Anda di halaman 1dari 35

Universitas Jenderal

Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
MODUL PRAKTIKUM
TEKNIK PEMESINAN LOGAM

JURUSAN TEKNIK METALURGI

LABORATORIUM PRODUKSI DAN MATERIAL


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI MANUFAKTUR
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2020
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material

LEMBAR PENGESAHAN
MODUL PRAKTIKUM
TEKNIK PEMESINAN LOGAM

Disusun Oleh :
Asisten laboratorium KBK Laboratororium Produksi dan Material
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Manufaktur
Universitas Jenderal Achmad Yani

Menyetujui,
Mengetahui, Koordinator Praktikum
Ketua Jurusan Teknik Mesin Teknik Pemesinan Logam

Aji Gumilar, S.T.,M.T, Gagan GT, S.T.,MT.


NID. 4121 525 74 NID. 4121 028 93
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa yang telah mencurahkan rahmatnya sehingga modul
praktikum teknik pemesinan logam ini dapat terselesaikan dengan baik.
Modul praktikum ini disusun ini untuk memudahkan praktikan dalam memahami teori yang
sudah diberikan saat perkuliah. Praktikum teknik pemesinan logam ini secara khusus membantu
mahasiswa dalam memberikan gambaran nyata yang berkaitan dengan implementasi keilmuannya
pada bidang permesinan.
Diharapkan modul ini dapat membantu dan mengarahkan praktikan dalam mengembangkan
pemahaman dan kemampuannya dibidang manufaktur logam. Kepada semua pihak yang telah
membantu, kami mengucapkan terima kasih. Kami menyadari sekali bahwa diktat ini memiliki
kekurangan, untuk itu maka kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
kesempurnaan modul ini. Akhir kata semoga diktat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 05 Juli 2020

Asisten Lababoratorium KBK Produksi dan Material


Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan
Praktikum Teknik pemesinan logam merupakan penerapan dari teori – teori yang telah diberikan
dalam perkuliahan, Khususnya tentang pemesinan. Tujuan utama dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui beberapa teknik dan proses pemesinan dalam suatu proses produksi.
2. Mengetahuai besaran - besaran atau parameter proses yang terlibat dan berpengaruh terhadap
kualitas hasil pemesinan yang di hasilkan.
3. Merencanakan dan melaksankan proses pemesinan dari produk yang ditetapkan.
4. Praktikum dapat mengetahui secara langsung proses pemesinan dari awal proses sampai
terbentuknya produk sebagai salah satu proses manufaktur.
5. Praktikum mampu melakukan anailisa dalam proses pengerjaan meliputi mekanisme yang
seharusnya dilakukan, kebutuhan material dan alat yang di perlukan, serta kualitas geometri
dari hasil proses pemesinan / pengerjaan.
6. Praktikum mampu melakukan Improvement terhadap tahapan dan tata cara dalam operasi
pemesinan.
7. Praktikan mampu menerapkan proses pemesinan dalam industri manufaktur dengan baik.

1.2 Peraturan Praktikum


Tata tertib
1. Setiap praktikum (peserta praktikum) wajib mentaati dan melaksanakan praturan tata -tertib
yang ada di lingkukan Laboratorium Proses Produksi – Jurusan Teknin Mesin – UNJANI.
2. Seluruh kegiatan praktikum dilaksnakan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
3. Selama mengikuti praktikum, setiap praktikum wajib menggunakan seragam (Jas-Lab) yang
telah di tentukan, serta menggunakan sepatu tertutup.
4. Tas, Jaket, maupun barang / benda lain yang tidak berhubungan dengan kegiatan praktikum
dan tanpa seizin instruktur, di letakan di tempat yang telah di sediakan.
5. Setiap praktikum yang terlambat hadir lebih dari 10 menit, dianggap tidak hadir dan
mengundurkan diri dari kegiatan praktikum.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
6. Setiap awal (masuk) dan akhir (pulang) praktikum, selalu dimulai dengan berbaris dan berdo’a
bersama, yang dilanjutkan dengan pengisian daftar hadir (absensi) dan briefing tentang
pelaksnaan / materi praktikum pada hari tersebut.
7. Selama mengikuti praktikum, praktikan dilarang :
a. Berlari – lari dan berteriak di dalam laboratorium
b. Berambut panjang (praktikan pria), rambut panjang yang di urai (praktikan wanita).
c. Merokok, makan, dan minum di dalam laboratorium.
d. Membawa / mengerjakan benda yang bukan materi praktikum tanpa sepengatahuan dan
seizin instruktur praktek.
e. Menggunakan peralatan / mesin yang bukan materi praktikum tanpa sepengetahuan dan
seijin instruktur praktek.
8. Sebelum menggukana dan menjalankan (mengoperasikan) peralatan maupun mesin, setiap
praktikan harus terlebih dahulu mengetahui cara menggunakan pralatan / mesin yang akan
digunakannya dan wajib mengecek kondisi dari peralatan / mesin tersebut. Apabila belum
mengetahui dan dinilai ada ketidakberesan dari peralatan / mesin, wajib menanyakan pada
intruktur / asisten praktek. Kerusakan akibat kesalahan dalam pemakaian pralatan / mesin
menjadi tanggung jawab praktikan yang bersangkutan.
9. Gunakan setiap pralatan / mesin sesuai dengan kegunaannya.
10. Setiap praktikum wajib menjaga dan merawat pralatan / mesin yang dipakai, termasuk
kebersihannya khususnya selama digunkan dan sesudahnya.
11. Utamakan kesehatan dan keselamatan kerja, dan setiap praktikan wajib menggunakan alat –
alat keselamatan kerja yang ada sesuai dengan materinya.
12. Kehilangan dan kerusakan peralatan yang dipakai saat pelaksaan praktikum menjadi tanggung
jawab praktikan yang bersangkutan, dan wajib mengisi buku laporan kehilangan yang telah di
sediakan.
13. Selama mengikuti praktek, praktikan wajib meminta izin instruktur / asisten praktek untuk
setiap keluar – masuk laboratorium.
14. Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan harus terlebih dahulu mempelajari teori yang
diperlukan, baik dari buku teori maupun modul praktikek ini.
15. Hal – hal yang berkaitan dengan peraturan dan tata – tertib yang belum tercantum akan
disampaikan kemudian.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
(MS2247)Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
Kehadiran
1. Kehadiran 100% dalam kegiatan praktikum adalah wajib, praktikan yang tidak mengikuti satu
kali praktikum dianggap gagal dan harus mengulang pada kesempatan berikutnya.
2. Waktu pelaksaan praktikum diatur dengan jadwal yang ditentukan kemudian.

Tugas dan Laporan


1. saat pertama masuk uantuk mengikuti rankaian kegiatan praktikum, setiap praktikan
diwajibkan mengumpulkan Tugas Pendahuluan yang dibuat pada kertas folio bergaris
dan ditulis tangan.
2. Saat selesai mengikuti rangkaian kegiatan praktikum (mak. 1 minggu setelah pelaksanaan
praktikum terakhir), setiap praktikan wajib membuat dan mengumpulkan Laporan
Praktikum yang dibuat dengan tulis tangan dan dijilid plastik. Adapun sistematika
penulisannya ada di lampiran modul ini.
Penilaian
Penilaian praktikum mengikuti aturan sebagai berikut :
1. Proses dan benda kerja hasil praktikum = 40%
2. Tugas Pendahuluan = 20%
3. Laporan Praktikum = 30%
4. Presentasi Laporan Praktikum = 10%
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinsn Logam
Laboratorium Produksi dan Material

BAB 2
DASAR TEORI
2.1 MODUL 1 KERJA BANGKU
2.1.1 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam alat kerja bangku serta fungsi dari alat-alat kerja
bangku.
2. Mahasiswa dapat melakukan dan menggunakan alat-alat kerja bangku dengan baik.

2.1.2 Teori Dasar


Kerja bangku ( bench work ) adalah aktivitas kerja yang dilakukan dengan tenaga dan keahlian
dari manusia di meja kerja. Teknik kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasi oleh seorang
dalam mengerjakan kerja bangku di dalam dunia teknik proses produksi sebagai dasar untuk materi
proses produksi pada tingkat selanjutnya. Kegiatan kerja bangku lebih dititik beratkan pada pembuatan
benda kerja dari material logam dengan perkakas tangan, dan dilakukan di bangku kerja.
Kerja bangku merupakan suatu kerja yang dilakukan apabila tidak dapat dilakukan oleh alat-alat
pemesinan dan ditunjukan bukan untuk proses yang menghasilkan produk dalam jumlah besar. Kerja
bangku sangat ditentukan oleh seseorang yang melakukan proses pengerjaan kerja bangku, disamping
alat-alat perkakas yang dipergunakan seperti kikir,gergaji, pahat, ragum, snei, tap, dan lai-lain. Karena
kerja bangku meliputi; mengukur,memotong logam, meratakan bidang datar (mengikir), membuat
sudut, membuat ulir dan sebagainya.

2.1.3 Beberapa Jenis Alat Ukur


1. Mistar Baja
Mistar baja adalah alat pengukur yang terbuat dari baja serta bentuknya seperti
penggaris biasa, dan hasil pengukuran yang dihasilkan mistar ini adalah ukuran besar. Macam
ukuran ukurannya ada yang dalam inchi, sentimeter, dan ada pula yang campuran yaitu inchi
( in ) dan sentimeter ( cm ). Bentuk dari alat seperti ini seperti terlihat pada gambit dibawah
ini.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material

2. Jangka Sorong ( vernier caliper )


Jangka ini dipergunakan untuk mengukur garis tengah luar benda : garis tengah lubang
dan kedalaman suatu lubang. Alat ini terbuat dari baja dan mampu mengukur sampai 0,25
mm atau 0,001” ( inchi ). Bentuk ; ukuran; serta pembagian skala dari alat ini dapat
bermacam-macam. Bagian-bagian dari alat ini adalah mistar ukur ukur, rumah geser, ekor,
penjepit (rahang), dan mur ikat. Bentuk, contoh pemakaian dan cara pembacaan skala
(ukuran) seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
3. Radius Gauge & Thread Gauge
Radius gauge digunakan untuk melakukan pengukuran maupun pemeriksaan terhadap
geometri radius , sedangkan thread gauge digunakan untuk melakukan pengukuran maupun
pemeriksaan terhadap geometri suatu ulir. Besar ukuran radius / ulir ( thread ) pada alat ini
ada macam-macam dan informasi ukuran dari alat ini terletak pada bagian tengah. Misalkan
pada radius gauge tertulis R.5, berarti besar radius pada alat tersebut adalah 5 mm, ataupun
pada thread gauge tertulis M.12, berarti standar ulir tersebut metriks dengan ukuran diameter
luar ulir adalah 12 mm. cara menggunakan alat ini adalah dengan merapatkan permukaan atau
bidang yang diukur dengan bidang dari alat ini, sehingga akan terlihat apakah ukuran radius
/ ulir sesuai atau tidak dengan standar ukuran yang tertera pada gauge, ilustrasi dari bentuk
kedua jenis alat ukur ini seperti terlihat pada gambar dibawah berikut ini.

2.1.4 Beberapa Jenis Perkakas Kerja Bangku


1. Penitikan
Penitikan adalah proses pembuatan lubang pada benda kerja dengan alat yang
diperkeras dan digerinda ujungnya bersudut ± 30% - 90%. Penandaan dengan penitik
terutama untuk 3 tujuan yaitu :
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
a. Menentukan pusat-pusat lubang pada perpotongan garis untuk memudahkan dan
memusatkan awal dari pengeboran.
b. Untuk menjelaskan gaeis hingga dimana bagian yang akan dikerjakan.
c. Untuk menjelaskan garis-garis goresan.

Cara menandai titik pengeboran :


1. Pegang penitik di tangan kiri.
2. Miringkan dan geser sepanjang garis hingga tepat pada garis potong, dimana tempat pusat
titik.
3. Penitik harus tegak lurus terhadap benda kerja.
4. Penitik di pukul satu kali dengan pukulan yang ringan dan periksa posisinya. Bila sudah tepat
dipukul lagi dengan pukulan yang lebih keras.

2. Penggores
Penggores adalah alat yang digunakan untuk menarik garis-garis gambar pada benda
kerja yang telah dilabur. Perkakas ini terbuat dari baja perkakas yang dikeraskan dan kedua
ujungnya dibuat runcing ( antara 5° sampai 30° ) serta salah satu ujungnya umumnya dibuat
bengkok guna dipakai untuk menggaris bagian dalam lobang. Prinsip menggunakannya sama
dengan menggunakan pensil serta penggaris. Bentuk dari perkakas ini serta cara memakainya
seperti pada gambar dibawah ini.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material

3. Kikir ( file )
Kikir dibuat dari baja karbon tinggi yang pada permukaannya mempunyai gerigi
pemarut, serta dibuat dalam bebrbagai macam bentuk dan ukurannya. Kegunaan kikir pada
dasarnya adalah untuk membuang sebagian volume benda kerja dengan cara memarut /
mengikis sehingga rata, atau menjadi siku, cembung, cekung, dll. Ukuran kikir didasarkan
atas panjang kikir dan terdapat dalam banyak ukuran ( 8” ; 10” ; dst ). Bentuk kikir, nama
bagian-bagian kikir serta posisi badan serta kaki saat mengikir diperhatikan pada gambar
dibawah ini. Sementara tabel dibawah yang menampilkan berbagai bentuk kikir yang umum
digunakan dan penggunaanya. Posisi kaki dan badan serta cara memegang kikir saat
melakukan pengikiran akan mempengaruhi kecepatan dan kualitas hasil pengikiran serta
tingkat ketahanan tubuh saat mengikir.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material

4. Ragum / Catokan
Ragum / catok merupakan suatu alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja yang
dikerjakan (dikikir, digergaji, dipahat, dibor, difrais, dll). Ragum / catok dibedakan menja 2,
yaitu : ragum bangku dan ragum mesin.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
(MS2247)Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
Untuk ragum ragum bangku dalam pemasangannya diikatkan pada bangku kerja
dengan menggunakan baut dan dalam menentukan ketinggian pemasangan ragum tersebut
disesuaikan dengan tinggi badan kita ( pada posisi tegak, letakkan siku tangan pada mulut ragum
dengan kepalan tangan menempel pada dagu ). Seperti terlihat pada gambar diatas. Pada bagian
badannya terdapat landasan kecil yang dapat digunakan sebagai tempat untuk mengeling ataupun
meratakan benda kerja (plat) yang tipis dan kecil.
Sedangkan untuk ragum mesin dalam pemasangannya diikatkan pada meja mesin dengan
menggunakan baut dan mur. Mulut / rahangnya dijepit dilapis dengan baja kertas agar tidak cepat
aus ataupun rusak dan dibuat tidak bergigi karena umumnya kualitas permukaan benda kerja
sudah baik (rata dan halus). Alat ini terbuat dari besi tuang atau baja tuang. Baik catikan bangku
maupun pada bagian badannya terdapat garis-garis skala derajat dari 0° sampai 90°. Gambar dari
berbagai jenis ragum mesin seperti terlihat pada gambara dibawah ini.

5. Tap Tangan ( Hand Tap )


Tap tangandigunakan untuk membuat ulir dalam dari suatu benda kerja (missal ulir
pada mur) secara manual dengan menggunakan sebuah stang ( handle ) tap. Umumnya tap
terbuat dari bahan HSS (High Speed steel). Dalam suatu proses pengetapan diperlukan tiga
tahap pengetapan, yaitu :
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
a. Tahap 1 : gunakan tap no. 1 / Taper, ujung tap mempunyai ketirusan panjang.
b. Tahap 2 : gunakan tap no. 2 / plengh, ujung tap mempunyai ketirusan sedang.
c. Tahap 3 : gunakan tap no. 3 / bottom, ujung tap tidak tirus.

Pada batang tap terdapat informasi spesifikasi tap, missal : HSS- M8x1 artinya bahan tap
dari HSS, ukuran tapnya untuk ulir M8 dengan pitch 1 mm. diameter bor untuk lubang
pengetapan biasanya tertera pada bagian belakang mistar baja atau seperti tertera dalam tabel
dibawa ini. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengetapan :
• Pasang kepala tap pada tangkai tap dengan kuat
• Benda kerja dicekam pada ragum dengan kuat.
• Tap harus tegak lurus dengan lubang yang akan ditap.
• Tangkai tap diputar pelan-pelan sambil diputar.
• Setiap seperempat putaran maju, tap harus diputar kebelakang.
• Setiap pengetapan, tap dan benda kerja harus diberi pelumas.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material

6. Snei ( sney )
Snei digunakan untuk membuat ulir luar dari suatu benda kerja (missal : ulir pada baut)
yang dilakukan secar manual dengan menggunakan sebuah stang (handle) snei. Bahan snei
adalah HSS (High speed Steel). Pada permukaan snei terdapat informasi ukuran snei seperti
pada tap. Dalam pemakaian snei hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
• Masukkan snei kedalam rumah (pemutar) snei, dan kunci dengan kuat.
• Cekaman benda kerja pada ragum dengan kuat.
• Masukkan snei kedalam benda kerja lalu putar perlahan sambil ditekan.
• Pastikan posisi snei tegak lurus terhadap benda kerja.
• Putar mundur setiap seperempat putaran maju.
• Beri minyak pelumas secukupnya pada benda kerja dan snei.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
2.2 MODUL 2 MESIN BUBUT ( TURNING MACHINE )
2.2.1 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin bubut.
2. Mahasiswa dapat menghitung waktu pemotongan serta daya yang diperlukan untuk
melakukan operasi pembubutan.

2.2.2 Dasar Teori


Mesin bubut adalah mesin perkakas yang proses pemotongan dilakukan dengan pemutaran
benda kerja (turning cutting metal process). Benda kerja yang diproses adalah benda kerja yang
berbentuk silinder baik solid shaft ataupun hollow shaft. Benda kerja dicekam oleh chuck, dalam proses
pemotongan tersebut benda kerja berputar sesuai putaran motor yang kita atur, pengaturan putaran
motor disesuaikan oleh diameter dari benda kerja.. Proses pemotongan menggunakan tool cutting yang
dipasang pada penjepitnya dan ujung tool tersebut sejajar dengan center yang dipasang pada tail stock.

2.2.3 Fungsi dan Nama Bagian Mesin Bubut


Mesin ini mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuran
benda dengan jalan menyayat benda tersebut dengan suatu pahat penyayat, posisi benda kerja berputar
sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam bergerak kekanan / kekiri searah dengan sumbu mesin
bubut menyayat benda pekerjaan. Ukuran mesin bubut ini diukur dari jarak senter dari kepala tetap
sampai senter kepala lepas, ini merupakan jarak terpanjang dari benda kerja yang bisa dibubut. Dan
tergantung pula tinggi/jarak dari ujung senter ke permukaan alas mesin (bed) yakni sebagai ½ diameter
benda kerja yang bisa dikerjakan. Macam mesin bubut antara lain :
• Mesin Butut Turet Horizontal Otomatais • Mesin Bubut Kepala
• Mesin Bubut Turet Vertikal • Mesin Bubut Korsel
• Mesin Bubut Tugas Berat • Mesin Bubut Penyalin
• Mesin bubut Senter • Mesin Bubut vertikal
• Mesin bubut Horisontal • Mesin Bubut Tugas berat
• Mesin Bubut Revolver (Pistol) • Mesin Bubut Pencekam Vertikal
• Mesin Bubut Otomat
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material

1. Alas Mesin
Yang dimaksud dengan alas mesin adalah kerangka utama mesin bubut, yang diatas
kerangka tersebut ada eretan serta kepala lepas bertumpu serta bergerak, adapun alas mesin (bed)
berbentuk V; datar atau rata.
2. Kepala Tetap
Didalam kepala tetap, spidel utama terpasang pada bantalan, fungsinya untuk
memindahkan putaran kebenda kerja, spidel harus terpasang kuat dan terbuat dari baja yang kuat,
pada umumnya bagian dalam spindeldibuat berlubang.
3. Kepala Lepas
Kepala lepas adalah bagian mesin bubut yang letaknya disebelah kanan mesin dan
dipasang diatas alas mesin. Kepala lepas dipakai sebagai penyangga benda kerja yang panjang,
mengebor dan meluaskan lubang (reamer), kepala lepas dilengkapi dengan kerucut Morse,
gunanya untuk memasang alat-alat yang akan dipasang pada kepala lepas seperti : Bor, remer,
senter jalan dan lain-lain. Kepala lepas dapat diangkat dari alas mesin (bed) dan dapat dipasang
terkunci dengan baut pengikat, roda pada kepala lepas dapat dipakai untuk menggerkkan konis,
dengan konis itu selubung (Sleeve) dapat terkunci, ada kepala lepas yang selubungnya
digerakkan dengan hidrolik atau kompresor udara, untuk ini tekanan pada benda kerja dapat
sama rata.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
4. Eretan
Eretan terdiri dari : sadel/pelana, eretan melintang , eretan kombinasi, pemegang pahat,
kotak apron. Eretan adalah penopang utama dan pembawa pahat bubut, yang dapat disetel,
eretan ini terdiri dari : sadel, eretan melintang, eretan atas dengan penjepit pahat dan apron
(kotak mekanik pengatur).
5. Mekanik Percepatan
Poros pembuat ulir (leadscew) hanya dipakai untuk membuat ulir, dari kepala tetap,
leadscew ini digerakkan melalui peti roda gigi (gear box) apabila mur setengah (half nut)
yang mencekam poros itu dihubungkan oleh tuas penghubung maka poros berulir
menggerakkan eretan dengan arah memanjang.
Kecepatan putar mesin mesin bubut itu dapat diubah-ubah. Perubahan ini ada yang dengan :
• Mengubah kedudukan handle RPM nya.
• Mengubah kedudukan ban dari cakra tingkat yang satu kecakra tingkat yang lainnya.
Pada umumnya cakra ini bertingkat 3 atau 4. dengan bertingkat 3, setidak-tidaknya kecepatan putar
mesin bubut itu saebanyak 6 macam, yaitu 3 kerja tunggal dan 3 kerja ganda. Makin kecil diameter
cakra itu ditempati ban, maka kecepatan putar benda kerja makin tinggi. Dan sebalikya mesin bubut
yang kepala tetapnya tidak bercakra tingkat, pengaturan kecepatan putarnya dapat dfiatur dengan
mengubah kedudukan roda gigi melalui handle. Banyak putarannya dapat dilihat ditabel pada bagian
badan mesin.

2.2.4 Instruksi Pengoperasian Mesin Bubut


Cara menghidupkan/menjalankan Mesin Bubut
1. Pasang benda kerja pada cekam dan pasang center pada tail stock.
2. Pasang pahat potong (cutting tool) sejajar dengan center.
3. Atur kecepatan putar cekam dengan mengubah posisi tuas pengatur putaran sesuai dengan
table kecepatan.
4. Putar posisi main switch pada posisi ON.
5. Hidupkan motor dengan menekan tombol ON (warna hijau).
6. Langkah pemotongan dengan menggerakkan (memutar) salah satu pemutar eretan.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
7. Jika menginginkan langkah otomatis, putar tuas otomatis ke kanan penuh, maka eretan
bergerak sejajar sumbu benda kerja. Jika tuas otomatis diputar kekiri penuh eretan akan
bergerak tegak lurus terhadap sumbu benda kerja.

Cara mematikan mesin/menghentikan pemotongan :


1. Tempatkan pahat pemotong dalam keadaan bebas atau tidak menyentuh benda kerja.
2. Matikan motor dengan menekan tombol OFF.
3. Setelah cekam tidak berputar, benda kerja bisa diukur, diperiksa atau dilepas dari cekam.
2.3 Perawatan Mesin Bubut
a. menjaga mesin agar tetap dalam kondisi yang baik dibutuhkan pemeliharaan atau perawatan
yang baik. Sangat penting didalam hal ini adalah mesin harus selalu bersih dan pelumasannya
baik. Kurang bersihnya mesin dan jeleknya pelumasan akan sangat berpengaruh pada
ketelitian dan umur mesin.
b. Oleh karena itu setiap kali pemakaian, mesin harus dibersihkan dari geram (total) dan kotoran
lainnya.Sampai kecelah-celah atau bagian-bagian yang sempit. Sedikit beram yang tertinggal
dicelah-celah atau bagian-bagian yang sempit itu berpengaruh terhadap ketelitian mesin.
c. Bagian permukaan seperti meja mesin, eretan dan sebagainya yang tidak bercat harus
diminyaki untuk menjaga karat. Ambil sedikit majun, celupkan atau basahi kemudian oleskan
bagian permukaan yang telah dibersihkan.
d. Cek selalu bagian-bagian luar pengatur / pengontrol, bagian sliding berputar / bergerak harus
diperiksa pelumasannya . minyaki pula gear box, eretan harus selalu dicek.
e. Beri pelumasan menurut sistem pelumasan mesin tersebut , seperti yang telah diinstruksikan
dalam buku manualnya (lubrication chart).
f. Perlengkapan mesin seperti cekam (chuck) , kolet, senter dan sebagainya juga harus tersimpan
teratur , bersih, dan dijaga dari karat. Sebelum dan sesudahnya kerja perlengkapan mesin ini
juga harus di cek.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
2.4 Elemen dasar perhitungan dengan rumus-rumus berikut :
a. Kecepatan Pemotongan untuk Proses Pembubutan Rata Cs/Vc
𝛑. 𝐝. 𝐧
Cs = ( meter/menit )
𝟏𝟎𝟎𝟎
Keterangan:
d = Diameter rata-rata benda kerja {(d0+dm)/2} (mm)
n = Putaran mesin/benda kerja (putaran/menit - Rpm)
π = Nilai konstanta = 3,14
b. Kecepatan makan
vf = f . n (mm/min)
Dimana:
f = Gerak makan (mm/r)
n = putaran spindel (r/min)

c. Waktu Pemotongan (tc)


tc = ℓt / vf ( min )
Keterangan:
vf = kecepatan makan ( mm/min )
ℓt = Panjang pembubutan rata (mm)

d. Kecepatan penghasilan geram (cm3 /menit)


Z=f.a.v (𝐜𝐦𝟑 /menit )
Keterangan ;
a = kedalaman potong (mm)
f = gerak makan (mm/putaran)
v = kecepatan potong ( m/min )
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
2.3 MODUL 3 MESIN FRAIS ( MILLING )
2.3.1 Tujuan Praktikum
Dengan melaksanakan praktikum pengefraisan ini diharapkan :
1. Mahasiswa megenal dan mengetahui bagian-bagian dan fungsi dari mesin Frais.
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin bor/frais/milling machine
3. Mahasiswa dapat menghitung waktu pemotongan serta daya yang diperlukan dalam operasi
pengefraisan.

2.3.2 Dasar Teori


Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengerjakan/menyelesaikan suatu benda kerja dengan
mempergunakan pisau frais ( cutter ) sebagai alatnya. Ditinjau dari kerjanya, mesin frais termasuk
mesin perkakas yang mempunyai gerak utama berputar dan gerakan penyayatan / gerak potong
dilakukan oleh perkakas potong ( cutter milling ), sedangkan gerakan pemakanan / gerak makan
dilakukan oleh benda kerja. Pisau frais dipasang pada sumbu/arbor mesin yang didukung dengan alat
pendukung arbor. Jika arbor mesin diputar oleh motor, maka pisau frais ikut berputar. Arbor mesin
dapat berputar kekanan atau kekiri, sedangkan banyaknya putaran diatur sesuai dengan kebutuhan.
Gerak meja pada mesin ini dapat bergerak dalam dua arah, yaitu : gerakan mendatar ( melintang ) lalu
gerakan kedua tegak ( naik-turun ).
1. Type Mesin Frais
Type mesin frais dapat dibedakan menjadi beberapa jenis (kebanyakan yang terdapat dalam
bengkel-bengkel lembaga pendidikan) adalah :
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
• Mesin frais mendatar

2. Alat Perlengkapan
a. Arbor (Poros tempat Cutter/Pahat Frais)
Arbor adalah tempat memasang / memegang pisau frais pada setiap mesin, sepanjang
arbor dibuat alur pasak yang sama ukurannya dengan alur pasak yang terdapat pada ring
penjepit pahat yang juga sesuai dengan alur pasak yang terdapat pada pahat frais, arbor juga
dinamakan poros frais yaitu perlengkapan yang berguna sebagai tempat kedudukan pisau frais
yang ditempatkan pada sumbu mesin, bentuk alat ini bulat panjang dan sepanjang badannya
diberi alur spie (pasak), bagian ujungnya berbentuk tirus dan ujung lainnya berulir, poros ini
di lengkapi dengan cincin (ring penekan) yang dinamakan collar.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
b. Cutter (Pisau Frais)
Pisau ini mempunyai beberapa bentuk disesuaikan dengan kebutuhan sehingga nama
pahatpun disesuaikan dengan bentuk dan kegunaannya, misalnya pisau frais roda gigi yakni
pisau khusus yang memfrais alur-alur roda-roda gigi, pisau frais mantel dimana sisi-sisi
pemotongnya hanya terdapat pada mantel (keliling) nya saja, pisau frais jari yakni pisau frais
yang kecil dan ramping bertangkai kecil dipasang pada ujungnya pada mesin frais vertikal.
Pisau frais kepala hampir serupa dengan pisau mantel yang sisi pemotongnya ditambah pada
salahsatu muka dan lubang arbornya dibagian yang berisi pemotong dibuat bertingkat. Pisau
frais sudut dimana sisi-sisi pemotongnya membentuk sudut yang lebih kecil dari 900 atau
disebut juga pisau sudut.Pisau frais cekung dan cembung berbentuk cekung dan cembung
untuk membuat alur setengah bulat(menonjol dan berbentuk alur), pisau frais gergaji untuk
membuat alur-alur pada benda kerja.
c. Kepala Lepas
Pekerjaan yang akan dikerjakan pada mesin frais dapat diikat dengan cekam seperti
halnya pada mesin bubut/ditempelkan pada meja frais dengan jalan mengklaim pada alur meja
dengan menggunakan baut-baut berkepala segi empat, sedangkan untuk memfrais alur pasak,
roda gigi lurus , alur helix atau segi banyak beraturan, benda kerjanya dipegang antara dua
senter, salah satua antaranya pada kepala lepas.
Kepala Pembagi
Benda kerja dapat dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam lubang dalam
spindel kepala pembagi dan senter lainnya dipasang pada kepala lepas, untuk menahan benda
kerja yang panjang biasanya digunakan kepala lepas. Untuk membuat roda-roda gigi, segi
banyak beraturan, alur-alur poros digunakan kepala pembagi, kebanyakan roda cacing yang
terdapat pada kepala pembagi bergigi 4 dan poros cacing berulir tunggal sehingga untuk
memutar satu putaran benda kerja memerlukan engkol di putar 40 kali. Kepal pembagi ini
berfungsi untuk membuat pembagiaan atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang
tadi dalam sekali pemakanan. Macam kepala pembagi ada 4 yakni: pembagian langsung,
pembagian sederhana, pembagian sudut, pembagian diferensial.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
d. Meja Putar
Untuk mesin frais tegak/vertical digunakan meja putar sebagai kepala-pembaginya,
dalam alur ini di buat alur T untuk menambatkan / menjepit benda kerja atau perkakas lain
dengan bantuan jepit. Meja putar keliling dapat dikokohkan diatas meja penambat mesin frais
dengan bantuan baut penjepit.
e. Ragum / Tanggem Penjepit
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan bentk benda kerja
berbeda-beda maka disesuaikan juga bermacam-macam ragum, ragum datar dipakai untuk
pekerjaan ringan, ragum pelat dipakai untuk pekerjaan beratpada mesin besar, ragum busur
pada alas ragum terdapat skala indeks sudut, sudut rahang benda kerja dapat disetel dalam
arah horizontal sebesar sudut tertentu. Ragum universal sudut rahangnya dapat di setel dalam
rahang horizontal atau vertical sebesar sudut tertentu.
Penjepitan benda kerja sembarang dapat diadakan dengan menggunakan berbagai
macam variasi di sesuaikan dengan bentuk benda kerjanya :
• Klem datar dengan ganjalan yang harus disediakan
• Klem datar dengan ganjal pasangan yang daoat disetel
• Klem bengkok tanpa ganjal
• Klem datar tanpa ganjal, pemotongan dapat lebih dekat pada klem bila dibandingkan
dengan klem c
• Klem jari atau klem pena, Klem VIII dapat dipakai tanpa ganjal.
• Klem jari atau klem pena
• Klem jari atau klem pena
• Klem jari atau klem pena
• Klem jari dengan celah pemotong yang dapat lebih dekat pada klem.
• Klem U sangat mudah memasangnya pada baut.
• Klem yang tingginya dapat diatur sendiri.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
3. Pekerjaan Memfrais
Dasar-dasar pekerjaan memfrais adalah sebagai bagan berikut, juga memfrais roda-roda
gigi dan segi banyak beraturan dan lain sebagainya. Geram yang terjadi dikarenakan oleh
gerakan pisau frais, sisi potongnya membentuk lingkaran, pisau frais merupakan pahat potong
yang berganda, agar supaya pisau frais dapat memotong benda kerja sisi potongnya juga
mempunyai sudut baji seperti halnya pada pahat bubut, untuk mendapatkan beram benda kerja
bergerak lurus, gerakan utama dan gerakan pemotonagn dijalankan oleh mesin, selam
pengerjaaan setiap mata pahat memakan benda kerja hanya pada waktu berputar dan harus
mendapatkan pendinginan, oleh sebab itu tekanan tidak seberat pada pahat bubut dan sisi
potongnya akan memotong dengan konstan.
Pada pengerjaan yang sederhana sumbu pahat pararel dengan permukaan benda kerja
yang dikerjakan, pahat berputar silinder dan mempunyai sisi potong pada kelilinggnya. Pada
pengerjaan yang kedua sumbu pahat tegak lurus dengan permukaan benda kerja. Pisau frais
bukan hanya memotong dengan gigi-gigi pada sekelilingnya saja tetapi juga dengan bagian
muka pisau frais, beram akan terpotong sama tebalnya. Dalam pengerjaan dengan pisau frais
yang mendatar mesin akan menerima tekanan tidak teratur dan karena bentuk pisau yang
pamping hasilnya akan terdapat goresan-goresan.

4. Penjagaan / Pemeliharaan Mesin Frais


Tiap operator mesin frais harus bertanggung jawab tentang kelancaran mesin untuk
dapat bekerja dengan hasil yang baiak. Untuk ini diberikan petunjuk seperti dibawah ini :
• Sebelum mulai menjalankan mesin, minyakilah bagian-bagian mesin yang berputar/
bergerak.
• Bersihkan bagian-bagian alas meja sebelum mulai memasang catok/benda kerja, dan juga
sebelum menjalankan meja mesin.
• Jaga agar alat-alat geser meja mesin tidak kemasukan brim/air pendingin, karena dapat
merusak dan juga dapat menyebabkan macetnya meja mesin.
• Jangan menggunakan meja mesin untuk menaruh alat-alat yang berat seperti palu, kunci-
kunci pengikat alat dan lain-lain, dan juga jangan memukul benda pada alas meja frais.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
5. Pengeboran
Pengeboran adalah cara/operasi yang menghasilkan lubang-lubang bulat pada logam
atau bukan logam dengan menggunakan perkakas potong berupa mata bor. Mesin frais
termasuk mesin perkakas proses pemotongan logam dengan proses putar (turning cutting
metal process). Pemotongan logam pada mesin frais menggunakan alat potong berputar
bergigi banyak (multi edge cutting tool).
Pada saat dilakukan pemotongan pada mesin bor, ada dua gerakan yang dilakukan
secara bersamaan yaitu :
• Gerak Putaran yang disebut gerakan pemotongan dan menentukan kecepatan potong
bor. Kecepatan ini diukur dalam m/menit.
• Gerakan Pemakanan, yaitu gerakan arah garis sumbu mata bor terhadap benda kerja.
Hal ini akan menentukan ketebalan dari chip. Pemakanan diukur dalam mm/r (1 mm
tiap putaran).
Karena gerak yang bersamaan dari gerak putaran dan pemakanan ini, sisi pemotong dari
mata bor akan menguraikan sebuah bentuk spiral dan menghasilkan chips.

Batasan dalam pendefinisian drilling dan boring


Drilling Sebuah operasi yang menghasilkan lubang pada
seluruh bahan atau memperbesar lubang dengan
mata bor.
Boring operasi/cara memperbesar lubang yang telah di
bor oleh alat potong yang dapat diatur atau core
drill. Pembesaran
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material

BAB 3
Lembar Kerja Praktikum
3.1 Latihan Bubut, milling dan Kerja bangku
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
3.2 Latihan Milling, Skrap dan kerja bangku
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material

LAMPIRAN
Lampiran 1.1
Soal Tugas Pendahuluan
1. Isilah kotak kosong pada tabel (klasifikasi proses pemesinan berdasarkan jenis gerakan relative
perkakas potong terhadap benda kerja) dan gambar mesin bubut di Lampiran 1.2
2. Sebutkan dan berikan gambar / skets masing-masing 2 (dua) dari peralatan yang umum digunakan
(kecuali perkakas potong / pahat) pada mesin bubut, freis / milling, sekrap, dan gurdi / bor.
3. Buatlah perencanaan urutan / tahapan proses pengerjaan dari semua materi praktek pemesinan dasar
pada modul ini berdasarkan pemahaman teori dan pengetahuan yang saudara miliki. Gunakan format
yang tersedia pada lampiran 1.3.

Ketentuan Penulisan dan pengumpulan Tugas Pendahuluan


• Tugas pendahuluan dibuat di kertas folio dan TULIS TANGAN serta tinta berwarna biru
(TULISAN DAN GAMBAR HARUS JELAS).
• Tugas pendahuluan bersifat INDIVIDU.
• Tugas pendahuluan dikumpulkan pada saat pertama praktikum serta diserahkan kepada asleb
sebelum praktek (jika praktikan tidak mengumpulkan tugas pendahuluan maka praktikan TIDAK
BISA mengikuti kegiatan praktikum).
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material

Sistematika Penulisan Laporan Praktikum


1) Cover (Lampiran 1.4)
2) Lembar Pengesahan (Lampiran 1.5)
3) Kata Pengantar
4) Daftar Gambar
5) Daftar Tabel
6) Daftar simbol
7) Daftar isi
8) BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Waktu dan Tempat Praktikum
1.3 Tujuan dan Manfaat Praktikum
9) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
10) BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan Praktikum
3.2 Tahapan Proses Benda Kerja (Lampiran 1.3)
3.2.1 Latihan Bubut, Milling dan Kerja bangku
3.2.2 Latihan Miliing, Skrap dan Kerja bangku
11) BAB 4 PEMBAHASAN
12) BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
13) LAMPIRAN
Gambar Teknik Latihan Bubut, milling dan Kerja bangku
Gambar Teknik Latihan Milling, Skrap dan kerja bangku
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
Ketentuan Penulisan dan pengumpulan Laporan Praktikum
• Laporan Praktikum dibuat di kertas A4 dan tulis tangan serta tinta berwarna biru (TULISAN
DAN GAMBAR HARUS JELAS) kecuali Lembar Pengesahan dan Cover boleh diprint
• Laporan Praktikum dijilid plastik bening.
• Laporan Praktikum bersifat INDIVIDU.
• Laporan Praktikum dikumpulkan pada saat setelah 7 hari praktikum selesai untuk tiap
kelompoknya sendiri.
• Margin left 4 cm, top 3 cm, right 3 cm, bottom 3 cm (Digaris tinta pulpen biru)
• JIKA LAPORAN PRAKTIKUM TELAT MENGUMPULKAN MAKA NILAI
DIKURANGI 50 %.
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
Lampiran 1.2
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
Lampiran 1.3
TAHAPAN PROSES PENGERJAAN
Peralatan Yang
No Gambar / Skets Uraian Pekerjaan Keterangan
Diperlukan
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
Lampiran 1.4

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PEMESINAN LOGAM

Oleh :
Surowinoto NIM : 2113161072

JURUSAN TEKNIK METALURGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MANUFAKTUR


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2020
Universitas Jenderal
Achmad Yani
Praktikum Teknik Pemesinan Logam
Laboratorium Produksi dan Material
Lampiran 1.5
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum
Teknik Pembentukan logam
Surowinoto NIM : 2113161072

Diterima Oleh :
Laboratororium Produksi dan Material
Universitas Jenderal Achmad Yani

Bandung, 06 Juli 2020


Koordinator Asisten Laboratorium , Asisten Lab ,

Danil Aditya Rizal Nurachman


NIM. 2113161018 NIM. 2113161080

Koordinator Praktikum
Teknik pembentukan logam

Gagan GT, ST., MT.


NID. 4121 028 93

Anda mungkin juga menyukai