Anda di halaman 1dari 8

LP RESUME

GASTROENTERITIS AKUT (GEA) PADA PASIEN AN.G

A. Definisi
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi defekasi lebih dari biasanya ( >3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Prof. Sudaryat, dr.SpAK, 2007).
Gastroenteritis Akut (GEA) diartikansebagai buang air besar (defekasi) dengan
tinja berbentuk cairan / setengah cair(setengah padat) dengan demikian kandungan air
pada tinja lebih banyak daribiasanya berlangsung kurang dari 7 hari, terjadi secara
mendadak.
Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya
tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011).

B. Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak, infeksi internal, meliputi:
b. Infeksi bakteri
Vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, campylobacter, yersinia, aeromonas dan
sebagainya.
c. Infeksi virus
entrovirus (virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus, astovirus dan
lain-lain.
d. Infeksi parasit
Cacing, protozoa, dan jamur.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak, malabsorbsi
lemak, malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan
Makanan basi beracun dan alergi makanan.
4. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak mencuci tangan
sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum mengkonsumsi makanan.
5. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat merangsang peningkatan
peristaltik usus.

C. Klasifikasi
Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa faktor :
1.    Berdasarkan lama waktu :
a.    Akut : berlangsung < 5 hari
b.    Persisten : berlangsung 15-30 hari
c.    Kronik : berlangsung > 30 hari
2.    Berdasarkan mekanisme patofisiologik
a.    Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer
b.    Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
3.    Berdasarkan derajatnya
a.    Diare tanpa dihindrasi
b.    Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c.    Diare dengan dehidrasi berat
4.    Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak
a.    Infektif
b.    Non infeksif

D. Patofisiologi
Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi
karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan
gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi,gangguan
keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi
pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan mikrovili yang dapat
menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila tidak mendapatkan
penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia
coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita
ke yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman
yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan
osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam
rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga
usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan
sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat
kemudian terjadi diare. Gangguan moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik
dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit
(Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan
Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dangangguan
sirkulasi darah.
E. Pathway

Faktor makanan                      faktor malabsorpsi                     Faktor infeksi

( Makanan basi, beracun, (karbonhidrat,protein, lemak) (bakteri & virus)

 alergi terhadap makanan )              

Masuk kedalam tubuh                  Makanan tidak terserap           Masuk kedalam tubuh

Mencapai usus halus             oleh vili usus                      bersama makanan


dan minuman yang tercemar

                                                 Peningkatan tekanan osmotik


Merangsang/menstimulasi                 dalam lumen usus                Mencapai usus halus

dinding usus halus


                                               Pergeseran air dan elektrolit           Menyebabkan infeksi

Peningkatan isi (rongga)              kedalam lumen usus                     pada usus halus

malabsorpsi makanan dan cairan

Hiperperistaltik

Peningkatan percepatan kontak antara makanan dan air dengan mukosa usus

Penyerapan makanan, air, dan elektrolit terganggu

GASTROENTERITIS AKUT

Kehilangan cairan dan elektrolit         Muntah & sering defekasi                  Reflek spasme


otot pada dinding
perut

        Dehidrasi     intake tidak adekuat               


Kehilangan yang Nyeri
aktif melalui
akut
                           feses dan muntah
Sirkulasi darah menurun                    
Perubahan nutrisi kurang
Merangsang hypothalamus                                                                    
dari kebutuhan tubuh
Resiko tinggi
kekurangan volume
Hipertermi cairan
F. Tanda dan gejala
1. Diare
2. Muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah

G. Manifestasi klinis
1. Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan) tanda tandanya:
a) berak cair 1-2 kali sehari
b) muntah
c) nafsu makan tidak berkurang
d) masih ada keinginan bermain.
2. Pada anak yang mengalami diare dehidrasi ringan / sedang. tanda –tandanya :
a) berak cair 4-9 kali sehari
b) muntah 1-2 kali sehari
c) suhu tubuh meningkat
d) tidak nafsu makan ,haus, badan lemah
3. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat tanda-tandanya :
a) berak cair terus –menerus
b) muntah terus-menerus, haus
c) mata cekung, bibir kering dan biru
d) tangan dan kaki dingin, lemah
e) tidak ada nafsu makan
f) Tidak keinginan bermain
H. Komplikasi
1.    Dehidrasi
2.    Renjatan hipovolemik
3.    Kejang
4.    Bakterimia
5.    Malnutrisi
6.    Hipoglikemia
7.    Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

I. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan tinja
3. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau
astrup,bila memungkinkan.
4. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi ginjal.
5. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD) untuk mengetahui jasad renik
atau parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
6. Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya
tidak membantu untuk evaluasi diare akut infeksi.
J. Diagnose keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan Reflek spasme otot pada dinding perut
2. Hipertemi berhubungan dengan sirkulasi darah yang menurun
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak
adekuat
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang
aktif melalui feses dan muntah

K. INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan dengan Reflek spasme otot pada dinding perut
Intervensi :
a.    Kaji frekuensi, lokasi, dan skala nyeri
b.    Monitor tanda tanda vital
c.    Berikan posisi senyaman mungkin
d.   Ajarkan teknik relaksasi distraksi
e.    Kolaborasi dengan dokter pemberian obat analgetik
2. Hipertemi berhubungan dengan sirkulasi darah yang menurun
Intervensi :
a.  Kaji tanda gejala hipertemi
b.  Ajarkan klien dan keluarga pentingnya mempertahankan masukan yang
adekuat sedikitnya 2000 ml/ hari
c. Monitor intake dan output dehidrasi
d.  Monitor suhu dan tanda vital   
e.  Kolaborasi dengan TIM Medis (dokter) pemberian obat antipiretik  
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak
adekuat
Intevensi :
a. Kaji intake dan output makanan
b. Berikan makanan sedikit tapi sering setiap 2-3 jam,
c. Timbang berat badan tiap hari,
d. Instruksikan teknik-teknik pemberian makanan yang sehat,
e. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi,
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang
aktif melalui feses dan muntah
Intervensi :
a.  Pantau tanda dan gejala: kulit dan membram mukosa kering, haus, lemah\
b.  Pantau masukan pengeluaran dan berat badan,
c.  Berikan cairan IV sesuai instruksi
d.  Berikan larutan hidrasi oral sesuai instruksi,
e.  Dorong masukan cairan dengan tepat
f.  Awasi TTV pengisian kapiler,
g.  Hindari masukan cairan jernih seperti jus, buah, minuman bikarbonat.
L.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges E. Marilynn, Moorhouse F. Mary, Geissler C. Alice. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan Edisi 3. EGC, Jakarta.
Moorhead S, Johnson M, Maas M, Swanson, E. 2006. Nursing Outcomes Classification. United
States of America : Mosby
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA). 2010. Diagnosis Keperawatan 2009-
2011. Jakarta : EGC.
Nurmasari, Mega. 2010.  Pola Pemilihan Obat dan Outcome Terapi Gastroenteritis Akut (GEA)
Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
Januari - Juni Tahun 2008. Jawa Tengah. Universitas Muhammadiyah. (Diakses 12 Desember
2011 : http://etd.eprints.ums.ac.id/7681/)
Smeltzer and Bare C, 2000, Buku Ajar Medikal Bedah Brunner and Suddarth, Edisi 8,
Volume 2, EGC, Jakarta
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah volume 1. Jakarta : EGC
Winarsih, Biyanti D. 2011. Efektivitas Mutu Berbasis Praktek, Intervensi Peningkatan
Multimodal Untuk Gastroenteritis Pada Anak. Jakarta. Universitas Indonesia. (Diakses 12
Desember 2011 : www.fik.ui.ac.id/pkko/files/Tugas%20SIM%20UTS.pdf).

Anda mungkin juga menyukai