Anda di halaman 1dari 60

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.

WLDENGAN DIAGNOSA MEDIS RHEUMATOID ARTHRITIS


DI BR KAWAN BANGLI TANGGAL
10-13 AGUSTUS 2021

OLEH :
NI WAYAN SULASMI, S.KEP
(NIM. 209012557)

PROGRAM STUDI NERS PROGRAM PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN REUMATHOID ATRITIS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Rheumatoid arthritis merupakan penyebab paling sering dari penyakit radang
sendi kronis yaitu gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi
pada sendi serta adanya kelainan inflamasi terutama mengenai membran sinovial
dari persendian dan umumnya ditandai dengan nyeri persendian, kaku sendi,
penurunan mobilitas dan keletihan yang terjadi pada semua jenjang umur dari
kanak-kanak sampai lanjut usia. Namun risiko akan meningkat dengan
meningkatnya umur. (Sya'diyah, 2018)
Reumathoid Atritis (RA) adalah suatu penyakit sistematik yang bersifat
progresif, yang cenderung menjadi kronis dan menyerang sendi serta jaringan
lunak. Karakteristik Reumathoid Atritis adalah radang cairan sendi (sinovitis
inflamatoir) yang persisten, biasanya menyerang sendi – sendi perifer dengan
penyebaran yang simetris (Junaidi, 2013).
Sendi yang terlibat pada Reumathoid Atritis :
Sendi yang terlibat Frekuensi keterlibatan (%)
Metacarpophalangeal (MCP) 85
Pergelangan tangan 80
Proximal interphalangeal (PIP) 75
Lutut 75
Metatarssophalangeal (MTP) 75
Pergelangan kaki (tibiotalar + 75
subtalar)
Bahu 60
Midfoot (tarsus) 60
Panggul (Hip) 50
Siku 50
Acromioclavikular 50
Vertebra servical 40
Temporomandibular 30
Sternoclavikular 30

2. Epidemiologi
WHO (2016) mendata penderita gangguan sendi di Indonesia mencapai 81% dari
populasi, hanya 24% yang pergi ke dokter, sedangkan 71% nya cenderung
langsung mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang terjual bebas. Angka ini
menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling tinggi menderita gangguan
sendi jika dibandingkan Negara-negara di Asia lainnya seperti Hongkong,
Malaysia, Singapura, dan Taiwan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit
sendi adalah umur, jenis kelamin, genetik, obesitas dan penyakit metabolic, cedera
sendi, pekerjaan dan olah raga.
Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 untuk penyakit sendi secara
nasional pravalensinya berdasarkan diagnosis dokter umur 65-74 tahun (18.6%),
umur >75 tahun (18.9%), berdasarkan jenis kelamin laki-laki (6.1%) perempuan
(8.9%). Penyakit sendi tertinggi tahun 2018 adalah Aceh (13.3%), diikuti
Bengkulu (12%), Papua (10.3%), dan Bali (11.7%). Prevalensi penyakit sendi
berdasarkan diagnosis dokter menurut karakteristik tertinggi adalah
tidak/belumpernah sekolah (13.7%) dan petani/buruh tani (9.90%).

3. Etiologi
Penyebab Reumathoid Atritis masih belum diketahui secara pasti walaupun
banyak hal mengenai patologis penyakit ini telah terungkap. Penyakit ini belum
dapat dipastikan mempunyai hubungan dengan faktor genetik. Namun, berbagai
faktor (termasuk kecenderungan genetik) bisa memengaruhi reaksi autoimun dan
lingkungan.
Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab Reumathoid
Atritis, yaitu infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus,
endokrin, autoimun, metabolic, faktor genetic serta faktor pemicu lingkungan.
Pada saat ini, Reumathoid Atritis diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan
infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II : faktor injeksi mungkin
disebabkan oleh virus dan organisme mikroplasma atau group difteroid yang
menghasilkan antigen kolagen tipe II dari tulang rawan sendi penderita. Biasanya
respons antibodi awal terhadap mikroorganisme diperantai oleh IgG. Walaupun
respons ini berhasil menghancurkan mikroorganisme, individu yang mengalami
RA mulai membentuk antibodi lain, biasanya IgM atau IgG, terhadap antibodi
IgG awal.

4. Patofisiologis terjadinya penyakit


Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti

vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang berkelanjutan,

sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.  Pada

persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi

kartilago.  Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat

karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago

menjadi nekrosis.

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.  Bila

kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi,

karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).  Kerusakan kartilago dan

tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan

subluksasi atau dislokasi dari persendian.  Invasi dari tulang sub chondrial bisa

menyebkan osteoporosis setempat.

Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa

adanya serangan dan tidak adanya serangan.  Sementara ada orang yang sembuh

dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.  Yang lain, terutama

yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan

akan menjadi kronis yang progresif. Proses ini secara lambat merusak sendi dan

menimbulkan neyri hebat serta deformitas.

5. Pathway
(terlampir)
6. Manifestasi Klinis
Gejala awal terjadi pada beberapa sendi sehingga disebut poli atritis rheumatoid.
Persendian yang paling sering terkena adalah sendi tangan, pergelangan tangan,
sendi lutut, sendi siku, pergelangan kaki, sendi bahu serta sendi panggul dan
biasanya bersifat bilateral atau simetris. Tetapi kadang – kadang hanya terjadi
pada satu sendi disebut atritis rheumatoid mono-artikular (Chairuddin, 2003).
Pasien-pasien dengan RA pada stadium awal akan menunjukan tanda dan gejala
seperti :
1. Nyeri persendian
2. Bengkak (Rheumatoid nodule)
3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
4. Terbatasnya pergerakan
5. Sendi-sendi terasa panas
6. Demam (pireksia)
7. Anemia
8. Berat badan menurun
9. Kekuatan berkurang
10. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
11. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
Pada stadium lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
1. Gerakan menjadi terbatas
2. Adanya nyeri tekan
3. Deformitas bertambah pembengkakan
4. Kelemahan
5. Depresi
Gejala Extra artikular :
1. Pada jantung :
a. Rheumatoid heard diseasure
b. Valvula lesion (gangguan katub)
c. Pericarditis (iritasi dan peradangan pada lapisan tipis berbentuk
kantong yang melapisi jantung)
d. Myocarditis (peradangan atau inflamasi pada otot jantung)
2. Pada mata :
a. Keratokonjungtivitis (peradangan pada selaput konjungtiva dan kornea
yang bersifat kambuh – kambuhan atau musiman)
b. Scleritis (peradangab oada bagian sklera dari mata)
3. Pada lympa : Lhymphadenopathy (pembengkakan atau pembesaran
kelenjar getah bening)
4. Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis
5. Pada otot : Myositis (peradangan pada otot yang menyerang serabut otot)

7. Klasifikasi
Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
dalam waktu 6 minggu.
2. Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
dalam waktu 6 minggu.
3. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
dalam waktu 6 minggu.
4. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
dalam waktu 3 bulan.

8. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Pemeriksaan penunjang ini tidak banyak berperan dalam diagnosis artirits
reumatoid, pemeriksaan laboratorium mungkin dapat sedikit membantu untuk
melihat prognosis pasien, seperti :
1. Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) akan meningkat
2. Tes faktor reumathoid biasanya positif pada lebih dari 75% pasien
artritis reumatoid terutama bila masih aktif. Sisanya dapat dijumpai
pada pasien lepra, TB paru, sirosis hepatis, penyakit kolagen dan
sarkoidosis
3. Leukosit normal atau meningkat sedikit
4. Trombosit meningkat
5. Kadar albumin serum turun dan globulin
6. Jumlah sel darah merah dan komplemen C4 menurun
7. Protein C-reaktif dan antibodi antinukleus (ANA) biasanya positif
8. Laju sedimentasi eritrosit meningkat menunjukkan inflamasi
9. Tes aglutinasi lateks menunjukkan kadar igG atau igM (faktor mayor
dari rheumatoid) tinggi. Makin tinggi iter, makin berat penyakitnya
10. Pemeriksaan sinar-X dilakukan untuk membantu penegakkan
diagnosa dan memantau perjalanan penyakit. Foto rontgen
menunjukkan erosi tulang yang khas dan penyempitan rongga sendi
yang terjadi kemudian dalam perjalanan penyakit tersebut.
11. Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium
12. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
13. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih
besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning
( respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi
SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
14. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
(Mansjoer, 1999 dan Rosyidi 2013).
Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association ( ARA )
adalah:
1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari (Morning Stiffness ).
2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada
satu sendi.
3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan )
pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6
minggu.
4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.
5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.
6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.
7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid
8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid
9. Pengendapan cairan musin yang jelek
10. Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia
11. Gambaran histologik yang khas pada nodul.
Berdasarkan kriteria ini maka disebut :
Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6
minggu
Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6
minggu.
Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-
kurangnya selama 4 minggu.

9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan Arthtritis Reumatoid
yaitu :
a. Langkah pertama dari program penatalaksanaan artritis reumatoid adalah
memberikan pendidikan kesehatan yang cukup tentang penyakit kepada
klien, keluarganya, dan siapa saja yang berhubungan dengan klien.
Pendidikan kesehatan yang diberikan meliputi pengertian tentang
patofisiologi penyakit, penyebab, dan prognosis penyakit, semua
komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang
kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit, dan metode-
metode yang efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim
kesehatan.
b. Sejak dini, klien diberikan OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang sering dijumpai.
OAINS yang dapat diberikan yaitu :
a) Aspirin, dengan ketentuan pasien umur <65 tahun dosisinya 3-4 x
1g/hr, kemudian dinaikkan 0.3-0,6 g per minggu sampai terjadi
perbaikan atau gejala toksik. Dosis terapi 20-30 mg/dl
b) Ibuprofen, naproksen, diklofenak, dan sebagainya
c. DMARD (disease modifying antirheumatoid drugs) digunakan untuk
melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat arthtritis
reumatoid ini. Jenis-jenis yang digunakan yaitu : klorokuin (yang paling
banyak digunakan, karena harganya yang terjangkau), sulfasalazin,
garam emas (gold standard bagi DMARD), obat imunosupresif atau
imunoregulator, dan kortikosteroid.
d. Rehabilitasi, tujuannya yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup klien.
Beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu :
a) Pemakaian alat bidai untuk mengistirahatkan sendi yang sakit,
kursi roda, sepatu dan alat.
b) Terapi mekanik
c) Pemanasan : baik hidroterapi maupun elektroterapi
d) Terapi mekanik
e. Pembedahan, pembedahan ini dilakukan jika berbagai cara telah
dilakukan dan tidak berhasil serta ada alasan yang cukup kuat, sehingga
dapat dilakukan pembedahan (Mansjoer, 1999 dan Lukman, 2009).
Perawatan dan pengobatan tradisional atau obat luar juga bisa kita berikan pada
klien dengan Arthritis Reumatoid,yaitu sebagai berikut :
1. Hindari faktor resiko seperti aktivitas yang
berlebihan pada sendi, faktor cuaca dan pola makan yang tidak sehat
2. Olahraga yang teratur dan istirahat yang cukup,
seperti melakukan senam rematik.
3. Kompres panas kering dapat mengatasi kekakuan
dan kompres dingin dapat membantu meredakan nyeri. Penggunaan
panas mempunyai keuntungan meningkatkan alirandarah ke suatu area
dan memungkinkan dapat turut menurunkan nyeri. Panas lembabdapat
menghilangkan kekakuan pada pagi hari akibat Reumatoid arthritis
(Smeltzer,2001)
4. Massage kutenus atau pijat
5. Pertahankan berat badan agar tetap normal
6. Bila nyeri, lakukan relaksasi dan anjurkan istirahat
untuk mengurangi sakit
7. Mengurangi dan menghindari makanan yang
mengandung purin, seperti bir dan minuman beralkohol, daging,
jeroan, kembang kol, jamur, bayam, asparagus, kacang-kacangan,
sayuran seperti daun singkong (tidak semua jenis sayuran mempunyai
efek kambuh yang sama pada setiap orang). Syarat diet atritis
reumatoid adalah protein cukup, lemak sedang, cukup vitamin dan
mineral, cairan disesuaikan dengan urine yang dikeluarkan setiap hari.
Rata – rata asupan cairan yang dianjurkan adalah 2 – 2,5 L/hari,
karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65 – 75% dari
kebutuhan energi total.
8. Memakan buah beri untuk menurunkan kadar asam
urat, memakan makanan seperti tahu untuk pengganti daging
9. Banyak minum air untuk membantu mengencerkan
asam urat yang terdapat dalam darah sehingga tidak tertimbun sendi
10. Lakukan latihan gerak sendi/ senam rematik
(Maryam, dkk., 2010)

10. Komplikasi
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses
granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
4. Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang
disebabkan oleh adanya darah yang membeku.
5. Terjadi splenomegali.
6. Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar
kemampuannya untuk  menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih
dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah
akan meningkat.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian (data subyektif dan obyektif)
Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan organ-
organ lainnya (misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal), tahapan misalnya
eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis
lainnya.
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,
pekerjaan,keletihan.
Tanda : Malaise, dipsnea setelah beraktifitas, gerakan tidak terkoordinasi,
keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktur/ kelaianan pada sendi dan
tremor akibat bergerak.
b. Gangguan Citra Tubuh
Gejala : Adanya gangguan fungsi tubuh, gangguan pandangan tentang tubuh
seseorang, menyemmbunyikan bagian tubuh, perasaan negative tentang tubuh,
perilaku memantau tubuh.
Tanda : adanya perubahan fungsi tubuh, perubahan persepsi diri, penyakit,
cedera, dan gangguan fungsi psikososial.
c. Defisit Pengetahuan
Gejala : Ketidakakuratan dalam melakukan tes, ketidakakuratan mengikuti
perintah, kurang pengetahuan, perilaku yang tidak tepat.
Tanda : Gangguan fungsi kognitif, kurang informasi, kurang sumber
pengetahuan, dan salah pengertian terhadap orang lain.
d. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal)
e. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan)Ancaman pada konsep
diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain).
f. Makanan/ cairan
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan
adekuat: mual, anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah (keterlibatan TMJ)
Tanda : Penurunan berat badan
Kekeringan pada membran mukosa.
g. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
Ketergantungan
h. Neurosensori
Tanda: Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Gejala : Pembengkakan sendi simetris.
i. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan
lunak pada sendi )
j. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus.
Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga.
Demam ringan menetap
Kekeringan pada meta dan membran mukosa.
k. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran;
isolasi

Pengkajian Fungsional
1. INDEKS KATZ
Termasuk/katagori manakah klien?
Skore Kriteria
Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAB atau
A BAK), berpindah, ke kamar kecil, mandi dan
berpakaian
Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari
B
fungsi tersebut
Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan
C
satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,
D
berpakaian dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi,
E berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi
tambahan
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,
F berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu
fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak
Lain dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F

2. MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS


Termasuk yang manakah klien?
Item yang
NO Skor Nilai
dinilai
1 Makan 0 = Tidak mampu
(Feeding) 1 = Butuh bantuan memotong, mengoles
mentega, dll
2 = Mandiri
2 Mandi 0 = Tergantung dengan orang lain
(Bathing) 1 = Mandiri
3 Perawatan 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
diri 1 = Mandiri dalam perawatan muka,
(Grooming) rambut, gigi, dan bercukur
4 Berpakaian 0 = Tergantung dengan orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (missal
mengancing baju)
2 = Mandiri
5 Buang air 0= Inkontinensia atau pakai kateter dan
kecil tidak terkontrol
(Bladder) 1 = Kadang inkotinensia (maks, 1x 24
jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari
7 hari)
6 Buang air 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu
besar (Bowel) enema)
1 = Kadang inkotinensia (sekali
seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
7 Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang lain
toilet 1= Membutuhkan bantuan, tapi dapat
melakukan beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8 Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2
orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9 Mobilitas 0 = Imobilitas (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan satu orang
3= Mandiri (meskipun menggunakan alat
bantu seperti tongkat)
10 Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri
Total

Interpretasi hasil:
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

Pengkajian Kognitif
1. Identifikasi tingkat intelektual dengan Short Protable Mental Status Questioner
(SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan total kesalahan berdasarkan 10 pertanyaan
Skore
No Pertanyaan Jawaban
+ -
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang?
3 Apa nama tempat ini?
4 Berapa nomor telepon Anda?
Dimana alamat Anda?
(tanyakan bila tidak memiliki telepon)
5 Berapa umur Anda?
6 Kapan Anda lahir?
7 Siapa Presiden Indonesia sekarang?
8 Siapa Presiden sebelumnya?
9 Siapa nama Ibu Anda?
10 Berapa 20 dikurangi 3? (Begitu seterusnya
sampai bilangan terkecil)

Keterangan
Kesalahan 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10 : Kerusakan intelektual berat

2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan mnggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam)
Nilai Nilai Pertanyaan
maksimum pasien
Orientasi
5 (tahun) (musim) (tanggal) (hari) (bulan
apa sekarang?)
5 Dimana kita: (Negara bagian) (wilayah)
(kota) (rumah sakit) (lanatai)?
Registrasi
3 Sebutkan nama 3 objek : 1 detik untuk
mengtakan masing-masing. Beri 1 poin
untuk setiap jawaban yang benar
Perhatian dan kalkulasi
5 Seri 7’s 1 poin untuk setiap kebenaran.
Berhenti setelah 5 jawaban. Berganti eja
“kata” ke belakang
Nilai Nilai Pertanyaan
maksimum pasien
Mengingat
3 Meminta untuk mengulang ketiga objek
di atas. Berikan 1 poin untuk setiap
kebenaran
Bahasa
9 Nama pensil dan melihat (2 poin)
Mengulang hal berikut : tidak ada jika,
dan atau tetapi (1 poin)
Nilai total
Keterangan
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya
kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut

Pengkajian Status Emosional


Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
a.Apakah klien mengalami kesulitan tidur?
b. Apakah klien sering merasa gelisah?
c.Apakah klien sering murung dan menangis sendiri?
d. Apakah klien sering was-was atau khawatir?

Pertanyaan tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalam satu
bulan?
b. Ada atau banyak pikiran?
c. Ada masalah atau gangguan dengan keluarga lain?
d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter?
e. Cenderung mengurung diri?
Bila lebih dari satu atau sama 1 jawaban “ya”MASALAH EMOSIONAL
POSITIF (+)

Pengkajian Psikososial
Jelaskan kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang,sikap klien pada orang
lain, harapan-harapan klien dalam melakukan sosialisasi

Pengkajian Spiritual
Kaji agama, kegiatan keagamaan, konsep/keyainan klien tentang kematian,
harapan-harapan klien, dan lain-lain
Pengkajian Depresi (Menggunakan Geriatric Depression Scale)

NO ITEM PERTANYAAN YA TIDAK

1 Apakah Bapak/ Ibu sekarang ini merasa puas dengan TIDAK


kehidupannya?

2 Apakah Bapak/ Ibu telah meninggalkan banyak YA


kegiatan atau kesenangan akhir-akhir ini?

3 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa hampa/ kosong di YA


dalam hidup ini?

4 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa bosan? YA

5 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai harapan yang TIDAK


baik di masa depan?

6 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai pikiran jelek YA


yang mengganggu terus menerus?

7 Apakah Bapak/ Ibu memiliki semangat yang baik TIDAK


setiap saat?

8 Apakah Bapak/ Ibu takut bahwa sesuatu yang buruk YA


akan terjadi pada Anda?

9 Apakah Bapak/ Ibu merasa bahagia sebagian besar TIDAK


waktu?

10 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa tidak mampu YA


berbuat apa- apa?

11 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa resah dan gelisah? YA

12 Apakah Bapak/ Ibu lebih senang tinggal dirumah YA


daripada keluar dan mengerjakan sesuatu?

13 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir tentang YA


masa depan?

14 Apakah Bapak/ Ibu akhir – akhir ini sering pelupa? YA

15 Apakah Bapak/ Ibu pikir bahwa hidup Bapak/ Ibu TIDAK


sekarang ini menyenangkan?

16 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa sedih dan putus YA


asa?

17 Apakah Bapak/ Ibu merasa tidak berharga akhir-akhir YA


ini?

18 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir tentang YA


masa lalu?

19 Apakah Bapak/ Ibu merasa hidup ini mengembirakan? TIDAK

20 Apakah sulit bagi Bapak/ Ibu untuk memulai kegiatan YA


yang baru?

21 Apakah Bapak/ Ibu merasa penuh semangat? TIDAK

22 Apakah Bapak/ Ibu merasa situasi sekarang ini tidak YA


ada harapan?

23 Apakah Bapak/ Ibu berpikir bahwa orang lain lebih YA


baik keadaanya daripada Bapak/ Ibu?

24 Apakah Bapak/ Ibu sering marah karena hal- hal yang YA


sepele?

25 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa ingin menangis? TIDAK

26 Apakah Bapak/ Ibu sulit berkonsentrasi? YA

27 Apakah Bapak/ Ibu merasa senang waktu bangun TIDAK


tidur di pagi hari?

28 Apakah Bapak/ Ibu tidak suka berkumpul di YA


pertemuan sosial?

29 Apakah mudah bagi Bapak/ Ibu membuat suatu TIDAK


keputusan?

30 Apakah pikiran Bapak/ Ibu masih tetap mudah dalam YA


memikirkan sesuatu seperti dulu?

Ket: Setiap jawaban yang “ SESUAI” diberi skor 1

Skor 0-10 : Menunjukkan tidak depresi

Skor 11-20 : Menunjukkan depresi ringan

Skor 21-30 : Menunjukkan depresi sedang/ berat


Pengkajian Risiko Jatuh
1. Pengkajian dengan menggunakan skala MORSE
Tgl
No Item Penilaian Jam
Skor IA 1 2 3 4
1 Usia
a. Kurang dari 60 0
b. Lebih dari 60 1
c. Lebih dari 80 2
2 Defisit Sensoris
a. Kacamata bukan bifokal 0
b. Kacamata bifokal 1
c. Gangguan pendengaran 1
d. Kacamata multifokal 2
e. Katarak/ glaukoma 2
f. Hamper tidak melihat/ buta 3
3 Aktivitas
a. Mandiri 0
b. ADL dibantu sebagian 2
c. ADL dibantu penuh 3
4 Riwayat Jatuh
a. Tidak pernah 0
b. Jatuh< 1 tahun 1
c. Jatuh < 1bulan 2
d. Jatuh pada saat dirawat sekarang 3
5 Kognisi
a. Orientasi baik 0
b. Kesulitan mengerti perintah 2
c. Gangguan memori 2
d. Kebingungan 3
e. Disorientasi 3
6 Pengobatan dan Penggunaan Alat
Kesehatan
a. >4 jenis pengobatan 1
b. Antihipertensi/ hipoglikemik/ 2
antidepresan 2
c. Sedative/ psikotropika/narkotika 2
d. Infuse/ epidural/ spinal/ dower catheter/
traksi
7 Mobilitas
a. Mandiri 0
b. Menggunakan alat bantu berpindah 1
c. Kordinasi/ keseimbangan memburuk 2
d. Dibantu sebagian 3
e. Dibantu penuh/bedrest/nirse assist 4
f. Lingkungan dengan banyak furniture 4
8 Pola BAB/BAK
a. Teratur 0
b. Inkotinensia urine/feses 1
c. Nokturia 2
d. Urgensi/frekuensi 3
9 Komorbiditas
a. Diabetes/ penyakit jantung/ stroke/ ISK 2
b. Gangguan saraf pusat/ Parkinson 2
c. Pasca bedah 0-24 jam 3

Total skor
Keterangan
Risiko Rendah 0-7
Risiko Tinggi 8-13
Risiko Sangat Tinggi ≥ 14
Nama/ paraf
Catatan:

1. Pengkajian awal risiko jatuh dilakukan pada saat pasien masuk rumah sakit,
dituliskan pada kolom IA (Initial Assessment)
2. Pengkajian ulang untuk pasien risiko jatuh ditulis pada kolom keterangan
dengan kode:
a. Setelah pasien jatuh (Post Falls) dengan kode: PF
b. Perubahan kondisi (Change of Condition) dengan kode: CC
c. Menerima pasien pindahan dari ruangan lain (On Ward Transfer) dengan
kode: WT
d. Setiap minggu (Weekly) dengan kode: WK
e. Saat pasien pulang (Discharge) dengan kode: DC
Kode ini dituliskan pada kolom keterangan

2. Pengkajian dengan instrumen “THE TIMED UP AND GO” (TUG)

NO LANGKAH

1 Posisi pasien duduk di kursi

2 Minta pasien berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah (3 meter),


kembali ke kursi, ukur waktu dalam detik

Ket:

Skor: >12 detik : risiko jatuh tinggi

≤ 12 detik : risiko jatuh rendah


APGAR keluarga
NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG TIDAK
(2) -KADANG PERNAH
(1) (0)
1 A: Adaptasi
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman-
teman) saya untuk membantu apabila saya
mengalami kesulitan (adaptasi)

2 P: Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dan mengungapkan
masalah dengan saya (hubungan)

3 G: Growth
Saya puas bahwa keluarga(teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas (pertumbuhan)

4 A: Afek
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek dan berespons terhadap
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai

5 R: Resolve
Saya puas dengan cara teman atau keluarga saya
dan saya menyediakan waktu bersama-sama
mengekspresikan afek dan berespon

JUMLAH
Penilaian:

Total nilai <3 : disfungsi keluarga yang sangat tinggi

Total nilai 4-6 : disfungsi keluarga sedang

Total nilai 7-10: tidak ada disfungsi keluarga


2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi)
ditandai dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah, sulit tidur,
tekanan darah dan nadi meningkat.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuluskeletal
ditandai dengan nyeri saat bergerak, sendi kaku, mengeluh sulit
menggerakkan ekstermitas.
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan muskuluskeletal,
kelemahan ditandai dengan tidak mampu mandi, menggenakan pakian,
makan, toileting, berhiaas secara mandiri.
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
ditandai dengan perubahan fungsi atau struktur tubuh
e. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
merasa bingung, tampak gelisah dan tegang, sulit tidur, merasa khawatir
dengan kondisi yang dihadapi.
f. Resiko jatuh berhubungan dengan kekuatan otot menurun.

3. Rencana Tindakan
Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi:


selama … x 24 jam, diharapkan nyeri
yang dirasakan pasien dapat dikontrol. 1. Identifikasi lokasi, karakter
durasi, frekuensi, kua
Dengan kriteria hasil: intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
a. Melaporkan nyeri berkurang atau
3. Identifikasi faktor
dapat dikontrol
memperberat dan memperi
b. Tekanan darah dalam batas normal
nyeri
(120/80 mmHg)
Terapeutik :
c. Nadi pada rentang normal (60 –
100x/menit) 1. Berikan teknik nonfarmako
d. Pola nafas pasien teratur dan untuk mengurangi rasa
dalam rentang normal (12 – (seperti distraksi nafas da
20x/menit) kompres hangat, terapi ren
kaki dengan air hangat, terapi
aroma terapi, imaj
terbimbing)
2. Kontrol lingkungan
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :

1. Jelaskan penyebab, periode


pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan ny
3. Ajarkan teknik nonfarmako
untuk mengurangi rasa
(pengalihan dari rasa nyeri)
4. Anjurkan pasien u
menggunakan kaos kaki
menggunakan selimut saat
untuk menghindari sensasi din
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian analgeti


jika perlu

Gangguan mobilitas Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi :


fisik selama … x 24 jam, diharapkan
1. Identifikasi adanya nyeri atau
kemampuan dalam gerak fisik keluhan fisik lainnya
membaik. Dengan kriteria hasil:
2. Identifikasi toleransi fisik
a. Kekuatan otot dalam rentang melakukan pergerakan
normal
3. Monitor kondisi umum selama
b. Rentang gerak membaik melakukan mobilisasi

c. Tidak ada keluhan nyeri, kaku Terapeutik :


sendi dan kelemahan fisik 1. Fasilitasi melakukan pergeraka
jika perlu
2. Libatkan keluarga u
membantu pasien d
meningkatkan pergerakan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
2. Anjurkan melakukan mobilisas
dini
3. Ajarkan mobilisasi sederhana y
harus dilakukan (duduk di tem
tidur, pindah tempat)

Defisit perawatan diri Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi :


selama … x 24 jam, diharapkan 1. Identifikasi kebiasaan aktivitas
kemampuan melakukan aktivitas perawatan diri sesuai usia
perawatan diri secara mandiri. Dengan 2. Monitor tingkat kemandirian
kriteria hasil:
Terapeutik :
a. Kemampuan mandi pada skor 5
1. Sediakan keperluan pribadi
b. Kemampuan makan pada skor 5
2. Sediakan lingkungan terapeuti
c. Kemampuan pemenuhan
toileting pada skor 5 3. Dampingi dalam melakukan
perawatan diri sampai mandiri
d. Minat melakukan kebersihan
diri meningkat Edukasi :
1. Anjurkan melakukan perawata
diri secara konsisten sesuai
kemampuan

Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi


selama … x 24 jam, diharapkan
persepsi tentang struktur, fungsi dan 1. Identifikasi perubahan citra tu
2. Monitor apakah pasien bisa
penampilan fisik pasein meningkat. melihat bagian tubuh yang
Dengan kriteria hasil: berubah
Terapeutik
a. Memberi penilaian positif pada diri 1. Dikusikan perubahan tubuh d
b. Mau melihat dan menyentuh fungsinya
bagian tubuh yang sakit. 2. Diskusikan perbedaan penam
c. Pasien tidak rendah diri atau fisik terhadap harga diri
merasa malu dengan kondisi 3. Diskusikan kondisi stress yan
fisiknya. mempengaruhi citra tubuh.
Edukasi
1. Jelaskan kepada keluarga tentan
perawatan perubahan citra tubuh
2. Latih fungsi tubuh yang dimiliki
Ansietas Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi :
selama … x 24 jam, diharapkan
1. Monitor tanda – tanda ansieta
tingkat ansietas pasien dapat menurun.
Dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi saat tingkat ansiet
berubah (waktu, kondisi, stres
a. Perasaan khawatir akibat
kondisi yang dihadapi dapat 3. Identifikasi kemampuan
menurun pengambilan keputusan

b. Perilaku gelisah dan tegang Terapeutik :


berkurang
1. Temani pasien untuk mengura
c. Pola tidur dapat kembali normal kecemasan, bila perlu
2. Pahami situasi yang membuat
ansietas
3. Motivasi mengidentifikasi situ
yang memicu kecemasan
Edukasi :
1. Informasikan secara faktual
menganai diagnosis, pengoba
dan prognosis
2. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
3. Latih kegiatan pengalihan unt
mengurangi ketegangan
4. Latih teknik relaksasi

Resiko jatuh Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi :


selama … x 24 jam, diharapkan klien
1. Identifikasi faktor resiko jatuh
dapat mencegah kejadian jatuh pada
dirinya. Dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi faktor lingkungan
yang meningkatkan resiko jat
a. Klien mampu mempertahankan
keseimbangan tubuh Terapeutik :

b. Mampu menunjukkan peerilaku 1. Sediakan pencahayaan yang


pencegahan jatuh memadai

c. Tidak terjadi kejadian jatuh 2. Sediakan alas kaki antislip


3. Pastikan barang – barang prib
mudah dijangkau
4. Diskusikan mengenai latihan
terapi fisik yang diperlukan
Edukasi :
1. Jelaskan intervensi pencegaha
jatuh ke pasien dan keluarga
2. Anjurkan berganti posisi seca
perlahan dan duduk selama
beberapa menit sebelum berdi

4. Evaluasi
1). Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(inflamasi) ditandai dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah,
sulit tidur, tekanan darah dan nadi meningkat.
a. Melaporkan nyeri berkurang atau dapat dikontrol
b. Tekanan darah dalam batas normal (120/80 mmHg)
c. Nadi pada rentang normal (60 – 100x/menit)
d. Pola nafas pasien teratur dan dalam rentang normal (12 – 20x/menit)
2). Diagnosa 2 : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskuluskeletal ditandai dengan nyeri saat bergerak, sendi kaku,
mengeluh sulit menggerakkan ekstermitas.
a. Kekuatan otot dalam rentang normal
b. Rentang gerak membaik
c. Tidak ada keluhan nyeri, kaku sendi dan kelemahan fisik
3). Diagnosa 3 : Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan
muskuluskeletal, kelemahan ditandai dengan tidak mampu mandi,
menggenakan pakian, makan, toileting, berhiaas secara mandiri.
a. Kemampuan mandi pada skor 5
b. Kemampuan makan pada skor 5
c. Kemampuan pemenuhan toileting pada skor 5
a. Minat melakukan kebersihan diri meningkat
4). Diagnosa 4 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi
tubuh ditandai dengan perubahan fungsi atau struktur tubuh.
a. Memberi penilaian positif pada diri
b. Mau melihat dan menyentuh bagian tubuh yang sakit.
a. Pasien tidak rendah diri atau merasa malu dengan kondisi fisiknya.
5). Diagnosa 5 : Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
ditandai dengan merasa bingung, tampak gelisah dan tegang, sulit tidur,
merasa khawatir dengan kondisi yang dihadapi.
a. Perasaan khawatir akibat kondisi yang dihadapi dapat menurun
b. Perilaku gelisah dan tegang berkurang
a. Pola tidur dapat kembali normal
6). Diagnosa 6 : Resiko jatuh berhubungan dengan kekuatan otot menurun
a. Klien mampu mempertahankan keseimbangan tubuh
b. Mampu menunjukkan peerilaku pencegahan jatuh
c. Tidak terjadi kejadian jatuh
Pathway Artritis Reumatoid

Inflamasi non-bakterial disebabkan oleh


infeksi, endokrin, autoimun, metabolic,
dan faktor genetik serta faktor lingkungan

Artritis Reumatoid

Sinovitis Tenosinovilis Kelainan pada Kelainan pada jaringan Gambaran khas


tulang ekstra - artikular nodul subkutan

Hiperemia & Invasi kolagen


pembengkakan Erosi tulang &
kerusakan Miopati Sistemik Kelenjar Inflamasi
Saraf
Ruptur tendon pada tulang limfe keluar ekstra
Nekrosis & secara parsial / rawan – artikular
kerusakan dalam lokal Atrofi otot Splenomegali
ruang sendi Neuropati
Instabilitas & Perikarditis,
Anemia perifer
deformitas miokarditis dan
Kelemahan Osteoporosis
sendi radang katup jantung
Nyeri akut fisik Generalisata
Gangguan Gangguan
mobilitas fisik mekanis & Kegagalan
Defisit fungsi jantung
fungsional pada Resiko jatuh
perawatan
sendi
diri
Gambaran khas Perubahan bentuk
nodul subkutan tubuh pada tulang
dan sendi

Ansietas Gangguan citra


tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Amid dan Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC. Jakarta : MediAction
Anderson, Sylvia Price. Pathofisiologi: Konsep Klinis proses-proses penyakit
edisi 6 volume II. ECG. Jakarta : 2006
Herdman, Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Mansjoer, arif. Dkk.2009, kapita selekta kedokteran . Jakarta. Media aesculapius
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. WLDENGAN
DIAGNOSA MEDIS RHEUMATOID ARTHRITIS
DI BR KAWAN BANGLI TANGGAL
10-13 AGUSTUS 2021

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny.WL
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 70 tahun
Agama : Hindu
Status : kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Bali
Alamat : Br. Kawan, Bangli
Diagnosa Medis : Rheumatoid Arthritis

Identitas Keluarga
Nama : Tn. WP
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 48 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Br. Kawan, Bangli
Hub. Dengan Klien : Anak
B. Keluhan Utama: Klien mengeluh nyeri pada kaki kanan
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluhkan sakit pada kaki kanan nya sejak 3 hari yang lalu dan semakin parah sejak
kemarin pagi. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk benda tajam, skala nyeri 5 saat diam dan 6
saat bergerak. Nyeri dirasakan dari lutut kanan menjalar hingga ke tumit. Nyeri hilang timbul
bertambah parah terutama saat pagi hari. Klien mengatakan saat sakitnya kambuh pasien hanya
membiarkannya saja, kadang diberikan balsem. Klien mengatakan sakitnya ini membuat dia
susah beraktivitas sehari-hari. Klien mengatakan kadang membutuhkan tongkat untuk berjalan.
Klien tampak kesulitan saat melakukan aktivitas. Aktivitas pasien terbatas dan dibantu oleh
keluarganya. Klien mengatakan tidak mengetahui penyakitnya dan bagaimana perawatannya di
rumah.Klien tampak mengungkapkan ketidaktahuannya dan bertanya kepada perawat. Klien
mengtakan sudah sempat berobat ke Puskesmasdan mendapatkan terapi antinyeri. Klien tampak
meringis saat menggerakan kakinya. Pasien mengusap-usap kakinya yang sakit
D. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengtakan tidak pernah dirawat di RS atau dilakukan prosedur operasi. Klien
mengatakan mengalami nyeri pada kaki sejak 4 tahun yang lalu. Nyeri muncul hilang timbul.
Klien juga tidak ada menderita penyakit keturunan seperti asma, kencing manis, hipertensi dan
penyakit menular lainnya.

E. Genogram
Keterangan :

: laki-laki
: Perempuan

: Meninggal

:Pasien
: tinggal satu rumah
: garis keturunan

F. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengtakan tidak begitu ingat dengan riwayat kesehatan keluarganya. Menurut klien
didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular. Klien juga mengatakan
keluarganya tidak ada yang menderita DM, asma, hipertensi dan lainnya

G. Riwayat Pekerjaan

Klien mengtakan seorang ibu rumah tangga. Kesehariannya mengurus rumah dan merawat
cucunya

H. Riwayat Lingkungan Hidup


Klien tidur disebuah rumah dengan luas kamar yang cukup, ventilasi bagus, cahaya matahari
dapat masuk kedalam kamar. kamar pasien dekat dengan dapur dan kamar mandi. keluarga
rajin membantu pasien untuk membersihkan kamarnya

I. Riwayat Rekreasi

Pasien mengatakan jarang berekreasi. Kalau ada waktu luang klien biasanya berkumpul
dengan keluarga, menonton TV, atau bermain dengan cucu-cucunya

J. Sistem Pendukung

Klien mengatakan anak dan suaminya rutin memberikan uang untuk mengurus rumah. Bila
pasien sakit anaknya akan mengajak berobat ke puskesmas. Klien mengatakan jarang kontrol
kalau tidak ada keluhan sakit. Klien mengatakan memiliki kartu BPJS untuk berobat

K. Spiritual / Kultural
Pasien beragama Hindu biasa sembahyang di rumah sekali hari, atau kadang hari- hari
tertentu sembahyang ke pura.

L. Pemeriksaaan Fisik

Tinjauan Sistem

1. Keadaan umum : klien tampak menahan nyeri sambil


mengusap-usap kaki kanannya
2. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda Vital : Sh: 36,6 ºc, N : 92 x/ mt T 120/97 mmhg,
RR : 20 x/mt
4. TB: 166 cm BB: 45 kg ,IMT : 26, 2
5. Sistem Kardiovaskuler : Kardio (Jantung)

Inspeksi: tidak tampak adanya pembesaran jantung


Palpasi: tidak teraba adanya pembesaran jantung,palpasi ictus kordis teraba pada line
midclavicula ICS V sinistra
Perkusi: perkusi jantung pekak
Auskultasi: S1S2 tunggal regular, tidak ada murmur
6. Sistem Pernafasan

Inspeksi: conjungtiva kemerahan, bibir tampak lembab, bentuk hidung simetris, tidak
tampak secret pada hidung,tidak ada suara napas tambahan (gurgling). bentuk dada
simetris, tidak terdapat retraksi dada, tidak tampak adanya pembesaran paru.
Palpasi :tidak adanya nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe pada leher, tidak
adanya kelainan pada costa, tidak adanya celah pada strenum, vokal premitus (+),
ekspansi paru simetris, tidak teraba adanya pembesaran paru, tidak adanya nyeri tekan.
Perkusi :suara paru sonor
Auskultasi :suara paru vesikuler pada kedua paru-paru

7. Sistem Integumen

Kulit tampak agak kering dan terdapat perubahan tekstur serta tampak adanya kerutan di
beberapa bagian, terdapat beberapa bagian rambut yang mengalami perubahan warna atau
putih, kuku tampak sedikit mengeras terutama pada bagian kaki dan juga kulit pada
bagian kaki yang menebal di beberapa bagian seperti bagian tumit . turgor kulit tidak
ditemukan adanya kelainan seperti kemerahan atau bercak-bercak merah

8. Sistem Perkemihan

Tidak ada masalah pada sistem perkemihan


9. Sistem Muscoloskletal

Inspeksi: tidak adanya kelainan bentuk punggung atau tulang belakang, tidak tampak
adanya ruam. Bentuk tangan dan kaki simetris antara kanan dan kiri, tidak adanya
kelainan pada pada bentuk tangan, tidak adanya clubing finger, tidak adanya jari tabuh,
kekuatan otot 5 kanan. Klien menggunakan alat bantu jalan dengan tongkat
Palpasi: tidak teraba adanya celah pada spina, tidak adanya teraba kelainan pada vertebra
posterior ataupun costa pada area posterior, tidak teraba adanya benjolan. Akral teraba
hangat. CRT <2 detik,turgor kulit baik, tidak adanya sianosis pada perifer.

10. Sistem Endokrin

Tidak ada pembesaran kelenjar lymphe dan pembesaran kelenjar thyroid

11. Sistem immunologi

Tidak terdapat pembasaran kelenjar lymphe

12. Sistem Gastrointestinal


Inspeksi:Mukosa bibir lembab dan tidak pucat. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada
perdarahan, gigi putih dan bersih, dan tidak lengkap Bentuk abdomen simetris, tidak
adanya lessi ataupun luka bekas post operasi, spider navy (-).
Auskultasi: Bising usus 12x/menit (normal), terdengar suara timpany.
Perkusi:shifting dullnes (-)
Palpasi: Tidak adanya pembesaran hepar dan lien, ginjal teraba simitris antara kanan
kiri, tidak adanya fluid wave pada area abdomen, tidak teraba adanya penumpukan cairan
atau asites.

13. Sistem reproduksi

Payudara tidak dilakukan pemeriksaan karena pasien merasa malu

14. Sistem neurosensori

a. Nervus Olfaktoris/N I Klien masih mampu mengidentifikasi aroma (bau).


b. Nervus Optikus/N II Klien mampu melihat dengan jelas tanpa alat bantu.
c. Nervus Okulomotoris/N III,Trochlearis/N IV,Abdusen/N VI Klien mampu
mengerakan bola mata kiri dan kanan.
d. Nervus Trigeminus/N V Klien mampu untuk membedakan panas/dingin,
tajam/tumpul pada ekstremitas bawah.
e. Nervus Fasalis/N VII Klien sudah mampu mengerakan otot wajahnya, tetapi jika
berbicara cepat kata- kata klien menjadi salah
f. Nervus Vestibulocochlearis/N VIII Klien masih bisa mendengar suara dengan baik
seperti ketika kita memanggil namanya klien menoleh kearah sumber suara/bunyi.
g. Nervus Glossopharingeus/N IX, Vagus/N X Klien mampu untuk menelan,mengunyah
dan membuka mulutnya
h. Nervus Aksesorius/N XI Klien mampu menggerakkan kedua tangannya dan kedua
bahu simetris.
i. Nervus Hipoglossus/N XII Pasien mampu sepenuhnya menggerakkan bagian lidah
dijulurkan kedepan

M. Pengkajian Fungsional

1. Indeks KATZ

Skor Kriteria

A Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar kecil,


berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut

C Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu


fungsitambahan

D Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,


berpakaian dan satu fungsi tambahan

E Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,


berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan

F Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali berpakaian, ke


kamar kecil,dan satu fungsi tambahan

G Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu


fungsi tambahan

Lain-lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat


diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F
a. Bathing ; tidak menerima bantuan saat masuk atau keluar dari kamar mandi hanya
menggunakan tongkat tidak menerima bantuan untuk mandi(mandiri)
b. Dressing dapat mengambil pakaian sendiri dari lemari dengan menggunakan alat bantu
kruk dan dapat menggunakan pakaian sendiri kecuali mengikat sepatu karena klien tidak
dapat melakukan fleksi pada lutut kiri (mandiri )
c.Toileting dapat pergi ke kamar kecil dengan bantuan kruk melakukan defikasi dengan
mandiri dan merapikan pakaian sendiri (mandiri )
d. Transfering dapat berpindah dari tempat tidur dan kursi dengan bantuan kruk (mandiri )
e.berkemih dapat mengkontrol berkemih dengan kemauan sendiri (mandiri )
f. Feeding dapat makan sendiri (mandiri )

Kesimpulan Indeks KATZA

2. Modifikasi Dari Barthel Indeks

NO Item yang dinilai Skor Nilai


1 Makan (Feeding) 0 = Tidak mampu 
1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega, dll 2
2 = Mandiri
2 Mandi (Bathing) 0 = Tergantung dengan orang lain
1 = Mandiri  1

3 Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain


(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan     1
bercukur
4 Berpakaian 0 = Tergantung dengan orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (missal mengancing baju) 2
2 = Mandiri
5 Buang air kecil (Bladder) 0= Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak terkontrol 2
1 = Kadang inkotinensia (maks, 1x 24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6 Buang air besar (Bowel) 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
1 = Kadang inkotinensia (sekali seminggu) 2
2 = Kontinensia (teratur)
7 Penggunaan toilet  0 = Tergantung bantuan orang lain
1= Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan beberapa hal
2
sendiri
2 = Mandiri
8 Transfer  0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang) 3
3 = Mandiri

9 Mobilitas  0 = Imobilitas (tidak mampu)


1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantan satu orang 3
3= Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu seperti
tongkat)
10 Naik turun tangga 0 = Tidak mampu
1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu) 0
2 = Mandiri

Intrepretasi hasil : 18 ( ketergantungan ringan )

N. Pengkajian Kognitif

1. Identifikasi tingkat intelektual dengan  Short Protable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Skore No Pertanyaan Jawaban
+ -
√ 1 Tanggal berapa hari ini? 10 Agustus
√ 2 Hari apa sekarang? Selasa
√ 3 Apa nama tempat ini? Rumh saya
√ 4 Berapa nomor telepon Anda? Br kawan
Dimana alamat Anda?
(tanyakan bila tidak memiliki telepon)
√ 5 Berapa umur Anda? Sekitar 70 tahunan
√ 6 Kapan Anda lahir? lupa
7 Siapa Presiden Indonesia sekarang? jokowi
√ 8 Siapa Presiden sebelumnya? jokowi
√ 9 Siapa nama Ibu Anda? S
√ 10 Berapa 20 dikurangi 3? (Begitu seterusnya sampai bilangan 17, 14, 11
terkecil)

Intrepretasi hasil : Kesalahan 2 ( Tidak ada Kerusakan Intelektual )

2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan mnggunakan Mini Mental  Status
Exam (MMSE)

Aspek Nilai Nilai


No Kriteria
Kognitif Max Klien
Menyebutkan dengan benar :
- Tahun : 2021
- Musim : hujan
1 Orientasi 5 5
- Tanggal : 10
- Hari : selasa
- Bulan : Agustus
Dimana kita sekarang berada ?
- Negara : Indonesia
- Profinsi : Bali
2 Orientasi 5 5
- Kota : Bangli
- tempat : br kawan
- Wisma : rumah sendiri
3 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh pemeriksa)
1 detik untuk masing-masing objek kemudian
tanyakan kepada klien ketiga objek tadi (untuk
disebutkan)
- Objek Kertas
- Objek Pulpen
- Objek Jam
Minta klien untuk memulai dari angka 100
kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat:
Perhatian - 93
3 dan 5 2 - 86
Kalkulasi -
-
-
Minta klien untuk mengulangi ketiga objek pada No
4 Mengingat 3 3 2 (Registrasi) tadi. Bila benar, nilsi 1 point untuk
masing-masing objek
 Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan
namanya pada klien.
- Misal ; Buku, Tas
 Minta klien untuk mengulangi kata berikut “ tak
ada, jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar, nilai satu
point .
- pernyataan benar : 2 buah ; tak ada, tetapi
 Minta klien untuk mengikuti perintah berikut
yang terdiri dari 3 langkah yaitu:
5 Bahasa 9 7 - Ambil kertas dan pegang
- Lipat dua
- Letakkan diatas meja
 Perintahkan kepada klien untuk hal sebagai
berikut (bila aktivitas sesuai perintah nila 1
point)
- “tutup mata anda”
- Tuliskan satu kalimat
- menyalin gambar :
.
TOTAL NILAI : 25
Interpretasi Hasil :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Interpretasi hasil klien adalah aspek kognitif dari fungsi mental baik
O. Pengkajian Status Emosional

NO Pertanyaan YA TIDAK
1 Apakah klien mengalami kesulitan tidur?  √
2 Apakah klien sering merasa gelisah? √
3 Apakah klien sering murung dan menangis sendiri? √
4 Apakah klien sering was-was atau kuatir? √

Interpretasi : Masalah emosional (-)

P. Pengkajian Psikosial

Selama interaksi klien menunjukan sikap koperatif dan prilaku baik sesama teman sekitar.
Pasien mampu bersosialisasi dengan keluarga dan perawat cukup baik, Pasien sangat
kooperatif saat diajak komunikasi.

Q. Pengkajian spiritual
Klien beragama Hindu. Klien rajin sembahyang satu kali sehari

R. Pengkajian Depresi

Menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS)

NO ITEM PERTANYAAN YA TIDAK sc


1 Apakah Bapak/ Ibu sekarang ini merasa puas dengan kehidupannya? √
2 Apakah Bapak/ Ibu telah meninggalkan banyak kegiatan atau kesenangan akhir-akhir √
ini?
3 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa hampa/ kosong di dalam hidup ini?  √
4 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa bosan? √
5 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai harapan yang baik di masa depan? √
6 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai pikiran jelek yang mengganggu terus √
menerus?
7 Apakah Bapak/ Ibu memiliki semangat yang baik setiap saat? √
8 Apakah Bapak/ Ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada Anda? √
9 Apakah Bapak/ Ibu merasa bahagia sebagian besar waktu? √
10 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa tidak mampu berbuat apa- apa? √
11 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa resah dan gelisah? √
12 Apakah Bapak/ Ibu lebih senang tinggal dirumah daripada keluar dan mengerjakan √
sesuatu?
13 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir tentang masa depan? √
14 Apakah Bapak/ Ibu akhir – akhir ini sering pelupa? √
15 Apakah Bapak/ Ibu pikir bahwa hidup Bapak/ Ibu sekarang ini menyenangkan? √
16 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa sedih dan putus asa? √
17 Apakah Bapak/ Ibu merasa tidak berharga akhir-akhir ini? √
18 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir tentang masa lalu? √
19 Apakah Bapak/ Ibu merasa hidup ini mengembirakan? √
20 Apakah sulit bagi Bapak/ Ibu untuk memulai kegiatan yang baru? √
21 Apakah Bapak/ Ibu merasa penuh semangat? √
22 Apakah Bapak/ Ibu merasa situasi sekarang ini tidak ada harapan? √
23 Apakah Bapak/ Ibu berpikir bahwa orang lain lebih baik keadaanya daripada Bapak/ √
Ibu?
24 Apakah Bapak/ Ibu sering marah karena hal- hal yang sepele? √
25 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa ingin menangis? √
26 Apakah Bapak/ Ibu sulit berkonsentrasi? √
27 Apakah Bapak/ Ibu merasa senang waktu bangun tidur di pagi hari? √
28 Apakah Bapak/ Ibu tidak suka berkumpul di pertemuan sosial? √
29 Apakah mudah bagi Bapak/ Ibu membuat suatu keputusan? √
30 Apakah pikiran Bapak/ Ibu masih tetap mudah dalam memikirkan sesuatu seperti √
dulu?

Interpretasi : Score 3 (tidak ada depresi )

S. Pengkajian Resiko Jatuh

Pengakjian dengan menggunakan MORSE Scale

No Item Penilaian Tgl 03 Agustus 2021


Jam 15.00 wita
Skor IA 0 1 2 3 4
1 Usia  1 √
Kurang dari 60 0
Lebih dari 60 1
Lebih dari 80 2
2 Defisit Sensoris 0 √
Kacamata bukan bifokal 0
Kacamata bifokal 1
Gangguan pendengaran 1
Kacamata multifokal 2
Katarak/ glaukoma 2
Hamper tidak melihat/ 3
buta
3 Aktivitas  0 √
Mandiri 0
ADL dibantu sebagian 2
ADL dibantu penuh 3
4 Riwayat Jatuh 0 √
Tidak pernah 0
Jatuh< 1 tahun 1
Jatuh < 1bulan 2
Jatuh pada saat dirawat 3
sekarang

5 Kognisi 0 √
Orientasi baik 0
Kesulitan mengerti 2
perintah 2
Gangguan memori 3
Kebingungan 3
Disorientasi
6 Pengobatan dan 1 √
Penggunaan Alat
Kesehatan 1
>4 jenis pengobatan 2
Antihipertensi/ 2
hipoglikemik/ 2
antidepresan
Sedative/
psikotropika/narkotika
Infuse/ epidural/ spinal/
dower catheter/ traksi
7 Mobilitas  1 √
Mandiri 0
Menggunakan alat bantu 1
berpindah 2
Kordinasi/ 3
keseimbangan 4
memburuk 4
Dibantu sebagian
Dibantu
penuh/bedrest/nirse
assist
Lingkungan dengan
banyak furniture
8 Pola BAB/BAK 0 √
Teratur 0
Inkotinensia urine/feses 1
Nokturia 2
Urgensi/frekuensi 3
9 Komorbiditas 0 √
Diabetes/ penyakit 2
jantung/ stroke/ ISK 2
Gangguan saraf pusat/ 3
Parkinson
Pasca bedah 0-24 jam

Total
skor 
Keterangan
Risiko 0-7 3
Rendah
Risiko 8-13
Tinggi
Risiko ≥ 14
Sangat
Tinggi
Nama/
paraf

T. APGAR Keluarga

NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG TIDAK


(2) -KADANG (1) PERNAH (0)
1 A: Adaptasi
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman-
teman) saya untuk membantu apabila saya
mengalami kesulitan (adaptasi) √
2 P: Partnership √
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dan mengungapkan
masalah dengan saya (hubungan)
3 G: Growth √
Saya puas bahwa keluarga(teman-teman)  saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas (pertumbuhan)
4 A: Afek √
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 
saya mengekspresikan afek dan berespons
terhadap emosi saya, seperti marah, sedih atau
mencintai 
5 R: Resolve √
Saya puas dengan cara teman atau keluarga saya
dan saya menyediakan waktu bersama-sama
mengekspresikan afek dan berespon
JUMLAH 8
8

Intrerpretasi : Tidak ada disfungsi keluarga

U. Informasi Penunjang

1. Diagnosa Medis : Rhematoid Arthitis


2. Terapi Medis : Allupurinol 3x 1, Meloxical 1x 15 mg

V. Analisa Data

No Tanggal/ Jam Data Fokus Etiologi Problem


1 Selasa DS: Klien mengeluhkan sakit pada Agen pencedera Nyeri Kronis
10/08/2021 kaki kanan nya sejak 3 hari yang lalu
dan semakin parahh sejak kemarin Aktivasi sistem imunologi
pagi. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-
tusuk benda tajam, skala nyeri 5 saat Pelepasan mediator kimia
diam dan 6 saat bergerak. Nyeri bradikinin
dirasakan dari lutut kanan menjalar
hingga ke tumit. Nyeri hilang timbul Stimulus ujung saraf nyeri
bertambah parah terutama saat pagi
hari. Klien mengatakan saat sakitnya Menyentuh serabut C
kambuh pasien hanya Nyeri Kronis
membiarkannya saja, kadang
diberikan balsem

DO: Klien tampak meringis saat


menggerakan kakinya. Pasien
mengusap-usap kakinya yang sakit,
TD: 120/70 mmHG, Nadi: 92x/ menit
2 Selasa DS: klien mengatakan kalau sakitnya Inflamasi membran Gangguan
10/08/2021 kambuh mengganggu aktivitas klien. sinovial Mobilitas
Klien mengatakan kadang Fisik
membutuhkan tongkat untuk Penebalan membran
berjalan. Klien tampak kesulitan saat synovial
melakukan aktivitas. Klien
mengatakan tidak mengetahui Menghambat nutrisi pada
penyakitnya dan bagai mana kartilago
perawatannya di rumah. Kerusakan kartilago dan
DO:
tulang
Klien tampak kesulitan saat
melakukan aktivitas. Aktivitas pasien Tendon dan ligament
terbatas dan dibantu oleh melemah
keluarganya.Hasil pemeriksaaan
Modifikasi Dari Barthel Kekuatan otot ↓
IndeksIntrepretasi hasil : 18
Ganguan Mobilitas Fisik
( ketergantungan ringan )

3 Selasa DS:Klien mengatakan tidak Proses penuaan Defisit


10/08/2021 mengetahui penyakitnya dan bagai Pengetahuan
mana perawatannya di rumah., klien Penurunan daya ingat
jarang kontrol Informasi mudah
DO: dilupakan
Defisit pengetahuan

- Klien terlihat kadang kadang


mengusap lututnya dan meringis
- Klien mengungkapkan
ketidaktahuannya dan bertanya
kepada perawat
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO Tanggal / Jam Ditemukan Diagnosa Keperawatan


1 Selasa Nyeri Kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskletal
10/08/2021 kronis dibuktikan dengan klien mengatakan kalau sakitnya
kambuh mengganggu aktivitas klien. Klien mengatakan
kadang membutuhkan tongkat untuk berjalan. Klien tampak
kesulitan saat melakukan aktivitas. Klien mengatakan tidak
mengetahui penyakitnya dan bagai mana perawatannya di
rumah.Klien tampak kesulitan saat melakukan aktivitas.
Aktivitas pasien terbatas dan dibantu oleh keluarganya. Hasil
pemeriksaaan Modifikasi Dari Barthel IndeksIntrepretasi
hasil : 18 ( ketergantungan ringan )

2 Selasa Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kekakuan


10/08/2021 sendi dibuktikan dengan kambuh mengganggu aktivitas
klien. Klien mengatakan kadang membutuhkan tongkat
untuk berjalan. Klien tampak kesulitan saat melakukan
aktivitas. Klien mengatakan tidak mengetahui penyakitnya
dan bagai mana perawatannya di rumah.Klien tampak
kesulitan saat melakukan aktivitas. Aktivitas pasien terbatas
dan dibantu oleh keluarganya. Hasil pemeriksaaan
Modifikasi Dari Barthel IndeksIntrepretasi hasil : 18
( ketergantungan ringan )
3 Selasa Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang mampu
10/08/2021 mengingat dibuktikan dengan Klien mengatakan tidak
mengetahui penyakitnya dan bagai mana perawatannya di
rumah., klien jarang kontrol. Klien terlihat kadang kadang
mengusap lututnya dan meringis, Klien mengungkapkan
ketidaktahuannya dan bertanya kepada perawat
III. Rencana Keperawatan

Rencana Keperawatan
No.
Tujuan dan TTD
Dx Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1 Setelah diberikan SIKI: Manajemen Nyeri (I. 08238)
intervensi 1 x  Identifikasi karakteristik nyeri  Mengetahui
pertemuan (PQRST) karakteristik nyeri
selama 60 menit yang dialami pasien Sulas
diharapkan nyeri mi
pasien terkontrol  Identifikasi respon nyeri nonverbal  Mengetahui reaksi
dengan kriteria pasien terhadap
hasil SLKI: nyeri secara
Tingkat Nyeri nonverbal
(L.08066):
 Berikan tehnik non farmakologis,  Mengurangi respon
 Keluhan nyeri kompres hangat jahe (±100 gram nyeri tanpa terlalu
dari jahe dan iris tipis- tipis) setelah itu bergantung dengan
meningkat (1) masukkan irisan jahe ke dalam 1 obat
menjadi liter air, rebus irisan jahe sampai air
menurun (5) mendidih (1000 cc), tuang rebusan
jahe ke dalam baskom, tunggu
 Meringis dari
hingga suhu rebusan jahe menjadi
meningkat (1)
hangat tanpa campuran air dingin
menjadi
(±40 cc).
menurun (5)
 Memberikan
 Sikap  Jelaskan Strategi meredakan nyeri gambaran kepada
protektif dari pasien apa yang
meningkat (1) dilakukan saat nyeri
menjadi datang
menurun (5)  Membantu
 Delegasi pemberian analgetik, jika mengurangi nyeri
 Frekuensi perlu dengan cepat
nadi dari
meningkat (1)
menjadi
menurun (5)

2 Setelah diberikan SIKI: Dukungan Ambulasi (L.06171)


askep 3x  Identifikasi adanya nyeri atau keluhan  Mengetahui sumber
pertemuan selama fisik lainnya yang menjadi Sulas

60 menit hambatan mobilisasi mi

diharapkan
moblitas pasien  Identifikasi toleransi fisik melakukan  Menentukan latihan
mandiri dengan ambulansi sesuai toleransi
kreteria hasil pasien
SLKI: Mobilitas  Monitor tanda vital sebelum memulai  Mengetahui kondisi
fisik (L.05042) ambulasi fisik pasien sebelum
 Pergerakan beraktivitas
ekstremitas dari  Monitor kondisi umum sebelum  Mengetahui kondisi
menurun (1) mobilisasi pasien sebelum
menjadi melakukan latihan
meningkat (5) mobilisasi
 Kekuatan otot  Mencegah pasien
 Fasilitasi ambulasi dengan alat bantu
dari menurun jatuh
(1) menjadi  Motivasi keluarga
 Libatkan keluarga dalam membantu
meningkat (5) membantu
pasien
 Rentang gerak kesembuhan pasien
dari menurun  Meningkatkan
 Ajarkan ambulasi sederhana
(1) menjadi kemampuan pasien
meningkat (5) secara bertahap
 Gerakan  Ambulasi dini
terbatas dari  Anjurkan melakukan ambulasi dini mencegah kekakuan
meningkat (1) pada sendi
menjadi
menurun (5)
 Nyeri dari
menurun (1)
menjadi
meningkat (5)
3 Setelah diberikan SIKI: Edukasi kesehatan (I. 12383)
askep 3x  Identifikasi kesiapan dan kemampuan  Untuk menentukan
pertemuan selama menerima informasi seberapa siap pasien Sulas

60 menit untuk diberikan mi

diharapkan informasi
pengetahuan pasien  Identifikasi faktor-faktor yang dapat  Mengetahui faktor-
meningkat dengan meningkatkan dan menurunkan faktor yang perlu
kriteria hasil motivasi perilaku hidup bersih dan ditingkatkan untuk
SLKI: Tingkat sehat meningkat motivasi
pengetahuan belajar
(12111)  Sediakan materi media pendidikan  Materi yang
 Perilaku sesuai kesehatan memadai
anjuran dari meningkatkan
menurun (1) pemahaman pasien
menjadi  Kegiatan terjadwal
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
meningkat (5) mempermudah
kesepakatan
 Verbalisasi pasien mengatur
minat dalam waktu
belajar dari  Perilaku sehat
 Ajarkan perilaku hidup sehat
menurun (1) menjaga kualitas
menjadi hidup pasien
meningkat (5)
 Kemampuan
menjelaskan
pengetahuan
tentang suatu
topik dari
menurun (1)
menjadi
meningkat (5)
 Perilaku sesuai
dengan
pengetahuan
dari menurun
(1) menjadi
meningkat (5)
 Pertanyaan
tentang masalah
yang dihadapi
dari meningkat
(1) menjadi
menurun (5)

IV. Implementasi Keperawatan

Hari,
Dx Nama/
NO Tanggal, Implementasi Respon
Kep TTD
Jam
1 Rabu 1 Melakukan pengkajian nyeri DS: pasien mngeluh nyeri
11/8/2021 secara komprehensif termasuk pada kaki kanan, nyeri
16.00 lokasi, karakteristik, durasi, dirasakan seperti ditusuk- Sulasmi
frekuensi, kualitas dan faktor tusuk, dari lutut menjalar
presipitasi hingga ke tumit, skala nyeri
5 saat diam dan 6 saat
bergerak, nyeri hilang timbul
DO: pasien tampak menahan
sakit, pasien menunjukan
lokasi nyeri

16.10 1,2 Mengobservasi tanda vital DS: -


DO: TD= 120/70 mmhg,
suhu= 36.6OC, RR= 20x/mnt,
Sulasmi
HR= 92 x/menit

16.20 1,2,3 Melatih rentang gerak pasien DS: Klien mengatakan


merasa nyeri saat dilatih
DO: Klien tampak
Sulasmi
kooperatif, tampak meringis
saat latihan rentang gerak
DS: pasien mengatakan
merasa hangat dan nyaman
16.30 1,2,3 Memberikan kompres hangat pada kakinya
dengan jahe DO : Klien tampak rilek,
Sulasmi

DS: pasien mengatakan akan


banyak istirahat, mulai
16.50 1,2,3 Memberikan KIE untuk mencoba olah raga ringan
perawatan selama di rumah dan minum obat yang
diberikan secara teratur
DO: pasien kooperatif
Sulasmi

2 Kamis 1,2,3 Melakukan pengkajian nyeri DS: pasien mengatakan


12/8/2021 dan mengkaji kemampuan kakinya masih sakit, tapi
16.00 klien terhadap pergerakan berkurang daripada kemarin, Sulasmi

skala nyeri 3-4


DO: pasien tampak
menahan nyeri, pasien
mencoba berjalan tanpa
tongkat

16.15 1,2 Mengobservasi tanda vital DS: -


DO: TD= 120/80 mmhg,
suhu= 36.7OC, RR= 20x/mnt,
HR= 88 x/menit
Sulasmi
16.30 1,2,3 Memberikan kompres hangat
dengan rebusan air jahe DS: Klien mengatakan
merasa nyaman saat kakinya
diberikan kompres
Sulasmi
DO: pasien tampak rileks
dan nyaman, kompres
diberikan dengan baik
DS: klien mengatakan dapat
18. 45 1,2,3 Melatih rom pada area kaki mengikuti instruksi dengan
yang tidak sakit baik
DO: pasien kooperatif
Sulasmi

3 Jumat 1,2 Melakukan pengkajian nyeri DS: pasien mengatakan nyeri


13/8/2021 dan mengkaji kemampuan pada kakinya sudah
16.00 klien terhadap pergerakan berkurang skala 2, pasien Sulasmi

mengatakan sudah bisa


beraktivitas seperti biasanya
tanpa tongkat
DO: pasienmengungkapkan
nyeri berkurang, pasien
memperagakan cara
mengontrol nyeri, aktivitas
mandiri tanpa tongkat
16.10 1,2 Mengobservasi tanda vital DS: -
DO: TD= 120/70 mmhg,
suhu= 36.5OC, RR= 20x/mnt,
HR= 90 x/menit
Sulasmi

16.25 1,2,3 Memberikan kompres hangat DS: Klien mengatakan


dengan jahe merasa nyaman saat kakinya
diberikan kompres
Sulasmi
DO: pasien tampak rileks

DS: klien mengatakan


Memberikan pendidikan memahami informasi yang
16.45 1,2,3 kesehatan tentang diet yang diberikan
mencegah timbulnya DO: pasien kooperatif
kekambuhan Sulasmi
V. Evaluasi

No Tanggal/ Jam No DX Evaluasi TTD


1 13 Agustus 2021 1 S:
Jam 17.00 - klien nyeri berkurang skala nyeri 2,
pasien mengatakan menukai kompres
hangat dengan jahe, Sulasmi
O: klien tampak tenang dan rileks, klien
mengungkapkan nyeri berkurang, klien
memperagakan cara mengontrol nyeri
A: Masalah teratasi
P: pertahankan kondisi klien
2 13 Agustus 2021 2 S: pasien mengatakan sudah bisa
Jam 17.00 beraktivitas tanpa bantuan tongkat
O:
- klien tampak rileks, aktivitas mandiri Sulasmi
tanpa tongkat
A: Masalah teratasi
P:pertahankan kondisi pasien
3 13 Agustus 2021 3 S:
Jam 17.00 - pasien mengatkan sudah memahami
informasi yang diberikan oleh
perawat, pasien bersedia minum obat Sulasmi
teratur, melkaukan peregangan olah
raga ringan
O:
- klien tampak kooperatif, klien
memahami sebagian besar informasi yang
diberikan oleh perawat
A: Masalah teratasi
P: pertahankan kondisi klien

Anda mungkin juga menyukai