Bind Modul 3
Bind Modul 3
MODUL 3
TEKS EDITORIAL
A. PENDAHULUAN
1. Standar Kompetensi---------------------------------------------------1
2. Deskripsi------------------------------------------------------------------1
3. Waktu--------------------------------------------------------------------- 2
4. Petunjuk Penggunaan Modul-------------------------------------------2
B. PEMBELAJARAN
1. Tujuan Materi------------------------------------------------------------3
2. Uraian Materi------------------------------------------------------------ 3
3. Rangkuman----------------------------------------------------------------------8
C. EVALUASI
1. Tugas----------------------------------------------------------------------------- 9
2. Tes----------------------------------------------------------------------------------- 11
D. KUNCI JAWABAN------------------------------------------------------------- 26
E. DAFTAR PUSTAKA-----------------------------------------------------------29
F. PENUTUP----------------------------------------------------------------------------30
i
PENDAHULUAN
Editorial merupakan salah satu rubrik yang ada di media massa cetak seperti
koran, majalah, atau buletin. Editorial biasanya menjadi sebuah cara untuk merespon
suatu isu atau permasalahan dan memberikan tawaran solusi di akhir teks. Bahasa yang
digunakan merupakan bahasa yang lugas.
Dengan membaca editorial, pembaca tidak hanya sekadar tahu peristiwa yang
sedang terjadi seperti saat membaca berita. Dengan membaca editorial, pembaca akan
lebih memahami dan dapat bersikap kritis. Hal ini karena di dalam editorial ada
pendapat- pendapat (penulis, redaksi) yang bisa memperjelas pemahaman pembaca
tentang peristiwa atau keadaan yang menjadi ulasannya. Dengan sering membaca
editorial, diharapkan pembaca lebih bijak dalam menanggapi suatu berita; lebih dewasa
di dalam mengadapi suatu persoalan yang terjadi di lingkungan sekitar.
STANDAR KOMPETENSI
3.5 Menyerap informasi (berupa pendapat, alternatif solusi, dan simpulan terhadap
isu) dalam teks editorial.
4.5 Mengungkapkan informasi yang berupa pendapat, alternatif solusi, dan simpulan
terhadap isu dalam teks editorial
3.6 Menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan teks editorial.
4.6 Mengomentari informasi berupa pendapat, alternatif solusi, dan simpulan
terhadap isu dari teks editorial yang telah disusun.
DESKRIPSI
Modul ini merupakan modul pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
SMK kelas XII semester 5. Modul pembelajaran ini dapat mempermudah dalam proses
pembelajaran. Modul ini berisi materi pembelajaran yaitu Teks Editorial.
1
WAKTU
Alokasi waktu untuk mempejari dan mengerjakan modul ini yaitu satu minggu.
PETUNJUK PENGGUNAAN
Sebelum Pembelajaran
1. Sebelum masuk pada materi, disajikan pendahuluan sebagai pengantar menuju
materi utama.
2. Disajikan kompetensi dasar dan alokasi waktu sebagai pedoman bagi pengguna
modul untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Selama Pembelajaran
1. Mempelajari dan memahami materi pada modul.
2. Mempelajari dan mencatat contoh teks dan analisis.
3. Mengerjakan tugas yang terdapat pada bagian evaluasi.
4. Mengerjakan tes untuk mengukur kemampuan dalam memahami modul.
Setelah Pembelajaran
1. Mengevaluasi jawaban dengan kunci jawaban.
2. Mengetahui hasil evaluasi (sudah memenuhi kriteria ketuntasan atau belum)
3. Memutuskan untuk meneruskan belajar pada materi selanjutnya atau tetap
pada materi yang sama.
PEMBELAJARAN
TUJUAN MATERI
URAIAN MATERI
Pengenalan Isu/Tesis
Sebagai konsekuensi dari pembatasan penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi,
kelangkaan solar, dan premium mulai dirasakan di sejumlah daerah. Belum jelas
tindakan apa yang akan ditempuh pemerintah agar kelangkaan yang kian meluas ini tak
sampai memunculkan keresahan dan gejolak di masyarakat. Yang pasti, tidak bisa
dengan dalih kuota tak boleh dilanggar, barang yang begitu vital bagi masyarakat
dibiarkan menghilang dari pasaran.
Argumentasi
Tanggung jawab pemerintah untuk menjamin BBM tetap ada di pasar. Kita juga
mempertanyakan pernyataan pihak Pertamina yang menyebutkan, karena pembatasan
dilakukan dalam rangka mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi agar tak melebihi
kuota, ada kemungkinan kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun.
Kita memahami Pertamina dihadapkan pada dilema pelik menjaga BBM bersubdi
agar cukup hingga Desember 2014. Sebagai bagian upaya dari menekan defisit APBN,
kuota BBM bersubsidi dipangkas dari 48 juta kl menjadi 46 juta kl pada APBN
Perubahan 2014.
Untuk penyaluran BBM bersubsidi di atas angka itu, pemerintah tak akan membayarkan
subsudinya kepada Pertamina. Maka yang coba dilakukan Pertamina adalah membatasi
penyaluran BBM bersubsidi secara prorata dengan menetapkan kuota harian dan
mengurangi jatah SPBU.
Persoalannya, dampak yang diakibatkan oleh pembatasan ini dirasakan bukan
hanya oleh pihak pemilik kendaraan pribadi. Warga kesulitan mendapatkan BBM.
Aktivitas ekonomi, termasuk distribusi logistik, juga lumpuh atau terganggu. Petani dan
nelayan kecil yang perlu solar serta premium untuk irigasi dan melaut juga terkena
imbasnya.
Di sejumlah daerah, kelangkaan bahkan bukan hanya terjadi pada BBM bersubsidi,
melainkan juga nonsubsidi. Artinya, langkah pembatasan kembali membebani secara tak
adil pada masyarakat kecil yang bukan hanya dihadapkan pada kenaikan BBM, melainkan
juga kelangkaan. Aktivitas ekonomi, temasuk distribusi logistik, juga lumpuh atau
terganggu, Petani dan nelayan kecil yang perlu solar serta premium untuk irigasi dan
melaut juga terkena imbasnya.
Penegasan
Pengalaman selama ini, pembatasan yang mekanismenya tak disiapkan dengan
baik hanya memunculkan persoalan baru. Akrobat pemerintah dengan subsidi energi
mencapai Rp300 triliun lebih tahun 2014 dan diperkirakan Rp500 triliun tahun 2015 tak
semestinya terjadi seandanya pemerintah dari awal tak menunda menempuh langkah
7
berani untuk memangkas ke depan opsi pembatasan saja tak cukup. Bangsa kita harus
disadarkan, era minyak murah telah lama berlalu dan kita tak mau terus tersandera
subsidi.
8
RANGKUMAN
1. Editorial adalah artikel utama yang ditulis oleh redaktur koran yang merupakan
pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa (berita) aktual (sedang menjadi
sorotan), fenomenal, dan kontroversial (menimbulkan perbedaan pendapat).
2. Isi teks editorial adalah (a) fakta atau peristiwa aktual, fenomenal, dan kontroversial;
(b) pendapat atau opini redaksi terhadap peristiwa tersebut.
3. Opini dalam editorial dapat berupa kritik, penilaian, prediksi, harapan, maupun saran.
4. Perbedaan fakta dengan opini adalah fakta tidak dapat terbantahkan, opini
sebaliknya justru masih bisa diperdebatkan. Dalam menanggapi satu objek atau
peristiwa yang sama, akan timbul berbagai pendapat yang sifatnya subjektif.
5. Struktur teks editorial meliputi pernyataan umum (tesis), argumentasi, dan
penegasan.
6. Ciri-ciri kaidah kebahasa
EVALUASI
TUGAS
Banjir yang selalu melanda Ibu Kota Jakarta sudah tidak bisa ditoleransi dan
dimaklumi. Harus ada solusi yang cepat dan tepat untuk mengatasinya sebelum Jakarta
benar-benar tenggelam. Salah satu solusi yang diusung Pemkot DKI Jakarta adalah
program normalisasi sungai. Program tersebut berupa pengosongan lahan di sekitar
sungai-sungai yang ada di Jakarta.
Pengosongan lahan pun akan berimbas pada seluruh warga yang tinggal di
permukiman sekitar sungai. Dengan demikian, akan banyak relokasi yang dilakukan
Pemkot DKI. Namun, relokasi ke rusunawa ternyata bukanlah kabar gembira bagi
warga sekitar bantaran sungai sebab itu artinya mereka harus menata kembali hidup
mereka dari awal sehingga tidak sedikit warga yang melakukan aksi menolak
penggusuran.
Masih segar dalam ingatan kita semua tragedi Kampung Pulo pada 20 Agustus
2015 kemarin. Tiga hari setelah rakyat Indonesia merayakan kemerdekaan yang ke-
70 ternyata menjadi momen mengerikan bagi warga Kampung Pulo. Mereka harus
bersitegang dengan petugas yang hendak menggusur permukiman mereka. Bahkan,
bentrokan fisik yang memakan korban luka pun tak terelakan dalam kejadian nahas
itu. Hal ini sebenarnya membuat dilema sekaligus kesal karena dalang dari semua
keributan ini bukanlah pemerintah bukan juga rakyat di sekitar bantaran Sungai
Ciliwung. Lalu siapakah yang sebenarnya salah?
Jika kita telusuri, akar permasalahan ini adalah pihak yang mengizinkan orang-
orang untuk membuat perkemahan di bantaran sungai. Menurut masyarakat sekitar,
mereka telah membayar uang sewa kepada sejumlah oknum. Entah kita harus
menyebut mereka apa? Entah preman, entah yang lainnya. Yang pasti mereka itulah
yang mengaku bahwa daerah tersebut, yang berplang milik pemerintah, merupakan
wilayah kekuasaannya sehingga mereka yang ingin membuat bangunan harus
meminta izin dan menyerahkan sejumlah uang untuk dapat memiliki lahan di tempat
tersebut.
Sayangnya, oknum tersebut tidak pernah muncul setiap pemerintah melakukan
penggusuran. Mereka (oknum) tidak pernah bertanggung jawab, dan mereka pun
tidak pernah ditindak tegas oleh pemerintah bahkan aparat keamanan.
Keberadaannya
hanya muncul ketika hendak menerima keuntungan, sedangkan selanjutnya
mereka tak mau menanggung kerugian yang diterima warga bantaran sungai.
Dengan demikian, jelaslah siapa otak yang seharusnya digusur dan dibasmi.
Para oknum tak bertanggung jawab yang mengaku sebagai penguasa, sebab rakyat
bantaran sungai tentu tidak akan mendirikan bangunan jika tidak ada yang memberi
izin sebab mereka pasti mengerti maksud plang yang dipasang di sepanjang bantaran
sungai.
Pemerintah pun tidak akan melakukan penggusuran jika tidak ada bangunan
yang didirikan di pinggir sungai yang menyebabkan penyempitan area sungai
sehingga banjir selalu menimpa Jakarta yang notabene ibu kota negara. Jika
normalisasi sungai tidak dilakukan, seluruh penduduk Jakartalah yang rugi. Oleh
karena itu, marilah kita sama-sama pahami maksud pemerintah yang hendak
merelokasi semua penghuni bantaran ke rusunawa yang pemerintah siapkan.
Tujuannya tiada lain agar tidak ada pihak yang kembali dirugikan.
Banjir yang selalu melanda Ibu Kota Jakarta sudah tidak bisa ditoleransi dan
dimaklumi. Begitu pun pihak-pihak yang mendatangkan orang-orang yang
menyebabkan kebanjiran tersebut harus ditindak tegas oleh seluruh aparat.
Pernyataan berikut yang merupakan pendapat penulisan dalam tajuk rencana yaitu ...
A. Sejumlah anggota masyarakat semena-mena menggunakan air bersih.
B. PDAM harus terus berjuang untuk meningkatkan suplai air bersihnya.
C. Kesulitan air yang menimpa sebagian besar penduduk hendaknya dapat
ditarik maknanya.
D. Sebaiknya penduduk menggunakan air sumur dengan
memperhatikan peruntukannya.
E. Masyarakat harus berdisiplin dalam penggunaan air bersih karena hal ini
dapat mencerminkan kesetiakawanan sosial.
Kalimat yang mengandung kata ganti penunjuk terdapat pada kalimat ...
A. nomor 1
B. nomor 2
C. nomor 3
D. nomor 4
E. nomor 5
Informasi yang terdapat dalam kolom khusus surat kabar tersebut yaitu ...
A. rumah bantuan presiden untuk nelayan
B. Muara Angke merupakan perkampungan nelayan
C. banyak orang berduit membeli rumah di Muara Angke
D. pembangunan rumah bantuan presiden salah prosedur
E. rumah bantuan presiden untuk nelayan tidak dinikmati oleh nelayan
15. Kalimat berikut yang merupakan kalimat kritik dan saran yang tepat yaitu ...
A. Hasil kerja karyawan baru itu masih sangat jauh dari standar
operasional perusahaan.
B. Keputusan pemerintah menghentikan impor daging mungkin akan
berdampak negatif bagi pasar.
C. Karyawan baru seharusnya lebih memperhatikan dan memahami
standar operasional perusahaan dalam bekerja.
D. Pemerintah seharusnya tetap melakukan impor daging tetapi dalam jumlah
kecil, hal ini ditujukan untuk mencukupi kebutuhan daging di pasar.
E. Pemerintah salah langkah dalam memutuskan kenaikan harga BBM, akan
lebih baik jika pemerintah lebih memperhatikan konsekuensinya bagi rakyat
kecil.
Istilah yan tepat untuk menggantikan kata bercetak tebal di atas yaitu ...
A. mobil
B. pesawat
C. kereta api
D. kapal laut
E. sepeda motor
8. Salah satu karakteristik teks eksposisi yaitu berisi data faktual. Faktual memiliki arti ...
A. terbaru
B. tidak logis
C. bersifat khayal atau fiksi
D. tidak berdasarkan kenyataan
E. berdasarkan kenyataan atau mengandung kebenaran
Kalimat yang menyatakan argumen yang berupa data hasil penelitian dan
pendapat ahli terdapat pada ...
A. Kalimat (1) dan (2)
B. Kalimat (2) dan (4)
C. Kalimat (2) dan (3)
D. Kalimat (3) dan (5)
E. Kalimat (1) dan (3)
Bagian isi pantun yang sesuai dengan sampiran tersebut yaitu ...
A. Kalau tak ada tukang pantun
duduk musyawarah terasa
hambar
B. Ikan busuk jangan
dibuang buat perencah di
saur kayu
C. Hati risau bercampur rindu
siang malam mabuk
kepayang
D. Menangis mayat di dalam kubur
teringat badan tidak sembahyang
E. Orang muslim hidup beradat
Perangai sopan muka pun
manis
TUGAS
Skor = total jawaban benar dari soal editorial dan persiapan UN dikalikan 2
=........2
= .........
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
30