Anda di halaman 1dari 264

BOOK CHAPTER

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI


UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral
dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,
Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
i Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau
produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual
yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan
informasi aktual;
ii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
hanya untuk kepentingan penelitian ilmu
pengetahuan;
iii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali
pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan
Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang
memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak
Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku
Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga
Penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa
izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d,
huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
Agus Hendrayady
Dwi Pela Agustina
Kuswarini Sulandjari
Wa Ode Sifatu
Voettie Wisataone
Mayasari
Irawan Wibisono
Marno Wance
Wesley Liano Hutasoit
Farida M. Arif
Sri Ayu Rayhaniah
Suci Lestari Handayani
Heny Triyaningsih
Ria Wuri Andary

Editor:
Dr. Sunarno SastroAtmodjo

Penerbit

CV. MEDIA SAINS INDONESIA


Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat
www.penerbit.medsan.co.id

Anggota IKAPI
No. 370/JBA/2020
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

Agus Hendrayady
Dwi Pela Agustina
Kuswarini Sulandjari
Wa Ode Sifatu
Voettie Wisataone
Mayasari
Irawan Wibisono
Marno Wance
Wesley Liano Hutasoit
Farida M. Arif
Sri Ayu Rayhaniah
Suci Lestari Handayani
Heny Triyaningsih
Ria Wuri Andary

Editor :
Dr. Sunarno SastroAtmodjo
Tata Letak :
Mega Restiana Zendrato
Desain Cover :
Rintho R. Rerung
Ukuran :
A5 Unesco: 15,5 x 23 cm
Halaman :
vi, 252
ISBN :
978-623-362-099-4
Terbit Pada :
September 2021

Hak Cipta 2021 @ Media Sains Indonesia dan Penulis


Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang keras menerjemahkan,
memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit atau Penulis.
PENERBIT MEDIA SAINS INDONESIA
(CV. MEDIA SAINS INDONESIA)
Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat
www.penerbit.medsan.co.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
buku kolaborasi dalam bentuk book chapter dapat
dipublikasikan dan dapat sampai di hadapan pembaca.
Book cahpter ini disusun oleh sejumlah akademisi dan
praktisi sesuai dengan kepakarannya masing-masing.
Buku ini diharapkan dapat hadir memberi kontribusi
positif dalam ilmu pengetahuan khususnya terkait dengan
Ilmu Komunikasi.

Sistematika buku “Pengantar Ilmu Komunikasi” ini


mengacu pada pendekatan konsep teoritis dan contoh
penerapan. Buku ini terdiri atas 14 Bab yang dibahas
secara rinci dalam pembahasan, diantaranya: Mengenal
Komunikasi; Sejarah Komunikasi Manusia Dan Sejarah
Perkembangan Ilmu Komunikasi; Tujuan Dan Akibat
Komunikasi; Prinsip Dasar Dan Tingkatan Proses
Komunikasi; Pengertian Dan Model Dasar Komunikasi;
Fungsi Dan Pengaruh Model Komunikasi; Batasan,
Fungsi Dan Jenis Komunikasi Nonverbal; Definisi, Tujuan
Dan Efektivitas Komunikasi Pribadi; Pengertian,
Karakteristik Dan Fungsi Komunikasi Massa; Proses Dan
Dampak Komunikasi Massa; Peran Kebudayaan Dalam
Kehidupan Manusia, Serta Pengaruh Kebudayaan
Terhadap Komunikasi; Komunikasi Antar Budaya Serta
Pemakaiannya; Karateristik Saluran Komunikasi Dan
Khalayak Dalam Komunikasi Yang Efektif; serta
Karakteristik, Bentuk Dan Teknik Penyajian Pesan Dalam
Komunikasi Yang Efektif.

Kami menyadari bahwa tulisan ini jauh dari


kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan,
sejatinya kesempurnaan itu hanya milik Yang Kuasa. Oleh

i
sebab itu, kami tentu menerima masukan dan saran dari
pembaca demi penyempurnaan lebih lanjut.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah mendukung
dalam proses penyusunan dan penerbitan buku ini,
secara khusus kepada Penerbit Media Sains Indonesia
sebagai inisiator book chapter ini. Semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian.

September 2021
Editor

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................i
DAFTAR ISI .................................................................... iii
1 MENGENAL KOMUNIKASI ......................................1
Pendahuluan ..........................................................1
Definisi Komunikasi ................................................1
Karakteristik Komunikasi .......................................6
Hubungan Komunikasi dengan Kehidupan
Manusia..................................................................8
Penutup ................................................................12
2 SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH
PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI..................17
Sejarah Komunikasi Manusia ...............................17
Zaman Tanda dan Isyarat .....................................18
Zaman Bahasa Lisan ............................................19
Zaman Tulisan ......................................................20
Zaman Cetak ........................................................20
Zaman Komunikasi Massa ....................................21
Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi .............24
Tradisi dalam Perkembangan Ilmu Komunikasi ....29
Mazhab dalam Perkembangan Ilmu Komunikasi ..33
Sejarah Singkat Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi
di Indonesia ..........................................................39
3 TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI.....................45
Pengantar .............................................................45
Tujuan Komunikasi ..............................................46
Akibat Komunikasi ...............................................56

iii
4 PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES
KOMUNIKASI ........................................................65
Pengantar .............................................................65
Prinsip Dasar Komunikasi ....................................65
Tingkatan Komunikasi ..........................................76
Proses Komunikasi ...............................................82
5 PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI
.............................................................................87
Pengertian Komunikasi .........................................87
Unsur Atau Elemen Dasar Komunikasi ................89
Model Dasar Komunikasi ......................................91
6 FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI
...........................................................................103
Fungsi Umum Model dan Manfaatnya ................103
Model S-R ........................................................... 104
Model Aristoteles.................................................104
Model Lasswell ....................................................105
Model Shannon dan Weaver................................ 106
Model Scramm ....................................................107
Model Newcomb ..................................................108
Model Westley dan MacLean ............................... 109
Model Gerbner ....................................................110
Model Berlo ......................................................... 111
Model DeFleur ....................................................112
Model Tubbs .......................................................113
Model Gyukunst dan Kim ...................................114
Model Interaksional ............................................115

iv
7 BATASAN, FUNGSI DAN JENIS KOMUNIKASI
NONVERBAL .......................................................119
Batasan .............................................................. 119
Fungsi Komunikasi Non Verbal ........................... 122
Jenis-Jenis Komunikasi Non Verbal ...................124
Karakteristik Komunikasi Non Verbal .................128
8 DEFINISI, TUJUAN DAN EFEKTIVITAS
KOMUNIKASI PRIBADI .......................................133
Definisi Komunikasi Pribadi ................................ 133
Tujuan Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi .....137
Hambatan dalam Komunikasi Interpersona ........141
9 PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI
KOMUNIKASI MASSA .........................................147
Pengertian Komunikasi Massa ............................ 147
Karakteriskti Komunikasi massa ........................152
Fungsi Komunikasi Massa ..................................157
10 PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA ....165
Proses Komunikasi Massa ..................................166
Ciri Komunikasi Massa .......................................173
Dampak Komunikasi Massa ............................... 174
Dampak Sosial Komunikasi Massa .....................179
11 PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN
MANUSIA, SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN
TERHADAP KOMUNIKASI ...................................183
Pendahuluan ......................................................183
Pengertian Kebudayaan ......................................184
Peran Kebudayaan Dalam Kehidupan Manusia ..188
Pengaruh Kebudayaan Terhadap Komunikasi.....191

v
Perubahan Budaya Oleh Teknologi Komunikasi ..195
Penutup .............................................................. 197
12 KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA
PEMAKAIANNYA .................................................201
Komunikasi Antar Budaya ..................................201
Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antar
Budaya ............................................................... 203
Hambatan dan Kegagalan dalam Komunikasi Antar
Budaya ............................................................... 205
13 KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK
PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF ............................................................. 217
Pengantar ........................................................... 217
Karakteristik Komunikasi Efektif ........................220
Hambatan Komunikasi Efektif ............................ 225
Bentuk Dan Penyajian Pesan .............................. 229
14 KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN
KHALAYAK DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
...........................................................................235
Saluran Komunikasi ...........................................235
Karakteristik Saluran Komunikasi ......................239
Khalayak dan Karateristiknya ............................. 241
Prinsip Prinsip Khalayak .....................................243
Saluran Komunikasi dan Khalayak dalam
Komunikasi yang Efektif .....................................245

vi
1
MENGENAL KOMUNIKASI

Agus Hendrayady, S.Sos., M.Si.


Universitas Maritim Raja Ali Haji

Pendahuluan
Zoon Politicon atau makhluk sosial itulah hakikat
manusia, oleh karena itu sebagai manusia kita sangat
membutuhkan manusia lain dalam rangka berinteraksi
ataupun berkomunikasi. Dengan sendirinya ini
menunjukkan bahwa komunikasi sangat memegang
peran yang penting terutama dalam kehidupan manusia
sehari-hari.
Komunikasi pada dasarnya dilakukan melalui suatu
proses dan proses komunikasi biasanya selalu diawali
dengan adanya pemikiran seseorang yang ingin
menyampaikan pesan kepada orang lain. Pemikiran itu
lantas menjadi ucapan maupun isyarat ataupun kode.
Definisi Komunikasi
Cum yang berasal dari Bahasa Latin menunjukkan
komunikasi secara etimologis memiliki arti dengan atau
bersama dengan, kemudian ditambah kata units yang
memiliki arti sebuah sehingga dari kedua kata tersebut
menjadi Communio, Common dalam bahasa Inggrisnya
menjadi Commoness yang berarti Kesamaan. Ini
bermakna bahwa jika seseorang melakukan komunikasi
dengan orang lain maka mereka sedang melakukan
kesamaan (commoness) diantara mereka.

1
MENGENAL KOMUNIKASI

Hal ini bisa dilihat di Indonesia yang memiliki banyak


bahasa daerah, Si Pulan melewati sebuah pasar dan
melihat buah rambutan yang bergelimpangan sambil
berkata: “Wah…rambutannya bonyok!!!”. Bagi
kebanyakan kita orang Indonesia memahami arti kata
bonyok adalah memar (lebam-lebam), agak busuk, atau
babak belur, namun bagi Si Pulan yang ternyata orang
Melayu yang berasal dari Tarempa, suatu daerah di
Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau,
kata bonyok ternyata memiliki arti banyak. Hal ini tentu
dapat menimbulkan mis-komunikasi. Oleh karena itu
yang terpenting adalah Kesamaan atau Sama, sama
makna, apakah itu nama, arti, kata, isyarat atau kode
bahkan bentuk.
Untuk memberikan kesamaan itu maka di bab ini penulis
akan memberikan definisi komunikasi menurut para ahli.
David K. Berlo (dalam Cangara, 2002:3) memberikan
definisi komunikasi sebagai suatu instrumen interaksi
sosial yang memiliki kegunaan mengetahui dan
memprediksi sikap dan tingkah laku individu. Harold D.
Lasswell (dalam Meinanda, 1981:3), memberikan definisi
komunikasi sebagai suatu proses menyampaikan pesan
oleh seorang komunikator kepada seorang komunikan
melalui suatu media sehingga dapat menimbulkan suatu
efek. Everett M. Rogers menyatakan bahwa komunikasi
merupakan suatu proses dari ide yang dialihkan dari
suatu sumber kepada penerima apakah itu seseorang
ataupun lebih dengan tujuan dapat mengubah tingkah
laku orang tersebut. (dalam Cangara, 2002:19).
Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah suatu proses
dimana seorang individu menyampaikan perangsang (bisa
berupa lambang yang berbentuk kata-kata) untuk
mengubah perilaku individu lainnya. (dalam Santoso, dan
Mite Setiansyah, 2010:5 dan Arifin, 1982:14). Louis
Forsdale menyatakan bahwa definisi komunikasi adalah

2
MENGENAL KOMUNIKASI

proses memberikan tanda atau sinyal yang disesuaikan


dengan aturan tertentu, hingga dengan cara ini sistem
dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. (dalam
Muhammad, 2009:2).
Komunikasi menurut Dennis Murphy adalah suatu proses
yang digunakan untuk mencapai pemikiran-pemikiran
orang lain. (dalam Lestari, 2006:5). Sedangkan Rogers dan
Kincaid menyatakan bahwa komunikasi adalah proses
diantara 2 (dua) orang atau lebih membentuk atau
melaksanakan transfer informasi antara satu sama lain
yang pada akhirnya akan sampai pada keadaan saling
mengerti secara mendalam. (dalam Komala, 2009:73 dan
Cangara, 2002:19).
Effendy (1986:4) menyatakan bahwa komunikasi adalah
suatu proses menyampaikan suatu pesan dari seseorang
kepada orang lain. Secara detil pengertian komunikasi
menurut Effendy (1986:6) adalah suatu proses
menyampaikan sebuah pesan dari satu orang kepada
orang lain untuk menyampaikan atau untuk
mengharapkan terjadinya perubahan sikap atau tingkah
laku, baik secara langsung (lisan) maupun lewat media
(tidak langsung). Sedangkan Arifin (1982:14) menyatakan
bahwa komunikasi dapat didefinisikana sebagai suatu
upaya yang dilakukan bersama-sama orang lain atau
membangun kebersamaan dengan orang lain dengan
melalui suatu relasi.
Menurut Eduard Depari (dalam Widjaja, 2000:1),
komunikasi adalah suatu proses untuk menyampaikan
ide atau gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan
lewat lambang tertentu yang memiliki arti, dilakukan oleh
penyampai pesan yang ditujukan pada orang yang
menerima pesan agar mendapatkan kebersamaan.
Hardjana (dalam Lestari, 2006:4) menyatakan bahwa
komunikasi adalah penyampaian pembicaraan,
percakapan, dan pertukaran pikiran atau relasi.

3
MENGENAL KOMUNIKASI

Definisi-definisi yang telah penulis kemukakan dapat


disimpulkan bahwa komunikasi merupakan terjadinya 2
(dua) bentuk aktivitas. Aktivitas yang pertama adalah
menciptakan pesan atau menciptakan pertunjukan (to
display) dan yang kedua adalah menafsirkan pesan atau
menafsirkan pertunjukan (to interpret).
1. Menciptakan pesan atau menciptakan pertunjukan
(To Display). Ini bagaimana kita dapat membuat
sesuatu yang kita bawa dapat diperlihatkan kepada
orang lain dan kemudian dapat diperhatikan oleh
orang lain. Hal ini berarti bahwa bagaimana kita dapat
menempatkan sesuatu yang kita bawa bisa terlihat
dengan jelas dan berada pada posisi yang tepat dan
menyenangkan bagi orang lain untuk melakukan
pengamatan.
2. Menafsirkan pesan atau menafsirkan pertunjukan (To
Interpret). Redding dan Sanborn (dalam Harun,
2008:4), menyatakan bahwa didalam berkomunikasi
yang penting adalah suatu pesan yang berasal dari
proses penafsiran. Hal ini menunjukkan bahwa
didalam berkomunikasi kita perlu adalah bagaimana
kita memahami orang diperlukan adanya proses
mental karena berkait dengan perilaku orang yang
berbeda, demikian pula objek dan peristiwa yang
dialami.
Pengertian-pengertian komunikasi yang telah diuraikan
sebelumnya menunjukkan bahwa komunikasi adalah
sebuah proses penyampaian pesan yang disampaikan
oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk
mendapatkan dampak tertentu, baik itu berupa
perubahan sikap, tingkah laku maupun perbuatan
dengan harapan tidak ada gangguan yang menghambat
dan apabila hambatan terjadi maka orang yang
disampaikan pesan dapat bertanya kembali kepada orang
yang menyampaikan pesan sebelumnya. Untuk lebih

4
MENGENAL KOMUNIKASI

jelasnya proses komunikasi ini dapat digambarkan


sebagai berikut :
Gambar 1.1.
Proses Komunikasi

Sumber : diolah dari beberapa pendapat ahli.

Gambar 1.1 tersebut menunjukkan bahwa ada 6 (enam)


komponen yang ada didalam proses komunikasi, yaitu
komunikator, pesan, media, komunikan, efek, dan umpan
balik.
1. Komunikator. Dikenal juga dengan istilah Source,
Sender yang artinya adalah orang yang
menyampaikan gagasan, ide, pesan, atau isi
pernyataan kepada orang lain (komunikan).
2. Pesan (Message). Merupakan suatu pernyataan yang
didukung oleh lambang. Atau keseluruhan dari yang
disampaikan oleh komunikator. Pesan (Message)
dapat disampaikan secara lisan dan menggunakan
media, dimana pesan ini dapat berupa kata atau
tulisan, atau bentuk lainnya.
3. Media. Media, saluran atau Channel adalah suatu
jalan yang dilewati oleh sebuah pernyataan dari
seorang komunikator kepada seorang komunikan.

5
MENGENAL KOMUNIKASI

4. Komunikan atau Receiver atau recipient adalah orang


yang menerima pesan atau berita yang disampaikan.
5. Efek (Effect). Adalah dampak (impact atau influence)
adalah hasil akhir dari suatu proses komunikasi,
yaitu apakah ada atau tidak pengaruh dari pesan yang
menimbulkan perubahan sikap atau perilaku orang
lain sesuai dengan yang kita harapkan.
Karakteristik Komunikasi
Karakteristik Komunikasi menurut Harun (2008:9-13)
ada 6 yaitu Suatu Proses, Upaya yang disengaja serta
mempunyai tujuan, menuntut adanya partisipasi, bersifat
simbolis, bersifat transaksional, serta menembus faktor
waktu dan ruang. Berikut ini akan dijelaskan satu
persatu:
1. Suatu Proses, pada dasarnya komunikasi adalah
rangkaian dari peristiwa ataupun tindakan yang
terjadi berdasarkan tahapan ataupun urutan dan
berkaitan semuanya satu sama lain didalam suatu
masa dan kurun waktu tertentu. Komunikasi sebagai
suatu proses maka tidaklah bersifat “statis” namun
bersifat “dinamis”, maksudnya bahwa komunikasi
akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung
secara terus menerus.
2. Upaya yang Disengaja serta Mempunyai Tujuan,
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
sengaja, dan sadar serta sesuai dengan maksud,
tujuan atau keinginan dari pelakunya. “Sadar”, ini
menunjukkan bahwa suatu kegiatan komunikasi
yang dilakukan oleh seseorang sepenuhnya berada
dalam keadaan mental psikologis yang dapat
dikendalikan atau dapat dikontrol bukan dalam
keadaan seperti seseorang sedang “mimpi”.
“Disengaja”, ini menunjukkan bahwa komunikasi
yang dilakukan oleh seseorang memang sesuai

6
MENGENAL KOMUNIKASI

dengan kehendak dari si pelakunya. “Tujuan”, hal ini


menunjukkan pada hasil atau akibat dari hasil
komunikasi yang ingin dicapai oleh seseorang
tersebut.
3. Menuntut Adanya Partisipasi dan Kerjasama dari
Pelaku yang Terlibat. Suatu kegiatan komunikasi
akan berjalan dengan baik apabila semua pihak yang
terlibat dalam berkomunikasi, baik 2 (dua) orang
maupun lebih secara bersamaan ikut terlibat dan
secara bersamaan mempunyai perhatian yang sama
terhadap tema ataupun topik dari pesan yang ingin
dikomunikasikan.
4. Bersifat Simbolis, Komunikasi yang kita lakukan
dapat dilakukan dengan menggunakan simbol tidak
harus dengan bahasa verbal. Misalnya dengan
menggunakan emoticon yang tersedia di beberapa
aplikasi media sosial. emoticon seperti ini
menunjukkan “tertawa sampai menangis” dan masih
banyak lagi simbol-simbol lainnya.
5. Bersifat Transaksional, komunikasi merupakan
kegiatan yang dilakukan secara take and give
(memberi dan menerima), tidak bisa dilakukan hanya
satu arah saja. Dengan melakukan hal ini maka
komunikasi akan menjadi lebih efektif dan jelas
maksud dan arah tujuan pembicaraannya.
6. Menembus Faktor Waktu dan Ruang. Siapapun yang
ikut serta dalam proses berkomunikasi tidak mesti
ada pada lokasi ataupun tempat yang sama. Apalagi
dizaman serba digital sekarang ini, berbicara dengan
orang lain bisa dengan menggunakan Handphone,
menggunakan zoom meeting ataupun aplikasi
telekonferensi lainnya untuk melakukan rapat
ataupun meeting dibelahan dunia manapun kita
berada.

7
MENGENAL KOMUNIKASI

Hubungan Komunikasi dengan Kehidupan Manusia


Pentingnya komunikasi didalam kehidupan manusia
karena sebagai manusia disepanjang hidupnya selalu
berkomunikasi, hal ini dikarenakan komunikasi
merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar
terutama dalam kita berkomunikasi. Komunikasi dan
manusia memiliki hubungan yang sangat erat sekali, hal
ini dikarenakan komunikasi merupakan bagian yang
abadi (kekal) dalam kehidupan sehari-hari manusia hal
ini diibaratkan seperti manusia bernafas, tidak pernah
ada manusia yang pernah lupa untuk bernafas walaupun
hanya sesaat, bila manusia lupa bernafas bisa dipastikan
manusia tersebut akan mati. (Kleinjan dalam Cangara,
2002:1).
Di dalam bermasyarakat, komunikasi juga tidak dapat
dipisahkan, karena komunikasi dan masyarakat selalu
diibaratkan seperti 2 (dua) sisi mata uang yang tidak bisa
dipisahkan. Tanpa komunikasi tidak akan mungkin dapat
membentuk masyarakat, sebaliknya tanpa adanya
masyarakat maka kita manusia tidak mungkin akan
dapat mengembangkan komunikasi diantara mereka.
(Wilbur Schramm dalam Cangara, 2002: 1-2). Untuk lebih
jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

8
MENGENAL KOMUNIKASI

Gambar 1.2.
Hubungan Komunikasi dan Masyarakat

Tanda  ini menunjukkan bahwa apabila antara


masyarakat yang satu (Bahasa A) dan masyarakat yang
lain (Bahasa B) saling berkomunikasi justru akan
menimbulkan sebuah bahasa yang baru (Bahasa E).
Tanda ⌒ ini menunjukkan bahwa tidak ada satupun
masyarakat yang melakukan komunikasi antara bahasa
yang satu dengan bahasa yang lain, sehingga tidak akan
memunculkan sebuah bahasa yang baru yang bisa
digunakan oleh kedua belah pihak.
Gambaran tersebut sesuai dengan apa yang dinyatakan
oleh Thomas M. Scheidel (dalam Santoso dan Mite
Setiansah, 2010:3), alasan dasar manusia berkomunikasi
dalam rangka untuk menyatakan dan mendukung
identitas diri, membangun kontak sosial dengan orang-
orang yang ada disekitarnya, mempengaruhi orang untuk
merasa, berfikir, atau bertingkah laku sesuai apa yang
diinginkan, serta untuk mengendalikan lingkungan fisik

9
MENGENAL KOMUNIKASI

dan psikologis. Pernyataan Thomas M. Scheidel ini juga


hampir sama dengan Cangara (2002:1) yang menyatakan
bahwa manusia sebagai makhluk sosial selalu ingin
berhubungan dengan manusia yang lain, ingin
mengetahui situasi lingkungan disekitarnya, serta ingin
mengetahui hal-hal apa saja yang terjadi didalam dirinya
sendiri. Hal-hal inilah yang sangat memaksa kita sebagai
manusia untuk selalu melakukan komunikasi.
Ludlow dan Fergus Panton (1992:4) menyatakan ada 5
(lima) alasan manusia berkomunikasi, yaitu :
1. Komunikasi memunculkan keeefektifan yang sangat
besar.
2. Komunikasi memposisikan manusia pada tempat
yang sebenarnya.
3. Komunikasi menimbulkan keterlibatan manusia lain
didalam organisasi.
4. Komunikasi menghasilkan relasi dan pengertian yang
sangat baik.
5. Komunikasi membantu manusia untuk memahami
perlu adanya perubahan.
Teori Dasar Biologi (dalam Cangara, 2002:2) menyatakan
bahwa ada 2 (dua) kebutuhan yang sangat mendorong
manusia dalam melakukan komunikasi, pertama, dalam
rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan
yang kedua adalah untuk beradaptasi dengan
lingkungannya. Demikian pula halnya dengan pendapat
Harold D. Lasswell (dalam Cangara, 2002:2-3) yang
menyatakan bahwa ada 3 fungsi dasar penyebab kita
manusia berkomunikasi, 1. Fungsi Kontrol Lingkungan,
2. Fungsi Adaptasi Lingkungan, 3. Fungsi Transformasi
Sosialisasi.

10
MENGENAL KOMUNIKASI

1. Fungsi Kontrol Lingkungan


a. Komunikasi sebagai fungsi kontrol lingkungan
adalah bagaimana kita sebagai manusia dapat
melihat ada tidaknya peluang yang dapat kita
manfaatkan, kita pelihara dan bisa kita hindari
jika mengalami hal-hal yang dianggap dapat
mengancam alam lingkungan sekitar kita.
b. Komunikasi sebagai fungsi kontrol lingkungan
adalah bagaimana kita sebagai manusia dapat
mengetahui adanya suatu kejadian atau peristiwa
yang akan terjadi atau berlaku.
c. Komunikasi sebagai fungsi kontrol lingkungan
adalah bagaimana kita sebagai manusia dapat
melakukan pengembangan pengetahuan: kita
manusia dapat belajar dari pengalaman-
pengalaman yang ada ataupun mendapatkan
informasi dari apa yang kita terima dari
lingkungan sekitar.
2. Fungsi Adaptasi Lingkungan
a. Komunikasi sebagai fungsi adaptasi lingkungan
merupakan proses selanjutnya, dimana kita dapat
mengetahui bisa tidaknya kita manusia ini dapat
atau memiliki kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan kita.
b. Komunikasi sebagai fungsi adaptasi lingkungan
ini tidak hanya sebagai penyesuaian untuk
memberikan respon atau tanggapan terhadap
gejala-gejala alam yang terjadi seperti halnya
longsor, gempa bumi, banjir, tsunami, dan gejala
alam lainnya
c. Komunikasi sebagai fungsi adaptasi lingkungan
membuat kita memerlukan penyesuaian demi

11
MENGENAL KOMUNIKASI

keberlangsungan hidup dengan nuansa yang


harmonis
3. Fungsi Transformasi Sosialisasi
Komunikasi sebagai fungsi transformasi sosialisasi
adalah bagaimana kita manusia selalu berusaha
untuk mempertahankan eksistensi atau
keberadaannya, maka setiap orang dituntut untuk
melakukan transfer nilai, tingkah laku, dan peranan.
Contoh : Setiap orang tua akan mengajarkan kepada
anak-anaknya tentang sopan santun dan tata krama
kepada orang lain.
Dapat disimpulkan bahwa 2 (dua) orang manusia
dikatakan melakukan suatu interaksi bila setiap individu
manusia tersebut melakukan aksi dan reaksi. Dengan
demikian dapat dijelaskan bahwa yang menjadi prasyarat
utama dalam kehidupan manusia adalah komunikasi.
Karena tanpa komunikasi maka kehidupan kita manusia
akan menjadi hampa atau dapat dikatakan tidak ada
kehidupan sama sekali, karena dengan tidak adanya
komunikasi maka interaksi antar sesama manusia, baik
secara individual, ataupun berkelompok tidak akan
pernah terjadi.
Penutup
Komunikasi adalah bagian yang kekal dalam kehidupan
manusia seperti bernafas. Komunikasi secara etimologis
berasal dari bahasa Latin, Cum dan Units yang menjadi
Communio lalu menjadi Communis yang berarti sama,
sama makna, baik kata, kode, isyarat, bentuk, nama serta
arti. Pengertian komunikasi pada dasarnya banyak sekali,
baik pendapat ahli komunikasi Barat, maupun ahli
komunikasi dari Indonesia.
Keseluruhan pengertian komunikasi yang ada pada
pembahasan diawal jika disimpulkan menunjukkan

12
MENGENAL KOMUNIKASI

adanya 2 (dua) bentuk tindakan, yang pertama :


menciptakan pesan atau menciptakan pertunjukan (To
Display), yang kedua : menafsirkan pesan atau
menafsirkan pertunjukan (To Interpret). Redding dan
Sanborn (dalam Harun, 2008:4), menyatakan bahwa
didalam berkomunikasi yang penting adalah suatu pesan
yang berasal dari proses penafsiran. Untuk menciptakan
pesan dan menafsirkan pesan maka didalam proses
komunikasi memiliki 6 (enam) komponen, yaitu
komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek, serta
umpan balik.
Komunikasi juga memiliki 6 (enam) karakteristik, yaitu
suatu proses, upaya yang disengaja serta mempunyai
tujuan, menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari
pelaku yang terlibat, bersifat simbolis, bersifat
transaksional dan menembus faktor waktu dan ruang.
Menurut Harold D. Lasswell ada 3 (tiga) fungsi dasar
penyebab manusia perlu berkomunikasi, yaitu fungsi
kontrol lingkungan, fungsi adaptasi, dan fungsi
transformasi sosialisasi.
Akhirnya dapat simpulkan bahwa yang menjadi prasyarat
utama dalam kehidupan manusia adalah komunikasi.
Karena tanpa komunikasi baik dengan menggunakan
kata-kata, menggunakan kode atau isyarat maka
kehidupan kita manusia akan menjadi hampa atau dapat
pula dikatakan tidak ada kehidupan sama sekali, karena
dengan tidak adanya komunikasi maka interaksi antar
sesama manusia, baik secara individual, ataupun
berkelompok tidak akan pernah terjadi.

13
MENGENAL KOMUNIKASI

Daftar Pustaka
Arifin, Anwar (1982). Strategi Komunikasi: Sebuah
Pengantar Ringkas, Bandung, Armico.
Cangara, Hafied (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi,
Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Effendy, Onong Uchjana (1986), Dimensi Komunikasi,
Bandung, Rosdakarya.
Komala, Lukiati (2009), Ilmu Komunikasi: Perspektif,
Proses dan Konteks, Bandung, Widya Padjajaran.
Lestari, Endang dan MA Maliki (2006), Komunikasi yang
Efektif, Modul Diklat Prajabatan Golongan III, Jakarta,
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI.
Ludlow, Ron, dan Fergus Panton (1996), The Essence of
Effective Communication, Yogyakarta, Andi.
Meinanda, Teguh (1981). Pengantar Ilmu Komunikasi dan
Jurnalistik. Bandung, Armico.
Muhammad, Arni (2009), Komunikasi Organisasi, Jakarta,
PT. Bumi Aksara,
Santoso, Edi, dan Mite Setiansah (2010), Teori
Komunikasi, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Widjaja, AW (2000), Ilmu Komunikasi Pengantar Studi,
Jakarta, Rineka Cipta.

14
MENGENAL KOMUNIKASI

Profil Penulis
Agus Hendrayady, S.Sos., M.Si., lahir pada 05
Agustus 1973 di Tanjungpinang, sebuah Kota kecil
yang kini menjadi ibukota Provinsi Kepulauan
Riau. Sekolah Dasar Negeri 001 ditamatkan pada
tahun 1986, SMP Negeri 2 ditamatkan tahun 1989,
dan SMA Negeri 1 ditamatkan tahun 1992, yang
kesemuanya di Kota Tanjungpinang.
Merantau ke Pontianak Kalimantan Barat untuk kuliah di Fisip
Universitas Tanjungpura dengan jurusan Ilmu Administrasi
Negara dari tahun 1992 – 1997. (mendapatkan gelar S.Sos).
gelar Magister Sains (M.Si), didapat pada kampus yang sama
pada Program Magister Ilmu Sosial dengan Konsentrasi
Administrasi Pembangunan dari tahun 2004 – 2006.
Tahun 1999 pertama kali penulis mengajar di Stisipol Raja Haji
Tanjungpinang. Setelah Kepulauan Riau menjadi provinsi
tersendiri, dan adanya keinginan dari pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau untuk membentuk universitas, maka Stisipol
Raja Haji dilebur kedalamnya, sehingga penulis ikut bergabung
kedalam Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
Tanjungpinang. Adapun mata kuliah yang penulis ajar dan
pernah penulis ajar adalah Pengantar Ilmu Administrasi Negara,
Komunikasi Administrasi, Etika Administrasi Negara, Ekologi
Administrasi Negara, Manajemen Pelayanan Publik,
Administrasi Pembangunan, Perencanaan Pembangunan,
Analisa Administrasi, Reformasi Administrasi Publik, Asas-Asas
Manajemen, Teori Organisasi Publik, dan Manajemen Resiko,
serta Manajemen Konflik.
Buku-buku yang telah penulis hasilkan adalah Buku Etika
Administrasi Negara dan Buku Komunikasi Administrasi.
Namun karya tulis berupa tulisan-tulisan di jurnal sudah
seringkali dimuat, seperti Jurnal Ilmu Terapan Kopertis Wilayah
X, Jipp Prodi Ilmu Pemerintahan Fisip Umrah, Juan Prodi Ilmu
Administrasi Negara Fisip Umrah, Jurnal Perbatasan Fisip
Umrah, Jurnal Kemudi, dan lain-lain.
Adapun jabatan yang pernah penulis duduki adalah Sekretaris
Perpustakaan, Sekretaris Program Studi, Ketua Program Studi,
Pembantu Ketua III, Pembantu Dekan III, dan Pembantu Dekan
I, dan juga menjadi pengurus IAPA untuk wilayah Kepulauan
Riau. Saat ini menjabat sebagai Ketua Gugus Penjaminan Mutu
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Maritim
Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.
Email Penulis: agushendrayady05081973@gmail.com

15
16
2
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA
DAN SEJARAH PERKEMBANGAN
ILMU KOMUNIKASI

Dwi Pela Agustina


Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Amikom Yogyakarta

K omunikasi yang dilakukan manusia sudah ada sejak


dunia ini tercipta, karena pada dasarnya manusia
adalah makhluk sosial yang tidak bisa tidak untuk
berinteraksi dengan manusia yang lain. Interaksi tersebut
membutuhkan komunikasi. Komunikasi merupakan cara
bagi manusia untuk berinteraksi tentu saja memiliki
banyak konteks hingga menjadi sebuah bidang keilmuan
yang kini banyak digandrungi oleh calon mahasiswa.
Tulisan ini merupakan hasil rangkuman dari berbagai
sumber mengenai sejarah komunikasi dan komunikasi
dalam konteks keilmuan yang semakin hari semakin
berkembang. Sebelum membahas ilmu komunikasi dalam
konteks keilmuan, maka tulisan ini diawali dengan
sejarah komunikasi itu sendiri.
Sejarah Komunikasi Manusia
Tidak ada yang pasti kapan sejarah komunikasi dimulai,
namun jika merujuk kepada kisah manusia pertama
dalam sudut pandang Islam adalah sejak diciptakannya
nabi Adam dan kemudian dicptakanya Siti Hawa yang
kemudian mendapatkan konsekuensi dari kesalahannya

17
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

sehingga diturunkan ke Bumi. Dari Adam dan Hawa,


muncullah generasi manusia yang tersebar di muka bumi
ini. Tidak ada dokumentasi yang jelas bagaimana
komunikasi yang digunakan pada masa Adam dan Hawa.
Akan tetapi, menurut Everet M Rogers (1986) bahwa
peradaban manusia itu dimulai sejak 35.000 tahun
sebelum Masehi (SM). Masa ini disebut dengan Cro-
Magnon, bahasa sudah dimulai digunakan (dalam
Sendjaja, 2014).
Bahasa menurut KBBI yaitu sistem lambang bunyi yang
arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat
untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri. Pada 22.000 tahun SM, ilmuwan
pra sejarah menemukan artefak berupa lukisan-lukisan
dalam gua yang merupakan hasil karya manusia zaman
tersebut. Pada dasarnya, perkembangan komunikasi
dimulai dengan zaman tanda dan isyarat, zaman bahasa
lisan, zaman tulisan, cetak hingga komunikasi massa
yang berkembang pada internet yang erat disebut new
media yang saat ini kita rasakan.
Zaman Tanda dan Isyarat
Zaman tanda dan isyarat ini dapat dikatakan masa pre
modern. Pada masa ini, komunikasi yang digunakan ialah
menggunakan bahasa non verbal. Manusia satu sama lain
berinteraksi menggunakan pesan non verbal. Dalam
berkomunikasi satu sama lain, masa ini yang
dikedepankan adalah insting. Insting digunakan karena
rasio dan kemampuan kapasitas otak manusia masih
terbatas.
Pada masa ini pula, kemampuan pendengaran sangat
menjadi penting dalam proses komunikasi, misalnya
dalam mendengar jeritan, dengkuran, geraman dan
sebagainya. Selain itu, sistem yang dilakukan manusia
pada masa ini sangat sederhana dan lambat sementara

18
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

alat yang digunakan pun masih sangat terbatas. Bahkan,


proses komunikasinya mirip dengan bagaimana hewan
melakukan komunikasi dengan kawanannya. Seiring
dengan perkembangannya maka muncul tanda dan
isyarat, seperti dengan menggunakan bunyi-bunyian, api
dan asap yang menyempurnakan suara geraman,
dengkuran serta jeritan tadi.
Philip Lieberman (1984) mengatakan para ahli
paleoantropologi menemukan bukti bahwa ukuran
tengkorak, kotak suara, dan jaringan alat tubuh lain tidak
mendukung manusia untuk berbicara. Sehingga hal ini
membuat peralatan komunikasi yang digunakan manusia
saat itu masih sederhana.
Zaman Bahasa Lisan
Pada masa ini manusia mulai dapat menggambar,
mengukir bentuk binatang pada dinding gua, batu, daun
atau bahan lain. Pada masa ini mereka mulai melisankan
apa yang mereka ukir meskipun masih terbata-bata.
Seiring dengan perkembangan manusia dan budaya yang
semakin maju maka sejak mengenal bahasa lisan,
manusia mulai dapat merencanakan kehidupan karena
dapat berkomunikasi. Peradaban dan kota-kota dibangun
untuk tempat tinggal. Orang tidak hanya bekerja bercocok
tanam, mengolah tanah, mengembangbiakkan binatang,
memuja Tuhan namun juga membangun teknologi.
Kemampuan manusia pada zaman ini memang bukan
perubahan besar namun merupakan langkah
perkembangan ke arah yang lebih maju. Kata-kata,
angka, simbol, termasuk bahasa memungkinkan manusia
untuk berkomunikasi. Sistem simbolik yang ada dapat
digunakan individu untuk mengklasifikasi, mengirim,
menerima, mengerti pesan dengan lebih baik. Perubahan
komunikasi melalui bahasa, percakapan mempengaruhi
budaya manusia secara tidak langsung.

19
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

Zaman Tulisan
Dimulai pada 5000 tahun SM dan komunikasi tidak
hanya dilakukan secara lisan namun melalui tulisan.
Dalam era ini, terjadi perubahan cara berkomunikasi yang
dulunya menggunakan gambar kemudian menjadi tulisan
dan surat sederhana. Manusia berusaha menyimpan atau
mendokumentasikan ide, pendapat, gagasan melalui
tulisan. Sehingga sejarah tulisan berkembang sejalan
dengan usaha manusia untuk merekam informasi yang
diperoleh.
Perkembangan Tulisan dimulai dengan adanya prasasti.
Penemuan prasasati yang menjelaskan adanya sebuah
peradaban kuno di Mesopotamia dan Mesir pada dinding
bangunan. Ada standarisasi pesan seperti gambar
matahari menunjukkan siang, garis berombak artinya
sungai atau danau. Selanjutnya masuk ke alfabet.
Digunakan oleh bangsa Yunani sekitar 500 SM. Alfabet
berkembang ke Roma yang kemudian dimodifikasi dan
disesuaikan dengan penggunaan sehari-hari.
Kemudian di Mesir, terdapat kertas yang dapat ditulis.
Kerta tersebut disebut paphyrus. Paphyrus digunakan
untuk mengirimkan pesan atau informasi sehingga
masyarakat menjadi melek akan huruf.
Zaman Cetak
Sebelum abad ke-15 masyarakat Eropa mulai membuat
buku dengan sebuah manuskrip yang ditulis tangan dan
kemudian disalin menggunakan tulis tangan juga.
Penemuan tulisan kemudian menyebar ke Asia.
Sementara itu di Tiongkok mulai ditemukan kertas dari
pohon dan ditemukan juga tinta untuk menulis. Masa
cetak ini juga ditandai dengan ditemukannya mesin cetak
oleh Johannes Gutenberg tahun 1455. Sehingga
padaAbad ke-19 muncul berbagai media cetak seperti
surat kabar, buku, majalah. Ini juga menjadi embrio

20
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

lahirnya media massa sebagai alat untuk


menyebarluasakan informasi. Orang Tiongkok berhasil
membuat sebuah buku yang ditulis menggunakan tinta di
atas kertas berjudul Diamond Sutra. Adapun karakteristik
media cetak pada masa itu ialah expressiveness (gagasan
luas), Permanent of record (mengatasi ruang) dan
diffussion (masuk ke kelas-kelas masyarakat).
Zaman Komunikasi Massa
Seiring berjalannya waktu masyarakat Barat mulai
mengembangkan teknologi komunikasi setelah media
cetak. Penemuan gelombang elektronik oleh James C.
Clark yang kemudian menjadi cikal bakal ditemukan
media elektronik seperti radio, televisi hingga masa
internet.
Pada 1920-an Radio dikembangkan sebagai alat
komunikasi pada Perang Dunia I. Sementara televisi mulai
digunakan sebagai media informasi dan hiburan pada
1940-an. Smentara itu, tahun 2000-an internet menjadi
bagian dari media massa. Internet juga dapat berintegrasi
dengan media lain seperti televisi, radio dan media cetak.
Perkembangan teknologi tidak dapat dibendung sehingga
yang perlu disiapkan adalah sumber daya manusianya.
Semakin cerdas manusia semakin kompleks dan rumit
komunikasi yang dilakukan. Komunikasi massa
merupakan komunikasi yang menggunakan media massa
(Mulyana, 2017). Media massa pun semakin berkembang
sehingga muncul paradigma lama dan paradigma baru.
Pada paradigma lama, ynag termasuk ke dalam kategori
media massa ialah kaset/CD, film, surat kabar, majalah,
tabloid, buku, radio dan televisi. Sementara paradigma
baru menjadi lebih sederhana yaitu televisi, radio,
internet, tabloid, majalah dan surat kabar. Hal ini
dimungkinkan karena perkembangan teknologi
komunikasi dan juga aspek keserempakan penyampaian

21
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

informasi yang tidak lagi relevan dengan teknologi masa


kini.
Pada prinsipnya, baik paradigma lama atau baru, media
massa harus memiliki karakteristik bahwa media massa
dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang
dilembagakan, pesan yang dikemas ditujukan untuk
sejumlah orang banyak yang tersebar di berbagai tempat,
bersifat anonim dan beragam. Pesan yang dasampaikan
bersifat umum dan dapat dimengerti dengan mudah
karena audiensnya yang beragam.
Khalayak juga harus dapat membedakan perbedaan
media massa ketika masuk ke dalam ranah new media
atau internet. Karena jika merujuk pada karakteristik
media massa yang melembaga dan periodik maka tentu
konten di media sosial tidak semua dapat dikatakan
sebagai media massa. Terlebih lagi akun yang dimiliki dan
dikelola oleh individu oleh karenanya, khalayak harus
dapat membedakannya.
Secara ringkas, berikut tabel sejarah kronologi
perkembangan komunikasi manusia dari masa ke masa:
Tabel 1. Kronologi Perkembangan Komunikasi

Tahun Kronologi Sejarah


1. Era Sebelum Masehi
35.000 Zaman Cro-Magon: Bahasa diperkirakan telah
SM dikenal pada zaman ini.
22.000 Ahli pra-sejarah menemukan lukisan-lukisan
SM dalam gua.
2. Era Komunikasi Tulisan
4.000 SM Bangsa Sumeria menulis dalam lembaran
tanah liat.
1041 Pi Sheng, di Tiongkok menemukan sejenis alat
cetak buku yang sederhana.
1241 Tulisan dalam lembaran tanah fiat diganti oleh
tulisan dalam lembaran metal di Korea
3. Era komunikasi cetakan:
1456 Johannes Gutenberg menemukan alat mesin
cetak (metal) hand-press.

22
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

1833 Penerbitan surat kabar penny press yang


pertama, The New York Sun.
1839 Daguerre menemukan metode fotografi yang
praktis untuk surat kabar.
4. Era telekomunikasi:
1844 Samuel Morse mengirimkan pesan melalui alat
telegrap yang pertama
1876 Alexander Graham Bell mengirimkan pesan
melalui pesawat telepon yang pertama
1894 Penemuan film bioskop.
1895 Guglielmo Marconi mengirimkan pesan melalui
radio
1912 Lee de Forest menemukan vacuum tube.
1920 Siaran radio pertama oleh KDKA di Osburgh,
Amerika Serikat.
1933 RCA di Amerika Serikat mendemonstrasikan
TV.
1941 Siaran TV komersial pertama.
5. Era komunikasi interaktif:
1946 Penemuan Mainframe Computer, ENIAC
dengan 18.000 vacuum tubes oleh Universitas
Pennsylvania, Amerika Serikat.
1947 William Shockley, Jhon Bardeen dan Walter
Brattain menemukan pesawat radio transitor.
1956 Penemuan video-tape oleh perusahaan Ampex,
Redwood City, California, Amerika Serikat.
1957 Rusia meluncurkan satelit angkasa luar
pertama, SPUTNIK.
1969 Pesawat luar angkasa NASA berpenumpang
manusia mendarat di bulan dikendalikan oleh
minicomputer yang besarnya lebih kecil dari
ENIAC.
1971 Penemuan microprocessor, sebuah unit
pengendali komputer (CPU) dengan
semiconductor chip oleh Ted Hoff.
1975 Pemasaran microcomputer pertana, Altair 8800.
1975 HBO (Home Box Office) mulai menyiarkan
siaran TV kabel melalui satelit.
1976 Sistem teletext pertama diperkenalkan oleh
BBC dan IN di Inggris.
1977 Qube, sistem TV kabel interaktif pertama
diperkenalkan di Columbus, Ohio, Amerika
Serikat.

23
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

1979 Sistem videotext pertama diperkenalkan oleh


British Post Office, Inggris
Sumber: (Everett M. Rogers, 1986 dalam Sendjaja, 2014)

Perkembangan sejarah komunikasi ini tentu saja tidak


berhenti pada tahun 1979 saja, terdapat banyak
perkembangan dan penemuan teknologi terbaru terkait
dengan Teknologi Informasi dalam Komunikasi (TIK). TIK
ini tentu saja telah mengubah dunia media dengan jelas
dan mengubah pola komunikasi masyarakat tidak hanya
pada konteks media massa tetapi juga dimulai dari
komunikasi antar pribadi. Dalam konteks media massa,
internet juga tak lantas disebut sebagai medium massa,
hal ini karena fungsinya yang masal namun juga bersifat
individualistis. Di satu sisi, internet tidak dapat
didefinisikan sebagai media massa karena ia tidak
memiliki kendali pusat yang menentukan apa yang
disebarkan kepada publik layaknya gate keeper yang
dapat menyaring pesan pada media massa lainnya,
namun disisi lain internet menunjukkan sisi masalnya
dalam mengomunikasikan berita dan infomrasi secara
umum, serta dampak yang diberikan kepada masyarakat
luas (Bagdikin, 2004; Castell, 2010; Mansel 2004,
Morozov, 2011; Nugroho Dkk, 2012).
Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi
Jika sebelumnya dijelaskan mengenai sejarah
komunikasi, maka pada bagian ini penulis akan
memaparkan tentang sejarah perkembangan Ilmu
Komunikasi. Komunikasi sebagai sebuah ilmu tentu saja
membuat orang tertarik untuk mempelajarinya baik
secara praktik dan kelilmuannya, maka tak heran di
banyak perguruan tinggi, ilmu komunikasi merupakan
jurusan yang ramai peminat.
Nunung Prajarto, dalam tulisannya yang berjudul
Komunikasi: Akar Sejarah dan Buah Tradisi Keilmuan
menyebutkan bahwa pengakuan atas eksistensi aplikasi

24
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

fungsional ilmu komunikasi cukup merebak dimana


wilayah eksekutif membutuhkan campaign manager,
spokerperson, dan public relation officer. Sementara itu di
sisi lain, industri membutuhkan scripwriter, reporter, dan
announcer serta masyarakat yanng membutuhkan siaran
radio, sajian telenovela, cerita film dan sinetron. Selain
itu, ribuan hasil riset bidang ilmu komunikasi menerpa
khalayak yang menuntut pemahaman akan bidang ilmu
komunikasi di setiap masa yang dapat dipandang sebagai
sebuah euphoria keilmuan.
Sementara di era internet yang berkembang pesat ini,
tentu saja ilmu komunikasi semakin berkembang dengan
hadirnya wilayah baru dalam pekerjaan bidang ilmu
komunikasi seperti content creator, media social analyst,
desain Grafis dan sebagainya yang menjadikan luasnya
lahan pekerjaan bagi mahasiswa ilmu komunikasi.
Sejarah perkembangan ilmu komunikasi sejatinya
bermula dengan perkembangan ilmu retorika. Sebelum
abad ke-20, di Yunani dan Roma kuno studi retorika,
persuasi, dan pidato merupakan suatu kecakapan yang
harus dimiliki oleh siswa. Kemdian ini berkembang saat
pemerintahan Cayus Julius Caesar (100-44 SM) dengan
kemunculan acta senatus dan acta diurna Populi Romawi.
Acta senatus merupakan laporan singkat mengenai hasil
sidang senat dan keputusannya. Sementara acta diurna
merupakan alat propaganda pemerintah Romawi yang
tidak hanya memuat keputusan rapat tapi juga berita-
berita yang bperlu diketahui oleh masayarakatnya. Acta
senatus dan acta diurna ini dibuat di sebuah papan
pengumuman yang bernama forum romanum (Hamzah
dkk dalam Sumadiria, 2008: 17).
Sejarah perkembangan Ilmu Komunikasi memang tidak
terlepas dari perkembangan pers dan komunikasi massa
yang menggunakan media massa. Menurut Hamzah
(dalam Sumadiria, 2008) perkembangan pers juga

25
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

ditandai dengan terbitnya surat kabar di Tiongkok pada


911 M yang bernama King Pau pada masa Kaisar Kuang
Soo yang berisi keputusan-keputusan rapat dan berita-
berita dari istana. Surat kabar King Pau mulanya terbit
tidak tetap, namun sejak 1351 M surat kabar ini terbit
seminggu sekali, hingga tahun 1885 M surat kabar King
Pau terbit tiap hari dengan tiga edisi.
Selain itu, pada 1605 Abraham Verhoeven, di Atwerpen,
Belgia mendapatkan izin untuk mencetak Nieuwe
Tijdinghen. Hingga pada 1617 M selebaran ini terbit
secara teratur 8 – 9 hari sekali dan pada 1620 sudah terbit
menggunakan nomor urut dengan nama yang sama.
Formatntya kecil yang terdiri dari delapan halaman dan
berbentuk seperti selebaran.
Tentu saja, perkembangan surat kabar ini menjadi bagian
dalam perkembangan ilmu komunikasi. Perkembangan
surat kabar inipun ditandai dengan lahirnya mesin cetak
yang revolusioner oleh Johannes Gutenberg pada 1457 M
di Mainz, Jerman (Griffin, 2003). Lahirnya Ilmu
Komunikasi tidak serta muncul dari ilmuwan komunikasi,
karena Ilmu Komunikasi merupakan bagian dari rumpun
ilmu sosial. Sehingga tak heran banyak nama-nama
ilmuwan lintas ilmu yang memberikan sumbangsih
pemikiran terhadap ilmu Komunikasi. Everet M Rogers
menyebutkan bahwa Wilbur Scram yang berlatar
belakang ilmu politik, sejarah dan literatur didapuk
sebagai tokoh perkembangan ilmu Komunikasi di
Amerika. Terdapat nama lain yang juga disebutkan Rogers
di antaranya yaitu Harold. D Laswell yang menganalisis
propaganda. Belakangan definisi dan model komunikasi
yang ia kemukakan semacam mantra yang harus dihapal
oleh setiap mahasiswa ilmu komunikasi yaitu “Who Says
What In Which Channel To Whom and With What Effect?”
(Siapa menyampaikan apa dengan saluran apa kepada
siapa dan dengan efek apa?). Model yang dikemukakan

26
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

oleh Harold D Laswell pada 1948 ini menggambarkan


proses komunikasi dan fungsinya dalam masyarakat
(Mulyana, 2017). Model ini juga dapat diterapkan dalam
berbagai konteks komunikasi, mulai dari interpersonal
hingga komunikasi massa.
Selain Laswell, tokoh lain yang juga tak kalah penting
dalam perkembangan ilmu komunikasi yaitu Kurt Lewin,
ia merupakan psikolog Jerman-Amerika yang membahas
tentang dinamika kelompok. Kemudian ada nama Paul F.
Lazarsfeld yang membahas mengenai efek komunikasi
massa dan Carl I Hovland yang mempelajari persuasi.
Kemudian Norbert Wiener dalam bidang sibernetika dan
Claude E. Shannon yang membahas tentang teori
informasi. Masih dalam artikelnya, Nunung Prajarto
menyebutkan bahwa Chicago School merupakan institusi
yang berpengaruh dalam mengantar pengakuan terhadap
Ilmu Komunikasi. Meskipun disebutkan Nunung bahwa
penyebutan empat nama di atas sebagai tokoh pendiri
ilmu komunikasi mendapat kritikan dari Berelson (1959)
karena keempat tokoh tersebut dipandang kurang
memfokuskan diri terhadap ilmu komunikasi yang terlihat
dari penelitian-penelitian yang mereka hasilkan. Namun
demikian, Rogers memandang bahwa pemasangan empat
nama tersebut, Laswell, Lazarsfeld, Lewin dan Hovland
tidak sepenuhnya salah, karena dari sisi sejarah, mereka
memiliki peran dalam masa awal perkembangan Ilmu
Komunikasi. Demikian juga dengan nama-nama lainnya
yaitu Wilbur Schramm, Theodor Adorno, Claude E.
Shannon, Norbert Wiener dan Robert K. Merton. Akan
tetapi, Rogers menagdopsi Ben-David dan Collins (dalam
Parajarto, 2002) menyarankan untuk melakukan
pemilahan antara The Founders (para pendiri) dan The
Forerunners (Para pelopor) untuk membedah
penyederhanaan sejarah ilmu Komunikasi.

27
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

Masih menurut Parjarto (2002), terlepas dari persoalan di


atas, perkembangan Ilmu Komunikasi di Amerika
dipengaruhi oleh tiga faktor. Pertama, pertumbuhan ilmu
komunikasi yang berhubungan dengan kebutuhan
Amerika dalam merespon situasi perang dunia yang
memaksa Amerika untuk memperhatikan masalah-
masalah yang berkaitan dengan informasi, propaganda,
dan dinamika kelompok. Permasalahan ini menjawab
pertanyaan tentang kebermanfaatan suatu ilmu yaitu
ilmu komunikasi yang mampu menjawab permasalahan
masyarakat pada masa itu.
Kedua, ilmu komunikasi berkembang atas dukungan ilmu
lainnya atau bahkan mata kajian atau beberapa bagian
dari ilmu komunikasi yang dipengaruhi oleh studi ilmu
lain yaitu ilmu politik, psikologi, sosiologi dan ekonomi.
Dalam hal ini bisa saja muncul pertanyaan bahwa
“Bagaimana dengan kemandirian ilmu komunikasi?” dan
“bagaimana ilmu komunikasi bisa memperoleh karakter
dan validitas keilmuannya” dari dua pertanyaan tersebut
tentu saja ilmu komunikasi harus berpaling pada sifat
keilmuanya yang multidisiplener namun dengan fokus
pendirian pada kajian pesan.
Ketiga, penemuan-penemuan teknologi yang mengangkut
transmisi pesan di dalamnya menjadi pelatuk dari hampir
semua kajian ilmu komunikasi yang dominan. Penemuan
Radio, Kamera, Televisi, film membuka luas kebaruan-
kebaruan penelitian ilmu komunikasi yang berkaitan
dengan sumber, pesan dan khalayak. Artinya, penemuan
teknologi yang berkaitan dengan pesan ilmu komunikasi
diibaratkan sebagai suatu buah yang semakin terlihat
keranumannya (Prajarto, 2002). Tentu saja hal ini relevan
dengan masa digital saat ini, perkembangan teknologi
komunikasi dan penetrasi penggunaan internet yang
tinggi menjadikan kajian komunikasi semakin kompleks.

28
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

Tradisi dalam Perkembangan Ilmu Komunikasi


Terdapat delapan tradisi dalam perkembangan ilmu
komunikasi. Menurut Griffin (dalam Prajarto, 2002),
Delapan tradisi dalam perkembangan studi komunikasi
tersebut yaitu; 1) the socio-psychological tradition, 2) the
cybernetic tradition yang memandang komunikasi sebagai
proses pentransmisian informasi, 3) the rhetorical
tradition, 4) the semiotic tradition, 5) the socio-culturan
tradition, 6) the critical tradition, 7) the phenomenological
tradition, 8) the ethical tradition.
Dalam hal ini mari kita lihat satu persatu masing-masing
tradisi tersebut. Pertama, the socio-psychological
tradition. Tradisi ini berkaitan dengan proses komunikasi
sebagai pengaruh dari suatu hubungan interpersonal.
Carl I. Hovland yang oleh Schramm dipandang sebagai
pemasang tiang utama ilmu komunikasi dengan kajian
persuasinya. Contohnya penekanan tentang adanya
perbedaan antara reaksi komunikasi terhadap pesan-
pesan yang disampaikan sumber yang berkredibilitas
tinggi dan sumber berkredibilitas rendah. Tradisi ini
mendapat dukungan signifikan dari penelitian-penelitian
di Universitas Yale.
Kedua, the cybernetic tradition. Tradisi ini memandang
komunikasi sebagai proses pentransmisian informasi. Ide
mendasar tradisi ini adalah model matematik
penyampaian signal dari Shannon dan Weaver (1949)
yang memandang komunikasi sebagai suatu proses yang
linier. Penonjolan terhadap model Shannon dan Weaver
untuk generalisasi keilmuan komunikasi ini berjalan
paralel dengan pandangan Fiske (1990) yang menganggap
model matematik mereka sebagai dasar perkembanagn
model-model komunikasi berikutnya. Dalam kaitannya
dengan hal ini, Shannon dan Weaver juga menyoroti
problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat
kecermatannya. Shannon dan Weaver mengdidentifiaksi

29
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

tiga tingkat permasalahan dalam studi ilmu komunikasi


(keakurasian simbol, ketepatan pentransmisian, dan
keefektifan pengaruh). Secara umum, kemudian Norbert
Wiener (1967), dengan konsep umpan balik atau
feedback-nya, mencetuskan tradisi sibernetik ini dan
mengantar pada pemahaman komunikasi sebagai
penghubung bagian-bagian terpisah dalam suatu sistem,
termasuk untuk komunikasi sosial (dalam Nunung,
2002).
Ketiga, the rhetorical tradition. Tradisi ini menempatkan
komunikasi sebagai suatu aktivitas seni yang ditujukan
kepada publik. Secara sederhana komunikasi diartikan
sebagai sebuah seni berbicara kepada umum. Tradisi ini
erat terkait dengan tradisi retorika klasik pada abad-abad
sebelum Masehi yang menjadi awal mula perkemabangan
ilmu komunikasi. Sebuah kegiatan yang kemudian
dikembangkan dalam aktivitas propaganda dan upaya-
upaya melakukan persuasi. Tiga dasar utama yang
disodorkan dalam tradisi ini adalah logos (logika), ethos
(etika), dan pathos (emosi) yang mengantar pada sebuah
keyakinan umum bahwa kesempurnaan komunikasi
ditentukan oleh latihan dan praktik (Nunung, 2002).
Akan tetapi, meski sudah muncul sejak berabad-abad
yang lalu, retorika sebagai sebuah ilmu pun turut
mengalami perkembangan dan masih dipelajari hingga
kini. Kegiatan public speaking sebagai bagian dari
komunikasi publik menjadi metamorfosis dari retorika.
Bahkan kini, di era digital, public speaking kian
berkembang di ranah digital yang akrab disebut sebagai
virtual public speaking. Sebuah kemampuan public
speaking yang diaplikasikan dalam ruang virtual dengan
beragam aplikasi (Gani Dkk, 2020).
Keempat, the semiotic tradition (tradisi semiotik). Tradisi
ini memandang komunikasi sebagai suatu proses
pemaknaan bersama simbol-simbol komunikasi. Semiotik

30
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

merupakan suatu studi tentang symbol dan kata


semiology dipopulerkan oleh Ferdinand de Saussure
(Hodge dan Kress, 1988 dalam Nunung, 2002).
Kontroversi umum yang terdapat pada tradisi ini berakar
dari pemaknaan kata sebagai suatu simbol. Bagi para ahli
semiotik, kata tidaklah memiliki makna dan oranglah
yang memberi makna pada kata itu. Dalam
perkembangannya, tradisi semiotik ini menjembatani
studi tentang bahasa, lambang-lambang non-verbal, serta
gambar-gambar yang penekanannya bergeser pula
menuju cara tanda-tanda itu bisa menghasilkan arti dan
cara aplikasinya untuk mengurangi kesalahpahaman
(Barthes, 2003 dalam Griffin, 2003 dalam Nunung, 2002).
Kelima, the socio-culturan tradition yang dikembangkan
ahli bahasa Edward Sapir dan Benjamin Lee Whorf,
memaknai proses komunikasi sebagai upaya penciptaan
dan pembentuk realitas sosial (Kay dan Kempton, 1984
dalam Nunung, 2002). Pemikiran mereka dilandasi
hipotesis bahwa struktur bahasa suatu kebudayaan dapat
mempertajam hal-hal yang dipikirkan dan dikerjakan
manusia. Tradisi ini pada masa sekarang memberikan
pemahaman bahwa realitas sosial dapat dihasilkan,
dipertahankan, disempurnakan dan dialihgenerasikan
bahwa melalui proses komunikasi.
Keenam, the critical tradition. Menurut Griffin (2003)
tradisi ini meyakini komunikasi sebagai “a reflective
challenge of unjust discourse”. Tradisi komunikasi
berhubungan dengan upaya The Frankfurt School yang
membedah perbedaan antara nilai-nilai kebebasan dan
persamaaan di dunia liberal serta pemusatan dan
pelanggaran kekuasaan yang menyebabkan nilai-nilai itu
sekadar sebagai sebuah mitos. Dalam kehidupan media
massa, pengikut tradisi ini menentang penggunaan media
massa sebagai alat untuk mengontrol masyarakat
(Habermas, 2001; Rogers, 1994; Prajarto, 2002). Akan

31
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

tetapi, ahli-ahli teori ini mengkritisi keadaan masyarakat


sekarang dalam tiga bentuk: penguasaan bahasa untuk
menciptakan ketimpangan kekuasaan, peran negatif
media massa untuk keperluan represi, serta
ketergantungan membuta pada metode ilmiah dan
penerimaan hasil- hasil ilmiahnya.
Ketujuh, the phenomenological tradition. Tradisi ini mirip
dengan mirip dengan tradisi semiotik yang memaknai
komunikasi sebagai bertemunya pengalaman pribadi dan
pengalaman orang lain melalui sebuah dialog. Penekanan
di sini lebih pada pengalaman bukan simbol serta dialog
bukan sekadar pemaknaan bersama. Ahli psikologi Carl
Rogers (1961) mengajukan tiga faktor untuk keberhasilan
komunikasi yaitu kongruensi, kesetaraan penghargaan
dan empati. Tradisi fenomenologis ini dapat dikatakan
mendewakan pengalaman pribadi dan mengesampingkan
segala bentuk referensi lain.
Sementara itu, terakhir, tradisi kedepalan yaitu the ethical
tradition. Menurut Griffin (2003), tradisi ini memandang
proses komunikasi dalam kaitannya dengan tanggung
jawab etik manusia-manusia yang menginteraksikan
karakter secara lugas dan menguntungkan. Keintiman
terhadap masalah etik ini mau tidak mau mengantar pada
persoalan-persoalan mendasar semacam kejujuran,
kebenaran, keakuratan, alasan-alasan mendasar,
konsekuensi, pemahaman dan respek dalam suatu
aktivitas komunikasi.
Menurut Prajarto (2002) delapan tradisi di atas dapat
dipilah lagi dalam false dichotomy yang dikemukan oleh
Reardon dan Rogers atau dichotomy trap. Meskipun
pendikotomian ini juga tidak dapat dilakukan secara tegas
dan berkemungkinan terjadinya sedikit penumpangan,
peta tradisi ini bisa memberi petunjuk arah
perkembangan ilmu komunikasi. Pertama, tradisi sosio-
psikologis, retorika, dan fenomenologis berkecenderungan

32
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

pada komunikasi interpersonal. Kedua, tradisi sibernetik,


semiotik, sosio-kultural, kritis dan etis mengarah pada
perkembangan komunikasi massa. Di antara kedua
pengkutuban ini terselenggara juga satu kutub lain yang
biasa disebut sebagai komunikasi publik dan kelompok
(Griffin, 2003: 227 dalam Nunung 2002).
Lebih lanjut, secara khusus McQuail (2000: 12-13)
menyoroti tiga pendekatan dalam tradisi alternatif
komunikasi massa. Pendekatan struktural, yang diadopsi
dari sosiologi, menekankan pada konsekuensi dari
komunikasi massa pada lembaga-lembaga sosial yang lain
jika pertanyaan utamanya berkait dengan pemakaian dan
dampak media. Pendekatan behavioral, memanfaatkan
rintisan psikologi dan psikologi sosial, dengan fokus pada
perilaku manusia bila terkait dengan pemilihan,
pemrosesan dan tanggapan terhadap pesan-pesan
komunikasi. Pendekatan kultural, yang berakar pada
ilmu-ilmu humanistik, dengan memusatkan kajian pada
makna dan bahasa atas dasar konteks sosial dan
pengalaman budaya tertentu.
Pemetaaan tradisi keilmuan komunikasi di atas
mempermudah pelacakan terhadap perkembangan teori-
teori komunikasi yang muncul. Kembali harus dicatat
bahwa tidak mungkin untuk menarik garis tegas antara
suatu teori dan acuan pada tradisi tertentu. Kemungkinan
terdekat adalah dengan mengaitkan suatu teori dengan
pendikotomian (atau malah pentrikotomian) seperti yang
telah disebutkan di atas.
Mazhab dalam Perkembangan Ilmu Komunikasi
Perkembangan ilmu komunikasi pun dapat diilihat dari
bebarapa mazhab atau aliran yang dapat disimak pada
pemaparan berikut:
1. Mazhab Frankfurt. Mazhab ini berkembang di Eropa,
yaitu Jerman sebagai pelopornya. Paradigma dan

33
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

metodologi keilmuannya bersifat rasionalis-kualitatif


yakni metode yang bersandar pada sistem,
keterkaitan konsep, dan menyeluruh. Karenanya,
segala sesuatu tidak dapat diuraikan menjadi hal-hal
kecil. Ilmuwan dalam mazhab ini menggunakan
analisis kritis yang mengandalakan penalaran, segala
sesuatu diuji berdasarkan logika. Ini sering dilakukan
dalam penelitian di media massa. Awal perkembangan
ilmu komunikasi pun dimulai dengan dominasi
maszhab ini, baik secara epistimologi (metodologi),
ontologi dan aksiologi. Mazhab ini pulalah yang
menyebutkan bahwa komunikasi berekembang pada
tahun Sebelum Masehi sebagaimana sudah
dipaparkan pada bagian sejarah komunikasi di atas.
Hal ini ditandai dengan filosof Aristoteles,
Demostenes, Cicero yag memfokuskan perhatiannya
pada sebuah kegiatan yag kemudian menjadi disiplin
ilmu yang disebut Rhetorika (retorika) yaitu ilmu
berbicara.
Dengan demikian, tak heran bahwa dalam model ilmu
komunikasi, salah satu filosof tersebut yaitu
Aristoteles menyumbangkan model komunikasi yaitu
Model Aristoteles. Model ini merupakan model klasik
yang sering disebut juga sebagai rhetorical model
(model retoris). Fokus komunikasi yang ditelaah oleh
Aristoteles ialah komunikasi retoris yang kini lebih
dikenal dengan komunikasi publik (public
Communication). Ringkasnya, model Aristoteles ini
terdiri tiga unsur yaitu pembicara (Speaker), pesan
(message) dan pendengar (listener). (Mulyana, 2017).
Model ini tentu saja kurag relevan jika kita kaitkan
dengan perkembangan teknologi informasi masa kini
dimana kegiatan retorika juga berlangsung secara
virtual. Namun, tetap saja bahwa Aristoteles tetaplah
tokoh yang merumuskan model komunikasi verbal

34
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

pertama di dunia. Tentu saja, ilmu ini berkembang di


masanya karena dibutukan oleh filisof untuk
menemukan kebenaran logika (logis atau tidaknya
sesuatu yang diuji di muka umum). Sedangkan oleh
kesatria dan juga filosof yang menjadi bangsawan,
retorika digunakan untuk memenangkan pengadilan,
menggerakkan semangat tempur, menemukan
kebenaran dan menyampaikan bebijaksanaan raja
keapada rakyat. Hal ini tentu saja sifatnya kepada
masa yang banyak meskipun hal ini tentu saja
nantinya akan bertentangan dengan media massa
yang kemunculan bersifat periodik.
Seiring dengan berkembanganya komunikasi, metode
menyampaikan pesan kepada rakyat luas tidak hanya
sebatas pada retorika saja, namun munculnya acta
diurna sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya.
Hingga ditemukannya mesin cetak oleh Johannes
Gutenberg, di Jerman mulai dikenal ilmu
Pesuratkabaran (Zeitung Skunde). Ini merupakan ilmu
yang mempelajari tatacara menulis pada koran
sehingga gagasan dapat tersampaikan kepada publik.
Seiring dengan perkembangannya, Zeitung Skunde
pada masa itu tidak mempelajari karakteristik
khalayak dan kaitan berita dengan opini publik
sehingga Zeitung Skunde bermetamorfis menjadi
Zeitung Wissenschaft yaitu ilmu persuratkabaran
yang mempelajari komunikasi massa dengan media
koran. Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam
pegeseran ilmu ini yaitu Friederich Nedebach, H. J
Prakke, Wilhelm Bauer, Emil Dovivat dan Karl Bucher.
Adapun yang dinobatkan sebagai bapak Zeitung
Wissenschat adalah Karl Bucher.
Pada 1884 di Universitas Bazel, Swiss , berdiri
Fakultas Ilmu Persuratkabaran. Kemudian apda 1892
di Universitas Leip Zig Jerman, beridiri Fakultas Ilmu

35
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

Persuratkabaran dengan tiga kajian yaitu Geschichte


des Zeitung Wissens, Organizational und Technick Der
Modernen Zeitungswessens dan Press Politic. Seiring
dengan perkembangannya, Zeitung Wissenschaft tidak
lagi memadai karena berkembangnya ilmu mengenai
pendapat umum sehingga muncullah Publiziztik.
Seterusnya disebut publisistik, tidak hanya
mempelajari ilmu persuratkabaran bahkan
komunikasi massa namun juga publisistik
mempelajari seluruh kegiatan yang menyangkut
proses penyampaian pendapat secara umum,
termasuk di dalamnya retorika dan media umum
serta media khusus.
Ahli yang berjasa merumuskan definisi publisistik
sehingga menjadi sebuah disiplin ilmu adalah Kurt
Baschwit dan Walter Hageman yang kemudian Walter
Hageman dianggap sebagai bapak Publisistik karena
definisinya berangkat dari Ilmu Persuratkbaran
bukan dari ilmu jiwa dan politik seperti yang
diungkapkan Kurt Baschwit. Menurut Hageman
Publisistik adalah ilmu tentang pernyataan-
pernyataan yang bersifat umum, bertujuan umum
dan aktual yang dinyatakan secara sadar kepada
masyarakat luas (dalam Bambang HS, 2014). Lebih
lanjut, Bambang menyimpulkan bahwa definisi
Hageman tersebut memberikan nuansa baru dalam
komunikasi yaitu komunikasi tidak lagi secara tajam
linear saja melainkan sudah terdapat nuansa sirkuler
(banyak arah). Meskipun tetap saja terkesan linear
karena berbagai model komunikasinya menunjukkan
posisi komunikator yang selalu ingin mewujudkan
motif komunikasinya yang memiliki sasaran to
publish.
2. Chicago School. Ini berawal dari peliputan tentang
masalah-masalah umum, utamanya masalah

36
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

kriminal. Tahun 1454 di Amerika Serikat muncul


istilah Jurnalizm (Jurnalisme). Jurnalistik/jurnalisme
juga berkenaan dengan proses. Sehingga dapat
didefinisikan sebagai proses mengumpulkan fakta,
membingkai berita, menulis berita, mengedit dan
menyebarluaskan berita. Sebagian orang menganggap
bahwa pengertian jurnalistik dan jurnalisme berbeda,
padahal ini hanya menyangkut asal usul istilah saja.
Jurnalisme berasal dari bahasa Inggris yaitu
‘Journalism’ dan jurnalistik berasal dari bahasa
Belanda yaitu ‘journalistiek’. Adapun pemaknaannya
sama saja. Kalangan praktisi lebih senang
menggunakan istilah jurnalisme sedangkan
akademisi menggunakan jurnalistik.
Kembali ke Chicago school, mulanya penelitian-
penelitian dan pengembangan bidang ilmu
persuratkabaran atau jurnalisme dikaji dengan
menggunakan metode kuantitatif. Metode yang
mengaji konsep dari sudur pandang ukuran angka.
Hal-hal yang tidak bisa dikuantifikasikan,
ditinggalkan. Sehingga metode berpikirnya ialah
induktif yaitu dari khusus menuju yang umum.
Sedangkan analsisnya, analisis empiris yang
berdasarkan gejala-gejala yang berkembang di
lapangan.
Adapun tokoh-tokoh jurnalisme yang bermunculan
ialah mereka yang juga terlibat di dalamnya yaitu
Bersteid (1457), Josep Pulitzer (1903), Carl Elliot,
Nicolous Murrray Buttler dan Robert Merton. Di
antara tokoh tersbeut, Joseph Pulitzer berjasa dalam
dunia persuratkabaran Amerika Serikat, juga terkenal
sebagai penerbit maka iapun dianggap sebagai bapak
jurnalisme dan namanya diabadikan dalam sebuah
penghargaan bagi insan jurnalisme dengan karya
jurnalisme terbaik yaitu Pulitzer Award.

37
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

Pada masa ini, kepemilikan media tidak terlalu


diperamsalahkan dan tidak dikaji secara khusus,
yang dilihat adalah jenis, bentuk serta isi tulisan di
surat kabar. Sebagaimana di Eropa, perkembangan
dunia yang berkaitan dengan pesan massal dan pola
pikir yang cepat mengakibatkan jurnalisme tidak
dapat menampung lagi gejala tersebut. Munculnya
televisi, radio serta film merupakan hal baru yang
kurang diantasipasi oleh istilah itu sehingga muncul
istilah baruu sebagai disiplin yang mewadahi semua
gejala tersebut yaitu Komunikasi Massa.
3. Peralihan ke Periode Kedua. Setelah Perang Dunia
(PD II) muncul Kommunicatie Witenschaft (KW). Istilah
ini merupakan hibrida dari istilah terakhir di daratan
Eropa dengan Communication Science. Ini muncul
setelah kepulangan De volder dari kunjungan
ilmiahnya ke Amerika Serikat. De Volder
mendeskripisikan bawa selain komunikasi melalui
media massa, baik koran, televisi maupun Radio,
terdapat juga komunikasi jenis lain yang saling
melengkapi dalam rangka pengembangan makna
bersama atau dalam rangka pencapaian tujuan
komunikasi, di anataranya komunikasi interpersonal.
Setelah itu muncul istilah yang lebih mencerminkan
disiplin keilmuan sebagai perkembangan Publizistik
yakni Communication Wissenschaft. Di lain sisi, di
Mazhab Chicago muncul istilah Mass Communication
(Komunikasi Massa). Selain mempelajari Jurnalisme,
Komunikasi Massa juga mempelajari Broadcasting
(Penyiaran) Radio, TV, dan pertunjukan film. Tokoh-
tokoh dalam Komunikasi Massa adalah Paul
Lazarsfeld, Wilbur Schramm, Rigers dan Robert
Merton.
Komunikasi Massa merupakan istilah yang hanya
menampung ilmu yanng mempelajari media massa,

38
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

sementara gejala komunikasi lain semakin


berkembang maka dianggap sudah tidak memadai
lagi untuk menampung seluruh gejala sehingga
muncul disiplin lain yaitu komunikasi antar pribadi,
komunikasi kelompok, komunikasi organsiasi dan
sebagainya. Mewadahi kajian semua gejala tersebut,
maka muncul usulan istilah-istilah ilmiah baru.
Hovland menyarankan istilah Sciences of
Communication sementara Brooks meyarankan
Communicoogy hingga pada akahirnya mereka
memutuskan memberikan istilah Communi-cation
Science. Pada masa peralihan ini, yakni dari “sebelum
komunikasi massa’ ke ‘komunikasi massa’ tergambar
pula kajian keilmuan dan nama ilmu yang
berkembang dari Zeitung Wissenchaft ke Publizistik
yang kemudian menjadi Communications
Wissenschaft dan dari Jurnalism (Jurnalisme) ke Mass
Communication (Komunikasi massa) yang kemudian
menjadi Communcation Science (Ilmu Komunikasi). Ini
pula yang digunakan di banyak perguruan tinggi
dalam menamakan jurusan atau program studi
meskipun ada juga yang lebih spesifik seperti
Hubungan Masyarakat, Periklanan, Penyiaran dan
sebagainya.
Sejarah Singkat Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi di
Indonesia
Jurusan atau Program Studi Ilmu Komunikasi sejatinya
merupakan jurusan yang tergolong tua dibanding dengan
jurusan lainnya di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP). Hal ini karena sebelum berubah
menjadi Jurusan Ilmu Komunikasi, jurusan ini populer
dengan Jurusan Publisistik atau Jurnalistik. Sementara
nama Ilmu Komunikasi sendiri baru dikenal sekitar tahun
1970-an.

39
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

Laporan "Perkembangan Ilmu Komunikasi di Indonesia"


oleh tim Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI)
Semarang menerangkan bahwa sejatinya ilmu
komunikasi telah diajarkan pada Akademi Ilmu Politik di
Yogyakarta pada tahun 1946. Pada 1950, akademi
tersebut kemudian menjadi bagian Sosial Politik dan
Fakultas Hukum, Universitas Gajah Mada (UGM) yang
terdapat Jurusan Penerangan menjadi salah satu jurusan
yang ada di dalamnya. Perguruan tinggi berikutnya yang
menyelenggarakan pendidikan komunikasi adalah
Perguruan Tinggi Djurnalistik di Jakarta. Perguruan
Tinggi ini didirikan pada tanggal 5 September 1963.
Seiring dengan perkembangannya, perguruan tinggi ini
telah berubah menjadi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik yang memiliki Fakultas Komunikasi (Sendjaja,
2014).
Sementara itu di Universitas Indonesia (UI), pendidikan
komunikasi telah dimulai sejak tahun 1959 dengan
dibukanya Jurusan Publisistik pada Fakultas Hukum dan
Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan. Dibukanya jurusan
Publisistik ini sekaligus merupakan awal dan munculnya
fakultas baru di lingkungan UI, yakni Fakultas Ilmu
Pengetahuan Kemasyarakat (FIPK). Empat tahun
berselang, sebutan FIPK diganti menjadi Fakultas Ilmu-
ilmu Sosial (FIS-UI). Kemudian sejak tahun 1983 FIS-UI
ini diubah lagi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP). Sejalan dengan perubahan sebutan
fakultas, pada 1972 sebutan Jurusan Publisistik pun ikut
mengalami perubahan menjadi Departemen Komunikasi
Massa. Selanjutnya pada tahun 1983 berubah menjadi
Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP-UI hingga kini.
Perkembangan pendidikan tinggi ilmu komunikasi tentu
saja juga terjadi di kota kembang, Bandung, Jawa Barat.
Pendidikan komunikasi di kota ini dimulai pada tahun
1960 dengan didirikan Fakultas Djurnalistik dan

40
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

Publisistik yang berada di bawah naungan Yayasan


Pembina Universitas Padjadjaran (Unpad). Fakultas ini
kemudian berubah menjadi Institut Publisistik kemudian
pada 3 November 1965, status berubah menjadi Fakultas
Publisistik Universitas Padjadjaran. Kini namanya telah
berubah menjadi Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM-
UNPAD). Pada tahun-tahun berikutnya perguruan tinggi
baik negeri ataupun swasta yang menyelenggarakan
pendidikan komunikasi semakin banyak jumlahnya.
(Sendjaja, 2014). Menurut ketua Asosiasi Pendidikan
Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM), Muhammad Sulhan,
hingga kini, tercatat sekitar 340 Program Studi Ilmu
Komunikasi yang terdaftar secara resmi di seluruh
Indonesia, baik di perguruan tinggi negeri dan swasta.
Angka ini bisa mencapai 400 Program Studi Ilmu
Komunikasi karena diperkirakan masih ada yang belum
terdaftar. Selain itu, peningkatan peminat Program Studi
Ilmu Komunikasi di Indonesia masih menjadi primadona,
rata-rata menerima 100-300 mahasiswa per angkatan
bahkan ada yang 600, tentu saja ini dapat dibayangkan
perkembangannya tiap tahun (Kompas.com, 2019).
Peningkatan dan tingginya peminat strata satu pada
program studi Ilmu Komunikasi ini, tentu saja dapat
menjadi kesempatan studi lanjut bagi Strata dua (S3) dan
Strata 3 (S3) yang tentu saja juga akan mengalami
peningkatan peminat dan memperkuat posisi ilmu
Komunikasi di Indonesia.
Sementara kurikulum program pendidikan tinggi
komunikasi di Indonesia awalnya hanya dititikberatkan
pada bidang studi jurnalistik dan penerangan. Tujuan
kurikulum umumnya diarahkan pada upaya pemberian
pengetahuan dan keahlian bagi kalangan yang
berkecimpung atau berminat untuk bekerja dalam bidang
pers, khususnya suratkabar, majalah dan radio, serta
bidang penerangan.

41
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

Akan tetapi, seiring perkembangan dari pendidikan tinggi


komunikasi pada universitas-universitas/sekolah tinggi
di Indonesia, maka kurikulum Ilmu Komunikasi tidak lagi
terbatas pada bidang kewartawanan/jurnalistik dan
penerangan saja melainkan pada bidang spesialisasi studi
lainnya seperti komunikasi pembangunan, kehumasan,
periklanan, broadcasting (siaran radio dan TV), perfilman,
desain komunikasi visual, marketing communication,
teknologi komunikasi dan informasi telah pula
diselenggarakan dalam kurikulum komunikasi. Beberapa
universitas negeri seperti UI, UGM, UNPAD, UNS, USU
telah mampu menyelenggarakan pendidikan tinggi
komunikasi sampai jenjang S-3 (program magister).
Demikian pula di perguruan tinggi swasta yang tidak
hanya menyelenggarakan program diploma atau S1 saja
namun juga ada yang hingga Strata 3 seperti salah
satunya Universitas Sahid Jakarta yang memiliki program
studi Ilmu Komunikasi dari program S-1 hingga S-3. Hal
ini tentu saja semakin meningkatkan eksistensi Program
Studi Ilmu Komunikasi di tanah air bahkan masih
dimungkinkan banyak perguruan tinggi baik negeri atau
swasta yang akan membuka program studi Ilmu
Komunikasi, mulai dari program S-1 sampai dengan S-3.

42
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

Daftar Pustaka
Parjarto, Nunung. (2002). Komunikasi: Akar Sejarah dan
Buah Tradisi Keilmuan. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik,Vol. 6 No. 2, November 2002, Hal. 167-186
https://jurnal.ugm.ac.id/jsp/issue/view/1692
Mulyana, Deddy. (2017). Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar. Bandung: Rosda.
Sumadiria, AS Haris. (2008). Jurnalistik Indonesia:
Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis
Profesional. Bandung: Simbiosaa Rekatama Media.
Bambang H.S, Aa. (2014). Periode Perkembangan Media
Massa (Sebuah Tinjauan). Jurnal Studi Komunikasi
dan Media, Vol 18 No.1 ) Januari-Juni 2014. Hal. 119-
132
Sendjaja, Sasa Djuarsa. (2014). Pengantar Ilmu
Komunikasi. In: Komunikasi: Signifikansi, Konsep, dan
Sejarah. Universitas Terbuka, Jakarta, pp. 1-41. ISBN
9796899442
Nugroho, Y., Putri, DA., Laksmi, S. (2012). Memetakan
Lanskap Industri Media kontemporer di Indoensia
(Edisi Bahasa Indonesia). Laporan. Bermedia,
Memberdayakan Masyarakat: Memahami kebijakan
dan tata kelola media di Indonesia melalui kacamata
hak warga negara. Riset kerjasama Centre for
Innovation and Governance dan HIVOS Kantor
regional Asia Tenggara, didanai oleh Ford Foundation.
Jakarta: CIPG dan HIVOS.
Gani, Rita., Astuti, SI., Kusumalestari RR. (2020). Virtual
Public Speaking. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Hutapea, Erwin. (2019) 1 Oktober. “Seksi” Prodi
Komunikasi Naik Peminat 200 Persen, Kenapa?.
Kompas.com. https://edukasi.kompas.com, diakses
17 Agustus 2021.

43
SEJARAH KOMUNIKASI MANUSIA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

Profil Penulis
Dwi Pela Agustina. Penulis merupakan dosen di
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ekonomi dan Sosial, Universitas Amikom
Yogyakarta. Minat dan bakat akan dunia
kewartawanan sejak SMA mengantar penulis
untuk melanjutkan ke jenjang strata satu di
Universitas Riau pada jurusan Ilmu Komunikasi
dan lulus pada tahun 2012. Sempat merasakan menjadi
wartawan kampus dan menjadi wartawan di sebuah portal
online lokal, penulis kemudian memutuskan untuk
melanjutkan pendidikan di jenjang strata dua. Penulis memilih
Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Gadjah Mada dengan
konsentrasi Ilmu Komunikasi dan Media yang lulus tahun 2016.
Selanjutnya pada tahun 2017, penulis pada akhirnya
memutuskan menjadi dosen dan mengabdi di Universitas
Amikom Yogyakarta.
Penulis memiliki kepakaran di bidang Jurnalistik, Media,
Penyiaran dan Public Speaking. Beberapa penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan didanai
oleh internal perguruan tinggi dan dipublikasikan di jurnal dan
prosiding dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif
bagi bangsa dan negara tercinta.
Email Penulis: dwipela@gmail.com

44
3
TUJUAN DAN AKIBAT
KOMUNIKASI

Kuswarini Sulandjari
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Singaperbangsa Karawang

Pengantar
Ditinjau dari unsur-unsurnya, selain dari adanya pesan
dan saluran (media), dalam komunikasi juga terdapat
pelaku komunikasi. Ada dua pelaku dalam komunikasi,
yaitu sumber (komunikator) dan penerima (komunikan)
pesan. Ulasan tersebut berdasarkan pengertian
komunikasi menurut Lasswell (1948) dalam Effendy
(2011), bahwa komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
media yang menimbulkan efek tertentu.
Perilaku adalah cara bertindak yang menunjukkan
tingkah laku seseorang dan merupakan hasil kombinasi
antara pengembangan anatomis, fisiologis dan psikologis
(Kast dan Rosenweig, 1995). Samsudin (1987), unsur
perilaku terdiri atas perilaku yang tidak nampak seperti
pengetahuan (cognitive) dan sikap (affective), serta
perilaku yang nampak seperti keterampilan
(psychomotoric) dan tindakan nyata (action). Perilaku pada
umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk
mencapai tujuan tertentu. Tujuan spesifik tersebut tidak
selalu diketahui secara sadar oleh individu yang

45
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

bersangkutan (Winardi, 2004). Berdasarkan teori-teori


tersebut, dapat diidentifikasi bahwa : Komunikasi
merupakan wujud perilaku manusia sebagai sumber
pesan (komunikator) maupun penerima pesan
(komunikan) yang disampaikan melalui saluran
komunikasi ; Tindakan komunikator dan komunikan
dalam menyampaikan/ menerima pesan, memilih dan
menggunakan saluran komunikasi didasari
pengetahuan, sikap, keterampilan, untuk mencapai
tujuan komunikasi sehingga menimbulkan efek.
Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi menurut Gordon I. Zimmerman yang
dikutip Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar, dikategorikan menjadi dua bagian besar, yaitu:
1. Berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk
hubungan dengan orang lain. 2. Berkomunikasi untuk
menyelesaikan tugas-tugas penting bagi kebutuhan
(Mulyana, 2007). Berikut ini ulasan tentang tujuan
komunikasi.
1. Berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk
hubungan dengan orang lain
Tujuan komunikasi menurut Wilbur Schramm (1971),
dapat dilihat dari kepentingan sumber/pengirim/
komunikator, dan kepentingan penerima/
komunikan. Dari kepentingan komunikator,
kumunikasi dimaksudkan untuk: memberi informasi,
mendidik, menyenangkan, dan menganjurkan suatu
tindakan/persuasi. Dari kepentingan komunikan,
komunikasi dimaksudkan untuk: memahami
informasi, mempelajari, menikmati, menerima/
menolak.
Menurut Widjaja (2002) dan (Cangara (2008) : tujuan
komunikasi dari sisi komunikator antara lain : 1.
Supaya yang disampaikan dapat mengerti,

46
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

komunikator harus menjelaskan kepada komunikan


(penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas
sehingga dapat mengerti dan mengakui apa yang kita
maksud; 2. Komunikator memahami orang, mengerti
benar aspirasi, keinginan dan kemauan sasaran
komunikasi ; 3. Supaya gagasan dapat diterima orang
lain, komunikator berusaha agar gagasannya dapat
diterima orang ; 4. Menggerakkan orang lain untuk
melakukan sesuatu.
Empat tujuan komunikasi menurut Hermawan (2012)
adalah: 1. Komunikasi menyangkut penemuan diri
(personal discovery), dengan berkomunikasi manusia
dapat memahami diri sendiri dan diri orang lain yang
diajak bicara secara lebih baik. 2. Untuk
berhubungan 3. Untuk Meyakinkan 4. Untuk
bermain, manusia menggunakan banyak perilaku
komunikasi untuk bermain dan menghibur diri
seperti mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik,
film, dan sebagainya. Dari sisi komunikator maupun
komunikan, menurut Riant Nugroho (2004) tujuan
komunikasi adalah menciptakan pemahaman
bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku.
Rosadi Ruslan (2003) menjelaskan lebih jauh bahwa
komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi
atau pesan saja, tetapi komunikasi dilakukan
seseorang dengan pihak lainnya selain merupakan
upaya membentuk suatu makna juga mengemban
harapan-harapannya. Thomas M. Scheidel (1976)
dijelaskan Fajar (2009) mengemukakan,
berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan
mendukung identitas diri, untuk membangun kontak
sosial dengan orang di sekitar kita, dan untuk
mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir,
atau berperilaku seperti yang kita inginkan.

47
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

Menurut Effendy (2011) tujuan komunikasi meliputi:


a. Mengubah sikap (to change the attitude),
komunikasi ditujukan untuk mengubah sikap
komunikan melalui pesan yang disampaikan oleh
komunikator, sehingga sikap komunikan berubah
sesuai dengan harapan komunikator ; b. Mengubah
opini/pendapat/ pandangan (to change the opinion),
komunikasi dimaksudkan agar terjadi perubahan
opini/ pandangan/ mengenai suatu hal, yang sesuai
dengan apa yang diharapkan komunikator ;
c.Mengubah prilaku (to change the
behavior)komunikasi diharapkan dapat merubah
perilaku komunikan agar sesuai dengan apa yang
diharapkan komunikator; d. Mengubah masyarakat
(to change the society), cakupannya lebih luas,
dengan adanya komunikasi diharapkan terjadi
perubahan pola hidup masyarakat sesuai dengan
keinginan komunikator.
Panuju (2018), menyatakan bahwa level komunikasi
merupakan keterlibatan peserta dalam komunikasi.
Berikut paparan mengenai tujuan komunikasi
ditinjau dari level komunikasi. Level komunikasi
satu (1), terdiri dari : 1. Komunikasi
Intrapersonal/pribadi, Charles V. Roberts (1983)
dijelaskan Panuju (2018) mendefiniskan komunikasi
intrapersonal sebagai semua penguraian,
pemrosesan, penyimpanan, dan pengkodean pesan
fisiologis dan psikologis yang muncul di dalam
individu pada tingkat sadar dan tidak sadar kapan
pun mereka berkomunikasi dengan dirinya sendiri
atau orang lain untuk tujuan mendefinisikan,
mempertahankan, dan/atau mengembangkan
masalah sosial, psikologis, dan/atau diri fisik. 2.
Komunikasi inter personal, tujuan komunikasi inter
personal /antar pribadi untuk : a. Meningkatkan

48
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

kualitas dari perkenalan menjadi pertemanan dan


kemudian menjadi persahabatan ; b. Mencari orang
yang bersedia mendengarkan keluhannya ; c.
memecahkan masalah pribadi ataupun masalah
pribadi yang disebabkan orang lain. d. Untuk
kepentingan bisnis. e. Membangun jaringan
(networking); 3. Komunikasi kelompok, terdiri dari:
a. Kelompok bermain (play group). Kelompok ini
diikat oleh jenis permainan atau kesenangan yang
sama seperti hobi. Misalnya ada kelompok pencinta
moge (motor gede), kelompok pencinta alam, pencinta
burung, dan sebagainya, b. Kelompok kepentingan
(interest group), kelompok ini diikat oleh tujuan
memperjuangkan kepentingan yang sama, misalnya
kelompok tani, kelompok pemberdayaan; c. Kelompok
penakan (pressure group), kelompok ini diikat oleh
idealisasi yang sama memperjuangkan sesuatu
dengan cara-cara politis. Level komunikasi dua (2):
a. Komunikasi organisasi, menurut Johnson Alvonso
(2014 dalam Panuju 2018) mengartikan komunikasi
organisasi sebagai komunikasi yang terjadi di dalam
organisasi, baik yang dilakukan antar-individu,
individu dengan kelompok, maupun antar kelompok,
baik yang formal maupun informal. Tujuan
komunikasi organisasi untuk membangun iklim
komunikasi yang kondusif. b. Komunikasi publik
adalah penyampaian pesan yang dilakukan kepada
orang banyak yang tujuannya memengaruhi publik
untuk suatu urusan yang menyangkut kepentingan
umum. Level komunikasi tiga (3): Komunikasi
massa, Joseph R. Dominick membuat definisi
“Komunikasi Massa” pada tahun 1970-an dalam
bukunya The Dynamic of Mass Communication: Media
in Transision: Komunikasi massa merupakan proses
pengiriman informasi yang dilakukan oleh suatu
organisasi kepada khalayak yang besar, heterogen,

49
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

dan tersebar (Panuju, 2018). Tujuan/arah


komunikasi tercapai apabila bisa memfungsikan
komunikasi. Menurut Dominick (2013) fungsi utama
komunikasi masa adalah: 1. fungsi pengawasan
(surveillance), 2. fungsi interpretasi, media massa
memiliki standar siaran, kebijakan siaran/liputan,
dan basis ideologi, peristiwa atau fenomena dengan
ide-ide atau ideologi dan memiliki tradisi untuk
membantu masyarakat memaknai fakta dan atau
peristiwa. 3. fungsi mediasi atau hubungan (mediated
and lankage), institusi yang menjembatani
komunikasi antar berbagai kelompok dalam
masyarakat. 4. fungsi penyebaran nilai-nilai
(transmission of values), tayangan dapat menjadi
tuntunan (referensi) untuk ditiru (diadopsi)
masyarakat, 5. fungsi hiburan (entertainment),
merupakan fungsi yang paling dominan bagi media
massa, terutama radio dan televisi.
2. Berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas
penting bagi kebutuhan
Telah disebutkan di atas, tujuan komunikasi menurut
Gordon I. Zimmerman yang di kutip Mulyana (2007),
berkomunikasi selain untuk menciptakan dan
memupuk hubungan dengan orang lain, juga untuk
menyelesaikan tugas-tugas penting bagi kebutuhan
(Mulyana, 2007). Panuju (2018) menjelaskan bahwa
komunikasi bisa menjadi tujuan dalam interaksi,
dapat juga komunikasi hanya sebagai tools (alat)
untuk tujuan interaksi. Semua itu membentuk gejala
bidang komunikasi. Berdasarkan pernyataan-
pernyataan tersebut, komunikasi merupakan alat
untuk mencapai tujuan interaksi dalam
menyelesaikan tugas-tugas penting sehari-hari yang
membentuk gejala bidang komunikasi. Bidang
komunikasi diantaranya: Public Relations, komunikasi

50
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

kesehatan, komunikasi bencana, komunikasi politik,


komunikasi dan budaya (Panuju, 2018). Effendy
(2011) menjelaskan bidang komunikasi
pembangunan, komunikasi pendidikan, komunikasi
organisasi, komunikasi dan hubungan masyarakat,
komunikasi pembangunan, komunikasi dan
jurnalistik, komunikasi dan perang urat saraf.
Bidang-bidang komunikasi menurut Wikipedia:
komunikasi sosial, komunikasi organisasi,
komunikasi bisnis, komunikasi politik, komunikasi
internasional, komunikasi antar budaya, komunikasi
pembangunan dan komunikasi tradisional.
Public relations, komunikasi yang dilakukan untuk
kepentingan unit organisasi atau institusi yang
diwakili. Public adalah bagian dari masyarakat yang
memiliki hubungan, baik langsung maupun tidak
langsung, terhadap institusi. Fungsi public relations
adalah menyebarluaskan informasi sehingga publik
mengetahui dan memahami sehingga memiliki kesan
yang baik terhadap institusi (Panuju, 2018).
Komunikasi kesehatan, merupakan komunikasi
untuk menginformasikan tentang keadaan kesehatan
seseorang, kelompok, ataupun lingkungan agar
terbentuk kesadaran. Selain itu bidang komunikasi
kesehatan dibutuhkan untuk menjelaskan masalah-
masalah kesehatan yang disebabkan masalah
komunikasi (Panuju, 2018). Kalthner dalam
Mundakir, (2006) mengatakan bahwa komunikasi
terapeutik dilakukan oleh orang-orang yang
profesional dengan tujuan menolong pasien,
menggunakan pendekatan personal berdasarkan
perasaan dan emosi. Komunikasi terapeutik termasuk
komunikasi interpersonal yaitu komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan

51
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

setiap audienc menangkap reaksi orang lain secara


langsung, baik secara verbal dan non verbal.
Komunikasi bencana, Panuju (2018), yakni
komunikasi memproduk fenomena menjadi informasi
yang berguna bagi masyarakat untuk mengingatkan
potensi bahaya yang mungkin terjadi, sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat agar selamat dari
bencana. Susanto (2011) menyebutkan penanganan
bencana selain mengandalkan kemampuan untuk
memberikan bantuan materiel saja, tetapi
memberikan dukungan moral. Melalui komunikasi
yang berpedoman kepada etika dan substansi
komunikasi dalam penyampaian pesan, maka
komunikasi menjadi sangat esensial dalam
memberikan bantuan terhadap bencana alam.
Komunikasi politik, menurut Rush dan Althoff
(1997) komunikasi politik sebagai proses ketika
informasi politik yang relevan ditentukan dari suatu
bagian sistem politik ke bagian lainnya, dan diantara
system sosial dengan sistem politik. Tujuan utama
dari komunikasi politik adalah menciptakan
kesamaan pemahaman politik (misalnya, pesan,
permasalahan, isu, kebijakan politik) antara suatu
partai dengan masyarakat (Firmanzah, 2007)
Komunikasi dan budaya, menurut Panuju 2018
Relasi antara komunikasi dan budaya paling tidak
dikaji dengan maksud menghubungkan antara
komunikasi dan budaya dalam konteks budaya yang
sama, atau komunikasi antar budaya dalam suatu
negara. Iris Varner & Linda Beamer (2011)
menyebutnya sebagai intercultural communication.
Komunikasi antar budaya menurut (Mulyana dan
Rakhmat, 2006) adalah sebagai komunikasi yang
terjadi diantara orang-orang yang berbeda agama,

52
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

bangsa, ras, bahasa, tingkat pendidikan, status sosial


bahkan jenis kelamin.
Komunikasi pembangunan, Rogers (1962)
mendefinisdikan komunikasi pembangunan
merupakan proses penyebaran ide-ide dari sumber
kepada penerimanya dengan maksud merubah
perilaku. Biasanya sumber berkeinginan untuk
mengganti pengetahuan tentang ide-ide yang telah
dimiliki penerima, menciptakan dan merubah sikap
terhadap ide-ide, dan membujuk untuk menerima ide-
ide tersebut sebagai bagian dari perilaku yang teratur.
Effendy (2011), komunikasi pembangunan adalah
proses penyebaran pesan oleh seseorang atau
sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah
sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka
meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan
batiniah, keselarasannya dirasakan secara merata
oleh seluruh rakyat, pada dimensi ruang maupun
dimensi waktu, yang akan kenyal dalam mengikuti
perkembangan teknologi, terutama teknologi
elektronik yang besar berpengaruh besar terhadap
sistem komunikasi.
Komunikasi pendidikan, komunikasi pendidikan
merupakan proses perjalanan pesan atau informasi
yang merambah bidang atau peristiwa-peristiwa
pendidikan. Dalam lingkup ini komunikasi tidak lagi
bebas tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk
tujuan-tujuan Pendidikan (Jamalludin, 2016). UU
SISDIKNAS no. 20 tahun 2003: Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

53
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

keterampilan yang diperlukan dirinya dan


masyarakat.
Komunikasi pertanian, adalah suatu pernyataan
antar manusia yang berkaitan dengan kegiatan pada
bidang pertanian, baik secara perorangan maupun
kelompok yang sifatnya umum dengan menggunakan
lambang-lambang tertentu seperti yang digunakan
pada metode penyuluhan (Soekartawi, 1988).
Menurut Subejo (2010), penyuluhan adalah proses
perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar
mereka tahu, mau dan mampu melakukan perubahan
demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan
atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraannya.
Komunikasi inovasi, adalah suatu upaya manusia
menggali dan mengembangkan informasi
(komunikasi) untuk memperoleh, mengembangkan,
menyebarluaskan, atau menghasilkan suatu
pembaruan (inovasi) untuk perkembangan perilaku
dan perubahan perilaku dalam menghadapi dan
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan
kehidupannya (Soemardjo, at al 2019). Hubeis (2007)
menyatakan bahwa inovasi merupakan gagasan,
tindakan atau barang yang dianggap baru bagi
seseorang atau kelompok masyarakat tertentu.
Komunikasi organisasi, menurut Goldhaber
(1986) adalah sebuah proses penciptaan serta saling
menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang
bergantung satu sama lain untuk mengatasi
lingkungan tidak pasti atau lingkungan yang
berubah- ubah.
Komunikasi dan jurnalistik, “jurnalistik” adalah
seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan,
mengolah, menyusun, menyajikan berita tentang
peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam

54
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani


khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat,
pendapat, dan perilaku khalayak sesuai dengan
kehendak para jurnalisnya (Erwan Efendi at al, 2017)
Komunikasi sosial, Menurut Muzafer Sherif yang
dijelaskan Santosa (2006) kelompok sosial adalah
suatu kesatuan sosial yang terdiri dua atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu
itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, dan
norma-norma tertentu. Berdasarkan pernyataan
tersebut, yang dimaksud komunikasi sosial adalah
interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur pada
kelompok sosial sehingga diantara individu dalam
kelompok tersebut sudah terdapat pembagian tugas,
struktur, dan norma-norma tertentu.
Komunikasi bisnis, komunikasi bisnis adalah setiap
komunikasi yang digunakan untuk membangun
partnerships, sumber daya intelektual, untuk
mempromosikan satu gagasan, suatu produk, servis,
atau suatu organisasi, dengan sasaran untuk
menciptakan nilai bagi bisnis yang dijalankan
(Abdullah, 2010).
Komunikasi pemasaran, menurut Kotler dan Kller
(2008), adalah aktifitas yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi/membujuk, mengingatkan
pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk
atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut.
Komunikasi internasional, Menurut Effendi (2011),
komunikasi internasional adalah komunikasi yang
dilakukan komunikator yang mewakili suatu negara
untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan
dengan berbagai kepentingan negaranya kepada

55
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

komunikan yang mewakili negara lain dengan tujuan


untuk memperoleh dukungan, bantuan, dan kerja
sama, melalui berbagai media komunikasi atau media
massa internasional (Shoelhi, 2009).
Komunikasi tradisional, menurut Martono (2011)
“komunikasi tradisional adalah proses penyampaian
pesan dari satu pihak ke pihak lain, dengan
menggunakan media tradisional yang sudah lama
digunakan di suatu tempat sebelum kebudayaannya
tersentuh oleh teknologi modern.”
Akibat Komunikasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “efek” juga
berarti “akibat” juga berarti “pengaruh”. Paradigma
Lasswell dijelaskan Effendy (2011) menunjukkan bahwa
salah satu unsur komunikasi adalah efek (effect, impact,
influence) komunikasi. Efek atau pengaruh komunikasi
adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan
dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan. Pengaruh ini bisa tergantung dari
pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. (De
Fleur, 1982).
Pengaruh atau efek ialah perbedaan antara apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima
sebelum dan sesudah menerima pesan (Stuart dalam
Cangara 2008). Pengaruh dapat dikatakan mengena jika
perubahan (P) yang terjadi pada penerima sama dengan
tujuan (T) yang di inginkan oleh komunkator (P=T), atau
seperti rumus yang dibuat oleh Jamias (1989), yakni
pengaruh (P) sangat ditentukan oleh sumber=S, pesan =P,
media = M, dan penerima=P, sehingga (P=S/P/M/P)
(Cangara 2008).
Terdapat tiga dimensi efek komunikasi massa yaitu:
kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif meliputi
peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan

56
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

pengetahuan. Efek efektif berhubungan dengan emosi,


perasaan, dan attitude (sikap). Sedangkan efek konatif
berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan
sesuatu menurut cara tertentu (Amri, 1988). Menurut
Stewart L. Tubbs dan Sylavia Moss, komunikasi yang
efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat
menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,
meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada
akhirnya menimbulkan suatu tindakan (Rakhmat, 2008).
Menurut Steven M. Chaffe ( Dalam Withoit dan Harold de
Bock, 1980 ) dalam Rakhmat, (2011) ada beberapa
pendekatan yang dapat digunakan dalam melihat efek
media massa yaitu : 1. Kelompok, masyarakat atau
melihat efek media massa itu sendiri. 2. Melihat jenis
perubahan yang terjadi pada diri khalayak, komunikasi
massa, penerimaan informasi, perubahan perasaan atau
sikap, perubahan perilaku. 3. Melihat satuan observasi
yang dikenai efek media massa. Chaffee juga
menyebutkan lima efek media masa yaitu : a. efek
ekonomis, b. efek sosial, c. efek pada penjadwalan
kegiatan, d. efek pada penyaluran/penghilangan rasa
tertentu dan e. efek perasaan orang terhadap media.
Scoot M Cultip dan Allen (2009) dalam bukunya “Effective
Public Relations”, menjelaskan elemen-elemen pendukung
komunikasi efektif yang disebut “The Seven
Communication”, yaitu : 1. Credibility, komunikasi
efektif jika komunikator memiliki kredibilitas (dapat
dipercaya) ; 2. Context, kontek merupakan kondisi yang
mendukung ketika berlangsungnya komunikasi supaya
komunikasi berjalan efektif ; 3. Content, komunikasi
menjadi efektif apabila isi pesan mengandung sesuatu
yang berarti dan penting untuk diketahui oleh audiens; 4.
Clarity, pesan yang jelas tidak menimbulkan penafsiran
yang bermacam-macam; 5. Continuity and consistency,
agar komunikasi berhasil, maka pesan atau informasi

57
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

perlu disampaikan secara berkesinambungan atau


kontinyu ; 6. Capability of audience, komunikasi dapat
dikatakan berhasil apabila sang penerima pesan
memahami dan melakukan apa yang terdapat pada isi
pesan ; 7. Channels of distribution, pemilihan media
komunikasi yang sesuai dan tepat sasaran perlu
dilakukan agar tidak terjadi komunikasi yang sia-sia.

58
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

Daftar Pustaka
Abdullah, M R. (2010). Komunikasi Bisnis. Jurnal IAIN
Palopo Al-Tajdid, Vol. II No. 1/Maret.
Amri Jahi. (1988). Komunikasi Massa dan Pembangunan
Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga. Jakarta: PT.
Gramedia.
Alvonco, Johnson. (2014). Practical Communication Skill.
Jakarta: PT Elexmedia Komputindo.
Beamer, Linda., & Varner, Iris. (2011). International
Communication In The Global Workplace. Singapore:
McGraw-Hill.
Cangara, Hafied. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Cutlip, Scott. M., Center Allen H. & Broom.Glen. M. (2009),
Effective Public Relations, Ed. 9. Jakarta : Kencana.
De Fleur, Melvin L & Sandra J. Ball Rockeach. (198).
Theories of Mass Communication 4 th Edition. USA:
Longman.
Dominick, Joseph R. 2013. The Dynamics of
Communication Media in Transition. New York:
McGraw-Hill. 12th edition.
Effendy, OU. (2011) Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya.
Erwan E & Arasyid. (2017). Jurnalistik Praktis
Kontemporer. Depok: Prenadamedia Group.
Fajar, Marhaeni. (2009) Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Firmanzah. (2007) Marketing politik: Antara Pemahaman
dan Realitas. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Fremon E. Kast & James E. Rosenzweig. (1995).
Organisasi Dan Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara.
Goldhaber, Gerald M. 1986. Organizational
Communication. Jakarta: Erlangga.

59
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

Hermawan, A. (2012). Komunikasi Pemasaran. Jakarta :


Erlangga.
Hubeis, AV. (2007). Komunikasi Inovasi. Malang :
Penerbit Universitas Terbuka.
Jamaludin. (2016). Manfaat Media Komunikasi dalam
Pendidikan dan pembelajaran. Jurnal At-Tabligh Vol
1 No 1 tahun 2016 Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Jamias, J. (1989). Science communication and education
in the development communication context. Diamond
Jubilee Professorial Chair Lecture presented to the
Institute of Development Communication, University of
the Philippines Los Baños, Los Baños, Philippines, 27
September.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kotler, Philip & Keller. (2008) Manajemen Pemasaran.
Edisi Ketigabelas. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Lasswell, H. D. (1948). The structure and function of
communication in society. In L. Bryson (Ed.), The
communication of ideas (pp. 37-51). New York: Harper
and Row.
Mulyana, D. (2007). Ilmu komunikasi : Suatu Pengantar.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Martono, N. (2011). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta:
PT. Raja Grafindo
Mulyana, D & J. Rakhmat. (2006). Komunikasi
Antarbudaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-
Orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nugroho D, Riant. (2004). Kebijakan Publik, Formulasi,
Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta: Gramedia.
Panuju, R. (2008). Pengantar Studi (Ilmu) Komunikasi:
Komunikasi sebagai Kegiatan Komunikasi sebagai
Ilmu. Jakarta: Prenadamedia Group
Ruslan, Rosadi. (2003). Metode Penelitian: Public Relations
dan Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

60
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

Rahmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rogers, Everett M. (1962). Diffusion of Innovasion. New
York: Free Press
Rakhmat, J. (2011) Psikologi Komunikasi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Charles V. Roberts. (1983). Communication Education
Throughout the Ilniversity: An Alternative to the One-
Shot Inoculation Approach. Paper presented at the
Eastern Communication Association Convention Ocean
City, Maryland April.
Rush Miclael dan Altholf Philip. (1977) Pengantar Sosiologi
Politik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Samsudin, U. (1987). Dasar Dasar Penyuluhan dan
Modernisasi Penyuluham. Bandung: Bina Cipta
Santoso, S. (2006). Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi
Aksara
Scheidel, Thomas M. (1976). Speech Communication and
Human Interaction, Scoot, Foresman & Co. Glenwille.
Schramm, Wilbur, dan Donald F., Roberts, (1971). The
Process and Effects of Mass Communication, Revised
edition. Urbana- Chicago-London: University of
Illinois Press. Dalam https://www.e-
jurnal.com/2013/12/tujuan-tujuan-
komunikasi.html
Stewart L. Tubbs dan Sylavia Moss. (2001). Human
Communication. Bandung: Rosdakarya.
Soekartawi. (1988). Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).
Shoelhi, Mohammad. (2009). Komunikasi Internasional
Perspektif Jurnalistik. Bandung, Simbiosa Rekatama
Media.
Subejo. (2010). Penyuluhan Pertanian. Jakarta:
Extention.

61
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

Sumardjo, Aida Vitayala S. Hubeis, Arifah Bintarti, Sri


Sedyaningsih, Ace Sriati Rahman, Yanis Rusli. (2019).
Komunikasi Inovasi. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Susanto, E H. 2011. Komunikasi Bencana Chapter Faktor
Komunikasi dalam Peristiwa dan Manajemen Bencana:
Penerbit Buku Litera dan Aspikom.
UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003:
Widjaja. H. A. W. (2002). Komunikasi (Komunikasi dan
Hubungan Masyarakat). Jakarta: Bumi Aksara.
Wikipedia
Winardi. J. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi.
Jakarta: Predanamedia Group.

62
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI

Profil Penulis
Kuswarini Sulandjari, Staf Pengajar pada
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Singaperbangsa Karawang, sejak
tahun 2001. Sebelumnya dosen Kopertis
Dipekerjakan di Universitas Merdeka Madiun,
kemudian pindah ke Universitas Widya Gama
Malang. Pendidikan Strata Satu pada Departemen Sosial
Ekonomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Stara
Dua pada Pragram Pasca Sarjana Universitas Brawijaya
Malang. Tingkat Doktoral pada Program Pasca Sarjana
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung. Mata
kuliah yang diampu antara lain: Komunikasi Inovasi,
Penyuluhan dan Komunikasi, Sosiologi Pertanian, Usahatani,
Pemberdayaan Masyarakat, Studi Kependudukan dan Motode
Penelitian. Penulis telah melakukan penelitian secara mandiri
dan kolaborasi antara lain tentang: Penyuluhan Pertanian
Perusahaan Swasta; Keunggulan Komparatif Usahatani Padi
dan Tebu di Lahan Sawah; Usahatani dan Pemasaran Jamur
Merang; Kelompok Tani; Persepsi Masyarakat tentang
Pelestarian Hutan Mangrove; Pemberdayaan Masyarakat
melalui Pengolahan Buah Mangrove. Secara kolaboratif ikut
menulis buku tentang: Metode Pemberdayaan Masyarakat,
Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat, Research Methodology,
Usahatani Paprika, Perencanaan Penyuluhan, Ekonomi
Lingkungan serta buku tentang Limbah.
Email: kuswarini.sulandjari@staff.unsika.ac.id

63
64
4
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN
PROSES KOMUNIKASI

Wa Ode Sifatu
Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Halu Oleo

Pengantar
Aktivitas mengirim pesan kepada penerima pesan dengan
cara yang baik dan benar agar dapat dimengerti oleh
penerima pesan disebut proses komunikasi. Dalam proses
komunikasi, pengirim pesan sangat penting menguasai
keterampilan berkomunikasi dalam kehidupan secara
profesional dan kehidupan pribadi manusia. Keterampilan
berkomunikasi dimaksud adalah kemampuan pengirim
pesan dalam memenuhi berbagai kebutuhan,
mendefinisikan komunikasi, pemahaman dasar tentang
proses komunikasi, memahami bagaimana berbagai
konteks mempengaruhi komunikasi.
Prinsip Dasar Komunikasi
Sebagian besar manusia menyadari bahwa komunikasi
itu penting, namun seringkali dalam benak mereka proses
atau sesuatu komunikasi dipandang sebagai sesuatu
yang terjadi begitu saja. Menempatkan komunikasi di
depan pikiran kita dan menjadi lebih sadar bagaimana
kita berkomunikasi dapat menjadi informatif dan memiliki
banyak efek positif. Ketika pertama kali mempelajari
komunikasi sebagai calon lulusan komunikasi, Anda

65
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

mulai melihat konsep-konsep yang disampaikan oleh


dosen dan Anda harus mempelajarinya di dalam kelas dan
dalam kehidupan sehari-hari Anda. Ketika Anda bekerja
dalam kelompok, Anda diminta untuk menerapkan apa
yang telah Anda pelajari tentang komunikasi kelompok
untuk meningkatkan kinerja dan pengalaman Anda
secara keseluruhan. Anda juga perlu memahami dan
memperhatikan konsep dan teori interpersonal saat Anda
berkomunikasi dalam berbagai interaksi sosial. Anda
harus selalu menganalisis pesan yang dimediasi atau
mempertimbangkan implikasi etis dari suatu keputusan
sebelum Anda membuat keputusan, mempelajari
komunikasi memungkinkan Anda untuk melihat lebih
banyak tentang apa yang terjadi di sekitar Anda,
memungkinkan Anda untuk berpartisipasi lebih aktif dan
kompeten dalam berbagai konteks komunikasi. Pada
bagian ini, saat Anda mempelajari prinsip-prinsip
komunikasi, Anda didorong untuk memperhatikan aspek-
aspek komunikasi yang belum pernah Anda pikirkan
sebelumnya dan mulai menerapkan prinsip-prinsip
komunikasi ke berbagai bagian kehidupan sehari-hari
Anda.
1. Komunikasi Memenuhi Kebutuhan
Mahasiswa dengan pengalaman pendidikan bertahun-
tahun, tentunya Anda tahu bahwa komunikasi lebih
dari sekadar menyampaikan informasi. Pertukaran
pesan dan informasi penting karena berbagai alasan,
tetapi tidak cukup untuk memenuhi berbagai
kebutuhan yang kita miliki sebagai manusia.
Sementara komunikasi kita dapat membantu kita
mencapai kebutuhan fisik dan instrumental tertentu,
itu juga memberi makna pada identitas dan hubungan
kita dengan cara yang jauh melampaui isi dari apa
yang kita katakan. Kebutuhan jasmani meliputi
kebutuhan yang membuat tubuh dan pikiran kita

66
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

bekerja seperti meminum air, makana, dan tidur.


Komunikasi yang paling sering kita kaitkan dengan
otak, mulut, mata, dan telinga kita, sebenarnya
memiliki lebih banyak koneksi dan efek pada tubuh
dan kesejahteraan fisik kita. Pada tingkat yang paling
dasar, komunikasi dapat mengingatkan orang lain
bahwa kebutuhan fisik kita tidak terpenuhi. Bahkan
bayi menangis ketika lapar, basah dengan air kencing,
buang air besar, atau sakit untuk mengingatkan
mereka akan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan
fisik.
Penelitian saat ini menunjukkan bahwa hubungan
sosial antarmanusia memiliki dampak besar pada
umur panjang, sistem kekebalan tubuh, dan aspek
kesehatan fisik lainnya (Seppala, et al., 2014).
Kebutuhan instrumental meliputi kebutuhan yang
membantu kita menyelesaikan sesuatu dalam
kehidupan kita sehari-hari dan mencapai tujuan
jangka pendek dan jangka panjang. Kita semua
memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang
yang kita kerjakan setiap hari. Memenuhi tujuan ini
adalah tugas komunikatif yang berkelanjutan, yang
berarti kita membutuhkan banyak waktu untuk
berkomunikasi untuk kebutuhan instrumental.
Beberapa kebutuhan instrumental termasuk
mempengaruhi orang lain, mendapatkan informasi
yang kita butuhkan, atau dukungan umum (Burleson,
Metts, & Kirch, 2000). Contohnya adalah ketika Budi
mencoba membujuk teman Budi sekamarnya untuk
menolak musiknya karena dia sedang belajar. Dalam
hal ini, menggunakan komunikasi adalah untuk
memenuhi kebutuhan instrumental. Kebutuhan
relasional meliputi kebutuhan yang membantu kita
memelihara hubungan sosial dan interpersonal.
Berkomunikasi untuk kebutuhan instrumental kita
membantu kita bekerja di banyak tingkatan, tetapi
67
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

berkomunikasi untuk kebutuhan relasional


membantu kita mencapai hubungan sosial yang
merupakan bagian penting dari kebutuhan manusia.
Komunikasi memenuhi kebutuhan relasional
manusia dengan memberi kita alat untuk: 1)
mengembangkan, 2) memelihara, dan 3) memutuskan
hubungan. Kebutuhan identitas meliputi: 1)
kebutuhan manusia untuk menampilkan diri kepada
orang lain, dan 2) kebutuhan khusus dan diinginkan.
Kata sifat apa yang akan Anda gunakan untuk
menggambarkan diri Anda? Apakah Anda lucu,
pintar, setia, atau unik? Jawaban Anda tidak hanya
didasarkan pada siapa Anda, karena sebagian besar
cara kita berpikir tentang diri kita sendiri didasarkan
pada komunikasi kita dengan orang lain. Identitas
kita berubah saat kita maju dalam hidup, tetapi
komunikasi adalah sarana utama untuk membangun
identitas kita dan memenuhi kebutuhan identitas
kita.
2. Komunikasi Adalah Sebuah Proses
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses
pemahaman berbagi makna (Pearson & Nelson,
2000). Ketika kita mengacu pada komunikasi sebagai
suatu proses, kita menyiratkan bahwa itu tidak
memiliki awal dan akhir yang berbeda atau mengikuti
urutan peristiwa pertemuan komunikasi yang telah
ditentukan, karena komunikasi tidak selalu
mengikuti format yang rapi dan terlihat, yang
membuat mempelajari interaksi atau fenomena
komunikasi menjadi sulit. Setiap kali kita menarik
bagian dari proses untuk pemeriksaan atau
pemeriksaan lebih dekat, kita secara artifisial
"membekukan" proses untuk memeriksanya, yang
tidak mungkin ketika berkomunikasi dalam
kehidupan nyata. Tetapi kadang-kadang para sarjana

68
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

ingin mengisolasi tahapan tertentu dalam proses


memperoleh wawasan dengan mempelajari, misalnya,
umpan balik atau kontak mata yang mengubah proses
itu sendiri, dan pada saat Anda memeriksa tahapan
atau komponen tertentu dari proses, seluruh proses
mungkin telah berubah. Ini berguna untuk interogasi
ilmiah dari proses komunikasi dan mereka juga dapat
membantu kita, praktik komunikasi kita sendiri,
memecahkan masalah pertemuan yang kita hadapi,
atau memperlambat segalanya untuk
memperhitungkan sesuatu sebelum kita terlibat
dalam komunikasi (Dance & Larson, 1976).
3. Komunikasi Dipandu oleh Budaya dan Konteks
Konteks adalah komponen dinamis dari proses
komunikasi. Budaya dan konteks juga mempengaruhi
cara kita memandang dan mendefinisikan
komunikasi. Budaya Barat cenderung menempatkan
nilai pada pengirim daripada penerima dan pada
konten daripada budaya. Sebaliknya budaya Timur
cenderung berkomunikasi dengan pendengar dalam
pikiran. Budaya bervariasi, tergantung dalam hal
memiliki orientasi budaya yang lebih individualistik
atau lebih kolektif. Budaya Barat dianggap sebagai
budaya individualistis, di mana penekanan
ditempatkan pada ekspresi dan kesuksesan individu.
Sebaliknya, budaya Timur seperti Jepang dianggap
sebagai budaya kolektivistik, di mana penekanan
ditempatkan pada kohesi dan harmoni kelompok.
Inilah nilai-nilai budaya yang kuat yang tertanam
dalam cara kita belajar berkomunikasi. Dalam banyak
budaya kolektivistik, lebih banyak penekanan
ditempatkan pada keheningan dan konteks
nonverbal. Di Amerika Serikat, Jepang, atau negara
lain, orang disosialisasikan sejak lahir untuk

69
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

berkomunikasi dengan cara budaya tertentu yang


bervariasi sesuai konteks.
4. Komunikasi Dipelajari
Kebanyakan dari kita berbeda dalam kapasitas dan
kemampuan untuk berkomunikasi, tetapi kita semua
berkomunikasi secara individual. Ini karena
komunikasi dipelajari bukan bawaan. Seperti yang
telah kita lihat, pola komunikasi relatif terhadap
konteks dan budaya di mana seseorang
berkomunikasi. Banyak budaya memiliki bahasa
berbeda yang terdiri dari sistem simbol yang unik.
Prinsip utama komunikasi adalah bahwa itu adalah
simbolis. Komunikasi bersifat simbolis karena kata-
kata yang membentuk sistem bahasa kita tidak secara
langsung berhubungan dengan apa pun dalam
kenyataan. Sebaliknya, mereka berdiri untuk sesuatu
atau sesuatu. Odgen dan Richards (1923) tidak
percaya bahwa ada segitiga makna dengan
"pemikiran", "simbol", dan "referensi" dalam
hubungan interaksi antarmanusia. Contoh: Kata
Perancis Poisson berarti ikan, tapi racun mengacu
pada zat beracun. Komunikasi sangat bervariasi
antara orang, konteks, dan budaya menggambarkan
bahwa makna tidak melekat pada kata-kata yang kita
gunakan. Misalnya, Anda pergi ke Prancis untuk
berlibur dan melihat kata poisson di menu. televisi
Anda tahu cara membaca bahasa Prancis, Anda tidak
akan tahu bahwa simbolnya sama dengan simbol ikan
dalam bahasa Inggris. Kedua kata itu tidak terlihat
sama sama sekali, tetapi mereka menggunakan objek
yang sama. Jika Anda melihat kata itu sendiri, Anda
mungkin berpikir bahwa kata Prancis untuk ikan
lebih mirip dengan kata racun dalam bahasa Inggris
dan hindari memilihnya untuk makan malam Anda.
Menempatkan gambar ikan pada menu pasti akan

70
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

membantu wisatawan asing memahami apa yang


mereka pesan, karena gambar tersebut merupakan
representasi objek yang sebenarnya dan bukan simbol
sembarangan.
5. Semua Komunikasi Simbolik Dipelajari,
Dinegosiasikan, dan Dinamis.
Kita tahu bahwa huruf b-o-o-k mengacu pada objek
yang dilihat dengan beberapa halaman tertulis. Kita
juga tahu bahwa huruf t-r-u-c-k mengacu pada
tempat tidur di belakang untuk mengangkut barang.
Tetapi jika kita belajar di sekolah bahwa truk surat
mengacu pada objek dengan halaman tertulis dan
buku mengacu pada kendaraan dengan tempat tidur
di belakang, maka itu masuk akal, karena surat itu
sebenarnya tidak merujuk pada objek dan kata itu
sendiri hanya dengan arti yang kita berikan untuk dia.
Kita akan belajar lebih banyak, dalam bab tentang
komunikasi verbal, tentang cara kerja bahasa, tetapi
komunikasi lebih dari sekadar penerapan kata-kata
yang kita gunakan. Kita semua disosialisasikan ke
dalam bahasa yang berbeda, tetapi kita juga berbicara
deangan "bahasa" yang berbeda berdasarkan situasi
yang kita hadapi. Misalnya, dalam beberapa budaya
dianggap tidak pantas untuk membicarakan masalah
keluarga atau kesehatan di depan umum, tetapi itu
tidak aneh untuk mendengar orang-orang di toko
kelontong kota kecil di Amerika Serikat berbicara
tentang anak-anak mereka atau operasi mereka yang
akan datang. Ada beberapa pola komunikasi yang
dimiliki oleh sejumlah besar orang dan beberapa yang
khusus untuk hubungan tertentu-sahabat, misalnya,
yang memiliki terminologi dan ekspresi internal
mereka sendiri yang tidak masuk akal bagi orang lain.
Contoh-contoh ini tidak pada skala yang sama dengan
bahasa yang berbeda, tetapi mereka menunjukkan

71
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

bahwa komunikasi dipelajari. Mereka juga


menggambarkan bagaimana aturan dan norma
mempengaruhi cara kita berkomunikasi.
6. Komunikasi Memiliki Implikasi Etis
Prinsip komunikasi yang relatif secara budaya dan
situasional lainnya adalah bahwa komunikasi
memiliki harapan. Etika komunikasi dengan proses
negosiasi dan refleksi atas tindakan kita dan
komunikasi tentang apa yang kita yakini benar dan
salah. Aristoteles, seorang Yunani penting dan
berpengaruh dalam studi komunikasi mengatakan,
"Dalam arena kehidupan manusia, penghargaan dan
kehormatan jatuh kepada mereka yang menunjukkan
kualitas mereka dalam tindakan" (Stewart, Mary E. et
al., 2006). Dalam etika komunikasi, kita lebih
memperhatikan keputusan yang dibuat tentang apa
yang benar dan salah daripada sistem, filosofi, atau
agama dari mana keputusan itu dibuat. kebanyakan
etika adalah wilayah abu-abu. Meskipun kita
berbicara tentang membuat keputusan dalam hal apa
yang benar dan apa yang salah, pilihannya seringkali
tidak sesederhana itu. Aristoteles melanjutkan
dengan mengatakan kita harus bertindak "sampai
batas yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan motif
yang benar, dan dengan cara yang benar."
Komunikasi memiliki kualitas yang luas. Ketika
berbicara tentang etika komunikasi, sulit untuk
mengatakan bahwa ada sesuatu yang 100 persen etis
atau tidak etis. Saya memberi tahu siswa saya bahwa
kita semua membuat pilihan setiap hari yang kurang
lebih etis, dan kita mungkin tidak percaya diri dalam
membuat keputusan hanya nanti untuk mengetahui
bahwa itu bukan pilihan yang paling etis. Dalam
kasus seperti itu, etika dan niat baik kita diuji, karena

72
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

dalam situasi tertentu beberapa pilihan tampaknya


tepat, tetapi kita hanya dapat memilih satu.
Jika, dalam suatu situasi, kita membuat keputusan
dan membuat kita menyadarinya dan menyadari
bahwa kita dapat membuat keputusan yang lebih etis,
apakah itu membuat kita menjadi orang jahat?
Sementara banyak perilaku dapat lebih mudah diberi
label sebagai etis atau tidak etis, komunikasi tidak
selalu begitu jelas. Membunuh seseorang umumnya
dianggap tidak etis dan ilegal, tetapi banyak contoh
ucapan yang menyakitkan, atau bahkan beberapa
orang menganggapnya sebagai kebencian, telah
dilindungi sebagai kebebasan berbicara. Ini adalah
hubungan yang rumit antara ucapan yang
dikembangkan, ucapan etis, dan hukum. Dalam
beberapa kasus, orang-orang melihatnya sebagai
kewajiban mereka untuk membagikan informasi yang
mereka rasa merupakan kepentingan terbaik publik.
Orang-orang di belakang kelompok tertentu,
misalnya, telah merilis dokumen rahasia terkait,
pengumpulan intelijen, dan komunikasi. Kelompok
tertentu mengklaim bahwa pengungkapan informasi
ini membuat politisi dan pemimpin bertanggung
jawab dan akuntabel kepada publik, tetapi pejabat
membuat pernyataan yang mengklaim bahwa
informasi tersebut harus dianggap sebagai tindakan
kriminal karena paparan tersebut dapat mengancam
keamanan nasional. Kedua belah pihak menganggap
komunikasi pihak lain tidak etis dan komunikasi
mereka sendiri etis. Siapa yang benar? Tentunya
semuanya tergantung pada kepentingan.
7. Komunikasi Mempengaruhi Pemikiran Anda Tentang
Diri Sendiri dan Orang Lain
Kita semua memiliki dorongan untuk berkomunikasi.
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, komunikasi

73
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

dapat didefinisikan sebagai proses pemahaman dan


berbagi makna (Pearson & Nelson, 2000). Anda
berbagi makna dalam apa yang Anda katakan dan
bagaimana Anda mengatakannya, baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan. Jika Anda tidak dapat
berkomunikasi, seperti apa hidup ini? Serangkaian
frustrasi yang tidak pernah berakhir? Tidak bisa
meminta apa yang Anda pesan, atau bahkan untuk
memahami kebutuhan orang lain? Tidak mampu
berkomunikasi bahkan mungkin kehilangan sebagian
dari diri Anda, karena Anda mengomunikasikan
konsep diri Anda—rasa diri Anda dan kesadaran Anda
tentang siapa diri Anda—dengan cara tertentu.
apakah kamu suka menulis? Apakah Anda merasa
mudah untuk melakukan panggilan ke orang asing,
atau berbicara di ruangan yang penuh dengan orang?
Apakah Anda suka bekerja dalam tim dan kelompok?
Mungkin seseorang memberi tahu Anda bahwa Anda
tidak berbicara dengan jelas, atau bahwa tata bahasa
Anda perlu diperbaiki. Apakah itu membuat Anda
lebih cenderung ingin berkomunikasi?
Bagi sebagian orang hal itu mungkin merupakan
tantangan positif, sementara bagi yang lain mungkin
mengecilkan hati, tetapi dalam semua kasus,
kemampuan Anda untuk berkomunikasi adalah inti
dari konsep diri Anda. membebaskan pakaian Anda.
Merek apa yang Anda gunakan? Menurut Anda apa
yang mereka katakan tentang Anda? Apakah Anda
merasa bahwa gaya sepatu, perhiasan, tato, musik,
atau bahkan mobil tertentu mengungkapkan siapa
Anda? Bagian dari konsep diri Anda mungkin adalah
bahwa Anda mengekspresikan diri melalui SMS, atau
melalui penulisan dokumen yang lebih panjang
seperti esai dan makalah penelitian, atau melalui cara
Anda berbicara. Label dan merek yang Anda kenakan
juga dalam beberapa hal berkomunikasi dengan grup
74
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

atau komunitas Anda. Mereka dikenal, dan sampai


batas tertentu, terkait dengan Anda. Sama seperti
kata-kata Anda mewakili Anda secara tertulis,
bagaimana Anda menampilkan diri Anda dengan
simbol mempengaruhi bagaimana orang lain
memandang Anda. Di sisi lain, keterampilan
komunikasi Anda membantu Anda memahami orang
lain—bukan hanya kata-kata mereka, tetapi juga
nada suara mereka, gerakan nonverbal mereka, atau
format dokumen tertulis mereka yang memberi Anda
petunjuk tentang siapa mereka dan apa nilai-nilai
mereka. dan prioritas mungkin. Keberhasilan Anda
sebagai komunikator dalam kemampuan Anda untuk
secara aktif memantau dan memantau pesan orang
lain secara akurat.
8. Komunikasi Mempengaruhi Cara Anda Belajar
Ketika Anda masih bayi, Anda belajar berbicara
selama beberapa bulan. Ada sekelompok pengasuh di
sekitar Anda yang berbicara satu sama lain, dan
kadang-kadang kepada Anda, dan Anda menyadari
bahwa Anda bisa mendapatkan sesuatu darinya
ketika Anda menggunakan kata itu dengan benar.
Sebelum Anda menyadarinya, Anda berbicara dalam
kalimat, kata-kata, dalam bahasa yang Anda pelajari
dari keluarga Anda atau orang-orang di sekitar Anda.
Seiring bertambahnya usia, Anda tidak belajar
mengendarai sepeda, mengendarai mobil, atau
bahkan mengirim pesan teks di ponsel Anda dalam
waktu singkat. Belajarlah untuk bekerja dengan cara
yang sama untuk terus meningkatkan keterampilan
komunikasi Anda. Anda belajar berbicara di depan
umum dengan terlebih dahulu melakukan
percakapan, kemudian dengan menjawab pertanyaan
dan mengungkapkan pendapat Anda di kelas, dan
terakhir dengan mempersiapkan dan berbicara

75
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

“stand-up”. Demikian pula, Anda belajar menulis


dengan terlebih dahulu belajar membaca, kemudian
dengan menulis dan belajar berpikir kritis. Berbicara
dan menulis Anda adalah cerminan dari pemikiran,
pengalaman, dan pendidikan Anda, dan dari
kombinasi itu adalah tingkat pengalaman Anda
mendengarkan pembicara lain, membaca dokumen
dan gaya menulis, dan mempelajari format yang mirip
dengan apa yang ingin Anda hasilkan. Berbicara dan
menulis adalah keterampilan komunikasi utama yang
akan Anda gunakan dalam tim dan kelompok. Saat
Anda mempelajari komunikasi, Anda mungkin
menerima saran untuk perbaikan dan klarifikasi dari
para profesional yang lebih berpengalaman daripada
Anda sendiri. Ambil saran mereka sebagai tantangan
untuk diperbaiki, jangan menyerah ketika
pembicaraan pertama Anda atau draf pertama Anda
tidak mendapatkan pesan yang Anda inginkan. Tetap
dengan itu sampai Anda melakukannya dengan
benar. Keberhasilan Anda dalam berkomunikasi
adalah keterampilan yang berlaku untuk hampir
semua bidang pekerjaan, dan itu membuat perbedaan
dalam hubungan Anda dengan orang lain. Ingat,
kombinasi persiapan dan waktu Anda ingin siap
berkomunikasi dengan baik saat diberi kesempatan.
Setiap kali Anda melakukan pekerjaan dengan baik,
kesuksesan Anda akan membawa lebih banyak
kesuksesan.
Tingkatan Komunikasi
Keterampilan berkomunikasi memungkinkan Anda
memberi dan menerima informasi. Memang pengusaha
secara konsisten menempatkan keterampilan komunikasi
sebagai salah satu keterampilan yang paling sering
diminta dalam lowongan pekerjaan sejak tahun 2020.
Menggunakan, meningkatkan, dan memamerkan

76
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

keterampilan komunikasi Anda dapat membantu Anda


maju dalam karier dan menjadi kompetitif saat mencari
pekerjaan baru. Dalam artikel ini, kami membahas
pentingnya keterampilan komunikasi dan cara Anda
dapat meningkatkannya. Berikut adalah 10 keterampilan
berkomunikasi teratas yang ingin dilihat oleh pemberi
kerja dan perekrut dalam resume dan surat lamaran,
wawancara, dan pengembangan karir Anda, sebagai
berikut.
1. Mendengarkan secara aktif
Mendengarkan secara aktif berarti memperhatikan
dengan seksama dengan siapa Anda berkomunikasi
dengan melibatkan mereka, mengajukan pertanyaan,
dan menyusun ulang kata-kata. Berlatih
mendengarkan secara aktif dapat membangun rasa
hormat dengan rekan kerja Anda dan meningkatkan
pemahaman di tempat kerja. Saat Anda
mendengarkan secara aktif, fokuslah pada pembicara,
hindari gangguan seperti ponsel, laptop, atau proyek
lain, dan dengan menyiapkan pertanyaan, komentar,
atau ide untuk ditanggapi dengan serius. Tingkatkan
kemampuan mendengarkan aktif Anda dengan
memperhatikan ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan
nada suara orang lain. Alih-alih mempersiapkan apa
yang akan Anda katakan, fokuslah pada apa yang
dikatakan orang lain dan bagaimana mereka
mengatakannya. Jika Anda perlu mengklarifikasi
sesuatu, ajukan pertanyaan lanjutan atau ulangi apa
yang mereka katakan untuk mengonfirmasi bahwa
Anda memahaminya dengan benar.
2. Metode komunikasi
Menggunakan cara atau metode yang tepat untuk
berkomunikasi adalah keterampilan yang penting.
Ada keuntungan dan kerugian untuk berbicara

77
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

melalui email, surat, panggilan telepon, pertemuan


langsung atau pesan instan. Berkomunikasi lebih
baik ketika Anda mempertimbangkan audiens Anda,
informasi apa yang ingin Anda bagikan dan cara
terbaik untuk membagikannya. Misalnya, jika Anda
berkomunikasi dengan calon majikan, mungkin lebih
baik mengirim email resmi atau menelepon mereka di
telepon. Di tempat kerja, Anda mungkin merasa lebih
mudah untuk mengomunikasikan informasi
kompleks secara langsung atau melalui konferensi
video daripada melalui email. Membangun
persahabatan di tempat kerja jarak jauh lebih mudah
jika Anda dapat berbicara melalui pesan instan.
3. Keramahan
Sifat ramah seperti kejujuran dan kebaikan dapat
membantu menumbuhkan kepercayaan dan
pengertian saat berkomunikasi di tempat kerja.
Cobalah berkomunikasi dengan sikap positif, tetap
berpikiran terbuka, dan ajukan pertanyaan untuk
membantu Anda memahami dari mana mereka
berasal. Gerakan kecil seperti menanyakan kabar
seseorang, tersenyum saat berbicara, atau memuji
pekerjaan yang dilakukan dengan baik dapat
membantu Anda membina hubungan yang produktif
dengan rekan kerja dan manajer.
Anda dapat melatih keramahan dengan mengingat
detail kecil dan bijaksana tentang rekan kerja Anda
atau percakapan sebelumnya. Misalnya, jika seorang
rekan kerja memberi tahu Anda bahwa ulang tahun
anak mereka akan segera terjadi dan Anda terhubung
dengan mereka lagi nanti, Anda dapat bertanya
kepada mereka bagaimana pesta ulang tahun itu
berlangsung.

78
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

4. Keyakinan
Di tempat kerja, orang lebih cenderung menanggapi
ide-ide yang disajikan dengan percaya diri. Ada
banyak cara untuk tampil percaya diri, termasuk
dengan melakukan kontak mata saat berbicara
dengan seseorang, duduk tegak dengan bahu terbuka,
dan mempersiapkan diri terlebih dahulu agar pikiran
Anda terpoles dan Anda dapat menjawab pertanyaan
apa pun. Komunikasi yang percaya diri berguna
dalam seluruh kehidupan berinteraksi.
5. Berbagi umpan balik
Komunikator yang kuat dapat menerima umpan balik
kritis dan memberikan masukan yang konstruktif
kepada orang lain. Umpan balik harus menjawab
pertanyaan, memberikan solusi atau membantu
memperkuat proyek atau topik yang ada. Memberikan
dan menerima umpan balik adalah keterampilan
tempat kerja yang penting, karena dapat membantu
Anda dan orang-orang di sekitar Anda membuat
peningkatan yang berarti pada pekerjaan mereka dan
pengembangan profesional mereka.
Cara yang bagus untuk mempelajari cara memberikan
umpan balik adalah dengan membuat catatan dari
orang lain tentang umpan balik yang mereka
tawarkan kepada Anda. Ketika Anda menemukan
umpan balik yang dijelaskan dengan baik, luangkan
waktu untuk mengamati dan menganalisis mengapa
itu baik, mengapa itu beresonansi dengan Anda dan
bagaimana Anda dapat menerapkan keterampilan itu
di masa depan.

79
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

6. Volume dan kejelasan


Saat Anda berbicara, penting untuk menjadi jelas dan
terdengar. Menyesuaikan suara berbicara Anda
sehingga Anda dapat didengar dalam berbagai
pengaturan adalah keterampilan, dan sangat penting
untuk berkomunikasi secara efektif. Berbicara terlalu
keras mungkin tidak sopan atau canggung dalam
situasi tertentu. Jika Anda tidak yakin, baca ruangan
untuk melihat bagaimana orang lain berkomunikasi.
Aspek lain dari komunikasi verbal adalah vokal dan
nada suara. Ini melibatkan bagaimana nada Anda
bergerak naik dan turun, nada Anda, pola aksen Anda
dan ruang yang Anda tempatkan di antara frasa.
Detail seperti itu bisa efektif dalam
mengomunikasikan emosi dan menawarkan wawasan
audiens Anda tentang bagaimana pesan Anda harus
ditafsirkan (apakah Anda menyadarinya atau tidak).
7. Empati
Memiliki empati berarti Anda tidak hanya dapat
memahami, tetapi juga berbagi emosi orang lain.
Keterampilan komunikasi ini penting dalam
pengaturan tim dan satu lawan satu. Dalam kedua
kasus tersebut, Anda perlu memahami emosi orang
lain dan memilih respons yang tepat.
Misalnya, jika seseorang mengungkapkan kemarahan
atau frustrasi, empati dapat membantu Anda
mengenali dan meredakan emosinya. Pada saat yang
sama, mampu memahami ketika seseorang merasa
positif dan antusias dapat membantu Anda
mendapatkan dukungan untuk ide dan proyek Anda.
8. Hormat
Aspek kunci dari rasa hormat adalah mengetahui
kapan harus memulai komunikasi dan merespons.

80
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

Dalam pengaturan tim atau kelompok, membiarkan


orang lain berbicara tanpa gangguan dipandang
sebagai keterampilan komunikasi yang diperlukan
terkait dengan rasa hormat. Berkomunikasi dengan
hormat juga berarti menggunakan waktu Anda
dengan orang lain dengan bijak—tetap pada topik,
mengajukan pertanyaan yang jelas, dan menanggapi
sepenuhnya setiap pertanyaan yang diajukan kepada
Anda.
9. Isyarat Nonverbal
Banyak komunikasi terjadi melalui isyarat nonverbal
seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak
mata. Saat Anda mendengarkan seseorang, Anda
harus memperhatikan apa yang mereka katakan serta
bahasa nonverbal mereka. Dengan ukuran yang
sama, Anda harus menyadari bahasa tubuh Anda
sendiri saat berkomunikasi untuk memastikan Anda
mengirimkan isyarat yang tepat kepada orang lain.
10. Ketanggapan
Baik Anda membalas panggilan telepon atau
mengirim balasan ke email, komunikator cepat
dipandang lebih efektif daripada mereka yang lambat
merespons. Salah satu metodenya adalah dengan
mempertimbangkan berapa lama tanggapan Anda
akan berlangsung. Apakah ini permintaan atau
pertanyaan yang dapat Anda jawab dalam lima menit
ke depan? Jika demikian, mungkin ide yang baik
untuk mengatasinya segera setelah Anda melihatnya.
Jika ini adalah permintaan atau pertanyaan yang
lebih kompleks, Anda masih dapat menyatakan
bahwa Anda telah menerima pesan tersebut dan
memberi tahu orang lain bahwa Anda akan merespons
secara lengkap nanti.

81
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

Proses Komunikasi
Proses komunikasi terdiri dari langkah-langkah atau
tahapan sebagai berikut:
1. Pesan: Ini adalah langkah latar belakang proses
komunikasi; yang dengan membentuk pokok bahasan
komunikasi memerlukan dimulainya suatu proses
komunikasi. Pesan tersebut dapat berupa ide, atau
permintaan atau saran, atau perintah atau keluhan.
2. Pengirim: Proses komunikasi yang sebenarnya
dimulai di tangan pengirim; yang mengambil langkah-
langkah untuk mengirim pesan ke penerima.
3. Pengkodean: Pengkodean berarti memberikan bentuk
dan makna pada pesan melalui pengungkapannya ke
dalam kata-kata, simbol, gerak tubuh, grafik, gambar,
dan lain-lain.
4. Media: Ini mengacu pada metode atau saluran,
melalui mana pesan akan disampaikan kepada
penerima. Misalnya, komunikasi lisan dapat
dilakukan melalui petugas atau melalui telepon, dll.;
sementara komunikasi tertulis mungkin disalurkan
melalui surat atau pemberitahuan yang ditampilkan
di papan pengumuman, dan lain-lain.
5. Penerima: Secara teknis, suatu komunikasi selesai,
hanya jika sampai pada pengetahuan orang yang
dituju yaitu penerima atau penerima.
6. Penguraian kode: Decoding berarti interpretasi pesan
oleh penerima – dengan maksud untuk mendapatkan
makna pesan, sesuai dengan maksud pengirim. Pada
tahap ini dalam proses komunikasi, komunikasi
secara filosofis didefinisikan sebagai, 'transmisi
pemahaman.'
7. Umpan Balik: Untuk melengkapi proses komunikasi,
pengiriman umpan balik ke komunikasi, oleh

82
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

penerima ke pengirim sangat penting. 'Umpan Balik'


menyiratkan reaksi atau tanggapan penerima
terhadap pesan, yang terkandung dalam komunikasi.

83
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

Daftar Pustaka
Barnlund, D. C. (1970). A transactional model of
communication. In K. K. Sereno & C. D. Mortenson
(Eds.), Foundations of Communication Theory (pp. 83–
92). New York, NY: Harper and Row.
Burleson, B. R., Metts, S., & Kirch, M. W. (n.d.).
Communication in Close Relationships. Close
Relationships: A Sourcebook, 244–259. doi:
10.4135/9781452220437.n18
Dance, F. E. X., & Larson, C. E. (1976). The functions of
human communication: a theoretical approach. New
York .: Holt, Rinehart and Winston.
Ellis, R., & Mcclintock, A. (1990). If you take my meaning.
London: Edward Arnold.
Ogden, C. K., & Richards, I. A. (1923). The meaning of
meaning = a study of the influence of language upon
thought and of the science of symbolism: C.K. Ogden
and I.A. Richards. Ed. and Intr. by W. Terrence Gordon.
London: Routledge/Thoemmes Press.
Pearson, J. C., & Nelson, P. E. (2000). Introduction to
human communication: understandingand sharing.
Place of publication not identified: Mcgraw Hill.
Martin, J. N., & Nakayama, T. K. (2011). Experiencing
intercultural communication (5th ed.). New York:
McGraw-Hill Higher Education.
Pascal
https://www.userlike.com/en/blog/communication-
process diakses tangga; 30 Juli 2021 Pukul 11.49
WITA.
Pearson, J. C., Child, J. T., Mattern, J. L., & Kahl, D. H.
(2006). What are Students Being Taught about Ethics
in Public Speaking Textbooks? Communication
Quarterly, 54(4), 507–521. doi:
10.1080/01463370601036689
Schramm, W., Chaffee, S. H., & Rogers, E. M. (1997). The
beginnings of communication study in America: a
personal memoir. Thousand Oaks: Sage Publications.

84
PRINSIP DASAR DAN TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI

Seppala, E. M., Hutcherson, C. A., Nguyen, D. T., Doty, J.


R., & Gross, J. J. (2014). Loving-kindness meditation:
a tool to improve healthcare provider compassion,
resilience, and patient care. Journal of Compassionate
Health Care, 1(1). doi: 10.1186/s40639-014-0005-9
Shannon, C. E., & Wearver, W. (1949). The mathematical
theory of communication. Urbana, Illinois: University of
Illinois Press.
Sumber: https://www.indeed.com/career-advice/
resumes-cover-letters/communication-skills diakses
tanggal 30 Juli 2021 Pukul 11.37 WITA.

Profil Penulis
Wa Ode Sifatu. Mulai tertarik dengan
kependidikan sejak menamatkan Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama sehingga
melanjutkan ke sekolah keguruan, yaitu:
Sekolah Pendidikan Guru tahun 1977 dan
Strata satu (S1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (KFIP) Unhalu, tamat tahun 1986.
Kemudian mendalami Antropologi pada Strata
dua (S2) dan Strata tiga (S3) di Pascasarjana
Antropologi Universitas Indonesia, tamat pada 1996 dan 2014.
Penulis memiliki kepakaran di bidang Antropologi. Dan untuk
mewujudkan karir sebagai dosen profesional, penulis pun aktif
sebagai peneliti di bidang kepakarannya tersebut. Beberapa
penelitian yang telah dilakukan didanai oleh internal perguruan
tinggi dan juga Kemenristek DIKTI. Selain peneliti, penulis juga
aktif menulis buku dengan harapan dapat memberikan
kontribusi positif bagi bangsa dan negara yang sangat tercinta
ini. Tahun 2002 – 2006 menjadi Ketua Jurusan Antropolog
FISIP Unhalu. Kecintaannya terhadap ilmu antropologi, dapat
mendirikan Perpustakaan Jurusan Antropologi FISIP Unhalu,
sekaligus mengumpulkan sejumlah benda-benda etnografi yang
ada di Indonesia sehingga menjadi cikalbakal pendirian
Museum Wallacea di UHO, tahun 2011.
Email Penulis: sifatuwaode@gmail.com dan
sifawaode@yahoo.co.id

85
86
5
PENGERTIAN DAN MODEL
DASAR KOMUNIKASI

Voettie Wisataone
Universitas Negeri Yogyakarta

Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat
lepas dari kehidupan manusia, baik sebagai makhluk
individu, maupun sebagai makhluk sosial. McQuail (2010)
berpendapat bahwa istilah komunikasi merujuk pada hal-
hal yang sangat beragam, seperti: tindakan atau proses
penularan informasi; memberi atau menerima makna;
berbagai informasi, ide, kesan, atau emosi; proses
penerimaan, persepsi dan respon; pengarahan pengaruh;
bentuk apapun interaksi. Menurutnya lagi, komunikasi
dapat berupa hal yang disengaja ataupun tidak disengaja
dari berbagai saluran dan konten potensial yang tidak
terbatas.
Ketika Anda melihat dan mendengar seseorang batuk dan
bersin di depan mata, syaraf pada penglihatan dan
pendengaran Anda akan memberikan informasi ke otak.
Otak merespon memori yang masuk, seperti munculnya
memori berupa Covid-19, pandemi, kematian, komorbid,
dan sebagainya, kemudian otak memberi rangsangan
pada tubuh untuk menjauh dari orang yang bersin dan
batuk. Serangkaian peristiwa sederhana ini, dapat
dimaknai sebagai komunikasi.

87
PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI

Saat seseorang memberikan stimulus berupa anggukan


kepala kepada kita, spontan kita merespon dengan
tersenyum seraya memberikan jalan. Maka, saat itu kita
sedang melakukan komunikasi. Sebenarnya, apa itu
komunikasi?
McQuail (2009) mendefinisikan komunikasi sebagai
pemberian, penerimaan, atau pertukaran informasi,
pendapat, atau gagasan sehingga pesannya dipahami
sepenuhnya oleh semua orang yang terlibat. John Fiske
(2014) dalam buku yang berjudul Pengantar Komunikasi
berasumsi bahwa komunikasi bukan merupakan sebuah
subjek di dalam pengertian akademik normal, namun
sebuah bidang ilmu yang multidisiplin. Hal ini diperkuat
dengan asumsinya bahwa komunikasi membutuhkan
sejumlah pendekatan-pendekatan agar dapat dipelajari
secara komprehensif. Lebih lanjut, Fiske merefleksikan
bahwa terdapat dua mazhab utama dalam ilmu
komunikasi. Pertama, kelompok yang melihat komunikasi
sebagai transmisi pesan. Kedua, kelompok yang melihat
komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna.
Nastasia, Diana. and Rakow (2005) mendefinisikan
komunikasi ke dalam dua hal, yaitu; komunikasi sebagai
produk dan komunikasi sebagai proses. Komunikasi
sebagai produk hanya mempertimbangkan hasil yang
terbatas dan tindakan komunikatif sebagai komunikasi,
yang mencakup tiga jenis pandangan; 1) komunikasi
sebagai informasi, komodifikasi pesan yang
dikomunikasikan; 2) komunikasi sebagai perlaku,
esensialisasi komunikator manusia, dan 3) komunikasi
sebagai media, mengkomodifikasikan saluran
komunikasi. Sedangkan komunikasi sebagai proses,
berfokus pada tindakan yang terjadi secara linier yang
mencakup elemen sumber, pesan, saluran, penerima,
dengan mempertimbangkan hanya pertukaran serial
antara pengirim ke penerima. Komunikasi sebagai proses

88
PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI

menggabungkan tiga jenis komunikasi. 1) Pandangan:


komunikasi sebagai transmisi; 2) komunikasi sebagai
stimulus-respon, esensialisasi transaksi manusia; dan 3)
komunikasi sebagai sebab-akibat, komodifikasi
intermediasi.
Dari berbagai definisi komunikasi, Khalimzoda (2018)
menyebutkan bahwa para ahli komunikasi telah mencoba
untuk mengatakan sesuatu yang unik tentang proses
komunikasi, dimana pesan dikirimkan dan diterima
dengan tujuan khusus melalui saluran, serta ada
hambatan atau noise yang menyelimutinya. Saat ini,
menurut Khalimzoda komunikasi tidak hanya
mengirimkan pesan, lebih jauh komunikasi adalah
aktivitas berbagi ide, perasaan, dan harapan kepada
komunikan. Sehingga, dari serangkaian definisi tersebut,
penulis mencoba merumuskan definisi komunikasi.
Komunikasi merupakan proses atau aktivitas
menyampaikan pesan, gagasan, informasi, atau perasaan
dalam berbagai bentuk dengan menggunakan berbagai
macam pilihan saluran, agar dapat diterima dengan baik
oleh target komunikan.
Unsur Atau Elemen Dasar Komunikasi
Komunikasi terjadi apabila ada pesan atau bahan sebagai
informasi yang akan disampaikan oleh komunikator
(orang atau lembaga yang menyampaikan pesan) kepada
komunikan (orang atau lembaga yang menerima pesan).
Proses penyampaian pesan tersebut dimulai dari proses
penyandian (encoding), dimana komunikator mengubah
ide yang ada dalam otaknya ke dalam suatu bentuk yang
dianggap mudah dipahami oleh komunikan. Selanjutnya,
pesan tersebut di transmisikan melalui media atau
saluran. Lalu, komunikan menerima pesan yang masuk
untuk ditafsirkan (decoding). Komunikasi tersebut
berlangsung efektif, jika respon dari komunikan sesuai
dengan harapan komunikator. Dengan kata lain,

89
PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI

komunikan dapat membahami apa yang dimaksud oleh


komunikator.
Komunikasi terdiri dari berbagai unsur atau elemen-
elemen yang membangunnya. Gambaran unsur atau
elemen-elemen komunikasi dapat dilihat dalam bentuk
gambar berikut;

Noise

Source Message Channel Receiver

Feedback

Gambar 1. Unsur atau Elemen-Elemen Dalam Komunikasi

Source (Sumber). Source merupakan seseorang yang


menyampaikan komunikasi. Selain itu source juga sering
disebut komunikator, pengirim (sender), pembicara
(speaker), dan penyandi (encoder). Source bisa seorang
individu, bisa juga lembaga.
Message (Pesan). Unsur atau elemen kedua yang menjadi
bagian dari komunikasi adalah pesan. Pesan dapat
berupa informasi atau bahan yang berisi serangkaian
simbol verbal (bahasa) maupun non-verbal (gerak, warna,
bentuk, dan sebagainya) yang berisi tujuan atau gagasan
komunikator. Pesan memiliki tiga komponen, yaitu; 1)
makna, 2) symbol yang digunakan untuk menyampaikan
makna, dan 3) bentuk pesan.
Channel (saluran). Saluran merupakan alat atau media
yang digunakan oleh sumber untuk menyampaikan
pesannya kepada penerima atau komunikator. Saluran
dapat berupa udara, telepon, surat, televisi, dan
sebagainya.

90
PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI

Receiver (penerima). Penerima merupakan orang yang


menerima pesan. Penerima sering juga disebut
komunikan, khalayak (audience), penyandi balik
(decoder).
Noise (hambatan atau gangguan). Hambatan merupakan
faktor atau hal-hal yang menyebabkan kesalahan
pemaknaan pesan yang diterima oleh komunikasi. Pada
bagan sebelumnya digambarkan bahwa hambatan dapat
terjadi pada source, pesan, media, dan receiver.
Berdasarkan asalnya, hambatan-hambatan ini terbagi
atas dua faktor, yaitu faktor eksternal noise ataupun
internal noise. Eksternal noise berasal dari latar belakang
komunikator, lingkungan, dan saluran atau media.
Sedangkan internal noise meliputi aspek psikologi
komunikannya. Pendidikan, pengalaman, serta fisik
komunikan juga dapat menjadi internal noise. Umumnya
hambatan komunikasi berupa; perbedaan persepsi,
permasalahan bahasa, kurang mendengarkan, perbedaan
esominal, dan perbedaan latar belakang.
Feedback (timbal balik). Feedback merupakan reaksi
atau respon komunikan setelah mendengarkan pesan dari
komunikator. Feedback dapat berupa tanggapan atau
komentar langsung secara verbal (disampaikan secara
lisan atau tulisan melalui surat, email, whatsapp, dan
sebagainya) atau dapat berupa tanggapan non-verbal
seperti gerak tubuh dan symbol dari komunikan.
Feedback juga dapat dijadikan rujukan untuk
mengindentifikasi sejauh mana pesan tersebut dipahami
oleh komunikan. Sehingga dapat diketahui, apakah
proses komunikasi yang dilakukan efektif atau tidak.
Model Dasar Komunikasi
Model komunikasi didefinisikan sebagai sebuah
representasi dari pengidentifikasian, klasifikasi, dan
deskripsi dari berbagai bagian proses komunikasi. Proses

91
PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI

komunikasi mencakup unsur-unsur dalam komunikasi,


yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Model
komunikasi digunakan untuk mempermudah proses
memahami suatu entitas yang abstrak dan rumit.
Menurut Nuryanto (2011), model dapat mencerminkan
entitas dan dibuat memang untuk menyederhanakan
tanpa mengurangi esensi dari entitas.
Sub-bab ini akan menggambarkan beberapa model
komunikasi yang sering digunakan, antara lain; model
komunikasi Aristoteles, model komunikasi Laswell, model
komunikasi Berlo, model komunikasi Shanon and Weaver,
dan model komunikasi Schramm.
1. Model Komunikasi Aristoteles
Banyak sumber menyatakan bahwa model
komunikasi Aristoteles merupakan model komunikasi
pertama dan telah ditemukan 400 tahun sebelum
masehi. Berdasarkan model tersebut, komunikator
memiliki peran penting dalam komunikasi, dimana
komunikator mengirimkan pesan kepada komunikan.

Gambar 1. Model Komunikasi Aristoteles


Model komunikasi Aristoteles merupakan aturan
utama dalam berbicara di depan umum, seminar,
pidato, presentasi, dimana komunikator menjelaskan
tujuannya dengan merancang pesan yang
mengesankan untuk disampaikan kepada
komunikannya. Komunikator harus memahami target
komunikannya, mulai dari siapa, umur, pengetahuan,
hingga wilayah geografi komunikan. Dengan
memahami target komunikan, komunikator dapat
berhati-hati dalam memilih dan mempertimbangkan

92
PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI

pesan komunikasi agar dapat mempengaruhi


komunikan sesuai dengan harapan komunikator.
Komunikator tidak hanya perlu mempersiapkan
pesan verbal (Aristotle, n.d.). Komunikator juga perlu
mempersiapkan pesan non-verbal untuk mendukung
komunikasinya, seperti; gerak tubuh, tatapan mata,
paralanguague, dan lainnya. Pada model komunikasi
Aristoteles ini, komunikator cenderung bersifat aktif,
sedangkan komunikan bersifat pasif. Menurut
Adhikary (2016), kondisi komunikan yang pasif
cenderung membuatnya rentan terhadap dominasi
dan manipulasi oleh komunikator.
2. Model Komunikasi Lasswell
Model komunikasi Lasswell dikemukakan oleh Harold
D. Lasswell, seorang ahli Ilmu Politik dari Yale
University yang tertarik mendalami propaganda dan
komunikasi. Model komunikasi Lasswell termasuk
model komunikasi tertua (1927) dan masih digunakan
hingga saat ini. Menurut Lasswell, cara terbaik untuk
mendeskripsikan sebuah aksi komunikasi adalah
untuk menjawab pertanyaan berikut;
Who?
Says What?
In Which Channel?
To Whom?
With What Effect?
Formula dalam model komunikasi ini berbicara
tentang karakteristik siapa komunikator, apa pesan
yang disampaikan, media apa yang digunakan, dan
kepada siapa pesan tersebut disampaikan, serta apa
efek yang ditumbulkan.

93
PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI

Gambar 3. Model Komunikasi Lasswell


Seperti halnya model komunikasi Aristoteles, model
komunikasi Lasswell bersifat satu arah atau linear.
Dimana, hanya komunikator yang aktif
menyampaikan pesan. Komunikan digambarkan
hanya mendapatkan efek dari pesan yang diterima
dan tidak memberikan umpan balik atau feed back.
Model komunikasi Lasswell mengakui bahwa
komunikan tidak homogen dan dapat dijangkau
dengan berbagai saluran atau media, dengan berbagai
tingkat keberhasilan (Yager, 2020). Model komunikasi
Lasswell linear digambarkan dalam konteks
komunikasi massa, seperti televisi, radio, majalah,
dan sebagainya. Sinyal pesan akan mengalami proses
penyandian (encoding), kemudian dikirimkan melalui
media (alat).
3. Model Komunikasi Shanon and Weaver
Claude Shannon dan Warren Weaver di tahun 1949
mengusulkan teori komunikasi bahwa pesan
sebenarnya berasal dari orang yang memiliki
informasi atau gagasan. Orang yang menyampaikan
komunikasi disebut sebagai sumber informasi.
Informasi tersebut ditransmisikan dari otak ke mulut,
lalu keluar sebagai sinyal yang kemudian mencapai
penerima.
Menurut Shanon dan Weaver sistem komunikasi
mempertimbangkan kemungkinan secara simbolis
digambarkan sebagai berikut;

94
PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI

Gambar 4. Model Komunikasi Shanon dan Weaver

Dalam bukunya yang berjudul The Theory of


Mathematical Communication (1964), Shanon dan
Weaver menjelaskan bahwa sumber informasi
(information source) memilih pesan yang diinginkan
atau yang sesuai dari serangkaian pesan yang ada.
Pesan (message) yang dipilih dapat terdiri dari kata-
kata lisan atau tertulis, gambar, musik, dan
sebagainya. Pemancar (transmitter) mengubah pesan
ini menjadi sinyal (signal) yang akan dikirimkan
melalui saluran komunikasi dari pemancar ke
penerima (receiver).
Pada kasus telepon, salurannya adalah kabel,
sedangkan pemancar adalah seperangkat alat, seperti
pemancar telepon, yang mengubah tekanan suara
menjadi arus listrik yang bervariasi. Pada kasus
telegraf, pemancar mengkodekan kata-kata tertulis ke
dalam urutan arus terputus dengan panjang yang
bervariasi (titik, garis, spasi). Pada kasus pidato lisan,
sumber informasi adalah otak, sedang pemancarnya
adalah mekanisme suara yang menghasilkan tekanan
suara yang bervariasi (sinyal) yang ditransmisikan
melalui udara (saluran). Pada radio, saluran hanyalah
ruang dan sinyalnya adalah gelombang
elektromagnetik yang ditransmisikan.

95
PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI

Penerima adalah semacam pemancar terbalik,


mengubah transmisi mengirimkan sinyal kembali ke
dalam pesan, dan mengikat pesan ini ke tujuan.
Shanon dan Weaver menuliskan dalam bukunya, jika
saya berbicara dengan Anda, otak saya adalah sumber
informasi, Anda adalah tujuan; sistem vocal saya
adalah pemancar, dan telinga Anda serta saraf
kedelapan yang terkait adalah penerima.
Dalam proses pengiriman pesan, sayangnya, ada hal-
hal tertentu yang masuk ke sinyal yang sebelumnya
tidak diharapkan oleh sumber informasi atau
komunikator. Hal-hal tertentu yang tidak diinginkan
ini dapat berupa distorsi suara (dalam telepon) atau
statis (dalam radio), atau distorsi bentuk atau
bayangan gambar (dalam televisi), atau kesalahan
dalam transmisi (telegraf atau faksimil), dan
sebagainya. Perubahan sinyal yang ditransmisikan ini
disebut noise atau hambatan.
4. Model Komunikasi Schramm
Model komunikasi Schramm dicetuskan oleh Wilbur
Schramm pada tahun 1954. Perspektif model
komunikasi Schramm mengarah pada aspek
psikologis. Hal tersebut ditonjolkan karena proses
komunikasi hanya terjadi pada manusia, karena
manusia adalah makhluk pribadi, sekaligus makhluk
sosial yang memiliki dimesi psikologis.
Setiap interaksi manusia dengan lingkungannya tentu
akan terekam menjadi pengalaman seseorang dan
mengendap di alam bawah sadarnya. Pengalaman
inilah yang nantinya akan membingkai makna pesan
dalam proses komunikasi (Nuryanto, 2011).
Unsur komunikasi menurut Schramm, adalah;
pertama, sumber (source) bisa seorang individu atau
organisasi; kedua, pesan (message) bisa dalam bentuk

96
PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI

verbal, nonverbal, atau setiap tanda yang dapat


ditafsirkan; dan ketiga, sasaran (destination) yang bisa
berupa individua tau kelompok. Unsur-unsur
tersebut digambarkan dalam model berikut;

Gambar 5. Model Komunikasi Schramm

Dalam model komunikasi Schramm, encoding


memainkan peran yang sangat penting, karena
memulai proses komunikasi dengan mengubah
pemikiran menjadi konten (Oliveboard, n.d.). Pada
model komunikasi ini komunikator akan
menginterpretasikan gagasan atau ide yang akan
dikomunikasikan dengan menyandikan (encoding) ke
dalam pesan. Interpretasi ini sangat bergantung dari
pengalaman dan kondisi psikologis si komunikator.
Selanjutnya, pesan ini dikirim kepada komunikan.
Komunikan mendekode pesan dan
menginterpretasikannya, sehingga dapat memahami
gagasan atau ide yang dikirimkan oleh komunikator.
Komunikan dapat memberikan respon terhadap
gagasan atau ide tersebut dengan cara
menterjemahkan gagasannya dengan menyandikan
dalam bentuk pesan dan dikirimkan kembali sebagai
umpan balik (feedback). Dengan demikian,
komunikator dan komunikan dapat berganti posisi
dan proses komunikasi dapat terus berlanjut.

97
PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI

5. Model Komunikasi Berlo


Model komunikasi Berlo disampaikan oleh David
Berlo pada tahun 1960. Model ini berangkat dari
model linier dan menggambarkan komunikasi sebagai
sistem siklus di mana pengirim menerima umpan
balik dari penerima (van Ruler, 2018).
Model komunikasi ini masih digunakan hingga saat
ini, dan sering digunakan sebagai sebuah model
tindakan komunikasi konseptual (baik pribadi
maupun diucapkan, atau impersonal dan
disampaikan melalui beberapa cara artifisial)
(Turnitsa, 2013). Unsur-unsur komunikasi dalam
model ini ada Sender (pengirim/komunikator),
Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver
(penerima/komunikan) atau sering disingkat SMCR.
Berikut model yang digambarkan oleh Berlo;

Gambar 6. Model Komunikasi Berlo

Dari unsur SMCR tersebut, Berlo menyebutkan


bahwa ada faktor-faktor berbeda yang mewakili setiap
unsur (Turnitsa, 2013). Berikut tabel yang mewakili
alternatif interpretasi dari setiap unsur;
Tabel 1. Model Komunikasi SMCR Berlo
Berlo’s SMCR Model for Communication
Source Message Channel Receiver
Keterampilan Isi Mendengar Keterampilan
komunikasi komunikasi
Sikap Elemen Melihat Sikap

98
PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI

Berlo’s SMCR Model for Communication


Source Message Channel Receiver
Pengetahuan Perlakuan Menyentuh Pengetahuan
Sistem Sosial Struktur Mengecap Sistem Sosial
Budaya Kode Merasakan Budaya
Pada model komunikasi Berlo, baik komunikator
maupun komunikan dipengaruhi oleh keterampilan
komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan
budaya mereka. Sedangkan unsur pesan, antara lain
dipengaruhi oleh; struktur, isi, perlakuan, dan kode.
Adapun saluran dicirikan oleh elemen sensorik,
seperti visual, audio, atau indera lainnya.
Fokus model Berlo adalah pada empat elemen penting
dalam proses komunikasi, dimana masing-masing
dapat menjadi penyebab titik kegagalan dalam
pengiriman pesan. Hal ini dapat disebabkan, jika;
komunikan salah mengidentifikasi kepentingan target
komunikan; saluran digunakan pada waktu yang
salah; komunikan yang lebih didominasi oleh latar
belakangnya; atau bahkan pilihan kata yang salah
dapat mengasingkan atau membingungkan penerima
(Yager, 2020).

99
PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI

Daftar Pustaka
Adhikary, N. M. (2016). The Sadharanikaran Model and
Aristotle ’ s Model of Communication : A Comparative
Study. August. https://doi.org/10.3126/
bodhi.v2i1.2877
Aristotle. (n.d.). rhetoric. http://classics.mit.edu//
Aristotle/rhetoric.html
Fiske, J. (2014). Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajawali
Press.
Khalimzoda, I. (2018). Communication Models and
Common Basic For. 4(January).
https://doi.org/10.17770/sie2016vol4.1555
McQuail, D. (2010). McQuail ’ s Mass Communication
Theory. http://docshare04.docshare.tips/
files/28943/289430369.pdf
McQuail, T. (2009). Introduction to communication. 87.
Nastasia, Diana. and Rakow, L. (2005). What is
communication? unsettling a priori and a posteriori
approaches. Communication, 5(3), 1–35.
https://ils.unc.edu/~losee/comminfo.pdf%0Ahttp://
citation.allacademic.com/meta/p_mla_apa_research_
citation/0/9/3/2/6/pages93260/p93260-1.php
Nuryanto. (2011). Ilmu Komunikasi dalam Konstruksi
Pemikiran Wilbur Schramm. Jurnal Komunikasi Masa,
4(2), 1–16.
Oliveboard. (n.d.). Communication: Process, Types &
Models. www.oliveboard.in
Shannon, C. E., & Weaver, W. (1964). The Theory of
Mathematical Communication. International Business,
131. https://pure.mpg.de/rest/items/
item_2383164_3/component/file_2383163/content
Turnitsa, C. D. (2013). Communication model elements for
societal behavior representation using agent based
models. Fall Simulation Interoperability Workshop,
2013 Fall SIW, September 2013, 238–249.

100
PENGERTIAN DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI

van Ruler, B. (2018). Communication Theory: An


Underrated Pillar on Which Strategic Communication
Rests. International Journal of Strategic
Communication, 12(4), 367–381.
https://doi.org/10.1080/1553118X.2018.1452240
Yager, M. M. (2020). The Development of Communication
Models Quick Look. October.

Profil Penulis
Voettie Wisataone. Penulis merupakan
akademisi dengan latar belakang pendidikan
bidang Ilmu Komunikasi. Penulis memiliki
ketertarikan untuk mendalami riset di bidang
Komunikasi Bisnis dan Pemasaran, terutama
di organisasi filantropi nirlaba. Penulis telah
menuntaskan Pendidikan S1 Ilmu Komunikasi
di Universitas Bengkulu (UNIB) peminatan Hubungan
Masyarakat pada tahun 2013 dan S2 Ilmu Komunikasi
Universitas Gadjah Mada (UGM) peminatan Manajemen
Strategis di tahun 2017.
Saat ini penulis tercatat aktif menjadi akademisi di Jurusan
Pendidikan Administrasi pada prodi S1 Pendidikan Administrasi
Perkantoran, D3 dan D4 Administrasi Perkantoran, Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Penulis
mengampu mata kuliah yang berhubungan dengan komunikasi
dan perkantoran, seperti; Pengantar Komunikasi, Hubungan
Masyarakat, Manajemen Hubungan Masyarakat, Media
Relations, Organisasi, Desain Media Digital, Komunikasi Bisnis,
dsb.
Selain aktif melaksanakan tri dharma perguruan tinggi
(mengajar, meneliti, dan pengabdian pada masyarakat) di UNY,
sejak 2017, ibu satu anak ini juga aktif menjadi tuton online
Jurusan Ilmu Komunikasi di FSHIP Universitas Terbuka (UT).
Sebelumnya, penulis juga pernah berkolaborasi dalam
penerbitan chapter book berjudul Manajemen Pemasaran (2021)
yang diterbitkan penerbit Media Sains Indonesia.
Email Penulis: voettie.wisataone@uny.ac.id

101
102
6
FUNGSI DAN PENGARUH
MODEL KOMUNIKASI

Mayasari
Universitas Singaperbangsa Karawang

Fungsi Umum Model dan Manfaatnya


Hakikatnya model dapat mengambarkan fenomena yang
terjadi pada dunia nyata, model merupakan simplifikasi
dari suatu fenomena yang terjadi. Sejatinya model yang
dibuat tidak akan selalu tepat untuk menggambarkan
suatu kejadian karena mensimplikasi sesuatu fenomena
akan melewatkan suatu detail tertentu. Proses
komunikasi mempunyai tiga fungsi utama: melukiskan
proses komunikasi, menunjukan hubungan visual, dan
membantu dalam menemukan dan memperbaiki proses
komunikasi (Mulyana, 2016).
Manfaat model sebagai kerangka rujukan dari suatu
masalah, jika model terdahulu tidak berhasil memprediksi
secara akurat. Suatu model bisa terlalu usang untuk
menjelaskan fenomena terjadi setelah dilakukan
penelitian lanjutan, terkadang dapat memberikan
petunjuk sebagai kekurangan model tersebut. Selain itu
keuntungan dari suatu model adalah memberi
penglihatan lain dari suatu fenomena secara berbeda dan
lebih dekat (Mulyana, 2016).

103
FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI

Model S-R
Model stimulus – respons (S-R) model ini dikategorikan
sebagai model komunikasi dasar, model yang
menunjukan komunikasi aksi dan reaksi. Model
komunikasi stimulus respon ini erat kaitannya dengan
disiplin ilmu psikologi yaitu aliran behavioristik (proses
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus respon).
Model komunikasi S-R ini digunakan untuk melihat
bagaimana seorang memberikan stimulus dan akan
diberikan respon oleh penerima pesan. Pengaplikasiannya
dapat digunakan dalam komunikasi interpersonal,
komunikasi kelompok, komunikasi massa dan lain-lain.
Kritik untuk model S-R pada komunikasi adalah model ini
menggap prilaku respons manusia dianggap statis tidak
berdasarkan dengan keinginan, kehendak, dan kemauan
bebasnya. Fungi dari model komunikasi S-R ini sebagai
pengetahuan dasar elemen-elemen komunikasi dan
mengetahui jejak awal suatu model komunikasi.
Model Aristoteles
Model klasik yang dikemukakan oleh Aristoteles
mengungkapkan tiga unsur dasar proses komunikasi
yaitu pembicara, pesan, dan pendengar. Fokus dari model
yang dikemukakan oleh Aristoteles adalah retoris yang
digolongkan ke dalam komunikasi pidato (public
speaking). Menurut Aristoteles persuasi akan didapat
ketika orang lain tau siapa anda, bagaimana argumen
anda, dan cara anda memainkan emosi dari khalayak.
Model ini menggambarkan bagaimana pembicara dapat
mempersuasi khalayak dengan isi pesan yang dibawakan
dan menekankan bagaimana pembicara memainkan
emosi tertentu agar suatu pesan dapat tersampaikan
kepada khalayak. Dari model sederhana ini menimbulkan
pengembangan dalam ilmu komunikasi dengan dasar

104
FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI

pertanyaan. Apakah reputasi seorang pembicara dapat


meningkatkan daya persuasi? Apakah gaya tertentu
dalam berpidato dapat mempengaruhi emosi khalayak?
Adakah unsur-unsur tertentu dalam teks pidato yang
dapat berpengaruh dalam mempengaruhi khalayak?
Fungsi model Aristoteles adalah mengetahui aspek
komunikasi yang terjadi pada komunikasi pidato dan
pengetahuan pada pengembangan awal model
komunikasi massa. Kritik pada model ini adalah khalayak
dianggap pasif dan statis pasalnya yang dilihat pesannya
berjalan dari pembicara kepada khalayak saja, tetapi
model ini telah melahirkan pemikiran model-model
komunikasi massa yang ada ditahun-tahun setelahnya
dan sampai saat ini. Selain itu model Aristoteles memiliki
kekurangan yang lain yaitu ketidak adaanya aspek
nonverbal dari seorang pembicara.
Model Lasswell

Gambar 1 Model Komunikasi Lasswell

Model Lasswell pertama kali ditemukan pada tahun 1948


model ini berupa kata-kata yaitu “who say what in which
channel to whoam with what effect” yang artinya siapa?
Berkata apa? Melalui saluran apa? Kepada siapa? Dan
apa dampaknya? Model ini merangsang kita untuk
menggali lebih dalam suatu pesan yang disampaikan
melalui pertanyaan-pertanyaan.
Fungsi model Lasswell untuk mengetahui suatu fenomena
dari pertanyaan “who say what in which channel to whoam

105
FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI

with what effect”. Manfaat dari model Lasswell adalah


dapat dengan mudah membedah suatu informasi melalui
ransangaan pertanyaan-pertanyaan, selain itu model
lasswell dapat dipakai dalam komunikasi interpersonal,
komunikasi kelompok, maupun komunikasi massa.
Model Shannon dan Weaver

Gambar 2 Model Komunikasi Shannon Weaver

Model Shannon dan Weaver dikenal sebagai model


matematis ditemukan oleh seorang pengembang telepon
(Shannon) dan (Weaver) sebagai pembuat model
komunikasi. Gambaran dari model ini adalah seseorang
memberikan pesan lalu pesan melewati saluran untuk
sampai kepada penerima pesan.
Tambahan dari model-model sebelumnya adalah
gangguan (noise). Ganguan yang terjadi bisa terjadi dari
luar diri seperti klakson yang berisik, sinyal yang jelek dan
lain-lain adapun gangguan dari dalam diri seperti
gangguan psikologis contohnya melamun. Model Shannon
dan Weaver sudah dapat menggambarkan proses
komunikasi secara runtut namun masih melihat proses
pertukaran pesan secara statis, model yang
dikembangkan dari latar belakang pesawat telepon ini
sudah mampu menambah elemen baru yaitu noise dan

106
FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI

elemen ini menjadi pertimbangan model-model penelitian


komunikasi yang selanjutnya.
Fungsi Model Shannon dan Weaver adalah mengetahui
fenomena komunikasi melalui pengamatan dari pesawat
telepon dan mengetahui adanya tambahan aspek yang
dapat menggangu jalannya komunikasi. Manfaatnya
model ini dapat digunakan dalam penelitian yang akan
meneliti fitur telepon, tidak terbatas dari telepon saja
namun bisa menjadi bahan bacaan untuk penelitian
komunikasi yang memakai saluran.
Model Scramm
Wilbur Scramm mengembangan tiga model komunikasi
yang pertama Scramm mengembangkan model
komunikasi statis sederhana yang mirip dengan model
Shanonn Weaver, model keduanya melihat bagaimana
pengalaman membentuk komunikasi, model ini
mengasumsikan bahwa semakin besar pengalaman antar
inividu yang bertukar pesan maka pertukaran pesan akan
semakin mudah, sebaliknya jika tidak ada pengalaman
antar individu maka tidak akan ada interaksi komunikasi.
Model ketiga Wilbur Scramm mengatakan bahwa setiap
orang yang berkomunikasi akan berperan sebagai
komunikator sekaligus komunikan.
Model-model Scramm dapat melukiskan bagaimana
komunikasi yang statis berubah menjadi komunikasi
bersifat dua arah. Pada model ketiganya Scramm
mengatakan bahwa komunikator sekaligus sebagai
komunikan. Dari Model Scramm model komunikasi sudah
mulai berkembang dari model yang statis menjadi model
yang dinamis.
Fungsi dari Model Scramm mengetahui serangkaian
model yang pada awalnya model komunikasi yang statis
lalu berubah menjadi dinamis. Manfaat dari model ini
adalah menjadi referensi dasar tentang komunikasi dua

107
FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI

arah yang menyatakan bahwa komunikator juga berperan


sebagai komunikan.
Model Newcomb

Gambar 3 Model Komunikasi Newcob

Model Newcomb merupakan model komunikasi yang


berkembang dari perspektif psikologi sosial. Model
komunikasi Newcomb menekankan pada bagaimana
keseimbangan komunikasi yang terjadi jika seseorang
mempunyai pandangan perspektif atas sesuatu hal akan
mencari seseorang yang sama pula pandangannya untuk
menciptakan keseimbangan yang simetri, jika salah
seorang tidak setuju akan suatu hal tersebut maka akan
terjadi ketimpangan
Model Newcomb melihat dukungan sosial dan psikologis
mempengaruhi bagaimana komunikasi dapat berjalan.
Model ini sangat cocok untuk digunakan dalam
komunikasi interpersonal yang di dalamnya terdapat
komunikasi antar dua orang yang disengaja.
Fungsi Model Newcomb mengetahui bahwa dalam
pandangan psikologi, suatu kegiatan pertukaran
informasi (proses komunikasi) harus setara agar tidak
terjadi ketimpangan, sebagaimana mewujudkan
komunikasi yang ideal. Manfaat dari model komunikasi
ini adalah sebagai bahan bacaan dalam penelitian
komunikasi antar pribadi.
108
FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI

Model Westley dan MacLean

Gambar 4 Model Komunikasi Westley dan MacLean

Model yang dikemukakan oleh Westley dan MacLean


merupakan model antar pribadi dan model komunikasi
massa. Model Westley dan MacLean merupakan model
lanjutan dari model komunikasi yang sebelumnya
dirumuskan Newcomb, Lasswell dan Shanon Weaver.
Variable umpan balik adalah fokus dari model Westley dan
MacLean, yang menyatakan bahwa jika melalui
komunikasi interpersonal umpan balik anak lebih cepat
diterima pemberi pesan tidak terpatok waktu dan
jangkauan, namun pada komunikasi massa seperti
televisi umpan balik akan membutukan waktu yang lama
sehingga umpan balik dapat diterima oleh pengirim pesan.
Tambahan lain pada pengaplikasiannya dalam
komunikasi massa ada unsur tambahan yaitu gatekeeper
yang berperan sebagai opinion leader yang berfungsi
sebagai pengelola pesan setelah itu baru pesan
disampaikan kepada khalayak sang opinion leader.
Dengan adanya opinion leader sebagai gatekeeper ini
umpan balik terbagi ke dalam tiga proses yaitu yang
pertama dari penerima ke penjaga gerbang, dari penerima
ke pembuat pesan/ sumber media massa, dan yang

109
FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI

terakhir dari penjaga gerbang kepada sumber media


massa.
Fungsi dari model Wesley dan MacLean adalah
mengetahui perbendaan antara proses umpan balik yang
terjadi pada komunikasi interpersonal dengan
komunikasi massa, selain itu kita dapat memahami
bagaimana peranan opinion leader sebagai gatekeeper.
Manfaatnya adalah memahami bahwa konsep umpan
balik pada komunikasi massa memiliki proses yang cukup
lama untuk diterima pembuat pesan karena media televisi
tidak memungkinkan khalayaknya memberikan umpan
balik langsung, karena media massa terutama televisi
memiliki sifat satu arah. Dan pada masanya salah satu
alasan mengapa gatekeeper sangat berpengaruh sekali
dalam penyampaian pesan karena keterbatasan
kepemilikan televisi oleh khalayak. Hanya beberapa orang
saja yang memiliki televisi.
Model Gerbner

Gambar 5 Model Komunikasi Gerbner

Model Gerbner pertamakali dicetuskan pada tahun 1956,


model ini mempunyai model verbal dan model
diagramatikal. Tidak jauh berbeda dengan model
komunikasi statis yang pernah dikemukaan sebelumnya,
110
FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI

model yang dikemukakan oleh Gerbner menyatakan


bahwa seseorang akan memberi presepsi tentang suatu
kejadian dan dikirimkan pada transmitter melalui sinyal
(yang memungkinkan mengalami gangguan) dan setelah
itu diterima oleh penerima pesan.
Fungsi dari model Gerbner adalah model ini dapat
digunakan sebagi penelitian dalam bidang komunikasi
interpersonal. Manfaat yang diperoleh dari model Gerbner
adalah mengetahui salah-satu pengembangan model
komunikasi yang menggabarkan model dari perspektif
model visual. Namun sayangnya model ini bersifat statis,
yang melihat proses komunikasi searah.
Model Berlo

Gambar 6 Model Komunikasi Berlo

Model komunikasi Berlo lebih sering dikenal sebagai


model SMCR yaitu kepanjangan dari Source (sumber),
Massage (pesan), Chanel (saluran), dan Reciver (penerima)
model ini dikemukakan pada tahun 1960 oleh David K.
Berlo. Model komunikasi Berlo memiliki perbedaan dari
model-model yang sudah dikemukakan sebelumnya Berlo
mengatakan bahwa Chanel/Saluran berupa ransangan
dari alat indra kita melihat, mendengan, memegang,
mencium, dan merasakan. Serta unsur yang berpengarus

111
FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI

dalam berkomunikasi yaitu pengetahuan, sikap,


keterampilan berkomunikasi, sistem sosial, lingkungan
budaya sumber.
Fungsi dari model Berlo adalah model ini dapat digunakan
dalam komunikasi publik (pidato), komunikasi massa dan
komunikasi interpersonal. Besifat heuristik karena model
ini memuat unsur penting pada proses komunikasi.
Beberapa ransangan pertanyaan untuk meneliti dari
model ini adalah apakah bagaimana lingkungan budaya
sumber membengaruhi cara berbicara yang berdampak
pada keterbukaan khalayak; bagaimana keterampilan
berkomunikasi dapat mempengaruhi tingat informasi
yang diterima khalayak; apakah sistem sosial budaya
tertentu dapat mengunakan pendekatan tertentu.
Model DeFleur

Gambar 7 Model Komunikasi DeFleur

Model DeFleur menitik beratkan pada komunikasi massa.


Model ini merupakan pengembangan dari model
komunikasi Shanon Weaver dan model komunikasi
Scramm, karena rancangan model menggunakan
pendekatan komunikasi massa dan umpan balik seperti
model komunikasi Shanon Weaver. Serta unsur-unsur
yang digunakan seperti model ketiga Scramm source,
encoder, signal, decoder dan destination. Model ini
112
FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI

menggambarkan bagaimana komunikasi diberikan oleh


pemberi pesan menggunakan transmitter dialirkan
menggunakan channel diterima menggunakan alat indra
(transmitter) dan setelah itu pesan diterima oleh penerima
pesan. Karena proses komunikasi dua arah maka pesan
disampaikan dari pemberi pesan kepada penerima pesan
dan dari penerima pesan kepada pemberi pesan sebagai
umpan balik. Pada setiap tahap komunikasi yang berjalan
memungkinkan adanya ganguan yang dapat mereduksi
pesan.
Fungsi dari model DeFleur adalah mengetahui
penggambaran dari bagaimana proses komunikasi
Westley dan MacLean dan model ketiga Scramm
digabungkan. Manfaat model ini adalah sebagai landasan
dasar penelitian komunikasi massa yang melihat
terjadinya komunikasi sebagai seperangkat komponen
dengan sistem teoritis.
Model Tubbs

Gambar 8 Model Komunikasi Tubbs


Model komunikasi Tubbs menggambarkan proses
komunikasi antar dua orang atau proses komunikasi
diadik. Tubbs menggambarkan bahwa proses komunikasi
sebagai pengirim sekaligus penerima pesan, proses
komunikasinya bersifat timbal balik dan spontan. Model
Tubbs melihat komunikasi sebagai komunikasi yang

113
FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI

berkesinambungan tanpa awal dan akhir serta sulit


menemukan siapa yang memulai komunikasi terlebih
dahulu. Model Tubbs melihat bagaimana sebuah
komunikasi dinamis yang tidak terbatas oleh waktu.
Tubbs menerangkan gangguan pada komunikasi terbagi
menjadi dua gangguan teknis dan ganguan semantik.
Gangguan teknis adalah ganguan yang dapat merubah
arah pembicaraan secara tiba-tiba seperti klakson mobil
dan lain sebagainya, ganguan semantik adalah ganguan
yang terjadi karena perbedaan atas pemahaman yang
disampaikan pengirim.
Fungsi dari model Tubbs adalah melihat suatu fenomena
komunikasi yang ternyata komunikasi itu memiliki
lapisan dimensi yang banyak dan bersifat dinamis karena
komunikasi selalu berjalan setiap waktu. Manfaat dari
mengetahui Model Tubbs ini adalah menambah referensi
mengenai suatu fenomena komunikasi dinamis dan dapat
menjadi sebuah rujukan pada penelitian komunikasi
interpersonal.
Model Gyukunst dan Kim

Figure 9 Model Komunikasi Gyukunst dan Kim

114
FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI

Model William B. Gudykunst dan Young Yun Kim


merupakan model komunikasi antarbudaya. Seperti
halnya Model komunikasi yang dikemukakan oleh Tubbs
model Gyukunst dan Kim merupakan model komunikasi
antar dua orang yang dinamis. Tambahan dari model ini
adalah filter-filter konseptual budaya, sosiobudaya dan
psikobudaya. Fiter-filter konseptual ini dapat membatasi
bagaimana sikap orang lain menanggapi prilaku
komunikasi kita. Usur lingkungan (lokasi geografis, iklim,
lingkungan fisik) dapat mempengaruhi bagaimana
prediksi prilaku yang dibuat mengenai prilaku dari orang
lain.
Fungsi dari model Gyukunst dan Kim dalam perpektif
ilmu komunikasi adalah menambah pengetahuan tentang
model komunikasi antarbudaya. Manfaat mengetahui
model ini sebagai salah satu acuan dalam penelitian
komunikasi antarbudaya, dengan mengankat unsur-
unsur budaya, sosiobudaya dan psikobudaya.
Model Interaksional
Model Interaksional tidak menganggap komunikasi
bersifat linier dan matematis. Model ini tidak
mengklasifikasikan unsur-unsur yang terkandung di
dalam sebuah komunikasi, model interaksional
mengatakan bahwa sebuah proses komunikasi adalah
sebuah upaya individu untuk bentuk makna. Model
interaksional merupakan pengembangan dari ilmuan
sosial menggunakan perspektif interaksi simbolik.
Interaksi simbolik melihat seseorang sebagai peserta
komunikasi besifat aktif, reflektif, kreatif, menafsirkan
prilaku yang rumit dan sulit diramalkan. Jadi dari
pandangan model Interaksional sebuah proses
komunikasi merupakan suatu proses yang kompleks dan
bersifat dinamis.

115
FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI

Fungsi dari model Interaksional adalah mengenalkan kita


pada model komunikasi dari perspektif ilmu sosial.
Manfaatnya adalah untuk memaham konsep dinamis
dalam komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan kita
sehari-hari dan sebagi bahan bacaan dan rujukan
penelitian komunikasi antarpribadi yang berdasarkan
perspektif interaksi simbolik.

Daftar Pustaka
Esser, F. (2008). Stimulus–Response Model. THE
INTERNATIONAL ENCYCLOPEDIA OF
COMMUNICATION.
Fiske, J. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Fleur, M. L. (1956). A Mass Communication Model of
Stimulus Response Relationships: An Experiment in
Leaflet. Sociometry, 12-25.
https://www.communicationtheory.org/. (n.d.). Retrieved
from Communication Theory.
Khagendra, A. (2012). Why Gerbner's Communication
Model in Trauma Studies? Multi-lingual, Multi-
disciplinary & Multi-media eJurnal.
Mulyana, D. (2016). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sapienza, Z. S., Iyer, N., & Veenstra, A. S. (2015). Reading
Lasswell’s Model of Communication Backward:Three
Scholarly Misconceptions. Mass Communication and
society, 599-622.

116
FUNGSI DAN PENGARUH MODEL KOMUNIKASI

Profil Penulis
Mayasari. Lulusan Sarjana (S-1) di Program
Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Padjadjaran tahun 2001, dan
berlanjut ke Program Magister Ilmu Linguistik,
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
lulusan tahun 2013. Sejak tahun 2014
menempuh pendidikan Doktor di Program Studi
Ilmu-Ilmu Satra Universitas Padjadjaran dengan
peminatan Linguistik.
Riwayat karier sejak tahun 2010 menjadi dosen di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Singaperbangsa
Karawang, Program Studi Ilmu Komunikasi. Minat keilmuan
penulis adalah bidang linguistik interdisipliner seperti analisis
wacana kritis, media, dan sosiolinguistik. Hingga saat ini juga
penulis aktif dalam seminar Nasional maupun Internasional.
Beberapa artikel ilmiahnya dipublikasikan di jurnal nasional,
jurnal internasional, dan prosiding ter-index.
Email Penulis: mayasari.kurniawan@fisip.unsika.ac.id

117
118
7
BATASAN, FUNGSI DAN JENIS
KOMUNIKASI NONVERBAL

Irawan Wibisono, M.I.Kom


UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Batasan
Manusia berkomunikasi menggunakan dua cara, yakni
komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
Komunikasi non verbal jamak diartikan sebagai bahasa
diam atau silent language. Seseorang dapat mengetahui
perasaan atau keadaan sebenarnya dari orang lain
melalui komunikasi non verbal yang nampak. Emosional
seseorang akan terlihat misalnya sedih, bahagia, bingung
atau kecewa.
Komunikasi nonverbal meliputi semua aspek komunikasi
selain kata-kata sendiri seperti bagaimana kita
mengucapkan kata-kata (volume), fitur, lingkungan yang
mempengaruhi interaksi (suhu, pencahayaan), dan
bendabenda yang mempengaruhi citra pribadi dan pola
interaksi (pakaian, perhiasan, mebel).

119
BATASAN, FUNGSI DAN JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

Sebuah studi yang dilakukan Albert Mahrabian (1971)


yang menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari
pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal,
38% dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga
menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara
apa yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya,
orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat
nonverbal.
Batasan-batasan komunikasi non verbal meliputi:
1. Komunikasi nonverbal berada dalam konteks.
Suatu perilaku nonverbal yang sama dapat
mempunyai makna yang berbeda, ketika ia muncul
dalam konteks yang berlainan. Misalnya suatu
kedipan mata seseorang dapat berarti suatu ajakan
untuk bergabung dengannya. Tetapi pada konteks
yang lain, kedipan mata itu bisa bermakna sebagai
sikap sombong
2. Perilaku nonverbal adalah perilaku yang normal.
Perilaku nonverbal seperti gerak mimik wajah,
gerakan-gerakan tubuh, gerakan otot tubuh,

120
BATASAN, FUNGSI DAN JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

berkeringat, merah muka, dan sebagainya, itu terjadi


sebagai bentuk-bentuk yang normal.
3. Tindakan-tindakan nonverbal saling terintegrasi.
Seluruh bagian dari tubuh secara normal bekerja
sama mengkomunikasikan makna-makna tertentu.
Orang tidak akan mengekspresikan rasa takut hanya
dengan suatu bagian tubuh tertentu, sementara
bagian tubuh yang lain tidak. Rasa takut seperti mata
membelalak, tangan dan badan tegang, dan bagian
tubuh lain yang berada pada posisi emosional
ketakutan.
4. Pesan verbal dan tindakan nonverbal saling
terintegrasi.
Di dalam suatu pesan komunikasi, perilaku nonverbal
saling terkait dengan pesan-pesan verbal yang
menyertainya. Misalnya, pada saat marah orang
sering bertutur kata dengan keras dan tegang, juga
diikuti oleh ekspresi wajah serta gerakan tubuh
emosional. Contoh, orang berkata senang berjumpa
dengan temannya sambil menghindarkan tatapan
muka. Temannya akan mudah menangkap
ketidakjujuran dari apa yang dikatakannya.
5. Pesan komunikasi nonverbal bermakna rangkap.
Perilaku nonverbal dapat bermakna rangkap dan
biasanya kontradiktif. Contoh ketika hubungan David
dan Gisel semakin akrab. Gisel bertanya: “Apakah
kamu sayang padaku?”, David memberikan belaian
lembut. Gisel penasaran: “Kamu tidak sayang padaku,
ya?” David memeluknya erat-erat. Bermakna ganda.
6. Perilaku nonverbal; selalu dikomunikasikan.
Semua gerakan yang kita lakukan dalam
hubungannya dengan orang lain selalu
dikomunikasikan, diterima, dan diinterpretasikan.

121
BATASAN, FUNGSI DAN JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

Dengan tidak memperhatikan apakah seseorang


melakukan sesuatu atau tidak, perilaku orang itu
memberikan informasi tertentu kepada orang lain.
7. Komunikasi nonverbal berada dalam suatu aturan.
Aturan sangat bervariasi: nilai-nilai dan norma
masyarakat. Sikap duduk, cara makan, berpesta.
Suku Jawa, suku Batak.
8. Komunikasi nonverbal sangat menentukan.
Tindakan kita ditentukan oleh keinginan-keinginan
tertentu.
9. Perilaku nonverbal sangat dipercaya.
Kita akan cepat percaya terhadap perilaku nonverbal
apabila perilaku ini bertolak belakang dengan pesan
verbal yang mengikutinya. Misalnya seorang
karyawan bercerita pada pimpinannya tentang
banyaknya pekerjaan kantor yang harus dikerjakan.
Karyawan itu menginginkan tambahan gaji. Selama
bercerita ia sering terburu-buru, menghindari tatapan
muka, dan perilaku lain yang mengidentifikasikan
ketidakjujuran.
10. Perilaku nonverbal adalah metakomunikasi.
Metakomunikasi adalah komunikasi yang berkaitan
dengan komunikasi-komunikasi yang lain.
Komunikasi tentang komunikasi. Fungsi komunikasi
nonverbal menjelaskan atau memperkuat perilaku-
perilaku verbal atau nonverbal yang lain.
Fungsi Komunikasi Non Verbal
Mark Knapp (1978) menyebut bahwa kode nonverbal
dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk:
1. Repeating (Repetisi), yaitu mengulang kembali pesan
yang disampaikan secara verbal. Contohnya

122
BATASAN, FUNGSI DAN JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

mengangguk kepala ketika mengatakan ‘Iya’ dan


menggelengkan kepala ketika mengatakan ‘Tidak’.
2. Substituting (Substitusi), yaitu mengantikan lambang-
lambang verbal. Contohnya menggoyangkan tangan
anda dengan telapak tangan menghadap depan
sebagai penganti kata ‘Tidak’ saat pengamen
menghampiri anda. kita tidak perlu secara verbal
menyatakan kata "menang", namun cukup hanya
mengacungkan dua jari kita membentuk huruf `V'
(victory) yang bermakna kemenangan. Menyatakan
rasa haru tidak dengan kata-kata, melainkan dengan
mata yang berlinang-linang.
3. Contradicting (Kontradiksi), yaitu menolak pesan
verbal atau memberikan makna lain terhadap pesan
verbal. Contohnya seorang suami mengatakan ‘Bagus’
ketika dimintai komentar istrinya mengenai baju yang
baru dibelinya sambil matanya terus terpaku pada
koran yang sedang dibacanya.
4. Complementing (Komplemen), yaitu melengkapi dan
memperkaya pesan maupun makna nonverbal.
Contohnya melambaikan tangan saat mengatakan
selamat jalan.
5. Accenting (Aksentuasi), yaitu menegaskan pesan
verbal atau mengaris bawahinya. Contohnya
Mahasiswa membereskan buku-bukunya atau
melihat jam tangan ketika jam kuliah berakhir atau
akan berakhir, sehingga dosen sadar diri dan
akhirnya menutup kuliahnya.
Dalam perkembangannya, fungsi komunikasi nonverbal
dipandang sebagai pesan-pesan yang holistik, lebih dari
sebuah fungsi pemrosesan informasi yang sederhana.
Fungsi-fungsi holistik mencakup identifikasi,
pembentukan dan manajemen kesan, muslihat, emosi
dan struktur percakapan. komunikasi nonverbal

123
BATASAN, FUNGSI DAN JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

terutama berfungsi mengendalikan (controlling), dalam


arti kita berusaha supaya orang lain dapat melakukan apa
yang kita perintahkan.
Hickson dan Stacks menegaskan bahwa fungsi-fungsi
holistik tersebut dapat diturunkan dalam 8 fungsi, yaitu
pengendalian terhadap percakapan, kontrol terhadap
perilaku orang lain, ketertarikan atau kesenangan,
penolakan atau ketidaksenangan, peragaan informasi
kognitif, peragaan informasi afektif, penipuan diri (self-
deception) dan muslihat terhadap orang lain.
Komunikasi nonverbal digunakan untuk memastikan
bahwa makna yang sebenarnya dari pesan-pesan verbal
dapat dimengerti atau bahkan tidak dapat dipahami.
Keduanya, komunikasi verbal dan nonverbal, kurang
dapat beroperasi secara terpisah, satu sama lain saling
membutuhkan guna mencapai komunikasi yang efektif.
Jenis-Jenis Komunikasi Non Verbal
Komunikasi nonverbal memiliki beberapa jenis yaitu:
1. Sentuhan (haptic)
Sentuhan atau tactile message, merupakan pesan
nonverbal nonvisual dan nonvokal. Alat penerima
sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan
membedakan berbagai emosi yang disampaikan orang
melalui sentuhan. Alma I Smith, seorang peneliti dari
Cutaneous Communication Laboratory
mengemukakan bahwa berbagai perasaan yang dapat
disampaikan melalui sentuhan, salah satunya adalah
kasih sayang (mothering) dan sentuhan itu memiliki
khasiat kesehatan.
2. Komunikasi Objek
Penggunaan komunikasi objek yang paling sering
adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari
jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini

124
BATASAN, FUNGSI DAN JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

termasuk bentuk penilaian terhadap seseorang hanya


berdasarkan persepsi. Contohnya dapat dilihat pada
penggunaan seragam oleh pegawai sebuah
perusahaan, yang menyatakan identitas perusahaan
tersebut.
3. Kronemik
Kronemik merupakan bagaimana komunikasi
nonverbal yang dilakukan ketika menggunakan
waktu, yang berkaitan dengan peranan budaya dalam
konteks tertentu. Contohnya Mahasiswa menghargai
waktu. Ada kalanya kita mampu menilai bagaimana
mahasiswi/mahasiswa yang memanfaatkan dan
mengaplikasikan waktunya secara tepat dan efektif.
4. Gerakan Tubuh (Kinestetik)
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk
menggantikan suatu kata atau frasa. Beberapa
bentuk dari kinestetik yaitu:
a. Emblem, yaitu gerakan tubuh yang secara
langsung dapat diterjemahkan kedalam pesan
verbal tertentu. Biasanya berfungsi untuk
menggantikan sesuatu. Misalnya, menggangguk
sebagai tanda setuju; telunjuk di depan mulut
tanda jangan berisik.
b. Ilustrator, yaitu gerakan tubuh yang menyertai
pesan verbal untuk menggambarkan pesan
sekaligus melengkapi serta memperkuat pesan.
Biasanya dilakukan secara sengaja. Misalnya,
memberi tanda dengan tangan ketika mengatakan
seseorang gemuk/kurus.
c. Affect displays, yaitu gerakan tubuh khususnya
wajah yang memperlihatkan perasaan dan emosi.
Seperti misalnya sedih dan gembira, lemah dan
kuat, semangat dan kelelahan, marah dan takut.

125
BATASAN, FUNGSI DAN JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

Terkadang diungkapkan dengan sadar atau tanpa


sadar. Dapat mendukung atau berlawanan
dengan pesan verbal.
d. Regulator, yaitu gerakan nonverbal yang
digunakan untuk mengatur, memantau,
memelihara atau mengendalikan pembicaraan
orang lain. Regulator terikat dengan kultur dan
tidak bersifat universal. Misalnya, ketika kita
mendengar orang berbicara, kita menganggukkan
kepala, mengkerutkan bibir, dan fokus mata.
e. Adaptor, yaitu gerakan tubuh yang digunakan
untuk memuaskan kebutuhan fisik dan
mengendalikan emosi. Dilakukan bila seseorang
sedang sendirian dan tanpa disengaja. Misalnya,
menggigit bibir, memainkan pensil ditangan,
garukgaruk kepala saat sedang cemas dan
bingung.
Selain gerakan tubuh, ada juga gerakan mata (gaze)
dalam komunikasi nonverbal. Gaze adalah
penggunaan mata dalam proses komunikasi untuk
memberi informasi kepada pihak lain dan menerima
informasi pihak lain. Fungsi gaze diantaranya mencari
unpan balik antara pembicara dan pendengar,
menginformasikan pihak lain untuk berbicara,
mengisyarakatkan sifat hubungan (hubungan positif
bila pandangan terfokus dan penuh perhatian.
Hubungan negatif bila terjadi penghindaran kontak
mata), dan berfungsi pengindraan. Misalnya saat
bertemu pasangan yang bertengkar, pandangan mata
kita alihkan untuk menjaga privasi mereka.
5. Proxemik
Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang
gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain,
termasuk juga tempat atau lokasi posisi berada.

126
BATASAN, FUNGSI DAN JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

Pengaturan jarak menentukan seberapa dekat tingkat


keakraban seseorang dengan orang lain. jarak mampu
mengartikan suatu hubungan. Richard West dan
Lynn H. Turner pada Introducing Communication
theory (2007) membagi zona proksemik pada berbagai
macam pembagian, yaitu :
a. Jarak intim, jaraknya dari 0 – 45 cm. (Fase dekat
0-15 cm, Fase Jauh 15-45 cm), jarak ini dianggap
terlalu dekat sehingga tidak dilakukan di depan
umum
b. Jarak personal, jaraknya 45-120 cm . (Fase dekat
45 -75 cm yang bisa disentuh dengan uluran
tangan; Fase jauh 75 - 120 cm yang bisa disentuh
dengan dua uluran tangan. Jarak ini menentukan
batas kendali fisik atas orang lain, yg bisa dilihat
rambut, pakaian, gigi, muka. Bila ruang pribadi
ini diganggu, kita sering merasa tidak nyaman.
c. Jarak sosial, jaraknya 120 – 360 cm
d. Jarak publik, lebih dari 360-750 cm
6. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya
adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur,
penerangan, dan warna.
7. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal
dalam sebuah ucapan, yaitu cara berbicara. Misalnya
adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya
suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi,
dan lain-lain.

127
BATASAN, FUNGSI DAN JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

Karakteristik Komunikasi Non Verbal


Komunikasi nonverbal memiliki karakteristik yang
bersifat universal, diantaranya:
1. Komunikatif, yaitu perilaku yang disengaja/tidak
disengaja untuk mengkomuniasikan sesuatu
sehingga pesan yang ada bisa diterima secara sadar.
Contoh mahasiswa memandang keluar jendela saat
kuliah yang menunjukkan perasaan bosan.
2. Kesamaan perilaku, yaitu kesamaan perilaku
nonverbal antara seseorang dengan orang lain. Secara
umum bisa dilihat pada gerak tangan, cara duduk,
berdiri, suara , pola bicara, kekerasan suara, cara
diam
3. Artifaktual, yaitu komunikasi nonverbal bisa juga
dalam bentuk artefak seperti cara berpakaian, tata
rias wajah, alat tulis, mobil, rumah, perabot rumah &
cara menatanya, barang yang dipakai seperti jam
tangan.
4. Konstektual, yaitu bahasa nonverbal terjadi dalam
suatu konteks. membantu tentukan makna dari
setiap perilaku non verbal. Misalnya, memukul meja
saat pidato akan berbeda makna dengan memukul
meja saat dengar berita kematian.
5. Paket, yaitu bahasa nonverbal merupakan sebuah
paket dalam satu kesatuan. Paket nonverbal jika
semua bagian tubuh bekerjasama untuk
komunikasikan makna tertentu. Harus dilihat secara
keseluruhan (paket) dari perilaku tersebut Contoh :
ada cewek lewat kemudian kedipkan mata. Gabungan
paket verbal dan nonverbal, misalnya marah secara
verbal disertai tubuh & wajah menegang, dahi
berkerut. Hal yang wajar jadi tidak diperhatikan.
Dikatakan tidak satu paket bila menyatakan “Saya

128
BATASAN, FUNGSI DAN JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

senang berjumpa dengan anda” (verbal) tapi hindari


kontak mata atau melihat/ mencari orang lain (non
verbal).
6. Dapat dipercaya, Pada umumnya kita cepat percaya
perilaku non verbal. Verbal & non verbal haruslah
konsisten. Ketidak konsistenan akan tampak pada
bahasa nonverbal yang akan mudah diketahui orang
lain. Misalnya seorang pembohong akan banyak
melakukan gerakan-gerakan tidak disadari saat ia
berbicara.
7. Dikendalikan oleh aturan, sejak kecil kita belajar
kaidah kepatutan melalui pengamatan perilaku orang
dewasa. Misalnya: Mempelajari penyampaian simpati
(kapan, dimana, alasan) atau menyentuh (kapan,
situasi apa yang boleh atau tidak boleh)
Bahasa yang umum digunakan dalam komunikasi verbal
itu memiliki lebih banyak keterbatasan dibandingkan
dengan komunikasi nonverbal. Keterbatasan tersebut
dipengaruhi oleh faktor integritas, faktor, budaya, faktor
pengetahuan, faktor kepribadian, faktor biologis dan
faktor pengalaman. Komunikasi verbal dan nonverbal itu
saling melengkapi satu sama lain. Meskipun beda cara
maupun bentuk tetap saja tujuan utama dari komunikasi
verbal dan nonverbal itu sama yaitu bertujuan untuk
menyampaikan pesan untuk mendapatkan respon, timbal
balik maupun efek.

129
BATASAN, FUNGSI DAN JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

Daftar Pustaka
Ani Atih. Komunikasi Verbal dan Nonverbal dalam
Hubungan Interpersonal. Universitas Negeri Jakarta,
2015
Morrisan dan Andy Corry Wardhany, Teori Komunikasi,
Bogor: Ghalia Indonesia, 2009
Richard West dan Lynn H. Turner. Pengantar Teori
Komunikasi; Analisis dan Aplikasi, Jakarta: Salemba
Humanika, (2000).
Muhammad Ahmad Al-‘Aththar, The Magic of
Communication, Jakarta: Zaman, 2012
Marheni Fajar, Ilmu Komunikasi dan praktek, Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2009
Onong Uchjana Efendi, Ilmu komunikasi Teori dan
Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal &
Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Kanisius,
2003
Hasan Bahanan, Taksonomi Konsep Komunikasi,
Surabaya: Patyrus. 2005
Prof. Dr. H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi,
Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2007
Faisal Wibowo. Komunikasi Verbal dan Nonverbal. 2010
Widyo Nugroho, Modul Teori Komunikasi Verbal dan
Nonverbal

130
BATASAN, FUNGSI DAN JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

Profil Penulis
Irawan Wibisono. Lahir di Sragen, 30 Oktober
1987. Memiliki ketertarikan terhadap dunia
politik dan media. Mengenyam pendidikan formal
S1 Ilmu Komunikasi Universitas Slamet Riyadi
Surakarta (UNISRI) dan S2 Ilmu Komunikasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pada
2015 -2020 aktif sebagai wartawan di harian
Jawa Pos Radar Solo. Selama menjadi kuli tinta, pernah
bertugas di beberapa desk/pos antara lain grassroot,
pemerintahan dan politik. Selain itu juga melakukan peliputan
khusus ibadah haji dan mengawal pilkada Kota Solo. Pernah
menjadi tim penulis buku “40 Tahun Bakti UNISRI untuk
Negeri” dan biografi Wali Kota Solo F. X. Hadi Rudyatmo “Sang
Pelayan: Lurus dalam Pengabdian, Ikhlas dalam Pelayanan”.
Buku lain yang pernah ditulis adalah “Analisis Framing dalam
Berita Politik” diterbitkan Amerta Media pada 2021. Kini dia
menetap di Jogjakarta sebagai Dosen Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Email Penulis: irawan_wb@yahoo.com

131
132
8
DEFINISI, TUJUAN DAN
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
PRIBADI

Marno Wance
Universitas Pattimura

Definisi Komunikasi Pribadi


Konsep komunikasi interpesonal atau komunikasi antar
pribadi menurut Mapiare (2006) merupakan hubungan
antara sesama manusia (human relation) yang melakukan
interaksi secara pribadi dengan pribadi yang lain serta
memiliki seperangkat keterampilan untuk melakukan
komunikasi secara efektif. Model komunikasi antar
pribadi dilakukan secara verbal maupun non verbal
dengan melakukan secara langsung, memiliki kedekatan
secara fisik, kepencayaan antara pribadi, keterbukaan
komunikasi, terbangun keakraban dan kehangatan dalam
kadar tertentu. Sedangkan menurut Cangara (dalam
Harapan dan Ahmad, 2014) komunikasi yang dilakukan
seseorang baik dalam bentuk verbal maupun non verbal
adalah bentuk-bentuk pesan komunikasi yang dikirimkan
seseorang kepada orang yang lain dengan maksud untuk
pesan-pesan yang disampaikan dapat mempengaruhi
perilaku, tindakan yang menerima pesan komunikasi
tersebut. Komunikasi antar pribadi yang dilakukan secara
sadar oleh manusia dengan menggunakan lisan untuk
berhubungan dengan manusia yang lainnya. (Putra dan
133
DEFINISI, TUJUAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PRIBADI

Wijaya, 2015). Menurut Hardjana (2000) komunikasi


dapat diukur dari enam kriteria yaitu penerima
komunikasi (receiver), isi pesan (content), ketepatan waktu
(timing) dan sumber (source). Sedangkan efisiensi dapat
diukur dari 4 kriteria yakni biaya finansial (accuracy) serta
kemudahan dalam memahami pesan (intelligibility).
Sedangkan menurut Devito (Liliweri, 1991) membedakan
komunikasi antar pribadi menjadi 5 ciri-ciri yaitu
sebabagai berikut: (1) keterbukaan (Openess). (2) Empati
(Emphaty). (3). Dukungan (Supportiveness). Rasa positif
(Positiveness). (5) Kesamaan (Equality). Menurut Efendi
(2005) makna komunikasi antar pribadi adalah
komunikasi yang dilakukan antara komunikator dan
komunikan. Komunikasi antar pribadi adalah
penyampaian pikiran kepada orang lainnya untuk
diketahui, mengerti serta menyentuh perasaan orang
lainnya (Efendi,1986). Selain itu, menurut De Vito (1976)
bahwa komunikasi antar pribadi merupakan bentuk
penyampaian pesan seseorang kepada yang lainnya serta
dapat diterima karena memiliki efek dan umpna balik
secara langsung. Sehingga menurut Gary memdandang
komunkasi interpersonal dilakukan oleh komunikan
melalui adanya pertukaran informasi antara seseorang
yang melakukan komunikasi (Harapan dan Ahmad,
2014). Menurut Sobur (2014) komunikasi antar pribadi
adanya komunikasi arus balik secara langsung
komunikan dengan seseorang atau beberapa orang
melakukan komunikasi secara langsung.
Secara umum komunikasi antar pribadi merupakan
bentuk-bentuk tindakan seseorang baik secara verbal
maupun non verbal yang mendapat respons dari
seseorang sebagai penerima dengan tujuan untuk dapat
mempengaruhi perilaku yang menerima pesan (Hubeis,
2014). Cara utama manusia untuk membangun
keharmonisan komunikasi personal serta berusaha untuk

134
DEFINISI, TUJUAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PRIBADI

mempertahankan hubungan untuk dapat memenuhi


kebutuhan identitasnya yang berubah-ubah (Wood,
2013). Menurut Sobur (2014) komunikasi melihat adanya
tanggapan komunikan, baik secara verbal dalam bentuk
kata-kata serta secara nonverbal dalam bentuk perilaku
seseorang sehingga komunikator dan komunikan
meyakini adanya pesan yang disampaikan. Makna
komunikasi interpersonal adalah adanya arus balik baik
komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non verbal
(Effendy, 2014). Sehingga secara konseptual efektivitas
komunikasi antar pribadi merupakan kecepatan sasaran
dalam menyampaikan pesan serta informasi antara
individu dengan menggunakan symbol berupa
komunikasi verbal maupun non verbal secara langsung.
Dari beberapa konsep yang disampaikan mengenai
komunikasi antar pribadi yaitu proses komunikasi secara
langsung yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara
langsung atau tatap muka dimana komunikan dapat
menyampaikan pesan untuk mendapat respons (umpan
balik) melalui gagasan-gagasan yang disampaikan.
Menurut Drucker mengukapkan bahwa komunikasi antar
pribadi penekanannya pada perilaku seseorang dalam
menyampaikan informasi dari satu orang ke yang lainnya
(Thoha, 2002). Adapun ciri-ciri komunikasi antar pribadi
menurut Sobur (2014) membedakan dalam beberapa
aspek yaitu sebagai berikut:
1. Komunikasi interpersonal verbal dan nonverbal
adalah bentuk komunikasi yang memiliki beberapa
pesan yaitu isi pesan serta bagaimana isi pesan itu
disampaikan baik secara verbal maupun nonverbal.
2. Komunikasi interpersonal mencakup perilaku
tertentu yaitu pertama, perilaku yang terjadi
disebabkan oleh adanya desakan emosi serta tanpa
sensor secara kognitif yang terjadi begitu saja. Kedua,
perilaku menurut kebiasaan (script behavior) perilaku

135
DEFINISI, TUJUAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PRIBADI

yang khas yang dilakukan dari kebiasaan sehari-hari


oleh seseorang. Ketiga, perilaku sadar (contrived
behavior) perilaku seseorang yang dianggap sesuai
dengan situasi yang ada, perilaku model ini sudah
dipikirkan serta dirancang sesuai dengan kondisi
yang ada.
3. Komunikasi mengandung umpan balik, interaksi dan
kohensi. Komunikasi bentuk ini, penerima pesan
langsung menanggapi dengan menyampaikan umpan
balik serta kedua yang melakukan komunikasi saling
mempengaruhi dan memberikan dampak.
Sedangkan menurut Harfied Cangara (dalam Apriadi,
2013) berpendapat bahwa komunikasi antar pribadi dapat
dilakukan jika memiliki beberapa unsur pendukung yang
dapat membangun pengetahuan. Komunikasi adalah
proses ketika dua orang atau lebih melakukan pertukaran
informasi antara satu dengan yang lainnya sehingga dapat
menimbulkan saling pengertian yang mendalah (Roger
dan Kincaid, 1981). Sedangkan menurut Darmawan
(2017) bahwa pola komunikasi dapat terdiri dari empat
jenis yaitu komunikasi antar pribadi, komunikasi
kelompok kecil, kelompok massa serta komunikasi publik.
Unsur-unsur tersebut menjadi komponen atau elemen
penting dalam membangun komunikasi antar pribadi
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber yaitu proses peristiwa terjadinya komunikasi
yang melibatkan pembuat komunikasi serta pengirim
informasi baik dilakukan baik satu orang atau lebih.
2. Pesan yaitu informasi yang disampaikan kepada
penerima pesan yang dilakukan melalui media
komunikasi.
3. Media yaitu instrument penyampaian pesan yang
dilakukan untuk memindahkan sumber informasi
kepada penerima pesan.

136
DEFINISI, TUJUAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PRIBADI

4. Penerima yaitu pihak-pihak tertentu yang menjadi


sasaran penyampaian pesan kepada penerima
informasi.
5. Pengaruh yaitu perbedaan pesan yang disampaikan
dengan dipikirkan oleh pengirim pesan oleh penerima
pesan yang menerima pesan.
6. Tanggapan balik yaitu salah satu bentuk respons dari
pengaruh pesan kepada penerima informasi.
7. Lingkungan yaitu faktor yang mempengaruhi jalannya
komunikasi yang terdiri empat mancam ialah
lingkungan fisik, lingkungan social budaya,
lingkungan prikologi dan dimensi waktu.
Tujuan Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi
Tujuan dilakukan komunikasi antara pribadi yaitu
adanya perpaduan pikiran seseorang serta perarasaan
untuk mengetahui dan mengerti pesan dari orang lain.
Selain itu De Vito (1976) memberikan gambaran bahwa
komunikasi yang efektif jika pengiriman pesan seseorang
mendapatkan efek umpan balik yang baik dari orang lain.
Berbedan dengan Liliweri (2009) yang komunikasi antara
pribadi adalah proses social yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Sehingga dalam berbagai pendapat dari
Devito bahwa efektifitas komunukasi memiliki lima
kualitas yang harus dikembangkan dalam melakukan
komunikasi yaitu: Pertama, keterbukaan adalah
komunikasi yang dilakukan dengan dilandasi sikap jujur
baik dalam pikiran dan tindakan. Kedua, empati adalah
kegiatan komunikasi seseorang yang ikut merasakaan
pesan-pesan perasaan, mendengar masukan dan
melakukan respons dalam kegiatan komunikasi personal.
Ketiga, Dukungan adalah respons komunikasi yang
dilakukan oleh seseorang sehingga mendapatkan
komunikasi dua arah. Keempat, Rasa positif adalah
perasaan untuk merasakan semua manusia sebagai

137
DEFINISI, TUJUAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PRIBADI

komunitas komunikasi yang ada dalam lingkungan sosial.


Kelima, Kesamaan adalah persamaan komunikasi antara
komunikan dengan komunikator sehingga tidak ada
dominasi pesan yang disampaikan.
Sedangkan ciri-ciri dari komunikasi antar pribadi
(Interpersonal) terdiri dari beberapa aspek yaitu sebagai
berikut: (1) Selektif yaitu komunikan selalu memilih orang
yang dapat dipercaya untuk melakukan komunikasi. (2).
Sistemis yaitu tata cara melakukan komunikasi yang
dipengaruhi oleh sistem komunikasi yang telah dibangun
dalam lingkungan social. (3). Unik yaitu setiap orang
dalam melakukan komunikasi sudah tentu memiliki
keunikan tersendiri dengan orang lain. (4). Prosesual yaitu
bentuk komunikasi yang dapat berkembang terus yang
lebih bersifat personal. (5). Transaksional yaitu
komunikasi yang dilakukan untuk bertukar pesan secara
personal. (6) Pengetahuan personal yaitu setiap orang
memiliki model komunikasi yang berbeda dengan orang
lain. (7). Individual yaitu masing-masing orang memiliki
cara berkomunikasi yang berbeda. (8). Menciptakan
makna yaitu komunikasi yang dilakukan oleh seseorang
untuk memberikan makna yang dipertukarkan. Menurut
Cahyana (1996) efektifitas komunikasi berkaitan dengan
kuantitas, kualitas dan waktu nilai-nilai komunukasi
yang dilakukan. Efektifitas Komunikasi adalah berusaha
untuk mencari cara-cara yang baik untuk mencapai
tujuan-tujuan komunikasi (Sucahyowati, 2011). Menurut
Wance (2017) komunikasi pribadi sangat efektif dilakukan
disaat terjadinya konflik-konflik kepentingan yang terjadi
dalam lingkungan organisasi.
Adapun tujuan dilakukan komunikasi antar pribadi
menurut Onong Efendi (1993) adalah komunikasi
interpersonal yang terjadi dari pertemuan antar seseorang
baik disadari maupun tidak disadari yang terbagi menjadi
yaitu sebagai berikut: (1). Menemukan diri sendiri. (2).

138
DEFINISI, TUJUAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PRIBADI

Menemukan dunia luar. (3). Membentuk dan menjaga


hubungan sepenuh hati. (4). Berubah sikap dan tingkah
laku. (5). Kesenangan berbicara. Sedangkan menurut
Hubeis (2012) Tujuan dilakukan komunikasi yaitu
sebagai berikut:
1. Agar menjadi tahu (to suceru understanding) dan
memberitahukan (surveillance), misalnya
menginformasikan melalui pengumuman, surat
edaran, pemberitahuan dan sebagainya.
2. Menilai masukan (input) atau hasil (ouput) yaitu suatu
pola pemikiran manusia yang menerima pesan
kemudian terjadinya umpan balik, tanggapan
terhadap pendapat, penilaian rencana dan sebagainya
atau terkait dengan to change the opinion.
3. Mengarahkan atau diarahkan yaitu tujuan dilakukan
komunikasi untuk mengarahkan sumber tenaga,
mesin (tujuan komunikasi), petunjuk teknis sehingga
terbentuk to change the attitude.
4. Mengandung beberapa fungsi insindental atau netral
yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial
(transmission of the social heritage).
5. Tujuan komunikasi untuk menciptakan rasa
pemahaman (mutual understanding, adanya tingkat
pemahaman (common understanding atau mutual
agreement), serta adanya motivasi untuk menjawab
pesan Who says (sumber/komukator), What (pesan),
in Which channel (saluran/media), to Whom
(penerima), dan in Which effect (akibat/perubahan).
Sedangkan menurut Mulyana (2008) bahwa tujuan
dilakukan komunikasi antara pribadi untuk saling
membantu membebentuk realitas sosial dalam
masyarakat. Sehingga menurutnya menjelaskan ada
enam tujuan dari tujuan melakukan komunikasi antar

139
DEFINISI, TUJUAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PRIBADI

pribadi yaitu pertama, mengenal diri sendiri dan orang


lain. Kedua, mengetahui dunia luar. Ketiga, menciptakan
dan memelihara hubungan menjadi bermakna. Ketiga,
mengubah sikap dan perilaku. Kelima, membantu orang
lain. Menurut Ellis (1987) efektifitas komunikasi pribadi
adalah pemanfaatan sumber daya, adanya dana,
prasarana yang dilakukan secara sadar untuk
menghasilkan jasa komunikasi dengan mutu tertentu.
Menurut Hardjana, Andre (2000) menyatakan bahwa
efektifitas komunikasi yaitu hubungan atau perbandingan
antara factor keluaran (output) dengan pesan yang masuk
(input). Sedangkan prinsip komunikasi yaitu (1). Prinsip
berbicara efeketif adalah komunikasi yang memiliki ciri-
ciri efektif jika menarik didengar, pesan tepat sasaran,
bahasa dapat dimengerti serta suaranya enak dirasakan
dan dideangar. (2). Mendengar dengan aktif adalah
mendengar dengan aktif serta dapat dimengerti apa yang
dikatakan dibalik pesan yang disampaikan (Wahyu,
2010). Menurut Efendi komunikasi yang efektif adalah
komunikasi yang dapat menimbulkan efek pesan yang
disampaikan. Efek tersebut dapat diklasifikasi sebagai
berikut (1). Efek kognitif adalah penyamapaian pesan
yang didasarkan pada nalar/pikiran komunikator. (2).
Efek afentif adalah pesan yang disampaikan oleh
komunikator berhubungan dengan perasaan. (3). Efek
konatif adalah pola-pola tindakan yang dilakukan untuk
berperilaku bersifat fisik atau jasmaniah (Efendi, 2006).
Menurut Robbins (2006), proses komunikasi dapat
meliputi yaitu pertama, Sumber komunikasi. Kedua,
pengkodean. Ketiga, pesan. Keempat, saluran. Kelima,
decoding. Keenam, penerima. Ketujuh, umpan balik yang
berlangsung antar pribadi.

140
DEFINISI, TUJUAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PRIBADI

Hambatan dalam Komunikasi Interpersona


Adapun menjadi hambatan komunikasi interpersona
menurut pendapat sunarto (2003) yaitu
1. Hambatan mekanik yaitu hambatan yang terjadi
dalam melakukan komunikasi interpesona yang
timbul karena adanya gangguan pada saluran
komunikasi antara komunikan dengan komunikator,
seperti saluran pesan yang disampaikan kurang jelas.
2. Hambatan semantik yaitu permasalahan komunikasi
yang dimulai tahapan-tahapan komunikator dimulai
menanggapi persepsi dari pesan yang disampaikan
dalam konteks yang berbeda-beda.
3. Hambatan manusiawi yaitu masalah yang timbul
akibat berasal dari diri mamusia sendiri, seperti
adanya emosi dalam diri manusia serta
ketidakmampuan alat panca indera manusia tersebut.
Ada beberapa peran yang dilakukan oleh komunikator
dalam melakukan komunukasi yaitu (1). Daya tarik
sumber yaitu seorang komunikator harus mampu
mengubah sikap, membentuk opini dan perilaku
komunikan. (2). Kredibilitas sumber yaitu kepercayaan
yang dilkukan oleh seorang komunukasi terhadap
komunikator (effendi, 2006). Adapun menjadi hambatan
komunikasi interpersonal yaitu (1). Terjadinya Interaksi
adalah Realitas-realitas sosial masyarakat yang
menunjukan bahwa manusia mempunyai naluri untuk
bergaul dalam kehidupan masyarakat. (2). Hambatan
Kultur adalah sikap dan perilaku yang berbeda-beda
dapat menjadi faktor penghambat komunikasi dalam
masyarakat. (3). Experince adalah pengalaman dari
masing-masing orang berbeda-beda, hidup dalam
lingkungan yang berbeda dapat mempengaruhi
komunikasi antar individu. Sedangkan hambatan teknik
yaitu pertama, tidak ada prosedur kerja yang jelas. Kedua,

141
DEFINISI, TUJUAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PRIBADI

kurangnya informasi yang jelas. Ketiga, kurangnya


keterampilan. Keempat, pemilihan saluran yang kurang
tepat. Hambatan komunikasi terjadi apabila pesan yang
disampaikan tidak berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Hambatan komunikasi yang terjadi dapat
dilakukan dengan melakukan kordinasi, serta
komunikasi yang intens. Adapun untuk menghindari
hambatan komunikasi dapat dilakukan yaitu (1)
komunikasi horizontal adalah komunikasi yang
mendatar, komunikasi antara pimpinan dengan staf serta
komunikasi non formal yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari. (2). Komunikasi diagonal adalah komunikasi
antara pimpinan dengan pegawai biasa dan seksi/bagian.
(3). Komunikasi ekternal adalah komunikasi dari
organisasi kepala khlayak yang berfifat informatif.

142
DEFINISI, TUJUAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PRIBADI

Daftar Pustaka
Cahyana, Yan Yan & Bagong Suyanto. 1996. Kajian
Komunikasi dan Seluk Beluk. Surabaya: Airlangga
University Press.
Cangara, Hafied. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Devito, Joseph. 1986. The Interpersonal Communication
Book (fourth edition). New York: Harper & Row
Publisher.
Darmawan M. 2017. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan
Pola Komunikasi dengan Efektivitas Kinerja Gugus
Perwakilan Pemilik Ternak (Kasus Sekolah
Peternakan Rakyat di Kabupaten Bojonegoro).
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
David, Fred R. 2005. Manajemen Strategi: Konsep.
Jakarta: Salemba Empat.
Effendy, Onong Uchjana. (2006), Ilmu Komunikasi Teori
dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Effendy, Onong, 1993, Ilmu Teori dan Filsafat
Komunikasi, Bandung : PT.Citra
Ellis, Roger B, Gates, Robert J, Kenworthy, Neil. 1987.
Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan.
Penerbit Buku Kedokteran
Hardjana, Andre. 2000. Audit Komunikasi: Teori dan
Praktek. Jakarta: PT Grasindo.
Hubeis, Musa. (2012). Komunikasi Profesional Perangkat
Pengembangan Diri, PT Penerbit IPB Press, Bogor.
Harapan, Edi dan Syarwani Ahmad. (2014). Komunikasi
Antarpribadi: Perilaku Individu Dalam Organisasi
Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Sobur, Alex. (2014). Ensiklopedia Komunikasi. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media. Aditya Bhakti.
Sucahyowati, Hari. 2017. Pengantar Management, Jawa
Tengah: Wilis.

143
DEFINISI, TUJUAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PRIBADI

Sunarto, A.W., (2013). Komunikasi Interpersonal.


Yogyakarta: Graha Ilmu.
Putra, Christian Pandu dan Sri Herwindya Baskara
Wijaya. “Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Dalam
Permainan Airsoft”. Jurnal Komunikasi Massa
Liliweri, Alo. 1997, Komunikasi Antar Pribadi, Bandung:
PT. Citra Aditya.
Mulyana, Deddy. 2008. Human Communications Prinsip-
Prinsip Dasar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Mifthah Thoha, 2006. Perilaku Organisasi Konsep Dasar
dan Aplikasinya Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.
Rogers EM, Kincaid DL. 1981. Communication Networks,
Towards A New Paradigm for Research. New York
(US): The Free Press.
Robbins, Stephen P Perilaku Organisasi. diterjemahkan
oleh Benyamin Molan Jakarta: Index 2006.
Wahyu Ilahi. 2010. Komunikasi Dakwah, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Wance, M. (2017). Politik Anggaran Eksekutif Dan
Legislatif Pada Pembahasan APBD Kabupaten Buru
Selatan 2015. JOURNAL OF GOVERNMENT (Kajian
Manajemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah), 2(2),
178-204.

144
DEFINISI, TUJUAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PRIBADI

Profil Penulis
Marno Wance. Kelahiran di Desa Oki Lama
Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru
Selatan, 08 Maret 1991. Penulis pernah
menjadi Dosen Pada Program Studi Ilmu
Pemerintahan UMMU Ternate (2017-2018)
dan sekarang dosen tetap pada Program
Studi S1 Ilmu Pemerintahan Universitas
Pattimura, Ambon (2018-Sekarang. Menyelesaikan studi Ilmu
Pemerintahan S1 di UMMU Ternate (2014), dan Sekolah
Pascasarjana Magister S2 Ilmu Pemerintahan (UMY) Yogyakarta
(2017). Hasil karya buku dengan judul (1). “Politik Anggaran:
Dinamika legislasi, perencanaan anggaran, komunikasi politik,
proyeksi pembuatan APBD” terbit 2020. (2). Manuskrip: Suksesi
Kepemimpinan Adat di Negeri Raja-Raja (2021). (3). book chapter
Dinasti Politik dan Demokrasi Lokal. (4). Book chapter Hukum
Administrasi Negara. Penulis juga memiliki sejumlah aktivitas
menulis di Jurnal Nasional Terakreditasi maupun jurnal
International bereputasi. Beberapa penelitian yang dilakuakn
didanai oleh Kemenristek tahun 2019 serta penelitian institusi
yang didanai oleh perguruan tinggi. Pernah melakukan
penelitian di Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Morotai
bersama SEMERU Institut Tahun 2013. Pemenang hibah
bersaing ristek dikti sebanyak 2 kali tahun 2019. Menjadi
penggiat pemilu yaitu aktif di Jaringan Pendidikan Pemilu
Untuk Rakyat (JPPR) Provinsi Maluku Utara Tahun 2018-2022.
Penulis dapat dihubungi melalui emil: ipmummu@gmail.com,
marno.wance@fisip.unpatti.ac.id atau WA 082248872091.

145
146
9
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK
DAN FUNGSI
KOMUNIKASI MASSA

Wesley Liano Hutasoit


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Pengertian Komunikasi Massa


Secara sederhana komunikasi massa dapat dipahami
sebagai proses komunikasi melalui media massa.
Komunikasi massa dominan dipengaruhi oleh dinamika
media massa dan penggunaannya oleh kahalayak.
Perkembangan media massa dalam perkembangannya
erat berkaitan dengan pentingnya informasi,
perkembangan bidang ekonomi, kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi, fenomena urbanisasi dan
faktor iklan. Komunikasi massa dapat dijelaskan dari dua
cara pandang, yakni bagaimana orang memproduksi
pesan dan menyebarkannya melalui media di satu pihak
dan bagaimana orang-orang mencari serta menggunakan
pesan tersebut dipihak lainnya[1].
Masyarakat ini bergerak maju dan tidak bergerak mudur.
Ini artinya, masyarakat akan bergeser dari masyarakat
tradisional ke masyarakat modern. Tentunya perangkat,
tantangan dan alat-alat yang digunakan dalam
masyarakat modern jelas sangat beda dengan masyarakat
tradisional. Berbagai peralatan untuk menunjang

147
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

kebutuhan hidupnya juga sangat berbeda jauh. Dalam


masyarakat tradisional mereka masih mengandalkan
pada alam didalam memenuhi kebutuhan hidupnya
dalam masyarakat modern mereka sudah mengandalkan
pada pertimbangan rasional dan perhitungan matematis
lewat penelitian ilmiah. Ini tak lain karena konsekuensi
dari perkembangan teknologi yang kian pesat.
Dalam masalah komunikasi, juga terlihat pergeseran yang
mencolok. Dulunya, mereka mengandalkan komunikasi
tatap muka dan komunikasi kelompok sebagai pola
komunikasi yang paling diandalkan, dengan
perkembangan teknologi komunikasi yang kian pesat
mereka mengandalkan peralatan modern untuk
mendukung proses komunikasi tersebut.
Komunikasi massa menyediakan informasi tentang
peristiwa dan kondisi dalam masyarakat tertentu,
menunjukkan hubungan kekuasaan, serta memudahkan
berbagai macam inovasi. Dengan
begitu, masyarakat umum bisa memperoleh informasi
yang yang berkaitan dengan kebutuhan dan
kepentingannya.
Khalayak komunikasi massa merupakan sasaran
penyebaran pesan-pesan media massa. Khalayak media
massa terdiri atas berbagai ragam individu dan kelompok
yang berbeda-beda, karena isi pesan yang bersifat umum
maka semakin mendorong pesan tersebut dapat diterima
oleh semua kalangan dan semua umur meskipun
khalayak media massa sangat besar dan beragam kondisi
dan kepentingannya. Media massa menargetkan khalayak
bagi beberapa produk yang dihasilkannya dengan
segmentasi khalayak tertentu. Khalayak media massa
dapat mengkonsumsi pesan-pesan media secara
serempak dan terbuka.

148
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

Media massa adalah alat yang digunakan dalam


penyampaian pesan-pesan, media massa menyatu dengan
lingkungan yang mengubah perilaku melalui proses
pelaziman dan didalamnya terdapat kebutuhan akan
fantasi dan informasi. Media massa menampilkan diri
sesuai dengan harapan akan persepsi masyarakat karena
media massa erat kaitannya dengan perubahan yang
terjadi pada khalayak umum dan mampu menjelaskan
dengan bahasa umum yang mudah dimengerti sehingga
selalu dapat diterima oleh semua kalangan[5]. Media
massa digunakan sebagai bentuk komunikasi dalam
jumlah banyak dan bertempat tinggak berjauhan sehingga
bentuknya berupa surat kabar, radio, televisi dan
internet.
Pesan dalam tindakan komunikasi merupakan tanda-
tanda yang mengandung makna, dalam tanda-tanda
tersebut terbungkus ide, gagasan, perasaan atau maksud-
maksud tertentu dari partisipan komunikasinya. Salah
satu pesan simbol yang disampaikan dalam komunikasi
media massa adalah bahasa, bahasa sebagai lambang
pesan paling banyak digunakan dalam komunikasi [1].
Bahasa sebagai lambang verbal sebagai kekuatan dalam
tulisan atau ucapan, maka dalam komunikasi massa
bahasa menjadi lambang utama dalam mengemas pesan-
pesan yang disebarkan kepada khalayak.
Pesan-pesan komunikasi massa diproduksi dalam suatu
mekanisme yang rumit dan mengandalkan kecepatan, hal
ini dimaksudkan untuk menjaga nilai aktualitas pesan
tersebut bagi khalayak karena sifat kecepatan media
massa sering menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam
redaksi dan substansi pesan yang disampaikan.
Pesan-pesan komunikasi massa mengalir dari sumber ke
penerima. Dalam komunikasi massa, proses pengiriman
pesan bersifat satu arah. Meskipun dapat dilakukan
umpan balik oleh khalayak namun kesempatan yang

149
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

diberikan sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan


umpan balik pada sistem komunikasi antarpribadi [6].
Pengertian massa secara umum berbeda dengan
pengertian massa dalam komunikasi. Massa dapat
diartikan sebagai orang yang tidak saling mengenal,
berjumlah banyak, anggotanya heterogen dan tidak
individualistis. Komunikasi massa merujuk pada setiap
individu sebagai penerima pesan media massa atau
disebut audience. Dalam kehidupan hari ini setiap
individu berdampingan dengan teknologi, setiap orang
membutuhkan media untuk saling bertukar informasi.
Hal ini disebut sebagai komunikasi massa. Komunikasi
massa pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa mengatakan apa, dengan saluran apa,
kepada siapa, dan dengan akibat atau hasil apa saja.
Komunikasi massa bersifat multidisiplin keilmuan karena
sangat dipengaruhi sosiologi, antropologi, psikologi,
sastra, politik, matematika dan keilmuan lainnya. Dalam
memahami komunikasi massa disarankan juga
memahami bahkan menguasai disiplin ilmu di luar
komunikasi. Peta teori komunikasi massa adalah media,
sistem sosial budaya, dan khalayak atau masyarakat
penerima pesan. Dalam komunikasi massa dapat
mengamati isi media dengan adanya simbol dan
pemaknaan serta menonjolkan bagaimana pesan-pesan
tersebut dikonstruksikan. Komunikasi massa juga
menitikberatkan pada isi pesan media serta struktur dan
penampilan media massa.
Memahami keberadaan fenomena komunikasi yang ada
dengan menggunakan perspektif atau cara pandang
komunikasi, sering dikatakan bahwa jika kita tidak
memahami komunikasi maka kita tidak memahami
apapun. Selama pesan itu disampaikan kepada
masyarakat luas dengan menggunakan media maka dapat
dikatakan sebagai komunikasi massa.

150
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa merupakan proses produksi informasi


yang akan menjadi suatu pesan dan didistribusikan
melalui media teknologi yang ditujukan atau dikonsumsi
oleh sejumlah khalayak yang tersebar. Hal penting dalam
komunikasi massa adalah terdapat produksi, distribusi
dan konsumsi akan berita yang disampaikan. [2]
George Gebner, 1980, mass communication is the
technologycally and institutionally based production and
distribution of the most broadly shared continous flow of
mass in industrial societes. Komunikasi massa merujuk
pada proses komunikasi dimana pesan-pesan yang
disampaikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang. Media massa menjadi sarana utama dalam
menyebarkan pesan kepada khalayak[1].
Menurut Wright, komunikasi massa adalah diarahkan
pada khalayak relatif besar, heterogen dan anonim, pesan
disampaikan secara terbuka dan seringkali dapat
mencapai kebanyakan khalayak secara bersamaan dan
bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau
bergerak dalam organisasi yang kompleks yang
melibatkan biaya besar [1].
Komunikasi massa sering juga disebut sebagai
komunikasi media massa yaitu pesan yang disampaikan
oleh komunikator dengan menggunakan media massa
yang terlembaga bersifat satu arah kepada komunikan
dan bersifat umum menggunakan media massa. Dalam
komunikasi media massa terdapat beberapa fokus
masalah yaitu apakah melihat media sebagai objek,
melihat efek pesan yang disampaikan dari media, melihat
isi pesan media, atau melihat penggunaan media massa
tersebut. Pada sisi yang lain, media massa memiliki
tanggung jawab sosial yang besar karena sebagai salah
satu pilar utama dalam menegakkan demokrasi dalam
negara.

151
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

Dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan sebuah


media sebuah platform untuk saling bertukar informasi.
Disaat individu membutuhkan media sebagai sarana
untuk mendapatkan informasi, saling bertukar pesan dan
saling bertukar informasi sebagai komunikan atau
komunikator maka hal tersebut disebut komunikasi
massa.
Komunikasi massa adalah perluasan dari komunikasi
publik, bagaimana pesan-pesan yang informatif, pesan
yang memiliki pengaruh, pesan persuasif, pesan yang
menghibur, dapat diliput dan dilipatgandakan atau
disebarluaskan informasinya melampaui ruang-ruang
yang ada seperti ruang privat dan lingkungan komunitas
dengan bantuan teknologi komunikasi massa. Informasi
pada saat yang sama tersampaikan kepada masyarakat
luas bersifat anonim dan delay, misalnya penyebarannya
melalui facebook, twitter dan instagram. Media massa
adalah sebutan untuk kumpulan media-media sosial yang
ada.
Karakteriskti Komunikasi massa
Karakteristik utama komunikasi massa adalah jumlah
khalayak yang sangat besar. Fokus kajian komunikasi
massa adalah media. Komunikasi massa yang ditujukan
kepada masyarakat dapat bertujuan untuk
menginformasikan, mendidik dan menghibur, juga
menyampaikan berita, identitas status sosial atau kelas
sosial kepada khalayak. Juga, mempertahankan status
sosial sekaligus juga memperkokoh norma-norma sosial.
Karakteristik komunikasi massa untuk individu dapat
bertujuan untuk pencairan informasi, pengembangan diri,
memfasilitasi hubungan sosial, substitusi dalam
hubungan sosial, afeksi (melegakan emosi), sarana
pelarian dari ketegangan dan keterasingan dan bahkan
sebagai bagian dari rutinitas.

152
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa mensyaratkan perangkat teknologi


yang mendukung proses produksi, reproduksi dan
pemasaran media massa. Proses kerja media massa
berlangsung terus menerus sehingga memiliki periodesasi
dalam program atau produknya yang melayani kebutuhan
akan informasi. Keterlibatan perangkat teknologi dan
manajemen modern dalam pengelolaan media massa
menunjukkan bahwa institusi media massa menjadi
elemen penting dalam kemajuan masyarakat industri dan
peradaban manusia.
Karakteristik komunikasi massa yaitu terlembaga artinya
komunikator sebagai lembaga atau organisasi, pesan yang
disampaikan kepada khalayak bukan milik pribadi atau
individu melainkan milik organisasi atau lembaga.
Komunikasi antar individu dibatasi karena perannya
dengan sistem lembaga yang terdapat dalam organisasi.
Pesan komunikasi massa bersifat umum karena
dikonsumsi oleh khalayak yang berbeda-beda pada
lingkungan yang berbeda pula. Terdapat juga
karakteristik audience atau khalayak yaitu heterogen dan
anonim. Heterogen artinya memiliki audience yang banyak
jenisnya, dan arti anonim adalah tidak dapat
mengidentifikasi audience atau khalayak yang tidak saling
mengenal. Antara audience dan khalayak memiliki
kesamaan yaitu menerima dan memberikan respon atas
informasi yang sama. Hal ini berikutnya memunculkan
feedback atau efek pengaruh yang sifatnya delay atau
tertunda karena informasi yang diterima khalayak tidak
selalu dapat direspon secara langsung.
Adanya tindakan yang terencana yaitu kapan akan
memproduksi pesan dan tidak dapat bersifat temporer,
memiliki sifat yang terjadwal dan terorganisir.
Komunikasi media massa sebagai komunikator bertindak
sebagai dualitas media massa yaitu kepentingan ekonomi
dan kepentingan sosial. Dalam komunikator komunikasi

153
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

massa atau media selalu punya satu bagian yang tidak


dimiliki komunikator di level komunikasi yang lain yaitu
adanya gatekeeper. Gatekeeper sebagai tindakan yang
berperan dalam penyebaran isi media massa dengan cara
bisa menambahkan, mengurangi, menyederhanakan atau
mengemas informasi agar lebih mudah dipahami.
Gatekeeper bertanggung jawab untuk memfilterisasi
berita yaitu penyebaran informasi kepada khalayak.
Komunikasi massa selalu menggunakan media artinya
selalu bergantung kepada teknologi. Pada saat
penggunaan internet memungkinkan untuk menyebarkan
konten informasi maka pada saat bersamaan media
konvensional beralih ke teknologi terbaru digital yaitu
penggunaan internet.
Elemen utama dalam komunikasi massa adalah produksi,
distribusi dan konsumsi. Produksi mengacu pada
pembuatan, pengumpulan dan pengemasan pesan.
Produksi sebagai komunikator yang bertindak
menciptakan rangkaian pesan untuk disampaikan,
tentunya yang memproduksi adalah suatu lembaga atau
organisasi seperti televisi, pameran, dokumen, film,
kampanye humas. Distribusi mengacu pada penyebaran
yang berhubungan dengan pergerakan produk
komunikasi massa dari titik produksi menuju titik
konsumsi melalui media-media komunikasi. Konsumsi
berkaitan dengan informasi yang diterima khalayak
berkaitan dengan penggunaan, dampak dan pengaruh
dari penggunaan komunikasi massa pada individu,
kelompok, organisasi dan masyarakat[2].
Komunikasi massa sangat dekat dan erat dengan
perkembangan dan perubahan di masyarakat sebagai
khalayak meskipun hidup dalam lingkungan yang
berbeda-beda hal tersebut tentunya terlihat melalui
budaya. Bagaimana media tersebut memberikan
pengaruh terhadap lingkungan maka begitu juga

154
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

sebaliknya bagaimana budaya mempengeruhi sebuah


informasi yang disampaikan oleh media dalam
memproduksi kontentnya. Apa yang disampaikan media
massa merupakan hal penting yang menggambarkan
budaya khalayak dalam lingkungan dan bagaimana
budaya kita bisa mempengaruhi apa yang disampaikan
media kepada khalayak juga, dua hal yang saling
berkaitan. Hal tersebut dapat saja menimbulkan
ketergantungan terhadap media massa maka media
massa akan membentuk apa dan bagaimana kita.
Apapun yang terjadi pada sosial media boleh menjadi
sangat penting juga bagi masyarakat luas. Ketika ada satu
trend yang diangkat oleh influencer selebram atau
siapapun yang ada di media massa pada akhirnya
dianggap penting juga oleh masyarakat. Unsur yang
hilang dari komunikasi massa adalah gatekeeper. Televisi,
raido, majalah, koran memiliki gatekeeper. Berbeda
dengan sosial media dimana gatekeeper adalah sipenyebar
informasi itu sendiri. Hari ini dapat dikatakan bahwa
gatekeeper itu tidak ada. Fenomena sosial media
melibatkan pesan yang disampaikan kepada masyarakat
luas tanpa adanya gatekeeper, hal ini berbeda dengan
media konvesional dulu yang hanya lewat televisi masih
kokoh menjaga informasi yang akan disampaikan kepada
khalayak ramai oleh gatekeeper. Jadi, hari ini informasi
apa saja yang diterima setiap orang bisa langsung
diteruskan ke orang lain tanpa adanya filterisasi informasi
tanpa gatekeeper dan ternyata informasi yang disebarkan
tersebut adalah berita bohong atau hoax.
Hari ini dalam ruang teknologi informasi yang pesat
menggunkan internet sebagai bagian digitalisasi
informasi, terjadinya pergeseran atau transformasi
perubahan karaktersitik komunikasi semakin menguat.
Pemanfaatn teknologi dalam media massa merupakan
suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Internet

155
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

menjadi pendorong utama tumbuhnya konvergensi media


yang memungkinkan menyatunya berbagai ragam media
konvensional yang kemudian dapat diakses melalui
internet. Perkembangan aneka perangkat teknologi yang
semakin modern memudahkan setiap orang untuk
mengakses berbagai ragam konten baik berita, hiburan,
fantasi dan informasi.
Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi
seperti media massa dan dinamika sosial kemasyarakatan
tidak dapat dipungkiri bahwa terjadi pergeseran atau
perubahan dalam konsep komunikasi khususnya
karakteristik komunikasi massa. Perkembangan ini
sejalan dengan perubahan teknologi yang semakin
modern.
Karakteristik komunikasi menjadi penting untuk
diperdebatkan kembali karena bentuk media massa dan
sifat yang melekat pada media massa tersebut dapat
berubah drastis akibat dari era teknologi internet hari ini.
Fokus perubahan tersebut adalah bahwa media saat ini
tidak lagi satu arah tetapi sudah menjadi dua arah [7].
Terjadinya transformasi sebagai proses perubahan sampai
pada tahap puncak komunikasi yang tidak dapat dibatasi.
Istilah transformasi semakin populer dalam media massa
baik cetak maupun eletronik sehingga memunculkan
bentuk baru yang dikenal dengan konvergensi yang
memungkinkan telah bergabungnya bentuk baru media
dengan menggunakan teknologi baru. Arah kemungkinan
konvergensi karena dirasakan begitu cepat, agresif dan
berulang-ulang sehingga memunculkan kesan kebaruan
dalam media massa. Penggunaan media massa tersebut
semakin melekat dalam hidup keseharian sehingga
berdampak pada semakin berkurangnya rasa
keingintahuann untuk menyelidiki lebih lanjut .
[7]

156
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

Media memiliki peran yang sangat besar dalam


komunikasi massa. Adanya media bertujuan untuk
membuat pesan lebih efektif dan dapat diterima oleh
khalayak. Jika todak disampaikam oleh media yang
kredible sebuah pesan hanya akan dianggap sebagai isu
saja. Namun, jika media kredibel yang menyampaikannya
maka asumsi masyarakat atau publik juga akan berbeda
dalam menyikapinya. Media memiliki tujuan
mengefisiensikan waktu, dalam komunikasi massa
Efisiensi dalam hal ini adalah tentunya agar pesan dapat
lebih cepat sampai kepada khalayak. Apalagi jika pesan
tersebut bersifat urgent atau sangat mendesak. Misalnya
pesan peringatan bencaba alam yang tentunya harus
disampaikan dengan cepat. Tujuan media dalam
komunikasi massa tidak lain adalah agar pesan yang
disampaikan mudah di terima oleh siapapun. Sebab
media yang baik haruslah mampu mengemas pesan agar
dapat diterima oleh semua kalangan. Tanpa ada batasan
usia atau jenis kelamin, jika hal ini telah terjadi maka
tugas media sebagi mediator sudah terlaksana dengan
baik. Tidak gampang memang untuk bisa menarik
perhatian khalayak ramai. Apalagi untuk bisa menyimak
dengan seksama pesan yang disampaiakan. Namun,
inilah yang kemudian menjadi salah satu tujuan media
dalam komunikasi massa. Yakni untuk membuat pesan
menjadi lebih menari. Sehingga menarik minat dan daya
tarik khalayak untuk membicarakannya.
Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi adalah memberikan informasi,
hiburan, persuasi, transmisi (Transmisi memberikan
point-point yang disampaikan oleh pemerintah kepada
masyarakat), integrasi sosial, pengawasan akan fenomena
sosial yang terjadi, korelasi pewaris sosial yaitu ada nilai-
nilai sosial yang bisa disampaikan menggunakan

157
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

komunikasi massa, perlawanan yaitu terciptanya


perubahan sosial sampai terjadi perubahan.
Komunikasi massa sebagai komunikator dalam
menyampaikan komunikasi massa terlembaga atau
melembaga, dalam hal ini kita bisa lihat tentang
komunikasi antar personal, komunikator menyampaikan
pesan tidak hanya menyampaikan pesan saja tetapi
menyatukan referensi dan experience pada lawan
bicaranya. Adanya komunikasi bersifat heterogen yaitu
penerima pesan dalam hal ini adalah penonton,
pendengar, pembaca yang dapat dipastikan adalah
heterogen dan tidak bisa memaksakan pesan yang
disampaikan melalui media massa untuk penerima pesan
yang homogen. Karena penerima pesan sangat beragam
dari usia, jenis kelamin, pendidikan, tingkata ekonomi,
dan latar belakang lingkungan tempat tinggal. Pesan
sifatnya umum karena pesan yang disampaikan bersifat
heterogen, pesan yang disampaikan tidak spesifik kepada
orang tertentu, atau kepada beberapa orang saja atau
lingkungan tertentu saja tetapi kepada orang banyak dan
tentunya heterogen. Bersifat satu arah jika komunikasi
massa tersebut satu arah maka efeknya adalah adanya
jeda atau jarak waktu antara komunikator dengan
komunikan. Komunikasi massa menimbulkan
keserempakan, masyarakat sebagai penerima pesan maka
pada saat yang sama serempak menerima pesan tetapi
belum tentu serempak dalam memaknainya.
Mengandalkan alat teknis dikarenakan komunikasi
massa tidak bisa ada tanpa kehadiran media oleh
karenanya selalu memerlukan alat teknis. Adanya
controled by gatekeeper yang bertanggung jawab untuk
menentukan kepantasan yaitu boleh atau tidak pesan
tersebut disampaikan kepada banyak orang. Pembeda
komunikasi massa dengan komunikasi antar personal
yaitu gatekeeper, media, dan heterogen.

158
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

Fungsi komunikasi massa sebagai kebutuhan kognitif


untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan
pemahaman. Sebagai kebutuhan afektif menyangkut
emosional, pengalaman menyenangkan yang estetis.
Adanya kebutuhan integratif personal yang memperkuat
kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas dan status.
Sebagai kebutuhan integratif sosial guna memperoleh
hubungan dengan keluarga, teman dan sebagainya.
Tentunya pula adanya kebutuhan pelepasan ketegangan
dan pengalihan.
Terdapat juga fungsi persuasi dalam komunikasi massa
sebagai bagian terpenting. Persuasi hadir dalam berbagai
bentuk seperti mengukuhkan atau memperkuat sikap,
kepercayaan atau nilai seseorang dan juga menggerakkan
seseorang untuk menggerakkan sesuatu sekaligus
memperkenalkan etika dalam menawarkan sistem nilai
tertentu[3].
Dalam fungsi komunikasi massa juga terdapat transmisi
budaya meskipun yang paling sedikit dibicarakan.
Transmisi budaya tidak dapat dielakkan karena selalu
hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang
mempunyai dampak pada penerimaan individu.
Transmisi budaya mengambil tempat penting dalam hal
kontemporer dan historis. Dalam hal kontemporer media
massa memperkuat konsensus nilai-nilai dalam
masyarakat dengan selalu memperkenalkan bibit
perubahan secara terus menerus. Hal ini sebagai faktor
yang memberi petunjuk hal-hal yang terabaikan yang
mengitari di sekeliling media massa secara serempak
sebagai pengokoh status quo dan pendorong perubahan.
Secara historis perkembangan dan perubahan yang
terjadi pada khalayak selalu menambahkan pengalaman
baru dari sekarang untuk mengarahkan ke masa depan.
Adanya kohesi sosial sebagai bentuk penyatuan dimana
media massa mendorong masyarakat untuk bersatu.

159
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat


untuk memikirkan dirinya bahwa jarak yang
teridentifikasi bukan keadaan yang baik dalam khalayak.
Media massa memberitakan arti pentingnya kerukunan
hidup dalam ruang hidup yang plural dalam alam
demokrasi maka media massa mendorong untuk
menciptakan integrasi sosial.
Terdapat juga korelasi dalam komunikasi massa yang
menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar
sesuai dan sejalan dengan lingkungannya. Korelasi dalam
media massa sebagai penghubung antara berbagai
komponen dalam masyarakat sekaligus
menginterpretasikan pesan yang menyangkut lingkungan
dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-
kejadian. Hal penting korelasi dalam komunikasi massa
adalah kemampuan menjelaskan berita dengan kekuatan
verbal yaitu bahasa, kemampuan menjelaskan keadaan
dengan runut terstruktur, mampu merumuskan masa
depan dan meneruskan dorongan terhadap penilaian
moral[3].
Dalam fungsi komunikasi massa juga terdapat pewarisan
sosial dengan adanya transmisi budaya. Media massa
berfungsi sebagai pendidik, baik menyangkut pendidikan
formal dan informal untuk meneruskan atau mewariskan
ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata dan etika dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Terdapat ide atau
gagasan dan aktivitas diwariskan yang berbaur dengan
budaya pada khalayak. Transmisi budaya media massa
bisa memperkuat kesepakatan nilai-nilai sosial yang ada
dalam masyarakat dan media juga berperan untuk selalu
memperkenalkan ide-ide perubahan yang perlu dilakukan
masyarakat secara terus menerus[4].
Fungsi komunikasi massa sebagai sebagai pengawasan
lingkungan yaitu komunikasi massa melalui pesan-pesan
yang disampaikan media massa dapat membentuk

160
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

kesadaran khalayak. Informasi yang disampaikan media


massa melalui saluran pemberitaan menyediakan
sejumlah isu dan hal baru yang perlu diketahui oleh
khalayak luas. Adanya korelasi dalam pesan-pesan media
massa menghubungkan antara lembaga media massa dan
khalayaknya. Informasi yang disebarkan media massa
kepada khalayak mengenai berbagai hal terlebih dahulu
diinterpretasi dan telah dikonstruksi oleh media. Adanya
sosialisasi dimana kesesuaian informasi yang
disampaikan media kepada khalayak, tergantung kepada
kepercayaan, nilai dan pengalaman yang dimiliki
khalayak. Terdapat juga sebagai hiburan dimana media
massa menyediakan pesan-pesan yang bersifat hiburan
untuk mengimbangi rutinitas sehari-hari dalam pekerjaan
dan aktivitas serius. Terdapat periklanan dan komersial
melalui iklan yang disampaikan media massa dapat
membantu khalayak dalam berbagai aktivitas ekonomi
dan sosial.
Informasi media massa yang diterima khalayak mengubah
setiap orang yang pada awalnya sebagai penerima pesan
berubah menjadi titik sentral yang sangat penting yaitu
setiap individu bertindak sebagai penyampai pesan atau
komunikator kepada orang lain sebagai penerima pesan
dan hal tersebut diluar dari pengawasan akan pentingnya
filterisasi informasi tersebut. Informasi yang beredar
dapat dengan mudah diperoleh dan bisa bertahan lama
jika hal tersebut merupakan informasi yang hangat di
tengah khalayak ramai.
Komponen komunikasi massa seperti Komunikator,
pesan, media, komunikan, gatekeeper, noise, feedback.
Komunikasi massa memiliki efek positif yaitu efek
ekonomis bahwa komunikasi massa yang menerangkan
semua jenis informasi bisa dibeli bisa dipasarkan. Seperti
online shopping atau lebih sering disebut dengan olshop.
Adanya efek sosial dalam Gaya hidup misalnya dalam

161
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

sinetron, disampaikan melalui komunikasi massa


seringkali dijadikan riset-riset yang menghasilkan trigger
(pemicu) yang bertujuan agar masyarakat memiliki gaya
hidup seperti apa yang ditampilkan di sinetron. Hal
tersebut membentuk persepsi baru tentang cara hidup
sejalan dengan idola dari setiap orang sebagai penerima
pesan. Terdapat penjadwalan kegiatan dimana pesan yang
disampaikan secara berulang-ulang, pengulangan pesan
bertujuan agar penerima pesan menerima pesan yang
disampaikan meminimalkan penolakan. Juga, adanya
perasaan terhadap jenis media yang digunakan dalam
menyampaikan pesan tentu saja akan memiliki connection
tersendiri kepada penikmatnya karena masyarakat
sebagai penerima pesan ada yang merasa nyaman dengan
menonton televisi atau dengan menggunakan media
jejaring sosial.

162
PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

Daftar Pustaka
[1] Halik, Abdul. 2013 Komunikasi Massa. Alauddin
University Press, Makassar.
[2] Ruben, Bren D. 2013. Komunikasi dan Perilaku
Manusia. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
[3] Nurudin, 2004. Komunikasi Massa, Cespur, Malang.
[4] Elvinaro Ardianto, Lukiati Kumala, 2005. Komunikasi
Massa: Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media,
Bandung.
[5] Jalaludin, Rahmat, 2007. Psikologi Komunikasi.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
[6] Indiawan Seto Wibowo. 2011. Semiotika Komunikasi.
Mitra Wacana Media, Jakarta.
[7] Gushevinalti, 2020. Bricolage: Jurnal Magister Ilmu
Komunikasi. Vol 6. 90-136.

Profil Penulis
Wesley Liano Hutasoit. Memiliki hobby membaca
untuk menjawab rasa ingintahu dan menjadi
motivasi dalam menulis, hal itu mendorong
penulis memilih bidang sosial dalam perkuliahan.
Menyelesaikan perkuliahan pada Universitas
HKBP Nommensen Medan Program Studi
Administrasi Negara pada tahun 2010 dan
menyelesaikan Sekolah Magister Studi
Pembangunan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara tahun 2012. Saat ini berkarir
sebagai dosen pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.

163
164
10
PROSES DAN DAMPAK
KOMUNIKASI MASSA

Farida M. Arif, S.IKom., M.I.Kom


Universitas Muhammadiyah Kupang

D alam perkembangannya, manusia dan media massa


nyatanya saat ini menjadi suatu hal yang tidak bisa
dipisahkan. Layaknya bayangan, media massa selalu
“menguntit” kemanapun seseorang menjejakkan kakinya.
Sejak bangun tidur hingga tidur kembali, kita tidak lepas
dari terpaan atau menerpakan diri terhadap media. Lihat
saja kebiasaan kita sejak dulu, sarapan pagi sambil
membaca Koran, mencangkul sawah ditemani radio,
bercengkrama bersama keluarga sambil menonton
televisi, bahkan tidur sambil on line. Begitu akrabnya kita
dengan media, sehingga luberan informasi menjadi suatu
hal yang tidak dapat dibendung lagi. Suka atau tidak, pro
atau kontra, nyatanya masyarakat tidak bisa lagi
menghindari gencaran arus informasi yang disajikan oleh
media. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah
bagaimana media menyajikan informasi bagi masyarakat
sehingga pada akhirnya membentuk sebuah pemahaman
baru dalam masyarakat? Di bab sebelumnya telah
dibahas pengertian, karakteristik dan fungsi komunikasi
massa. Dan pada bagian ini, kita akan membahas lebih
dalam mengenai proses komunikasi massa serta dampak
yang ditimbulkannya.

165
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

Proses Komunikasi Massa


Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Proses
berarti runtunan peristiwa (kBBI.web.id). Untuk itu
secara ringkas, proses komunikasi massa dapat kita
pahami sebagai sebuah runtunan peristiwa komunikasi
massa, yang menjabarkan bagaimana sebuah pesan
massa itu diproduksi dan disebarluaskan kepada
khalayak massa. Dalam operasionalnya, sebuah proses
komunikasi memerlukan berbagai komponen (elemen)
penunjang. Schramm (dalam Ardianto, dkk, 2009)
mengungkapkan bahwa setidaknya ada 3 elemen penting
yang harus ada dalam sebuah proses komunikasi, yaitu:
source, message dan destination atau dikenal juga dengan
istilah komunikator, pesan dan komunikan. Komponen ini
tentu mudah diketahui dalam proses komunikasi
antarpribadi maupun kelompok, namun jika komunikasi
tersebut dilakukan melalui media massa, tentu komponen
maupun prosesnya tidak sesederhana itu. Harold Lasswell
mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal
dalam bidang komunikasi, dimana cukup lengkap dalam
menjelaskan suatu proses komunikasi khususnya
komunikasi massa. Ungkapan ini dikenal dengan formula
Lasswell yang terdiri atas 5 komponen, yaitu who (siapa),
says what (berkata apa/pesan), to whom (kepada siapa),
in which channel (melalui saluran apa) and with what
effect (dengan efek apa). Mari kita bahas lebih lanjut
formula Lasswell ini:
1. Who (Siapa) : merupakan sumber pesan atau disebut
juga komunikator, atau yang menyampaikan pesan.
Komunikator dalam komunikasi massa ini bersifat
lembaga, yayasan, atau organisasi usaha yang
mempunyai struktur dan fungsi serta misi-misi
tertentu. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan
oleh komunikator ini bukan lagi informasi milik
perorangan, tetapi merupakan sebuah hasil olahan

166
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

redaksi atau keputusan dari kebijakan organisasi


yang menerbitkannya.
2. Says what (apa yang dikatakan): merupakan pesan
yang disebarkan melalui media massa. Pesan ini
dapat berupa ide, gagasan, informasi, opini yang
bersifat umum, universal tentang berbagai hal yang
ada di muka bumi.
3. To whom (kepada siapa): disebut juga komunikan atau
audience yang menjadi penerima pesan dalam
komunikasi massa. Komunikan ini adalah
masyarakat umum yang sangat beragam baik dari
segi demografis, geografis maupun psikografis.
4. In which channel (melalui saluran apa): merupakan
media atau saluran yang digunakan dalam proses
komunikasi massa. Media yang dimaksudkan disini
tentunya adalah media massa, meliputi media massa
konvensional (surat kabar, televisi, radio) maupun
media massa daring. Liliweri (1991) menegaskan
bahwa salah satu cirri paling khas dalam komunikasi
massa adalah sifat media massa yang dapat
mengirimkan pesan secara serempak kepada
khalayak luas dalam waktu yang bersamaan. Jasa
teknologi yang dapat melipatgandakan pesan inilah
yang membuat distrubusi pesan dilakukan secara
industrial, sehingga komodifikasi tidak dapat
dilepaskan jua. Pers tmbuh tidak hanya sebagai media
komunikasi massa professional, tetapi juga sebagai
sebuah bisnis
5. With what effect (dengan efek apa): merupakan hasil
yang dicapai dari usaha penyampaian pesan
komunikator kepada komunikan. Ardianto, dkk
(2009) mengungkapkan 3 efek komunikasi massa,
yaitu:

167
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

a. Efek kognitif; mengakibatkan perubahan


pengetahuan, pandangan dan pendapat khalayak
terhadap sesuatu
b. Efek afektif; mengakibatkan perubahan perasaan
atau mood khalayak. Contoh: penonton yang
sedih setelah melihat pemberitaan mengenai
keadaan masyarakat NTT pasca bencana badai
Seroja, April 2021 lalu.
c. Efek konatif; mengakibatkan khalayak
menentukan pilihan atau mengambil keputusan
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Berikut ini disajikan pula formula yang dikemukakan oleh


Claude D. Shannon dan Warren Weaver dalam bukunya
“Theories of Mass Communication” yang menggambarkan
proses komunikasi sebagai suatu proses yang searah dan
linier. Model ini juga telah banyak digunakan para ahi
sebagai sebuah analogi.

Gambar ini menunjukkan bahwa dalam proses


komunikasi massa ini terdapat 5 komponen, dimana
sumber informasi menciptakan sebuah pesan (yang terdiri

168
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

atas kata, tulisan, gambar, dll) yang diubah ke dalam


bentuk sinyal oleh pemancar sesuai dengan saluran yang
digunakan. Kemudian pesan tersebut diteruskan kepada
penerima dan penerima menyusun kembali sinyal
tersebut menjadi sebuah pesan untuk dikirimkan kepada
tujuan. Namun dalam perjalanannya, sinyal ini
mempunyai potensi untuk mengalami gangguan (noise).
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pesan yang
dikirimkan oleh sumber tidak selalu memiliki makna yang
sama dengan yang diterima.
Pada dasarnya, proses dan komponen komunikasi massa
sudah tergambar dalam definisi komunikasi massa itu
sendiri. Merujuk pada definisi yang dikemukakan oleh
George Gerbner yang mengatakan bahwa “komunikasi
massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan
teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu
serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat
industri” (Rakhmat, 2003), maka terlihat bahwa dalam
komunikasi massa melibatkan lebih banyak komponen
dibandingkan komunikasi lainnya karena di dalamnya
ada factor produksi, distribusi, pesan yang kontinyu, dan
juga sejumlah individu. Sebuah kegiatan produksi dan
distribusi informasi dalam komunikasi massa ini
merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan
memerlukan biaya yang besar. Untuk itulah, suatu pesan
massa diproduksi guna memperoleh keuntungan. Oleh
karena itu, komponen yang terlibat dalam suatu proses
komunikasi massa pun lebih banyak dibandingkan
bentuk komunikasi lainnya.
Berikut akan kita bahas komponen-komponen
komunikasi massa yang dikemukakan oleh Hiebert,
Ungurait, dan Bohn (HUB) di tahun 1975. Seperti dikutip
Ardianto, dkk (2009), HUB memperkenalkan 8 komponen
komunikasi massa, yaitu:

169
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

1. Communicator (Komunikator); suatu proses


komunikasi tentu dimulai oleh komunikator atau
sumber pesan. Komunikator dalam komunikasi
massa berbeda dengan komunikator dalam
komunikasi antarpersona. Pengirim pesan dalam
komunikasi massa bersifat melembaga, bukan
individu. Artinya bahwa pesan yang dikirimkan itu
merupakan pesan yang diolah oleh sebuah lembaga,
atau organisasi yang terstruktur. Contoh: Ketika
Deddy Corbuzier memandu acara talkshow Hitam
Putih yang ditayangkan di stasiun TransTV, maka
pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepada
narasumber bukanlah pertanyaan pribadi dari Deddy,
melainkan susunan pertanyaan yang dibuat oleh tim
yang ada di stasiun TransTV. Deddy Corbuzier juga
harus mematuhi segala peraturan dan ketentuan
yang berlaku di TransTV. Contoh lain: Berita tentang
penyebaran virus Corona di Indonesia yang
ditayangkan di stasiun TV RCTI, bukan merupakan
informasi pribadi dari pembawa acara, melainkan
olahan informasi yang dihasilkan oleh wartawan,
editor, pimpinan redaksi dan segenap tim yang ada di
stasiun TV tersebut.
2. Codes and content; Content atau isi media merupakan
makna dari sebuah pesan, sedangkan codes adalah
symbol yang digunakan untuk membawa pesan
tersebut. Keduanya saling berinteraksi sehingga codes
yang berbeda dapat memodifikasi persepsi khalayak
atas pesan, walaupun content-nya sama. Contoh:
Pemberitaan mengenai Palestina di Surat Kabar. Di
Surat Kabar A, berita ditampilkan dalam bentuk
narasi dan ditempatkan di halaman tengah.
Sedangkan di surat kabar B, berita ini dijadikan
headline dan disertai dengan gambar karikatur.

170
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

3. Gatekeeper; atau dapat disebut juga tim Quality


Control, adalah mereka yang bertugas untuk
menyeleksi isi pesan dalam komunikasi massa
sebelum dikirimkan kepada khalayak. Isi media yang
akan dikirimkan disesuaikan dengan kebutuhan
khalayaknya. Gatekeeper mempunyai wewenang
untuk tidak memuat berita yang dianggap akan
meresahkan khalayak. Setiap media massa pasti
memiliki gatekeeper, namun kita tidak akan
menemukannya didalam struktur organisasi karena
ia bukanlah sebuah jabatan, melainkan sebuah
pelaksana fungsi.
4. Regulator; peran regulator dalam komunikasi massa
hampir sama dengan gatekeeper, namun regulator
berada di luar institusi media. Ia bisa menghapus atau
menghentikan aliran suatu informasi, dan bentuknya
lebih seperti sensor. Di Indonesia, yang termasuk
regulator adalah pemerintah dengan perangkat
undang-undangnya, khalayak, asosiasi profesi,
Lembaga Sensor film, Dewan Pers, Komisi Penyiaran
Indonesia serta Pengiklan. Pengiklan dimasukkan ke
dalam regulator, karena bisa membatalkan sebuah
kontrak jika isi media merugikan produknya.
Sedangkan khalayak juga dimasukkan ke dalam
regulator, karena juga bisa memprotes isi media.
Contoh: di pertengahan tahun 2021 ini, khalayak
memprotes sinetron Suara Hati Istri yang ditayangkan
di stasiun TV Indosiar yang menceritakan anak usia
14 tahun dijadikan istri ke-3 oleh seorang pengusaha,
dimana dalam sinetron tersebut juga ditampilkan
adegan-adegan romansa suami istri yang meresahkan
khalayak. Protes ini membuat pihak TV mengganti
pemeran dan menamatkan sinetron tersebut.
5. Media; secara umum media massa terbagi menjadi 2
yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak

171
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

yaitu Surat kabar, majalah, dll, sedangkan media


elektronik meliputi radio, televisi dan media daring
(Online). Di awal kemunculannya, internet mengalami
perdebatan panjang apakah ia merupakan salah satu
jenis media massa atau bukan. Namun seiring
berjalannya waktu, banyak media massa
konvensional yang juga menggunakan layanan
internet untuk menyebarkan informasi kepada
khalayak. Untuk itu, perlu dicermati mana informasi
daring yang merupakan informasi yang benar-benar
diolah oleh lembaga dan mana yang bukan, demi
menghindari informasi hoax.
6. Audience; audience dalam komunikasi massa
memiliki karakteristik, yaitu: a) audience berjumlah
besar, b) memilih produk media berdasarkan
kebiasaan dan atas kesadaran sendiri, c) bersifat
heterogen, d) bersifat anonim, e) tersebar dalam
konteks ruang dan waktu
7. Filter; filter diterjemahkan sebagai saringan. Artinya
disini bahwa dalam proses komunikasi massa,
informasi-informasi itu melalui sebuah proses
penyaringan, dimana filter komunikasi tersebut
dipengaruhi oleh 3 kondisi yaitu Budaya, Psikologi
dan kondisi fisik.
8. Feedback (Umpan Balik); dalam semua proses
komunikasi yang berlangsung, belum lengkap jika
tidak ada respon dari komunikan (penerima pesan).
Jika dalam komunikasi antarpribadi komunikan
dapat memberikan respon secara natural, langsung
dan segera, maka respon komunikan dalam
komunikasi massa bersifat tertunda (delayed).
Khalayak bisa saja tertawa atau mengomentari
sebuah tayangan di media massa, tetapi respon
tersebut tidak dapat langsung dilihat oleh
komunikator. Agar respon tersebut dapat sampai

172
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

kepada komunikator, khalayak harus memberikan


feedback seperti menulis surat pembaca, berhenti
berlangganan surat kabar, mengomentari akun
internet media, dan lain sebagainya.
Secara singkat dapat disimpulkan Ciri-ciri teoritis dari
Proses komunikasi massa sebagai berikut:
1. Distribusi dan penerimaan pesan berskala besar
2. Aliran informasi berjalan satu arah, yaitu dari
komunikator ke komunikan
3. Hubungan antara komunikator dan komunikan
bersifat asimetris
4. Hubungan antara komunikator dan komunikan
bersifat tidak personal dan anonym
5. Terdapat standarisasi dan komodifikasi konten media
Ciri Komunikasi Massa
Effendy (1994) dalam bukunya “Ilmu Komunikasi: Teori
dan Praktik” mendeskripsikan 5 ciri dari komunikasi
massa yaitu:
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah; alur pesan
yang disampiakna komunikator kepada komunikan
dalam komunikasi massa ini berlangsung satu arah
(one way communication) artinya tidak ada arus balik
atau respon seketika dari komunikan. Jikapun ada,
maka respon tersebut bersifat tertunda (Delayed
feedback) sehingga tidak dapat langsung diterima oleh
komunikator.
2. Komunikator bersifat melembaga; media massa
sebagai saluran komunikasi massa merupakan
lembaga atau organisasi, sehingga komunikatornya
pun melembaga (institutionalized communicator).
Walaupun pesan disampaikan oleh satu orang (misal:
pembawa acara), namun pesan tersebut merupakan

173
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

olahan dari semua tim atau orang yang ada dalam


lembaga media tersebut.
3. Pesan bersifat umum; karena ditujukan untuk
khalayak luas, maka pesan dalam komunikasi massa
pun bersifat umum dan menyangkut kepentingan
umum.
4. Media komunikasi massa menimbulkan
keserempakan; media massa (Surat kabar, TV, dan
radio) memiliki kemampuan untuk menimbulkan
keserempakan (simultaneity) kepada khalayak karena
mampu menyebarkan informasi tanpa terhalang
ruang dan waktu, artinya informasi yang sama
diterima khalayak di waktu yang sama walaupun di
tempat yang berbeda. Contoh: Siaran Upacara 17
Agustus yang ditayangkan di stasiun RCTI, ditonton
oleh masyarakat di Aceh, NTT dan Papua di waktu
yang sama walaupun mereka mempunyai perbedaan
pembagian waktu (WIB, WITA dan WIT).
5. Komunikan bersifat heterogen; khalayak media massa
terdiri dari orang-orang yang berbeda, baik secara
demografis, psikologis, maupun geografis. Mereka
terpencar, tidak saling mengenal satu sama lain, tidak
memiliki kontak pribadi dan berbeda satu sama
lainnya.
Dampak Komunikasi Massa
Jika menilik ciri komunikasi massa yang dijabarkan di
atas, dapat kita pahami bahwa sebuah proses komunikasi
massa mempunyai kekuatan tersendiri yang dapat
menggerakkan sebuah proses sosial. Dewasa ini kita
sering menyaksikan pemberitaan mengenai pembunuhan
sadis yang dilakukan karena menonton acara-acara
mistis, atau pemerkosaan yang terjadi akibat pelaku
sering menonton video porno, bahkan banyaknya kasus
aborsi yang dilakukan oleh para pelajar sebagai akibat

174
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

dari pergaulan bebas yang diimitasi dari media massa.


Contoh-contoh tersebut menjadi bukti nyata efek pesan
dalam komunikasi massa. Donald K. Robert (dalam
Ardianto, dkk, 2009) mengatakan ada yang beranggapan
bahwa efek hanya merupakan perubahan perilaku
manusia setelah diterpa oleh pesan media massa. Pesan
dalam sebuah proses komunikasi, dapat menerpa
seseorang secara langsung ataupun tidak langsung.
Steven M. Chaffee mengemukakan 3 pendekatan yang
dapat dipakai untuk melihat efek media massa, yaitu: 1)
pendekatan dengan melihat efek dari kehadiran media
massa dan pesan, 2) pendekatan dengan melihat jenis
perubahan yang terjadi pada diri khalayak, dan 3)
pendekatan berupa observasi terhadap khalayak yang
dikenai efek komunikasi massa. Namun disini kita hanya
akan membahas 2 pendekatan saja.
1. Pendekatan efek kehadiran media massa; kehadiran
media massa di tengah masyarakat tentunya akan
membawa perubahan-perubahan besar dalam sendi-
sendi kehidupan bermasyarakat. Setidaknya ada 5
jenis efek dari kehadiran media massa menurut
Steven M. Chaffee, yaitu:
a. Efek ekonomi; sebagaimana telah dibahas
sebelumnya bahwa proses komunikasi massa
merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan banyak komponen dalam proses
produksi dan distribusi informasinya. Hal ini
tentu berpengaruh pada aspek ekonomi.
Kehadiran surat kabar, misalnya berarti
menghidupkan pabrik penyuplai kertas,
menyuburkan usaha percetakan, membuka
lapangan kerja sebagai wartawan, pencari iklan,
bahkan penjual Koran eceran. Inilah yang disebut
Liliweri sebagai Pers yang tumbuh tidak hanya

175
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

sebagai media komunikasi massa professional,


tetapi juga sebagai sebuah bisnis (Fajar, 2009).
b. Efek sosial; kehadiran media massa juga
mengubah struktur atau interaksi sosial dalam
masyarakat. Contoh: di tahun 1980-an, kehadiran
televisi dapat meningkatkan status social
pemiliknya.
c. Penjadwalan kegiatan sehari-hari; sadar atau
tidak, kita senantiasa terpengaruh oleh jadwal
yang ditentukan oleh media. Jadwal kegiatan kita
sehari-hari, menyesuaikan dengan jadwal media
massa. Contoh: jam 07.00 pagi kita akan
menikmati sarapan sambil menonton siaran
berita CNN di TransTV sebelum berangkat kerja.
Contoh lain, ibu-ibu yang menyelesaikan kerjaan
rumah tangga di pagi hari, karena jam 9 akan
ditayangkan acara gossip selebriti. Nyatanya
bukan hanya jadwal kegiatan yang disesuaikan
dengan media, tetapi apa yang kita pikirkan pun
akan kita sesuaikan dengan media. Hal ini sejalan
dengan teori agenda setting yang dikemukakan
oleh Donal Shaw, Maxwell McCombs dan rekan-
rekannya yang mengatakan bahwa media massa
secara mengejutkan telah mengatur dunia kita
dan apa yang harus kita pikirkan (Littlejohn dan
Foss, 2008). Contoh: tayangan tentang wisata
kuliner akan membuat kita memikirkan apa yang
akan kita makan hari ini.
d. Efek hilangnya perasaan tidak nyaman;
sebagaimana dikatakan De Vito (dalam Fajar,
2009) bahwa fungsi komunikasi massa adalah
fungsi menghibur, untuk itulah orang sering
menggunakan media massa untuk
menghilangkan perasaan tidak nyaman seperti
kesepian, marah, kecewa dan sebagainya. Contoh:

176
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

seseorang yang sedang dirundung masalah akan


menonton acara standup comedy untuk
menghilangkan kesedihannya.
e. Efek menumbuhkan perasaan tertentu; media
massa nyatanya bukan saja dapat menghilangkan
perasaan tertentu, tetapi juga dapat
menumbuhkan perasaan tertentu. Contoh:
Perasaan positif yang timbul setelah menyaksikan
acara Motivasi: Mario Teguh Golden Ways.
2. Efek pesan; McLuhan mengemukakan the medium is
the message (media adalah pesan itu sendiri). Dari
definisi tersebut dapat kita pahami bahwa media dan
pesan yang disampaikan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan seperti 2 sisi mata uang, sehingga
efek yang ditimbulkan pun saling berkaitan.
a. Efek kognitif; merupakan akibat yang timbul pada
diri komunikan yang sifatnya informatif bagi
dirinya. Efek ini mengakibatkan perubahan
pengetahuan, pandangan dan pendapat khalayak
terhadap sesuatu sebagaimana pesan media yang
diperolehnya. Dengan media, kita memperoleh
informasi tentang sesuatu yang belum pernah kita
lihat atau kita kunjungi. Kita cenderung
memperoleh informasi dari media dan bersandar
penuh padanya. Hal ini sejalan dengan teori
Jarum Hipodermik yang digagas Harold Lasswell
di tahun 1920an, yang menggambarkan kekuatan
pesan media massa terhadap khalayak (Effendy,
1994). Realitas yang ditampilkan oleh media
merupakan realitas yang sudah diseleksi, oleh
karena itu sangat mungkin terjadi bias dalam
pembentukan citra tentang lingkungan social.
Contoh: iklan di televisi yang menampilkan citra
perempuan cantik dengan ciri berkulit putih,
hidung mancung, tinggi semampai, berambut

177
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

panjang dan lurus, serta mata yang indah.


Penampilan tersebut dapat menimbulkan
stereotip pada diri khalayak, yang kemudian bisa
menjadi cikal bakal pem-bully-an terhadap
perempuan yang tidak sesuai dengan gambaran
tersebut. Disini sudah mulai terasa bahaya media
massa. Contoh lain: seringnya kita diterpa
pemberitaan mengenai bahaya virus Corona
(Covid-19) yang mengakibatkan kematian
beruntun tiap harinya, kita akan cenderung
mengatakan bahwa di sekitar kita sudah tidak
aman lagi sehingga kita akan menolak bertemu
atau berinteraksi secara langsung dengan orang
lain.
b. Efek afektif; tujuan dari komunikasi massa bukan
saja memberitahu khalayk mengenai sesuatu,
tetapi juga bagaimana menyentuh perasaan
khalayak sehinggga dapat turut merasakan
seperti apa yang ditampilkan media massa. Efek
ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif.
Contoh: timbulnya perasaan sedih ketika
menyaksikan cerita suami dari tenaga kesehatan
(perawat) yang meninggal karena terserang Covid-
19, dimana perawat tersebut sedang dalam
kondisi hamil 7 bulan.
c. Efek behavioral; merupakan akibat yang timbul
pada khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan
atau kegiatan. Contoh: adegan kekerasan dalam
film akan menyebabkan orang jadi beringas. Atau,
merebaknya tayangan Korea (K-Pop)
menyebabkan orang ramai berburu Samyang dan
makanan khas korea lainnya.

178
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

Dampak Sosial Komunikasi Massa


Proses komunikasi massa yang melibatkan banyak
komponen dan juga banyak orang, tentu mempunyai
dampak sosial bagi masyarakat itu sendiri. Media massa
dengan segenap kekuatannya mampu memengaruhi
pemikiran, perasaan dan tindakan khalayak. Banyaknya
produk Korea yang masuk ke Indonesia menjadi bukti
nyata kuatnya pengaruh tayangan K-Pop terhadap minat
masyarakat. Media juga turut mempengaruhi budaya,
sosial dan politik masyarakat. Media membentuk opini
public untuk membawa perubahan yang signifikan.
Membanjirnya pemberitaan mengenai bahaya virus
Corona dan pentingnya memakai masker di masa
pendemi Covid-19 telah membentuk sebuah kebiasaan
baru di masyarakat.
Dampak lain yang ditimbulkan media massa adalah
terciptanya budaya massa dan budaya popular. Secara
singkat, budaya massa merujuk pada kesukaan, selera,
cara atau gaya dari kebanyakan orang. Dahulu, “massa”
memiliki konotasi negatif karena diasosiasikan dengan
pilihan budaya yang dianggap ‘tidak berpendidikan’,
dianggap non-diskriminatif atau dengan khalayak kelas
rendah. Saat ini, istilah ini telah usang dan berganti
menjadi budaya popular. Istilah ini lebih disukai karena
dengan sederhana berarti apa yang disukai oleh banyak
orang (McQuail,2011).
Heryanto dalam bukunya “Identitas dan Kenikmatan”
(2015) membagi budaya popular ked lam dua pengertian,
yaitu 1) budaya popular sebagai semua bentuk suara,
gambar, pesan yang diproduksi missal dan bersifat
komersial (termasuk film, busana, music dan acara
televisi) dan 2) budaya popular yang dipahami sebagai
praktik komunikasi yang bukan merupakan hasil
industrialisasi, yang beredar melalui berbagai forum dan
acara keramaian public, festival dan sebagainya. Salah

179
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

satu contoh budaya popular saat ini adalah fenomena K-


Pop, dengan segala cirinya termasuk ciri fisik artis, mode
busana, selera makan, dan lain sebagainya yang telah
banyak diimitasi masyarakat khususnya anak muda di
Indonesia.
Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro., Lukiati Kumala dan Siti Karlinah.
2009. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi
Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Effendy, Onong Uchjana. 1994. Ilmu Komunikasi, Teori
dan Praktik. Yogyakarta: University Press
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Heryanto, Ariel. 2015. Identitas dan kenikmatan: Politik
Budaya Latar Indonesia. Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia
Liliweri, Alo. 1991. Memahami Peran Komunikasi Massa
dalam Masyarakat. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
McQuail, Dennis. 2011. Teori Komunikasi Massa Buku 1
(Terj). Jakarta: Salemba Humanika
Littlejohn, Stephen dan Karen Foss. 2009. Teori
Komunikasi (Terj). Jakarta: Salemba Humanika

180
PROSES DAN DAMPAK KOMUNIKASI MASSA

Profil Penulis
Farida M. Arif. Ketertarikan penulis terhadap
bidang komunikasi khususnya jurnalistik
dimulai sejak tahun 2006, saat masih duduk di
bangku SMA. Saat itu penulis berkeinginan
untuk menjadi seorang penyiar radio, namun
keterbatasan informasi dan cita-cita orangtua
mematahkan semangatnya dan membuatnya
memilih jurusan IPA agar bisa mewujudkan
keinginan orangtua dan keluarga. Namun di
tahun 2008 ketika dinyatakan lulus seleksi di Akademi
Kebidanan, penulis mulai merasa gelisah dan memilih untuk
mencoba mendaftar lagi di Universitas Nusa Cendana Kupang
yang saat itu membuka Program Studi baru, yaitu Ilmu
Komunikasi. Penulis kemudian melanjutkan Studi di Jurusan
Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Cendana Kupang dengan
mengambil konsentrasi Jurnalistik, dan di semester IV, penulis
mulai bekerja di salah satu Radio Swasta di Kota Kupang yaitu
PT. Radio Darmawan Swaramedia (DMWS Fm Kupang). Setelah
mendapat gelar sarjana di tahun 2012, penulis kemudian
melanjutkan studi ke jenjang S2 di Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang pada tahun 2013 dengan mengantongi
beasiswa BPPDN. Saat ini, penulis tercatat sebagai dosen tetap
di Universitas Muhammadiyah Kupang sejak tahun 2016.
Email: farida.arif291@gmail.com

181
182
11
PERAN KEBUDAYAAN DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA, SERTA
PENGARUH KEBUDAYAAN
TERHADAP KOMUNIKASI

Sri Ayu Rayhaniah, M. Sos


IAIN Samarinda

Pendahuluan
Kebudayaan dan komunikasi seperti sebuah koin yang
memiliki dua sisi. Satu kesatuan yang saling
mempengaruhi, memiliki hubungan erat, dan tidak bisa
dipisahkan. Budaya membuat komunikasi semakin
dinamis. Dan komunikasi membuat budaya menjadi
lestari. Dalam kehidupan sehari-hari unsur budaya selalu
melekat dalam diri kita dan segala interaksi yang kita
lakukan, termasuk saat kita berkomunikasi. Sebuah
pesan yang dikomunikasikan akan dimaknai dan
dipersepsi melalui budaya yang dianut oleh para pelaku
komunikasi, sehingga untuk menghasilkan komunikasi
yang efektif diperlukan pemahaman terhadap budaya-
budaya yang dianut oleh para pelaku komunikasi.
Kita sebagai warga negara Indonesia yang memiliki
beraneka ragam budaya menghadapi tantangannya
tersendiri dalam berkomunikasi. Tidak jarang dalam
keseharian kita harus berinteraksi dengan orang-orang

183
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

yang berbeda budaya. Di sinilah perlu adanya


pemahaman tentang budaya-budaya lain, agar
komunikasi bisa berjalan dengan lancar dan tidak terjadi
kesalahpahaman.
Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa
Sansekerta, yaitu buddhayah yang merupakan bentuk
jamak dari Buddhi, yang diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.(Burhan, 2006).
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
budaya diartikan sebagai: 1) pikiran, akal budi; 2) adat
istiadat; 3) sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah
berkembang (beradab, maju); dan 4) sesuatu yang sudah
menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. (Rulli, 2012)
Edward B. Taylor menyebutkan bahwa budaya adalah
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya meliputi
ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum,
tradisi dan semua kemampuan yang dibutuhkan manusia
sebagai anggota masyarakat. Karenanya, istilah
kebudayaan ada kalanya digunakan untuk menerangkan
semua kreatifitas manusia dalam semua bidang
kehidupannya. Ia adalah penciptaan, penerbitan dan
pengolahan nilai-nilai insani, yang secara istilah berarti
peradaban (civilization).(Ibrahim, 2017)
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan melipui sebagai
berikut:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup (pakaian,
perumahan, alat rumah tangga, dan lain-lain).
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
(perrtanian, peternakan, sistem produksi, sistem
distribusi).

184
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan,


organisasi politik, sistem hukum, dan sistem
perkawinan).
4. Bahasa (lisan maupun tulisan).
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak).
6. Sistem pengetahuan.
7. Religi (sistem kepercayaan dan ritual).(Burhan, 2006)
Kebudayaan adalah hasil semua karya, rasa, dan cipta.
Maksudnya adalah: a) Karya, manusia menghasilkan
suatu materi budaya seperti teknologi dan karya yang
berwujud kebendaan atau budaya materi (material culture)
yang digunakan manusia untuk menundukkan alam
sekitarnya, sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia.
b) Rasa, berupa spritual culture, meliputi unsur mental
dan kejiwaan manusia. Rasa menghasilkan kaidah-
kaidah, nilai-nilai sosial, hukum, dan norma sosial atau
bisa juga disebut pranata sosial. Hal yang dihasilkan rasa
digunakan untuk mengatur kemasyaarakatan, misalnya
agama, ideologi, kebatinan, kesenian, dan lainnya. c)
Cipta, berupa immaterial culture, yaitu seperti gagasan,
berbagai teori, wawasan, dan semacamnya yang
bermanfaat bagi manusia. d) Karsa, adalah kemampuan
untuk menempatkan ketiga hal yaitu karya, rasa dan
cipta, pada tempatnya agar sesuai dengan kegunaan dan
kepentingan.(Burhan, 2006)
Menurut Geert Hofstede dari sudut pandang psikologi,
budaya tidak hanya sekedar pemikiran manusia atau
“Programming of the mind”, melainkan juga sebagai
jawaban atau respon dari interaksi antarmanusia yang
melibatkan pola-pola tertentu sebagai anggota kelompok
dalam merespon lingkungan tempat manusia itu
berada.(Rulli, 2012) Maksudnya di sini karakter manusia
berbeda-beda sesuai dengan apa yang dialaminya dari

185
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

kecil di keluarga sampai memasuki lingkungan yang lebih


besar yaitu di masyarakat. Apa yang ada di lingkungan
dan yang dialaminya inilah yang membentuk karakter
seseorang. Dengan demikian, makna budaya di sini
menekankan pada upaya manusia untuk merespon
lingkungan, menjawab persoalan hidup, dan memenuhi
kebutuhan.
Sedangkan Gerry Philipsen melihat budaya dari
pendekatan etnografi sebagai konstruksi sosial maupun
historis yang mentransmisikan pola-pola tertentu melalui
simbol, pemaknaan, premis, bahkan tertuang dalam
aturan. Marvin Harris juga mendefinisikan kebudayaan
sebagai berbagai pola tingkah laku yang tidak bisa
dilepaskan dari ciri khas dari kelompok masyarakat
tertentu, misalnya adat istiadat. (Rulli, 2012)
Sementara dalam perspektif semiotika, budaya diartikan
sebagai persoalan makna. Menurut Thwaites et al.,
budaya adalah sekumpulan praktik sosial yang
melaluinya sebuah makna diproduksi, disirkulasikan,
dan dipertukarkan. (Rulli, 2012). Maksudnya di sini kita
bisa memaknai sesuatu dari simbol-simbol yang
membudaya dalam komunikasi antarindividu maupun
komunikasi kelompok. Namun makna tersebut tidaklah
baku, karena dipengaruhi oleh aspek-aspek sosial, seperti
pendidikan, politik, ekonomi, dan sebagainya. Misalnya
emoji atau stiker yang biasa kita kirimkan dalam pesan
whatsapp. Kita dapat memahami ekspresi orang lain
walaupun tidak saling bertemu.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki oleh seseorang atau kelompok. Budaya bisa hasil
dari warisan orang terdahulu ataupun diadopsi dari luar.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya

186
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat


kompleks, abstrak, dan luas. Budaya merupakan salah
satu aspek yang menentukan perilaku seseorang. Namun
suatu budaya juga dapat berubah sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan seseorang tersebut.
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya
perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan
kontak dengan kebudayaan lain.
Budaya juga menampakkan diri dalam pola-pola bahasa
dan bentuk-bentuk kegiatan dan perilaku; gaya
komunikasi; objek materi, seperti rumah, alat dan mesin
yang digunakan dalam industri dan pertanian, jenis
transportasi, dan alat-alat perang. (Sihabudin, 2011).
Dari definisi-definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa
kebudayaan adalah sesuatu yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan, serta meliputi sistem ide atau gagasan yang
ada di dalam pikiran manusia sehingga dalam kehidupan
sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Kebudayaan
merupakan sesuatu yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk berbudaya, berupa perilaku dan benda-
benda yang bersifat nyata, contohnya pola perilaku,
peralatan hidup, bahasa, organisasi sosial, seni, religi,
dan lain sebagainya yang bertujuan untuk membantu
kehidupan manusia. (Devianty, 2017)
Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart menyebutkan
karakteristik umum budaya sebagai berikut.
1. Budaya itu kompleks dan bersegi banyak.
Kompleksitas budaya adalah sesuatu yang paling
tampak dan potensial dapat menimbulkan masalah,
seperti culture shock, kesalahpahaman oleh
perbedaan bahasa, nilai atau kebiasaan.

187
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

2. Budaya tidak terlihat.


Maksudnya sebagian besar budaya tidak terlihat,
namun bisa dirasakan dan mempengaruhi kehidupan
serta interaksi sehari-hari. Contohnya pola pikir,
gagasan, serta nilai yang dianut. Ini menentukan
seseorang dalam bersikap.
3. Budaya bersifat subjektif.
Kita tumbuh dalam suatu budaya, menerima dan
menggunakan budaya tersebut apa adanya, sehingga
kita tidak menyadari sifat subjektifnya. Bagi kita
budaya yang kita anut itu baik dan rasional,
sedangkan bagi orang yang berbeda budaya mungkin
saja tidak baik atau tidak rasional. Contoh berjabat
tangan bagi sebagian orang itu adalah hal yang wajar
dan baik, namun bagi sebagian orang lainnya adalah
hal yang harus dihindari dan kurang baik.
4. Budaya mengalami perubahan sepanjang waktu.
Ketika suatu budaya bertemu dengan budaya lain,
maka akan terjadi interaksi yang dapat menyebakan
perubahan budaya. Perubahan budaya dapat berupa
asimilasi ataupun akulturasi. (Ruben & Stewart,
2013)
Peran Kebudayaan Dalam Kehidupan Manusia
Sebagai makhluk individu dan makhluk sosial,
kebudayaan memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Segala hal dalam kehidupan kita
mencerminkan suatu budaya, mulai dari bahasa, cara
berkomunikasi, pandangan, pakaian sampai pada alat-
alat yang kita gunakan sehari-hari. Kita dapat mengetahui
atau menerka identitas seseorang hanya dari melihat
pakaian, berbicara, dan atribut yang digunakan
seseorang. Kadang kala kita dapat mengetahui dan
menentukan kualitas atau kasta seseorang dari budaya

188
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

yang ditampilkannya. Misalnya saja kita bisa


membedakan mana anak jalanan dan mana yang bukan
dari gaya bicara, busana dan perilaku. Kita juga bisa
membedakan mana petani dan pegawai dari pakaian dan
ciri fisik. Kita juga dapat membedakan seseorang dari
suku tertentu atau daerah tertentu dari gaya bicara dan
logat bahasa. Jadi bisa dikatakan budaya adalah identitas
yang melekat bagi seseorang ataupun kelompok.
Keanekaragaman budaya merupakan kekayaan bagi
bangsa dan negara. Indonesia sebagai negara kesatuan
memiliki beranegaragaman budaya yang harus tetap
dijaga dan dilestarikan. Banyak budaya yang terdapat di
Indonesia adalah kekayaan yang bisa dijadikan pondasi
dan modal bagi bangsa. Nilai-nilai luhur bangsa adalah
hal yang fundamental yang harus tetap dijaga dan
diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. Nilai-
nilai luhur tersebut seperti yang tercantum dalam
pancasila, norma dan etika, baik yang tertulis dan tidak
tertulis. Selain itu kekayaan budaya juga bisa menjadi
daya tarik tersendiri untuk mengembangkan negara dari
berbagai sektor.
Kebudayaan juga dapat memberikan pengaruh kepada
seseorang dalam cara berpikir, berbicara, serta bertindak.
Kita seringkali melakukan sesuatu sesuai dengan budaya
yang telah kita anut, baik secara turun temurun ataupun
budaya hasil adopsi dari luar. Contohnya ritual agama
yang kita lakukan, biasanya ini adalah ajaran dari orang
tua atau orang terdahulu yang kita jaga dan lestarikan.
Sedangkan budaya yang kita anut dari luar seperti
memakai jas atau gamis, yang sebelumnya ini adalah
pakaian dari luar bangsa kita. Bisa pula kita lihat
sekarang ini budaya korea mulai mewabah di negara-
negara lain termasuk juga Indonesia, yang diadopsi
melalui media lagu, film dan produk seperti pakaian dan
makanan. Budaya luar yang masuk dan berbaur dengan

189
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

budaya yang ada akan menciptakan budaya baru, bisa


berupa asimilasi ataupun akulturasi.
Namun perbedaan budaya tidak jarang pula bisa
menimbulkan kesalahpahaman, pertikaian, dan stereotip
terhadap seseorang atau kelompok tertentu jika tidak
dipahami dan dipelajari lebih dalam. Salah satu contoh
adalah pasca terjadinya tragedi peledakan WTC 9/11 pada
tanggal 9 November 2001 oleh teroris, masyarakat
amerika menjadi antipati terhadap orang-orang yang
beragama Islam, orang arab, ataupun memiliki ciri-ciri
seperti itu. Bahasa, agama, pakaian, dan nama, yang
sebelumnya tidak begitu diperhatikan, tiba-tiba menjadi
simbol yang sangat penting. Media massa secara
serempak membuat kesimpulan tunggal dalam
pemberitaannya bahwa kelompok islam radikal berada di
belakang serangan itu, sehingga Islam disebut sebagai
violent ideology yang lebih berbahaya daripada ideologi
komunis. (Khotimah, 2003). Bahkan muslim yang
bermukim di sana kerap sekali dicurigai atau
diperlakukan kurang menyenangkan. Muncul pula
berbagai stereotip buruk yang dilabelkan kepada orang-
orang yang beragama Islam.
Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan
kebudayaan adalah sebagai berikut.
1. Faktor adat istiadat
Nilai adat istiadat bersifat tidak universal, setiap suku
memiliki adat istiadat yang berbeda-beda, contohnya
adat istiadat sunda berbeda dengan jawa.
2. Faktor agama
Agama adalah faktor yang paling mempengaruhi
norma dan nilai yang dianut oleh seseorang, karena
adanya perintah dan larangan yang berbeda-beda di
tiap agama. Contohnya agama islam melarang

190
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

umatnya meminum alkohol dan memakan babi,


sedangkan dalam agama lain tidak apa-apa. Agama
islam mengijinkan poligami, namun ada agama lain
yang melarang umatnya berpoligami.
3. Faktor lingkungan
Lingkungan tempat seseorang berada dan dibesarkan
pun menjadi faktor yang sangat mempengaruhi
budaya seseorang. Orang yang tinggal di pedesaan
berbeda kebudayaan dengan orang yang tinggal di
peerkotaan.
4. Faktor kebiasaan
Kebiasaan adalah faktor perbedaan budaya yang
terjadi karena intensitas seseorang dalam melakukan
sesuatu. Misalnya ketika bulan ramadhan kita
terbiasa bangun untuk melakukan sahur, hal ini
sering kali tetap terjadi saat bulan ramadhan telah
selesai, kita terbangun pada jam tersebut. (Adawiyah,
2015)
Pengaruh Kebudayaan Terhadap Komunikasi
Budaya dan komunikasi ibarat sebuah koin yang memiliki
dua sisi. Satu kesatuan yang tak terpisahkan. Edward T.
Hall berkata, “Culture is communication and
communication is culture.” Maksudnya ada hubungan yang
erat dan saling mempengaruhi antara komunikasi dan
budaya. Budaya akan lestari dengan komunikasi. Dan
sebaliknya pula komunikasi juga akan mengkonstruksi
budaya, atau mengikuti ketentuan budaya itu sendiri.
Jadi terjadi hubungan timbal balik dan tak terpisahkan
antara budaya dan komunikasi.
Porter dan Samovar mengatakan bahwa hubungan
reciprocal (timbal balik) antara budaya dan komunikasi
penting untuk dipahami jika ingin mempelajari
komunikasi antarbudaya secara mendalam. Hal ini terjadi

191
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

karena melalui budaya lah orang-orang dapat belajar


berkomunikasi. Budaya akan mempengaruhi persepsi,
pemaknaan suatu, dan cara seseorang berkomunikasi.
Ada beberapa unsur-unsur sosial budaya yang dapat
mempengaruhi persepsi dan pemaknaan komunikasi,
sehingga berpengaruh pula terhadap perilaku
komunikasi, di antaranya sebagai berikut.
1. Sistem kepercayaan (belief), nilai (values), dan sikap
(attitute).
Kepercayaan, nilai yang dianut yang sehubungan
dengan suatu objek akan mempengaruhi sikap kita
terhadap objek tersebut. Misalnya dalam budaya kita
diajarkan tidak sopan memanggil orang yang lebih tua
dengan namanya saja, harus dengan penghormatan
seperti mba, kakak, mas, bapak, ibu, dan lain-lain.
Hal ini kita percayai dan memiliki nilai dalam
masyarakat kita, sehingga mempengaruhi sikap kita
pula.
2. Pandangan dunia (world view).
Unsur sosial budaya yang kedua yang mempengaruhi
persepsi kita terhadap suatu objek atau realitas dan
akhirnya mempengaruhi perilaku komunikasi adalah
pandangan dunia. Contohnya ketika suatu media
massa mengkonstruksi suatu berita, maka
masyarakat pun akan bereaksi karena terpengaruh
oleh media tersebut. Pasca tragedi WTC 9/11
masyarakat Amerika antipati terhadap orang islam
karena adanya pemberitaan sepihak oleh media pada
saat itu. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita kerap
sekali menilai seseorang ataupun sesuatu dari cerita
orang lain.

192
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

3. Organisasi sosial (social organization).


Organisasi sosial adalah tempat, komunitas atau
lingkungan tempat kita berada. Organisasi yang
paling mempengaruhi budaya seseorang dalam
berpikir (persepsi dan pemaknaan), berbicara (cara
menyampaikan gagasan dan dialek) serta bersikap
adalah keluarga dan sekolah. Karena dari keluarga
dan sekolah lah nilai-nilai, kebiasaan, budaya, dan
berbagai hal ditanamkan sejak kecil. (Andung, 2013)
Sedangkan hubungan antara budaya dan komunikasi
adalah sebagai berikut.
1. Saling mempengaruhi satu sama lain.
Budaya mempengaruhi komunikasi, dan begitu pula
sebaliknya, komunikasi mempengaruhi budaya.
Contoh budaya mempengaruhi komunikasi adalah
saat berbicara dengan seseorang seringkali kita bisa
menebak suku orang tersebut dari logat bicaranya.
Sedangkan contoh komunikasi mempengaruhi
budaya seperti adanya asimilasi atau akulturasi
budaya karena adanya interaksi komunikasi antara
dua budaya berbeda. Bisa dicontohkan ketika kita
gemar menonton drama korea, maka sadar tidak
sadar kita akan mengadopsi budaya orang korea.
2. Komunikasi sebagai sarana untuk memperkenalkan
budaya ke ranah yang lebih luas.
Komunikasi sebagai proses interaksi dan pertukaran
pesan tentu saja bisa menyampaikan berbagai hal,
termasuk memperkenalkan budaya ke masyarakat
luas atau secara global. Contohnya kebudayaan korea
saat ini dikenal di berbagai belahan dunia, menarik
wisatawan, dan berhasil menjual produk-produknya
karena dimanajemen dan dikemas secara baik melalui
film dan k-pop. Bahkan hal ini menjadi populer di

193
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

kalangan remaja yang diistilahkan dengan korean


wave.
3. Komunikasi akan membantu melestarikan suatu
kebudayaan.
Suatu kebudayaan akan hilang jika tidak
disampaikan dan diajarkan ke generasi berikutnya,
pun akan lenyap jika tidak diperkenalkan kepada
masyarakat luas. Contohnya nilai-nilai luhur
pancasila, ini harus selalu kita pelajari dan
sampaikan baik secara internal bangsa kita, maupun
kepada pihak eksternal. Agar bisa lestari dan menjadi
identitas bangsa kita. Contoh lainnya seperti
kekayaan budaya berupa karya seni tarian ataupun
karya lainnya, harus diajarkan agar terus lestari.
4. Budaya merupakan sarana orang-orang untuk belajar
berkomunikasi.
Indonesia sebagai negara multikuktural yang memiliki
berbagai suku, ras, dan bahasa, sehingga tidak jarang
kita harus berinteraksi dengan orang yang berbeda
budaya dengan kita. Perbedaan budaya yang kita
miliki mendorong kita untuk belajar berkomunikasi,
agar bisa saling memahami dan interaksi bisa berjalan
dengan baik.
5. Budaya menentukan bagaimana cara dan pola
komunikasi.
Perbedaan budaya menimbulkan cara dan pola
komunikasi yang berbeda-beda pula. Hal ini membuat
kita dengan mudah bisa menebak budaya lawan
bicara kita dari bahasa dan logat bicaranya.

194
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

6. Komunikasi sebagai sarana untuk menyesuaikan diri


dengan budaya lain.
Berkomunikasi dengan orang lain membuat kita bisa
mengetahui dan memahami budaya lain, sehingga
kita bisa menyesuaikan diri. Kita bisa mengetahui dan
memahami cara menyapa, berkata, dan bersikap
dengan sopan dari sudut pandang budaya lain.
(Sartika, 2018)
Perubahan Budaya Oleh Teknologi Komunikasi
Kemajuan teknologi komunikasi bukan hanya berdampak
kepada salah satu sektor kehidupan saja, namun juga
berdampak kepada keseluruhan kehidupan sehingga
terjadi pula perubahan budaya. Jika jaman dahulu kita
memerlukan waktu berhari-hari untuk berkirim surat,
mengetahui informasi kerabat yang berada di kejauhan,
saat ini hanya dalam hitungan detik kita bisa bertukar
informasi dan mengetahui kabar dari berbagai penjuru
dunia. Bangun tidur hingga tidur lagi, kita diseliweri
dengan banyak informasi di berbagai media. Media yang
populer saat ini adalah media sosial, seperti facebook,
instagram, twitter, dan lain-lain. Masyarakat bebas
berbagi informasi dari mana saja.
Sedangkan dari sektor ekonomi, fenomena belanja online
menjadi solusi bagi orang-orang yang memiliki banyak
kesibukan. Kita hanya cukup melakukan transaksi
pembelian melalui internet, memilih dan membayar
difasilitasi dengan baik melalui sistem yang terjamin dan
terpercaya e-commerce seperti tokopedia, shopee, lazada,
dan lainnya. kita juga bisa memasarkan produk melalui
e-commerce tersebut dan media sosial. Ini menjadi solusi
pula untuk ibu-ibu rumah tangga yang sebelumnya tidak
punya penghasilan. Namun sekarang cukup dengan
sebuah handphone dan tetap di rumah penghasilan bisa
didapatkan.

195
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

Dari sektor pendidikan, pandemi corona yang telah


berlangsung dalam 2 tahun terakhir ini memaksa kita
untuk melakukan pembelajaran atau perkuliahan secara
daring. Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi
para aktivis pendidikan, siswa dan mahasiswa. Agar dapat
membuat pembelajaran yang menyenangkan, menarik,
namun tetap efisien.
Selain hal-hal di atas, ternyata teknologi juga dapat
memberikan dampak buruk jika tidak digunakan dengan
bijak. Banyaknya informasi yang tersebar di media sosial
seringkali membuat kita kebingungan. Sadar atau bahkan
tanpa sadar kita seringkali terpengaruh oleh informasi
yang kita konsumsi, padahal banyak sekali informasi yang
beredar tersebut tidak diketahui atau tidak bisa
dibuktikan kebenarannya, berupa fitnah, asumsi semata,
dan hoax. Sedangkan hambatan dari sektor ekonomi
adalah kasus penipuan online pun tidak jarang kita
dengar. Sementara dari sektor pendidikan, masih kita
dengar para aktivis pendidikan dan pelajar yang kesulitan
melakukan perkuliahan atau pembelajaran daring
dikarenakan gagap teknologi, kendala jaringan internet,
mahalnya kuota intenet, dan lain sebagainya. Ditambah
lagi adanya keluhan kebosanan melalukan pembelajaran
daring. Karena tentu saja berbeda pembelajaran yang
dilakukan secara langsung tatap muka dan yang melalui
online saja.
Perubahan budaya lainnya yang terjadi karena teknologi
komunikasi adalah terciptanya berbagai konten di media
seperti tiktok dan youtube. Fenomena goyang tiktok,
games online, dan youtuber. Mudah bagi orang untuk
menjadi terkenal dan viral di media-media tersebut.
Bahkan seringkali konten-konten yang mereka tampilkan
tidak mendidik dan hanya mencari sensasi belaka.

196
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

Penutup
Dari pembahasan di atas, kita dapat memahami
hubungan dan pengaruh antara budaya dan komunikasi
sangatlah erat dan tak terpisahkan. Budaya membuat
komunikasi semakin dinamis. Dan komunikasi membuat
budaya menjadi lestari, dapat dipahami, dan diterima.
Budaya dapat berupa pemikiran, gagasan, cara hidup,
gaya, cara berbicara, benda karya seni, dan lain
sebagainya.
Peran kebudayaan dalam kehidupan manusia,
diantaranya : 1) Sebagai identitas yang melekat pada
seseorang atau kelompok; 2) Kekayaan dan daya tarik bagi
bangsa dan negara; 3) Memberikan pengaruh kepada
seseorang dalam cara berpikir, berbicara, serta bertindak;
dan 4) Perbedaan budaya tidak jarang pula bisa
menimbulkan kesalahpahaman, pertikaian, dan stereotip
terhadap seseorang atau kelompok tertentu jika tidak
dipahami dan dipelajari lebih dalam.
Faktor yang menyebabkan perbedaan kebudayaan
adalah: a) Faktor adat istiadat; b) Faktor agama; c) Faktor
lingkungan, dan d) Faktor kebiasaan. Adapun unsur-
unsur sosial budaya yang dapat mempengaruhi persepsi
dan pemaknaan komunikasi, sehingga berpengaruh pula
terhadap perilaku komunikasi, di antaranya sebagai
berikut: 1) Sistem kepercayaan (belief), nilai (values), dan
sikap (attitute); 2) Pandangan dunia (world view); dan 3)
Organisasi sosial (social organization).
Sedangkan hubungan antara budaya dan komunikasi
adalah sebagai berikut: a) Saling mempengaruhi satu
sama lain; b) Komunikasi sebagai sarana untuk
memperkenalkan budaya ke ranah yang lebih luas; c)
Komunikasi akan membantu melestarikan suatu
kebudayaan; d) Budaya merupakan sarana orang-orang
untuk belajar berkomunikasi; e) Budaya menentukan

197
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

bagaimana cara dan pola komunikasi; dan f) Komunikasi


sebagai sarana untuk menyesuaikan diri dengan budaya
lain.
Selain itu, perubahan budaya juga terjadi karena adanya
kemajuan teknologi komunikasi. Dimana kemajuan
teknologi komunikasi tersebut bukan hanya berdampak
kepada salah satu sektor kehidupan saja, namun juga
berdampak kepada keseluruhan kehidupan manusia.
Contoh maraknya jual beli online, pembelajaran daring,
sampai pada fenomena goyang tiktok, youtuber, game
online, dan mudahnya seseorang viral di media sosial.

198
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

Daftar Pustaka
Adawiyah, S. El. (2015). Buku Ajar Human Relations. In
Deepublish.
Andung, P. (2013). Hubungan antara Komunikasi dan
Budaya. Wordpress.
Burhan, B. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori,
Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat. In Kencana Prenada Media Group.
Devianty, R. (2017). Bahasa Sebagai Cermin Kebudayaan.
Jurnal Tarbiyah, 24(2), 226–245.
Ibrahim. (2017). komunikasi Antar Budaya. IAIN
Pontianak Press.
Khotimah, E. (2003). Bias Ideologis dan Prasangka Agama
pada Wacana Terorisme di Media Massa (Kajian
terhadap Distorsi Informasi dan Hegemoni Media
Barat dalam Liputan Tentang Islam, Jamaah
Islamiyah dan Abu Bakar Ba’asyir pada Wacana
Terorisme). MIMBAR: Jurnal Sosial Dan Pembangunan,
19(4), 346–373.
Ruben, B. D., & Stewart, L. P. (2013). Komunikasi dan
perilaku manusia. Jakarta: Rajawali Pers.
Rulli, N. (2012). Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya
Siber. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sartika, E. (2018). 6 Kaitan Antara Komunikasi dan
Budaya. Pakarkomunikasi.Com.
https://pakarkomunikasi.com/kaitan-antara-
komunikasi-dan-budaya
Sihabudin, A. (2011). Komunikasi Antarbudaya: suatu
perspektif multidimensi. Bumi Aksara.

199
PERAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA,
SERTA PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

Profil Penulis
Sri Ayu Rayhaniah, M.Sos. Lahir di Samarinda
pada tanggal 31 Mei 1989, anak pertama dari
dua bersaudara, dari pasangan H. Muhammad
Husni Thamrin dan Hj.Masrayam. Menikah
dengan H.Sugiannor pada tahun 2011,
dikaruniai dua anak yakni Nabila Qurratal‘ain
dan Muhammad Husein Mubarak.
Setelah penulis menamatkan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah
Sullamul Ulum (2001), MTs. Negeri Model Samarinda (2004),
Madrasah Aliyah di Ponpes Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai
(2007) pada jurusan IPA, selanjutnya melanjutkan kuliah di
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda pada
tahun 2007-2011, Jurusan Dakwah dengan Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam. Lalu pada tahun 2015-2017
melanjutkan kuliah pascasarjana di Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Samarinda, dengan Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
Aktifitas sehari-hari selain sebagai ibu rumah tangga, penulis
adalah seorang dosen tetap di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan
Dakwah (FUAD) di IAIN Samarinda, pada Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Selain itu, penulis juga
membantu manajemen usaha keluarga dalam bidang jasa di
Bengkel Jakarta AC. Pengalaman lainnya, penulis pernah
menjadi surveyor pilkada Samarinda tahun 2010, Duta
Lingkungan 2010, sebagai Master of Ceremony (MC) cabang
Fahmil Al-Quran pada MTQ Provinsi Kalimantan Timur tahun
2010, seller online di berbagai website e-commerce seperti
Tokopedia, Bukalapak, dan Elevenia, serta guru di Madrasah
Ibtidaiyah Sullamul Ulum untuk pelajaran Bahasa Indonesia,
Pendidikan Kewarganegaraan, Sejarah Islam, dan Akidah
Akhlak.
Email Penulis: rayhania3589@gmail.com

200
12
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
SERTA PEMAKAIANNYA

Suci Lestari Handayani, S.IKom., M.Psi


Universitas Muhammadiyah Kupang

Komunikasi Antar Budaya


Budaya dan komunikasi tak dapat dipisahkan satu sama
lain, karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara
dengan siapa, tentang apa dan bagaimana orang
menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan
kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan
menafsirkan pesan. Budaya merupakan landasan
komunikasi sehingga bila budaya beraneka ragam maka
beraneka ragam pula praktek- praktek komunikasi yang
berkembang (Muchtar et al., 2016). Diketahui Indonesia
sendiri merupakan negara yang majemuk dimana
terdapat ratusan hingga ribuan suku dan budaya
didalamnya yang menghuni bukan hanya satu wilayah
atau pulau namun hampir seluruh wilayah di tanah air
dihuni oleh keberagaman tersebut, sehingga praktek
komunikasi antar budaya tidak dapat dihindarkan.
Menurut Aloliliweri (2001) terdapat dua konsep utama
dalam komunikasi antar budaya (interculture
communication), yaitu konsep kebudayaan dan konsep
komunikasi. Kebudayaan dapat diartikan sebagai
keseluruhan cipta, karya dan karsa manusia berupa

201
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA PEMAKAIANNYA

simbol, pemaknaan, penggambaran, nilai dan kebiasaan


para anggota sistem sosial dan kelompok sosial dalam
suatu masyarakat. Secara spesifik menurut Linton (1945:
32 dalam Arkandito et al., 2016), budaya merupakan
konfigurasi prilaku manusia dari elemen-elemen yang
ditransformasikan oleh anggota masyarakat. Budaya
sendiri telah dianggap sebagai hasil ciptaan manusia dan
budaya digunakan sebagai alat komunikasi sosial antar
individu maupun kelompok. Sedangkan komunikasi
dapat diartikan sebagai suatu proses peralihan dan
pertukaran informasi berupa simbol baik verbal maupun
non verbal yang mana komunikasi verbal merupakan
komunikasi berupa kata-kata dan non verbal merupakan
komunikasi melalui gambar atau simbol-simbol seperti
yang biasa kita lihat pada plang rambu-rambu lalu lintas.
Secara umum komunikasi antarbudaya (intercultural
communication) merujuk pada komunikasi antara
individu-individu yang latar belakang budayanya berbeda
(Dr. Mukti Ali, 2016). Ade Kusuma (2010) juga
mendefinisikan bahwa Komunikasi antar budaya
merupakan proses pertukaran informasi melalui pesan
verbal maupun non verbal dari budaya yang berbeda.
Menurut DeVito (2015: 53 dalam Nurhadi et al., 2019),
menyatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah
komunikasi budaya yang memiliki perbedaan
kepercayaan, nilai, norma sampai ke cara bertindak.
Perbedaan inilah yang terkadang mempengaruhi isi dari
komunikasi tersebut, sehingga memunculkan kesalahan-
kesalahan dalam berkomunikasi antar budaya.
Andrea L.Rich dan Dennis M. Ogawa menyatakan
komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antar orang-
orang yang memiliki perbedaan suku bangsa, etnis, ras
dan suku sosial (Rinjani Bahri & Subhani, 2017).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar
budaya adalah proses pertukaran informasi dari satu

202
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA PEMAKAIANNYA

individu ke individu lain dengan latar belakang suku,


agama dan ras yang berbeda.
Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antar Budaya
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi
orang-orang yang mempunyai latar belakang budaya
berbeda, menurut William G.Scoot, dikutip dari jurnal
milik Zaitunah & Hut (2002) faktor tersebut adalah :
1. The Act (Perbuatan), dalam komunikasi sebaiknya
menggunakan lambang-lambang yang bersifat
universal jadi dapat diterima oleh semua golongan
budaya. Pada umumnya lambang-lambang tersebut
dinyatakan dalam bahasa atau makna simbol yang
sama sehingga dapat dipergunakan bersama.
Contohnya adalah pemakaian bahasa Indonesia.
2. The Scene (Adegan), adegan sebagai salah satu faktor
dalam komunikasi ini menekankan pada simbol-
simbol yang akan dipakai dalam mengkomunikasikan
sesuatu, dengan kata lain tiap simbol yang dipakai
atau dikatakan memiliki arti yang dapat dipahami
bersama, misalnya melambaikan tangan sebagai arti
perpisahan.
3. The Agent (Pelaku), individu-individu yang mengambil
bagian dalam hubungan komunikasi yaitu
komunikator (pengirim pesan) dan komunikan
(penerima pesan) memiliki peran yang tidak monoton,
seringkali mereka berganti peran dalam komunikasi
yang berkembang.
4. The Agency (perantara), berupa alat-alat atau media
yang digunakan dalam membangungun sebuah
komunikasi baik lisan maupun tulisan seperti surat,
koran, nota, dll.
5. The Purpose (Tujuan) Miftah Thoha dalam bukunya
yang berjudul Komunikasi Administrasi dan Beberapa

203
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA PEMAKAIANNYA

Faktor Penyebab Kegegalannya mengutip tujuan


komunikasi menurut Grace yaitu :
a. Tujuan Fungsional (The Fungsional Goals) yaitu
tujuan yang secara pokok bermanfaat untuk
mencapai tujuan organisasi atau lembaga
b. Tujuan Manipulasi (The Manipilative Goals) agar
dapat memepengaruhi orang lain bersikap seperti
apa yang kita kehendaki.
c. Tujuan yang bersifat kreatif, komunikasi ini
digunakan untuk memungkinkan seseorang
mampu mengungkapkan perasaan dalam bentuk
kata-kata maupun perbuatan.
d. Tujuan keyakinan (The Confidence Goals) dimana
tujuan ini bermaksud untuk meyakinkan atau
mengembangkan keyakinan orang-orang pada
lingkungan.
Selain faktor-faktor diatas Ridwan (2016) juga
menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi
komunikasi antar budaya antara lain :
1. Faktor Personal dimana persepsi, memori, dan
motivasi seseorang terhadap mempengaruhi respon
terhadap stimulus/orang lain.
2. Faktor hubungan antar pribadi. Hal-hal yang
menjadikan faktor hubungan antar pribadi adalah
sebagai berikut :
a. Sifat antar budaya yang berpengaruh terhadap
interaksi. Paul Watzlawick, Janet Beavin, dan Don
Jacson (1967) menjelaskan bahwa isi dan relasi
komunikasi itu berbeda dilihat dari informasi
yang terkandung dalam pesan. Misalnya, ketika
kita sedang berkomunikasi baik lisan maupun
tulisan pasti terdapat pesan didalamnya. Adapun
relasi komunikasi berkaitan dengan bagaimana

204
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA PEMAKAIANNYA

pesan itu disampaikan sehingga feedback yang


diberikan juga dapat sesuai dengan apa yang
dikehendaki.
b. Masalah kredibilitas. Kredibilitas seorang
komunikator berasal dari pribadi komunikator itu
sendiri, jika kepribadiannya baik maka dia dapat
dipercaya namun jika tidak maka sebaliknya
sehingga hal tersebut mempengaruhi sikap
komunikan terhadapnya.
Hambatan dan Kegagalan dalam Komunikasi
Antar Budaya
Ade Kusuma (2010) dalam jurnalnya mengatakan bahwa
perbedaan budaya merupakan hambatan dalam
berkomunikasi, pesan yang disampaikan tidak dapat
tersampaikan dengan baik. Semakin besar perbedaannya
maka semakin besar pula hambatan-hambatan yang akan
dihadapi. Hambatan komunikasi (communication barrier)
merupakan aspek-aspek penghalang terjadinya
komunikasi yang efektif (Chaney & Martin, 2004 dalam
Muchtar et al., 2016)
Lebih lanjut Muchtar (2016) merujuk sembilan jenis
hambatan komunikasi antar budaya menurut Chaney &
Martin, (2004) antara lain :
1. Fisik. Hambatan fisik disini bukan berarti keadaan
fisik dari komunikator atau komunikan tetapi lebih
kepada hal-hal yang berasal dari waktu, lingkungan,
kebutuhan diri, dan juga media fisik (koran, radio,
pamflet, dll)
2. Budaya, perbedaan dalam hal etnik, agama, dan juga
perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu
dengan yang lainnya memungkinkan akan menjadi
hambatan dalam komunikasi

205
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA PEMAKAIANNYA

3. Persepsi, setiap orang memiliki persepsi yang berbeda


pada sesuatu. Persepsi negatif memunculkan
anggapan yang negatif pula sehingga ketika
berkomunikasi kita sudah menetapkan personal
space atau jarak personal denan lawan bicara.
4. Motivasi, hambatan ini berasal dari isi pesan yang
akan disampaikan, apakah informasi tersebut
merupakan sesuatu yang memang ingin didengar oleh
komunikan atau tidak, jika isi pesan tidak
berhubungan dengan komunikan atau isi pesan tidak
menarik maka motivasi untuk mendengarkan juga
akan semakin berkurang.
5. Pengalaman, karena pengalaman hidup orang
berbeda-beda sudah pasti akan berbeda pula cara
menanggapi suatu masalah, misalnya orang yang
tidak pernah pacaran tidak akan mengerti rasa sakit
ketika diputus sehingga apabila ada temannya yang
curhat dan menangis minta pembelaan, terkadang dia
tidak bisa merespon sesuai dengan apa yang
temannya inginkan.
6. Emosi, hambatan ini berkaitan dengan mood
pendengar, apabila mood pendengar sedang buruk
maka dia akan malas menanggapi/merespon pesan
yang disampaikan komunikator.
7. Bahasa, perbedaan bahasa menjadi salah satu
hambatan dalam komunikasi antar budaya yang
utama. Dari penelitian yang dilakukan oleh Cahyono
(2018) terhadap mahasiswa Thailand yang berkuliah
di Universitas Muhammadiyah Jember ditemukan
bahwa mahasiswa Thailand mengalami hambatan
akademik dan non akademik akibat keterbatasan
bahasa. Mahasiswa tidak begitu paham dengan
penjelasan dosen dan teman mahasiswa yang
menggunakan bahasa Indonesia sehingga pesan yang

206
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA PEMAKAIANNYA

ingin disampaikan oleh dosen tidak dapat


tersampaikan dengan baik sedangkan secara sosial
mereka susah berbaur dengan masyarakat setempat.
Ini membuktikan bahwa dalam berkomunikasi
bahasa mempunyai peranan sangat penting dalam
segala aspek kehidupan manusia.
8. Nonverbal, yaitu hambatan komunikasi berupa
simbol atau gambar, dimana terkadang gambar yang
dikirim dimaknai berbeda oleh penerima pesan.
Contohnya adalah ketika pengirim pesan
mengirimkan emoji hati berwarna hitam, yang
maknanya berupa cinta yang mendalam tapi disalah
artikan oleh penerima bahwa itu melambangkan
kesedihan.
9. Kompetisi, maksudnya disini bukanlah si komunikan
dan komunikator sedang malakukan kompetisi,
namun arti kompetisi disini adalah ketika si
pendengar sedang melakukan kegiatan lain sembari
pendengar pesan yang disampaikan. Contohnya
ketika seorang suami sedang sibuk menyelesaikan
pekerjaannya yang tertunda dikantor namun juga
harus mendengar cerita istrinya tentang arisan
komplek yang akan diadakan besok.
Selain hambatan-hambatan diatas yang dialami oleh
individu yang berbeda budaya dalam berkomunikasi,
adapun kesalahan atau kegagalan dalam proses
komunikasi tersebut (pakarkomunikasi.com), seperti :
1. Bahasa. Sebagai negara yang memiliki banyak
bahasa, kita terkadang mengalami kegagalan dalam
berkomunikasi akibat bahasa itu sendiri, hal ini
dikarenakan terkadang banyak bahasa yang bunyinya
sama namun memiliki arti yang berbeda. Contohnya
adalah “kates” di daerah jawa kata kates diartikan
sebagai pepaya, namun orang sunda “kates” diartikan

207
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA PEMAKAIANNYA

sebagai pisang. Atau pada kata “mbok” yang pada


bahasa jawa merupakan ibu/nenek namun memiliki
arti kakak perempuan dalam bahasa bali. Hal-hal
seperti diatas dapat memunculkan persepsi atau
respon yang tidak diinginkan.
2. Stereotip. Stereotip muncul akibat cara pandang dan
latar belakang budaya kita yang mana menimbulkan
persepsi atau penafsiran kita akan sesuatu
berdasarkan sudut pandang budaya. Selain itu,
informasi tidak langsung atau informasi yang didapat
bukan dari sumbernya pun dapat menimbulkan
stereotipe. Stereotip seringkali digambarkan dengan
karakteristik yang bisa diidentifikasi.
Pengidentifikasian ini sering kita seleksi hanya
berdasarkan asumsi kita semata tanpa ada alasan
khusus dibaliknya. Dalam jurnal yang ditulis oleh
Wicaksono et al (2021) menyebutkan pengaruh-
pengaruh yang disebabkan oleh stereotype dalam
komunikasi lintas budaya, yaitu (1) stereotype negatif
yang kuat, menyebabkan orang memilih tempat
tinggal dan bekerja di tempat-tempat yang sekiranya
meminimalisir terjadinya kontak dengan orang-orang
atau kelompok yang tidak disukai. (2) stereotype
cenderung menghasilkan hal-hal negatif dimana hal
ini dapat mempengaruhi kualitas dan intensitas
interaksi. (3) stereotype mendalam dapat
menyebabkan antikolusi dan diskriminasi terhadap
orang-orang atau kelompok tertentu sehingga
diprediksi dapat menyebabkan konfrontasi dan
konflik terbuka.
3. Prasangka. Prasangka adalah penilaian seseorang
terhadap orang lain akibat dari pengalaman masa
lalu, baik yang pernah dialami sendiri atau dari
pengalaman orang lain. Prasangka memiliki fungsi
heuristik (jalan pintas), yaitu langsung menilai

208
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA PEMAKAIANNYA

sesuatu tanpa memprosesnya secara terperinci dalam


alam pikiran (kognisi) kita. Gunanya adalah agar kita
tidak terlalu lama membuang waktu dan energi untuk
sesuatu yang telah terlebih dahulu kita ketahui
dampaknya (Sarwono, 2006 dalam Juditha, 2005).
Dalam komunikasi antar budaya, prasangka
umumnya mengandung perasaan negatif terhadap
kelompok tertentu. Kelompok yang biasanya menjadi
target prasangka negatif adalah kelompok minoritas
atau yang terpinggirkan seperti orang yang memiliki
warna kulit berbeda dari kebanyakan, kelompok
orang-orang yang secara penampilan berbeda dan
dianggap menyimpang dari agama dan budaya
mayorita dan lain sebagainya. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh (Lampe dan Anriyani., 2017) konflik
yang terjadi antara suku di kota palu diakibatkan oleh
prasangka dan juga stereotype. Ini membuktikan
bahwa komunikasi antar budaya tidak akan berjalan
baik jika dimulai dengan prasangka dan stereotype
yang negatif.
4. Rasialisme. Rasialisme adalah sikap diskriminatif
terhadap individu atau kelompok tertentu akibat dari
perbedaan suku, budaya dan bangsa yang dianggap
memiliki kasta lebih rendah dibandingkan mayoritas.
Sehingga tidak jarang korban rasialisme ini sering
mendapatkan cacian, hinaan, bahkan kekerasan.
Dalam komunikasi antar budaya, rasialisme
merupakan faktor kegagalan dalam komunikasi
anatar budaya karena orang yang melakukan
rasialisme ini dianggap tidak memiliki etika dalam
berkomunikasi.
5. Etnosentrisme. Etnosentrisme merupakan anggapan
bahwa budaya sendiri merupakan budaya yang lebih
superior dibandingkan dengan budaya yang lainnya.
Orang yang memiliki sifat etnosentrisme memiliki

209
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA PEMAKAIANNYA

penilaian terhadap dunia dari sudut pandang budaya


sendiri. Etnosentrisme yang negatif menimbulkan
kecemasan saat berkomunikasi ini diakibatkan oleh
perasaan takut dan gelisah ketika berkomunikasi
dengan seseorang yang memiliki budaya yang tidak
selevel dengan budayanya. Gamble dan Gamble
menegaskan bahwa semakin besar rasa etnosentris
maka kecemasan yang dirasapun akan semakin
besar. Yang artinya semakin kita merasa takut pada
lawan bicara kita maka kegagalan dalam
berkomunikasipun akan besar dan jauh dari kata
efektif. Akibatnya akan berpengaruh pada kurangnya
rasa ingin mempercayai orang lain dari budaya yang
berbeda.
6. Perbedaan non verbal. Seperti yang kita ketahui
bahwa komunikasi bukan hanya berbentuk verbal
namun juga non verbal dimana hal ini menggunakan
simbol-simbol untuk melengkapi komunikasi verbal.
Simbol atau petunjuk nonverbal yang diberikan
menciptakan makna bagi orang lain. Respon non
verbal setiap budaya tidak pasti sama, terkadang ada
yang berbeda sehingga menimbulkan kesalahan
pemahaman dalam penafsirannya. Contoh pada
budaya indonesia dan india dimana di Indonesia
menggeleng berarti menandakan ketidaksetujuan
akan sesuatu, namun di India hal tersebut
merupakan kebalikannya
7. Kecemasan. Kecemasan atau anxiety dalam
komunikasi antar budaya merupakan rasa takut
berbicara kepada orang yang memiliki latar belakang
budaya atau etnis yang berbeda, kecemasan ini
menyerang akibat beberapa hal contohnya seperti
stereotipe dan prasangka, selain itu takut merasa
gagal dalam penyampaian informasi juga merupakan
penyebab dari kecemasan dalam berkomunikasi antar

210
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA PEMAKAIANNYA

budaya. Individu dengan tingkat kecemasan yang


tinggi cenderung untuk menghindari percakapan
dengan orang yang berbeda budaya. Contohnya
seseorang yang sudah belajar bahasa inggris
bertahun-tahun pada lembaga kursus, pada saat
bertemu denga asing yang menggunakan bahasa
Inggris dia langsung kesulitan berkomunikasi, kata-
kata yang dikeluarkan terbata-bata dan struktur
kalimatnya menjadi kacau balau, sehingga ketika ia
bertemu dengan orang asing yang berbahasa Inggris
untuk kedua kali, ia cenderung untuk menghindar.
8. Asumsi Kesamaan. Asumsi kesamaan adalah
individu merasa bahwa didunia ini setiap orang sama,
namun tanpa disadari ternyata asumsi seperti itu
merupakan perspektif yang keliru. Sebagai contoh,
walaupun kita sama-sama berkebangsaan Indonesia
namun dalam hal kebudayaan kita semua memiliki
latar belakang budaya yang berbeda. Cara
penyampaian informasi juga berbeda, sehingga perlu
strategi komunikasi yang baik. Ketika kita berbicara
dengan orang dari suku melayu, disarankan untuk
menggunakan bahasa-bahasa kiasan terlebih dahulu,
tidak bisa kita langsung ke inti permasalahan karena
akan dianggap tidak sopan, namun jika kita berbicara
dengan orang dari Indonesia bagian timur, mereka
cenderung untuk mendengarkan informasi secara
langsung tanpa harus berteele-tele atau basa-basi.
9. Penilaian yang Terburu-buru. Kita cenderung untuk
memberikan kesimpulan atau penilaian terhadap
seseorang secara terburu-buru berdasarkan tindakan
yang dilakukan oleh orang lain. Biasanya tolak ukur
penilaian adalah budaya kita sendiri yang kita anggap
paling benar, sehingga budaya lainnya menjadi tidak
pantas dan tidak sesuai dimata kita. Untuk mengatasi
hal ini, sebaiknya jangan terlalu cepat mengambil

211
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA PEMAKAIANNYA

kesimpulan berdasarkan perasaan dan emosi sesaat.


Cobalah untuk mendengar, mengamati dan
mentoleransi tanpa menghakimi orang lain.
Tanamkan dalam diri bahwa apa yang dilakukan
orang lain itu kemungkinan ada alasan dibaliknya
sera coba pahami apa yang mereka katakan sehingga
dapat meminimalisir kegagalan dalam berkomunikasi.
10. Kurangnya Culture Self-awareness. Hal ini
berhubungan dengan kita yang lebih tertarik dengan
budaya orang lain dibandingkan dengan budaya yang
kita miliki, terkadang kita merasa budaya orang lain
lebih hebat dan lebih menarik namun pada saat
disebutkan fakta mengenai budaya sendiri barulah
kita tersadar bahwa budaya sendiri juga tidak kalah
bagus dan menarik dari budaya lainnya serta
memahami betapa pentingnya mempelajari budaya
sendiri. Kurangnya culture self-awareness
memunculkan kegagalan komunikasi itu sendiri
karena apabila kita tidak dapat memahami budaya
kita bagaimana caranya kita dapat memahami budaya
orang lain, apabila kita mengenal dengan baik budaya
kita, kita dapat memprediksi dampak perilaku kita
terhadap orang lain saat berkomunikasi.
Stella Ting Toomey (2001 dalam Rinjani Bahri & Subhani,
2017) menyebutkan bahwa agar komunikasi antar budaya
dapat berjalan secara efektif ada 3 syarat keterampilan
komunikasi yang harus dipenuhi agar orang-orang
dengan budaya yang berbeda dapat bernegoisasi
(negotiate face) atau menangani konflik yaitu :
1. Knowledge (pengetahuan), adalah dimensi terpenting
dalam kompetensi facework. Face disini adalah image
seseorang dimata publik, dimana ia akan berperilaku
sesuai dengan apa yang ingin ia gambar didepan
publik tentang jati dirinya, bagaimana ia ingin
diperlakukan publik sesuai keinginannya. Sedangkan

212
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA PEMAKAIANNYA

facework berhubungan dengan apa yang ingin


disampaikan berupa pesan-pesan verbal dan
nonverbal spesifik yang membantu memperbaiki face-
image yang telah rusak atau face loss (kehilangan
muka), dan untuk menegakkan dan serta
menghormati face gain. Untuk bisa berkomunikasi
dengan orang baru, kita harus mampu menahan diri
agar mengetahui hal-hal apa yang berbeda antara kita
dengannya. Dari situ kita dapat mengatur strategi apa
yang bisa kita gunakan untuk berkomunikasi
dengannya.
2. Mindfulness artinya kehati-hatian terhadap asumsi,
sudut pandang, dan kecenderungan etnis kita sendiri
saat berada pada situasi yang tidak biasa (unfamiliar
situation). Mindfulness adalah bagaimana kita
berusaha untuk menempatkan diri kita pada posisi
orang lain yang asing bagi kita berdasarkan perspektif
dan interpretasi dalam hal memandang interculture
episode.
3. Interaction skill yaitu mampu untuk melihat situasi
dan kondisi ketika berkomunikasi sehingga isi dari
informasi yang ingin disampaikan tepat, efektif, dan
adaptif.
Intinya adalah sebagai bagian dari masyarakat yang
majemuk kita harus memiliki pengetahuan-pengetahuan
dasar tentang budaya yang ada di Indonesia, sehingga kita
dapat memahami lawan bicara kita yang berbeda budaya.
Stereotype dan prasangka pasti ada namun kita dapat
menekan hal tersebut agar dapat meminimalisir konflik
dan terjadi proses komunikasi yang efektif.

213
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA PEMAKAIANNYA

Daftar Pustaka
Cahyono, H. B. (2018). HAMBATAN KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA. Jurnal Ilmu Komunikasi MEDIAKOM,
01(02), 114–128.
Dr. Aloliliweri, M. . (2001). GATRA-GATRA KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA. Pustaka Pelajar.
Dr. H. Aang Ridwan, M. A. (2016). Komunikasi
Antarbudaya. CV. Pustaka Setia.
Dr. Mukti Ali, M. H. (2016). Komunikasi Antarbudaya
dalam Tradisi Agama Jawa (M. F. Yusuf (ed.)). Pustaka
Ilmu.
Juditha, C. (2005). Stereotip dan Prasangka dalam Konfl ik
Etnis Tionghoa dan Bugis Makassar. 25, 87–104.
Kusuma, A. (2010). Komunikasi antarbudaya. Pengantar
Komunikasi Antarbudaya, 1–6.
https://www.academia.edu/26924035/Pengantar_K
omunikasi_Antar_Budaya
Muchtar, K., Koswara, I., & Setiaman, A. (2016).
Komunikasi Antar Budaya dalam Perspektif
antropologi. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1(1), 42–
56.
Nurhadi, Z. F., Hendrawan, H., & Ayutria, D. F. (2019).
Model Komunikasi Antar Budaya Keluarga Mixed
Marriage Di Wilayah Budapest-Hungaria. Jurnal
ASPIKOM, 3(6), 1140.
https://doi.org/10.24329/aspikom.v3i6.331
Rinjani Bahri, M. S., & Subhani, M. S. (2017). Komunikasi
Lintas Budaya. Unimal Press.
Tereotypes, S., Nd, P. R. A., Nter, D. Y. O. F. I., & Lampe,
I. (2017). S Tereotipe , P Rasangka Dan D Inamika a
Ntaretnik. Penelitian Pers Dan Komunikasi
Pembangunan, 20(1), 17–32.

214
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA SERTA PEMAKAIANNYA

Wicaksono, D., Suryandari, N., & Camelia, A. (2021).


Stereotip Tentang Difabel: Sebuah Perspektif
Komunikasi Lintas Budaya. Interaksi: Jurnal Ilmu
Komunikasi, 10(1), 33–43.
https://doi.org/10.14710/interaksi.10.1.33-43
Zaitunah, A., & Hut, S. (2002). Komunikasi Antar Budaya.
Ilmu Komunikasi, 91–100.
https://pakarkomunikasi.com/penyebab-kegagalan-
dalam-komunikasi-antar-budaya diakses pada 29
Juli 2021

Profil Penulis
Suci Lestari Handayani. Lahir di kota Kupang pada tanggal 04
April 1990 dari kedua orang tua yang asli bersuku minang.
Penulis merupakan dosen tetap di program
studi Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Kupang sejak tahun 2018. Penulis sendiri
memegang mata kuliah Psikologi Sosial dan
Antropologi Psikologi.
Penulis tertarik untuk ikut ambil bagian
dalam menulis buku mengenai Komunikasi
ini adalah tidak lepas dari latar belakang penulis yang memang
menyelesaikan pendidikan S1 dibidang Komunikasi (Public
Relation) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan S2
dibidang Psikologi Sosial di Universitas yang sama, dimana
dalam psikologi sosial sendiri komunikasi merupakan aspek
penting dalam hubungan antar manusia maupun kelompok.
Selain itu penulis sengaja memilih bagian untuk menulis
mengenai komunikasi antarbudaya mengingat homebase
tempat penulis bernaung adalah pada program studi
antropologi sosial sehingga dengan menulis buku ini, khasanah
wawasan ilmu penulis dibidang komunikasi dan budaya dapat
berkembang dan dapat dibagikan kepada para peminat
komunikasi antarbudaya, khususnya mahasiswa program studi
antropologi.
Email Penulis: ermaneli22@gmail.com

215
216
13
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN
TEKNIK PENYAJIAN PESAN
DALAM KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF

Heny Triyaningsih
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura

Pengantar

Sebuah alat komunikasi antar Negara dipasang di kota


Vilnius Lithuania dan Lublin Polandia untuk menjadi
penghubung antar budaya dari Negara tersebut. Januari
2021 angka pengguna internet mencapai 4,66 miliar. Dari
jumlah tersebut, pengguna media sosial mencapai 4,2
miliar atau tumbuh 13,2%. Arus interaksi di media sosial
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
pengguna. Gambaran interaksi dan hubungan via media
sosial sebagaimana yang digambarkan Mc Luhan sebagai
The Global Village. Media sosial mempunyai seperangkat
aturan adminisrasi dimana pengguna mendaftarkan diri
kepada provider atau pemilik aplikasi, namun dapat
dengan bebas memakai identitas apapun ketika
berinteraksi. Etika yang diterapkan di media sosial tidak
terikat dengan adat dan budaya daerah namun disatukan
dengan kesamaan hobi dan passion. Kehidupan yang
ditampilkan dalam foto atau video yang dishare bisa
disetting dan digambarkan sesuai tujuan bermedia sosial

217
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

oleh penggunanya. Arus interaksi bersifat privat yang


dipublikasikan atau publik namun urusan privat.
Sejurus dengan meroketnya jumlah pengguna media
sosial, dalam ranah komunikasi masyarakat, media
tersebut menjadi teknologi penghubung yang
memudahkan tersampaikannya pesan antar manusia
dalam berbagai urusan. Kebijakan, kritik, saran bahkan
petisi dapat dikomunikasikan sekaligus dapat diakses
oleh siapapun, baik dari kalangan rakyat, pajabat, artis,
pengusaha, ulama dsb. Kecepatan akses memberi
jaminan efektivitas sampainya pesan . pesan seharusnya
sampai sesuai dengan isi pesan.
Namun, berdasarkan Juru Bicara Kemkominfo Dedi
Permadi, di Indonesia sendiri terdapat 3.690 pengajuan
takedown sebaran hoaks media sosial. Sebaran tersebut
terkait Covid 19, Sebanyak 3.075 di antaranya di platform
Facebook, 540 di Twitter, 49 di YouTube, sisanya
sebanyak 26 di Instagram. Dari jumlah tersebut yang
telah ditindaklanjuti sebanyak 3.269, terdiri Facebook
(2.733), Twitter (469), YouTube (45), dan sisanya via
instragram. Bahkan, media sosial berperan dalam
meningkatnya konflik ditengah masyarakat seperti cyber
bullying hingga penipuan via digital. Tingkat bullying pada
metode tradisional berada pada kisaran 9.68% sampai
dengan 89,6% dengan korban bullying berkisar 9%-
97.9%. Sedangkan, pada metode cyber bullying tingkat
bullying berada pada kisaran 5.3% -31.5% dengan korban
bullying berkisar 2.2% - 56.2%. Kesalahpahaman yang
terjadi dari tidak sesuainya memahami pesan juga
meningkat, apalagi jika sudah disiarkan secara publik
maka banyak pihak yang terlibat dalam arus interaksi
sosial di media sosial.
Kondisi tersebut merupakan sebuah ironi di tengah
pesatnya penggunaan teknologi komunikasi dan

218
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

meningkatnya ketergantungan manusia terhadap


teknologi di masa pandemi covid 19 ini. Dalam hal ini,
peran media , sekaligus rantai kebijakan dalam ranah
komunikasi di bawah payung kominfo sangat
menentukan kualitas komunikasi di tengah masyarakat.
Selain itu, gambaran mudahnya berinteraksi di dunia
maya dalam The Global Village ala Mc Luhan membuat
arus pesan di media sosial menjadi luber atau overload.
Kemudahan akses internet tidak didukung oleh
kemampuan mengolah sehingga informasi overload.
Kelebihan informasi terjadi ketika informasi yang
diperoleh melebihi kemampuan pemrosesan informasi
(Eppler &; Mengis, 2004). Informasi yang melimpah ini
dapat menyebabkan seseorang mengalami kelelahan
media sosial. Kemampuan filter yang rendah dari
pengguna media sosial menyebabkan informasi sampah
masuk tanpa kendali, sehingga berkaitan erat dengan
output sampah pula dalam bentuk pesan yang tidak
berkualitas.
Kerumitan komunikasi ini menyebabkan banyak masalah
sehingga menghabiskan energi Negara dan generasi yang
seharusnya mereka produktif menghasilkan manfaat
namun justru banyak berjibaku dengan distraksi
perpesanan. Banyaknya kasus berbalas sindiran dan
ejekan privat namun di publish juga menjadi ceruk
permasalahan identitas, psikologis dan etika budaya,
dimana terjadi kekaburan identitas timur. Dunia digital
menghapus sekat etika budaya dan menciptakan etika
budaya baru di media sosial. Dalam dunia nyata, arus
interaksi lintas budaya dan lintas generasi juga menjadi
masalah signifikan di tengah semakin rigitnya batas
antara ruang dan waktu.
Ilmu komunikasi dalam hal ini Kominfo secara
kelembagaan yang paling mempunyai tanggung jawab
terhadap berbagai distraksi yang terjadi. Adapun

219
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

intelektual komunikasi seharusnya juga mengambil peran


dalam mencari solusi bagaimana teknolologi komunikasi
informasi mampu melaksanakan fungsinya membentuk
peradaban yang mulia bagi manusia penggunanya, salah
satunya mewujudkan komunikasi efektif.
Highlight: Teknologi komunikasi dan informasi
berkembang, namun tidak signifikan mewujudkan
komunikasi efektif. Teknologi komunikasi dan informasi
adalah alat, sedangkan isi pesan berupa pilihan kata
bahasa dan tanda merujuk pada pola tingkah laku
manusia dan pilihan media. Komunikasi efektif fokus
pada bagaimana pesan diolah dan disampaikan melalui
media apa dengan seperangkat tujuan pesan.

Karakteristik Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif merupakan pertukaran ide, pemikiran,


pengetahuan dan informasi agar penyajian pandangan
oleh pengirim dengan cara yang paling dipahami oleh
penerima. Alur pesan dari pemberi pesan kepada
penerima harus diterima dengan sempurna dan
meminimalisir adanya noise. Komunikasi efektif terdiri
dari; Karakteristik, Keterampilan, Makna dan Hambatan.
Model komunikasi Harold Dwight Laswell yaitu Who Says
What In Which Channel To Whom With What Effect?.
Paradigma Laswell tersebut menunjukkan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari
pertanyaan yang diajukan itu, yaitu: Komunikator (siapa
yang mengatakan?), pesan (mengatakan apa?), Media
(melalui saluran/channel/media apa?), Komunikan
(kepada siapa?), Efek (dengan dampak/efek apa?).
Berdasar model komunikasi tersebut maka komunikasi
efektif terwujud jika komunikator, komunikan, pesan,
media dan efeknya jelas. Jika sudah terdapat
komunikator, komunikan dan media maka prioritas

220
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

peningkatan nilai adalah pada pesan dan efeknya.


Sehingga dapat digambarkan sebagai karakteristik
komunikasi efektif;

Pesan ;
Jelas, Benar
Lengkap, Tepat
Keandalan
Pertimbangan
Penerima,
Sender’s Courtesy

No Karakteristik Keterangan

1 Jelas Sederhana, mudah dipahami dan


disusun secara sistematis untuk
mempertahankan kebermaknaannya
2 Benar Informasi tidak samar atau salah
dalam arti apa pun; itu harus bebas
dari kesalahan tata bahasa.
3 Lengkap Komunikasi adalah dasar
pengambilan keputusan. Jika
informasinya tidak lengkap, dapat
menyebabkan keputusan yang salah
4 Tepat Pesan yang dikirim harus pendek dan
ringkas untuk memfasilitasi
interpretasi langsung dan mengambil
langkah yang diinginkan.
5 Keandalan Pengirim harus yakin dari ujungnya
bahwa apa pun yang dia sampaikan
benar menurut
pengetahuannya. Bahkan penerima
harus memiliki kepercayaan pada
pengirimnya dan dapat mengandalkan
pesan yang dikirim
6 Pertimbangan Media komunikasi dan pengaturan
Penerima fisik lainnya harus direncanakan,
dengan memperhatikan sikap,
bahasa, pengetahuan, tingkat
pendidikan dan posisi penerima

221
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

7 Sender’s Pesan yang disusun harus


Courtesy mencerminkan kesopanan,
kerendahan hati dan rasa hormat
pengirim terhadap penerima
Menyampaikan pesan efektif merupakan hasil dari latihan
dan jam terbang. Semakin banyak berkomunikasi akan
menjadi pengalaman untuk memperbaiki cara
menyampaikan pesan dengan lebih baik. Dalam
berkomunikasi, hendaklah mengamati pesan teman
bicara agar mendapat banyak pengetahuan dan informasi.
Adapun respon dalam berkomunikasi harus jelas dan
tepat agar memberi dampak berdasar apa yang dipahami
dari pesan yang diterima. Kemampuan yang lain dalam
komunikasi efektif adalah kecerdasan emosional bersika
p tenang dalam menerima pesan dan memberi umpan
balik Pemilihan media yang tepat dibutuhkan untuk
komunikasi sesuai dengan situasi, prioritas pesan , sudut
pandang penerima, dll.
Kebenaran pesan lebih spesifik pada benarnya sumber
atau mengirim pesan berbasis data. Data harus
disesuaikan dengan standar kebenaran yang hakiki,
sehingga pesan yang tersampaikan memberi dampak
signifikan pada peningkatan kualitas hidup. Terdapat
pesan yang disampaikan baik di obrolan dunia nyata
maupun maya namun tidak memberi pengaruh pada
peningkatan kualitas hidup seseorang seperti memberi
pesan berupa gosip, berita kejelekan orang lain, berita
atau kalimat provokatif, hate speech atau bahkan kalimat
pesimis atau negatif. Dalam hal ini, ceruk tersebut harus
menjadi perhatian penting dalam penyusunan pesan
sebelum dikirim kepada penerima pesan. Informasi
informasi yang salah jika beredar dalam arus interaksi
mengakibatkan komunikasi efektif yang tidak produktif.

222
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

Kebutuhan kemampuan komunikasi efektif dapat


dipenuhi dengan;

Secara sederhana dapat dijelaskan dengan rincian;


1. Ketaatan: Seseorang harus memiliki keterampilan
mengamati yang tajam untuk mendapatkan lebih
banyak pengetahuan dan informasi.
2. Kejelasan dan Singkat: Pesan harus disusun dengan
kata-kata sederhana, dan harus jelas dan tepat untuk
menciptakan dampak yang diinginkan pada penerima.
3. Mendengarkan dan Memahami: Keterampilan paling
penting dalam diri seseorang adalah dia harus
menjadi pendengar yang baik, waspada dan sabar. Ia
harus mampu memahami dan menafsirkan pesan
dengan baik.
4. Kecerdasan Emosional: Seseorang harus sadar secara
emosional dan mampu mempengaruhi orang lain dari
dalam.

223
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

5. Self-Efficacy: Selain itu, dia harus memiliki keyakinan


pada dirinya sendiri dan kemampuannya untuk
mencapai tujuan komunikasi
6. Percaya Diri: Menjadi salah satu keterampilan
komunikasi yang penting, kepercayaan diri
meningkatkan kelayakan pesan yang disampaikan.
7. Respectfulness: Menyampaikan pesan dengan sopan
dan menghormati nilai, kepercayaan, pendapat dan
ide penerima adalah inti dari komunikasi yang efektif.
8. Komunikasi Non-Verbal: Untuk terhubung dengan
penerima dengan cara yang lebih baik, pengirim harus
melibatkan komunikasi sarana non-verbal juga. Ini
termasuk gerak tubuh, ekspresi wajah, kontak mata,
postur tubuh, dll.
9. Pemilihan Media yang Tepat: Pemilihan media yang
tepat untuk komunikasi juga merupakan
keterampilan. Anda perlu memilih media yang sesuai
dengan situasi, prioritas pesan, sudut pandang
penerima, dll.
10. Memberikan Umpan Balik: Komunikasi yang efektif
selalu merupakan proses dua arah. Seseorang harus
menerima dan juga memberikan umpan balik untuk
mengedepankan perspektif orang lain juga.

224
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

Hambatan Komunikasi Efektif

Hambatan yang Melibatkan Kata


Kata-kata memainkan peran penting dalam proses
komunikasi Setiap gangguan atau gangguan dalam cara
pesan disajikan dapat menyebabkan
miskomunikasi Berikut adalah berbagai jenis hambatan
komunikasi yang terkait dengan kata-kata:
1. Bahasa: Ini adalah media komunikasi Jika pengirim
menggunakan istilah teknis secara berlebihan,
penerima akan kesulitan untuk memahami pesan
dengan jelas.
2. Ambiguitas dan Penggunaan Abstraksi yang
Berlebihan: Meskipun pesan disajikan dalam konteks
yang tidak realistis atau tidak jelas yang melibatkan
banyak pengertian, penerima tidak akan dapat
terhubung dengan gagasan dengan benar.
3. Pesan Tidak Terorganisir: Ketika kata-kata tidak
diatur secara sistematis untuk membentuk pesan
yang kuat, akan kehilangan efisiensi dan maknanya.
4. Kelebihan Informasi: Efektivitas komunikasi
berkurang ketika seseorang terus berbicara untuk
waktu yang lama.

225
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

Hambatan yang Melibatkan Latar Belakang Orang


Orang-orang memiliki latar belakang yang berbeda,
misalnya budaya, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dll.
Atribut-atribut ini sangat mempengaruhi efisiensi proses
komunikasi Ini melibatkan hambatan terkait berikut:
1. Perbedaan Sikap: orang menolak untuk memahami
atau berubah pikiran ketika mereka telah
menetapkan pandangan mereka tentang topik
tertentu. Sikap mereka menghalangi tujuan
komunikasi
2. Perbedaan Demografis: Perbedaan usia, generasi,
jenis kelamin, status, tradisi, dll
3. Kurangnya Pengalaman atau Perspektif Umum:
Pengalaman seseorang mengembangkan perspektif
mereka dalam melihat sesuatu dengan cara
tertentu. Perspektif ini bervariasi dari orang ke orang.
4. Melompat ke Kesimpulan: Beberapa orang kurang
sabar dalam mendengarkan orang lain dan sering
melompat ke kesimpulan di antara komunikasi,
sehingga mengabaikan motif pesan.
Hambatan Fisik
Hambatan ini dapat dialami secara langsung tetapi
menantang untuk diatasi. Ini termasuk:
1. Jarak Fisik: Ketika orang berkomunikasi dalam jarak
jauh, mereka kehilangan aspek komunikasi non-
verbal, karena gerakan dan ekspresi penerima tidak
dapat ditafsirkan.
2. Kebisingan: Lingkungan atau sistem komunikasi
terkadang melibatkan kebisingan yang tidak
diinginkan yang mengganggu proses komunikasi
sehingga tidak efisien.

226
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

3. Hambatan Fisiologis: Salah satu hambatan paling


umum untuk komunikasi yang efektif adalah
kecacatan fisik orang yang terlibat. Beberapa di
antaranya adalah gangguan pendengaran,
penglihatan yang buruk, gagap, dll.
Hambatan-hambatan tersebut diatas semakin diperparah
jika terdapat umpan balik dan pengirim pesan menjadi
reaktif. Misalnya, dalam dunia nyata terdapat kelompok
diskusi dan terjadi perbedaan pendapat antar anggota
kelompok, ketika brain storming berlangsung pemberi
pesan diberi feed back oleh pendengar, kemudian pemberi
pesan melakukan serangan bukan berdasar pemikiran
namun berdasar masa lalunya atau berdasar
perbuatannya yang di luar konteks. Ilustrasi sederhana
adalah ketika beda pendapat, maka reaksi yang diberikan
seperti; kamu/anda itu terlalu fanatic dan anti
kebhinekaan, kamu/anda berpendapat seperti itu karena
tidak pernah mengecap kehidupan pondok jadi tidak tahu
belajar kitab !, anda terlalu berkiblat pada pemikiran
Noam Chomsky !, dan kata kata sejenis. Reaksi tersebut
tidak sesuai konteks komunikasi dan diskusi karena
sudah keluar dari koridor tema pemikiran yang sedang
didiskusikan. Dalam hal ini, jika pada pembukaan forum
diskusi dapat terbentuk komunikasi efektif maka tidak
menjamin jika masih terus bisa berlangsung komunikasi
efektif pada diskusi lanjutan.
Kehidupan media sosial tidak jauh berbeda dalam
mempertahankan tetap terjadinya komunikasi efektif.
Pengguna media sosial dari pejabat, pengusaha, artis,
pegawai bahkan rakyat biasa dapat memulai komunikasi
efektif namun banyak juga yang dijadikan sebagai media
menyindir, mengolok bahkan hate speech. Menilik dari isi
pesan dari pejabat Negara yang seharusnya mengayomi
rakyat sebagai amanahnya, mengirim pesan melalui
twitter “PPKM memberi kesempatan kepada saya nonton

227
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

serial sinetron Ikatan Cinta. Asyik juga sih, meski agak


muter-muter, tapi pemahaman hukum penulis cerita
kurang pas. Sarah yang mengaku dan minta dihukum
karena membunuh Roy langsung ditahan. Padahal
pengakuan dalam hukum pidana itu bukan bukti yang
kuat". Dalam cuitan tersebut berisi pesan pribadi yang di
publish. pesan tersebut menceritakan keseharian seorang
pejabat Negara dalam mengisi hari-hari selama PPKM.
pesan tersebut terlihat jelas dan sederhana untuk
dipahami, namun respon yang didapatkan adalah berupa
hujatan dan cibiran dari netizen.
Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa kejelasan pesan
tidak menjamin keefektifan pesan. Dari pesan dan respon
dari pembaca, salah satu yang dikritisi adalah
ketidakpekaaan pejabat Negara dengan apa yang terjadi di
Indonesia. Indonesia, secara khusus dalam kurun waktu
hampir dua tahun terakhir belum terbebas dari pandemi
Corona 19. Bahkan dalam beberapa bulan terjadi
gelombang lanjutan dengan tren lonjakan penderita covid
yang meningkat tajam. Dapat disimpulkan bahwa banyak
faktor yang membentuk komunikasi efektif dan menjaga
keefektifan selama berkomunikasi, karena dapat
dimungkinkan terjadi noise dalam respon atau umpan
balik ketika interaksi berjalan. Respon bisa berupa
sindiran yang justru menghilangkan makna isi pesan dan
fokus pembicaraan pecah dan berkembang liar.
Komunikasi menjadi tidak produktif, pengirim pesan dan
penerima pesan sama sama terjebak dalam emosional
sehingga jika pejabat maka akan mengurangi marwah dan
mengikis kepercayaan dari rakyat. Akibat dari pesan yang
sampai namun pesan tersebut tidak menyesuaikan
dengan keadaan sangat fatal dan dapat merusak generasi.
Generasi akhirnya tidak melihat teladan dalam
berkomunikasi dari pejabat di negaranya. Komunikasi
efektif sulit terbentuk dalam ranah individu dan
masyarakat serta Negara.

228
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

Bentuk Dan Penyajian Pesan

Bentuk dan teknik penyajian pesan merupakan salah satu


faktor menentukan berhasil tidaknya upaya persuasi
dalam komunikasi;
Adapun penentu pesan efektif ada 2, yaitu struktur pesan
dan daya tarik pesan;
1. Struktur pesan menunjukkan pengorganisasian pada
elemen-elemen dari pesan yaitu;
a. message sideness (sisi pesan),
b. order of presentation (urutan penyajian) dan
c. conclusion drawing (penarikan kesimpulan).
Adapun dalam message sideness terdapat pesan satu
sisi (one sided message) dan dua sisi pesan (two sided
message). Struktur pesan satu sisi merupakan
struktur pesan yang menekankan kepentingan
pengirim pesan dengan menyampaikan kelebihan
atau keuntungannya. Misalnya, seorang sales buku
menjual buku sekolah dengan menjelaskan
keunggulan buku dan betapa larisnya buku tersebut
di sekolah yang lain. Selain laris, buku tersebut juga
mempunyai harga khusus untuk sekolah dan
menjamin jika terdapat kerusakan dalam buku dapat
dikembalikan atau ditukar dengan yang baru.
Penjelasan tersebut dilakukan secara one side
message oleh sales agar sekolah tertarik untuk
membeli dan menyampaikan informasi tersebut
kepada orangtua murid. Pembelian buku di sekolah
biasanya berlangsung tiap tahun dan sekali
pembelian bisa 6 kelas sekaligus, sehingga penjelasan
untuk meyakinkan keunggulan buku dilakukan
secara maksimal oleh sales buku dan sales buku
mendapat langganan baru.

229
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

Adapun contoh pesan 2 sisi digambarkan seorang


motivator menyampaikan pesan tentang manfaat
literasi untuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas hidup. Motivator tersebut menjelaskan, buku
adalah jendela dunia. Pada buku tersebut terdapat
informasi yang berbasis data, sehingga dapat
dijadikan rujukan dalam menambah ilmu
pengetahuan. Pengetahuan yang didapatkan
diaplikasikan dalam memperbaiki tingkah laku,
menambah semangat hidup dan mengajarkan hal-hal
teknis yang praktis yang bisa diterapkan untuk
menyelesaikan berbagai persoalan. Misal ingin tahu
terkait cara memasak maka bisa mengupayakan baca
buku masak memasak maupun video youtube tentang
masak memasak. Intinya, literasi adalah kegiatan
penting untuk dilakukan tanpa ada penundaan. Jika
literasi tidak dilakukan maka ilmu dan pengetahuan
tidak bertambah dan menurunkan kualitas hidup.
Melalui gambaran diatas, terdapat perbedaan isi
pesan dan makna pesan yang tersirat dalam pesan
tersebut. Dalam pesan satu sisi, terdapat kepentingan
pengirim pesan yang dominan. Adapun pada pesan
dua sisi lebih menekankan pemahaman yang
menggambarkan keuntungan dari pihak penerima
pesan. Artinya, pengirim pesan sudah penyampaikan
pesan kepada penerima pesan, dalam pesan tersebut
menitikberatkan kepentingan motivator sebagai
komunikator dan komunikan. pesan disampaikan
dengan memberikan gambaran positif dan negatif dari
suatu produk. Sehingga komunikan paham betul
kelebihan maupun kekurangan dari isi pesan yang
disampaikan.
Kesimpulannya struktur pesan dua sisi lebih detail
dalam memberikan informasi bagi komunikan
sedangkan struktur pesan satu sisi hanya

230
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

menjelaskan dengan harapan mendapatkan


keuntungan dari informasi yang disampaikan. Faktor
yang mempengaruhi pesan satu dan dua sisi adalah
tingkat Pendidikan, pendapat khalayak tentang isu,
atau Pengenaan khalayak atas counter arguments.
Order of presentation (urutan penyajian) Climax versus
anti climax order berkaitan dengan teknik penyajian
pesan yang bersifat satu sisi (one sided). Model climax
order menunjuk pada cara penyusunan pesan,
dimana argument terpenting/terkuat dari isi pesan
ditempatkan pada bagian akhir. Jika argument
tersebut ditempatkan pada bagian awal, disebut
sebagai anti climax order, sementara jika ditempatkan
di tengah-tengah disebut sebagai pyramidal order.
Recency and primacy model berkaitan dengan
penyajian pesan yang bersifat dua sisi (two sided).
Primacy model menunjuk pada teknik penyajian atau
penyusunan pesan di mana spek-aspek positif
kekuatan dari ide satu produk ditempatkan pada
bagian awal, jika aspek-aspek positif/kekuatan dari
ide atau produk tersebut ditempatkan di bagian akhir
disebut recency model.
2. Daya Tarik Pesan
Dalam kegiatan komunikasi dikenal ada empat teknik
komunikasi yaitu, Informatif, Instruktif, persuasive
dan Human Relation.
Persuasi adalah kegiatan psikologis dalam usaha
mempengaruhi sikap, sifat, pendapat dan perilaku
seseorang atau orang banyak.
Kegiatan persuasi menggunakan cara komunikasi
yang berdasar pada argumentasi dan alasan-alasan
psikologis. Dalam usaha mempersuasi orang dengan
iklan makan perlu terlebih dahulu

231
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

mempertimbangkan dan memperhitungkan faktor


kebutuhan, dorongan jiwa, keinginan dan motivasi
masyarakat yang akan dituju.
Langkah-langkah yang bisa diambil dalam
melaksanakan persuasi yang lebih efektif yaitu
dengan mengarahkan tekniknuya melalui proses yang
sering disebut dangan A to A Procedure atau from
Attention ti action (Attention- interest-Desaire-decision–
action) Dalam komunikasi daya tarik pesan ada tiga
jenis atensi ( Attention) yaitu:
a. Involuntaru Attention:
Atensi yang membutuhkan hanya sedikit usaha
atau tanpa usaha sama sekali dari pihak
penerima pesan, sebagai contoh Suara yang keras
atau cahaya yang sangat terang.
b. Nonvoluntary Attention
Terjadi ketika seseorang tertarik kepada suatu
stimulus dan terus memberikan atensi karena hal
itu menarik baginya. Seseorang dalam situasi
tersebut tidak melawan ataupun menerima
stimulus tersebut pada awalnya, namun ia terus
memberikan atensi karena stimulus tersebut
mempunyai beberapa manfaat dan relevasi.
Iklan selalu berusaha mendapatkan nonvoluntary
attenstion dari seorang audience, karena dalam
sebagian besar situasi konsumen enggan meneliti
pesan iklan. Karenanya iklan harus menarik dan
mempertahankan atensi dengan atraktif dan
seringkali menghibur.
c. Voluntary Attention
Terjadi ketika seseorang bersedia memperhatikan
suatu stimulus. Sebagai contoh Seorang
konsumen yang mempertimbangkan untuk

232
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

membeli rumah misalnya, ia akan cenderung


mengarahkan perhatiannya kepada iklan-iklan
rumah, semisal membaca majalah yang
membahas tentang rumah.
Melalui pendekatan yang tersebut di atas,
diharapkan terbentuk arus komunikasi yang
berkualitas dan efektif. Peran komunikan yang
memahami pembentukan komunikasi efektif
sangat penting. Peran lain yang dibutuhkan
untuk keoptimalan terjadinya arus komunikasi
efektif adalah masyarakat yang terdidik dan
kooperatif untuk meningkatkan kualitas
komunikasi dan informasi, terakhir, butuh peran
Negara sebagai satu payung hukum yang paling
efektif untuk menciptakan atmosfer kualitas yang
baik pada sistem komunikasi Indonesia.

233
KARAKTERISTIK, BENTUK DAN TEKNIK PENYAJIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

Daftar Isi

Ais, Rohadatul (2020). Komunikasi Efektif di masa


Pandemi Covid 19. Tangerang Banten: Makmood
Publishing.
Cahyono, Arie (2019). Unggul Berkomunikasi. Ponorogo:
Penerbit Uwais inspirasi Indonesia.
Triono, Dwi Condro (2016). Ilmu Retorika untuk
Mengguncang Dunia. Yogyakarta: Irtikaz.
Zakaria, Zainuddin (2006). Komunikasi Efektif. Malaysia:
PTS Profesional.

Profil

Heny Triyaningsih
Penulis tertarik dengan komunikasi tanpa
menyadarinya sejak pemilihan jurusan di SMA 1
Sedayu, yaitu jurusan bahasa. Bidang media,
kepenulisan dan training menjadi kegiatan yang
menjadi ketertarikan sehingga sempat menjdi
peminpin redaksi buletin selama satu tahun, profesi wartawan
serta berbagai pelatihan motivasi salah satunya dari Kubik
Leadership yang menginisiasi berdirinya Lembaga Training
Lentera yang bertahan sampai 4 tahun dengan aktivitas
utamanya adalah memberi training motivasi kepada pelajar dan
mahasiswa. Penggalian ilmu komunikasi lebih terarah ketika
penulis kuliah di Universitas 17 Agustus Jakarta. Lulus tahun
2010 kemudian kegiatan kuliah terhenti untuk menjadi ibu
rumah tangga dengan segala kesibukan seorang ibu. Tahun
2015, semangat seorang penulis yang juga adalah emak emak
kembali muncul untuk menggenapkan rasa penasaran dengan
keunikan ilmu komunikasi, sehingga penulis memutuskan
untuk kuliah pasca sarjana di Universitas Gadjah Mada
mengambil konsentrasi kajian budaya dan media, lulus Oktober
2017. Saat ini beraktivitas di IAIN Madura. Korespondesi bisa
melalui email : h3ny.nusai@gmail.com

234
14
KARATERISTIK SALURAN
KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF

Ria Wuri Andary, S.Sos, M.I.Kom


Universitas Medan Area

Saluran Komunikasi
Saluran atau media merupakan alat atau sarana yang
digunakan untuk mengkomunikasikan pesan
mempengaruhi bagaimana khalayak akan menerima
pesan. Saluran komunikasi dapat merujuk pada metode
yang digunakan untuk berkomunikasi serta alat khusus
yang digunakan dalam proses komunikasi. Proses
komunikasi secara sederhana didefinisikan sebagai
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan dengan menggunakan saluran komunikasi.
Hal tersebut merupakan definisi singkat yang dibuat oleh
Lasswell (2000) bahwa cara yang tepat untuk
menerangkan suatu tindakan komunikasi adalah
menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa
yang disampaikan, melalui saluran apa yang dipakai,
kepada siapa serta apa pengaruhnya (efek). Pengaruh atau
efek yang diharapkan dari penyampaian pesan adalah

235
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

perubahan yang terjadi pada penerima pesan (komunikan


dan khalayak), apakah diterima baik atau tidak sesuai
dengan keinginan komunikator. Jika pesan yang
disampaikan baik dan diterima oleh komunikan dan
khalayak maka pesan tersebut efektif.
Menurut Berlo (1960) bahwa saluran komunikasi, yaitu:
1) saluran sebagai alat pembawa pesan, 2) saluran yang
dilalui oleh alat pembawa pesan, 3) media yang
memungkinkan alat pembawa pesan itu melalui jalan
atau saluran yang harus dilaluinya, dan 4) media yang
dapat dijadikan sarana untuk berkomunikasi.
Adapun menurut Cohen (1984) bahwa saluran
komunikasi adalah alat atau media yang dapat
dimanfaatkan oleh individu-individu atau kelompok serta
organisasi yang berkomunikasi untuk menyampaikan
pesan-pesan (messages) mereka. Saluran komunikasi
adalah alat melalui mana sumber komunikasi
menyampaikan pesan-pesan (messages) kepada penerima
(receiver). Saluran dianggap sebagai penerus/penyampai
pesan yang berasal dari sumber informasi kepada tujuan
informasi.
Secara konseptual ada tiga macam saluran atau media
komunikasi, yaitu saluran antar pribadi, media massa
dan penggabungan antara saluran antar pribadi dan
media massa. Semakin beraneka ragam saluran/media
yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkomunikasi,
akan memberikan pengaruh bagi komunikan atau
khalayak. Karena selain jumlah informasi menjadi lebih
beraneka ragam, lengkap dan biasanya juga akan lebih
bermutu, semakin memberikan kejelasan terhadap
inovasi yang diterimanya.
Saluran/media antar pribadi (inter-personal), adalah
saluran yang memungkinkan para pihak yang
berkomunikasi dapat berkomunikasi secara langsung,

236
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

baik dengan tatap muka (percakapan antar individu,


diskusi dalam kelompok kecil, pertemuan di dalam
maupun di luar ruangan), atau menggunakan alat (seperti
melalui telepon, chating lewat internet, dan menggunakan
teleconference).
Lionberger dan Gwin (1982), mengemukakan dua ciri yang
harus diperhatikan dalam penerapan saluran antar
pribadi, yaitu: 1) Saluran antar pribadi sebenarnya
merupakan saluran ganda (multi channels), di dalam
berkomunikasi tatap muka memperhatikan bahasa yang
digunakan, serta menyangkut ekspresi raut muka,
pakaian yang dikenakan, tingkat kelantangan suara,
waktu dan tempat yang tepat untuk berkomunikasi. 2)
Saluran antar pribadi sering menghadapi hambatan
(barrier) yang berupa: kesenjangan budaya, generalisasi
yang salah, serta perilaku yang mencurigakan.
Saluran media massa adalah segala bentuk media massa
(media cetak, media elektronik, dan multi media) yang
dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkomunikasi
untuk menyampaikan pesan-pesan. Media cetak adalah
surat kabar, tabloid, majalah, jurnal ilmiah, poster, leaflet,
serta brosur. Media elektronik dapat berbentuk audio
suara (seperti radio, tape recorder dan compact disc), atau
audio visual (seperti film, TV,VCD). Serta multimedia
merupakan segala bentuk produk media (cetak dan audio
visual) yang digabungkan dalam satu paket media
komunikasi. Media massa biasanya lebih efektif dan lebih
murah untuk mengenalkan inovasi, memberikan
informasi dan manfaat, tetapi saluran/media juga
memiliki kelemahan-kelemahan yang mencakup: 1) Pesan
yang disampaikan sering kurang jujur, 2) Bahasa dan
kalimat (istilah) yang digunakan seringkali kurang akrab
dengan masyarakat penerima manfaatnya, 3) Isi pesan
sering kurang memperhatikan kebutuhan pembangunan
masyarakat, 4) Isi pesan sering kali terlalu berorientasi

237
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

kepada masalah-masalah teknis, 5) Isi pesan kurang


memperhatikan sistem nilai yang berlaku di dalam
masyarakat. Forum media adalah saluran komunikasi
yang berupa sekelompok kecil orang yang dapat saling
tatap muka untuk berkomunikasi (mendiskusikan pesan-
pesan tertentu) yang diterima media massa. Bentuk-
bentuk forum media yang dapat kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari adalah: kelompok belajar,
kelompok pendengar (kelompok pendengar, pembaca, dan
pemirsa televisi). Dalam komunikasi terutama
komunikator harus mampu mengidentifikasi dan
sekaligus memilih saluran/media yang efektif.
Pilihan terhadap penggunaan saluran komunikasi banyak
tergantung pada maksud dan tujuan komunikasi. Saluran
media massa akan berperan secara efektif dalam merubah
pendapat (misalnya, menambah pengetahuan dan
wawasan khalayak), sedangkan komunikasi antar pribadi
umumnya lebih efektif dalam merubah sikap. Pesan-
pesan melalui media massa memang kurang kuat dalam
merubah sikap, kecuali kalau pesan-pesan tersebut
justru memperkuat nilai-nilai dan kepercayaan (belief)
penerimanya, sedangkan pesan-pesan yang bertentangan
akan disaring melalui tingkat selektivitas khalayak itu
sendiri. Dalam komunikasi yang menggunakan saluran
media massa, gangguan sering terjadi (noise), baik karena
mutu peralatan, ketepatan gelombang radio, dan
gangguan cuaca. Sedang komunikasi yang menggunakan
saluran antar pribadi gangguan yang terjadi seringkali
disebabkan oleh karakteristik pribadi dari pihak-pihak
yang berkomunikasi berupa: citra diri, nilai-nilai,
kesenjangan sosial ekonomi, kesenjangan umur, jenis
kelamin, agama serta etnis. Selaras dengan macam
saluran komunikasi yang digunakan. Pada beberapa
keterangan diatas bahwa saluran komunikasi merupakan

238
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

mata rantai yang harus dilalui pesan untuk sampai


kepada tujuan.
Karakteristik Saluran Komunikasi
Pada bab sebelumnya merupakan pemahaman tentang
saluran komunikasi, dimana saluran komunikasi adalah
alat atau sarana yang digunakan untuk
mengkomunikasikan pesan mempengaruhi bagaimana
khalayak akan menerima pesan. Saluran media massa
akan berperan secara efektif dalam merubah pendapat
(misalnya, menambah pengetahuan dan wawasan),
sedangkan komunikasi antar pribadi umumnya lebih
efektif dalam merubah sikap. Karakteristik saluran
komunikasi antar pribadi ini, baik langsung maupun
kelompok bersifat lebih persuasif dibandingkan dengan
media massa. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor:
1. Penyampaian pesan bisa dilakukan secara langsung
pada khalayak yang dituju, bersifat pribadi dan
manusiawi.
2. Dapat dilakukan secara lebih terperinci dan lebih
fleksibel disesuaikan dengan situasi dan kondisi nyata
3. Keterlibatan khalayak dalam proses komunikasi
cukup tinggi
4. Komunikator atau sumber dapat langsung
mengetahui reaksi, umpan balik dan tanggapan dari
khalayak atas isi pesan yang disampaikannya.
5. Komunikator atau sumber dapat segera memberikan
penjelasan apabila terdapat kesalahpahaman atau
kesalahan persepsi dari pihak yang menerima pesan
atau khalayak atas pesan yang disampaikannya.
Karakteristik saluran komunikasi media massa adalah
sebagai berikut :

239
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

1. Bersifat melembaga, yaitu pihak yang mengelola


media terdiri dari banyak orang, mulai dari
pengumpulan, pengelolaan sampai dengan penyajian
informasi.
2. Bersifat satu arah, yaitu komunikasi yang dilakukan
kurang memungkinkan terjadinya dialog antara
komunikator dengan komunikan. Kalaupun ada
umpan balik biasanya memerlukan waktu dan
tertunda.
3. Meluas dan serempak, yaitu dapat mengatasi
rintangan waktu dan jarak, karena memiliki
kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan,
dimana informasi yang disampaikan diterima oleh
khalayak pada saat yang sama
4. Menggunakan peralatan teknis, seperti radio, televisi,
surat kabar dan sebagainya
5. Bersifat terbuka, yaitu pesan dapat diterima oleh
siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis
kelamin, dan suku. (Cangara, 2006:122)
Karakteristik saluran komunikasi media massa ini
memiliki daya jangkau khalayak yang luas, bahkan tidak
terbatas dengan kemampuannya yang cepat. Saluran
komunikasi media massa dalam hal ini tidak terbatas
hanya pada surat kabar, televisi, radio, tetapi juga
berbagai media lain, seperti billboard, leaflet, booklets, dan
lainnya. Media dapat menentukan sampai tidaknya suatu
pesan yang disampaikan kepada khalayak. Dampak
pesan yang disampaikan melalui saluran ini hanya
menyentuh aspek kognitif. Jika khalayak tersebar maka
saluran komunikasi media massa ini mampu
menjangkaunya.
Saluran komunikasi adalah perantara dalam
penyampaian informasi dari komunikator kepada

240
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

komunikan yang bertujuan untuk efisiensi penyebaran


informasi atau pesan tersebut. Menurut Suryanto (2015:
187-188) saluran komunikasi memiliki beberapa fungsi
yaitu; a. Efektifitas yaitu mempermudah kelancaran
penyampaian informasi. b. Efisiensi yaitu mempercepat
penyampaian informasi. c. Konkret yaitu membantu
mempercepat isi pesan yang bersifat abstrak. d. Motivatif
yaitu menambah semangat untuk melakukan
komunikasi.
Khalayak dan Karateristiknya
Khalayak merupakan kajian yang dipelajari lebih awal
dari teori-teori komunikasi. Teori khalayak sendiri adalah
teori yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana
seorang khalayak dalam mendengar, menerima dan
menanggapi sebuah teks. Karena kecenderungan
khalayak selalu berkembang, tidak statis tapi juga tidak
selamanya dinamis. Maka akan lebih mudah melakukan
pendekatan apabila kita memahami karakteristik dari
khalayak tersebut. Khalayak selalu berkembang
mengikuti bagaimana teknologi yang juga berkembang.
Berangkat dari sebuah teknologi tulisan yang menjadikan
mereka ada dan berkembang pada teknologi digital seperti
saat ini. Ketika dulu khalayak hanya pasif dan kini bisa
menjadi aktif dengan perubahan teknologi. Dari sanalah
kita dapat mengetahui bagaimana cara atau langkah yang
tepat dalam menghadapi khalayak.
Menurut Hiebert (Nurudin, 2007:105-106) khalayak
dalam komunikasi massa memiliki 5 karakteristik, yaitu :
1. Khalayak cenderung berisi individu-individu yang
memiliki ketertarikan untuk berbagi pengalaman dan
dipengaruhi bagaimana hubungan sosial antara
mereka.

241
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

2. Khalayak cenderung besar, yaitu khalayak tersebar


dalam berbagai jangkauan sasaran media massa.
Namun, ukuran besar tersebut menjadi relatif. Karena
disetiap media pasti memiliki jumlah khalayak yang
berbeda, dan itu masih bisa disebut dengan khalayak
tanpa mengurangi makna.
3. Khalayak cenderung heterogen, yaitu khalayak
berasal dari berbagai lapisan masyarakat dan
berbagai kategori sosial.
4. Khalayak cenderung anonim, yaitu antar individunya
tidak saling mengenal. Yang berarti pada sebuah
kelompok komunikasi khalayak tidak dapat mengenal
antar individu secara keseluruhan karna jangkauan
yang besar tersebut.
5. Khalayak secara fisik dipisahkan dengan
komunikator.
Khalayak mempunyai alasan tersendiri dalam penerimaan
dan penginterpretasian pesan. Kemampuan komunikator
menjadi salah satu pertimbangan khalayak menerima dan
menginterpretasikan pesan. Kemampuan komunikator
dapat menjadi alasan mengapa khalayak dapat menerima
pesan dan melakukan interpretasi yang sesuai.
Sebaliknya, jika tidak percaya pada kapabilitas
komunikator, khalayak dapat bereaksi negatif atau
menolak. Namun, semua itu tidak akan berarti jika kita
tidak melihat pada khalayaknya.
Beberapa yang mempengaruhi suatu pesan terbentuk dari
sudut pandang khalayak antaranya:
1. Karakteristik khalayak. Jika komunikator tidak
memperhatikan bagaimana karakteristik khalayak,
maka bisa saja pesan yang ingin disampaikan malah
tidak sampai.

242
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

2. Kebutuhan khalayak. Sebuah pesan dapat terbentuk


ketika ada sebuah masalah. Pesan tersebut bisa saja
menjadi sebuah solusi masalah masyarakat atau juga
membuka pikiran untuk dapat menemukan suatu
solusi. Jika komunikator menyampaikan suatu pesan
yang mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan
khalayak, bisa saja tidak ada yang tertarik untuk
mendengar dan memperhatikan. Yang terjadi pesan
lagi lagi tidak tersampaikan dengan baik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pesan dapat
terbentuk karena dipengaruhi oleh kecenderungan
internal dan eksternal. Pada proses komunikasi terutama
pada komunikasi massa selalu ada seleksi hingga
terbentuk khalayak bagi isu-isu tertentu. Artinya,
media/saluran dan khalayak sama-sama melakukan
seleksi untuk menentukan agenda media dan agenda
khalayak (Rivers, Jensen, dan Peterson, 2003: 302-303).
Prinsip Prinsip Khalayak
Setiap jenis saluran atau media mempunyai karakteristik
khalayaknya masing-masing. Khalayak majalah, radio,
surat kabar, televisi, new media, dan social media
mempunyai karakteristik berbeda satu sama lain.
Menurut Rivers, Jensen, dan Peterson (2003: 306),
berdasarkan hasil penelitian, terdapat empat prinsip
umum khalayak, yaitu:
1. Prinsip semua atau tidak sama sekali
Pada pemikiran Paul Lazarfeld dan Patricia Kendall,
seseorang yang kerap melakukan penelitian pada
suatu media, biasanya akan menyukai jenis media
lain. Sedangkan mereka yang tidak menyukai satu
jenis media, biasanya tidak menyukai jenis media
lainnya. Setiap orang adalah khalayak bagi beberapa
media.

243
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

2. Prinsip pendidikan
Pada umumnya orang yang berpendidikan lebih
banyak menggunakan media meskipun ada variasi
untuk media tertentu, terutama media cetak, seperti
surat kabar dan majalah. Tingkat pendidikan tidak
banyak berhubungan dengan pemilihan media
elektronik atau media siaran. Media bacaan lebih
digemari oleh mereka yang berpendidikan tinggi,
sedangkan televisi dan radio lebih digemari oleh
mereka yang hanya berpendidikan sekolah menengah.
3. Prinsip ekonomi
Semakin tinggi penghasilan akan semakin tinggi
tingkat penggunaan media. Namun, prinsip ini hanya
berlaku untuk media cetak. Kecenderungannya,
mereka yang berpenghasilan tinggi lebih gemar
membaca dibandingkan dengan yang berpenghasilan
rendah.
4. Prinsip usia
Semakin tinggi usia seseorang, semakin besar
kecenderungannya menggunakan media untuk hal-
hal serius, seperti untuk menunjang pekerjaan dan
meningkatkan kualitas hidup. Pembaca usia lanjut
lebih banyak jumlahnya dibandingkan pembaca usia
muda, khususnya untuk surat kabar dan media cetak
lainnya dengan tema masalah-masalah sosial. Untuk
media elektronik atau siaran, penonton usia lanjut
lebih menyukai program berita, diskusi, dan
sejenisnya. Untuk radio, pendengar usia tua lebih
menyukai musik klasik, jazz, program keagamaan,
dan kuis (karena dapat menambah pengetahuan).
Sedangkan mereka yang berusia muda lebih
menyukai acara-acara yang sesuai dengan
kegemarannya.

244
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Khalayak berpengaruh kuat dalam komunikasi, dimana


realitas khalayak sebagai pengguna saluran/media
komunikasi tidak hanya sekadar menjadi konsumen
media dan terpisah dari proses produksi informasi akan
tetapi khalayak memerankan dua posisi sekaligus, yakni
sebagai konsumen dan produsen. Kekuatan khalayak
dalam memproduksi konten/isi pesan kemudian harus
dilihat sebagai pergeseran dari konsep penyiaran yang
hanya mengandalkan satu sumber semata.
Saluran Komunikasi dan Khalayak dalam Komunikasi
yang Efektif
Dalam Proses komunikasi harus ditentukan saluran-
saluran yang dilalui, menurut Scoot M Cultip dan Allen
dalam bukunya yang berjudul "Effective Public Relations"
diuraikan beberapa faktor agar komunikasi berlangsung
efektif yang dinamakan dengan "The Seven
Communication" atau 7C meliputi :
1. Credibility (keterpercayaan) Maksudnya antara
komunikator dan komunikan terdapat rasa saling
percaya.
2. Context (pertalian) Maksudnya komunikasi dapat
terjadi kalau sikon setempat tidak ada gangguan
antara komunikator dengan komunikan serta sarana
/ media komunikasi saling berkaitan.
3. Content (Isi) Artinya komunikator dapat
menyampaikan pesan kepada komunikan dalam hal
ini komunikan dapat memahami maksud
komunikator sehingga komunikator merasa puas.
4. Clarity (kejelasan) Adalah komunikator harus
menyampaikan pesan / berita secara jelas istilahnya
pun harus jelas sehingga tercapainya tujuan.
5. Continuity and consistency (kesinambungan dan
konsistensi) Artinya komunikasi berlangsung terus

245
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

dan pesan/berita tidak saling bertentangan (tidak


berubah-ubah/tetap)
6. Capability of Audience (kemampuan pihak penerima)
Maksudnya komunikator harus memperhatikan
kemampuan komunikan (pihak penerima) dalam
menerima pesan, agar tidak terjadi kesalah fahaman.
7. Channels of Distribution (saluran penerimaan berita)
Artinya komunikasi harus menggunakan media / alat
komunikasi yang sudah biasa digunakan oleh umum,
misalnya media cetak (surat kabar, majalah) media
elektronik (telepon, televisi)
Pada dasarnya khalayaklah yang mencerna dan
menterjemahkan pesan yang disampaikan atau
meneruskan pesan sesuai dengan tujuan dari proses
komunikasi, khalayak juga dengan kesadarannya akan
memilih saluran dan isi pesan yang akan diminati. Salah
satu karateristik baru adalah interaksi di saluran
bermedia atau media internet. Khalayak dianggap sekadar
menerima berita/informasi dari media dan tidak memiliki
kuasa untuk memberikan timbal balik. Munculnya media
internet memberikan semacam penyaluran bagi khalayak
untuk berinteraksi tidak hanya di antara khalayak
semata, melainkan juga dengan pihak media. Secara
teknologi bahkan media-media internet memberikan
ruang yang cukup di bagian bawah pemberitaan untuk
komentar maupun kritik dari khalayak. Interaksi tersebut
yang membuat komunikasi menjadi efektif, dimana
khalayak lebih kritis, memberikan kritik dan saran serta
pemahaman. Saluran komunikasi media baru
memberikan fasilitas kepada setiap khalayak untuk
melakukan kontrol sosial, menggunakan saluran media
baru sebagai ruang publik, sampai pada kesadaran akan
kesamaan dalam strata sosial.

246
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Pada era media baru saat ini, saluran komunikasi menjadi


panduan dalam pemilihan komunikasi efektif. Adapun
pertanyaan yang memandu khalayak dalam memilih
saluran komunikasi apa yang efektif. Antara lain adalah :
1. Saluran apa yang yang biasa digunakan/dipercaya
oleh khalayak. Maksudnya adalah pikirkan tentang
perilaku khalayak, sumber atau saluran apa yang
sudah khalayak gunakan/tanggapi. Tujuan
komunikasi harus jelas karena banyak saluran
komunikasi yang digunakan untuk memberikan
informasi, salah satunya adalah memberikan
informasi yang singkat dari informasi yang relevan.
2. Sumber apa yang cocok. Misalnya (1). Menggunakan
saluran komunikasi bermedia atau saluran
komunikasi dengan penyebaran melalui internet,
yang sering khalayak akses dengan mudah. (2) Jika
sumber yang cocok dilakukan dengan cara langsung,
seperti acara, peliputan media, video akan
membutuhkan waktu dan anggaran, serta pastinya
akan membutuhkan sumber daya sebagai ahli khusus
dalam bidang tersebut.
3. Komunikan juga perlu menggunakan berbagai
saluran untuk mencapai tujuan komunikasi. Seperti
beberapa contoh di bawah ini :
COMMUNICATIONS GOOD FOR CONSIDER
CHANNEL (Baik Untuk) (Pertimbangan)
(Saluran
Komunikasi)

247
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Social media (eg Menemukan atau Content:


Twitter, Facebook, membuat jaringan siapakah yang
Intagram) dengan akan
minat/spesialisasi menanggapi
khusus; secara berkala,
membangun menanggapi
profil, khalayak untuk
mengarahkan ke membangun
saluran hubungan, atau
komunikasi bagaimana
(website atau komunikan
blog); menjaga dapat
hubungan, menggunakan
bertukar saluran ini
informasi, untuk promosi
berinteraksi atau
dengan sesama memperkenalkan
dan menjangkau berbagai
berbagai wilayah. informasi
Blogs, Online Blogs : Blogs : isi menarik,
Network, Mobile pembelajaran dan tempat
technology/SMS/ berbagi berargumen
mobile apps pengetahuan, Online network :
konten media mudah membuat
sosial, tempat grup di sosial
untuk khalayak media, namun
yang berfikiran harus aktif untuk
sama saling
Online Network : berkomunikasi
memfasilitasi Mobile Technology :
pertukaran Apakah isi pesan
informasi, atau informasi
membangun dapat memenuhi
komunitas kebutuhan
Mobile Technology: khalayak ?
mengirimkan
pesan/informasi
singkat dengan alat
yang sederhana

248
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Film/animation Menciptakan Sumber daya dan


hubungan anggaran;
emosional dengan bagaimana
berbagai tujuan mempromosikan,
komunikasi dengan mendistribusikan
menceritakan atau dan membuat
mengilustrasikan anggaran
informasi. investasi kembali.
Durasi: jika film
online dibuat
sesingkat
mungkin (1-3
menit sebagai
aturan umum).
Website (and/or Kredibilitas, Waktu dan sumber
intranet sites) mendeskripsi- daya untuk
kan berbagai pemngembangan
peerjaan, berkelanjutan,
merekrut anggota kemampuan untuk
baru, bertukar tetap meng-up date
informasi dan informasi, analisis
akses lebih untuk mengevaluasi
mudah. penggunaan/
dampak.
Merchandise or Merchandise : Anggaran : apakah
display materials Tahan lama, relevan dan apakah
(posters, mouse seperti ucapan mewakili perasaan
mats, wall charts, terimakasih atau khalayak.
Christmas cards, dukungan dan
screensavers, pens, perayaan
certificates, keberhasilan
infographics) serta
kebahagiaan.
Advertising Pesan penjualan Apakah mampu
yang mengukur
disampaikan keefektifan
lebih jelas dan informasi dan biaya
mengendalikan yang dikeluarkan?
bagaimana pesan
diterima

4. Beberapa saluran digital atau saluran internet yang


menjadi pertimbangan komunikan untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak. Berikut
contohnya :

FORMAT USES, BENEFITS AND CONSIDERATIONS

249
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Video
•• Baik ditampilkan pada acara pertemuan,
seminar, rapat dll.

• Menghidupkan suasana, ide, konsep dan


cara menarik untuk menceritakan kisah
dan perspektif khalayak.

• Kombinasi antara lisan, tulisan dan visual


dan meningkatkan isis pesan.
Animation
•• Dapat berkreasi dengan visual dalam
menyampaikan ide-ide yang kompleks
dan merubah perspektif khalayak
• Menggunakan animasi memiliki biaya
yang cukup mahal baik produksi
maupun sumber daya
Infographic
• Komunikasi visual data dengan

bagan sederhana dengan
menggambarkan informasi data
dengan cepat
• Lebih interaktif dengan
penggunaan gambar
Jika diperhatikan karakteristik masing-masing saluran
komunikasi, saluran manakah yang efektif dalam
mencapai sasaran komunikasi termasuk khalayak.
Jawabannya sudah tentu kembali kepada sifat saluran
komunikasi serta kebiasaan khalayak dalam menentukan
saluran komunikasi itu sendiri. Sebab bagaimanapun
saluran komunikasi jika saluran komunikasi tersebut
tidak dimiliki oleh khalayak, sudah tentu informasi yang
disampaikan tidak akan sampai ke khalayak itu sendiri

250
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Daftar Pustaka
Ali Imran, Hasyim. (2012). Media Massa, Khalayak Media,
The Audeince Theory, Efek Isi Media, dan Fenomena
Diskursif”. Jurnal Studi Komunikasi dan Media. Vol.
16 No. 1
Ardiyanto, Elvinaro dan Erdinaya Komala Lukiati. (2005).
Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung.
Simbiosa Rekatama Media.
Berger, dkk. (2014). Handbook Ilmu Komunikasi.
Bandung. Nusa Media.
Berlo, David K. (1960). The Process of Communication: An
Introduction to Theory and Practice New York. Holt,
Rinehart and Winston
Budiargo, Dian. (2015). Berkomunikasi ala Net
Generation. Jakarta. PT Elex Media Komputindo
Kompas Gramedia.
Cangara, Hafied. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi.
Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Effendy, Onong Uchjana. (2001). Ilmu komunikasi Teori
dan Praktek. Bandung. Remaja Rosda Karya
Gamble, T. Kwal. (2005). Communication Work. New York.
The McGraw-Hill Companies
Lionberger, H.F. dan P.H. Gwin. (1982). Communication
Strategies: A Guide for Agricultural Change &
Publishers Agents. Illinois. The Interstate Printers.
Nasrullah, Rulli. (2014). Teori dan Riset Media Siber
(Cybermedia). Jakarta. Kencana.
Nasrullah, Rulli. (2015). Media Sosial, Perspektif
Komunikasi, Budaya, Dan Sosioteknologi. Bandung.
Remaja Rosdakarya.
Nasrullah, Ruli. (2018). Riset Khalyak Digital Perspektif
Khalayak Media dan Realitas Virtual di Media Sosial.
Jurnal Sosioteknologi, Vol.17 No.2.
Nuruddin. (2004). Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta.
Raja Grafindo Persada.

251
KARATERISTIK SALURAN KOMUNIKASI DAN KHALAYAK
DALAM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Raja


Gafindo Persada. Jakarta.
Suryanto. (2015). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung:
CV Pustaka Setia.
Wahid, Umaimah Dr. (2016). Komunikasi Politik, Teori,
Konsep, Dan Aplikasi Pada Era Media Baru. Bandung.
Simbiosa Rekatama Media
Wiliam L. Rivers, Jay W. Jensen Theodore Peterson.
(2004). Media Massa dan Masyarakat Modern,
Jakarta, Prenada Media.

Profil Penulis
Ria Wuri Andary. Penulis Lahir Di Kota Tanjung
Morawa, kota kecil di perbatasan Kota Medan
Sumatera Utara. Mengejar impian untuk menjadi
pengajar dari desa ke kota menjadi motivasi
penulis untuk memberikan ilmu terbaik bagi
masyarakat. Ketertarikan penulis terhadap ilmu
komunikasi dimulai pada tahun 2003 silam. Hal
tersebut membuat penulis memilih untuk masuk ke dunia
pendidikan Perguruan Tinggi pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik dengan memilih Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Sumatera Utara dan menjadi Sarjana Ilmu
Komunikasi di tahun 2009. Kemudian melanjutkan pendidikan
ke Perguruan Tinggi di Magister Ilmu Komunikasi Universitas
Sumatera Utara dan berhasil lulus pada tahun 2015.
Penulis menjadi pengajar di Fakultas Ilmu Sosial Politik pada
Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Medan Area mulai
tahun 2017 hingga saat ini. Penulis menjadi tertarik pada dunia
menulis karena untuk mewujudkan karir sebagai dosen
profesional, penulis pun aktif sebagai peneliti dibidang
kepakarannya tersebut. Selain peneliti, penulis terus belajar
menulis buku dan berbagai penelitian dengan harapan dapat
memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Email Penulis: andarezta13@gmail.com

252

Anda mungkin juga menyukai