Sinergi: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Jakarta
Sinergi: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Jakarta
SINERGI
KA JIAN BISNIS DAN MANAJEMEN
Edisi Khusus on Finance, 2005
Hal. 1 - 15
Hadri Kusuma
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ukuran perusahaan, resiko bisnis,
pertumbuhan aktiva, profitabilitas dan struktur kepemilikan berpengaruh terhadap struktur
modal perusahaan. Dari pengujian terhadap perusahaan-perusahaan manufakturing yang
terdaftar di Bursa efek Jakarta disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva,
profitabilitas dan struktur kepemilikan berpengaruh positif sementara resiko bisnis berpenga-
ruh negatif terhadap struktur modal perusahaan secara signifikan.
Kata Kunci: Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aktiva, Profi-
tabilitas dan Struktur Kepemilikan
luar. Kalau bisa memperoleh sumber dana ngutamakan pemenuhan modalnya dari mo-
yang diperlukan tanpa memperoleh "sorotan dal yang permanen, yaitu modal sendiri,
dan publisitas publik" sebagai akibat pener- sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap.
bitan saham baru. Dana eksternal lebih disu- Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya
kai dalam bentuk hutang daripada modal aturan struktur finansial konservatif hori-
sendiri karena dua alasan. Pertama adalah sontal yang menyatakan bahwa besarnya
pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obli- modal sendiri hendaknya paling sedikit da-
gasi lebih murah dari biaya emisi saham pat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva
baru. lain yang sifatnya pemanen. Dan perusahaan
Suad Husnan (1996:325) hal ini yang sebagian besar dari aktivanya terdiri
disebabkan karena penerbitan saham baru atas aktiva lancar akan mengutamakan ke-
akan menurunkan harga saham lama. Kedua, butuhan dananya dengan hutang. Jadi dapat
manajer khawatir kalau penerbitan saham dikatakan bahwa struktur aktiva mempunyai
baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk pengaruh terhadap struktur modal. Jika pe-
oleh para pemodal, dan membuat harga sa- ngukuran struktur aktiva didasarkan pada
ham akan turun. Hal ini disebabkan antara rasio antara total aktiva tetap terhadap total
lain oleh kemungkinan adanya informasi aktiva, maka secara teoritis terhadap hubu-
asimetrik antara pihak manajemen dengan ngan yang negatif antara struktur aktiva
pihak pemodal. dengan struktur modal. Semakin tinggi
struktur aktiva (yang berarti semakin besar
Faktor-faktor yang Mempengaruhi jumlah aktiva tetap) maka penggunaan mo-
Struktur Modal dal sendiri akan semakin tinggi (yang berarti
Salah salah tugas manajer keua- penggunaan modal asing semakin sedikit)
ngan adalah memenuhi kebutuhan dana. Di atau struktur modalnya makin rendah.
dalam melakukan tugas tersebut manajer Moh'd, Larry dan James (1998)
keuangan dihadapkan adanya suatu variasi dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
dalam pembelanjaan, dalam arti kadang- perubahan struktur aktiva berpengaruh
kadang perusahaan lebih baik menggunakan negatif terhadap perubahan struktur modal
dana yang bersumber dari hutang (debt) ka- yang dilakukan oleh manajer. Demikian pula
dang-kadang perusahaan lebih baik kalau dengan penelitian yang dilakukan oleh
menggunakan dana yang bersumber dari Bhaduri (2002) yang menunjukkan adanya
modal sendiri (equity). Oleh karena itu pengaruh yang bersifat negatif dari struktur
manajer keuangan di dalam operasinya perlu aktiva terhadap struktur modal. Penelitian
berusaha untuk memenuhi suatu sasaran lain yang dilakukan oleh Krishnan (1996)
tertentu mengenai perimbangan antara be- pada perusahaan-perusahaan besar di negara
sarnya hutang jumlah modal sendiri yang industri juga menunjukkan adanya pengaruh
tercermin dalam struktur modal perusahaan, negatif struktur aktiva terhadap struktur mo-
perlu diperhitungkan berbagai faktor-faktor dal.
yang mempengaruhi struktur modal, yang
dapat diuraikan antara lain: Tingkat Pertumbuhan Penjualan
Brigham dan Houston (2001; 39)
Struktur aktiva mengatakan bahwa perusahaan dengan
Menurut Bambang (1995; 298), penjualan yang relatif stabil dapat lebih
kebanyakan perusahaan industri dimana aman memperoleh lebih banyak pinjaman
sebagian besar daripada modalnya tertanam dan menanggung beban tetap yang lebih
dalam aktiva tetap (fixed assets), akan me- tinggi dibandingkan dengan perusahaan
Ukuran Perusahaan +
(Size)
Risiko Bisnis -
(Business Risk)
Variabel Terikat
Kemampulabaan -
(Profitability)
Struktur Kepemilikan +
(OwnershipStructure)
Variabel Bebas
Ha : β4<0 Profitabilitas berpengaruh ne- SPSS 11.5 diperoleh hasil seperti tampak
gatif signifikan terhadap struk- pada Tabel 1.
tur modal.
Pengaruh Simultan seluruh Variabel
Pengaruh Stuktur Kepemilikan terha- Bebas terhadap Struktur Modal
dap Struktur Modal Pengaruh simultan dari seluruh
Formulasi hipotesis pengujian pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat ini
tersebut adalah sebagai berikut: menggunakan hipotesis nol: Ukuran perusa-
Ho: β5 0 Struktur kepemilikan tidak haan, Risiko bisnis, Pertumbuhan aktiva,
berpengaruh signifikan ter- Profitabilitas, dan Struktur kepemilikan pe-
hadap struktur modal. rusahaan secara bersama-sama berpengaruh
Ha : β5> 0 Struktur kepemilikan berpe- terhadap Struktur Modal. Jika probabilitas
ngaruh positif signifikan dari nilai F <tingkat signifikansi () maka
terhadap struktur modal. Ho ditolak. Berdasarkan analisis data yang
telah dilakukan diperoleh Fhitung=669.015
HASIL PENELITIAN DAN PENGU- dengan p=0.000. Pada tingkat signifikansi
JIAN HIPOTESIS =5%; maka Fhitung tersebut signifikan (tidak
Dalam bagian ini disajikan analisis dapat diabaikan), karena p=0.000<0.05.
terhadap data yang telah diperoleh selama Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terse-
pelaksanaan penelitian. Selanjutnya berda- but maka dapat disimpulkan bahwa, Ukuran
sarkan hasil analisis data tersebut dilakukan perusahaan, Risiko bisnis, Pertumbuhan
pengujian terhadap hipotesis penelitian. aktiva, Profitabilitas, dan Struktur kepe-
Model analisis yang digunakan dalam milikan perusahaan secara bersama-sama
penelitian ini adalah model regresi linier berpengaruh terhadap Struktur Modal.
berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi
linier sederhana dengan bantuan program
dan dL dapat diperoleh dari Tabel Durbin- nya koefisien korelasi Spearman antara vari-
Watson. Berdasarkan hasil analisis dengan abel bebas dengan nilai mutlak residu seperti
program SPSS 11.5 diperoleh besarnya nilai disajikan pada Tabel 2.
statistik Durbin Watson, d=2.044. Sedang- Untuk jumlah sampel n=582 dan
kan untuk jumlah sampel n=582, k'=5 dan tingkat signifikansi =5% dari tabel di atas
tingkat signifikansi =5% dari Tabel d tampak bahwa tidak ada satupun koefisien
diperoleh nilai dL= 1.718 dan dU=1.820. korelasi Spearman yang signifikan. Berda-
Nilai d atau DW =2.044 dan sarkan hasil uji signifikansi koefisien kore-
dU=1.820, jika dibandingkan ternyata nilai lasi Spearman (rs) antara variabel bebas
d>dU maka keputusannya adalah tidak dengan nilai mutlak residu tersebut, maka
menolak Ho, dengan demikian Ho yang dapat disimpulkan bahwa data yang diana-
menyatakan tidak terjadi autokorelasi tidak lisis tidak mengandung gejala heterokedas-
ditolak. Berdasarkan hasil pengujian ini, tisitas. Dengan demikian asumsi klasik
ternyata pada tingkat signifikansi 5% data mengenai tidak terjadinya heteroskedas-
yang diolah tersebut tidak menunjukkan tisitas dapat diterima.
adanya gejala autokorelasi, sehingga asumsi
klasik mengenai tidak terjadinya gejala Pengujian Multikolinearitas
autokorelasi dapat terpenuhi oleh model Multikolinearitas merupakan feno-
yang diperoleh. mena adanya korelasi yang sempurna antara
satu variabel bebas dengan variabel bebas
Pengujian Uji Heteroskedastisitas yang lain. Konsekuensi praktis yang timbul
Homoskedastisitas (varian sama) sebagai akibat adanya multikolinearitas ini
merupakan fenomena di mana pada nilai adalah kesalahan standar penaksir semakin
variabel independen tertentu masing-masing besar, dan probabilitas untuk menerima
kesalahan (ei) mempunyai nilai varian yang hipotesis yang salah menjadi semakin besar.
sama sebesar 2. Jika model yang diperoleh Pengujian terhadap ada tidaknya multikoli-
ternyata tidak memenuhi asumsi atau nearitas dilakukan dengan menggunakan
fenomena tersebut maka dalam model terse- metode VIF (Variance Inflation Factor).
but terjadi heteroskedastisitas. Heteroske- Adapun kriteria yang digunakan dalam pe-
dastisitas ini mengakibatkan nilai-nilai esti- ngujian metode VIF ini adalah sebagai beri-
mator (koefisien regresi) dari model tersebut kut. Jika VIFj>10 terjadi multikolinearitas
tidak efisien meskipun estimator tersebut tinggi antara regresor (variabel bebas) j de-
tidak bias dan konsisten. Pengujian terhadap ngan regresor (variabel bebas) yang lain.
adanya fenomena heteroskedastisitas dila- Dari hasil olah data diperoleh besarnya nilai
kukan dengan menggunakan Spearman's VIF masing-masing variabel bebas ditunjuk-
Rank Correlation Test. Berdasarkan olah kan pada Tabel 3.
data yang telah dilakukan diperoleh besar-
Tabel 2. Koefisien Korelasi Spearman antar Variabel Bebas dengan Nilai Mutlak Residu
DAFTAR PUSTAKA
Balakrishnan, Srinivasan and Isaac Fox, (1993). "Asset Specificity, Firm Heterogeneity and
Capital Structure", Strategic Management Journal, 14, 1, p. 3.
Bambang Riyanto, (1995). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi IV, BPFE,
Yogyakarta.
Bhaduri, Saumitra N, (2002). "Determinants of Corporate Borrowing: Some Evidence from
the Indian Corporate Structure", Journal of Economics and Finance, Summer, 26, 2,
p. 200.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, (2001). Manajemen Keuangan, Edisi 8, Erlangga,
Jakarta.
Ghosh, Arvin, Francis Cai and Wenhui Li, (2000). "The Determinants of Capital Structure",
American Business Review, 18, 2, p. 129.
Gujarati, Damodar N., (1995). Basic Econometric, Third Edition, McGraw-Hill Book Com-
panya, New York.
Horne, James Van dan John M. Wachowics, Jr., (1998). Prinsip-prinsip Manajemen Keua-
ngan, Salemba Empat, Jakarta.
Sekaran, Uma. (1992). Research Methods for Business: A Skill-Building Approach, Second
Edition, John Wiley & Sons, Inc., New York.
Suad Husnan, (1989). Pembelanjaan Perusahaan (Dasar-dasar Manajemen Keuangan),
Edisi III, Liberty, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, (1997). Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, (2002). Standar Akuntasi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
Jahera, John S. and William P. Lloyd, (1996). "An Empirical Assessment of Factors Affect-
ing Corporate Debt Levels", Managerial Finance, 22, 2, p.29.
Krishnan, V. Sivarama, and R. Charles Moyer, (1996). "Determinants of Capital Structure:
An Empirical Analysis of Firms in Industrialized Countries", Managerial Finance,
22, 2, p. 39.
Mc.Cue, Michael J. and Yasar A. Ozcan, (1992). "Determinants of Capital Structure", Jour-
nal of Healthcare Management, 37,3, p. 333.
Munawir, S. (2001). Analisa Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.
Moh'd, Mahmoud A, Larry G. Perry and James N. Rimbey, (1998). "The Impact of Owner-
ship Structure on Corporate Debt Policy: a Time-Series Cross-Sectional Analysis",
The Financial Review, Aug, 33, 3, p. 85.