Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PRIORITAS MASALAH BERDASARKAN METODE CARL

DOSEN PENGAMPU :Ariska Putri Hidayatillah S.Kep.,Ns.,M.Epid

Di Susun Oleh Kelompok 6 :

Maulana Anang Ramadhan (181141024)

Nurul Hakim (181141028)

Restu Baitumah Eka W (181141031)

Serly RosaAgustin (181141034)

Uswatun Hasanah (181141042)

SEKOLAHTINGGIILMU KESEHATAN SURABAYA


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
2020/2021

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Al-hamdulillah puja dan puji syukur kami panjatkan kehadiran allah swt. Yang
melimpahkan taufik dan hidayahnya kepada kami sehingga saya dapat menyelesaikan
“makalah” ini dengan baik walaupun sangat sederhana.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan keharibaan junjungan kita
nabi Muhammad sebaik-baiknya insan lintang pemimpin bagi umat manusia karena
berkat beliaulah kita masih dapat merasakan nikmatnya islam.
Dalam ini saya akan membahas tentang“Prioritas Masalah Berdasarkan Metode
Carl” Namun pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena sampai
di sinilah batas kemampuan saya dan saya mengharap kritik yang konstruktif demi
perbaikan makalah yang selanjutnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada ibu Ariska Putri Hidayatillah S.Kep.,Ns.,M.Epid selaku pengajar mata kuliah
Keperawatan Komunitas 1 yang telah membimbingdalam kegiatan mengajar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien…. Ya Rabbal
Alamien.

Surabaya, 09 Oktober 2020

Penulis

DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………………………………….4
1.2
Tujuan…………………………………………………………………………………4

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Metode
CARL…………………………………………………………………………5
Kelebihan Metode
CARL…………………………………………………………6
Kekurangan Metode
CARL………………………………………………………6
2.2 Force Field
Analysis…………………………………………………………………..6
Kelebihan Force field
analysis……………………………………………………8
Kekurangan Force Field
Analysis………………………………………………..8
2.3 Study Kasus
a. Uji Kelayakan Solusi Menggunakan
CARL………………………………...10
b. Analisi Medan daya (Force Fiel
Analysis)…………………………………..11

BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan…………………………………………………………………………...13
3.2
Saran………………………………………………………………………………….13

DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………….14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode CARL (Capability, Accessability, Readiness, andLeverage)

Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk
menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif. Metode
ini dilakukan dengan menentukan skor atas criteria tertentu, seperti kemampuan
(capability), kemudahan (accessibility), kesiapan (readiness), serta pengungkit
(leverage).Semakin besar skor semakin besar masalahnya, sehingga semakin tinggi
letaknya pada urutan prioritas.Penggunaan metode CARL untuk menetapkan
prioritas masalah dilakukan apabila pengelola program menghadapi hambatan
keterbatasan dalam menyelesaikan maslah.Penggunaan metode ini menekankan
pada kemampuan pengelolaprogram.
Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan.Metode
CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-10.
Kriteria CARL tersebut mempunyaiarti:
C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan prasarana)
A = Accesibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.
Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/ cara/ teknologi serta
penunjang seperti peraturan atau juklak.
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran,
seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yanglain
dalam pemecahan masalah yang dibahas.(Amrin Madolan Agustus 10, 2018)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi metode CARL itu?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari metode CARL?
3. Bagaimana uji khalayak dengan menggunakan metodeCARL?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu metode Carl?
2. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari metode carl?
3. Untuk mengetahui khalayak dengan menggunakan metode Carl?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Metode CARL (Capability, Accessability, Readiness, andLeverage)

Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk
menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data
kualitatif. Metode ini dilakukan dengan menentukan skor atas criteria
tertentu, seperti kemampuan (capability), kemudahan (accessibility),
kesiapan (readiness), serta pengungkit (leverage).Semakin besar skor
semakin besar masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan
prioritas.Penggunaan metode CARL untuk menetapkan prioritas masalah
dilakukan apabila pengelola program menghadapi hambatan keterbatasan
dalam menyelesaikan maslah.Penggunaan metode ini menekankan pada
kemampuan pengelolaprogram.
Tidak semua masalah kesehatan akan mampu diatasi oleh
Puskesmas maupun Dinas Kesehatan Kabupaten. Untuk itu perlu
dilakukan penentuan prioritas masalah dengan menggunakan salah satu
dari berbagai cara yang biasanya digunakan. Salah satu cara yang
biasanya digunakan adalah Metode CARL.
Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di
kesehatan.Metode CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang
harus diberi skor 0-10. Kriteria CARL tersebut mempunyaiarti:
C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan
prasarana)
A = Accesibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau
tidak. Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/ cara/
teknologi serta penunjang seperti peraturan atau juklak.
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yanglain dalam pemecahan masalah yang dibahas.

Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi,


kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya.Bila ada beberapa
pendapat tentang nilai skor yang diambil adalah rerata. Nilai total
merupakan hasil perkalian: C x A x R x L. Contoh pemakain metode
CARL adalah sebagaiberikut:
NO MASALAH C A R L NILAI RANK
1 Masalah 1 3 2 1 2 12 5
2 Masalah 2 2 3 2 3 36 2
3 Masalah 3 3 1 3 1 9 7
4 Masalah 4 1 3 4 1 12 6
5 Masalah 5 1 2 3 4 24 3
6 Masalah 6 4 2 2 1 16 4
7 Masalah 7 5 3 1 3 45 1

Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan ranking atau


prioritas adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah.(Amrin Madolan Agustus
10, 2018)

Kelebihan metode CARL :

 Dengan masalah (solusi) yang relatif banyak, bisa ditentukan peringkat


atas masing-masing masalah sehingga bisa diperoleh prioritasmasalah.

Kekurangan metode CARL :

 Penentuan skor sangat subyektif, sehingga sulit untukdistandarisasi.


 Penilaian atas masing-masing kriteria terhadap yang di skor perlu
kesepakatan agar diperoleh hasil yang maksimal dalam penentuan
peringkat.
 Obyektifitas hasil peringkat masalah (solusi) kurang bisa
dipertanggungjawabkan karena penentuan skor atas kriteria yangada.

2.2 Force FieldAnalysis


Force field analysis berguna untuk mempelajari situasi yang memerlukan
perubahan. Selama proses perubahan pasti akan terdapat dua kekuatan yang
saling bertentangan, yaitu kekuatan yang mendukung dan kekuatan yang
menolak. Kekuatan yang mendukung perubahan (driving forces) adalah
kekuatan yang terus menekandan mempunyai inisiatif untuk melakukan
perubahan.

Sedangkankekuatanyangmenolakperubahan(restrainingforces)adalah
kekuatan yang menolak adanya perubahan dengan menahan atau mengurangi
krekuatan yang mendukung perubahan. Pada saat perubahan terjadi, kekuatan
kekuatan tersebut saling menekan dan pada akhirnya kekuatan yang mendukung
akan semakin banyak dan kekuatan yang menolak akan semakin sedikit.
Perubahan dapat berhasil jika kekuatan pendorong perubahan lebih besar
daripada kekuatan penghambat yang menolakperubahan.

Force Field Analysis adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi secara


nyata dan menganalisis kekuatan yang mempengaruhi situasi permasalahan,
sehingga dapat merencanakan perubahan yang positif.Kita dapat
mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan dan kelemahan sebagaimana
peluang dan hambatan eksternal untuk mengembangkan strategi dengan
menggunakan teknik force field. Force field analysis (analisis medan daya)
dikembangkan oleh Kurt Lewin (1951) dan secara luas digunakan untuk
menginformasikan pengambilan keputusan, terutama dalam perencanaan dan
pelaksanaan program manajemen perubahan dalam organisasi. Analisis ini
adalah metode yang kuat untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif dari
kekuatan-kekuatan yang berbeda yang bekerja pada isu perubahan organisasi
yang potensial, serta digunakan pula untuk menilai sumber dan kekuatan mereka.

Tujuan analisis diatas adalah membuat suatu kerangka kerja yang


mendorong suatu organisasi ataupun individu untuk melakukan hal-hal penting
seperti berikut:

a. Berpikir sebelummerencanakan
b. Mempertimbangkan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk
menghadapi ganjalan yang tidak mauberubah
c. Membantu manajemen dalam melakukan pembenahan/perubahan
d. Menganalisis tingkat kekuatan-kekuatan yang bertentangan satu sama
lain.

Diagram Force Field merupakan model yang dibangun di atas ide bahwa
forces mengarahkan dan mengekang perubahan.Forces meliputi personal,
kebiasaan, budaya, dan sikap.Diagram Force Field dapat digunakan pada semua
level; personal, proyek, organisasi, jaringan untuk memvisualisasikan.

Diagram ini menolong penggunanya untuk menggambarkan “tug-of-war(tarik-


tambang)” antara forces yang ada disekitar. Biasanya, ada perubahan rencana
yang digambarkan di atas, dan pada dua kolom di bawahnya. Forces yang
mengarahkan didata pada kolom sebelah kiri, dan yang menghambat forces
dalam kolom sebelah kanan. Panah-panah digambar melalui pertengahan. Panah
yang lebih panjang mengindikasikan forces yang lebih kuat. Idenya adalah untuk
memahami, dan untuk membuat eksplisit, semua forces yang terlibat dalam suatu
isu yangdiberikan.

Analisis medan daya (force field analysis) merupakan pengembangan


alamiah dari problem tree analysis yang digunakan untuk membantu
mengidentifikasi tujuan suatu perubahan kebijakan. Sasaran utama dari analisis
ini adalah untuk menemukan cara untuk mengurangi kekuatan penghambat dan
mencari peluang untuk mendapatkan keuntungan dari kekuatan pendorong.

Kelebihan dari force field analysis adalah:

1. Bisa memberikan masukan tentang bagaimana melakukan suatu


perubahan dengan baik, karena dilakukan dengan menganalisis faktor
yang mendorong dan menghambat terjadinyaperubahan.
2. Dengan mendaftar faktor-faktor yang mendorong dan menghambat
perubahan, maka bisa diketahui dengan jelas tentang apa yang harus
dilakukan, serta bisa diketahui dengan baik faktor mana yang dapat
dikontrol, dan faktor mana yang berada di luarkendali.

Kekurangan dari force field analysisadalah

1. Dalam penyusunan perencanaan peserta sering kali mengalami kesulitan


karena rencana yang dibuat tidak realistis. Kegiatan yang direncanakan
tidak mempertimbangkan beban kerja atau jangkawaktu.
2. Pelaksanaannya tergantung dari peserta FFA, jika kurang kompeten atau
pun kurang memahami keadaan organisasi, maka hasilnya akan menjadi
kurang akurat (tidak respresntatif dari keadaansebenarnya).
3. Sulit dilaksanakan jika peserta tidakaktif.

FFA paling tepat dikerjakan oleh suatu kelompok kecil yang terdiri dari
enam hingga delapan orang, dengan menggunakan flip chart atau overhead
transparansi sehingga semua peserta dapat melihat proses pembahasan yang
berlangsung.
2.3 StudiKasus

Kesehatan Ibu dan Anak merupakan masalah yang hingga saat ini masih
diupayakan untuk dikurangi.Beberapa penyebab dari kematian ibu diantaranya
adalah perdarahan, infeksi, eklampsia dan lain-lain.Sedangkan penyebab
kematian bayi diantaranya adalah BBLR, asfiksia, pneumonia, diare, gizi buruk
danlain-lain.

Tingginya angka kematian ibu dapat menunjukkan masih rendahnya


kualitas pelayanan kesehatan.Penurunan AKI juga merupakan indikator
keberhasilan derajat kesehatan suatu wilayah.Untuk itu pemerintah berupaya
bahu membahu membuat berbagai strategi untuk akselerasi menurunkan AKI.
Berdasarkan pada berita online Tempo 06 Mei 2015, penyebab angka kematian
ibu tertinggi di Jawa Tengah disebabkan oleh melahirkan di usia remaja.

Solusi yang dapat dilakukan untuk menurukan angka kematian ibu akibat
kelahiran di usia remaja diantaranya adalah:

a. Konselingremaja
b. Penyuluhan kespro sejakdini
c. Penegasan kebijakanpemerintah
d. Peningkatan pendidikanwanita
e. Pencerdasan orangtua
a. Berikut ini merupakan uji kelayakan solusi menggunakan CARL:

Ketentuan pemberian nilai :

Nilai 1 : Paling bermasalah

(mutlak) Nilai 2 :

Sangatmenjadi,masalah

Nilai 3 : Cukup menjadi masalah

Nilai 4 : Tidak menjadi masalah

Nilai 5 : Sangat tidak menjadi masalah

C A R L Nilai Rank
Solusi 1 3 5 4 3 180 1
Solusi 2 4 3 3 1 36 3
Solusi 3 2 1 1 5 10 4
Solusi4 1 2 2 2 8 5
Solusi 5 4 3 3 4 108 2

Keterangan :

Solusi1 : Konseling pada remaja usia SMP dan SMA

Solusi2 : Penyuluhan kesehatan reproduksi sejak

dini Solusi3 : Penegasan kebijakanpemerintah

Solusi4 : Peningkatan

pendidikanwanita Solusi5 : Pencerahan

orangtua

Kesimpulan :

Dari analisis solusi diatas sesuai dengan metode CARL, maka solusi tepat yang
akan digunakan untuk menanggulangi serta mencegah timbulnya AngkaKematian
Ibu di Semarang adalah dengan melakukan Konseling pada remaja usia SMP dan
SMA. Konseling ini akan dilakukan di seluruh sekolah di daerah semarang, serta di
luar sekolah seperti didaerah pemukiman terpencil yang sebagian besar remajanya
tidak mengikuti pendidikan di bangku sekolah, dengan mengirimkan konselor-
konselor kesehatan ke daerah-daerah terpencil tersebut. Kegiatan ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan kepada remaja-remaja di kotasemarang mengenai
kesehatan reproduksi guna mengurangi tingginya angka kematianIbu.

b. Berikut ini merupakan uji kelayakan solusi menggunakan analisis medan


daya (force fieldanalysis):

1. Tujuan: konseling remaja usia SMP/SMA untuk


meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi guna
menurunkanAKI.
2. Identifikasi kekuatan pendorong danpenghambat
- Pendorong
a. Niat/Motivasiremaja
b. Dukungan dari pihaksekolah
c. Tersedia fasilitas untukkonseling
d. Komunikasi lebihefektif

- Penghambat
a. Rasamalu
b. Jumlah SDM konselor yang berkompeten masihkurang
c. Danaterbatas

Faktor Pendorong Skor Faktor Penghambat Skor


Niat/Motivasi remaja 5 Rasa malu 5
Dukungan dari pihak 4 Jumlah SDM konselor yang 3
Sekolah berkompeten masih kurang
Tersedia fasilitas untuk 3 Dana terbatas 2
Konseling
Komunikasi lebih efektif 4
Total 16 Total 10

Ketentuan pemberian nilai :

Nilai 1 : Paling mendorong/menghambat

Nilai 2 : Sangat

mendorong/menghambat Nilai 3 :
Cukup mendorong/menghambat Nilai 4

: Tidak mendorong/menghambat

Nilai 5 : Sangat tidak mendorong/menghambat

Berdasarkan uji kelayakan dengan force field analysis (analisis medan


daya) mengenai solusi konseling remaja, scoring dari faktor pendorong dan
faktor penghambat gerakan tersebut, hasilnya adalah lebih besar pada faktor
pendorongnya. Lebih besarnya faktor pendorong menandakan lebih mudahnya
solusi tersebut diterapkan dalam lingkungan masyarakat dan memberikan
dampak yang besar dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi
remaja guna menurunkan Angka KematianIbu.

BAB III
CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN

1. Skenario

dr. Rina merupakan dokter yang bekerja di Puskesmas Mawar dan terletak
di Kecamatan Meranti. Puskesmas tersebut terletak di daerah yang cukup jauh
dari Kota. Di setiap puskesmas termasuk puskesmas Mawar terdapat program
Pemantauan Wilayah Setempat. Ada berbagai macam Pemantauan Wilayah
Setempat yaitu PWS KIA dan PWS Gizi.Hasil dari PWS KIA ditemukan cakupan
ibu dengan komplikasi kebidanan cukup tinggi. Dari hasil, didapatkan komplikasi
kebidanan pada ibu antara lain:

1. Ibu Hamil dengan Preeklampsia


2. Ibu Hamil dengan DM Gestasional
3. Ibu Hamil dengan Hipertiroid
4. Ibu Hamil dengan SLE
5. Ibu hamil dengan Infeksi Saluran Kemih

dr. Rina dan petugas di kesehatan tersebut akan mendiskusikan prioritas


masalah dari cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan cukup tinggi di daerah
tersebut dengan menggunakan metode CARL, serta melakukan penatatalaksanaan
dari prioritas masalah tersebut.

2. Penentuan Proritas Penyakit pada Kasus Menggunakan Metode CARL

a). Memilih topik atau menetapkan permasalahan penelitian merupakan langkah


paling awal dari keseluruhan kegiatan penelitian, Sehingga sebenarnya
permasalahan penelitian dapat dicari pada semua aspek kehidupan baik yang
menimpa pelaksana kesehatan maupun obyek dari pelaksana bidang kesehatan.
Menurut Abraham. L. masalah adalah terdapatnya kesenjangan antara harapan
dengan kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang baik adalah
apabila rumusan tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan
tersebut dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif.
Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan merupakan bagian dari proses
perencanaan harus dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsur
terkait, termasuk masyarakat. Sehingga masalah yang ditetapkan untuk
ditanggulangi betul-betul merupakan masalah dari masyarakat, sehingga dalam
pelaksanaan kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada,
masyarakat dapat berperan aktif didalamnya.

Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses pemecahan


masalah dikarenakan dua alasan. Pertama, karena terbatasnya sumber daya yang
tersedia, dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua masalah. Kedua,
karena adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya, dan karena
itu tidak perlu semua masalah diselesaikan
Dalam penentuan prioritas, aspek penilaian dan kebijaksanaan banyak
diperlukan bersama-sama dengan kecakapan unik untuk mensintesis berbagai
rincian yang relevan. Namun, penetapan prioritas mungkin dapat jauh lebih
bermanfaat dibandingkan dengan langkah-langkah lain bila dibuat eksplisit
dan menjadi tindakan yang ditentukan secara jelas. Ketrampilan utama yang diperlukan
dalam penentuan prioritas adalah menyeimbangkan variabel- variabel yang memiliki
hubungan kuantitatif yang sangat berbeda dan dalam kenyataannya terletak dalam skala
dimensional yang berbeda pula sehingga mengurangi terjadinya kesalahan timbul akibat
memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi.

Terdapat perbedaan dari cara penetepan prioritas pada seorang ahli epidemiologi,
administrator dan ahli hukum. Seorang ahli epidemiologi cenderung untuk menilai
penetapan prioritas terutama sebagai suatu masalah penentuan mortalitas dan
mortabiditas relatif dari masalah-masalah kesehatan tertentu. Pendekatan ini dipakai
secara berlebihan dalam versi pertama “Metode Amerika Latin” dalam perencanaan
kesehatan. Para administrator cenderung mengkaji prioritas terutama dalam
hubungannya dengan yang disebut oleh metode perencanaan kesehatan Amerika Latin
sebagai “kerawanan” masalah-masalah kesehatan tertentu. Perhatiannya ada pada
ketersediaan metode teknis untuk mengendalikan penyakit-penyakit atau kondisi-
kondisi yang memerlukan perhatian. Sedangkan para ekonom memberi penekanan
khusus pada biaya. Hal ini biasanya merupakan kendala akhir yang menentukan apa
yang akan dilakukan. Kebijakan penting dalam menyeimbangkan ongkos perencanaan
kesehatan umumnya adalah menyediakan pelayanan kesehatan ke masyarakat secara
maksimum dari pada memberikan pelayanan dengan mutu tertinggi kepada sekelompok
kecil masyarakat.

Agar dapat melakukan pendekatan perencanaan yang seimbang maka


perencanaan kesehatan harus mengembangkan ketrampilan dalam semua disiplin ilmu.
Yang terutama diperlukan adalah indeks-indeks tertentu yang valid di dalam informasi
baik kualitatif maupun kuantitatif yang digunakan dalam penilaian ini. Perencana harus
bersandar pada elemen-elemen kebijaksanaan yang tak pasti berdasarkan pengalaman
atau evaluasi rencana- rencana sebelumnya dalam membuat keputusan akhir.

b). Langkah-Langkah Menentukan Prioritas Masalah

Memilih masalah untuk diteliti merupakan tahap yang penting dalam melakukan
penelitian, karena pada hakikatnya seluruh proses penelitian yang dijalankan adalah
untuk menjawab pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Memilih masalah juga
merupakan hal yang tdiak mudah karena tidak adanya panduan yang baku. Sekalipun
demikian dengan latihan dan kepekaan ilmiah, pemilihan masalah yang tepat dapat
dilakukan.
Menurut Abraham. L Bagaimana peneliti mencari masalah yang akan dikaji,
beberapa panduan pokok di bawah ini akan mempermudah bagi kita menemukan
masalah:
1. Masalah sebaiknya merumuskan setidak-tidaknya hubungan antar
dua variable atau lebih
2. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda dan
pada umumnya diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya.
3. Masalah harus dapat diuji dengan menggunakan metode empiris,
yaitu dimungkinkan adanya pengumpulan data yang akan digunakan
sebagai bahan untuk menjawab masalah yang sedang dikaji.
4. Masalah tidak boleh merepresentasikan masalah posisi moral dan
etika.

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang
harus dilakukan, yakni :
1. Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu
tersedia data yang cukup. Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan
data. Data yang perlu dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan
lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan, termasuk
keadaan geografis, keadan pemerintahan, kependudukan, pendidikan,
pekerjaan, mata pencaharian, sosial budaya, dan keadaan kesehatan.
2. Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut
harus diolah, maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian
rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing data
tersebut. Cara pengolahan data yang dikenal ada tiga macam, secara
manual, elektrikal dan mekanik.

3. Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam penyajian
data yang lazim dipergunakan yakni secara tekstular, tabular dan grafikal.

4. Pemilihan Prioritas Masalah


Hasil penyajian data akan memunculkan berbagai masalah. Tidak
semua masalah dapat diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan
prioritas masalah, dalam arti masalah yang paling penting untuk
diselesaikan.
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang
dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu
untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan
kurang penting. Penetapan prioritas memerlukan perumusan masalah yang
baik, yakni spesifik, jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif, serta dirumuskan secara sistematis.
Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan
yang harus diperhatikan, yakni :
1. Besarnya masalah yang terjadi
2. Pertimbangan politik
3. Persepsi masyarakat
4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.
Dalam menetapkan prioritas sebelumnya kita menentukan kriteria
untuk menetapkan prioritas, anda dapat menggunakan salah satu dari tiga
metode, yaitu: dot voting, weighted voting atau consensus voting – tergantung
waktu, sumber dan sifat kelompok.
1. “Dot Voting“:
Berikan masing-masing anggota kelompok sejumlah „votes‟
dengan menggunakan stiker titik-titik warna. Aturan mainnya adalah,
masing-masing orang mendapat sejumlah titik yang menunjukkan VA
dari jumlah item. Pemilahan dan penggabungan ide-ide dapat ditunda
sampai selesainya voting, jadi waktu tidak akan terbuang percuma untuk
mendiskusikan item-item dengan prioritas rendah. Voting ulang dapat
dilakukan beberapa kali bersamaan dengan pemilihan dan
pengklasrifikasian ide. Dot voting ini merupakan metode dengan
visualisasi tinggi dan sederhana. Kekurangannya adalah metode ini
mengambil opini mayoritas dan menyingkirkan kelompok minoritas yang
dapat merusak interaksi kelompok di masa yang akan datang.

2. Weighted Voting“:
Poin diberikan pada ranking individu. Contohnya, jika anggota
diharuskan meranking lima pilihan teratas, maka 5 suara dapat memilih
pilihan pertama, 4 suara untuk pilihan kedua, 3 suara untuk pilihan ketiga
dan seterusnya. Seluruh nilai individu untuk tiap item kemudian ditotal
dan item dapat diranking (diurutkan) berdasarkan nilai total kelompok.
Metode ini lebih akurat dibandingkan dengan straight voting dalam
mengukur pilihan anggota. Metode ini juga dapat dilakukan dan
dijumlahkan atau ditotal antara pertemuan, sehingga kelompok tidak
menghabiskan waktunya hanya untuk menyelesaikan tugas ini.

3. “Consensus decision“:
a. Metode ini paling banyak menyita waktu, namun penting karena
implementasi keputusan membutuhkan penerimaan dan komitmen
dari seluruh anggota kelompok. Aturan dasar untuk membangun
konsensus adalah Meminta seluruh anggota kelompok berdiskusi.
b. Hindari argumentasi.
c. Nyatakan seluruh kekhawatiran/masalah/isu (terutama pandangan-
pandangan minor).
d. Dengarkan seluruh kekhawatiran/masalah/isu. Ajukan pertanyaan
klarifikasi, dan paraphrase kekhawatiran/masalah/isu (mengulangi
pernyataan kekhawatiran/masalah/isu tersebut dengan bahasa anda
sendiri).
e. Catat pro dan kontra masing-masing posisi dalam suatu chart.
f. Jika ada dua posisi yang bertentangan (konflik), carilah yang ketiga
untuk mengatasi perbedaan.
g. Dapatkan ekspresi dukungan dari seluruh anggota kelompok sebelum
membuat keputusan final.

5. Menentukan bobot masalah


Menentukan bobot masalah adalah suatu proses pemberian nilai
terhadap kriteria yang telah dipilih. Hal ini mempunyai tujuan agar dapat
membandingkan antara satu kriteria dengan kriteria lainya yang dilihat dari
nilai bobot tersebut.
Langkah-langkah dalam menetapkan bobot masalah:
a. Kriteria yang sudah ditetapkan dikaji dan di bahas secara rici
sehingga kesahihannya (validitas) setiap kriteria diterima oleh
semua anggota.
b. Masing-masing anggota menentukan, memberikan bobot terhadap
kriteria yang ada. Biasanya bobot yang diberikan berkisar antara 1-
5 atau 1-10 apabila ingin memperoleh variasi nilai yang cukup luas.
 Kriteria yang sangat penting : Skor 5
 Kriteria yang penting : Skor 4
 Kriteria yang cukup penting : Skor 3
 Kriteria yang kurang penting : Skor 2
 Kriteria yang tidak penting : Skor 1

19
No. Masalah C A R L Nilai Rank

1 Ibu Hamil dengan Preeklampsia 5 4 4 2 160 1

2 Ibu Hamil dengan DM 4 5 4 1 80 3


Gestasional

3 Ibu Hamil dengan Hipertiroid 5 5 3 2 150 2

4 Ibu Hamil dengan SLE 2 2 2 2 16 4

5 Ibu hamil dengan Infeksi Saluran 2 3 2 1 12 5


Kemih

Tabel 1. Penentuan Proritas Penyakit pada Kasus Menggunakan Metode CARL

3. Kesimpulan Prioritas Masalah Berdasarkan Tabel CARL

Berdasarkan analisis cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan di


Puskesmas Mawar menggunakan metode CARL pada tabel di atas, didapatkan
nilai tertinggi terdapat pada no 1 yaitu ibu hamil dengan preeklampsia.Oleh karena
itu, penyakit yang harus ditatalaksana lebih dahulu adalah ibu hamil dengan
preeklampsia.

20
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari analisis solusi diatas sesuai dengan metode CARL, maka solusi tepat
yangakan digunakan untuk menanggulangi serta mencegah timbulnya Angka
kematian Ibu di Semarang adalah dengan melakukan Konseling pada
remajausia SMP dan SMA. Konseling ini akan dilakukan di seluruh sekolah di
daerahsemarang, serta di luar sekolah seperti didaerah pemukiman terpencil
yangsebagian besar remajanya tidak mengikuti pendidikan di bangku
sekolah,dengan mengirimkan konselor-konselor kesehatan ke daerah-daerah
terpenciltersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
kepadaremaja-remaja di kota Semarang mengenai kesehatan reproduksi
gunamengurangi tingginya Angka Kematian Ibu
3.2 Saran
Alhamdulillah makalah dengan judul “Prioritas Masalah Berdasarkan Metode
CARL” telah kita selesaikan. Kita sadar bahwa makalah ini jauh dari
sempurna, oleh sebab itu kami mohon kritikan dan saran dari teman-teman
semuanya dan juga dosen pembimbing demi kelengkapan ataupun kekurangan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

21
DAFTAR PUSTAKA

Yuwono, SR. 2008. Penggunaan Interpersonal Skills dalam Problem


Solving Cycles Sebagai Upaya Peningkatan Efektivitas. Tim Penerapan Riset Operasional di
RSU dr. Soetomo Surabaya, Disertasi. Surabaya: Universitas Airlangga
Aswar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binaputra Aksara.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sulaeman, ES. 2011. Manajemen Kesehatan, Teori dan Praktik di Puskesmas, ed. 2,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Supriyanto dan Damayanti. 2007. Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya: Airlangga
University Press
Symond, D. 2013. Penentuan Prioritas Masalah kesehatan dan Prioritas Jenis Intervensi
Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan di Suatu Wilayah. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, FKM Unand, Vol. 7, No. 2
Yuwono, SR. 2008.Penggunaan Interpersonal Skills dalam Problem Solving Cycles sebagai
Upaya Peningkatan Efektivitas. Tim Penerapan Riset Operasional di RSU dr.
Soetomo Surabaya, Disertasi. Surabaya: Universitas Airlangga.
Chang / Upaya PenurunanProduk Cacat Departemen Blow Molding PT. X Surabaya / Jurnal
Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, pp. 111-116

22

Anda mungkin juga menyukai