FARMAKOLOGI II
DISUSUN OLEH :
D3 – 4A
KELOMPOK 4
DOSEN PENGAMPU :
ASISTEN DOSEN :
DECHANIA SAMURA
GUSWAN FERDIAN
JADWAL PRATIKUM :
PEKANBARU
2021
OBJEK II
ANTIKOAGULAN
I. TUJUAN
Mengetahui dan memahami mekanisme kerja yang mendasari
manifestasi efek toksisitas antikoagulant dan koagulansia.
Memahami bahaya penggunaan obat-obatan tersebut diatas dan obat
lain yang berefek pada pembekuan darah.
Bahan :
Vitamin K 1mg/kgbb (ip)
Natrium sitrat 100mg/kgbb (ip)
Asetosal 100mg/kgbb (ip)
Heparin 1000unit/kgbb (ip)
V. HASIL
1 gr
VAO Na CMC = x 27 gr = 0,27
100 ml
ml
1 gr
VAO Nacl = x 27 gr = 0,27
100 ml
ml
0,27 x 100 mg/kgbb
VAO Asetasol = = 0,25 ml
10 mg/ml
0,33 x 200 mg/kgbb
VAO Asetasol = = 0,66 ml
10 mg/ml
0,030 x 0,26 mg/kgbb
VAO As Traneksamat = = 0,3
0,03 mg/ml
ml
0,032 x 0,052 mg/ kgbb
VAO As Traneksamat = = 0,64
0,03 mg/ml
VI. PEMBAHASAN
Pada penelitian ini setiap kelompok akan melakukan pratikum
antikoagulan, setiap kelompok masing-masingnya diberi perlakuan yang
berbeda. Mencit kelompok kontrol diinjeksikan dengan NaCl sedangkan
mencit kelompok lainnya disuntikkan dengan heparin, vitamin k dan asetosal
dalam dosis tertentu. Pemberian obat ini berguna untuk memperpanjang atau
mempersingkat waktu pendarahan. Heparin digunakan sebagai salah satunya
karena merupakan antikoagulan yang sangat efektif dalam mempercepat
proses aktivasi antitrombin, sehingga dapat menghambat protease faktor
pembekuan darah. Onset antikoagulan heparin langsung didapatkan setelah
injeksi dilakukan.
Dalam penelitian ini diamati efek dari obat dalam berbagai dosis
terhadap waktu pendarahan dan waktu pembekuan darah hewan percobaan.
Dari hasil percobaan didapatkan data yang cukup beragam pada masing-
masing kelompok hewan percobaan. Hal ini diduga disebabkan oleh
keseragaman individu dan kondisi fisiologis dari masing-masing individu
hewan percobaan selama perlakuan dan dapat juga dipengaruhi oleh hal lain
seperti keadaan lingkungan, posisi ekor, dan cara pemotongan ekor.
Dapat kita lihat bahwa terdapat perbandingan waktu (bleeding time) yang
cukup besar antara kelompok mencit yang mendapat perlakuan sebagai
kontrol dengan mencit yang mendapat suntikkan asetosal. Dimana lamanya
bleeding time pada hewan kontrol lebih lama dibandigkan dengan hewan uji
yang disuntikkan asetosal. Selisihnya yaitu kurang lebih 3 menit setelah
bleeding time mencit yang diinjeksikan asetosal berhenti. Seharusnya
bleeding time pada mencit yang diberikan asetosal lebih lama dibandingkan
dengan kontrol, karena fungsi asetosal adalah sebagai antikoagulan yang
dihambat pembekuan darahnya. Sedangkan mencit kontrol tidak mendapat
perlakuan yang begitu spesifik karena hanya dinjeksikan NaCl saja, oleh
karena itu pada proses pembekuan darahnya tidak terhambat dan waktu yang
dibutuhkan agar darah membeku cukup cepat dibandingkan dengan
kelompok asetosal.
VII. KESIMPULAN
Antikoagulan adalah sebuah zat / bahan yang digunakan dengan
tujuan untuk mencegah pembekuan atau penggumpalan darah.
Heparin adalah obat yang tergolong ke dalam antikoagulan karena
mekanisme kerjanya yang dapat mempercepat proses aktivasi
antitrombin, sehingga dapat menghambat protease faktor pembekuan
darah. Sedangkan Vitamin k tergolong ke dalam obat Koagulansia
(antagonis antikoagulan) karena dapat membantu proses pembekuan
darah.
Waktu perdarahan (bleeding time) merupakan suatu parameter yang
dapat memonitor status fungsi trombosit, dengan cara mengamati
waktu perdarahannya mulai dari terjadinya perdarahan sampai
terbentuk bekuan darah pada luka tersebut.
Hasil pengamatan yang tidak sesuai dengan yang apa yang
diharapkan seharusnya mungkin disebabkan karena faktor dari
kesalahan praktikan dan kondisi fisiologis dari masing-masing
individu hewan percobaan selama perlakuan dan dapat juga
dipengaruhi oleh hal lain seperti keadaan lingkungan, posisi ekor,
dan cara pemotongan ekor pada mencit.
Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar, V. 2015. Buku Ajar Patologi
Robbins. Edisi IX. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sudoyo, A.W., dkk. 2007.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV.
Jilid II.Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
IX. LAMPIRAN
PERTANYAAN
1. Jelaskan mekanisme kerja yang mendasari efek farmakologi obat -
obat yang digunakan dalam percobaan ini.
JAWAB :
a) Aspirin / asetosal
Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan
menghambat Pemesananenzim siklik endoperoksida.
Menghambat sintesa tromboksan A-2 (TXA-2) di
dalarn trombosit,sehingga akhirnya menghambat
agregasi trombosit.
Menginaktivasi enzim-enzim pada trombosit tersebut
secara permanen.Penghambatan inilah yang
mempakan cara kerja aspirin dalam pencegahan
stroke dan TIA (Transient Ischemic Attack).
Pada endotel pembuluh darah, menghambat
prostasiklin.Hal ini membantu mengurangi agregasi
trombosit pada pembuluh darahyang rusak.
b) Heparin
Efek antikoagulan heparin karena ikatannya dengan AT-III
berfungsi sebagai berikut :
Menghambat protease factor pembekuan termasuk
faktor IIa (thrombin),Xa dan IXa, dengan cara
membentuk komplek yang stabil dengan protease
pembekuan.
Heparin yang terhubung dengan AT-III
mempercepat pembekuaan komplek tersebut sampai
100 kali.
Bila kompleks AT-IIIprotease sudah ter bentuk tidak
dapat dilepaskan untuk selanjutnya membentuk
ikatan baru dengan membentuk antitrombin.
c) Vitamin K
Pada penderita defisiensi vitamin K, vitamin ini
berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa
faktor pembekuan darah berlangsung di hati.
Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu
untuk dapatmenimbulkan efek, sebab vitamin K
harus membuat pesananfaktor- faktor pembekuan
darah lebih dahulu.
2. Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi toksisitas obat
anticoagulant dan koagulan ? Jelaskan alasannya.
JAWAB :
a) Dosis obat
Dosis obat akan diberikan sesuai usia. Misalnya pada bayi
yang barusemua enzim di hati belum terbentuk lengkap
sehingga reaksimetabolismenya lebih lambat. Karena itu
harus diberikan obat dengan dosisyang lebih rendah agar dari
kejadian overdosis atau keracunan.
d) Pemberian rute
Misalnya pada mempersembahkan secara lisan, toksisitasnya
dapat disediakan oleh penambahan agen dengan bantuan atau
pelambatan menyerap bahan aktifnya.
e) Umur
Hal ini disebabkan karena kemampuan setiap individu untuk
memetabolisme atau mensekresikan zat kimia adalah
berbedabeda.
f) Berat badan
Perbedaan berat badan sangat menentukan jumlah zat kimia
yang akandiberikan berdasarkan berat badan (missal mg /
kgBB).