Anda di halaman 1dari 29

Peningkatan Kapasitas RT dan RW

Desa Gumulan Kecamatan Kesamben


Disampaikan oleh :
ASHARI, SKM, M.KP
Sekcam
PELATIHAN PENINGKATAN KesambenKELEMBAGAAN DESA
KAPASITAS
DESA PAYUNGSARI
AGUSTUS 2017
Makna Pembangunan
Makna Pembangunan masyarakat desa melalui
pemberdayaan adalah bagaimana membangun
kelembagaan sosial ekonomi yang mampu
memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk :
1. Mendapat lapangan kerja dan pendapatan yang
layak,
2. Martabat dan eksistensi pribadi,
3. Kebebasan menyampaikan pendapat,
berkelompok dan berorganisasi, dan
4. Berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan pembangunan
Strategi pemberdayaan
4 strategi yang diperlukan dalam pemberdayaan
masyarakat,
1) Membangun kelembagaan sosial masyarakat yang dapat
memfasilitasi masyarakat untuk memperoleh dan
memanfaatkan sumber daya yang berasal dari pemerintah
dan dari masyarakat sendiri untuk meningkatkan status
kesehatan dan kesejahteraan sosial, martabat dan keberadaan
serta memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan pembangunan,
2) Mengembangkan kapasitas organisasi ekonomi masyarakat
untuk dapat mengelola kegiatan usaha ekonomi secara
kompetitif dan menguntungkan yang dapat memberikan
lapangan kerja dan pendapatan yang layak,
3) Meningkatkan upaya
perlindungan/pemihakan bagi masyarakat
dengan menciptakan iklim ekonomi yang
pro rakyat, pengembangan sektor ekonomi
riil, dan memberikan jaminan sosial kepada
masyarakat yang memerlukan,
4) Menciptakan iklim politik yang dapat
membuka kesempatan yang luas kepada
masyarakat dalam melakukan interaksi
dengan organisasi politik, penyaluran
aspirasi dan pendapat dan berorganisasi
secara bertanggung jawab
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negri no. 5/2007 , RT
dan RW adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah
masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan
dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa
atau Lurah.

RT dan RW Mempunyai fungsi sebagai pengkoordinasi


antar warga, jembatan aspirasi antar sesama masyarakat dengan
pemerintah daerah, menjadi penengah penyelesaian masalah-
maslah kemasyarakat yang dihadapi warga, sedangkan tugas-
tugasnya antara lain membantu menjalankan tugas pelayanan
kepada masyarakat yang menjadi tanggung jawab Pemerintah,
memelihara Kerukunan hidup warga, menyusun rencana dan
melaksanakan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi
dan swadaya murni masyarakat
Pengurus RT/RW berperan aktif dalam mendukung
visi dan misi pembangunan pemerintah, RT/RW
mampu menjadi dinamisator peningkatan partisipasi
masyarakat dalam meningkatkan pelayanan
pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat, berperan dalam penataan lingkungan
hidup, menjadi fasilitator yang dapat menjaga
komunikasi dan harmonisasi program-program dari
pemerintahan kepada masyarakat ataupun sebaliknya
memberikan masukan kepada pemerintah secara objektif,
optimal dan berkesinambungan sesuai mekanisme yang
berlaku, dan RT/RW berperan penting dalam pengumpulan
dana masyarakat baik pajak maupun non pajak.
PENGATURAN RT dan RW
Rukun Tetangga selanjutnya disingkat (RT) atau sebutan
nama lain adalah lembaga kemasyarakatan yang diakui dan
dibina oleh pemerintah untuk memelihara dan
melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang
berdasarkan kegotong royongan dan kekeluargaan serta
untuk membantu meningkatkan kelancaran pelaksanaan
tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di
desa dan kelurahan.

RT dan RW mempunyai kedudukan sebagai lembaga


kemasyarakatan berdasarkan wilayah teritorial masing-
masing
Maksud dan Tujuan
Maksud Pembentukan RT dan RW adalah :
memelihara dan melestarikan nilai kehidupan masyarakat
berdasarkan prinsip gotong royong dan kekeluargaan;
sebagai salah satu wadah untuk menampung aspirasi dan
sarana komunikasi dua arah antara masyarakat dengan
Desa/Kelurahan atau dengan instansi pemerintah lainnya;
sebagai wadah untuk menggerakkan partisipasi dan
swadaya masyarakat dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan warga; dan
mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kelurahan.
Maksud dan Tujuan
Tujuan Pembentukan RT dan RW
adalah untuk membantu kelancaran
pelaksanaan tugas Kepala Desa atau
Lurah dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan dengan memperkuat
dan memberdayakan potensi sosial
masyarakat.
RUKUN TETANGGA
Setiap RT beranggotakan paling sedikit 40 (empat
puluh) Kepala Keluarga, dan paling banyak 90
(sembilan puluh) Kepala Keluarga.
Bagi penduduk yang bertempat tinggal disebuah
lingkungan wilayah tertentu dapat dibentuk RT
tersendiri atau digabungkan dengan RT yang
berdekatan dikecualikan dari ketentuan diatas
 Pembentukan RT dapat berupa :
RT baru;
penggabungan beberapa RT yang bersandingan; atau
pemekaran dari 1 (satu) RT menjadi 2 (dua) RT atau
lebih.
RUKUN TETANGGA
Penggabungan RT dalam satu RW disepakati dalam forum
musyawarah di tingkat RW yang dituangkan dalam berita acara.
Penggabungan RT dalam dua RW atau lebih dilakukan dalam
forum musyawarah di tingkat Desa/Kelurahan yang dituangkan
dalam berita acara.
Pemekaran RT dapat dilakukan jika melebihi jumlah Kepala
atau sesuai dengan situasi, kondisi, potensi dan sosial budaya
masyarakat.
Pemekaran RT dalam satu RW dapat dilakukan dalam
musyawarah tingkat RW yang dituangkan dalam berita acara.
Pemekaran RT dalam 2 (dua) RW atau lebih dilakukan dalam
musyawarah tingkat Desa/Kelurahan yang dituangkan dalam
berita acara.
Jumlah Kepala Keluarga pada RT baru hasil pembentukan atau
penggabungan dapat disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
Pembentukan RT baru, penggabungan RT dan Pemekaran RT
ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa/Keputusan lurah.

RT mempunyai tugas :
menjaga kerukunan antar tetangga, memelihara dan melestarikan
kegotongroyongan dan kekeluargaan dalam rangka meningkatkan
ketentraman dan ketertiban;
menampung dan mengusulkan aspirasi warga dalam rencana dan
pelaksanaan pembangunan di wilayah kerja RT;
membantu RW dalam menjalankan tugas pelayanan kepada
masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya di wilayah kerja RT;
dan
menggali potensi swadaya murni masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan dan menumbuhkembangkan kondisi dinamis
Dalam melaksanakan tugas, RT mempunyai fungsi :
pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi
pemerintahan lainnya;
memelihara keamanan, ketertiban dan kerukunan
hidup antar warga;
pembuatan gagasan dalam pelaksanaan
pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan
swadaya murni masyarakat;
mengerahkan swadaya gotong royong dan partisipasi
masyarakat di wilayahnya; dan
pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi
antara kelurahan dengan masyarakat.
Pengurus RT paling sedikit terdiri dari :
ketua;
wakil ketua;
sekretaris; dan
bendahara.
Ketua RT terpilih menunjuk sekretaris dan
bendahara paling lama 15 (lima belas) hari
setelah pemilihan ketua RT.
Ketua RT dapat menunjuk seksi sesuai
dengan kebutuhan.
Syarat untuk dipilih menjadi ketua RT meliputi :
 Warga Negara Republik Indonesia;
 Bertempat tinggal di lingkungan RT setempat;
 memiliki KTP di RT setempat;
 berpendidikan paling rendah tamat sekolah dasar atau sederajat;
 berusia sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah
menikah.

Yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan ketua RT sebagai


berikut :
 Kepala Keluarga atau salah seorang anggota keluarga yang
mewakili;
 Bertempat Tinggal dan memiliki KTP di lingkungan RT setempat;
dan
 Berumur paling kurang 17 (tujuh belas) tahun atau sudah menikah.
Panitia Pemilihan Ketua RT dibentuk oleh forum musyawarah RT
setempat dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah.
Panitia pemilihan Ketua RT berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri
dari :
 pengurus RW setempat sebagai ketua;
 pengurus RT sebagai sekretaris; dan
 3 (tiga) orang tokoh masyarakat setempat sebagai anggota.
Panitia pemilihan Ketua RT tidak dapat dicalonkan sebagai
Ketua RT.
 Tugas panitia pemilihan Ketua RT menyelenggarakan pemilihan
secara demokratis dengan mengutamakan musyawarah untuk
mufakat.
Tata cara pemilihan Ketua RT sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur lebihlanjut dengan Peraturan kepala desa/kepala
kelurahan.
Masa bhakti ketua RT selama 3 (tiga) tahun
sejak penetapan dan dapat dipilih kembali
untuk 2 (dua) periode berikutnya.
Apabila ketua RT berhenti atau diberhentikan
sebelum berakhirnya masa bhakti, maka paling
lama 1 (satu) bulan harus sudah terpilih ketua
RT baru.
Selama kurun waktu 1 (satu) bulan tugas ketua
RT dilaksanakan oleh wakil ketua RT.
Ketua RT berhenti atau diberhentikan dari jabatannya
sebelum habis masa bhaktinya karena :
meninggal dunia;
mengundurkan diri;
pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk
wilayah lain;
tidak memenuhi lagi ketentuan persyaratan sebagai
ketua RT; dan/atau
sebab lain yang bertentangan dengan ketentuan
perundang-undangan atau norma kehidupan
masyarakat.

Pemberhentian ketua RT ditetapkan dengan Keputusan


Kepala Desa/Lurah.
RUKUN WARGA
 Setiap RW beranggotakan sekurang-kurangnya terdiri dari 2 (dua) RT dan
sebanyak banyaknya 8 (delapan) RT dalam satu cakupan wilayah tertentu.
 Pembentukan RW dapat berupa :
 RW baru;
 penggabungan beberapa RW yang bersandingan; atau
 pemekaran dari 1 (satu) RW menjadi 2 (dua) RW atau lebih.
 Pembentukan RW berada dalam 1 (satu) wilayah Desa/Kelurahan.
 Penggabungan RW dilakukan apabila RT kurang dari jumlah dan
dilakukan dalam musyawarah di tingkat Desa/kelurahan yang dituangkan
dalam berita acara.
 Pemekaran RW dapat dilakukan apabila RT lebih dari jumlah dan
dilakukan dalam musyawarah di tingkat Desa/Kelurahan yang dituangkan
dalam berita acara.
 Pembentukan RW baru, penggabungan RW dan Pemekaran RW
ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa/ Keputusan lurah.
Tugas dan Fungsi RW
TUGAS
menjaga kerukunan antar warga, memelihara dan melestarikan
kegotongroyangan dan kekeluargaan dalam rangka
meningkatkan ketentraman dan ketertiban;
menampung dan mengusulkan aspirasi warga dalam rencana
dan pelaksanaan pembangunan di wilayah kerja RW;
membantu Kepala Desa/Lurah dalam menjalankan tugas
pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya
di wilayah kerja RW; dan
menggali potensi swadaya murni masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan dan menumbuhkembangkan
kondisi dinamis masyarakat di wilayah kerja RT.
tugas dan fungsi RW

FUNGSI
pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi
pemerintahan lainnya;
pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar
warga;
pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan
mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat;
penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di
wilayahnya; dan
pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara
pemerintah Desa/Kelurahan dengan masyarakat.
Pengurus RW paling sedikit terdiri dari :
ketua;
wakil ketua;
sekretaris; dan
bendahara.
Ketua RW dapat menunjuk seksi sesuai dengan kebutuhan.
Syarat untuk dipilih menjadi ketua RW meliputi :
Warga Negara Republik Indonesia;
berdomisili di lingkungan RW setempat;
memiliki KTP di RW setempat;
berpendidikan paling rendah tamat sekolah dasar atau
sederajat; dan
berusia sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) tahun atau
sudah menikah.
Yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan ketua RW
adalah pengurus inti RT yang terdiri dari ketua, Wakil
Ketua, sekretaris dan bendahara.
Panitia Pemilihan Ketua RW dibentuk oleh forum
musyawarah RW dan ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa/Lurah.
 Panitia Pemilihan Ketua RW berjumlah 5 (lima) orang
yang terdiri dari :
perangkat Desa/kelurahan sebagai ketua merangkap
anggota;
pengurus RW sebagai sekretaris merangkap anggota;
dan
3 (tiga) orang Pengurus RT dan atau tokoh
masyarakat setempat sebagai anggota.
Masa bhakti ketua RW selama 3 (tiga)
tahun sejak penetapan dan dapat dipilih
kembali untuk 2 (dua) periode berikutnya.
Apabila ketua RW berhenti atau
diberhentikan sebelum berakhirnya masa
bhakti, maka paling lama 1 (satu) bulan
harus sudah terpilih Ketua RW baru.
Selama kurun waktu 1 (satu) bulan tugas
ketua RW dilaksanakan oleh Wakil Ketua
RW.
Ketua RW berhenti atau diberhentikan dari jabatannya
sebelum habis masa bhaktinya karena :
meninggal dunia;
mengundurkan diri;
pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk wilayah
lain;
tidak memenuhi lagi ketentuan persyaratan sebagai ketua
RW; dan/atau
sebab lain yang bertentangan dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan atau norma kehidupan
masyarakat.
Pemberhentian ketua RW ditetapkan dengan
keputusan Kepala Desa/Lurah.
TATA KERJA
Pengurus RT dan RW dalam memberikan
pelayanan masyarakat harus berpedoman pada
peraturan perundang-undangan.
Apabila Ketua RT tidak dapat melaksanakan
tugasnya, Ketua RT dapat menunjuk salah satu
pengurus RT yang bersangkutan untuk
mewakilinya.
Apabila Ketua RW tidak dapat melaksanakan
tugasnya, Ketua RW dapat menunjuk salah satu
pengurus RW yang bersangkutan untuk
mewakilinya.
TATA KERJA
Dalam pelaksanaan tugas RT dan RW
perlu dibentuk sekretariat.
Sekretariat berkedudukan di balai
warga.
Dalam hal balai warga tidak ada atau
tidak memadai, sekretariat dapat
berkedudukan di rumah pengurus RT
atau pengurus RW.
HUBUNGAN KERJA
Hubungan kerja RT dengan RW bersifat
kemitraan, konsultatif dan koordinatif;
Hubungan kerja RT dan RW dengan Kepala Desa/
kelurahan bersifat kemitraan, konsultatif dan
koordinatif; dan
Hubungan kerja RT dan RW dengan lembaga
kemasyarakatan lainnya di Desa/kelurahan
bersifat koordinatif dan konsultatif.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai