Anda di halaman 1dari 4

tinta biru

- judul min ukuran 30


- font isi minimal ukuran 11

Jami Edisi 252 / 4 Oktober 2019

MANAKAN
Saat ngaji di Masjid Agung Baitul Mukminin Alun-alun Jombang, Minggu (25/8/2019),
Pengasuh PP Al Fatimiyah Bahrul Ulum Tambakberas, KH Abd Nashir Fattah menjelaskan
kriteria perempuan yang bagus dinikahi. "Yang penyayang dan yang manakan," tuturnya.

Agar tahu bahwa calon istri manakan bisa dilihat dari keluarganya. Kalau keluarganya anake
akeh-akeh, kemungkinan dia bisa punya anak akeh.

Kita dianjurkan punya anak akeh karena di akhirat Nabi Muhammad sollallahu alaihi wa sallam
akeh-akehan dengan umat-umat nabi terdahulu.

"Makanya yang penting punya anak akeh. Anak pinter iku apik. Tapi anak akeh iku luwih apik,"
jelasnya.

Anak akeh masio gak pinter tetep ono manfaate. Dimana-mana, suporter bola iku luwih akeh
timbang pemaine. Yang main 11. Suportere ribuan. Tim manapun yang lawan Persebaya pasti
keder. Karena punya bonek ribuan.

Mergo jamaahe Shalawatan ribuan, tidak ada yang berani bubarkan.

Kiai Nasir cerita Sayid Muhammad Al Maliki. Beliau pernah ziarah makam nabi. Lalu melihat
dibelakang nabi ada kelompok-kelompok manusia. Ternyata itu para pengikut nabi yang akan
masuk surga. Dan kelompok yang terbesar ketika ditanyakan kepada nabi ternyata dijawab dari
Indonesia.

Btw, KB ternyata bisa menghambat keinginan punya banyak anak. Ada teman usai nikah
langsung KB. Setelah tidak KB ternyata tetap tak punya anak.

Ada teman setelah punya anak ikut KB. Tapi setelah tidak KB, tetap tak bisa punya anak lagi.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jombang sekaligus Direktur RSUD Ploso, dr Iskandar
Dzulqornain sempat cerita, KB ibarat sesuatu yang membuat tanah tidak subur. Setelah sesuatu
itu diambil atau dihentikan, apakah tanah serta merta bisa kembali subur?
"Ada yang bisa kembali subur. Ada yang tidak," jelasnya.
SEDILUK V SAKLAWASE
Saat ngaji di Mushala Baiturrohim Sidobayan, Kamis (19/9/2019), Wakil Rois Syuriyah PCNU
Jombang, KH M Soleh, menjelaskan dawuh Umar bin Khotob. "Siapa yang meninggalkan cinta
dunia, akan diberi Allah cinta akhirat," tuturnya.

Umar benar-benar membuktikan ini. Ketika Nabi Muhammad sollallahu alaihi wa sallam minta
para sahabat menginfaqkan hartanya di jalan Allah, Umar langsung menyerahkan separo
hartanya.

Ketika Umar jadi khalifah dan putranya terbukti zina, dia juga tidak segan merajam hingga mati.
Setelah si anak mati, Umar melihatnya dalam mimpi berkumpul dengan Rasulullah. Umar
memilih melihat anaknya bahagia di akhirat. Dari pada melihat anaknya di dunia.

Kiai Soleh cerita, kiainya yakni KH Dimyati Rais, agar tidak cinta dunia, mobil alphard nya
dipakai mengangkut gabah di sawah.

Umar juga dawuh, siapa meninggalkan mencari aib orang, akan diberi Allah tahu aibnya sendiri.
Nabi dawuh, orang beruntung adalah yang sibuk mencari aibnya sendiri alias muhasabah.

Ketika ngaji Ihya pagi, pengasuh PP Sunan Ampel Jombang KH Taufiqurahman Muchid pernah
cerita tukang jahit yang diangkat jadi wali Allah. Gara-gara tiap malam neliti dirinya sendiri.
Aku sehari tadi ngomong apa saja. Apa ada janji menyelesaikan jahitan. Apa ada omongan tidak
enak pada pelanggan. Apa ada ucapan yang bohong. Dan lain-lain.

Semua omongan dia catat. Kalau ada yang salah dia istigfari dan esoknya diperbaiki.

Mugi Allah paring kita saget meneladani dan mengamalkan.

SHALAT MLAKU
Saat pengajian di Mushala Baiturrohman Nglundo Utara, Kamis (12/9/2019), ada jamaah yang
tanya. Kiai, kalau jamaah di shof depan kentut lalu keluar, apakah jamaah dibelakangnya harus
maju? Bagaimana cara majunya agar shalatnya tidak batal?

Wakil Rois Syuriyah PCNU Jombang, KH M Soleh manjawab dengan rincian sebagai berikut.

Jamaah yang kentut atau batal harus keluar untuk memperbaiki wudlunya. Ketika keluar ini dia
dianjurkan menutup mulut dengan tangan. Ini pelajaran agar kita menutup aib diri sendiri.

Kalau aib dicerita-ceritakan, nanti di akhirat ketika Allah mau mengampuni, orang yang kita
ceritani tadi justru menuntut kita agar disiksa.
Kiai Soleh berpesan agar tidak gampang-gampang membatalkan shalat. Kalau sebelum shalat
kudu ngentut, ya harus dientut-entutno lalu wudlu. Tapi kalau sudah shalat, selama masih bisa,
entut e di tahan.

Barisan yang dibelakangnya bisa mengisi barisan didepannya yang kosong. Tapi tidak boleh
langsung menjangkah tiga langkah. "Kalau langsung melangkah tiga kali batal shalatnya,"
jelasnya.

Maka caranya, melangkah satu kali lalu berhenti. Melangkah lagi satu lalu berhenti. Baru
melangkah lagi.

Kalau shalat jamaah di masjid atau mushala, kita dianjurkan shalat sewajarnya. Dalam kitab
Akhlaqus Salaf was Solih yang dibaca KH Ishaq Latif di Pesantren Tebuireng pada kilatan
Ramadan 2004 ada cerita. Umar bin Khotob pernah melihat orang shalat yang lehernya di julur-
julurkan dan di dingkluk-dingklukno agar terlihat khusyu. Umar lalu menegurnya dengan
mengatakan khusyu itu dalam hati.

Ibnu Abbas pernah melihat orang sujud dengan menangis di masjid. Ibnu Abbas lalu
mengatakan, kalau kamu sujud dengan menangis di rumah, itu baru bagus.

Karena Sayidina Ali mengatakan, diantara tanda riya yakni shalat dihadapan orang semangat.
Shalat sendirian tidak semangat. Tarawih di masjid 20. Tarawih di rumah 8.. hehe.

KH Masduqi Abdurahman Alhafid Perak sering menceritakan fadilah shalat jamaah dalam
Durrotun Nasihin. Nabi Muhammad sollallahu alaihi wa sallam dawuh. Orang yang istikomah
shalat jamaah akan diberi lima hal. Rezekinya luas. Bebas siksa kubur. Menerima catatan amal
dengan tangan kanan. Melewati sirot secepat kilat. Dan masuk surga tanpa hisab.

Mugi Allah paring kita saget ngelampahi.

WEDI KHOUF
Saat ngaji di Mushala Bustanun Najah Sidobayan, Kamis (26/9/2019), Wakil Rois Syuriyah
PCNU Jombang, KH M Soleh, menjelaskan dawuh sahabat Usman bin Affan. "Diantara tanda
orang yang makrifat pada Allah adalah hatinya selalu takut pada Allah," tuturnya.

Takut karena Allah adalah dzat yang maha sak karepe dewe. Allah maha kuasa menyiksa siapa
pun yang dikehendaki.

Dalam kitab Mauidoh Usfuriyah ada cerita. Ada ahli ibadah yang disiksa dalam kubur. Gara-
garanya sepele. Suatu kali dia kenduren di rumah tetangga. Diberi makan lalu selilitan. Lha
untuk mengambil selilitnya, dia mengambil kayu kuwecil di rumah si tetangga tadi. Tanpa izin
si tetangga yang punya.

Gara-gara kayu kuwecil untuk selilit saja disiksa dalam kubur. Apalagi kalau yang diambil
banyak atau besar.
Kala ngaji Alhikam di PP Almuhibbin Bahrul Ulum Tambakberas, Senin (30/9/2019), KH
Mohammad Djamaludin Ahmad cerita Kiai Sodiq Genukwatu yang terkenal mukasyafah.

Suatu hari beliau ngajak santrinya ke timur. Daerah sekitar Probolinggo. Mampir di masjid yang
sangat bagus. Setelah itu beliau tanya dimana kiainya. Masyarakat menjawab bahwa kiainya
sudah wafat. Kiai Sodiq lalu ziarah ke makamnya. Usai ziarah, Kiai Sodiq lalu bilang: kiainya
disiksa dalam kubur. Beliau lalu tanya kepada orang-orang, kira-kira apa kesalahannya.
Ternyata masyarakat bilang, si kiai dikenal gampang makan uang masjid.

Kita yang sering diundang makan di rumah tetangga bisa jadi seperti kisah diatas.

Kita yang jadi pengurus masjid mushala bisa jadi seperti kisah diatas.

Kita harus takut kepada Allah yang maha menyiksa. Karena kalau dicari, pasti ada saja
kesalahan kita. Jangankan Allah yang maha tahu perkara yang samar dan terang. Maha tahu
Perkara yang lahir maupun batin.

Polisi, kejaksaan dan KPK pun bisa jadi guwampang menemukan kesalahan kita. Makane meski
wis gowo SIM dan STNK, kalau ada operasi polisi lalu lintas, kalau bisa menghindar pasti saya
menghindar. Takut jangan-jangan kena tilang karena spion kurang. Karena lampu tidak nyala.
Karena knalpot brong. Dan lain-lain. Hehe

Takut pada Allah termasuk tanda orang makrifat karena Allah senang dengan orang yang takut
padaNya.

Saat ngaji Ihya, Pengasuh PP Sunan Ampel Jombang, KH Taufiqurahman Muchid sempat cerita
suatu ketika Nabi Muhammad sollallahu alaihi wa sallam pernah mendatangi orang sakaratul
maut. Nabi tanya, bagaimana keadaanmu? Saya takut menghadap Allah dengan dosa-dosaku.
Nabi lalu bilang, Allah akan mengamankan dari apa yang kamu takutkan.

Dikisahkan ada pemuda nakal yang mau mati. Dia didatangi wali yang menanyakan. Bagaimana
keadaanmu? Aku takut menghadap Allah dengan dosa-dosaku.

Setelah pemuda ini mati, wali tadi mimpi melihat pemuda tersebut diampuni dosa-dosanya.

Mugi Allah paring kita saget mengamalkan dan meneladani.

Anda mungkin juga menyukai