Kelompok II
Aan Wahyuni
F1C118019
Dosen Pengampu:
1. Drs. Nelson, M.Si.
2. Indra Lasmana Tarigan, S.Pd., M.Sc.
I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan uji aktivitas antibakteri.
2. Mahasiswa mampu menentukan konsentrat hambat tumbuh
minimum (KHTM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM) dari
senyawa antibakteri.
B. Bahan
- Bakteri (gram negatif: E. coli, gram positif: Bacillus subtillis)
- Latutan baku McFarland 0,5 (BaCl2 1%, larutan H2SO4)
- Media NA
- Media NB
- Kapas
- Aluminium foil
- Aquades
- Kloramphenikol
IV. Skema Kerja
4.1 Pembuatan Larutan Baku McFarland 0.5
a. Larutan baku Mc. Farland terdiri dari larutan BaCl2 1% dan
H2SO4 1%. Sebanyak 0.05 ml larutan BaCl2 1% dicampurkan
dengan 9.95 ml H2SO4 1%, dikocok hingga homogen.
b. Kekeruhan larutan diukur pada panjang gelombang 450 nm
dengan menggunakan aquades sebagai blanko. Nilai
absorban larutan baku harus berada pada kisaran 0.08
sampai dengan 0.13. Larutan baku McFarland 0.5 ekuivalen
dengan suspense sel bakteri dengan konsentrasi 1.5 x 108
CFU/ml (Nilai absorban 0.138).
Kontrol +
0.559 0.589 0.599 0.582 Kuat
(Ampicilin)
Kontrol –
0.989 0.988 0.979 0.985 Lemah
Aquades
1 y = -0.0045x + 0.8088
R² = 0.8682
0.8
Rata-rata OD
0.6
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (%)
Berdasarkan grafik regresi linear di atas, dapat diketahui adanya
hubungan antara konsentrasi dengan OD. Semakin tinggi konsentrasi
sampel, maka semakin kecil nilai OD. Hal ini selaras dengan hasil
penelitian Senati et al (2019), yang menunjukkan adanya korelasi
antara nilai OD dengan jumlah koloni atau mempunyai pola linear.
Semakin tinggi kepadatan bakteri, maka nilai OD juga semakin tinggi.
Artinya, setiap peningkatan nilai absorbansi (OD) diikuti oleh
meningkatnya jumlah bakteri. Dari beberapa paparan diatas, dapat
diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi sampel uji yang digunakan,
maka semakin baik pula aktivitas antibakterinya, yang mana ditandai
dengan nilai OD yang kecil yang, yang artinya jumlah koloni bakteri pun
sedikit.
Dilakukan pula pengujian terhadap aquades sebagai kontrol
negatif dan ampicilin sebaga kontrol positif. Pada aquades, diperoleh
nilai absorbansi rata-rata sebesar 0.985, sedangkan pada ampicilin
diperoleh nilai absorbansi rata-rata sebesar 0.582. Hal ini menunjukkan
bahwa aquades hampir tidak memiliki aktivitas antibakteri, sedangkan
ampicilin memiliki aktivitas antibakteri yang baik. Jika dibandingkan
antara ekstrak etil asetat daun A dengan ampicilin, ampicilin memiliki
aktivitas antibakteri yang lebih baik, dilihat dari nilai absorbansi rata-
ratanya.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai Teknik
Uji Aktivitas Antibakteri, dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya:
1. Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan berbaga jenis
metode, contohnya metode cawan mikro (microtitre plate) dengan cara
memasukkan senyawa antibakteri ke dalam sumur cawan mikro dan
diencerkan dengan berbaga konsentrasi dengan menggunakan media
NB steril, kemudian setelah 24 jam diamati dengan metode
turbidimetri.
2. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dapat ditentukan dari
konsentrasi yang paling jernih (tidak keruh), sedangkan Konsentrasi
Bunuh Minimum (KBM) ditentukan dengan melakukan subkultur
50μl suspense yang jernih ke dalam media NA lalu diamati setelah 24
jam.
DAFTAR PUSTAKA