BA X 3.6 Dinamika Atmosfer
BA X 3.6 Dinamika Atmosfer
KELAS
10
A. KARAKTERISTIK LAPISAN-LAPISAN ATMOSFER BUMI
1. Pengertian Atmosfer
Atmosfer berasal dari kata:
Atmos = uap atau udara
Sphaira = lapisan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa atmosfer ini adalah lapisan udara yang
menyelimuti bumi. Lapisan ini terdiri dari berbagai macam gas. Gas – gas
tersebut adalah:
a. Nitrogen (N2) sebanyak 78,08%
b. Oksigen (O2) sebanyak 20,95%
c. Argon (Ar) sebanyak 0,93%
d. Karbondiosida (CO2) sebanyak 0,034%
e. Unsur – unsur lain (Neon, helium, ozon, hidrogen, krypton, metana dan
xenon)
2. Ciri-ciri Lapisan Atmosfer
a. Berada pada ketinggian 0 – 560 Km di atas permukaan tanah
b. Terdiri dari gas, debu dan uap air
c. Tidak berwarna, berwujud, berbau namun dapat dirasakan dalam bentuk
angin
d. Menyebabkan tenakan karena memiliki berat
e. Dapat mengembang dan menyusut
f. Terdiri dari lapisan – lapisan udara dengan karakter dan fungsi yang
berbeda.
Salah satu unsur yang penting di atmosfer adalah uap air. Uap air ini
berasal dari penguapan air laut, air danau, air sungai, air permukaan lainnya
serta transpirasi oleh mahkluk hidup. Terdapat juga smog pada atmosfer.
Smog ini singkata dari smoke dan fog, yaitu kabut tebal yang sering dijumpai
di daerah industri.
3. Lapisan-lapisan Atmosfer
Gambar 2. Pelangi
Pelangi adalah gejala optik yang terjadi akibat proses pembiasan
sinar matahari oleh titik – titik air hujan sehingga terurai menjadi berkas
warna (spektrum warna). Warna – warna terdiri atas merah, jingga, kuning,
hijau, nila, biru, ungu.
b. Halo
Gambar 4. Sandikala
Sandikala adalah cahaya berwarna merah kekuningan yang muncul
ketika matahari terbit dan terbenam.
d. Fatamorgana
Gambar 5. Fatamorgana
Sumber : https://saripedia.files.wordpress.com/2011/12/fatamorgana.jpg?w=401
(diunduh pada tangga 12 Maret 2017 pukul 23.35)
Gambar 6. Aurora
Sumber : https://i.ytimg.com/vi/75YNSArVj5M/maxresdefault.jpg (diunduh pada
tangga 12 Maret 2017 pukul 23.22)
Aurora adalah pita cahaya warna warni yang terdapat di langit kutub
utara dan selatan. Fenomena ini terjadi karena interaksi antara gelombang
elektromagnetik matahari dan medan magnet bumi. Aurora di kutub utara
disebut Aurora Borealis, sedangkan yang di selatan disebut Aurora
Australis.
6. Manfaat Penyelidikan Atmosfer
Penyidikan atmosfer memiliki beberapa manfaat, antara lain adalah:
a. Melakukan prakiraan cuaca.
b. Menyelidiki kemungkinan hujan buatan.
c. Mengetahui penyebab gangguan radio dan televisi.
B. PENGUKURAN UNSUR-UNSUR CUACA DAN INTERPRETASI DATA CUACA
1. Pengertian Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat dalam waktu yang singkat
dan wilayah yang sempit. Jangka waktu mencapai 1-14 hari. Ilmu
pengetahuan yang memepelajari cuaca disebut meteorology. Cuaca itu
terbentuk dari gabungan unsur-unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa
hanya beberapa jam saja. Misalnya : pagi hari, siang hari atau sore hari dan
keadaanya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat dan setiap jamnya. Di
Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24
jam melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Keadaan
Cuaca dapat diperkirakan dengan cara pengamatan. Pengamatan dilakukan
terhadap unsur-unsur cuaca seperti penyinaran matahari, suhu udarara,
kelembapan, tutupan awan , dan curah hujan.
2. Unsur-unsur Cuaca
a. Penyinaran Matahari
Temperatur di Indonesia dipengaruhi oleh posisi lintang dan
keadaan alamnya. Posisi lintang Indonesia berada di Antara 6 0 08’ LU dan
110 15’ LS sehingga Indonesia menerima panas matahari sama banyak.
Semua panas yang berasal dari penyinaran matahari diterima oleh
permukaan bumi, sebagian dipantulkan kembali, dan sebagian lagi diserap
oleh udara dan awan. Jumlah panas matahari yang diterima bumi
bergantung pada hal-hal berikut:
1) Lama penyinaran. Semakin lama penyinaran maka makin tinggi
temperatur.
2) Sudut datang sinar matahari. Semakin miring sinar matahari maka
makin berurang panasnya. Tempat yang mendapat sinar matahari yang
datang dari sudut miring lebih luas.
3) Ketinggian tempat. Semakin tinggi suatu tempat maka temperatur
makin rendah.
4) Komposisi udara. Apabila udara banyak mengandung awan (uap air)
dan gas karbon dioksida maka suhu udara akan meningkat.
5) Angin dan arus laut. Adanya angin dan arus laut yang datang dari
daerah dingin akan mendinginkan daerah yang dilalui.
6) Keadaan tanah. Tanah yang licin dan putih banyak memantulkan
panas. Tanah yang kasar dan hitam banyak menyerap panas.
7) Sifat permukaan. Dataran lebih cepat menerima panas daripada lautan.
8) Intensitas penyinaran matahari terhadap permukaan bumi dapat
diukur dengan alat pyrheliometer.
Gambar 7. Pyrheliometer
Tx = To – 0,6 x
Keterangan :
Tx = temperatur rata-rata suatu tempat (x) yang dicari
To = temperatur suatu tempat yang sudah diketahui
h = tinggi tempat (x)
Contoh :
Temperatur permukaan laut = 270 C . kota X tingginya 1500 m (di
Indonesia).
Tanya : berapa temperatur rata-rata kota X?
Jawab :
ℎ
Tx = To – 0,6 x 100
= 0
27 - 0,6 x
1500
100
= 0
27 - 0,6 x 15
= 0
27 - 9
0
0
= 18
c. Tekanan Udara
Permukaan bumi mendapat tekanan dari udara karena udara
memiliki masa. Besarnya tekanan udara dapat diukur dengan barometer.
Makin tinggi letak suatu tempat dari muaka laut, makin rendah tekanan
udaranya. Hal ini disebabkan oleh makin berkurangnya udara yang
menekan. Tekanan udara dihitung dengan menggunakan milibar. Garis
pada peta yang menghubungkan daerah yang bertekanan udara sama
disebut isobar.
Barometer juga dipakai untuk mengukur ketinggian tempat dari
muka laut. Setiap kenaikan 10 m, permukaan air raksa dalam tabug turun
rata-rata 1 mm. satua ini dapat dinyatakan dalam milibar (mb). Pada
lapisan atmosfer bawah, tekanan udara turun 1 mb untuk setiap
kenanikan 8 m. Pada lapisan atmosfer atas, tekanan udara udara turun 1
mb setiap kenaikan lebih dari 8 m.
Barometer aneroid sebagai alat pengukur ketinggian tempat disebut
altimeter. Altimeternya umunya digunakan untuk mengukur ketinggian
pesawat terbang. Tekanan udara pada suatu tempat berubah sepanjang
hari.
Gambar 13. Barometer
d. Angin
Perbedaan tekanan udara di beberapa tempat menimbulkan aliran
udara. Aliran ini berlangsung dari tempat yang bertekanan udara tinggi ke
tempat yang bertekanan rendah. Udara yang mengalir disebut angin.
Besarnya kecepatan angin dapat ditentukan dengan alat anemometer. ada
Tiga hal penting yang menyangkut sifat angin, yaitu kekuatan angin, arah
angin, dan kecepatan angin.
1) Kekuatan Angin
Kekuatan angin ditentukan oleh kecepatanya, makin cepat angin
bertiup maka makin tinggi kekuatanya.
2) Arah Angin
Angin meunjukan dari mana datangnya angin dan bukan kemana angin
itu bergerak. Menurut seorang ahli yang bernama Buys Ballot
mengemukakan hukumnya yang berbunyi : “udara mengalir dari
daerah maksimum ke daerah minimum. Pada belahan bumi utara,
udara atau angin berbelok ke kanan dan di bumi selatan berbelok ke
kiri”.
3) Kecepatan Angin
Kecepatan angin ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut:
a) Gradien barometrik
Gradien barometrik, yaitu angka yang menunjukan perbedaan
tekanan udara melalui dua garis isobar pada garis lurus, dihitung
untuk tiap-tiap 111km (jarak 111 km di eguator 1(atau 1/360 x
40.000 k =111 km). Menurut Hukum Steveson bahwa kecepatan
angin bertiup berbanding lurus dengan gradient barometriknya,
semakin besar pula kecepatanya.
b) Relief permukaan bumi
Angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata dan tidak
ada rintangan. Sebaliknya bila bertiup pada daerah yang reliefnya
kasar dan rintangan banyak , maka angin akan berkurang
kecepatanya.
c) Ada tidaknya tumbuh-tumbuhan
Banyaknya pohon-pohonan akan menghambat kecepatan angin dan
sebaliknya, bila pohon-pohonya jarang maka sedikit sekali memberi
hambatan kecepatan angin.
d) Tinggi dari permukaan tanah
Angin yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan
mendapatkan hambatan karena bergesekan dengan muka bumi,
sedangkan angin yang berttiup jauh di atas permukaan bumi bebas
dari hambatan-hambatan.
Jenis-jenis angin:
1) Angin tetap
Angin tetap adalah angin yang bertiup sepanjang tahun. Angin tetap
dibedakan menjadi berikut:
a) Angin barat adalah angin yang bertiup dari daerah sub tropis ke
intang 600 , baik lintang utara maupun lintang selatan
b) Angin timur adalah angin dingin yang bergerak dari kutub selatan
ke arah lintang 600 . baik lintang utara maupun lintang selatan
c) Angin pasat adalah angin tetap yang berasal dari daerah tekanan
maksimum subtropics (300-400 LU/LS) menuju kea rah daerah
tekanan minimum equator (katulistiwa). Angin pasat meliputi angin
pasat di belahan bumi utara disebut angin pasat timur laut, dan
angin pasat di belahan bumi selatan disebut angin pasat tenggara.
Di sekitar katulistiwa , kedua angin pasat ini bertemu. Karena
temperature di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara
tersebut dipaksa naik secara vertical (konveksi). Daerah pertemuan
kedua angin pasat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar
Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperature selalu tinggi.
Akibat kenaikan massa udara ini , wilayah DKAT terbebas dari
adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah
Doldrum (wilayah tenang).
d) Angin anti pasat, pada ketinggian tertentu massa angin pasat naik
secara vertical kembali bergerak mendatar kea rah wilayah sub
tropis. Angin anti pasat bergerak meninggalkan katulistiwa menuju
daerah maksimum subtropis.
2) Angin muson atau angin musim
Angin muson atau angin musim adalah angin yang bertiup atau
berhembus secara periodic setiap setengah tahun sekali berganti arah.
Angin muson barat laut terjadi Antara Oktober- April, dengan letak
matahari berada di belahan bumi selatan terutama Australia lebih
banyak menerima panas matahari , sehingga suhu disana lebih tinggi
(tekanan udara rendah). Sedangkan suhu di benua Asia rendah
(tekanan udara tinggi). Angin bergerak dari Asia ke Australia, sehigga
Indonesia terjadi musim penghujan karena di perjalanannya banyak
membawa uap air. Angin muson timur laut terjadi Antara April-Oktober.
Pada periode ini matahari berada pada belahan bumi bagian utara,
terutma bagian Asia yang banyak menerima pemanasan matahari,
akibatnya suhu di benua Asia tinggi (tekanan udara rendah)
sedangkan di benua Australia rendah (tekanan udara tinggi). Angin
bergerak dari Australia menuju Asia , sehingga di Indonesia terjadi
musim kemarau karena dalam perjalananya sedikit membawa uap air.
3) Angin lokal
a) Angin darat dan angin laut
Pada malam hari, suhu udara di daratan lebih cepat dingin sehingga
tekanan udara di atas daratan tinggi (maksimum). Sementara itu
suhu udara di lautan lambat dingin sehingga tekanan udaranya
rendah (minimum), sehingga angin bergerak dari daratan menuju ke
laut disebut dengan angin darat. Sebaliknya pada siang hari, terjadi
pergerakan udara dari laut menuju darat disebut angin laut.
3) Awan Rendah, terdapat pada ketinggian kurang dari 2 km. Awan yang
tergolong dalam awan rendah adalah sebagai berikut:
a) Stratocumulus (Sc) : Awan jenis ini bentuknya seperti bola-bola yang
sering menutupi seluruh langit sehingga tampak seperti gelombang
di lautan. Lapisan awan ini tipis sehingga tidak menimbulkan hujan.
4) Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian 500-
1500 meter.
a) Cumulus (Cu) : Merupakan aan tebal dengan puncak-puncak yang
agak tinggi, terbenuk pada siang hari karena udara naik. Bila awan
ini terkena sinar matahari hanya pada sebelah sisinya, timbul
bayangan berwarna kelabu.
4) Kabut pendinginan
Kabut peendinginan adalah kabut yang terjadi pada malam hari dan
udara terang karena pendinginan. Lapisan udara yang terjadi mencapai
kelembapan relative 100%.
f. Kelembaban Udara
Kelembapan udara dibedakan menjadi kelembapan mutlak dan
kelembapan nisbi. Kelembapan mutlak (kelembapan absolut) adalah
bilangan yang menunjukan massa uap air yang tertampung dalam satu
meter kubik udara. Di sisi lain, kelembapan nisbi (kelembapan relatif)
adalah bilangan yang menunjukan perbandingan Antara jumlah uap air
yang ada di udara saat pengukuran dan jumlah uap air maksimum yang
dapat ditampung oleh udara tersebut.
�������𝒑�� ������
��������𝒑� × ���%
� ����� = �����
�����
�����
Perhatiakan contoh soal berikut ini. Udara di sebuah ruang
laboraturium bervolume 27 m3 mengandung uap air sebanyak 360 gram.
Pada suhu 21o C, udara tersebut mengandung uap air sebanyak 18,5 gram,
sehingga:
���
��������𝒑� ���� = ��, ��� �/��
� ����� =
��
��
��, ���
���������� × ���% = �� %
�/��
�� ������� =
��,
�
Angka-angka diatas menunjukan bahwa jika suhu udara naik,
kelembapan relatifnya berkurang. Oleh karena itu, kelembapan relative
tertinggi terjadi pada pagi hari dan kelembapan relative terjadi pada sore
hari . Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan nisbi
adalah hygrometer rambut. Rambut manusia bersifat memanjang pada
udara basah dan memendek padaudara udara kering. Perubahan panjang
pendeknya rambut ini mampu menggerakkan jarum pada skala.
Higrometer yang mampu mencatat data kelembapan udara secara kontinu
disebut higrograf.
g. Curah Hujan
Banyaknya hujan yang terjadi pada suatu tempat dapat diketahui
dengan pengkuran curah hujan. Alat pengukur curah hujan disebut
penakar hujan. Alat pengukur curah hujan biasa berfungsi untuk
mengukur jumlah hujan yang jatuh selama 24 jam per hari pada suatu
gelas ukur.
Jumlah curah hujan juga tidak sama sepanjang tahun. Curah hujan
paling banyak terjadi selama bertiup angin musim barat.
1) Hujan zenital (hujan tropis), terjadi pada daerah tropis dan disebut juga
hujan naik equatorial. Hujan jenis ini biasanya terjadi pada sore hari
setelah pemanasan maksimal (pukul 14.00-15.00). Di daerah tropis
hujan ini terjadi bersamaan dengan kedudukan matahari pada titik
zenith, atau beberapa waktu sesudahnya. Daerah tropis mengalami
hujan zenital dua kali dalam setahun dan pada daerah subtropics
hanya mengalami satu kali dalam satu tahun.
2) Hujan musim, terjadi pada daerah-daerah musim , Hujan zenital di
daerah musim mengalami perubahan karena daerah –daerah ini
dipengaruhi oleh angim musim.
3) Hujan siklon (hujan frontal) terjadi di daerah beriklim sedang. Angin
yang berada pada daerah iklim sedang selalu disertai hujan karena
pada daerah siklon udara naik ke atas dan mendingin. Hujan di daerah
iklim sedang dapat dikatakan berlangsung sepanjang tahun.
4) Hujan musim dingin, terjadi di daerah-daerah subtropics. Daerah
subtropics di pesisir barat kontinen-kontinen pada waktu musim
dingin mengalami hujan ketika matahari berada pada posisi nadir.
5) Hujan musim panas, terjadi pada daerah subtropis (pesisir timur
benua).
6) Hujan pegunungan (hujan orografis), terjadi di daerah pegunungan.
Udara yang banyak mengandung uap air naik ke atas pegunungan .
Akibat penurunan suhu, terjadi peristiwa kondensasi dan terjadi hujan
pada lereng yang berhadapan dengan arah datangnya angin.
Keterangan :
Q = Perbandingan bulan kering dan bulan basah (%)
Md = mean (rata-rata) bulan kering, yaitu jumlah bulan kering dibagi
jumlah tahun pengamatan
Mw = mean (rata-rata) bulan basah, yaitu perbandingan antara
jumlah bulan basah dibagi dengan jumlah tahun pengamatan
Tabel 1. Nilai Q
e. Iklim Oldeman
Klasifikasi iklim Oldeman tergolong klasifikasi yang baru di
Indonesia dan pada beberapa hal masih mengundang diskusi mengenai
batasan atau kriteria yang digunakan. Namun demikian untuk keperluan
praktis klasifikasi ini cukup berguna terutama dalam klasifikasi lahan
pertanian tanaman pangan di Indonesia. Klasifikasi iklim ini diarahkan
kepada tanaman pangan seperti padi dan palawija. Dibandingkan dengan
metode lain, metode ini sudah lebih maju karena sekaligus
memperhitungkan unsur cuaca lain seperti radiasi matahari dikaitkan
dengan kebutuhan air tanaman.
Oldeman membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang
dihubungkan dengan pertanian menggunakan unsur iklim hujan. Ia
membuat dan menggolongkan tipe-tipe iklim di Indonesia berdasarkan
pada kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering secara berturut-
turut. Kriteria dalam klasifikasi iklim didasarkan pada perhitungan bulan
basah (BB), bulan lembab (BL) dan bulan kering (BK) dengan batasan
memperhatikan peluang hujan, hujan efektif dan kebutuhan air tanaman.
Kriteria bulan basah, lembab, dan bulan kering sesuai Oldeman
adalah sebagai berikut:
1) Bulan kering : curah hujan kurang dari 100 mm
2) Bulan lembab : curah hujan 100-200 mm
3) Bulan basah : curah hujan lebih dari 200 mm
Berdasarkan 5 tipe utama dan 4 sub divisi tersebut, maka tipe iklim
dapat dikelompokkan menjadi 17 wilayah agroklimat Oldeman mulai dari
A1 sampai E4 sebagaimana tersaji pada gambar segitiga Oldeman.
Oldeman mengeluarkan penjabaran tiap-tiap tipe agroklimat sebagai
berikut.
Selain yang di atas, hal sederhana yang dapat dilakukan juga adalah 5R
(Rethink, Reduce, Reuse, Recycle, Replace) yaitu :
a. Rethink : yaitu merubah pola perilaku dalam hal produksi dan konsumsi
suatu barang (produk) yang dihasilkan sehingga dapat dianalisis cara
melakukan daur ulang terhadap produk tersebut.
b. Reduce : yaitu sebisa mungkin mengurangi penggunaan barang-barang
atau material yang dipergunakan setiap hari karena semakin banyak
barang yang digunakan maka makin banyak juga sampah yang dihasilkan.
c. Reuse : yaitu sebisa mungkin memilih barang-barang yang dapat
digunakan kembali dan harus menghindari penggunaan barang-barang
yang dispossable (sekali pakai). Hal ini dilakukan untuk memperpanjang
waktu penggunaan suatu barang sebelum menjadi sampah.
d. Recycle : Sebisa mungkin barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi
dapat didaur ulang atau dimanfaatkan kembali misalnya plastik bekas
detergen bisa kita gunakan untuk membuat berbagai hasta karya yang
unik dan menarik contohnya tas.Dimana tas itu bisa kita jual,selain
mendapatkan hasilnya kita pun juga telah melindungi alam kita dari
bahaya global warming.
e. Recovery/Replace : Meneliti barang-barang yang dipakai sehari-hari
kemudian mengganti barang-barang sekali pakai dengan barang yang lebih
tahan lama.
E. KARAKTERISTIK IKLIM DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP
AKTIVITAS MANUSIA
1. Karakteristik Iklim di Indonesia
Letak astrronomis Indonesia yang berada pada 60 LU—110 LS dan di
antara 950 BT— 1410 BT, membuat Indonesia memiliki iklim tropis. Hal ini
mengakibatkan Indonesia mengalami siang hari 12 jam dan malam hari 12
jam. Selain itu, letak astronomis tersebut membuat iklim di Indonesia
dipengaruhi oleh tiga iklim, yaitu iklim musim (muson), iklim tropika (iklim
panas), dan iklim laut.
a. Iklim Musim (Iklim Muson) yaitu iklim yang sangat dipengaruhi oleh
angin musim yang berubah-ubah setiap enam bulan sekali. Angin muson
barat bertiup setiap Oktober hingga April yang sifatnya basah, sehingga
membawa musim penghujan. Angin muson timur bertiup sekitar bulan
April hingga bulan Oktober yang sifatnya kering mengakibatkan Indonesia
mengalami musim kering atau kemarau.
b. Iklim Tropis atau Tropika (Iklim Panas) yaitu dipengaruhi oleh Indonesia
yang berada di daerah tropis. Suhu yang tinggi mengakibatkan
peenguapan yang tinggi dan berpotensi untuk terjadinya hujan.
c. Iklim Laut, Indonesia yang merupakan negara kepulauan mengakibatkan
Indonesia memiliki wilayah laut yang luas, berakibat terjadinya penguapan
air laut secara intensif menjadi udara yang lembab dan curah hujan yang
tinggi.
Ketiga jenis iklim tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di
Indonesia. Rata-rata curah hujan di Indonesia sekitar 2.500 mm/tahun.
Karena kondisi curah hujan yang besar dan penyinaran matahari yang cukup,
wilayah Indonesia memiliki kondisi tanah yang tidak pernah kekurangan air
sehingga cocok untuk kegiatan pertanian.
Wilayah Indonesia diapit oleh benua yaitu benua Asia dan Australia,
serta dua samudera yaitu Samudra Hindia dan Samudera Pasifik. Letak
geografis tersebut mengakibatkan Indonesia terpengaruh oleh sirkulasi
monsun. Angin monsun yang bergerak melalui Indonesia mengakibatkan
Indonesia memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
a. Musim Penghujan di Indonesia (Oktober – April)
Angin monsun bergerak dari benua Asia (mengalami musim dingin) ke arah
benua Australia (mengalami musim panas) melalui Samudera Hindia dan
sebagian besar wilayah Indonesia, disebut sebagai munson barat. Kadar
uap air yang dibawa oleh angin ini sangat tinggi karena melewati samudera
yang luas dan dijatuhkan sebagai hujan dengan intensitas yang tinggi.
Gambar 34. Peta Pergerakan Angin Muson Barat
Asri Oktaviani. 2017. Atmosfer Bumi. Lembaga pelatihan OSN. Diakses dari
http://www.pelatihan-osn.com/ diunduh pada tanggal 10 Maret 2017,
pukul 14.44 WIB
Danang Endarto, dkk. 2009. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Hermana dan assomadi. 2005. Atmosfer Sains dan Fenomena. Journal of Climate
vol 18. halaman 864 – 875
Jimmy Fakhruddin. 2016. Ciri, Sifat, Karakteristik Dan Manfaat Lapisan Atmosfer
Bumi. Diakses dari http://www.bankjim.com/2016/11/ciri-
sifat- karakteristik-dan-manfaat.html/ diunduh pada tanggal 10 Maret
2017, pukul 14.15 WIB
Lili Sumantri. 2016. Buku Siswa Aktif dan Keatif Belajar Geografi 3. Bandug:
Grafindo