Anda di halaman 1dari 3

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA UNIT

PELAYANAN TERPADU PERIJINAN SATU ATAP KABUPATEN


SUMBA BARAT

Critical Review

1. Proses perencanaan progam dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan diantaranya:

a. Perumusan tujuan atau sasaran program telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten

Sumba Barat. Tujuannya program peningkatan kualitas pelayanan adalah

mengembangkan sistem pelayanan perijinan yang berorientasi kebutuhan masyarakat.

Masyarakat menginginkan bahwa pelayanan perijinan itu dilakukan dengan cepat, murah

dan baik. Selama ini pelayanan yang dilakukan pemerintah terkesan lambat dan mahal.

Ini menunjukkan bahwa Unit Pelayanan Terpadu Perijinan Satu Atap (UPTPSA) sebagai

lembaga pelayanan belum dapat berjalan dengan optimal. Keterbatasan kewenangan

menjadikan lembaga ini tidak berkembang dalam memenuhi kepuasan pelanggan.

b. Jadwal kegiatan proses perencanaan program dalam upaya peningkatan kualitas

pelayanan di Unit Pelayanan Terpadu Perijinan Satu Atap (UPTPSA) Kabupaten Sumba

Barat telah dibuat jadwal kegiatannya. Penetapan jadwal dilakukan agar kegiatan berjalan

dengan sistematis dan tepat waktu. Jadwal yang telah ditetapkan selama kurang lebih 10

(sepuluh) bulan ternyata melebihi waktu yang telah ditentukan. P

c. Alokasi dana bagi perencanaan peningkatan kualitas pelayanan di Unit Pelayanan

Terpadu Perijinan Satu Atap (UPTPSA) Kabupaten Sumba Barat telah dialokasikan

melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sumba Barat tahun 2020

sebesar Rp. 40.000.000. Dana tersebut masih ditambah dengan bantuan lembaga donor

yaitu The Asia Foundation dan USAID yang berjumlah Rp. 225.000.000. Bantuan sebesar

itu tidak diberikan dalam bentuk uang tunai namun dalam bentuk konsultasi. Alokasi dana

yang sebesar itu menjadikan kegiatan perencanaan program peningkatan kualitas

pelayanan berjalan tidak terkendala dana.


d. Perencanaan program peningkatan pelayanan di Unit Pelayanan Terpadu Perijinan Satu

Atap (UPTPSA) Kabupaten Sumba Barat telah melibatkan beberapa pihak antara lain

instansi pemroses ijin, instansi pemroses kebijakan, masyarakat, dan swasta dalam hal

ini PT Daya Prosumen Mandiri sebagai konsultan. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

juga dilibatkan dalam setiap tahap kegiatan. Masukan dan saran dari mereka akan sangat

berguna untuk tercapai perencanaan yang baik. Pemerintah Kabupaten Sumba Barat

telah berusaha menerapkan prinsip-prinsip good governance dengan melibatkan pihak

swasta dan masyarakat. Sehingga terjadi sinergi yang harmonis antara pemerintah

kabupaten Sleman, swasta dan masyarakat.

e. Kegiatan-kegiatan dalam perencanaan peningkatan kualitas pelayanan Unit Pelayanan

Terpadu Perijinan Satu Atap (UPTPSA) telah ditentukan bersama antara Pemerintah

Kabupaten Sumba Barat dengan PT Mitra sebagai konsultan. Kegiatan itu adalah hearing

dengan legislatif, lokakarya need assesment, penelitian studi dokumentasi, FGD

perbaikan kebijakan, FGD perbaikan sistem dan prosedur, Lokakarya perbaikan

kebijakan dan sistem dan prosedur pelayanan, FGD pra studi banding, studi banding,

konsinye-ring kelembagaan, Lokakarya penyusu-nan indikator standar operasi pelayanan

perijinan, talkshow televisi, penulisan opini dimedia massa, lokakarya kelembagaan,

pembuatan naskah akademik dan policy paper, lokakarya legal drafting, audiensi dengan

Bupati dan DPRD, seminar sosialisasi hasil.

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam proses perencanaan program peningkatan

kualitas pelayanan antara lain :

Faktor pendukung, yaitu

a. Kebijakan pemerintah yang menempatkan program peningkatan kualitas pelayanan di

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sumba Barat tahun 2015-2020.


b. Dukungan dana yang memadai dari APBD Kabupaten Sumba Barat tahun 2019 dan

ditambah dari lembaga donor dari The Asia Foundation dan USAID untuk kegiatan proses

perencanaan program peningkatan kualitas pelayanan.

Sedangkan faktor Penghambat, yaitu :

a. Belum adanya tenaga fungsional perencana di Kabupaten Sumba Barat tentunya

mempunyai pengaruh terhadap proses perencanaan program peningkatan kualitas

pelayanan. Perencanaan dilakukan oleh tenaga-tenaga yang belum mempunyai

kompetensi dalam bidang perencanaan.

b. Dukungan dan komitmen pimpinan puncak belum optimal. Perencanaan yang telah

dibuat dengan baik dengan melibatkan stakeholder, dana yang besar, waktu yang

panjang belum dapat menjadi kebijakan sebelum ada dasar hukumnya. Dengan belum

ditandatangani rancangan peningkatan kualitas pelayanan maka belum menjadi

kebijakan yang dapat dilaksanakan. Komitmen pimpinan sangat besar pengaruhnya untuk

menciptakan manajemen pelayanan yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai