Rodlotul 12308183048 PSP Bag.4
Rodlotul 12308183048 PSP Bag.4
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
HALAMAN ISI:
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemilihan Judul Skala
Dalam perjalanan kehidupannya, setiap individu akan melewati beberapa tahapan
perkembangan mulai dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa hingga lanjut usia. Masing-
masing tahap perkembangan tersebut memiliki ciri khas tersendiri serta tugas dan
tuntutan yang harus dipenuhi oleh individu. Seperti contoh, pada masa remaja sebagai
masa peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa, individu diharapkan sudah
mampu berpikir lebih abstrak, bersikap mandiri dan bertanggung jawab (Papalia & Olds,
2001). Akan tetapi seiring dengan berakhirnya batas waktu individu menjalani masa
remajanya, tuntutan dan tekanan dari lingkungan justru bertambah besar karena individu
akan memasuki tahap perkembangan dewasa yang lebih kompleks. Reaksi yang muncul
dalam menyambut masa dewasa ini bermacam-macam. Ada individu yang merasa senang
dan antusias, namun ada juga yang merasa cemas dan takut karena merasa tidak memiliki
bekal atau persiapan yang cukup. Kondisi dimana reaksi yang berbeda-beda tersebut
mulai bermunculan merupakan suatu fase tersendiri yang dilewati oleh semua individu di
penghujung masa remajanya dan bukan lagi sekedar masa transisi singkat semata.
Robbins dan Wilner (2001, dalam Black, 2004) secara umum menjelaskan istilah
quarter-life crisis sebagai suatu reaksi yang intens dari individu yang baru saja
meninggalkan rasa ‘nyaman’ yang ia peroleh dari pendidikan tinggi yang dijalani dan
harus menghadapi realita sesungguhnya dimana didalamnya terdapat ketidakstabilan,
perubahan yang terus menerus terjadi, alternatif pilihan yang terlalu banyak serta
kepanikan karena perasaan tidak berdaya. Quarter-life crisis juga dialami pada rentang
usia yang sama dengan emerging adulthood, yakni antara 18 sampai 29 tahun.
Peneliti memilih mahasiswa tingkat akhir sebagai responden penelitian, karena
bertepatan dengan momen kelulusan atau masa transisi dari dunia akademis (academic
world) menuju dunia nyata (real world) sehingga sangat rentan mengalami quarter-life
crisis (Fischer, 2008: 171). Menurut pendapat Santrock (2012: 10) perubahan kehidupan
seperti masa transisi dari universitas dapat beresiko menimbulkan kecemasan hingga
episode krisis yang diakibatkan oleh perasaan tidak punya harapan, kelelahan mental,
sedih hingga depresi. Individu yang mengalami quarter-life crisis akan mudah merasa
terisolasi, tidak mampu, ragu terhadap diri, stres, emosi tidak stabil dan takut terhadap
kegagalan (Atwood & Scholtz, 2008: 241). Periode krisis tersebut bahkan dapat
digolongkan sebagai depresi dan mental illness karena mencakup perasaan sulit, tertekan
dan tidak stabil yang umumnya akan berlangsung selama kurang lebih satu tahun,
sehingga dapat menjadi titik balik penting dalam kehidupan (Robinson O. C., 2015: 10).
Penelitian skripsi pada tahun 2018 di UIN Sunan Kalijaga menunjukkan bahwa
82% mahasiswa tingkat akhir Jurusan Bimbingan Konseling Islam mengalami
quarter-life crisis pada tingkat sedang (Mutiara, 2018: 66). Penelitian selanjutnya pada
mahasiswi semester akhir Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi di UIN Sunan Gunung Djati
juga menunjukkan bahwa 73,5% mahasiswi berada pada quarter-life crisis sedang
(Hayati, 2019). Kombinasi faktor usia serta berbagai tuntutan kehidupan kampus yang
semakin berat secara psikologis dapat memunculkan perasaan mudah sedih, merasa
bersalah, kelelahan hingga keputusasaan pada mahasiswa (Nadeem, Ali & Buzdar, 2017:
1171).
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui Quarterlife-crisis
pada Mahasiswa Psikologi Islam tingkat akhir IAIN Tulungagung. Dan untuk
mengatasinya, diperlukan solusi agar individu tersebut mampu menghadapi krisis dengan
baik.
B. Tujuan Pemilihan judul skala
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui Quarterlife-crisis
pada Mahasiswa Psikologi Islam tingkat akhir dan mnengetahui bagaimana usaha
Mahasiswa Psikologi Islam tingkat akhir dalam melewati Quarterlife-crisis.
BAB II. METODE PENELITIAN
A. Teori yang Digunakan
1. Pengertian Quarterlife-Crisis
Quarterlife-crisis atau krisis seperempat baya merupakan istilah yang pertama
kali dikembangkan oleh Alexandra Robbins dan Abby Wilner (2001) berdasarkan
teori emerging adulthood dari Jeffry Arnett (2000). Robbins dan Wilner menyebut
krisis emosional ini dengan istilah “twenty something” karena banyak dialami
oleh individu pada usia dua puluh tahunan. Quarter-life crisis merupakan periode
pergolakan emosional dan perasaan insecure setelah perubahan besar dari masa
remaja menuju dewasa, biasanya dimulai pada usia 21-28 tahun (Robbins &
Wilner, 2001).
Pada masa transisi dari dunia akademis menuju dunia nyata (real world) ini
individu menjadi lebih sering mempertanyakan masa depan dan peran
pengalaman masa lalunya dalam mempengaruhi masa depan (Robbins & Wilner,
2001:3). Individu yang mengalami quarter-life crisis akan merasakan
ketidakstabilan luar biasa, perubahan besar yang terjadi terus menerus, terlalu
banyak pilihan dan perasaan panik hingga tidak berdaya karena ketidakpastian
masa depan (Robbins & Wilner, 2001:3). Karakteristiknya ditandai dengan
munculnya perasaan putus asa dalam hubungan dan dunia kerja, kebingungan
identitas, dan merasa tidak aman pada masa depan dan tujuan jangka panjang
(Robbins & Wilner, 2001).
2. Aspek-aspek Quarterlife-crisis
Robins dan Wilner (2001) menyebutkan tujuh aspek yang dapat menjadi pertanda
individu mengalami Quarterlife-crisis diantaranya:
a) Kebimbangan dalam pengambilan keputusan
Pada usia emerging adulthood individu mulai dihadapkan dengan keputusan-
keputusan pribadi mengenai pilihan hidup. Pilihan hidup yang semakin
banyak akan memunculkan harapan-harapan baru pada individu mengenai
masa depan, sehingga terkadang menimbulkan kebingungan hingga ketakutan.
Kebingungan dan ketakutan tersebut disebabkan karena adanya kekhawatiran
atas kesalahan dalam pengambilan keputusan, yang mungkin dapat
berdampak jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu, individu pada
usia ini juga masih belum memiliki banyak pengalaman sehingga masih sering
merasa bimbang dalam mengambil keputusan (Robbins & Wilner, 2001:123).
b) Putus asa
Keputusasaan yang dialami oleh individu biasanya diakibatkan oleh kegagalan
atau perasaan tidak puas terhadap hasil yang didapatkan, serta menganggap
bahwa usaha yang telah dilakukan sia-sia. Hal tersebut mengakibatkan
harapan dan impian yang semula ingin terus dikembangkan menjadi
terabaikan karena perasaan tidak mampu dan putus asa. Keputusasaan
biasanya akan terus meningkat, apalagi ketika individu membandingkan
dirinya dengan teman sebaya yang lebih sukses dan berhasil di bidang
akademis dan karier. Sementara individu akan melihat dirinya jauh berbeda
dari temannya, sehingga menimbulkan rasa putus asa. Rasa putus asa juga
dapat diakibatkan kurangnya jaringan yang mendukung individu untuk
berkembang (Robbins & Wilner, 2001: 5).
c) Penilaian diri yang negatif
Penilaian terhadap diri yang negatif akan menimbulkan kecemasan-
kecemasan hingga ketakutan akan kegagalan. Individu yang memiliki
penilaian negatif terhadap dirinya akan selalu ragu dan mempertanyakan
kemampuan dirinya dalam melewati tantangan dalam hidupnya. Selain itu,
individu juga akan merasa bahwa hanya dirinya yang mengalami situasi sulit,
sehingga merasa sendiri dan cenderung melihat dirinya lebih rendah daripada
orang lain karena belum mencapai kehidupan yang hebat seperti teman-
temannya (Robbins & Wilner, 2001: 87).
d) Terjebak dalam situasi sulit
Lingkungan di sekitar individu dapat memberikan dampak pada pikiran dan
perilaku individu, yang tidak jarang akan membawa individu pada situasi
yang berat terutama dalam hal mengambil keputusan. Individu terkadang akan
merasa berat memilih keputusan, tetapi juga tidak bisa meninggalkan
keputusan lain. Selanjutnya pada situasi sulit ini, individu memang tidak
mudah menghadapinya karena seiring bertambahnya kebingungan-
kebingungan dan ketakutan-ketakutan, terkadang individu mengetahui apa
yang harus dilakukan saat menghadapi situasi sulit namun di sisi lain individu
tidak mengetahui cara memulainya (Robbins & Wilner, 2001: 15).
e) Cemas
Pada usia ini individu akan memiliki beragam harapan yang ingin terpenuhi,
namun terasa sulit karena dibayangi oleh perasaan khawatir dan takut tidak
bisa memberikan hasil yang memuaskan. Pada periode ini individu ingin
melakukan semua hal secara sesempurna dan sebisa mungkin menghindari
kegagalan. Perasaan cemas dan khawatir ini akan membuat individu merasa
tidak aman karena dihantui kegagalan yang belum tentu dialaminya (Robbins
& Wilner, 2001: 6).
f) Tertekan
Individu yang mengalami quarter-life crisis akan merasa sangat tertekan
dengan masalah yang dihadapi dan merasa bahwa permasalahan yang
dihadapi semakin hari semakin berat. Perasaan seperti ini mengakibatkan
aktivitas individu menjadi terganggu dan tidak maksimal, karena merasa
bahwa permasalahan yang sedang dihadapi selalu hadir dan membebaninya.
Individu merasa bahwa ketidakberhasilannya dalam menghadapi hidup
membuatnya semakin tersiksa, terlebih pandangan masyarakat terhadap
mahasiswa dalam tuntutannya yang harus mencapai target atau lebih sukses
(Robbins & Wilner, 2001: 5).
g) Khawatir terhadap hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal dengan lawan jenis merupakan syarat pada periode
ini, apalagi budaya yang berkembang di Indonesia seakan mengharuskan para
pemudanya untuk menikah sebelum usia tiga puluh tahun. Hal tersebut
dapat mengakibatkan munculnya kekhawatiran dan kecemasan baru,
sehingga individu mulai bertanya pada dirinya mengenai kesiapannya dalam
menikah, termasuk kapan dia akan menikah, siapa yang akan menikah
dengannya, apakah seseorang yang saat ini sedang bersamanya merupakan
orang yang tepat untuk menjadi teman hidup atau justru perlu mencari orang
lain yang lebih tepat. Selain pertanyaan- pertanyaan mengenai hubungan
interpersonal dengan lawan jenis, individu juga akan mengkhawatirkan
apakah dirinya dapat menyeimbangkan antara hubungannya dengan teman,
keluarga, pasangan, dan kariernya (Robbins & Wilner, 2001: 132).
B. Definisi Operasional
Quarterlife-crisis merupakan periode pergolakan emosional pada masa transisi dari
remaja akhir menuju dewasa yang ditandai dengan adanya Kebimbangan dalam
pengambilan keputusan, putus asa, penilaian diri yang negatif, terjebak dalam situasi
sulit, cemas, tertekan, dan khawatir terhadap hubungan interpersonal (Robbins &
Wilner, 2001: 132).
C. Blue Print/ Kisi-kisi
Variabe Dimensi/ Indikator Deskriptor/ Aitem
l Aspek Perilaku Penjelasan Indikator
Perilaku Perilaku Favorable Unfavorable
Hormat Peneliti,
NIM :
Usia :
Jurusan/Fakultas :
Jenis Kelamin : (P/L)
Petunjuk Pengisian
Pada kuesioner ini, Anda akan diminta untuk memilih satu respon yang paling sesuai dengan
kondisi dan apa yang Anda rasakan akhir-akhir ini. Tidak perlu khawatir, seluruh data dan
respon yang anda berikan akan terjaga kerahasiaannya dan digunakan sebagaimana mestinya.
Adapun pilihan respons yang diberikan sebagai berikut:
SS : Jika Anda merasa pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda.
S : Jika Anda merasa pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda.
TS : Jika Anda merasa pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda.
STS : Jika Anda merasa pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri Anda.
No pernyataan Pilihan jawaban
SS S TS STS
1. Saya merasa ragu ketika sudah memutuskan pilihan-
pilihan mengenai kehidupan di masa depan seperti
berkarier, melanjutkan studi atau menikah.
2. Saya merasa percaya diri dalam mengambil
keputusan, karena telah mempertimbangkan nya
dengan baik.
3. Saya bimbang dalam memilih target mana yang harus
saya dahulukan, karier, melanjutkan studi atau
menikah setelah lulus S1.
4. Saya yakin dalam memilih target mana yang
didahulukan dengan segala resikonya.
5. Saya khawatir salah dalam memutuskan arah tujuan
hidup, seperti berkarier, melanjutkan studi atau
menikah.
6. Saya yakin semua keputusan yang telah saya ambil
adalah keputusan yang tepat.
7. Saya mempertanyakan kembali alasan memilih
jurusan kuliah saat ini.
8. Saya yakin dapat mempertanggungjawabkan
keputusan yang saya ambil.
9. Saya merasa stuck dalam hidup dan tidak ada
kemajuan.
10. Saya akan berjalan perlahan tapi pasti dan yakin akan
memberikan dampak di masa depan.
11. Saya merasa tidak pernah melakukan sesuatu dengan
baik dan benar.
12. Saya yakin usaha yang keras dan ketekunan akan
memberikan dampak di masa depan.
13. Saya merasa waktu berlalu dengan cepat, sementara
apapun yang saya lakukan tidak membuahkan hasil.
14. Saya telah berhasil meraih beberapa pencapaian dan
mensyukurinya.
15. Saya tidak yakin bisa segera menyelesaikan skripsi
dan program pemagangan tepat waktu.
16. Saya yakin dapat lulus S1 tepat waktu.
17. Saya merasa minder akan kekurangan dalam diri saya.
18. Saya berpikir positif terhadap segala kekurangan dan
kelebihan dalam diri saya.
19. Saya merasa minder saat teman-teman saya sudah
menemukan arah kariernya sementara saya belum
menemukannya.
20. Saya merasa percaya diri dengan keadaan saat ini dan
yakin akan segera menemukan arah karier saya.
21. Saya merasa masih menjadi beban keluarga sementara
teman-teman saya sudah ada yang berpenghasilan saat
ini.
22. Saya akan menggunakan waktu sebaik mungkin dan
berpenghasilan saat waktunya tepat.
23. Saya merasa tidak sehebat orang lain dalam berbagai
hal.
24. Saya merasa bangga dengan kemampuan yang saya
miliki.
25. Saya tidak yakin dapat mewujudkan karier impian
dengan keterbatasan saya.
26. Saya yakin dapat mewujudkan karier impian dengan
segala kemampuan saya.
27. Saya merasa bingung dalam memutuskan pilihan-
pilihan karena adanya berbagai tuntutan dari orang tua
dan keluarga.
28. Saya memutuskan pilihan berdasarkan nurani dan akal
saya.
29. Saya merasa kesulitan mengatur hidup saya sendiri
karena pengaruh keluarga dan sosial budaya
lingkungan.
30. Saya dapat mengatur hidup saya sendiri terlepas dari
pengaruh keluarga dan sosial budaya lingkungan.
31. Saya merasa takut gagal saat akan memulai hal baru
dan memilih tidak melakukannya.
32. Saya yakin memulai suatu hal dengan benar dan
sebisa mungkin menghindari kegagalan.
33. Saya tidak yakin dapat membangun relasi dalam
karier yang baik di masa depan.
34. Saya yakin dapat membangun relasi dalam karier yang
baik di masa depan.
35. Saya merasa tidak yakin akan dapat mewujudkan
semua target saya di masa depan.
36. Saya yakin dapat memenuhi satu persatu target di
masa depan.
37. Saya merasa rintangan dalam hidup saya lebih berat
dibanding orang lain.
38. Saya yakin setiap orang memiliki rintangan masing-
masing dalam hidupnya.
39. Saya merasa tertekan saat keluarga dan orang-orang
sekitar menaruh ekspektasi yang tinggi kepada saya.
40. Saya merasa bukan kewajiban untuk mewujudkan
ekspektasi orang-orang sekitar dan tidak
menjadikannya beban.
41. Hubungan dengan orang tua memburuk ketika saya
memasuki krisis dewasa awal.
42. Saya dapat menyelesaikan masalah dan perbedaan
pendapat dengan orang tua.
43. Saya merasa gelisah ketika memikirkan hubungan
percintaan saya, seperti putus atau ketidakmampuan
memperoleh pasangan.
44. Saya berusaha menyikapi masalah interpersonal
dengan dewasa dan dapat menguasai diri agar
mendapat solusi.
45. Saya merasa cemas karena semakin dewasa lingkaran
perteman semakin kecil.
46. Saya merasa bersyukur mempunyai beberapa teman
asalkan merasa nyaman.
aitem 1 aitem 2 aitem 3 aitem 4 aitem 5 aitem 6 aitem 7 aitem 8 aitem 9 aitem 10
Penilai
skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s
A 4 3 4 3 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
B 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
C 3 2 5 4 3 2 5 4 3 2 4 3 3 2 5 4 3 2 5 4
Σs 9 11 10 12 9 11 10 12 10 12
V 0,75 0,9 0,8 1 0,75 0,9 0,8 1 0,8 1
aitem 11 Aitem12 aitem 13 aitem 14 aitem 15 Aitem16 aitem 17 aitem 18 aitem 19 aitem 20
Penilai
skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s
A 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
B 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
C 2 1 5 4 2 1 5 4 3 2 4 3 3 2 5 4 3 2 5 4
Σs 9 12 9 12 10 10 10 12 10 12
V 0,75 1 0,75 1 0,8 0,8 0,8 1 0,8 1
aitem 21 aitem 22 aitem 23 aitem 24 aitem 25 aitem 26 aitem 27 aitem 28 aitem 29 aitem 30
Penilai
skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s
A 3 2 3 2 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4
B 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
C 2 1 5 4 3 2 5 4 3 2 5 4 4 3 5 4 3 2 5 4
Σs 7 10 10 12 10 12 10 10 10 12
V 0,6 0,8 0,8 1 0,8 1 0,8 0,8 0,8 1
aitem 31 aitem 32 aitem 33 aitem 34 aitem 35 aitem 36 aitem 37 aitem 38 aitem 39 aitem 40
Penilai
skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s
A 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
B 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 2 5 4
C 3 2 4 3 3 2 5 4 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4
Σs 10 11 10 12 11 12 11 12 10 12
V 0,8 0,9 0,8 1 0,9 1 0,9 1 0,8 1
aitem 41 aitem 42 aitem 43 aitem 44 aitem 45 aitem 46 aitem 47 aitem 48 aitem 49 aitem 50
Penilai
skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s
A 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4
B 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
C 3 2 5 4 4 3 5 4 3 2 4 3 3 2 5 4 5 4 5 4
Σs 10 12 11 12 9 11 10 12 11 12
V 0,8 1 0,9 1 0,75 0,9 0,8 1 0,9 1
aitem 51 aitem 52 aitem 53 aitem 54 aitem 55 aitem 56 aitem 57 aitem 58 aitem 59 aitem 60
Penilai
skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s skor s
A 5 4 5 4 5 4 5 4 3 2 4 3 5 4 5 4 4 4 5 4
B 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
C 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 2 1 5 4 3 2 5 4
Σs 11 12 12 12 9 11 9 12 10 12
V 0,9 1 1 1 0,75 0,9 0,75 1 0,8 1
aitem 61 aitem 62 aitem 63 aitem 64
Penilai
skor s skor s skor s skor s
A 5 4 5 4 5 4 5 4
B 5 4 5 4 5 4 5 4
C 5 4 5 4 3 4 5 4
Σs 12 12 12 12
V 1 1 1 1
Ket : V = Σs / [n(c-1)]
V = Σs / [3(5-1)]
V = Σs / 12
Rentang V adalah 0 hingga 1, semakin nilainya mendekati 1 semakin baik
n = jumlah penilai
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel di atas maka Nilai V dari aitem saya yang nilainya berada di bawah
0,3 tidak ada.
B. Hasil Uji Reliabilitas Skala dengan Alpha Cronbach
Silahkan melakukan uji reliabilitas beberapa putaran hingga nilai item-total correlation nya lebih
dari atau sama dengan 0,3. Aitem dibawah 0,3 silahkan dikeluarkan dari proses uji, pada putaran
selanjutnya.
Putaran ke-1
N %
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,929 46
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Putaran ke-2
N %
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,936 39
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
VAR00001 74,9667 224,930 ,359 ,935
VAR00003 75,0000 219,931 ,504 ,934
VAR00004 75,2667 227,237 ,284 ,936
VAR00005 74,9000 219,403 ,548 ,934
VAR00006 75,2667 222,064 ,423 ,935
VAR00007 75,3333 224,161 ,353 ,935
VAR00008 75,5000 222,328 ,509 ,934
VAR00009 75,2333 219,495 ,523 ,934
VAR00010 75,5333 224,395 ,294 ,936
VAR00011 75,4000 221,421 ,425 ,935
VAR00012 75,8667 223,430 ,465 ,934
VAR00013 75,1333 220,257 ,488 ,934
VAR00014 75,5333 222,602 ,588 ,933
VAR00015 75,3667 222,240 ,401 ,935
VAR00016 75,8333 222,489 ,516 ,934
VAR00017 75,0000 217,034 ,630 ,933
VAR00018 75,4667 219,361 ,586 ,933
VAR00019 74,9333 214,754 ,620 ,933
VAR00020 75,4333 220,116 ,671 ,933
VAR00021 74,8333 219,385 ,488 ,934
VAR00022 75,7333 220,616 ,627 ,933
VAR00023 75,1000 212,162 ,787 ,931
VAR00024 75,6000 222,317 ,516 ,934
VAR00025 75,3667 218,930 ,667 ,933
VAR00026 75,6000 221,903 ,594 ,933
VAR00027 75,1667 221,385 ,448 ,934
VAR00028 75,5667 225,771 ,432 ,935
VAR00029 75,3000 218,562 ,635 ,933
VAR00030 75,3000 224,976 ,391 ,935
VAR00031 75,1667 215,523 ,605 ,933
VAR00033 75,3000 223,803 ,358 ,935
VAR00035 75,4000 218,524 ,664 ,933
VAR00036 75,5333 219,085 ,614 ,933
VAR00037 75,3333 223,747 ,437 ,934
VAR00041 75,3000 223,045 ,367 ,935
VAR00042 75,5000 223,914 ,528 ,934
VAR00044 75,5333 221,361 ,597 ,933
VAR00045 75,2000 216,993 ,557 ,933
VAR00046 75,8667 226,189 ,353 ,935
Putaran ke-3
N %
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,936 37
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Kesimpulan :
Berdasarkan uji reliabilitas alpha cronbach di atas maka aitem saya yang nilainya berada di
bawah 0,3 atau gugur adalah aitem 32,34,38,39,40,43,2,4,10 dst.
C. Kisi-kisi Setelah Uji Coba
Bentuknya sama dengan kisi-kisi bab II, namun hilangkan aitem yang nilainya di bawah 0,3 pada saat uji coba Cronbach Alpha
Variabe Dimensi/ Indikator Deskriptor/ Aitem
l Aspek Perilaku Penjelasan Indikator
Perilaku Perilaku Favorable Unfavorable
Memikirkan Khawatir dengan 41. Hubungan dengan orang 42. Saya dapat
khawatir
hubungan dengan hubungan inerpersonal tua memburuk ketika menyelesaikan
terhadap
teman, keluarga, antar keluarga, teman saya memasuki krisis masalah dan perbedaan
hubungan
pasangan dan kerja dan pasangan dewasa awal. pendapat dengan orang
interpersonal
karier dan masalah karier tua.
C. Revisi Aitem
Datalah di table ini, pernyataan-pernyataan yang gugur dikarenakan uji alpha cronbach, dan buatlah revisinya. Indikator dan
Deskriptor adalah indicator dan deskriptor aitem tersebut berasal sesuai kisi-kisi bab II
No Indikator Deskriptor Pernyataan yang Gugur Revisi Pernyataan
.
2 Merasa bimbang Ragu ketika Saya merasa percaya diri dalam Saya percaya diri dalam
dalam menghadapi pilihan- mengambil keputusan, karena telah memutuskan pilihan untuk masa
menentukan pilihan untuk masa mempertimbangkan nya dengan baik. depan.
pilihan depan
4 Merasa bimbang Ragu ketika Saya yakin dalam memilih target mana Saya yakin dalam memilih target
dalam menghadapi pilihan- yang didahulukan dengan segala untuk masa depan.
menentukan pilihan untuk masa resikonya.
pilihan depan
10 Merasa yang Merasa yang dilakukan Saya akan berjalan perlahan tapi pasti Saya yakin sekecil apapun
dilakukan sia- sia tidak akan memberikan dan yakin akan memberikan dampak di perubahan yang saya buat saat ini
dampak bagi masa masa depan. akan memberikan dampak di masa
depan depan.
32 Merasa takut Merasa Takut gagal saat Saya yakin memulai suatu hal dengan Saya yakin bisa melakukan
gagal memulai hal baru benar dan sebisa mungkin menghindari sesuatu dengan baik .
kegagalan
34 Merasa khawatir Merasa Khawatir Saya yakin dapat membangun relasi Saya yakin dapat
yang berlebihan berlebihan mengenai dalam karier yang baik di masa depan. mengembangkan relasi
masa depan yang belum pertemanan dalam berkarier di
terjadi masa depan.
38 Merasa khawatir Merasa Khawatir Saya yakin setiap orang memiliki Saya yakin setiap orang
yang berlebihan berlebihan mengenai rintangan masing-masing dalam mengalami kesulitan yang
masa depan yang belum hidupnya. berbeda beda dalam hidupnya.
terjadi
39 Merasakan Merasa tekanan dalam Saya merasa tertekan saat keluarga dan Saya merasa tertekan saat
tekanan hidup hidup semakin berat orang-orang sekitar menaruh ekspektasi keluarga dan lingkungan menaruh
yang tinggi kepada saya. harapan tinggi pada saya.
yang semakin
berat
40 Merasakan Merasa tekanan dalam Saya merasa bukan kewajiban untuk Saya merasa hidup dengan tenang
tekanan hidup hidup semakin berat mewujudkan ekspektasi orang-orang tanpa tekanan dari manapun.
sekitar dan tidak menjadikannya beban.
yang semakin
berat
43 Memikirkan Khawatir dengan Saya merasa gelisah ketika memikirkan Saya merasa khawatir dengan
hubungan dengan hubungan inerpersonal hubungan percintaan saya, seperti putus hubungan percintaan saya di masa
teman, keluarga, antar keluarga, teman atau ketidakmampuan memperoleh depan, seperti kesulitan mencari
pasangan dan kerja dan pasangan dan pasangan pasangan.
karier masalah karier
BAB IV. KATEGORISASI SKOR SKALA
A. Penghitungan Kategorisasi
Diketahui bahwa Skala Quarterlife-crisis yang saya buat ini, terdiri 46 aitem. Skor
jawaban dalam skala saya ini adalah 1 untuk untuk jawaban STS, 2 untuk untuk jawaban
TS, 3 untuk jawaban S, 4 untuk jawaban SS. Maka rentang minimum-maksimum skor
jawaban dalam skala saya adalah:
46 x 1 = 46 sampai dengan 46 x 4 = 184
Maka luas jarak sebarannya adalah:
184 – 46 = 138
Berdasarkan luas jarak sebaran tersebut maka satuan deviasi standarnya adalah :
Std. Deviasi (σ) = 138 : 6 = 23 (6 sudah merupakan rumus)
Dan Mean atau rerata teoretiknya adalah:
Mean (µ) = [(46 x 1) + (46 X 4)] : 2 = 115 (2 sudah merupakan rumus)
Jadi kategorisasi skor jawaban dari skala saya adalah:
RENDA X < (µ - σ) X < (115 - 23) X < 92
H
SEDAN (µ - σ) ≤ X < (µ + σ) (115 - 23) ≤ X < (115 + 23) 92 ≤ X < 138
G
TINGGI (µ + σ) ≤ X (115 + 23) ≤ X 138 ≤ X
2 NM 86 Rendah
3 AW 104 Sedang
4 DR 91 Rendah
5 IY 86 Rendah
6 NA 76 Rendah
7 PA 104 Sedang
8 AP 86 Rendah
9 UK 99 Sedang
10 KA 86 Rendah
11 AW 76 Rendah
12 W 111 Sedang
13 MS 67 Rendah
14 U 111 Sedang
15 DF 88 Rendah
16 EU 97 Sedang
17 Lf 73 Rendah
18 RI 85 Rendah
19 EQ 50 Rendah
20 EI 116 Sedang
21 S 76 Rendah
22 SF 79 Rendah
23 MK 65 Rendah
24 RJ 105 Sedang
25 A 94 Sedang
26 MN 100 Sedang
27 AR 102 Sedang
28 EU 101 Sedang
29 RA 115 Sedang
30 SH 115 Sedang
Berdasarkan tabel data subyek uji coba di atas maka sebaran kategorisasi dari 30 subyek uji coba
saya adalah:
RENDAH SEDANG TINGGI
15 orang 15 orang 0 orang