DISUSUN OLEH :
D3 – 4A
KELOMPOK 1
DOSEN PENGAMPU :
ASISTEN DOSEN :
DECHANIA SAMURA
NIDA LARASATI
YOGA YUDHISTIRA
JADWAL PRATIKUM :
PEKANBARU
2021
OBJEK II
I. TUJUAN
Granulometri : Untuk melihat keseragaman dari ukuran
granul.
BJ nyata : Untuk mengetahui kecepatan aliran dan
kesesuaian ukuran tablet (diameter atau ketebalan).
Kadar air : Mengontrol kandungan lembab granul
sehingga dapat mengantisipasi masalah yangterjadi
selama proses pengempaan tablet, terutama kandungan
lembab menjadi fakto rpenyebabnya. Mengontrol K.L granul
berkaitan dgn pertumbuhan mikroba, jika granul tidak
langsung dikempa menjadi tablet.
Bahan :
2. Bobot Jenis
a) Bobot jenis nyata sebelum pemampatan atau ruahan
Timbang 100 gram serbuk atau granul
Masukkan ke dalam gelas ukur yang terdapat pada
alat tap volumeter kemudian ratakan granul secara
perlahan.
Amati volume serbuk atau granul dengan
mengamati garis batas pada gelas ukur - Hitung BJ
nyata atau ruahan
b) BJ nyata setelah pemampatan
Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul
kemudian ratakan secara perlahan.
Mampatkan granul dengan menjalankan alat
sebanyak 1250 x hentakan dengan alat tap
volumeter . BJ = bobot granul atau volume granul
273.
Lihat volume setelah pemampatan (A
Lakukan pemampatan kedua kalinya dengan
menjalankan alat sebanyak 1250 x hentakan dengan
alat tap volumeter .
Lihat volume setelah pemampatan (B).
Bila selisih antara A dan B tidak lebih dari 2 cm³
maka A adalah volume mampat, maka bobot jenis
mampat dapat dihitung.
3. Kecepatan alir
Letakkan corong dengan keadaan lobang corong tertutup
pada suatu ketinggian yang dikehendaki (H) di atas kertas
grafik yang terletak pada bidang horizontal.
Timbang granul yang akan diukur sebanyak 30 g
Granul dituang perlahan-lahan ke dalam corong, kemudian
buka tutup lobang corong dan catatlah waktu yang
diperlukan granul untuk mengalir menggunakan stopwacth
4. Kadar air
Timbang granul sebanyak 1 g di atas nampan logam
(aluminium).
Nyalakan alat, cek suhu pada 70 C
Penetapan kandungan lembab dapat di atur skalanya pada
alat (% hilang atau g hilang).
Penetapan dihentikan setelah dicapai angka konstan
VII. HASIL
VIII. PEMBAHASAN
IX. KESIMPULAN
X. DAFTAR PUSAKA
American Pharmaceutical Association. 1994. Handbook of
Pharmaceutical.
Anief M., 1987. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta :
EGC Press.
Ansel, H.C., Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat,
Universitas Indonesia Press, Jakarta
Departemen Kesehatan Republic Indonesia. 1979. Farmakope
Indonesia, edisi ketiga. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
Departemen kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV.
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Syamsuni, Drs. H. A., Apt.2007. Ilmu Resep. Jakarta: EGC