Anda di halaman 1dari 5

STUDI KASUS ANTIDOTUM

1. Seorang laki-laki usia 60 tahun dilarikan ke UGD karena mengalami mimisan, urin dan
tinja berwarna merah. Hasil laboratorium nilai INR 5,0. Dari informasi pasien, dia
mempunyai riwayat penyakit thrombosis vena dalam (DVT) dan diberi obat heparin
untuk penyuntikan secara subkutan di rumah sebagai pengobatan lanjutan. Dokter
mendiagnosis pasien mengalami pendarahan akibat overdosis heparin. Dokter
berencana memberikan obat antidotum untuk pasien.
Manakah obat yang dimaksud?
a. Atropin
b. Nalokson
c. N-Asetil sistein
d. Protamin
e. Vitamin K
2. Seorang laki-laki usia 67 tahun datang ke dokter dengan keluhan urin berwarna merah.
Hasil laboratorium nilai INR 5,0. Dari informasi pasien, dia diberi obat warfarin dari
dokter sebelumnya. Dokter mendiagnosis pasien mengalami pendarahan akibat
overdosis warfarin. Dokter berencana memberikan obat antidotum untuk pasien.
Manakah obat yang dimaksud?
a. Atropin
b. Nalokson
c. N-Asetil sistein
d. Piridoksin
e. Vitamin K
3. Seorang perempuan usia 45 tahun dilarikan ke UGD dalam keadaan mual, muntah, lesu,
pusing dan kejang. Dari informasi keluarga, Pasien ditemukan sedang mengenggam obat
isoniazid miliknya. Dokter mendiagnosa pasien mengalami overdosis obat isoniazid.
Apoteker menyarankan pemberian antidotum untuk pasien.
Manakah obat yang dimaksud?
a. Atropin
b. Nalokson
c. N-Asetil sistein
d. Piridoksin
e. Protamin
4. Seorang laki-laki usia 18 tahun dilarikan ke UGD dalam keadaan tidak sadarkan diri, pupil
mata mengecil dan mengalami depresi pernafasan. Dari penelusuran informasi keluarga,
Pasien merupakan pecandu heroin. Dokter mendiagnosa pasien mengalami overdosis
heroin. Apoteker menyarankan pemberian antidotum untuk pasien.
Manakah obat yang dimaksud?
a. Atropin
b. Nalokson
c. N-Asetil sistein
d. Protamin
e. Pralidoksim
5. Seorang perempuan usia 27 tahun dilarikan ke UGD dalam keadaan pingsan dan
mengalami depresi pernafasan. Dari informasi keluarga, pasien sebelumnya mengalami
kegelisahan dan kesulitan tidur akibat masalah yang tengah dihadapinya. Pasien
ditemukan tergeletak di kamar tidur dan terdapat obat diazepam berada disampingnya.
Dokter mendiagnosa pasien mengalami overdosis obat diazepam
apakah antidotum yang dapat diberikan?
a. Flumazenil
b. Nalokson HCl
c. Nalorfin
d. Protamin
e. Pralidoksim
6. Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dilarikan ke UGD rumah sakit dalam keadaan tremor,
denyut jantung melambat dan hipotensi berat. Dari galian informasi keluarganya,
pasien telah meminum cairan pembasmi serangga. Dokter mendiagnosa pasien
mengalami keracunan pestisida organofosfat.
Antidotum apa yang dapat diberikan kepada pasien tersebut?
a. Atropin
b. Flumazemil
c. Nalokson
d. N-asetil sistein
e. Piridoksin
7. Seorang laki-laki usia 18 tahun dilarikan ke UGD dalam keadaan tidak sadarkan diri,
mulut berbusa. Dari penelusuran informasi keluarga, Pasien ditemukan tidak sadarkan
diri dan sedang mengengam obat paracetamol. Dokter mendiagnosa pasien mengalami
overdosis paracetamol. Apoteker menyarankan pemberian antidotum untuk pasien.
Manakah obat yang dimaksud?
a. Atropin
b. Nalokson
c. N-Asetil sistein
d. Protamin
e. Pralidoksim
8. Seorang laki-laki usia 57 tahun dilarikan ke UGD dalam keadaan tremor, denyut jantung
melambat dan hipotensi berat. Dari galian informasi keluarganya, pasien pengguna
obat propranolol. Dokter mendiagnosa pasien mengalami keracunan obat propranolol.
Antidotum apa yang dapat diberikan kepada pasien tersebut?
a. Atropin
b. Flumazemil
c. Glukagon
d. N-asetil sistein
e. Piridoksin
9. Seorang laki-laki usia 50 tahun dilarikan ke UGD dalam keadaan tremor, muntah-
muntah, diare. Dari galian informasi keluarganya, pasien telah makan banyak kerang.
Dokter mendiagnosa pasien mengalami keracunan logam berat merkuri dalam kerang.
Antidotum apa yang dapat diberikan kepada pasien tersebut?
a. Dimercaprol
b. Deferoksamin
c. Na-EDTA
d. Penisilamin
e. Piridoksin
10. Seorang laki-laki usia 50 tahun dilarikan ke UGD dalam keadaan tremor, denyut jantung
berdetak kencang. Dari galian informasi keluarganya, pasien mempunyai riwayat
penyakit gagal jantung dan pengguna obat digoksin Dokter mendiagnosa pasien
mengalami keracunan digoksin. Antidotum apa yang dapat diberikan kepada pasien
tersebut?
a. Dimercaprol
b. Dikobaltedetat
c. Flumazenil
d. Fab fragment
e. Penisilamin
ATROPIN
Atropin sebagai antimuskarinik, menghambat aksi asetilkolin pada situs parasimpatis di
kelenjar sekretori dan SSP, menghambat air liur, sekresi trakeobronkial, bradikardia dan
hipotensi. Secara kompetitif menghambat aksi Ach pada efektor otonom yang
dipersarafi oleh saraf postganglionik, membalikkan efek muskarinik dari keracunan
kolinergik yang disebabkan oleh agen dengan aktivitas inhibitor cholinesterase.
Dimana jika keracunan organofosfat, organofosfat dapat menghambat aksi
pseudokolinesterase dalam plasma dan kolinesterase dalam sel darah merah dan pada
sinapsisnya.Enzim tersebut secara normal menghidrolisis acetylcholine menjadi asetat
dan kolin. Pada saat enzim dihambat, mengakibatkan jumlah acetylcholinemeningkat
dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada sistem saraf pusat dan
perifer. Hal tersebut menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada
seluruh bagian tubuh, seperti kejang, koma, bradikardia (efekmuskarinik) atau
taktikardia (nikotinik), salviasi yang berlebihan, berkeringat, kram abdomen, diare dan
kematian akibat paralisis otot pernapasan.

N-ASETIL SISTEIN
N-acetylcysteine merupakan antidotum terpilih untuk keracunan parasetamol.N-
acetylcysteine bekerja mensubtitusi glutation, meningkatkan sintesis glutation dan
meningkatkan konjugasi sulfat pada parasetamol. Acetaminophen (parasetamol)
sebagian besar dosis tunggal (> 90%) dimetabolisme oleh glukuronidasi atau sulfasi
menjadi metabolit tidak beracun. Sekitar 5% dari dosis terapi dimetabolisme oleh
sitokrom P450 2E1 ke imine elektrofil N-asetil-p-benzoquinon (NAPQI). NAPQI sangat
luar biasatoksik pada hati, mungkin sebagai akibat ikatan kovalen dengan protein dan
asam nukleat.Namun, NAPQI cepat didetoksifikasi oleh interaksi dengan glutathione
untuk membentuk sistein dankonjugat asam merkapturat. Selama cukup glutathione,
hati dilindungidari cedera. Overdosis acetaminophen (baik konsumsi tunggal tunggal
atau konsumsi supratherapeutik berulang) dapat menghabiskan simpanan glutathione
hati dan memungkinkan terjadinya kerusakan hati. Acetylcysteine (juga dikenal sebagai
Nacetylcysteine) mencegah cedera hati terutama dengan mengembalikanglutathione
hati. Selain itu, pada pasien dengan kegagalan hati yang diinduksi asetaminofen,
asetilsistein meningkatkan hemodinamik dan penggunaan oksigen,meningkatkan izin
hijau indosianin (ukuran izin hati),dan mengurangi edema serebral. Dapat juga
menangkal radikalbebas atauperubahan aliran darah hati.
https://media.neliti.com/media/publications/295833-profil-penggunaan-obat-
antidotum-di-ruma-82aa0d4a.pdf

VITAMIN K
Vitamin K dapat digunakan dalam terapi reversal warfarin sebagai bagian dari tata
laksana atau pencegahan komplikasi perdarahan. Warfarin adalah salah satu obat
antikoagulan yang paling sering digunakan, misalnya pada penggantian katup jantung,
pencegahan atau pengobatan tromboembolisme vena, dan pencegahan atau
pengobatan komplikasi tromboemboli akibat atrial fibrilasi. Efek antikoagulan warfarin
didapatkan melalui inhibisi vitamin K epoksida reduktase. Target international
normalized ratio (INR) pada pemberian warfarin adalah dalam rentang 2,0 hingga 3,0
tergantung indikasi. Apabila INR pasien melebihi angka 3,5, maka pasien mengalami
supraterapeutik dan berisiko mengalami komplikasi perdarahan.

PIRODOKSIN
Obat pirodoksin yang diindikasikan untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin
B6, peripheral neurupaty atau gangguan saraf-saraf perifer, pencegahan neuritis yang
diinduksi obat penicillamine atau INH, dan Morning sickness seperti mual dan muntah di
pagi hari pada awal masa kehamilan. Prekursor pyridoksal berperan dalam metabolisme
protein, karbohidrat dan lemak, membantu dalam sintesis GABA serta membantu
pelepasan glikogen yang tersimpan di hati dan otot.Dalam terapi antidote dengan
metabolisme etilen glikol menjadi nonoksalat non-toksik dan membantu melengkapi
GABA yang terkuras oleh INH atau monomethylhydrazine.

NALOKSON
Naloxone adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi overdosis obat
golongan opioid, seperti morfin, heroin, oxycodone, dan sebagainya.
Naloxone bekerja dengan menghalangi obat masuk ke dalam jaringan tubuh dan
membalikkan efek racun akibat overdosis.
ebagai antagonis opioid murni dengan cara selektif kompetitif berikatan dengan
reseptor opioid di sistem saraf pusat.

Anda mungkin juga menyukai