Nama : Rifi Noviani NIM : 1830105049 Jurusan / Kelas : Tadris Matematika / 6B
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
TERHADAP SRATEGI PEMBELAJARAN ANALOGI Matematika merupakan disiplin ilmu yang kaya akan konsep yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya (Novitasari, 2016). Menurut Firdaus & Afriyansyah (2016) Peserta didik harus mampu menguasai konsep dasar sebelum menguasai konsep-konsep berikutnya (bersifat hierarki/ tersusun), oleh karena itu dibutuhkannya suatu pemahaman yang merupakan modal dasar peserta didik untuk belajar konsep matematika lebih lanjut. Berdasarkan Permendikbud No. 58 Tahun 2014, tujuan mempelajari matematika pada jenjang sekolah menengah pertama salah satunya memahami konsep matematika sehingga peserta didik mampu menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menggunakan konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah (Kemdikbud, 2014). Dengan adanya pemahaman terhadap konsep matematika yang baik akan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah matematika. oleh karena itu kemampuan berpikir kritis peserta didik terhadap pemahaman konsep sangat diperlukan dalam belajar matematika (Mudhiah & Shodikin, 2019).
Namun kebenaran di lapangan, beberapa riset menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam memahami konsep masih tergolong rendah. hal ini diakibatkan karena adanya permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Permasalahan tersebut diantaranya pada proses pembelajaran yang yang terlalu terfolus dilaksanakan di dalam kelas.
Peneliti pendahulu di Madrasah Aliyah Negeri 2 Barito Kuala teridentifikasi
pada tahun 2019 ditemukan fakta bahwa proses belajar mengajar di kelas masih memiliki beberapa kelemahan yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, diantaranya: 1) Rendahnya partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran; 2) dominasi peserta didik tertentu dalam proses pembelajaran; 3) peserta didik kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan materi (metode serta srategi tidak bervariasi); dan 4) sebagian besar peseta didik kurang kreatif dalam proses pemecahan masalah matematika. Berdasarkan permasalahan tersebut, salah satu komponen yang perlu diperhatikan adalah dominasi peserta didik tertentu dalam proses pembelajaran.
Dominansi Sebagian peserta didik mengakibatkan kurangannya interaksi
antara sesama peserta didik serta antara peserta didik dengan pendidik. Hal ini akan mengakibatkan lemahnya keterampilan peserta didik dalam mengembangkan materi pembelajaran yang telah diberikan oleh pendidik. Hal tersebut akan menghambat pemahaman dan keterampilan berpikir kritis peserta didik untuk menemukan solusi atas berbagai permasalahan matematika yang dijelaskan ataupun yang diberikan oleh pendidik dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu diperlukan solusi yang tepat untuk mengembangkan pemahaman
dan keterampilan berpikir kritis dari peserta didik. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh pendidik dalam meningkatkan kualitas kererampilan berpikir peserta didik adalah melalui variasi pendekatan, strategi, metode, teknik, maupun model pembelajaran yang khususnya mampu melibatkan seluruh peserta didik untuk aktif sehingga dapat berperan dalam proses pembelajaran dan berinteraksi untuk mengembangkan nalar dan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Dengan meningkatnya peran aktif peserta didik diharapkan dapat mengembangkan pemahaman dan keterampilan berpikir peserta didik serta dapat meningkatkan prestasi belajar yang dihasilkan. Salah satu diantara strategi pembelajaran yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah srategi pembelajaran analogi.
Analogi adalah suatu perbandingan ide atau gagasan baru dengan
memerhatikan aspek atau sisi yang sama dengan ide atau gagasan lainnya yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama (Dwirahayu, 2018). Sedangkan menurut Hosnan (2014), penerapan strategi pembelajaran analogi ini menekankan pada proses menalar dalam rasio manusia yang membandingkan sifat esensial yang memiliki kemiripan dari dua hal yang berbeda. Sedangkan menurut Prastowo (2011) dengan menggunakan strategi pembelajaran analogi, pengayaan materi ajar tidak saja dapat dilakukan melalui latihan soal berulang dan berjenjang, melainkan juga dapat dengan memperkenalkan paradigma baru agar diperoleh spektrum pemahaman materi ajar yang lebih luas dan komprehensif. Dengan strategi pembelajaran analogi juga diharapkannya mampu mengubah kekeliruan peserta didik dalam memahami konsep matematika (Hidayanto & Subanji, 2015) karena penggeneralisasian yang tidak tepat, menuju konsep yang benar sehingga mampu mencapai indikator kemampuan pemahaman konsep matematika peserta didik. Indikator dari pemahaman konsep dalam NCTM (2000), yaitu (1) menyatakan konsep dengan kata-kata sendiri, (2) mengidentifikasi atau memberi contoh atau bukan contoh dari konsep, (3) mengaplikasikan/menggunakan konsep dengan benar dalam berbagai situasi.
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan, membuat peneliti ingin meneliti
mengenai pengaruh srategi pembelajaran analogi terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik. Dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh srategi pembelajaran analogi terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik. Oleh karenanya focus permasalahan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan: ”Apakah terdapat pengaruh srategi pembelajaran analogi terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik?”
RUMUSAN MASALAH:
”Apakah terdapat pengaruh srategi pembelajaran analogi terhadap kemampuan