OLEH:
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN KENYAMANAN : NYERI
b. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan yang actual atau potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang
untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses
penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan.
Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit
manapun (Smeltzer, 2001)
Nyeri (Pain) adalah kondisi perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat
subjektif karna perasaan nyeri berbeda pada setiap orang baik dalam hal skala ataupun
tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan dan mengefakuasi
rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2008).
Internasional Association for Study of Pain (IASP), mendefinisikan nyeri sebagai
suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenagkan yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat akut yang dirasakan dalam kejadian-
kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter & Perry, 2007).
Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak menyenangkan
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial yang tidak
menyenangkan yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh ataupun sering disebut
dengan istilah distruktif dimana jaringan rasanya seperti di tusuk-tusuk, panas terbakar,
melilit, seperti emosi, perasaan takut dan mual (Potter , 2012).
c. Sifat Nyeri
Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. ada empat atribut pasti
untuk pengalaman nyeri, yaitu: nyeri bersifat individual, tidak menyenangkan,
merupakan suatu kekuatan yang mendominasi, bersifat tidak berkesudahan (Manuaba,
2008)
2. Epidemiologi
Nyeri tercatat sebagai keluhan yang paling banyak membawa pasien keluar masuk untuk
berobat ke Rumah Sakit, diperkirakan prevalensi nyeri kronis adalah 20% dari populasi
dunia, di Eropa tercatat jumlah pasien nyeri sebanyak 55%. Prevalensi nyeri akut di
inggris mencapai 42% dengan angka kejadian pada pria sebanyak 17% dan wanita
sebanyak 25%. Sembilan dari 10 orang Amerika berusia 18 tahun atau lebih dilaporkan
menderita nyeri minimal sekali dalam satu bulan dan sebanyak 42% merasakannya setiap
hari (JMJ, 2014).
3. Etiologi
Nyeri dapat disebabkan oleh :
a. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah atau cidera.
b. Iskemik jaringan, kurangnya suplai darah ke jaringan atau organ karena permasalahan
dengan pembuluh darah misalnya hasil kerusakan atau disfungsi jaringan.
c. Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak
terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada otot
yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang berlebihan
atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama.
d. Inflamasi pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan juga
karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.
e. Post operasi setelah dilakukan pembedahan. (SDKI, 2016)
4. Patofisiologis
Agen pencedera fisiologis, agen pencedera kimiawi dan agen pencedera fisik
menghasilkan stimus neurologik dan psikologis dimana kedua stimulus ini akan
melepaskan mediator biokimia (prostaglandin, bradikinin, histamin substansi P kemudian
reseptor nyeri menerima rangsangan dan rangsangan ditransmisi ke medulla spinalis,
thalamus dan korteks sensorik somatik baru akan menghasilkan nyeri. Nyeri dibagi
menjadi dua untuk diagnosa keperawatan yg pertama nyeri akut kemudian nyeri kronis,
tanda dan gejala dari kedua diagnosa ini adalah meringis kesakitan, merasa cemas dan
takut akan penyakitnya dan menghasilkan diagnosa baru yaitu gangguan rasa nyaman.
5. Pathway
Nyeri
Meringis kesakitan,
merasa cemas dan takut
akan penyakitnya
7. Gejala klinis
a. Tampak meringis
b. Mengeluh nyeri
c. Bersikap protektif (mis: waspada, posisi menghindari nyeri)
d. Gelisah
e. Frekuensi nadi meningkat
f. Sulit tidur
g. Tekanan darah meningkat
h. Pola napas berubah
i. Nafsu makan berubah
j. Proses berpikir terganggu
k. Menarik diri
l. Berfokus pada diri sendiri
m. Diaforesis (SDKI, 2016)
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : meliputi kesan umum dan kesadaran
b. Tanda vital : meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi
c. Keadaan fisik : meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah
dengan metode inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
9. Pemeriksaan diagnostik/Penunjang
a. Jenis Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan USG, untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di abdomen
2) Pemeriksaan laboratorium, sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya
3) Sinar – X (Rontgen), untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
4) CT-Scan (cidera kepala), untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di
otak
5) MRI
b. Parameter yang diperiksa
1) Skala nyeri
2) Tanda-tanda vital
3) Ekspresi wajah pasien
4) Respon pasien
c. Hasil Temuan (yang tidak normal) dan Interpretasi hasil
1) Skala numeric
Skala ini biasa digunakan untuk menilai berat ringannya rasa sakit atau nyeri
dibuat menjadi terukur dengan mengobyektifkan pendapat subjektif nyeri. Skala
numerik ini mulai dari 0-10, dikenal juga sebagai Visual Analog Scale (VAS).
Skala 0 (tidak nyeri), 1-3 (nyeri ringan). 4-6 (nyeri sedang), 7-9 (sangat nyeri
tetapi masih bisa dikontrol), 10 (sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol).
2) Skala wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda, menampilkan wajah
bahagia hingga wajah sedih, dimana dapat digunakan untuk mengekspresikan rasa
nyeri. Skala ini dapat dipergunakan mulai anak usia 3 tahun.
11. Komplikasi
a. Oedema Pulmonal
b. Kejang
c. Masalah Mobilisasi
d. Hipertensi
e. Hipertermi
f. Takikardi
g. Gangguan pola istirahat dan tidur. (Smeltzer, 2001).
c. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan, minum, eliminasi,
gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, rasa aman dan nyaman,
pengetahuan, rekreasi dan ibadah.
d. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : meliputi kesan umum dan kesadaran
• Tanda vital : meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi
• Keadaan fisik : meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas
bawah dengan metode inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, kimiawi, dan fisik.
b. Nyeri Kronis berhubungan dengan kondisi pasca trauma, kerusakan sistem saraf,
gangguan imunitas, gangguan fungsi metabolik.
c. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan gejala penyakit, gangguan stimulus
lingkungan, efek samping terapi, ketidakadekuatan sumber daya (dukungan finansial,
sosial dan pengetahuan).
3. Rencana Tindakan atau Intervensi Keperrawatan
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Untuk mengetahui skala nyeri
berhubungan dengan keperawatan selama … x 24 komprehensif yang meliputi dan perkembangan nyeri yang
agen pencedera jam diharapkan nyeri lokasi, karakteristik, durasi, dirasakan pasien
fisiologis, kimiawi, berkurang dengan kriteria frekuensi, kualitas, intensitas atau
dan fisik hasil : beratnya nyeri dan faktor pencetus
1. Nyeri yang dilaporkan 2. Berikan prinsip-prinsip 2. Memberikan rasa nyaman
berkurang dengan skala manajemen nyeri seperti teknik kepada pasien
nyeri dengan rentang 0-10 relaksasi
2. Ekspresi wajah tidak 3. Edukasi klien dan keluarga klien 3. Untuk menambah pengetahuan
meringis dan merintih dengan memberikan informasi klien dan keluarga mengenai
3. Nadi kembali normal (80- mengenai nyeri seperti penyebab nyeri yang dirasakan oleh
100x/menit) nyeri dan antisipasi dari pasien
ketidaknyamanan akibat prosedur
5. Evaluasi
No Hari/ Nama.Diagnosa Evaluasi Nama dan TTD
Tgl/Jam
1. Nyeri Akut S=Data yang disampaikan langsung oleh klien/keluarga
O= Nyeri yang dilaporkan berkurang dengan skala nyeri
dengan rentang 0-10, Ekspresi wajah tidak meringis dan
merintih, Nadi kembali normal (80-100x/menit)
A=Apakah kriteria hasil pada intervensi tercapai, tercapai
sebagian dan /atau tidak tercapai
P=Planning/Rencana yang dibuat berdasarkan hasil analisa:
pertahankan kondisi, lanjutkan intervensi dan/atau modifikasi
intervensi
2. Nyeri Kronis S=Data yang disampaikan langsung oleh klien/keluarga
O= Nyeri yang dilaporkan berkurang dengan skala nyeri
dengan rentang 0-10, Ekspresi wajah tidak meringis dan
merintih, Nadi kembali normal (80-100x/menit)
A=Apakah kriteria hasil pada intervensi tercapai, tercapai
sebagian dan /atau tidak tercapai
P=Planning/Rencana yang dibuat berdasarkan hasil analisa:
pertahankan kondisi, lanjutkan intervensi dan/atau modifikasi
intervensi
3. Gangguan Rasa S= Data yang disampaikan langsung oleh klien/keluarga
Nyaman O= Relaksasi otot, posisi pasien yang nyaman
A=Apakah kriteria hasil pada intervensi tercapai, tercapai
sebagian dan /atau tidak tercapai
P=Planning/Rencana yang dibuat berdasarkan hasil analisa:
pertahankan kondisi, lanjutkan intervensi dan/atau modifikasi
intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M,dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi ke-6.
Singapore:Elsevier
Moorhead, Sue dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi ke-5. Singapore:Elsevier
Tim Pokja PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi I. Kingdom:Elsevier
global rights
Rahmawati, I R., Widyawati, I Y & Hidayati, L. 2019. Kenyamanan Pasien Pre Operasi Di Ruang
Rawat Inap Bedah Marwah RSU Haji Surabaya. Critical Medical an d Surgical Nursing
Journal. https://e-journal.unair.ac.id/CMSNJ/article/view/12293 (diakses pada tanggal 6
oktober 2020)