Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
a. penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya
untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
b. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;
c. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram
yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
d. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan
dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Dasar-Dasar Kewirausahaan:
Untuk Perguruan Tinggi dan
Dunia Bisnis
Penulis:
Agung Purnomo, Acai Sudirman, Abdurrozzaq Hasibuan
Andriasan Sudarso, Syafrida Hafni Sahir, Salmiah, Rini Mastuti
Dina Chamidah, Try Koryati, Janner Simarmata
Penulis:
Agung Purnomo, Acai Sudirman, Abdurrozzaq Hasibuan
Andriasan Sudarso, Syafrida Hafni Sahir, Salmiah, Rini Mastuti
Dina Chamidah, Try Koryati, Janner Simarmata
Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
Kontak WA: +62 858-3552-3449
Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo saat memberikan Orasi Ilmiah
tahun 2018 dalam rangka Dies Natalis ke-66 Universitas Sumatera Utara (USU)
di Auditoriun Kampus USU menyampaikan bahwa Indonesia memerlukan
lebih banyak wirausahaan agar dapat bersaing dengan negara lain dan meminta
lembaga Pendidikan Tinggi mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman
dan mendukung kreativitas baru untuk memberi solusi bagi permasalahan yang
ada di masyarakat.
Langkah-langkah dari beberapa dosen yang menuliskan buku ini harus tetap
diapresiasi karena telah meluangkan waktunya untuk menulis dan tentunya ini
sangat bermanfaat bagi mahasiswa, dosen, praktisi, pelalku bisnis dan perguruan
tinggi.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya dalam penyelesaian buku ini.
Di era ekonomi digital saat ini, kewirausahaan adalah salah satu kata yang
sering kita dengar. Secara sederhana kewirausahaan dapat didefinisikan
sebagai kemampuan untuk menciptakan visi, inovasi dan melihat suatu
peluang di masa datang.
Pada akhirnya, ucapan terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang
telah membantu sehingga buku ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari buku
ini masih memiliki kekurangan, sehingga penulis juga menerima segala
masukan dan saran demi perbaikan buku ini untuk lebih baik lagi.
Penulis
viii Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
Daftar Isi
1.1 Pengantar
Jalan-jalan keliling dunia, memiliki kendaraan terbaik, rumah idaman, bebas
belanja apapun atau bahkan dapat mewujudkan seluruh harapan dalam hidup.
Kebebasan waktu tanpa harus bekerja melayani atasan dan dihormati banyak
orang karena status dan harta. Kebebasan finansial dengan memiliki banyak
uang dan aset yang dapat diartikan sebagai menjadi orang kaya bisa jadi adalah
harapan sebagian besar penduduk dunia. Itu semua dapat diwujudkan dengan
menjadi seorang wirausahawan atau pengusaha. Pemikiran itu sangat rasionalis
dengan melihat data orang-orang terkaya merupakan seorang wirausahawan
seperti tampak pada Tabel 1.1: Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia Tahun
2019 (Forbes, 2019). Ada 582 juta pengusaha di seluruh dunia (Simovic, 2019).
Tabel 1.1: Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2019 (Forbes, 2019)
Peringkat Nama Kekayaan Bidang
ke Wirausaha
1 R. Budi & Michael $37.3 B atau 615 Konglomerat
Hartono triliun rupiah
2 Keluarga Widjaja $9.6 B atau 158 Beragam
triliun rupiah
3 Prajogo Pangestu $7.6 B atau 125 Petrokimia
triliun rupiah
2 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
1.2.2 Pengertian
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan
„Wiraswasta adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk
baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan
produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya“
(KBBI, 2020b).
„Pengusaha adalah orang yang mengusahakan (perdagangan, industri, dan
sebagainya); orang yang berusaha dalam bidang perdagangan.Usaha adalah
kegiatan di bidang perdagangan (dengan maksud mencari untung);
perdagangan; perusahaan“ (KBBI, 2020a).
Kosakata wirausaha atau wirausahawan belum masuk didalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) (KBBI, 2020c). Wirausaha dan pengusaha menurut
KBBI seakan-akan memiliki fungsi yang berbeda. Namun, kenyataan dilapang
dunia wirausaha Indonesia, antara istilah wiraswasta, pengusaha, dan
wirausahawan memiki makna yang serupa dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai entrepreneur.
Entrepreneur atau wirausahawan atau pengusaha atau wiraswasta adalah orang
yang mengabdikan diri untuk mencari sesuatu yang baru dan mengeksploitasi
gagasan dan visi baru menjadi peluang yang menguntungkan dengan
menanggung risiko yang terlibat dalam proses. Wirausahawan memahami ide
6 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
b. Inovasi
Fase selanjutnya dalam evolusi konsep wirausaha ditandai dengan
penekanan pada inovasi. Pengusaha di era modern adalah seorang
individu yang memperkenalkan sesuatu yang baru dalam ekonomi
atau metode produksi yang belum diuji oleh pengalaman di cabang
manufaktur yang bersangkutan, produk yang belum dikenal
konsumen, sumber baru bahan baku atau pasar baru dan kehidupan.
Kewirausahaan mencerminkan bisnis dan sifat orang yang aktif semangat. Ini
mendorong orang untuk memulai bisnis, membayangkan usaha baru, dan
mendirikan unit produksi. Kewirausahaan mempromosikan bisnis dan industri
di masyarakat.
4. Kegiatan Pengorganisasian
Risiko adalah elemen yang melekat dan tidak terpisahkan dari kewirausahaan.
Seorang pengusaha menjamin uang sewa kepada tuan tanah dan kewajiban beri
upah kepada karyawan. Juga, minat kepada investor dengan harapan
mendapatkan penghasilan lebih dari biaya. Wirausahawan mengasumsikan
ketidakpastian masa depan. Dalam mengejar profit, pengusaha dibayang-
bayangi kemungkinan kerugian juga.
Bab 1 Pengantar, Konsep Dasar, & Hakikat Kewirausahaan 9
6. Proses Dinamis
Orang berbeda tidak hanya dalam kemampuan mereka untuk melakukan tetapi
juga dalam keinginan mereka untuk melakukan, atau motivasi. Motivasi, pada
gilirannya, tergantung pada kekuatan motif mereka yang kadang-kadang
didefinisikan sebagai kebutuhan, keinginan, dorongan atau dorongan dalam diri
individu. Dengan demikian, orang-orang yang memiliki kebutuhan tinggi akan
prestasi dan kekuasaan lebih mungkin untuk berhasil sebagai wirausahawan. Ini
merupakan faktor yang sangat penting yang mengarah pada wirausaha.
10. Kegiatan Profesional
2019 setelah keberhasilan Gojek yang didirikan pada tahun 2010. Gojek
awalnya yang bergerak dibidang jasa aplikasi ojek daring untuk mengatasi
kemacetan khususnya di Jakarta, kini berkembang menjadi 20 ragam jasa solusi
sehari-hari masyarakat (Gojek, 2020). Sekarang Gojek telah tergolong status
decacorn sebab memiliki valuasi US$10 miliar atau setara 165 triliun dengan
asumsi 1$ adalah Rp. 16.500 (Franedya, 2020). Atas keberhasilannya
membangun startup Unicorn di Indonesia, Presiden Joko Widodo
mengamanahkan jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada periode
2019-2024 kepada Nadiem (Setneg, 2019). Yang menjadikan Nadiem sebagai
menteri termuda pada kabinet kabinet Indonesia Maju. Nadiem adalah contoh
nyata bagaimana wirausaha dapat mengantarkan seseorang kepada kekayaan,
popularitas, dan jabatan prestisius negarawan dalam tempo begitu cepat
dibandingkan jalur profesi lainnya.
14 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
Bab 2
Kompetensi Inti dan
Karakteristik Kewirausahaan
2.1 Pendahuluan
Perkembangan kewirausahaan saat ini telah mengalami dinamika perubahan ke
arah yang lebih baik dengan kondisi yang tercermin dari kebijakan pemerintah
yang mulai memperhatikan kebutuhan seorang wirausaha dalam berwirausaha.
Kondisi ini mencerminkan tingkat peranan pemerintah sangat dibutuhkan dalam
pengembangan potensi kewirausahaan yang dapat dilakukan saat seseorang
ingin melakukan kegiatan berwirausaha. Jusoh et al., (2011), dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat keterampilan kewirausahaan
pengusaha yang disurvei cukup terampil, dan mereka merasa bahwa mereka
membutuhkan pelatihan keterampilan kewirausahaan di berbagai bidang seperti
untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi, keterampilan untuk membuat akun
bisnis, menciptakan promosi iklan dan keterampilan, keterampilan menetapkan
harga yang tepat dan keterampilan menjual. Ketika ide-ide mulai muncul, maka
pada saat itu juga keinginan untuk mengawali proses interaksi dengan
lingkungan akan terbentuk sebagai dasar untuk memulai sebuah usaha atau
bisnis (Widayati et al., 2019).
Kewirausahaan dan praktik bisnis telah menunjukkan bahwa untuk sebagian
besar kewirausahaan perusahaan bukan hanya kegiatan individu tetapi
mencakup kompleksitas sistem yang dinamis dengan partisipasi banyak orang,
yang akan menghasilkan diferensial efek dari komposisi tim yang berbeda pada
kegiatan strategis kewirausahaan (Yang and Wang, 2014). Penelitian Pinho and
de Sá, (2014), menunjukkan bahwa kinerja kewirausahaan adalah hasil
kombinasi faktor-faktor pribadi dan berbasis konteks dan tidak dapat dijelaskan
16 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
untuk menggapai visi yang telah mereka rencanakan. Dengan kata lain, mereka
akan terus mencoba untuk mengembangkan usaha yang mereka jalankan.
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
individu (personality) yang langsung berpengaruh pada kinerja. Kinerja bagi
wirausaha merupakan tujuan yang selalu ingin dicapainya (Mulyadi, 2011).
Dalam dunia bisnis, yang disebut kompetensi inti (care competency) adalah
kreativitas dan inovasi guna menciptakan nilai tambah untuk meraih
keunggulan, yang tercipta melalui pengembangan pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan. Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan merupakan
kompetensi inti wirausaha untuk menciptakan daya saing khusus agar memiliki
posisi tawar-menawar yang kuat dalam persaingan (Mulyadi, 2011).
Keselarasan antara kompetensi dan keterampilan sangat penting untuk
menampilkan kemampuan manajerial dalam berwirausaha. Oleh karena itu,
perlu adanya penguasaan terkait keterampilan dalam berwirausaha khususnya
yang memiliki keterkaitan dengan kompetensi.
Berikut ini dijelaskan bagan tentang proses perkembangan kompetensi
wirausaha:
apabila tidak disertai dengan komitmen yang tinggi, maka wirausaha tersebut
tidak akan dapat menggunakan modal intelektualnya. Demikian pula,
Competnence = Capability x Authority, artinya bahwa wirausaha yang
kompeten adalah wirausaha yang memiliki kemampuan dan wewenang sendiri
dalam pengelolaan usahanya (kemandirian). Wirausaha selalu bebas
menentukan usahanya, tidak tergantung pada orang lain. Selanjutnya,
Capability = Skill x Knowledge, artinya bahwa kapabilitas wirausaha sangat
ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan atau kecakapan. Pengetahuan,
keterampilan atau kecakapan yang dilengkapi dengan sikap dan motivasi untuk
selalu berprestasi membentuk kepribadian wirausaha. Dalam dunia bisnis, yang
disebut kompetensi inti (Core Competency) adalah kreativitas dan inovasi guna
menciptakan nilai tambah untuk meraih keunggulan, yang tercipta melalui
pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan (Mulyadi, 2011).
Kemampuan, keterampilan, dan kemampuan merupakan kompetensi inti
wirausaha untuk menciptakan daya saing khusus agar memiliki posisi
tawarmenawar yang kuat dalam persaingan.
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan
dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, enerjik, dan
berinisiatif.
3. Keberanian mengambil risiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai
utama dalam kewirausahaan. Keberanian menanggung risiko tergantuing pada
daya tarik setiap alternatif, persediaan untuk rugi, dan kemungkinan relatif untuk
sukses atau gagal. Kemampuan untuk mengambil risiko ditentukan oleh
keyakinan diri, kesediaan untuk menggunakan kemampuan, dan kemampuan
untuk menilai risiko.
4. Kepemimpinan
Dalam berwirausaha sikap berani dan tidak takut akan kegagalan merupakan
salah satu fundamental untuk mendorong jiwa wirausaha menjadi lebih kredibel
dalam menghadapi segala kondisi. Wirausaha yang sukses merupakan cerminan
sikap dari ketidaktakutan akan sebuah kegagalan yang menerpa dirinya.
2. Penuh semangat
Tingkat imajinasi dan pemikiran daya cipta yang handal merupakan modal
utama seorang wirausahawan. Kreativitas sangat dibutuhkan untuk mendorong
perkembangan usaha sekaligus didukung dengan pemikiran yang berhubungan
akan hal-hal yang bersifat kebahuran atau inovasi.
4. Bertindak penuh perhitungan dalam mengambil risiko
Tetap sabar dan tekun merupakan hal yang penting dalam berwirausaha.
Prakarsa ini diperlukan untuk menghadapi berbagai permasalahan, percobaan
dan kendala selama proses menjalankan usaha.
Bab 2 Kompetensi Inti dan Karakteristik Kewirausahaan 29
6. Harus optimis
Seorang wirausaha harus memiliki ambisi yang besar dalam menjalankan segala
bentuk usahanya. Sikap ini menandakan adanya target yang akan dicapai dalam
memulai suatu usaha.
8. Pantang menyerah
Prinsip pantang menyerah merupakan salah satu bagian yang harus digunakan
pada waktu tertentu. Sikap ini diperlukan disaat kondisi mendukung maupun
kurang mendukung sebagai stimulus untuk meningkatkan gairah berwirausaha.
9. Peka terhadap pasar
Kepekaan terhadap kondisi pasar atau dapat membaca peluang pasar adalah
prinsip mutlak yang harus dimiliki wirausaha. Peluang pasar sekecil apapun
harus dapat diindentifikasi dengan baik sehingga dapat mengambil peluang
tersebut dengan baik.
10. Berbisnis dengan standar etika
Wirausaha harus memegang standar etika yang berlaku secara umum. Standar
etika merupakan rujukan untuk melakukan usaha sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan memiliki standarisasi yang jelas terkait perlindungan konsumen.
Prinsip tersebut merupakan pedoman penting untuk menjalankan segala
aktivitas dalam berwirausaha.
11. Mandiri
12. Jujur
Sikap jujur merupakan hal penting yang harus dimiliki seorang wirausaha.
Implementasi kejujuran berhubungan dengan sikap kita terhadap pelanggan dan
pemasok, juga kepada seluruh pemangku kepentingan usaha.
Bab 3
Proses, Fungsi dan Peran
Kewirausahaan, Ide dan
Peluang Wirausaha
Secara Mikro
Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator)
dan perencana (planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan
menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk, teknologi, cara, ide, organisasi
dan lain sebagainya. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang
tindakan dan usaha baru, merencanakan strategi usaha yang baru, merencanakan
ide-ide dan peluang dalam meraih sukses, menciptakan organisasi perusahaan
yang baru dan lain sebagainya.
Secara Makro
Secara makro wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu
perekonomian suatu bangsa. Di amerika serikat, eropa barat, dan negara-negara
di Asia, kewirausahaan menjadi kekuat-an ekonomi negara tertentu, sehingga
negara-negara itu menjadi kekuatan ekonomi dunia yang kaya dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Hasil-hasil dari
penemuan ilmiah, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi rekayasa telah menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam produk barang
dan jasa-jasa yang berskala global, yang merupakan hasil dari proses dinamis
wirausaha yang dinamis. Bahkan para wirausahalah yang berhasil menciptakan
lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Peranan wirausaha melalui usaha kecilnya tidak diragukan lagi, karena:
a Usaha kecil dapat memperkokoh pereko-nomian nasional melalui
berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi,
fungsi penyalur, dan pemasar bagi hasil produk-produk industri besar.
b Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam
menyerap sumber daya yang ada, dapat menyerap tenaga kerja lokal,
sumber daya lokal, dan meningkatkan sumber daya manusia menjadi
wirausaha-wirausaha yang tangguh.
c Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan
nasional, alat pemerataan berusaha, dan pemerataan pendapatan,
karena jumlahnya tersebar baik di perkotaan maupun di pedesaan.
koperasi dan pengusaha kecil (Puslatkop dan PK) yang diedit oleh Salim Siagian
dan Asfahani (1955) fungsi yang paling pokok dari kewirausahaan ada 2, yaitu
1. Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil risiko tentang
tujuan dan sasaran perusahaan serta pasar yang akan dilayani.
2. Mencari dan menciptakan terobosan-terobosan baru, terobosan baru
dalam mendapatkan masukan atau input, serta mengolahnya menjadi
barang dan jasa yang menarik dan memasarkan barang dan jasa
tersebut untuk memuaskan langganan dan sekaligus memperoleh
keuntungan.
Masih menurut Puslatkop dan PK, dalam melaksanakan peran dan fungsinya,
lazimnya wirausaha yang baik, dianggap dan diakui sebagai pionir-pionir
pengembangan usaha yang menciptakan lapangan kerja, menghasilkan barang
dan jasa yang lebih baik, yang lebih bermanfaat serta melakukan pengembangan
dan akumulasi sumber daya modal, sumber daya manusia, dan sarana teknologi.
Jadi, wirausaha yang baik adalah mereka yang berperan dan berfungsi untuk
meningkatkan dan sekaligus memperkuat bangsa dan negara. Dengan
mencermati pengertian peran dan fungsi kewirausahaan di atas dapat
disimpulkan bahwa antara peran dan fungsi kewirausahaan terdapat hubungan
pengertian yang tidak dapat dipisahkan. Di mana istilah fungsi merujuk pada
jenis kegiatan atau tugas yang dilaksanakan, sedangkan istilah peran merujuk
kepada aktor atau pelaku yang mengemban tugas tersebut. Bertolak dari dasar
pemikiran, seperti di atas maka pembahasan kita tentang peran dan fungsi
kewirausahaan ini, akan kami bahas secara bersamaan.
Dan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli terdapat sejumlah
peran dan fungsi kewirausahaan di antaranya peran selaku inovator yang
kegiatannya mencari dan melakukan tugas-tugas pembaruan, peran selaku
perencana yang kegiatannya meliputi penyusunan sebuah rencana sebagai
pedoman untuk pengoperasian usaha; peran selaku penanggung risiko yang
kegiatannya, meliputi berkenaan dengan usahanya; peran selaku pemimpin
yang kegiatannya melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan; peran selaku
pengambil keputusan yang harus melaksanakan tugas-tugas pengambilan
keputusan baik keputusan yang sifatnya rutin, adaptif maupun keputusan yang
sifatnya inovatif; dan peran selaku penghubung di mana seorang wirausaha
harus bisa menumbuhkan suasana hubungan yang harmonis baik di dalam
perusahaan maupun dengan pihak lain di luar perusahaan.
Bab 3 Proses, Fungsi dan Peran Kewirausahaan, Ide dan Peluang Wirausaha 41
mengambil risiko dan inovatif ini biasanya menjadi tokoh dalam bisnis. Mereka
mempunyai gagasan-gagasan dan berupaya mengombinasikan sumber-sumber
ekonomi yang ada untuk merealisasikan gagasan mereka.
3. Peran dan Fungsi Selaku Pemimpin
Salah satu peran penting dari seorang wirausaha adalah berperan selaku
pimpinan. Menurut Robert L. Swidggett (dalam Kouzes dan Posner 1987),
wirausahawan yang sukses membawa Kollorgen Corporation di Amerika, salah
satu tugas utama wiraswasta dalam perannya sebagai pemimpin adalah to
create a vision. Selaku pemimpin dia akan mengerahkan seluruh sumber daya
yang ada termasuk orang-orang yang bekerja untuk organisasinya ke arah
tertentu. Dalam situasi persaingan yang semakin tajam dan adanya gelombang
perubahan yang semakin unpredictable keharusan memiliki suatu visi yang
jelas merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar. Melihat kecenderungan
sekarang, keharusan memiliki visi dan misi ini tidak hanya dirasakan oleh
lembaga-lembaga bisnis yang profitoriented, tetapi juga dirasakan oleh
organisasi-organisasi pemerintah, rumah sakit, yayasan dan lembaga pelayanan
sosial lainnya serta lembaga pendidikan. Sebuah visi adalah suatu gambaran
mental tentang keadaan dan kemungkinan masa depan yang diharapkan dari
suatu organisasi.
Selaku pemimpin, seorang wirausaha juga memiliki peran sebagai berikut.
a Menjelaskan hasil apa yang dituntut.
b Memastikan bahwa setiap orang memahami perannya.
c Memahami bagaimana kesesuaian setiap tugas tertentu dalam
organisasi dan tujuan-tujuannya.
d Merencanakan bagaimana tugas itu harus dilaksanakan.
e Menentukan sumber daya yang dibutuhkan.
f Mengalokasikan setiap sumber daya yang sesuai.
g Memastikan bahwa proses dan struktur organisasi sesuai dengan tugas
tersebut
h Memantau kemajuan pelaksanaan tugas.
i Menilai hasil dan meninjau kembali proses secara keseluruhan.
Bab 3 Proses, Fungsi dan Peran Kewirausahaan, Ide dan Peluang Wirausaha 43
Salah satu aspek lainnya yang harus dimainkan oleh seorang wirausaha adalah
melaksanakan peran sebagai penghubung. Peran penghubung ini bisa berupa
melakukan hubungan dengan orang-orang yang di perusahaan/organisasi
tempat ia bekerja maupun dengan orang atau pihak lain yang berada di luar
organisasi. Kita mengetahui bahwa cukup banyak badan-badan pemerintah
yang mengatur, mengawasi, dan menawarkan bantuan untuk pengusaha
nasional terlebih-lebih bagi pengusaha kecil. Dengan kepiawaian seorang
wirausaha maka keberadaan badan-badan tersebut dapat didayagunakan untuk
membantu dan memaksimumkan keuntungan bisnis. Sebagai contoh, selama
Pemerintahan Orde Baru, tumbuh dan berkembangnya perusahaan-perusahaan
nasional keturunan Cina di Indonesia adalah tidak lepas dari kemampuan
mereka dalam melakukan peran hubungan dengan pihak luar terutama badan-
badan pemerintah dan pemegang kendali kekuasaan. Misalnya, Liem Sioe
Liong (Sudono Salim), yang berjaya sebagai penanam saham terbesar pada
berikut ini.
a PT. Waringin yang bergerak di sektor perdagangan;
b PT. Unicor Prima, PT. Indo Mobil Utama yang bergerak di sektor
otomotif;
c PT. Bogasari, yang bergerak di bidang pangan (tepung),
d PT. Indocement, bergerak di bidang penyediaan bahan bangunan
(semen);
e PT. Mega, pada bidang ekspor dan impor cengkih;
f Bank Central Asia, di bidang perbankan.
Bab 3 Proses, Fungsi dan Peran Kewirausahaan, Ide dan Peluang Wirausaha 45
Hasil dari ide-ide tersebut, secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk
arahan atau petunjuk bagi perusahaan atau kreasi baru, tentang barang yang
dihasilkan perusahaan. Banyak wirausaha yang berhasil bukan atas ide sendiri,
tetapi dari hasil pengamatan dan penerapan ide-ide dari orang lain, sehingga
dapat dijadikan peluang.
Ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata, misalnya daiam bentuk barang
dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut, harus berbeda dengan produk dan
jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut, harus menciptakan
suatu nilai bagi pembeli atau penggunanya. Agar berguna, maka barang dan
jasa, harus bernilai bagi konsumen, baik bagi pelanggan maupun bagi konsumen
potensial lainnya. Oleh karena itu, wirausaha harus benar-benar mengetahui
perilaku konsumen di pasar. Daiam mengamati perilaku pasar, paling sedikit
ada dua unsur pasar, yang perlu diperhatikan yaitu : a) permintaan terhadap
barang/jasa yang dihasilkan, b) waktu penyerahan dan waktu permintaan
barang/jasa.
Dengan demikian, jelaslah bahwa wirausaha yang sukses, perlu menciptakan
produk dan jasa yang unggul, sehingga dapat memberikan nilai kepada
konsumen. Misalnya, apakah produk-produk barang dan jasa tersebut, dapat
meningkatkan efisiensi bagi pemakainya? Berapa besarnya? Apakah perbaikan
dalam efisiensi dapat diketahui juga oleh pembeli potensial? Berapa persen
target yang ingin dicapai dari segmentasi pasar tersebut? Pertanyaan-pertanyaan
tersebut, penting dalam menciptakan peluang.
Secara implisit, apabila wirausaha baru berfokus pada segmen pasar, maka
secara spesifik, peluang tersebut akan sangat tergantung pada perilaku segmen
pasar. Kemampuan untuk memperoleh peluang, sangat bergantung pada
kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar, yang meliputi aspek :
• Kemampuan menganalisis demografi pasar.
• Kemampuan menganalisis sifat, serta tingkah laku pesaing.
• Kemampuan menganalisis keunggulan bersaing dan kevakuman
pesaing, sehingga dapat dijadikan sebagai peluang.
Menurut Zimmerer (1996), ada beberapa keadaan yang dapat dijadikan sebagai
peluang, yaitu :
a Produk baru, harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif
singkat.
50 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
kapabilitas dan karakteristiknya atau tidak. Risiko finansial adalah risiko yang
timbul sebagai akibat ketidak cukupan finansial, baik dalam tahap
pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan
perusahaan, untuk mendukung biaya produk baru. Analisis kelemahan
(strength), kekuatan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats),
sangat penting dalam menciptakan keberhasilan, bagi perusahaan yang baru
didirikan.
Strenght (S) yaitu analisis kekuatan dimana situasi ataupun kondisi yang
merupakan kekuatan atau kelebihan dari suatu perusahaan pada saat ini. Dalam
analisis ini yang perlu di lakukan adalah setiap perusahaan perlu menilai
kekuatan-kekuatan di bandingkan dengan para pesaingnya. Perusahaan dengan
mengetahui kekuatannya maka akan memaksimalkan kekuatannya sehingga
bisa mengalahkan pesaingnya. Kekuatan itu bisa berupa sumber daya, kualitas
produk, dan sebagainya yang dapat dikembangkan lagi. Misalnya jika kekuatan
perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat
dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat
teknologi dan juga kualitas yang lebih maju. Langkah menganalisis kekuatan
pada dasarnya bertujuan untuk mendefinisikan keunggulan kompetitif bisnis
yang dijalankan. Beberapa pertanyaan untuk dijawab untuk menganalisis
kekuatan meliputi: a. Apakah bisnis Anda berjalan dengan baik? b. Apakah
bisnis Anda dikenal di pasar? c. Apa akses sumber daya yang Anda miliki
(manusia, keuangan, kekayaan intelektual)?
2. Weaknesses (Kelemahan)
Threats (T) merupakan analisis ancaman, yaitu cara menganalisis ancaman yang
harus dihadapi oleh suatu perusahaan untuk menghadapi berbagai macam faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan yang
menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera diatasi, ancaman tersebut akan
menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang
maupun masa yang akan datang. Pada analisis ancaman harus mengkaji faktor
eksternal dan internal yang dapat menciptakan masalah bagi bisnis. Beberapa
pertanyaan untuk dijawab dalam analisis ancaman yaitu: a. Apakah Anda
kekurangan sumber daya untuk mengembangkan bisnis? b. Apakah pesaing
mengancam bisnis Anda? c. Apakah tren industri seperti perubahan teknologi
54 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
atau perubahan aturan merupakan ancaman bagi bisnis Anda? d. Apakah bisnis
Anda rentan terhadap perubahan ekonomi lainnya?
Bab 4
Perintis Usaha Baru dan
Membantu Pengembangan Para
Pelaku UKM dan Pengusaha
Pemula
4.1 Pendahuluan
Mempertimbangkan peran penting pengusaha dalam perekonomian,
pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan jumlah
pengusaha di Indonesia. Seperti diketahui bahwa jumlah pengusaha di Indonesia
masih terbatas, masih di bawah jumlah minimum yang dibutuhkan untuk
menjadi negara maju. Masih kalah dengan negara lain seperti Malaysia,
Singapura, dan bahkan Amerika. Jumlah pengusaha di Indonesia masih 1,6
persen dari jumlah penduduk. Masih jauh dari persyaratan, yaitu 2 persen.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan jumlah pengusaha adalah dengan
memberikan bimbingan teknis untuk penyediaan modal berbunga rendah
seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selain itu, pertumbuhan pengusaha baru
telah dilakukan melalui berbagai program Kementerian, seperti Kementerian
Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui program Wirausaha Muda Pemula
(WMP), dan Pendidikan Keterampilan Kewirausahaan (PKW).
Upaya menciptakan pengusaha baru juga dilakukan di tingkat pendidikan
melalui pembentukan kurikulum pusat atau lembaga wirausaha. Dalam hal ini,
56 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
faktor internal atau manajer bisnis itu sendiri. Seperti rendahnya pengetahuan
dan keterampilan dalam menjalankan bisnis, termasuk menyiapkan rencana
bisnis. Ketiga, Akses ke modal, pengusaha pemula gagal karena mereka tidak
mengerti cara menggunakan modal yang mereka miliki, atau mereka tidak
berhasil mendapatkan modal yang cukup dari pihak lain ketika bisnis
membutuhkannya. Juga mencirikan startup dengan pendapatan yang tidak pasti.
Masalah pengusaha pemula dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal terjadi sebagai akibat dari
kelemahan atau kemampuan internal bisnis termasuk kemampuan pelaku bisnis.
Sedangkan faktor eksternal dapat terjadi karena faktor eksternal yang sulit
dikendalikan oleh pelaku usaha. Masalah pengusaha pemula terbagi menjadi
dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari
keahlian manajemen, lokasi dan hubungan. sementara faktor eksternal terdiri
dari variabel ekonomi dan pasar, kejahatan perburuhan dan korupsi,
infrastruktur, dan peraturan. Faktor internal terdiri dari modal yang terbatas,
sumber daya manusia yang terbatas, dan lembah jaringan bisnis. Sementara
faktor eksternal disebabkan oleh iklim bisnis yang tidak kondusif, kebijakan
pemerintah membatasi fasilitas dan infrastruktur, implikasi dari kebijakan
perdagangan bebas, dan kesulitan menjangkau pasar yang lebih luas.
Faktor internal yang menyebabkan kegagalan pengusaha pemula meliputi
sumber daya manusia, aspek keuangan, teknik produksi / operasional, dan aspek
pasar. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, aspek sosial
budaya dan ekonomi, dan aspek peran lembaga terkait. Selanjutnya, beberapa
penelitian yang menyatakan bahwa masalah internal yang sering dialami oleh
pengusaha pemula adalah sumber daya manusia, Pemasaran, dan keuangan /
modal. Sedangkan masalah eksternal terdiri dari iklim ekonomi, instansi terkait,
dan kebijakan pemerintah (Sujatna, Kusumawati and Istimal, 2019).
jaringan pengusaha, belajar tentang manajemen bisnis kecil, dan belajar tentang
sifat dan manajemen hubungan“. Klasifikasi pembelajaran yang disesuaikan:
“Tahu-mengapa“ berkaitan dengan sikap, nilai-nilai dan motivasi; “Tahu-
bagaimana“, terkait dengan keterampilan kejuruan; “Tahu-siapa“ melibatkan
keterampilan sosial; “Tahu-kapan“, mengacu pada pengalaman dan intuisi; dan
“tahu-apa“, mengacu pada pengetahuan ensiklopedi. Sayangnya, sistem ini
didasarkan pada tinjauan literatur yang menyeluruh dan bukan bukti empiris.
Dari analisis kisah hidup yang berkaitan dengan pembelajaran kewirausahaan,
seperti keyakinan, kepercayaan diri dan kemanjuran diri, nilai-nilai pribadi dan
motivasi untuk mencapai, menetapkan dan mencapai tujuan yang ambisius,
teori pribadi yang berasal dari pengalaman, kemampuan yang dikenal -
keterampilan dan pengetahuan yang ada, hubungan melalui mana pembelajaran
sosial terjadi, dan pembelajaran aktif: kemampuan untuk belajar melalui dan
menggunakan pembelajaran dalam tindakan. Namun, kategori-kategori ini tidak
eksklusif satu sama lain, juga isinya tidak dirinci secara sistematis.
mengingat efek keseluruhan dari banyak perubahan dan keputusan yang dibuat
oleh UKM dari waktu ke waktu. Namun, kita harus ingat bahwa setiap dampak
mentoring pada bisnis adalah karena pengusaha, karena bisnis itu sendiri bukan
pemangku kepentingan dalam hubungan mentoring dan tidak dapat
memprovokasi hasil apa pun tanpa keterlibatan mentoring.
Literatur yang berkaitan dengan mentoring di sektor lain, seperti organisasi
besar dan pendidikan, menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pembelajaran
yang terjadi sebagai hasil mentoring agak lebih lazim. Tanpa terlalu banyak
menjelaskan, melaporkan peningkatan pemahaman tentang operasi bisnis,
pengetahuan terkait pekerjaan tertentu, peluang jaringan serta kemampuan
untuk menyelesaikan masalah manajemen dengan anak didik. Hubungan
mentoring memungkinkan peningkatan ketiganya seperti taksonomi hasil
pembelajaran: pembelajaran kognitif, pembelajaran afektif, dan pembelajaran
berbasis keterampilan (St-Jean and Audet, 2012).
"Saya memiliki kesempatan untuk mundur selangkah dengan mentor saya, dan
itu sangat brilian". Dengan demikian, tampak bahwa mentoring memberikan
waktu khusus kepada pengusaha pemula ketika dia tidak terus-menerus
dipanggil setiap hari operasional, memberinya ruang yang diperlukan untuk
mendefinisikan dan membentuk proyek bisnisnya dengan pengusaha atau
manajer yang berpengalaman.
Meluangkan waktu ini untuk refleksi tidak hanya membantu memperjelas tetapi
juga mengembangkan visi seseorang dan untuk menemukan jalan baru untuk
dijelajahi. Seorang pengusaha pemula menawarkan pengamatan ini: “[Mentor]
telah membuka cakrawala baru. Di sinilah kita, kita berdua [rekan], kita
memiliki semua ide ini, kita mempresentasikannya kepadanya, dan dia
membuka pintu yang bahkan belum pernah kita lihat ”. Dalam hal ini, mentor
menyarankan jalan baru untuk bisnis pengusaha pemula. Mentor dapat
memberikan informasi tentang klien tertentu dan pasar tertentu: "Saya
mengeluarkan daftar prospek kami, dan mentor saya terus berkata:" Saya kenal
mereka, jangan repot-repot melihatnya, hal-hal tidak berjalan dengan baik di
sana. Saya akan pergi melihat orang-orang ini sebagai gantinya. Anda tidak akan
memiliki masalah untuk masuk, dan segalanya akan jauh lebih baik ”. Terakhir,
diskusi dengan seorang mentor memungkinkan seorang pengusaha
mengembangkan kemampuannya untuk memilih strategi pemecahan masalah
terbaik, seperti yang dinyatakan oleh salah satu peserta: “Saya belajar untuk
fokus pada hal-hal penting. Saya biasa melihat hampir semua klien. Saya tidak
fokus pada hal-hal yang hakiki ”.
b. Pembelajaran afektif
Salah satu elemen pembelajaran afektif yang berkaitan dengan sikap adalah
pengembangan citra diri. Melalui diskusi tentang berbagai aspek kehidupannya
dengan seorang mentor, seorang pengusaha pemula dapat menyadari apa yang
dia inginkan. Misalnya, satu peserta menyatakan: “Saya belajar tentang diri saya
melalui hubungan saya dengan mentor saya“. Dengan dipasangkan dengan
pengusaha lain, seorang pengusaha pemula dapat menemukan karakteristik
umum dengan mentornya sehingga memvalidasi statusnya sendiri sebagai
pengusaha. Ini bisa menjadi faktor penting bagi pengusaha pemula tanpa teladan
usaha keluarga, seperti yang ditunjukkan oleh peserta ini:
“Saya benar-benar orang aneh di keluarga saya [...] Saya tidak pernah memiliki
banyak kontak dengan pengusaha. Ketika saya memutuskan untuk berbisnis,
saya langsung meminta seorang mentor. Saya telah menahan dorongan
66 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
kewirausahaan saya untuk waktu yang lama. . [...] [Itu sangat tidak dihargai ]
oleh orang-orang di sekitar saya. Fakta bahwa saya tidak memiliki dukungan
adalah pengaruh pada saya. Sekarang, saya bisa melihat diri saya sendiri, saya
sudah mengenal diri saya lebih baik. Saya memiliki kesamaan [dengan mentor
saya] dan itu penting“.
Pengusaha pemula mencari kualitas mentor yang khusus untuk mendapatkan
inspirasi, seperti yang diilustrasikan oleh komentar berikut: “[Mentor saya]
memiliki kualitas yang lebih dari saya. Niat saya [...] adalah untuk menarik
darinya kualitas-kualitas yang ingin saya kembangkan ”. Dengan demikian
mentor dapat bertindak sebagai cermin bagi pengusaha pemula, yang
memungkinkannya untuk menyadari kekuatan dan kelemahannya dengan
memberikan umpan balik dan pemodelan, sehingga berkontribusi pada
pengembangan pribadinya.
Tahun-tahun pertama dalam bisnis juga sulit ditanggung oleh seorang
pengusaha pemula. Selain banyak masalah yang berkaitan dengan permulaan,
pengusaha baru sering merasa sendirian tanpa siapa pun yang dapat berbagi
masalahnya. Misalnya, satu peserta menyebutkan bahwa: "Hal tersulit ketika
Anda berada dalam bisnis adalah perasaan sendirian" [...] Mentor dapat
membantu meringankan rasa keterasingan ini. Pengusaha pemula lain
menambahkan yang berikut:
“[Mentor saya] memberi saya dukungan moral. Untuk tidak menjadi apa-apa,
tidak memiliki uang masuk ... Saya sendirian di rumah, sendirian dalam bisnis,
tidak ada kolega, dengan begitu banyak hal yang harus dilakukan. Anda tidak
bisa bebas dari tekanan, dan dengan tagihan masuk ... [...] Setiap kali saya
melihatnya, dia mengatakan: “Tenang“ “. [...] [Jadi, mentoring membantu
Anda] bernafas, dan tenang ”.
Mentor memberikan perhatian yang penuh kepada pengusaha pemula dan
memberikan dukungan selama masa-masa sulit. Untuk beberapa pengusaha
pemula, dia adalah orang yang ideal untuk berbagi masalah mereka, karena
peserta ini menjelaskan: “Dia tahu segalanya tentang bisnis saya. Jadi, daripada
mengganggu semua teman saya dengan masalah 'bisnis' saya, saya hanya
berbicara dengannya ”.
Selain itu, seorang mentor dapat membantu meyakinkan pengusaha pemula
tentang kemampuannya untuk berhasil dalam usaha bisnisnya. Satu pengusaha
pemula menyatakan: “Bahkan ketika Anda mendapatkan pengalaman, ada
baiknya untuk bertanya kepadanya apakah Anda pergi ke arah yang benar dari
Bab 4 Perintis Usaha Baru dan Membantu Pengembangan Para Pelaku UKM 67
Jenis pembelajaran ini berkaitan dengan keterampilan teknis dan motorik yang
melibatkan gerakan fisik atau hiburan. Mempelajari cara mengemudi mobil
adalah contoh yang baik untuk jenis pembelajaran ini. Mempertimbangkan
bahwa mentor di atas segalanya adalah seorang generalis, bukan spesialis teknis,
tidak mengherankan untuk melihat bahwa tidak ada pembelajaran seperti itu
terjadi. Dalam kasus tunggal ini, keterampilan dikembangkan sebagai hasil dari
bekerja bersama, yang tampaknya mewakili rata-rata yang paling tepat (St-Jean
and Audet, 2012).
Kami telah mengamati bahwa mentoring menawarkan peluang bagi pengusaha
pemula untuk mengembangkan pembelajaran kognitif dan afektif. Dalam
konteks di mana ia mungkin mengalami beberapa kesulitan dalam memperoleh
pelatihan yang tepat, terutama karena kurangnya waktu dan sumber daya, yang
seringkali merupakan hal yang tidak diperhatikan saat memulai bisnis, jenis
dukungan ini dapat membantunya memenuhi beberapa kebutuhannya.
Mentoring sangat membantu dalam memungkinkan transfer pengetahuan
tentang dunia bisnis, dan mengembangkan seperangkat kompetensi yang akan
berguna bagi pengusaha, dalam batas-batas apa yang dapat ditawarkan oleh
68 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
mentor. Selain itu, kami telah mengamati bahwa beberapa pengusaha telah
mengembangkan visi yang lebih baik untuk bisnis mereka dan yang lainnya
telah mengidentifikasi peluang bisnis baru untuk dikejar. Mentoring juga dapat
membantu meningkatkan berbagai aspek pembelajaran afektif termasuk citra
diri, kemanjuran diri dan ketahanan dalam menghadapi kesulitan.
Mentor, dengan pendekatan mereka pada hubungan mentoring, dapat
berkontribusi pada pengembangan jenis pembelajaran tertentu. Di mana diskusi,
penjelasan, pertanyaan, dan bekerja bersama sangat berguna untuk
pengembangan pembelajaran kognitif, dorongan dan pemodelan mendorong
perkembangan pembelajaran afektif. Oleh karena itu mentor harus peka
terhadap spesifik peran mereka dan menyesuaikan pendekatan mereka sesuai
dengan kebutuhan yang diungkapkan oleh pengusaha pemula untuk
memfasilitasi hasil pembelajaran yang diinginkan.
Pembelajaran ini dapat membantu memperbaiki sejumlah masalah dan
kesulitan yang dialami oleh pengusaha pemula. Oleh karena itu, mentoring
merupakan bentuk dukungan yang dapat disesuaikan dan serbaguna yang dapat
sangat bermanfaat bagi pengusaha pemula. Jelas, tidak semua hubungan
mentoring dapat mengarah pada semua hasil pembelajaran ini, atau bahkan satu,
dalam hal ini (St-Jean and Audet, 2012).
tradisional dari sektor ini, tetapi juga mereka masih lebih berhubungan dengan
topik daya saing dan keberlanjutan secara umum.
dan usaha baru ternyata menjadi sumber utama penciptaan lapangan kerja. Ini
secara berturut-turut menunjukkan ekonomi nasional yang dinamis.
Pengangguran adalah masalah kronis negara-negara berkembang. Untuk
menghilangkan masalah ini, penting bagi negara-negara berkembang, untuk
mempromosikan kegiatan kewirausahaan karena memberikan peluang kerja
instan skala besar. Dengan cara membangun lebih banyak usaha oleh pengusaha
baik skala besar maupun kecil, banyak peluang kerja dapat diciptakan di suatu
negara. Seiring berjalannya waktu, usaha ini akhirnya, kesempatan kerja baru
meningkat secara langsung dan tidak langsung kepada orang lain. Jadi, kita
dapat mengatakan bahwa pengusaha memainkan peran penting dalam
mengurangi kelangkaan kesempatan kerja di negara ini yang pada gilirannya
membuka jalan menuju pertumbuhan ekonomi negara.
Perkembangan ekonomi suatu negara dapat terjadi di mana pendapatan per
kapita riil naik seiring perjalanan waktu, yang dapat mengakibatkan proses
perubahan ke atas. Kewirausahaan terutama terkait dengan menghasilkan modal
melalui produksi barang dan jasa. Ini adalah salah satu cara pengusaha untuk
menggali peluang besar. Mereka selalu berusaha untuk menemukan dan
memanfaatkan peluang, meningkatkan mobilisasi sumber daya dan dana yang
bermanfaat. Untuk pertumbuhan ekonomi, mereka terus berusaha untuk
membawa barang dan jasa baru dan menumbuhkan pasar pemasaran. Dengan
cara ini, pengusaha meningkatkan GNP serta pendapatan per kapita rakyat. Ini
adalah tanda pembangunan ekonomi di suatu negara, di mana produk nasional
bruto dan pendapatan per kapita rakyat meningkat.
Dalam domain kewirausahaan, dua kontribusi penting diberikan selama dekade
dekade 1960-an. Pertama adalah bahwa ada hubungan yang kuat antara
kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi dan yang kedua terkait dengan
pengembangan hipotesis kuat bahwa tingkat kewirausahaan dapat meningkat
melalui pengerahan tenaga yang terorganisir. Di sisi lain, pemangku
kepentingan menyadari bahwa pertumbuhan industri suatu daerah dapat
terperangkap karena kurangnya dukungan pemerintah. Oleh karena itu, perlu
untuk mengidentifikasi dan mengembangkan pengusaha generasi pertama
melalui program pengembangan kewirausahaan yang merangsang. Ini adalah
salah satu persepsi umum tentang pertumbuhan ekonomi bahwa kehadiran
sumber daya yang murah hati dan mendorong kebijakan pemerintah dapat
secara otomatis meningkatkan sistem ekonomi. Ini dapat meningkatkan
kegiatan kewirausahaan, yang dapat mentransmutasikan ekonomi daerah itu.
Bab 4 Perintis Usaha Baru dan Membantu Pengembangan Para Pelaku UKM 75
5.1 Pendahuluan
Wirausahawan sering membuat rencana yang berbeda untuk bisnis mereka
tetapi cenderung menggunakan perencanaan informal atau kurang sistematis.
Persyaratan untuk perencanaan bervariasi dan tergantung pada ukuran, sifat, dan
struktur bisnis. Usaha kecil yang beroperasi dengan dua karyawan
berpenghasilan rendah dapat berhasil dengan perencanaan yang tidak
direncanakan karena tingkat kompleksitas yang rendah dalam bisnis mereka.
Agar bisnis dapat tumbuh secara eksponensial dengan jumlah karyawan yang
terus meningkat dan ukuran pasar yang semakin meningkat, sangat penting
untuk memiliki Perencanaan formal mengikuti kompleksitas operasi dan
operasinya.
menghadapi pesaing yang jauh lebih besar dan menantang status quo. Ini tidak
mudah dilakukan dan umumnya membutuhkan bakat, ambisi, komitmen,
kreativitas, ketekunan dan kecepatan. Kewirausahaan adalah kekuatan ekonomi
mendasar yang mendorong kehancuran kreatif di mana perusahaan besar yang
melakukan hal-hal dengan cara lama digantikan dengan perusahaan yang lebih
efisien atau yang melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.
Lansekap bisnis abad ke-21 telah ditandai oleh perubahan revolusioner, tidak
dapat diprediksi, peningkatan tingkat risiko, perusahaan yang cair dan batas-
batas industri, pola pikir manajerial baru, dan model bisnis yang inovatif.
Bahkan, atmosfer baru ini dapat digambarkan dalam empat kekuatan pendorong
yang berbeda: perubahan, kompleksitas, kekacauan, dan kontradiksi.
Kemampuan untuk bernavigasi melalui lingkungan yang menantang ini telah
menjadi titik fokus para sarjana dalam disiplin ilmu ekonomi, manajemen
strategis, dan kewirausahaan. Kewirausahaan Strategis adalah istilah yang relatif
baru yang muncul dalam literatur bisnis yang mewakili persimpangan strategi
dan kewirausahaan. Sampai saat ini, sifat tepat dari kewirausahaan strategis
tetap agak sulit dipahami dan abstrak.
Kewirausahaan strategis telah dibahas terutama dalam bidang kewirausahaan
perusahaan. Kewirausahaan strategis mengacu pada serangkaian fenomena
kewirausahaan yang lebih luas. Meskipun mereka mungkin atau mungkin tidak
menghasilkan entitas bisnis baru yang ditambahkan ke perusahaan, mereka
semua melibatkan kegiatan inovatif organisasi konsekuensial yang diadopsi
dalam mengejar keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Telah dilaporkan
bahwa kewirausahaan strategis melibatkan perilaku pencarian peluang (yaitu,
kewirausahaan) dan pencarian keuntungan (yaitu, manajemen strategis) secara
bersamaan. Inovasi ini adalah fokus dari inisiatif kewirausahaan strategis dan
mewakili cara di mana peluang diciptakan dan dieksploitasi. Dengan demikian,
inovasi dapat terjadi di mana saja dan memang di mana saja di dalam
perusahaan.
Penekanan pada pola pikir yang didorong oleh peluang memungkinkan
manajemen untuk memperoleh posisi yang menguntungkan secara kompetitif
bagi perusahaan. Inovasi tersebut dapat merupakan perubahan mendasar dari
strategi masa lalu organisasi, produk, layanan, pasar, struktur, kemampuan, atau
model bisnis, atau, alternatifnya, inovasi dapat mewakili basis fundamental yang
membedakan perusahaan dari persaingan industrinya. Dengan demikian, ada
dua aspek penting yang harus dipertimbangkan ketika perusahaan menampilkan
kewirausahaan strategis
Bab 5 Manajemen dan Strategi Kewirausahaan 81
Tren ini telah mengubah dunia bisnis secara tak terkira. Tetapi mereka tentu saja
tidak mencabut aturan strategi abadi. Namun bagi terlalu banyak wirausahawan,
terutama mereka yang tekun dalam bidang teknologi dan mengabdikan diri pada
produk, strategi sering kali tampaknya menjadi renungan. Eksperimen dan
ciptakan produk yang hebat, pemikirannya berkembang, lalu skala, dan
kemudian mencari tahu model bisnis setelah berhasil.
Tantangan strategi adalah mengembangkan pandangan terpadu tentang cara
kerja bisnis dan bagaimana ia menciptakan dan menangkap nilai dalam
lingkungan operasinya. Strategi saat ini terlalu kompleks, dinamis, dan
menuntut untuk mengandalkan alur cerita parsial. Strategi adalah kerja keras,
dan tidak ada jalan pintas ajaib. Apa yang ditunjukan dalam Gambar 5.1: Kartu
Indeks Tunggal (Boudreau, 2017) merupakan titik awal: pertanyaan paling
mendasar yang harus dijawab oleh setiap bisnis yang sukses. Pengusaha yang
mendesain bisnis mereka di sekitar pertanyaan-pertanyaan ini akan memiliki
jalan untuk memulai bisnis.
Untuk memulai, dapat dibuat sketsa jawaban terkait dengan pertanyaan-
pertanyaan berikut pada kartu indeks tunggal.
ruang kosong pertama pada kartu indeks di atas: Siapa yang akan layani?
Pelanggan dapat ditentukan oleh sejumlah atribut - usia, geografi, minat,
skenario tertentu atau kasus penggunaan tempat mereka berada, atau sejumlah
hal lainnya.
Langkah selanjutnya adalah menentukan proposisi nilai, yang juga dikenal,
antara lain, sebagai pekerjaan yang harus dilakukan atau masalah yang ingin
diselesaikan. Itulah ruang kedua: Apa yang akan tawarkan? Ini adalah area
strategi yang sangat tumpang tindih dengan bidang lain seperti pemikiran
desain, dan ada bacaan yang tak ada habisnya dan sejumlah besar kerangka kerja
dan praktik yang bisa dilihat. Pertanyaan utama yang akan diajukan meliputi:
Dimensi apa dari solusi yang dihargai pelanggan - kecepatan, biaya,
kemampuan penyesuaian? Dalam dimensi apakah solusi yang dilakukan lebih
baik daripada pesaing? Di mana paritasnya? Mana yang lebih buruk?
Pikirkan nilai yang ingin diciptakan terhadap pasar sebagai hal yang sama
dengan posisi pada dunia permainan. Posisi akan ditentukan oleh kombinasi
ruang lingkup pelanggan dan proposisi nilai. Posisi terbaik yang dapat
dibayangkan adalah untuk menawarkan produk yang sangat dihargai dan
dituntut oleh pelanggan dan cukup unik untuk menentang duplikasi oleh pesaing
(lebih dari itu sedikit lagi). Jika dua pertanyaan pertama ini tidak dapat dijawab
dengan baik, pikirkan tentang pelanggan dan preferensi mereka. Apa yang
mereka inginkan lebih banyak, dan apa yang kurang mereka inginkan?
Misalnya, mungkin pelanggan menghargai variasi dan harga yang lebih rendah.
Bagaimana cara membandingkan dengan pesaing disepanjang dimensi itu?
Mungkin proposisi nilai yang diperoleh adalah untuk menawarkan harga
serendah mungkin, tetapi dengan mengorbankan variasi yang ditawarkan oleh
pesaing.
Bagaimana Merencanakan Pemberian Nilai?
Dalam merencanakan posisi di pasar, menentukan bagaimana cara menciptakan
nilai dan untuk siapa, model operasi perlu didefinisikan. Model operasi adalah
serangkaian pilihan dan praktik yang mendefinisikan cara menjalankan bisnis.
Ini biasanya akan menyiratkan serangkaian trade-off dalam mencoba
menemukan kombinasi kegiatan yang dimungkinkan untuk mengengtahui
posisi - memberikan dimensi tertentu dari solusi yang dilakukan lebih baik
daripada kompetisi.
Ini mungkin yang paling sulit dari pertanyaan yang tercantum di atas, karena
merancang model operasi berarti memilah pilihan di seluruh perusahaan yang
Bab 5 Manajemen dan Strategi Kewirausahaan 83
perlu bekerja sama. Model operasi yang sukses lebih dari sekadar “bagaimana
menghasilkan uang“; itu adalah seperangkat keputusan yang bersama-sama
menciptakan nilai lebih dari masing-masing dengan sendirinya. Ini tentang
melakukan hal-hal yang saling menguatkan, untuk menciptakan keseluruhan
yang lebih berharga daripada jumlah bagian-bagiannya.
Dalam memulai, pikirkan langkah-langkah pada rantai nilai yang didapat, dan
buat daftar praktik kunci apa saja yang membedakan perusahaan. Kemudian
pikirkan tentang bagaimana agar dapat dilakukan bersama. Di mana ada saling
melengkapi, di mana satu kegiatan dibuat lebih berharga oleh yang lain?
Akhirnya, pikirkan tentang bagaimana praktik-praktik ini terhubung ke posisi
yang telah direncanakan dalam sketsa. Bagaimana kegiatan komplementer ini
menciptakan nilai bagi pelanggan?
Apa Keunggulan Kompetitif dan Sumber Keunikan?
Pertanyaan terakhir pada kartu indeks mungkin adalah pertanyaan utama dari
strategi: Mengapa tidak ada kemungkinan untuk ditiru? Bahkan jika dapat
memberikan produk hebat, menghasilkan uang dan disukai pelanggan, jika
pesaing dapat dengan mudah memasuki pasar dan meniru, teori ekonomi
menyatakan kerugian akan datang.
Ada banyak sumber keunggulan kompetitif, tetapi dapat dibedakan dalam dua
kategori besar. Keuntungan berbasis sumber daya didasarkan pada aset atau
input unik yang berharga, langka, sulit ditiru, tahan lama, dan spesifik untuk
organisasi. Keuntungan berbasis posisi melibatkan peran dan posisi yang akan
ditempati dalam industri- hal-hal seperti skala dan jabatan atau pengaruh
jaringan dan entri awal. Pikirkan tentang sumber daya yang dapat dimiliki dan
yang paling sulit ditiru pesaing, serta keuntungan apa yang didapat dalam posisi
yang telah diperoleh. Apa yang membuat perusahaan lain tidak mudah meniru
model operasi yang telah direncanakan?
Gambar 5.2: Kompas Strategy Wirausaha (Gans, Scott and Stern, 2018)
Empat Keputusan
Setidaknya empat domain pengambilan keputusan sangat penting untuk setiap
usaha. Meskipun perusahaan mana pun akan menghadapi pilihan tambahan
yang khusus untuk konteksnya, sebuah perusahaan baru yang belum bergulat
dengan setidaknya empat keputusan ini tidak mungkin menciptakan dan
menangkap nilai secara berkelanjutan. Sebagai contoh kasus : Kisah Amazon.
Pelanggan
Mengidentifikasi pelanggan dan memahami kebutuhan mereka biasanya
merupakan langkah pertama dalam setiap strategi masuk ke pasar. Tetapi
pelanggan target belum tentu pelanggan pertama — dan penting bagi Anda
untuk memahami hubungan antara keduanya. Anda memvalidasi produk Anda
dengan mendapatkan pengadopsi awal yang tepat. Keputusan Amazon untuk
Bab 5 Manajemen dan Strategi Kewirausahaan 85
Strategi ini adalah kebalikan dari strategi IP. Ini melibatkan keputusan untuk
bersaing secara langsung dengan pemain lama, menekankan komersialisasi ide
dan pertumbuhan cepat pangsa pasar daripada kontrol pengembangan ide.
Pengusaha gangguan bertujuan untuk mendefinisikan kembali rantai nilai yang
sudah mapan dan perusahaan yang mendominasi rantai itu. Tetapi sifat
Bab 5 Manajemen dan Strategi Kewirausahaan 89
gangguan memungkinkan orang lain untuk mengikuti. Jadi inti dari strategi ini
adalah kemampuan untuk maju dan terus maju.
Meskipun kata “gangguan“ berarti kekacauan, tujuan awal wirausahawan
sebenarnya adalah untuk menghindari berhadapan dengan perusahaan papan
atas dan memprovokasi respons yang kuat (dan berpotensi fatal). Start-up
berusaha untuk dengan cepat membangun kemampuan, sumber daya, dan
loyalitas pelanggan sehingga ketika pemain lama akhirnya bangun, start-up
terlalu jauh ke depan untuk peniru untuk mengejar ketinggalan.
Karena alasan ini, pilihan awal pelanggan biasanya adalah segmen khusus —
biasanya yang dilayani dengan buruk oleh pemain lama dan dari layar radar
mereka. Hal ini memungkinkan perusahaan baru untuk membangun kredibilitas
dan mengeksplorasi (sebelum ada yang memperhatikan) teknologi baru yang
mungkin memiliki kelemahan awal tetapi prospek yang solid untuk peningkatan
dramatis. Jika terbukti layak, teknologi ini biasanya sulit untuk diadopsi — yang
kemampuan dan komitmennya dibangun berdasarkan teknologi yang sudah
mapan — untuk diadopsi.
Banyak pengusaha khawatir bahwa keraguan akan menunda
komersialisasi.
Proyek-proyek identitas wirausahawan yang mengganggu itu cepat dan
bersemangat. Start-up dikelola oleh orang-orang muda dan gesit. Mereka tidak
takut perang kompetitif yang akan datang; melainkan, sangat ingin terlibat dan
sangat cepat untuk merespon. Dan mereka sangat fokus pada pertumbuhan.
Netflix memberikan layanan berlangganan streaming, yang mana ditawarkan
secara online dengan beberapa program film dan televisi, termasuk beberapa
program yang dibuat sendiri secara berkualitas untuk kuadran ini. Frustrasi oleh
denda sewa film yang sudah lewat, pendirinya, Marc Randolph dan Reed
Hastings, membayangkan solusi yang akan memanfaatkan teknologi DVD
yang muncul saat itu. Setelah menguji konsep mereka dengan mengirimkan disk
melalui surat AS, mereka menciptakan layanan di akhir 1990-an yang
memungkinkan bioskop — daripada konsumen arus utama yang hanya ingin
menonton blockbuster terbaru — untuk menerima dan mengembalikan DVD
dengan cara itu. Strategi Netflix adalah mengambil keuntungan dari “long tail”
konten (berbiaya rendah) dan membangun mesin rekomendasi yang akan
memperkuat hubungan pelanggan, memungkinkan pengembangan metode baru
penyewaan film yang akan membuat Blockbuster bata-dan-mortar model usang.
90 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
Pada tahun 2009, Jennifer Hyman dan Jennifer Fleiss (MBA Harvard,) ,
mendirikan perusahaan Rent the Runway, setelah mengamati bahwa wanita
yang mengikuti mode membeli baju hanya untuk digunakan sekali saja.
Perusahaan mengembangkan laman daring yang menawarkan pilihan untuk
menyewakan busana kepada mereka. Dan berfokus kepada operasi logistiknya
di mana harus mengirim baju baju yang akan disewakan kepada pelanggan, dan
mengambil pakaian setelah selesai digunakan. Meskipun perusahaan ini belum
dapat menggeser Neiman Marcus dan toko tradisional lainnya yang fokus
utamanya adalah pelanggan yang memiliki kemampuan untuk membeli
adibusana (Haute Couture) dan menyukai pelayanan pribadi di toko tersebut.
Kemudian perusahaan membuat data base pelanggan yang mempromosikan
merek melalui sosial media. Perkembangan perusahaan memberikan bukti
kemampuan melakukan eksekusi dalam logistik dan pemasaran pada saat bisnis
pakaian mengalami kelesuan.
3. Strategi Rantai Nilai
ke Seni Strategi ,” oleh AG Lafley, Roger L. Martin, Jan W. Rivkin, dan Nicolaj
Siggelkow (HBR, September 2012).
Proses ini setidaknya menghasilkan wawasan penting ke hambatan yang terkait
dengan jalur tertentu dalam kompas. Beberapa alternatif dapat dihentikan karena
kurangnya kelayakan atau kurangnya keselarasan dengan kemampuan tim
pendiri. Dalam kasus-kasus lain, persyaratan — dalam hal modal, komitmen,
dan momentum — akan menjadi jelas, memungkinkan permulaan untuk fokus
pada mereka agar strategi yang dipilih berhasil.
Setelah alternatif telah diidentifikasi, bagaimana seharusnya pengusaha benar-
benar membuat pilihan? Mari kita kembali ke RapidSOS. Ketika para pendiri
memperdebatkan langkah selanjutnya untuk gagasan mereka — sistem tanggap
darurat seluler-sentris — mereka menggunakan kompas untuk mengidentifikasi
empat strategi. Seperti disebutkan sebelumnya, mereka dapat menggunakan
strategi arsitektur untuk menggantikan sistem 911 yang ada dengan "Uber untuk
ambulan." Mereka dapat menggunakan strategi IP untuk berkolaborasi dengan
pemain yang ada di sektor tanggap darurat. Mereka dapat menggunakan strategi
rantai nilai untuk bekerja dengan perusahaan asuransi dan mitra lain yang
menghadapi konsumen, menjadi fitur untuk aplikasi telepon pintar perusahaan.
Atau mereka dapat menggunakan strategi gangguan untuk fokus pada segmen
pelanggan yang sempit untuk siapa prioritas tanggap darurat - seperti epilepsi -
dan bermitra dengan kelompok advokasi pasien untuk memenuhi
kebutuhannya.
Untuk setiap kuadran kompas, perusahaan mengidentifikasi pelanggan mana
yang menjadi target, teknologi mana yang menjadi fokus, identitas apa yang
harus diasumsikan, dan siapa yang harus bersaing dengan dan bagaimana.
Keempat jalur tampak masuk akal, yang merupakan validasi dari ide pendiri.
Jika hanya ada satu visi masa depan yang ada, wirausahawan mungkin tidak
memiliki banyak bisnis untuk memulai.
Banyaknya pilihan tidak akan membuat sulit. Secara sederhana, pengusaha
harus memilih strategi yang cocok dengan tujuan bisnis yang dibangunnya.
RapiSOS mempunyai misi untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan
yang khusus, tim fokus bekerja dengan keyakinan tinggi dengan strategi
disrupsi. Komitmen ini - yang dapat dikomunikasikan oleh Martin dan Horelik
dengan penuh semangat dan tujuan - memungkinkan mereka untuk
memenangkan kelompok pasien dan pemangku kepentingan di seluruh sektor
94 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
Memahami produk atau layanan yang muncul di lingkungan bisnis yang dapat
meningkatkan operasi perusahaan. Lakukan penyesuaian terhadap bisnis.
Manfaatkan semua teknologi yang ditawarkan, adaptasi semua aplikasi yang
dapat digunakan untuk mengatur waktu menjadi lebih efisien dan
memungkinkan pendelegasian tugas-tugas.
4. Jangan menangani pasar besar pada awalnya
Hindari ekspansi ke pasar besar di tahap awal. Berpikir “jika kita dapat
menangkap hanya 1 persen dari Cina“ bisa berubah menjadi kesalahan.
Pemasaran ceruk bisa sangat efektif biaya jika wirausahawan mengingat tiga
hal:
• Memenuhi kebutuhan unik pasar dengan menawarkan sesuatu yang
baru dan menarik.
• Berbicaralah dengan bahasa pasar dan pahami tombol-tombol
panasnya.
• Bahasa yang digunakan harus selaras dengan ceruk itu bahkan untuk
aspek-aspek kecil dari kampanye pemasaran seperti slogan
perusahaan.
5. Mendengarkan umpan balik pelanggan dan beradaptasi
6. Tanggapi perubahan
Dalam perubahan bisnis tidak terhindarkan dan mereka yang mampu merespons
fleksibel dan fleksibel. Wirausahawan harus siap untuk menerima perubahan
dan menyesuaikan operasi bisnis yang sesuai. Jadilah fleksibel. Jika perubahan
dalam produk atau layanan terjamin, jangan ditinggalkan. Kurangnya
kemampuan beradaptasi dapat menyebabkan kerugian pada pelanggan,
keuntungan, dan bahkan kegagalan bisnis. Sebagai wirausaha, pahami bahwa
dunia berkembang dengan pesat. Bahkan sebuah perusahaan yang didirikan
setahun lalu dapat mengubah dunia saat ini. Kewirausahaan di pasar negara
berkembang bisa menjadi faktor utama dalam pengembalian ekonomi global
yang sehat.
Bab 6
Penggunaan Sumber Daya
Wirausaha
4. Proses Pertumbuhan
(b) Sumber daya Sosial (Sosial capital), adanya hubungan keluarga sering
lebih menciptakan negatif dari sisi keuntungan, namun dukungan dari
keluarga inti, menjadi pendorong dan menambah semangat hidup
entitas usaha, sedangkan hubungan jaringan (networking)
kewirausahaan lebih positif dalam menciptakan lapangan kerja.
(c) Sumber daya modal (Finacial Capital), Penghasilan yang didapat
pengusaha diluar pendapatan yang diperolehnya dari entitas usaha,
ternyata berpengaruh negatif dalam hal penciptaan lapangan kerja, dan
persuhaan dengan modal sendiri tidak menciptakan banyak lapangan
kerja, namun kontribusi finasial dari mitra kerja lebih dapat
meningkatkan penyediaan lapanngan kerja,
(d) Strategi untuk menjaga usaha, pengusaha harus fokus memperoleh
informasi bagi usahanya untuk mencapai target keuntungannya,
menjaga hubungan lansung ke konsumen dan pemasok untuk
mencapai probabilitas yang tinggi.
(e) Variabel kontrol, hasil penelitian menyatakan bahwa berkaitan dengan
kelangsungan hidup (survival) dan ketahanan (durabity) entitas usaha,
ternyata pengusaha lelaki lebih unggul dari pengusaha perempuan,
tetapi lapangan kerja tidak ada perbedaannya. menyangkut penyediaan
Untuk mencapai semua itu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam
berwirausaha, yaitu mampu menganalisa dan mengevaluasi peluang yang ada
untuk menciptakan peluang baru, dapat menspesifikasikan sumber daya yang
diperlukan, sehingga dapat diperoleh keuntungan berdasarkan perencanaan.
Esensi kewirausahaan adalah dapat menciptakan keragaman produk,
berdasarkan hasil kombinasi sumber daya sehingga terbentuk produk baru
dengan cara baru, serta berbeda dengan produk lain, sehingga dapat bersaing
dengan produk yang sudah ada dan mempunyai nilai jual dan nilai tambah yang
tinggi di pasaran.
Pada dasarnya, seseorang yang memiliki jiwa wirausaha adalah oang yang
mempunyai kreativitas tinggi, senang melakukan treatment dan inovasi baru,
selalu aktif untuk hal hal yang positif, menyukai tantangan dan perubahan
dengan melakukan pembaharuan, mempunyai keinginan untuk maju, berani
terhadap risiko, dan mempunyai pemikiran yang jauh kedepan.
Ada lima hakikat penting dalam berwirausaha
1. Kewirausahaan merupakan perwujudan dari prilaku seseorang sebagai
sumber daya yang mampu menggerakkan suatu kegiatan yang
mempunyai kiat dan proses dalam memulai suatu usaha dan
perkembangan usaha yang bertujuan hasil bisnis.
2. Kewirausahaan mampu menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
serta dapat bersaing.
3. Kewirausahaan merupakan suatu kreativitas yang punya inovasi yang
bisa mencari solusi dari permasalahan yang ada untuk mendapatkan
peluang baru dalam memperbaiki usaha/bisnis.
4. Kewirausahaan merupakan usaha dalam menciptakan sesuatu yang
baru, dan berbeda, mempunyai nilai lebih serta mempunyai manfaat.
5. Kewirausahaan merupaka usaha mengkombinasikan berbagai sumber
daya dengan metode baru, dan hasil yang berbeda serta dapat bersaing.
Values Behavior
• Bersikap jujur, merupakan hal yang penting yang harus diberikan pada
pelanggan untuk menjaga kepercayaan agar pelanggan tidak lari ke
orang lain, terutama mengenai karakteristik produk, dan pelayanan
purna jual, ketepatan janji.
• Kreatif dan inovatif, sebagai seorang wirausaha yang handal, harus
mempunyai kreativitas yang tinggi untuk mendapatkan inovasi baru
terhadap produk, mampu melakukan diversifikasi produk, sehingga
tercipta produk baru yang mempunyai nilai tambah yang tinggi dan
mampu bersaing dengan produk sejenis, hal ini mutlak harus dimiliki
oleh seorang wirausahawan.
Ada empat nilai ciri ciri orientasi wirausahawan, (Suryana, 2001) yaitu:
1. Orientasi untuk maju dengan mengutamakan perolehan materi, ciri-ciri
ini dimiliki oleh orang yang berani mengambil risiko, dan mau
menerima teknologi baru.
2. Orientasi untuk maju tetapi tidak untuk mengutamakan materi, ciri-ciri
ini dimiliki oleh orang yang bersikap hanya ingin melayani sebagai
perwujudan rasa tanggung jawab antar sesama, mempunyai sikap yang
positif dan kreatif.
3. Orientasi untuk mendapatkan materi, hal ini dilakukan berdasarkan
pada kebiasaan yang selama ini dijalankan misal dengan menghitung
perbandingan antara modal yang dikeluarkan dengan pendapatan yang
diperoleh, selalu ingin melakukan usaha yang menguntungkan.
4. Orientasi bukan mengutamakan materi, hal ini dilakukan berdasarkan
pengalaman dan kebiasaan yang ada, dengan perhitungan berdasarkan
mistik, mempunyai paham etnocentris, serta taat pada aturan para
leluhur.
seperti ini adalah merupakan orang yang selalu bermotifkan pada prestasi,
dengan tekad kerja keras, tekun dan tabah dengan orientasi untuk keuntungan
/laba. Kreativitas adalah merupakan kemampuan berpikir akan hal hal yang baru
dan berbeda, sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk bertindak yang baru
dan berbeda.
Sikap berani mengambil risiko, adalah merupakan suatu tantangan yang
menarik, sebagai alternatif kemungkinan bisa berhasil atau gagal. Keberanian
untuk mengambil risiko sangat dipengaruhi oleh rasa percaya diri yang tinggi,
dengan memanfaatkan seluruh kemampuan yang ada, dan memiliki
pengetahuan dalam menilai kemungkinan risiko yang akan dihadapi, selain itu
wirausahawan harus memiliki sifat kepeloporan yang dapat menjadi tauladan
orang banyak, serta selalu mencari peluang untuk mendapatkan ide ide baru,
mempunyai keorisinilan, tidak cepat puas dengan keberhasilan yang ada,
mempunyai sifat yang menonjol, mampu berpikir divergen dan konvergen, dan
berpikiran jauh kedepan.
Seorang wirausaha dapat juga dikatakan seorang innovator karena kemampuan
nalurinya yang tajam untuk menganalisa dan melihat materi atau benda yang
ada disekitarnya sedemikian rupa dan terbukti benar, mampu merobah pola pikir
yang dirasa sulit untuk berubah, mampu bertahan pada kondisi yang sulit untuk
berubah, dan mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi sosial yang ada.
Menurut Suryana (2001), pola dan tingkah laku sorang wirausahawan dilihat
dari inovasi yang diciptakannya dalam menemukan dan menerima die-ide baru,
berani mengambil risiko, pada setiap keputusan yang dibuat dalam menghadapi
ketidakpastian, selain itu juga harus mempunyai kemampuan managerial dalam
mengelola fungsi-fungsi organisasi, seperti melakukan perencanaan, koordinasi
setiap unsur organisasi, mengawasi dan mengevaluasi, serta dapat memotivasi
setiap anggota untuk bekerja lebih baik, selalu meningkatkan prestasi dalam
melaksanakan usaha sesuai dengan tujuan usaha yang hendak dicapai .
Dalam mencapai prestasi yang dinginkan, seorang wirausaha akan selalu
melakukan usaha yang efisien dari sebelumnya, Menurut Suryana (2001) ciri-
ciri seorang wirausaha yang mempunyai motivasi dan prestasi adalah mampu
mengatasi segala masalah dan menghadapi semua kesulitan sendiri, melakukan
usaha umpan balik dari pelanggan sesegera mungkin untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan kegagalan, serta kekurangan dan kelebihan produk, penuh
tanggung jawab, mampu menganalisa besarnya risiko yang akan dihadapi yang
penuh tantangan, dan dapat melihat semua kondisi secara seimbang.
Bab 6 Penggunaan Sumber Daya Wirausaha 111
sesuai tata aturan yang diinginkan perusahaan, dan terhindar dari konflik yang
bisa merugikan kedua belah pihak, baik dari pengelola maupun yang dikelola.
Dan yang melaksanakan semua ini adalah seorang manager personalia atau
manajer sumber daya manusia.
Peranan MSDM adalah mengatur perencanaan dan program kepegawaian yang
berkaitan dengan hal hal berikut:
1. Menentukan dan menetapkan jumlah SDM, menilai kualitas dalam
menempatkan SDM yang effektif berdasarkan skill dan diskripsi
pekerjaan, spesifikasi kerja, kebutuhan kerja dan melakukan evaluasi
kerja, sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Melakukan perputaran kerja SDM dengan sistem mutasi baik secara
vertical maupun horizontal dan seleksi dalam penggunaan SDM
mengacu pada asas the right man in the right place, the right man in
the right job dan the right man in the right time.
3. Membuat konsep yang berkaitan dengan SDM, seperti kesejahteraan
dengan penilaian prestasi kerja, pengembangan dengan memberi
pendidikan dan pelatihan, promosi dan konsep pemberhentian yang
mengacu pada undang-undang yang ada.
4. Memprediksi faktor penawaran dan permintaan akan penggunaan
SDM pada situasi mendatang.
5. Memprediksi dan menganalisa kondisi perekonomian dimasa
mendatang dengan memonitor kemajuan teknik yang berdampak pada
perkembangan perusahan kedepan.
6. Memantau undang-undang perburuhan yang berlaku dengan cermat,
memantau perkembangan serikat buruh dan melakukan kebijaksanaan
pemberian balas jasa pada perusahaan sejenis.
7. Membuat konsep yang mengatur pension, pemberhentian dan konsep
pemberian pesangon
Departemen MSDM memberi dukungan pada para manager akan hal hal yang
berkaitan dengan pengelolaan SDM, dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi
para manager tetap mempunyai tanggung jawab penuh terhadap para
bawahannya, oleh karena itu dipastikan bahwa MSDM dapat berkontribusi
secara efektif pada organisasional
2. Tujuan Fungsional
Sumber sumber daya akan sia sia dan tidak bermanfaat jika Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM) tidak dikelola berdasarkan perencanaan yang optimal
sesuai dengan tujuan perusahaan, oleh karena itu perlu pengelolaan dan
kontribusi dari departemen SDM pada tingkat yang layak bagi kebutuhan
perusahaan.
3. Tujuan Kemasyarakatan
4. Tujuan Personal
Tujuan para karyawan secara personal ingin meningkatkan kinerja, dan mencari
kepuasan kerja, hal ini dapat tercapai jika tingkat kepuasan itu dapat
dipertahankan dan me motivasi karyawan agar kinerjanya meningkat dan tidak
meninggalkan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan dapat mewujudkan
keinginan para karyawan dalam mencapai tujuan personal, selagi tujuan tersebut
dapat memberikan keuntungan individual bagi perusahaan.
Pentingnya manajemen SDM dalam berwirausaha.
1. Untuk mengorganisir dan mengelola SDM agar dapat terlaksana
berdasarkan visi, misi yang telah di rencanakan agar tujuan perusahaan
dapat tercapai dengan hasil yang optimum sesuai yang diinginkan
2. Mengelola staffing dan personalia dalam bentuk recruitment dan
seleksi calon tenaga kerja, sesuai dengan keahlian, yang punya
orientasi kerja yang tinggi, kemudian memberi pelatihan dan penilaian
karyawan, memberi insentif berupa imbalan, sehingga diharapkan
mampu mengemban tugas dan jabatan dalam menganalisis
permasalahan serta mampu mencari solusi.
3. Manajer berperan penting dalam mengelola sumber daya manusia
(SDM) dengan cara meningkatkan kinerja, meningkat rasa saling
memiliki secara Bersama sama, dapat mendukung inovasi baru yang
fleksibel, dengan kata lain seorang manager dituntut untuk respon
terhadap perubahan eksternal, agar lingkungan internal perusahaan
menjadi lebih dan bersifat kompetitif.
4. Sebagai tolok ukur atas keberhasilan bisnis perusahaan yaitu adanya
sumber daya manusia (SDM) yang dapat memberikan nilai tambah
(Value added), kemampuan ini merupakan competitive advantage bagi
perusahaan. Sumber daya ini akan menjadi strategi bisnis dalam
mendapatkan nilai tambah (Value added) yang maksimum dan
competitive advantage yang optimum.
5. Menggunakan SDM ekspertis, SDM yang handal bersama dengan
manager strategis dapat menghasilkan nilai tambah (Value added) bagi
perusahaan, di mana Nilai tambah adalah merupakan strategi
116 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
Tingkat Pendidikan
Tanggung jawab yang akan diberikan pada jabatan tertentu memerlukan
pengetahuan dasar bagi tenaga kerja, semakin tinggi pendidikan seseorang,
semakin mudah dia memahami pekerjaan yang diberikan, dan lebih
bertanggungjawab. Prestasi akademis menggambarkan kemampuan seseorang
dalam menimba ilmu pendidikannya. Yang berprestasi tinggi harus ditempatkan
pada posisi yang lebih tinggi dari yang mempunyai prestasi lebih rendah
pendidikannya karena dia mengemban wewenang dan tanjung jawab yang lebih
besar. Penggunaan tenaga kerja harus sesuai dengan latar belakang
pendidikannya, misalnya Sarjana Pertanian penggunaannya harus berhungan
dengan bidang pertanian (right man on the right place)
Usia dan Kesehatan
Produtivitas atau out-put dari suatu pekerjaan selaras dengan usia dan kesehatan
tenaga kerja, untuk itu dalam proses perekrutannya harus dipertimbangkan. Hal
khusus juga untuk menempatan tenaga kerja yang lama untuk jabatan baru.
Keterampilan Kerja.
Pengalaman dan keahlihan dalam praktik membuat seseorang menjadi handal
dalam melaksanakan pekerjaannya, keterampilan ini dapat dikatagorikan
sebagai berikut;
• Keterampilan mental, misal mengambil keputusan, memahami hasil
kajian data
• Keterampilan fisik, misal reparasi mesin, komputer
• Keterampilan sosial, misal memberi advis, promosi barang
Pengalaman Kerja
Seseorang yang bekerja dalam pekerjaan yang sejenis ditambah peningkatan
pelatihan membuatnya menjadi terampil dan handal. Kenyataan ini menyatakan
bahwa semakin lama bekerja semakin banyak pengalamannya. Perusahan
manufaktur lebih mengutamakan pengalaman seseorang dari tingkat
pendidikannya dalam merekrut karyawannya. Tidak perlu petunjuk yang
panjang untuk menyelesaikan pekerjaannya, dan hanya perlu pelatihan singkat,
sedangkan karyawan dengan gelar pendidikan yang tinggi, belum tentu dapat
langsung bekerja dan dapat bekerja cepat, disamping itu selalu meminta gaji
atau honor yang tinggi karena gelar tersebut.
118 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
Prinsip bahwa manusia sebagai pekerja mempunyai hak, cita cita, keinginan,
harga diri, kemampuan harus dihargai sebagai manusia bukan robot atau mesin.
2. Demokrasi.
Prinsip demokrasi dapat dilihat dalam pelaksananan keja pada hal yang
berkaitan dengan saling menghormati, saling mengingatkan, saling menghargai
dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan.
Bab 6 Penggunaan Sumber Daya Wirausaha 119
3. Sesuai penggunaan.
Prinsip the man on the right place, merupakan hal diutamakan karena orang
yang ditempatkan sesuai dengan jabatan, keahlianyang dimiliki, kemampulan,
pengalaman serta pendidikan yang dimilikinya dan bukan karena relasi atau
ikatan keluarga.
4. Reward
Prinsip kesatuan arah ini dilakukan ini agar karyawan atau tenaga kerja agar
dapat melaksanakan tugas-tugas sesuai arah yang telah diberikan dan selaras
dengan program yang digariskan.
6. Prinsip Kesatuan Tujuan.
Karyawan harus mempunyai kesatuan arah yaitu fokus pada target yang harus
dicapai sesuai arahan organisasi.
7. Kesatuan Komando.
Prinsip ini menjadi tujuan utama perusahaan atau organisasi karena merupakan
kunci utama bagi suksesnya perusahaan mencapai tujuannya
Melaksanakan 8 (delapan) prinsip tersebut bukanlah hal yang mudah, terutama
bagi karyawan baru yang belum dikenal, maka untuk itu perlu diberi masa
“percobaan”. Selanjutnya dilakukan pengenalan dan pemahaman, artinya
memberitahu kepada anggota baru perihal peraturan perusahaan atau organisasi,
seperti hak dan kewajiban, historical perusahaan, tugas dan tanggung jawab dan
mengenalkan dengan struktur organisasi dan rekan kerja baik yang baru atau
yang lama. Yang penting dipahami bahwa orientasi harus dilalukan sebelum
induksi diterapkan setelah dilakukan tindak lanjutnya (follow-up).
120 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
Induksi dilakukan agar karyawan baru dapat melaksakan beban kerja yang
diberikan berjalan secara efektif dan efisien. Pengarah induksi ini bisa dilakukan
atasan langsung atau didelegasikan pada karyawan yang lebih senior pada
satuan kerjanya. Karena induksi ini merupakan tolak ukur pada masa percobaan,
maka jika gagal maka calon karyawan tersebut bias tidak diterima sebagai
karyawan tetapa sehabis masa percobaannya.
Promosi merupakan peningkatan jabatan dari satu posisi ke posisi yang lebih
tinggi dan dia akan mendapat penghasilan lebih tinggi berikut fasilitas yang
baru, dan akan mendapat wewenang dan tanggung jawab yang lebih luas.
Promosi merupakan pengakuan dari perusahan atas prestasi masa lalu seseorang
dan menjadi komitmen di masa depan.
Promosi dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Merit Based Promotion adalah promosi yang diberikan atas dasar
jasa/prestasi dan kinerja karyawan
b. Seniority based promotion adalah promosi atas lamanya (waktu)
seorang karyawan mengabdi pada perusahaan atau lamanya masa
bekerja pada jabatan tertentu, tidak tergantung usia karyawan tersebut.
Kelebihan metode ini adalah keputusan yang diambil bersifat objektif,
Kelemahannya tidak ada jaminan bahwa yang dipromosikan lebih
mampu dari pada karyawan yang tidak dipromosikan.
122 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
2. Transfer
Transfer dan demosi adalah dua kegiatan utama penggunaan karyawan lainnya
yang ada pada perusahaan. Pada Transfer karyawan yang dipindahkan dari suatu
jabatan ke jabatan lainnya, di mana pembayaran, tanggung jawab tingkat
jabatannya relatif sama. Dengan cara transfer, perusahaan dapat meningkatkan
pemanfaatan karyawan, bahkan dapat bermanfaaat bagi karyawan itu sendiri.
Melalui transfer dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja, khususnya
jika karyawan menemukan tantangan yang lebih pada jabatan sebelumnya, baik
dari segi pekerjaan ataupun dari hubungan antarkaryawan.
3. Demosi
PHK dapat disebabkan beberapa hal antara lain, disiplin kerja, ekonomi, alasan
pribadi, berhianat pada perusahaan.
Beberapa bentuk PHH adalah:
• Atrition, adalah pengurangan tenaga kerja secara normal contoh seperti
pensiun meninggal, resain.
• Layoffs, yaitu PHK dengan alasan bisnis dan ekonomi.
• Termination, yaitu PHK atau pemecatan karena tidak disiplin karena
tabiat dan perilaku
Bab 6 Penggunaan Sumber Daya Wirausaha 123
Karyawan selalu berada dipihak yang lemah jika terjadi masalah dengan
majikannya, karena butuh kerja terkadang legal aspek, seperti perjanjian kerja
diputuskan sepihak. Semua aturan harus mengikuti naskah yang dibuat majikan,
termasuk hak perusahaan memecat karyawan baik dengan alasan atau tanpa
alasan, ini disebut juga sebagai aturan perusahaan (pemberi kerja). Aturan ini
menyatakan bahwa perusahaan atau manajemen berhak atas karyawan.
Walaupun pemerintah dan undang undang telah membatasi hak ini, namun
pemecatan karyawan dilarang karena:
• Mengacu pada undang undang dan hukum persamaan kesempatan,
seperti kebangsaan, agama, suku/ras, jenis kelamin, kehamilan, dan
umur.
• Kegiatan serikat pekerja.
• Penolakan terhadap pelanggaran keselamatan dan kesehatan kerja
(safety and healty).
• Hak menolak penugasan dapat membahayakan atau mengancam jiwa.
• Hak menolak tindakan yang melanggar dengan hukum seperti kerja
sama dalam penentuan harga.
dan juga tidak adil. Serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan dan
kebijakan public
3. Prevensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Adalah sangat penting jika departemen SDM dapat mencegah SDM yang
mumpuni keluar dari perusahaan, karena uang yang ditanam dalam rekuitmen,
seleksi, orientasi dan pelatihan tidak hilang dan juga dapat menghemat biaya
operasional dengan mengurangi keperluan penyebaran pekerja yang tersisa.
Perusahaan atau organisasi mempunyai tujuan mendapatkan karyawan yang
handal, produktif, berkwalitas tinggi dalam bidang yang dimilikinya, sehingga
tujuan atau target yang ingin dicapai dapat diperoleh dengan efektif dan efisien.
Oleh sebab seleksi yang dilakukan bagi penerimaan karyawan dan penggunaan
karyawan harus benar benar mencakup semua kebutuhan SDM yang
dibutuhkan. Seleksi ketat tidak hanya mencari orang yang baik tertapi juga
orang yang tepat pada posisi yang diberikan kepadanya (The right man on the
right place)
Bab 7
Perencanaan dan Pengendalian
Keuangan
7.1 Pendahuluan
Tugas utama dari manajemen di perusahaan adalah untuk merencanakan masa
depan perusahaan serta membawa keberhasilan pada perusahaan dengan cara
memanfaatkan peluang atau kemungkinan yang dapat diambil serta
direalisasikan, secara maksimum untuk memperoleh return sesuai harapan.
Hal-hal yang perlu dilakukan supaya tepat dalam merencanakan manajemen
keuangan adalah :
1. Menentukan Tujuan Perusahaan
Dilakukan dengan menentukan tujuan yang jelas, apa yang menjadi proyek
perusahaan, untuk mengatur kegiatan atau aktivitas keuangan perusahaan
seperti analisa, perencanaan dan pengendalian terhadap kegiatan keuangan.
2. Menentukan Kegiatan Perusahaan
Masing masing anggaran dibuat lebih kecil lagi ruang lingkupnya, daripada
anggaran perusahaan, sehingga masing-masing divisi harus mengajukan
proposal anggaran. Tujuannya supaya masing-masing divisi bisa melakukan
perencanaan kerja, pengendalian kerja serta evaluasi kerja.
Metode atau teknik perencanaan dan pengendalian keuangan terdiri dari :
1. Analisis Titik Impas / BEP
Di mana :
BEP = Analisis Titik Impas (Break Even Point)
FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel Persatuan (Variabel Cost)
P = Harga Jual Persatuan (Price)
S = Jumlah Penjualan (Sales Volume)
132 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
, ,
QBE = -%. = 012345673512 894:52
, ;< =>?.AAA
QBE = -%. = ;< B?%;< BA = 129.000 unit
Contribution Margin :
Contribution Margin sangat berguna untuk mengukur seberapa besar
sumbangan setiap unit output terhadap biaya tetapnya dan laba operasi.
, ,
SBE = C = :41EE <41F53 894:52
-%
D
, ;< =A?.AAA
SBE = G%H = JKLM NO = Rp. 3.225.000,-
I<
LM NP
2. Operating Leverage
Investasi baru diperlukan oleh perusahaan yang tumbuh, baik investasi aktiva
lancar maupun investasi aktiva tetap. Investasi baru harus didanai yang
melibatkan komitmen dan kewajiban untuk membayar kembali modal yang
telah diperoleh. Perusahaan yang menguntungkan dan sedang tumbuh biasanya
memerlukan tambahan kas untuk investasi pada piutang dagang, persediaan dan
aktiva tetap.
Perusahaan dapat dianggap mempunyai dua dasar nilai yang terpisah tetapi
saling berkaitan yaitu:
• aktiva yang ada, yang menghasilkan laba dan arus kas, dan
• peluang pertumbuhan yang merupakan kesempatan untuk
mengadakan investasi baru guna memperbesar laba dan arus kas di
masa mendatang.
Contohnya :
• Harga pembelian aktiva
• Modal kerja
136 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
• Biaya pemasangan
• Biaya tenaga ahli
• Biaya pelatihan
• Hasil penjualan mesin lama (replacement)
2. Cash Inflow, yaitu arus kas masuk yang diperoleh dari hasil
aktiva/investasi baru.
Contohnya :
• Tambahan penjualan
• Penghematan bahan bakar, bahan baku, tenaga kerja dan lainnya.
3. Terminal cash flow, yang berkaitan dengan penutupan proyek.
Contohnya :
• Nilai sisa aktiva/nilai residu
• Investasi modal kerja
S = nilai residu
N = taksiran umur investasi
Book value (nilai buku), adalah nilai aktiva yang dibukukan.
= harga aktiva – akumulasi depresiasi
Market value (nilai pasar), adalah harga dimana aktiva bisa dijual.
Laporan Arus Kas
Kas adalah alat pengukur pada aktifitas pembiayaan pertukaran barang dan jasa.
Kas juga merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk
kegiatan perusahaan (Sugiono, Yanuar and Synthia, 2010). Kas adalah aktiva
lancar yang paling likuid, sebagai alat pembayaran yang diterima secara umum,
dan tersedia untuk pembayaran kewajiban jangka pendek yang tidak dibatasi
penggunaannya baik yang berada ditangan (cash on hand) maupun yang berada
di bank (Maruta, 2017).
Aktivitas operasi kas meliputi transaksi-transaksi yang menentukan besarnya
laba/rugi bersih. Arus kas masuk diperoleh dari penjualan barang atau
pemberian jasa, dividen, pendapatan bunga dan penjualan sekuritas yang
diperdagangkan. Sedangkan arus kas keluar meliputi pembayaran untuk
membayar gaji/upah, membeli barang dagangan, bunga, beban pajak, beban
utilitas, pembelian sekuritas yang diperdagangkan dan sewa. Laporan arus kas
berupa anggaran dan realisasi, dengan kegunaan untuk memprediksi kebutuhan
kas perusahaan agar tidak berlebih dan tidak kurang, karena kekurangan kas
dapat menimbulkan ketidakstabilan usaha, sedangkan kelebihan kas indikator
kondisi keuangan yang tidak efisien.
Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi historis
kepada pengguna laporan, mengenai keluar dan masuknya kas perusahaan pada
suatu periode tertentu, dengan cara mengklasifikasikan arus kas berdasarkan
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan (Maruta, 2017).
Laporan tersebut disusun untuk :
1. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta
menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
2. Mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur
keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk
138 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
Kegunaan arus kas adalah memberikan informasi untuk (Prastowo and Julianti,
2005):
1. Mengembangkan model penilaian serta membandingkan nilai arus kas
sekarang dengan arus kas masa depan dari berbagai perusahaan
2. Mengetahui perubahan aktiva bersih, kemampuan mempengaruhi arus
kas dan struktur keuangan.
3. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas.
4. Meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan dan menentukan
hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak
perubahan harga
5. Histori informasi arus kas sebagai indikator dari jumlah, waktu dan
kepastian arus kas masa depan.
Bab 7 Perencanaan dan Pengendalian Keuangan 139
Penyajian laporan arus kas dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori (Harahap,
2009) yaitu :
1. Arus kas aktivitas operasi.
2. Arus kas dari aktivitas investasi.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan.
Metode penyajian laporan arus kas dari aktivitas operasi, dapat menggunakan
dua metode (Prastowo and Julianti, 2005) yaitu :
1. Metode langsung (Direct Method)
Metode langsung, metode sederhana yang terdiri atas arus kas operasi yang
dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu kelompok utama penerimaan
kas bersih dan pengeluaran kas bersih. Metode langsung pada dasarnya
merupakan laporan laba-rugi berbasis tunai atau kas. Dalam penyusunan
laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung harus dihitung dahulu
jumlah penerimaan kas dan pengeluaran kas.
Berikut merupakan perhitungan-perhitungan untuk menyusun laporan arus kas
(Kieso, Weygant and Warfield, 2002) :
a. Penerimaan kas dari pelanggan sama dengan pendapatan/penjualan
ditambah penurunan piutang usaha atau dikurangi kenaikan piutang
usaha.
b. Pembayaran kas kepada pemasok sama dengan harga pokok penjualan
ditambah kenaikan persediaan atau dikurangi penurunan persediaan
dan ditambah penurunan hutang usaha atau dikurangi kenaikan hutang
usaha.
140 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
8.1 Pendahuluan
Globalisasi sebagai fenomena di abad ke 21 sering dihubungkan dengan
bangkitnya perekonomian internasional. Kata globalisasi adalah istilah
ekonomi-politik yang telah umum digunakan sejak awal 1990-an untuk
menggambarkan dunia saat ini di mana kita hidup. Konsep ini menemukan
ekspresi hari ini dalam sebuah bahasa utama dunia. Globalisasi memang telah
menjadi, "klise dari zaman kita" (Held et al. 1999: 3). ‘Gagasan yang mencakup
segalanya, mulai dari pasar keuangan global hingga internet’ (Lawal, 2006: 5)
Menurut Nnamani (2004), globalisasi mengacu pada fenomena di mana negara,
orang, dan bisnis di seluruh dunia saling berhubungan tanpa kesulitan.
Globalisasi bersifat multidimensi dengan implikasi sosial, politik dan ekonomi.
Namun dimensi ekonominya mendapat perhatian paling besar karena
kecenderungannya untuk mendorong dan menetapkan langkah untuk proses-
proses lain. Dimensi ekonomi globalisasi mengacu pada integrasi ekonomi
domestik dengan konsekuensi peningkatan saling ketergantungan ekonomi
negara dan kawasan melalui perdagangan dan aliran bebas dari faktor-faktor
produksi (Mirza, 2000; Ikechi & Edward, 2009).
Globalisasi adalah masalah topikal yang telah menarik perhatian para sarjana
dari semua disiplin ilmu sosial. Penggunaan populer istilah ini di kalangan
ilmuwan sosial telah membuatnya menarik perhatian bahkan ilmuwan non-
sosial. Secara umum, globalisasi melibatkan masalah-masalah seperti
penghancuran batas-batas ekonomi internasional dan karenanya kecenderungan
144 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
Mazhab globalisasi yang skeptis mewakili mazhab kritik. Para sarjana dalam
kategori ini menekankan bahwa seluruh gagasan globalisasi hanyalah
berlebihan. Mereka mencatat bahwa globalisasi pada dasarnya adalah mitos
yang menyembunyikan realitas ekonomi internasional yang semakin
tersegmentasi ke dalam blok perdagangan regional tertentu di mana pemerintah
internasional tetap sangat kuat (Lawal, 2006). Argumen skeptis didasarkan
sepenuhnya pada konsepsi ekonomi globalisasi, menyamakannya dengan pasar
global yang terintegrasi sempurna (Mohamad, 1996). Kritik globalisasi telah
mengamati bahwa sementara globalisasi dapat berarti lebih banyak kekayaan
dan pembangunan bagi masyarakat dunia pertama, secara otomatis berarti lebih
banyak kemiskinan dan keterbelakangan yang diperdalam bagi orang-orang di
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Ini bisa menjadi alasan mengapa
Bello (2004) menyimpulkan bahwa globalisasi telah menjadi kekuatan bagi
ketidaksetaraan dan marginalisasi, justru daripada mempromosikan kesatuan
wilayah global merupakan faktor pemisah yang terus menerus antara negara-
negara maju dan berkembang di dunia.
Menurut Held, et al. (1999) dan Hill (2009), globalisasi mengacu pada
transformasi fundamental dalam ekonomi dunia di mana negara-negara
bergerak menuju sistem ekonomi global yang saling tergantung. Pada intinya,
globalisasi telah menghasilkan pasar yang sebelumnya secara historis
dipisahkan menjadi satu pasar global yang sangat besar sebagai hasil dari
pengurangan hambatan perdagangan dan kemajuan teknologi informasi dan
transportasi. Menurut Lawal (2006), seluruh gagasan tentang globalisasi
berkisar pada realitas dan terminologi baru seperti Teknologi Informasi (TI);
World Wide Web (WWW); Deregulasi; Liberalisasi perdagangan; persaingan
ekonomi atau usaha bebas dan sistem politik yang muncul yang berorientasi
pada orang. Implikasi dari transformasi ini kepada pengusaha menurut
Transformationalists adalah bahwa perusahaan kecil sekarang dapat
berpartisipasi dalam perdagangan internasional sejak awal (Ikechi & Edward,
2009). Sebuah contoh dikutip oleh kaum transformasionalis dengan
kemunculan insidental dari banyak negara Asia Timur seperti Cina; India dan
Korea. Negara-negara ini telah berubah dari menjadi salah satu daerah termiskin
di dunia 40 tahun yang lalu namun menjadi wilayah progresif akhir-akhir ini
secara ekonomi dan politik (Schaefer, 2006; Hill, 2009).
146 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
melakukan investasi kembali (Okpara, 2005; Ikechi & Edward, 2009; Afolabi,
2009; Olatunji Issah & Sakariyau, 2014).
Dari penjelasan di atas tentang globalisasi dan kewirausahaan, orang akan
menyadari bahwa kewirausahaan yang dinamis relevan sebagai salah satu syarat
yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan globalisasi. Meskipun,
globalisasi berpotensi mempromosikan kewirausahaan dan kewirausahaan
meningkatkan globalisasi tetapi tantangan yang dihadapi sebagian besar negara
Asia seperti Indonesia adalah bahwa tingkat kegiatan wirausaha dan kinerja
wirausaha yang rendah telah menjadikannya sebagai tantangan untuk mencapai
tujuan globalisasi.
Dengan kata lain, globalisasi sebenarnya telah mempengaruhi tren kegiatan
kewirausahaan di Indonesia. Ini karena globalisasi adalah kebijakan ekonomi di
mana pengembangan sektor wirausaha merupakan salah satu prasyarat dasar
untuk dapat bekerja. Dengan kata lain, rendahnya aktivitas wirausaha di
Indonesia adalah salah satu faktor mendasar yang menghambat pemanfaatan
globalisasi untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di negara ini. Dengan
demikian, pengembangan kewirausahaan adalah faktor penting yang perlu
dikembangkan secara efektif di Indonesia agar menjadi ujung positif dari praktik
globalisasi.
Dalam menghadapi globalisasi seperti ini maka Indonesia sangat memerlukan
adanya konsep pembangunan (development) yang akan menjadi salah satu
pendekatan perubahan sosial terencana yang paling luas dan terpenting
digunakan oleh banyak pihak. Pembangunan tidak saja berkonotasi damai
namun juga terkandung gagasan perubahan nasib terhadap suatu keadaan. Hal
ini terutama berkaitan dengan usaha terus-menerus yang dilakukan untuk
membebaskan masyarakat dari belenggu kemunduran sosio-kultural,
sebagaimana yang dilabelkan oleh negara maju/Barat sebagai tradisionalisme
(Dharmawan, 2006). Pembangunan suatu negara adalah pembangunan yang
mencerminkan kesejahteraan dari mayoritas penduduk suatu negara.
Kita semua mengetahui bahwa Perguruan tinggi biasanya sarat dengan tugas-
tugas berkarya dalam dunia ilmiah yang tentunya akan bisa mencetak kader-
kader wirausaha yang handal. Kewirausahaan sangat diperlukan karena setiap
manusia memiliki potensi untuk mengembangkan diri, disamping itu setiap
manusia juga mempunyai kebutuhan yang selalu meningkat, untuk itu setiap
manusia akan berusaha memenuhinya secepat mungkin.
148 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
juga sangat menentukan maju atau mundurnya perusahaan. Etika bisnis sangat
penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat
keputusan dan memecahkan persoalan perusahaan. Karena semua keputusan
perusahaan sangat memengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik kepentingan.
Pemilik kepentingan adalah semua individu atau kelompok yang
berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan
Berberapa pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis adalah salah satu cara melakukan kegiatan bisnis yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, dan masyarakat.
Dalam perusahaan, etika bisnis dapat membentuk nilai, norma, dan perilaku
karyawan hingga pimpinan dalam membangun hubungan yang baik, adil, dan
sehat dengan pelanggan, rekan kerja, pemegang saham, hingga masyarakat.
Etika bisnis juga dapat menjadi salah satu standar bagi seluruh karyawan,
termasuk manajemen (Fahmi, 2014).
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi (Zimmerer). Etika bisnis
adalah studi tentang aspek-aspek moral dari kegiatan ekonomi dan bisnis
Setiap tindakan dalam dunia bisnis harus didasarkan pada konsekuensi yang
ditimbulkan oleh tindakan tersebut. Dalam pendekatan ini, setiap tindakan harus
didasarkan dengan konsekuensinya. Untuk itu, sebelum bertindak, Anda harus
memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat dengan cara yang tidak
membahayakan dan menggunakan biaya serendah-rendahnya. Ketika sebuah
bisnis telah berhasil memberikan manfaat yang banyak bagi masyarakat, maka
bisnis dengan mudah akan disukai oleh banyak orang dan tentu saja akan
mendapatkan banyak pelanggan yang loyal.
b. Pendekatan Individu (Individual Rights Approach)
Setiap pembuat keputusan memiliki kedudukan yang sama, serta bertindak adil
dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, baik perorangan maupun
156 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
kelompok. Pendekatan etika bisnis ini akan memberikan keuntungan baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini karena semua pihak merasa
diuntungkan dengan keputussan yang adil.
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan
hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan
lebih kompleks lagi
3. Mempertahankan Jati Diri
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas,
tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus
Bab 9 Etika Bisnis dan Profesionalisme Kewirausahaan 157
terdapat jalinan yang erat anatara pelaku bisnis besar dan golongan menengah
ke bawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu
memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam
menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam
dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak
akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala
bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang
menvemarkan nama bangsa dan Negara.
7. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit
(sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan
“katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang
salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” kepada pihak yang
terkait.
8. Menumbuhkan Sikap saling Percaya antar Golongan
Pengusaha untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap
saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan
pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama
dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.
9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana
apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.
Mengapa? Seandainya semua etika bisnis telah disepakati, sementara ada
‘oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk
158 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
Perlunya sebagian etika bisnis dalam sustu hukum positif yang menjadi
Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian
hukum dari etika bisnis tersebut seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah.
Usaha mempertahankan Etika bisnis dapat dilakukan dengan cara, antara lain :
1. Menciptakan kepercayaan
2. Mengembangkan kode etika
3. Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten
4. Menlindungi hak-hak perorangan
5. Mengadakan pelatihan dan sosialisasi etika
6. Melakukan audit etika secara periodic
7. Mempertahankan standar etika yang tinggi
8. Menciptakan budaya komunikasi dua arah
9. Menghindari dari perbuatan tercela
10. Melibatkan semua personal karyawan dalam mempertahankan etika
Budaya dalam bisnis adalah karakteristik suatu organisasi atau bisnis yang
mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma-norma bersama yang
dianut oleh seluruh jajaran pembisnis. Misalnya pada sebuah bisnis dapat kita
lihat, bagaimana pembisnis berpakaian, berbicara, melayani tamu, pengaturan
kantor, dan sebagainya. Pengembangan budaya dalam bisnis harus dilakukan,
karena sangat bermanfaat untuk: meningkatkan sense of identity, sense of
belonging, komitmen bersama, stabilitas internal bisnis, pengendalian sifat-sifat
yang kurang baik, dan akhirnya akan menjadi pembeda suatu bisnis dengan
bisnis lain, dan akhirnya akan menimbulkan citra tersendiri bagi kemajuan
bisnis.
Bab 9 Etika Bisnis dan Profesionalisme Kewirausahaan 159
Jadi etika bisnis merupaka suatu pedoman yang sangat penting dalam kegiatan
bisnis, pelaku bisnis mampu memahami dan menginterprestasikan yang
dimaksud dengan etika bisnis. Etika bisnis menjadi sangat penting bagi
kelangsungan hidup suatu perusahaan, maksudnya adalah keberlangsungan
hidup suatu perusahaan bergantung pada bagaimana cara penerapan etika bisnis
oleh pelaku bisnis.
Dengan terapkannya etika dalam bisnis, maka secara tidak langsung dapat
menumbuhkan kepercayaan dari rekan kerja, masyarakat, dan pelanggan, di
mana kepercayaan merupakan sebuah modal yang sangat penting agar
kelangsungan hidup perusahaan tetap terjamin. Maka dari itu, perusahaan
memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan
standar etika. Dengan terciptanya kesadaran akan pentingnya etika bisnis, maka
akan ada banyak pihak yang mendapat keuntungan, diantaranya adalah pelaku
bisnis itu sendiri, pelanggan, serta masyarakat dan pemerintah. Dengan
menerapkan etika bisnis, dapat membantu tatanan ekonomi menjadi lebih baik
dan dapat meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan.
Dari hasil penelitian (Andjarwati dan Budiadi, 2018) menyatakan bahwa
aplikasi etika dalam berbisnis (berwirausaha) akan mengakibatkan seorang
manajer mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan sosial. Manajer
yang mempunyai filosofi juga moral personal yang bagus dan bekerja dalam
organisasi yang betul-betul menerapkan etika serta menerapkan nilai-nilai
agama kehidupannya termasuk dalam bisnis, maka hal ini akan berpengaruh
positif terhadap kegiatan bisnis perusahaan dengan lingkungan sosial.
3. Real managers.
Ada beberapa ciri dan cara Wirausaha Tangguh dan Unggul (Darojat dan
Sumiyati, 2013):
Ciri dan Cara Wirausaha Tangguh
1. Berpikir dan bertindak strategik serta adaptif terhadap perubahan
dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang
mengandung risiko yang agak besar dan dalam mengatasi berbagai
masalah.
2. Selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan melalui berbagai
keunggulan dalam memuaskan langganan
3. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan
perusahaan (dan pengusaha hanya) serta meningkatkan kemampuan
dengan sistem pengendalian intern.
4. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan
perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja
serta penumpukan permodalan.
karena itu, penerapan seni atau gaya manajemen dan kepemimpinan oleh setiap
wirausaha jelas berbeda tergantung pada wirausahawan yang melaksanakannya.
Para wirausaha berperan sebagai pengambil risiko yang realistik, yaitu suatu
situasi yang berisiko dan menantang, tetapi dapat dicapai.
3. Peran dan Fungsi Selaku Pemimpin
Salah satu peran penting dari seorang wirausaha adalah berperan selaku
pimpinan. Selaku pemimpin dia akan mengerahkan seluruh sumber daya yang
ada termasuk orang-orang yang bekerja untuk organisasinya ke arah tertentu.
Selaku pemimpin, seorang wirausaha juga memiliki peran sebagai berikut.
a. Menjelaskan hasil apa yang dituntut.
b. Memastikan bahwa setiap orang memahami perannya.
c. Memahami bagaimana kesesuaian setiap tugas tertentu dalam
organisasi dan tujuan-tujuannya.
d. Merencanakan bagaimana tugas itu harus dilaksanakan.
e. Menentukan sumber daya yang dibutuhkan.
f. Mengalokasikan setiap sumber daya yang sesuai.
g. Memastikan bahwa proses dan struktur organisasi sesuai dengan tugas
tersebut.
h. Memantau kemajuan pelaksanaan tugas.
i. Menilai hasil dan meninjau kembali proses secara keseluruhan.
mengambil keputusan, dan agar setiap wirausaha harus punya kepercayaan diri
yang teguh dan yakin dalam membuat keputusan-keputusan yang tepat
Menurut Boulton (1987) dalam (Darojat dan Sumiyati, 2013) terdapat tiga jenis
keputusan yang harus diambil oleh seorang wirausaha, yaitu keputusan yang
sifatnya rutin, keputusan adaptif, dan keputusan inovatif.
a. Keputusan yang sifatnya rutin (routine decision), yaitu jenis keputusan
yang diambil berdasarkan atas alternatif-alternatif solusi yang sudah
dipersiapkan sebagai respons terhadap permasalahan yang secara
relatif sudah diketahui dengan baik. Pada jenis keputusan ini, alternatif
keputusan dari setiap masalah yang muncul sudah dipersiapkan.
b. Keputusan yang adaptif (adaptive decision), yaitu jenis keputusan
yang diambil sebagai respons terhadap masalah yang jarang terjadi
sehingga hanya sebagian saja dari masalah dan alternatif
pemecahannya yang diketahui.
c. Keputusan yang inovatif (innovative decision), yaitu keputusan yang
diambil berdasarkan pada penemuan baru dan diagnosis terhadap
masalah-masalah baru yang tidak pernah dialami sebelumnya. Adanya
penemuan dan masalah baru tersebut telah mengundang kreativitas
pengambil keputusan untuk mengambil alternatif solusi yang unit dan
inovatif.
Salah satu aspek lainnya yang harus dimainkan oleh seorang wirausaha adalah
melaksanakan peran sebagai penghubung. Peran penghubung ini bisa berupa
melakukan hubungan dengan orang-orang yang di perusahaan/organisasi
tempat ia bekerja maupun dengan orang atau pihak lain yang berada di luar
organisasi. Dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai penghubung,
seorang wirausaha juga harus pintar dalam menjalin hubungan baik dengan para
pemasok (suppliers), para wirausaha lain, para profesional, seperti bankir,
konsultan manajemen, agen asuransi, pengacara, dan pihak lain yang dapat
meningkatkan kemajuan usaha yang dikelola.
176 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
Bab 10
Kewirausahaan dalam Bidang
Pendidikan
10.1 Pendahuluan
Secara nasional, implementasi pelaksanaan pendidikan kewirausahaan di
lingkungan perguruan tinggi dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.
Dalam perjalanannya, pendidikan kewirausahaan di lingkungan perguruan
tinggi akhir-akhir ini menjadi kajian diberbagai kesempatan, baik melalui
diskusi, seminar, lokakarya, dan bahkan dijadikan lesson learn dengan
menghadirkan sosok keberhasilan “alumni” dalam berwirausaha dan sekaligus
sebagai bench marking. Dalam penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan di
lingkungan perguruan tinggi, permasalahan yang dihadapi antara lain adanya isu
pengangguran (Wiratno, 2012).
Dalam kurun waktu 10 tahun belakangan pendidikan kewirausahaan
(entrepreneurship) di Indonesia menjadi trend. Sampai detik ini semangat
kewirausahaan di perguruan tinggi bahkan sekolah menengah dan dasar di
Indonesia terus tumbuh dan berkembang melalui penyelenggaraan pendidikan
kewirausahaan (Kasih, 2013).
Lulusan perguruan tinggi yang setengah menganggur jumlahnya lebih besar
dibandingkan dengan pengangguran terbuka. Lulusan perguruan tinggi akan
memilih menjadi setengah menganggur dari pada tidak bekerja sama sekali
sehingga angkanya akan terus bertambah. Salah satu solusi yang ditawarkan
pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran adalah menciptakan
178 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
lapangan kerja yang bersifat padat karya. Namun kalangan terdidik cenderung
menghindari pilihan pekerjaan ini karena preferensi mereka terhadap pekerjaan
kantor lebih tinggi. Preferensi yang lebih tinggi didasarkan pada perhitungan
biaya yang telah mereka keluarkan selama menempuh pendidikan dan
mengharapkan tingkat pengembalian yang sebanding (Wahyuni, 2008).
Dengan adanya mata kuliah kewirausahaan dan mata kuliah yang berkaitan
dengan kewirausahaan, maka diharapkan mahasiswa mendapatkan ilmu
pengetahuan tentang kewirausahaan yang nantinya akan mampu mendorong
mahasiswa untuk membuka usahanya secara mandiri. Saat ini mata kuliah
kewirausahaan hanya ada di jurusan atau prodi tertentu. Seharusnya mata kuliah
ini harus ada di semua jurusan atau prodi yang ada di Perguruan Tinggi. Karena
lembaga pendidikan saat ini harus mampu menciptakan sumber daya manusia
yang siap terjun kelapangan secara mandiri, bukan lagi menjadi pencari
pekerjaan. Selain itu dengan memasukkan mata kuliah kewirausahaan,
setidaknya akan membuat perubahan suasana pembelajaran yang monoton.
Terbatas pada transfer ilmu di kelas, tetapi menciptakan suatu pembelajaran di
luar kelas, langsung terjun ke masyarakat dan dunia kerja. Pengenalan langsung
terhadap dunia kerja, akan dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan
keilmuannya dan meningkatkan kean mahasiswa dalam kewirausahaan.
c. Mendirikan laboratorium kewirausahaan syariah.
Saat ini perhatian pemerintah dan Perguruan Tinggi terhadap mahasiswa yang
akan membuka usaha dan yang sedang membuka usaha masih sangat minim.
Padahal dengan memberikan perhatian yang besar terhadap para wirausaha
Bab 10 Kewirausahaan dalam Bidang Pendidikan 183
muda ini, seperti bantuan dana seperti pinjaman lunak akan mampu memotivasi
mahasiswa untuk membuka dan mengembangkan usahanya.
f. Kewirausahaan Nyata.
https://tekno.kompas.com/read/2019/10/23/09431827/profil-menteri-
pendidikan-nadiem-makarim-lulusan-harvard-yang-dirikan-gojek
(Accessed: 1 April 2020).
Peverelli, P. J. and Song, J. (2012) Chinese Entrepreneurship: A Social Capital
Approach. Berlin, Heidelberg: Springer Berlin Heidelberg. doi:
10.1007/978-3-642-28206-5.
Pinho, J. C. and de Sá, E. S. (2014) ‘Personal characteristics, business
relationships and entrepreneurial performance: Some empirical
evidence’, Journal of Small Business and Enterprise Development, 21(2),
pp. 284–300. doi: 10.1108/JSBED-10-2013-0150.
Piyani, A. (2006). Prospek Masa Depan Kewirausahaan di Indonesia. Jurnal
Ekop, Volume 1 Nomor 1.
Prochazkova, P. (2015) ‘Incubation Activities and Entrepreneurship: Does it
Work Together?’, Journal of Eastern Europe Research in Business and
Economics, 2015, pp. 1–12. doi: 10.5171/2015.436040.
Purnomo, A. (2020) Dataset Penelitian Kewirausahaan di Indonesia Terindeks
Scopus (1972-2019), Mendeley Data. doi:
http://dx.doi.org/10.17632/kvbm8g9xm9.1.
Purnomo, A., Usman, I. and Asitah, N. (2019) ‘Penelitian Kewirausahaan di
Indonesia : Pemetaan Publikasi dalam Perspektif Scientometrik (1972-
2019)’, AdBispreneur, 4(3), p. 207. doi:
10.24198/adbispreneur.v4i3.25021.
Rasmussen, A., Moberg, K. dan Revsbech, C. (2015) “A taxonomy of
entrepreneurship education: Perspectives on goals, teaching and
evaluation,” Odense C, Denmark: The Danish Foundation for
Entrepreneurship.
Ronstadt, R. C. (1984) Entrepreneurship: Text, Cases and Notes. Massachusetts:
Lord Pub.
Rose, R. C., Kumar, N. and Yen, L. L. (2006) ‘Entrepreneurs success factors
and escalation of small and medium-sized enterprises in Malaysia’,
Journal of Social Sciences, 2(3), pp. 74–80.
Rumondang, A. et al. (2019) Fintech: Inovasi Sistem Keuangan di Era Digital.
Medan: Yayasan Kita Menulis.
194 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
Yusuf, S. (2000). Globalisation and the challenges for the developing countries.
World Bank Development Economic Research Group DERG
Zimmerer, T. W, Norman, M. S. & Dough, W. 2008. Kewirausahaan dan
Manajemen Usaha Kecil. Edisi 5, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Zimmerer, Thomas W., Scarborough, Norman M dan Wilson, Doug (2008),
Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Edisi 5 Buku 1, Salemba
Empat, Jakarta
Zuraya, N. (2018) Enggartiasto: Tingkat Kewirausahaan di Indonesia Rendah,
Republika. Available at:
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/10/18/pgsax3
383-enggartiasto-tingkat-kewirausahaan-di-indonesia-rendah
(Accessed: 16 February 2020).
198 Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis
Biodata Penulis