Biasanya dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin kurang dari 7-8 g/dl.
Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta telinga
mendenging. Anemia bersifat simptomatik jika hemoglobin < 7 gr/dl, sehingga gejala-gejala dan
tanda-tanda anemia akan jelas. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama
pada konjungtiva dan jaringan di bawah kuku.
Sumber : Kapita Selekta Kedokteran Edisi 5 Jilid 2
9. Tata Laksana
1. Terapi kausal, dengan mengatasi penyebab perdarahan yang terjadi, misalnya
mengobati infeksi cacing tambang;
2. Terapi besi per oral: pemberian ferrous sulfat per oral 3x200 mg selama 3-6 bulan,
ada pula yang menganjurkan hingga 12 buIan. Preparat ini diberikan saat perut
kosong.
Namun jika ada pasien yang tidak tahan dengan keluhan gastrointestinal,
seperti mual, muntah, konstipasi, pemberian ferrous sulfat bisa dilakukan
saat makan atau dosis dikurangi menjadi 3x l00 mg;
3. Terapi besi parenteral: pemberian iron dextran complex (50 mg/ mL) secara
injeksi subkutan atau intravena pelan. Namun, rute ini bukan pilihan utama dan
hanya dilakukan atas indikasi:
- Intoleransi terhadap pemberian besi oral
- Kepatuhan terhadap pemberian besi oral yang rendah
- Gangguan pencernaan yang dapat kambuhjika diberikan preparat besi oral,
misalnya kolitis ulseratif
4. Transfusi darah diberikan apabila gejala anemia disertai risiko terjadinya gagal
jantung yaitu pada kadar Hb 5-8g/dL. Komponen darah yang diberikan berupa
suspensi eritrosit (PRC) diberikan secara serial dengan tetesan lambat.