Anda di halaman 1dari 12

C.

Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa Keperawatan : Ketakutan memandikan bayinya berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga untuk merawat bayinya
Tujuan Kriteria Standar Intervensi
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan
pertemuan selama
1 x 30 menit
keluarga berani
dan mampu
memandikan
bayinya.

Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan
pertemuan 1 x 30
menit pertemuan
keluarga mampu :
1. Keluarga Perilaku Kelurga mampu 1.1 Kaji
mampu (psikomotor) mengambil kemampuan
mengambil keputusan untuk keluarga
keputusan memandikan dalam
untuak bayinya, ibu pengambilan
merawat bersedia untuk keputusan
anggota memandikan 1.2 Ajarkan
keluarga bayinya. kembali
(memandikan bagaimana
bayinya). cara
memandikan
bayi
1.3 Anjurkan
untuk
pengambilan
keputusan
secara
musyawarah

2. Keluarga Perilaku 1.1 Kaji


mampu (psikomotor) pengetahuan
merawat a. Peralatan ibu tentang
anggota mandi : peralatan
keluarganya  Bak mandi mandi dan
(memandikan plastik cara
bayinya)  2 buah memandikan
a. Keluarga handuk bayi.
mampu mandi/seli 1.2 Kaji sampai
menyebutkan mut mana
peralatan  2 buah keberanian ibu
untuk kain untuk
memandikan penyeka memandikan
bayinya.  Sabun bayinya
b. Keluarga yang sendirian
mampu lembut(sab 1.3 Dukung ibu
mendemontras un yang untuk
ikan cara tidak mencoba
memandikan wangi memendikan
bayi adalah bayinya
yang sendiri
paling 1.4 Bimbing ibu
baik, dalam
karena memandikan
sabun ini bayinya
tidak 1.5 Berikan pujian
membuat kepada ibu
kulit bayi terhadap
kering) kemampuanny
 Salep a dalam
vitamin A memandikan
dan bayi
vitamin D
(untuk
kulit
kering)
 Alcohol,
isoprofil 70
%
 Bola
kapas/cotto
n bud
untuk
pemberian
alcohol
b. Cara
memandikan
bayi :
 Kumpulka
n peralatan
 Nasehatka
n orangtua
untuk
menjadwal
kan waktu
mandi
yang tidak
dapat di
sela, jika
memungki
nkan
 Cuci muka
bayi
mengguna
kan kain
lap yang
telah
dibasahi
dengan air
hangat,
tetapi
tidak
mengandu
ng sabun
 Bersihkan
area mata
pertama
kali (pada
saat kain
masih
sangat
bersih).
Gunakan
ujung kain
lap yang
telah
dililitkan
di jari,
mata
kanan dari
kantus
bagian
dalam,
hingga ke
kantus
bagian
luar.
 Cuci
bagian sisa
muka
sampai ke
bawah
bagu
 Lap
bagian
dada dan
perut
mengguna
kan busa
di tangan
atau
dengan
kain lap,
bilas dan
keringkan
 Lakukan
perawatan
komplit
pada tali
pusat
dengan
cara
membersih
kan
sekeliling
ujung tali
pusat
mengguna
kan bola
kapas
yang telah
diberi
sedikit
alcohol
 Ganti
popok
 Dengan
lembut,
bersihkan
bayi dari
daerah
simfisis
sampai ke
anus
 Jika ranbut
belum di
cuci secara
perlahan
bedong
bayi
mengguna
kan
selimut
yang
kering
 Berikan
tutup di
kepala
bayi
hingga
bayi
selesai
dikenakan
baju dan
hangatkan
bayi
kembali
setelah
mandi
untuk
memperta
hankan
suhu tubuh
bayi.

D. Implementasi dan evaluasi


No. Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
dan keperawatan
Waktu
1. 1 januari Ketakutan 1.1 Mengkaji S : Keluarga
kemampuan
2009 memandikan mengatakan
keluarga
bayinya dalam akan
pengambilan
berhubungan dengan bermusyawarah
keputusan
ketidakmampuan 1.2 Mengajarkan O : Keluarga
kembali
keluarga untuk bermusyawarah
bagaimana
merawat bayinya cara untuk mengabil
memandikan
keputusan.
bayi
1.3 Menganjurkan A : Masalah
untuk teratasi
pengambilan
keputusan
secara
musyawarah
1.1 Kaji S : Keluarga
pengetahuan
mengatakan
ibu tentang
peralatan akan mencoba
mandi dan
memandikan
cara
memandikan bayinya.
bayi. O : Keluarga
1.2 Kaji sampai
tampak tidak
mana
keberanian ibu takut lagi untuk
untuk
mencoba
memandikan
bayinya memandikan
sendirian
bayinya
1.3 Dukung ibu
untuk A : Masalah
mencoba
teratasi
memendikan
bayinya sebagian
sendiri
P : Lanjutkan
1.4 Bimbing ibu
dalam intervensi
memandikan
selanjutnya.
bayinya
2.5 Berikan pujian
kepada ibu
terhadap
kemampuanny
a dalam
memandikan
bayi
BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan ini mengenai kesejangan. Kesenjangan yang ditemukan antara


BAB II dengan BAB III. Dengan melihat serta menganalisa antara tinjauan teoritis
dengan tinjauan kasus, maka terdapat beberapa hal yang harus dibahas yaitu :

A. Tahap Pengkajian
Pada tahap pengkajian keluarga Tn .U memberikan respon positif sehingga
penyusun dapat bekerja sama dengan keluarga yang pada akhirnya proses asuhan
keperawatan keluarga dapat dilaksanakan

Setelah melakukan pengkajian, masalah yang ditemukan pada keluarga Tn.


U dengan anggota keluarga ibu post partum seperti yang dikemukakan pada Bab II
adalah sebagai berikut : Tidak/kurang sehat (Ibu ketakutan memandikan bayinya).

B. Tahap Diagnosa
Diagnosa asuhan keperawatan keluarga dilakukan sesuai dengan
diagnosa yang telah diprioritaskan. Walaupun dalam membuat diagnosa
asuhan keperawatan keluarga penyusun mengalami hambatan, karena
penyusun mengalami kebingungan dalam membuat diagnosa. Diagnosa pada
kasus hanya ada satu yaitu ketakutan memandikan bayinya berhubungan
dengan ketidakmampuan merawat bayi dan termasuk pada diagnosa
keperawatan keluarga resiko(ancaman).
C. Tahap Perencanaan
Secara teoritis penyusunan perencanaan dilaksanakan bersama-sama
dengan keluarga, dan sangat menyenangkan karena pihak keluarga sangat
kooperatif dan ramah.
D. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dilakukan sesuai dengan
rencana tindakan yang telah dirumuskan. Dalam melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga penyusun tidak menemukan hambatan hal ini didukung
oleh :

1. Klien dan keluarga klien dapat diajak kerjasama.


2. Klien dapat melaksanakan dengan baik tanpa paksaan.
E. Evaluasi
Pada dasarnya setiap tujuan evaluasi merupakan tahap untuk memonitor
sejauh mana hasil yang telah dicapai selama melakukan asuhan keperawatan
keluarga. Namun secara kognitis, keluarga mengalami perubahan-perubahan
sesuai dengan standar asuhan keperawatan keluarga. Perubahan ini diharapkan
akan merubah perilaku keluarga secara perlahan menuju perilaku sehat.

Hambatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada keluarga ini adalah


kemampuan yang dimiliki kelompok dalam menggali masalah yang ada dalam
keluarga, adapun dukungan adalah adanya kerjasama dan sikap pengertian dari
keluarga sehingga memperlancar proses pengkajian khususnya dan proses
keperawatan secara keseluruhan.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penyusun melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga post partum, maka
penyusun dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Post partum merupakan suatu penyakit yang sangat memerlukan tindakan


keperawatan dan pengobatan yang tepat karena jika dibiarkan dapat mengancam
keselamatan jiwa klien. Sehingga adanya saling percaya, keterbukaan dan
kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengan keluarga akan
memudahkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan keluarga.
2. Proses pengkajian keperawatan keluarga dilakukan dengan pendekatan secara
komperhensif yang dilandasi sikap profesional yang tinggi meliputi aspek bio-
pskososial spiritual terhadap semua anggota keluarga beserta lingkungannya serta
berbagai faktor yang mempengaruhinya.
3. Proses diagnosa keperawatan keluarga didasarkan pada tujuan umum dan tujuan
khusus, dan didapatkan dua diagnosa.
4. Pada tahap perencanaan dilakukan bersama-sama keluarga akan tetapi jika tidak
bisa dilakukan, petugas harus memberikan informasi kemudian meminta
persetujuan kepada keluarga untuk melaksanakan rencana perawatan yang telah
ditetapkan.
5. Pada tahap pelaksanaan digunakan metode-metode yaitu penyuluhan,
demonstrasi, anjuran dan motivasi yang mudah dipahami dan dilakukan oleh
keluarga.
6. Tahap evaluasi diperlukan kriteria waktu yang berupa penentuan tercapainya
tujuan dalam tempo beberapa kali pertemuan agar dapat menilai kesesuaian antara
tujuan yang telah ditetapkan dengan hasil yang sudah dicapai.
Berdasarkan hasil yang diperoleh secara umum penulis telah menyelesaikan
semua tahapan-tahapan secara teori, meskipun ada beberapa hal yang perlu
disempurnakan.
B. SARAN

Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga post partum, maka


penyusun mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Tahap pengkajian
Tahap pengkajian diharapkan perawat harus lebih diperdalam kembali secara
komperhensif meliputi aspek bio-psikosocial dan spiritual dengan membina
kerjasama, kepercayaan yang baik dengan keluarga melalui teknik komunikasai.

2. Tahap Diagnosa
Tahap diagnosa diharapkan perawat harus lebih mengetahui cara membuat
diagnosa pada keluarga. Diagnosa diharuskan mengarah pada tugas keluarga,
tugas itu sebagai patokan dalam menentukan diagnosa keperawatan keluarga
karena diagnosa keperawatan keluarga berbeda dengan asuhan keperawatan pada
umumnya.

3. Tahap perencanaan.
Sebaiknya dilakukan dengan cara peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dalam memberikan informasi dan memotivasi kepada keluarga sehingga
memudahkan dalam proses pelaksanaannya.

4. Tahap pelaksanaan
Tindakan keperawatan pada keluarga harus sesuai dangan rencana yang telah
ditetapkan seperti dalam memperhatikan tingkat pendidikan keluarga, sumber
daya keluarga dan sarana prasarana yang ada di keluarga

5. Tahap evaluasi
Pada tahap evaluasi diupayakan agar keluarga dapat mempertahankan dan
meningkatkan hasil yang telah dicapai setelah seluruh tindakan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Sudiharto, 2007, Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan


Transkultural, Jakarta, EGC

Bobak ,dkk, 2004, Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC

FKPP SPK Se- Jawa Barat, 1997, Perawatan Kebidanan yang Berorientasi pada
Keluarga, Bandung

Brayshaw, Eileen, 2007, Senam Hamil dan Nifas, Jakarta, EGC

Patricia, dkk, 2005, Asuhan Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir, Jakarta, EGC

Suprajitno, 2004, Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktik, Jakarta,


EGC

Anda mungkin juga menyukai