PSIKOLOGI POSITIF
Psikologi Umum
KELAS : PI 1 A
TAHUN 2018
DAFTAR ISI
Daftar isi.....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Kesimpulan ..................................................................................................................9
B. Saran .............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari perilaku dan kejiwaan
dalam kehidupan manusia. Psikologi mengkaji perilaku manusia yang bermacam-
macam. Psikologi merupakan suatu konsep yang ambisius untuk mendefinisikan
seperangkat disiplin akademi yang memberikan perhatian pada aspek-aspek kejiwaan
manusia. Psikologi yang berkembang dewasa ini dapat disebut sebagai psikologi negatif,
karena berkutat pada sisi-negatif manusia.Psikologi, karena itu, paling banter hanya
menawarkan terapi atas masalah-masalah kejiwaan.Padahal, manusia tidak hanya ingin
terbebas dari problem, tetapi juga mendambakan kebahagiaan. Adakah psikologi jenis
lain yang menjawab harapan ini?
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Dalam tujuh tahun, sudah banyak, buku, jurnal,dan penelitian mengenai psikologi
positif yang diterbitkan.Akar SejarahMeskipun baru berdiri, sesungguhnya
pembahasan mengenai psikologi positif sudah ada sejak awal psikologi modern,
bahkan sejak masa Yunani Kuno. Itulah salah satu kritik trehadap psikologi positif,
yaitu topik yang tidak baru.
Berikut ini adalah beberapa tema yang membahas psikologi positif :Yunani.
Kontribusi tersbesar aristoteles dalam bidang filasafat adalah karyanya mengenai
moralitas, kebaikan, dan makna dari hidup dengan cara yang baik. Dia
menyimpulkan, bahwa kebaikan tertinggi bagi manusia adalah eudaimonia
(kebahagiaan). Menurut Aristoteles kebahagiaan diperoleh apabila manusia mencapai
tujuan akhir dengan menjalankan fungsinya dengan baik. Manusia mencapai
kebahagiaan dengan menjalankan secara paling baik kegiatan-kegiatan rasionalnya.
Kegiatan-kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan keutamaan. Utilitarianisme
dicetuskan oleh Jeremy Bentham dan dilanjutkan oleh John Stuart Mill. Aliran ini
menyatakan bahwa kebijakan yang baik dari pemerintah adalah kebijakan yang dapat
memberikan kebahagiaan bagi banyak orang. “Menurut kodratnya tingkah laku
manusia terarah pada kebahagiaan, suatu perbuatan dinilai baik atau buruk, sejauh
dapat meningkatkan atau mengurani kebahagiaan sebanyak mungkin orang” (Bertens.
2011). Utilitarianisme adalah sektor pertama yang berusaha untuk mengukur
kebahagiaan, menciptakan suatu alat uyang terdiri dari tujuh kategori, mengukur
kuantitas dari pengalaman kebahagiaan. Menurut Pawelski dan Gupta (2009)
utilitarianisme telah mempengaruhi beberapa topik dalam psikologi saat ini seperti
kesejahteraan subjektif dan hidup yang menyenangkan. Pada akhirnya psikologi
positif enerima bahwa kebahagiaan adalah salah satu komponen well-being, namun
itu tidak cukup sehingga eudaimonia dijadikan sebagai pelengkap filsafat
utilitarianisme.
Pandangan mengenai psikologi positif pun tersirat pada pendapat william James
yang mengatakan bahwa untuk mempelajari fungsi optimal manusia, pengalaman
pribadi harus dipertimbangkan. Atas keyakinan tersebut, James dipertimbangkan
sebgaai psikolog positif Amerika yang pertama. james melihat pentingnya
menggunakan metode positivistik dalam ilmu pengetahuan, meskipun begitu dia
menyatakan bahwa ilmu pengetahuan yang baik harus menggunakan metode yang
berlandaskan fenomenologi. Tidak hanya tertarik pada apa yang disebut objektif dan
observabel, james juga melihat pentingnya subjektivitas karena objektivitas
berdasarkan pada subjektivitas yang intens. Pada kesempatan lain, juga terlihat
ketertarikan James pada fungsi manusia. Ketika menjabat sebagai presiden APA pada
tahun 1906, William James banyak mempertanyakan mengenai perbedaan orang
dalam menggunakan fungsi optimal mereka. Mengapa ada orang yang mampu
menggunakan potensi yang mereka miliki secara maksimal dan ada yang
tidak.Psikologi HumanistikPsikologi humanistik, sebagai aliran ketiga psikologi
muncul secara formal pada tahun 1950. Maslow percaya bahwa psikologi humanistik
haruslah berlandaskan pada studi mengenai kesehatan, kreatifitas individu, dan usaha
untuk menyelidiki hidup secara empiris serta pola aktualisasi diri seseorang
(Moss,2001 dalam Froh,2004).
Istilah psikologi positif pertama kali muncul pada buku Maslow yang berjudul
Motivation and Personality (1945). Dia mengatakan bahwa psikologi telah sukses
dalam segi negatif daripada segi positif. Psikologi lebih banyak membahas mengenai
penyakit mental, dan juga kelemahan-kelemahan manusia daripada potensi, kebaikan,
dan pencapaian manusia. Selanjutnya Malsow mengatakan bahwa seolah-olah
psikologi telah membatasi dirinya sendiri, menjadi hanya setengah dari haknya untuk
menilai.
Dalam istilah yang paling umum, psikologi positif menggunakan teori psikologi,
penelitian, dan teknik intervensi untuk memahami positif, adaptif, kreatif, dan unsur-
unsur emosional yang memenuhi perilaku manusia. Menurut Kennon Sheldon and
Laura King (2001)dalam (W, 2005), psikologi positif dapat dijelaskan melalui definisi
berikut :
“Apa psikologi positif? Hal ini tidak lebih daripada studi ilmiah yang
mempelajari kekuatan dan kebajikan manusia biasa. Psikologi positif melihat kembali
"Rata-rata orang" dengan minat dalam mencari tahu apa yang berhasil, apa yang
benar, dan apa yang membaik. Pertanyaannya, "Apa dasar dari efisiensi fungsi sifat
manusia, apakah berhasil menerapkan evolusi adaptasi dan keterampilan belajar?
Dan bagaimana bisa psikolog menjelaskan fakta bahwa walaupun banyak kesulitan,
mayoritas orang berhasil hidup memenuhi martabat dan tujuan? Dengan demikian,
Psikologi positif adalah upaya untuk mendesak psikolog untuk mengadopsi lebih
terbuka dan menghargai perspektif tentang manusia potensi, motif, dan kapasitas.
Sheldon, Frederickson, Rathunde, Csikszentmihalyi, and Haidt (2000) dalam
(W, 2005) memberikan perspektif yang lain. Mereka mendefinisikan psikologi positif
sebagai "studi ilmiah dari fungsi optimal manusia. Hal ini bertujuan untuk
menemukan dan mempromosikan faktor-faktor yang memungkinkan individu,
masyarakat, dan masyarakat untuk maju dan berkembang.
B. Tokoh Psikologi Positif
Seperti yang kita ketahui bahwa Psikologi Positif adalah sebuah gerakan baru
dalam Ilmu Psikologi yang lebih menekankan pada eksplorasi potensi-potensi
produktif dalam diri manusia. Psikologi Positif mempelajari tentang kekuatan dan
kebajikan yang bisa membuat seseorang atau sekelompok orang menjadi berhasil
(dalam hidup atau meraih tujuan hidupnya), dan oleh karenanya ia menjadi bahagia.
Salah satu pusat perhatian utama dari cabang psikologi ini adalah pencarian,
pengembangan kemampuan, bakat individu atau kelompok masyarakat, dan kemudian
membantunya untuk mencapai peningkatan kualitas hidup (dari normal menjadi lebih
baik, lebih berarti, lebih bahagia). Pendiri gerakan psikologi positif adalah Martin
Seligman pada tahun 1998, yang pada saat itu juga menjadi Presiden dari American
Psychological Association (APA). Pada saat pelantikannya sebagai Presiden
American Psychological Association tahun 1997, Seligman menyampaikan sebuah
pidato yang dianggap sebagai tonggak lahirnya gerakan Psikologi Positif di dunia.
Dalam pidatonya, ia menyebutkan bahwa sebelum Perang Dunia II, sebenarnya ada
tiga misi utama psikologi; menyembuhkan penyakit mental, membuat hidup lebih
bahagia, dan mengidentifikasi dan membina bakat mulia dan kegeniusan. Setelah
Perang Dunia II, dua misi yang terakhir diabaikan sama sekali. Berdasarkan tiga misi
inilah, ditegakkan tiga prinsip psikologi positif: (1) studi tentang emosi positif
(optimisme, kebahagiaan, kasih sayang, dsb.), (2) studi tentang sifat-sifat positif
(kebajikan, kreativitas, kegigihan, keberanian, cinta, dsb.), dan (3) studi tentang
lembaga-lembaga positif yang mendukung kebajikan.
Seligman menggunakan kesempatannya menjadi Presiden APA untuk memulai
pergeseran fokus psikologi terhadap psikologi yang lebih positif. Inisiatif presiden
Seligman yang dikatalisis oleh serangkaian pertemuan di Akumal, Meksiko, Sarjana
dan orang terpelajar yang bisa menginformasikan konseptualisasi dan pengembangan
awal dari psikologi positif, dan Seligman mengusung pembentukan Komite Sistem
Psikologi Positif yang di dalamnya ada Mihaly Csikszentmihalyi, Ed Diener,
Kathleen Balai Jamieson, Chris Peterson, dan George Vaillant. Dari sini diikuti oleh
jaringan Positif Psikologi, kemudian menjadi Pusat Psikologi Positif di University of
Pennsylvania, puncak Psikologi Positif pertama di Washington DC. Selanjutnya,
dalam 7 tahun sejak pidato presiden Seligman, ada banyak buku positif psikologi,
jurnal isu-isu khusus, dan pembentukan jaringan psikologi positif regional yang
menjangkau dunia. Pada tahun 2005 seligman menghabiskan waktunya untuk
melakukan segenap kegiatan Psikologi Positif. Sekarang, pada tahun 2006, terbit
jurnal pertama tentang Psikologi Positif, The Journal of Positive Psychology. Sebagai
penganjur terkemuka dari psikologi positif, dalam gerakannya Seligman telah sangat
sukses mempercepat dan menyatukan upaya dari banyak ilmuwan terkemuka yang
telah menjadi beberapa pemain kunci dalam Psikologi Positif. Termasuk Komite
Sistem Positif Psikologi. Tokoh terkenal lainnya termasuk CR (Rick) Snyder, yang
mengedit edisi khusus Journal of Social and Clinical Psychology (2000) dan
Influental Handbook of Positive Psychology (2002); Chris Peterson, yang memimpin
proyek nilai didalam tindakan yang menyebabkan VIA mengklasifikasikan kekuatan
dan kebajikan (Peterson & Seligman, 2004). Faktor lain yang penting dalam
keberhasilan banyak inisiatif ini adalah dukungan keuangan yang membuat mereka
dapat melakukan kegiatan ini, yang disediakan oleh donor seperti Templeton
Foundation, The Gallup Organization, Mayerson Foundation, Annenberg Foundation
Trust di Sunnylands, dan filantropis Atlantik. Dan mengingat ketidakseimbangan
penelitian antara psikopatologi dan penyakit, relatif terhadap kekuatan manusia dan
kesejahteraan, psikologi positif juga menawarkan kesempatan yang sangat baik untuk
kemajuan ilmiah yang cepat, hanya karena banyak topik sebagian besar telah
diabaikan (Gable & Haidt, 2005). Dengan demikian, perkembangan psikologi positif
jelas dibentuk dengan energi dan upaya besar dari Seligman dan pemain utama
lainnya di lapangan.
Namun, juga sungguh jelas dari pemeriksaan sepintas dari literatur penelitian
yang psikologi positif tidak dimulai pada tahun 1997, atau 1998, atau 1999, atau 2000
(McCullough & Snyder, 2000). Psikologi Positif berakar pada mazhab atau aliran
Psikologi Humanistik. Abraham Maslow, Carl Rogers dan Erich Fromm, adalah para
tokoh psikologi humanis yang telah dengan gemilang mengembangkan penelitian,
praktek dan teori tentang kebahagiaan atau kehidupan individu yang positif. Upaya ini
kemudian diteruskan dan dikembangkan oleh para ahli dan praktisi Psikologi Positif
untuk terus mencari fakta empirik dan fenomena baru untuk mengukuhkan hasil kerja
para psikolog humanis. Salah satu teori yang dikemukakan oleh Psikologi Positif
adalah Self-determination Theory.
A. Kesimpulan
Psikologi Positif secara resmi didirikan oleh Martin E.P. Seligman pada tahun
1998. Seligmen yang waktu itu menjabat sebagai Presiden APA (American
Psychological Assosiation) secara otomatis dinobatkan sebagai bapak psikologi
positif.Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa dan perilaku manusia
dalam kehidupan sehari-hari psikologi positif, yaitu lebih menekankan apa yang
benar/baik pada seseorang, dibandingkan apa yang salah/buruk.Psikologi positif tidak
bermaksud mengganti atau menghilangkan penderitaan, kelemahan atau gangguan
(jiwa), tapi lebih kepada menambah khasanah atau memperkaya, serta untuk
memahami secara ilmiah tentang pengalaman manusia. Yang membantu untuk
menentukan ruang lingkup dan orientasi positif perspektif psikologi. Yaitu : pada
tingkat individu, subyektif, dan pada tingkat masyarakat.Misi Seligman ialah
mengubah paradigma psikologi, dari psikologi patogenis yang hanya berkutat pada
kekurangan manusia ke psikologi positif, yang berfokus pada kelebihan manusia.
B. Saran
Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita untuk lebih memahami
tentang pelajaran Psikologi Positif. Mohon pemakluman dari semuanya jika dalam
makalah kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa maupun pemahaman.
Karena tiadalah sesuatu yang sempurna yang bisa manusia ciptakan
DAFTAR PUSTAKA