Anda di halaman 1dari 2

Pentingnya Dukungan Sosial dalam Menghadapi Quarter Life Crisis pada Mahasiswa

Cindy Aprylia Suryanto (202110170311011)


Mahasiswa Prodi Akuntansi
FEB UMM

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan manusia pasti ada beberapa fase yang tentunya akan dilewati.
Manusia akan melewati berbagai tahapan perkembangan, baik secara fisik maupun
psikologis. Arnet (2000) memaparkan bahwa emerging adulthood merupakan suatu masa
transisi dari remaja ke dewasa yang dimulai pada usia 18 tahun hingga 25 tahun. Usia ini
merupakan usia yang sesuai dengan masa studi individu di perguruan tinggi sebagai
mahasiswa. Pada masa ini seorang mahasiswa akan banyak mencari tahu terkait dengan
identitas dirinya, karir masa depan, relasi interpersonal, serta bagaimana pandangannya
terhadap kehidupan. Tentunya pasti akan ada banyak rasa kecemasan yang dialami seorang
mahasiswa tentang potensi akan kemampuan dirinya. Fenomena tersebut dapat disebut
dengan Quarter Life Crisis atau Krisis Seperempat baya.

Banyaknya perubahan dan tuntutan yang di alami oleh mahasiswa pada awal tumbuh
dewasanya tentunya tidak selalu membawa dampak positif. Perasaan negatif seperti gelisah,
cemas dan takut akan sebuah kegagalan pasti kerap dirasakan oleh mahasiswa. Jika
permasalahan tersebut tidak ditangani dengan baik, maka akan mengakitbatkan seseorang
mengalami krisis emosional. Robins dan Wilner (2001) mengatakan kondisi quarter life crisis
atau krisis emosional di usia seperempat kehidupan yang meliputi perasaan takut untuk
menghadapi kehidupan masa depan yang terkait karir, pendidikan, serta relasi dan kehidupan
sosial.

Dukungan sosial sangat di butuhkan untuk mecegah terjadinya Quarter Life Crisis ini.
(Toding et al., 2015) mendefinisikan dukungan sosial yang ada seperti beberapa orang
menghormati, rasa kasih, maupun dukungan sosial kenyamanan kepada individu oleh
keluarga, teman maupun orang lain. Bentuk dukungan sosial seperti ini membuat mahasiswa
beranggapan bahwa dirinya dicintai dan dihargai oleh orang lain. Keluarga juga dapat
memberi nasihat dan harus siap di jadikan tempat untuk bertukar pikiran. Selain sebagai
wadah untuk bertukar cerita keluarga juga harus dapat memberikan keyakinan akan potensi
yang ada guna menghindari perasaan cemas yang ada.

Oleh karna itu saya tertarik untuk membahas Quarter Life Crisis pada mahasiswa
karna pada usia ini sangat banyak sekali mahasiswa yang belum mengenali jati dirinya. Saya
ingin menulis lebih banyak lagi tentang dukungan sosial untuk menghadapi fase Quarter life
Crisis ini. Dengan harapan dapat membantu banyak orang di luar sana yang membaca tulisan
ini. Juga dapat membantu dalam mecari jalan keluar menghadapi masalah ini.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa Penyebab dari Quarter Life Crisis pada Mahasiswa?
2. Apakah Quarter life crisis berdampak pada kesehatan mental seseorang? Khususnya
mahasiswa
3. Bagaimana cara mengatasi quarter life crisis?

TINJAUAN PUSTAKA

Arnett dalam Agustin, 2012 Quarter Life Crisis adalah bagian dari gejolak quarter-life
period, yaitu sebuah fase perkembangan psikologis. Fase quarter-life period terjadi pada usia
18 sampai 29 tahun yang merupakan masa transisi antara fase remaja menuju fase dewasa.
Krisis ini muncul dengan reaksi emosi seperti frustasi, tidak memiliki tujuan, panik dan
sebagainya, krisis ini bila tidak ditanggapi serius akan mengakibatkan depresi. Masalah yang
sering menimpa individu pada fase remaja menuju dewasa meliputi pencapaian dalam karier,
finansial, dan kehidupan sosial.

(Murphy, 2011) quarter life crisis yang beberapa di antaranya ditemukan bahwa dalam
quarter life crisis ada berbagai hal yang dicoba oleh individu yang bersangkutan untuk
penuhi namun ia mereka putus asa akan hal tersebut, seperti dorongan hidup bersama
pasangan, dorongan menikah dari pihak keluarga, dan dorongan menjadi pribadi ‘baru’

Allison Black dalam bukunya berjudul Halfway Between Somewhere and


Nothing menjelaskan bahwa quarter life crisis adalah kondisi krisis emosional yang bisa
dicirikan dengan perasaan tak berdaya, terisolasi hingga ragu akan kemampuan diri sendiri
dan merasa takut gagal. Secara singkat bisa disebut sebagai rasa takut dan cemas akan
kehidupan di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai