Anda di halaman 1dari 171

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN BARU

STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


010/III/KPRWT/07/2010 1/2
PROSEDUR
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Menerima pasien baru dengan mempersiapkan ruang perawatan pasien dan
lingkungannya dalam rangka pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan
kepada pasien
TUJUAN 1. Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk pasien baru agar
siap pakai
2. Menumbuhkan kepercayaan dan kesan yang baik kepada pasien /
keluarga
KEBIJAKAN 1. Semua pasien yang akan dirawat harus terdaftar dan melalui pendaftaran
atau informasi
2. Petugas informasi harus melakukan pengecekan ulang tempat kosong
diruang perawatan
PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN BARU

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


010/III/KPRWT/07/2010 2/2

1. Perawat menerima pemberitahuan dari informasi, instalasi rawat

PROSEDUR jalan ( poliklinik ), IGD, kiriman dokter pribadi/dokter praktek, pindahan


dari ruangan / rumah sakit lain
2. Siapkan tempat tidur dan perlengkapan pasien
3. Siapkan rekam medik dan rekam keperawatan
4. Terima pasien baru diruang rawat :
- Pindahkan pasien dari kursi roda / tempat tidur / kereta dorong
- Lakukan wawancara dengan orang tua pasien dan membuat
rencana keperawatan
- Ukur tanda – tanda vital
- Cek data – data pasien
5. Lakukan EKG atau tindakan yang diperlukan lainnya
6. Tulis nama pasien pada papan daftar nama pasien
7. Hubungi petugas keuangan / rekam medik
8. Hubungi bagian gizi
9. Hubungi / lapor pada dokter yang akan merawat/ dokter jaga

1. Pusat informasi
UNIT TERKAIT 2. Rekam medik
3. Devisi keuangan/ kasir
4. Ruang rawat jalan / inap
5. Instalasi gizi

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
ANAMNESA
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
011/III/KPRWT/07/2010 1/2
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
STANDAR 9 JULI 2010
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. HELGAWATI, MM

Anamnesa adalah wawancara dengan pasien atau keluarga tentang keluhan

PENGERTIAN yang dialami pasien oleh dokter


TUJUAN Untuk mengetahui keluhan pasien dan riwayat penyakitnya
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien baru
1. Riwayat Kesehatan
PROSEDUR b. Diagnosa medik
c. Penyakit yang pernah dialami
d. Riayat alergi
e. Riwayat ketergantungan : obat-obatan, merokok, minuman
f. Riwayat penyakit keluarga
g. Alasan dirawat/keluhan utama

2. Pemeriksaan Fisik
a. kesadaran
b. keadaan umum
c. tanda-tanda vital
d. rambut dan kepala
e. kulit
f. kuku
g. mata
h. telinga
ANAMNESA
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
011/III/KPRWT/07/2010 2/2
STANDAR P

i. hidung

PROSEDUR j. rongga mulut


k. leher
l. kardiorespiratori
m. mamae
n. abdomen
o. lengan dan tungkai
p. genetalia

UNIT TERKAIT Dokter dan seluruh perawat


PEMERIKSAAN FISIK OLEH DOKTER
STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 011/III/KPRWT/07/2010 1/3
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. HELGAWATI, MM

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau

PENGERTIAN hanya bagian tertentu yang dianggap perlu oleh dokter yang bersangkutan
TUJUAN Memperoleh data yang berhubungan dengan keadaan pasien dalam rangka
menegakkan diagnosa ,tindakan pengobatan dan perawatan
KEBIJAKAN Dilakukan pada semua pasien baru
1. persiapan alat
PROSEDUR a. Alat tulis
b. Buku catatan
c. Format pengkajian
d. Senter
e. Spatel lidah
f. Sarung tanggan
g. Reflek Hamer
h. Stetoskop
i. Tensimeter
2. persiapan pasien
 Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
 Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. gorden dan sampiran dipasang
4. dokter melakukan anamnesa kemudian mulai memeriksa bagian kepala,
leher pasien, selanjutnya memeriksa bagian mata, hidung, telinga,dan
kerongkongan
PEMERIKSAAN FISIK OLEH DOKTER

STANDAR PROSEDUR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


OPERASIONAL 011/III/KPRWT/07/2010 2/3

PROSEDUR 5. daerah mulut diperiksa dengan menggunakan spatel lidah


6. pasien dibantu oleh perawat/petugas, membuka bajunya untuk
memeriksadaerah dada dan punggung, bila pasien tidak sadar atau
kesadaran melemah. Bajunya di bukakan oleh perawat/petugas setelah
selesai baju pasien dipasangkan kembali
7. pakaian pasien bagian bawah diturunkan untuk pemeriksaan daerah
perut dan sekitarnya, bila dokter memerlukan pemeriksaan dalam
melalui vagina atau rectum. Perawat / Petugas memberikan sarung
tangan untuk dipakai dan vaselin sebagai pelicin, setelah selesai pakaian
pasien bawah dirapikan kembali
8. selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap kedua tungkai pasien
dengan menggunakan reflek hamer
9. tekanan darah diukur bila perlu
10. setelah pemeriksaan selesai, pasien dirapikan
11. peralatan dibersihkan dan dikembalikan ketempat semula.
Perhatian :
 perawat harus menjelaskan pertanyaan dokter yang kurang di
mengerti oleh pasien
 hindarkan tindakan yang menyebabkan pasien merasa malu, takut
pada waktu pemeriksaan berlangsung.

PEMERIKSAAN FISIK OLEH DOKTER

STANDAR PROSEDUR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


OPE 011/III/KPRWT/07/2010 3/3
Langkah Pemeriksaan Fisik :

PROSEDUR 1. kesadaran......
2. keadaan umum......
3. tanda vital.....
4. rambut dan kepala.....
5. kulit.....
6. kuku......
7. mata.....
8. telinga..... pendengaran.......
9. hidung........
10. rangga mulut........ gigi dan geligi.... lidah.....
11. leher......
12. kardiorespiratori : (Respiratori, Batuk, Sirkulasi)
13. mammae....
14. abdomen pinggang
bising usus.....
benjolan.....
nyeri.....
hernia.....
15. lengan dan tungkai
16. genetalia:
Wanita........
Pria...........
Anus........
UNIT TERKAIT Dokter dan Perawat

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
012/III/KPRWT/07/2010 1/2
Ditetapkan Oleh
TANGGALTERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Mengukur desakan darah melalui permukaan dinding arteri berdasarkan kembang
kempisnya jantung
TUJUAN 1. Untuk mendeteksi sedini mungkin ketidaknormalan tekanan darah agar
dapat segera di antisipasi
2. Sebelum diukur pasien harus dalam keadan istirahat
KEBIJAKAN 2. Lokasi pengukuran tekanan darah tidak boleh dekat dengan daerah
penusukan infus
3. Sebelum diukur pasien harus dalam keadaan istirahat
PROSEDUR a. Lihat kondisi pasien, pasien baru dan pemeriksaan rutin
b. Siapkan alat
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Catatan tekanan darah
c. Siapkan pasien
Pasien diberi penjelasan dn posisi diatur sesuai kebutuhan
d. Pelaksanaan
1. Lengan baju dibuka dan digulung
2. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya
berada disisi dalam lengan manset dipasang tidak terlalau longgar
3. Pompa tensimeter dipasang
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
STANDAR PROSEDUR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
OPE 012/III/KPRWT/07/2010 2/2

4. Denyut nadi arteri brachialis diraba lalu stetoskop ditempatkan pada


PROSEDUR daerah tersebut
5. Skrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka selanjutnya balon
dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa didalam
gelas naik
6. Skrup balon dibuka perlahan lahan sehingga air raksa turun perlahan
lahan sambil memperhatikan turunnya air raksa dengarkan bunyi
denyutan pertam dan terakhir
7. Detak yang pertama disebut systole sebagai pembilang dan tekanan
diastole sebagai penyebut.
Contoh : Tekanan systole 120 mmHg, Tekanan diastole 80 mmHg.
Menulis : 120/80 mmHg
8. Manset dibuka kemudian pasien dan peralatan dirapihkan kembali
9. Hasil dicatat
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap dan rawat jalan
PENGUKURAN SUHU TUBUH
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
STANDAR
013/III/KPRWT/07/2010 1/2
PROSEDUR
Ditetapkan Oleh
OPERASIONAL TANGGALTERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Kegiatan mengukur suhu tubuh pasien dengan menggunakan termometer.


1. Untuk mengetahui suhu badan pasien
TUJUAN 2. Membantu menegakkan diagnosa
3. Mendeteksi sedini mungkin perubahan suhu tubuh yang merupakan salah
satu adanya infeksi / ketiak normal didalam tubuh dan untuk menentukan
tindakan perawatan
1. Pakailah thermometer sesuai penggunaannya seperti thermometer untuk
KEBIJAKAN mulut, ketiak dan pelepasan ( anus )
2. Frekuensi pengukuran suhu badan pasien sesuai keadaan atau kebutuhan
A. Melihat kondisi pasien
PROSEDUR B. Mempersiapkan alat :
1. Termometer bersih dalam tempatnya
2. Botol air bersih dan botol larutan desinfeksi
3. Bengkok
4. Tissue dalam tempatnya
5. Catatan suhu dan nadi
C. Mempersiapkan pasien :
1. Memberitahu tindakan yang akan dilakukan
2. Menyiapkan lokasi untuk pemasangan thermometer (misal cara
membersihkan ketiak pasien sampai kering, untuk thermometer axieller )
PENGUKURAN SUHU TUBUH
STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
013/III/KPRWT/07/2010 2/2
PROSEDUR OPERAS

D. Pelaksanaan
PROSEDUR 1. Termometer diperiksa apakah air raksa tepat pada angka nol lalu ujung
thermometer dijepitkan dengan bagian yang mengandung air raksa tepat
ditengah ketiak dan lengan pasien diletakkan didada
2. Setelah thermometer diangkat dan dibaca hasilnya
3. Catat dalam buku
4. Air raksa diturunkan kembali sampai angka nol dan thermometer
dicelupkan kedalam botol larutan desinfektan, kemudian dimasukkan
kedalam botol air bersih, selanjutnya dilap dengan tissue dan disimpan
ditempatnya
5. Perawat cuci tangan
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap / jalan

MENGHITUNG DENYUT NADI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
014/III/KPRWT/07/2010 1/2
Ditetapkan Oleh
TANGGALTERBI Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR Dr. HELGAWATI, MM


OPERASIONAL

PENGERTIAN Menghitung denyut nadi selama 1 menit


TUJUAN  Membantu menegakkan diagnosa
 Mengetahui keadaan umum pasien, khususnya pada pasien jantung
KEBIJAKAN Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan staf RS Citra Bunda Medical Center
khususnya departemen Keperawatan
DEFINISI DENYUT NADI
PROSEDUR Denyut nadi adalah mengembangkan&mengempisnya pembulu darah arteri
secara teratur akibat desakan darah ke dalam pembulu darah arteri sebagai hasil
kontraksi ventrikel kiri
1. PERSIAPAN
 Jam tangan
 Buku catatan
 Alat tulis
2. LANGKAH-LANGKAH
 Memberitahu pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
 Meletakkan jumlah denyut nadi selama 15 menit dikalikan 4
 Bila nadi tidak teratur dihitung selama 1 menit
 Mengamati irama denyut nadi(teratur/tidak)
 Mengamati volume(keras/lemah)
 Mencatat jumlah denyut nadi di buku catatan
 Bila perlu mencatat volume dan iramanya
MENGHITUNG DENYUT NADI

STANDAR PROSEDUR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


OPERASIONAL 014/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR  Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan


 Membuat grafik/kurve pada status pasien dengan tepat dan benar
3. YANG HARUS DIPERHATIKAN
 sopan terhadap pasien (komunikasi)
 tidak tergesa-gesa
 menghitung dan mencatat dengan benar

UNIT TERKAIT Pelayanan medis

MENGHITUNG PERNAFASAN (RESPIRASI)


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
015/III/KPRWT/07/2010 1/2
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Menghitung pernapasan pasien selama 1 menit


TUJUAN  membantu menegakan diagnosa
 mengetahui keadaan umum pasien
KEBIJAKAN Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan staf RSU. Citra Bunda Medical Center
khususnya departemen Keperawatan
DEFINISI PERNAFASAN
PROSEDUR Pernapasan adalah mengembang dan mengempisnya paru-paru secara teratur
akibat peristiwa udara berisikan zat asam(O2) ke dalam paru-paru dan keluranya
udara yang berisi CO2 ,air dan sisa-sisa oksidasi dari paru-paru
1. PERSIAPAN
 Jam tangan
 Buku catatan
 Bolpoin
 stetoskop
2. LANGAH-LANGKAH
 Perawat cuci tangan
 Meletakan tangan seperti menghitung denyut nadi
 Menghitung pernafasan waktu inspirasi pada dadaatau perut selama 1
menit
 Pasien tidak di ajak bicara
 Mengamati kedalaman pernafasan

MENGHITUNG PERNAFASAN (RESPIRASI)

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
015/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR  Mengamati bunyi pernafasan mencatat jumlah, kedalaman, irama dan


bunyi
 Mencuci tangan
3. YANG PERLU DIPERHATIKAN
 Sopan terhadap pasien (komunikasi)
 Teliti dan hati-hati
UNIT TERKAIT Pelayanan medis

MENGUKUR TINGGI BADAN


STANDAR
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR
016/III/KPRWT/07/2010 1/1
OPERASIONAL
Ditetapkan Oleh
TANGGALTERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
STANDAR PROSEDUR 9 JULI 2010
OPERASIONAL
Dr. HELGAWATI, MM
PENGERTIAN Mengukur tinggi badan pasien dengan pengukur tinggi badan
TUJUAN  Untuk mengetahui tinggi badan pasien
 Membantu menegakkan diagnose
KEBIJAKAN Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan staf RSU. Citra Bunda Medical Center
khususnya departemen Keperawatan
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
 Memberitahu pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
 Menyediakan alat pengukur tinggi badan atau sentimeter dan penggaris
segitiga siku-siku
 Alat tulis
2. LANGKAH-LANGKAH
 Pada pasien yang bisa berdiri
a. memakai alat pengukur khusus dengan cara pasien dipersilahkan
melepas alat pengukur,pandangan lurus kedepan
b. merapatkan alat pengukur pada kepala kemudian perawat membaca
skalalya
3. YANG HARUS DIPERHATIKAN
 Teliti
 Sopan
 sabat

UNIT TERKAIT Pelayanan medis

MENIMBANG BERAT BADAN PASIEN DEWASA, ANAK DAN BAYI


STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 017/III/KPRWT/07/2010 1/2
OPERASIONAL
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
STANDAR PROSEDUR 9 JULI 2009
OPERASIONAL
Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Menimbang berat badan pasien dengan menggunakan timbangan badan


TUJUAN 1. Untuk mengetahui berat badan pasien
2. Untuk mengetahui naik / turunnya berat badan pasien
3. Untuk membantu menentukan diagnosa
4. Untuk menentukan dosis pengobatan,diet,dll
KEBIJAKAN Dilakukan pada setiap pasien rawat jalan dan rawat inap yang membutuhkan
PROSEDUR Persiapan alat
a. Timbangan elektrik/manual untuk dewasa
b. Alat tulis/pulpen
c. Meja untuk tempat timbangan bayi
d. Alas untuk timbangan bayi
Persiapan pasien
a. Pada pasien dewasa, pasien diberitahukan supaya tas,sepatu,/sandal
dilepas
b. Pada bayi, bedongan/selimut dibuka

MENIMBANG BERAT BADAN PASIEN DEWASA, ANAK DAN BAYI


STANDAR PROSEDUR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
OPERASIONAL 017/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR cara kerja


1. Timbangan elektrik untuk bayi dipersiapkan dengan diletakkan diatas meja
dengan posisi timbangan siap pakai
2. Timbangan elektrik untuk anak dan pasien dewasa diletakkan dilantai
dengan posisi timbangan siap pakai.
3. Untuk pasien bayi, aturlah posisi bayi tidur / duduk (pada bayi yang sudah
duduk)
4. Pada anak / pasien dewasa aturlah posisinya untuk berdiri diatas
timbangan agar berdiri tegak.
5. Bacalah angka pada petunjuk jarum yang tepat, kemudian tulislah
hasilnya pada buku / status pasien
UNIT TERKAIT Rawat jalan, rawat inap

PEMASANGAN INFUS
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
STANDAR
018/III/KPRWT/07/2010 1/2
PROSEDUR
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
TANGGALTERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Memasukkan cairan / zat makanan / obat-obatan dalam jumlah tertentu


melalui vena secara terus menerus dalam jangka waktu yang agak lama
TUJUAN a. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta pemberian obat yang
diperlukan oleh tubuh
b. Memberi zat makanan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan
minum melalui mulut
KEBIJAKAN 1. Pemberian infuse harus sesuai indikasi dan berdasarkan “standing order”
dokter
2. Bekerja dengan tehnik aseptic
PROSEDUR a. Lihat kondisi pasien
b. Lihat keperluan pasien dalam terapi
c. Siapkan alat :
1. Standar infuse
2. Cairan yang diberiakan
3. Infus set
4. Abbocath sesuai ukuran
5. Kapas
6. Alkohol 70 %
7. Kassa steril
8. Gunting
9. Plester
10. Pengalas
11. Bengkok

PEMASANGAN INFUS
STANDAR PROSEDUR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
OPERASIONAL 017/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR 12. Tourniquet


d. Pelaksanaan pemasangan infuse
1. Beri penjelasan kepada pasien & keluarga
2. Siapkan area yang akan di infuse
3. Periksa ulang cairan yang akan diberikan, catat nama obat yang
dimasukkan pada flabot/botol
4. Masukkan selang infuse kedalam flabot botol dan keluarkan udara dari
selang infuse
5. Tentukan vena yang akan ditusuk
6. Pasang pengalas
7. Pasang tourniquet dibagian atas daerah yang akan ditusuk
8. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 10 cm
9. Tusukan jarum infuse / abbocath pada vena yang telah ditentukan
10. Hubungkan dengan selang infuse dan atur tetesan infuse sesuai “
Standing Order “ dokter
11. Catat dalam daftar ifus dan tindakan keperawatan
e. Perlu diperhatikan
1. Reaksi pasien
2. Infus: tetesan, jenis cairan
3. Tanggal kadaluarsa cairan infuse
4. Bekerja dengan tehnik aseptik
UNIT TERKAIT - Instalasi farmasi
- Depo obat
- Ruang rawat inap/jalan

PROSEDUR MENCABUT INFUS


STANDAR
PROSEDUR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
OPERASIONAL 018/III/KPRWT/07/2010 1/1

Ditetapkan Oleh
TANGGALTERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
STANDAR PROSEDUR 9 JULI 2010
OPERASIONAL
Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Menghentikan pemberian cairan / obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
dengan melepas infus
TUJUAN Mencegah terjadinya plebitis
Memberi rasa nyaman / kebebasan dalam ruang gerak dan aktifitas pasien

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang sudah tidak membutuhkan cairan lagi
PROSEDUR Persiapan alat
Kapas alkohol
Plester / mikropore
Kassa steril
Nierbeken / bengkok
Persiapan pasien
Pasang alas perlak dibawah tangan yang terpasang infus
Infus diklem
Plester dilepas, kemudian setelah terbuka jarum infus dibuka
Bekas tusukan langsung ditekan dengan kapas alkohol, kemudian ditutup
dengan kassa steril dan diplester.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat jalan

PASIEN KONSULTASI
STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 019/III/KPRWT/07/2010 1/1
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Melakukan konsultasi pasien dengan unit lain


TUJUAN Memperlancar kegiatan pemeriksaan pasien, untuk menunjang pengobatan /
penyembuhan pasien
KEBIJAKAN Pasien tidak boleh dibawa kecuali ada pemeriksaan khusus
PROSEDUR a. Formulir konsultasi ditulis oleh dokter yang merawat
b. Tulis pada rekam medik pasien konsul
c. Tulis dipapan acara
d. Beri penjelasan pada pasien / keluarga
e. Tuliskan pada buku ekspedisi
f. Kirimi formulir konsultasi / hubungi lewat telepon
g. Siapkan rekam medik dan data dat penunjang
h. Siapkan pasien, alat dan lingkungan
i. Dampingi pasien selama pemeriksaan
j. Dokter menulis jawaban pada formulir konsultasi
k. Catat hasil konsultasi pada buku visite dan rekam keperawatan
l. Laporkan hasil konsultasi
m. Laksanakan hasil konsultasi
n. Tulis pada rekam keperawatan
UNIT TERKAIT 1. Ruang rawat inap
2. Ruang rawat jalan
3. Unit yang terkait

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 020/III/KPRWT/07/2010 1/1
OPERASIONAL
Ditetapkan Oleh
TANGGALTERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
STANDAR PROSEDUR 9 JULI 2010
OPERASIONAL
Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Menyampaikan pesan kepada seseorang / orang lain dengan baik dan benar
dengan penuh perhatian
TUJUAN Menghindari kasalahpahaman dalam penyampaian pesan kepada seseorang /
orang lain dengan baik dan benar dengan penuh perhatian
KEBIJAKAN Pasien tidak boleh dibawa kecuali ada pemeriksaan khusus
PROSEDUR A. Persiapan
1. Ciptakan situasi lingkungan yang nyaman
2. Siapkan diri untuk dapat berkomunikasi dengan baik
B. Pelaksanaan
1. Tampilkan sikap simpatik dan empatik
2. Perkenalkan diri dan beri salam
3. Beri sapaan pada pasien dengan menyebut nama pasien
4. Komunikasi yang efektif harus memuat pesan yang :
Jelas, singkat, Logis, manusiawi, menarik, mengandung
kenyataan dan mudah dimengerti
5. Bicara dengan gaya mengajak bukan menyuruh
6. Dengarkan segala keluhan pasien
7. Sampaikan informasi secara lengkap dengan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti pasien
8. Catat respon pasien
9. Catat hasil komunikasi
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap / jalan

STANDAR MENDAMPINGI DOKTER VISITE


PROSEDUR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
021/III/KPRWT/07/2010 1/1
OPERASIONAL
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Mendampingi dokter pada waktu mengunjungi pasien


TUJUAN 1. Memperlancar kegiatan pemerikasaan visite, pemeriksaan penunjang
untuk program pengobatan / penyembuhan pasien
2. Memberi rasa tenang pada pasien

KEBIJAKAN 1. Sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan harus cuci tangan


2. Waktu visite dokter sesuai keadaan
PROSEDUR 1. Dokter menemui kepala ruang rawat / penanggung jawab shift ruangan
2. Menyiapkan rekam medik dan data penunjang
3. Menyiapkan pasien, alat – alat dan lingkungan
4. Dokter memeriksa pasien
5. Perawat mendampingi pasien selama pemeriksaan
6. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
7. Menulis rencana medik dalam buku visite, rekam keperawatan di status
pasien
8. Melaksanakan program dokter, mendiskusikan keadaan pasien untuk
berkolaborasi
9. Memanggil orang tua / keluarga untuk berbicara dengan dokter mengenai
kondisi pasien saat ini
UNIT TERKAIT Ruang rawat jalan / inap

PROSEDUR SERAH TERIMA PASIEN DENGAN


PERAWAT DARI UNIT LAIN
STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 022/III/KPRWT/07/2010 1/2
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Timbang terima pasien dari perawat yang bertugas di perawatan kepada perawat
di unit lain ketika pasien akan dipindahkan.
TUJUAN Mempermudah dalam memberikan asuhan keperawatan secara
berkesinambungan.
KEBIJAKAN 1. Pasien telah diijinkan oleh dokter yang merawat dan disetujui oleh dokter
yang merawat di unit perawatan selanjutnya.
2. Perawat wajib membuat catatan resume selama pasien dirawat sesuai
dengan formulir yang ada disertai tandangan dan nama jelas perawat.
3. Perawat menjelaskan segala permasalahan untuk ditindaklanjuti di unit
perawatan lain.
PROSEDUR TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN
PERAWAT DARI UNIT LAIN
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
022/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR Perawat yang merawat pasien menyampaikan masalah-masalah keperawatan dan


medis kepada perawat dari unit perawatan lain , meliputi:
1) Keadaan umum pasien.
2) Keadaan kardiovaskuler dan status neurlogis pasien.
3) Hasil observasi monitoring hemadinamik serta status temperatur tubuh.
4) Status reprirasi, bersihan jalan napas, penggunaan jalan napas buatan
(tracheostomi), penggunaan oksigen.
5) Penggunaan obat-obatan dan program penggunaan selanjutnya, serta
jenis pemeriksaan yang harus ditindaklanjuti.
6) Penggunaan alat-alat invasive dan waktu pemasangan.
Masalah-masalah keperawatan dan medis yang ditemukan selama bertugas dan
perkembangan pasien.
a. Masalah-masalah keperawatan dan medis yang ditemukan selama dirawat
dan rencana tindakan keperawatan selanjutnya.
b. Menyertakan obat-obat yang masih dipergunakan (jika pasien masih
memiliki).
c. Meminta perawat dari unit perawatan lain untuk menandatangani resume
yang telah dibuat.
UNIT TERKAIT Buku Panduan Implementasi modal praktek keperawatan professional di rumah
sakit.
PROSEDUR TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN
SHIF SEBELUM DAN SESUDAH DINAS
STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 023/III/KPRWT/07/2010 1/2
OPERASIONAL
Ditetapkan Oleh
TANGGALTERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
STANDAR PROSEDUR 9 JULI 2010
OPERASIONAL
Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Timbang terima pasien dari shif sebelumnya dengan shif yang jaga berikut.
TUJUAN Mempermudah dalam memberikan asuhan keperawatan secara
berkesinambungan.
KEBIJAKAN Setiap pergantian tugas harus melakukan timbang terima pasien.
PROSEDUR a. Perawat Penanggung Jawab (jika shif sore dan malam) membagi tugas kepada
anggota team.
b. Melakukan timbang terima harus berada disamping tempat tidur pasien, dan
diikuti oleh seluruh perawat yang bertugas pada saat itu.
c. Perawat Penanggung Jawab (jika shif sore dan malam) menerima laporan.
d. Perawat yang bertugas saat itu menyampaikan perkembangan pasien dan
permasalahan pasien serta tindakan-tindakan yang telah dilakukan selama
bertugas, meliputi:
1) Keadaan umum pasien.
2) Keadaan kardiovaskuler dan status neurlogis pasien, termasuk rangsang
motorik dan sensorik.
3) Hasil observasi monitoring hemadinamik.
4) Status reprirasi, penggunaan alat bantu napas, serta alat penunjang lain.
5) Penggunaan obat-obatan dan program penggunaan selanjutnya.
6) Status kebersihan jalan napas.
PROSEDUR TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN SHIF
STANDAR PROSEDUR SEBELUM DAN SESUDAH DINAS
OPERASIONAL NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
023/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR 7) Penggunaan alat-alat invasive dan waktu pemasangan.


8) Hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya.
9) Masalah-masalah keperawatan dan medis yang ditemukan selama
bertugas dan perkembangan pasien.
e. Mendiskusikan dengan petugas terdahulu bila menemukan masalah-masalah
baru pada saat serah terima.
f. Mencatat masalah-masalah keperawatan dan medis yang ditemukan serta
rencana tindakan selanjutnya.
g. Membaca laporan kegiatan dan catatan perkembangan pasien.

UNIT TERKAIT Buku pedoman implementasi modal praktek keperawatan profesional di rumah
sakit.
MENCUCI TANGAN
STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 024/III/KPRWT/07/2010 1/1
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
TANGGALTERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
STANDAR
PROSEDUR Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan untuk membersihkan tangan


TUJUAN Mencegah penyebaran mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi silang
KEBIJAKAN Mengacu pada kebijakan pedoman pengendalian infeksi nasokomial
PROSEDUR Cara biasa
1. Menggulung lengan baju sampai diatas siku
2. Semua perhiasan dilepas ( jam, cincin, gelang )
3. Basahi kedua tangan dan kedua lengan bawah secara keseluruhan
4. Gunakan sabun / cair sampai menghasilkan busa
5. Gosokkan kedua telapak tangan
6. Telapak tangan kanan diatas punggung telapak kiri, telapak kiri diatas
punggung telapak tangan kanan
7. Jari-jari kedua telapak tangan saling menjalin
8. Balikkan jari-jari telapak tangan secara berlawanan dengan kedua jari
saling berpautan satu sama lain
9. Tangan kanan menggenggam ibu jari kiri sambil diputar dan digosok,
begitu sebaliknya
10. Jari-jari tangan kanan digenggam oleh telapak tangan kiri kemudian
diputar digosok kedepan kebelakang, begitu sebaliknya
11. Bilas dan keringkan tangan dan kedua lengan keseluruhan
UNIT TERKAIT Semua petugas kesehatan yang bekerja dirumah sakit
PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN
STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 025/III/KPRWT/07/2010 1/8
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

STANDAR PROSEDUR 9 JULI 2010


OPERASIONAL Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Tindakan membantu dan menjaga kebesihan agar pasien tetap bersih
TUJUAN 1. Membersihkan penderita dari kotoran – kotoran yang melekat pada kulit
2. Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan penderita terutama kulit
3. Memberikan perasaan nyaman dan segar pada pasien
4. Melancarkan peredaran darah
KEBIJAKAN 1. dilakukan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh mandi sendiri
2. dilakukan 2x sehari, pada pagi hari dan sore hari
PENGKAJIAN 1. mengecek dari catatan rencana perawatan, akan hal-hal yang berhubungan
dengan kemampuan partisipasi pasien pada prosedur yang akan dijalankan
seperti diagnosa, mobilisasi, rencana-rencana spesifik/khusus tentang
hygiene.
2. mengkaji pasien untuk menentukan apakah perlu mendapatkan prioritas lain
yang lebih penting dari pada hygiene. Misalnya: memberikan kesempatan
eliminasi , memberikan istirahat karena pernafasan yang kurang baik atau
dalam keadaan kesakitan.
3. mengkaji apakah kebutuhan akan peralatan khusus sudah tersedia/belum.
Misalnya : sudah tersedia sabun , pasta gigi, sikat gigi, baju ganti dll.

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


076/IV/IGD/03/2010 2/8
PERENCANAAN Persiapan Alat
1. 2 (dua) Waskom stainless besar, 1 untuk Waskom bilas bersih dan 1
untuk Waskom bilas kotor
2. 2 (dua) buah handuk : 1 untuk handuk atas dan satu untuk handuk
bawah
3. 3 (tiga) buah waslap 1 untuk muka dan bagian atas, 1 untuk bagian
bawah dan 1 untuk sabun
4. 1 ( satu ) set alat tenun
5. 1 schort berwarna hijau muda untuk memandikan pasien atau universal
precaution
6. 1 schort berwarna hijau tua untuk pasien yang belum membawa baju
ganti
7. 1 set alat untuk menggosok gigi
8. 1 standar untuk tempat Waskom mandi atau meja makan pasien
9. Sabun, sisir, dan baju pasien (bila pasien belum membawa sabun
perawat dapat memberikan sabun dari RS )
10. Kalau perlu Vaseline, minyak kelapa.
11. Tempat linen kotor
12. Sarung tangan bersih, dipakai sesuai universal precaution
13. Urinal/ pispot

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


076/IV/IGD/03/2010 3/8
PERENCANAAN 14. Botol berisi air pembilas
15. Plastik kuning untuk baju pasien yang berpenyakit menular atau yang
terkena cairan tubuh pasien
16. Siapkan peralatan tambahan sesuai kebutuhan , seperti linder pod atau
tambahan
17. Letakkan semua peralatan dibagian kanan tampat tidur pasien , sejajar
dengan bagian terbuka atas
18. Mencuci tangan
PELAKSANAAN 1. memberi salam dan mengidentifikasi pasien
2. perawat memberi tahu pasien/ keluarganya tentang apa yang akan
dilakukan
3. tirai untuk tempat tidur ditutup, semua proses memandikan perhatikan
privacy pasien dan jangan membuat pasien merasa malu serta jangan
sampai pasien kedinginan dan kelelahan
4. meninggikan posisi tempat tidur untuk kenyamanan kerja perawat
5. jika pasien menggunakan pogas tempat tidur , turunkan pagar tempat
tidur/cek terlebih dahulu
6. mengangkat bantal , dan letakkan dikursi, tinggalkan bantal untuk kepala
saja, selimut tebal diangkat dan dilipat serta diletakkan dikursi.
7. pasien ditawarkan untuk buang air kecil atau besar, jika ya, lakukan sesuai
dengan cara pemberian urinal dan pispot
8. perawat mengisi ¾ bagian dari Waskom dengan air hangat dan letakkan
diatas standar Waskom atau meja makan pasien
9. pindahkan pasien kedekat perawat
10. memberi posisi tidur supine/ terlentang, fowler atau semifowler sesuai
kondisi pasien

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


076/IV/IGD/03/2010 4/8
PELAKSANAAN 11. pasien ditawarkan untuk sikat gigi
12. mencuci muka dan leher
a. handuk dibentangkan melintang dibawah kepala atau diletakkan
didada melingkar sampai bawah telinga
b. muka dan telinga dibasahi kalau perlu disabun (tergantung keinginan
pasien) kemudian dibilas dan dikeringkan. Sebelumnya menanyakan
kepada pasien apakah muka pasien akan diberi sabun atau tidak
c. bagi pasien yang dapat melakukan sendiri tawarkan kepada pasien
untuk melakukan sendiri, perawat membantu membilas di Waskom
dan memberikan kepada pasien
d. mencuci mata pasien , lakukan bagian inner
e. mencuci dan membilas mata kiri kemudian membalik waslap untuk
mencuci mata kanan
f. leher bagian depan dan samping dibasahi, disabun dan dikeringkan
13. mencuci lengan
a. membuka baju pasien bagian atas
b. selimut putih dipergunakan untuk menutup badan hingga perut.
Handuk atas diletakkan dibawah lengan yang dekat dengan
perawat,handuk bawah diletakkan dibawah lengan yang dekat
dengan perawat, handuk bawah diletakkan dibawah lengan yang jauh
dengan perawat.
c. Lengan dari jari- jari sampai ketiak dibasahi , disabun, dibilas dan
dikeringkan , dimulai dari lengan yang jauh dari perawat, kemudian
pindah kelengan yang dekat dengan perawat

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


076/IV/IGD/03/2010 5/8
PELAKSANAAN 14. mencuci dada dan perut
a. kedua tangan diletakkan keatas , disisi kepala
b. selimut putih diturunkan hingga menutupi genitalia dan kaki
c. handuk atas dibentangkan disisi yang dekat dengan perawat, handuk
dibawah dibentangkan disisi yang jauh dari perawat
d. dada dan perut pasien dibasahi, disabun,dibilas dan dikeringkan
15. mencuci punggung sampai dengan pinggang
a. handuk bawah dibentangkan menutupi bagian depan pasien
b. pasien dimiringkan membelakangi perawat sambil memegang hek
tempat tidur , sehingga seluruh punggung yang akan dibersihkan akan
dapat terjangkau
c. handuk atas dibentangkan memanjang dibawah punggung
d. leher bagian belakang dan punggung dibasahi, disabun, dibilas dan
dikeringkan
e. Pada pasien potensial terjadi decubitus, punggung digosok dengan
Vaseline/ minyak kelapa terutama pada bagian-bagian yang menonjol
f. pasien ditelentangkan kembali dan pakaian bagian atas dikenakan
dengan rapi
g. mencuci paha atas dan kaki
h. handuk atas dibentangkan menutupi genitalia
i. selimut putih diangkat
j. pakaian bawah ditinggalkan
k. handuk bawah dibentangkan , memanjang kebawah kedua kaki

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


076/IV/IGD/03/2010 6/8
PELAKSANAAN 16. mengganti air, jika sudah kotor
17. mencuci bagian bawah
a. handuk atas dibentangkan menutupi bagian adepan
b. Handuk bawah dibentangkan melintang dibawah bokong pasien
c. Jika pasien mampu melakukan sendiri, tawarkan pasien untuk
melakukan sendiri, perawat membantu menyediakan waslap dan
membilas
d. Bagi pasien yang tidak mampu melakukan sendiri, maka perawat
melakukan dengan cara kedua paha agar direnggangkan. Genetalia
dan lipat paha dibasahi, disabun, dibilas dan dikeringkan dari depan
kebelakang. (pada pasien pria perhatikan kebersihan daerah
orifisium urethra, lipatan antara penis scrotum harus kering; pada
pasien wanita vulva harus dibuka, bila sangat kotor lakukan vulva
hygiene)
e. Pasien dimiringklan membelakangi perawat, dengan posisi handuk
tetap. Bokong, lipatan bokong dan rectum dibasahi, disabun, dibilas
dan dikeringkan dengan handuk. Arah pembersihan anus harus
kearah pinggang
f. Pasien ditelentangkan kembali dan dikenakan pakaian bagian bawah
dengan rapih

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


076/IV/IGD/03/2010 7/8
PELAKSANAAN 18. Menyelesaikan
a. Air bekas memandikan dibuang ke kloset
b. Perawat mencuci tangan
c. Handuk dan alat tenun kotor disingkirkan dan dimasukkan kedalam
trolley atau kantong linen kotor
d. Bila pasien tidak dapat menyisir rambutm sendiri, bantu pasien
menyisir rambut
e. Ganti alat tenun dan pasang kembali selimut
f. Berikan posisi tidur yang nyaman dan aman bagi pasien dan dekatkan
nursecall
g. Perawat mencuci tangan
h. Setelah melakukan pendokumentasian, perawat mengembalikan
semua peralatan ke janitor/spoelhok
i. Trolley/ kantong linen kotor, dibawa keluar keruang linen kotor
j. Waskom mandi, urinal, pispot diletakkan ditrolley kebaw ke janitor
EVALUASI Evaluasi menggunakan criteria sebagai berikut :
1. Kelelahan
2. Rasa nyaman yang bersih

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


076/IV/IGD/03/2010 8/8
DOKUMENTASI 1. Mencatat apa yang dilakukan pada lembaran perencanaan
2. Mencatat kemampuan partisipasi pasien pada catatan perawatan
3. Mencatat informasi-informasi yang diperoleh selama proses
berlangsung
4. Mencatat pemakaian peralatan RS pada catatan pemakaian :
a. Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum pasien,
jangan sampai kedinginan atau kelelahan
b. Membilas minimum 2 kali
c. Menjaga rasa malu pasien, jangan membuka pakaian pasien
sekaligus
d. Memperhatikan kelainan-kelainan yang ada (lecet, kemerahan) dan
melaporkan kepada penanggung jawab shift
e. Luka operasi jangan sampai kena air
UNIT TERKAIT Semua unit rawat inap

MEMBANTU PASIEN UNTUK SIKAT GIGI

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


076/IV/IGD/03/2010 8/8
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN Membantu pasien untuk membersihkan gigi agar pasien merasa nyaman
TUJUAN  Menjaga kebersihan gigi dan mulut
 Menghindari bau mulut
 Menghindari infeksi mulut
KEBIJAKAN  Membantu pasien untuk sikat gigi sehari-hari atau sehabis makan
 Dilakukan pada pasien yang tidak dapat melakukan sendiri
PROSEDUR Pengkajian
1. Mengecek dari catatan rencana keperawatan, akan hal-hal yang
berhubungan dengan kemampuan partisipasi, seperti : diagnosa, mobilitas,
rencana rencana spesifik / khusus tentang hygiene
2. Mengkaji pasien untuk menentukan apakah perlu mendapatkan prioritas
lain yang lebih penting misalnya : memberi kesempatan eliminasi,
memberikan istirahat karena pernafasan yang kurang baik atau dalam
keadaan kesakitan.
Perencanaan
1. Persiapan peralatan
a. Sikat gigi
b. Pasta gigi
c. Gelas kumur
d. Kom kumur
e. Handuk atas
f. Sedotan k/p
g. Sarung tangan bersih
2. Mencuci tangan

MEMBANTU PASIEN UNTUK SIKAT GIGI

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


076/IV/IGD/03/2010 8/8

PROSEDUR Cara kerja


1. Memberi salam dan mengidentifikasi pasien
2. Perawat memberitahukan pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
3. Gorden ditutup
4. Meninggikan posisi tempat tidur untuk kenyamanan kerja perawat
5. Pindahkan posisi pasien kesisi tempat tidur yang dekat dengan peralatan
6. Memberi posisi tidur supine/terlentang, fowler atau semifowler sesuai
kondisi pasien
7. Letakkan handuk dibawah dagu pasien
8. Memakai sarung tangan
9. Basahi sikat gigi dengan air
10. Letakkan pasta gigi pada sikat gigi
11. Beri pasien untuk menyikat gigi, bagi pasien yang tidak dapat melakukan
sendiri, perawat membantu menyikat gigi dan berikan pasien
mengeluarkan air bekas sikat gigi ke kom kumur
12. Beri pasien kumur kumur
13. Mengelap mulut pasien dengan handuk. Bagi pasien yang dapat
melakukan sendiri, biarkan pasien melakukannya sendiri
14. Mencuci peralatan
a. Membilas sikat gigi, gelas dan kom kumur dengan air mengalir
b. Keringkan dengan menggunakan tissue/ lap
c. Melepas sarung tangan
15. Mencuci tangan
16. Mengembalikan peralatan sikat gigi ketempat semula
17. Merapihkan pasien dan memberi posisi yang nyaman
18. Menurunkan tinggi tempat tidur
UNIT TERKAIT Semua unit keperawatan

MENCUCI RAMBUT

STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


PROSEDUR 027/III/KPRWT/07/2010 1/2
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
TANGGALTERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. HELGAWATI, MM
PENGERTIAN Menghilangkan kotoran rambut dan kulit kepala dengan menggunakan sabun
atau sampo
TUJUAN  Memberikan perasaan senang dan segar pada pasien
 Rambut tetap bersih, rapid an terpelihara
KEBIJAKAN Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan staf RSU. Citra Bunda Medical Center
khususnya departemen Keperawatan
PROSEDUR 1. PERSIAPAN ALAT
a. Handuk kecil
b. Sisir
c. Karet pengikat/kalau perlu
d. Sampo
e. Piala ginjal
2. LANGKAH-LANGKAH
a. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Menganjurkan untuk duduk bila memungkinkan
c. Meletakkan handuk kecil diatas bahu atau dibawah kepala
d. Rambut dibagi dua dan disisisr sedikit-sdikit dari ujung ke pangkal
e. Setelah licin dijalin dan diikat bila rambut panjang
f. Mengumpulkan rambut yang rontok dan dibungkus dengan kertas
g. Membereskan alat2
h. Mencuci tangan

MENCUCI RAMBUT
STANDAR PROSEDUR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
OPERASIONAL 027/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR 3. SIKAP/ YANG HARUS DIPERHATIKAN


a. Ramah
b. Sopan
c. Hormat
d. Busng sir di ember bila hanpir penuh
e. Bekerja harus telit agar sekitarnya tetap bersih
f. Bila pakaian kotor / basah harus segera diganti
UNIT TERKAIT Pelayanan Medis

MENYISIR RAMBUT

STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


PROSEDUR 028/III/KPRWT/07/2010 1/2
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Merapikan rambut agar rambut tetap bersih, rapi dan terpelihara dengan
menggunakan sisir
TUJUAN  Supaya rambut tetap bersih
 Memberikan rasa nyaman
 Menjaga kerapian
KEBIJAKAN Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan staf RSU. Citra Bunda Medical Center
khususnya departemen Keperawatan
PROSEDUR 1. PERSIAPAN ALAT – ALAT
 Handuk kecil
 Sisir
 Karet pengikat bila perlu
 Minyak rambut
 Piala ginjal
2. LANGKAH – LANGKAH
 Memberitahu pasiententang apa yang akan dilakukan
 Menganjurkan untuk duduk bila memungkinkan
 Meletakkan handuk kecil diatas bahu atau dibawah kepala
 Rambut dibagi dua dan disisisr sedikit-sedikit dari ujung ke pangkal
 Setelah licin dijalin dan diikat bila rambut panjang
 Mengumpulkan rambut yang rontok dan dibungkus dengan kertas
 Membereskan alat-alat
 Mencuci tangan

MENYISIR RAMBUT

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


028/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR 3. YANG HARUS HIPERHATIKAN


 Sopan terhadap pasien
 Bekerja dengan hati-hati sehingga tidak melelahkan dan menyakiti pasien
 Bila rambut kusut beri minyak dahulu dengan persetujuan pasien
UNIT TERKAIT Pelayanan Medis
MENGGUNTING KUKU

STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


PROSEDUR 029/III/KPRWT/07/2010 1/2
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Adalah memotong kuku pasien degan gunting agar bersih dan terpelihara
TUJUAN  Membersihkan kuku
 Membersihkan kuku dari kotoran
 Mencegah agar tidak terjadi infeksi
KEBIJAKAN Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan staf RSU. Citra Bunda Medical Center
khususnya departemen Keperawatan
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT-ALAT
 Handuk
 Gunting kuku
 Piala ginjal
 Air hangat kalau perlu
 Sabun
 Sikat kuku
B. PERSIAPAN PASIEN
Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
C. LANGKAH-LANGKAH
 Perawat cuci tangan
 Meletakkan handuk dan piala ginjal dibawah tangan atau kaki
 Menggunting kuku jari tangan bundar jari kaki lurus
 Kuku yang keras direndam air hangat
 Membersihkan kuku : pinggir kuku yang hitam dan kotor dibersihkan
dengan air sabun/air bersih
 Membersihkanalat-alat yang dipakai

MENGGUNTING KUKU
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
029/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR D. YANG PERLU DIPERHATIKAN


 Hati-hati
 Tidak melukai kuku pasien
UNIT TERKAIT Pelayanan Medik
PENGGANTIAN ALAT TENUN KOTOR PADA TEMPAT TIDUR
TANPA MEMINDAHKAN PASIEN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
030/III/KPRWT/07/2010 1/3
Ditetapkan Oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
PROSEDUR 9 JULI 2010
OPERASIONAL
Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Mengganti alat tenun pada waktu tertentu khususnya selama pasien masih
dirawat / bedrest
TUJUAN 1. Memberikan rasa nyaman dan senang pada pasien
2. Mencegah decubitus dan infeksi
3. Supaya alat-alat tenun tetap bersih dan terpelihara
KEBIJAKAN - Alat tenun disusun menurut urutan pemasanagn
- Respon pasien pada waktu memiringkan
PROSEDUR Persediaan
1. Alat tenun bersih yang diperlukan disusun menurut urutan/sistematika
pemasangan
2. Tempat untuk kain kotor
3. Ember berisis larutan desinfektan
4. Lap kerja 2 helai kering dan basah
5. Pasien diberi penjelasan
Tata laksana
1. Beri penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Dekatkan kursi/bangku ketempat tidur
3. Siapkan peralatan dorong ketempat tidur yang akan dibersihkan
4. Angkat selimut tebal dan simpan dalam tempar alat tenun yang kotor
5. Letakkan selimut tebal dan bantal yang tidak diperlukan diatas kursi atau
bangku

PENGGANTIAN ALAT TENUN KOTOR PADA TEMPAT TIDUR


TANPA MEMINDAHKAN PASIEN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
030/III/KPRWT/07/2010 2/3

PROSEDUR 6. Letakan ala-alat tenun yang terlipat dibawah kasur, dimulai dari letak
dimana posisi perawat berdiri
7. Miringkan pasien kearah yang berlawanan dengan perawat yang rapihkan
tempat tidur
8. Semua alat tenun kotor digulung sampai dibawah sisi pasien
9. Bersihkan tempat tidur dengan lap basah kemudian dikeringkan dengan
lap kering
10. Letakkan sprei besar bersih diatas tempat tidur dan sebagian digulung
sampai bawah sisi pasien
11. Pasang perlak dan sprei kecil kemudian gulung sampai ketengah
12. Rapihkan alat - alat tenun yang sudah terpasang dan pada setiap ujung 45
derajat dan dimasukkan dibawah kasur (dahulukan bagian kepala
kemudian bagian kaki )
13. Miringkan pasien kesisi lain
14. Alat tenun yang kotor digulung dan simpan dalam tempat alat tenun yang
kotor
15. Bentangkan alat tenun yang bersih dan rapihkan seperti point 9
16. Kembalikan posisi pasien dalam keadaan terlentang
17. Lepaskan sarung bantal yang kotor dan ganti dengan sarung bantal yang
bersih
18. Letakkan bantal pada kepala pasien
19. Pasang boven laken dan selimut tebal masukkan bagian bawah kasur
dengan membuat sudut 45 derajat kemudian boven laken dan selimut
ditarik dada pasien

PENGGANTIAN ALAT TENUN KOTOR PADA TEMPAT


TIDUR TANPA MEMINDAHKAN PASIEN

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


030/III/KPRWT/07/2010 3/3

PROSEDUR 20. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan


21. Cuci tangan
22. Rapihkan alat kotor dan peralatan lainnya
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap
Ruang rawat jalan
UGD
PROSEDUR MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
031/III/KPRWT/07/2010 1/1

Ditetapkan Oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
STANDAR PROSEDUR
PROSEDUR 9 JULI 2010
OPERASIONAL
OPERASIONAL
Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Menyiapkan tempat tidur khusus agar segera siap pakai.


TUJUAN - Memudahkan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan.
- Memberi rasa aman dan nyaman.
KEBIJAKAN Digunakan untuk pasien-pasien yag akan segera masuk keperawatan.
PROSEDUR Persiapkan alat:
1. Tempat tidur khusus
2. Kasur dan bantal
3. Alat-alat tenun untuk memudahkan cara bekerja, maka alat-alat tenun harus
dlipat dan disusun menurut urutan pemakaian.
4. Alat kasur atau sarung kasur.
5. Perlak
6. Steek laken
7. Laken
8. Perlak dna pengalas kepala
9. Selimut
10. Sarung bantal.
UNIT TERKAIT Bagian Logistic

MENOLONG PASIEN MENGGUNAKAN PISPOT


STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 032/III/KPRWT/07/2010 1/2
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Membantu pasien menggunakan pispot di tempat tidur yang diletakkan pada
bawah bokong
TUJUAN Membantu pasien dalam menggunakan pispot, urinal atau commode secara
hygiene sesuai kebutuhan dan kondisi
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang mobilisasi tirah
Siapkan pispot kamar/ didekat pasien
PROSEDUR 2. Persiapan peralatan
a. Pispot
b. Tissue
c. Air bersih dalam botol
d. Sabun mandi
e. Satu handuk
f. Tempat sampah kuning
g. Kalau perlu 1 waslap
h. Sarung tangan
i. Kalau perlu kom berisi air
j. Trolley
3. Pelaksanaan
a. mencuci tangan
b. mengidentifikasi pasien
c. memberi tahu dan menjelaskan pada prosedur yang akan dijalankan.
d. Menutup gorden
e. Menaikkan posisi tempat tidur
f. Dekatkan pispot, tissue, air untuk membilas dan tempat sampah kuning

MENOLONG PASIEN MENGGUNAKAN PISPOT


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
032/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR g. Lepaskan pakaian bagian bawah pasien dan menutup bagian bawah
dengan selimut
h. Pasang pispot
Pasien dalam posisi recumbent , tangan kiri perawat menyanggah pada
bagian lumba sacral pasien, sementara itu pasien dianjurkan untuk
mengangkat bokong, tangan kanan perawat mendorong pispot sampai
terletak dibawah bokong pasien
i. Perawat dapat meninggalkan pasien bila kondisi memungkinkan
j. Dekatkan nursecall
k. Bila pasien memanggil segera datang
l. Memakai sarung tangan
m. Membersihkan daerah genetalia
n. Faeces/ urine dibuang di kloset
o. Pispot dibersihkan
p. Pispot dikembalikan ketempat semula
q. Lepaskan sarung tangan
r. Perawat mencuci tangan
s. Setelah melakukam pencatatan, peralatan lainnya dikembalikan ketempat
semula
t. Mencuci tangan kembali
4. Hal hal yang harus diperhatikan
- Perhatikan privacy pasien
- Untuk kenyamanan pasien dan efisiensi beri posisi yang paling nyaman
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap/RR/Rawat Jalan

MENOLONG PASIEN MENGGUNAKAN URINAL


STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 033/III/KPRWT/07/2010 1/2
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Membantu pasien BAK ditempat tidur


TUJUAN Agar pasien ditempat tidur dengan aman dan nyaman
KEBIJAKAN 1. Dilakukan pada pasien yang bedrest
2. Dilakukan pada pasien laki – laki
3. Prosedur ini khusus untuk pasien laki – laki
PROSEDUR a. Persiapan
1. Urinal
2. Tissue rol
3. Tempat sampah
b. Pelaksanaan
1. Dekatkan urinal, tissue dan tempat sampah kuning
2. Pada pasien yang mampu berdiri, bantu pasien untuk berdiri
3. Jika pasien sudah berdiri dengan nyaman berdiri, lepaskan / turunkan
pakaian bawah lalu pasang urinal
4. Pada pasien yang tidak mampu berdiri, lepaskan pakaian bawah
5. Pasang urinal dengan cara :
b) Pasien memiringkan badan sambil berpegangan pada hek, berikan
urinal kepada pasien untuk dipasang sendiri
c) Pasien memiringkan badan sambil berpegangan pada hek, perawat
memasang urinal
d) Jika tidak ada kontraindikasi, naikkan posisi bagian kepala tempat
tidur, semi atau high fowler

MENOLONG PASIEN MENGGUNAKAN URINAL


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
033/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR 6. Perawat dapat meninggalkan pasien bila kondisi memungkinkan


7. Dekatkan nurse call
8. Bila pasien memanggil segera datang, jika pasien lama tidak memanggil
( kira – kira 10 – 15 menit ) perawat harus mendatangi pasien
9. Memakai sarung tangan
10. Membersihkan daerah genital
11. Bila pasien dapat melakukan sendiri beri tissue kepada pasien untuk
membersihkan genitalnya dengan menggunakan tissue kering
12. Bagian bawah pasien ditutup dengan selimut
13. Urine dibiang dikloset
14. Urine dibersihkan dengan membilas dengan air bersih lalu dikeringkan,
pinggirkan dengan tissue dan disimpan pada tempatnya
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap
MEMBERSIHKAN MULUT DENGAN MENGGUNAKAN SPATEL
STANDAR
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 1/3
034/III/KPRWT/07/2010
OPERASIONAL
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Membantu pasien untuk membersihkan mulut agar tetap bersih


TUJUAN 1. Agar rongga mulut, lidah dan gigi tetap bersih, bebas dari bibir tidak
kering
2. Memberikan rasa segar dan nyaman kepada pasien
PROSEDUR 1. Dilakukan pada pasien yang boring
2. Dilakukan 2x sehari pada pagi setelah mandi
PENGKAJIAN 1. Kaji tingkat kesadaran pasien
2. Kaji kebersihan rongga mulut, ada stomatitis, bibir kering/ pecah – pecah
3. Kaji kemampuan pasien untuk membuka mulut
PERENCANAAN Siapkan peralatan sebagai berikut :
1. Trolley berisi
2. Kom berisi air matang / aqua
3. Spatel lidah dua buah
4. Kalau perlu lidi kapas tergantung dari kebersihan mulut, kasa jumlahnya
tergantung dari keberihan mulut semakin kotor diperlukan jumlah yang
banyak
5. Kalau perlu sodium bicarbonas dan boroxglyserin
MEMBERSIHKAN MULUT DENGAN MENGGUNAKAN SPATEL

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


034/III/KPRWT/07/2010 2/3

PELAKSANAAN 1. Mencuci tangan


2. Memberi salam dan cocokkan identitas pasien antara data di gelang nama
pasien dan data di file pasien
3. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Posisi tinggi tempat tidur yang nyaman bagi anda yang bekerja
5. Memberi posisi tidur semi fowler dengan kepala pasien miringkan dan
menghadap keperawat
6. jaga privacy pasien dengan menutup gorden tempat tidur
7. Dekatkan alat – alat yang akan digunakan
8. Letakkan handuk atau dibawah dagu pasien dan diatas leher dada pasien
9. Pakai sarung tangan
10. Bersihkan mulut pasien dengan air matang
11. Basahi kasa dengan aqua yang terdapat didalam kom
12. Balut kasa lembab tersebut pada spatel
13. Jika kemampuan membuka mulut sangat terbatas, boleh dibantu dengan
menekan lidah dengan spatel
14. Bila kemampuan pasien membuka cukup besar, ronga mulut dibersihkan
dengan menggunakan spatel yang telah dibungkus dengan kasa basah. Bila
kemampuan membuka mulut sangat terbatas bisa menggunakan lidi kapas
basah
15. Bersihkan mulai dari rongga sebelah kiri, kanan, palatum, lidah gusi dan
gigi secara berturut – turut dan diulang sampai benar – benar bersih
16. bila kasa sudah kotor, ganti kasa tersebut dengan yang baru
17. Bila tidak sangat kotor boleh dibersihkan dengan sodium bicorbonas dan
apabila bibir kering diberi bory blycerin dengan menggunakan lidi kapas

MEMBERSIHKAN MULUT DENGAN MENGGUNAKAN SPATEL

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


034/III/KPRWT/07/2010 3/3

PELAKSANAAN 18. Alat –alat dibersihkan dan dikemablikan pada tempatnya


19. Handuk diangkat
20. buka sarung tang
21. Pasien dirapihkan, diberi posisi tidur yang nyaman bagi pasien
22. Buka gorden – gorden tempat tidur
23. Cuci tangan
EVALUASI Evaluasi menggunakan criteria sebagai berikut :
1. Pasien merasa nyaman (pasien tenang )
2. Bibir tidak kering
3. Mulut dan lidah kering
4. Bebas dari bau mulut
DOKUMENTASI Catat pada catatan keperawatan :
1. Tanggal dan jam tindakan dilakukan
2. Nama dan paraf perawat yang melakukan tindakan
3. Catat semua keadaan diatas yang ditemukan
4. Obat yang dipakai untuk membersihkan lidah ( jika ada )
5. Obat yang dipakai untuk mencagah terjadinya bibir kering atau tidak
UNIT TERKAIT Semua unit rawat inap
PROSEDUR PEMASANGAN CATHETER
STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 034/III/KPRWT/07/2010 1/2
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Memasang catheter / selang pada pasien pria / wanita yang tidak dapat BAK
secara langsung untuk pemantauan output
TUJUAN - Menampung urine
- Mengetahui kelainan pada urine
- Mengurangi gerakan pasien
KEBIJAKAN Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan staf RSU. Citra Bunda Medical Center
khususnya di depertemen keperawatan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
 Tempat tidur
 Catheter ( sesuai dengan nomor yang di butuhkan )
 Urine bag
 Xylocain jelly
 Pinset anatomis
 Spuit 10cc
 Aquades steril
 Bethadine ( untuk anti septik )
 Kassa steril
 Sarung tangan
PERSIAPAN PASIEN
a. Penjelasan kepada pasien tentang tindakan katheter
b. Mengatur posisi tidur pasien
c. Menanggalkan pakaian bawah pasien
d. Memasang sampiran / hordeng
PROSEDUR PEMASANGAN CATHETER
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
034/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR LANGKAH – LANGKAH


 Mencuci tangan
 Memakai sarung tangan
 Mendesinfektan sekitar alat vital pasien dari arah dalam ke luar
 Memasukkan xylocain jelly 10cc bila pasien laki – laki / oleskan jelly pada
kateter bila pasien perempuan
 Mulai dengan tindakan pasang kateter dengan pasien posisi tegak lurus /
dorsum flexi 90
 Kemudian posisi penis di arahkan ke lipat paha sambil catheter terus di
dorong sampai sisa luar 10 – 15 cm
 Coba fungsi melalui catheter bila urine sudah keluar langsung di
hubungkan dengan urine bag
 Balon diisi dengan air aquabidest 20 – 30 cc
 Catheter tarik sampai ada tegangan
 Hitung urine yang keluar
 Merapikan pasien
 Membereskan alat – alat
 Mencuci tangan
YANG HARUS DI PERHATIKAN
 Menunjukkan sikap yang nyaman kepada pasien
 Bekerja dengan tknik aseptik dan antiseptik
 Teliti
 Hati – hati
 Menjaga prifaci pasien
UNIT TERKAIT Pelayanan medis
MELAKUKAN VULVA HYGIENE
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
035/III/KPRWT/07/2010 1/2
Ditetapkan Oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
PROSEDUR 9 JULI 2010
OPERASIONAL
Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Melakukan vulva hygiene adalah kegiatan membersihkan vulva sampai perinium
dengan menggunakan kapas desinfektan
TUJUAN  vulva tetap bersih
 terhindar dari infeksi
KEBIJAKAN  menilai keadaan vulva dan perinium
 selama tindakan jaga privasi pasien
 selama melakukan tindakan perawat berada disamping kanan pasien
PROSEDUR 1. Persiapan
 Kapas basah desinfektan
 Bengkok
 Sarung tangga (hand scon)
 Perlak dan alas bokokng
 Pinset steril
 Alat tulis
2. beri tahu pasien dan jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. mencuci tangan
4. memasang sampiran/tutup korsen
5. memasang alas pada pantan
6. mengatur posisi lithotomi
7. mendekatkan alat disamping pasien
8. memakai sarung tangan

MELAKUKAN VULVA HYGIENE


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
035/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR 9. membersihkan permukaan vulva dengan kapas basah desin fektan dengan
cara;jari telunjuk dan ibu jari membuka labia mayora lalu tangan kanan
membersihkan vulva sampai perinium sengan menggunakan penset dari arah
kebawah satu kapas untuk sekali hapus, sampai vulva dan perinium bersih
10. meletakan kapas kotor pada bengkok
11. memberitahu pasien bahwa tindakan sudah selesai
12. merapikan pasien dan alat2
13. membersihkan lingkungan
14. mencuci tangan
15. mendokumentasikan hasil tindakan
UNIT TERKAIT Perawat

PROSEDUR MENCABUT CHATETER URINE


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
035/III/KPRWT/07/2010 1/2

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan Oleh
Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
TANGGAL TERBIT
9 JULI 2009
Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Melepaskan cateter dari urethra


TUJUAN  Mencegah terjadinya infeksi
 Mengurangi rasa nyeri dan memberikan rasa nyaman
 Agar pasien dapat berkemih secara spontan
KEBIJAKAN Dilakukan setelah pasien berhasil melakukan blader training 2-3 jam
PROSEDUR Persiapan alat
 Piala ginjal (bengkok)
 Spuit 20 cc
Persiapan pasien
Pasien diberi tahu dengan tindakan yang akan dilakukan
Cara kerja
1. sikap pasien dorsal recumbent
2. pasang sampiran dan pintu ditutup
3. keluarkan cairan yang ada dalam fully cateter dengan spuit 20cc sampai
habis kurang lebih 15-20 cc
4. kemudian cateter dilepas dengan cara ditarik perlahan-lahan, sambil
pasien dianjurkan untuk tarik nafas
5. setelah selesai pasien dikembalikan ke posisi semula
6. alat-alat dirapihkan dan cateter direndam dengan cairan savlon
7. perawat cuci tangan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Perhatikan keadaan umum pasien
2. Observasi pasien selama 2-6 jam, harus sudah bisa buang air kecil secara
spontan.
PROSEDUR MENCABUT CHATETER URINE
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
035/III/KPRWT/07/2010 2/2

UNIT TERKAIT Rawat Inap


TEKNIK MEMAKAI SARUNG TANGAN

STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


PROSEDUR 036/III/KPRWT/07/2010 1/1
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
TANGGAL TERBIT
9 JULI 2010
Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Memakai sarung tangan steril untuk sendiri


TUJUAN Menjaga kesterilan terhadap alat
KEBIJAKAN Dilakukan pada saat melakukan tindakan yang bersifat steril seperti operasi,
mengganti verban pada pasien post operasi
PROSEDUR  Menjumput sarung tangan pada bagian yang terlipat keluar
 Usahakan memakai tanpa menyinggung kulit
 Pakai sarung tangan yang lain
UNIT TERKAIT Rawat Inap
Rawat jalan
Ruang Operasi

PEMASANGAN NGT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
037/III/KPRWT/07/2010 1/2
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Memasukkan selang melalui lubang hidung / mulut sampai lambung


TUJUAN 1. Untuk memenuhi kebutuhan makanan / obat melalui selang
2. Untuk mengubah lambung
3. Untuk program pengobatan
Misalnya pada pasien :
 Kelainan menelan
 Kebutuhan makanan melalui mulut
 Keracunan
PROSEDUR 1. Persiapan peralatan
Baki berisi :
a. NGT sesuai ukuran
b. Xylocain jelly
c. Kateter tip
d. Bengkok
e. Pengalas
f. Plester
g. Gunting
h. Stetoskop
i. Sarung tangan
2. Persiapan pasien
a. Beri tahu pasien
b. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan

PEMASANGAN NGT
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
2/2
037/III/KPRWT/07/2010

PROSEDUR 3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
b. Atur posisi pasien
c. Ukur NGT panjang  60 – 45 cm dari frontal sampai diafragma
d. Masukkan NGT yang telah diolesi jelly melalui hidung / mulut
e. Bila pasien sadar anjurkan untuk nafas dalam dan NGT agar ditelan
f. Tes NGT dengan kateter tip yang telah diisi udara 20-30cc
g. Kemudian kateter tip didorong dan didengarkan menggunakan stetoskop
diatas perut sebelah kiri ( diatas lambung ). Gunakan NGT sesuai
kebutuhan
h. Sesudah selesai pasien dikembalikan ke posisi semula
i. Alat-alat dirapihkan
j. Cuci tangan
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap
IGD

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGUMBAHAN LAMBUNG PADA PASIEN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
038/III/KPRWT/07/2010 1/3
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Mencuci lambung dengan cara memasukkan air dingin atau cairan Nacl dingin dan
kemudian dikeluarkan melalui selang penduga lambung (maag slang)
TUJUAN Membersihkan dan mengeluarkan racun dari lambung dilakukan pada :
1. Pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu
2. Persiapan tindakan operasi lambung
3. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung
KEBIJAKAN Perhatikan : 1. Jumlah cairan yang keluar dan masuk
2. Warna cairan yang keluar
PROSEDUR a. Persiapan alat
Baki berisi :
1. Selang penduga lambung (maag slang)
2. Kateter tips
3. Waskom berisi air dingin / Nacl dingin
4. Bengkok dan sarung tangan
5. Kolf kosong
6. Perlak kecil dan alasnya
7. Handuk
8. Slang penyambung k/p
b. Persiapan pasien
1. Beritahu pasien tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pasien disiapkan dalam posisi semi Flowler / terlentang
PENGUMBAHAN LAMBUNG PADA PASIEN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
038/III/KPRWT/07/2010 2/3

PROSEDUR c. Pelaksanaan
1. Pasang perlak dan alas diatas dada pasien
2. Letakkan bengkok disamping pasien
3. Letakkan kolf kosong dekat tempat tidur lalu diikat
4. Ukur selang ( lihat perasat pada pemberian makanan dan cairan melalui
pipa penduga )
5. Klem slang / penduga lambung
6. Anjurkan pasien menjulurkan lidah sepanjang mungkin (bila pasien sadar)
supaya ujung slang sampai pada pangkal lidah setelah itu pasien disuruh
menelan, lalu menarik nafas panjang.
7. Slang penduga lambung dimasukkan secara perlahan lahan sampai batas
sesuai ukuran ( lebih dalam sedikit dari prosedur pemberian makanan dan
cairan melalui slang penduga lambung)
8. Periksa apakah slang betul betul masuk lambung dengan cara memasukkan
pangkalnya kedalam air / masukkan udar dengan spuit kmudian didengar
dengan stethoscope (waktu udara disemprotkan) bila ada bunyi berarti
masuk lambung
9. Setelah slang penduga lambung masuk, pasien diatur dengan posisi pasien
miring tanpa bantal dak kepala lebih rendah
10. Masukkan cairan dingin kedalam catheter tip kemudian masukkan kedalam
lambung melalui slang kemudian dikeluarkan (dilakukan berulang ulang
sampai air yang keluar dari lambung jernih)
11. Sambung slang NGT ke kolf untuk menampung cairan lambung, setelah
selesai pasien dan alat-alat dirapihkan.
PENGUMBAHAN LAMBUNG PADA PASIEN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
038/III/KPRWT/07/2010 3/3

PROSEDUR d. Perhatian
Membilas lambung tidak boleh dilakukan pada :
1. Pasien yang keracunan obat yang bersifat membakar seperti : erolin, Lysol,
air keras
2. Pasien dengan varises usophagus
3. Pasien dengan tumor paru-paru

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap


UGD

TEKNIK PEMBERIAN MAKANAN / OBAT MELALUI MAAG


SLANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
039/III/KPRWT/07/2010 1/2
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Memasukkan cairan / obat ke dalam lambung bayi dengan menggunakan pipa
penduga lambung/maag slang, melalui mulut / hidung
TUJUAN Memenuhi kebutuhan tubuh akan zat makanan, cairan dan elektrolit
KEBIJAKAN 1. pasien / bayi yang mengalami kesulitan menghisap
2. pasien / bayi dengan kelainan bawaan misalnya labio palato schisis, atresia
oesophagus dan penurunan kesadaran
PROSEDUR Persiapan alat
a. Susu atau cairan sesuai kebutuhan
b. Maag slang / sonde
c. Air matang pada tempatnya
d. Alas dada bayi / celemek
e. Spuit dengan ukuran disesuaikan kebutuhan ;
o Spuit 3cc untuk menghisap cairan lambung
o Spuit 20 cc - 50 cc
o Plester dan gunting verban, bengkok
Cara kerja
1. Perawat mencuci tangan dan sesudah melakukan tindakan
2. Sonde dilicinkan dengan air panas (supaya ujungnya tidak kaku)
3. Bagian pangkal pipa diklem atau dilipat / ditutup
4. Sonde dimasukkan perlahan-lahan dengan hati-hati sampai batas yang
diberi tanda, perhatikan keadaan umum bayi sesak atau tidak
5. Kemudian lakukan pengecekan, apakah sonde benar-benar masuk ke dalam
lambung dengan cara :

TEKNIK PEMBERIAN MAKANAN / OBAT MELALUI


MAAG SLANG
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
039/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR a. Menghisap cairan lambung dengan


menggunakan spuit 3 cc, jika terlihat isi lambung didalam selang
sonde, berarti benar-benar masuk lambung
b. Masukkan pangkal sonde ke dalam air
apakah ada gelembung udara atau tidak, bila ada udara berarti
selang masuk ke dalam lambung
c. Fiksasi dengan plester
d. Sebelum makanan cair / obat diberikan,
diperiksa terlebih dahulu apakah sesuai dengan program
pengobatan
e. Masukkan makanan / susu dengan
menggunakan spuit yang tersedia kemudian tutup dengan kassa
steril untuk mencegah kontaminasi
f. Bila cairan hampir habis, bilas dengan air
matang secukupnya kurang lebih 1 cc
g. Pangkal sonde ditutup setelah dibilas air
Catatan :
Untuk mencegah agar udara tidak masuk ke dalam lambung, maka usaha
perawat ;
a. Spuit jangan
sampai kosong
b. Waktu
memasukkan dan mencabut selang sonde hendaknya pangkal
selang dalam keadaan tertutup
c. Bila pemberian makanan / obat dalam jangka waktu lama
sebaiknya selang dipasang tetap, untuk mencegah iritasi (NGT
dapat dipertahankan 2-3 hari)
UNIT TERKAIT Rawat Inap
PEMBERIAN INHALASI PADA PASIEN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
STANDAR 040/III/KPRWT/07/2010 1/2
PROSEDUR Ditetapkan Oleh
OPERASIONAL TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara diuap


TUJUAN 1. Untuk mengencerkan dan mengeluarkan secret
2. Melonggarkan pernafasan supaya pasien nyaman
KEBIJAKAN 1. Dosis obat sesuai order dokter
2. Lihat masa kadaluarsa
PROSEDUR a. Persiapan alat
Trolly yang berisi alat – alat :
1. Alat inhalasi lengkap
2. Obat sesuai program dokter (Bisolvon, Atrophin, Ventolin)
3. Cairan NaCl 0,9 % atau NaCl 3 %
4. Sungkup ( masker ) atau oral tube
5. Spuitb disposable 2,5 cc
b. Persiapan pasien
1. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan
yang akan dilakukan
2. Posisi pasien senyaman mungkin ( semi fowler )
c. Pelaksanaan
1. Isi obat sesuai dengan dosis program dokter
2. Sambungkan alat tersebut dengan masker / oral tube
3. Sambungkan ke stop kontak listrik

PEMBERIAN INHALASI PADA PASIEN


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
040/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR 4. Tekan on
5. Atur waktu atau timer no 15 – 0
6. Periksa apakah uap keluar atau tidak
7. Pasang alat tersebut ke mulut pasien
8. Anjurkan untuk menghisap
9. Tunggu sampai timer habis
10. Cabut kabel listrik dan alat di pasien kemudian rapihkan
d. Hal yang perlu diperhatikan
1. Bila pasien memakai oksigen jangan lupa setelah inhalasi di beri oksigen
kembali
2. Observasi tanda – tanda cianosis saat pemebrian inhalasi (khususnya pada
pasien payah)
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap / rawat jalan
IGD

FISIOTERAPI DADA PADA PASIEN


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
040/III/KPRWT/07/2010 1/2
TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh
9 JULI 2010 Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Postural drainage adalah pengeluaran cairan / secret dari berbagai specimen di
paru – paru dengan prinsip gravitasi melalui perfusi, fibrasi, merangsang batuk
dan latihan bernafas
TUJUAN Membantu mengencerkan dan pengeluran sekresi broncus dan paru – paru
KEBIJAKAN Menjaga supaya tidak terjadi penumpukan lendir
PROSEDUR A. Persiapan
1.Persiapan alat
a.Pengalas
b.Bengkok
c. Tissue
2.Persiapan pasien
a. Memberi penjelasan mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
pada pasien dan keluarga
b.Pasien disiapkan 11/2 jam sebelum makan
B. Pelaksanaan
1. Kaji adanya indikasi dan fisioterapi dada
2. Auskultasi segmen paru untuk mengetahui area drainage
3. Ubah posisi pasien dengan hasil auskuktasi
4. Gunakan bantal untuk mensuport pasien dalam posisi drainage
5. Lakukan perfusi dengan “ cuping hands “ dan “ clapping “ pada dinding
dada
FISIOTERAPI DADA PADA PASIEN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
040/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR 6. Lakukan fibrasi dada


7. Berikan terapi nebulizer atau aerosol bila diperlukan
8. Berikan obat – obatan bronchodilator atau mukolitik bila diperlukan
9. Monitor pengeluaran sputum, jumlah, tipe sputum
10. Anjurkan batuk efektik selama dan sesudah drainage
11. Jika tidak dapat melakukan batuk efektif lakukan penghisapan lendir
12. Monitor status pernafasan pasien : frekuensi, irama dan status
kardiovaskuler
C. Evaluasi
1. Observasi respon pasien
2. Dokumentasikan tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada lembar
dokumentasi
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap
Ruang rawat jalan

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
041/III/KPRWT/07/2010 1/2
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Terapi oksigen adalah terapi penting dalam kegawat daruratan kardiopulmoner.
TUJUAN  Pemberian obat yang sesuai indikasi, dosis yang sesuai dan dengan cara
pemberian yang tepat.
 Semua obat, jumlah dan cara pemberian dicatat pada rekam medis pasien
KEBIJAKAN  Oksigen diberikan berasal dari tabung oksigen atau sumber ojsigen yang telah
diinstal melalui pipa di dinding ruangan, dan dihantarkan ke pasien melalui
alat penghantar khusus.
 Oksigen diindikasikan untuk:
o Setiap dugaan kegawatdaruratan kardiopulmoner, terutama (tapi tidak
terbatas) pada keluhan sesak nafas atau dugaan nyeri dada iskemik.
 Oksimetri denyut, bila tersedia, merupakan salah satu cara memantau dan
mentitrasi pemberian oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen
fisiologis tubuh.
 Observasi ketat harus dilakukan bila oksigen diberikan pada pasien yang
tergantung pada hypoxic respiratory drive untuk bernafas.
 Oksimetri denyut mungkin tidak akurat pad apasien curah jantung rendah
atau pasien dengan vasokonstriksi

PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
041/III/KPRWT/07/2010 2/2

PROSEDUR Alat Flow


02 (%)
kanul hidung 1 – 5 liter/menit 24 – 44%
venturi mask 4 – 8 liter/menit 24 – 40%
Sungkup muka 6 – 10 liter/menit
Partial rebreathing
Bag mask 15 liter/menit sampai 100%
Ventilator sampai 100%
UNIT TERKAIT Rekam Medis Pasien
PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN NASAL
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
STANDAR 042/III/KPRWT/07/2010 1/1
PROSEDUR Ditetapkan Oleh
OPERASIONAL TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Pemberian oksigen adalah pemberian oksigen lebih dari 21% pada tekanan 1
atmosfer.
TUJUAN - Mencegah/mengobati hipoksemia/hipoksia
- Menurunkan kerja napas
- Menurunkan kerja jantung
KEBIJAKAN Dilakukan oleh semua perawat dan dokter di perawatan
PROSEDUR 1. Persiapan alat
- Tabung oksigen/oksigen sentral
- Manometer oksigen
- Masker/oksigen sesuai dengan indikasi penggunaan
- Tissue, atau plester
- Cairan aqua kasar atau air matang
2. Persiapan pasien
- Atur posisi pasien semi fowler duduk
- Bersihkan lubang hidung pasien
- Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien
- Pasang selang oksigen pada hidung pasien
- Agar posisi selang tidak berubah, fiksasi selang dengan plester
- Posisi selang supaya nyaman bagi pasien, letakkan selang dibelakang
telinga kemudian dikencangkan di bawah dagu pasien.
UNIT TERKAIT Rawat jalan, Rawat Inap

CARA MEMBERIKAN SUNTIKAN IM, IC, SC DAN IV


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
043/III/KPRWT/07/2010 1/5
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Suntikan intramuskuler


Memberikan obat suntikan ke dalam jaringan otot (muskulus)
Tempat-tempat penyuntikan pada :
- Otot pangkal lengan
- Otot paha bagian luar yaitu 1/3 tengah sebelah luar
- Otot bokong yang tepat yaitu pada 1/3 bagian dari spina illiaca
anterior posterior (s.i.a.s)
Suntikan Intracutan
Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit
Suntikan subcutan
Memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit
Suntikan intravena
Penyuntikan obat suntikan kedalam pembuluh darah vena
TUJUAN Suntikan intramuskuler
Untuk memasukkan obat ke dalam jumlah yang lebih besar dan absorbsi lebih
cepat dibanding dengan pemberian obat secara subkutan
Suntikan Intracutan
1. Untuk melakukan uji coba obat tertentu (skin test)
2. Untuk obat-obatan tertentu tertentu yang pemberiannya hanya dapat
dilakukan dengan cara suntikan intracutan
3. Membantu menentukan diagnosa pada penyakit tertentu (misal TBC)
Suntikan subcutan
Untuk memasukkan obat dalam jumlah kecil dan absorbsi obat ke dalam jaringan
tubuh agak lambat
CARA MEMBERIKAN SUNTIKAN IM, IC, SC DAN IV
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
043/III/KPRWT/07/2010 2/5

PROSEDUR Suntikan intramuskuler


Persiapan alat :
 Spuit dan jarum steril
 Kapas dan alkohol 70%
 Obat-obat injeksi
 Pengalas
 Bengkok
 Buku status pasien
Persiapan pasien :
 Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
 Menyiapkan posisi pasien
Cara kerja :
1. Setelah alat-alat dan obat disiapkan , dibawa ke tempat pasien
2. Tentukan lokasi injeksi/tempat yang akan disuntik, lalu kulit didesinfeksi
3. Memasukkan jarum injeksi tegak lurus dengan permukaan kulit dengan
sudut 90
4. Melakukan aspirasi/pengisapan (bila ada darah obat jangan dimasukkan)
5. Setelah obat dimasukkan seluruhnya, jarum ditarik keluar dengan cepat,
kulit ditahan dengan kapas alkohol sambil dilakukan massage
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Tempat penyuntikan harus betul-betul tepat, bila salah akan berbahaya karena
dapat mengenai saraf (nervus ischiadicus)
CARA MEMBERIKAN SUNTIKAN IM, IC, SC DAN IV
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
043/III/KPRWT/07/2010 3/5

PROSEDUR Suntikan Intracutan


Tempat penyuntikan pada :
 Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan
siku ( 2/3 dari pergelangan tangan ) pada kulit yang sehat, jauh dari pembuluh
darah ( untuk test mantox)
 Dilengan atas :tiga jari dibawah sendi bahu, ditengah-tengah
daerah muskulusdeltoides ( pada penyuntikan BCG )
 Pada bokong : 1/3 bagian dari SIAS

Cara Kerja
 Persiapan alat :
o Spuit dan jarum steril
o Kapas dan alcohol
o Obat-obat injeksi
o Bengkok
o Buku status pasien
 Persiapan pasien
o Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
o Menyiapkan posisi pasien
 Cara kerja
1. Jarum yang dipergunakan adalah no. 18, 20 atau jarum khusus
2. Spuit 1 cc atau dengan ukuran khusus
3. Kulit didesinfeksi, lalu ditegangkan ( diregang dengan tangan kiri )
4. Jarum ditusukkan dengan lubang jarum menghadap keatas dan membuat
sudut antara 15° - 20° dengan permukaan kulit
5. Lalu obat disemprotkan sampai terjadi gelembung pada tempat tersebut
CARA MEMBERIKAN SUNTIKAN IM, IC, SC DAN IV
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
043/III/KPRWT/07/2010 4/5

PROSEDUR 6. Kemudian jarum ditarik dengan cepat, bekas suntikan tidak dihapus
dengan kapas alcohol dan tidak boleh dilakukan massage
7. Reaksinya dilihat atau dicatat setelah jangka waktu yang ditentukan
8. Setelah selesai alat-alat dirapihkan

Hal-hal yang perlu diperhatikan


Tempat penyuntikan harus betul-betul tepat

Suntikan subcutan
Tempat penyuntikan
a. Pada lengan atas sebelah luar ( penyuntikan insulin pada pasien diabetes )
b. Pada paha bagian luar
c. Pada perut bagian atas ( pada penyuntikan pasien infertilitas )
Persiapan alat
o Spuit dan jarum steril
o Kapas dan alcohol 70 %
o Obat-obat injeksi
o Bengkok
o Buku status pasien
Persiapan pasien
o Memberitahu pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
o Menyiapkan posisi pasien
CARA MEMBERIKAN SUNTIKAN IM, IC, SC DAN IV
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
043/III/KPRWT/07/2010 5/5

PROSEDUR Cara kerja


1. Tempat penyuntikan di desinfektan lalu diangkat sedikit dengan tangan kiri
2. Dengan lubang jarum menghadap keatas, jarum ditusukkan membentuk
sudut 45˚ dengan permukaan kulit
3. Pengisapan ditarik sedikit, bila ada darah, obat jangan disemprotkan, bila
tidak ada darah, obat disemprotkan perlahan-lahan
4. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik keluar dengan cepat, bekas
tusukan ditahan / didep dengan kapas alcohol
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Tempat penyuntikan harus betul-betul tepat
Tempat penyuntikan
Pada vena-vena anggota gerak
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
MEREKAM EKG ( ELEKTRO KARDIOGRAM )
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
044/III/KPRWT/07/2010 1/3
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Elektrokardiografi
Adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan potensial atau perubahan
voltage yang terdapat dalam jantung.
Elektrokardiogram
Adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik jantung yang
dihubungkan dengan waktu
TUJUAN 1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan dari irama jantung
2. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan miokardium seperti infark,
hipertrofiatrial atau ventrikel
3. Untuk mengetahui pengaruh / efek obat-obat jantung terutama digitalis
dan quinidine
4. Untuk mengetahui adanya gangguan-gangguan elektrolit
5. Untuk mengetahui adanya gangguan perikarditis
KEBIJAKAN  Dilakukan pada pasien yang mempunyai kelainan jantung
 Dilakukan pada pasien yang berumur >35 th sebelum dilakukan
tindakan operasi
PROSEDUR Persiapan alat-alat
a. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut :
 Satu kabel untuk listrik
 Satu kabel untuk bumi
 Satu kabel untuk pasien ( terdiri dari 6 kabel yang diberi tanda/warna )

MEREKAM EKG ( ELEKTRO KARDIOGRAM )


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
044/III/KPRWT/07/2010 2/3
PROSEDUR b. Plat elektroda yaitu :
 elektrode ekstremitas dikaitkan dengan ban pengikat khusus
 elektrode dada dengan balon penghisap
c. “Jelly”
d. Kertas EKG
e. Kertas “tissue”
Cara menempatkan elektroda
a. Elektrode ekstremitas atas dipasang pada
pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan telapak tangan
b. Pada ekstremitas bawah pada pergelangan kaki tangan dan kiri sebelah dalam
c. Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapat dipasang
sampai ke bahu kiri atau kanan dan pangkal paha kiri atau kanan. Kemudian
kabel-kabel dihubungkan :
Merah (RA) lengan kanan
Kuning (LA) lengan kiri
Hijau (LF) tungkai kiri
Hitam (RF) tungkai kanan
d. elektroda dada harus selalu terpasang seperti tertera sebelumnya
e. hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan

MEREKAM EKG ( ELEKTRO KARDIOGRAM )


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
044/III/KPRWT/07/2010 3/3

PROSEDUR f. periksa kembali standardisasi dari EKG antara lain :


 kallibrasi 1 mv
 kecepatan 25 mm/detik
 setelah itu dilakukan kalibrasi
dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas bergerak, tombol
kalibrasi tekan 3 kali berturut-turut dan periksa apakah terjadi
penyimpangan 10 mm ( 1 mv ) dengan memindahkan “lead selector”
dibuat pencatatan EKG secara berturut-turut yaitu : sadapan I, II, III, aVR,
aVL, aVF, VI s/d V6
g. selesai pencatatan,
pindahkan lagi ke “lead selector” kalibrasi dan lakukan kalibrasi sebanyak 3
kali (setelah itu matikan mesin EKG )
h. rapikan pasien dan alat-
alat
i catat dipinggir kiri atas kertas EKG
 nama pasien
 umur
 tanggal
 jam
j yang membuat perekaman dicatat pada kiri bawah
k. setiap sadapan diberi tanda sadapan berapa ( kecuali bila pada
alat EKG yang otomatis
Hal-hal yang diperhatikan :
1. sebelum bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG
2. alat selalu dalam posisi stop bila tidak digunakan
3. rekaman dilakukan msing-masing sadapan 3-4 kompleks 2 mv bila
gambar terlalu kecil
4. hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti : jam tangan,
gerakan tremor, dan lain
sebagainya
dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien
UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Rawat Inap
MENYIAPKAN DAN MEMBERI GLYSERIN SPUIT PADA PASIEN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
045/III/KPRWT/07/201 1/3
STANDAR 0
PROSEDUR
Ditetapkan Oleh
OPERASIONAL TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Memasukkan cairan glyserin ke dalam poros usus dengan menggunakan glyserin
spuit
TUJUAN  Sebagai tindakan pengobatan
 Merangsang buang air besar

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien


 Obstipasi
 Yang akan menjalani operasi besar dan persalinan
Kontraindikasi
 Pasien dengan tifus abdominalis
 Pasien yang selalu mengalami keguguran
 Ca Rectum
PROSEDUR Persiapan alat
 Selimut atau kain penutup
 Pispot k/p
 Perlak
 Glyserin spuit
 Bengkok/piala ginjal
 Glyserin dalam tempatnya yang sudah direndam dengan air panas
o Untuk orang dewasa : 15- 20 cc
o Untuk anak-anak : 10 cc
 Mangkok kecil botol cebok dan kertas kloset
 Tirai / sampiran
 Perlak / kain bawah
 Handscone
MENYIAPKAN DAN MEMBERI GLYSERIN SPUIT PADA PASIEN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
045/III/KPRWT/07/2010 2/3

PROSEDUR Persiapan pasien


 Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
 Lingkungan disiapkan, pintu dan jendela/gordyn ditutup,tempat tidur ditabiri
 Pasien diberikabn sikap yang baik dengan memiringkan ke kiri, kain
bawah/perlak diletakkan di bawah bokong
Prosedur kerja baku
1. Pakaian dalam pasien bagian bawah di keataskan, bagian yang terbuka
ditutup dengan selimut mandi/kain penutup
2. Bengkok/piala ginjal diletakkandisisi bokong
3. Glyserin diteteskan pada punggung tangan perawat (untuk memeriksa
tingkat kehangatan, kemudian dituangkan ke dalam mangkok kecil)
4. Spuit diisi glyserin 15 cc sampai dengan 20 cc dan udara dikeluarkan
5. Tangan kiri petugas mendorong bokong pasien bagian atas sedangkan
tangan kanan memasukkan spuit ke dalam anus sampai pangkal kanul
sengan ujung spuit diarahkan ke depan
6. Masukkan glyserin perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan tarik nafas
panjang
7. Spuit dicabut perlahan-lahan dari dalam rectum, kemudian glyserin spuit
diletakkan ke dalam piala ginjal
8. Pasien masih tetep dalam posisi miring selama beberapa menit, kemudian
dianjurkan ke kamar mandi kalau perlu pispot dipasang
9. Kanul dilepas dari semprotannya, dibersihkan dari feses, kemudian
direndam dengan larutan lysol dalam piala ginjal selama 2 jam
10. Setelah itu dicuci dengan sabun dan letakkan pada tempatnya
11. Perawat cuci tangan
MENYIAPKAN DAN MEMBERIGLYSERIN SPUIT PADA PASIEN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
045/III/KPRWT/07/201 3/3
0

PROSEDUR Catatan
Hindari tindakan yang membuat pasien merasa sakit dan malu serta menjaga
kesopanan
UNIT TERKAIT Rawat Inap
DOKUMEN Rekam Keperawatan

TERKAIT

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
MENELUNGKUPKAN PASIEN DENGAN POSISI PRONE
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
046/III/KPRWT/07/201 1/3
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk memberi posisi tidur tengkurap yaitu bagian badan depan
berada dibawah dan bagian badan belakang berada diatas
TUJUAN Untuk memberikan posisi yang diperlukan, untuk melakukan tindakan
medik/pengobatan yang diperlukan oleh pasien
KEBIJAKAN Punggung harus dalam keadaan lurus
PROSEDUR 1. Kaji kebutuhan pasien akan posisi, misalnya apakah pasien mempunyai luka
decubitus diman pada posisi ini akan meniadakan tekanan pada bokong
2. Kaji keadaan umum pasien, apakah mampu bertahan pada posisi ini untuk
waktu yang cukup lama atau kah akan mengganggu pernafasan pasien
3. Siapkan bantaltipis 2 buah dan selimut atau handuk 3 buah
4. Mencuci tangan
5. Mencocokkan identitas pasien, memberi salam, memperkenalkan diri dan
menjelaskan prosedur yang akan dijalani
6. Jaga privacy pasien dengan menutup gorden
7. Tinggikan posisi kepala tempat tidur jika memungkinkan
8. Datarkan posisi kepala tempat tidur
9. Balikkan badan pasien sehingga tumpuan berat badan ada pada abdomen →
untuk memudahkan lakukan dengan bantuan perawat lain
MENELUNGKUPKAN PASIEN DENGAN POSISI PRONE
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
046/III/KPRWT/07/201 2/3
0

PROSEDUR a. Pindahkan pasien kesalah satu pinggir tempat tidur


b. Jika dilakukan oleh satu perawat, maka pasang hek tempat tidur,
kemudian perawat pindah kesisi tempat tidur sebaliknya
c. Siapkan bantal untuk ganjalan
d. Letakkan tangan pasien yang dekat dengan perawat kebawah kepala
pasien
e. Palingkan wajah pasien agar tidak menghadap kebawah
f. Silangkan kaki pasien yang jauh melewati kaki pasien yang lebih dekat
kearah sisi yang dipindahkan, kemudian pegang dan tarik panggul pasien,
gulingkan pasien sampai tumpuan berat badan ada pada bagian sisi tubuh
g. Gulingkan pasien sehingga tumpuan berat badan berada pada abdomen,
sehingga pasien sudah pada posisi tengkurap
10. Palingkan kepala pasien kesisi temapt tidur, gunakan bantal yang tipis
11. Gunakan lipatan handuk/linen untuk menyangga bahu agar tidak merosot
12. Tempat bantal yang tipis dibawah abdomen wanita, sehingga berat badan
tridak menekan payudara pasien
13. Posisikan lengan sedemikian rupa sehingga tampak dan terasa nyaman, posisi
lengan sebaiknya lurus pada samping badan pasien, atau dalam keadaan
fleksi dan diletakkan disamping kepala pasien
14. Berikan lipatan linen/handuk kecil untuk dipegang oleh pasien
15. Posisi kan kaki secar dorso fleksi, bagi pasien yang tinggi tempatkan ujung
kaki berjumbai kebawah dipinggir kasur. Bagi pasien yang pendek tempatkan
suatu gulungan disamping pergelangan kaki pasien sehingga kaki tetap
berada dalam keadaan lurus
16. Selimuti pasien, dekatkan bel, perawat pasang hek tempat tidur dan
tinggalkan pasien dalam possisi yang nyaman
17. Mencatat respon pasien
MENELUNGKUPKAN PASIEN DENGAN POSISI PRONE
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
046/III/KPRWT/07/201 3/3
0

UNIT TERKAIT Semua unit dikeperawatan

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
047/III/KPRWT/07/201 1/2
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Memberikan obat tertentu dengan cara meneteskannya kelubang telinga pasien
TUJUAN Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai dengan program pengobatan
KEBIJAKAN - 9 benar
- Perhatikan adanya alergi
PROSEDUR a. Persiapan alat
1. Mangkok berisi air panas
2. Kapas lidi
3. Obat tetes telinga sesuai dengan kebutuhan
4. Pipet obat
5. Kapas/tissue
b. Persiapan pasien
1. Beritahu pasien tentang hal yang menurun yang akan dilakukan
2. Pasien diatur dalam posisi miring dengan telinga yang akan diobati
menghadap keatas dengan sudut 60 derajat
c. Pelakasanaan
1. Panaskan obat dengan merendam dalam mangkok berisi air panas
2. Tes suhu dengan cara meneteskannya pada punggung telapak tangan
3. Bersihkan dan keringkan kanul telinga luar dengan kapas lidi
PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
047/III/KPRWT/07/201 2/2
0

PROSEDUR 4. Teteskan obat sebanyak yang ditentukan dalam pengobatan


5. Tutup lubang teling dengan kapas
6. Anjurkan pasien agar miring dengan telinga yang diobati menghadap
selama lima menit
7. Bersihkan sisa obat disekitar telinga dengan tissue
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap dan rawat jalan
PEMBERIAN KOMPRES
STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 048/III/KPRWT/07/201 1/1
OPERASIONAL
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Memberikan kompres dengan air biasa kepada pasien yang memerlukan dengan
menggunakan waslap yang sudah diberi air
TUJUAN 1. Menurunkan suhu tubuh sampai nilai normal
2. Mengurangi rasa sakit/nyeri
3. Membantu mengurangi perdarahan dan memberikan rasa nyaman
4. Membatasi peradangan
KEBIJAKAN Observasi suhu tubuh, kompres segera ganti bila sudah kering
PROSEDUR a. Lihat kondisi pasien
b. Persiapan alat
1. Waslap
2. Perlak kecil dan alasnya
3. Mangkok/Waskom kecil berisi air biasa
c. Persiapan pasien
Pasien diberkan penjelasan tentang hal yang akan dilakukan dengan posisi
diatur sesui kebutuhan
d. Pelaksanaan
1. Perlak dan alasnya dipasang pada tempat yang akan dikompres
2. Waslap dibasahi dengan air secukupnya, diperas, dan diletakkan ditempat
yang akan dikompres (dahi, ketiak dan lipat paha)
3. Observasi pasien
4. Perawat mencuci tangan
5. Mencatat hasil tindakan dan observasi
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PEMASANGAN (RECTAL TUBE)
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
049/III/KPRWT/07/201 1/2
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Mengeluarkan angin atau udara dengan cara memasukkan selang melalui lubang
anus
TUJUAN 1. Mengeluarkan angin dan udara
2. Mengurangi kembung
3. Memberi rasa nyaman pada pasien
KEBIJAKAN Ujung tube harus selalu terendam
PROSEDUR A. Persiapan alat
2. Selang ( scorstien )
3. Waskom kecil berisi air
4. Bengkok dan tissue
5. Perlak dan alasnya
6. Xylocaine jelly
7. Handuk
8. Sarung tangan
B. Persiapan pasien
1. Pasien diberikan penjelasan tentang hal hal yang akan dilakukan
2. Pasien disiapkan dalam posisi miring / terlentang
C. Pelaksanaan
1. Pasang sampiran
2. Pasang perlak dan alasnya
3. Pasang Waskom kecil berisi air dekat bokong
4. Perawat memakai sarung tangan

PEMASANGAN (RECTAL TUBE)


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
049/III/KPRWT/07/201 2/2
0

PROSEDUR 5. Pasien dianjurkan miring atau telentang


6. Memasukkan selang kelubang anus kemudian ujung selang yang satunya
masukkan ke Waskom yang berisi air
7. Diamkan selang pada tempatnya sampai pasien merasa sudah tidak
kembung
8. Setelah selesai rapihkan pasien
Bersihkan alat alat, bereskan dan kembalikan pada tempatnya
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
MEMBERI POSISI SUPINE / POSISI TERLENTANG PADA
PASIEN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
050/III/KPRWT/07/201 1/2
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN - Posisi dalam keadaan rileks


- Posisi berbaring terlentang dan kepala diberi bantal
TUJUAN Untuk menempatkan posisi yang nyaman
KEBIJAKAN 1. Kaji kebutuhan pasien untuk bergerak / berpindah, papakah mampu
berpindah tanpa dibantu atau perlu dibantu
2. Kaji kebutuhan pasien akakn posisi ini
3. Sek tulang belakang apakah dalam keadaan lurus sejajar atau tidak
4. Kaji dalam keadaan umum pasien, apakah mamapu bertahan pada posisi ini
untuk waktu yang cukup lama
5. Rencanakan dan tentukan perawat yang akan membantu dalam
memberikan posisi ini
6. Perawat mencuci tangan
7. Mencocokan data pasien yang terdapat dipapan nama pasien dengan
terdapat di file pasien
8. Tinggikan posisi tempat tidur , kenyaman kerja perawat
9. Datarkan posisi kepala tempat tidur, jika kondisi pasien tidak
memungkinkan untuk mendatarkan posisi kepala tempat tidur, lakukan
sebisa mungkin untuk mendatarkan posisi kepala tidur, lakukan sebisa
mungkin
10. Tempatkan bantal yang tipis dibawah kepala pasien
MEMBERI POSISI SUPINE / POSISI TERLENTANG PADA
PASIEN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
050/III/KPRWT/07/201 2/2
0

PROSEDUR 11. Tempatkan lengan pasien kesamping pasien


12. Lengan atas dapat juga ditinggikan dengan menggunakan bantal
13. Jika tangan pasien lumpuh atau paratise. Berilah gulungan linen untuk
dipegang oleh pasien sehingga fungsi tangan tetap terjaga
14. Letakkan kaki sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi rotasi sendi panggul
pasien kearah external, dapat dilakukan dengan menempatkan ganjalan dari
gulungan lelen atau handuk. Letakkan disamping pasien
15. Untuk sendi pergelangan kaki juga bisa diberi ganjalan berupa gulungan linen
dan handuk, disamping pergelangan kaki tersebut.
16. Gunakan papan penahan pada telapak kaki agar berada dalam posisi anatomi,
dan tidak jatuh kedepan, dapat juga dengan memakai sepatu atletik.
17. Selimuti pasien, pasang hek tempat tidur dan tinggalkan pasien dalam posisi
yang nyaman.
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap dan ruang rawat intensif

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
051/III/KPRWT/07/201 1/1
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Memberikan obat tertentu dengan cara meneteskan kedalam hidung


TUJUAN Melakukan tindakan pengobatan sesuai dengan pengobatan, misalnya :
1. Untuk mengurangi rasa sakit
2. Sumbatan dibatang hidung dan lain-lain
KEBIJAKAN a. Perhatikan prinsip 9 benar
b. Observasi reaksi pasien terhadap obat
PROSEDUR a. Persiapan alat
1. Obat tetes hidung sesuai dengan program pengobatan
2. Pipet dan kertas tissue
b. Persiapan pasien
1. Berikan posisi pasien tidur terlentang dengan nyaman
2. Pastikan posisi kepala pasien lurus, jangan sampai miring
c. Pelaksanaan
1. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan
2. Teteskan obat sebanyak yang telah ditentukan dalam program pengobatan
3. Anjurkan pasien agar tetap dalam posisi tidur / duduk dengan kepala
ekstensi selama 2 menit
4. Bersihkan daerah sekitar hidung dengan kertas tissue
Unit Terkait Ruang Rawat Jalan
Instalasi Farmasi

PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA


STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 052/III/KPRWT/07/201 1/2
OPERASIONAL
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Menyampaikan pesan kepada seseorang / orang lain dengan baik dan benar
dengan penuh perhatian
TUJUAN Menghindari kasalahpahaman dalam penyampaian pesan kepada seseorang /
orang lain dengan baik dan benar dengan penuh perhatian
KEBIJAKAN
PROSEDUR C. Persiapan
3. Ciptakan situasi lingkungan yang nyaman
4. Siapkan diri untuk dapat berkomunikasi dengan baik

D. Pelaksanaan
1. Tampilkan sikap simpatik dan empatik
2. Perkenalkan diri dan beri salam
3. Beri sapaan pada pasien dengan menyebut nama pasien
4. Komunikasi yang efektif harus memuat pesan yang :
- Jelas
- Singkat
- Logis dan manusiawi
- Menarik
- Mengandung kenyataan
- Mudah dimengerti
5. Bicara dengan gaya mengajak bukan menyuruh

PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
052/III/KPRWT/07/201 2/2
0
PROSEDUR 6. Dengarkan segala keluhan pasien
7. Sampaikan informasi secara lengkap dengan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti pasien
8. Catat respon pasien
8. Catat hasil komunikasi
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap / jalan

PERMINTAAN DARAH KE PMI


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
STANDAR 1/1
053/III/KPRWT/07/201
PROSEDUR
OPERASIONAL 0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Permintaan darah melalui Bank Darah dengan melengkapi pengisian formulir yang
sudah tersedia
TUJUAN Untuk memenuhi kebutuhan darah atas instruksi dokter
KEBIJAKAN Suatu form yang diisi jelas untuk meminta darah ke PMI untuk orang yang
membutuhkan
PROSEDUR Teknis permintaan darah
 Permintaan darah cito, artinya darah segera saat itu (kurang lebih 2 jam)
 Permintaan darah emergensi, artinya permintaan darah yang tidak
dilakukan crossmeting hanya sama golongannya saja dan harus ada surat
keterangan dari dokter yang meminta
 Permintaan darah sedia, artinya permintaab darah yang harus disediakan
sebelum dilakukan operasi
 Permintaan darah titip, artinya permintaan darah yang dititipkan di PMI
(bila diperlukan harus menghubungi 2 jam sebelumnya
Persiapan alat
 Spuit 3cc
 Formulir darah PMI
 Mobil dan petugas RS
 Ice coller / termos es
UNIT TERKAIT Unit transportasi, Rawat Inap

PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH


STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 054/III/KPRWT/07/201 1/2
OPERASIONAL
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Memindahkan atau memasukkan darah yang berasal dari donor ke dalam tubuh
pasien melalui vena
TUJUAN 1. Meningkatkan volume darah
2. Menambah komponen darah yang kurang
3. Mencegah terjadinya kesalahan pemberian tranfusi darah
KEBIJAKAN a. Pemberian transfusi darah harus sesuai dengan golongan darah
pasien
b. Setiap pemberian transfusi darah dikenakan biaya proses yang
ditagihkan oleh PMI
PROSEDUR Persiapan alat
1. Kelengkapan tranfusi set
2. Abbocath
3. Cairan Nacl 0,9 %
4. Darah yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan
5. Kapas
6. Alkohol 70 %
7. Kassa steril
8. Gunting
9. Plester
10. Pengalas
11. Bengkok
12. Tourniquet
13. Standar infus

PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
054/III/KPRWT/07/201 2/2
0

PROSEDUR Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Beri tahu orangtua pasien dan pasien (bila sudah mengerti) tentang
tindakan yang akan dilekukan dan jelaskan prosedur yang akan dikerjakan
3. Siapkan peralatan kedekat pasien
4. Ukur tanda vital pasien sebelum melaksanakn transfusi
5. Siapkan area penusukan jarum transfuse
6. Perikasa kantong darah dengan teliti dengan disaksikan oleh petugas
lainnya :
o Nama pasien
o Golongan darah
o Nomor darah
o Jenis darah
o Rhesus
o Tanggal kadaluarsa
7. Pasang infus dengan cairan Nacl 0,9 % sesuai prosedur pemasangan infuse
8. Ganti cairan Nacl 0,9 % dengan kantong darah milik pasien tsb.
9. Atur tetesan secar perlahan selama 20 menit
Perlu diperhatikan :
a. Reaksi transfusi terhadap pasien
b. Infus, tetesan, jenis cairan
c. Tanggal kadaluarsa cairan infuse dan darah
d. Bekerja dengan tehnik aseptik
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap
UGD

MENGAMBIL URINE BIASA


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
STANDAR 055/III/KPRWT/07/201 1/1
PROSEDUR
0
OPERASIONAL
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Mengambil urine pasien yang dikeluarkan secara biasa (buang air kecil )
TUJUAN 1. Memeriksa kadar zat- zat yang terkandung didalam urine , misalnya kadar
gula dalam urine
2. Memeriksa kehamilan (GM test )
KEBIJAKAN Bahan dikirim 2 jam setelah pengambilan
PROSEDUR Pelaksanaan
a. Pasien yang sudah dapat atau boleh berjalan dapat melakukannya sendiri
dikamar mandi atas petunjuk perawat yaitu :
1. Pasien dianjurkan membersihkan genitalia sebelum buang air
kecil
2. Urine yang keluar permulaan dibiarkan mengalir sedikit setelah
itu urine yang keluar selanjutnya ditampung dalam bengkok kemudian
dituang kedalam botol yang tersedia
b. Pasien yang istirahat mutlak harus ditolong pengambilan urine ditempat
tidur dengan ketentuan :
1. Persediaan alat seperti pada prosedur menolong pasien buang air
kecil
2. Pada pasien wanita, vagina harus dibersihkan dahulu
3. Urine yang keluar permulaan dibiarkan mengalir sedikit setelah
itu urine yang keluar selanjutnya ditampung dalam bengkok kemudian
dituangkan secukupnya kedalam botol yang telah tersedia
c. Setelah pengambilan urine selesai pasien dirapihkan
d. Peralatan dibersihkan , dibereskan dan dikembalikan ketempat semula
UNIT TERKAIT - Ruang rawat inap / medis
- Laboratorium

PENGUMPULAN URINE SELAMA 24 JAM


STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 056/III/KPRWT/07/201 1/2
OPERASIONAL
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM
PENGERTIAN Pengumpulan urine dari pasien tertentu selama 24 jam
TUJUAN 1. Mengetahui jumlah urine selama 24 jam
2. Mengukur berat jenis urine
3. Mengetahui perbandingan antara jumlah cairan yang masuk dengan yang
keluar
4. Mengetahui kadar zat tertentu dalam urine
5. Mengetahui fungsi ginjal/CCT
KEBIJAKAN - Waktu pengambilan bahan urine harus diukur
- Urine diambil seperlunya
PROSEDUR a. Persiapan alat
1. Botol yang mulutnya besar atau toples bertutup ukuran 1000-2000 cc
2. Kertas etiket
3. Alas botol
4. Bengkok/pispot
b. Persiapan pasien
Beri penjelasan pada pasien tentang hal-hal yang akan dilakukan

PENGUMPULAN URINE SELAMA 24 JAM


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
056/III/KPRWT/07/201 2/2
0
PROSEDUR c. Pelaksanaan
1. Beri etiket pada botol /toples yang jelas dengan mencantumkan :
- Nama pasien
- No register
- No kamar
- Nama ruang rawat
- Jam mulai ditampung
2. Botol atau toples diletakkan pada tempat khusus yang aman
3. Tiap kali pasien BAK urine ditampung dalam bengkok/pispot lalu dituang
kedalam botol atau toples yang telah disiapkan selanjutnya urine yang
ditampung selama 24 jam diukur jumlahnya, dan hasilnya dicatat dalam
rekam keperawatan atau rekam medik pasien bersangkutan
4. Untuk bahan pemeriksaan lab urine diambil seperlunya dan sisanya
dibuang
5. Setelah dipakai untuk menampung urine, botol atau toples harus
direndam dalam larutan desinfektan dan cuci

UNIT TERKAIT - Ruang rawat inap


- Laboratorium

PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
STANDAR 057/III/KPRWT/07/201 1/2
PROSEDUR
0
OPERASIONAL
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Menyediakan dan mengirimkan bahan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan


tindakan pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap pasien
TUJUAN Bahan pemeriksaan dapat segera dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa
sehingga hasilnya secepatnya dapat digunakan untuk menentukan diagnosa,
program pengobatan dan mengetahui perkembangan penyakit pasien
KEBIJAKAN 1. Bahan dikirim tidak boleh lebih dari 2 jam setelah pengambilan
2. Aseptik / antiseptik
PROSEDUR a. Persiapan alat
1. Botol atau tabung pemeriksaan bertutup, kaca obyek, bengkok (nirbeken)
dll, baik steril maupun tidak steril
2. Macam – macam reagen dll
3. Kertas etiket
4. Formulir pemeriksaan laboratorium
5. Peralatan untuk mengambil bahan pemeriksaan
6. Tempat untuk menyimpan dan membawa bahan pemeriksaan ke
laboratorium
7. Tourniquet
8. Kapas alcohol dalam tempatnya
9. Buku ekspedisi pengiriman bahan pemeriksaan ke laboratorium
b. Persiapan pasien
Beri penjelasan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan

PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
057/III/KPRWT/07/201 2/2
0

PROSEDUR c. Macam – macam bahan pemeriskaan antara lain :


1. Urine
2. Feces
3. Darah
4. Dahak ( sputum )
5. Hapusan tenggorok
6. Cairan otak
7. Cairan lambung
8. Cairan rongga pleura
9. Cairan luka
10. Jaringan hasil biopsi
d. Ambil bahan – bahan pemeriksaan sesuai kebutuhan dan jenis pemeriksaan
e. Kirim ke laboratorium dengan membawa buku ekspedisi
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap / jalan

PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN PEMERIKSAAN DARAH


STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 058/III/KPRWT/07/201 1/1
OPERASIONAL
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM
PENGERTIAN Mengambil dan mengirim bahan pemeriksaan untuk mendapatkan hasil sebagai
penunjang program pengobatan
TUJUAN Mendapatkan hasil sesuai dengan program
KEBIJAKAN Waktu pengambilan dan pengiriman darah ke laboratorium sesuai peraturan yang
diberlakukan di instalasi laboratorium
PROSEDUR a. Lihat program dokter dalam buku visit / rekam medik
b. Isi formulir laboratorium
c. Beri tahu dan motivasi pasien
d. Ambil darah sesuai prosedur
e. Antar bahan pemeriksaan ke laboratorium dengan memakai buku ekspedisi
f. Laporkan hasil penelitian dan dokumentasikan formulir
g. Adakan timbang terima bila pemeriksaan tidak dapat dilaksanakan
h. Buat laporan
UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap / Rawat Jalan
2. Laboratorium

PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN ANALISA GAS


DARAH
STANDAR
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR
059/III/KPRWT/07/201 1/2
OPERASIONAL
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Tindakan mengambil darah yang berasal dari arteri dan digunakan untuk
pemeriksaan astrup elektrolit
TUJUAN Untuk mengetahui analisa gas dalam darah
KEBIJAKAN Untuk pemeriksaan
PROSEDUR a. Persiapan alat
1. Spuit 2,5 cc berisi heparin 0,1 cc
2. Kapas alkohol dalam tempatnya
3 Kain pengalas
4. Tutup jarum dan gabus steril
5. Bengkok
6. Plester
b. Mempersiapkan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal hal yang akan dilakukan
c. Pelaksanaan
1. Spuit isi dengan heparin 0,1 cc, ratakan kepermukaan dalam spuit
2. Pasang kain pengalas
3. Arteri radialis diraba dengan ujung jari
4. Bila arteri radialis sudah jelas teraba permukaan kulit daerah yang akan
ditusuk, desinfeksi dengan kapas alcohol
5. Udara dalam spuit dikeluarkan dan jarum ditusukkan dengan posisi tegak
lurus sampai menembus kulit

PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN ANALISA


GAS DARAH
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
059/III/KPRWT/07/201 2/2
0

PROSEDUR 6. Tegangkan kulit diatas arteri tersebut dengan telunjuk dan ibu jari kiri, bila
denyut arteri telah teraba maka ujung jarum dengan cepat dan tepat jarum
ditusukkan
7. Penghisap didalam spuit akan terdorong keatas setelah jumlah darah yang
diinginkan cukup (±1cc) jarum segera dicabut
8. Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol ± 5 menit
9. Ujung jarum ditutup dengan tutupnya, atau gabus steril yang ditusukkan
10. Pasien dirapihkan kembali
d. Yang perlu diperhatikan
1. Spuit dan jarum steril dan kering
2. Penghisap spuit tidak boleh ditarik
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap dan rawat jalan
Bagian laboratorium

PENGAMBILAN DARAH UNTUK PENGGUNAAN STIK GULA


DARAH
STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 1/2
059/III/KPRWT/07/201
OPERASIONAL
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Pemakaian stik gula darah untuk pemeriksaan gula darah terhadap pasien
diabetes mellitus dan pasien lain yang memerlukan
TUJUAN 1. Untuk mengetahui hasil gula darah dengan segera
2. Mendeteksi sedini mungkin perubahan gula darah yang merupakan salah
satu tanda dan gejala adanya ketidak normalan nilai kadar gula darah (turun
naiknya GD) untuk menentukan tindakan prosedur perawatan
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien
KEBIJAKAN 1. Stik gula darah diperoleh dari depo farmasi/milik pasien sendiri
2. Frekuensi pemeriksaan darah sesuai dengan kebutuhan/program dokter
PROSEDUR a. Persediaan
1. Alat (precetion) accutren dan lanset, ditempatnya
2. Stik gula darah
3. Kapas alcohol dalam tempatnya
4. Plester micropore
5. Bengkok
b. Mempersiapkan pasien
1. Beritahukan tindakan yang akan dilakukan
2. Siapkan tempat/daerah penusukan pemeriksaan

PENGAMBILAN DARAH UNTUK PENGGUNAAN STIK


GULA DARAH
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
059/III/KPRWT/07/201 2/2
0

PROSEDUR c. Pelaksanaan
1. Kalibrasi alat precetion/accutren sesuai dengan kode etik
2. Buka tutup tabung stik kemudian masukkan stik tersebut kedalam alat
3. Lakukan desinfektan pada jari atau tumit dengan kapas alcohol
4. Tusuk jari/tumit dengan lanset
5. Teteskan darah keatas permukaan stik sampai memenuhi lingkaran (area
yang telah ditentukan)
6. Tunggu kira kira 20 detik, kemudian baca hasil pada monitor alat set
7. Catat hasil/pemeriksaan pada formulir laboratorium dengan
mencantumkan nama pemeriksa
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap/ rawat jalan

PENANGANAN BENDA TAJAM


STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 060/III/KPRWT/07/201 1/1
OPERASIONAL
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Suatu cara untuk menangani benda tajam yang dapat melukai petugas. Usaha
yang dilakukan : cara pembuangan dan pengadaan tempat khusus (sharp)
TUJUAN Mencegah tejadinya kecelakaan kerja dan cross infeksi terhadap petugas atau
petugas lain yang berhubungan dengan benda tajam
KEBIJAKAN Mengacu pada pedoman pengendalian infeksi nosokomial
PROSEDUR 1. Siapkan container yang telah diberi label “ benda tajam “
2. Container diletakkan ditempat aman dan mudah dijangkau
3. Buang benda tajam pada container yag sudah disediakan
4. Tutup container setiap memasukkan benda tajam
5. Container akan diambil oleh bagian cleaning service bila sudah terisi ¾
kapasitasnya
6. Siapkan container baru untuk pengganti
UNIT TERKAIT 1. Ruang rawat inap
2. Ruang rawat jalan
1. Unit penunjang

PROSEDUR PEMAKAIAN SYRINGE PUMP


STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 061/III/KPRWT/07/201 1/1
OPERASIONAL 0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Syringe pump adalah suatu alat untuk mengatur pemberian terapi yang dilarutkan
dengan cairan infus
TUJUAN - Memberikan dosis obat dengan tepat dalam unit kecil.
- Mengatur jumlah obat dalam satuan mililiter dalam satuan waktu tertentu
KEBIJAKAN Dilaksanakan oleh perawat dan dokter yang bertugas.
PROSEDUR 1. Siapkan alat
2. Hubungkan alat ke stop kontak listrik
3. Tentukan spit yang akan digunakan (2 – 50 cc), dan lakukan pengecekan ke
syringe pump, jika tidak sesuai maka tekan alat tersebut ke angka sesuai
dengan ukuran spuit.
4. Pasang ekstension tube ke spuit yang telah diisi obat sesuai dengan dosis
pengencera.
5. Buka kunci alat ke arah kanan dan kiri untuk mengunci, dan tarik jepitan pada
spuit untuk melepas, kemudian spuit di lepaskan dari alat.
6. Pasang spuit dan ekstension tube ke lin infus atau pasien dengan
menggunakan three way.
7. Hidupkan alat dan tunggu lampu menyala kuning kedip-kedip beberapa saat
dibagian layan alat, kemudian tekan dan atur angka sesuai dengan
kebutuhan.
8. Lampu akan menyala hijau jika dalam kondisi baik.
9. Perhatikan tanda alarm, jika terjadi peringatan kepada petugas.
UNIT TERKAIT Rawat Inap

PEMELIHARAAN TENSIMETER
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
STANDAR 062/III/KPRWT/07/201 1/2
PROSEDUR 0
OPERASIONAL Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Transimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya
tekanan darah seseorang.
TUJUAN 1. Untuk menjaga agar alat dalam kondisi baik.
2. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat.
KEBIJAKAN Pelaksanaan oleh perawat dan petugas IPS dengan pengawasan oleh Kepala
Ruang perawatan.
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Personalia
1 (satu) orang tenaga teknisi
b. Peralatan dan bahan
1) Tool set
2) Sikat pembersih gelas skala
3) Tang kombinasi
4) Air raksa
5) Manset
6) Bal pump
7) Gelas skala
8) Universitas Biometer DPM III BIO - TEK
2. Cara kerja
a. Pemeliharaan harian dilakukan oleh user/pemakai:
1) Setelah menggunakan alat tensimeter, user membereskan
tensimeter dengan baik.
2) Manset dilipat dan air raksa ditutup dengan benar.

PEMELIHARAAN TENSIMETER
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
062/III/KPRWT/07/201 2/2
0

PROSEDUR b. Pemeliharaan tiap 1 (satu) bulan dilakukan oleh teknisi:


1) Kontrol apakah terjadi kebocoran, ganti ball pump dan manset bila
perlu.
2) Kontrol air raksa, bila berkurang ditambah.
3) Kontrol kebersihan gelas skala, bila kotor bersihkan dengan sikat
pembersih gelas kaca.
4) Kalibrasi.
5) Ganti filter.
UNIT TERKAIT PP
PEMELIHARAAN (DEKONTAMINASI) ALAT HUMIDIFIER
STANDAR OKSIGEN
PROSEDUR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
OPERASIONAL 063/III/KPRWT/07/201 1/1
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Humidifier adalah botol penampung aqua pelembab oksigen.


TUJUAN 1. Menjaga agar alat siap pakai.
2. Mencegah tidak terjadi infeksi nosokomial.
KEBIJAKAN Pelaksanaannya oleh Perawat dan mengacu pada pedoman Pengendalian Infeksi
Nosokomial Rumah Sakit.
PROSEDUR 1. Cek keadaan botol humidifier.
2. Tabung diberi aqua kasar steril sesuai tanda.
3. Setelah digunakan pasien, dicuci kembali untuk dipaka kembali pada pasien
berikutnya.
4. Matikan drap monometer terlebih dahulu bila sudah tidak dipakai.
5. Bila alat rusak (bocor) lapor ke penanggung jawab alat agar segera
ditindaklanjuti.
UNIT TERKAIT Keperawatan

PEMELIHARAAN ALAT ELECTRO CARDIOGRAP (ECG)


STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 064/III/KPRWT/07/201 1/2
OPERASIONAL 0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN  Electrocardiograp (ECG) adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendeteksi
arus listrik yang dibangkitkan oleh jantung melalui titik-titik tertentu, pada
permukaan anggota tubuh manusia dengan menghubungkan electrode.
TUJUAN 1. Menjaga agar alat dalam kondisi baik.
2. Menjaganya diatur Kepala Ruang Rawat.
KEBIJAKAN Pelaksanaan oleh perawat dan petugas Teknisi. Prosedur pelaksanaannya diatur
Kepala Ruang Rawat.
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Personalia
1 (satu) orang teknisi electromedik
2. Peralatan dan bahan
a. Toolset
b. Multimeter digital (Avometer)
c. Simulator Eeg
d. Obeng trimeter
e. Contact cleaner
f. Electrical Safety analyzer

PEMELIHARAAN ALAT ELECTRO CARDIOGRAP (ECG)


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
064/III/KPRWT/07/201 2/2
0

PROSEDUR CARA KERJA


1. Pemeliharaan harian dilakukan oleh use/pemakai alat.
a. Alat dibersihkan dari kotoran dan debu dengan kain halus.
b. Electroda dibersihkan dari sisa-sisa Jelly.
c. Menggunakan alat dengan baik dan benar.
d. Periksa tata letak kabel grouding alat sebelum digunakan.
2. Pemeliharaan mingguan, bulan dan tahun oleh teknisi.
a. Memeriksa kondisi kabel pasien, kabel power dan kabel grounding.
b. Memeriksa pulsa 1 mV, sensitivitas dan dumping, kalibrasi bila ada
penyimpangan.
c. Memeriksa hasil pulsa lead-lead ECG dari lead-lead simulator ECG.
d. Memeriksa control kecepatan keratas perekam.
e. Membersihkan connector pasien kabel dengan Contact Cleaner.
f. Memeriksa change battery dengan menghidupkan tombol power.
h. Memeriksa kebocoran arus (leakage current) dengan alat Electrical
safety analyzer berupa teks kebocoran arus pada kabel pasien
terhadap ground.
UNIT TERKAIT Petugas Teknisi
PROSEDUR PENYIMPANAN ALAT KESEHATAN
STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 065/III/KPRWT/07/201 1/1
OPERASIONAL 0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Menyiapkan alat kesehatan di ruang rawat.


TUJUAN Tersedia alat kesehatan di ruang rawat.
KEBIJAKAN - Mengatasi keadaan emergency.
- Pengadaan rutin dilakukan setiap bulan.
- Asisten apoteker melakukan kontrol terhadap kebutuhan alat kesehatan.
- Membuat permintaan sesuai dengan kebutuhan dengan persetujuan kepala
ruangan dan kepala unit.
PROSEDUR a. Asisten apoteker mencatat semua kebutuhan alat kesehatan.
b. Melakukan identifikasi jumlah kebuituhan alat kesehatan.
c. Membuat rekap kebutuhan setiap bulan
d. Permintaan dikirim ke bagian farmasi atas persetujuan kepala ruangan dan
mendapat persetujuan kepala unit.
e. Setelah mendapat persetujuan, bagian farmasi KPRI, asisten apoteker
melakukan pengambilan barang sesuai dengan jenis dan kebutuhan.
f. Setelah tiba di ruang rawat, asisten apoteker melakukan pencatatan ke dalam
buku daftar alat kesehatan.
UNIT TERKAIT Tanggal dan waktu pengambilan barang
STANDAR PROSEDUR PENYIMPANAN OBAT-OBATAN
PROSEDUR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
OPERASIONAL 066/III/KPRWT/07/201 1/2
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Memberikan petunjuk dalam hal penyimpanan obat-obatan.


TUJUAN Agar semua obat-obatan dapat tersimpan dan terdokumentasi dengan baik.
KEBIJAKAN Agar diketahui oleh semua perawat yang bertugas di ruangan.
PROSEDUR 1. Semua obat harus disimpan di tempat khusus.
2. Semua obat yang disimpan harus dilengkapi dengan daftar:
 Nama obat
 Jenis obat
 Jumlah obat
3. Setiap pasien yang mendapat obat emergency harus catat pada buku khusus
yang mencakup:
 Nama pasien
 Nomor IPD
 Nama obat
 Dosis obat
 Cara pemberian
 Nama perawat yang memberikan
4. Setiap pergantian jaga, obat-obatan harus ditimbang terimakan kepad
aperawat jaga berikutnya dengan mencantumkan nama jelas serta tanda
tangan perawat yang menyerahkan dan yang menerima.
5. Setiap hari kepala ruang rawat harus mengecek obat-obatan “emergency”.
6. Petugas asisten apoteker melengkapi semua kebutuhan obat.

PROSEDUR PENYIMPANAN OBAT-OBATAN


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
066/III/KPRWT/07/201 2/2
0

PROSEDUR 7. Setiap pasien yang mendapat obat narkotik harus ditulis dalam buku khusus
yang mencakup:
 Nama pasien
 Nomor IPD
 Nama obat
 Jenis obat
 Dosis pemberian
 Cara pemberian
 Waktu pemberian
 Nama lengkap, nomor izin praktek dan alamat lengkap dokter yang
menulis resep.
8. Setiap pemberian obat narkotika Kepala Ruang Rawat harus membuat
laporan kepada:
 Depo Farmasi/Instalasi Farmasi;
 Kepala Instalasi/SMF.
9. Obat-obatan tertentu yang dilarutkan hanya dapat dipakai dalam waktu kurang
dari 24 jam dan disimpan dalam lemari pendingin/tempat penyempitan khusus
sesuai dengan label, serta diberi keterangan mengenai: kadar obat per cc.
UNIT TERKAIT Farmasi, Keperawatan
PROSEDUR MELAKUKAN DEKONTAMINASI ALAT KESEHATAN
STANDAR
PROSEDUR YANG AKAN DIGUNAKAN KEMBALI
OPERASIONAL NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
067/III/KPRWT/07/201 1/2
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Dekontaminai adalah proses untuk mengurangi jumlah mikrorganisme, sehingga


aman untuk penggunaan lebih lanjut.
TUJUAN Untuk memutuskan rantai infeksi kepada pasien dengan cara meminimalkan
jumlah mikroorganisme.
KEBIJAKAN - Pelaksanaannya dilakukan oleh perawat .
- Mengacu pada buku pedoman pengendalian infeksi nosokomial RS.
PROSEDUR Jenis alat kesehatan : suction kateter
3. Ember berisi air cuka 4 : 1
4. Suction dicuci dengan deterjen, kemudian dibilas sampai bersih
5. Rendam dilarutan klorin 0,5% (bayclin 0,5%) selama 10 – 20 menit
6. Bilas dengan aqua steril. Dengan menggunakan sarung tangan steril.
7. Rendam di alkohol 70% selama 30-60 menit.
8. Simpan di kantong steril dengan menggunakan sarung tangan steril.
9. Syction cateter siap pakai.
Jenis slang 02, masker oksigen dll.
1. Dicuci dengan deterjen, kemudian dibilas sampai bersih
2. Rendam dengan alkohol 70% 30 – 60 menit.
3. Keringkan, kemudian dibungkus dengan kantong plastik.
4. Siap pakai.
PROSEDUR MELAKUKAN DEKONTAMINASI ALAT KESEHATAN
YANG AKAN DIGUNAKAN KEMBALI
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
067/III/KPRWT/07/201 2/2
0

PROSEDUR Alat ganti verban


1. Cuci dengan detergen, kemudian dibilas sampai bersih dengan air mengalir,
keringkan.
2. Bungkus dengan kain pembungkus sesuai dengan kebutuhan.
3. Siap di auto clove.
Sirkle ventilator
1. Cuci dengan detergen, kemudian bilas sampai bersih mengalis.
2. Bila dengan air bersih mengalir, kemudian keringkan.
3. Bungkus dengan kain/linen sesuai dengan ketentuan.
4. Suap untuk di auto clove.
UNIT TERKAIT Petunjuk klinis pengendalian infeksi nosokomial.
PROSEDUR PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DAN NON
MEDIS
STANDAR NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
PROSEDUR 1/2
068/III/KPRWT/07/201
OPERASIONAL
0
Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Sampah adalah segala sesuatu zat atau benda sebagai hasil suatu proses/aktiitas
yang tidak dapat dipakai dan perlu dibuang.
TUJUAN - Melindungi petugas dari perlukaan.
- Mencegah penyebaran infeksi terhadap petugas lain.
- Mencegah penularan infeksi kepada masyarakat sekitar.
- Membuang bahan-bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif).
KEBIJAKAN - Pembuangan sampah harus dipilahkan antara sampah infeksius dan non
infeksius.
- Sebelum melakukan pembuangan harus dilakukan beberapa proses antara
lain, pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan.
- Penempatan tempat sampah harus ada di dalam ruang perawatan dan di luar
ruang perawatan. Tempat sampah di luar ruang perawatan dengan kriteria
terbuat dari bahan yang kuat, tahan terhadap benda tajam, tidak berkarat
dan kedap air, mudah dikosongkan (diangkut, mempunyai tutup).
PROSEDUR KATEGORI SAMPAH:
a. Sampah medis adalah merupakan sampah yang berasal dari aktivitas medis,
perawat, dokter gigi, laboratorium, ruang perawatan dan penilaian. Contoh:
jaringan tubuh, darah/cairan tubuh, ekskresi, obat-obatan, balutan bekas
luka, jarum suntik, atau alat kesehatan lainnya.
b. Sampah non medis adalah semua jenis sampah yang tidak berbahaya berasal
dari rumah tangga. Contoh: sisa makanan pasien, sisa pembungkusan, sisa
bahan makanan dari dapur dna lain-lain.
PROSEDUR PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
068/III/KPRWT/07/2010
2/2

PROSEDUR PROSEDUR :
1. PEMILIHAN
a. Sampah di ruangan dipilih sesuai dengan kategorinya, yaitu sampah
medis, baik sampah infeksius maupun non infeksius serta sampah non
medis baik sampah basah dan sampah kering.
b. Sampah dibuang ke tempat sampah yang dilapisi kantor plastik dan
diberikan tanda yang berbeda warnanya, yaitu:
Kuning : sampah infeksius
Biru : sampah padat non infeksius
Hitam : sampah non medis (basah)
Putih : sampah non medis kering
2. PENGUMPULAN
Sampah yang sudah dikemas dalam kantong plastik sesuai dengan jenisnya,
dikumpulkan untuk diangkut ke tempat penampungan induk di rumah sakit.
3. PENGANGKUTAN
- Pengangkutan sampah dapat berlangsung dari ruangan ke tempat
pembuangan sampah.
- Sampah yang terkumpul diangkut dalam wadah yang tertutup, tidak
bocor, mudah dibersihkan, tidak menimbulkan kebisangan, terbuat dari
bahan yang kuat dan tidak mudah rusak, tidak menimbulkan pencemaran.
- Wadah lingkungan harus selalu dalam keadaan bersih sebelum dan
sesudah dipergunakan.
4. PEMBUANGAN
Ditangani oleh unit sanitasi dan lingkungan rumah sakit.
UNIT TERKAIT Petunuk Klinis Pengendalian Infeksi Nosokomial
PERAWATAN DAN PENYIMPANAN CATHETER PENGHISAP LENDIR
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
069/III/KPRWT/07/2010 1/1

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Cara perawatan dan penyimpanan catheter penghisap lendir sebelum dan
sesudah dipakai pasien
TUJUAN Catheter suction / penghisap lendir dalam keadaan bersih dan siap pakai
KEBIJAKAN Mengacu pada pedoman pengendalian infeksi nosokomial
PROSEDUR 1. Setelah selesai suction, catheter penghisap slym dibilas dengan aquadest
dengan cara seperti menghisap lendir
2. Rendam dalam air hangat (air savlon) didiamkan dalam 5 menit,
kemudian dibilas dengan air dilap dengan lap kering
3. Masukkan catheter suction kedalam plastic pembungkusnya dengan
posisi vertical (dalam posisi menggantung diatas regular suction)
4. Bila catheter suction sudah dipakai tiga kali atau tampak kotor, catheter
suction diganti dengan yang baru
5. Bila pasien dengan tracheostomi penggunaan suction maximal 2x
6. Merapihkan alat – alat dan cuci tangan
UNIT TERKAIT - Ruang rawat inap
- Ruang rawat jalan
PERSIAPAN PASIEN UNTUK OPERASI
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
070/III/KPRWT/07/2010 1/1

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Persiapan pasien yang akan dilakukan operasi adalah pelayanan menyeluruh yang
akan diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi dilakukan
TUJUAN 1. Operasi dapat berjalan dengan lancar
2. Rasa nyaman terpenuhi
3. Tidak terjadi komplikasi post operasi
4. Menghindari tuntutan di kemudian hari
KEBIJAKAN 1. Sebelum operasi dilakukan, keluarga harus di beri penjelasan mengenai
operasi yang akan dilakukan dan biaya yang dibutuhkan
2. Memberitahukan kepada bagian kamar operasi jam dilakukan operasi
PROSEDUR Persiapan alat :
a. Alat-alat mencukur :
- Alat cukur
- Perlak dan alas
- Kain kassa
- Sarung tangan
b. alat klisma
- Irigator
- Cairan klisma ( nacl 0,9 % )
- Perlak dan alat
- Bengkok
- Vaseline
- Tissue
PERSIAPAN PASIEN UNTUK OPERASI
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
070/III/KPRWT/07/2010 2/3

PROSEDUR Persiapan pasien


1. Persiapan mental
a. Menjelaskan secara singkat tentang operasi yang akan dilakukan,
lamanya operasi serta alat-alat yang terpasang misalnya ; drain , NGT,
Infus , Chateter , dll dan cara mengatasi rasa sakit
b. Memberi tahu pasien dan keluarga kemungkinan kepindahan tempat
seusai operasi misalnya ruang ICU, kembali ke ruang rawat inap
c. Memberikan rasa nyaman
d. Memberikan penyuluhan yang efektif mis : melakukan aktifitas dan
mobilitas
2. Persiapan fisik
a. Melakukan pemeriksaan penunjang diagnostik sesuai dengan program
pengobatan antara lain : Lab, radiologi dan ECG
b. Meminta surat persetujuan izin operasi dari pasien atau keluarga pada
format yang telah disediakan
c. Mempersiapkan darah jika memerlukan tranfusi
d. Melakukan personal hygiene sebelum dilakukan operasi
3. Beritahu dan jelaskan kepada pasien tentang tindakan
dan prosedur yang akan dilakukan
4. Menyiapkan lingkunan pasien
5. Memberitahukan kepada pasien tentang daerah yang
akan di cukur sesuai dengan daerah operasi
6. Mencuci tangan
7. Mengatur posisi pasien sesuai dengan daerah yang
akan dicukur sesuai dengan daerah operasi
8. Memakai sarung tangan
9. Melakukan pencukuran mulai dari daerah yang bersih
ke daerah yang lebih kotor

PERSIAPAN PASIEN UNTUK OPERASI


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
070/III/KPRWT/07/2010 3/3

PROSEDUR 10. Menghindari kemungkinan terjadinya luka pada waktu


pencukuran
11. Membersihkan daerah yang sudah dicukur dengan kain
kassa
12. Melakukan klisma sesuai SOP
13. Merapihkan pasien
14. Membersihakan dan merapihkan alat-alat
15. Mencuci tangan
16. Mendokumentasikan hasil tindakan
UNIT TERKAIT Kamar operasi
PROSEDUR MEMBUKA GIPS
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
070/III/KPRWT/07/2010 1/2

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Helgawati, MM
\\

\\

PENGERTIAN Melepaskan pemasangan gips dimana keadaan fraktur sudah mnyambung kuat
(biasanya dilihat dari hasil RO)
TUJUAN Memberikan kenyamanan pada pasien.
KEBIAJAKAN Dilakukan pada pasien setelah mengalami perbaikan
PROSEDUR Persiapan alat :
1. Pasien
2. Kassa 2 lembar
3. Waskom 2 ( 1 berisi air dingin)
4. Perlak/ pengalas
5. Alat pembuka gips
6. Tong spatel untuk menahan dibawah gips supaya tidak melukai kulit
Cara kerja :
1. Beritahu cara kerja dan tujuan tindakan membuka gips.
2. Berikan posisi senyaman mungkin.
3. Jelaskan bahwa alat pembuka gips tidak akan melukai pasien jika pasien
tidak bergerak – gerak.
4. Basahi gips dengan kassa basah dengan cara diusap.
( pastikan jangan terlalu basah)
5. Pasang tongspatel dibawah gips.
PROSEDUR MEMBUKA GIPS
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
070/III/KPRWT/07/2010 2/2

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR 6. Baru kita memulai membuka gips sesuai dengan daerah pemasangan
gipsnya.
7. Usahakan membuka gips satu arah terlebih dahulu untuk memudahkan
membukanya.
8. Setelah gips terbuka bersihkan daerah yang dipasang gips dengan waslap
basah lalu keringkan
9. Beritahu pasien Prosedur telah selesai.
10. Rapikan alat.
UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Rawat Inap

PROSEDUR PEMASANGAN GIPS


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
071/III/KPRWT/07/2010 1/3

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Memasang gips adalah membuat suatu bantuan dalam


menyambung/memperbaiki organ tubuh yang berhubungan dengan tulang, yang
biasanya pada tangan, kaki, pergelangan yang patah maupun yang direposisi.
TUJUAN 1. Membentuk tulang kembali keadaan semula.
2. Mencegah terjadinya fraktur.
3. Mempercepat penyembuhan.
4. Menghindari kemungkinan bahaya yang memperparah keadaan
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang mengalami patah tulang tertutup dan hanya untuk
sementara
PROSEDUR Persiapan Alat :
1. Baskom ( 2 buah ) berisi air hangat dan dingin.
2. Waslap 3 buah
3. Stockinet sesuai ukuran
4. Softban sesuai ukuran
5. Gipsona sesuai kebutuhan
6. Gunting verban
7. Baskom ( 2 buah ) berisi air hangat dan dingin.
8. Waslap 3 buah
9. Stockinet sesuai ukuran
10. Softban sesuai ukuran
11. gipsona sesuai kebutuhan
12. Gunting verban
13. Handscoen sesuai ukuran
14. Perlak untuk alat
PROSEDUR PEMASANGAN GIPS
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
071/III/KPRWT/07/2010 2/3

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR Cara kerja :


1. Beri penjelasan kepada pasien tentang tujuan tindakan serta cara
tindakan.
2. Pasien diberi panduan posisi yang tepat.
3. Dekatkan alat – alat yang telah disiapkan dan pasang perlak dibawah
daerah yang ingin dipasang gip.
4. Mulai tindakan dengan melihat/memastikan tulang dan otot sudah tepat.
5. Beri penjelasan kepada pasien tentang tujuan tindakan serta cara
tindakan.
6. Pasien diberi panduan posisi yang tepat.
7. Dekatkan alat – alat yang telah disiapkan dan pasang perlak dibawah
daerah yang ingin dipasang gip.
8. Mulai tindakan dengan melihat/memastikan tulang dan otot sudah tepat.
9. Cuci tangan lalu pasang stockinet selanjutna pasang softban sesuai lokasi.
10. Lalu rendam gipsona ± 1 menit ke air hangat dan segera pasang. Jangan
biarkan gips sampai kering lagi. Pasang sesuai kebutuhan.
11. ambil setelah gips kering, lepaskan handscoen.
12. Rapikan alat – alat.
13. Cuci tanganPastikan gips tidak melewati softban (disisakan ± 2 cm) dan
rapikan selagi gips masih basah karena jika suadh kering tidak dapat dir
14. Rapikan dan bersihkan pasien dari gips yang mungkin terkena dibagian
tubuh lain.
15. Perlak dia
16. Rapikan lagi.

PROSEDUR PEMASANGAN GIPS


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
071/III/KPRWT/07/2010 3/3

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Rawat Inap


PROSEDUR ASISTEN PADA PLEURAL FUNKSI PADA PASIEN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
072/III/KPRWT/07/2010 1/2

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR Dr. Helgawati, MM


OPERASIONAL

PENGERTIAN Membantu dokter dalam melakukan tindakan pleura funksi


TUJUAN Agar prosedur ini berjalan dengan lancar
KEBIJAKAN 1. Perawat hanya sebagai asisten pada tindakan pleura funksi
2. Ruangan sebaiknya tersedia kelengkapan oksigen dan suction
PROSEDUR 1. Penjelasan untuk keluarga/pasien tentang prosedur tindakan oleh dokter
2. Adanya inform consent yang sudah ditanda tangani oleh pasien/orangtua dan
dokter
3. Menyiapkan trolley yang berisikan sebagai berikut :
- Jarum no 18 (sesuai dengan permintaan dokter)
- Spuit 50 cc
- Sarung tangan steril sesuai ukuran tangan dokter yang bersangkutan
- Gelas ukur urine untuk menampung cairan yang keluar dari rongga pleura
- Obat dan spuit ukuran 3 cc untuk local anastesi dan lidocain ampul
- Cairan desinfektan (betadin, alcohol 70 %)
- 2 botol steril ukuran 5 cc
- Kassa steril
- Sarung tangan steril untuk perawat

PROSEDUR ASISTEN PADA PLEURAL FUNKSI PADA PASIEN


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
072/III/KPRWT/07/2010 2/2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR - Plester dan gunting


- Bengkok
- Handuk
- Kantong plastik kuning
- Form laboratorium dan form memo
UNIT TERKAIT - Medis
- Unit rawat jalan
- Bagian laboratorium

BANTUAN HIDUP DASAR


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
073/III/KPRWT/07/2010 1/2

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
STANDAR PROSEDUR Dr. Helgawati, MM
OPERASIONAL

PENGERTIAN Bantuan hidup dasar adalah pertolongan pertama yang segera dilakukan bila
diduga adanya keadaan berkembangnya perfusi ke otak, henti nafas, atau henti
jantung tanpa menggunakan alat-alat bantu.
TUJUAN Mengurangi mortalitas dan morbiditas akibat berkurangnya perfusi oksigen ke
otak, dengan memberikan pertolongan segera untuk memperbaiki perfusi oksigen
sambil menunggu bantuan hidup lanjut dan bantuan defenitif dapat diberikan
KEBIJAKAN  Bantuan hidup dasar dilakukan oleh dokter atau perawat yang telah terlatih
untuk itu.
 Dokter anestesi atau residen anestesi yang ada memimpin tindakan resusitasi.
 Bantuan hidup dasar terdiri atas:
o A : Airways, penilaian dan tatalaksana jalan nafas
o B : Breathing, penilaian dan tatalaksana ventilasi dan
oksigenasi
o C : Circulation, penilaian dan tatalaksana sirkulasi

BANTUAN HIDUP DASAR


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
073/III/KPRWT/07/2010 2/2

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR Tentukan kesadaran

Segera panggil bantuan Panggil dan goyang

Buka jalan nafas

Head tilt chin lift


Bila ada trauma,
Periksa pernafasan jaw thrust

Lihat, dengar, raba


Jika ada pernafasan Jika tdk ada pernafasan
“recovery position”

Beri nafas buatan Awal 2x, 2 det/nafas

Tanda sirkulasi
Penilaian sirkulasi (denyut nadi karotis)
< 10 det

100 kali/mnt
Rasio 15 : 2
Ada sirkulasi Tidak ada sirkulasi Periksa sirkulasi
Lanjutkan nafas buatan Segera pijat jantung tiap menit

UNIT TERKAIT Ruang resusitasi

PROSEDUR MEMINDAHKAN PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
074/III/KPRWT/07/2010 1/1

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Helgawati, MM
PENGERTIAN Adalah pasien yang dikirim ke rumah sakit lain karena permintaan pasien atau
keluarga.
TUJUAN Memindahkan pasien ke rumah sakit lain secara tepat, cepat, cermat dan aman.
KEBIJAKAN Sesuai dengan kebijakan memindahkan pasien keluar RSBM.
PROSEDUR 1. Pasien yang akan pindah rawat harus dalam keadaan stabil dalam batas
normal.
2. Keluarga dianjurkan untuk memilih/mencari rumah sakit tujuan.
3. Dokter atau perawat harus mengkonfirmasikan kepastian ada tempat di
rumah sakit tujuan.
4. Apabila pasien tidak dijemput oleh petugas dari rumah sakit tujuan, perawat
membantu mencarikan ambulance beserta tenaga paramedik terampil atau
mencarikan pemberi jasa evakuasi pasien yang profesional.
5. Resume pasien yang sudah diisi oleh dokter, harus disertakan.
6. Lakukan serah terima dengan petugas evakuasi pasien.
7. Pengelolaan selama transportasi dilakukan sesuai standar transportasi pasien
kritikal.
UNIT TERKAIT Rawat Inap
DOKUMEN TERKAIT Standar transportasi pasien kritikal.

MENOLONG PASIEN MENUJU KURSI


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
075/III/KPRWT/07/2010 1/2

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
STANDAR PROSEDUR 9 JULI 2010
OPERASIONAL

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Membantu pasien turun dari tempat tidur untuk duduk dikursi bayi pasien yang
tidak dapat berjalan sendiri, tetapi sudah boleh duduk
TUJUAN a. Membantu mobilitas pasien
b. Melatih dan melemahkan otot
c. Memberikan rasa nyaman
d. Memudahkan merapihkan tempat tidur
KEBIJAKAN b. Kursi yang dipakai harus kuat tidak mudah goyah
c. Kaki kusi tidak licin ( pakai karet )

MENOLONG PASIEN MENUJU KURSI


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
075/III/KPRWT/07/2010 2/2
PROSEDUR a. Persiapan alat
1. Kursi
2. Selimut
3. Bantal
4. Bel bila perlu
b. Persiapan pasien
1. Rapihkan pasien
2. Beritahu pasien dan beri penjelasan tentang hal – hal yang akan dilakukan
c. Pelaksanaan
1. Letakkan kursi didekat tempat tidur
2. Siapkan sepatu atau sandal
3. Dudukkan pasien, bantu bergeser kepinggir tempat tidur
4. Letakkan kedua kaki pasien diatas kursi
5. Turunkan kaki pasien satu persatu dari kursi
6. Bantu pasien berdiri kemudian berjalan menuju kursi yang telah
disediakan
7. Dudukkan pasien dikursi jika perlu diberi bantal untuk bersandar
d. Hal – hal yang perlu diperhatikan
1. Perhatikan keadaan umum pasien
2. Hindarkan pasien duduk terlalu lama di kursi, agar tidak lelah
3. Hindarkan menempatkan pasien pada pasien yang banyak angin
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Jalan
2. Ruangan Perawatan
3. Ruangan Prosedur

PENATALAKSANAAN PASIEN PULANG RUANG INAP


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
076/III/KPRWT/07/2010 1/4

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
Dr. Helgawati, MM

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN Adalah tata laksana pasien yang sudah diijinkan pulang dari rumah sakit
TUJUAN Menyiapkan pasien untuk kembali ke keluarganya, serta memberikan penjelasan
tentang hal – hal yang berkaitan dengan perawatan pasien dirumah
KEBIJAKAN Pasien boleh pulang kapan saja setelah di ACC dokter
PROSEDUR 1. Lihat dan baca program pemulangan pasien pada catatan dokter
di file pasien
2. Kaji apakah pasien sudah tahu / belum tentang rencana pulang ini
3. Kaji apakah diperlukan penyuluhan khusus
4. Kaji apa saja yang akan di bawa pulang pasien, misalnya obat –
obatan, surat istirahat, surat asuransi, foto copy hasil laboratorium atau
pemeriksaan lainnya, dll
5. Kaji apakah petugas administrasi / kasir sudah mengetahui atau
belum tentang rencana pulang ini
6. Beritahu pasien / keluarga, bahwa pasien sudah diperbolehkan
pulang oleh dokter yang merawat
7. Berikan formulir pemberitahuan pasien pulang kepada pasien
untuk diserahkan kebagian kasir dan di cap lunas setelah pembayaran
administarsi selesai untuk diserahkan kembali kepada perawat
8. Kumpulkan semua obat – obatan pasien untuk dibawa pulang

PENATALAKSANAAN PASIEN PULANG RUANG INAP


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
076/III/KPRWT/07/2010 2/4

PROSEDUR 9. Bila masih terdapat obat yang tidak dipakai lagi kembalikan ke GF
(return)
10. Bila pasien diberikan obat tambahan, segera reques dan current
kemudian tulis di realisasi pasien pulang
11. Turunkan realisasi / tagihan pemakaian pasien ke bagian kasir
setelah di cek ulang oleh perawat untuk semua pemakaian agar tidak terjadi
kelebihan atau kekurangan pemakaian obat
12. Beritahu bagian gizi bahwa pasien rencana pulang hari ini, agar
tanyakan pasien akan makan siang terlebih dahulu atau mau langsung pulang
13. Buatkan perjanjian untuk kontrol ke poliklinik sesuai dengan
jadwal kontrol
14. Bila pasien pada hari libur / minggu atau diluar jam kerja, kwitansi
pasien ditanda tangani oleh dokter jaga.
15. Setelah keluarga pasien selesai mengurus administrasi dengan
menyerahkan surat pemberitahuan pulang yang telah di cap lunas oleh kasir,
maka pasien diperbolehkan pulang.
16. Perawat memberikan penjelasan tentang pasien pulang, untuk
perawatan selanjutnya dirumah, seperti perawatan luka, pemberian obat,
kebutuhan nutrisi selama dirumah. Serahkan obat yang masih tersisa dan
obat tambahan bila ada, foto copy hasil pemeriksaan selama dirawat /
sewaktu pasien membawa hasil – hasil pemeriksaan dari luar, resume pasien,
surat istirahat sakit,dll
17. Bila keluarga / pasien sudah mengerti tentang pendidikan
kesehatan, minta pasien atau keluarga untuk memberikan tanda tangan pada
resume pasien pulang dan buku penyerahan obat serta hasil – hasil
pemeriksaan selama di rawat
PENATALAKSANAAN PASIEN PULANG RUANG INAP

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


076/III/KPRWT/07/2010 3/4

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR 18. Kemudian pasien diberi salam selamat jalan, pada pasien bayi
atau pasien yang menggunakan kursi roda / brancart di antar sampai pintu
masuk rumah sakit
19. Hapus nama pasien pada papan nama pasein
20. Beritahu bagian administrasi dan informasi bahwa pasien sudah
pulang
21. Beritahu petugas cleaning services untuk membersihkan kamar
atau inkubator bekas pasien tersebut, bila perlu di UV (fogging)
23. Pastikan kamar siap untuk dipakai kembali
EVALUASI Menggunakan criteria sebagai berikut :
- Pasien pulangsudah mengurus administrasi dengan menyerahkan surat
pemberitahuan pulang yang sudah di cap lunas, terlampir :
- Obat – obatan, foto rontgen, USG, foto copy hasil laboratorium, resume
pasien, surat istirahat
- Lainnya sudah diserahkan kepasien
DOKUMENTASI Mencatat di catatan keperawatan tanggal dan jam pasien pulang, pemberitahuan
resume pasien pulang dan kondisi pasien saat pasien pulang
UNIT TERKAIT 1. Dokter merawat
2. Perawat ruangan
3. Bagian administrasi / keuangan
4. Bagian informasi
5. Bagian gizi
MINTA DIIZINKAN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
077/III/KPRWT/07/2010 1/1

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Suatu tata cara dimana pasien akan pulang atas keinginan sendiri dimana proses
pengobatan belum selesai atau pasien belum sembuh
TUJUAN Agar perawat mengerti bagaimana pasien akan pulang sebelum selesai proses
perawatan
KEBIJAKAN Pasien pulang paksa di perbolehkan pulang atas permintaan sendiri dengan syarat
menanggung segala akibat yang tidak menguntungkan dan menjadi resiko pasien
dan bukan tanggung jawab rumah sakit
PROSEDUR  Pasien diberi penjelasan bagai mana prosedur pasien pulang
sebelum waktunnya
 Hubungi dokter spesialis/dokter umum
 Dokter spesialis atau dr jaga menjelaskan bagai mana resiko
perawatan dirumah , dan bukan tanggung jawab RS setelah
dirumah, karena pasien belum dinyatakan sembuh
 Setelah pasien diberi penjelasan oleh dokter yang bersangkutan,
keluarga atau yang mewakili di berikan inform consen agar
mengisi dengan jelas.
 Setelah mengisi inform consen, jangan lupa tanda tangan
keluarga pasien dokter yang menjelaskan, petugas dan saksi.
 Perawat mempersiapkan administrasi pasien ke bagian
administrasi
UNIT TERKAIT Rawat inap. IGD, administrasi, RM
PROSEDUR ADMINISTRASI UNTUK PASIEN MENINGGAL
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
078/III/KPRWT/07/2010 1/1

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Pengurusan jenazah sesudah dinyatakan meninggal oleh dokter


TUJUAN - Membantu kelancaran pengurusan jenazah
- Membantu kelancaran administrasi keuangan yang harus diselesaikan
KEBIJAKAN Pasien meninggal dengan tenang dan terhormat
PROSEDUR a. Pasien dinyatakan meninggal
b. Beritahu keluarga pasien bahwa pasien sudah meninnggal
c. Hubungi rekam medik, informasi dan kasir untuk memberitahukan pasien
pulang meninggal
d. Buat surat keterangan kematian dengan rangkap 3
e. Lakukan perawatan jenazah
f. Beritahu security dan supir ambulance
g. Beri surat kematian kepada keluarga
h. Jelaskan tentang penyelesaian administrasi kekeluarga
i. Jenazah dibawa ke ruang transisi setelah 2 jam dinyatakan meninggal
j. Serahkan sisa obat-obatan dan barang milik pasien kepada keluarga secara
tertulis atau direture bila ada obat yang kelebihan
k. Buat rincian biaya perawatan
l. Catat pada rekam keperawatan

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap


Ruang transisi
MENDAMPINGI PASIEN DALAM KEADAAN TERMINAL
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
079/III/KPRWT/07/2010 1/2

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Memberi perawatan khusus kepada pasien dalam keadaan terminal


TUJUAN a. Agar pasien dapat muninggal dengan damai dan terhormat / mulia
b. Memberi kepuasana dan ketenangan kepada pasien dan keluarganya
c. Memberi ketenangan dan kesan yang baik kepada pasien lain di sekitarnya
KEBIJAKAN Bimbing pasien
PROSEDUR a. Persiapan
1. Tempat/ruang khusus bila memungkinkan
2. Alat-alat pemberian oksigen
3. Alat resusitasi
4. Tensimeter
5. Stetoskop
6. Pinset
7. Kain kassa dan air matang dalam tempatnya
8. Tissue
9. Kapas
10. Handuk kecil dan waslap untuk menyeka keringat pasien
11. Alat tenun secukupnya
MENDAMPINGI PASIEN DALAM KEADAAN TERMINAL

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


079/III/KPRWT/07/2010 2/2

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR b. Pelaksanaan
1. Siapkan pasien menurut agama dan kepercayaannya
2. Beritahu keluarga pasien secara bijaksana
3. Tempatkan pasien terpisah dari pasien lain
4. Pasien tetap didampingi oleh petugas dan keluarganya
5. Secara bijaksana jelaskan keadaan pasien kepada keluarga
6. Usahakan pasien selalu dalam keadaan bersih
7. Usahakan suasana disekitar pasien dalam keadaan tenang
8. Bila bibir pasien kering, basahi dengan kain kassa yang dicelupkan dulu
kedalam air matang dengan menggunakan pinset
9. Beri bantuan kepada keluarga pasien untuk kelancaran pelaksanaan
upacara keagamaan/ bimbingan rohani
10. Amati terus tanda-tanda vital pasien
UNIT TERKAIT Ruang rawat inap
Petugas kerohanian
PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
080/III/KPRWT/07/2010 1/2

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Merawat jenazah adalah memberi perawatan khusus kepada pasien yang baru
meninggal
TUJUAN - Membersihkan dan merapihkan jenazah
- Memberi rasa puas kepada keluarga pasien
KEBIJAKAN b. Jenazah dirawat dengan cara yang tertib dan khidmat
c. SP. NO. 1673/TU.K.38/VJ
d. Label diikatkan pada kaki kanan jenazah
PROSEDUR b. Persiapan alat
1. Pakaian khusus
2. Pembalut atau verband
3. Bengkok
4. Pinset
5. Kapas lembab dan kain kasa secukupnya
6. Peralatan yang diperlukan untuk membersihkan jenazah (misalnya :
baskom, washlap)
7. Laken atau kain penutup jenazah
8. Surat kematian sesuai peraturan yang berlaku
c. Pelaksanaan
1. Beritahu keluarga dengan seksama bahwa jenazah akan dibersihkan
2. Pakailah baju khusus, cabut alat – alat yang terpasang misalnya infuse,
kateter, NGT dan gigi palsu bila ada
3. Bersihkan jenazah dan rapihkan sesuai kebutuhan (misalnya bila ada luka
harus dijahit)
PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
080/III/KPRWT/07/2010 2/2

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR 4. Letakkan tangan atur menurut agamanya / kepercayaannya


5. Rapatkan kelopak mata dan tutup kapas lembab
6. Demikian juga telinga dan hidung
7. Rapatkan mulut dengan cara mengingkat dahu kekepala dengan verban
8. Rapatkan kedua kaki, pergelangan kaki dan ikat kedua ibu jari dengan
verban
9. Tutup jenazah dan rapihkan dengan kain penutup
10. Surat kematian diisi lengkap oleh dokter yang bersangkutan atau
penanggung jawab ruangan jika diperlukan visum et repertum berikan
sesuai peraturan yang berlaku
11. Jenazah harus dibawa kekamar mayat oleh petugas sesuai peraturan
rumah sakit, sekurang – kurangnya 2 jam setelah dinyatakan meninggal
UNIT TERKAIT Instalasi kamar jenazah
Kepolisian
Ruang keperawatan
PENGGUNAAN MOBIL AMBULANCE
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
081/III/KPRWT/07/2010 1/2

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR Dr. Helgawati, MM


OPERASIONAL

PENGERTIAN Ambulance adalah merupakan alat transportasi yang digunakan untuk


mengantar / memindahkan pasien baik pasien dewasa / anak
TUJUAN memindahkan pasien yang tidak bisa dirawat di RSU. C-BMC menjemput pasien
dewasa / bayi / anak yang dirawat dari RS lain

KEBIJAKAN Dilakukan untuk yang bersifat urgent


PROSEDUR Persiapan mobil
1. mengisi formulir yang sudah disediakan
2. mempersiapkan tenaga medis / non medis, terdiri dari beberapa tim antara lain
:
- tim lengkap pasien dewasa terdiri dari :
Perawat terlatih 2 orang
Satpam 1 orang
Supir 1 orang
- tim lengkap bayi / anak terdiri dari :
Perawat terlatih 2 orang
Dokter umum / jaga 1 orang
Satpam 1 orang
Sopir 1 orang
- tim ruangan pada pagi hari terdiri dari ( saat bayi datang )
dokter anak
direktur / coordinator

PENGGUNAAN MOBIL AMBULANCE


NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
081/III/KPRWT/07/2010
2/2

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR - tim ruangan pada sore / malam hari terdiri dari


 dokter umum / jaga
 piket / petugas yang telah ditunjuk
 mempersiapkan isi kelengkapan dalam ambulance ( emergency kids )
UNIT TERKAIT Transportasi , Rawat Inap, UGD
DOKUMEN TERKAIT Surat jalan
PROSEDUR PEMAKAIAN INFUSION PUMP

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


082/III/KPRWT/07/2010 1/1

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Infusion pump adalah suatu alat untuk mengatur pemberian terapi yang
dilarutkan dengan cairan infus
TUJUAN - Memberikan dosis obat dengan tepat dalam unit kecil.
- Mengatur jumlah obat dalam satuan mililiter dalam satuan waktu tertentu
KEBIJAKAN Dilaksanakan oleh perawat dan dokter yang bertugas.
PROSEDUR 1. Siapkan alat
2. Hubungkan alat ke stop kontak listrik
3. Power On > Tekan On/Off untuk menghidupkan ( tunggu samapai infusion
pump selesai melakukan pengecekan )
4. Pasang infusion set pada pump, untuk menyesuaikan drop infusion set tekan
IV SET (Infusion set sudah tersambung dengan cairan infus dan siap digunakan
)
5. Tentukan infusion rate (mL/h) untuk menentukan laju cairan / RATE tekan
SELECT.
6. Tentukan volume limit (mL) untuk menetukan volume limit.
7. Mulai Infusion > Tekan START untuk memulai infusion, tekan STOP untuk
menghentikan infusion atau mematikan alarm.
8. Purge > tekan PURGE secara terus menerus
UNIT TERKAIT Rawat Inap

MENGGANTI BALUTAN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
083/III/KPRWT/07/2010 1/2

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Helgawati, MM
PENGERTIAN Menukar balutan/penutup luka yang kotor atau yang lama dengan
penutup/pembalut luka yang baru
TUJUAN 1. Mencegah masuknya kuman-kuman dan kotoran ke dalam luka
2. Mencegah pencemaran cairan dan kuman-kuman yang berasal dari luka ke
daerah sekitarnya
3. Mencegah infeksi sileng (cross infection)
4. Mengistirahatkan, bagian yang luka/sakit
5. Sebagai penahan pada bagian yang luka atau sakit
6. Memberi rasa aman dan nyaman pada pasien dan orang lain
KEBIJAKAN Pada setiap luka yang dibalut, pada waktu – waktu tertentu atau bila diperlukan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN
1. Seperangkat alat-alat steril untuk satu pasien (dalam duk steril) :
 Pinset Anatomi 1-gunting harus 1 buah
 Pinset Chirurgic 1
 Penjepit Arteri 2
 Kapas Lidi 1
 Kasa steril 10-15 helai
 Kasa penekan (deppers) 5 buah
 Mangkok kecil
2. Alat-alat tidak steril
 Gunting pembalut
 Plaster
 Botol berisi alkohol 70%
 Bensin di dalam tempatnya

MENGGANTI BALUTAN
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
083/III/KPRWT/07/2010 2/2

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR  Mercurohroom/Tinctura Jodii 3% H2O2


 Bengkok/kantong plastik
 Kain pembalut/perband secukupnya
 Obat-obat disinfektan misalnya : Bethadine Solution, Lysol dll
 Obat luka yang diperlukan

PELAKSANAAN
1. Balutan lama dibuka dan dibuang pada tempatnya
2. Buka plaster yang menempel di kulit dengan kapas wash bensin
3. Luka dibersihkan dengan kapas desinfektan ke satu arah memakai pinset
4. Kapas kotor dibuang pada tempatnya
5. Pinset yang sudah dipakai ditaruh pada bengkok
6. Sampul jahitan ditarik sedikit ke atas secara hati-hati memakai pinset
chirergi, sehingga kelihatan benang dalam kulit. Benang ini digunting dan
ditarik hati-hati lalu dibuang pada kasa yang sudah disediakan
7. Luka diolesi dengan kapas/kasa yang telah diberi mercurohroom atau
betadine, obat yang sudah ditemukan
8. Luka ditutup dengan kain kasa steril secukupnya dengan menggunakan
pinset steril dan usahakan serat kasa jangan melekat pada luka
9. Luka dibalut atau diplester dengan rapi
10. Setelah selesai pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan dan disterilkan
kembali
11. Cuci tangan
UNIT TERKAIT Rawat Ianp dan Rawat jalan
PENANGANAN PASIEN TERSANGKA HIV / AIDS
DI RSU. CITRA BUNDA MEDICAL CENTER
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
084/III/KPRWT/07/2010 1/4

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN A. Kriteria
A1. Penderita tersangka HIV / AIDS adalah pasien yang sekurang – kurangnya
didapatka 2 ( dua ) gejala mayor yang berkaitan dan 1 ( satu ) gejala minor ,
disertai adanya factor resiko
1. Gejala mayor
a. Berat badan menurun lebih dari 10 %dalam 1 bulan
b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e. Demensi / HIV ensefalopati
2. Gejala minor
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b. Dermatitis generalisata
c. Adanya herpes zoster multisegmental dan atau
berulang
d. Kandidiasis oro – faringeal
e. Herpes simplek kronik progresif
f. Limfadenopati generalisata
g. Infeksi jamur berulkang pada alat kelamin wanita
h. Retinitis cytomegalovirus
PENANGANAN PASIEN TERSANGKA HIV / AIDS
DI RSU. CITRA BUNDA MEDICAL CENTER
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN
084/III/KPRWT/07/2010 2/4

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN 3. Faktor resiko epidemiologis


a. Perilaku beresiko ( sekarang atau dimasa lalu )
1) Pecandu narkotik suntikan
2) Hubungan seksual yang tidak aman , seperti :
a) Memiliki banyak mitra seksual
b) Mitra seksual yang diketahui penderita HIV /
AIDS
c) Mitra seksual dari daerah dengan prevalensi
HIV / AIDS yang tinggi.
3) homoseksual
b. Pekerja pada tempat hiburan seperti : panti pijat , discotik,
karaoke, atau tempat prostitusi terselubung
c. Mempunyai riwayat PMS
d. Riwayat menerima tranfusi darah berulang
e. Riwayat perlukaan kulit, tato, tindik atau sirkulasi dengan
alat yang tidak steril.
PENANGANAN PASIEN TERSANGKA HIV / AIDS
DI RSU. CITRA BUNDA MEDICAL CENTER

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


084/III/KPRWT/07/2010 3/4

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR A2. Penderita terdiagnosisi AIDS adalah penderita dengan criteria diatas ( A1 )
hasil test Elisa I dan Elisa II positif
B.Algoritme
Pasien biasa Protokol biasa
(-)

Pasien terduga / tersangka HIV Protokol HIV – A1 test Elisa I & II

(+)

Pasien pengidap HIV Ruangan Protokol HIV Ruang tersendiri


IGD Protokol HIV Rujuk

Poli Protokol HIV Rawat Rujuk

Berobat jalan
Protokol HIV / AIDS
1. Secara umum :
a. Protokol kewaspadaan standar
b. Protokol konseling
c. Protocol pemeriksaan Laboratorium HIV
d. Pelaporan kasusu HIV

PENANGANAN PASIEN TERSANGKA HIV / AIDS


DI RSU. CITRA BUNDA MEDICAL CENTER

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


084/III/KPRWT/07/2010 4/4

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR 2. Khusus
a. IGD
b. Poliklinik Umum
c. Poliklinik Gigi
d. Kamar Bedah
e. Kebidanan dan Kandungan
f. ICU / Intermediet
g. Dapur / Gizi
h. Loundry

UNIT TERKAIT Dokter dan perawat

KEWASPADAAN STANDAR

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


085/III/KPRWT/07/2010 1/2

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Semua darah cairan tubuh, secret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput
lendir penderita dianggap sebagai sumber potensial untuk menularkan infeksi.
Oleh sebab itu kewaspadaan universal diterapkan kepada semua penderita yang
dating ke Rumah Sakit Umum Citra BMC resiko, diagnosisi, status serologis atau
umur yang bersangkutan.
TUJUAN Melindungi petugas dari resiko terpajan oleh infeksi dan juga melindumgi pasien
yang mempunyai kecenderungan rentan terhadap segala macam infeksi yang
mungkin terbawa oleh petugas kesehatan .
KEBIJAKAN Dilakukan oleh semua petugas kesehatan
PROSEDUR Protokol Kewaspadaan standar :
1. Cuci Tangan
a. Dilakukan sebelum dan sesudah memakai sarung tangan
b. Bertujuan untuk mencegah kontaminasi kuman pada tangan
dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun
2. Sarung tangan
a. Bila melakukan pengambilan darah atau spesimen pemeriksaan
laboratorium
b. Bila akan menjamah darah dan produk darah atau cairan tubuh
lainnya
c. Bila menyentuh kulit luka, selaput mukosa.
d. Bila menangani benda dan alat yang tercemar oleh darah atau
cairan tubuh
e. Bila melakukan tindakan invasive
f. Diganti untuk setiap penderita

KEWASPADAAN STANDAR

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


085/III/KPRWT/07/2010 2/2

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR 3. Masker dan pelindung mata atau wajah


Dipakai untuk mencegah pajanan pada mukosa mulut, hidung dan mata
4. Jubah atau Celemek
Dipakai pada tindakan yang dapat menimbulkan paercikan atau
tumpahan darah atau cairan tubuh.
5. Pemakaian Antiseptik dan desinfeksi dengan benar sesuai peraturan
6. Pengelolaan khusus untuk alat bekas pakai dan benda tajam serta
menghindari resiko kecelakaan tusukan jarum suntik dan benda tajam
lain.
7. Dekontaminasi, pembersihan dan sterilisasi / desinfeksi tingkat tinggi
untuk badan / alat kesehatan bekas pakai ( lihat SOP DEKONTAMINASI )
8. Linen dan bahan – bahan yang dikotori darah dan cairan tubuh harus
ditempatkan dalam kantong anti bocor ( lihat SOP penanganan bahan
linen )
9. Petugas kesehatan yang mempunyai luka terbuka atau luka yang
mengucurkan darah / cairan tubuh harus manjauhi tugas perawatan
langsung kepada penderita.
10. Pengelolaan limbah yang sesuai dengan kaidah kesehatan yaitu dengan
memisahkan limbah medis dari limbah rumah tangga.

UNIT TERKAIT Seluruh petugas kesehatan Rumah Sakit Umum Citra BMC

KONSELING PEMERIKSAAN ANTI HIV

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


086/III/KPRWT/07/2010 1/2

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Konseling adalah suatu hubungan kerja sama yang bersufat menolong antara
konselor dan kliennya untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi klien
TUJUAN 1. Melakukan identifikasi perilaku beresiko tinggi
2. Membantu membuat keputusan untuk mengubah perilaku tersebut
3. Mengubah perilaku resiko tinggi dengan perilaku yang tidak beresiko /
aman serta mempertahankan perilaku tersebut
4. Memberi pertimbangan kepada klien dalam rangka mengambil keputusan
untuk melakukan tes anti HIV dengan informed concent bila ada indikasi.

KEBIJAKAN Dilakukan sebelum dan sesudah pemeriksaan anti HIV


PROSEDUR Yang memberikan konseling
Konselor yang telah terlatih secara khusus dari kelompok medis, paramedis
maupun profesi lain yang terlait

Yang membutuhkan konseling


1. Mereka yang merasa khawatir dirinya tertular HIV, biarpun tidak ada
kontak dengan penderita HIV
2. Berperilaku resiko tinggi
3. Ingin tahu tentang keadaan dirinya
4. Akan melakukan tes anti HIV
5. Akan mengambil hasil tes anti HIV
6. Pengidap HIV dan perlu didampingi hingga meningggal dunia.

KONSELING PEMERIKSAAN ANTI HIV

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


086/III/KPRWT/07/2010
2/2

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR 7. Pasangan keluarga serta lingkungan dekat penderita


8. Dokter , paramedic serta siapa yang ikut menamgani kasus infeksi HIV /
AIDS
Konseling pre- tes anti HIV
Meliputi informasi tentang aspek klinis anfeksi HIV, factor resiko, aspek teknis dari
tes anti HIV dan dampak individual, klinis, social, psikologis dan hukum dari
kemungkinan hasil yang positif ataupun negatif

Konseling Pasca – tes anti HIV


1. Bila hasil tes reaktif
a. Dibahas tentang konsekuensinya
b. Dibahas tatalaksana selanjutnya, tentang keperluan rawat inap
atau cukup rawat jalan saja
c. Dibuat rencana rujukan ke sarana kesehatan lainnya atau badan
social yang dapat memberikan pelayanan terbaik kepada
penderita berdasarkan atas kebutuhan penderita.
d. Diupayakan perawatan di rumah sebagai penunjang perawatan di
rumah sakit bila diperlukan
2. Bila hasil tes non reaktif
a. Harus dibahas arti dari hasil tes non – reaktif, anti periode jendela
dan pentingnya pemeriksaan ulang 3 – 6 bulan mendatang
b. Membahas perilaku yang beresiko rendah

UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium


Tim Pengendalian Infeksi Nosokomial
Tim Pengendalian HIV

PEMERIKSAAN ANTI HIV PASIEN RAWAT JALAN

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


087/III/KPRWT/07/2010 1/3

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Helgawati, MM
PENGERTIAN Pemeriksaan laboratorium terhadap virus HIV dapat dilakukan secara langsung
atau tidak langsung dengan cara menemukan antibody terhadap HIV . Bila
dijumpai antibody terhadap HIV pada seseorang, berarti ia terifeksi HIV
TUJUAN Medeteksi adanya antibody terhadap HIV pada seseorang atau pada darah dan
produk darah tranfusi
KEBIJAKAN Dikerjakan berdasarkan permintaan
PROSEDUR TAHAP PRA – ANALITIK
1. Rujukan Internal Rumah Sakit Umum Bunda Margonda ( Poli Rawat
Jalan )
a. Pasien yang akan melakukan pemeriksaan anti HIV dilakukan
konseling pra pemeriksaan terlebih dahulu ( lihat SOP konseling
HIV )
b. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium diisi lengkap dan
ditandatangani oleh dokter yang meminta.
c. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium tersebut disertai
surat persetujuan penderita / keluarga penderita ( informed
concent )
d. Pasien dengan kelengkapan A.1,2 dan 3 dapat dilakukan
pemeriksaan anti HIV
e. Pada saat pengambilan spesimen, petugas phlebotomy harus
menerapkan protocol Kewaspadaan Standar ( lihat SOP
Kewaspadaan Standar )

PEMERIKSAAN ANTI HIV PASIEN RAWAT JALAN

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


087/III/KPRWT/07/2010 2/3
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR f. Petugas phlebotomy memeriksa kembali kelengkapan


administrasi dan mencocokan identitas pasien dengan formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium
g. Lakukan pengambilan spesimen sebanyak 5 ml darah beku
h. Beri label identitas yang sesuai dengan pasien, catat tanggal dan
jam pengambilan spesimen.
2. Rujukan Eksternal Rumah Sakit Umum Bunda Margonda (Rujukan RS /
Laboratorium lain)
a. Formulir rujukan pemeriksaan laboratorium diisi lengkap dan
ditandatangani oleh dokter yang meminta
b. Pada saat pengambilan spesimen, petugas plebotomi harus
menerapkan protocol kewaspadaan STANDAR ( lihat SOP
Kewaspadaan STANDAR )
c. Petugas phlebotomy memeriksa kembali kelengkapan
administrasi dan mencocokkan identitas pasien dengan formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium.
d. Lakukan pengambilan spesimen
e. Beri label identitas yang sesuai dengan pasien, catat tanggal dan
jam pengambilan spesimen
f. Bila yang dikirim hanya spesimen berupa serum, perhatikan
kalayakan bahan pemeriksaan tersebut ( tidak keruh ,
hemodialisis dan bekubeku ulang dengan jumlah spesimen
minimal 2 ml ) , kelamgkapan dan kecocokan identitas penderita.
PEMERIKSAAN ANTI HIV PASIEN RAWAT JALAN

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


087/III/KPRWT/07/2010 3/3

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR 3. Atas permintaan sendiri / tanpa disertai formulir permintaan


laboratorium
Pasien tanpa disertai formulir permintaan dari dokter / atas permintaan
sendiri dianjurakan untuk mendaftar di poli umum agar mendapatkan
formulir permintaan anti HIV dari dokter yang bertugas dan diperlakukan
seperti pasien rujukan internal.

UNIT TERKAIT Dokter dan Perawat


PERTEMUAN BERKALA DI LINGKUNGAN KEPERAWATAN

NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN


088/III/KPRWT/07/2010 1/1

Ditetapkan Oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Citra Bunda Medical Center
9 JULI 2010

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Helgawati, MM

PENGERTIAN Pertemuan yang diselenggarakan untuk membahas sesuatu permasalahan untuk


kepentingan umum demi lancarnya suatu organisasi secara berkala.
TUJUAN 1. Untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul di keperawatan
2. Untuk memberikan informasi
3. Pengambilan keputusan
KEBIJAKAN 1. Dalam pelaksanaan rapat berkala diharapkan semua bagian yang terkait
dapat hadir
2. Hasil rapat bisa bermanfaat bagi setiap karyawan dan Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Membuat jadwal rapat berkala seminggu sekali bergantian
2. Hasil rapat akan dievaluasi atau ditindaklanjuti
UNIT TERKAIT 1. Direktur Rumah Sakit
2. Perawat
3. Seluruh Karyawan yang terkait dengan tindakan di Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai