babi terbesar juga terdapat di Kecamatan Payangan


dan Tegalalang dengan jumlah berturut-turut 53.874 ekor dan 21.480
ekor, sedangkan kambing paling banyak terdapat di Kecamatan Gianyar
dengan populasi 461 ekor (Kabupaten Gianyar dalam Angka, 2013).
Populasi unggas jenis ayam kampung paling banyak terdapat
di Kecamatan Payangan, Tegalalang dan Sukawati dengan populasi
berturut-turut sebesar 113.918 ekor, 107.640 ekor, dan 104.026 ekor.
Jenis ayam ras petelur hanya dibudidayakan di Kecamatan Payangan dan
Ubud dengan populasi sebesar 21.740 ekor dan 6.000 ekor, sedangkan
ayam ras pedaging tersebar di seluruh kecamatan dengan populasi
terbesar di Kecamatan Gianyar (189.500 ekor). Kecuali di daerah
Blahbatuh, itik dapat ditemukan di 6 kecamatan di Kabupaten Gianyar
dengan sebaran yang relatif merata. Populasi terbesar itik terdapat di
Kecamatan Gianyar dengan jumlah 45.889 ekor (Kabupaten Gianyar
dalam Angka, 2013).

Gambar 6.13
Jenis Ternak yang Dibudidayakan di Kabupaten Gianyar pada Tahun 2013
Sumber : Google (diunduh pada tanggal 9 Juli 2014)

66
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Blahbatuh Gianyar
Sapi Babi Kuda Sapi Babi Kuda
Kambing Kelinci Ayam Kampung Kambing Kelinci Ayam Kampung
Ayam Ras Itik Merpati Ayam Ras Itik Merpati
Angsa Lainnya Angsa Lainnya
12000 50000

Populasi (ekor)
Populasi (ekor)

10000 40000
8000
30000
6000
20000
4000
2000 10000
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Payangan Sukawati
Sapi Babi Kuda Sapi Babi Kuda
Kambing Kelinci Ayam Kampung Kambing Kelinci Ayam Kampung
Ayam Ras Itik Merpati Ayam Ras Itik Merpati
Angsa Lainnya Angsa Lainnya
30000 20000

Populasi (ekor)
Populasi (ekor)

20000 15000
10000
10000
5000
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012
Tampaksiring Tegalalang
Sapi Babi Kuda Sapi Babi Kuda
Kambing Kelinci Ayam Kampung Kambing Kelinci Ayam Kampung
Ayam Ras Itik Merpati Ayam Ras Itik Merpati
Angsa Lainnya Angsa Lainnya
25000 20000
Populasi (ekor)

Populasi(ekor)

20000 15000
15000
10000
10000
5000 5000
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Ubud Kabupaten Gianyar


Sapi Babi Kuda
Kambing Kelinci Ayam Kampung Sapi Babi Kuda
Ayam Ras Itik Merpati Kambing Kelinci Ayam Kampung
Angsa Lainnya Ayam Ras Itik Merpati
Angsa Lainnya
25000
Populasi (ekor)

120000
Populasi (ekor)

20000
90000
15000
10000 60000
5000 30000
0 0
2004 2006 2007 2009 2010 2012 2004 2006 2007 2009 2010 2012

Gambar 6.14
Populasi Ternak di Kabupaten Gianyar Tahun 2004-2012
Sumber : Data diolah dari data BPS (2005-2013)

67
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

6.5. Komoditas Tanaman Kehutanan

Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan


lahan yang berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya
tidak dapat dipisahkan (RPJMD, 2013). Luas kawasan hutan di Bali pada
tahun 2011 adalah 130.686,01 ha atau 23,20% dari luas wilayah. Luas
kawasan hutan di Bali masih belum mencapai luas ideal untuk optimalisasi
manfaat lingkungan yaitu minimal 30 % dari luas Pulau menurut Undang-
undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Sebaran kawasan
hutan di Provinsi Bali tidak merata menurut Kabupaten/Kota, bahkan
Kabupaten Gianyar satu-satunya yang tidak memiliki kawasan hutan
yang ditetapkan (Statistik Kehutanan, 2013). Walaupun Kabupaten
Gianyar tidak memiliki hutan negara tetapi memiliki potensi sebaran
Hutan Rakyat Swadaya dan sebaran Hutan Umum di Provinsi Bali.
Sebaran hutan rakyat swadaya yang ada di Kabupaten Gianyar meliputi
Payangan (7 Ha), Tegalalang (5 Ha) Tampaksiring (3 Ha), Ubud (7 Ha)
dan Gianyar (5 Ha).
Kabupaten Gianyar tidak memiliki daerah kawasan hutan (BPS
Kabupaten Gianyar, 2013). Akan tetapi, dengan adanya lahan-lahan kritis
dan potensial kritis dipinggiran sungai dengan kemiringan lereng yang
cukup tinggi, maka daerah-daerah tersebut dikelola dengan budidaya
tanaman kehutanan sebagai salah satu bentuk tindakan konservasi tanah.
Lima dari tujuh kecamatan di Kabupaten Gianyar memiliki hutan adat
yang berlokasi di daerah kakisu (kanan kirir sungai) dengan total luasan
62 ha yang ditanami dengan paling tidak 11 jenis pohon (Tabel 6.5).
Lebih dari 50 % area hutan adat yang terdapat di Banjar Marga Tengah,
Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan tersebut ditanami dengan
bambu.

68
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Tabel 6.5
Data Hutan Adat di Kabupaten Gianyar
Luas
No Kecamatan Desa Banjar Jenis Pohon
(ha)
Pilan 3 Mahoni
Kayu Lokal (Enau, Ilak,
Kerta Seming 2
Pala, dll)
1 Payangan
Marga Tengah 35 Bambu
Kayu Lokal (Enau,
Buahan Kaja Pausan 2
Jempinis, dll)
Taro Kaja 3 Kayu Lokal
2 Tegalalang Taro
Puakan 2 Kayu Lokal
Belahan 1 Mahoni, Kayu Lokal, dll
3 Tampaksiring Manukaya Mahoni, Majegau, Enau,
Penempahan 2
dll
Pala, Kayu Lokal, dll
Padang Tegal 4
(Monkey Forest)
4 Ubud Ubud
Mahoni, Majegau, Panggal
Silungan 3
Buaya, dll (Alas Arum)
Mahoni, Albesia, Majegau,
Jempinis, Cempaka, Pala,
5 Gianyar Bukit Batu Bukit Jati 5
Panggal Buaya, Kayu
Lokal, dll
Jumlah 62 ¾ 11
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Gianyar (2013)

Pengembangan bambu di Kabupaten Gianyar diprioritaskan untuk


lahan di daerah kakisu untuk pertimbangan konservasi dan produksi.
Potensi pengembangan bambu cukup besar di Kabupaten Gianyar
dengan ketersediaan lahan sebagai lokasi budidaya seluas 361 Ha yang
terletak di Kecamatan Payangan, Tegalalang, Tampaksiring dan Gianyar
(Dinas Kehutanan Kabupaten Gianyar, 2013).

69
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

BAB VII
JENIS DAN KERAGAAN
KOMODITAS UNGGULAN
DI KABUPATEN GIANYAR

A nalisis LQ dapat digunakan untuk menentukan komoditas


unggulan berdasarkan teori ekonomi basis khususnya dari
aspek penawaran (produksi atau populasi). Dalam bidang pertanian
yang mengandalkan penggunaan lahan misalnya komoditas pertanian,
perkebunan dan hortikultura, maka penghitungan dilakukan dengan
menggunakan data produksi, luas tanam atau produktivitas sedangkan
dibidang peternakan (sub sektor pertanian tanpa basis lahan) data populasi
yang digunakan. Dalam penelitian ini, analisis LQ digunakan untuk
menentukan komoditas unggulan pada setiap kecamatan di Kabupaten
Gianyar. Komoditas yang memiliki nilai LQ>1 dalam suatu kecamatan
dinyatakan sebagai unggulan dengan basis dikecamatan tersebut.
Komoditas unggulan adalah salah satu komoditas andalan yang
paling menguntungkan untuk diusahakan/dikembangkan di suatu wilayah
yang mempunyai prospek pasar dan peningkatan pendapatan atau
kesejahteraan petani dan keluarga serta mempunyai potensi sumberdaya
lahan yang cukup besar. Komoditas andalan yang dimaksud adalah
sejumlah komoditas yang dapat dibudidayakan atau dikembangkan di
suatu wilayah kabupaten berdasarkan analisis kesesuaian agroekologi
(tanah dan iklim). Sementara komoditas di luar yang disebutkan di atas
di katagorikan sebagai komoditas penunjang yaitu komoditas-komoditas
lain yang dapat dipadukan pengusahaannya dengan komoditas pokok
(unggulan) yang dikembangkan di suatu lokasi/sentra komoditas
unggulan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumberdaya (seperti
lahan, tenagakerja, sarana dan prasarana) untuk menunjang usaha
peningkatan pendapatan petani keterpaduan pengusahaannya sehinga
terjadi peningkatan produksi dan produktivitas usaha tani.

70
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Berdasarkan nilai LQ ada tujuh komoditas pangan unggulan di


Kabupaten Gianyar yang tersebar pada tujuh kecamatan. Komoditas
ungggulan tersebut yaitu: padi, jagung, kedelai,kacang tanah, kacang
hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Masing-masing komoditas tersebut
memiliki keungggulan dengan nilai LQ >1 dan memiliki potensi
dikembangkan untuk pemenuhan konsumsi lokal dan bahkan menjadi
andalan sebagai sumber distribusi bagi daerah kecamatan lainnya.
Komoditas padi merupakan unggulan di tiga kecamatan yaitu:
Kecamatan Blahbatuh, Kecamatan Gianyar, dan Kecamatan Ubud
dengan nilai LQ masing-masing: 1,05; 1,05; dan 1,04. Dengan
demikian, prioritas pengembangan komoditas padi di Kabupeten
Gianyar seyogyanya diarahkan ke wilayah tiga kecamatan yaitu:
Kecamatan Blahbatuh, Kecamatan Gianyar, dan Kecamatan Ubud. Data
selengkapnya seperti disajikan di dalam tabel berikut.

Tabel 7.1
Komoditas Unggulan Tanaman Pangan di Kabupaten Gianyar
No Komoditas Basis pada Kecamatan dengan Nilai LQ>1
1 Padi Blahbatuh (1,05) Gianyar (1,05) Ubud (1,04)
2 Jagung Payangan (2,20) Blahbatuh (1,22) Sukawati (1,14) Tegalalang (1,14)
3 Kedelai Gianyar (1,80) Sukawati (1,28) Tampaksiring (1,25) Blahbatuh (1,24)
4 Kacang tanah Payangan (2,69) Giamyar (1,67) Blahbatuh (1,01)
5 Kacang hijau Gianyar (2,99) Blahbatuh (2,14) Tampaksiring (1,74)
6 Ubi kayu Sukawati (1,89) Payangan (1,72) Tampaksiring (1,64) Tegalalang (1,20)
7 Ubi jalar Payangan (3,47) Tegalalang (2,10) Tampaksiring (1,41)
Keterangan : Data diolah dari BPS (2004-2013)

Berdasarkan nilai LQ ada 13 komoditas hortikultura sayuran yang


merupakan unggulan di Kabupaten Gianyar yang tersebar pada tujuh
kecamatan. Komoditas ungggulan tersebut yaitu: kubis, petsai/sawi,
kacang panjang, cabai besar, cabai rawit, tomat, terung, buncis, ketimun,
labu siam, kangkung, melon, dan semangka. Masing-masing komoditas
tersebut memiliki keungggulan dengan nilai LQ >1 dan memiliki potensi
dikembangkan untuk pemenuhan konsumsi lokal dan bahkan menjadi
andalan sebagai sumber distribusi bagi daerah kecamatan lainnya.

71
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Komoditas kubis merupakan unggulan di dua kecamatan yaitu:


Kecamatan Payangan dan Kecamatan Tegalalang dengan nilai LQ masing-
masing: 5,23 dan 4,10. Demikian juga petsai, merupakan unggulan di
Kecamatan Tegalalang dan Kecamatan Payangan, sedangkan kacang
panjang menjadi komoditas sayuran unggulan di empat kecamatan,
yaitu: Kecamatan Tampaksiring, Kecamatan Tegalalang, Kecamatan
Gianyar, dan Kecamatan Blahbatuh.
Berdasarkan nilai basis komoditas (LQ) pada masing-masing
kecamatan, maka prioritas pengembangan komoditas hortikultura
sayuran seyogyanya diarahkan ke kecamatan sesuai dengan besaran
nilai basisnya, seperti: tomat, terung,dan labu siam dikembangkan di
Kecamatan Payangan, sedangkan ketimun dikembangkan di Kecamatan
Sukawati dan melon dikembangkan di Kecamatan Gianyar. Data
selengkapnya seperti disajikan di dalam Tabel 7.2.
Berdasarkan nilai LQ ada 20 komoditas hortikultura buah yang
merupakan unggulan di Kabupaten Gianyar yang tersebar pada tujuh
kecamatan. Komoditas ungggulan tersebut yaitu: alpukat, belimbing,
duku, durian, jambu biji, jambu air, jambu siam, jeruk besar, mangga,
manggis, nangka, nenas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, sirsak,
sukun, dan melinjo. Masing-masing komoditas tersebut memiliki
keungggulan dengan nilai LQ >1 dan memiliki potensi dikembangkan
untuk pemenuhan konsumsi lokal dan bahkan menjadi andalan sebagai
sumber distribusi bagi daerah kecamatan lainnya.
Komoditas alpukat merupakan unggulan di empat kecamatan
yaitu: Kecamatan Payangan, Kecamatan Ubud, Kecamatan Sukawati,
dan Kecamatan Blahbatuh dengan nilai LQ masing-masing: 7,74; 1,54;
1,40; dan 1,01. Demikian juga belimbing, merupakan unggulan di
Kecamatan Sukawati, Kecamatan Payangan, Kecamatan Tegalalang,
dan Kecamatan Blahbatuh, sedangkan manggis menjadi komoditas
hortikultura buah unggulan di tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan
Tampaksiring, Kecamatan Tegalalang, dan Kecamatan Payangan.

72
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Tabel 7.2
Komoditas Unggulan Hortikultura Sayuran
di Kabupaten Gianyar
No Komoditas Basis pada Kecamatan dengan Nilai LQ>1
1 Kubis Payangan (5,23) Tegalalang (4,10)
2 Petsai/sawi Tegalalang (32,23) Payangan (7,47)
Blahbatuh
3 Kacang panjang Tampaksiring (965,24) Tegalalang (23,26) Gianyar (8,84)
(1,77)
Tegalalang
4 Cabai besar Tampaksiring (13,89) Payangan (6,16)
(3,92)
5 Cabai rawit Blahbatuh (1,81) Sukawati (1,11)
6 Tomat Payangan (9,20)
7 Terung Payangan (7,72)
8 Buncis Tegalalang (20,64) Payangan (6,09)
9 Ketimun Sukawati (2,32)
10 Labu siam Payangan (9,20)
11 Kangkung Ubud (5,20) Sukawati (1,24)
12 Melon Gianyar (23,03)
Sukawati
13 Semangka Ubud (3,08) Blahbatuh (1,77)
(1,58)
Keterangan : Data diolah dari BPS (2004-2013)

Berdasarkan nilai basis komoditas (LQ) pada masing-masing


kecamatan, maka prioritas pengembangan komoditas hortikultura buah
seyogyanya diarahkan ke kecamatan sesuai dengan besaran nilai basisnya,
seperti: belimbing, jambu air, dan sawo dikembangkan di Kecamatan
Sukawati, sedangkan mangga, nenas, dan sukun dikembangkan di
Kecamatan Tegalalang. Data selengkapnya seperti disajikan di dalam
Tabel 7.3.
Berdasarkan nilai LQ ada 10 komoditas perkebunan yang
merupakan unggulan di Kabupaten Gianyar yang tersebar pada tujuh
kecamatan. Komoditas ungggulan tersebut yaitu: kopi, cengkeh,
kelapa, tembakau, kakao, vanili, kapok, jahe lokal, kencur, dan kunir.
Masing-masing komoditas tersebut memiliki keungggulan dengan nilai
LQ >1 dan memiliki potensi dikembangkan untuk pemenuhan konsumsi
lokal dan bahkan menjadi andalan sebagai sumber distribusi bagi daerah
kecamatan lainnya.

73
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Tabel 7.3
Komoditas Unggulan Hortikultura Buah
di Kabupaten Gianyar
No Komoditas Basis pada Kecamatan dengan Nilai LQ>1
1 Alpukat Payangan (7,74) Ubud (1,54) Sukawati (1,40) Blahbatuh (1,01)
Tegalalang
2 Belimbing Sukawati (5,21) Payangan (4,19) Blahbatuh (1,46)
(2,10)
Tampaksiring
3 Duku Ubud (4,49) Blahbatuh (1,43)
(1,07)
Tampaksiring
4 Durian Payangan (1,69)
(1,84)
5 Jambu biji Blahbatuh (3,97) Sukawati (2,77) Ubud (1,88)
6 Jambu air Sukawati (3,43) Blahbatuh (2,71) Ubud (2,00)
7 Jeruk siam Payangan (2,24) Tegalalang (1,64)
8 Jeruk besar Blahbatuh (8,12) Tegalalang (1,46)
9 Mangga Tegalalang (2,94) Sukawati (2,34) Ubud (1,34) Blahbatuh (1,24)
Tampaksiring
10 Manggis Tegalalang (1,88) Payangan (1,22)
(2,58)
Tampaksiring
11 Nangka Blahbatuh (1,70)
(6,00)
12 Nenas Tegalalang (4,49) Payangan (1,21) Sukawati (1,32)
13 Pepaya Blahbatuh (5,40) Sukawati (3,92) Payangan (1,35)
14 Pisang Payangan (5,72) Ubud (3,74) Sukawati (1,35)
Ubud Tampaksiring
15 Rambutan Sukawati (2,01 Blahbatuh (1,20)
(3,38) (2,13)
16 Salak Tegalalang (3,66) Blahbatuh (2,91)
Tegalalang
17 Sawo Sukawati (6,09) Blahbatuh (2,53) Ubud (2,01)
(2,00)
Tampaksiring
18 Sirsak Ubud (5,58) Sukawati (1,31)
(4,11)
19 Sukun Tegalalang (5,69)
Tampaksiring Tegalalang
20 Melinjo Blahbatuh (1,88)
(4,19) (1,30)
Keterangan : Data diolah dari BPS (2004-2013)

Berdasarkan nilai basis komoditas (LQ) pada masing-masing


kecamatan, maka prioritas pengembangan komoditas hortikultura
buah seyogyanya diarahkan ke kecamatan sesuai dengan besaran nilai
basisnya, seperti: mangga dikembangkan di Kecamatan Sukawati;
Kecamatan Ubud, dan Kecamatan Blahbatuh; manggis dikembangkan
di tiga kecamatan yaitu Tampaksiring, Tegalalang, dan Payangan;
pisang dikembangkan di Kecamatan Payangan, Kecamatan Ubud, dan
Kecamatan Sukawati, sedangkan hasil tanaman pisang yang menjadi

74
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

mata dagangan tidak saja berupa buahnya tetapi daunnya sangat laris
dipasaran. Data selengkapnya seperti disajikan didalam Tabel 7.3.
Berdasarkan nilai LQ ada 5 komoditas perkebunan yang
merupakan unggulan di Kabupaten Gianyar yang tersebar pada lima
kecamatan. Komoditas ungggulan tersebut yaitu: kelapa, tembakau, jahe
lokal, kencur, dan kunir. Masing-masing komoditas tersebut memiliki
keungggulan dengan nilai LQ>1 dan memiliki potensi dikembangkan
untuk pemenuhan konsumsi lokal dan bahkan menjadi andalan sebagai
sumber distribusi bagi daerah kecamatan lainnya.
Komoditas kelapa, merupakan unggulan di Kecamatan Payangan,
Kecamatan Blahbatuh, Kecamatan Sukawati, dan Kecamatan Tegalalang.
Demikian juga tembakau merupakan komoditas unggulan di empat
kecamatan yaitu: Payangan, Gianyar, Blahbatuh, dan Sukawati dengan
nilai LQ masing-masing: 11,90; 9,55; 5,83; dan 1,60.
Berdasarkan nilai basis komoditas (LQ) pada masing-masing
kecamatan, maka prioritas pengembangan komoditas perkebunan
seyogyanya diarahkan ke kecamatan sesuai dengan besaran nilai
basisnya, seperti: jahe lokal, kencur, dan kunir dikembangkan di
Kecamatan Tegalalang. Data selengkapnya seperti disajikan didalam
Tabel 7.4.

Tabel 7.4
Komoditas Unggulan Perkebunan di Kabupaten Gianyar
No Komoditas Basis pada Kecamatan dengan Nilai LQ>1
1 Kelapa Payangan (1.39) Blahbatuh (1.24) Sukawati (1.14) Tegalalang (1.08)
2 Tembakau Payangan (11.90) Gianyar (9.55) Blahbatuh (5.83) Sukawati (1.60)
3 Jahe lokal Tegalalang (1.35)
4 Kencur Tegalalang (1.41)
5 Kunir Tegalalang (4.61)
Keterangan: Data diolah dari BPS (2004-2013)

Komoditas peternakan di Provinsi Bali yang tercakup dalam


40 komoditas unggulan nasional adalah sapi daging, kambing, babi,
ayam kampung, dan ayam ras. Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh
Hendayana (2003) menunjukkan bahwa komoditas unggulan yang

75
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

dikembangkan di Bali adalah sapi daging, babi, ayam kampong, ayam


petelur, ayam pedaging, dan itik. Jika dicermati share untuk komoditas
ternak kabupaten terhadap provinsi terlihat bahwa untuk Kabupaten
Gianyar komoditas unggulannya adalah ternak babi, ayam buras
dan itik. Share komoditas ternak sapi daging (sapi bali) di kabupaten
Gianyar terhadap provinsi tidak signi¿kan nilai LQ (location quotient)
yang diperoleh sebesar 0,89.
Analisis LQ telah dilakukan terhadap berbagai komoditas ternak
yang ada di Kabupaten Gianyar. Data dasar yang digunakan adalah data
populasi ternak Kabupaten Gianyar Tahun 2013 yang diterbitkan oleh
Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Gianyar (2013).
Jika dicermati share kecamatan terhadap kabupaten dari berbagai
komoditas ternak yang ada di Kabupaten Gianyar menunjukkan bahwa
kabupaten Gianyar memiliki keunggulan komparatif yang cukup tinggi
dilihat dari sub sector peternakan. Penomena tersebut dapat dilihat
dari nilai LQ komoditas peternakan yang ada diberbagi kecamatan di
Kabupaten Gianyar. Nilai LQ >1 menunjukkan lokasi basis komoditas
unggulan yang sesuai untuk dikembangkan di lokasi tersebut dan
memiliki share yang besar terhadap perkembangan komoditas unggulan
di tingkat kabupaten. Komoditas unggulan yang sesuai dikembangkan
pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7.5
Komoditas Unggulan Peternakan di Kabupaten Gianyar
Komoditas
Kecamatan
Unggulan
Sapi daging Blahbatuh (1,80), Payangan (1,61), Tegalalang (1,62)
Babi Ras Payangan (1,91) dan Tegalalang (1,07)
Sukawati (1,24), Payangan (1,12), Tegalalang (1,46), Tampaksiring
Ayam Buras
(1,44)
Itik Gianyar (1,46), Blahbatuh (1,05), Tampaksiring (1,34)
Ayam Ras Pedaging Gianyar (1,57), Blahbatuh (1,29), Ubud (1,52)
Ayam Ras Petelur Ubud (2,45) dan Payangan (3,78)
Kambing Gianyar (3,93)
Babi Bali Tegalalang (4,38) dan Blahbatuh (1,17)

76
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Sebagian besar jenis komoditas pertanian yang dimiliki oleh


Kabupaten Gianyar tersebar di seluruh wilayah kecamatan. Namun,
tidak seluruhnya merupakan komoditas unggulan diseluruh kecamatan.
Daerah kecamatan yang paling banyak memiliki komoditas unggulan
pertanian adalah Blahbatuh dengan jumlah komoditas unggulan sebesar
36 yang tidak jauh berbeda dengan Ubud (35 komoditas unggulan), serta
Tegalalang dan Tampaksiring yang masing-masing memiliki 33 dan 31
komoditas unggulan (Tabel 7.6). Komoditas unggulan tanaman pangan,
sayuran, dan peternakan relatif tersebar merata di seluruh kecamatan
di Kabupaten Gianyar dengan kisaran jumlah 6-7 komoditas tanaman
pangan, 1-4 komoditas sayuran, 5-9 komoditas peternakan, dan 1-2
komoditas perikanan (Tabel 7.7).

Tabel 7.6
Jumlah Komoditas Unggulan Menurut Kecamatan
di Kabupaten Gianyar
Komoditas
No Kecamatan Buah- Perkebu- Peterna- Perika- Total
Pangan Sayuran
buahan nan kan nan
1 Gianyar 7 2 0 2 7 2 20
2 Blahbatuh 6 4 10 6 9 1 36
3 Sukawati 5 1 4 4 7 0 21
4 Payangan 5 4 12 3 5 1 29
5 Ubud 4 1 15 5 9 1 35
6 Tegalalang 6 3 9 6 8 1 33
7 Tampaksiring 4 1 15 3 7 1 31
Keterangan : data ditabulasi dari komoditas unggulan

77
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Tabel 7.7
Keragaan Komoditas Unggulan Menurut Kecamatan
di Kabupaten Gianyar
Komoditas
No Kecamatan
Pangan Sayuran Buah-buahan Perkebunan Peternakan
D, H, E, F, B, S, H, A, M, D, C, C, G, D, M, B, I,
1 Blahbatuh E,A, B, C D, F,A,B,C,E,
B, A E, F, G H, A, L
B, C, H,
2 Gianyar A H, A, E, C, D D, E, B, A C D, B, H, C, A, I, M
D,F,E, A
A, L, C, K, S, J, I, O, P,
3 Payangan F, B, C, D, A B, C, D, A D,B,C D, M, I, A, H
N, H, E
G, E, F, B, C, N, K, C, A, E, F, G, A,J,B,K,I , D, D, L, J, I, K, B,
4 Tegalalang C, A
D, A D, L H, F,E , C, H, M
F, C, E, D, M, I, C, F, K, H, A, J,
5 Tampaksiring E, C, B E, F, B M, B, L, K, H, I, A
B, A L, G, D, P, N, E, S
E, H, C, D,
6 Sukawati C H, R, C, E E,B,D,C M, H, D, I, A, L, B
F, B
K, P, F, I, G, J, M, C, N, D, J, G, K, M, H,
7 Ubud E,B, F, C, D A, C, B E,A,B,G,K
D, H, O, L, S, A B, A, I
Keterangan A = Padi A = Cabai A = Jeruk siam A = Kopi A = Sapi

B = Jagung B = Kangkung B = Jeruk Besar B = Cengkeh B = Babi

C = Ubi Kayu C = Kacang Panjang C = Rambutan C = Kelapa C = Kuda

D = Ubi Jalar D = Tomat D = Pepaya D = Tembakau D = Kambing

E = Kedelai E = Sayuran lainnya E = Pisang E = Kakao E = Kerbau

F = Kacang Tanah F = Jambu Air F = Vanili F = Domba

G = Kentang G = Jambu Biji G = Kapok G = Kelinci

H = Kacang Hijau H = Durian H = Jahe Lokal H = Ayam Kampung

I = Sawo I = Kencur I = Itik

J = Nanas J = Kunir J = Angsa

K = Salak K = Lainnya K = Merpati

L = Nangka L = Ayam Ras

M = Mangga M = Lainnya

N = Alpukat

O = Duku

P = Manggis

Q = Belimbing

R = Semangka

S = Lainnya

78
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

BAB VIII
FAKTOR PEMBATAS PENGEMBANGAN
KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN
DI KABUPATEN GIANYAR

A da beberapa faktor kunci yang berperan sebagai faktor


pembatas keberhasilan pengembangan komoditas unggulan
tersebut di setiap wilayah kecamatan Kabupaten Gianyari. Beberapa
faktor pembatas tersebut di antaranya yaitu (1) kesesuaian lahan,
(2) agroklimat, dan (3) organisme pengganggu tumbuhan.Beberapa
karakteristik tanah yang dapat menjadi faktor pembatas pertumbuhan
tanaman pertanian di Kabupaten Gianyar antara lain kedalaman efektif,
ketebalan lapisan olah, draenase dan kandungan N-total (Supartha dkk,
2013). Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Gianyar dihadapkan
pada kondisi lahan yang mempunyai kandungan N-tanah rendah
sampai rendah yang dapat menjadi faktor pembatas bagi pengembangan
komoditas pertanian di Kabupaten Gianyar. Demikian juga dengan
masalah agroklimat yang ada di masing-masing kecamatan mempunyai
variasi yang relatif berbeda dari ukuran rata-rata jumlah curah hujan,
suhu rata-rata dan bulan kering. Keadaan cuaca dan iklim tersebut
sangat berpengaruh terhadap toleransi komoditas tanaman untuk
melangsungkan pertumbuhan dn perkembangannya secara optimal.
Walaupun demikian belum ada catatan ekstrim tentang keadaan cuaca
dan iklim yang berdampak fatal terhadap kehidupan tanaman di wilayah
kabupaten Gianyar. Namun demikian, perbedaan kondisi iklim tersebut
dapat berpengaruh terhadap pergeseran awal musim dan periode
masa tanam, penurunan potensi satu periode masa tanam (seperti padi),
perubahan waktu dan musim tanam, dan pola tanam. Variasi agroklimat
tersebut juga berpengaruh terhadap kehidupan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) sebagai salah satu faktor pembatas pengembangan
komodits unggulan di Kabupaten Gianyar. Organisme pengganggu

79
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

tumbuhan yang dimaksud adalah semua organisme yang dapat


menurunkan potensi hasil tanaman secara langsung karena kerusakan
¿sik, gangguan ¿siologi dan biokimia yang ditimbulkan pada tanaman,
atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya.

8.1 Faktor Pembatas Lahan untuk Pengembangan Komoditas


Tanaman Terpilih di Kabupaten Gianyar

Pembatas lahan adalah kualitas lahan yang mempunyai pengaruh


yang merugikan bagi suatu tipe penggunaan lahan atau kualias lahan
yang bersifat membatasi pemanfaatan atau penggunaan yang optimal
dari suatu penggunaan lahan. Pembatas lahan dapat bersifat mayor
maupun pembatas minor. Pembatas lahan mayor atau permanen adalah
pembatas lahan yang membutuhkan biaya yang besar untuk perbaikannya
sehingga tidak dapat dilakukan oleh petani secara konvensional misalnya
pembuatan saluran drainase di daerah rawa, pembuatan jaringan irigasi,
adanya pembatas kedalaman efektif pada tanah-tanah dangkal, pembatas
suhu, curah hujan, dan sebagainya. Bila kualitas lahan bersifat sebagai
pembatas mayor, maka akan berdampak pada rendahnya kesesuaian
lahan terhadap komoditas yang akan dikembangkan. Pembatas lahan
minor/sementara adalah pembatas lahan yang tidak terlalu berat, dan
dapat dilakukan perbaikan oleh petani secara konvensional misalnya
pembatas lahan ketersediaan hara dapat diperbaiki dengan pemberian
pupuk.
Berdasarkan hasil identi¿kasi/pengamatan faktor lingkungan di
lapangan maupun dari hasil analisis sampel tanah di Laboratorium, di
wilayah Kabupaten Gianyar terdapat beberapa karakteristik/kualitas
lahan yang bersifat sebagai faktor pembatas baik yang bersifat permanen/
mayor maupun yang bersifat sementara/minor. Beberapa kualitas lahan
yang bersifat sebagai faktor pembatas untuk pengembangan beberapa
komoditas yang dievaluasi di kabupaten Gianyar antara lain: kualitas
lahan ketersediaan air (lamanya bulan kering, dan curah hujan/tahun),
regim temperatur/suhu, media perakaran (drainase tanah dan kedalaman
efektif), lereng, bahaya erosi, dan ketersediaan hara tanaman. Secara

80
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

rinci kualitas/karakteristik lahan yang bersifat sebagai faktor pembatas


untuk pengembangan komoditas pertanian di wilayah kabupaten Gianyar
dapat dilihat pada Tabel 8.1.
Perbaikan lahan dapat dilakukan untuk mengoptimalkan
penggunaan lahan. Perbaikan lahan (land improvement) adalah kegiatan
yang dilakukan untuk memperbaiki/mengatasi kualitas/karakteristik
lahan yang bersifat sebagai pembatas dalam pengembangan komoditas
yang ada/yang direncanakan untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil
penilaian kesesuaian untuk beberapa komoditas tanaman pangan/
hortikultura dan tanaman perkebunan yang dievaluasi, faktor pembatas
kualitas/karakteristik yang ada secara keseluruhan tidak ada yang
bersifat terlalu berat/permanen, sehingga secara potensial kesesuaian
lahan untuk komoditas yang dievaluasi masih tergolong cukup sesuai
sampai sangat sesuai. Artinya kualitas lahan yang bersifat sebagai
faktor pembatas masih dapat ditoleransi, meskipun akan mengurangi
produktivitasnya. Beberapa kualitas lahan yang bersifat sebagai faktor
pembatas dan usaha perbaikannya dapat dilihat pada Tabel 8.2.

8.2 Faktor Pembatas Iklim

Faktor iklim merupakan salah faktor kunci yang mempengaruhi


pertumbuhan dan perkembangan komoditas tanaman di Kabupaten
Gianyar. Faktor iklim dipahami memegang peranan penting bagi
kehidupan tanaman, karena pengaruhnya terhadap produktivitas dan
kemampuannya memanfaatkan sumberdaya alam lainnya dalam system
produksi secara optimal (Koesmaryono dkk. 1997). Faktor iklim yang
paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
adalah suhu udara dan panjang hari (Handoko, 1994). Photosintetically
Active Radiation (PAR) sangat menentukan produk fotosintesis
bruto tanaman, sementara suhu udara dan radiasi inframerah sangat
menentukan laju respirasi tanaman.

81
Tabel 8.1
Pembatas Lahan Pada Masing - Masing Penggunaan Lahan dan Komoditas Pertanian
di Kabupaten Gianyar
Penggunaan
No Komoditas Pembatas Keterangan
Lahan
Padi, jagung, kacang tanah, Kedalaman efektif tanah, drainase *) Untuk tanaman tembakau dan anggur hanya
1 cabai, pepaya, anggur*), Sawah tanah, dan ketersediaan hara (N- disarankan pengembangannya di Kecamatan Sukawati,
tembakau*) total) Blahbatuh, dan Gianyar bagian bawah.

Karena curah hujan berlebihan maka disarankan


Ketersediaan air (curah hujan),
2 Cabai, semangka, melon Sawah penanaman setelah padi musim rendengan (padi musim
ketersediaan hara (N-total)
hujan).
Suhu rerata tahunan terlalu rendah dari yang
Temperatur rerata tahunan dan
3 Pepaya Sawah dipersyaratkan untuk wilayah Tampaksiring, Tegalalang,
ketersediaan hara (N-total)
dan Payangan, sehingga rasa kurang manis.

82
*)Pembatas ketersediaan air (curah hujan rendah
dan panjangnya bulan kering) di wilayah Kabupaten
Ketersediaan air (curah hujan,
Durian*), rambutan*), Gianyar bagian bawah dan terlalu tinggi di wilayah
Lahan kering/kebun dan bulan kering), suhu rerata
4 Manggis**), Klengkeng**) bagian atas.**)Temperatur rerata tahunan terlalu tinggi
campuran tahunan, dan ketersediaan hara
Pisang***) di wilayah Gianyar bagian bawah (Sukawati, Blahbatuh,
(N-total)
dan Gianyar). ***) Temperatur yang agak rendah pada
wilayah Kabupaten Gianyar bagian atas.
Cengkeh, Lahan kering/kebun Ketersediaan air (bulan kering)dan Bulan kering yang agak lama di wilayah Gianyar bagian
5
Kakao campuran ketersediaan hara (N-total) bawah
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Cengkeh, kakao, Lahan kering/kebun Temperatur rerata tahunan, dan Temperatur agak rendah untuk wilayah kabupaten
6
Kelapa, Pisang campuran ketersediaan hara (N-total) Gianyar bagian atas
Curah hujan yang agak rendah untuk pengembangan
Lahan kering/ Ketersediaan air (curah hujan
7 Kopi kopi robusta di wilayah Kabupaten Gianyar bagian
kebuncampuran tahunan)
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,

bawah.
Tabel 8.2
Beberapa Faktor Pembatas Lahan dan Usaha Perbaikannya
Penggunaan
No Pembatas Usaha Perbaikan
Lahan
Untuk mengatasi pembatas kedalaman efektif tanah, dilakukan dengan pengolahan
Kedalaman efektif tanah*), drainase tanah yang agak dalam; drainase yang buruk pada lahan sawah dilakukan dengan
1 Sawah tanah, dan ketersediaan hara (N- membuat guludan dan saluran drainase untuk pembuangan air untuk budidaya
total) non padi; dan pembatas ketersediaan hara N dapat dilakukan dengan penambahan
pupuk yang mengandung unsur N
Curah hujan yang berlebihan untuk tanaman semangka, dan melon dapat disiasati
Ketersediaan air (curah hujan), dengan penyesuaian musim tanam (penanaman setelah panen padi musim
2 Sawah
ketersediaan hara (N-total) rendengan). Pembatas ketersediaan hara dapat diatasi dengan penambahan pupuk
yang mengandung unsur N.
Suhu rerata tahunan terlalu rendah dari yang dipersyaratkan untuk beberapa

83
komoditas tertentu sulit/tidak dapat diatasi kecuali dengan membatasi luas
Temperatur rerata tahunan, dan
3 Sawah pengembangannya atau dicarikan alternatif untuk komoditas lainnya. Pembatas
ketersediaan hara (N-total)
ketersediaan hara dapat diatasi dengan penambahan pupuk yang mengandung
unsur N.
Pembatas ketersediaan air (curah hujan rendah, dan bulan kering yang panjang)
Ketersediaan air (curah hujan, dan untuk wilayah kabupaten Gianyar bagian bawah dapat diatasi dengan irigasi/
Lahan kering/kebun
4 bulan kering), suhu rerata tahunan, penyiraman, dan curah hujan terlalu tinggi untuk wilayah bagian atas akan sulit
campuran
dan ketersediaan hara (N-total) diatasi, kecuali dengan alternatif untuk memilih komoditas yang lain atau dengan
mengurangi luas pengembangan komoditas yang bersangkutan
Lahan kering/kebun Temperatur rerata tahunan, dan Temperatur agak rendah untuk wilayah Gianyar bagian atas, diatasi dengan
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

6
campuran ketersediaan hara (N-total) mengurangi luas pengembangan komoditas yang bersangkutan
*) Pembuatan terasering
Lahan kering/kebun Lereng permukaan 15 – 30%*); 30
7 **) Terasering dengan tanaman penguat teras
campuran – 45**)%; dan > 45***)%.
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,

***) Sulit diatasi, dialokasikan untuk kawasan lindung/kawasan konservasi.


Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Adanya variasi iklim di setiap kecamatan sangat menentukan


pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan di
wilayah tersebut. Iklim adalah salah satu peubah yang paling sulit
dikendalikan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh
karena itu penentuan wilayah pengembangan komoditas pertanian
unggulan yang ada di Kabupaten Gianyar harus menyesuaikan dengan
kondisi iklim setempat. Di dalam proses penyesuaian lokasi itu perlu
memperhatikan klasi¿kasi daerah iklim yang sesuai dengan kehidupan
tanam-tanaman yang dibudidayakan. Daerah dengan ketinggian 0-600
m dpl yang mempunyai kisaran suhu antara 22,0oC-26,3oC cocok untuk
pengembangan komoditas tanaman padi, jagung, kopi, tembakau, tebu,
karet, kelapa dan coklat. Sementara daerah sedang dengan ketinggian
tempat antara 600 m – 1500 m dpl yang mempunyai kisaran suhu
antara 22o C–17,1o C, cocok untuk pengembangan tanaman padi,
tembakau, teh, kopi, coklat, kina, sayur-sayuran. Untuk daerah sejuk
dengan ketinggian 1500–2500 m dpl yang mempunyai suhu antara
17,1o C–11,1o C; cocok untuk tanaman kopi, dan sayur-sayuran. Faktor
ketinggian tempat yang berhubungan dengan kondisi suhu, kelembaban
udara, cahaya atau radiasi matahari dan curah hujan di masing-masing
wilayah kecamatan juga mempengaruhi jenis dan sebaran organisme
pengganggu tumbuhan yang juga berperan sebagai faktor pembatas
produksi tanaman tersebut.
Setiap jenis komoditas tanaman mempunyai batas ambang
suhu minimum, optimum dan maksimum yang bervariasi untuk setiap
tingkat pertumbuhannya. Suhu udara dipengaruhi oleh radiasi yang
diterima di permukaan bumi sementara tinggi rendahnya suhu disekitar
tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah. Kisaran suhu
untuk pertumbuhan tanaman yang normal adalah antara 15°-40°C.
Dibawah atau diatas kisaran tersebut dapat mengganggu proses ¿sik
dan kimia tubuh tanaman dalam reaksi ¿siologinya. Peningkatan suhu
dapat menyebabkan penurunan produksi pada berbagai jenis tanaman
pangan. Tanaman padi sangat sensitif terhadap temperatur tinggi
pada fase pembentukan malai dan pembentukan biji. Suhu tinggi

84
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

juga berpengaruh terhadap kehidupan OPT yang berasosiasi dengan


komoditas tanaman tersebut.
Selain suhu, curah hujan juga merupakan faktor pembatas
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Curah hujan memegang
peranan penting dalam proses produksi tanaman pangan, karena
berkaitan dengan pasokan air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
keperluan penyerapan unsur hara dari tanah oleh akar kemudian
diangkut ke bagian-bagian organ tanaman lainnya. Pada musim kering
banyak tanaman mengalami kekurangan air. Bila kandungan air di
dalam tanaman terutama di dalam jaringan daun berkurang sekitar 30%
dapat menurunkan fotosintesis, dan hilangnya 60% air di dalam jaringan
daun dapat menghentikan proses fotosintesis. Walaupun demikian pada
musim hujan lebat pengaruh air juga dapat menggangu pembungaan dan
penyerbukan tanaman
Faktor pembatas lain adalah kelembaban udara yang ada kaitannya
dengan laju transpirasi melalui daun yang ada hubungannya dengan laju
pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Faktor kelembaban udara
optimal dimaknai oleh tanaman untuk menyerap air lebih banyak dan
menguapkannya lebih sedikit. Kondisi itu sangat mendukung aktivitas
pemanjangan sel tanaman untuk lebih cepat mencapai ukuran maksimum
dan tumbuh bertambah besar.
Faktor iklim yang sangat penting bagi semua jenis tanaman adalah
radiasi matahari. Radiasi matahari yang ditangkap oleh kloro¿l tanaman
yang berhijau daun merupakan energi matahari (solar energy) yang
digunakan oleh tanaman dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis
tersebut dapat menjadi bahan utama bagi pertumbuhan dan produksi
tanaman pangan. Adanya variasi pasokan radiasi matahari di masing-
masing wilayah kecamatan dapat berpengaruh terhadap kuantitas dan
kualitas fotosintesis, pertumbuhan, dan produksi beberapa tanaman.
Kekurangan radiasi matahari pada saat tanaman melakukan proses
pertumbuhan dapat menimbulkan gejala etiolasi.

85
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

8.3 Faktor Pembatas Organisme Pengganggu Tanaman

Organisme pengganggu tumbuhan adalah golongan hama,


patogen penyebab penyakit dan gulma yang dapat menyerang tanaman
mulai di pesemaian sampai panen dan bahkan ada juga menyerang
sampai di gudang penyimpanan. Setiap golongan OPT tersebut
mempunyai karakteristik kehidupan yang berbeda sesuai dengan kondisi
lingkungan efektifnya sehingga berpengaruh pula terhadap bentuk dan
ukuran kerusakan yang ditimbulkannya pada tanaman. Peranan OPT
sebagai faktor pembatas pertumbuhan tanaman berbeda dengan faktor
pembatas lainnya, karena OPT adalah mahluk hidup yang mempunyai
sistem kehidupan masing-masing sesuai dengan sifat genetik dan
faktor lingkungan efektifnya. Faktor lingkungan efektif yang dimaksud
dapat berupa faktor ¿sik seperti tanah, iklim, curah hujan, cuaca, suhu,
kelembaban dan radiasi matahari, faktor hayati seperti musuh-musuh
alami dan faktor makanan yaitu tanaman inang seperti tanaman budidaya
dan tanaman liar. Beberapa bentuk ancaman dan kerugian yang dapat
ditimbulkan oleh serangan OPT tersebut antara lain (1) meningkatnya
luas tambah serangan dari waktu ke waktu, (2) menurunnya kuantitas
dan kualitas produk tanaman yang dihasilkan, (2) kegagalan panen
(puso); (3) menurunnya pendapatan petani, (4) terjadinya kelaparan dan
perpindahan penduduk, dan (5) perubahan kebijakan pemerintah.

Gambar 8.1 Rata-rata hari dan volume hujan selama 10 tahun (2005-2012)
terakhir di Kabupaten Gianyar

86
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Berat atau ringannya ancaman dan kerugian yang ditimbulkan


oleh OPT tersebut sangat tergantung dari kondisi lingkungan efektifnya.
Bagi daerah kecamatan yang mempunyai kualitas lingkungan efektif
sesuai dengan kehidupan OPT tersebut maka perkembangan populasinya
semakin meningkat dan ancaman kerusakannya juga semakin berat pada
tanaman. Bagi daerah kecamatan yang mempunyai iklim basah dengan
volume curah hujan yang agak tinggi biasanya lebih menguntungkan
bagi kehidupan OPT dari golongan patogen penyebab penyakit seperti
tungro, Xanthomonas sp, blast (pada padi), CVPD, Diplodia (pada jeruk)
dan layu pada pisang, sementara daerah kecamatan yang mempunyai
iklim kering dengan volume curah hujan yang agak rendah biasanya
lebih menguntungkan kehidupan OPT dari golongan hama seperti
penggerek batang, wereng coklat, hama putih, Thrip, tikus dan keong
(pada tanaman padi), lalat buah (pada tanaman jeruk, cabai). Oleh
karena itu keberadaan OPT disetiap ekosistem pertanian yang ada di
masing-masing kecamatan juga bervariasi menurut jenis, luas tambah
serangan dan tingkat serangan yang ditimbulkan pada masing-masing
komoditas tanaman yang dibudidayakan.

Gambar 8.2 Jenis organisme pengganggu tanaman utama pada tanaman padi, jeruk, dan cabai
Sumber: Google (diunduh pada tanggal 9 Juni 2014)

87
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar




Gambar 8.3 Luas Tambah Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Utama


Pada Komoditas Tanaman Padi Di Kabupaten Gianyar Tahun 2013

88
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

8.4 Kendala Pengembangan Peternakan di Kabupaten Gianyar

Pengembangan peternakan di Kabupaten Gianyar masih


menghadapi berbagai kendala. Terdapat dua permasalahan besar dalam
budidaya ternak, yakni pemanfaatan benih dan bibit unggul serta
penyediaan pakan yang memadai. Untuk ternak sapi dan babi penyediaan
benih sudah mencukupi karena sudah ada UPTD semen beku di
Pekarangan Baturiti, namun permasalahan perbibitan masih cukup besar
karena selain usaha perbibitan masih dalam skala kecil minat peternak
untuk melaksanakan usaha perbibitan juga belum menggembirakan.
Secara ekonomi peternak perbibitan akan mendapatkan keuntungan
manakala sapi induknya melahirkan anak jantan dan bila memungkinkan
anaknya kembar. Perbedaan harga bibit sapi betina dan jantan masih
sangat besar. Jika dicermati dari sisi agroekosistem, Kabupaten
Gianyar tidak memiliki permasalahan besar untuk mengembangkan
usaha peternakan. Permasalahan besar terjadi pada tataran regulasi dan
sumberdaya manusia.
Penyediaan pakan adalah permasalahan utama kedua dalam
pengembangan peternakan. Potensi limbah cukup besar namun perlu
diupayakan teknologi budidaya untuk mengubah limbah menjadi bahan
pakan yang berkualitas dan sangat memungkinkan untuk dijadikan hight
quality feed supplements (HQFS) yang dapat membantu peningkatan
produktivitas dan lebih ramah dengan lingkungan.
Dalam pengembangan hijauan pakan di Kabupaten Gianyar masih
menghadapi beberapa kendala antara lain: 1) meningkatnya alih fungsi
lahan menyebabkan semakin terhmpitnya luasan penanaman hijauan
pakan, 2) hijauan pakan belum dikelola secara bisnis dan menjadikan
salah satu komoditas yang memiliki keunggulan kempetitif, 3) belum
optimalnya pemanfaatan lahan untuk penanaman hijauan, 4) budidaya
tanaman pakan unggul belum banyak dilakukan, 5) teknologi peningkatan
kualitas tanaman pakan lokal belum banyak diterapkan, dan 6) belum
tersedianya data yang cukup tentang berbagai jenis tanaman pakan yang
potensial dikembangkan pada lahan perkebunan sesuai dengan jenis
tanaman perkebunan dan ketnggian tempat.

89
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Babi bali bila dilihat dari potensi genetisnya menghasilkan


banyak lemak sehingga babi bali lebih mendekati kepada babi tipe
lemak. Karakteristik babi bali seperti tersebut sangat potensial untuk
dijadikan babi guling karena komposisi lipatan lemak setelah kulit akan
memberikan aroma dan tekstur babi guling yang sangat baik. Produk
kuliner asal babi yang sangat digemari dan telah menjadi branding
Kabupaten Gianyar adalah babi guling. Sementara, jenis (breed) babi
yang paling baik untuk diguling adalah babi bali yang menempati jumlah
populasi paling kecil di Kabupaten Gianyar. Fenomena kontroversial
tersebut perlu dicarikan solusi agar Gianyar tetap menjadi kabupaten
yang terkenal dengan babi guling gianyar. Menurunya keaslian babi bali
terjadi akibat pelaksanaan up-grading babi bali dengan babi saddle back
yang dilakukan sangat intensif untuk mempercepat pemenuhan akan
daging bagi masyarakat. Namun, up-grading telah membuat babi bali
semakin terdesak populasinya termasuk produk olahan babi bali tersebut.
Jadi penomena tersebut seperti vicious circle yang segera memerlukan
solusi. Suatu komoditas peternakan akan dapat berkembang baik apabila
komoditas tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan budidayanya
dapat memberikan keuntungan bagi peternak. Demikian pula halnya
dengan tenak babi bali, pencermatan terhadap peluang dan tantangan
pengembangan babi bali sangat penting untuk menemukan sebuah
strategi dan kebijakan pengembangan ternak babi bali yang adaptif dan
menguntungkan (Suarna dan Suryani, 2014).

90
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

BAB IX
PEWILAYAHAN DAN RANCANG BANGUN
PENGEMBANGAN SENTRA KOMODITAS
UNGGULAN PERTANIAN
DI KABUPATEN GIANYAR

9.1 Pewilayahan Komoditas Pertanian di Kabupaten Gianyar

P ewilayahan komoditas pertanian yang ada di Kabupaten


Gianyar dimaksudkan untuk mendukung kebijakan
pembangunan pertanian berkelanjutan di wilayah itu dan memantapkan
pewilayahan pembangungan pada umumnya. Konsepsi pewilayahan
komoditi tersebut ditujukan untuk membatasi upaya pengembangan
komoditas pertanian tertentu pada lokasi yang memenuhi persyaratan
agroekologis, kelayakan agroekonomi dan agro-sosio-teknologi, dan
aksesibilitas lokasi memadai sehingga diseconomic-externality yang
ditimbulkannya dapat dikendalikan (Soemarno, 2010). Oleh karena
itu, landasan pokok pengembangan komoditas selanjutnya bertumpu
pada persesuaian syarat agroekologis yang dimaksud. Landasan itu
penting untuk mengantisipasi berbagai kerugian yang ditimbulkan
baik berupa ¿nansial dan ekonomi, maupun penambahan biaya-sosial
berupa degradasi dan kemerosotan kualitas sumberdaya lahan. Evaluasi
kesesuaian agroekologi itu dapat dilakukan pada satuan analisis sistem-
lahan yang melibatkan berbagai jenis komoditas. Dengan demikian
suatu wilayah dapat terbagi ke dalam beberapa sistem-lahan yang di
dalamnya dimungkinkan adanya beberapa komoditas yang sesuai.
Namun demikian penyusunan skala prioritas pengembangan sistem-
lahan itu dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan location-value
sebagai fungsi dari tingkat aksesibilitasnya. Sementara prioritas
komoditas dapat disusun berdasarkan keunggulan komparatif dan daya
dukung agro-sosio-teknologinya.

91
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Oleh karena itu, pewilayahan komoditas tersebut merupakan suatu


sarana yang dapat mengamankan produktivitas komoditas strategis,
karena semakin besarnya intensitas persaingan antar komoditas dan
persaingan antar sektor pembangunan. Jika tidak diantisipasi persaingan-
persaingan itu dapat menjadi faktor penekan yang sangat kuat terhadap
lahan dan laju konversi penggunaan lahan yang pada akhirnya dapat
berpengaruh buruk terhadap pengembangan komoditas tersebut dan
kelestarian sumberdaya lahan serta kualitas lingkungan hidup pada
umumnya.
Berkaitan dengan pengembangan potensi wilayah untuk sektor
pertanian, keragaman sifat lahan akan sangat menentukan jenis
komoditas yang dapat diusahakan serta tingkat produktivitasnya. Setiap
jenis komoditas pertanian memerlukan persyaratan sifat lahan yang
spesi¿k untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal (Djaenudin
dkk., 2003). Dengan demikian, pada suatu wilayah kemungkinan hanya
sesuai untuk komoditas tertentu, tetapi tidak untuk komoditas yang
lainnya. Dengan kata lain bahwa, tidak selalu setiap jenis komoditas
dapat diusahakan pada setiap wilayah apabila persyaratan tumbuhnya
dari segi bio¿sik lahan tidak terpenuhi. Oleh karena itu, keragaman sifat
lahan merupakan modal dasar sebagai pertimbangan dalam menentukan
pewilayahan komoditas pertanian. Perencanaan pembangunan pertanian
yang berdasarkan pewilayahan komoditas akan dapat mengatasi
terjadinya persaingan jenis dan produksi komoditas antar wilayah serta
memungkinkan produksi yang optimal dengan kualitas prima sehingga
peluang pasar akan lebih terjamin.
Dalam upaya menjamin keberlanjutan usahatani, maka aspek
manajemen dalam pengelolaan lahan perlu dilakukan berdasarkan pada
kualitas/karakteristik lahan. Perbedaan kualitas/karakteristik lahan
yang mencakup iklim terutama suhu udara dan curah hujan, tanah (sifat
¿sik, morfologi, kimia tanah), topogra¿ (elevasi, lereng), dan sifat
¿sik lingkungan lainnya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan
untuk seleksi awal dalam menyusun zonasi pengembangan komoditas
pertanian. Menyusun tata ruang pertanian melalui pendekatan
pewilayahan komoditas dengan mempertimbangkan daya dukung dan/

92
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

atau kesesuaian lahan akan dapat menjamin produktivitas lahan yang


berkelanjutan tanpa merusak lingkungan.
Pendekatan pewilayahan komoditas pertanian dapat mengubah
penggunaan lahan yang kurang atau tidak produktif menjadi penggunaan
lahan untuk jenis komoditas andalan maupun unggulan yang lebih
produktif. Untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan dalam
hal penggunaan lahan, maka konversi tata guna lahan harus dilakukan
mengacu kepada rencana tata ruang wilayah kabupaten. Areal yang
dipilih harus tercakup pada wilayah yang diperuntukkan sebagai
kawasan budidaya pertanian sesuai dengan kriteria sektoral dengan
mempertimbangkan kesesuaian lahan dan/atau daya dukung lahan.
Pendekatan kewilayahan dalam pembangunan daerah yang utuh dan
terpadu akan mampu mewujudkan e¿siensi dan efektivitas fungsi
perencanaan pembangunan daerah. Memanfaatkan seoptimal mungkin
potensi wilayah, sumberdaya, dan aspirasi masyarakat setempat
merupakan modal utama dalam melaksanakan pembangunan daerah.
Oleh karena itu, informasi dan data sumberdaya lahan yang beragam perlu
diketahui dengan pasti, agar jenis komoditas yang akan dikembangkan
sesuai dengan kondisi bio¿sik wilayah yang bersangkutan. Selain
menyangkut aspek ¿sik lingkungan, pelaksanaan program pewilayahan
komoditas memerlukan kelembagaan yang sifatnya menunjang
pengelolaan sumberdaya daerah disesuaikan dengan ketersediaan
sumberdaya lahannya.
Adapun tujuan dari pewilayahan komoditas pertanian di suatu
wilayah adalah: 1) agar pengembangan komoditas sesuai dengaan
potensi wilayahnya; 2) mengatasi persaingan jenis dan produksi
komoditas antar wilayah sehingga peluang pasar lebih terjamin;
3) mencegah/meminimkan terjadinya degradasi lingkungan; 4)
memudahkan pembinaan bagi masyarakat tani; 5) meningkatkan
perekonomian wilayah/kesejahteraan petani: (6) mencegah terjadinya
urbanisasi; (7) menghindari adanya tumpangtindih/kesemrawutan dalam
pengembangan wilayah. Sebagai konsep dasar dalam perwilayahan
komoditas untuk pengembangan komoditas pertanian adalah (1) lokasi/
wilayahnya memenuhi persyaratan agroekologi, memenuhi kelayakan

93
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

agroekonomi (ketersediaan lahannya mencukupi), agrososio-teknologi,


serta memiliki aksesibilitas yg cukup memadai dan (2) manajemen
pengelolaan wilayah/komoditas dengan pendekatan sistem agribisnis
dengan penterapan pertanian terpadu/terintegrasi, dan berkelanjutan.
Upaya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan seperti tersebut
di atas adalah (1) menetapkan produk andalan dan/atau unggulan
sebagai prioritas pengembangan; (2) meningkatkan produktivitas dan
e¿siensi; (3) menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan;
(4) meningkatkan kesejahteran masyarakat petani; (5) menciptakan
lapangan kerja; dan (6) peningkatan dan distribusi pendapatan
Sebagai faktor penentu keberhasilan perwilayahan komoditas
pertanian adalah (1) adanya seleksi kelas kesesuaian lahan agroekologi
dan agroekonomi (seleksi jenis komoditas andalan dan unggulan
wilayah); (2) adanya kesesuain dengan peruntukan lahan (sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah); (3) sesuai dengan program pemerintah; (4)
komoditas yang dikembangkan diperlukan oleh pasar lokal/regional,
maupun global; (5) resiko kegagalan dalam pengembangannya kecil; (6)
adanya penguasaan teknologi tepat guna/spesi¿k lokasi yang memadai;
(7) aksesibiliats: jarak dari pusat-pusat pemasaran, sarana pendukung
seperti infrastruktur jalan cukup mendukung; (8) adanya permodalan
yang mendukung; (9) secara sosial budaya dan ekonomi dapat diterima
oleh masyarakat setempat; (10) adanya pembinaan secara intensif
dan berkelanjutan; dan (11) mudah tidaknya masyarakat mengakses
teknologi informasi yang berkaitan dengan peningkatan produksi, pasca
panen, pemasaran, dan sebagainya.
Pewilayahan komoditas andalan dan/atau unggulan pertanian
disusun berdasarkan potensi lahan hasil evaluasi kesesuaian lahan
potensial, penggunaan lahan saat ini (existing landuse) dan peta rencana
tata ruang wilayah kabupaten. Hasil pewilayahan ini berupa peta untuk
menunjukkan penyebaran spasialnya dan bentuk dokumen/laporan.
Pewilayahan komoditas andalan dan unggulan pertanian ini menunjukkan
beberapa wilayah potensial, yaitu (1) wilayah potensial tinggi (sangat
sesuai/S1); (2) wilayah potensial cukup tinggi (cukup sesuai/S2), (3)
wilayah potensial sedang (seuai bersyarat/S3) dengan faktor pembatas

94
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

tidak terlalu berat; (4) wilayah potensi rendah (sesuai bersyarat/S3)


dengan intensitas pembatas yang agak berat; dan (5) wilayah potensi
sangat rendah (tidak sesuai saat ini/N1) dengan jumlah dan intensitas
yang berat-sangat berat.
Sesuai dengan konsep dasar yang utama dalam perwilayahan
komoditas untuk pengembangan komoditas pertanian yaitu: 1) lokasi/
wilayahnya memenuhi persyaratan agroekologi, 2) memenuhi kelayakan
agroekonomi, 3) agrososio-teknologi, 4) serta memiliki aksesibilitas yg
cukup memadai. Setelah semua faktor tersebut diperkirakan terpenuhi,
langkah selanjutnya yang dilakukan adalah seleksi komoditas.
Seleksi komoditas dilakukan untuk mendapatkan alternatif
komoditas yang sesuai dikembangkan disuatu wilayah dengan lingkungan
tumbuh tertentu. Inventarisasi dimulai dari jenis-jenis komoditas yang
banyak diusahakan oleh masyarakat, kemudian baru melibatkan jenis-
jenis komoditas yang belum dikenal/rintisan. Kriteria yang digunakan
sebagai dasar seleksi tertumpu pada segi agroteknologinya untuk
dikembangkan lebih lanjut, ketersediaan lahannya memungkinkan
untuk pengembangan, serta potensi pasarnya baik domestik maupun
ekspor, nilai tambah ekonomi bagi petani serta dampaknya terhadap
kesempatan kerja dan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Dari seleksi
ini akan didapatkan beberapa komoditas terpilih baik berupa tanaman
pangan/hortikultura, maupun tanaman perkebunan.
Berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian lahan agroekosistem
beberapa komoditas pertanian yang telah dievaluasi sebelumnya, serta
mengacu pada arahan rencana tata ruang wilayah kabupaten Gianyar
2012-2032, maka arahan zonasi untuk kawasan peruntukan pertanian di
kabupaten Gianyar secara regional dikelompokkan menjadi:
1. Zonasi untuk kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan
lahan basah yang meliputi seluruh lahan sawah (14.732 ha)
yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Gianyar untuk
pengembangan komoditas pertanian lahan basah, antara lain
padi sawah, palawija (jagung, kacang tanah, kedelai, dsb), dan
dapat diintegrasikan dengan tanaman pangan hortikultura buah-
buahan, sayuran, dan jenis bunga-bungaan seperti semangka,
melon, kates, anggur, cabai, bawang merah, kacang panjang,

95
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

sawi hijau, mitir, pacar, ratna, dan sebagainya, serta tanaman


perkebunan (tembakau), baik berupa rotasi tanaman maupun
dengan pola tumpangsari. Khusus untuk komoditas buah-buahan
anggur, kates, dan komoditas tanaman perkebunan (tembakau)
hanya sesuai dikembangkan di Kecamatan Sukawati, Blahbatuh
dan Gianyar.
2. Zona untuk kawasan peruntukan pertanian lahan kering (tanaman
pangan hortikultura buah-buahan seperti jeruk, rambutan,
lengkeng, leci, salak, manggis, durian dan perkebunan seperti
kopi, cengkeh, coklat) dialokasikan di wilayah Kabupaten Gianyar
bagian utara yang meliputi Kecamatan Payangan, Tegalalang, dan
Tampaksiring). Pengembangan komoditas-komoditas tersebut
dibatasi pada kelerengan < 45% dengan luas pengembangan ±
9.149 ha. Mengingat wilayah ini didominasi oleh bentuk wilayah
bergelombang sampai berbukit, disarankan penggunaan pola
agroforestry.
3. Zona untuk kawasan lindung/konservasi (± 7.444 ha) diarahkan
pada lahan-lahan kering dengan kemiringan lahan > 45%
(sempadan sungai, jurang, kanan kiri sungai, perbukitan dan
sebagainya) diarahkan untuk tanaman kehutanan diintegrasikan
dengan tanaman MPTS) sistem agroforestry dengan pola agro-
silvipasture (gabungan pepohonan, tanaman semusim dan ternak)
dengan tetap memprioritaskan pada fungsi kelestarian lahannya.
Beberapa jenis komoditas tanaman yang dapat dikembangkan
adalah jenis komoditas yang berkanopi lebat dan berakar dalam
yang dapat mencegah erosi dan longsor lahan seperti bambu,
kaliandra, lamtoro, petai, kemiri, melinjo, lengkeng, nangka,
kopi, aren, jenis semak, dan rumput penguat teras/penahan
erosi. Pada kawasan ini juga dapat dikembangkan system
apiculture (gabungan pepohonan dan lebah), mengingat dengan
pengembangan jenis-jenis komoditas pada pola di atas akan dapat
menyediakan pakan bagi lebah. Berdasarkan atas pertimbangan
dari aspek-aspek tersebut maka ditetapkan beberapa komoditas
prioritas yang terpilih seperti tercantum pada Tabel 9.1.

96
Tabel 9.1
Urutan Prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan
Perkebunan berdasarkan Status Kesesuaian Lahan di Kabupaten Gianyar
Jenis Ranking Urutan Prioritas Pengembangan
Kecamatan Penggunaan
Lahan 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 7 8
Semangka
Sawah padi sawah/jagung/kacang tanah/pepaya anggur Kedelai tembakau
(melon
Hortikultura Pisang durian/rambutan/jeruk klengkeng manggis salak
Sukawati
Perkebunan Kelapa /kakao Tembakau Cengkeh
Kehutanan Jati mahoni sengon ketapang*
Semangka/
Sawah padi sawah /jagung(/kacang tanah/pepaya anggur Kedelai cabai tembakau
melon
Hortikultura durian/rambutan/jeruk klengkeng manggis
Blahbatuh
Perkebunan Kelapa /kakao Tembakau Cengkeh

97
Kehutanan jati mahoni Sengon
semangka/
Sawah padi sawah (/jagung/kacang tanah /pepaya Kedelai cabai anggur
melon
Hortikultura pisang durian/rambutan/jeruk klengkeng manggis salak
Gianyar
Perkebunan kelapa/kakao tembakau cengkeh
Kehutanan sengon mahoni jati
Sawah padi sawah/jagung/kacang tanah semangka/melon Kedelai pepaya
klengkeng/
Hortikultura Jeruk pisang/durian/ rambutan
Tampaksiring manggis
Perkebunan kopi kelapa/cengkeh/kakao
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Kehutanan sengon kejimas jabon mahoni jati


Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
1 2 3 4 5 6 7 8
semangka/
Sawah padi sawah/jagung /kacang tanah kedelai/cabai
melon
pisang/manggis /durian/
Tegalalang Hortikultura Jeruk/salak gula pasir/klengkeng
rambutan
Perkebunan Kopi Kelapa /cengkeh /kakao
Kehutanan sengon kejimas jabon mahoni
kedelai/
Sawah padi sawah /jagung/kacang tanah cabai/semangka /melon
pepaya
Ubud Hortikultura Pisang /durian/rambutan /manggis jeruk/salak klengkeng
Perkebunan kelapa/cengkeh/kakao Kopi
Kehutanan sengon kejimas jabon mahoni jati
semangka/
Sawah padi sawah/jagung kacang tanah kedelai
melon
Pisang/

98
Payangan Hortikultura Jeruk /salak/klengkeng Manggis durian/
rambutan
Perkebunan kopi Cengkeh)/kakao/kelapa
Kehutanan sengon kejimas jabon mahoni
Sumber : diadopsi dari Supartha, dkk. (2013)
Keterangan : Ketapang sesuai dikembangkan di daerah pinggir pantai sebagai pohon peneduh dan penahan abrasi
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

9.2 Pewilayahan Komoditas Peternakan di Kabupaten Gianyar

Berdasarkan analisis LQ sebagaimana digambarkan pada Tabel


6.5 di atas menunjukkan bahwa sapi bali sangat cocok dikembangkan di
Kecamatan Blahbatuh, Payangan dan Tegalalang. Fokus pengembangan
ternak dapat diarahkan untuk sapi perbibitan untuk Kecamatan Payangan
dan Tegalalang dan sapi penggemukan (kereman) dikembangkan di
Kecamatan Blahbatuh. Lokus pengembangan ternak tersebut merupakann
calon wilayah sentra produksi untuk komoditas ternak sapi di Kabupaten
Gianyar. Hal tersebut juga terkait dengan potensi ketersediaan pakan
hijauan dimana Kecamatan Tegalalang dan Payangan memiliki potensi
besar untuk pengembangan hijauan sesuai dengan Gambar 5.1 di atas.
Di kecamatan Blahbatuh lebih sesuai dikembangkan sapi kereman atau
sapi daging dikarenakan sapi kereman selain membutuhkan hijauan
akan lebih banyak menggunakan asupan pakan jadi untuk mempercepat
pertambahan bobot badan.
Babi saddle back dan persilangannya, babi landrace, duroc dan
babi ras lainnya sangat sesuai dikembangkan di Kecamatan Payangan
dan Tegalalang. Masyarakat telah terbiasa memelihara babi ras dengan
produktivitas cukup tinggi. Bali bali sebagai sumber plasma nutfah
babi Bali sangat potensial dikembangkan di Kecamatan Tegalalang
khususnya di Desa Pupuan. Keterikatan masyarakat dengan babi
balinya dalam memelihara keajegan Bali telah menyebabkan terdapat
masyarakat yang hanya mau beternak babi balinya saja. Tradisi tersebut
sangat menguntungkan bila dilihat dari kentingan pelestarian plasma
nutfah. Sangat dibutuhkan regulasi yang adaptif untuk meningkatkan
minat masyarfakat untuk memelihara babi bali.
Itik adalah salah satu komoditas ternak unggulan yang cocok
dikembangkan di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh dan Tampaksiring.
Meskipun itik yang dipelihara peternak sudah bukan itik bali, namun
budidaya peternakan itik yang telah dilaksanakan sejak dulu merupakan
potensi besar untuk mengembangkan kawasan tersebut sebagai salah
satu lokus komoditas unggulan ternak itik.

99
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Pengembangan ternak ayam buras nampak sangat pesat dilakukan


di Kecamatan Sukawati, Payangan, Tegalalang, dan Tampaksiring,
sedangkan untuk ayam ras baik petelur ataupun pedaging sangat dominan
terdapat di Kecamatan Gianyar dan Ubud. Pengembangan ayam buras
dapat diarahkan untuk berbagai kepentingan antara lain untuk produksi
daging ayam buras, untuk produksi ayam upakara, produksi ayam
aduan, dan produksi ayam kesenangan termasuk ayam dengan jenis
ayam langka. Spesi¿kasi jenis ayam seperti tersebut diharapkan mampu
memperkuat pembangunan kawasan sentra peternakan unggas dengan
dimensi dan tampilan yang lebih luas dan lebih menarik.
Terhadap komoditas unggulan ternak yang koheren dan sinergis
dengan kebijakan nasional dan provinsi penetapan kawasan sentra
ternaknya dapat menyesuaikan dengan hasil perhitungan LQ yang
disinergiskan dengan daya dukung wilayah di tingkat kecamatan yang
bersangkutan. Untuk ternak-ternak yang tergolong aneka ternak dan
satwa harapan dapat dikembangkan dengan memperhatikan daya dukung
dan daya tampung lingkungan terhadap pengembangan ternak unggas.

9.3. Model Rancang Bangun Sentra Pengembangan Komoditas


Unggulan di Kabupaten Gianyar

Sentra pengembangan komoditas unggulan di suatu kawasan


merupakan rangkaian awal dari usaha membangun perekonomian
suatu wilayah. Berkembangnya aktivitas produksi komoditas di setiap
sentra komoditas tersebut akan diikuti oleh muncul dan berkembangnya
kegiatan-kegiatan ekonomi lain yang terkait, baik secara horizontal
maupun vertikal, serta pengadaan jasa-jasa di sekitarnya sehingga
menumbuhkan dinamika perekonomian wilayah. Pembangunan sentra
komoditas tersebut memungkinkan bagi daerah untuk mengerahkan
kegiatan lintas sektoral maupun subsektor yang terfokus dan terinte-
grasi pada lokasi yang telah terpilih untuk mendukung kegiatan
sentra tersebut. Kegiatan terfokus tersebut dapat dilakukan secara
bertahap dalam rentang waktu beberapa tahun untuk mendukung dan
menghantarkan petani dan masyarakat pelaku usaha agribisnis hingga

100
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

mampu melakukan dan menjalin kegiatan-kegiatan agribisnis dengan


kekuatan sendiri secara berkesinambungan.
Untuk itu diperlukan sub-sub kegiatan lain mulai dari penyediaan
agro-input, teknologi budidaya, penanganan pascapanen buah atau hasil
hingga pemasaran, serta prasarana dan kelembagaan pendukung yang
merupakan perpaduan berbagai bidang kerja yang berada pada kendali
dari berbagai pihak, yaitu pemerintah daerah kabupaten, pengusaha
swasta, perorangan dan badan usaha serta masyarakat (petani). Untuk
tujuan tersebut dapat dimulai dari penyusunan rancang bangun Sentra
Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Jeruk siam atau
komoditas lain seperti kacang panjang dalam rentang waktu 5 tahun ke
depan. Berkenaan dengan itu diperlukan konsolidasi pendanaan dan
koordinasi kegiatan lintas sektoral untuk memusatkan kegiatannya
secara simultan dan berkesinambungan agar terbentuk suatu sistem
agribisnis yang utuh.
Oleh karena itu, diperlukan koordinasi perencanaan dan
pengendalian program untuk menjamin terfokusnya berbagai sumberdaya
dan dana untuk sentra pengembangan dimaksud. Untuk itu peranan
pemerintah daerah sangat penting untuk melakukan koordinasi dan
pengaturan program tersebut. Rancang bangun sentra pengembangan
komoditas unggulan itu memuat gambaran kondisi saat ini, deskripsi
sentra agribisnis yang akan dibangun, rincian kegiatan yang akan
dilakukan. Rancang bangun tersebut dilengkapi dengan mekanisme
perencanaan, pelaksanaan, koordinasi dan pengendalian dari tingkat
lokasi sampai tingkat propinsi sehingga keterlibatan seluruh instansi
terkait, dalam penyusunan rancang bangun ini sangat penting.
Pola pengembangan peternakan dapat dilaksanakan dalam
berbagai model. Untuk di Bali pola simantri merupakan salah satu contoh
model yang dapat dikembangkan dalam aspek teknis pemeliharaan,
dalam aspek lainnya seperti keterkaitan dengan regulasi UKM,
perkoperasian, bank hijau, dan sebagainya perlu diupayakan dalam
rangka menciptakan bangkitan ekonomi baru di tiap-tiap kecamatan.
Suarna dan Duarsa (2012) menyatakan bahwa diperlukan peningkatan
pengetahuan para petani peternak bahwa hijauan pakan yang baik

101
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

berasal dari tumbuhan pakan yang baik sehingga diperlukan tanggung


jawab untuk mengarusutamakan penamanan tanaman sebagai sumber
hijauan pakan. Diperlukan perubahan paradigma berpikir masyarakat
petani peternak bahwa lingkup Simantri tidak saja mencakup produksi
dan pemanfaatan limbah tetapi eksistensi dan pembudidayaan tumbuhan
pakan menjadi bagian integral Simantri. Dengan demikian maka
sistem usaha peternakan di Kabupaten Gianyar dapat berbasis pada
ketersediaan dan daya dukung pakan dan bukan lagi menjadi peternakan
yang diawang-awang.

102
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

BAB X
PENUTUP

K abupaten Gianyar memiliki potensi sumberdaya pertanian


yang cukup besar berdasarkan luasan lahan pertanian
dan jumlah jenis komoditas pertanian, perkebunan, kehutanan dan
peternakan yang terdapat di wilayah Kabupaten Gianyar. Luasan lahan
pertanian di Kabupaten Gianyar adalah 27.276 Ha (74,12% dari luas
Kabupaten Ginyar) yang terdiri dari 14.732 Ha (40,30%) lahan sawah
dan 12.358 Ha lahan kering. Lahan kering di Kabupaten Gianyar terdiri
dari 11.240 Ha tegal/kebun campuran, 1.116 Ha hutan rakyat, dan 2 Ha
padang rumput. Terdapat paling tidak 85 jenis komoditas pertanian di
Kabupaten Gianyar yang terdiri dari 8 jenis tanaman pangan, 20 jenis
hortikultura buah, 9 jenis hortikultura sayur, 12 jenis hortikultura tanaman
hias, 9 jenis komoditas perkebunan, 12 jenis komoditas peternakan dan
minimal 11 jenis komoditas kehutanan.
Berdasarkan nilai LQ, terdapat tujuh komoditas pangan unggulan
di Kabupaten Gianyar yang tersebar pada tujuh kecamatan, padi, jagung,
kedelai,kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Empat
komoditas unggulan nasional juga merupakan komoditas unggulan
di Kabupaten Gianyar, yaitu padi, jagung, kedelai dan kacang tanah.
Komoditas padi merupakan unggulan di tiga kecamatan yaitu: Kecamatan
Blahbatuh, Kecamatan Gianyar, dan Kecamatan Ubud dengan nilai LQ
masing-masing: 1,05; 1,05; dan 1,04. Komoditas jagung merupakan
keunggulan di empat kecamatan yaitu Payangan, Blahbatuh, Sukawati
dan Tegalalang dengan nilai LQ berturut-turut sebesar 2,20; 1,22; 1,14;
dan 1,14. Komoditas kedelai adalah unggulan di empat Kecamatan
yaitu Gianyar, Sukawati, Tampaksiring dan Blahbatuh dengan nilai Lq
sebesar 1,80; 1,28; 1,25; dan 1,24. Komoditas kacang tanah adalah

103
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

unggulan di tiga kecamatan yaitu Payangan, Gianyar, dan Blahbatuh


dengan nilai LQ sebesar 2,69; 1,67; dan 1,01.
Terdapat 13 komoditas hortikultura sayuran yang merupakan
unggulan di Kabupaten Gianyar yang tersebar pada tujuh kecamatan.
Komoditas unggulan tersebut adalah kubis, petsai/sawi, kacang
panjang, cabai besar, cabai rawit, tomat, terung, buncis, ketimun, labu
siam, kangkung, melon, dan semangka. Komoditas kubis merupakan
unggulan di dua kecamatan yaitu: Kecamatan Payangan dan Kecamatan
Tegalalang dengan nilai LQ masing-masing 5,23 dan 4,10. Demikian
juga petsai, merupakan unggulan di Kecamatan Tegalalang dan
Kecamatan Payangan, sedangkan kacang panjang menjadi komoditas
sayuran unggulan di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Tampaksiring,
Tegalalang, Gianyar, dan Blahbatuh.
Terdapat 20 komoditas hortikultura buah yang merupakan
unggulan di Kabupaten Gianyar yang tersebar pada tujuh kecamatan.
Komoditas ungggulan tersebut adalah alpukat, belimbing, duku, durian,
jambu biji, jambu air, jambu siam, jeruk besar, mangga, manggis,
nangka, nenas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, sirsak, sukun,
dan melinjo.
Terdapat 10 komoditas perkebunan yang merupakan unggulan di
Kabupaten Gianyar yang tersebar pada tujuh kecamatan. Komoditas
ungggulan tersebut adalah kopi, cengkeh, kelapa, tembakau, kakao,
vanili, kapok, jahe lokal, kencur, dan kunir. Jati adalah satu-satunya
komoditas unggulan kehutanan di Kabupaten Gianyar. Komoditas jati
adalah unggulan untuk Kecamatan Sukawati dengan nilai LQ sebesar
5.023.
Komoditas unggulan peternakan yang terdapat di Kabupaten
Gianyar adalah 10 jenis, yaitu sapi, babi, kuda, kambing, kelinci, ayam
kampung, ayam ras, itik, angsa dan merpati. Ayam kampung dan itik
adalah ternak unggulan yang tersebar diseluruh wilayah kecamatan di
Kabupaten Gianyar. Komoditas unggulan sapi, babi, kuda dan kambing
tersebar di 6 kecamatan, sedangkan ayam ras hanya unggul di empat
kecamatan, yaitu Tegalalang, Tampaksiring, Sukawati dan Blahbatuh.

104
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Berikut adalah daerah yang potensial sebagai sentra komoditas


tanaman pangan :
1. padi adalah Blahbatuh, Gianyar, dan Ubud
2. jagung adalah Payangan, Blahbatuh, Sukawati dan Tegalalang
3. kedelai adalah Gianyar, Sukawati, Tampaksiring dan Blahbatuh
4. kacang tanah adalah Payangan, Gianyar, dan Blahbatuh

Berikut adalah daerah yang potensial sebagai sentra komoditas


unggulan sayuran:
1. Kubis dan petsai adalah Payangan dan Tegalalang untuk sayuran
dataran tinggi
2. Kacang panjang adalah Tampaksiring, Tegalalang, Gianyar, dan
Blahbatuh untuk sayuran dataran rendah

Berikut adalah daerah yang potensial sebagai sentra komoditas


unggulan buah :
1. Payangan untuk alpukat, jeruk siam, dan pisang
2. Tegalalang untuk, nenas, jeruk siam dan salak
3. Tampaksiring untuk durian, manggis, nangka, jeruk siam dan
melinjo
4. Sukawati untuk belimbing, jambu air, dan sawo
5. Blahbatuh untuk jambu biji, jeruk besar dan papaya,
6. Ubud untuk duku, rambutan, dan sirsak

Berikut adalah daerah yang potensial sebagai sentra komoditas


unggulan perkebunan :
1. Tegalalang untuk kopi dan komoditas farmako
2. Payangan untuk kelapa, tembakau dan kopi
3. Sukawati untuk cengkeh dan kakao
Sukawati adalah satu-satunya daerah unggulan untuk produksi
komoditas unggulan jati.

105
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Berikut adalah daerah yang potensial sebagai sentra komoditas


unggulan peternakan :
1. Ubud, Gianyar dan Tegaalang untuk sapi, babi, kambing, kelinci,
merpati dan angsa
2. Sukawati untuk ayam kampung dan itik
3. Tegalalang dan Tampaksiring untuk ayam ras

Berikut adalah pewilayahan komoditas unggulan di Kabupaten


Gianyar. Zonasi untuk kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan
lahan basah yang meliputi seluruh lahan sawah (14.732 Ha) yang tersebar
di seluruh kecamatan di Kabupaten Gianyar untuk pengembangan
komoditas pertanian lahan basah, antara lain padi sawah, palawija
(jagung, kacang tanah, kedelai, dsb), dan dapat diintegrasikan dengan
tanaman pangan hortikultura buah-buahan, sayuran, dan jenis bunga-
bungaan seperti seperti semangka, melon, kates, anggur, cabai, bawang
merah, kacang panjang, sawi hijau, mitir, pacar, ratna, dan sebagainya,
serta tanaman perkebunan (tembakau), baik berupa rotasi tanaman
maupun dengan pola tumpangsari. Khusus untuk komoditas buah-
buahan anggur, kates, dan komoditas tanaman perkebunan (tembakau)
hanya sesuai dikembangkan di kecamatan Sukawati, Blahbatuh dan
Gianyar.
Zona untuk kawasan peruntukan pertanian lahan kering (tanaman
pangan hortikultura buah-buahan seperti jeruk, rambutan, lengkeng, leci,
salak, manggis, durian dan perkebunan seperti kopi, cengkeh, coklat)
dialokasikan di wilayah kabupaten Gianyar bagian utara yang meliputi
Kecamatan Payangan, Tegalalang, dan Tampaksiring). Pengembangan
komoditas-komoditas tersebut dibatasi pada kelerengan < 45% dengan
luas pengembangan ± 9.149 Ha. Mengingat wilayah ini didominasi oleh
bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit, disarankan penggunaan
pola agroforestry.
Zona untuk kawasan lindung/konservasi (± 7.444 Ha) diarahkan
pada lahan-lahan kering dengan kemiringan lahan > 45% (sempadan
sungai, jurang, kanan kiri sungai, perbukitan dan sebagainya) diarahkan
untuk tanaman kehutanan diintegrasikan dengan tanaman MPTS) sistem

106
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

agroforestry dengan pola agro-silvipasture (gabungan pepohonan,


tanaman semusim dan ternak) dengan tetap memprioritaskan pada fungsi
kelestarian lahannya. Beberapa jenis komoditas tanaman yang dapat
dikembangkan adalah jenis komoditas yang berkanopi lebat dan berakar
dalam yang dapat mencegah erosi dan longsor lahan seperti bambu,
kaliandra, lamtoro, petai, kemiri, melinjo, lengkeng, nangka, kopi, aren,
jenis semak, dan rumput penguat teras/penahan erosi. Pada kawasan ini
juga dapat dikembangkan sistem apiculture (gabungan pepohonan dan
lebah), mengingat dengan pengembangan jenis-jenis komoditas pada
pola di atas akan dapat menyediakan pakan bagi lebah.
Ulasan dalam buku ini merupakan hasil kegiatan tahap inisiasi
pembentukan sentra kawasan komoditas unggulan pada daerah yang
tergolong cukup berkembang berdasarkan Permentan Nomor 50 tahun
2012 dengan output Surat Keputusan Bupati Kabupaten Gianyar. Dalam
mewujudkan ketangguhan sektor pertanian untuk mendukung sektor
ekonomi di Kabupaten Gianyar, maka perlu dilakukan kegiatan lanjutan
beradasarkan hasil yang dicapai dalam penelitian ini. Tindak lanjut
kegiatan ini yang penting segera dilakukan adalah tahap penumbuhan
dan pengembangan dengan perencanaan dan pelaksanaan rencana aksi
yang dititikberatkan pada pengembangan kegiatan on farm, penerapan
teknologi budidaya, penyediaan sarana dan prasarana pertanian,
penguatan kegiatan, penyuluhan pertanian, dan pengembangan
networking dengan penguatan keterkaitan antar sentra pertanian agar
terbentuk kawasan pertanian secara utuh.

107
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

DAFTAR PUSTAKA

Antara, M. 2009. Pertanian, Bangkit atau Bangkrut. Penerbit: Bali Arti.


254h.
Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten
Gianyar. 2008. Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Gianyar
Tahun 2009-2013. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Gianyar
BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Gianyar. 2005-2013. Kabupaten
Gianyar Dalam Angka.
BPS Kabupaten Gianyar. 2013. Sensus Pertanian Tahun 2013.
BPS Kecamatan Blahbatuh. 2005-2013. Kecamatan Blahbatuh dalam
Angka.
BPS Kecamatan Gianyar. 2005-2013. Kecamatan Gianyar dalam
Angka.
BPS Kecamatan Payangan. 2005-2013. Kecamatan Payangan dalam
Angka.
BPS Kecamatan Sukawati. 2005-2013. Kecamatan Sukawati dalam
Angka.
BPS Kecamatan Tampaksiring. 2005-2013. Kecamatan Tampaksiring
dalam Angka.
BPS Kecamatan Tegalalang. 2005-2013. Kecamatan Tegalalang dalam
Angka.
BPS Kecamatan Ubud. 2005-2013. Kecamatan Ubud dalam Angka.
CSR/FAO Staff (1983). Reconaissance Land Resource Survey Atlas
Format Procedure. Centre for Soil Research AGAF/INS/006.
Manually Version, Bogor.

108
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan. 2013. Data Populasi Ternak


Kabupaten Gianyar Tahun 2013. Dinas Peternakan, Perikanan
dan Kelautan Kabupaten Gianyar. Gianyar, Bali.
Djaenudin,D; H. Marwan; H. Subagjo, dan A. Hidayat (2003). Petunjuk
Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai
Penelitian Tanah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah
dan Agroklimat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian.
FAO (1976). A Framework for Land Evaluation. FAO Soil Bulletin N0.
32
Hardjowigeno, Sarwono; Widiatmaka (2007). Evaluasi Kesesuaian
Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Gadjah Mada
University Press.
Hendayana, R. 2003. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) dalam
Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Informatika Pertanian
volume 12. Diunduh pada tanggal 11 September 2014.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/ 2009
Tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/OT.140/8/ 2012
Tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No. 16 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar 2012-
2032
Pemerintah Kabupaten Gianyar. 2012. Peraturan Daerah No 16 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRWK) Kabupaten
Gianyar.
Peraturan Mentri Pertanian Nomor 48 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Budidaya Tanaman Pangan yang Baik dan Benar (Good
Agricultural Practicess)
Peraturan Mentri Pertanian Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Pengembangan
Kawasan Pertanian

109
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Peraturan Mentri Pertanian Nomor 79 Tahun 2013 Tentang Kesesuaian


Lahan
Sitorus, S.R.P. (1995). Evaluasi Sumberdaya Lahan. Penerbit Tarsito
Bandung.
Suarna, I W. dan M.A.P. Duarsa. 2012. Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Tumbuhan Pakan untuk Peningkatan Produktivitas
Sapi Bali pada Simantri. Makalah Seminar Nasional Sapi Bali.
Pusat Kajian sapi Bali, Universitas Udayana, Denpasr, Bali.
Suarna, I W. dan N.N. Suryani. 2013. Potensi dan Pengembangan
Tanaman Pakan pada Lahan Perkebunan di Kabupaten Gianyar
Provinsi Bali. Makalah Seminar Nasional Himpunan Ilmuwan
Tumbuhan Pakan Indonesia (HITPI). Denpasar, Bali.
Suarna, I W. dan N.N. Suryani. 2014. Peluang dan Tantangan
Pengembangan Ternak Babi Bali di Kabupaten Gianyar Provinsi
Bali. Makalah Semiloka Nasional Asosiasi Ilmuwan Ternak Babi
Indonesia (AITBI). Fakultas Peternakan Universitas Udayana,
Denpasar, Bali
Supartha I W., M. Adnyana, I W. Suarna, I N. Dibia, M. Trigunasih
dan A.A.I. Kesumadewi. 2013. Pemetaan Potensi Wilayah dan
Pengembangan Komoditas Pertanian di Kabupaten Gianyar.
Udayana University Press. Pp. 184. ISBN: 978-602-7776-86-9
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 Tentang
Hortikultura
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang
Pangan.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani.

110
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

LAMPIRAN-LAMPIRAN

111
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Lampiran 1.
DRAFT RANCANGAN

BUPATI GIANYAR

PERATURAN BUPATI GIANYAR


NOMOR …… TAHUN 2014
TENTANG
KAWASAN SENTRA KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN,
PERKEBUNAN, KEHUTANAN, DAN PETERNAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GIANYAR,

Menimbang : a. bahwa percepatan pembangunan pertanian,


perikanan, dan kehutanan yang berkelanjutan
dan pengembangan agribisnis yang jelas, terarah,
terukur dan berdaya guna sangat dibutuhkan
dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat;
b. bahwa Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/
Permentan/OT. 140/9/2009 Tentang Kriteria
Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian jo.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/
OT.140/8/2012 Tentang Pedoman Pengembangan
Kawasan Pertanian mengamanatkan pentingnya
kebijakan tentang Kawasan Sentra Komoditas
Unggulan Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,
dan Peternakan di Kabupaten/Kota;

112
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

c. bahwa Sentra Komoditas Unggulan Tanaman


Pangan, Perkebunan, Hortikultura, Kehutanan,
dan Peternakan di Kabupaten Gianyar perlu
dikembangkan secara terpadu;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
membentuk Peraturan Bupati Gianyar tentang
Kawasan Sentra Komoditas Unggulan Pertanian,
Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam
wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);

113
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/


Permentan/OT.140/9/ 2009 Tentang Kriteria
Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi
dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
(LembaranNegara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, TambahanLembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/
Permentan/OT.140/8/ 2012 Tentang Pedoman
Pengembangan Kawasan Pertanian;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 32);
8. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Gianyar (Lembaran Daerah Kabupaten
Gianyar Tahun 2008 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Daerah No…..), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Gianyar Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor
6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Gianyar (Lembaran
Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2011 Nomor
9, Tambahan Lembaran Daerah No…..);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No.
16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar 2012-2032
(Lembaran Daerah Kabupaten Gianyar Tahun
2012 Nomor..., Tambahan Lembaran Daerah
No…..);

114
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KAWASAN


SENTRA KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN,
PERKEBUNAN, KEHUTANAN, DAN PETERNAKAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Gianyar.
2. Bupati adalah Bupati Gianyar.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Gianyar.
4. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha
tani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang pengelolaan
sumber daya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan
berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja,
dan manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan masyarakat.
5. Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman
tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam
ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan
jasa hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
6. Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan
hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang diselenggarakan secara
terpadu.
7. Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber
daya ¿sik, benih, bibit dan atau bakalan, pakan, alat dan mesin
peternakan, budidaya ternak, panen, pascapanen, pengolahan,
pemasaran, dan pengusahaannya.

115
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

8. Komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang


menguntungkan dari segi agroekosistem maupun agroekonomi
untuk dikembangkan di suatu wilayah, mempunyai prospek
pasar yang baik, dapat meningkatkan pendapatan petani, dan
mempunyai potensi sumberdaya lahan yang cukup luas untuk
pengembangannya.
9. Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian
terutama dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan
menumbuhkan dan memelihara tanaman agar memperoleh hasil
dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya
kepada orang lain, meliputi petani padi, petani palawija, petani
hortikultura, petani kebun, peternak, serta petani hutan.
10. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi bidang Pertanian, Perkebunan,
Kehutanan, dan Peternakan.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Pengaturan kawasan Sentra Komoditas Unggulan Pertanian,
Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan dimaksudkan sebagai
pedoman didalam melaksanakan peningkatan produksi komoditas
pertanian yang mencakup tanaman pangan, meliputi padi,
palawija dan hortikultura, perkebunan, kehutanan dan peternakan
di Kabupaten Gianyar.
(2) Pengaturan kawasan Sentra Komoditas Unggulan Pertanian,
Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan dengan tujuan untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian
tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan, serta
meningkatkan pendapatan masyarakat tani, melalui:
a. penentuan jenis komoditas tanaman di kawasan yang
ditetapkan sesuai RTRW Kabupaten, dengan penerapan
teknologi budidaya yang maju meliputi tanaman pangan,
perkebunan, kehutanan, dan peternakan;

116
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

b. pengembangan dan penerapan teknologi budidaya pertanian


tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan
sesuai pedoman yang ditetapkan;
c. peningkatan penggunaan bibit/benih unggul dan penerapan
sarana produksi lainnya sesuai dengan kondisi spesi¿k
lokasi;
d. peningkatan penyuluhan dan bimbingan teknis kepada
kelompok tani; dan
e. pengolahan dan pemasaran hasil budidaya pertanian
tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan.

BAB III
DASAR DAN RUANG LINGKUP
Pasal 3
(1) Pemilihan komoditas tanaman didasarkan pada pertimbangan
tanaman pangan/hortikultura bersangkutan merupakan komoditas
tanaman yang telah berkembang/dibudidayakan oleh masyarakat
setempat dan merupakan komoditas andalan setempat.
(2) Berdasarkan hasil memadukan antara kualitas lahan dengan
persyaratan tumbuh tanaman serta adanya asumsi perbaikan
terhadap faktor pembatas yang ada, maka kelas kesesuaian lahan
potensial untuk komoditas prioritas, meliputi:
a. Tanaman pangan/hortikultura pada lahan basah (sawah)
adalah :
a). Padi sawah : S1 – S2r3 (sangat sesuai sampai cukup
sesuai dengan faktor pembatas kedalaman efektif
tanah);
b). Jagung : Jagung S1 – S2r3/S2w2,r1,r3 (sangat
sesuai sampai cukup sesuai dengan faktor pembatas
ketersediaan air, drainase tanah, dan kedalaman
efektif tanah);
c). Kacang tanah S1 – S2r3/S2w2,r3 (sangat sesuai
sampai cukup sesuai dengan faktor pembatas
ketersediaan air dan kedalaman efektif tanah);

117
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

d). Cabai : S2w2,r3/S2t,w2,r3 (cukup sesuai dengan


faktor pembatas ketersediaan air, temperatur, dan
kedalaman efektif tanah);
e). Pepaya: S1 – S2t,w2,r3,r1 (sangat sesuai sampai cukup
dengan faktor pembatas temperatur, ketersediaan air,
kedalaman efektif tanah, dan drainase tanah);
f). Semangka dan Melon: S2w2,r1 (cukup sesuai
dengan pembatas ketersediaan air/curah hujan yang
berlebihan, dan drainase tanah);
g). Anggur : S1 – S2,r1,r3 (sangat sesuai sampai
cukup sesuai dengan pembatas drainase tanah dan
kedalaman efektif tanah).
b. Tanaman pangan/hortikultura lahan kering (penggunaan
lahan kebun campuran/tegalan), adalah:
a). Pisang : S1 – S2t (sangat sesuai sampai cukup
sesuai dengan faktor pembatas temperatur udara di
wilayah kecamatan Tampaksiring, Tegalalang, dan
Payangan);
b). Durian/Rambutan : S2t (cukup sesuai dengan faktor
pembatas temperatur udara yang agak rendah)
pembatas temperatur ini meliputi kecamatan
Tampaksiring, Tegalalang, dan Payangan; S2w2
(cukup sesuai dengan pembatas ketersediaan air.
Pembatas ketersediaan air terdapat di wilayah
kabupaten Gianyar bagian selatan (kecamatan
Sukawati, Blahbatuh, dan Gianyar);
c). Jeruk: S1 (sangat sesuai);
d). Salak : S1 – S2w1 (sangat sesuai sampai cukup
sesuai dengan faktor pembatas ketersediaan air/bulan
kering untuk wilayah Gianyar bagian selatan);
e). Klengkeng dan Leci: S1 – S2t (sangat sesuai sampai
cukup sesuai dengan faktor pembatas temperatur
rerata tahunan untuk wilayah kabupaten Gianyar
bagian selatan);

118
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

f). Manggis: S2t/S2w2 (cukup sesuai dengan faktor


pembatas temperatur rerata tahunan dan ketersediaan
air/curah hujan. Pembatas temperatur rerata tahunan
terdapat di wilayah kabupaten Gianyar bagian
selatan, dan pembatas curah hujan terdapat di wilayah
kabupaten Gianyar bagian utara).
c. Tanaman perkebunan pada lahan kering, adalah:
a). Kelapa: S1 – S2t (sangat sesuai sampai sesuai
bersyarat dengan faktor pembatas temperatur rerata
tahunan yang agak rendah dari yang dipersyaratkan
pada wilayah kabupaten Gianyar bagian utara
yaitu kecamatan Tampaksiring, Tegalalang, dan
Payangan);
b). Cengkeh/Kakao: S2w1/S2t (cukup sesuai dengan
faktor pembatas ketersediaan air/curah hujan yang
agak rendah untuk wilayah kabupaten Gianyar bagian
selatan, dan temperatur rerata tahunan yang agak
rendah untuk wilayah kabupaten Gianyar bagian
utara);
c). Kopi : S1 – S2tw2 (sangat sesuai sampai cukup sesuai
dengan faktor pembatas temperatur rerata tahunan
yang agak tinggi dan ketersediaan air/curah hujan
yang agak rendah di wilayah kabupaten Gianyar
bagian selatan);
d). Tembakau: S2w2,r1,r3 (cukup sesuai dengan faktor
pembatas ketersediaan air/curah hujan yang agak
tinggi, drainase tanah, dan kedalaman efektif tanah
yang dangkal pada lahan sawah di kecamatan
Sukawati, Blahbatuh, dan Gianyar).

BAB IV
ARAHAN ZONASI PERUNTUKAN PERTANIAN
Pasal 4
(1) Kawasan peruntukan pertanian di kabupaten Gianyar secara
regional diarahkan menjadi 3 (tiga) zonasi.

119
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

(2) Arahan zonasi yang dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan


menjadi:
a. Zonasi untuk kawasan peruntukan pertanian tanaman
pangan lahan basah yang meliputi seluruh lahan sawah
(14.732 Ha) tersebar di seluruh kecamatan di kabupaten
Gianyar, antara lain untuk pengembangan padi sawah,
palawija (jagung, kacang tanah, kedelai, dsb), dan dapat
diintegrasikan dengan tanaman pangan hortikultura
buah-buahan, sayuran, dan jenis bunga-bungaan seperti
seperti semangka, melon, kates, anggur, cabai, bawang
merah, kacang panjang, sawi hijau, mitir, pacar, ratna, dan
sebagainya, serta tanaman perkebunan (tembakau), baik
berupa rotasi tanaman maupun dengan pola tumpangsari
dengan catatan untuk komoditas buah-buahan anggur, kates,
dan komoditas tanaman perkebunan (tembakau) hanya
sesuai dikembangkan di kecamatan Sukawati, Blahbatuh
dan Gianyar;
b. Zona untuk kawasan peruntukan pertanian lahan kering
(tanaman pangan hortikultura buah-buahan seperti jeruk,
rambutan, lengkeng, leci, salak, manggis, durian dan
perkebunan seperti kopi, cengkeh, coklat) dialokasikan
di wilayah kabupaten Gianyar bagian utara yang meliputi
kecamatan Payangan, Tegalalang, dan Tampaksiring) yang
dibatasi pada kelerengan < 45% dengan luas pengembangan
± 9.149 Ha;
c. Zona untuk kawasan lindung/konservasi (± 7.444 Ha)
pada lahan-lahan kering dengan kemiringan lahan >45%
(sempadan sungai, jurang, kanan kiri sungai, perbukitan
dan sebagainya) diarahkan untuk tanaman kehutanan
diintegrasikan dengan tanaman MPTS sistem agroforestry
dengan pola agro-silvipasture (gabungan pepohonan,
tanaman semusim dan ternak) dengan tetap memprioritaskan
pada fungsi kelestarian lahannya melalui pengembangan
beberapa jenis komoditas yang berkanopi lebat dan berakar

120
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

dalam yang dapat mencegah erosi dan longsor lahan seperti


bambu, kaliandra, lamtoro, petai, kemiri, melinjo, lengkeng,
nangka, kopi, aren, jenis semak, dan rumput penguat teras/
penahan erosi dan/atau pengembangan system apiculture
(gabungan pepohonan dan lebah) untuk menyediakan
pakan bagi lebah.
(3) Urutan prioritas Pengembangan Komoditas Pertanian Tanaman
Pangan/Hortikultura dan Perkebunan Berdasarkan Kesesuaian
Lahan Potensial dan Ketersediaan Lahan Pada Masing-masing
Kecamatan di Kabupaten Gianyar yang dimaksud ayat (1) dan
ayat (2) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB V
KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN
Pasal 5
(1) Komoditas unggulan di bidang pangan berupa padi, jagung,
kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar
tersebar.
(2) Komoditas unggulan di bidang pangan yang dimaksud ayat (1)
tersebar pada tujuh kecamatan di Kabupaten Gianyar.
(3) Jenis dan sebaran komoditas pangan unggulan yang dimaksud ayat
(1) dan ayat (2) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 6
(1) Komoditas unggulan di bidang hortikultura sayuran berupa
kubis, petsai/sawi, kacang panjang, cabai besar, cabai rawit,
tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, melon, dan
semangka.
(2) Komoditas unggulan di bidang hortikultura buah berupa alpukat,
belimbing, duku, durian, jambu biji, jambu air, jambu siam,
jeruk besar, mangga, manggis, nangka, nenas, pepaya, pisang,
rambutan, salak, sawo, sirsak, sukun, dan melinjo.

121
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

(3) Komoditas unggulan di bidang hortikultura sayuran dan buah


sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) tersebar pada tujuh
kecamatan di Kabupaten Gianyar.
(4) Jenis dan sebaran komoditas unggulan di bidang sayuran
sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (3) tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
(5) Jenis dan sebaran komoditas unggulan di bidang buah sebagaimana
dimaksud ayat (1) dan ayat (3) tercantum dalam Lampiran IV
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.

Pasal 7
(1) Komoditas unggulan di bidang perkebunan berupa kopi, cengkeh,
kelapa, tembakau, kakao, vanili, kapok, jahe lokal, kencur, dan
kunir.
(2) Komoditas unggulan di bidang perkebunan yang dimaksud ayat
(1) tersebar pada tujuh kecamatan di Kabupaten Gianyar.
(3) Jenis dan sebaran komoditas unggulan di bidang perkebunan yang
dimaksud ayat (1) dan ayat (2) tercantum dalam Lampiran V yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB VI
PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN
Bagian Kesatu
Pembinaan
Pasal 8
(1) Dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas
komoditas pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,
dan peternakan, serta meningkatkan pendapatan masyarakat tani,
Kepala Dinas terkait melakukan pembinaan terhadap Pemerintah
Kecamatan dan Desa, serta petani dalam bentuk sosialisasi,
pelatihan dan supervisi.
(2) Pembinaan teknis pelaksanaan peningkatan produksi pertanian
tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan

122
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

dilakukan oleh Dinas sesuai dengan bidang tugasnya, dengan


ketentuan :
a. pembinaan teknis peningkatan produksi pertanian tanaman
pangan, dilakukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Gianyar;
b. pembinaan teknis peningkatan produksi perkebunan,
dilakukan oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Gianyar;
c. pembinaan teknis peningkatan produksi peternakan,
dilakukan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Gianyar;
d. pembinaan teknis peningkatan produksi untuk hutan rakyat
dan aneka hasil hutan, dilakukan oleh Dinas Kehutanan
Kabupaten Gianyar.
(3) Pembinaan teknis pelaksanaan peningkatan produksi pertanian
tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan
tingkat Kecamatan dan desa, serta petani dilakukan oleh instansi
sesuai dengan kewenangan dan bidang tugasnya, dalam bentuk
sosialisasi, pelatihan dan bentuk kegiatan lainnya yang mendukung
kelancaran pelaksanaan peningkatanproduksi pertanian.
(4) Dalam rangka kelancaran pelaksanaan peningkatan produksi
pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, dan
peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), dan ayat
(3), Dinas sesuai dengan bidang tugasnya menetapkan Juklak/
Juknis peningkatan produksi tersebut.

Bagian Kedua
Pengawasan dan Pengendalian
Pasal 9
(1) Tim Pelaksana Kabupaten, tingkat Kecamatan dan Desa melakukan
pengawasan pelaksanaan peningkatan produksi pertanian
tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan melalui
pertemuan reguler dan kunjungan lapangan ke petani.
(2) Tim Pelaksana Kabupaten, tingkat Kecamatan dan Desa melakukan
pengendalian pelaksanaan peningkatan produksi pertanian
tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan untuk

123
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

menjamin pelaksanaan peningkatan produksi sesuai dengan


kebijakan teknis dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi
di lapangan.

BAB VI
PENUTUP
Pasal 10
(1) Segala biaya yang timbul dalam pelaksanaan peningkatan
produksi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, dan
peternakan dibebankan pada anggaran masing-masing Satuan
Kerja Perangkat Daerah terkait.
(2) Peraturan Bupati ini berlaku mulai tanggal 1 September 2014.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Gianyar.

Ditetapkan di Gianyar
pada tanggal 1 September 2014
BUPATI GIANYAR,

A.A.GDE AGUNG BHARATA

Diundangkan di Gianyar
pada tanggal 1 September 2014
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GIANYAR,

BERITA DAERAH KABUPATEN GIANYAR


TAHUN 2014 NOMOR ….

124
LAMPIRAN 2 : PERATURAN BUPATI GIANYAR
NOMOR : …… Tahun 2014
TANGGAL : 1 September 2014
TENTANG : URUTAN PRIORITAS PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN TANAMAN
PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN BERDASARKAN STATUS
KESESUAIAN LAHAN DI KABUPATEN GIANYAR

Jenis Ranking Urutan Prioritas Pengembangan


Kecamatan Penggunaan
1 2 3 4 5 6
Lahan
1 2 3 4 5 6 7 8
padi sawah/jagung kacang semangka/
Sawah anggur Kedelai tembakau
tanah/kates melon

125
Sukawati Hortikultura Pisang durian/rambutan/jeruk klengkeng manggis salak
Perkebunan Kelapa/kakao tembakau cengkeh
Kehutanan Jati mahoni sengon ketapang*
padi sawah /jagung/ semangka/
Sawah anggur Kedelai cabai Temba kau
kacang tanah /kates melon
Blahbatuh Hortikultura durian/rambutan/jeruk klengkeng manggis
(kacang hijau) Perkebunan kelapa/kakao tembakau cengkeh
Kehutanan Jati mahoni Sengon
padi sawah/jagung/kacang semangka/
Sawah Kedelai cabai anggur
tanah /kates melon
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Gianyar Hortikultura Pisang durian/rambutan/jeruk klengkeng manggis salak


(kacang hijau,) Perkebunan kelapa/kakao tembakau cengkeh
Kehutanan Sengon mahoni jati
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
1 2 3 4 5 6 7 8
padisawah/jagung/kacang
Sawah semangka/melon Kedelai kates
tanah
Tampaksiring pisang/durian/ klengkeng/
Hortikultura Jeruk
(Kacang hijau) rambutan manggis
Perkebunan Kopi kelapa/cengkeh/ kakao
Kehutanan Sengon kejimas jabon mahoni jati
padi sawah/jagung
Sawah kedelai/cabai semangka/melon
/kacang tanah
jeruk/salak gula pasir/ pisang/manggis/
Tegalalang Hortikultura
klengkeng durian/rambutan
Perkebunan Kopi kelapa/cengkeh/ kakao
Kehutanan Sengon kejimas jabon mahoni
padi sawahagung/kacang cabai/semangka/
Sawah kedelai/ kates
tanah melon

126
pisang/durian/rambutan/
Ubud Hortikultura jeruk/salak klengkeng
manggis
Perkebunan kelapa/cengkeh/kakao kopi
Kehutanan Sengon kejimas jabon mahoni jati
semangka/
Sawah padi sawah/jagung kacang tanah kedelai
melon
pisang/durian/
Payangan Hortikultura jeruk/salak/klengkeng manggis
rambut an
Perkebunan Kopi cengkeh/kakao/ kelapa
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Kehutanan Sengon kejimas jabon mahoni


Keterangan : Ketapang sesuai dikembangkan di daerah pinggir pantai sebagai pohon peneduh dan penahan abrasi
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

KECAMATN/PENGGUNAAN URUTAN PRIORITAS


LAHAN PENGEMBANGAN
1 2
1. SUKAWATI
- Ps/Jg/Kt/Kts, Kd, Ca, Sm/Me.
Lahan Sawah
*Tb
- Pi, Jr, Ra
Lahan Kering/Kebun Campuran
- Ke/Kko
2. BLAHBATUH
- Ps/Jg/Kt/Kts, Kd, Ca, Sm/Me.
Lahan Sawah
*Tb
- Pi, Jr, Ra
Lahan Kering/Kebun campuran
- Ke/KKo
3. GIANYAR
- Ps/Jg, Kt, Kts, Kd, Ca, Sm/Me
Lahan Sawah
*Tb
- Pi, Jr, Ra.
Lahan Kering/Kebun campuran
- Ke, Kko
4. TAMPAK SIRING
Ps/Jg/Kt, Sm/Me/, Kd, Kts
Lahan sawah
Jr, Pi/Du/Ra/Kl/Mg,
Lahan Kering/Kebun campuran
Kp, Ke/Ce/Kko
5. TEGALALANG
Ps/Jg/Kt,Kd/Ca
Lahan Sawah
Jr/Sa/Kl, Pi//Mg/Du/Ra
Lahan kering/Kebun campuran
Kp, Ke/Ce/KKo
6. UBUD
Ps/Jg/Kt, Ca/Sm/Me, Kts, Kd
Lahan Sawah
Pi/Du/Ra/Mg, Jr/Sa, Kl
Lahan Kering/Kebun campuran
Ke/Ce/Kko.
7. PAYANGAN
Ps/Jg, Kt, Kd.
Lahan Sawah
Jr/Sa/Kl, Mg, Du/Ra
Lahan Kering/Kebun campuran
Kp, Ce/Kko.

Keterangan:
Kp, Ce/Kko/Ke artinya urutan tingkat kesesuaian agroekosistem kopi > cengkeh = kakao =
kelapa
*Tb = Tembakau hanya dialokasikan pada lahan sawah di wilayah Gianyar bagian selatan yaitu
kecamatan Sukawati, Blahbatuh, dan Gianyar.

127
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

LAMPIRAN 4 : PERATURAN BUPATI GIANYAR


NOMOR : …… Tahun 2014
TANGGAL : 1 September 2014
KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN
TENTANG :
GIANYAR
No Komoditas Basis pada Kecamatan dengan Nilai LQ>1
1 Padi Blahbatuh (1,05) Gianyar (1,05) Ubud (1,04)
2 Jagung Blahbatuh (1,22) Payangan (2,20) Sukawati (1,14) Tegalalang (1,14)
3 Kedelai Gianyar (1,80) Sukawati (1,28) Tampaksiring (1,25) Blahbatuh (1,24)
4 Kacang tanah Payangan (2,69) Giamyar (1,67) Blahbatuh (1,01)
5 Kacang hijau Gianyar (2,99) Blahbatuh (2,14) Tampaksiring (1,74)
6 Ubi kayu Sukawati (1,89) Payangan (1,72) Tampaksiring (1,64) Tegalalang (1,20)
7 Ubi jalar Payangan (3,47) Tegalalang (2,10) Tampaksiring (1,41)

LAMPIRAN 5 : PERATURAN BUPATI GIANYAR


NOMOR : …… Tahun 2014
TANGGAL : 1 September 2014
KOMODITAS UNGGULAN KOMODITAS HORTIKULTURA
TENTANG :
SAYURAN DI KABUPATEN GIANYAR
No Komoditas Basis pada Kecamatan dengan Nilai LQ>1
1 Kubis Payangan (5,23) Tegalalang (4,10)
2 Petsai/sawi Tegalalang (32,23) Payangan (7,47)
3 Kacang panjang Tampaksiring (965,24) Tegalalang (23,26) Gianyar (8,84) Blahbatuh(1,77)
4 Cabai besar Tampaksiring (13,89) Payangan (6,16) Tegalalang (3,92)
5 Cabai rawit Blahbatuh (1,81) Sukawati (1,11)
6 Tomat Payangan (9,20)
7 Terung Payangan (7,72)
8 Buncis Tegalalang (20,64) Payangan (6,09)
9 Ketimun Sukawati (2,32)
10 Labu siam Payangan (9,20)
11 Kangkung Ubud (5,20) Sukawati (1,24)
12 Melon Gianyar (23,03)
13 Semangka Ubud (3,08) Blahbatuh (1,77) Sukawati (1,58)

128
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

LAMPIRAN 6 : PERATURAN BUPATI GIANYAR


NOMOR : …… Tahun 2014
TANGGAL : 1 September 2014
KOMODITAS UNGGULAN KOMODITAS HORTIKULTURA
TENTANG :
BUAH DI KABUPATEN GIANYAR
No Komoditas Basis pada Kecamatan dengan Nilai LQ>1
1 Alpukat Payangan (7,74) Ubud (1,54) Sukawati (1,40) Blahbatuh (1,01)
2 Belimbing Sukawati (5,21) Payangan (4,19) Tegalalang (2,10) Blahbatuh (1,46)
3 Duku Ubud (4,49) Blahbatuh (1,43) Tampaksiring (1,07)
4 Durian Tampaksiring (1,84) Payangan (1,69)
5 Jambu biji Blahbatuh (3,97) Sukawati (2,77) Ubud (1,88)
6 Jambu air Sukawati (3,43) Blahbatuh (2,71) Ubud (2,00)
7 Jambu siam Payangan (2,24) Tegalalang (1,64)
8 Jeruk besar Blahbatuh (8,12) Tegalalang (1,46)
9 Mangga Tegalalang (2,94) Sukawati (2,34) Ubud (1,34) Blahbatuh (1,24)
10 Manggis Tampaksiring (2,58) Tegalalang (1,88) Payangan (1,22)
11 Nangka Tampaksiring (6,00) Blahbatuh (1,70)
12 Nenas Tegalalang (4,49) Payangan (1,21) Sukawati (1,32)
13 Pepaya Blahbatuh (5,40) Sukawati (3,92) Payangan (1,35)
14 Pisang Payangan (5,72) Ubud (3,74) Sukawati (1,35)
15 Rambutan Ubud (3,38) Tampaksiring (2,13) Sukawati (2,01 Blahbatuh (1,20)
16 Salak Tegalalang (3,66) Blahbatuh (2,91)
17 Sawo Sukawati (6,09) Blahbatuh (2,53) Ubud (2,01) Tegalalang (2,00)
18 Sirsak Ubud (5,58) Tampaksiring (4,11) Sukawati (1,31)
19 Sukun Tegalalang (5,69)
20 Melinjo Tampaksiring (4,19) Blahbatuh (1,88) Tegalalang (1,30)

LAMPIRAN 7 : PERATURAN BUPATI GIANYAR


NOMOR : …… Tahun 2014
TANGGAL : 1 September 2014
KOMODITAS UNGGULAN KOMODITAS PERKEBUNAN
TENTANG :
DI KABUPATEN GIANYAR
No Komoditas Basis pada Kecamatan dengan Nilai LQ>1
1 Kopi Tegalalang (5,06) Blahbatuh (2,91) Ubud (2,30) Gianyar (1,36)
2 Cengkeh Sukawati (5,32) Tegalalang (3,41) Blahbatuh (2,36) Payangan (2,34)
3 Kelapa Payangan (1,39) Blahbatuh (1,24) Sukawati (1,14) Tegalalang (1,08)
4 Tembakau Payangan (11,9) Gianyar (9,55) Blahbatuh (5,83) Sukawati (1,6)
5 Kakao Sukawati (9,16) Ubud (2,71) Gianyar (2,14) Tampaksiring (2,03)
6 Vanili Blahbatuh (3,39) Payangan (3,17) Tampaksiring(1,98) Tegalalang (1,32)
7 Kapok Ubud (1,34)
8 Jahe lokal Tegalalang (1,35)
9 Kencur Tegalalang (1,41)
10 Kunir Tegalalang (4,61)

129
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

130
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

PETA-PETA

131
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

132
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

133
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

134
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

135
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

136
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

TENTANG PENYUSUN

Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha,


MS., adalah Guru Besar Fakultas Pertanian
Universitas Udayana, lahir di Gianyar, tanggal
30 Maret 1957. Pendidikan Sarjana Pertanian
diselesaikan pada tahun 1984 di Fakultas
Pertanian Universitas Udayana. Sementara
Pendidikan Magister Sains diselesaikan pada
tahun 1991 dan Pendidikan Doktor pada tahun
1998 di Institute Pertanian Bogor.
Guru Besar ini aktif memberikan kuliah
di Program S1, S2 dan S3 dalam mata kuliah Metodologi Penelitian,
Pengendalian Hama Terpadu, Sistem Peramalan Hama, Pengendalian
Hayati, Teknologi Agens Hayati, Kebijakan Perlindungan Tanaman,
Tehnologi Senyawa Hayati dan Pertanian Organik. Selain itu juga
menyempatkan diri mengikuti beberapa pelatihan, antara lain:
Pengendalian Hama Terpadu di Denpasar, Ekologi Populasi, Training of
Scientist in Identi¿cation of Leafminers and their Parasitoids (ACIAR,
Australia, 2001), Training of Scientist in Ecological Investigations and
Trial Design (ACIAR, Australia, 2002) dan Training Course in Research
Management in Agriculture (ACIAR and University of New England,
Australia, 2004).
Dosen senior ini pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi
Doktor Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Udayana (2009-2013), Ketua
Dewan Editor Jurnal Agritop yang diterbitkan oleh FP-Unud dan anggota
dewan editor beberapa jurnal ilmiah lainnya. Pernah menjadi tenaga ahli
Bidang Ekonomi dan Lingkungan (Komisi B) DPRD Provinsi Bali dari

137
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

tahun 2005-2006, Koordinator tim ahli Pansus otonomi khusus Provinsi


Bali dari tahun 2007-2010. Sejak tahun 2009 sampai tahun 2014 menjadi
Konsultan Internasional Kementerian Pertanian dan Perikanan Negara
Republik Demokrasi Timor Leste. Sejak 2013 sampai saat ini menjadi
tim ahli bidang pembangunan di Kabupaten Gianyar.
Sebagai seorang peneliti, dosen ini aktif melakukan penelitian di
bidang ekologi serangga dan perlindungan tanaman, antara lain PHT
Kentang (1984), penggerek batang padi kuning (1992-1994), Liriomyza
dan Parasitoidnya (1996-1998), yang dananya bersumber dari Proyek
Nasional PHT (1999), ARMP Deptan (2000), ACIAR Australia (2001-
2004). Banyak merintis model pengembangan sistem usaha tani dan
pendampingan teknologi budidaya dan pengendalian hama terpadu
sejak tahun 1999 pada komoditas Kopi Rakyat di Pupuan-Tabanan dan
Kintamani-Bangli, Jeruk Besar di Seraya, Salak Bali di Dusun Dukuh,
Sibetan Karangasem, Kakao di Tabanan, Badung, Jembrana, Buleleng
dan Kentang di Baturiti-Pancasari, serta di Hatubuilico, Ainaro, Timor
Leste. Beberapa hasil penelitiannya dipublikasikan di media massa,
jurnal nasional dan internasional, buku dan dipresentasikan secara oral
diberbagai pertemuan ilmiah baik nasional maupun internasional.

Ir. Anak Agung Istri Kesumadewi,


M.Si merupakan dosen di Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Udayana. Terlahir di Denpasar pada tanggal 23
Desember 1968, dosen ini telah menyelesaikan
pendidikan S2 di Institut Pertanian Bogor dengan
keahlian di bidang Biologi dan Kesuburan Tanah
pada tahun 1999 dan saat ini tercatat sebagai
mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu-Ilmu
Pertanian di Universitas Udayana. Kesumadewi
aktif mengikuti beragam program pengembangan ilmu di dalam maupun
luar negeri, antara lain adalah pelatihan bahasa Inggris Intensif di
UNUD (1993), Short Course on Integrated Pest Management di UNUD

138
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

(1993), Pelatihan Aplikasi Teknologi Hidroponik untuk Pertanian


Perkotaan di IPB (2001), dan Education on Scienti¿c Writing for Higher
Education Denpasar (2005) yang dilakukan di dalam negeri, sedangkan
beberapa pelatihan berikut yang meliputi: Introduction to German
Culture and an Intensive German Language Course di Saarbrücken,
Scienti¿c Introduction to Industrial Biotechnology di Braunschweigh,
Immobilisation of Biocontrol di Braunschweigh, Technology Transfer di
Köln, dan International Management Workshop di Köln, diikuti pada
tahun 2002 selama hampir 1 tahun di Jerman. Pengalaman penelitian di
luar negeri terakhir yang diikutinya adalah melalui program Sandwich-
like di Austria yang dibiayai oleh DIKTI pada tahun 2011. Kesumadewi
juga pernah bertugas sebagai Redaksi majalah Agritrop dan saat ini
merupakan Alternate Reviewer pada Jurnal Applied Soil Ecology. Selain
aktif melakukan penelitian dibidang biologi dan kesuburan tanah, dosen
ini juga aktif menyampaikan hasil penelitiannya dalam pertemuan ilmiah
terutama yang diselenggarakan oleh PAIR BATAN dan Perhimpunan
Mikrobiologi Indonesia.

Prof. Dr. I Made Arya Utama,S.H.,M.


Hum., adalah Guru Besar Fakultas Hukum
Universitas Udayana, yang lahir di Bangli 21
Pebruari 1965. Pendidikan Sarjana Hukum
diselesaikan pada tahun 1989 di Fakultas
Hukum Universitas Udayana. Sementara
Pendidikan Magister Hukum dan Doktornya
diselesaikan masing-masing pada tahun 1997
dan tahun 2006 di Universitas Padjadjaran,
Bandung.
Guru Besar ini menekuni Ilmu Hukum Lingkungan dan Hukum
Perijinan yang aktif memberikan kuliah di Program S1, S2 dan S3 dalam
mata kuliah Hukum Lingkungan, Hukum Perijinan, Hukum Administrasi
Negara, Hukum Pajak, Hukum Tata Ruang, Hukum Kepariwisataan
Global, Teori Hukum, dan Filsafat Ilmu.

139
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Selain itu guru besar ini pernah menjabat sebagai Pengelola


Program Magister Kenotariatan Kerjasama FH Unud-Unibraw dari tahun
2006-2010 dan selanjutnya mengelola Program Magister Kenotariatan
Universitas Udayana dari tahun 2011-2015. Sampai saat ini masih
aktif sebagai Asessor Badan Akareditasi Nasional Perguruan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sejak
tahun 1998-sekarang. Disela-sela kesibukannya, juga menyempatkan
diri sebagai Kelompok Ahli Pembangunan dan Hukum di Kabupaten
Bangli (2010 – sekarang), Kelompok Ahli Pembangunan dan Ekonomi
di BAPPEDA Badung (2011-2013), dan Pelayanan Perijinan Terpadu di
Kabupaten Badung (2015).
Sebagai seorang peneliti, dosen ini aktif melakukan penelitian
di bidang Hukum Lingkungan, Hukum Perijinan, Hukum Administrasi
Negara, Hukum Pajak, Hukum Tata Ruang, dan Hukum Kepariwisataan
Global yang dananya bersumber dari DIKTI, PEMDA dan UNUD.
Beberapa hasil penelitiannya dipublikasikan di jurnal nasional dan
internasional, buku dan dipresentasikan secara oral di berbagai pertemuan
ilmiah baik nasional maupun internasional.

Prof. Ir I Wayan Susila, MS. Adalah


Guru Besar pada bidang Ilmu Hama dan
Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana, lahir di Gianyar (Bali)
pada tangal 29 Januari 1954. Pendidikan
dasarnya diselesaikan di SD No. 2 Tegallalang
(1969) dan SMP No. 1 Tegallalang (1972).
Pada tahun 1976 menyelesaikan pendidikan
menengah atas di SLUA I Saraswati Denpasar,
dan kemudian mendapatkan gelar Sarjana Muda
(B.Sc.) di Fakultas Pertanian Universitas Udayana , Denpasar pada
tahun 1981. Dan lulus Sarjana Pertanian (Ir) pada Fakultas Pertanian
pada tahun 1983. Gelar Magister Sains di bidanng Entomologi Pertanian
diperolehnya pada tahun 1993 di Program Studi Entomologi/Fitopatologi

140
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat.


Pelatihan yang pernah diikuti adalah metode mengajar (applied
approach method) yang diselenggarakan oleh proyek EAUP-Australia
dengan Fakultas Pertanian Universitas Udayana tahun 1994, Short Course
on Bioagent and Organic farming system yang diselenggarakan oleh
Academic Frontier Research Project, Tokyo University of Agriculture,
Tokyo pada tahun 2001.
Karirnya sebagai tenaga edukatif dimulai sejak tahun 1987
di Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Selain itu, juga sebagai
staf pengajar di Program S2 dan S3 Progran Pascasarjana Universitas
Udayana. Mata kuliah yang diampu adalah Pengendalian Hayati,
Pengendalian Terpadu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Bioteknologi
perlindungan Tanaman, dan Serangga Entomofaga dan Pengendalian
Hayati.
Selain mengajar juga aktif dalam bidang penelitian dan
Pengabdian pada masyarakat. Bidang yang ditekuni adalah Ilmu Hama
Tumbuhan khususnya dan Perlindungan Tanaman Umumnya. Dari
kegiatan penelitiannya telah dihasilkan puluhan makalah yang sudah
diseminarkan dan dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah tingkat Nasional
dan Internasional. Dalam bidang pengabdian pada masyarakat adalah
aktif membina petani kakao di Bali (2006-2008) khususnya dalam
mengendalikan hama dan penyakit kakao.
Di bidang organisasi adalah sebagai anggota perhimpunan
Entomologi Indonesia (PEI), dan anggota The International Society
for Southeast Asian Agricultural Sciences (ISSAAS). Keterlibatan di
organisasi ISSAAS, memberikan banyak kesempatan untuk meneliti
dan mempresentasikan hasilnya dalam berbagai Pertemuan Ilmiah
Internasional di beberapa Negara.
Pada tahun 2000-2003 pernah menjabat sebagai sekretaris Program
Ektensi pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana, dan sebagai ketua
Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan tahun 2004-2008.
Pada saat ini masih menjabat sebagai sekretaris Laboratorium PHT.

141
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, M.S.


adalah dosen pada Fakultas Peternakan dan
Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Denpasar. Mantan kepala PPLH (Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup) UNUD antara
tahun 2002 sampai dengan tahun 2010 ini lahir
di Gianyar, tanggal 19 Mei 1959. Pendidikan
S3 diselesaikannya di Universitas Padjadjaran
Bandung pada tahun 2001, Wayan Suarna juga
aktif mengikuti kursus-kursus, seperti: Animal
Science Short Course, Undana Kupang (1993), Short Course in Plant
Physiology di UNUD (1994) Modeling Lingkungan di Unsri Palembang
(1995) Training Pengelolaan Lingkungan Eksekutif di Puspitek
Serpong (2004), Asistensi Teknis KLHS (2010), dan TOT Technical
Facilitation of Economic Instrument on Environment Management
(2011) di Senggigi Lombok Barat. Pengalaman penelitiannya terutama
terkait dengan bidang ilmu tumbuhan pakan dan lingkungan hidup,
termasuk penyusunan dokumen Status Lingkungan Hidup Daerah
(SLHD), studi kelayakan lingkungan hidup, serta adaptasi dan mitigasi
terhadap perubahan iklim. Hasil penelitian tersebut sebagian telah
dipublikasikannya dalam jurnal ilmiah, baik dalam lingkungan UNUD
maupun dalam skala nasional dan hasil ini juga telah disosialisasikan
dalam ceramah-ceramah ilmiah maupun makalah yang dibawakan dalam
berbagai kegiatan seminar dan lokakarya. Dalam kegiatan lainnya,
Wayan Suarna aktif sebagai Pengurus Himpunan Ilmuwan Tumbuhan
Pakan Indonesia (HITPI), Pusat Kajian Sapi Bali,serta sebagai anggota
kelompok ahli Pembangunan provinsi Bali sejak Tahun 2003 sampai
sekarang. Wayan Suarna dapat dihubungi melalui alamat: Jl. Cok. Gde
Rai, 108, Banjar Kalah, Peliatan, Ubud, Gianyar, Bali. Telp. (0361) 977
090 atau Hp 081 797 18825.

142
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si


adalah salah satu dosen senior di Program
Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Udayana yang mengawali karier
sebagai dosen sejak tahun 1986. Dengan
memfokuskan studi pada bidang Komunikasi
Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, dosen
ini menyelesaikan pendidikan S2 di IPB pada
tahun 2002 dan saat ini sedang melanjutkan
studi S3 di Program Studi Ilmu – Ilmu
Pertanian Universitas Udayana.
Aktivitas penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Oka Suardi
konsisten pada pengembangan pertanian di Bali yang dimulai dari tahap
perencanaan produksi di sector hulu. Berikut adalah penelitian dalam 5
tahun terakhir yang dilakukannya melalui pembiayaan institusi maupun
kerjasama dengan instansi pemerintah daerah dan pusat : Pengkajian
Lembaga Research and Development Sektor Pertanian Provinsi Bali
tahun 2010. (Kerjasama Pemerintah Provinsi Bali dengan Lembaga
Penelitian Universitas Udayana), Evaluasi Program LM3 di Wilayah
Propinsi Bali tahun 2011 (Kerjasama LPPM Unud dengan Ditjen P2HP
Kementerian Pertanian Republik Indonesia), Evaluasi Program LM3
di Wilayah Propinsi Bali tahun 2012 (Kerjasama LPPM Unud dengan
Ditjen P2HP Kementerian Pertanian Republik Indonesia), Penyusunan
Road Map Peningkatan Produksi Tanaman Pangan di Provinsi Bali
tahun 2012 (Kerjasama LPPM Unud dengan Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Bali), Survei Lokasi, Komoditas, dan Pembentukan
Kawasan Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
(KP3HP) di Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem Provinsi Bali
tahun 2013 (Kerjasama LPPM Unud dengan Ditjen P2HP Kementerian
Pertanian Republik Indonesia), Penyusunan Naskah Akademik Raperda
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Provinsi Bali tahun 2013
(Kerjasama LPPM Unud dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Bali), Peran Sumberdaya Komunikasi Penyuluhan terhadap
Keberhasilan Program Sistem Pertanian Terintegrasi di Provinsi Bali

143
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

tahun 2013 (Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi. Dibiayai dari


dana BOPTN Universitas Udayana Tahun 2013), Model Manajemen
Sumberdaya Komunikasi Penyuluhan dalam Pelaksanaan Program
Pembangunan Pertanian: Kasus Program Sistem Pertanian Terintegrasi
di Provinsi Bali tahun 2014 (Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi.
Dibiayai dari dana PNBP Universitas Udayana Tahun 2014), dan
Studi Evaluasi Pelaksanaan Akselerasi Peningkatan Ekspor Komoditas
Perkebunan (Kopi Arabika dan Jambu Mete) di Provinsi Bali tahun
2014 (Kerjasama Dinas Perkebunan Provinsi Bali dengan LPPM
Universitas Udayana). Sosialisasi hasil penelitian dilakukan oleh Oka
Suardi dengan menerbitkannya pada jurnal SOCA dan dwijenAGRO
serta dipresentasikan dalam beberapa forum ilmiah tingkat nasional.
Pengembangan kompetensi diri dilakukan oleh Oka Suardi melalui
beberapa training terutama Training of Trainers yang kemudian sangat
menunjang peranannya sebagai pemangku jabatan structural di Fakultas
Pertanian Universitas Udayana. Berikut adalah beberapa jabatan yang
pernah dipegang oleh Oka Suardi : Sekretaris Laboratorium Penyuluhan
dan Komunikasi, Jurusan Sosek, Fakultas Pertanian, Universitas
Udayana (1995 – 2000); Sekretaris Program Studi Penyuluhan dan
Komunikasi Pertanian, Universitas Udayana (2004 – 2008); Sekretaris
Program Studi Magister Agribisnis, Program Pascasarjana, Universitas
Udayana (2010 – 2014); Anggota Senat Fakultas Pertanian Universitas
Udayana periode (2012-2015); Ketua Unit Penjaminan Mutu Fakultas
Pertanian Universitas Udayana (2013 – sampai sekarang); dan Ketua
Konsentrasi Pengembangan Masyarakat, Program Studi Agribisnis,
Frakultas Pertanian, Universitas Udayana (2014 – sampai sekarang).
Dengan berbekal pengalaman keilmuan dan soft skill penunjang yang
relevan, Oka suardi telah sukses menjalankan fungsi konsultasi di level
Nasional maupun internasional sejak tahun 2009.

144
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Ir. I Nyoman Dibia, M.Si. adalah dosen


senior di Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Udayana sejak
tahun 1987, setelah bertugas sebagai Staf
Bina Program di Dinas Pertanian Propinsi
Bali dari 1984-1986. Nyoman Dibia lahir di
Tabanan pada tanggal 8 Desember 1956 dan
secara konsisten mengikuti pendidikan di
bidang Pertanian sampai dengan menamatkan
Program Pasca Sarjana S2 di UGM pada tahun
1997 dengan keahlian di bidang Evaluasi Lahan. Dedikasinya yang
tinggi dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi ditunjukan
oleh keaktivannya dalam pengajaran bidang ilmunya, serta kerjasama
penelitian dan pengabdian masyarakat yang bekerjasama dengan Balai
Penelitian dan Pemetaan Kehutanan Bali (1989), Dinas Perkebunan
propinsi Bali (Tahun 1991, 2001), Bapeda NTB (1994), Dinas
Kehutanan Propinsi Bali ( Tahun 2001 - Sekarang), Bappeda Gianyar
(2002), Perusahaan Agribisnis (Pilmagro Surabaya, 2003), Puslittanak
Bogor (2003), Bappeda Karangasem (2004), Bappeda Buleleng
(2004), Bappeda Bima (2004) dan LPM UNUD. Himpunan Ilmu tanah
Indonesia (HITI), Masyarakat Penginderaan Jauh Indonesia (Mapin),
dan Ikatan Alumni UNUD.

Ir. Ni Made Trigunasih, MP adalah


salah seorang Dosen senior di Program
Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Udayana dengan keahlian dibidang
Fisika dan Konservasi Tanah serta AMDAL.
Tenaga Pengajar kelahiran Tabanan pada tanggal
4 Desember 1959 ini telah menamatkan jenjang
pendidikan S2 di Universitas Pajajaran, Bandung
pada tahun 1993 dan saat ini sedang mengambil
program Doktor di Program Studi Ilmu-Ilmu

145
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Pertanian Universitas Udayana. Beragam penelitian dibidang Fisika dan


Konservasi Tanah, Pengelolaan DAS dan Kehutanan disertai dengan
pelaksanaan berbagai program desiminasi teknologi kepada masyarakat
di Bali telah dilakukan sepanjang kariernya. Pengalaman dalam
pengembangan ilmu yang telah dilakukan tersebut serta kemampuannya
untuk menyebarkan informasi melalui penulisan artikel dan penyampaian
orasi ilmiah merupakan salah satu penunjang keberhasilannya dalam
menyusun buku dengan Judul Hidrologi Pertanian yang diterbitkan oleh
Udayana University Press.

I Gusti Alit Gunadi, lahir di Surabaya


30 Maret 1959. Diangkat menjadi staf
pengajar di Fakultas Pertanian Universitas
Udayana tahun 1986 dan menyelesaikan studi
S2 Sub Program Studi Ekologi Tanamandi IPB
Bogor pada tahun 1991. Aktif memberikan
kuliah S-1 di PS. Agroekoteknologi pada
mata kuliah Ekologi Tanaman. Juga aktif
membantu memberi beberapa materi kuliah di
PS. Agribisnis dan PS. Arsitektur Pertamanan di lingkungan Fakultas
Pertanian Unud. Bidang keilmuan yang ditekuni sebagian besar
berhubungan dengan lingkungan. Berbagai kursus dan pelatihan yang
berkaitan dengan lingkungan telah diikuti seperti Amdal, Pengolahan
Limbah Industri, Konservasi Tanah dan Air, Menuju Indonesia Hijau,
Irigasi Tetes. Sejak tahun 1992 berpartisipasi aktif dalam penyusunan
Dokumen Lingkungan: AMDAL, UKL/UPL, SLHD, NKLD, Daya
dukung lahan, membantu penyusunan MIH kabupaten se Bali.
Berbagai penelitian yang terkait dengan lingkungan hidup berkaitan
dengan keanekaragaman hayati telah dilakukan dengan kerjasama
pendanaan dari unit pelaksanan teknis di Kabupaten/Kota Propinsi
Bali : Daya Dukung Lahan dan Air (Bappeda Prop. Bali), Pemetaan
Geogra¿s Sumber Daya Genetik (Prop. Bali), Inventarisasi subak
di kawasan warisan budaya dunia (Dinas Kebudayaan Prop. Bali),

146
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan • Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,
Kehutanan dan Peternakan Secara Terpadu di Kabupaten Gianyar

Dampak pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan dan budaya


subak di Kabupaten Tabanan (BKKBN). Beberapa kegiatan pengabdian
masyarakat sebagai pelaksanaan tridarma perguruan tinggi meliputi
Pendidikan dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Fermentasi Dari
Sampah, Tour Guide Ekotorisme di Kawasan Cagar Budaya Batukaru
– Tamblingan Bali, Pelatihan Budidaya Jamur Tiram di Desa Peken
Kec. Marga – Tabanan. Kontributor artikel Daya Dukung Lahan dalam
“Buku Perubahan Penggunaan Lahan dan Daya Dukung Lingkungan”
, Kajian Akademik “Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kab. Badung”. Alamat yang dapat diakses: gunadiya@gmail.com

147
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai