Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

EVALUASI PROGRAM

4.1 Alur Pemecahan Masalah


Adapun alur kerangka pemikiran pendekatan sistem dapat diselesaikan dengan
menggunakan algoritma problem solving cycle dibawah ini:

Gambar 4.1 Alur pemecahan masalah

Studi ini dilakukan dengan panduan alur pemecahan masalah seperti gambar di
atas, dimulai dari identifikasi masalah. Dari masalah-masalah yang ditemukan dipilih
salah satu yang menjadi prioritas utama melalu teknik Hanlon Kuantitatif. Kemudian
penyebab masalah diidentifikasi melalui metode pendekatan sistem. Konfirmasi penyebab
masalah yang paling mungkin dilakukan dengan wawancara dan observasi. Setelah itu
setiap masalah dikaji untuk dicari alternatif pemecahannya yang kemudian diurutkan
sesuai prioritas menggunakan kriteria Matrix. Rencana penerapan pemecahan masalah
dituangkan dalam tabel plan of action. Setelah itu dilakukan intervensi terhadap masalah
tersebut dan hasil kegiatan, monitoring dan evaluasi diserahkan kepada pihak puskesmas.
Siklus pemecahan masalah adalah seperti berikut:
1. Identifikasi/ Inventarisasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai, kemudian
menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Untuk hal ini
digunakan format atau blanko SPM. Setelah itu adalah membandingkan antara hasil
kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan sasaran dan target yang sudah
ditentukan.
2. Penentuan prioritas masalah
Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya
melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli. Namun
dalam penentuan masalah ini, metode yang kami gunakan adalah metode Hanlon.
3. Penentuan penyebab masalah
Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah dengan
faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis penyebab masalah
antara lain fish bone analysis system (diagram tulang ikan), analisis sistem,
pendekatan H.L. Blum, analisis epidemiologi, dan pohon masalah. Dalam hal ini,
kami menggunakan metode fish bone analysis untuk menentukan penyebab
masalahnya.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain dengan
cara:
1. Menetapkan tujuan dan sasaran
2. Mencari alternatif pemecahan masalah
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang
didukung oleh data atau konfirmasi
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang
sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif
pemecahan.
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan
pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan
Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.

4.2 Identifikasi Cakupan Program


Berdasarkan yang diperoleh dari hasil analisis data SPM Puskesmas Winong, 2019,
didapatkan beberapa belum mencapai hasil yang di targetkan. Komponen-komponen
program tersebut yaitu:

Tabel 4.1 Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
Puskesmas Winong 2019

Indikator Target% Pencapaian%

Semua kasus TB yang ditemukan dan 85 13,33


diobati

80 50
Penemuan terduga kasus TB

Angka Keberhasilan pengobatan 85 13,33


semua kasus TB ( Success Rate/SR)

Pelayanan Diare balita 100 46,65

Pemuan penderita Pneumonia balita 86 4,39

4.3 Penentuan Prioritas Masalah Berdasarkan Hanlon Kuantitatif

Untuk penentuan prioritas masalah digunakan metode Hanlon Kuantitatif. Kriteria


dalam Hanlon Kuantitatif adalah sebagai berikut:
 Kriteria A: Besarnya masalah
 Kriteria B: Kegawatan masalah
 Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan
 Kriteria D: Faktor PEARL

Kriteria A: Besarnya masalah: Besarnya masalah dapat ditentukan melalui langkah-


langkah berikut
Langkah 1:
Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih presentasi pencapaian
dengan target 100%.

Tabel 4.2 Besarnya Masalah

Indikator Target% Pencapaian%

Semua kasus TB yang ditemukan dan 85 13,33


diobati

80 50
Penemuan terduga kasus TB

Angka Keberhasilan pengobatan 85 13,33


semua kasus TB ( Success Rate/SR)

Pelayanan Diare balita 100 46,65

Pemuan penderita Pneumonia balita 86 4,39

Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess:
k = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas
n = jumlah masalah
Masukkan ke rumus
k = 1 + 3,3 log n
k = 1+3,3 log 5
= 1+3,3 ( 0,69)
= 3,27  dibulatkan 3,3
Langkah 3:
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar dengan
terkecil kemudian di bagi kelas atau kolom.
Nilai besar masalah : terbesar 68,9
terkecil 6,9
Interval : Nilai terbesar – nilai terkecil
K
: 18,78
Langkah 4:
Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom atau kelas:

Tabel 4.3 Pembagian Interval Kelas


Kolom/Kelas Skala Interval Nilai
Skala 1 6,9 – 25,68 1
Skala 2 25,69 – 44,47 2
Skala 3 44,8 - 63,25 3

Langkah 5:
Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya

Tabel 4.4 Masalah Berdasarkan Kelas

No Program 6,9 – 25,68 25,69 – 44,8 – 63,25 Nilai


44,47
1 Semua kasus X 3
TB yang
ditemukan
dan diobati
2 Penemuan X 3
terduga
kasus TB
3 Angka X 3
keberhasilan
pengobatan
semua kasus
TB.
4 Pelayanan X 3
Diare balita
5 Penemuan X 3
penderita
Pneumonia
balita

Kriteria B: Kegawatan masalah


Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi (U), besarnya
masalah (S), tingkat penyebaran/meluasnya (G), dan sumber daya (P) yang dimiliki
untuk mengatasi tiap masalah dengan sistem scoring dengan skor 1-5.
1. Tingkat urgensi dinilai sebagai berikut:
 Sangat mendesak :5
 Mendesak :4
 Cukup mendesak :3
 Kurang mendesak :2
 Tidak mendesak :1
2. Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut:
 Sangat gawat :5
 Gawat :4
 Cukup gawat :3
 Kurang gawat :2
 Tidak gawat :1
3. Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth) dinilai sebagai berikut:
 Sangat mudah menyebar/meluas :5
 Mudah menyebar/meluas :4
 Cukup menyebar/meluas :3
 Sulit menyebar/meluas :2
 Tidak menyebar/meluas :1
4. Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan (potency) dinilai
sebagai berikut:
 Sangat banyak :5
 Banyak :4
 Cukup banyak :3
 Kurang banyak :2
 Tidak banyak :1

Tabel 4.5 Penilaian Masalah Berdasarkan Kegawatan


No Masalah U S G P Jumlah
1 Semua 4 5 4 2 15
kasus TB
yang
ditemukan
dan diobati
2 Penemuan 5 5 5 2 17
terduga
kasus TB
3 Angka 5 5 5 2 17
keberhasila
n
pengobatan
semua
kasus TB
4 Pelayanan 4 2 3 2 11
diare balita
5 Penemuan 3 4 3 3 13
penderita
Pneumonia
balita

Kriteria C: Kemudahan dalam Penanggulangan


Kemudahan penganggulangan masalah diukur dengan scoring dengan nilai 1 – 5
dimana:
 Sangat mudah : 5
 Mudah :4
 Cukup mudah : 3
 Sulit :2
 Sangat sulit :1

Tabel 4.6 Penilaian Masalah Berdasarkan Kemudahan Dalam Penanggulangan


No Masalah Nilai
1. Semua kasus TB yang ditemukan dan diobati 3
2. Penemuan terduga kasus TB 3
3. Angka keberhasilan pengobatan semua kasus TB 3
4. Pelayanan diare balita 4
5. Penemuan penderita Pneumonia balita 3

Kriteria D: PEARL Faktor


Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat atau
tidak nya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut adalah:
 Kesesuaian (Propriety)
 Secara Ekonomis murah (Economic)
 Dapat diterima (Acceptability)
 Tersedianya sumber (Resources availability)
 Legalitas terjamin (Legality)

Tabel 4.7 Faktor PEARL


Hasil
No Masalah P E A R L
Kali
1. Konseling Sanitasi 1 1 1 1 1 1
2. Penemuan terduga kasus TB 1 1 1 1 1 1
3. Angka keberhasilan pengobatan semua kasus TB 1 1 1 1 1 1
4. Pelayanan diare balita 1 1 1 1 1 1
5. Penemuan penderita Pneumonia balita 1 1 1 1 1 1
4.4 Kerangka Pikir Masalah
Pada penelitian ini ditemukan adanya masalah yang terjadi pada program-program
Puskesmas X. Dasar untuk memutuskan adanya masalah, yaitu:

Gambar 4.2 Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem

Pada penelitian ini ditemukan adanya masalah yang terjadi pada program-program
Puskesmas X untuk memutuskan adanya masalah, yaitu :
1. adanya kesenjangan antara target dan pencapaian dari program
2. Adanya keterbatasan masyarakat dalam paradigm sakit.
3. Alat promosi yang masih kurang.
4. Sanitasi lingkungan yang rendah.
Untuk memecahkan masalah tersebut digunakan kerangka pendekatan sistem yang
terdiri dari input, proses, output dan lingkungan yang mempengaruhi input dan proses.
Input terdiri dari Man (Tenaga Kerja), Money (Pembiayaan), Material (Perlengkapan),
Method (Metode), Machine (Mesin) dan Market (Pasaran). Sedangkan dari proses terdiri
dari P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan & Pelaksanaan.), P3 (Penilaian, Pengawasan
Pengendalian). Adapun
Setelah ditentukan penyebab masalah, maka selanjutnya menentukan alternatif
pemecahan masalah dan menentukan prioritas pemecahan masalah yang terbaik melalui
rumus M x I x V/C. Kemudian membuat rencana penerapan pemecahan masalah yang
dibuat dalam bentuk POA (plan of action). Kegiatan tersebut dipantau apakah
penerapannya sudah baik dan apakah masalah tersebut sudah dapat dipecahkan.

4.5 Penentuan Prioritas Masalah


Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan teknik Hanlon
Kuantitatif, didapatkan urutan prioritas masalah yang ada di Puskesmas X adalah :

Tabel 4.8 Urutan Prioritas Masalah

No Masalah A B C D NPD NPT Urutan


Prioritas
1 Semua kasus TB yang 3 14 3 1 51 51 4
ditemukan dan diobati
2 Penemuan terduga 3 17 3 1 60 60 1
kasus TB
3 Angka keberhasilan 3 14 3 1 51 52 3
pengobatan semua
kasus TB
4 Pelayanan diare balita 3 11 4 1 56 56 2
5 Penemuan penderita 3 13 3 1 48 48 5
Pneumonia balita

4.7 Analisis Penyebab Masalah


Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kesenjangan antara target yang
ditetapkan dengan hasil yang dicapai. Untuk memudahkan menentukan kemungkinan
penyebab masalah dapat digunakan diagram fishbone yang berdasarkan pada kerangka
pendekatan sistem meliputi input, proses, output, outcome dan lingkungan, sehingga
dapat ditemukan hal-hal yang dapat menyebabkan munculnya suatu masalah.
Tabel 4.9 Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari faktor Input.
Input Kelebihan Kekurangan
Man 1. Adanya petugas 1. Penanggungjawab
(Petugas) yang bertanggung program merangkap
jawab memegang ke beberapa program
program lainnya

Money 1. Tersedia Dana 1. Dana pembiayaan


(Pembiayaan) pembiayaan masih belum 100%
kesehatan karena adanya
regulasi dan
kebijakan dalam
penggunaan dana
disamping adanya
keterlambatan dana
turun.
Method 1. Adanya Standar 1. Tidak ada Monev &
(Metode) pelayanan minimal pembinaan berkala
2. Adanya Program 2. Skrining untuk
Musyawarah pasien baru suspek
Masyarakat Desa TB belum dilakukan
secara optimal.
3. Tidak ada Promo
Kesehatan secara
berkala.
Material 1. Peralatan yang 1. Sarana dan prasarana
(Perlengkapan) disediakan ada yang ada di
checklist Puskesmas
pengecekan yang Tembelang dirasa
sesuai standar masih kurang dalam
permenkes 75 tahun menunjang
2014. pelayanan
2. Tidak ada standar
panduan untuk
skrining pasien TB.

Tabel 4.10 Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari Faktor Proses dan Lingkungan

Proses Kelebihan Kekurangan


P1 (Perencanaan) 1. Terdapat target 1. Tidak dilakukan
penjaringan suspek penemuan kasus
TB paru secara aktif.
2. Tidak adanya
perencanaan
berkelanjutan
terhadap kasus TB.

P2 (Penggerakan dan 1. Terdapat kunjungan 2. Kurang penyuluhan


pelaksanaan) rumah untuk pasien mengenai TB di
luar gedung
TB
Puskesmas yang
menarik perhatian
masyarakat
3. Kurangnya
penyuluhan
mengenai
lingkungan dan
hidup sehat

P3 (Penilaian, 1. Terdapatnyalaporan 1. Tidak ada follow


Pengawasan, dan mengenai jumlah up/koordinasi bagi
Pengendalian) pasienTB paru pasien yang di duga
Lingkungan 2. Terdapat laporan suspek TB
Angka keberhasilan
pengobatan semua
kasus TB(%)
3. Sudah terdapat
panduan sesuai
standar pemenkes 75
tahun 2014.
Lingkungan 1. Puskesmas yang 1. Kurangnya
dapat dijangkau oleh pengetahuan warga
masyarakat mengenai
lingkungan dan
rumah sehat
2. Stigma negatif
masyarakat
terhadap pasien TB

4.8 Analisis Penyebab Masalah


Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kesenjangan antara target yang
ditetapkan dengan hasil yang dicapai. Untuk memudahkan menentukan kemungkinan
penyebab masalah dapat digunakan diagram fishbone yang berdasarkan pada kerangka
pendekatan sistem meliputi input, proses, output, outcome dan lingkungan, sehingga
dapat ditemukan hal-hal yang dapat menyebabkan munculnya suatu masalah.
1. Tidak ada Monev & pembinaan berkala
2. Skrining untukMETHOD
pasien baru suspek TB belum dilakukan
secara optimal.
1. Dana pembiayaan INPUT
3. Tidak ada Promo Kesehatan secara berkala.
masih belum 100%
MAN ke beberapa program lainnya
1. Penanggungjawab program merangkap
MONEY
1. Kurang penyuluhan mengenai TB LINGKUNGAN
di luar P2
gedung Puskesmas yang menarik .
MATERIAL 2. Kurangnya penyuluhan mengenai
1. Sarana dan prasarana yang 1. Kurangnya pengetahuan
lingkungan dan hidup sehat warga mengenai
ada di Puskesmas Tembelang Tidak Tercapainya
lingkungan dan rumah sehat.
kurang dalam menunjang
Penemuan
2. Stigma negatif masyarakat terduga
terhadap pasien TB
pelayanan
3. kasus TB pada P3
PuskesmasWinong
1. Tidak ada follow up/koordinasi bagi
pasien yang di duga suspek 50
TB% dari Target
1. Tidak dilakukan penemuan kasus secara aktif.
P1 80 %
2. Tidak adanya perencanaan berkelanjutan PROSES
4.9kasus
terhadap Penentuan
TB. Alternatif Pemecahan Masalah Gambar 4.3 Fish Bone
Tabel 4.11 Alternatif Pemecahan Masalah
Penyebab Masalaah Alternatif Pemecahan Masalah
MAN o Kurangnya peran aktif o Menyusun petugas kesehatan
petugas kesehatan yang sesuai dengan program.
dalam menjalankan o Mengoptimalkan Kader Peduli
program pemeriksaan TB untuk menjalankan program
skrining Kontak secara skrining untuk menemukan
aktif kasus TB baru

METHOD o Kurangnya program o Menyusun Penyuluhan


Puskesmas yang tentang Sanitasi Lingkungan
berkesinambungan dan TB Paru secara berkala.
berupa penyuluhan
yang lebih menarik
kepada masyarakat
mengenai pencegahan,
penyebab serta
pengobatan TB.

MATERIAL o Tidak ada panduan o Membuat buku panduan tentang


skrining untuk kasus TB yang disertai Form
TB pertanyaan untuk skrining TB.

Lingkungan o Stigma negatif berkelanjutan terhadap


masyarakat terhadap kasus TB.
pasien TB P2 o Kurang penyuluhan
o Kurangnya pengetahuan mengenai TB di luar
warga mengenai gedung Puskesmas
lingkungan dan rumah yang menarik perhatian
sehat. masyarakat

P1 o Tidak dilakukan
P3 o Tidak ada follow
penemuan kasus secara
up/koordinasi bagi
aktif.
o Tidak adanya pasien yang di duga
perencanaan suspek TB
4.8 Penentuan Prioritas Pemecahan Dengan nilai 1-5
Masalah Kriteria Matriks dimana semakin
Setelah menemukan alternatif sensitifnya cara
pemecahan masalah, maka selanjutnya penyelesaian masalah
dilakukan penentuan prioritas alternatif maka nilainya
pemecahan masalah. Penentuan prioritas mendekati angka 5.
alternatif pemecahan masalah dapat 2. Cost: Biaya (sumber
dilakukan dengan menggunakan kriteria daya) yang digunakan
matriks dengan rumus (M x I x V)/C. Dengan nilai 1-5,
Masing-masing cara penyelesaian masalah dimana semakin kecil
diberi nilai berdasar kriteria: biaya yang
1. dikeluarkan
masalah yang dapat diselesaikan nilainyamendekati
Dengan nilai 1-5 dimana semakin angka 1.
mudah masalah yang dapat
diselesaikan maka nilainya Dari hasil analisis pemecahan
mendekati angka 5. masalah didapatkan alternatif

2.
pemecahan masalah sebagai berikut:

penyelesaian masalah
A. Menyusun petugas kesehatan
Dengan nilai 1-5 dimana semakin
yang sesuai dengan program.
pentingnya masalah untuk
B. Menyusun Penyuluhan
diselesaikan maka nilainya
tentang Sanitasi
mendekati angka 5. Lingkungan dan TB Paru
secara berkala.
3. C. Membuat buku panduan
penyelesaian masalah tentang TB yang disertai
Form pertanyaan untuk
skrining TB.
D. Menyusun jadwal untuk
kader peduli TB untuk
melakukan skrining.
E. Menyusun koordinasi dengan kader peduli
TB untuk di follow up berkala
4. Membuat buku panduan
Tabel 4.12 Prioritas Alternatif Pemecahan
tentang TB yang disertai
Masalah Form pertanyaan untuk
Penyelesaian Nilai Kriteria skrining TB.
Masalah M I V 5. Menyusun Penyuluhan
tentang Sanitasi
A 4 3 3 Lingkungan dan TB
B 4 4 3 Paru secara berkala.
C 4 4 4
D 3 4 4
E 3 4 3

Setelah penentuan prioritas alternatif


penyebab pemecahan masalah dengan
menggunakan kriteria matriks, maka didapatkan :

1. Menyusun petugas kesehatan yang


sesuai dengan program.
Gambar 4.3 Fish Bone
2. Menyusun jadwal untuk kader peduli
TB untuk melakukan skrining
3. Menyusun koordinasi dengan kader
peduli TB untuk di follow up berkala.

Gambar 4.4 Penggabungan Alternatif Masalah

Penanggungjawab program Menyusun petugas kesehatan yang


Menyusun koordinasi
Tidak ada follow up/koordinasi bagi dengan kader
merangkap ke beberapa program sesuai dengan program.
pasien yang di duga suspek
peduli TB TB.
untuk di follow up berkala.
lainnya

Tidak dilakukan penemuan kasus


secara aktif

Membuat buku panduan tentang TB


yang disertai
Tidak ada panduan skriningForm pertanyaan untuk
skrining
untuk kasus TB TB.

Menyusun jadwal untuk kader peduli


4.9 Rencana Kegiatan (Plan Of Action)
Tabel 4.13 Plan of Action

giatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Tolak ukur

nyusun Menyusun Petugas Puskesmas Tenaga Diskusi Meningkatk


ugas kesehatan petugas kesehatan kesehatan di bersama sumber daya
ng sesuai kesehatan yang Puskesmas pimpinan tenaga
ngan program. sesuai dengan puskesmas kesehatan.
an) program.

nyusun Meningkatkan Warga Disesuaikan Petugas Anggaran Pemberian Meningkatk


nyuluhan pengetahuan Promkes puskesmas informasi pengetahuan
tang Sanitasi masyarakat Dokter, masyarakat
gkungan dan tentang stigma Pemegang agar lebih
Paru secara TB. Program TB, memperhatik
kala. (Method) Tenaga
sialisasi Kesehata,
gram Internet Kader Peduli
ining TB (I- TB,
rin TB)
ethod)
nyusun Untuk Kader Disesuaikan Dokter , Anggaran Diskusi Meningkatk
ordinasi dengan meningkatkan Peduli tenaga Puskesma terbuka
der peduli TB penemuan TB kesehatan, s bersama
uk follow up kasus TB baru Kader Peduli
kala.(P3) secara aktif TB
DAFTAR PUSTAKA gulangan-tb-kini-lebih-
baik.html
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI.
2014. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.
82 Tahun 2014 Tentang
Penanggulangan Penyakit
Menular. Jakarta.
2. World Health Organization. 2017.
Global Tuberculosis Report 2017.
Geneva: WHO.
3. Peraturan Presiden Nomor 59
Tahun 2017 tentang Sustainability
Development Goals.
4. Badan Pusat Statistik. Statistik
Kesejahteraan Rakyat. 2017
5. Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta.2017.Profil Kesehatan DKI
Jakarta Tahun 2017.
6. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (Kemenkes RI). Pusat
data dan informasi (Tuberkulosis).
Jakarta: Kemenkes RI. 2017. hlm.
91-108.
7. Pusat Data dan Informasi.
Kementerian Kesehatan RI. 2018
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 67. 2016. Penanggulangan
Tuberkulosis
9. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Penanggulangan TB kini
lebih baik [diakses pada
Februari 2021]. Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/index.php/
berita/pressrelease/1348.penang-

Anda mungkin juga menyukai