Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan
pertemuan 1 x 30
menit pertemuan
keluarga mampu :
1. Keluarga Perilaku Kelurga mampu 1.1 Kaji
mampu (psikomotor) mengambil kemampuan
mengambil keputusan untuk keluarga
keputusan memandikan dalam
untuak bayinya, ibu pengambilan
merawat bersedia untuk keputusan
anggota memandikan 1.2 Ajarkan
keluarga bayinya. kembali
(memandikan bagaimana
bayinya). cara
memandikan
bayi
1.3 Anjurkan
untuk
pengambilan
keputusan
secara
musyawarah
PEMBAHASAN
A. Tahap Pengkajian
Pada tahap pengkajian keluarga Tn .U memberikan respon positif sehingga
penyusun dapat bekerja sama dengan keluarga yang pada akhirnya proses asuhan
keperawatan keluarga dapat dilaksanakan
B. Tahap Diagnosa
Diagnosa asuhan keperawatan keluarga dilakukan sesuai dengan
diagnosa yang telah diprioritaskan. Walaupun dalam membuat diagnosa
asuhan keperawatan keluarga penyusun mengalami hambatan, karena
penyusun mengalami kebingungan dalam membuat diagnosa. Diagnosa pada
kasus hanya ada satu yaitu ketakutan memandikan bayinya berhubungan
dengan ketidakmampuan merawat bayi dan termasuk pada diagnosa
keperawatan keluarga resiko(ancaman).
C. Tahap Perencanaan
Secara teoritis penyusunan perencanaan dilaksanakan bersama-sama
dengan keluarga, dan sangat menyenangkan karena pihak keluarga sangat
kooperatif dan ramah.
D. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dilakukan sesuai dengan
rencana tindakan yang telah dirumuskan. Dalam melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga penyusun tidak menemukan hambatan hal ini didukung
oleh :
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penyusun melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga post partum, maka
penyusun dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tahap pengkajian
Tahap pengkajian diharapkan perawat harus lebih diperdalam kembali secara
komperhensif meliputi aspek bio-psikosocial dan spiritual dengan membina
kerjasama, kepercayaan yang baik dengan keluarga melalui teknik komunikasai.
2. Tahap Diagnosa
Tahap diagnosa diharapkan perawat harus lebih mengetahui cara membuat
diagnosa pada keluarga. Diagnosa diharuskan mengarah pada tugas keluarga,
tugas itu sebagai patokan dalam menentukan diagnosa keperawatan keluarga
karena diagnosa keperawatan keluarga berbeda dengan asuhan keperawatan pada
umumnya.
3. Tahap perencanaan.
Sebaiknya dilakukan dengan cara peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dalam memberikan informasi dan memotivasi kepada keluarga sehingga
memudahkan dalam proses pelaksanaannya.
4. Tahap pelaksanaan
Tindakan keperawatan pada keluarga harus sesuai dangan rencana yang telah
ditetapkan seperti dalam memperhatikan tingkat pendidikan keluarga, sumber
daya keluarga dan sarana prasarana yang ada di keluarga
5. Tahap evaluasi
Pada tahap evaluasi diupayakan agar keluarga dapat mempertahankan dan
meningkatkan hasil yang telah dicapai setelah seluruh tindakan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
FKPP SPK Se- Jawa Barat, 1997, Perawatan Kebidanan yang Berorientasi pada
Keluarga, Bandung
Patricia, dkk, 2005, Asuhan Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir, Jakarta, EGC