Anda di halaman 1dari 112

RINDANG DWIYANI

MENGENAL TANAMAN
PELINDUNG DI
SEKITAR KITA

i
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta


Pasal 2
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan
atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa
mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan Pidana
Pasal 72
1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan penjara masing-masing
paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta
rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum
suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terbit sebagai dimaksud pada Ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

ii
RINDANG DWIYANI

MENGENAL TANAMAN
PELINDUNG DI
SEKITAR KITA

RINDANG DWIYANI

UDAYANA UNIVERSITY PRESS


2013

iii
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

MENGENAL
TANAMAN PELINDUNG
DI SEKITAR KITA
Penulis:
Rindang Dwiyani

Penyunting:
Jiwa Atmaja

Cover & Ilustrasi:


Repro

Lay Out:
I Putu Mertadana

Diterbitkan oleh:
Udayana University Press
Kampus Universitas Udayana Denpasar
Email: unudpress@yahoo.com http://penerbit.unud.ac.id

Cetakan Pertama:
2013, xvi + 93 hlm, 15,5 x 23 cm

ISBN: 978-602-7776-84-5

Hak Cipta pada Penulis.


Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang :
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.

iv
RINDANG DWIYANI

This book is dedicated to my family:

Agus Triongko, Arie Mugi, Arya, Arnissa and Arridho

v
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

vi
RINDANG DWIYANI

PRAKATA

P engenalan terhadap lingkungan dapat membangkitkan


kecintaan seseorang terhadap lingkungannya.
Secara tidak langsung hal ini akan berdampak positif terhadap
kelestarian lingkungan, karena rasa cinta yang dalam akan
menimbulkan keinginan yang besar untuk menjaganya dan rasa
enggan untuk merusaknya. Pengenalan dapat diawali dari yang
kecil dan sederhana, misalnya mengenal tanaman yang tumbuh
di sekitar kita. Diantara tanaman tersebut, ada yang disebut
tanaman pelindung atau peneduh, yaitu tanaman yang ditanam
dengan tujuan untuk melindungi orang atau benda yang ada di
bawah atau di sekitarnya dari terik matahari, hembusan angin
maupun curahan air hujan.
Buku ini berisi bahasan secara lengkap namun singkat
mengenai tanaman pelindung yang tumbuh di sekitar kita.
Bahasan tersebut meliputi aspek botani, budidaya dan
kegunaan dari tanaman tersebut. Banyaknya spesies yang ada,
sehingga jumlah bahasan dibatasi hanya beberapa spesies
tanaman pelindung yang dominan dijumpai di pinggir-pinggir
jalan atau di taman (park). Tanaman buah-buahan tidak
termasuk dalam bahasan buku ini meskipun keberadaannya
memberikan peneduhan bagi lingkungan di sekitarnya, karena
tujuan utama dari penanamannya bukan untuk tanaman
pelindung, melainkan untuk dikonsumsi buahnya. Buku ini
sekaligus bisa menjadi bahan referensi untuk ilmu Botani dan
bermanfaat bagi praktisi di bidang Arsitektur Lansekap.
Isi buku ini merupakan hasil survei penulis terhadap
tanaman pelindung yang tumbuh di kota Denpasar serta

vii
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

Kabupaten Badung. Hasil survei kemudian dirangkum menjadi


sebuah tulisan menggunakan beberapa literatur sejenis yang
ada, seperti yang tertera di daftar pustaka.
Sudah tentu, buah karya anak manusia tidak akan pernah
luput dari kekurangan. Oleh sebab itu, kritik ,saran dan koreksi
dari pembaca atau para pakar sangat diharapkan dalam
penyempurnaan buku ini.

Denpasar, November 2013


Penulis

viii
RINDANG DWIYANI

SANWACANA

B uku ini tidak akan ada jika tidak ada bantuan dan
dorongan dari keluarga maupun rekan sejawat. Kepada
mereka penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Rekan sejawat yang banyak membantu dalam pengambilan
gambar dan selalu memberi dukungan moril. Sahabatku Hestin
Yuswanti dan sdr Trimo yang ikut berpanas-panas dalam
pengambilan gambar. Mereka yang selalu memberi dukungan
moril atas aktivitas akademik penulis : Prof. Ir. D. K. Harya Putra,
M.Sc.,Ph.D., Prof. Dr. Ir. Nyoman Rai, M.S., Prof. Dr. drh. Mirah
Adi, M.S., Ir. Cok Gede Alit Semarajaya ,M.S. , Ir. I Gusti Alit
Gunadi, MS, Ir. Nyoman Artha, S.U. dan Ida Ayu Putri Darmawati,
SP., MSi. Mereka yang memberi masukan di bidang ilmu Botani :
Dra. Ihah Muflihah , Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, M.P. dan
Made Sukawijaya, S.P., M.Sc. Secara khusus penulis terkesan
dengan ketulusan dan kesungguhan sdr. Sumi Abdi, ST dalam
penyelesaian buku ini.
Suami serta anak-anak tercinta yang selalu memberikan
dukungan moril dan membakar semangat ketika asa mulai
meredup. Ketulusan doa dan kasih sayang mereka menjadi
sumber kekuatan ketika energi terasa mulai habis. Adikku
Endang Indrawati Wijaya dan keluarga yang dengan tulus
meluangkan waktu untuk menjaga si kecil. Terimakasih untuk
semuanya.
Kepada semua pihak yang memberi bantuan namun tak
disebut disini, penulis mengucapkan terimakasih yang tak
berhingga.

Denpasar, November 2013


Penulis

ix
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

x
RINDANG DWIYANI

DAFTAR ISI

Prakata..........................................................................................................v
Sanwacana................................................................................................vii
Daftar Gambar.......................................................................................xiii

Bab I Pendahuluan...................................................................................1
Bab II Jenis-Jenis Tanaman Pelindung di Sekitar Kita...............4
1. Akasia (Acasia sp.).................................................................................4
2. Angsana (Pterocarpus indicus Willd.)...............................................7
3. Asam (Tamarindus indica L.)............................................................10
4. Asam Keranji (Pithecellobium dulce Bth.)......................................13
5. Beringin (Ficus benyamina)...............................................................15
6. Bunga Kecrutan (Spathodea campanulata P.B.)............................18
7. Bunga Kupu-kupu (Bauhinia sp.)...................................................21
8. Bungur (Lagerstroemia sp.)................................................................24
9. Cassia (Cassia sp.)................................................................................27
10. Cemara (Casuarina equisetifolia L.)................................................30
11. Cempaka (Michelia champaca L.)....................................................33
12. Dadap (Erythrina sp.)........................................................................36
13. Flamboyan (Delonix regia Raf.)......................................................40
14. Gamal (Glyricidia sepium)................................................................43
15. Glodogan (Polyalthia sp.).................................................................45
16. Jati (Tectona grandis D.f.)..................................................................48
17. Kamboja (Plumeria sp.).....................................................................51
18. Karet Hias (Ficus elastica Roxb.)....................................................54
19. Kayu Santen (Lannea coromandelica Merr.).................................56

xi
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

20. Kenanga (Canangium odoratum Baill.)......................................... 58


21. Kesumba (Bixa orellana L.)..............................................................61
22. Ketapang (Terminalia catappa L.)...................................................63
23. Kere Payung (Filicum decipiens Thw.)......................................... 65
24. Kersen (Muntingia calabura L.).......................................................67
25. Kordia (Cordia sebestena)..................................................................69
26. Lamtoro (Leucaena glauca Bth.)......................................................71
27. Mahoni (Swietenia mahagoni)..........................................................73
28. Sawo Kecik (Manilkara kauki Dub.)..............................................75
29. Tanjung (Mimusops elengi L.).........................................................77
30. Waru (Hibiscus tiliaceus L.)..............................................................79

Bab III Penutup.......................................................................................81


Daftar Pustaka..........................................................................................82
Kamus Kecil Botani................................................................................86

xii
RINDANG DWIYANI

DAFTAR GAMBAR

Acasia auriculiformis....................................................................................4
Bunga berbentuk bulir dari A. auriculiformis......................................5
Buah polong dari A. auriculiformis.........................................................5
Pterocarpus indicus Willd...........................................................................7
Daun Pterocarpus indicus Willd; berbentuk majemuk
menyirip gasal.............................................................................................8
Batang Pterocarpus indicus Willd............................................................8
Buah Pterocarpus indicus Willd................................................................9
Tamarindus indica L..................................................................................10
Bunga dan Buah dari T. indica L..........................................................11
Batang T. indica L......................................................................................12
Pithecellobium dulce Bth...........................................................................13
Batang Pithecellobium dulce Bth.............................................................14
Ficus benyamina..........................................................................................15
Akar aerial pada Ficus benyamina........................................................16
Buah dan Daun Ficus benyamina..........................................................17
Spathodea campanulata P.B......................................................................18
Bunga Spathodea campanulata P.B.........................................................19
Bauhinia sp...................................................................................................21
Daun dan Bunga Bauhinia sp.................................................................22
Lagerstroemia spp......................................................................................24
Bunga Lagerstroemia sp...........................................................................25
Buah Lagerstroemia sp..............................................................................26
Cassia siamea Lamk...................................................................................27
Bunga, Daun dan Polong Cassia sp.....................................................29
Casuarina equisetifolia L........................................................................... 30
Batang dan Daun Casuarina equisetifolia L........................................31

xiii
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

Michelia champaca L..................................................................................33


Bunga dan Daun Michelia champaca L................................................34
Buah Michelia champaca L.......................................................................34
Erythrina sp.................................................................................................36
Daun Erythrina variegata L.....................................................................37
Bunga Erythrina crista-galli....................................................................38
Erythrina crista-galli..................................................................................38
Delonix regia Raf........................................................................................40
Bunga Delonix regia Raf..........................................................................41
Daun dan buah Delonix regia Raf.........................................................41
Glyricidia sepium........................................................................................43
Daun Glyricidia sepium; berbentuk majemuk menyirip
gasal..............................................................................................................44
Polyalthia speciosa; dengan batang dan daun tegak........................45
Polyalthia longifolia; dengan batang dan daun rebah.....................46
Daun Polyalthia sp.....................................................................................47
Tectona grandis D.f....................................................................................48
Batang dan Daun Tectona grandis D.f.................................................49
Buah Tectona grandis D.f.........................................................................50
Plumeria sp..................................................................................................51
Plumeria rubra.............................................................................................52
Ficus elastica Roxb.....................................................................................54
Daun Ficus elastica Roxb.........................................................................55
Lannea coromandelica Merr......................................................................56
Daun Lannea sp; majemuk menyirip gasal....................................... 57
Canangium odoratum Baill.......................................................................58
Bunga dan Daun Canangium odoratum Baill.....................................59
Bixa orellana L.............................................................................................61
Buah Bixa orellana L.................................................................................62
Terminalia catappa L..................................................................................63
Buah Terminalia catappa L.......................................................................64
Filicium decipiens Thw............................................................................. 65
Daun Filicium decipiens Thw..................................................................66
Muntingia calabura L................................................................................67

xiv
RINDANG DWIYANI

Daun Muntingia calabura L....................................................................68


Cordia sebestena..........................................................................................69
Bunga Cordia sebestena.............................................................................70
Leucaena glauca Bth...................................................................................71
Bunga bongkol pada L. glauca Bth......................................................72
Buah polong L. glauca Bth......................................................................72
Swietenia mahagoni................................................................................73
Daun S. mahagoni tulang daun membagi daun secara tak
simetris........................................................................................................74
Buah S. mahagoni.......................................................................................74
Manilkara kauki Dub..................................................................................75
Buah Manilkara kauki Dub......................................................................76
Mimusops elengi L......................................................................................77
Buah dan Daun Mimusops elengi L......................................................78
Hibiscus tiliaceus L.....................................................................................79
Bunga Hibiscus tiliaceus L.......................................................................80

xv
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

xvi
RINDANG DWIYANI

BAB I.
PENDAHULUAN

Tanaman pelindung adalah Tanaman yang ditanam


dengan tujuan untuk melindungi orang atau benda yang ada di
bawah atau di sekitarnya dari terik matahari dan curahan air
hujan. Definisi ini didasarkan pada kegunaan tanaman jika
dilihat dari perencanaan tanaman dalam arsitektur landsekap.
Artinya, tanaman yang kita pilih untuk ditanam tersebut
apakah akan digunakan untuk pagar (kita sebut tanaman
pagar); untuk penutup tanah (kita sebut tanaman penutup
tanah); untuk melindungi dari sengatan terik matahari dan
hujan (kita sebut tanaman pelindung). Klasifikasi tanaman
dengan cara ini disebut Klasifikasi Fisik.
Sesuai dengan fungsinya, tanaman pelindung umumnya
berbentuk pohon dengan tajuk yang relatif rindang. Umumnya
tanaman pelindung ditanam di pinggir jalan, di halaman parkir,
di taman-taman, di halaman kantor maupun di halaman rumah.
Untuk tanaman pelindung yang ditanam di pinggir jalan,
memiliki beberapa persyaratan, diantaranya adalah:
- Buahnya tidak boleh terlalu besar
- Jatuhnya daun tidak boleh terlalu banyak
- Rantingnya tidak mudah patah oleh angin
- Tumbuhnya perakaran tidak boleh cepat
- Pohon tidak boleh sangat teduh
- Akar relatif kuat (dapat tahan) terhadap efek
perusakan oleh lalu lintas jalan
- Tahan terhadap Hama Penyakit

1
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

Beberapa genus tanaman pelindung yang dapat


memenuhi persyaratan tersebut , diantaranya adalah (berikut
contohnya): Delonix (contoh : Flamboyan), Spathodea (Bunga
Kecrutan), Lagerstroemia (Bungur), Casuarina (Cemara laut),
Cassia (Trengguli, Johar), Tamarindus (Asam), Tectona (Jati),
Swietenia (Mahoni) dan Lannea (Kayu santan).
Sedangkan untuk tanaman pelindung dalam taman atau
halaman umumnya dipilih tanaman yang memiliki bentuk
kanopi yang indah dan atau memiliki kharakteristik yang khas
seperti musim bunga yang indah, musim daun yang berwarna,
dan keistimewaan lainnya. Hal ini disebabkan, selain pohon
tersebut sebagai tanaman pelindung, juga berfungsi sebagai
penghias taman. Beberapa genus tanaman pelindung yang
memiliki bentuk kanopi yang yang indah adalah Ficus elastica
(Karet hias), Samanea (Ki Hujan), dan Muntingia (Kersen).
Namun ada beberapa lagi yang sering dijumpai dalam taman
adalah Erythropsis, Parmentiera, Kigelia, Casuarina, Cassia,
Amherstia dan Mimusops.
Genus tanaman tersebut di atas kesemuanya tergolong
dalam divisi Spermathophyta atau Tumbuhan Berbiji.
Tumbuhan berbiji terdiri dari tumbuhan berbiji tertutup
(Angiospermae) dan tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae). Hampir semua tanaman pelindung yang kita
jumpai di sekeliling kita umumnya tergolong Angiospermae.
Kebanyakan tanaman pelindung termasuk kelas Dikotil, dengan
ciri khas batang yang bercabang-cabang.
Tiga puluh spesies tanaman pelindung yang tergolong ke
dalam sembilan belas famili dibahas dalam buku ini yaitu famili
Mimosaceae : Akasia (Acacia spp.), Asam Keranji (Pithecellobium
dulce), Lamtoro (Leucaena glauca Bth.); famili Papilionaceae :
Angsana(Pterocarpus indicus L.), Bunga Kupu-kupu (Bauhinia
sp.), Gamal (Glyricidia sepium); famili Caesalpiniaceae: Asam
(Tamarindus indicus L.), Cassia (Cassia spp.), Flamboyan (Delonix
regia Raf.); famili Moraceae : Beringin (Ficus Benyamina.),

2
RINDANG DWIYANI

Karet Hias (Ficus elastica Roxb.); famili Bignoniaceae : Bunga


Kecrutan (Spathodea campanulata P.B.); famili Lythraceae: Bungur
(Lagerstroemia spp.); famili Casuarinaceae: Cemara (Casuarina
equisetifolia L.); famili Magnoliaceae: Cempaka (Michelia champaca
L.); famili Annonaceae : Glodogan (Polyalthia sp.), Kenanga /
Sandat (Canangium odoratum Baill.); famili Verbenaceae: Jati
(Tectona grandis D.f.); famili Apocynaceae: Kamboja (Plumeria sp.);
famili Bixaceae : Kesumba (Bixa orellana L.); famili Combretaceae:
Ketapang (Terminalia catappa L.); famili Sapindaceae: Kere Payung
(Filicium decipiens Thw.); famili Muntingiaceae: Kersen (Muntingia
calabura L.); famili Boraginaceae: Kordia (Cordia sebestena.); famili
Meliaceae: Mahoni (Swietenia mahagoni.); famili Sapotaceae:
Sawo Kecik (Manilkara kauki Dub.), Tanjung (Mimusops elengi L.);
famili Malvaceae: Waru (Hibiscus tiliaceus L.).
Tanaman buah-buahan seperti Mangifera indica L.
(mangga) dan Achras zapota L. (sawo manila) tidak termasuk
dalam bahasan buku ini meskipun keberadaannya memberikan
peneduhan bagi lingkungan di sekitarnya, karena diasumsikan
bahwa tujuan utama dari penanamannya bukan untuk tanaman
pelindung, melainkan untuk dikonsumsi buahnya.

3
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

BAB II.
JENIS-JENIS TANAMAN PELINDUNG
DI SEKITAR KITA

1.
Akasia
(Acacia spp.)

Tanaman Akasia (Acacia spp.) tergolong ke dalam genus


Acacia. Genus Acacia termasuk famili Mimosaceae. Genus ini
terdiri dari kurang lebih 1200 spesies berupa pohon dan perdu,
700 diantaranya asli Australia. Selain sebagai tanaman
pelindung, daun tanaman dari genus Acacia ini dapat dipakai
sebagai makanan ternak, polongnya dimakan orang di Amerika
selatan, sementara di Australia ada yang mengkonsumsi bijinya.
Spesies dari genus Acacia yakni A. mangium dan A. auriculiformis
potensial digunakan sebagai tanaman penghijauan hutan di
beberapa negara. Sementara A. auriculiformis ditanam secara
luas di daerah tropis (termasuk Indonesia) sebagai tanaman
ornamental.

4
RINDANG DWIYANI

Tanaman Akasia membutuhkan cahaya matahari penuh


dan tanah dengan drainase baik untuk tumbuh optimal.
Umumnya, Akasia dapat tumbuh di hampir semua jenis tanah,
termasuk tanah alkalin dan tergolong tanaman yang toleran
(dengan klasifikasi moderat) terhadap garam. Beberapa spesies
pertumbuhannya sangat cepat, namun berumur pendek, yakni
sekitar sepuluh sampai lima belas tahun. Umumnya Akasia
mempunyai biji yang keras dan dapat bertahan hidup (viable)
sampai 30 tahun . Biji-biji ini memerlukan perlakuan panas (api)
atau perendaman untuk pemecahan dormansinya.
Tanaman pelindung dari genus Acasia yang sering kita
jumpai di Indonesia adalah Acacia auriculiformis (dalam bahasa
Inggris dikenal dengan ‘Ear pod wattle’) yang merupakan
tanaman asli Australia bagian utara dan New Guinea. Tanaman
ini memiliki kanopi yang lebar dan dapat mencapai ketinggian 9
meter atau lebih. Spesies A. auriculiformis dikenal toleran
terhadap kekeringan. Tidak ada hama atau penyakit
mengkhawatirkan yang menyerang spesies ini, namun penyakit
Anthracnose dapat menginfeksi.
Tanaman dewasa A. auriculiformis memiliki daun berbentuk
bulan sabit, yang sebenarnya merupakan modifikasi dari tangkai

Bunga berbentuk bulir (spica) dari A. Buah polong dari A. auliculiformis


auliculiformis (Dokumentasi pribadi) (Dokumentasi pribadi)

Contoh spesies lainnya dari genus Acasia adalah A .


podayriifolia, A . juniperina , A . armala dan A . farnesiana.

5
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

daun. Tanaman muda (bibit) memiliki bentuk daun majemuk


menyirip. Seiring bertambahnya usia tanaman, helai anak-anak
daun gugur dan ibu tangkai daunnya berubah pipih menyerupai
bulan sabit, yang disebut phylodium. Phylodium berfungsi untuk
berfotosintesis. Tanaman ini memiliki bunga majemuk bentuk bulir
(spica) panjangnya sekitar 8cm. Bunganya berwarna kuning
keemasan, menghasilkan sangat banyak tepungsari. Buahnya
adalah buah polong, berbentuk pipih dan terpuntir.

6
RINDANG DWIYANI

2.
Angsana
(Pterocarpus indicus Willd.)

Genus Pterocarpus terdiri dari kurang lebih 20 species yang


menyebar di daerah tropis, dan termasuk famili Papilionaceae.
Species yang kita jumpai ditanam sebagai tanaman pelindung
adalah Angsana kembang (Pterocarpus indicus Willd). P. indicus
memiliki nama berbeda di setiap negara, misalnya Narra (Phili-
pina), Sonokembang (Indonesia), Angsana (Indonesia, Malaysia
dan Singapura), Duu baan, Praduu baan (Thailand).
Pterocarpus indicus Willd adalah tanaman berbentuk
pohon, dapat mencapai tinggi 30-40 meter dengan diameter 2m.
Tanaman ini memiliki daun majemuk menyirip gasal. Anak

7
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

daunnya berbentuk bulat


telur memanjang, meruncing
dan mengkilat. Bunganya
adalah bunga kupu-kupu
yang tersusun dalam tandan
(racemus) dengan panjang
kurang lebih 7 – 11cm,
baunya harum dan mahkota
bunganya berwarna kuning
oranye. Buahnya merupakan buah
polong yang bertangkai, dengan jumlah biji
kebanyakan satu.
Selain sebagai tanaman pelindung dan tanaman hias,
kayunya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan mebel
karena kualitas kayunya baik; serta kulitnya dapat dijadikan
obat. Sejak abad ke 16, P. indicus dijadikan obat tradisional,
yakni sumber bahan baku untuk obat diuretik.

Batang Pterocarpus indicus Willd


(Dokumentasi pribadi)

8
RINDANG DWIYANI

Tanaman ini kerapkali ditanam di daerah dengan ketinggian


1-800 meter dpl. Angsana membutuhkan sinar matahari penuh dan
tanah yang yang senantiasa lembab dan berdrainase baik.
Perbanyakan dapat dilakukan melalui biji atau stek. Steknya dibuat
sepanjang kurang lebih satu meter dan sangat mudah berakar dan
tumbuh tunas. Spesies lainnya dari genus Pterocarpus yang
bermanfaat sebagai tanaman pelindung adalah P . rohrii.
Kelemahan dari angsana sebagai tanaman pelindung
adalah cabang (rantingnya) mudah patah jika terkena angin
yang agak kencang. Angsana juga mudah dinfeksi oleh penyakit
yang disebabkan oleh sejenis jamur. Penyakit tersebut dikenal
dengan ‘angsana wilt’ dan sudah menyerang dan mematikan
banyak tanaman angsana di Singapura, Philipina dan Indonesia.
Terlepas dari kelemahannya, angsana tetap menjadi tanaman
pelindung favorit untuk ditanam di jalan-jalan besar di
Indonesia, Singapura dan Philipina. Bahkan di Philipina,
tanaman angsana dijadikan pohon nasional Philipina.

Buah Pterocarpus indicus Willd


(Dokumentasi pribadi)

9
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

3.
Asam
(Tamarindus indica L.)

Genus Tamarindus terdiri dari hanya satu spesies yaitu


Tamarindus indica L., termasuk famili Caesalpiniaceae. Tanaman
ini berasal dari Afrika timur, namun sekarang banyak terdapat
pada dataran rendah di daerah tropis Asia tenggara. T. indica L.
berupa pohon dengan ketinggian 15 – 30 meter, dengan kanopi
lebar menyebar dan daun-daun yang lebat. Lebar kanopi ini
bisa mencapai diameter 12 meter.
Tanaman asam memiliki dahan/ranting yang kuat dan tahan
angin, sehingga sangat ideal digunakan sebagai tanaman
pelindung. Selain sebagai tanaman pelindung, asam juga ditanam

10
RINDANG DWIYANI

untuk buahnya. Di negara-negara Timur Tengah diolah menjadi


minuman penyegar seperti sirop, sedangkan di negara-negara
Asia dipakai untuk bumbu dapur dan manisan. Kayu pohon
asam dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan
kerajinana tangan, dan ranting-rantingnya dapat dipakai
membuat arang dengan kualitas yang baik. Hasil penelitian
Escalona-Arranz et al. (2010) menemukan bahwa minyak murni
yang diambil dari ekstrak daun T. indica memiliki aktivitas
antimikroba, sedangkan senyawa phenol dari ekstrak daunnya
terbukti dapat membunuh Bacillus subtilis.

Bunga (kiri) dan Buah (kanan) dari T. indica L.


(Dokumentasi pribadi)

Daun T. indica adalah daun majemuk menyirip ganda,


panjangnya 5-13cm. Anak daunnya berjumlah 10-15 pasang dan
berhadapan. Bunganya berwarna kuning, berbentuk tandan
(racemus) panjangnya 2 – 16 cm, dan tumbuh bergerombol
diantara daun-daun. Buahnya adalah buah polong yang
bertangkai, panjangnya mencapai 20cm, berwarna coklat tua
dan berkulit rapuh jika telah masak. Setiap buah mengandung
1-12 biji, berwarna coklat atau hitam dan mengkilat.
Tanaman asam membutuhkan sinar cahaya penuh, namun
tidak ada persyaratan khusus untuk tanah. Tanaman ini tahan
terhadap kondisi kekeringan. Tanaman asam tidak toleran
terhadap tanah bergaram, sehingga disarankan untuk tidak

11
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

ditanam di daerah pantai. Perbanyakan tanaman dilakukan


melalui biji yang dengan mudah dapat berkecambah atau
dengan stek (stek tunas apikal atau internodenya). Jika kualitas
buah menjadi tujuan penanaman, maka perbanyakan dilakukan
dengan cangkok (air layerage) atau grafting.

Batang T. indica L. (Dokumentasi pribadi)

12
RINDANG DWIYANI

4.
Asam Keranji
(Pithecellobium dulce Bth.)

Tanaman asam keranji juga dikenal dengan asam cina,


termasuk genus Pithecellobium, satu genus dengan jengkol,
termasuk famili Mimosaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika
tropis, berbentuk pohon yang bisa mencapai 10 – 15 meter.
Asam keranji seringkali disebut ’Manila tamarind’, namun nama
ini sepertinya salah kaprah, karena asam keranji hubungan
kekerabatannya jauh dengan Tamarindus indica (tidak satu
famili) dan juga bukan tanaman asli Manila.
Asam keranji (Pithecellobium dulce Bth) banyak dijumpai
tumbuh secara liar, ini menunjukkan bijinya mudah berkecam-

13
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

bah. Biasanya dibawa oleh burung yang makan daging


buahnya. Tanaman ini seringkali menjadi tempat berkembang
dan tum-buhnya ulat dari beberapa jenis moth (kupu) seperti
Melanis pixe dan Eurema blanda.
Daunnya adalah daun majemuk menyirip dengan anak-
anak daun yang berbentuk ellips atau bulat telur terbalik.
Bunganya berwarna putih kehijauan, harum dan merupakan
bunga majemuk bentuk bongkol. Bunga bongkol ini merupakan
ciri khas famili Mimosaceae. Buahnya adalah buah polong,
berbentuk bulat silindris namun kerapkali bengkok atau
menggulung, dengan jumlah biji berkisar 1 – 10. Bijinya
mengkilat, berwarna hitam dengan selubung warna putih.
Asam keranji tergolong tanaman yang tahan kekeringan,
dapat survive pada daerah kering dari 0-300m dpl. Tanaman ini
diperbanyak lewat biji atau stek.

Batang Pithecellobium dulce Bth


(Dokumentasi pribadi)

14
RINDANG DWIYANI

5.
Beringin
(Ficus Benyamina.)

Genus Ficus tergolong famili Moraceae, terdiri dari 800


spesies, berupa pohon, semak atau tanaman memanjat yang
tersebar di daerah tropis dan sub-tropis di seluruh dunia. Salah
satu spesies yang berupa pohon adalah Ficus benyamina atau
beringin. Spesies ini berasal dari Asia selatan dan Asia tenggara
serta Australia.
Tanaman beringin di Indonesia dianggap keramat. Jaman
kerajaan dahulu di Indonesia, khususnya di Jawa, beringin
ditanam di tengah alun-alun setiap kabupaten. Hingga kini masih
dapat terlihat peninggalan tersebut di tengah alun-alun keraton

15
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

Surakarta dan Yogyakarta.


Ficus benyamina
merupakan pohon yang dapat
mencapai ketinggian 8-40 meter,
tumbuh di daerah tropis Asia.
Tanaman ini memiliki
kanopi yang lebar menyebar dan
ditunjang oleh akar aerial yang
banyak. Akar pohon beringin
tumbuh sangat invasif, sehingga
tidak baik ditanam di pinggir
jalan karena dikhawatirkan
dapat merusak konstruksi jalan.
Selain sebagai tanaman
pelindung, beringin dapat
dikerdilkan sebagai tanaman
hias mini dalam pot (bonsai). Selain itu, akar dan daun beringin
dipercaya sebagai obat herbal untuk beberapa macam penyakit.
Hasil penelitian Raharjo dan Awatara (2013) mendapatkan
bahwa Ficus benyamina juga berperan secara signifikan dalam
konservasi air alam.
Beringin memiliki daun yang berbentuk oval, runcing di
bagian ujung dan mengkilat. Seperti halnya spesies lainnya
dalam genus Ficus, bunga beringin adalah bunga majemuk
bentuk periuk (hypanthodium). Bunga tipe ini terbentuk dari
ibu tangkai bunga yang menebal dan membentuk suatu struktur
berbentuk periuk, sehingga bunga-bunga yang seharusnya
berada pada ibu tangkai bunga terletak dalam periuk dan tidak
tampak dari luar. Bunga periuk ini pada beringin tumbuh di
ketiak daun sepanjang tahun. Bunga-bunga berada dalam bakal
buah dan tidak bisa diketahui kelamin bunganya kecuali bunga
periuk tersebut dibelah.
Kelangsungan hidup genus Ficus di alam sangat tergantung
adanya suatu serangga sebangsa tawon (dalam hal ini disebut ta-

16
RINDANG DWIYANI

won Ficus), yang mana


antara tanaman dan ta-
won ini terjadi simbiosis
yang saling mengun-
tungkan. Penyerbukan
dan pembuahan pada
Ficus dapat berlangsung
berkat adanya tawon
Ficus yang berukuran
kurang lebih 1mm. Fe-
nomena tersebut dapat
dijelaskan secara ringkas sebagai berikut: Ficus mempunyai 3
macam bunga, yakni bunga jantan, betina dan bunga steril ( di-
sebut bunga gal). Tawon Ficus betina biasanya meletakkan
telur-telurnya pada bunga gal. Namun dalam proses pencarian
bunga gal tersebut, secara tidak sengaja tawon-tawon tersebut
memin-dahkan polen dari bunga jantan ke bunga betina, maka
terjadilah penyerbukan, pembuahan dan terbentuklah buah
Ficus. Burung-burung yang mendekati pohon Ficus, tidak hanya
mencari buah Ficus yang masak, namun juga mencari tawon-
tawon Ficus yang keluar dari bunga gal dalam jumlah yang
banyak. Tawon-tawon ini berasal dari telur-telur yang
sebelumnya diletakkan tawon be-tina dalam bunga gal.
Beringin memerlukan cahaya matahari penuh, dan
toleran terhadap sedikit naungan; serta memerlukan tanah yang
kaya humus namun memiliki drainase yang baik. Perbanyakan
dapat dilakukan dengan biji, stek atau cangkok.

17
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

6.
Bunga Kecrutan
(Spathodea campanulata P.B.)

Genus ini terdiri dari hanya satu species yakni Spathodea


campanulata P.B., yang dikenal di Indonesia dengan nama lain
yakni Bunga Kecrutan ,Ki Acret atau Ki Engsrot; dan dalam bahasa
Inggris ‘African Tulip Tree’ (Pohon tulip Afrika) atau ‘Fountain
tree’ (Pohon air mancur). Nama yang terakhir ini disebabkan
karena kelopak bunganya memuncratkan air jika dipencet
(squeezed). Mungkin itu pula sebabnya tanaman ini diberi nama
Bunga Kecrutan. Tanaman ini termasuk famili Bignoniaceae,
berupa pohon dengan tinggi berkisar dari 7 sampai 24 meter,
namun umumnya rata-rata 10 meter. Pertumbuhan jenis tanaman

18
RINDANG DWIYANI

pelindung ini sangat cepat,


bisa mencapai 2 meter
setiap tahunnya.
Spathodea berasal
dari daerah Afrika tropis
(Angola, Ethiopia, Ghana,
Kenya, Sudan, Tanzania,
Uganda, Zambia), dan kini
banyak ditanam sebagai
tanaman pelindung di
taman atau jalan-jalan di
daerah tropis, terutama di
Asia. Ranting-ranting
tanaman ini mudah patah,
terutama oleh angin
kencang, sehingga tidak cocok jika ditanam dekat rumah. Selain
sebagai tanaman pelindung, pendudk Afrika menjadikan biji S.
campanulata sebagai makanan. Kayunya yang berwarna putih
kecoklatan dapat digunakan untuk membuat drum dan juga
ukiran. Biji, bunga, akar dan kayunya juga dilaporkan dapat
digunakan sebagai bahan obat herbal.
Daunnya daun majemuk menyirip gasal, dengan panjang
15 – 45 cm. Anak daunnya berbentuk bulat telur sampai bulat
telur memanjang dengan urat-urat daun yang tampak jelas..
Daun-daun mudanya berwarna hijau perunggu dan berubah
menjadi hijau tua mengkilat jika sudah dewasa. Bunganya
tersusun dalam tandan yang rapat dan tumbuhnya di ujung
cabang. Setiap kuntum bunga mekar selama beberapa hari,
akhirnya gugur dan digantikan oleh mekarnya kuntum bunga
lain dari tandan yang sama. Sebuah tandan berbunga terus
selama kurang lebih satu bulan. Ciri khas Spathodea adalah
kelopak bunganya menutup meskipun bunga sudah mekar
(istilah botani : kelopak air). Mahkota bunga warna merah
oranye berbentuk lonceng lebar; tepinya keriting. Simetri bunga

19
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

adalah zygomorfik. Bunga tanaman ini kaya akan nektar dan


banyak dikunjungi oleh burung. Buahnya adalah buah kapsul,
tegak dan tidak menggantung, panjangnya 15 – 20cm, warnanya
coklat tua, jika masak membelah dan mengeluarkan biji-bijinya.
Bentuk kanopi S. campanulata akan tumbuh tegak (’erect’)
jika ditanam dekat gedung (bangunan) tinggi atau pohon besar.
Namun kanopi akan tumbuh indah, jika diberikan banyak
ruang tumbuh. Dalam keadaan seperti ini, kanopinya akan
tampak berbentuk seperti payung dan sarat dengan bunga yang
berwarna merah menyolok. Tanaman ini dapat tumbuh hampir
di segala jenis tanah, namun dengan drainase baik. Cahaya
matahari penuh diperlukan untuk pembungaannya.
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan biji. Namun pada
varietas langka dengan mahkota bunga warna kuning,
perbanyakan dilakukan dengan stek akar, karena biji tidak
menghasilkan progeni yang sama dengan induknya.

20
RINDANG DWIYANI

7.
Bunga Kupu-kupu
(Bauhinia sp.)

Genus Bauhinia diberi nama oleh kakak beradik, John dan


Casper Bauhin (ahli botani dari Perancis), terdiri dari kurang lebih
500 spesies, meliputi bentuk pohon, semak maupun tanaman
memanjat yang tersebar di daerah tropis dan sub-tropis di seluruh
dunia. Genus ini termasuk famili Papilionaceae.
Genus ini ditandai oleh bentuk daunnya yang bercuping dua
atau daun kembar (‘twin leaves’), seolah daun tunggal (terdiri dari
2 anak daun yang melekat), membelah di bagian ujung dan
membentuk dua cuping (‘lobe’) dan bentuknya menyerupai kuku
unta. Genus Bauhinia pada umumnya, memiliki bunga dengan 5
daun mahkota yang menyerupai bunga anggrek, itulah sebabnya

21
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

dalam bahasa Inggris disebut ‘Orchid Tree’. Atau ada juga yang
menganggap bentuk bunganya ini seperti kupu-kupu, sehingga
disebut tanaman Bunga kupu-kupu. Bunga-bunga ini tersusun
dalam tandan (racemus). Karakter morfologi dari daun dan
bunga ini merupakan ciri khas dari genus Bauhinia.
Dua spesies yang banyak dijumpai sebagai pohon
pelindung di Asia adalah Bauhinia purpurea dan Bauhinia
variegata. B. purpurea berasal dari Asia bagian selatan, sedangkan
B. variegata asli dari India. Keduanya berbentuk pohon kecil
dengan ketinggian 2 – 8 meter(catatan: spesies lainnya bisa
mencapai 12 meter). Sepintas keduanya tampak sama jika
dilihat dari bentuk daunnya. Salah satu kunci untuk
membedakan keduanya adalah : B. variegata memiliki daun-
daun mahkota bunga yang cenderung saling menutupi
(overlap), sementara daun-daun mahkota bunga B. purpurea
lebih sempit dan terpisah (tidak overlap); Jumlah benangsari
bunga B. purpurea lebih sedikit dari B.variegata; Warna bunga
adalah putih, merah muda mawar, lavender atau ungu pada B.
variegata dan hanya warna ungu atau merah muda keunguan
pada B. purpurea. Tanaman Bauhinia yang bunganya warna
merah muda dengan sedikit warna lebih pekat pada mahkota
bunga bagian atas serta memiliki hanya satu benangsari adalah
Bauhinia monandra, spesies lainnya yang berasal dari India barat
dan Amerika selatan. Di Huderabat (India) banyak dijumpai
spesies Bauhinia tomentosa yang memiliki warna bunga kuning.

Daun (kiri) dan bunga (kanan) Bauhinia sp. (Dokumentasi pribadi)

22
RINDANG DWIYANI

Khusus untuk Bauhinia purpurea, selain ditanam sebagai


tanaman hias atau tanaman pelindung di taman-taman kota,
tanaman Bauhinia memiliki manfaat Pharmakologi sebagai obat
herbal. Ekstrak ethanol dari daun dan buahnya yang muda
memiliki aktivitas anti toksin dan dapat mengontrol level toksin
dalam tubuh manusia. Ekstrak bunganya juga dilaporkan
memiliki aktivitas anti-inflammatory, antinociceptive, and
antipyretic. Hasil penelitian Ananth et al. (2010), ekstak daun B.
purpurea memiliki potensi dalam penyembuhan luka. Manfaat
pharmakologi ini tentu membuka peluang bagi para peneliti di
bidang ini untuk mengeksploitasinya.
Tanaman Bunga kupu-kupu membutuhkan cahaya penuh
untuk pembungaan optimal, namun tetap dapat tumbuh dan
berbunga pada sedikit naungan. Bauhinia memerlukan tanah
subur, sedikit asam dengan drainase yang baik, namun tidak
toleran terhadap tanah bergaram. Pemangkasan diperlukan bagi
tanaman yang memiliki pertumbuhan vegetatif yang berlebihan
dan dilakukan setelah masa berbunga. Perbanyakan tanaman
dilakukan melalui biji atau stek.

23
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

8.
Bungur
(Lagerstroemia spp.)

Ditinjau dari sejarahnya, genus ’Lagerstroemia’ berasal dari


nama seorang Swedia bernama Magnus von ’Lagerström’ yang
memberikan koleksi tanamannya kepada Carolus Linnaeus, ahli
taksonomi terkenal di dunia. Genus Lagerstroemia termasuk famili
Lythraceae, terdiri dari kurang lebih 50 spesies, berbentuk pohon
dengan tinggi 10 – 45 meter. Tumbuh baik di daerah beriklim
panas, di dataran rendah sampai 800 meter dpl. Saat ini banyak
dijumpai sebagai tanaman pelindung di jalan-jalan raya di kota-
kota besar di Asia tengggara. Di Indonesia Lagerstroemia dikenal
dengan nama ’Bungur’. Bunga bungur

24
RINDANG DWIYANI

Bunga Lagerstroemia spp. (Dokumentasi pribadi)

memiliki daun mahkota yang keriting (‘crinkly’) seperti kertas


krep. Mahkota bunga ini berjumlah 5 untuk setiap bunganya.
Bunganya merupakan bunga majemuk bentuk malai (panicula),
yang tumbuh di ujung cabang atau di ketiak daun yang tinggi.
Bungur berbunga dengan baik hanya pada daerah-daerah dengan
perbedaan musim hujan dan musim kemarau yang jelas.
Tanaman bungur memiliki daun tunggal, bertangkai
pendek, bentuknya oval atau ellips memanjang. Buahnya adalah
buah kapsul yang berkayu, berbentuk bola sampai bulat
memanjang.
Tanaman membutuhkan cahaya matahari penuh dan
pertumbuhannya terganggu jika ditanam di tempat teduh. Tanah
yang kaya humus (sedikit asam) dengan drainase yang baik
diperlukan tanaman agar tumbuh dengan baik. Tanaman ini tahan
terhadap kondisi kekeringan. Pada musim kemarau tanaman
bungur menggugurkan daunnya, Bunga-bunga biasanya muncul
bersamaan dengan munculnya daun-daun baru. Perbanyakan
tanaman dilakukan melalui biji atau stek. Penyakit

25
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA
yang sering menyerang

adalah ‘powdery mildew’


(embun tepung).
Tanaman dari genus
Lagerstroemia dikenal
di dunia dengan nama
Crape myrtle. Beberapa
spesies diantaranya adalah
Lagerstroemia indica yang
dikenal dengan Common
crape myrtle, banyak ditanam di pinggir jalan kota-kota di
Indonesia. L. indica berbentuk pohon kecil yang bisa mencapai
tinggi kurang lebih 8 meter , berasal dari China dan mempunyai
bunga warna pink atau lembayung muda. Spesies lainnya
adalah L. speciosa (L. flos-reginae.) dikenal dengan Queen crape
myrtle atau Giant crape myrtle. Spesies ini berasal dari hutan
basah Birma dan Sri Langka; tingginya bisa mencapai 24 meter;
bunganya berwarna lembayung muda, pink atau putih; dan
pada batangnya terdapat bercak-bercak warna kuning yang
tidak teratur . Yang paling terkenal adalah L. fauriei yang
dikenal dengan nama Japanese crape myrtle yang berasal dari
Jepang bagian tengah dan selatan. Bunga bungur dari Jepang ini
dikenal dengan nama ‘sakura’. Dibanding L. indica, L.fauriei ini
memiliki ukuran bunga lebih kecil dan serta ukuran daun yang
lebih besar. Warna bunganya putih atau merah muda.

26
RINDANG DWIYANI

9.
Cassia
(Cassia spp.)

Genus Cassia terdiri dari 100 spesies berupa semak,


perdu, dan pohon yang menyebar di daerah tropis dan sub-
tropis, dan tergolong famili Caesalpiniaceae. Semua Cassia
menyukai sinar matahari serta tanah dengan drainase baik.
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan biji atau stek.

27
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

Beberapa spesies yang berguna sebagai tanaman pelindung


adalah :
1. Cassia fistula L.
Nama sinonim Cassia fistulosa L. ex Long & Lakela.
Tanaman ini berasal dari India juga dikenal dengan nama
Tengguli (Indonesia), Indian Laburnum, Pudding pipe tree dan
Golden shower tree (Inggris). Merupakan pohon dengan tinggi
mencapai 10 meter. Bunga warna kuning emas, baunya harum,
tersusun dalam tandan, tidak rapat, panjangnya 15-40cm dan
menggantung. Daun menyirip genap, dengan jumlah anak daun
3-8 pasang. Bentuk anak daun bulat telur memanjang, berambut
pendek dan sisi bagian bawah warna hijau kebiruan. Buahnya
adalah buah polong, menggantung, berbentuk bulat silindris,
warna hitam dan tidak membuka. Daging buahnya dapt
digunakan sebagai pencuci perut. Tanaman ini merupakan
tanaman nasional negara Thailand, dijumpai di sepanjang jalan-
jalan Raya negara tersebut. C. fistula menggugurkan daunnya di
musim kemarau, kemudian tunas muncul disertai tumbuhnya
untaian bunga yang berwarna kuning seperti emas dan
menggantung, oleh karena itu disebut golden shower. Tanaman
ini tumbuh baik di daerah-daerah dengan ketinggian dibawah
400m dpl. Tanaman ini dapat tumbuh di tempat yang
terlindung cahaya.

2. Cassia siamea Lamk


Spesies ini memiliki banyak nama sinonim seperti Senna
siamea (Lamk.) Irwin et Barneby, Cassia florida Vahl, Senna sumatrana
Roxb., Cassia sumatrana Roxb. ex Hornem., Tanaman ini berasal dari
Asia Tenggara, yakni dari Indonesia sampai Srilangka. Kadang
dengan sengaja ditanam, namun sering juga tumbuh liar. Dikenal
dengan nama lain Johar (Indonesia). C. siamea dapat tumbuh di
dataran rendah sampai dengan 1400 dpl. Tanaman ini berbentuk
pohon yang tingginya bisa mencapai 20 meter. Bunganya warna
kuning cerah, panjang daun mahkota

28
RINDANG DWIYANI

sekitar 2 cm, tersusun dalam tandan dan tidak menggantung.


Daunnya menyirip genap, anak daun bentuk oval sampai
memanjang, bagian atas daun gundul dan sedikit mengkilat,
bagian bawahnya ditumbuhi rambut halus. Buahnya buah
polong dengan jumlah biji 20-30. Hasil penelitian Parveen et al.
(2010) mendapatkan bahwa pada perbanyakan in vitro C.
siamea, regenerasi tunas tertinggi (mencapai 90% dari jumlah
eksplan ditanam) diperoleh pada media MS yang ditambah
1μM BA dan 0.5 μM NAA.

2. Cassia javanica L.
Tanaman ini asli dari Asia Tenggara. Dikenal dengan
nama lain Trengguli Wanggang (Jawa) atau Apple blossom tree
(Inggris). Berbentuk pohon dengan tinggi berkisar 3 – 20 meter.
Spesies ini ditandai dengan batang dan cabang tanaman
mudanya berduri, dan warna bunganya merah muda pucat atau
merah tua. Daun-daunnya berukuran lebih panjang dan besar
dibanding Cassia umumnya, bentuknya menyirip dengan anak
daun berbentuk bulat telur memanjang dan kedua bagian
sisinya berambut. Anak tangkai daun berwarna merah tua.
Tanaman bersifat menggugurkan daunnya. Tumbuh baik pada
dataran rendah sampai ketinggian 500 meter dpl.

Bunga, Daun dan Polong Cassia siamea.


(Dokumentasi pribadi)

29
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

10.
Cemara
(Casuarina equisetifolia L.)

Genus Casuarina terdiri dari 6 spesies, termasuk famili


Casuarinaceae, berasal dari Australia, pulau-pulau di Pasifik
selatan dan Asia tenggara. Penampilan Casuarina sangat mirip
dengan pinus, yaitu suatu konifera yang juga berasal dari
Australia. Casuarina ditanam sebagai tanaman peneduh jalan di
daerah pegunungan di Jawa barat.
Salah satu spesies anggota genus ini adalah Casuarina
equisetifolia L., yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
nama Cemara laut, dan dalam bahasa Inggris adalah ‘Horsetail
tree’. Casuarina berasal dari kata Casuaris, yang berarti

30
RINDANG DWIYANI

burung kasuari, spesies burung yang berasal dari Australia; dan


Equisetifolia artinya berdaun ekor kuda, karena kumpulan
daun-daunnya yang mirip dengan ekor kuda. C. equisetifolia
memiliki nama sinonim Casuarina litorea L. ex Fosberg & Sachet,
Casuarina littoralis Salisb., Casuarina muricata Roxb., Casuarina
sumatrana Jungh.
Casuarina equisetifolia L. bisa mencapai tinggi 12 – 18 meter.
Daunnya mirip daun pinus. Memiliki batang pendek, dengan
cabang-cabang yang panjang. Tanaman ini memiliki bunga
betina dan bunga jantan dalam satu pohon (berumah satu).
Buahnya buah kering, dengan ujung berbentuk segitiga lancip.
Casuarina equisetifolia L banyak ditanam dan tumbuh di tepi
pantai, sangat kuat terhadap angin laut dan toleran terhadap tanah
berpasir dan bergaram. Karena sifatnya ini, C. equisetifolia
digunakan sebagai
tanaman penahan erosi
daerah pantai, sehingga
di Indonesia tanaman ini
termasuk yang
dilindungi. Selain itu,
tanaman ini terkenal
sebagai bahan kayu
bakar dan dikenal
sebagai “the best
firewood in the world”.
Batang tanaman ini juga
digunakan untuk arang
dengan kualitas sangat
baik, untuk kapal boat,
konstruksi rumah dan
meubel. Tanaman muda
atau ujung pohon ini
oleh orang Kristen sering
digunakan sebagai

31
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

pohon natal. Casuarina yang banyak terdapat di pegunungan


Jawa timur dan kerapkali membentuk hutan yang luas adalah
Casuarina junghulniana Miq. (Cemara gunung) yang dibedakan
dari C . equisetifolia L. karena berumah dua.
Untuk tumbuh baik, Casuarina umumnya memerlukan
cahaya matahari langsung, dan tanah yang subur, lembab serta
berdrainase baik. Perbanyakan dilakukan umumnya lewat biji,
namun kini berkembang penggunaan stek. Biji bisa disemai
tanpa perlakuaqn, namun harus dijaga dari gangguan semut.
Biji dapat berkecambah setelah dua minggu.. Jadi bahan tanam
di lapang dapat berupa seedling (tanaman dari biji) ataupun bibit
dari setek. Bibit dari biji sebaiknya ditanam pada tanah ringan
dengan drainase baik, tidak pada tanah liat untuk mencegah
serangan hama dan penyakit.

32
RINDANG DWIYANI

11.
Cempaka
(Michelia champaca L.)

Genus Michelia terdiri kurang lebih 45 spesies, menyebar di


daerah tropis dan sub-tropis Asia, beberapa spesies ada di daerah
pegunungan Himalaya; dan termasuk famili Magnoliaceae. Nama
Michelia diberikan untuk memberikan penghargaan kepada
seorang ahli botani Perancis bernama Pietro Antonio Micheli (1679-
1737), seorang ilmuwan yang mempelajari fungi dan menemukan
spora yang merupakan alat reproduksi fungi.
Michelia champaca L adalah salah satu apesies dari genus
Michelia dan berasal dari pegunungan Himalaya. Tanaman ini
berupa pohon yang bisa mencapai tinggi 15 – 25 meter. Namun

33
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

pohon cempaka yang dibudidayakan saat ini, tingginya lebih


rendah dari yang tumbuh pada habitat asalnya, kurang lebih 10
– 12 meter.
M. champaca memiliki daun tunggal, bentuk bulat telur dan
mengkilat di permukaannya. Tanaman ini bunganya memiliki
benangsari dan bakal buah yang banyak. Bagian-bagian bunganya
tersusun menurut spiral (acyclis). Dua hal ini mencirikan bahwa
cempaka merupakan salah satu contoh peninggalan bunga primitif.
Menurut teori Evolusi bunga, bunga berevolusi dari bunga dengan
jumlah bagian-bagiannya yang tak terbatas serta tersusun menurut
spiral pada bunga primitif, menjadi bunga dengan jumlah bagian-
bagiannya yang terbatas dan tersusun melingkar (cyclis) pada
bunga yang lebih modern.

Bunga dan Daun Michelia champaca L.


(Dokumentasi pribadi

Bunga cempaka memiliki aroma harum. Minyak dari ekstrak


bunga cempaka dipergunakan untuk parfum, kosmetik dan
minyak rambut. Buahnya berbentuk bola yang sedikit memanjang,
mula-mula hijau, kemudian berubah menjadi sedikit abu-abu dan
berbintik-bintik. Selain bunganya, M. champaca juga dimanfaatkan
kayunya (yang bersifat kuat dan tahan lama) untuk bangunan dan
furniture. Kayunya juga memiliki aroma harum. Oleh umat
Hindhu dan Budha, tanaman cempaka disucikan dan sering
ditanam di sekitar rumah atau tempat persembahyangan. Selain
cempaka dengan warna bunga oranye dan kuning (M. champaca),
ada lagi spesies dengan warna bunga putih yaitu M.

34
RINDANG DWIYANI

alba. Ukuran pohonnya umumnya lebih tinggi dan besar. Pohon


cempaka tumbuh di daerah-daerah dengan
ketinggian di bawah 1200 meter dpl; tumbuh baik di tanah
dengan kandungan humus tinggi, berdrainase baik, serta pH
netral sampai sedikit asam. Tanaman ini memerlukan intensitas
cahaya penuh, namun toleran terhadap kondisi sedikit teduh.
Perbanyakan tanaman dilakukan melalui stek atau biji.

35
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

12.
Dadap
(Erythrina sp.)

Erythrina sp. (Dokumentasi pribadi)

Genus Erythrina terdiri kurang lebih 130 spesies,


berbentuk semak atau pohon yang tumbuh di daerah tropis dan
sub-tropis di seluruh dunia, dan termasuk famili Papilionaceae.
Nama Erythrina berasal dari bahasa Latin yaitu ‘Erythros’ yang
berarti ‘merah’, merujuk pada warna bunga kebanyakan
tanaman dari genus ini yakni merah menyala. Namun ada
perkecualian untuk spesies E. sandwicensis yang memiliki warna
bunga beragam yaitu oranye, kuning, salmon dan putih.
Beberapa spesies asli Amerika selatan dan Utara, lainnya
dari Australia, Afrika dan Asia timur. Erythrina sp. dikenal

36
RINDANG DWIYANI

dengan nama lain Dadap


(Indonesia, Malaysia),
Thong-lang (Thailand)
dan Coral tree (dalam
bahasa Inggris). Ada juga
yang menyebutnya ‘Tiger
Claw’ (kuku macan)
karena bentuk bunganya.
Daun Erythrina variegata L.
Dadap adalah pohon (Dokumentasi pribadi)

dengan tinggi 1 – 25 meter dan bersifat menggugurkan


daunnya. Di Asia tenggara, di daearah-daerah dengan musim
kemarau yang jelas, dadap menggugurkan daunnya dalam
suatu periode yang singkat, kemudian muncul tunas-tunas baru
yang diikuti oleh munculnya bunga-bunga yang berwrna
merah. Batang dan rantingnya kebanyakan berduri, namun
tangkai daun tidak berduri. Dadap memiliki daun trifoliate
(daun majemuk dengan tiga anak daun), anak daun berbentuk
bulat telur terbalik, segitiga atau belah ketupat dengan ujung
tumpul. Bunganya tersusun dalam tandan (racemus),
sedangkan buahnya adalah buah polong.
Dadap ditanam pada daerah pantai sampai ketinggian
1200 meter dpl. Tanaman ini membutuhkan cahaya matahari
penuh dan tanah dengan drainase baik. Perbanyakan dilakukan
melalui biji atau setek. Setek dadap biasanya dibuat sepanjang
1-2m, cepat berakar dan tumbuh tunas. Di Bali, di mana
mayoritas penduduknya beragama Hindhu, tanaman dadap
dipercaya sebagai tanaman suci, sehingga dipakai bahan untuk
membuat sanggah. Sanggah adalah tempat untuk orang
beragama Hindu melakukan persembahyangan di rumah.

Beberapa spesies dadap diantaranya adalah:

1. Erythrina crista-gali
Adalah spesies dadap yang berasal dari Amerika selatan,

37
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

juga dikenal dengan ‘Common


Coral tree’, dan ‘Cock’s comb’.
Spesies ini banyak dijumpai di
negara-negara dengan empat
musim, maupun di negara-negara
beriklim tropis. Tanaman ini
tingginya sekitar 4,5 – 9 meter,
memiliki bunga warna merah tua,
dan daun trifoliate warna hijau. E.
crista-galijugamerupakantanaman
nasional Negara Argentina dan
Uruguay.

2. Erythrina frusca
Adalah spesies yang banyak Bunga Erythrina crista-gali

dijumpai di daerah tropis; bisa


mencapai ketinggian 24 meter,
namun biasanya lebih rendah untuk
tanaman yang kita jumpai saat ini;
dengan batang yang tidak lurus
(bengkok). Mahkota bunga bagian
atas (disebut bendera) warna merah
tua, sedangkan yang disamping
(sayap) dan di bagian bawah
(disebut lunas) berwarna krem.
Buahnya adalah buah polong yang
pipih dengan panjang mencapai
kurang lebih 30cm. Erythrina crista-gali

3. Erythrina variegata L (E. indica L.)


Ditandai dengan daunnnya yang bercorak (variegata),
biasanya bercorak kuning atau putih kekuningan. E. variegata asli
daerah tropis Asia dan Afrika utara. Banyak dijumpai di negara-
negara Asia tenggara sepertri Thailand, Malaysia dan Indonesia.

38
RINDANG DWIYANI

Tinggi tanaman bisa mencapai 24 meter, namun biasanya lebih


rendah. Bunganya berwarna merah tua atau oranye (jarang
putih), tersusun dalam tandan yang pendek dan padat.

39
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

13.
Flamboyan
(Delonix regia Raf.)

Genus Delonix terdiri dari kurang lebih 10 spesies,


termasuk famili Caesalpiniaceae. Salah satu spesies yang
terkenal dan sangat baik sebagai tanaman pelindung adalah
Delonix regia Raf. (dulu Poinciana regia Boj.) yang dikenal dengan
nama lain: Flamboyan (Indonesia, Meksiko, Venezuela,
Malaysia), Cabellero (Philipina), Gul Mohur (India), Flame Tree
(Inggris) dan sering disebut sebagai ‘Royal Poinciana’ dalam
literatur. Tanaman Flamboyan asli dari Madagaskar, ditemukan
pada awal abad 19 oleh seorang ahli Botani bernama Wensel
Bojer. Kini tanaman Flamboyan ditemukan tumbuh secara luas
di daerah tropis dan subtropis di dunia.
Tanaman Flamboyan tumbuh sangat cepat, tingginya bisa
mencapai 10 – 20 meter dengan kanopi yang sangat lebar.
Daunnya adalah daun majemuk menyirip ganda. Bunganya

Delonix regia Raf . (Dokumentasi pribadi)

40
Bunga Delonix regia Raf. (Dokumentasi pribadi)

Daun dan buah Delonix regia Raf. (Dokumentasi pribadi)

RINDANG DWIYANI

memiliki 5 daun
mahkota, 4 berwarna
merah atau oranye,
sedangkan satu daun
mahkota berwarna
kuning dengan corak
merah (atau putih
dengan corak merah /
kuning). Bunga-
bunga Flamboyan
tersusun dalam tandan
(racemus). Buahnya
buah polong yang
besar, menggantung,
berbentuk pipih dan
berkayu. Akar
Flamboyan tumbuh
cepat dan sangat kuat,
sehingga dapat
merusak jalan setapak
atau pengerasan
lainnya dalam taman, jika ditanam terlalu dekat.
Pada musim kemarau yang panjang, seringkali tanaman
ini gundul, karena daun dan bunganya berguguran. Begitu
musim kemarau berakhir, tunas-tunas bermunculan bersamaan
dengan bunga yang sangat lebat.
Tanaman Flamboyan menyukai cahaya matahari penuh,
tanah yang lembab dengan drainase yang baik serta kaya bahan
organik, namun tidak menyukai jenis tanah berat seperti liat.
Flamboyan toleran terhadap kondisi kekeringan dan tanah
bergaram. Pemangkasan hanya diperlukan pada tanaman muda
untuk pembentukan batang yang tunggal. Perbanyakan tanaman
dapat dilakukan melalui biji atau stek. Biji-biji Flamboyan diberi
perlakuan sebelum ditanam untuk mempercepat perkecambahan.

41
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

Dapat direndam selama 24 jam dalam air hangat atau digunting


(diiris) ujungnya untuk mempermudah penyerapan air. Dalam
kondisi optimum, biji akan dengan cepat berkecambah dan
dalam beberapa minggu bibit bisa tumbuh mencapai 30 cm.
Perbanyakan lewat biji membutuhkan waktu kurang lebih 10
tahun untuk dapat berbunga dari sejak biji disemai.

42
RINDANG DWIYANI

14.
Gamal
(Glyricidia sepium)

Glyricidia sepium (Dokomentasi Pribadi)

GlyricidiasepiumataugamaltergolongfamiliPapilionaceae,
merupakan tanaman bentuk pohon dengan tinggi mencapai 10-
12m. Tanaman ini berasal dari Karibia, Philipina, India, Sri
Lanka dan Afrika barat.
Daun gamal adalah daun majemuk menyirip gasal.
Sedangkan bunganya berbentuk kupu-kupu sebagai cirri famili
Papilionaceae/Fabaceae. Bentuk bunga kupu-kupu memiliki
susunan yang khas untuk mahkota bunganya yakni : 1 daun
mahkota dibagian atas disebut bendera, 2 yang disamping
disebut sayap dan 2 yang di bagian bawah (berlekatan) disebut

43
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

lunas. Bunga gamal


tersusun dalam
tandan (racemus)
berwarna krem.
Bunganya sangat
banyak, bahkan bisa
mencapai 30000
individu bunga per-
pohon. Bunga ini
banyak dikunjungi
Daun Glyricidia sepium; berbentuk mejemuk menyirip gasal
(Dokomentasi Pribadi) kumbang yang
membantu penyerbukan. Buahnya adalah buah polong dengan
panjang 10-15 cm dan lebar 12-15 mm, mengandung 3-8 biji.
Polongnya bersifat dehiscent, membelah dan mengeluarkan
bijinya jika sudah masak dan mengering.
Selain sebagai tanaman pelindung dan penahan angin
(pohon gamal tahan terhadap hembusan angin kencang), gamal
juga dapat digunakan untuk memberantas alang-alang. Alang-
alang tidak dapat tumbuh di tempat di sekitar gamal ditanam.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh sifat alelopati gamal
terhadap alang-alang, namun diperlukan penelitian lebih lanjut
untuk mendukung pernyataan ini. Beberapa literatur
menyebutkan bahwa gamal juga digunakan untuk kayu bakar,
penyangga tanaman, pupuk hijau, menstabilkan tanah dan
mencegah erosi, sebagai penaung tanaman perkebunan (kopi,
coklat, panili) dan juga untuk obat tradisional dalam
penyembuhan penyakit eksim.
Gamal dapat tumbuh dari 0-1200 m dpl, di daerah
beriklim panas dengan curah hujan 900-1500mm per tahun.
Perbanyakan dilakukan melalui biji atau setek. Biji
dikumpulkan sebelum polong pecah secara alamiah. Seteknya
sangat mudah tumbuh tunas dan berakar, itu sebabnya
perbanyakan dengan cara setek lebih mudah, terutama untuk
daerah dimana tanaman sulit menghasilkan polong.

44
RINDANG DWIYANI

15.
Glodogan
(Polyalthia sp.)

Polyalthia speciosa dengan batang dan daun tegak


(Dokomentasi Pribadi)

Genus Polyalthia termasuk famili Annonaceae. Glodogan


adalah nama yang umum dipergunakan sehari-hari oleh
pedagang tanaman hias. Polyalthia berbentuk pohon, mencapai
tinggi 15 meter, merupakan tanaman daerah tropis dan banyak
dijumpai di jalan-jalan dan taman-taman di negara asia seperti
Thailand, Indonesia dan India.
Tanaman ini berdaun tunggal, bentuk ellips sampai lanset,
mengkilat dengan tepi berombak dan ujung runcing. Daun

45
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

muda berwarna kuning, kemudian berubah menjadi hijau


kekuningan. Bunganya berukuran kecil, bunga banci, simetri
bunga aktinomorfik, berwarna kuning kehijauan dengan
mahkota yang sempit dan tumbuh tersembunyi diantara daun-
daunnya. Buahnya adalah buah buni, berbentuk bulat telur dan
disukai kalelawar.
Spesies yang sering dijumpai dipinggir jalan adalah :

1. Polyalthia longifolia
Dicirikan oleh bentuk kanopi yang berbentuk seperti
kerucut atau tiang. Daun-daunnya rebah seperti korden.
Tanaman ini asli dari Sri Langka. Oleh pedagang
tanaman hias sering disebut
Glodogan tiang.

2. Polyalthia speciosa
Adalah Polyalthia yang
memiliki batang tegak, kanopi
melebar serta daun-daun yang
tidak rebah (mengarah ke atas).
Umumnya Polyalthia
menyukai tanah lembab dengan
drainase yang baik. Naungan
dibutuhkan untuk tanaman
muda. Polyalthia sangat kuat
dan mudah beradaptasi.
Perbanyakantanamandilakukan
melalui biji atau stek.
Selain sebagai tanaman
pelindung dan tanaman
ornamental, Polyalthia
memiliki potensi sebagai obat
herbal. Pada sistem pengobatan
tradisional, tanaman ini

46
RINDANG DWIYANI

memiliki khasiat sebagai antipiretik. Hasil penelitian Katkar et


al. (2010), menemukan bahwa kulit batang dan daun Polyalthia
longifolia memiliki aktivitas anti mikroba, aktivitas antiulcer,
fungsi cytotoxic dan efek hypotensive.

47
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

16.
Jati
(Tectona grandis D.f.)

Tectona grandis D.f. (Dokomentasi Pribadi)

Genus Tectona terdiri dari 3 spesies dan termasuk famili


Verbenaceae. Genus ini berasal dari daerah tropis India dan hutan
Asia tenggara. Jati (Tectona grandis D.f.) atau dalam bahasa Inggris
‘teak’ adalah salah satu spesies yang dikenal sebagai penghasil
kayu, berbentuk pohon yang mencapai tinggi hingga 40 meter. Jati
ditanam sudah cukup lama di Indonesia dan beberapa literatur
menyebutkan bahwa jati juga tanaman asli Indonesia, namun
dipercaya bahwa jati di Indonesia dibawa ke Jawa dari India
beratus-ratus tahun yang lalu. Hingga kini, jati merupakan
tanaman penghasil kayu yang secara ekonomi sangat

48
RINDANG DWIYANI
penting di Indonesia.

Dilihat dari sejarahnya,


pada awal abad 19, pohon jati
ditebang oleh orang Inggris
dan kayunya dijadikan bahan
pembuat kapal laut dan meubel.
Dan sampai sekarang di Eropa,
tanaman ini masih dibutuhkan
untuk dijadikan meubel yang
berkualitas baik. Akibat dari
pemakaian kayu jati ini, maka
Batang dan Daun Tectona grandis D.f.
pohon jati terbesar yang pernah
(Dokomentasi Pribadi) ada menjadi punah. Saat ini,
tanaman jati tingginya hanya mencapai kurang lebih 24 meter.
Di Indonesia, utamanya tanaman jati ditanam sebagai
tanaman penutup tanah, terutama di hutan-hutan, atau pada tanah
kering dan daerah yang kurang subur, sehingga kita ketahui
adanya hutan jati di Jawa tengah dan Jawa timur. Di daerah ini, jati
juga ditanam sebagai tanaman pelindung di pinggir jalan.
Seperti halnya di Eropa, di Indonesia jati juga merupakan
penghasil kayu yang relatif mahal harganya, dijadikan bahan
bangunan dan peralatan rumah tangga seperti lemari, kursi dan
meja. Selain fungsinya tersebut, daun jati juga memiliki manfaat
dalam pembuatan makanan tradisional, yaitu digunakan
sebagai pemberi warna merah pada ‘gudeg’, makanan khas
daerah Yogyakarta. Bubuk kayu jati juga dilaporkan dapat
dijadikan obat penyakit kulit (dermatitis).
Daun jati adalah daun tunggal, berukuran besar dan
bertangkai pendek. Bentuk daunnya ellips atau bulat telur dan
menyempit di bagian pangkal. Daun jati yang muda berwarna
coklat kemerahan. Bagian bawah daun dan bagian tanaman yang
muda sering ditumbuhi bulu. Bunganya adalah bunga banci
(hermaphrodit), tersusun dalam rangkaian bunga majemuk
berbentuk anak payung menggarpu, dan tumbuh di ujung

49
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

cabang. Bunganya berambut serupa tepung dan ditutupi oleh


kelenjar. Buahnya berdaging, berbentuk bulat, berambut kasar,
berbiji 2 – 4.
Meskipun tanaman jati tahan kekeringan, namun untuk
pertumbuhan yang baik, jati membutuhkan curah hujan tinggi;
cahaya dan kelembaban yang memadai; serta tanah yang dalam
dan kaya akan nutrisi. Musim berbunga pohon jati adalah pada
permulaan musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau
tanaman menggugurkan daunnya selama berbulan-bulan.
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan lewat biji ataupun stek.

Buah Tectona grandis D.f.


(Dokomentasi Pribadi)

50
RINDANG DWIYANI

17.
Kamboja
(Plumeria sp.)

Plumeria sp. (Dokomentasi Pribadi)

Genus Plumeria terdiri dari 8 spesies, termasuk famili


Apocynaceae. Nama Plumeria berasal dari nama seorang ahli
botani dari Perancis di abad 17 bernama Charles Plumier, yang
menemukan genus ini.
Kamboja juga dikenal dengan nama Frangipani. Menurut
sejarah, Frangipani adalah seorang Itali yang hidup di abad 12,
yang berhasil menciptakan suatu parfum dengan
mengkombinasikan beberapa minyak yang mudah menguap
(‘volatile oil’). Parfum tersebut diberi nama Frangipani, sesuai
nama yang menciptakannya. Beberapa abad kemudian,. ketika

51
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

Charles Plumier menemukan tanaman yang aroma bunganya


mirip parfum Frangipani, maka tanaman itu disebut Frangipani.
Tanaman kamboja berasal dari Amerika tengah, dan
merupakan tanaman pelindung yang sangat populer, terutama
karena aroma bunganya yang harum. Bunganya ini merupakan
sarana persembahyangan bagi umat Hindu dan Budha, sering
ditanam dekat pura atau pagoda, sehingga dikenal dengan
nama ‘Temple tree’ atau ‘Pagoda tree’. Namun di pulau jawa,
tanaman ini sering dijumpai di kuburan (makam), mungkin
karena stek batangnya yang mudah tumbuh hanya dengan
ditancapkan di tanah.
Tanaman kamboja berbentuk pohon, dengan tinggi 1,5
– 6 meter dan mengandung getah. Getahnya ini bersifat racun,
mengandung alkaloid dan glukosida dan sangat berbahaya jika
termakan. Daun kamboja bertangkai panjang, berbentuk lanset
dan berkelompok rapat pada ujung ranting. Bunganya tersusun
dalam suatu bunga majemuk berbentuk malai rata.

Plumeria rubra (Dokomentasi Pribadi)

Kamboja menyukai cahaya matahari dan tanah yang


kesuburannya sedang namun dengan drainase yang baik.
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan stek batang. Usia

52
RINDANG DWIYANI

tanaman kamboja di daerah tropis bisa mencapai ratusan tahun.


Tanaman ini juga dapat menggugurkan daunnya, yang biasanya
diikuti oleh munculnya tunas-tunas bunga.

Beberapa spesies kamboja yang dikenal adalah :

1. Plumeria rubra
Spesies ini ditandai dengan bentuk mahkota bunganya
yang meruncing di bagian ujung serta saling menindih
(overlap); serta ujung daunnya yang juga meruncing.
Warna bunga bervariasi dari merah muda pucat sampai
merah tua; kuning dengan corak merah atau krem dengan
semburat kuning.

2. Plumeria obtusa
Merupakan tanaman kamboja yang sudah lama ada di
Indonesia. Dicirikan oleh bentuk mahkota bunga yang membulat
dan tidak saling menindih; serta ujung daun yang juga membulat
dan berwarna hijau tua. Warna bunga putih dengan semburat
kuning di tengahnya. Harum bunganya sangat lembut. Spesies ini
bisa ditanam di daerah sub-tropis yang bebas ‘frost’ , namun harus
diberi pengairan secara konstan.

53
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

18.
Karet Hias
(Ficus elastica Roxb.)

Ficus elastica Roxb. (Dokomentasi Pribadi)

Ficus elastica berada satu genus dengan beringin, yaitu


genus Ficus dan termasuk famili Moraceae. Tanaman ini berasal
dari daerah tropis Asia, merupakan pohon yang bisa mencapai
ketinggian 8 – 40 meter.
Tanaman ini memiliki daun tunggal yang berbentuk
memanjang (elliptis) dan bertangkai panjang. Bentuk pangkal daun
tumpul , sedangkan ujungnya meruncing. Daun yang tua berwarna
hijau, kontras dengan warna daun mudanya yang berwarna merah
tembaga. Karet hias memiliki banyak akar aerial yang menjadi
penopang yang kuat ketika dewasa. Sistem akar karet hias sangat
invasif, sehingga letak penanamannya harus

54
RINDANG DWIYANI

direncanakan dengan baik agar tidak merusak fondasi jalan atau


bangunan. Seperti halnya beringin, bunganya adalah bunga
majemuk bentuk periuk atau hypanthodium (Lihat kembali
bahasan tentang bunga beringin).
Karet hias memerlukan cahaya matahari penuh sampai
sedikit naungan; serta tanah yang kaya humus dan dengan
drainase yang baik. Tumbuh pada daerah dataran rendah
sampai 500 meter dpl. Perbanyakan dilakukan dengan stek atau
‘layerage’.
Karet hias menghasilkan getah karet (lateks) yang dapat
menyebabkan iritasi jika mengenai kulit dan mata dan berakibat
fatal jika termakan. Dahulu pernah ditanam secara besar-
besaran sebagai penghasil lateks, namun kemudian terdesak
oleh penghasil lateks lainnya yakni Hevea brasiliensis.

Daun Ficus elastica Roxb.


(Dokomentasi Pribadi)

55
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

19.
Kayu Santen
(Lannea coromandelica Merr.)

Lannea coromandelica Merr.


(Dokomentasi Pribadi)

Genus Lannea termasuk famili Anacardiaceae. Lannea


coromandelica Merr. adalah tanaman berbentuk pohon, tinggi 10
– 20 meter, berasal dari India. Namanya yang lama adalah Odina
wodier Roxb. atau Lannea grandis Engl.
Selain sebagai tanaman pelindung, kerapkali ditanam
sebagai tanaman pagar. Subramanian dan Nair (1971) berhasil
mengisolasi senyawa polyphenol dari daun dan bunga L.
coromandelica yakni Quercetin-3-arabinoside dan ellagic acid.
Sedangkan dari kayu batangnya berhasil diisolasi senyawa β-
sitosterol, physcion dan physcion anthranol B. Selain itu, ekstrak

56
RINDANG DWIYANI

tanaman L. coromandelica juga dilaporkan memiliki aktivitas anti


radang (Singh dan Singh, 1994). Hasil penelitian Siddikur
Rahman et al. (2013) mendapatkan bahwa batang dan ranting L.
coromandelica memiliki potensi diolah menjadi papan (particle
board).
Tanaman ini memiliki batang yang bengkok bertonjolan,
ranting-ranting yang besar. Daunnya adalah daun majemuk
menyirip gasal. Anak daun bertangkai, memiliki ujung
meruncing. Bunganya berkelamin satu (uniseksual), berumah
dua. Malai bunga betina panjangnya 10-20 cm, tangkai bunga
sangat pendek, kelopak panjangnya kurang lebih 1mm, daun
mahkota 3 mm. Daun mahkota bunga betina ini warnanya
kuning hijau kemerahan. Bunga jantan tidak diketemukan di
Jawa. Buah tanaman ini berbentuk bulat memanjang,
panjangnya kurang lebih 1,5 cm. Tanaman ini dapat tumbuh di
tanah gersang (tanah berkapur) dan sangat mudah diperbanyak
lewat stek batangnya.

Daun Lannea sp.; majemuk menyirip gasal


(Dokomentasi Pribadi)

57
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

20.
Kenanga/Sandat
(Canangium odoratum Baill.)

Canangium odoratum Baill. (Dokomentasi Pribadi)

Genus Canangium terdiri dari dua spesies berbentuk


pohon, berasal dari daerah tropis Asia Tenggara, pulau-pulau di
Lautan Pasifik dan Australia Utara. Genus ini termasuk famili
Annonaceae, satu famili dengan sirsak (Annona muricata L.) dan
srikaya (Annona squamosa L.).
Salah satu spesies dari genus ini adalah Canangium odoratum
(Cananga odorata), yang disebut juga Kenanga (Indonesia), Ylang
ylang (Malaysia) atau Bunga Sandat (di Bali). Selain sebagai
tanaman pelindung, Kenanga juga ditanam untuk bunganya.
Minyak ilang-ilang yang diambil dari ekstrak bunga kenanga
adalah bahan pembuat parfum dan kosmetik. Industri parfum

58
RINDANG DWIYANI

dari ekstrak kenanga secara besar-besaran terdapat di Hawai.


Tanaman kenanga bisa mencapai tinggi 10 – 40 meter,
memiliki ranting-ranting yang sedikit rapuh dan menggantung.
Daun kenanga bertangkai, berbentuk bulat telur atau
memanjang, dengan ujung yang meruncing. Bunganya memiliki
6 daun mahkota yang panjang dan terpuntir, berwarna hijau
pada mulanya, kemudian berubah menjadi kuning. Bunga
kenanga sangat harum, tumbuh dalam kelompok (bentuk
payung) yang menggantung keluar dari ketiak daunnya . Buah
kenanga berbentuk bulat telur terbalik, panjangnya kurang lebih
2cm, berwarna hijau tua.

Bunga dan Daun Canangium odoratum Baill.


(Dokomentasi Pribadi)

Tanaman kenanga tumbuh baik pada daerah-daerah


dengan ketinggian 5 – 1200 meter dpl. Tanaman ini
dibudidayakan di daerah tropis dan sub-tropis panas dan dapat
tumbuh di tempat-tempat yang teduh atau terlindung. Kenanga
menyukai tanah yang lembab dan kaya akan humus.
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan melalui biji atau stek.
Dari jenis kenanga yang habitusnya berupa pohon tinggi,
dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar. Yang pertama
adalah C. odoratum forma macrophylla. Kelompok ini memiliki daun
yang besar (10 cm x 10 cm) dengan cabang-cabang yang tegak

59
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

lurus terhadap batang. Jenis kenanga ini merupakan penghasil


minyak suling kenanga, dibudidayakan di Jawa, Fuji dan Samoa.
Kelompok kedua adalah C. odoratum forma genuine atau dikenal
sebagai ‘Ylang ylang’. Kelompok ini memiliki ukuran daun yang
lebih kecil dan cabang-cabang yang tidak tegak lurus terhadap
batang atau cenderung ‘jatuh’ (menjurai ke bawah). Kelompok
kedua ini merupakan penghasil minyak kenanga yang disebut
minyak ‘Ylang ylang’ atau ilang-ilang, dibudidayakan di daerah
tropis. Untuk kedua kelompok kenanga ini (habitus berupa pohon
tinggi ) diperlukan pemangkasan pucuk (bagian atas tanaman)
untuk menjaga tanaman agar tidak terlalu tinggi. Kini ada varietas
kenanga yang berukuran kerdil (paling tinggi mencapai 2m) yaitu
C. odoratum var. fruticosa. Varietas ini memiliki bunga dengan
jumlah yang lebih banyak dengan mahkota bunga yang keriting
dan aromanya tidak seharum kenanga yang tinggi. Jenis kenanga
kerdil ini diketahui tidak pernah menghasilkan buah.

60
RINDANG DWIYANI

21.
Kesumba
(Bixa orellana L.)

Bixa orellana L. (Dokomentasi Pribadi)

Genus Bixa terdiri dari hanya satu spesies, yaitu Bixa


orellana L. dan termasuk famili Bixaceae. Tanaman ini berasal
dari Amerika tropis. Nama lain tanaman ini adalah Kesumba
(Indonesia, Malaysia), Kham-ngo (Thailand) dan ‘Lipstick tree’
(Inggris).
Bixa orellana L. adalah pohon kecil dengan tinggi 2 – 9 meter,
namun rata-rata yang kita temui tingginya sekitar 3 meter.
Seringkali kita jumpai ditanam di pinggir jalan atau taman untuk
peneduh ataupun penghias taman. Daunnya bertangkai panjang,
bentuk bulat telur, dengan pangkal berbentuk jantung dan urat-
urat daunnya terlihat jelas warna merah. Bunganya berwarna

61
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

merah muda pucat dan bertahan hanya satu hari.


Buahnya berbentuk bulat telur, panjang 2 – 4 cm dan
tertutup oleh rambut sikat warna merah tua menyala. Bentuk dan
warna buahnya ini sangat mirip dengan buah rambutan, namun
tidak dapat dimakan. Warna buahnya ini bervariasi menurut
elevasi, biasanya warna semakin merah dengan semakin tingginya
elevasi. Bijinya tertutup oleh kulit biji berdaging warna merah.
Material warna merah yang menyelimuti kulit biji tersebut
digunakan sebagai pewarna. Pewarna ini antara lain digunakan
untuk mengecat wajah suku Indian, pewarna lipstick, serta
pewarna margarine dan keju. Sehingga nama Kesumba atau
‘Lipstick tree” berasal dari manfaat kulit bijinya ini.
Tanaman ini tumbuh baik di daerah panas atau daerah
lainnya yang bebas ‘Frost’, pada ketinggian 1 – 1500 meter dpl.
Tanaman ini dapat dipelihara dalam pot agar tumbuh kerdil.
Perbanyakan umumnya dilakukan dengan stek, jika dengan biji
akan membutuhkan waktu lama untuk berbunga.

Buah Bixa Orellana L.


(Dokomentasi Pribadi)

62
RINDANG DWIYANI

22.
Ketapang
(Terminalia catappa L.)

Terminalia Catappa L (Dokomentasi Pribadi).

Genus Terminalia terdiri dari 200 spesies, dan termasuk


famili Combretaceae. Terminalia dapat dijumpai di daerah tropis
dan sub-tropis Asia, Australia dan Afrika selatan. Terminalia catappa
L. merupakan salah satu anggota dari genus ini. Nama lainnya
adalah Ketapang (Indonesia), Indian almond, Sea almond atau
Tropical almond (Inggris). Spesies yang sangat mirip dengan T.
catappa adalah T. littoralis dan T. glabrata. Untuk membedakan T.
catappa dari Terminalia spp. lain adalah daun T. catappa lebih tebal,
hijau dan mengkilat serta bentuk daunnya yang menyerupai

63
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

bentuk hati, cabang-cabangnya


lebih tebal, tangkai bunga lebih
panjang dan buah lebih besar.
Ketapang berbentuk pohon,
bisa mencapai tinggi 10 – 40
meter. Tanaman ini memiliki
percabangan yang tersusun
bertingkat-tingkat secara
horisontal dan membentuk suatu
kanopi yang indah. Kadangkala
Buah Terminalia catappa L.
(Dokomentasi Pribadi) lebar kanopi mencapai dua kali
panjangnya.
Daunnya daun tunggal, panjangnya berkisar 15 – 31 cm.
Duduk daun tersebar, namun sebagian besar berkumpul di
ujung ranting. Daun yang tua akan berubah oranye, kemudian
merah dan akhirnya gugur. Namun pohon ketapang tidak
pernah dijumpai tanpa daun. Bunga ketapang berwarna putih,
tersusun dalam bunga majemuk berbentuk bulir (spica). Di
bagian bawah bulir terletak bunga berkelamin banci atau bunga
betina, sedangkan di bagian atas bulir adalah bunga jantan atau
steril. Buah ketapang adalah buah batu, berwarna hijau waktu
muda dan merah jika telah masak. Bijinya keras dan dapat
dimakan, namun terlalu banyak memakannya dapat
menyebabkan mabuk. Bijinya ini dikelilingi oleh daging buah
yang berserat. Kulit kayu pohon ketapang banyak mengandng
tanin dan digunakan sebagai parfum oleh perempuan Sudan.
Ketapang menyukai banyak cahaya, serta tanah dengan
drainase baik. Tanaman ini tahan angin laut dan tahan kondisi
kekeringan. Selain sebagai tanaman pelindung, ketapang juga
digunakan sebagai penstabil tanah dan tanaman daerah pantai.
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan biji.

64
RINDANG DWIYANI

23.
Kere Payung
(Filicium decipiens Thw.)

Filicium decipiens Thw. (Dokomentasi Pribadi)

Genus Filicium termasuk famili Sapindaceae, satu famili


dengan buah leci dan rambuatan. Filicium decipiens atau Kere
payung (dalam bahasa Indonesia) berasal dari Sri Langka,
berbentuk pohon dengan tinggi mencapai kurang lebih 20
meter. Tumbuh baik di dataran rendah sampai pegunungan
dengan ketinggian 1100 meter dpl.
Nama Filicium atau ‘Varenboom’ (Belanda) artinya pohon
paku atau ‘Fern tree’ dalam bahasa Inggris. Hal ini terkait dengan
tanaman muda Kere payung yang mirip dengan paku-pakuan.
Daunnya adalah daun majemuk menyirip gasal, jumlah
anak daun 10-24 dan berbentuk lanset. Tangkai ibu daun

65
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

(poros) bersayap. Bunganya tersusun dalam malai yang muncul


di ketiak daun. Di daerah asalnya, Kere payung dapat berbuah,
namun di Indonesia jarang kita jumpai buahnya. Buahnya buah
batu, bentuknya bulat memanjang dengan panjang kurang lebih
1 cm.
Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan melalui biji
atau mencangkok. Selain sebagai tanaman pelindung atau
tanaman hias, F. decipiens juga bermanfaat sebagai obat herbal.
Sasikala et al. (2011) melaporkan bahwa ekstrak daun F. decipiens
dapat menghasilkan methanol yang memiliki aktivitas diuretik
(pelancar urin).

Daun Filicium decipiens Thw.


(Dokomentasi Pribadi)

66
RINDANG DWIYANI

24.
Kersen
(Muntingia calabura L.)

Muntingia calabura L (Dokomentasi Pribadi).

Muntingia calabura L. adalah pohon kecil, yang mencapai


tinggi 2 – 12 meter, berasal dari daerah Amerika tropis ,
termasuk famili Muntingiaceae. M. calabura L. merupakan
tanaman pelindung yang indah, biasa ditanam di taman-taman
atau kebun yang besar. Tanaman ini dikenal pula dengan nama
Buah Singapur dan Japanse Kers.
Ranting tanaman diselimuti oleh rambut biasa yang halus
dan oleh rambut kelenjar. Daunnya letaknya berseling pada
cabang, helaian daun tidak sama sisi, bergerigi dengan ujung
runcing. Tangkai daun pendek dan berambut rapat seperti wol.

67
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

Tanaman Kersen mulai berbunga setelah tahun pertama,


kemudian akan berbunga hampir setiap hari seumur hidupnya.
Bunganya berkelamin dua, 1-3 bunga menjadi satu di ketiak daun.
Daun mahkota bunga bertepi rata , warnanya putih, panjang 8 – 11
mm. Buahnya adalah buah buni, berwarna hijau pada awalnya dan
akhirnya merah jika masak, panjangnya kurang lebih 1cm.
Buahnya dapat dimakan segar ataupun dimasak. Buahnya
rasanya manis, sangat disukai anak-anak, sehingga seringkali
kita jumpai anak-anak memanjat pohon ini untuk mencari
buahnya. Burung dan kalelawar juga makan buah tersebut
dalam jumlah besar, dan meninggalkan kotorannya dengan
beratus-ratus biji di dalamnya.
Daunnya dapat digunakan meningkatkan cita rasa teh,
sedangkan bunga kersen dilaporkan memiliki properti
antiseptik. Kayunya sangat baik untuk kayu bakar karena
sedikit menghasilkan asap.
Tidak ada persyaratan khusus untuk tanah. Perbanyakan
tanaman dapat dilakukan melalui biji dan stek.

Daun Muntingia calabura L.


(Dokomentasi Pribadi)

68
RINDANG DWIYANI

25.
Kordia
(Cordia sebestena.)

Cordia sebestena (Dokomentasi Pribadi)

Genus Cordia terdiri dari kurang lebih 300 spesies,


tersebar di daerah tropis dan sub-tropis di seluruh dunia; dan
termasuk famili Boraginaceae. Cordia sebestena adalah salah satu
spesies anggota genus ini.
Tanaman ini berbentuk pohon kecil dan bisa mencapai tinggi
8 meter. Aslinya tanaman ini berasal dari Kepulauan Bahama,
Karibia dan Venezuela. Dikenal dengan nama lain dalam bahasa
Inggris yakni ‘Geiger tree’ dan ‘Scarlet cordia’. Saat ini, tanaman ini
banyak ditanam di Asia, utamanya sebagai tanaman

69
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

hias. Namun tanaman ini bisa mencapai tinggi 8 meter,


sehingga seringkali dijumpai ditanam sebagai peneduh di
pinggir-pinggir jalan.
Tanaman ini memiliki daun yang berbentuk oval, dan
dapat mencapai panjang 20 cm. Bunganya sangat menarik,
berwarna oranye dan tersusun dalam susunan bunga majemuk
yang berbentuk malai rata yang sangat padat. Buahnya
berwarna putih, bentuk oval, panjangnya kurang lebih 25 mm
dan dapat dimakan.
Genus Cordia umumnya memerlukan temperatur panas
yang konstan, serta tanah lembab dengan drainase baik.
Perbanyakan tanaman dilakukan melalui biji atau stek pucuk.

Bunga Cordia sebestena


(Dokomentasi Pribadi)

70
RINDANG DWIYANI

26.
Lamtoro
(Leucaena glauca Bth.)

Leucaena glauca Bth. (Dokomentasi Pribadi)

Leucaena glauca termasuk famili Mimosaceae. Famili ini


terdiri dari 40 genus, salah satunya adalah Leucaena. Tanaman
ini berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman
pelindung, tingginya 2 – 10 meter. Lamtoro juga seringkali
dijumpai tumbuh liar.
Lamtoro memiliki bunga majemuk bentuk bongkol
(capitulum) dan bertangkai panjang. Bentuk bunga bongkol
merupakan salah satu ciri famili Mimosaceae. Bunga bongkol
tampaknya seperti bunga tunggal, bentuknya bulat seperti

71
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

bola, namun sebenarnya merupakan banyak bunga. Bentuk


bunga ini terjadi dari ujung poros bunga yang membengkak,
dimana bunga-bunga kecil duduk diatasnya, sehingga secara
keseluruhan berbentuk bulat. Tanaman ini memiliki cabang dan
ranting berbentuk bulat silindris. Daunnya adalah daun
majemuk menyirip ganda dua. Buahnya merupakan buah
polong. Bijinya berisi sedikit endosperm (cadangan makanan).
Di Jawa, biji muda lamtoro dipakai orang untuk membuat
makanan yang disebut botok. Namun terlalu banyak
mengkonsumsi lamtoro dapat menyebabkan rambut rontok.
Perbanyakan tanaman dilakukan melalui stek atau biji.

Bunga bongkol pada L. glauca Bth.


(Dokomentasi Pribadi)

Buah polong L. glauca Bth.


(Dokomentasi Pribadi)

72
RINDANG DWIYANI

27.
Mahoni
(Swietenia mahagoni.)

Swietenia mahagoni (Dokomentasi Pribadi)

Swietenia mahagoni termasuk famili Meliaceae. Tanaman


ini berasal dari daerah hutan tropis Amerika tengah dan India
barat. Di India barat dikenal dengan nama Mahagoni. Tanaman
ini ditanam sebagai pohon pelindung di tepi jalan pada daerah
tropis atau sub-tropis yang terbebas dari ‘frost’ di seluruh
dunia. (frost = keadaan suhu rendah, dimana sel-sel tanaman
menjadi mati).
Mahoni merupakan pohon berkayu, mencapai tinggi
kurang lebih 21 meter dengan batang yang tumbuh lurus. Kayu

73
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

mahoni yang sudah tua berwarna


coklat kemerahan, keras, kuat,
padat dan sangat awet. Kayu
mahoni dimanfaatkan orang untuk
membuat lemari, meja, kursi serta
peralatan rumahtangga lainnya.
Selain sebagai tanaman pelindung
dan penghasil kayu, buah mahoni
juga berkhasiat obat; dan kulit
kayunya digunakan sebagai bahan
pewarna pakaian.
Daun mahoni adalah daun
majemuk menyirip gasal dengan anak-anak daun
yang halus mengkilat. Anak daunnya terbagi oleh tulang daun
menjadi dua secara tidak simetris, yang merupakan salah satu
ciri khas mahoni. Bunganya adalah bunga banci, aktinomorfik,
warnanya kuning kehijauan. Buah mahoni adalah buah kapsul
yang berkayu, berbentuk lonjong, warna coklat, berdiameter
kurang lebih 10cm. Di dalam buah terdapat biji-biji yang
bersayap, yang merupakan alat perkembangbiakan tanaman.

Mahoni memerlukan tanah yang dalam dan subur, serta


curah hujan yang tinggi. Di daerah sub-tropis, tanaman ini
menggugurkan daunnya di musim gugur. Perbanyakan
tanaman dilakukan melalui biji atau stek.

Buah S. mahagoni (Dokomentasi Pribadi)

74
RINDANG DWIYANI

28.
Sawo Kecik
(Manilkara kauki Dub.)

Manilkara kauki Dub. (Dokomentasi Pribadi)

Sawo kecik termasuk genus Manilkara, famili Sapotaceae, satu


famili dengan Sawo manila dan Tanjung. Manilkara kauki adalah
tanaman yang berbentuk pohon dan mencapai tinggi hingga 15
– 20 meter. Tanaman ini mengandung getah, yang merupakan
ciri dari famili Sapotaceae.
Tanaman Sawo kecik berdaun tunggal, berbentuk bulat telur
terbalik, dan panjangnya 5-12cm. Sisi atas daun berwarna hijau tua,
sisi bawah berwarna kelabu coklat atau coklat tembaga.

75
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

Bunganya adalah bunga tunggal, kadangkala berkelompok tiga,


dan tumbuh dari ketiak daun muda. Buahnya buah buni,
bentuk bulat telur atau ellips, panjang 3cm. Biji Sawo kecik
berwarna coklat muda, agak pipih dan mengkilat. Jumlah biji 1-
6 setiap buah.
Selain sebagai tanaman pelindung, tanaman ini merupakan
penghasil kayu yang penting, terutama di Bali digunakan untuk
kerajinan dari kayu. Sawo kecik baik ditanam di daerah pantai.
Perbanyakan dapat dilakukan melalui biji atau stek.

Buah Manilkara kauki Dub.


(Dokomentasi Pribadi)

76
RINDANG DWIYANI

29.
Tanjung
(Mimusops elengi L.)

Mimusops elengi L. (Dokomentasi Pribadi)

Tanjung (Mimusops elengi L.) termasuk famili Sapotaceae.


Tanaman ini sangat baik sebagai tanaman pelindung, karena
kanopinya yang rindang serta bunganya yang menebar aroma
harum ke sekelilingnya. Pohon Tanjung bisa mencapai tinggi
sekitar 15 meter.
Tanaman ini berdaun tunggal, berbentuk bulat memanjang
dengan tepi daun bergelombang. Bunganya bunga tunggal, sangat
harum, berkelamin hermaphrodit, berwarna putih krem, dengan
simetri bunga aktinomorfik, dan tumbuh dalam kelompok-
kelompok kecil di ketiak daun. Ekstrak bunganya yang harum juga
dimanfaatkan untuk bahan kosmetik di Indonesia. Buahnya

77
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

adalah buah buni, warnanya merah kekuningan (orange) jika


masak, bentuknya bulat memanjang dengan ukuran panjang
sekitar 2-3cm.
Seperti halnya spesies lainnya dalam famili Sapotaceae,
Tanjung juga mempunyai saluran getah pada kulit batang, daun
dan empulurnya. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan
melalui stek atau biji.

Buah dan Daun Mimusops elengi L.


(Dokomentasi Pribadi)

78
RINDANG DWIYANI

30.
Waru
(Hibiscus tiliaceus L.)

Hibiscus tiliaceus L.
(Dokomentasi Pribadi)

Genus Hibiscus terdiri dari kurang lebih 220 spesies,


kebanyakan berupa semak, namun Hibiscus tiliaceus berupa
pohon, yang tingginya 5 – 15 meter; dan termasuk famili
Malvaceae. Tanaman ini berasal dari daerah tropis di tepi pantai
lautan India dan Pasifik.
Daun waru adalah daun tunggal, berbentuk jantung hati,
tepinya bergerigi, serta bertulang daun menjari. Warna daun hijau,
namun di sisi bawah daun agak keputih-putihan. Beberapa

79
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

kultivar ada yang daunnya berwarna agak keunguan dan ada


pula yang bercorak (variegata) . Bunganya warna kuning cerah
dengan petal yang saling menindih (overlap), serta di bagian
tengahnya berwarna merah hati. Bunga ada yang berdiri
sendiri, namun ada yang tersusun dalam tandan dengan 2-5
kuntum per tandan. Buah waru berbentuk bulat telur,
panjangnya kurang lebih 3cm.
Pohon waru sangat tahan terhadap angin laut yang
kencang, sesuai habitat aslinya yakni daerah pantai. Hingga
kinipun waru banyak digunakan sebagai tanaman pelindung di
tepi pantai, mungkin itu sebabnya waru juga disebut ‘Sea
Hibiscus’ atau Hibiscus Laut.
Selain sebagai tanaman pelindung, waru juga
dimanfaatkan kayunya sebagai bahan ukir-ukiran (kerajinan
dari kayu), khususnya di Bali; dan penghasil serat yang dipakai
membuat jaring ikan.
Tanaman dari genus Hibiscus umumnya sangat mudah
tumbuh. Tanaman menyukai sinar matahari; serta tanah yang
sedikit asam dan berdrainase baik. Perbanyakan tanaman ini
dilakukan melalui biji atau stek.

Bunga Hibiscus tiliaceus L.


(Dokomentasi Pribadi)

80
RINDANG DWIYANI

BAB III.
PENUTUP

U sai membaca buku ini akhirnya kita tahu bahwa tanaman


pelindung di sekitar kita begitu banyak memiliki fungsi dan
manfaat. Tidak hanya sebagai penghasil
oksigen, melindungi manusia dari terik matahari, dari curahan
hujan serta hembusan angin kencang atau sebagai penghias taman
kota, namun ternyata juga melindungi paru-paru manusia dari
menghirup udara kotor. Seringkali kita melihat daun tanaman
pelindung di pinggir jalan yang berwarna hitam karena polusi
udara. Bayangkan jika tidak ada tanaman pelindung tersebut,
tentunya endapan hitam tersebut akan ada di paru-paru kita. Selain
itu, banyak tanaman pelindung yang ternyata juga memiliki
manfaat farmakologi atau sebagai sumber obat herbal.
Mengenai manfaat farmakologi ini perlu penelitian dan
kajian lebih lanjut. Diperlukan semangat dari insan peneliti
Perguruan Tinggi di negara kita untuk mengeksplorasi manfaat
farmakologi dari tanaman pelindung ini, seperti yang dilakukan
para peneliti dari negara lain, misalnya India. Pengetahuan lebih
detail mengenai hal ini akan bermanfaat bagi masyarakat di
tengah mahalnya harga obat kimia.
Selain tanaman pelindung yang disebutkan dalam buku
ini, masih banyak spesies tanaman pelindung yang ada di
sekitar kita, di pinggir jalan, di taman kota, atau bahkan di
halaman rumah. ”Tak kenal maka tak sayang”, kalimat ini
sangat tepat diungkapkan di sini. Kenali tanaman di sekitar kita
sehingga ada rasa cinta untuk menjaganya dan melindunginya
dari kepunahan.

81
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, N. 2013. Angsana. Singapore Infomedia. An electronic


encyclopedia on Singapore’s history, culture, people and
events. (Download 7 Mei 2013)
Ananth, K.V., Asad, M., Prem Kumar, N., Asdaq, S. M. B. and G.
S. Rao. 2010. Evaluation of Wound Healing Potential of
Bauhinia purpurea Leaf Extracts in Rats. Indian J Pharm Sci.
72(1): 122–127.
Bayer, C., Chase, M.W. and Fay, M.F. 1998. Muntingiaceae, a
New Family of Dicotyledons with Malvalean Affinities.
Taxon 47 (1) : 37-42
Bhadoriya, S.S., Ganeshpurkar, A., Narwaria,J., Rai, G. and Jain,
AP. 2011. Tamarindus indica: Extent of explored potential.
Pharmacogn Rev. 5(9): 73–81
Bio Max. 2013. Cassia siamea Lamk.. Asian Herbs. (download 5
Mei 2013)
Brown, S.H. 2013. Cordia sebestena. University of Florida.
(download 5 Mei 2013)
Brown, S.H. 2013. Spathodea campanulata. University of Florida,
IFAS Extention. (download 5 Mei 2013)
Burnie, G. 1998. Botanica. Random House Australia Pty L.t.d.,
Australia. 1008p.
De Caluwé, E. , Halamová, I. and Damme, P.V. 2010. Tamarindus
indica L. – A review of traditional uses, phytochemistry
and pharmacology. Afrika Focus 23(1): 53-83
Don, W.S. , Threes Emir dan Cherry, H. 2002. Cara Merawat dan
Menanam Kamboja. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
49hal.

82
RINDANG DWIYANI

Elevitch, C.R. and Francis, J.K. 2006. Gliricidia sepium (Gliricidia).


Species Profiles for Pacific Island Agroforestry (Download
5 Mei 2013)
Escalona-Arranz,J.C., Péres-Roses,R., Urdaneta-Laffita,I.,
Camacho-Pozo, M.I., Rodríguez-Amado, J. and Licea-
Jiménez, I. 2010. Antimicrobial activity of extracts from
Tamarindus indica L. leaves. Pharmacogn Mag. 6(23): 242–
247.

Gilman, E.F. and Watson, D.G. 1993. Ficus elastica : Rubber Tree.
Forrest Services (Download 3 Mei 2013)
Gilman, E.F. and Watson, D.G. 1993. Lagerstroemia faurei, Japanese
Crape-Myrtle. Forrest Services (Download 3 Mei 2013)
Gilman, E.F. and Watson, D.G. 2013. Acacia auriculiformis: Ear leaf
Acacia. University of Florida. (Download 8 Januari 2013)
Islam, M.T. and Tahara, S. 2000. Dihydroflavonols from Lannea
coromandelica. Phytochemistry. 54(8):901-7.
Katkar, K.V., Suthar, A.C. and Chauhan, V.S. 2010. The
chemistry, pharmacologic, and therapeutic applications of
Polyalthia longifolia. Pharmacogn Rev. 4(7): 62–68.
Maradjo, M. 1977. Tanaman Pelindung Jilid 1. PT Karya
Nusantara, Jakarta. 32hal.
National Tropical Botanical Garden. 2013. Delonix regia
(Fabaceae). (download 5 Mei 2013)
National Tropical Botanical Garden. 2013. Michelia champacca
(Magnoliaceae) (download 5 Mei 2013)

National Tropical Botanical Garden. 2013. Muntingia calabura L.


(Muntingiacea) (download 5 Mei 2013)
Nurhayati Ansori.1982. Tanaman hias dalam taman. Diktat
kuliah tanaman hias, Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
Parveen, S., Shahzad, A., Saema, S. 2010. In vitro plant
regeneration system for Cassia siamea Lamk., a leguminous
tree of economic importance. Agroforestry Systems. 80 (1):
109-116

83
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

Periplus. 1998. Tropical Flowers. Periplus Editions (HK) L.t.d.,


Asia. 64p.
_______. 1999. Tropical Plants . Periplus Editions (HK) L.t.d.,
Asia. 288p.
Perry, F. 1981. Flowers of the world. The Hamlyn Publishing
Group Limited, England. 320p

Raharjo, M. and Awatara, I.G.P.D. 2013. Economic Valuation of


Water Resources Conservation Area in Surakarta City.
Environmental Science Postgraduate, Sebelas Maret
University. (Download 7 Mei 2013)
Rahman, Z. 1984. Membuat taman. Makalah pada ‘Bogor Flora
Festival 84’. 14hal.
Sasikala, C., Sudhakar, Y., Venkatalakshmi, R., Kumar, K. M.
2011. Evaluation of diuretic activity of methanolic extract
of Filicium decipiens in rats. Journal of Pharmacy Research .
4 (11): 4104-4105.

Sedgley, M. , Harbard, J. , Smith, R.M.M. , Wickneswari, R. and


Griffin, A.R. 1992. Reproductive BiologyInterspecific
Hybridisation of Acacia mangium and Acacia auriculiformis
A. Cunn.ex Benth (Leguminosae : Mimosideae).
Aust.J.Bot. 40 : 37-48
Siddikur Rahman, K., Shaikh, A.A., Rahman, M.M., Nazmul
Alam, D.M., and Rabiul Alam, Md. 2013. The Potential for
Using Stem and Branch of Bhadi (Lannea coromandelica) as
A Lignocellulosic Raw Material for Particleboard. Int. Res.
of Bio. Sci. 2 (4) : 8-12
Simons, A.J. and Stewart, J.L. 2013. Gliricidia sepium - a
Multipurpose Forage Tree Legume (Download 3 Mei 2013) Stein, G.
2009. Introduction to the Coral Trees (Erythrina species)
(Download 5 Mei 2013)
Subramanian, S.S. and Nair, A.G.R. 1971. Polyphenols of Lannea
coromandelica. 10 (8): 1939–1940

84
RINDANG DWIYANI

Tjitrosoepomo, G. 1986. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada


Univ.Press, Yogyakarta. 266hal.
_______. 1996. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah
Mada Univ.Press, Yogyakarta. 477hal.
Van Steenis, C.G.G.J. 1987. Flora untuk Sekolah di Indonesia.
PT Pradnya Paramita, Jakarta. 495hal.
World Agroforestry Centre. 2013. AgroForestry Tree Database.
A tree species reference and selection guide. Senna siamea.
(download 5 Mei 2013)
World Agroforestry Centre. 2013. AgroForestry Tree Database.
A tree species reference and selection guide. Tamarindus
indica L. (download 5 Mei 2013)
World Agroforestry Centre. 2013. AgroForestry Tree Database.
A tree species reference and selection guide. Tectona
grandis (download 5 Mei 2013)
World Agroforestry Centre. 2013. AgroForestry Tree Database.
A tree species reference and selection guide. Casuarina
equisetifolia (download 5 Mei 2013)

85
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

KAMUS KECIL BOTANI

AKAR
Akar aerial (akar udara) ; Akar yang tumbuhnya
menggantung pada batang tanaman
dan tidak berada didalam tanah.
Contoh pada Pohon Beringin (Ficus
benyamina) dan Karet Hias (Ficus
elastica).
BUAH

Buah polong ; Buah yang terbentuk dari satu


daun buah, mempunyai satu atau
lebih ruangan (karena adanya
sekat-sekat semu), jika masak buah
pecahBuah polong nerupakan
ciri kelompok kacang-kacangan
yang meliputi famili Papilionaceae
seperti Pohon Asam (Tamarindus
indica), Caesalpiniaceae seperti
Pohon Falamboyan (Delonix segia),
dan Mimosaceae misal Pohon
Akasia (Acasia sp)
Buah Buni (Bacca) ; Buah yang dindingnya mempunyai
dua lapisan yaitu lapisan luar yang
tipis, kaku seperti kulit dan lapisan
dalam yang tebal, lunak dan berair.
Contoh Buah Sawo Kecik (Manilkara
kauki).
Buah Kapsul/Capsula/Buah
Kotak Sejati ; Buah yang terjadi dari dua daun

86
RINDANG DWIYANI

buah atau lebih dan punya ruangan


sesuai dengan banyaknya daun
buah. Jika masak, buah membuka
dan biji-bijinya keluar. Contoh
Buah Spathodea campanulata.
Buah Batu (Drupa) ; Buah yang mempunyai kulit buah
terdiri atas 3 lapisan kulit yakni kulit
luar (licin mengkilat), kulit tengah
(tebal, berdaging atau berserabut) dan
kulit dalam (tebal, keras dan berkayu)

BUNGA
Bulir (spica) ; Bentuk dari suatu bunga majemuk,
dimana individu-individu bunga
tanpa tangkai duduk pada ibu
tangkai bunga.

Individu bunga tanpa tangkai

Ibu tangkai bunga

Tandan (Racemus) ; Bentuk bunga majemuk seperti


bulir, namun individu bunga
bertangkai.

87
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

Individu bunga bertangkai

Ibu tangkai bunga

Bunga Kupu-kupu ; Suatu bentuk bunga dengan ciri


khas yakni daun mahkota bunganya
terdiri dari bendera (vexilum), sayap
(ala) dan lunas (carina).Bentuk
Bunga Kupu-kupu merupakan ciri
bagi famili Papilionaceae.

Bendera

Sayap

Lunas (biasanya bersatu)

Bunga Periuk
(hypanthodium) ; Bungamajemukyangterjadidariibu
tangkai bunga menebal berdaging
membentuk badan menyerupai periuk,
sehingga bunga-bunga yang
semestinya terletak padanya lalu
terdapat dalam periuk dan sama sekali
tak tampak dari luar. Contoh

88
RINDANG DWIYANI

Bunga Beringin (Ficus benyamina)


Bunga Bongkol
(Capitulum) ; Suatu bunga majemuk yang terjadi
dari ujung ibu tangkai bunga
yang membengkak dan individu
bunga duduk diatas bagian yang
membengkak tadi dan secara
keseluruhan berbentuk seperti bola.
Contoh Bunga Lamtoro (Leucaena
glauca)
Bunga bentuk anak
payung menggarpu ; Bunga majemuk, yang mana pada
ujung ibu tangkai terdapat satu
bunga. Dibawahnya terdapat dua
cabang yang sama panjangnya,
masing-masing mendukung satu
bunga pada ujungnnya.

89
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

Simetri Bunga ; Sifat suatu bunga jika bunga tadi


oleh sebuah bidang dapat dibagi
menjadi dua bagian sedemikan
rupa, sehingga kedua bagian itu
dapat saling menutupi.
* Zygomorfik;
* Aktinomorfik;
Jika pada bunga hanya dapat
dibuat satu bidang simetri saja.Jika
pada bunga dapat dibuat banyak
bidang simetri.
Kelamin Bunga;
- Hermaphrodit
(Bunga Banci) ; Bunga yang memiliki alat kelamin
jantan (benang sari) dan alat
kelamin betina (putik)
- Unisexualis
(Berkelamin satu/tunggal); Bunga yang memiliki hanya satu alat
kelamin, bisa bunga jantan (jika
hanya punya benang sari) atau
betina (jika hanya memiliki putik)
Bunga berumah dua ; Jika bunga jantan dan betina terletak
pada individu tanaman yang berbeda.

DAUN
Daun majemuk
menyirip genap ; Daun majemuk dimana pada ujung
ibu tangkai daun tidak terdapat satu
anak daun. Jumlah anak daun bisa
genap, jika anak-anak daun
berpasangan (a); atau ganjil, jika

90
RINDANG DWIYANI

(a) (b)

anak-anak daun tidak berpasangan


Daun majemuk
menyirip gasal ; Daun majemuk dimana terdapat
satu anak daun menutup ujung
ibu tangkai daun. Jumlah anak
daun bisa genap, jika anak-anak
daun tidak berpasangan (a); atau
ganjil/gasal, jika anak-anak daun
berpasangan (b)

(a) (b)

Daun majemuk menyirip


ganda ; Suatu daun majemuk, yang mana anak-anak
daunnya juga berupa

91
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

daun majemuk.

Daun bangun ellips/


oval/jorong ; Suatu daun dengan bagian terlebar
berada ditengah helaian daun, dan
perbandingan panjang dan lebar
(11/2 - 2) : 1
Daun bangun lauset ; Suatu daun dengan bagian terlebar
berada di tengah-tengah helaian
daun dan perbandingan panjang
dan lebar yaitu ( 3 – 5 ) : 1
DORMANSI ; Keadaan istirahat dari suatu benih

(biji), yang mana lembaga (bakal


tumbuhan) masih hidup didalam
biji tetapi tidak berkecambah
(tertunda perkecembahannya).
Dormansi dapat disebabkan oleh
faktor fisik maupun fisiologis.
GENUS/GENERA ; Nama takson sutu tumbuhan,

berada satu tingkat dibawah famili


dan satu tingkat diatas spesies.
Nama genus adalah kata pertama
dari nama spesies (yang ditulis
binomial dengan bahasa latin)

92
RINDANG DWIYANI

misal, Ficus benyamina, maka Ficus


adalah nama genusnya.

SPESIES ; Nama takson suatu tumbuhan pada


tingkatan dibawah genus; ditulis
dengan nama latin secara binomial
(dengan dua kata), biasanya diikuti
oleh singkatan nama orang yang
menemukan spesies tersebut.

93
MENGENAL TANAMAN PELINDUNG DI SEKITAR KITA

94

Anda mungkin juga menyukai