PENANGGUNG JAWAB
TIM RISET
Sekar Maghfiroh
TIM LAYOUTER
KATA PENGANTAR
Dalam hal ini, sebuah gedung perpustakaan haruslah didesain senyaman dan seramah
mungkin untuk penggunanya melakukan aktivitas di dalam. Oleh karena itu, kampus rela
mengeluarkan dana yang tidak sedikit dan merencanakan dengan sangat matang untuk
membangun perpustakaan yang nyaman digunakan semua orang.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Laporan :
Waktu Pelaksanaan :
Semester :V
DAFTAR ISI
Perpustakaan Universitas Indonesia (Crystal of Knowledge)
Sejarah Perpustakaan UI telah melalui proses panjang sejak tahun 1959, ketika
pimpinan Perpustakaan Fakultas dan Lembaga di lingkungan Universitas Indonesia
mengadakan rapat untuk pertama kali di Biro Presiden Universitas untuk membicarakan
organisasi perpustakaan. Sebagaimana lazimnya sebuah organisasi, perubahan dan
perkembangan kelembagaan Perpustakaan UI berjalan seiring perkembangan UI itu sendiri.
Hingga tahun 2010, UI memiliki 12 Perpustakaan Fakultas dan 1 Program Pascasarjana, yaitu
Ke 13 perpustakaan ini dikoordinir oleh Perpustakaan UI dalam hal pengadaan koleksi serta
pengembangan SDM, sedangkan kebijakan pengelolaan perpustakaan masing-masing
dibawah koordinasi pimpinan fakultas dan Pascasarjana.
Integrasi Perpustakaan UI
Gedung bernama “The Crystal of Knowledge” ini selesai dibangun di awal tahun
2011, dan proses integrasi dimulai pada bulan Maret 2012. Adapun perpustakaan yang
bergabung ke gedung baru tersebut adalah:
1. Perpustakaan Pusat
2. Perpustakaan FIB
3. Perpustakaan FT
4. Perpustakaan FMIPA
5. Perpustakaan FIK
6. Perpustakaan FH
Beberapa fakultas lain tetap memiliki perpustakaan di fakultas namun memindahkan
sebagian koleksinya ke gedung baru, yakni:
1. Perpustakaan FASILKOM
2. Perpustakaan Fakultas Psikologi,
3. Perpustakaan FISIP
4. Perpustakaan FKM
5. Perpustakaan FE
Dengan bergabungnya beberapa perpustakaan dari fakultas ke gedung baru, maka UI
tidak lagi menggunakan istilah ‘perpustakaan pusat’ namun menjadi 'Perpustakaan UI'.
Perpustakaan Universitas Indonesia adalah salah satu unit pendukung utama kegiatan
akademik (pemelajaran, pengajaran dan penelitian). Perpustakaan UI memiliki sekitar 1,5
juta koleksi yang disimpan di Perpustakaan UI dan di beberapa perpustakaan fakultas.
Sebagai unit pendukung pengajaran dan penelitian, Perpustakaan UI terus berusaha
mengembangkan diri dengan menambah koleksi-koleksi terbaru, melanggan berbagai online
databases, mengembangkan sistem, serta memberikan layanan prima kepada pengguna. Saat
ini Perpustakaan UI merupakan salah satu perpustakaan rujukan bagi perguruan tinggi yang
ada di Indonesia dan menjadi trend setter dalam pengembangan perpustakaan di Indonesia.
1. Starbucks
Kedai kopi asal Amerika Serikat yang terkenal menjual kopi berkualitas dengan harga
yang relatif mahal tersebut menjadi salah satu fasilitas dari Perpustakaan UI. Starbucks
menjadi salah satu tenant yang menjadi bagian dari perpustakaan tersebut.Namun respon
miring justru datang dari sebagian mahasiswa UI akan kehadiran Starbucks di lingkungan
kampusnya. Mereka menilai tidak begitu membutuhkan fasilitas kedai kopi yang harga
pergelas kopinya rata-rata berkisar di angka Rp 50 ribu.
Wajar saja jika dengan harga segelas kopi yang relatif mahal untuk kantong
mahasiswa tersebut, Starbucks hanya biasa diakses oleh mahasiswa dengan kelas ekonomi
menengah ke atas.Meski demikian, kedai kopi Starbucks itu selalu ramai setiap harinya
dengan deretan kursi yang hampir terisi penuh dan sejumlah mahasiswa yang sedang
mengantri untuk memesan minuman.
2. Kebun Apple
Kebun Apple yang dimaksudkan adalah sederetan komputer canggih bermerek Apple
dengan jenis iMac. Komputer buatan perusahaan yang dibentuk Steve Jobs ini per-unitnya
dibanderol dengan kisaran harga mulai Rp 15 hingga 25 juta.Sedikitnya di diagram yang
tertera ada sekitar 186 unit iMac di Ruang Komputer. Namun kehadiran ratusan unit
komputer tersebut pun tidak luput dari kritik mahasiswanya.
Senada dengan Arsa, Fajar rekan satu fakultasnya dari jurusan Sosiologi juga
melancarkan kritik cukup pedas akan kehadiran ratusan iMac di perpustakaan
mereka.Menurut Fajar, komputer tersebut terlalu canggih untuk digunakan di Perpustakaan
UI dan cenderung tidak ramah bagi para pengunjung perpustakaan yang akhirnya
menyalahgunakan fasiliatas komputer itu.
3. Gold's Gym
Soal adanya fasilitas pusat kebugaran atau gym di Perpustakaan UI tentu menjadi
janggal bagi masyarakat luar, apalagi mahasiswanya.Pusat kebugaran yang ada di
perpustakaan UI ini bukan sembarang fasilitas olaharaga biasa. Tapi Gold's Gym, yang
dikenal sebagai pusat kebugaran dengan alat canggih dan biasa diakses oleh masyrakat kelas
menengah-atas .
Namun tidak semua mahasiswa dapat menggunakan fasilitas tersebut, karena ada
keharusan bagi mahasiswa yang ingin menggunakan gym tersebut untuk mengurus member
atau keanggotaan.Diperkirakan untuk menggunakan fasilitas tersebut membutuhkan biaya
sampai jutaan rupiah.
4. Theater
Layaknya mall di kota-kota besar, kampus UI pun memiliki theater. Ruang nonton
tersebut menjadi satu dengan bangunan Perpustakaan UI.Fasilitas Theater tersebut didukung
oleh layar lebar dengan sound sistem cukup canggih, layaknya di bioskop pada umumnya.
Tapi di perpustakaan yang sudah mirip Mall ini, toko buku tersebut menjadi salah satu
fasilitas yang menempati ruangan tidak begitu besar tepat di sebelah Starbucks.Tidak banyak
aktivitas pengunjung di dalamnya. Saat mahasiswa dikonfirmasi, ternyata banyak dari mereka
yang tidak membutuhkan toko buku tersebut.
Mahasiswa UI justru mengandalkan kios buku yang mereka sebut Barel untuk
menunjang akademiknya. Di Barel itu lah mereka biasanya mendapat buku yang sesuai
dengan rumpun ilmu mahasiswa, tidak seperti buku-buku yang terdapat pada toko buku
Books & Beyond.
Berbagai fasilitas itu merupakan tenant yang memang disewakan oleh pihak pengelola
gedung Perpustakaan UI. Namun kehadiran tenant tersebut justru mengundang kritik dari
mahasiswa UI itu sendiri.
Profil Arsitek
Hotel Novotel Surabaya, Maya Ubud Resort & Spa Bali, EX Plaza Jakarta, Kantor
Kementerian Perdagangan RI, Perpustakaan Universitas Indonesia, serta Gedung UOB Jakarta, adalah
hasil rancangan Budiman.
Budiman Hendropurnomo juga mempunyai ciri khas dalam desain arsitekturnya yang selalu
menyisapkan kesan nusantara, ia berharap agar arsitek muda dapat semakin memajukan dan
melestarikan bangunan-bangunan tradisional khas Indonesia. “Seorang arsitek Indonesia harus
memiliki konsep bangunan yang berwawasan Nusantara.” tapi selain itu Budiman juga mempunyai
ciri khas dalam desain futuristik, contohnya desain Budiman yang mengangkat konsep futuristik
adalah perpustakan pusat Universitas Indonesia.
INTERIOR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA
MATERIAL INTERIOR
Interior bangunan didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain
melalui sistem void. Sejumlah pohon besar sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung
itu. Keindahan menjadi lengkap karena gedung itu mengeksplorasi secara maksimal
keindahan tepi danau yang asri, sejuk, dan teduh. Untuk beberapa ruang menggunakan
penghawaan buatan menggunakan AC.
SISTEM PENCAHAYAAN
Pencahayaan ruang berasal dari sinar matahari yang menembus bagian dinding kaca fasad
dan dari penyediaan lampu di semua titik plafond. Pada malam hari lampu dan segala
macam yang berhubungan dengan kelistrikan, benar-benar menggunakan Energi Ramah
lingkungan yaitu menggunakan Panel surya pada bagian fasad bangunan agar menyerap
energi sinar matahari secara maksimal.
SISTEM PENGAIRAN
Pengairan, 60% bangunan tersebut ditimbun lapisan tanah dan rumput, di antara punggung
rerumputan itu terdapat jaringan – jaringan selokan yang disampingnya terdapat kaca tebal
bening. Selokan itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca
sebagai sistem pencahayaan. Punggung rumput ini dapat mereduksi fungsi alat pendingin
udara sampai 15%. Bangunan juga dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah. Karena itu,
air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan. Tentunya,
setelah diproses melalui pengolahan limbah.
Konstruksi
Model bangunan menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi danau
sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai potensi pemanfaatan
atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan alam dilakukan melalui
beberapa skylight.
Di balik gundukan rerumputan hijau terdapat 5 bangunan tinggi yang menjulang
hingga beberapa ratus meter berisikan ruangan-ruangan kosong yang disiapkan
sebagai ruang utama perpustakaan UI.
Di punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan yang berguna
sebagai pendingin suhu ruangan yang ada didalamnya, hingga dapat mereduksi fungsi
alat pendingin udara sampai 15 persen.
Di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan-jaringan selokan yang di
sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter. Selokan itu untuk
mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai sistem
pencahayaan.
Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang
yang lain melalui sistem void. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam
menjadi maksimal.
Penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap
bangunan.
Guna memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi sistem
pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di
punggung bangunan. Dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan limbah atau
sewage treatment plant (STP).
Terdiri delapan lantai,
1. Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa yang terdiri toko buku, toko
cenderamata, ruang internet, serta ruang musik dan TV. Ada juga restoran dan kafe,
pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan bank.
2. Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang tamu, ruang pelayanan umum
dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis.
3. Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Gedung perpustakaan
juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.
Gedung akan menggunakan panel surya sebagai sumber energinya.
Keunikan yang lain, nanti akan terdapat berbagai huruf aksara dari seluruh dunia yang
akan ditulis di kaca gedung sebagai dinding.
–
Finishing Bahan Bangunan
Interior menggunakan batu paliman palemo.
Eksterior bangunan tersebut menggunakan batu alam andesit.
Bahan bangunan dari batuan ini (batu alam andesit untuk eksterior dan batu paliman palemo
untuk interior) bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu dicat. Untuk
melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter
lebih dari 100 sentimeter sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung itu. Keindahan
menjadi lengkap karena gedung itu mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi danau
yang asri, sejuk, dan, teduh.
PENUTUP
KESIMPULAN
Unsur yang paling menonjol pada fasad gedung Perpustakaan Universitas Indonesia ialah
penggunaan material yang mendominasi seluruh permukaan bangunan yang terdiri dari batu
andesit, kaca, dan rumput. Interior bangunan didesain terbuka dan menyambung antara satu
ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Keindahan menjadi lengkap karena gedung
itu mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi danau yang asri, sejuk, dan teduh. Untuk
beberapa ruang menggunakan penghawaan buatan menggunakan AC. Pencahayaan ruang
berasal dari sinar matahari yang menembus bagian dinding kaca fasad dan dari penyediaan
lampu di semua titik plafond.
Daftar Pustaka :
1. Penjelasan Perpustakaan Indonesia (Crystal of Knowledge)
https://id.wikipedia.org/wiki/Crystal_of_Knowledge
http://lib.ui.ac.id/profil?hal=1
3. Fasilitas
https://www.liputan6.com/news/read/2400524/ini-6-kemewahan-perpustakaan-ui-yang-
menuai-kritik-pedas
4. profil arsitek
http://arkitekturr.blogspot.com/2017/01/profil-budiman-hendropurnomo.html
https://charles4site.wordpress.com/2017/09/25/konstruksi-perpustakaan-universitas-
indonesia/
http://arsitektur-indonesia.com/arsitektur/perpustakaan-ui-salah-satu-arsitektur-ramah-
lingkungan/