Anda di halaman 1dari 27

BAB I .

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia merupakan hal yang
tidak bisa lagi ditawar-tawar. Perbaikan kualitas SDM bangsa ini adalah sebuah
keniscayaan. Berdasarkan data dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dam
Kebudayaan PBB (UNESCO) pada tahun 2011, indeks pembangunan pendidikan atau
education development index (EDI), berada di posisi 69 dari 127 negara. Dari data
tersebut telah tergambar letak kualitas SDM Indonesia.
Tuntutan akan perbaikan mutu SDM ini seirama dengan kemajuan zaman. Zaman
yang terus maju dan berkembang mengharuskan peningkatan kualitas SDM, jika tidak
ingin kiaan tertinggal dengan bangsa lain yang lebih dulu maju.
Sumber daya manusia dan pendidikan merupakan dua sisi mata uang yang tidak
bisa dipisahkan. Salah satu parameter kualitas sumber daya manusia sebuah bangsa
adalah kualitas dunia pendidikannya. Semakin tinggi kualitas pendidikan sebuah
bangsa, maka akan semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusianya. Dengan
demikian, peran dunia pendidikan dalam meningkatkan SDM sangat strategis.
Pendidikan merupakan salah satu wadah untuk melahirkan generasi yang berkualitas
(Aqib, dkk, 2011: 28).
Untuk menciptakan manusia berkualitas, maka tentu saja diperlukan pendidikan
yang berkualitas pula. Peningkatak kualitas pendidikan tentu harus selalu diupayakan
dengaan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan peningkatan kualitas pembelajaran.
Melalui peningkatan mutu pembelajaran, maka siswa pun akan lebih termotivasi untuk
belajar. Kreativitas siswa juga dapat meningkat. Dari ranah afektif, sikap siswa pun
semakin positif. Pengetahuan dan psikomotor siswa jg kian bertambah serta terlatih.
Namun demikian, untuk mewujudkan kualitas pembelajaran yang berkualitas itu
tidak semudah membalikkan telapak tangan. Berbagai kelemahan dalam upaya
mencapai misi tersebut masih terdeteksi dengan jelas. Salah satunya adalah masih
rendahnya minat baca di kalangan pelajar. Padahal, membaca merupakan salah satu
kunci kerhasilan visi dan misi pendidikan.
Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia hingga kini masih menjadi salah
satu kendala bagi bangsa ini. Bukan saja hal ini terjadi di kalangan umum, bahkan di

1
lingkup yang lebih kecil pun, misalnya pendidikan, persoalan rendahnya minat baca ini
terlihat kasat mata dan seolah menjadi kendala klasik. Ironis. Salah satu indikatornya
adalah relatif lengangnya pemustaka di perpustakaan sekolah. Sebagai contoh, hanya
sekitar 10% saja siswa yang dengan inisiatif sendiri berkunjung ke Perpustakaan SMA
Negeri 1 Wawonii Tengah. Kondisi serupa pun disinyalir terjadi di sekolah lain
(Laporan Perpustakaan SMA Negeri 1 Wawonii Tengah. Januari-Agustus 2018)
Akibat pembelajaran membaca dengan metode yang sama dan ketinggalan
zaman secara turun temurun ini, pembelajaran membaca menjadi cenderung
membosankan bagi siswa. Siswa menjadi cenderung malas membaca. Malas membaca
berakibat kompetensi membaca siswa pun cenderung kurang. Padahal membaca adalah
salah satu tulang punggung dunia pendidikan. Kemampuan membaca bukan hanya
berguna dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi justru akan sangat bermanfaat
untuk semua mata pelajaran.
Salah satu parameter kurangnya kompetensi membaca siswa adalah
kekurangmampuan siswa memahami wacana, memahami pertanyaan, serta menjawab
pertanyaan berdasarkan wacana yang diberikan. Tidak mengherankan jika Bahasa
Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang memperoleh nilai relatif rendah
dalam Ujian Nasional secara umum.
Fenomena kurangnya kemampuan siswa membaca intensif berakibat kurangnya
minat belajar siswa, terutama di luar kelas. Demikian juga yang terjadi di SMA Negeri 1
Wawonii Tengah.. Kemampuan membaca intensif siswa cenderung kurang. Di antara
sebelas rombongan belajar di SMA tersebut, para siswa di kelas XII IPS 3 merupakan
salah satu yang secara klasikal kemampuan membacanya paling kurang. Oleh karena
itu, siswa di kelas ini dipilih menjadi subyek penelitian tindakan kelas ini. Untuk itu
perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada kelas ini.
1.2 Identifikasi Masalah
a. Pembelajaran membaca masih berjalan monoton.
b. Metode pembelajaran masih konvensional dan cenderung semrawut.
c. Rendahnya kemampuan siswa menjawab pertanyaan berdasarkan wacana.
d. Masih rendahnya kolaborasi antara guru dan siswa.
e. Bahan bacaan masih kurang variatif.

2
1.3 Rumusan Masalah
Apakah penerapan metode pembelajaran cooperative integrated reading
composition dapat meningkatkan kompetensi membaca intensif siswa kelas XII IPS 2
SMA Negeri 1 Wawonii Tengah. 2017?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam Penelitian Tindakan kelas ini adalah untuk
meningkatkan kompetensi siswa kelas XII IPS 3 SMA Negeri 1 Wawonii Tengah. 2017
dalam membaca intensif melalui penerapan model pembelajaran cooperative integrated
reading compositio.
1.5 Hipotesis Tindakan
Dengan penerapan model pembelajaran cooperative integrated reading
composition, kompetensi membaca intensif siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri 1
Wawonii Tengah 2018 akan meningkat.
1.6 Manfaat Penelitian
a. Untuk siswa
Memotivasi siswa untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam pembelajaran
sehingga siswa mampu meningkatkan kompetensi membaca intensif.
b. Untuk guru
Memotivasi guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih bervariatif
dalam melaksanakan pembelajaran, tidak monoton, dan konvensional. Di
samping itu, dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru (Saudagar dan Ali
idrus, 2009: 33)
c. Untuk satuan pendidikan
Meningkatkan kinerja guru yang bermuara pada meningkatnya mutu pendidikan
di satuan pendidikan.
d. Untuk Pemerintah
Menunjukkan keberhasilan dalam upaya peningkatan kualitas guru dan semua
stakehoulder pendidikan nasion

3
BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kompetensi
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir, dan bertindak yang bersifat dinamis,
berkembang, dan dapat diraih setiap saat.
Gorgon (1988:109) dalam weblog.pendidikan.blogspot.com mengatakan bahwa
kompetensi mengandung aspek atau ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan,
nilai, sikap, dan minat.
Ustyah (1982) dalam wawan-junaidi.blogspot.com berpendapat bahwa
kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu.
Sedangankan dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (2005: 584), kompetensi
berarti kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau batimah.
2.2. Membaca
Membaca merupakan salah satu aspek kebahasaan. Menurut Snow (dalam
wawan-satu.blogspot.com), membaca adalah suatu proses pemberian makna pada
materi yang tercetak dengan menggunakan pengetahuan tentang huruf tertulis dan
susunan suara bahasa oral untuk mendapat pengertian.
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (2005: 83), membaca bermakna melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau daalam hati).

2.3. Model Pembelajaran COOPERATIVE INTEGRATED READING


COMPOSITION
Model adalah resepresntasi realitas yang disajikan dengan suaatu derajat
struktur dan urutan (Ricky, dallam modul PTK Rayon 8 LPTK Jambi).
COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION (CIRC) merupakan
model pembelajaran membaca yang melibatkan siswa secara berkelompok. Dengan
cara ini, siswa tidak akan merasa bosan belajar membaca. Apalagi dengan
duperlakukannya pendidikan berkarakter bangsa, model pembelajaran ini dapat
memupun jiwa mandiri, kerja sama, menghargai, berani, dan sebagainya.

4
Langkah-langkah pembelajaran dengan model CIRC :
1. Guru mengelompokkan siswa secara heterogen yang terdiri atas 4 siswa per
kelompok.
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide-ide pokok setiap
paragraf dan memberikan tanggapan terhadap wacana/kliping yang ditulis pada
lembar kertas.
4. Siswa mempresentasikan /membacakan hasil kelompok
5. Guru dan siswa membuat simpulan bersama.
6. Penutup
Model pembelajaran CIRC membantu guru menyampaikan materi pembelajaran
kepada siswa. Siswa menjadi jauh lebih aktif karena siswa menemukan ide-ide
pokok bacaaan secara mandiri berkelompok. Diharapkan dengan menerapkan
pembelajaran ini, maka minat baca sisea semakin meningkat.
2.4 Pengelolaan Kelas
Keterampilan pengelolaan kelas secara praktis berkaitan dengan usaha
mempertahankan kondisi kelas dan mengembangkan iklim kelas (Fahurrohman dan
Sobry Sutikno, 2007:107-108). Untuk menciptakan kondisi kelas merupakan
perbuatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan dengan memberi ramalan atau
prediksi iklim kelas yang kemungkinan akan terjadi. Sedangkan mempertahankan
kondisi kelas merupakan respons langsung atas peristiwa yang terjadi dalam suasana
nyata kelas.
Mengembangkan iklim kelas memiliki arti menata ulang kondisi kelas yang
kurang akseptabel. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain dengan memodifikasi
siswa serta penerapan model pembelajaran yang menarik, misalnya penerapan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC).
2.5 Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan secara online, ada beberapa penelitian
yang relevan yang telah dilakukan dan dipublikasikan di internet. Namun sejauh
penelusuran yang dilakukan secara manual, maupun online, belum ada penelitian serupa
di wilayah kabupaten Tanjung Jabung Timur. Oleh karena itu, penelitian ini sangat
perlu dilakukan.

5
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas XII IPS 3 SMA
Negeri 1 Wawonii Tengah. yang berlokasi di SMA Negeri 1 Wawonii Tengah
Kelurahan Wawonii Tengah. Jumlah siswa 21 orang, 9 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan dengan latar belakang ekonomi, sosial, dan etnis heterogen. Penelitian
dilakukan selama dua bulan yakni paada Maret 2018.
3.2 Persiapan Penelitian
Guna memperlancar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah
dipersiapkan instrumen dan penilaian, yakni berupa lembar evaluasi, lembar observasi,
angket, dan catatan.
3.3. Siklus Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini menggunakan dua siklus, yaitu:
1) Siklus Pertama
a. Pendahuluan
Mempersiapkan berbagai keperluan penelitian tenaga peneliti, observer,
berbagai lembar observasi, lembar evaluasi, serta konsep materi yang akan dijadikan
bahan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Membatik, yaitu:
Standar Kompetensi:
1. Membaca. Memahami ragam wacana tuis meaui kegiatan membaca cepat dan
membaca intensif
Kompetensi Dasar :
1. Menentukan kalimat kesimpulan (ide pokok) dari berbagai pola paragraf induksi,
deduksi dengan membaca intensif

Indikator:
 Membedakan paragraf induktif dan deduktif
 Menemukan paragraf induktif dan deduktif
 Menentukan kalimat simpulan
 Merangkum bacaan

6
Pelaksanaan penelitian Tindakan:
Waktu : Dibatasi pada jam mata paelajaran Bahasa Indonesia
Tempat : lokal kelas XII IPS 3 SMA Negeri 1 Wawonii Tengah. tahun
2018/2019
Pelaksana : Samrat, S.Pd guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII IPS 3
sebagai peneliti.
b. Langkah Utama
1. Guru mengelompokkan siswa menjadi 4 anggota per kelompok.
2. Guru memberikan fotokopi kliping artikel Bersihkan Candi Muaro Jambi
(Tribun Jambi, 6 Oktober 2011)
3. Siswa bekerja sama membaca dan membahas/menemukan kalimat utama tiap
paragraf, ide pokok tiap paragraf, dan menemukan permasalahan dalam artikel.
4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi/kerja kelompok di depan kelas.
c. Penutup
Guru memberikan penilaian kinerja siswa.
Guru dan siswa memberikan apresiasi atas kinerja kelompok
Refleksi siklus I dilakukan peneliti/kolaborator bersama observer. Siklus II dilakukan
berdasarkan refleksi pada siklaus I.
2) Siklus Kedua
a. Pendahuluan
Hampir sama dengan siklus I, peneliti mempersiapkan semua keperluan dalam
penelitian tindakan kelas, antara lain tenaga peneliti, observator, berbagai lembar
observasi, lembar evaluasi, kertas catatan, angket, serta perangkat pembelajaran.
b. Langkah Utama
1. Guru mengelompokkan siswa menjadi 4 anggota per kelompok. Anggota
kelompok berbeda dengan anggota pada siklus I agar bervariasi.
1. Guru memberikan fotokopi kliping artikel Kabinet Gemuk (Tribun Jambi, 17
Oktober 2011)
2. Siswa bekerja sama membaca dan membahas/menemukan kalimat utama tiap
paragraf, ide pokok tiap paragraf, dan menemukan permasalahan dalam artikel.
Anggota kelompok boleh berbagi tugas misalnya, anggota 1 mempelajari
paragraf 1-3, anggota 2 mempelajarai paragraf 4-5. Dst.

7
3. Siswa mempresentasikan hasil diskusi/kerja kelompok di depan kelas.
c. Penutup
Guru memberikan penilaian kinerja siswa.
Guru dan siswa memberikan apresiasi atas kinerja kelompok
3.4 Teknik dan Analisis Data
Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat, guru/peneliti menggunakan
beberapa intrumen dan penggunaannya sebagai berikut:
1) Catatan.
Pencatatan dilakukan selama kegiatan berlangsung yang meliputi catatan
persiapan, pelaksanaan, dan penelitian sebagai perekam kegiatan setiap siklus.
Pencatatan dilakukan untuk memperoleh data real yang tidak ada dalam lembar
evaluasi dan observasi penelitian.
2) Lembar evaluasi
Teknik tes dilakukan setiap siklus untuk mengetahui daya serap daya serap siswa
dalam membaca intensif. Hasil tes dituangkan dalam lembar evaluasi.
3) Lembar observasi
Observasi dilakukan secara bersama oleh guru/kolaborator. Sutoyo, S.S. sebagai
guru yang mengajar di kelas XII IPS 3 dan Ahmad Taifur, S.Pd. sebagai
kolaborator dan observer
4) Angket
Angket dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan seputar kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Membatik kepada siswa
untuk mengetahui respons siswa serta berbagai hambatan dialami siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
Penganalisisan data dilakukan secara holistik terhadap semua data yang tercatat,
melalui catatan, lembar abservasi, lembar angket, serta lembar evaluasi. Hal ini
dilakukan agar mendapatkan hasil penelitian yang sebenarnya berdasarkan tujuan yang
hendak dicapai. Penganilisisan dilakukan dari hasil PTK siklus I dan II. Analisis data
dilakukan oleh peneliti dan observer. (dalam penelitian tindakan kelas ini, observer juga
peneliti).

8
3.5. Refleksi
Refleksi dilakukan dua kali, yakni setelah dilakukan penelitian siklus I dan Siklus II.
Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I. Siklus II dilaksanakan
untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi pada siklus I. Dengan demikian
perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pada Siklus II lebih baik dibanding pada Siklus I.

9
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Hasil Penelitian


Secara umum hasil penelitian menunjukkan hal positif mulai dari persiapan,
pelaksanaan, dan hasil yang diperoleh. Terlihat peningkatan yang signifikan dalam hal
persiapan pada siklus I ke siklus II. Peneliti lebih mempersiapkan bahan-bahan yang
diperlukan dalam penelitian pada siklus II.
Selama pelaksanaan PTK pun, tampak peningkatan positif dari siklus I ke Siklus II.
Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer terhadap
proses pembelaajaran pada Siklus II. Kemampuan guru meningkat. Demikian pula
dengan peran siswa dalam pembelajaran yang semakin baik. Dalam beberapa aspek
yang diamati, peran serta siswa dalam pembelajaran membaik.
Dengan membaiknya persiapan dan pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II, maka
implikasinya jelas terlihat pada hasil pembelajaran. Hasil tes memperlihatkan bahwa
terdapat kemajuan yang sangat berarti dari Siklus I ke Siklus II. Ada peningkatan
kelulusan 23% dari siklus I ke Siklus II. Ketidaklulusan pun berkurang 23%. Meski pun
masih ada yang belum mencapai KKM, dalah kelas klasikal, hal itu lumrah.
Berbagai catatan peneliti dan oberver pun memperlihatkan perbaikan kinerja dalam
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
4.2 Hasil Penelitian Siklus I
a. Perencanaan Penelitian
Pada siklus I, guru sebagai peneliti bersama observer telah mempersiapkan
segala keperluan dalam penelitian. Berdasarkan pengamatan observer, guru telah
mempersiapkan perangkat pembelajaran, media, lembar observasi bagi observer, lembar
evaluasi, bahan evaluasi dengan baik (Lampiran 7). Hanya saja terjadi kekurangan
media pembelajaran. Handout yang diberikan guru kepada siswa hanya 20 lembar.
Padahal jumlah siswa 21 orang. Jadi guru memberikan kliping asli yang seharusnya
menjadi pegangan guru kepada siswa yang kurang.
b. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian Siklus I dilaksanakan pada Selasa, 5 Maret 2018 pada
jam pelajaran Bahasa Indonesia pada jam ke-7 sampai 8 di kelas XII IPS 3 SMA Negeri
1 Wawonii Tengah.. Berdasarkan hasil pengamatan observer pada lampiran 7, secara

10
umum guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan perencanaan.
Guru telah membuka pembelajaran, menyampaaikan tujuan pembelajaran, memotivasi
siswa, menerapkan model pembelajaran membatik, memberi kesempatan siswa
bertanya, melaksanakan penilaian, serta menyimpulkan pembelajaran. Hanya ada satu
indikator, yang belum dilaksanakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
ini, yakni guru tidak memberikan penguatan kepada siswa.
Penerapan metode pembelajaran membatik di kelas XII IPS 3 telah diterapkan
guru dengan bervariasi, disesuaikan dengan kondisi siswa pada jam 7-8. Jam 7-8
merupakan jam rawan bagi siswa karena sudah lewat tengah hari. Waktu-waktu seperti
itu umumnya siswa mengantuk, lelah, dan lapar. Dengan penerapan metode
pembelajarn membatik, siswa menjadi lebih bersemangat karena semua siswa dilibatkan
dalam proses pembelajaran.
Pelibatan siswa tergambar dari upaya guru membentuk kelompok beranggotakan
4 siswa. Masing-masing siswa diberi tugas. Jadi tidak ada siswa yang tidak belajar.
Apalagi setiap siswa harus mendiskusikan hasil tugasnya dengan teman sekelompoknya.
Dengan demikian, selain belajar mandiri individual, siswa juga belajar bekerja sama
berkelompok.
c. Pengamatan
Berdasarkan pengamatan observer dan dari catatan-catatan kecil peneliti selama
berlangsungnya pembelajaran pada siklus I, secara umum siswa antusias dengan proses
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran membatik. Hanya saja, dari
hasil pengamatan dengan lembar observasi pada lampiran 7 terungkap bahwa masih ada
ditemukan kekurangaktivan siswa, terutama ketika diminta bertanya atau menjawab
pertanyaan guru.
Setelah dianalisis, hal ini terjadi karena keterkejutan siswa akan model
pembelajaran yang tidak biasa. Sesuatu yang baru tentu saja tidak akan langsung klop.
Perlu waktu untuk benar-benar menyatu. Di samping itu, faktor cuaca dan waktu proses
pembelajaran juga memberi andil.
d. Refleksi
Setelah persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pada siklus I ada beberapa catatan
yang dijadikan sumber refleksi bagi guru/peneliti dan siswa, antara lain:
1. Masih ada 33% siswa yang belum mencapai KKM 68.

11
2. Perlu siasat lebih bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran pada jam ke-7
sampai 8.
3. Pembelajaran berlangsung menarik, tetapi antusiasme siswa, terutama
keinginan bertanya dan menjawab pertanyaan guru masih kurang.
4. Guru belum melaksanakan penguatan pada bagian akhir pembelajaran
5. Teknik membaca siswa masih lemah. Masih ada siswa yang membaca
komat-kamit, bahkan terdengar suaranya.
Berdasarkan beberapa temuan ini, maka peneliti/guru memperbaiki
pembelajarannya pada pertemuan selanjutnya. Guru melakukan penguatan pada akhir
pembelajaran. Pembelajaran agar lebih menarik pada jam-jam rawan, harus ada inovasi
dalam pembelajaran. Catatan-catatan ini menjadi bahan pertimbangan dalam
melaksanakan penelitian pada siklus II.
4.3 Hasil Penelitian Sikluas II
a. Perencanaan Penelitian
Sebagaimana pada siklus I, pada siklus II guru sebagai peneliti bersama
observer telah mempersiapkan segala keperluan dalam penelitian dengan lebih baik.
Berdasarkan pengamatan observer, guru telah mempersiapkan perangkat pembelajaran,
media, lembar observasi bagi observer, lembar evaluasi, bahan evaluasi dengan baik
(Lampiran 8). Berbagai kelemahan persiapan pada siklus I telah diperbaiki pada siklus
II. Misalnya, kekurangan fotokopi handout bahan pembelajaran pada siklus I, sudah
tidak lagi ditemukan.
b. Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Guru telah melaksanakan pembelajaran pada siklus II sesuai skenario
pembelajaran. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dilaksanakan pada
Sabtu, 23 Maret 2013 pada jam pelajaran Bahasa Indonesia pada jam ke-1 sampai ke-2
di kelas XII IPS 2 SMA Negeri 1 Wawonii Tengah.. Berdasarkan hasil lembar
pengamatan observer pada lampiran 8, secara umum guru telah melaksanakan
pembelajaran dengan baik sesuai dengan perencanaan. Guru telah membuka
pembelajaran, menyampaaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, menerapkan
metode pembelajaran membatik, memberi kesempatan siswa bertanya, melaksanakan
penilaian, serta menyimpulkan pembelajaran.

12
Kekurangan guru pada Siklus I yakni tidak memberikan penguatan kepada
siswa, pada siklus II telah dilakukan sebagai bentuk perbaikan.
Pelibatan siswa tergambar dari upaya guru membentuk kelompok beranggotakan
4 siswa. Masing-masing siswa diberi tugas. Jadi tidak ada siswa yang tidak belajar.
Apalagi setiap siswa harus mendiskusikan hasil tugasnya dengan teman sekelompoknya.
Dengan demikian, selain belajar mandiri individual, siswa juga belajar bekerja sama
berkelompok.
Berdasarkan data hasil evalusi pada siklus II, ternyata ternjadi peningkatan. Pada
siklus II ini hanya tinggal 10% siswa yang belum mencapai KKM. Sedangkan 90%
siswa telah mencapai KKM. Pada siklus II ini, memang pencapaian hasil siswa belum
100%. Dalam pembelajaran klasikal, hal ini sudah dianggap baik karena siswa memiliki
latar belakang heterogen dengan minat yang juga heterogen.
c. Pengamatan
Berdasarkan pengamatan observer dan dari catatan-catatan kecil peneliti selama
berlangsungnya pembelajaran pada siklus II, Secara umum antusiasme siswa akan
proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran membatik meningkat.
Atensi siswa membaik signifikan. Hanya ada seorang siswa yang permisi keluar
sebentar.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan lembar observasi pada lampiran 8
tergambar bahwa telah ada perbaikan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
Keaktivan siswa telah terlihat dengan munculnya beragam pertanyaan serta respon
siswa dalam menjawab pertanyaan guru.
Teknik membaca siswa juga mengalami perbaikan. Suara riuh ketika membaca
sudah berkurang, meskipun komat-kamit masih tampak pada mulut beberapa siswa
d. Refleksi
Pada pelaksanaan PTK siklus II terlihat beberapa perbaikan dalam segala lini,
mulai persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Berbagai catatan pada refleksi pada siklus I
telah mengalami perbaikan, antara lain:
1. Masih ada 10% siswa yang belum mencapai KKM 68. Turun 23% dari
siklus I.

13
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada jam berapa pun, seyogyanya tidak
menjadi persoalan. Yang diperlukan adalah inovasi dan variasi dalam
pembelajaran.
3. Antusiasme siswa meningkat karena pembelajaran menjadi lebih menarik
dan melibatkan semua siswa. Meskipun pada kenyataannya tetap tidak
semua siswa memiliki tingkat antusiasme yang sama.
4. Perbaikan pembelajaran telah dilakukan guru, misalnya guru telah
melaksanakan penguatan pada bagian akhir pembelajaran dan siswa sudah
mau bertanya dan menjawab pertanyaan guru.
5. Teknik membaca siswa meningkat, meskipun masih terlihat komat-kamit
mulut siswa yang seharusnya tidak.
Berdasarkan beberapa catatan di atas, terlihat bahwa keberhasilan peningkatan
kompetensi membaca intensif siswa kelas XII IPS 3 SMA Negeri 1 Wawonii Tengah
tahun pelajaran 2018/2019, meskipun belum mencapai 100%.
Meskipun tidak lagi dilakukan siklus III, tetapi guru sebagai peneliti tetap dapat
memanfaatkan refleksi pada siklus II sebagai bahan perbaikan diri pada proses
pembelajaran pada masa mendatang.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan data-data dari instrumen yang dipakai dalam PTK pada siklus I dan
siklus II dapat dibahasa hal-hal sebagai berikut:
a. Lembar Evaluasi.
Dari lembar evaluasi pembelajaran pada siklus I dan II dapat disampaikan
bahwa terjadi peningkatan hasil secara signifikan. Dari 21 siswa, tingkat kelulusan
pencaian KKM pada siklus I 67% dan pada siklus II 90%. Terjadi kenaikan 23%.
Demikian juga tingkat ketidak lulusan juga mengalamai penurunan 23% dari 33% pada
siklus I menjadi 10% saja pada siklus II. Setelah dua kali siklus dilakukan ternyata
tingkat kelulusan belum mencapai kelulusan 100%. Namun hal ini dinilai masih wajar
mengingat siswa-siswa kelas XII IPS 3 berasal dari latar belaakang heterogen. Siswa
10% yang tidak lulus KKM perlu mendapat layanan lanjutan berupa remideal pada
kesempatan lain.

14
b. Lembar Observasi
Berdasarkan hasil lembaran observasi pada sikuls I dan siklus II oleh observer,
diperoleh data bahwa baik guru mapun siswa sama-sama memanfaatkan refleksi pada
siklus I untuk perbaikan pembelajaran pada siklus II. Kelemahan guru pada siklus I,
yakni tidak memberikan penguatan pada akhir pembelajaran, telah diperbaiki dan
dilakukan pada siklus II. Demikina juga peran serta siswa dalam proses pembelajaran
meningkap pada siklus II dibandingkan dengan siklus I. Siswa sudah mau bertanya dan
juga mampu menjawab pertanyaan guru.
c. Angket
Fakta yang terungkap pada hasil angket pada Lampiran 9 bahwa umumnya
siswa kelas XII IPS 3 SMA Negeri 1 Wawonii Tengah. 2017 menyukai pembelajaran
Bahasa Indonesia. 85% menyukai dan hanya 15% yang tidak menyukainya.
Dari siswa yang menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia ternyata 80%
menyukai penerapan model pembelajaran baru yang lebih variatif, tidak monoton,
melibatkan siswa, menarik, melatih kerja sama, dan sebagainya.
Dengan demikian, PTK ini membuktikan bahwa penerapan metode membatik dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia untuk KD 11.2 Menentukan kalimat kesimpulan (ide
pokok) dari berbagai pola paragraf induksi, deduksi dengan membaca intensif cocok
untuk di terapkan di kelas XII IPS 3 SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Timur.

15
BAB V. PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada Bab I-IV, dapat disimpulkan bahwa Penerapanan
metode pembelajaran membatik dapat meningkatkan kompetensi membaca intensif
siswa kelas XII IPS 3 SMA Negeri 1 Wawonii Tengah tahun pelajaran 2018/2019.
Keberhasilan itu terbukti berdasarkan beberapa fakta yang terekam selama penelitian
berlangsung, antara lain berdasarkan hasil lembar evaluasi, hasil lembar observasi, hasil
angket, serta berbagai catatan peneliti dan observer.
Meskipun penerapan metode pembelajaran membatik belum mampu
peningkatan kompetensi membaca intensif siswa hingga 100%, tetapi penelitian ini
dinilai berhasil. Hal ini dianggap lumrah karena PTK dilakukan pada kelas klasikal
yang memiliki siswa dengan latar belakang etnis, ekonomi, agama, dan strata sosial
heterogen.

5.2 Saran
Melihat keberhasilan pembelajaran di kelas XII IPS 3 SMA Negeri 1 Wawonii
Tengah. 2018 dengan menerapkan metode pembelajaran membatik pada KD 11.2
Menentukan kalimat kesimpulan (ide pokok) dari berbagai pola paragraf induksi,
deduksi dengan membaca intensif, maka guru Bahasa Indonesia SMA dapat mencoba
menerapkan model ini pada pembeajaran Bahasa Indonesia di sekolah masing-masing.
Budaya intelektual, salah satunya melakukan penelitian kecil seperti PTK ini
hendaknya dapat dilakukan lagi pada masa mendatang oleh semua guru Bahasa
Indonesia SMA dimana pun berada.

16
PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno, 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung
:Reflika Aditama Laporan bulanan Perpustakaan SMA Negeri 4 Tanjab Timur
2011
Saudagar, Fachruddin dan Ali Idrus, 2009. Pengembangan Profesional Guru. Jakarta :
gaung Persada press
Suratno, dkk, 2011. Model Penelitian Tindakan Kelas, Jambi: PLPG Rayon 8
Tim Penyusun, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Wawan-satu.blogspot.com, diakses 30 September 2012
Weblog.pendidikan.com, diakses 30 September 2012
www.artikata.com, diakses 30 september 2012

17
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2012/2013 dengana rencana pelaksanaan sebagai berikut:

NO PEKAN KE BULAN JENIS KEGIATAN KETERANGAN


1. III Feb 2018 Rapat koordinasi dengan observer dan
menyusunan proposal

2. IV Feb 2018 Penyusunan perangkat penelitian

3. I Mar 2018 Penelitian siklus I

4. II Mar 2018 Analisis Data dan Refleksi Siklus I

5. III Mar 2018 Penelitian Siklus II

6. IV Mar 2018 Analisis data dan refleksi siklus II

7. I Apr 2018 Analisis menyeluruh semua siklus

8. II-IV Apr 2018 Penyusunan laporan

9. IV Sep 2018 Seminar di MGMP*)

Keterangan:
*) Kegiatan MGMP baru dimulai Sep 2013

Lampiran 2

18
Jadwal Pelaksanaan Penelitian PTK

2018

NO KEGIATAN FEB MAR APR SEP

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 Rapat koordinasi dengan
observer dan menyusunan
proposal
2 Penyusunan perangkat
penelitian
3 Penelitian siklus I
4. Analisis Data dan Refleksi
Siklus I
5. Penelitian Siklus II
6. Analisis data dan refleksi siklus
II
7. Analisis menyeluruh semua
siklus
8. Penyusunan laporan
9. Seminar di MGMP*)

*) Kegiatan MGMP baru dimulai Sep 2017

Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Wawonii Tengah


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

19
Kelas/Semester : XII IPA dna IPS/ 2
Pertmuan ke :9
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit`
Standar Kompetensi : Membaca. Memahami artikel dan teks pidato
Kompetensi Dasar : Menemukan ide pokok dan permasalahan dalam artikel melalui
kegiatan membaca intensif
Indikator :
Kognitif produk
 Menemukan ide pokok tiap paragraf
 Menemukan ide pendukung
 Menemukan masalah dalam artikel
 Merangkuman isi artikel

Materi Pembelajaran :
Penemuan ide pokok dan permasalahan dalam artikel

Metode Pembelajaran :
 Pendekatan pembelajaran : kontekstual
 Model pembelajaran` : Cooperative Integrated Reading and Compositian (CIRC)
 Metode : inkuiri, diskusi, tanya jawab, presentasi

Alat/ Media pembelajaran


 Hand out
 kliping

Kegiatan Pembelajaran
a.Kegiatan awal
orientasi : - Siswa dan guru membuka pembelajaran
` - Guru mengecek kesiapan siswa
Apersepsi : Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
Motivasi : Guru memotivasi siswa pentingnya kemampuan dan budaya
membaca

20
Pemberian acuan : Guru menjelaskan sekilas tentang ide pokok dan
permasalahan
dalam artikel
Mekanisme pembelajaran : -Guru menjelaskan mekanisme pembelajaran sesuai model
CIRC

b. Kegiatan Inti
Fase Kegiatan Nilai
Eksplorasi  Siswa dikelompokkan. Tiap kelompok terdiri rasa ingin tahu, kerja
atas 4 siswa sama, tanggung
 Guru memberikan hand out berupa kliping jawab, kritis, mandiri
artikel Bersihkan Candi Muaro Jambi (Tribun
Jambi, 6 Oktober 2011)
Elaborasi  Tiap siswa wajib membaca intensif artikel di Kerja sama
dalam hati. tanggung jawab
 Setelah selesai, bersama kelompoknya, siswa kritis
mendiskusikannya. Caranya dengan saling berani
membacakan hasil temuannya. Anggota lainnya mandiri
menyimak dan memberikan ralat jika salah.
Konfirmasi  Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok. Berani
Kelompok lain memberikan tanggapan. kritis
Tanggung jawab
Kerja sama
Evaluasi Guru memberikan penialaian dengan lembar Tanggung jawab
evalusai yang telah dipersiapkan.

c.Kegiatan Akhir
Penghargaan
 Guru memberikan komentar atas proses kerja kelompok siswa
 Guru memberitahukan rencana pembelajaran pertemuan selanjutnya
 Guru dan siswa memberikan apresiasi kinerja siswa
Refleksi
 Siswa menyimpulkan pembelajaran

21
 Guru memberikan penguatan atas simpulan siswa
 Siswa dan guru menutup pembelajaran

Sumber Belajar
-Buku referensi ketrerampilan menyimak/ Buku paket Bahasa Indonesia kelas XII
- kliping artikel
Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaia kompetensi Indikator penilaian Jenis/Teknik penilaian
Menemukan ide pokok tiap paragraf Kognitif produk Nontes tertulis/uraian
Menemukan ide pendukung Kognitif produk Nontes tertulis/uraian
Menemukan masalah dalam artikel Kognitif produk Nontes tertulis/uraian
Merangkuman isi artikel Kognitif produk Nontes tertulis/uraian

Soal/alat Penilaian
1. Temukan ide pokok tiap paragraf artikel ini!
2. Temukan ide-ide pendukung tiap paragraf artikel ini!
3. Temukanlah masalah dalam artikel ini!
4. Tuliskan rangkuman isi artikel ini!

Pedoman Penilaian
Aspek dinilai Kreteria Skor Skor diperoleh Nilai

Menemukan ide pokok tiap a.benar 3


paragraf b.kurang benar 2
c.tidak benar 1
Menemukan ide a.benar 3
pendukung tiap paragraf b.kurang benar 2
c.tidak benar 1
Menemukan masalah a.benar 3
dalam artikel b.kurang benar 2

22
c.tidak benar 1
Merangkum isi artikel a. Lengkap 4
dengan bahasa sendiri b.cukup lengkap 3
b.kurang lengkap 2
c.tidak lengkap 1
Skor maksimal 13

Skor =Skor Perolehan X 100


13

Lampeapi, 5 Maret 2018


Mengetahui
Kepala sekolah Guru Bidang Studi

NUR ADENIN LAMBIYE, S.Sos.,M.Pd SAMRAT, S.Pd


NIP. 197309082006042017 NIP. 197308222009032002

Lampiran 4
TABEL PENILAIAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF SIKLUS I
ASPEK DINILAI KKM
Masalah
Kalimat Ide SKOR
Sinopsis Konv 68
dalam
NO NAMA SISWA utama pokok
artikel ersi

1-3 1-3 1-3 1-4 13 100 Y T

1. ANGGA ALFIAN 3 2 2 2 9 69 y
2 AHMAD SHOLEH 3 3 2 3 12 92 y
3 ANITA ARITO 3 3 3 3 12 92 y
4 AYU ULANDARI 1 1 2 2 6 29 x
5 CYNDELARAS AP 3 3 2 3 11 85 v
6 HANDI IRAWAN 3 2 3 2 10 77 v
7 INDAH NUR O 1 1 1 2 5 39 x

23
8 KUSWANTI 3 2 2 3 10 77 v
9 MUSLIMIN 3 3 2 3 11 85 v
10 NURDIN 2 2 2 3 9 69 v
11 PURNAWATI 2 1 2 2 7 54 x
12 RINI UTAMI 3 2 3 3 11 85 v
13 RIZAL 3 2 2 2 9 69 v
14 RONALDA S.G 3 2 2 2 9 69 v
15 SALAMA M. A 2 2 2 2 8 62 x
67% 33%

NILIA = SKOR X 100


13
Dendang, 5 Maret 2018
Guru Mata Pelajaran

SAMRAT, S.Pd
NIP. 197308222009032002
Lampiran 5
TABEL PENILAIAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF SIKLUS II
ASPEK DINILAI KKM
Masalah SKOR
Kalimat Ide
sinopsis Konver 68
NO NAMA SISWA dalam
utama pokok
si
artikel

1-3 1-3 1-3 1-4 13 100 Y T

1. ANGGA ALFIAN 3 3 2 3 11 85 V
2 AHMAD SHOLEH 3 3 3 4 12 92 V
3 ANITA ARITO 3 3 3 3 12 92 V
4 AYU ULANDARI 3 2 2 2 9 69 V
5 CYNDELARAS AP 3 3 2 3 11 85 V
6 HANDI IRAWAN 3 2 3 2 10 77 V
7 INDAH NUR O 3 2 2 2 9 77 v
8 KUSWANTI 3 2 2 3 10 77 V
9 MUSLIMIN 3 3 3 3 12 92 V
10 NURDIN 2 2 3 3 10 77 V
11 PURNAWATI 2 1 2 2 7 54 X
12 RINI UTAMI 3 2 3 2 10 77 v
13 RIZAL 3 2 2 3 10 77 v
14 RONALDA S.G 3 2 3 3 11 85 v
15 SALAMA M. A 3 2 2 3 10 77 v
90% 10%

24
NILIA = SKOR X 100
13

Dendang, 25 Maret 2018


Guru Mata Pelajaran

SAMRAT, S.Pd
NIP. 197308222009032002
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS
SIKLUS I
Nama Observator : NUR ADENIN LAMBIYE, S.Sos.,M.Pd
Tanggal : 5 Maret 2018
NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK KET
A. Guru
a. Membuka pembelajaran dengan baik V
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran V
c. Memotivasi siswa V
d. Menerapkan metode pembelejaran bervariasi V
e. Menggunakan perangkat pembelajaran V
F Memberi kesempatan siswa bertanya V
g. Menggunakan media yang relevan V
h. Memberi penguatan kepada siswa v
i. Menyimpulkan pembelajaran V
j. Melaksanakan penilaian V
k. Menggunakan waktu secara efektif V

B. Siswa
a. Umumnya siswa siap mengikuti pembelajaran V
b. Umumnya siswa memperhatikan penjelasan guru V
c. Umumnya siswa tidak memperhatikan penjelasan v
guru
d. Umumnya siswa aktif berpartisipasi dalam v
pembelajaran

Dendang, 5 Maret 2018

25
Guru Mata Pelajaran

SAMRAT, S.Pd
NIP. 197308222009032002
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS
SIKLUS II
Nama Observator : NUR ADENIN LAMBIYE, S.Sos.,M.Pd
Tanggal : 23 Maret 2018
NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK KET
A. Guru
a. Membuka pembelajaran dengan baik V
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran V
c. Memotivasi siswa V
d. Menerapkan metode pembelejaran bervariasi V
e. Menggunakan perangkat pembelajaran V
f Memberi kesempatan siswa bertanya V
g. Mempergunakan media yang relevan V
h. Memberi penguatan kepada siswa V
i. Menyimpulkan pembelajaran V
j Melaksanakan penilaian V
k. Menggunakan waktu secara efektif V

B. Siswa
a. Siap mengikuti pembelajaran V
b. Umumnya siswa memperhatikan penjelasan guru V
c. Umumnya siswa tidak memperhatikan penjelasan v
guru
d. Umumnya siswa aktif berpartisipasi dalam V
pembelajaran

Dendang, 23 maret 2018


Observer

NUR ADENIN LAMBIYE, S.Sos.,M.Pd


NIP. 197309082006042017
Lampiran 8
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA
TERHADAP PENERAPAN MODEL CIRC DALAM PEMBELAJARAN

26
TIDAK
YA TIDAK
NO MEMILIH total
PERNYATAAN
jmlh % jmlh % jmlh %
1. Saya suka mengikuti palajaran 18 85 1 5 2 10 21
Bahasa Indonesia
2. Saya lebih suka model 2 10 17 80 2 10 21
pembelajaran biasa
3. Saya lebih suka pembelajaran 17 80 2 10 2 10 21
dengan model bervariasi, misalnya
CIRC
4. Jika suka model biasa, Mengapa?
a. Sudah terbiasa 2 100 - - - - 2
b. Monoton - - 2 100 2
c. Gurunya sama 2 100 - - - - 2
d. Variatif 1 50 1 50 - - 2
e. Kerja sama dengan teman 1 50 - - 1 50 2
f. Kerja individual 2 100 - - - - 2
g. siswa aktif 1 50 1 50 - - 2
h. menarik 2 100 - - - - 2
5. Jika suka model CIRC, Mengapa?
a. Sudah terbiasa - - 17 100 - - 17
b. Monoton - - 17 100 - - 17
c. Gurunya 10 47 5 23 2 10 17
d. Variatif 16 95 - - 1 5 17
e. Kerja sama dengan teman 12 75 2 10 3 15 17
f. Kerja individual 8 38 5 23 4 19 17
g. siswa aktif 17 100 - - - - 17

27

Anda mungkin juga menyukai