METODOLOGI PENELITIAN
Screening Mikroba
Kurva Pertumbuhan
Mikroba
Screening Nutrisi
Pembuatan Sel
Ammobil di ITB
23
menginokulasikan 1 mL kultur aktivasi pertama ke dalam tabung reaksi yang
telah berisi 9 mL NB baru, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 27 oC.
Aktivasi ketiga dilakukan sama halnya seperti aktivasi pertama dan kedua, yaitu
dengan cara menginokulasikan 10 mL biakan kultur aktivasi kedua ke dalam
erlenmeyer 200 mL yang telah berisi 90 mL medium NB, diinkubasi selama 24
jam pada suhu 27oC. Kultur biakan mikroba yang telah aktif kemudian
dikultivasi.
Kultivasi biakan mikroba pada prinsipnya sama seperti yang dilakukan
pada saat aktivasi biakan mikroba, hanya saja media dan kultur cair mikroba
yang digunakan dalam volume besar. Kultivasi dilakukan bertujuan untuk
mendapatkan stok kultur aktif mikroba dalam jumlah optimum. Kultur mikroba
yang telah dikultivasi selanjutnya dapat digunakan dalam percobaan dan
pembuatan kurva tumbuh.
24
d. Setelah 24 jam masa inkubasi diamati pembentukan zona bening (clear
zone) disekitar goresan biakan mikroba
e. Pengamatan terhadap pembentukan zona bening dilakukan berdasarkan
luasnya zona lisis yang terbentuk secara visualisasi (Gambar 5).
Kultur mikroba
Clear Zone
25
C. Pembuatan Kurva Tumbuh Mikroba
Kurva pertumbuhan menggambarkan pertumbuhan mikroba di dalam
suatu kultur. Kurva tumbuh dibuat dengan metode cawan hitung (“Total plate
count”). Biakan mikroba yang telah diaktivasi diambil sebanyak 15 mL dengan
OD 0,5 (106 sel/mL), dimasukkan ke dalam dua erlenmeyer 500 mL yang
berisikan masing-masing 285 mL medium Nutrient Broth (NB). Pembuatan
kurva tumbuh dimulai dengan mengukur kerapatan optik (“optical dencity”),
setiap 2 jam selama 24 jam menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 600 nm, dilanjutkan dengan menghitung koloni mikroba. Sebelum
pengukuran kurva tumbuh dimulai, kerapatan optik mikroba diukur terlebih
dahulu menggunakan spektrofotometer. Biakan mikroba yang digunakan dalam
pembuatan kurva tumbuh memiliki kerapatan optik 0,08 sampai 0,1. (Cappucino
dan Sherman, 1987).
Perhitungan koloni dilakukan dengan membuat seri pengenceran dalam
akuades. Satu mL biakan dicuplik dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berisikan 9 mL akuades sehingga didapatkan pengenceran 10 -1.
Pengenceran 10-2 dilakukan dengan memindahkan 1 mL dari pengenceran 10 -1
ke dalam tabung reaksi yang berisikan 9 mL akuades. Proses ini terus
dilakukan hingga diperoleh pengenceran 10 -13. Penanaman biakan dilakukan
secara duplo untuk pengenceran 10 -5 sampai 10-13, dengan cara 1 mL dari
masing-masing pengenceran tersebut disebar dengan menggunakan triglaski
ke dalam cawan petri yang berisi 10 mL medium Nutrient Agar (NA) steril.
Biakan diinkubasi pada suhu 27 oC selama 24 jam. Koloni yang tumbuh dihitung
sesuai dengan aturan perhitungan untuk metode cawan hitung. Data yang
dimasukkan dalam perhitungan adalah yang memenuhi persyaratan 30-300
koloni dalam satu cawan. Asumsi dasar dari perhitungan ini adalah satu koloni
berasal dari satu sel bakteri.
Penentuan umur inokulum yang terbaik dilakukan dengan menghitung
laju pertumbuhan dari L. bulgaricus dan S. thermophillus. Laju pertumbuhan
dihitung dengan menggunakan rumus (Fardiaz, 1992) :
μ = ln Nt – ln No
(Tt – To)
26
dengan Nt adalah jumlah sel pada waktu t, No adalah jumlah sel awal, Tt
adalah waktu t dan To adalah waktu awal. Umur inokulum terbaik ditunjukkan
oleh waktu dengan laju pertumbuhan mikroba yang tertinggi.
D. Screening Nutrisi
Screening nutrisi merupakan kegiatan penting dalam penelitian ini yang
memiliki tujuan memilih nutrisi yang potensial mendukung aktivitas metabolisme
mikroba memproduksi biosurfaktan. Kegiatan ini dilakukan setelah screening
mikroba selesai dilakukan, karena mikroba hasil screening akan digunakan
dalam tahapan kegiatan ini. Nutrisi yang digunakan terdiri dari lima formulasi
media untuk masing-masing mikroba, dimana formulasi media ini sama untuk
setiap mikroba, hanya saja penggunaan media spesifik mikroba berbeda
tergantung jenis mikrobanya. Media spesifik mikroba ini merupakan bagian dari
formulasi nutrisi.
Parameter yang digunakan terdiri dari pengukuran pH, Populasi
Bakteri/Total Plate Count (TPC), Tegangan Antar Muka/Interfacial Tension
(IFT), dan Viskositas. Pengamatan dilakukan pada hari ke-0 dan hari ke-7.
1. Pengukuran pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter elektrik yang
telah dikalibrasi dengan larutan buffer pH 7. Probe pH meter dimasukkan ke
dalam 10 mL sampel, kemudian dibaca nilainya hingga konstan.
27
dilakukan hingga diperoleh pengenceran 10 -13. Penanaman biakan dilakukan
secara duplo untuk pengenceran 10 -5 sampai 10-13, dengan cara 1 mL dari
masing-masing pengenceran tersebut disebar dengan menggunakan triglaski
ke dalam cawan petri yang berisi 10 mL medium Nutrien Agar (NA) steril.
Biakan mikroba diinkubasi pada suhu 27 oC selama 24 jam. Koloni yang tumbuh
dihitung sesuai dengan aturan perhitungan untuk metode cawan hitung. Data
yang dimasukkan dalam perhitungan adalah yang memenuhi persyaratan 30-
300 koloni dalam satu cawan. Hasil hitungan cawan menunjukkan sel yang
hidup dan pada hitungan ini satu koloni diasumsikan berasal dari satu sel
(Cappucino dan Sherman, 1987).
28
jam pengamatan dengan ulangan 10X. Pengukuran tegangan antarmuka
dilakukan dengan dua kali ulangan.
4. Viskositas
Viskositas diukur menggunakan minyak mentah dengan alat
Viscosimeter HAAKE B3. Langkah kerja pengukuran adalah sebagai berikut :
1. Diyakinkan alat dalam keadaan baik dan siap digunakan.
2. Dihidupkan alat dengan menekan tombol ”ON”.
3. Dihidupkan alat pemanas dengan menekan tombol ”ON” dan diatur
temperatur sesuai dengan yang diinginkan, ditunggu beberapa saat
hingga temperatur stabil.
4. Dimasukkan sebanyak 9 mL sampel ke dalam wadah penampung
contoh yang terdapat pada alat.
5. Diatur program dengan menekan tombol ”D”, diikuti tombol ”O” sehingga
display alat menunjukkan angka 0,00
6. Tombol START/STOP ditekan, diamati dan dicatat hasil yang tertera
pada monitor.
7. Setelah pekerjaan selesai, alat dimatikan dengan menekan tombol
STOP/START lagi.
8. Dikeluarkan sampel dan dibersihkan wadah penampung sampel setelah
semua pekerjaan selesai dilakukan.
29
1. Diambil sebanyak 10% b/v sel ammobil dari mikroba hasil screening
diinokulasikan ke dalam medium hasil screening nutrisi.
2. Langkah selanjutnya dilakukan inkubasi pada suhu 27 oC selama 7 hari.
3. Diikur laju penurunan tegangan antar muka (IFT) dan viskositas pada
hari ke-7 perlakuan pada sampel minyak yang digunakan .
4. Untuk data pembanding dilakukan juga pengukuran dua parameter
diatas pada hari ke-0.
5. Hasil pengukuran ditabulasikan dalam tabel pengamatan.
30