Anda di halaman 1dari 15

Teks Ulasan

 Pengertian Teks Ulasan


Teks ulasan adalah suatu teks yang berisi ulasan, penilaian atau review terhadap suatu
karya seperti film, drama, atau sebuah buku. Teks ulasan disebut juga dengan resensi. Ketika
mengulas suatu karya, pengulas harus bersikap kritis agar hasil ulasannya dapat memberikan
kontribusi bagi kemajuan karya tersebut.
 Tujuan Teks Ulasan
1. Menunjukkan pandangan atau penilaian penulis resensi terhadap suatu karya
2. Memberikan informsi kepada publik tentang kelayakan yang dimiliki suatu karya
3. Membantu pembaca untuk mengetahui isi suatu karya
4. Memberikan informasi kepada pembaca tentang kelebihan dan kekurangan karya
yang diulas atau diresensi
5. Mengetahui perbandingan karyaa tersebut dengan karya lain yang sejenis
6. Memberikan informasi yang komprehensif tentang suatu karya.
7. Memberi tahu dan mengajak pembaca untuk merenungkan, memikirkan dan
mendiskusikan masalah yang terdapat dalam suatu karya.
8. Memberikan pertimbangan pada pembaca apakah suatu karya tersebut pantas untuk
dinikmati atau tidak.
9. Memudahkan pembaca dalam memahami hubungan suatu karya dengan karya lain
yang serupa.
10. Memberikan pertimbangan bagi pembaca sebelum memutuskan untuk memilih,
membeli dan menikmati suatu karya.
 Ciri-Ciri Teks Ulasan
1. Strukturnya terdiri atas orientasi, tafsiran, evaluasi dan rangkuman.
2. Memuat informasi berdasarkan pandangan atau opini penulis mengenai suatu karya
atau produk.
3. Opininya berdasarkan fakta yang di interpretasikan
4. Memiliki nama lain yaitu resensi.

 Struktur Teks Ulasan


1. Orientasi
Orientasi merupakan bagian pertama yang menjelaskan tentang gambaran umum sebuah
karya baik film, drama maupun sebuah buku yang akan diulas. Bagian orientasi
memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai apa yang akan diulas.
2. Tafsiran
Tafsiran merupakan bagian yang berisi penjelasan detail mengenai sebuah karya yang
diulas, misalnya berisi tentang bagian-bagian suatu karya, keunikan, keunggulan,
kualitas, dsb.
3. Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang berisi pandangan dari pengulas mengenai hasil karya
yang diulas. Evaluasi dilakukan setelah pengulas melakukan tafsiran secara cukup
terhadap hasil karya tersebut. Pada bagian evaluasi ini pengulas akan menyebutkan
bagian yang bernilai atau kelebihan dari karya tersebut. Ataupun bagian yang kurang
bernilai atau kekurangan dari karya tersebut.
4. Rangkuman
Rangkuman merupakan bagian yang berisi kesimpulan dari ulasan terhadap suatu karya.
Bagian ini juga memuat komentar penulis apakah hasil karya tersebut berkualitas atau
tidak untuk ditonton atau dibaca.

 Jenis-Jenis Teks Ulasan


1. Teks ulasan informative
Teks ulasan jenis ini berisi gambaran singkat, padat, dan umum suatu karya.
Resensi jenis ini tidak menyampaikan isi karya secara keseluruhan, namun hanya
memaparkan bagian yang penting saja dan menekankan pada kelebihan dan
kekurangan karya tersebut.
2. Teks ulasan deskriptif
Resensi jenis ini berisi gambaran detail pada tiap bagian suatu karya. Teks ulasan
ini biasanya dilakukan pada suatu karya fiksi untuk mendapat gambaran jelas tentang
manfaat, pentingnya informasi, dan kekuatan argumentatif yang dituangkan penulis
pada sebuah karya.
3. Teks ulasan kritis
Resensi jenis ini berisi ulasan suatu karya secara terperinci dengan mengacu pada
metode atau pendekatan ilmu pengetahuan tertentu. Teks ulasan ditulis secara
objektif dan kritis bukan berdasar pandangan subyektif dari penulis resensi. Contoh:
Resensi terhadap novel dengan menggunakan pendekatan sosiologi.

 Contoh Teks Ulasan


Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk

Orientasi :

Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk atau disingkat TKVDW merupakan adaptasi
dari roman karya Buya Hamka yang kemudian difilmkan. Film ini dibintangi oleh beberapa artis
berbakat seperti Herjunot Ali, Pevita Pearce, dan juga Reza Rahadian. Film ini rencananya akan
rilis pada tanggal 19 Desember 2013 dan bisa langsung Anda tonton di bioskop-bioskop
kesaangan Anda. Film yang disutradarai oleh Sunil Soraya ini sukses menjadi film yang cukup
laris pada tahun 2013.

Tafsiran :

Dikisahkan, tahun 1930 Zainudin yang diperankan oleh Herjunot Ali berlayar dari tanah
kelahirannya Makassar menuju ke Batipuh, Padang Panjang yang tidak lain adalah tempat
kelahiran ayahnya. Ia bertemu dengan Hayati (Pevita Pearce) yang menjadi bunga persukuan di
Minagnkabau. Zainuddin jatuh hati kepada Hayati dan kemudian memberikan kata-kata yang
bisa membuat wanita terbawa dalam setiap kata yang dirangkai oleh Zainuddin.

Setelah melihat alur romantisme dari film ini, selanjutnya penonton akan mulai
diperlihatkan konflik-konflik yang mulai muncul, seperti ketika hubungan antara Zainuddin dan
Hayati tidak disetujui oleh para ninik-mamak dan juga tetua suku karena dirasa Zainuddin masih
belum mapan dan tidak memiliki darah Minang.

Sebelum Zainuddin meninggalkan Batipuh, keduanya menuliskan sebuah ikrar setia akan
menjalani hidup bersama suatu saat nanti. Tetapi kenyataan kembali datang pada Zainuddin
ketika dalam sebuah pertunjukkan opera, ia bertemu dengan Hayati yang saat itu bersama dengan
suaminya yaitu Aziz. Kisah cinta keduanya kini mengalami masa yang paling berat.
Evaluasi :

Film yang berdurasi 2,5 jam lebih ini memperlihatkan artistik dan properti ala tahun
1930-an. Namun kurang begitu meyakinkan kalau peristiwa itu terjadi pada tahun tersebut. Hal
yang paling terasa adalah alur cerita yang terkesan lambat dan ada beberapa bagian yang tidak
begitu menarik sama sekali, seperti terlihat pada adegan ketika tokoh Zainuddin dan Hayati
sedang surat menyurat. Akibatnya, konflik yang didapat kurang menarik, hanya sebagian saja
yang naik, tapi kemudian menjadi datar. Penggunaan lagi Nidji pada backsound dirasa kurang
pas untuk menyertai film ini, hal ini karena film ini bersetting pada tahun 1930-an sedangkan
lagu tersebut terkesan modern.

Special effect ketika kapal tenggelam dirasa biasa saja dan terkesan agak dipaksakan.
Kita bisa melihat ketika kapal Titanic tenggelam, yaitu karena menabrak karang, berbeda dengan
tenggelamnya kapal van der wijk ini yang tidak begitu jelas apa sebab tenggelamnya kapal
tersebut.

Rangkuman :

Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan tadi, film ini tetap menarik untuk
ditonton. Penggunaan kata yang pas serta kostum yang apik dari Samuel Wattimena membuat
film ini menjadi salah satu film terbaik tahun 2013 lalu. Penggunaan kalimat yang cenderung
puitis membuat film ini menarik dan bisa Anda jadikan referrensi untuk ditonton bersama
keluarga tercinta.

 Analisis
Teks tersebut termasuk teks ulasan karena berisikan tentang review tentang film
“Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk.” Di dalam teks ulasan tersebut juga sudah sesuai
dengan ciri-ciri teks ulasan, yaitu strukturnya terdiri atas orientasi, tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Lalu memuat informasi berdasarkan pandangan atau opini penulis mengenai
suatu karya atau produk, serta opininya berdasarkan fakta yang di interpretasikan.
Teks Opini
 Pengertian Teks Editorial

Teks editorial adalah tulisan yang ditulis oleh redaktur utama media yang berisikan pendapat,
pandangan umum, atau reaksi mengenai suatu peristiwa atau kejadian (berita aktual) yang tengah
menjadi sorotan masyarakat.

Sementara itu, Kosasih (2017, hlm. 282) mengungkapkan bahwa teks editorial merupakan
kolom khusus Alma surat kabar yang berisi tanggapan redaksi media baik itu sekedar pendapat,
kritik, pujian, hingga sindiran terhadap suatu peristiwa faktual yang tengah terjadi di lingkungan
masyarakat luas. Teks editorial juga sering disebut dengan tajuk rencana yang berarti artikel
utama dari suatu surat kabar yang berisi pandangan redaksi (tim penulis dan penyusun koran)
terhadap suatu isu pada saat koran tersebut diterbitkan.

Sumadiria (2011, hlm. 82) menyatakan bahwa tajuk rencana dapat diartikan sebagai opini
redaksi yang berisi aspirasi, pendapat, dan sikap resmi media terhadap berbagai persoalan,
kejadian atau fenomena aktual yang kontroversial yang sedang terjadi di dalam lingkungan
masyarakat. Intinya, kolom tersebut adalah kolom khusus berupa opini untuk menanggapi berita
yang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan di kalangan masyarakat luas. Karena hal yang
ditanggapinya adalah teks berita, maka di dalamnya juga terkandung fakta yang bercampur
dengan pendapat subjektif (bukan fakta).

Oleh karena itu, dapat membedakan mana yang fakta dan mana yang sekedar opini adalah
suatu keharusan dalam menanggapinya. Teks editorial yang baik akan membuka horizon yang
lebih luas dan tidak memaksakan suatu ideologi tertentu bagi pembacanya.

 Membedakan Fakta dan Opini dalam Teks Editorial

Namun, jika respons kita terhadap tulisan itu juga kurang baik, bisa jadi kita menyalahartikan
maksud sebenarnya pula. Pada akhirnya, kita sebagai pembaca juga harus mampu membedakan
fakta dan opini untuk memastikannya. Berikut adalah cara membedakan fakta dan opini dalam
teks editorial.
1. Pilah berbagai kalimat yang mengandung: kritik, penilaian, prediksi, harapan, dan saran.
Kalimat seperti itu adalah opini dan bukan fakta.
2. Pisahkan berbagai kalimat yang mengandung data fakta seperti kalimat yang menyatakan
suatu angka statistik dari lembaga terpercaya, atau kalimat langsung dari hasil wawancara
narasumber.
3. Identifikasi peristiwa, tokoh, kejadian, dan semua yang berhubungan dengan berita yang
dikomentari dalam teks editorial.
4. Verifikasi kebenaran berbagai data, peristiwa, dan semua konteks lainnya yang
digunakan dalam teks editorial. Caranya dapat sesederhana membandingkannya dengan
berita dari media lain atau mengakses website resmi penyedia data.
 Struktur Teks Editorial

Karena teks editorial adalah suatu opini atau pendapat, maka teks ini termasuk ke dalam teks
eksposisi. Dengan demikian, struktur umum dari teks ini juga meliputi: tesis, argumentasi, dan
penegasan. Berikut adalah penjelasan lengkapnya berdasarkan yang diungkapkan oleh Tim
Kemdikbud (2017, hlm. 98).

1. Tesis (pengenalan Isu)

Merupakan pendahuluan teks editorial berupa pendapat dan gambar umum mengenai isu
yang dikomentari.

2. Argumen (penyampaian pendapat)

Pembahasan mendetail mengenai peristiwa yang dikomentari penguatan terhadap pendapat


dalam bentuk argumen logis maupun data faktual.

3. Penegasan (ulang)

Merupakan saran, rekomendasi, kesimpulan, hingga harapan yang berkaitan dengan solusi
ataupun sekedar prediksi ke depan mengenai berita yang dikomentari.
 Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

Sedangkan dari kaidah kebahasaan, meskipun teks ini termasuk ke dalam teks eksposisi, ciri
kebahasaannya justru lebih dekat dengan bahasa jurnalistik. Hal ini karena pada dasarnya tujuan
penulisan teks editorial adalah menyampaikan pendapat mengenai suatu berita.

Oleh karena itu, wajar saja jika kaidah kebahasaannya juga masih berkaitan erat dengan teks
berita. Berikut adalah ciri-ciri bahasa atau kaidah kebahasaan teks editorial.

1. Banyak menggunakan kalimat retoris. Kalimat retoris utama yang sering digunakan
adalah kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk dijawab namun untuk merangsang
pembaca agar merenungkan suatu masalah lebih dalam.
2. Penggunaan kata-kata populer sehingga lebih mudah untuk dicerna oleh khalayak
masyarakat seperti: menengarai, pencitraan, balada, terkaget-kaget, dsb. Penggunaan kata
populer juga ditujukan agar pembaca tetap rileks meskipun tulisan dipenuhi tanggapan
kritis.
3. Banyak menggunakan kata ganti penunjuk yang merujuk tempat, peristiwa, waktu,
seperti: ini, itu, ke sini, begitu.
4. Banyak menggunakan kata penghubung atau konjungsi kausalitas (sebab-akibat) seperti:
sehingga, karena, sebab, oleh sebab itu (Kemdikbud, 2017, hlm. 100).
 Ciri Teks Editorial (Isi Teks Editorial)

Berdasarkan berbagai penjelasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
teks editorial adalah sebagai berikut:

1. Berisi fakta atau peristiwa yang aktual, sedang ramai diperbincangkan, hingga
kontroversial.
2. Berupa opini atau pendapat redaksi media massa terhadap peristiwa yang diberitakan
3. Memiliki kritik, penilaian, apresiasi, prediksi, saran maupun harapan terhadap isu yang
dibahas.
4. Terdapat saran atau rekomendasi yang dapat menjadi solusi ditunjukkan oleh bagaimana
caranya secara konkret.
 Tahapan Menulis Teks Editorial

Sederhananya, Sumadiria (2011, hlm. 90) mengungkapkan bahwa proses penggarapan teks
editorial (tajuk rencana) terbagi menjadi empat tahap, yaitu:

1. Pencarian ide dan topik


2. Seleksi dan penetapan topik
3. Pembobotan substansi materi dan penetapan tesis
4. Proses pelaksanaan penulisan
 Contoh Teks Editorial Beserta Strukturnya

Jangan Pertaruhkan Nasib Peserta Didik

Pengenalan Isu (Tesis)

Di tengah pandemi COVID-19 sekalipun, pemerintah tetap berkewajiban memenuhi hak


anak bangsa untuk memperoleh pendidikan. Meskipun begitu, pemerintah tidak boleh
sembarangan membuka sekolah berdasarkan status wabah suatu daerah.

Penyampaian Pendapat (Argumen)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaa Nadiem Makari pada jumat lalu mengizinkan
sekolah yang berada di wilayah zona kuning untuk mengadakan pembelajaran luring (tatap
muka). Padahal sebelumnya Kemdikbud hanya mengizinkan sekolah di zona hijau saja untuk
dibuka secara bertahap dengan protokol kesehatan yang ketat.

Jika tidak dilaksanan dengan hati-hati, izin berdasarkan status wilayah tersebut bisa
menjadi malapetaka. Sebab, zona merah, oranye, kuning atau hijau bukanlah sekat yang
ketat. Selama pergerakan penduduk antar zona wilayah masih bebas, maka semua zona tetap
rawan tertular COVID-19.

Izin pembelajaran tatap muka sebaiknya diberikan berdasarkan kesiapan dari masing-
masing sekolah untuk menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Tolak ukurnya tidak
hanya dari ketersediaan fasilitas pencegah penularan saja. Sekolah juga harus memastikan
semua guru, staff, murid, hingga orangtua siswa tidak memiliki riwayat interaksi dengan
suspect yang terpapar virus. Hal tersebut bukanlah hal yang mudah.

Pengakuan Mas Menteri Nadiem bahwa PJJ atau pembelajaran jarak jauh selama masa
pandemi kurang efektif bukanlah hal yang mengada-ada. Di berbagai wilayah terutama di di
daerah terpencil banyak murid yang tidak memiliki smartphone dan akses internet. Tidak
sedikit pula guru yang belum siap mengajar dari jarak jauh.

Pandemi COVID-19 memang telah memperlihatkan lagi betapa timpangnya infrastruktur


Indonesia. Sebelumnya, OECD atau Organization for Economic Cooperation and
Development pernah melansir data bahwa hanya 34 persen penduduk Indonesia yang
terkoneksi dengan internet. Survey Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia pada tahun
2018 juga mengungkap hasil yang serupa. Di Jawa, lebih dari 55,7% penduduk dapat
mengakses internet. Sementara itu di Kalimantan baru 6,6% saja yang terhubung ke internet.
Namun semua fakta tersebut tidak menjadi alasan untuk memperlonggar izin pembukaan
sekolah.

Pada masa pandemi yang masih berkecamuk, pemerintah tidak boleh bertaruh dengan
memperluas wilayah yang boleh mengadakan pembelajaran tatap muka. Kebijakan membuka
sekolah di zona kuning tanpa menjamin keamanannya hanya akan menimbulkan kesan
bahwa pemerintah telah putus asa.

Penegasan Ulang

Pemerintah harus berusaha lebih keras untuk mencari jalan keluar dalam mengatasi
hambatan pembelajaran daring. Misalnya dengan memberikan tunjangan dan fasilitas yang
memadai untuk para guru dan murdi yang kurang mampu. Dalam masa pandemi ini, peran
guru dalam menyelamatkan masa depan anak sama pentingnya dengan peran tenaga medis
dalam menyelamatkan nyawa pasien.

Sembari mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh, pemerintah juga sebaiknya mendoro


keluarga sebagai salah satu tempat pendidikan utama. Pandemi telah memaksa orangtua
untuk lebih lama berada di rumah bersama anaknya. Ini adalah kesempatan yang dapat
dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengajak orangtua agar secara intensif membimbing
anaknya sendiri.

 Analisis
Teks diatas merupakan contoh dari Teks Opini atau Teks Editorial. Karena
didalamnya tersusun atas pengenalan isu (tesis), penyampaian pendapat (argumentasi),
dan penegasan ulang. Teks diatas juga memiliki ciri-ciri yaitu berisikan fakta atau
peristiwa yang aktual dan sedang ramai diperbincangkan hingga kontroversial, berisi
opini atau pendapat penulis terhadap peristiwa yang dibawa, dan memiliki kritik,
penilaian, apresiasi, saran maupun harapan terhadap peristiwa yang dibahas. Berdasarkan
ciri-cirinya teks diatas merupakan contoh dari teks Opini atau Teks Editorial.
Teks Essay
 Pengertian Esai

Esai adalah tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subjek tertentu yang dicoba
untuk dinilainya (Dalman, 2011). Esai merupakan karangan atau bentuk tulisan lebih dari satu
paragraf. Esai menyampaikan kejadian yang terjadi di masyarakat atau lingkungan, berupa fakta
atau pengalaman. Esai juga berisi pendapat atau pandangan penulis tentang hal yang dibicarakan,
sehingga bersifat argumentasi dan subjektif (Wijayanti dkk, 2012).

Esai merupakan salah satu karya tulis ilmiah, yaitu hasil rangkaian fakta berupa hasil
pemikiran, gagasan peristiwa, gejala, dan pendapat. Esai disusun secara sistematis, setiap
langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural.

 Tujuan Penulisan Essay


1. Meyakinkan pembaca

Argumen yang di tuliskan dalam essay bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar percaya
terhadap pendapat penulis mengenai sebuah fenomena tertentu. Data-data atau fakta yang
menunjang harus selalu di sertakan guna memperkuat opini yang di paparkan.

2. Menerima Pendapat Penulis

Setiap essay yang di buat tentu memiliki sudut pandang berbeda tergantung pada penulisnya.
Penulisan essay juga bertujuan untuk membuat pembaca bisa menerima pemikiran penulis yang
tertuang dalam essay. Sehingga sekali lagi, data dan fakta menjadi hal yang wajib untuk di
cantumkan dalam sebuah essay.

 Struktur Esai

Dalam menulis esai yang sesuai, ada beberapa peraturan dan struktur yang harus diperhatikan
oleh penulis. Berikut adalah beberapa hal tersebut.

1. Pendauluan

Kita dapat mengungkapkan topik atau tema yang hendak kita bahas dalam keseluruhan esai
melalui bagian pendahuluan. Bisa dibilang, unsur-unsur yang terdapat pada bagian pendahuluan
terdiri dari latar belakang dan pendapat pribadi si penulis mengenai tema esai yang nantinya akan
dibahas secara lebih jelas dan rinci pada bagian selanjutnya. Pendahuluan adalah pengantar
kepada pembaca untuk memahami topik yang akan dibahas sehingga nantinya para pembaca
menjadi lebih mudah untuk memahami isi esai.

2. Isi/Pembahasan

Pada bagian isi dan pembahasan inilah bagian esai dijelaskan secara lebih rinci. Dalam
bagian isi, penulis dapat menggambarkan opini yang ada di kepala sang penulis untuk
dituangkan secara kronologis atau berurutan sesuai dengan ide yang telah disusun dalam
kerangka kerja sebuah esai

3. Kesimpulan/Penutup

Bagian terakhir dari sebuah esai adalah kesimpulan/penutup. Bagian ini berisi rangkuman
dan ringkasan yang sebelumnya sudah dikatakan dalam pendahuluan dan pembahasan.

 Ciri-Ciri Esai
1. Jumlah kalimat yang pendek

Essay ini di tulis dengan kalimat yang pendek, padat dan jelas berisi berbagai kajian dan teori
guna memudahkan pembaca untuk memahami isi essay yang ditulis.

2. Sudut pandang penulis

Karena di tulis oleh orang yang berbeda, maka essay memiliki sudut pandang yang berbeda
antar satu dan lainnya. Bahasa yang di gunakan dalam essay pun akan mengikuti gaya bahasa
penulisnya.

 Jenis-Jenis Esai
1. Essay Deskriptif
Dalam essay ini penulis akan mendeskripsikan seseorang ataupun benda yang
yang di anggap menarik atau untuk tujuan tertentu. Penulis juga di tuntut untuk mampu
memberikan gambaran yang jelas dalam deskripsi yang di tulisnya.
2. Essay Argumentatif
Essay ini berisi argumen dan paparan penulis yang bertujuan untuk meyakinkan
pembaca. Sebuah permasalahan yang di angkat oleh penulis harus di sertai dengan
argumen yang kuat dengan harapan pembaca dapat terpengaruh dan mempercayai isi
essay yang di tulis. Tujuan dari essay argumentatif adalah memberikan sebuah sudut
pandang terhadap suatu persoalan berdasarkan tinjauan pustaka atau penelitian terdahulu.
3. Tajuk
Sebuah essay yang di muat di surat kabar atau koran di namakan tajuk. Isu yang
sedang hangat dan berkembang di masyarakat menjadi bahan yang paling banyak di pilih
dalam tajuk. Isu-isu yang banyak menyedot perhatian seperti politik, kebijakan
pemerintah hingga fenomena panggung hiburan menjadi topik yang paling banyak di
pilih.
4. Essay Cerita
Essay yang bertujuan untuk melukiskan ataupun memberikan bayangan pada
pembaca mengenai seseorang atau benda tertentu merupakan essay cerita.
5. Cukilan Watak
Mirip dengan biografi, namun dalam penulisan essay berjenis cukilan watak
penulis hanya boleh mengungkapkan sebagian watak tokoh yang terkait dengan isu yang
di angkat dalam essay.
6. Essay Paparan
Guna mengedukasi, memberikan informasi, menjelaskan ataupun memaparkan
dengan detail mengenai sebuah hal pada pembaca, jenis essay ini adalah bentuk yang
sesuai.
7. Essay Pribadi
Essay ini berisi paparan mengenai deskripsi penulis sendiri. Penulis akan
memaparkan karakter dan rekam jejaknya berikut beragam hal yang menarik
perhatiannya dengan sudut pandangnya sendiri.
8. Essay Reflektif
Essay ini biasanya di tulis oleh para ahli atau pakar untuk menanggapi isu hanga
seperti politik, atau kebijakan pemerintah.
9. Essay Kritik
Essay ini berisi kritikan di sertai berbagai argumen kuat terhadap suatu karya atau
hal-hal yang di anggap menarik.
10. Artikel Penelitian
Hasil yang di peroleh dari sebuah penelitian dapat di tuliskan menjadi sebuah
essay penelitian. Essay ini juga berguna untuk memeriksa penelitian sebelumnya dan
membandingkannya dengan realita saat ini atau menambah pengetahuan baru di
bidangnya.
11. Essay Lukisan
Guna membantu pembaca untuk memahami suatu isu atau permasalahan yang
sedang di ulas oleh penulis, di gunakanlah essay lukisan.
12. Essay Ilmiah
Essay di katakan ilmiah apabila memenuhi kaidah-kaidah ilmiah. Essay yang di
tulis harus sistematis dan mengikuti aturan penulisan sesuai ketentuan yang berlaku.
Essay ilmiah di tulis secara sistematis mulai penentuan masalah, penulisan hipotesis,
pengumpulan data, hingga penarikan simpulan. Opini dan argumen yang di paparkan
oleh penulis juga sudah di analisis sedemikian rupa mengikuti sistematika ilmiah.
 Contoh Esai

Penyebab Bahasa Lampung Terancam Punah

Dilansir dari situs BBC, UNESCO mengatakan bahwa lebih dari sepertiga bahasa di dunia
terancam punah dan di antaranya digunakan oleh kelompok-kelompok kecil penutur. Dari sekitar
2.000 bahasa, menurut UNESCO, sekitar 200 digunakan oleh sekelompok kecil penutur. Bahasa
Lampung yang merupakan bahasa daerah Provinsi Lampung adalah salah satunya. Bahasa
Lampung memiliki banyak dialek yang berbeda dan juga memiliki aksara (huruf) sendiri.

Di era globalisasi ketika orang mengedepankan bahasa nasional dan bahasa asing karena
kebutuhan komunikasi dalam bisnis dan hal-hal lain, penggunaan bahasa daerah seperti bahasa
Lampung di provinsi Lampung mulai menurun. Dikhawatirkan bahasa Lampung akan memiliki
lebih sedikit pembicara.
Ada beberapa kemungkinan penyebab yang membuat lebih sedikit penutur asli bahasa
Lampung; hal-hal yang menurut saya bisa menjadi penyebab menurunnya penutur asli di
Lampung. Yang pertama adalah banyaknya variasi dialek yang membuat pemahaman rekan
pembicara yang mengikuti dialek berbeda mengakibatkan keengganan menggunakan bahasa
Lampung. Pada akhirnya mereka lebih suka menggunakan bahasa nasional untuk menjembatani
kesulitan-kesulitan ini.

Masyarakat yang heterogen di mana banyak orang di luar suku Lampung yang tinggal di
Lampung serta perkawinan antar suku juga memasukkan alasan mengapa orang lebih mungkin
menggunakan bahasa nasional. Adanya perkawinan antar suku melahirkan anak-anak yang tidak
diajarkan di Lampung karena orang tua tidak membiasakan atau mengajari mereka bahasa
Lampung di rumah. Komunikasi di rumah didominasi oleh bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Bukan hanya anak-anak dari perkawinan antaretnis, tetapi juga anak-anak yang lahir
dari orang tua suku asli Lampung sudah mulai banyak yang tidak belajar bahasa Lampung atau
berkomunikasi di Lampung di rumah.

Dominasi penggunaan bahasa Indonesia sehingga tergesernya penggunaan bahasa asli daerah
tersebut saya rasa tidak hanya terjadi di Lampung. Hal tersebut dikarenakan desakan kebutuhan
dan kepraktisan dalam berkomunikasi pada ranah bisnis, pendidikan, maupun sektor lainnya.
Pelestarian bahasa sebagai salah unsur dari budaya tentu bukanlah hal yang mudah apalagi hal
ini menyangkut banyak orang dengan jenis komunikasi yang berbeda-beda. Penyebab-penyebab
mulai terancamnya bahasa daerah, baik bahasa Lampung maupun bahasa lainnya tidak luput dari
peran semua pihak. Oleh karena itu, dibutuhkan peran dan partisipasi dari banyak pihak juga
untuk melestarikannya.

 Analisis
Teks tersebut teks essai karena tersusun atas sturktur pendahuluan, isi atau
pembahasan, dan kesimpulan. Teks tersebut juga memiliki ciri yaitu terdapat sudut
pandang penulis. Teks diatas mereupakan sebuah conntoh esai papaan.

Anda mungkin juga menyukai