Anda di halaman 1dari 3

Tema: Tim Medis Berbagi Kisah

Mengenai cerita dari tim medis yang terlibat dalam penanganan COVID-19, supaya pembaca lebih memahami
kesulitan dan bahaya yang dihadapi, sehingga mereka lebih sadar dan berupaya untuk menjaga kesehatan.
Artikel ini juga dimaksudkan untuk menjadi penyemangat dan apresiasi bagi tim medis yang masih bertugas.

1. Sebutkan nama, gelar, sekarang aktif di mana. Sertakan foto diri, bukan pas foto, sedang tersenyum, pose
santai, ukuran file minimal 500 kb.
Nama saya dr. Posti Siswati. Sekarang bertugas di Puskesmas Kecamatan Pademangan sejak
tahun 2016, dan sekarang bertugas di Layanan 24 jam.

2. Ceritakan bagaimana awalnya, Anda bisa terlibat dalam penanganan COVID-19? Pernahkah terbayang
sebelumnya? Hingga kini, sudah berapa lama Anda bertugas?
Tidak terbayangkan oleh saya untuk bisa terlibat dalam penanganan COVID-19. Saya bertugas di
Puskesmas Kecamatan Pademangan sudah 3 tahun. Puskesmas merupakan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tingkat Pertama, dan sekarang bertugas di Layanan 24 jam. Karena Pandemi COVID-19 ini,
dan bertugas di Fasyankes tingkat Pertama jadi memang dilibatkan dalam penanganan COVID-19, dan
tugas di Puskesmas selain penanganan pada pasien COVID, juga bertugas dalam mentracing kasus
kontak Pasien COVID, dan memantau perkembangan kesehatan pasien COVID.

3. Adakah persyaratan tertentu yang harus dipenuhi bagi tim medis yang akan dilibatkan dalam penanganan
COVID-19?
Persyaratan yang harus dipenuhi bagi tim medis yang akan dilibatkan dalam penanganan COVID-19
biasanya memang dipilih yang tidak mempunyai faktor Komorbid dan tidak dalam pengobatan ataupun
tidak sedang hamil. Dan saat akan dalam bertugas, semua karyawan dilakukan pemeriksaan secara
berkala.
4. Apa saja yang menjadi tanggung jawab Anda?
Tanggung jawab dalam tugas di pandemi COVID-19 di Puskesmas yaitu memantau pasien-pasien kami
yang didiagnosis COVID lewat WA, telpon baik itu pasien yang isolasi mandiri di rumah ataupun
dirawat di RS dengan menanyakan keluhan pasien setiap hari dan menjadwalkan serta memeriksa
RAPID, SWAB PCR secara berkala untuk memastikan perkembangan pasien yang isolasi mandiri di
rumah dan juga memberikan masker, vitamin, handsanitizer. Kami juga bertanggung jawab dalam
tracing kontak erat pasien yang bertujuan memutuskan rantai penularan. Dan berkoordinasi lintas sektor
baik itu Camat, Lurah, Ketua RW, ketua RW selama memantau kesehatan pasien yang diisolasi mandiri,
dan berkoordinasi setiap akan melakukan pemeriksaan di lapangan selain di Puskesmas, serta bila ada
keluarga yang memang hanya dirumah, dan tulang punggung keluarga didiagnosis COVID dan tidak
bisa bekerja dan menerapkan PSBL (Pembatasan Sosial Berskala Lokal) dan Sosial Distancing di
wilayahnya masing2 apalagi DKI Jakarta mempunyai angka tertinggi COVID di Indonesia ini.

5. Persiapan apa saja yang harus dilakukan sebelum bertugas? Perlengkapan apa saja yang harus dikenakan
(tuliskan secara detail, termasuk jika harus mengenakan berlapis-lapis)?
Persiapan yang dilakukan sebelum bertugas, kami selalu memastikan diri memang Sehat, selalu Sarapan
sebelum tugas, setiap hari konsumsi Vitamin serta membiasakan Makan Makanan Bergizi. Perlengkapan
yang harus dikenakan banyak masker medis, masker N95, Face shield atau Kacamata google, Topi Baju
operasi yang dilapisi Head Cap, Baju Hazmat, Handscoon baik di Poli ataupun ke lapangan.

6. Apa saja yang Anda rasakan saat bertugas?


Yang saya rasakan saat bertugas itu panas saat harus memakai baju berlapis kadang sesak kalau memang
harus memakai masker medis dan masker n95. Menahan lapar, haus dan buang air karena pemakaian
APD.

6. Kesulitan apa saja yang harus dihadapi?


Kesulitan kadang terjadi saat memakai masker dan kacamata google atau face shield karena kadang
jadi berembun, dan terkadang kalau kita berbicara suara kita jadi tidak terdengar pasien.

7. Adakah cerita-cerita unik atau mengharukan atau menyedihkan atau bahkan membuat kesal? Tolong bagikan.
Cerita saat di lapangan, misalnya mendapatkan laporan ada pasien yang sempat pingsan di jalan. Tidak
ada warga yang berani menolong pasien itu karena mereka langsung menganggap COVID, tetapi saat
petugas datang rupanya pasien sadar, tetapi warga banyak malah berkerumun untuk memvideokan
petugas yang memakai Hazmat menangani pasien dan mereka tidak memakai masker. Ya setidaknya
kalau memang tidak mau menolong pasien, warga ga perlu berkerumun dan baiknya memakai masker
setiap keluar rumah.
Saat memeriksa kematian pasien COVID memang sangat panjang prosesnya. Karena harus
berkoordinasi dengan Satgas Pemulasaran dan Dinas Palang Hitam karena prosesi pemakamannya
berbeda dari biasanya.

8. Apa pesan Anda bagi masyarakat?


Pesan saya bagi masyarakat:
a. Tolong untuk mematuhi nasehat yang mungkin sudah sering diberikan baik itu lewat TV, ataupun media
sosial untuk tidak berkerumun, selalu membiasakan cuci tangan atau bila tidak bisa cuci tangan bisa
menggunakan Hand Sanitizer, dan memakai masker setiap keluar rumah, dan Mandi serta ganti baju bila
keluar rumah.
b. Jangan pernah mendiskriminasi atau memperlakukan pasien yang didiagnosis COVID seperti AIB di
lingkungan rumah karena tidak ada orang yang mau terkena penyakit itu. Posisikan bila kita di posisi
sebagai pasien itu, apakah kita mau diperlakukan seperti itu. Jadi bila ada tetangga yang didiagnosis
COVID dan dia isolasi mandiri di rumah kita justru harus Mendukung untuk tetap isolasi mandiri, dan
membantu misalnya memberikan bantuan misalnya makanan, vitamin, masker di depan rumah pasien.
c. Jujurlah bila menceritakan setiap keluhan yang ada, ceritakan bila memang ada Kontak dengan keluarga
atau tetangga yang dikatakan COVID untuk bisa membantu petugas dalam memutus rantai COVID.

9. Apa yang ingin Anda sampaikan bagi rekan-rekan tim medis lainnya?
Yang saya ingin sampaikan bagi rekan-rekan tim medis lainnya adalah dalam hal pemakaian APD harus
diperhatikan dan saat pelepasan APD juga. Bila setelah bertugas kalau bisa mandi atau ganti baju saat
mau pulang. Harus makan bergizi dan jangan lupa konsumsi Vitamin. Selalu Berdoa sebelum dan
setelah bekerja. Serta memotivasi pasien yang ditangani untuk semangat biar lekas Sehat.

10. Adakah yang ingin Anda sampaikan bagi para pembuat keputusan di pemerintahan?
Mendata dan memastikan terutama untuk pasien yang didiagnosis COVID untuk bisa mendapatkan
bantuan dari pemerintah karena memang saat diisolasi mereka tidak bisa bekerja dan menafkahi
keluarga.

11. Pengorbanan terbesar yang Anda lakukan saat harus menangani COVID-19?
Menahan diri untuk tidak bertemu dengan keluarga selama bertugas menangani COVID.

12. Harapan Anda?


Harapan saya adalah bisa menemukan Vaksin untuk bisa menangani COVID dan Pandemi COVID ini
cepat selesai

Anda mungkin juga menyukai