Demografi Jawa Timur
Demografi Jawa Timur
jawa timur
I. KONDISI UMUM
2. Iklim
Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. Dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa
bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan yang lebih sedikit.
Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari.
Seperti halnya provinsi lain di Indonesia, Provinsi Jawa Timur mempunyai perubahan
musim sebanyak 2 jenis setiap tahunnya yakni musim kemarau (Juni-Oktober) dan
musim penghujan (Nopember-Mei). Berdasarkan data terakhir, suhu tertinggi di
Jawa Timur di bulan Oktober dan Nopember (35,50 C) dan terendah di bulan
Agustus (19,80 ÛC) dengan kelembaban 39 - 97 %. Tekanan udara tertinggi di bulan
Agustus sebesar 1.012,0 milibar dan curah hujan terbanyak terjadi di bulan Februari.
3. Topografi
Provinsi Jawa Timur dapat dibedakan menjadi dataran tinggi, sedang, dan rendah.
Dataran tinggi merupakan daerah dengan ketinggian di atas 100 mdpl. Daerah ini
meliputi Kabupaten Trenggalek, Blitar, Malang, Bondowoso, Magetan, Kota Blitar,
Kota Malang dan Kota Batu. Dataran sedang mempunyai ketinggian antara 45-100 m
dpl yang meliputi daerah Kabupaten Ponorogo, Tulungagung, Kediri, Lumajang,
Jember, Nganjuk, Madiun, Ngawi, Bangkalan, Kota Kediri dan Kota Madiun.
Sedangkan 16 kabupaten dan 4 kota lainnya termasuk dataran rendah yang
mempunyai ketinggian di bawah 45 m dpl. Terdapat 5 daerah dengan wilayah
terluas yakni Kabupaten Banyuwangi, Malang, Jember, Sumenep dan Tuban.
289
4. Luas Wilayah
Luas wilayah Provinsi Jawa Timur mencapai 46.428 km2 atau 4.642.800 ha yang
terbagi ke dalam 29 kabupaten, 9 kota, dan 657 kecamatan dengan 8.497
desa/kelurahan (785 kelurahan dan 8484 desa).
2. Pendidikan
Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak
sekolah sebesar 1,79 persen dan yang tidak sekolah lagi sebesar 5,18 persen.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan besaran penduduk usia sekolah yang
sedang bersekolah. APS 13-15 tahun sebesar 87,13 persen. Ini menunjukkan masih
terdapat kelompok usia wajib belajar (13-15 tahun) sebesar 12,87 persen yang tidak
bersekolah. APS 16-18 tahun sebesar 56,46 persen dan APS 19-24 tahun sebesar
14,80 persen. Semakin tinggi kelompok umur semakin besar perbedaannya (gap).
Penduduk Provinsi Jawa Timur usia 5 tahun ke atas yang tamat SM/sederajat
sebesar 16,67 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 1,22 persen, tamat DIV/S1 sebesar
2,99 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,19 persen.
3. Tenaga Kerja
Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Jawa Timur sebesar
18.637.791 orang, di mana sejumlah 18.239.857 orang diantaranya bekerja,
sedangkan 397.934 orang merupakan pencari kerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Jawa Timur sebesar 66,44 persen, di
mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK perempuan, yaitu masing-masing
sebesar 82,35 persen dan 51,35 persen.
290
4. Penduduk
Jumlah penduduk di provinsi Jawa Timur pada tahun 2011 adalah 37.687.622 jiwa
(BPS, 2012). Kepadatan penduduk adalah 786 jiwa per km 2 dengan jumlah
penduduk terpadat adalah di Kota Surabaya (8.400 jiwa/km2)
6. Budaya
Jawa Timur memiliki falsafah hidup
yang tinggi nilainya yakni Noto Roso,
Among Roso, Mijil Tresno, Agawe
Karyo. Falsafah tersebut mengandung
makna sebagai berikut : Kita harus
mengatur perasaan diri sendiri
sebelum berbagi rasa dengan orang
lain, sehingga timbul saling
menghormati dan timbul rasa kasih
yang manusiawi sebagai sendi dasar
terciptanya saling pengertian untuk
selanjutnya bersama - sama membangun bangsa ini. Falsafah ini sangat
dimungkinkan adanya perbedaan pendapat, tetapi tidak untuk dipertentangkan,
namun dicari titik temunya. Kepemimpinan yang akomodatif untuk mendapatkan
titik temu tersebut diutamakan agar pemikiran bisa berkembang dan tertampung
dalam kebijakan dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada.
291
II. ASPEK KAWASAN HUTAN
A. Hutan Negara
1. Luas Kawasan Hutan
Luas Kawasan hutan di Provinsi Jawa Timur sesuai SK Menhut No.395/Menhut-II/2011
tanggal 21 Juli 2011 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Jawa
Timur adalah seluas 1.361.146 ha, sedangkan luas daratan kawasan hutannya
mencapai 1.357.640 ha. Kawasan hutan tersebut meliputi :
1. Hutan Konservasi seluas 233.632 ha
2. Hutan Lindung seluas 344.742 ha
3. Hutan Produksi Tetap seluas 782.772 ha
782772
57,51%
Hutan Konservasi
Hutan Lindung
344742 233632
25,33% 17,16%
Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa 57.51% kawasan hutan yang ada di
Provinsi Jawa Timur merupakan hutan produksi tetap, 25.33% hutan lindung, 17.16%
hutan konservasi.
Tabel 118. Luas Penutupan Lahan Dalam dan Luar Kawasan Hutan Provinsi Jawa Timur
KAWASAN HUTAN
TOTAL
Penutupan HUTAN TETAP
APL
Lahan KSA- HPK Jumlah
HL HPT HP Jumlah %
KPA
A. Hutan 210,5 273,0 - 611,9 - 1.095,3 932,9 2.028,2 42,1
-Hutan Primer 123,4 81,2 - 21,3 - 225,9 24,3 250,3 5,2
-Hutan Sekunder 60,2 101,2 - 78,0 - 239,5 542,4 781,9 16,2
-Hutan Tanaman 26,8 90,5 - 512,6 - 629,8 366,2 996,1 20,7
B. Non Hutan 19,8 42,5 - 199,6 - 261,9 2.525,1 2.787,1 57,9
C. Tidak ada data - - - - - - - - -
Total 230,2 315,5 - - - 1.357,2 3.458,1 4.815 100,0
Sumber : Statistik Kementerian Kehutanan Tahun 2011
292
3. Posisi kawasan hutan dalam DAS
Kawasan hutan negara di Provinsi Jawa Timur terletak dalam beberapa Daerah Aliran
Sungai (DAS). Pengelolaan DAS ini ditangani oleh Balai Pengelolaan DAS (BPDAS) yaitu
BPDAS Brantas, BPDAS Sampeyan dan BPDAS Solo. Berikut ini adalah tabel kawasan
hutan berdasarkan posisi DAS.
Keberadaan kawasan hutan yang berada di hulu DAS mencapai 59,60 %, di tengah DAS
24,06 % dan di hilir DAS 16,34 %. Kondisi ini mengindikasikan bahwa hutan negara
yang ada di Provinsi Jawa Timur sebagian besar berada pada hulu DAS yang perlu
mendapatkan perhatian lebih karena posisinya tersebut. Kawasan hutan yang berada
di hulu DAS mengindikasikan bahwa kondisi kawasan tersebut akan banyak
mempengaruhi keadaan pada daerah tengah dan hilir DAS.
Aktifitas penggunaan kawasan hutan atau lazim disebut pinjam pakai kawasan hutan
dan tukar menukar kawasan hutan di Provinsi Jawa Timur cukup tinggi. Kegiatan
pinjam pakai kawasan hutan telah diatur dengan Peraturan Menteri Kehutanan No.
43/Menhut-II/2008 Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, sedangkan
kegiatan Tukar Menukar Kawasan Hutan diatur dengan Permenhut No. P.16/Menhut-
II/2009 Tentang Perubahaan Kelima Atas Keputusan Menteri Kehutanan N0.292/Kpts-
II/1995 tentang Tukar Menukar Kawasan hutan. Dari sekian banyak penggunaan lahan
dan tukar menukar kawasan hutan belum semu prosedur tuntas dijalankan.
Diperlukan koordinasi pihak-pihak terkait utuk menyelesaikan segala permasalahan
baik dari pihak pemohon maupun pihak pemberi ijin. Sampai Tahun 2011 kawasan
hutan di Jawa Timur yang dimohon (ijin prinsip maupun ijin kegiatan) untuk kegiatan
293
non kehutanan dengan skema pinjam pakai kawasan hutan mencapai luasan
1.797,2475 ha (0,13%) dari total luas kawasan hutan di Jawa Timur. Penggunaan
kawasan hutan dengan skema pinjam pakai ini sebagian besar untuk kegiatan
pertambangan bahan mineral seperti bahan bangunan, emas, serta batuan lainnya.
Kegiatan tukar menukar kawasan hutan di Jawa Timur sampai dengan tahun 2008 ini
tercatat sebanyak ± 5.036,75 ha (0,37 %) dari total luas kawasan hutan Jawa Timur
dengan jumlah pemohon 6 instansi.
Sungai Brantas
Sungai Sampean
294
III. ASPEK SUMBERDAYA HUTAN
Pengelolaan hutan negara khususnya hutan lindung dan produksi di Provinsi Jawa Timur
dilakukan oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Produksi kayu dan non kayu secara
ekonomis diusahakan pada kawasan hutan produksi. Kawasan hutan produksi di Provinsi
Jawa Timur yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur seluas 815.851 ha.
Luasan hutan produksi tersebut terbagi ke dalam 7 (tujuh) kelas perusahaan yaitu jati,
pinus, damar, mahoni, kayu putih, sengon dan kesambi. Produksi kayu terutama berasal
dari kelas perusahaan jati, mahoni, pinus, damar dan sengon sedangkan produksi non
kayu berasal dari kelas perusahaan kayu putih dan kesambi. Realisasi Luas Tebangan Jati
dan Rimba secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 120. Realisasi Luas Tebangan Jati dan Rimba Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Tahun
2011
Tebangan A, yaitu proses pemanenan hasil hutan kayu berdasarkan etat baik luas maupun volume.
Tebangan B, yaitu proses pemanenan hasil hutan kayu untuk rehabilitasi (tebang tanam).
Tebangan C, yaitu proses pemanenan hasil hutan kayu untuk mengubah status hutan menjadi kawasan lain ->tukar menukar
Tebangan D, yaitu proses pemanenan tak terduga, disebabkan karena bencana alam, kebakaran, dll
Tebangan E, yaitu penjarangan atau proses pemanenan hasil hutan kayu untuk tindakan silvikultur guna mendapatkan tegakan
yang diharapkan pada akhir daur
295
Tabel 121. Produksi Hasil Hutan Non Kayu Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Tahun 2011
No URAIAN SATUAN VOLUME
1 Getah Pinus Ton 34.175
2 Kopal (Getah Damar) Ton 221
3 Daun Kayu Putih Ton 14.891
4 Lak Cabang Ton 289.012
5 Daun Murbei Ton -
6 Kokon Kg 1.144
7 Kopi Kg 466.282
8 Cengkeh Kg 708
9 Kelapa Btr 176.344
10 Madu Kg 550
11 Rotan Btg -
Sumber : Perum Perhutani Unit II Jawa Timur
296
terdapat di kawasan konservasi Provinsi Jawa Timur adalah Banteng (Bos javanicus).
Banteng merupakan satwa langka (Endangered Species, IUCN 2001) dan menjadi
species prioritas urutan ke-12 kebijakan konservasi satwa mamalia Direktorat KKH.
Mengingat jumlah populasi banteng yang terus menurun, maka usaha
penyelamatan terhadap species ini mutlak diperlukan untuk menghindari
kepunahan. Adapun jenis-jenis fauna yang dilindungi berdasarkan PP RI No. 7 Tahun
1999 tanggal 27 Januari 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
diantaranya adalah banteng, landak, lutung, harimau jawa, penyu hijau, penyu
belimbing, dan lain-lain. Secara lebih rinci, jumlah fauna yang dilindungi Undang-
Undang yang berada di Provinsi Jawa Timur dapat dilihat pada tabel berikut :
4 Pisces jenis 0
JUMLAH jenis 35
D. Jasa lingkungan
Pengembangan jasa lingkungan mengacu pada 3 (tiga) prinsip yang saling terkait yaitu :
efisiensi, keadilan, dan kelestarian. Terdapat beberapa kunci keberhasilan pengelolaan
jasa lingkungan, termasuk pembayarannya yaitu : (1) Adanya proses partisipasi antar
pelaku dalam pengambilan keputusan, (2) Adanya transparansi dalam pembayaran, (3)
Adanya kejelasan atas hak dan kewajiban, (4) Adanya lembaga pengelola jasa
lingkungan. Terdapat 3 (tiga) jenis jasa lingkungan yang sedang dikembangkan di
Provinsi Jawa Timur, yaitu :
297
2. Jasa Penyedia Keanekaragaman Hayati
Kawasan konservasi di Provinsi Jawa Timur memiliki potensi keanekaragaman hayati
yang tinggi yang dapat dimanfaatkan secara lestari. Berbagai tumbuhan obat dan
fauna dapat dimanfaatkan melalui berbagai teknik budidaya/penangkaran.
298
E. Lahan Kritis
Luas lahan kritis di Jawa Timur berdasarkan hasil inventarisasi pada tahun 2007 sebesar
780.956 ha dengan kategori kritis 533.841 ha dan kategori sangat kritis 247.115 ha. pada
tahun 2011, luas lahan kritis tersebut mengalami penurunan menjadi 608.913 ha
dengan kategori kritis 506.336 ha dan kategori sangat kritis 102.577 ha. Salah satu
upaya untuk menghijaukan lahan kritis tersebut dilakukan kegiatan rehabilitasi lahan di
dalam dan diluar kawasan hutan. Sejak tahun 2003 s.d. 2008 kawasan yang telah
direhabilitasi seluas ha, dimana seluas ha berada dalam kawasan dan ha diluar
kawasan hutan 288.495 ha. Melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan 1 miliar
pohon, pada tahun 2010 telah tertanam sebanyak 188.142.896 pohon, dan pada tahun
2011 telah tertanam sebanyak 187.667.123 pohon.
TN. Baluran
299
IV. ASPEK KELEMBAGAAN
A. Model Pengelolaan
Pengelolaan hutan di Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokan dalam beberapa
macam kelola yaitu kelola produksi, kelola sosial dan kelola lingkungan. Pada saat ini
pengelolaan hutan di Provinsi Jawa Timur dilaksanakan oleh beberapa institusi, untuk
kawasan hutan produksi dan hutan lindung dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jawa
Timur, kawasan konservasi dikelola oleh UPT Kementerian Kehutanan (Balai Taman
Nasional dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam) dan UPTD Dinas Kehutanan Provinsi
Jawa Timur, sedangkan hutan rakyat dikelola oleh individu petani dan kelompok tani
hutan rakyat.
1. Kelola Produksi
Pengelolaan aspek produksi di kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani
Unit II Jawa Timur antara lain adalah kegiatan penebangan, pengolahan hasil hutan
baik kayu maupun non kayu, dan pemasaran hasil hutan tersebut.
2. Kelola Sosial
Kegiatan pengelolaan hutan sangat erat kaitannya dengan pemberdayaan
masyarakat sekitar hutan. Pada pengelolaan hutan yang dikelola oleh Perum
Perhutani kegiatan pemberdayaan masyarakat ini salah satunya melalui program
PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat). Kegiatan ini dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan dari segi jumlah desa yang terlibat/ikut serta program ini.
Program sosial dan lingkungan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan dalam rangka keberhasilan
pembangunan hutan dan menciptakan fungsi hutan yang optimal. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka didalam setiap kegiatan pengelolaan hutan Perum
Perhutani senantiasa melibatkan masyarakat desa hutan dan stakeholder dengan
harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan, memberikan
kesempatan bekerja dan berusaha yang juga merupakan upaya menanggulangi
pengangguran serta sebagai upaya membangun partisipasi masyarakat dalam
pengamanan hutan dan menciptakan lingkungan hidup yang baik. Dalam rangka
menuju visi dan misi Perum Perhutani maka program PHBM yang dijadikan sebagai
sistem pengelolaan hutan, dalam pelaksanaannya lebih menyesuaikan dengan
karakteristik masing-masing wilayah dan mengutamakan peningkatan taraf hidup,
tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan masyarakat di sekitar hutan serta
membangun sinergitas dengan para pihak, khususnya dengan pemerintah provinsi,
kabupaten, dan desa/kelurahan. Proses implementasi PHBM di tingkat nasional
melalui beberapa tahapan, yaitu sosialisasi intern dan ekstern, dialog
multistakeholder, pembentukan Lembaga Masyarakat Desa Hutan, pembentukan
Forum Komunikasi Masyarakat pada tingkat kecamatan dan kabupaten, perjanjian
kerjasama dan penyusunan renstra. Salah satu jiwa PHBM adalah berbagi/sharing.
Sharing adalah bagi hasil produksi kayu dan non kayu yang diberikan kepada LMDH
berdasarkan kontribusi dari masyarakat didalam proses produksi. Nilai sharing yang
300
sudah diberikan kepada LMDH terus meningkat dari tahun 2002. Sampai saat ini
jumlah sharing yang diberikan mencapai Rp.127,759 milyar yang berasal dari hasil
sharing produksi kayu dan produksi non kayu (seperti getah pinus, kopi, cengkeh,
galian C, dan sebagainya). Dari sharing kayu sebesar Rp.63,45 milyar dan dari non
kayu sebesar Rp.64,28 milyar.
Pada saat ini kawasan hutan yang ada di Perum Perhutani selain sebagi penyedia
kayu juga dituntut untuk mampu mendukung penyediaan pangan bagi masyarakat.
Produksi Pangan dari hutan di perum Perhutani Unit II Jawa Timur mencapai
1.267.457 ton meliputi padi mencapai 855.421 ton, jagung 213.037 ton, kedelai
27.968 ton, kacang tanah 21.970 ton dan lainnya 94.733 ton.
3. Kelola Lingkungan
Perum Perhutani pernah kehilangan 410.153 ha tegakannya menjadi tanah kosong
akibat penjarahan pada tahun 1998. Dari luasan tersebut terdapat 53.525 ha lahan
yang sulit ditanami karena berbatu/jurang dan seluas 356.627,5 ha dapat ditanami.
Pengelolaan aspek lingkungan antara lain melalui rehabilitasi hutan lindung, pada
tahun 2004 Perhutani Unit II Jawa Timur telah merehabilitasi hutan lindung seluas
3.691 ha, tahun 2005 (2.029 ha), tahun 2006 (1.763 ha), Tahun 2007 (15.135 ha).
Pada tahun 2011 merehabilitasi 5.292 ha. Selain kegiatan rehabilitasi hutan
lindung, Perum Perhutani juga melakukan kegiatan penanaman rutin. Untuk
memenuhi kegiatan tersebut dibutuhkan penyediaan bibit dan benih, Untuk
mendapatkan tegakan berkualitas dan dengan riap yang tinggi, Perum Perhutani
menggunakan benih dan bibit unggul sebagai bahan tanaman terutama jenis jati
dan pinus. Penggunaan benih dan bibit dari luar Perum Perhutani melalui seleksi
yang ketat dan harus memenuhi standar mutu benih yang ditetapkan.
Proses pemuliaan jati sudah dilakukan sejak lama. Tahun 1976, Perum Perhutani
melakukan pencarian dan seleksi pohon plus. Sampai tahun 1999 telah diperoleh
660 pohon plus sebagai materi genetik dasar program pemuliaan pohon. Penelitian
dan pengembangan terus dilakukan dibawah Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perum Perhutani Cepu. Saat ini Perum Perhutani telah menghasilkan benih jati
unggul dari Kebun Benih Klonal yaitu kebun benih yang dibangun dari pembiakan
vegetatif pohon plus. Kebun Benih Klonal terdapat di KPH Cepu dan KPH
Randublatung Jawa Tengah serta di KPH Padangan Jawa Timur. Perum Perhutani
juga mengembangkan bibit jati unggul. Produk jati unggul Perhutani diberi nama
JATI PLUS PERHUTANI . Jati Plus Perhutani adalah bibit yang dikembangkan dari
pohon plus melalui kultur jaringan dan diperbanyak melalui kebun pangkas. Benih
dan bibit jati unggul bukan hanya dipakai sendiri oleh Perum Perhutani tapi telah
dipasarkan dan mendapat sambutan luas di masyarakat karena telat teruji, adaptif
serta memiliki produktivitas tinggi. Untuk pemenuhan benih pinus unggul telah
dikembangkan Kebun Benih Semai di KPH Jember Jawa Timur. Pengadaan benih dan
bibit di Perum Perhutani merupakan bagian dari kegiatan reboisasi dan rehabilitasi
lahan yang ditekankan pada percepatan penanaman lahan kosong yang diakibatkan
penjarahan, kerusakan hutan dan gangguan keamanan hutan lainnya. Perum
301
Perhutani telah mencanangkan PROGRAM PERHUTANI HIJAU 2010 yaitu seluruh
areal hutan Perum Perhutani selesai ditanami pada tahun 2010.
Hutan Rakyat
Tabel 124. SDM Pengelola Kawasan Hutan Lingkup Provinsi Jawa Timur
S Jumlah SDM MenurutGolongan
Jumlah
Nou Instansi IV III II I
m
L P L P L P L P L P Total
b
1 BPPHP Wil. VIII Surabaya 1 - 26 7 4 - - - 31 7 38
e
2 r BPDAS Brantas 2 - 37 26 18 3 - - 57 29 86
3 BPDAS Sampean 1 - 18 9 7 1 - - 26 10 36
4 BBKSDA Jawa Timur 5 - 110 33 55 11 2 - 172 44 216
5 BB TN. BromoTengger 4 1 40 19 27 10 7 - 78 30 108
Semeru
6 Balai TN. Baluran - 1 54 7 13 4 - - 67 12 79
7 Balai TN. Alas Purwo 1 - 37 8 41 5 - - 79 13 92
8 Balai TN. Meru Betiri 2 - 44 7 30 5 2 - 78 12 90
9 Dishutprov JawaTimur 15 60 21 4 100
Sumber : Statistik Kemenhut 2012 (diolah)
302
Rasio Luas Kawasan Hutan dan Jumlah Polisi Hutan
(POLHUT/POLMOB/POLTER/PAMHUT)
Jumlah
No. Instansi Luas (ha) Rasio
(org)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebenarnya jumlah SDM (polhut,
polmob, pamhut) yang bertugas menjaga keamanan hutan sangatlah kurang.
Sarana dan prasarana dalam pengelolaan kawasan hutan memegang peran penting
dalam keberhasilan pengelolaan. Sebagai aspek pendukung keberadaan sarana
prasarana perlu diperhatikan dari segi jumlah maupun kualitasnya. Berikut ini informasi
sarana prasarana dalam pengelolaan hutan yang dimiliki institusi pengelola kehutanan
di Provinsi Jawa Timur
Tabel 125. Sarana dan Prasarana Pengamanan Hutan di Provinsi Jawa Timur
Sumber : Dinas kehutanan Prov. Jatim, perum Perhutani Unit II Jatim, BBKSDA Jatim, BB TN dan BTN
Lingkup Jatim
303
kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Timur sebesar
Rp.7.629.933.966,-.
Jenis pendapatan tersebut berasal dari retribusi jasa umum, jasa usaha, dan PAD lain
yang sah. Secara rinci realisasi pendapatan dimaksud dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Potensi jasa lingkungan yang ada di kawasan konservasi yang dikembangkan antara lain :
a. 18 unit Cagar Alam dengan total luas 10.957,90 hektar
b. Suaka Margasatwa sebanyak 2 unit dengan luas 18.008,60 hektar
c. 4 unit Taman Nasional dengan luas 176.696,20 hektar.
d. 3 unit Taman Wisata Alam Darat dengan total luas sekitar 297,50 hektar.
e. Taman Hutan Raya R. Soeryo dengan luas total sekitar 27.868,30 hektar.
Tabel 126. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Kehutanan Jawa Timur Tahun 2011
No Jenis Pendapatan Realisasi (Rp)
Tabel 127. Rekapitulasi Jumlah Pengunjung dan Penerimaan Karcis Masuk OWA Tahun 2011
Jumlah Penerimaan
No Kawasan
Pengunjung (orang) (Rp)
1 TAHURA R. Soerjo 349.438 874.435.000
2 BBKSDA Jawa Timur 31.894 312.232.000
3 TN Baluran 33.707 75.122.750
4 TN Alas Purwo 101.881 280.669.500
5 TN Meru Betiri 4.106 21.375.750
6 TN Bromo Tengger Semeru 125.775 728.133.250
JUMLAH 646.801 2.291.968.250
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur
No Dinas Alamat
304
3 Dinas Kehutanan, Peternakan dan Jl. K.H. Agus Salim No.128 Banyuwangi-68425
PertanianKabupaten Banyuwangi Tlp : (0333) 421665
4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jl. Patimura No. 26 Bojonegoro-62115
Kabupaten Bojonegoro Tlp/Fax : (0353) 881526
5 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jl. Mastrip 237 Bondowoso
Kabupaten Bondowoso Tlp : (0332) 421425
6 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 245 Gresik, Jawa Timur
Kehutanan Kabupaten Gresik Tlp : (031) 3950930
Fax : 3951242
7 Dinas Kehutanan Kabupaten Kota Jl. Diponegoro No. 8 Kota Batu
Batu Tlp/fax : (0341) 511674
8 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jl. Raya Dungus Km.4 Madiun - 63181
Kabupaten Madiun Tlp : (0351) 495355
9 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jl. Samudera No. 98 Magetan - 63315
Kabupaten Magetan Tlp : (0351) 894521
10 Dinas Kehutanan Kabupaten Malang Jl. Raya Genangan Km. 9,3 Pakisaji Kota Pos.17
Kebon Agung Malang - 65161
11 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jl. Raya Jabon No. 188 Mojokerto
Kabupaten Mojokerta Tlp : (0321) 391179
Fax : (0321) 325470
12 Dinas Kehutanan Kabupaten Jl. Gatot Subroto No. 106 Nganjuk
Nganjuk Tlp/Fax : (0358) 322870
13 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jl. Raya Kejayaan No. 69 Pasuruan - 67127
Kabupaten Pasuruan Tlp : (0343) 418010
Fax : (0343) 411073
14 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jl. Raya Dringu No. 81 Probolinggo
Kabupaten Probolinggo Tlp : (0335) 402517
Fax : (0335) 423821
15 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jl. Jaksa Agung Suprapto 27 Sampang
Kabupaten Sampang Tlp/Fax : (0323) 321181
16 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jl. Trunojoyo 118 Sumenep – 69416
Kabupaten Sumenep Tlp : (0328) 664320
Fax : (0328) 671185
17 Dinas Pertanian, Kehutanan dan Jl. Basuki Rachmad 13 Tregalek – 66311
Perkebunan Kabupaten Trenggalek Tlp/Fax : (0355) 791065
18 Dinas Perhutanan dan Konservasi Jl. Mastrip No.23 Tuban – 62315
Kabupaten Tuban Tlp : (0356) 322086/ 84
Fax : (0356) 331343
19 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jl. Sultan Agung Gg.III/9-11 PO Box 124,
Kabupaten Tulungagung Tulungagung – 66226
Tlp/Fax : (0385) 322190
20 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jl. Urip Sumoharjo No. 58 Ponorogo
Kabupaten Ponorogo Tlp : (0352) 481041
21 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jl. Dirgahayu No. 159 Pamekasan
Kabupaten Pamekasan Tlp : (0324) 323901
22 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jl. S. Suparman No. 7 Blitar
Kabupaten Blitar Tlp : (0342) 801639
Fax : (0342) 801125
23 Dinas Pertanian dan Kehutanan Jl. Jend. Sudirman 96 Lamongan – 62212
Kabupaten Lamongan Tlp/Fax : (0322) 321027
305
24 Dinas Kehutanan Kabupaten Jl. Langsep No. 15 Lumajang
Tlp/Fax : (0334) 886746
25 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jl. Pangeran Puger, Jombang
Kabupaten Jombang Tlp : (0321) 863884
Fax : (0321) 853627
26 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jl. Supriyadi 52, Jember – 68131
Kabupaten Jember Tlp : (0331) 540007
Fax : (0331) 540787
27 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jl. Brawijaya Kotak Pos 45 Balong Kel. Sidoarjo,
Kabupaten Pacitan Pacitan – 63541
Tlp ; (0357) 882945
Fax : (0357) 883868
28 Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Jl. Pamenang No. 1 Kediri
Lingkungan Kabupaten Kediri Tlp/Fax : (0354) 682405
29 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jl. S. Sukowati No.42 Ngawi
Kabupaten Ngawi Tlp/Fax : (0351) 749263
30 Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Jl. GOR No. 6 Blora – 58219
Tlp/Fax : (0296) 533230
1. Balai Besar KSDA Jawa Timur Jl. Bandara Juanda Surabaya - 61253
Tlp : (031) 8667239
fax : (031) 8671985
2. Balai Taman Nasional Baluran, Banyuwangi Jl. Raya Banyuwangi Situbondo Km.35
Wonorejo, Banyuputih Jawa Timur 68374
Tlp : (0333)461650
fax : (0333) 463864
3. Balai Taman Nasional Alas Purwo, Jl. Brawijaya No.20 Banyuwangi - 68417
Banyuwangi Tlp/Fax : (0333) 410857, 428675
4. Balai Taman Nasional Meru Betiri, Jember Jl. Sriwijaya 53 Kotak Pos 269 Jember - 68101
Tlp : (0331) 321530
fax : (0331) 335535
5. Balai Besar Bromo Tengger Semeru, Malang Jl. Raden Intan No. 6 Arjosari Malang, Jawa
Timur - 65126
Tlp : (0341) 491828
Fax : (0341)490885
6. Balai Pengelolaan DAS Brantas, Surabaya Jl. Bandara Juanda Surabaya - 61253
Tlp : (031) 8673303
fax : (031) 8669936
7. Balai Pengelolaan DAS Sampean, Bondowoso Jl. Santawi No. 6A Bondowoso, Jawa Timur
Tlp : (0332) 421324
fax : (0332) 424174
Balai Pementauan Pemanfaatan Hutan Jl. Bandara Juanda Surabaya – 100 No. 100 Po
Produksi (BPPHP) Wilayah VIII Surabaya Box 61, Surabaya - 61235
Tlp : (031)8662173
fax : (031) 8673687
306
V. POTENSI UNGGULAN PROVINSI
Potensi tanaman porang di hutan Jawa Timur masih sekitar 1.000 Ha (versi LMDH). Porang
ditanam oleh petani masyarakat desa hutan secara tumpang sari dengan pohon jati sebagai
tanaman pokok. Para petani tersebut tergabung dalam badan hukum yang disebut :
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Masyarakat Pengelola Sumber Daya hutan
(MPSDH).
Pengembangan tanaman porang di Jawa Timur dilakukan di 13 Kesatuan Pengelolaan
Hutan (KPH). Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 128. Luas dan Produksi Tanaman Porang di Jawa Timur tahun 2011
LUAS PRODUKSI
No KPH KET.
(Ha) (Kg)
1 Padangan - -
2 Bojonegoro 54,60 245,00
3 Parengan 10,00 - Belum Panen
4 Jatirogo - -
5 Tuban 4,00 - Belum panen
6 Ngawi 47,50 - Belum Panen
7 Madiun 140,00 3,50
8 Saradan 3.107,70 88.671,00
9 Lawu DS 8,00 -
10 Nganjuk 3.262,00 1.980.000,00
11 Jombang - -
12 Mojokerto - -
13 Madura - -
14 Kediri - -
15 Blitar - -
16 Malang - -
17 Pasuruan 13,50 - Belum Panen
18 Probolinggo 4,00 - Belum Panen
307
19 Jember 324,70 - Belum Panen
20 Bondowoso 10,00 1.000,00
21 Bwi. Selatan - -
22 Bwi. Utara 20,00 60.000,00
23 Bwi. Barat - -
JUMLAH 7.006,00 2.129.919,50
Sumber data : KPH Lingkup Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Tahun 2007-2011
308