DISUSUN OLEH:
NPM: 1907230133
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM MEKANIKA KEKUATAN
MATERIAL
NPM : 1907230133
(Affandi,S.T.,M.T) (…………………………….)
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM MEKANIKA KEKUATAN
MATERIAL T.A. 2020 / 2021
NPM : 1907230133
PERCOBAAN/MOL :
PEMBIMBING :
No.
Asistensi Tanggal Paraf Keterangan
...................,Tanggal - -2021
(Affandi,S.T.,M.T) (………………)
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Lembar Asistensi
Kata Pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Umum
1.3 Manfaat
Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam, kepadanya kita bersyukur
atas segala rahmat dan karunia yang diberikan, sehingga Laporan Praktikum
“Mekanika Kekuatan Material” bisa terselesaikan dengan baik. Adapun laporan
ini kami susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh
dikatakan sempurna. Untuk itu, kami menerima kritik dan saran yang
membangung dari pembaca sekalian, agar kedepannya Laporan Praktikum ini
dapat disempurnakan. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk kita
semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum Mekanika Kekuatan Material adalah
penulis dapat membagi kedalam dua manfaat, secara garis besar yaitu manfaat
langsung maupun manfaat tidak langsung. Adapun manfaat langsung yang
didapat yaitu :
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kekerasan Brinel
2. Kekerasan Moyer
p
Pm =
n .r 2
4p
Kekerasan Moyer = (kg/ 2 )
∏ d 2 mm
Kekerasan Moyer merupakan cara pengaturan yang lebih
mendasar hal mengukur kekerasan lekukan, namun yang jarang
digunakan untuk pengukuran kekerasan.
P = k . dn
Keterangan :
d : diameter lekukan
3. Kekerasan Viekers
Uji keekrasan Viekers menggunakan penumbuk piramida intan
yang dasarnya berbentuk bujur sangkar. Besar sudut antara permukaan
piramid yang saling berhadapan adalah 1360 sudut ini dipilih kerena
nilai tersebut mendekati sebagian besar nilai perbandingan yang
diinginkan anatar diameter.
Lekukan dan diameter penumbuk pada uji kekerasan Brinel karena
bentuk penumbuk piramid, maka pengujian ini dinamakan uji
kekerasan pyramid intan.
8
2 p . sin 1854 D
D= 2 =
2 L2
L
Uji ini menggunakan kedalaman lekukan pada beban yang konstan sebagai
ukuran kekerasa, mula-mula diterapkan beban kecil sebesar 10 kg untuk
mendapatkan benda uji. Hal ini akan memperkecil jumlah presisi permukaan
yang dibutuhkan dan juga diperkecil kecenderungan untuk terjadi
penumbukan keatas atau penemuan yang disebabkan oleh penumbuk,
kedalam lekukan akan tekanan pula gage penumbukan menyalurkan angka
kekerasan. Petunjuk tersebut terdiri atas 100 bagian, masing- masing bagian
menyatakan penembusan sedalam 0,00008 inch.
5. Kekerasan Mikro
Banyak persoalan metakergi memerlukan data-data mengenai
kekerasan pada daerah yang sangat kecil, pengukuran gradien
kekerasan-kekerasan pada permukaan yang dikaburasi, pengukuran
kekerasan kandungan tunggal pada struktur mikro atau penentuan
kekerasan pada roda gigi. Arlogi merupakan tipe persoalan dari jenis
kekerasan mikro, pemakaian uji kekerassn goresan untuk keperluan
persoalan diatas telah dibahas sebelumnya tetapi ternyata lebih baik
menggunakan uji kekerasan lekukan.
P P
KHN = = 2C
Ap !
Keterangan :
4. Mengumpulkan informasi
5. Menyusun hipotesis
6. Mengevaluasi data
7. Menarik kesimpulan
1. Metode Goresan
Metode ini dikenalkan oleh Friedrich
Mohsya itu dengan membagi kekerasan material di
dunia ini berdasarkan skala
(yang kemudian dikenal sebagai skala Mohs). Skala ini bervariasi dari
nilai 1 untuk kekerasan yang paling rendah, hingga nilai
10 sebagai skala kekerasan tertinggi. Dalam skala Mosh
urutan nilai kekerasan material di dunia diwakili oleh :
Schmidt Hammer
Mengukur pantulan dari “spring loaded
hammer”. Pengujian ini berhubungan dengan kekuatan
tekan beton
Ø jarak antara indentasi satu dengan lainnya ialah tiga kali diameter
indentasi.
di mana:
P = beban (kg)
D = diameter indentor (mm)
d = diameter jejak (mm)
c. Metode Rockwell
Metode ini dikembangkan oleh S.P Rockwell pada tahun 1922.
Berbeda dengan metode Brinell dan Vickers di mana kekerasan suatu
bahan dinilai dari diameter/diagonal jejak yang dihasilkan, maka
metode ini merupakan uji kekerasan dengan pembacaan langsung
(direct-reading). Metode ini banyak digunakan dalam industri karena
praktis.
Pengujiannya terdiri dari pemakaian beban minor 10 kg untuk
diletakan pada indentor dan kemudian memberikan beban mayor
(biasanya 100 kg) untuk menciptakan permanent depression pada jejak
yang disebabkan pembebanan minor. Standar pengujian kekerasan
dengan metode Rockwell ini terdapat pada ASTM E 18.
Metode Rockwell menggunakan indentor berbentuk kerucut
bersudut 120o dari intan dengan diameter 1/16 inch atau bola baja
berdiameter 1/8 inch. Beban yang digunakan bervariasi 60,100,dan
150. Jenis indentor dan beban menentukan skala kekerasan yang
digunakan.
Gambar 7.Indentor yang digunakan dalam metode Rockwell
Regular Rockwel
Minor load : 3 Kg
d. Metode Knoop
Metode ini merupakan salah satu metode micro-hardness, yaitu uji
kekerasan untuk benda uji yang kecil. Nilai kekerasan Knoop adalah
pembebanan dibagi dengan luas penampang yang terdeformasi
permanen. Jejak yang dihasilkan sekitar 0.01 mm – 0.1 mm dan beban
yang digunakan berkisar antara 5 gr – 5 kg. Permukaan benda uji harus
benar-benar halus.
2.2 TORSION
Mesin torsi adalah suatu alat yang dirancang untuk mengukur seberapa besar gaya
puntir yang dapat dilakukan saat kita melakukan pengujian dari suatu alat. Jika
merujuk pada kamus umum Wikipedia torsi diketahui sebagai salah satu istilah
dalam disiplin ilmu fisika. Torsi bisa dimaknai sebagai gaya rotasional. Torsilah
yang membuat benda berputar terhadap porosnya. Benda akan berhenti jika ada
usaha melawan torsi dengan besar yang sama secara berlawanan.
Spesifikasinya :
- Bentuk struktual : Tipelantai
- Rentang pengukuran : 100N.mm
- Rentangtampilan : 0 – bebanpenuh
- Resolusibeban : 0,001 / 0,01 / 0,1 /1 /10
- Ujirentangsudut : 0 – 9999,9 °
- Resolusisudutpuntir : 0,1°
- Rentang pengukuran yang akurat : 2% - 100% Torsi uji maksimum
- Ketinggian specimen uji : ≤ 70 mm
- Panjang sempel diuji : ≤ 160 mm
- Akurasiindikasi : ± 1%
- Piring torsi diameter : 100 mm
- Catudaya : 220V
Mesin torsi kendali computer ini juga sama fungsinya dengan mesin atau alat uji
lainnya. Pemakaian semua operasi atau pengaturan kerjanya dikendalikan melalui
sebuah program computer yang sudah diprogram hasil dari pengujian dapat
langsung dicetak dengan mesin pencetak (printer).
Gambar2 .Mesin Torsi KendaliKomputer
Sepesifikasinya:
- Max test torsion
- Weight
- Loading
- Max reading of torsion engine
- Pc
Mesin ini berfungsi untuk melihat jadi besar gaya torsi atau
memuntir sebuah alat. Namun yang membedakan adalah mesin ini
memiliki layar – layar digital untuk menampilkan data berupa angka
dari hasil pengujian torsi yang kitalakukan.
spesifikasinya :
- Max. test torsion : 0,02 Nm
- Min. reading of torsion : 20 – 200 Nm
- Torsion meaguvment range : 9999,5°
- Max. Reading of torsion range : 0,5°
- Min. reading of torsion range : 10 mm
- Diameter of specimen : 2,25 mm
- Max. testingvoltige : Ac 220 V± 10%
- Weight : 50 kg
Gambar 5 Momengaya
τ=lxF
Jika antara lengan gaya l dan gaya F tidak tegak lurus maka
rumus nya dapat ditulis sebagai berikut ini :
τ = l x F sin α
Keterangan :
Rumusnya :
T=rxF
T : torsi
r : vektor dari axis putaran ke titik dimana gaya bekerja
F : vektor gaya
Energi alias torsi membuat mobil bergerak dari posisi diam menjadi
bergerak. Besarnya torsi mempengaruhi kecepatan perubahan posisi
kendaraan, baik mobil atau motor, dari satu titik ke yang lainnya.
Ruang bakar mesin memiliki torsi yang berasal dari proses kompresi
campuran bahan bakar dengan udara yang menghasilkan ledakan di
silinder. Ini yang memicu piston turun sehingga menghasilkan energi
atau tenaga untuk memutar poros engkol. Tenaga ini lalu disalurkan ke
roda penggerak.
Jika ada mobil di jalan menanjak dengan muatan banyak maka beban
yang muncul terhadap roda maupun mesin akan lebih besar. Ini
dipengaruhi kemiringan jalan menanjak yang membuat gaya gravitasi
dan gaya seret (drag force) kian besar.
Dalam kondisi tersebut kendaraan butuh torsi lebih besar. Sebab, kerja
piston terjadi secara resiprokal alias bolak-bali yang memunculkan
gerak lingkar sehingga terjadi perubahan vektor. Semakin besar sudut
vektor maka perubahan gaya pun semakin besar.
2.3 IMPACT
Secara umum macam mesin impact terdiri dari dua jenis yaitu:
Sedangkan
E= P (H0 – H1)
Dimana :
Metode Pengujian:
A. Metode Charpy
Batang uji Charpy sebagaimana telah ditunjukkan pada Gambar
3.1 banyak digunakan di Amerika Serikat. Sampel uji memiliki
dimensi ukuran yaitu 10 x 10 x 55 mm (tinggi x lebar x panjang).
Posisi takik berada di tengah, kedalaman takik 2mm dari permukaan
benda uji dan sudut takik 45o. Bentuk takik berupa U, V, key hole
(seperti lubang kunci).
B. Metode izod
Metode Izod lazim digunakan di Inggris dan Eropa. Sampel
uji memiliki dimensi ukuran yaitu 10 x 10 x 75 mm (tinggi x lebar
x panjang). Posisi takik berada pada jarak 28 mm dari ujung benda
uji, kedalaman takik 2 mm dari permukaan benda uji dan sudut
takik 45o.
2.4 Komposit
Pada masa lalu getasnya matriks diatasi dengan menggunakan serat asbes,
sedang lembatan datar atau molekul sudah ditemukan awal abad ini. Keberadaan
alat pengujian komposit yang mana masih kurang pada beberapa percobaan tidak
dilakukan.
Pada modul komposit mahasiswa diperkenalkan metode pembuatan
komposit. Pembuatan komposit yang dilakukan memakai campuran resin sebagai
pengeras dan dicampur dengan katalis sebagai penguat. Metode yang dilakukan
yaitu pembuatan komposit matriks polymer.
Komposit terdiri dari 2 lebih yang berbeda bentuk satu kesatuan. Neton
bertulang yang bisa juga merupakan suatu komposit terdiri dari besi beton dalam
matriks beton. Selain itu badan perahu motor dan layar yang terbuat dari plastik
yang diperkuat dengan serat (FRP – Fiber Retaret Plastic) disini digunakan serat
gelas untuk pelapis bejana pemanas air gundula yang diperkuat jaringan serat
gelas.
Baja yang merupakan campuran karit dan karbida tidak dapat dianggap
sebagai komposit, sebab kedua komponen tidak terbentuk secara terpisah
merupakan paduan suatu proses tertentu. Sama halnya dengan yang dianggap
berasal dari satu tempat yaitu kilang panas. Pada percobaan komposit yang
dilakukan yaitu komposit yang terbuat dari serat gelas dan dicampur dengan
penguat.
2.4.1. Jenis-Jenis Komposit
Komposit jenis ini terdiri dari logam dan alloy sebagai matriks dan biasanya
diperkuat dengan bahan serat Kristal, partikel halus alloy sebab itu matriks nya
logam komposit ini lebih kuat dan memiliki ketahanan terhadap suhu tinggi yang
lebih baik dibandingkan dengan komposit matriks polimer. Namun bahan yang
harus dikeluarkan untuk pengaduan komposit matriks logam ini sangat besar.
Pada umumnya terdapat tiga jenis matriks logam yaitu, aluminium, magnesium,
dan titanium dengan matriks tersebut dapat dikurangi.
3. Komposit hibrida
Komposit ini mempunyai kelebihan lain. Matriks ini memiliki kekuatan
tegangan dan modulus elastisitas yang lebih tinggi, ketahanan terhadap
kelembaban, kestabilan dimensi mudah disambungkan dan mempunyai modulus
elastisitas dan kesalahan yang tinggi. Suhu lebur matriks aluminium dan
magnesium lebih tinggi dari PMC. Walaupun setiap memiliki ketahanan terhadap
gesekan dan aksi dari yang lebih baik.
Fraksi Berat Serat Fraksi berat serat adalah perbandingan antara berat serat
dengan berat komposit. Semakin besar fraksi berat serat semakin bertambah
kekuatan dan kekakuan komposit. Secara umum fraksi berat serat maksimum
adalah 80% yaitu ketika tidak semua serat dikelilingi oleh matrik.
Volume Cetakan (Vc)
𝑉𝑐 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 (2.1)
Dimana : Vc : Volume Cetakan (cm3 )
l : Lebar Cetakan (cm)
t : Tinggi Cetakan (cm)
p : Panjang Cetakan (cm)
Fraksi Berat Serat ( FW )
wf
𝐹𝑊 = × 100% (2.2)
wf +℘
1. Mesin Hardness
Gambar 3.1.Mesin Hardness
4. Spesimen Alumunium
6. Untuk kekuatan alat uji dapat dilihat hasilnya pada hasil pengukuran
yang terlihat pada hasil akhir
7. Melepaskan benda kerja secara perlahan agar alat uji tidak mengalami
kerusakan
8. Setelah para peserta praktikum selesai mengukur kekuatan material
dapat kembali merapikan alat dan benda kerja lalu mematikan mesin
kedalam bentuk semula.
A= 74,7 D= 48,0
B= 75,1 E= .....?
C=75,2 F= 49,0
= 48,0+(49,0-48,0 ( 75,1−74,7
75,2−74,7 )
= 48,0+(1 ( 0,4
0,5 )
= 48,0+0,8
= 48,8
A= 76,8 D= 52,0
B= 77,2 E= .....?
C= 77,4 F= 53,0
E= D+( F−D ¿
= 52,0+(53,0-52,0 ( 77,2−76,8
77,4−76,8 )
= 52,0+(1 ( 0,4
0,6 )
= 52,0+0,7
= 52,7
A= 76,5 D= 51,0
B= 76,5 E= .....?
C= 76,8 F= 52,0
= 51,0+(49,0-48,0 ( 76,5−76,3
76,8−76,3 )
= 51,0+(1 ( 0,2
0,5 )
= 51,0+0,4
= 51,4
Mencari nilai HRC
Pada Spesimen Torsi
1. Dik= HRA= 73,6
Maka nilai
HRC = 46,0 (Sudah Ada Pada Tabel)
2. Dik= HRA= 74,7
Maka nilai
HRC = 48,0 (Sudah Ada Pada Tabel)
3. Dik : HRA = 75,0
Maka nilai
HRC = 48,6 (interpolosi)
A= 74,7 D= 48,0
B= 75,0 E= .....?
C= 75,2 F= 49,0
= 48,0+(49,0-48,0 ( 75,1−74,7
75,2−74,7 )
)
= 48,0+(1 ( 0,3
0,5 )
)
= 48,0+0,6
= 48,6
3.2Mesin Impact
Dengan spesifikasi:
Dengan spesifikasi
-Kegunaan (Kemampuan)
Kegunaan mesin impact pada praktikum ini sebagai alat pengujian impact
pada logam tertentu agar kita mengetahui sifat-sifat dari setiap logam dan bahan
yang digunakan logam tersebut, juga agar diketahui ketahanan sebuah logam jika
diberikan beban dan di operasikan pada suhu tertentu.
Mesin torsi adalah suatu alat yang dirancang untuk mengukur seberapa
besar gaya puntir yang dapat dilakukan saat kita melakukan pengujian dari suatu
alat. Jika merujuk pada kamus umum Wikipedia torsi diketahui sebagai salah satu
istilah dalam disiplin ilmu fisika. Torsi bisa dimaknai sebagai gaya rotasional.
Torsilah yang membuat benda berputar terhadap porosnya. Benda akan berhenti
jika ada usaha melawan torsi dengan besar yang sama secara berlawanan.
8. Kunci L
Gambar 3.15Kunci L
Adapun hal yang harus diperhatikan saat melakukan praktikum ini agar
terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan yaitu :
Jwb :
T = . t .Ip
= (80,70376Gpa) (68° ) (4,0192 x 10−10 m 4)
= 2,611 x 10−6 N.m
Jwb :
π .θ
rad =
180°
(3,14)(49 °)
=
180 °
= 0,8552 rad
2. Radian untuk specimen d = 8 mm
Dik = π = 3,14
θ = 68°
Dit = dalam rad…?
Jwb :
π .θ
rad =
180°
(3,14)(68 ° )
=
180 °
= 1,18682 rad
Adapun momen inersia puntir dan penampang luas suatu kounstanta untuk
penampang luas tertentu dengan luas :
4
π .d
I =
32
1 Inersiarolor specimen d = 6 mm
Dik = d = 6 mm = 6 x 10−3 m
π = 3,14
Dit =Ip…?
Jwb :
4
π .d
Ip =
32
= (3,14) ¿ ¿
= 1,2717 x 10−3 m4
2 Inersiarolor specimen d = 8 mm
Dik = d = 6 mm = 8 x 10−3 m
π = 3,14
Dit =Ip…?
Jwb :
π . d4
Ip =
32
= (3,14) ¿ ¿
= 4,0192 x 10−3 m4
Momenpuntir
θ .. π
Np =
L
1. Momenpuntir specimen d = 6 mm
Dik = θ = 49°
= 41,9048Gpa
Ip = 1,2717 x 10−10 m 4
L = 100 mm = 0,1 m
Dit =Mp…?
Jwb :
θ .. π
Mp =
L
2,611 x 10−7
=
0,1
= 2,611 x10−5
2. Momenpuntir specimen d = 8 mm
Dik = θ = 68°
= 80,70376Gpa
Ip = 4,0192 x 10−10 m 4
L = 100 mm = 0,1 m
Dit =Mp…?
Jwb :
θ .. π
Mp =
L
= 2,205 x10−5
Teganganpuntir
Mp
Tp =
℘
1. Teganganpuntir specimen d = 6 mm
Dik = Mp = 2,611 x 10−5
Wp = 4,239 x 10−8 m3
Dit =Tp…?
Jwb :
Mp
Tp =
℘
2,611 x 10−5
=
4,239 x 10−8
= 6,159 x10−14
2. Teganganpuntir specimen d = 8 mm
Dik = Mp = 2,205 x 10−5
Wp = 1,0048 x 10−7
Dit =Tp…?
Jwb :
Mp
Tp =
℘
2,205 x 10−5
=
1,0048 x 10−7
= 2,194 x10−12
3.3 Mesin impact
6. Jangka sorong
B= 75,1 E= ....?
C= 75,2 F= 49.0
E= D + ¿
= 48,0 + ¿
= 48,0 + ¿
= 48,0 + 0,8
=48,8
E= D+(F-D ¿
= 52,0 + (53,0 – 52,0 ( 77,2−76,8
77,4−76,8 )
= 52,7
= 48,0 + (1 ( 0,3
0,5 )
)
= 48,0 + 0,6
=48,6
3.1.1. Spesimen Praktikum dan alat praktikum
BAB IV
4.1 Kesimpulan
1. Praktikum Mekanika Kekuatan Material dilaksanakan sebagai persyaratan
yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam perkuliahan.
2. Pada Praktikum uji Torsi dilakukan untuk mengetahui nilai gaya Puntir
pada setiap Spesimen.
3. Mengetahui tingkat Keuletan suatu material yang akan digunakan dalam
perancangan.
4. Pada Praktikum uji Impact bertujuan untuk mengetahui titik batas
Kelelahan suatu material.
5. Dalam Pengeujian Impact terdapat dua metode, yaitu :
1. Metode Cherfy
2. Metode Izad
6. Dalam pengujian Tensile dapat mengetahui perhitungan tentang kekuatan
suatu material.
7. Pengujian tensile dilakukan untuk mengetahui sifat Ketahanan dari bahan
tersebut.
8. Dari perhitungan Tensile Skala efektif memastikan hasil tes yang akurat
9. Pengujian hardness dilakukan untuk mengetahui karakteristik atau sifat
yang dimiliki oleh logam yang akan diuji.
10. Dalam pengujian hardness terdapat lima metode pengujian, yaitu :
a. Metode Brinell
b. Metode Rockwell
c. Metode Micro
d. Metode moyer
e. Metode vikers
4.2 Saran
1. Dalam melakukan praktikum harus memahami dasar teori tentang
Mekanika Kekuatan Material.
2. Praktikum harus mengikuti arahan dari asisten lab yang bersangkutan agar
tidak terjadi hal yang tidakdiinginkan.
3. Perlunya diadakan penambahan dan perbaikan alat praktikum.
4. Perlunya meningkatkan kedisiplinan dalam praktikum seperti disiplin
dalam waktu.
5. Diharuskan menggunakan perlengkapan Keselamatan Kerja dan alat
pelindung diri.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.undip.ac.id/38886/1/Alat_Uji_Impak_Charpy.pdf).com Diakses
pada tanggal 25 Juli 2020 Pukul 16.00 WIB.
https://www.academia.edu/8960096/
laporan_praktikum_uji_tarik_dan_uji_impact_jurusan_pendidikan_teknik_mesin.
com Diakses pada tanggal 26 Juli 2020 Pukul 13.00 WIB.
http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/Anrinal/Metalurgi%20Fisik/Materi
%20Ajar%20(Pdf-Version.com Diakses pada tanggal 27 Juli 2020 Pukul 19.00
WIB.
[4] Tim Laboratorium Uji Bahan dan Metrologi 2015. Jobsheet Uji Kekerasan,
Badung,Bali,
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bali
[6] Khurmi, R.S dan J.K. Gupta. 1982. A Text Book of Machine Design, New
Delhi : Eurasia Publishing HouseLtd.