Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ayu Kharisma

Kelas. : X MIPA 4
Mapel : Sejarah Indonesia
No. : 05
BIOGRAFI SUNAN KALIJAGA

Nama Lengkap : Raden Said


Nama Lain : Lokajaya,Syekh Malaya,Susuhunan Tuban,Raden Abdurrahman
Lahir : 1450 Masehi, Tuban
Nama Ayah :Raden Ahmad Sahuri (Tumenggung Wilwatikta / Adipati Tuban VIII)
Nama Ibu : Dewi Retno Dumilah
Wafat : 1513,Kadilangu, Demak
Kebangsaan : Indonesia
Dimakamkan : Makam Kanjeng Sunan Kalijaga, Demak
Dikenal Sebagai : Sunan, Kiyai, Bangsawan
BIOGRAFI SUNAN KALIJAGA

Sunan Kalijaga yang bernama asli Joko Said lahir pada tahun 1450 Masehi
merupakan salah satu keturunan dari pemberontak Majapahit dan Ronggolawe. Konon, Ayah
Raden Said ini sudah memasuki agama Islam sebelum Beliau lahir. Walaupun beragama
Islam, Adipati Arya ini masih saja bersikap serakah dan sangat sombong (angkuh) sekali
terhadap pemerintahan Majapahit yang beragama Hindu.Arya Adipati ini juga menerapkan
pajak yang cukup tinggi kepada masyarakat disekitar. Hal tersebut dikarenakan sikap dari
ayahnya tidak baik, Raden Said ini selalu memberontak atas kebijakan yang diberikan
Ayahnya. Raden mas Said sangat sedih dengan kehidupan rakyat di Tuban kala itu. Maka
akhirnya beliau sering mengambil atau mencuri harta orang tuanya untuk dibagikan kepada
rakyat miskin di wilayah Tuban.Bahkan pemberontakan Raden Said ini membuat ayahnya
marah dan membongkar lumbung padi yang digelapkan ayahnya, kemudian Raden Said
memberikan kepada seluruh masyarakat.
Pada suatu hari Arya Adipati mengadakan sidang dalam hal untuk mengadili Raden
Said. Macam-macam bentuk pertanyaan yang diberikan oleh Raden Said atau Sunan Kalijaga
ini. Ternyata, Beliau sangat senang dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
oleh Ayahnya karena dengan begitu Beliau bisa meluruskan atas tindakan-tindakan Ayahnya
yang tidak sewenang-wenang.Ayah dari Raden Said tidak menerima alasan-alasan yang
dilontarkan oleh beliau yang menganggap bahwa Raden Said telah mengguruinya. Kemudian
Raden Said ini diusir dari istana dan Ayahnya memberikan tantangan kepada Raden Said.
Yaitu Raden Said boleh pulang apabila berhasil mengajarkan ajaran Islam kepada seluruh
rakyat Tuban.
Setelah meninggalkan kadipaten Tuban tempat beliau tinggal sebelumnya, beliau
memutuskan untuk tinggal di hutan Jatiwangi. Di hutan inilah raden mas Said merubah
namanya menjadi Brandal Lokajaya dan melakukan aksinya untuk merampok dan menolong
rakyat jelata.Di hutan Jatiwangi inilah beliau menjadi brandal atau perampok yang ditakuti
oleh banyak orang yang melewati hutan Jatiwangi. Brandal Lokajaya tidak segan-segan
melukai atau membunuh orang yang melawannya.Di hutan inilah awal mula beliau bertemu
dengan sunan Bonang.
Dan suatu ketika lewatlah seseorang yang berpakain serba putih dengan membawa
tongkat yang gagangnya seperti emas yang berkilauan. Raden Said merebut tongkat dari
orang berbaju putih tersebut secara paksa hingga menyebabkan orang yang berbaju serba
putih tersebut tersungkur jatuh. Sambil mengelaurkan air mata orang tersebut bangun.Ketika
tongkat telah berada di tangannya, Raden Said mengamatinya, ternyata tongkat tersebut tidak
terbuat dari emas. Karena heran melihat orang yang berbaju serba putih tersebut menangis,
Raden Said pun mengembalkan tongkatnya. Dan kemudian orang tersebut berkata “Bukan
tongkat itu yang aku tangisi” sambil menunjukkan rumput di telapak tangannya.
Sambil menunjukkan rumput di telapak tangannya orang tersebut berkata
“Perhatikanlah aku sudah berbuat dosa, melakukan perbuatan sia-sia, karena rumput itu
tercabut karena saat aku jatuh tadi”. Kemudian Raden Said menimpali “Cuma beberapa helai
rumput saja kamu merasa berdosa?” tanya Raden Said dengan heran.Orang tersebut kembali
menjawab “Ya, memang berdosa ! karena kamu mencabutnya tanpa sebuah kebutuhan,
apabila untuk makanan ternak tidak apa, namun jika untuk sebuah kesia-siaan sungguh
sebuah dosa!”
Setelah mengetahui perbuatan Raden Said, orang tersebut mengatakan sebuah
perumpaan terhadap perbuatan Raden Said tersebut.Bahwa apa yang dilakukan oleh Raden
Said itu ibarat mencuci pakaian yang kotor dengan menggunakan air kencing yang hanya
akan menambah kotor dan bau pakaian tersebut. Dari kata-kata itu dapat disimpulkan bahwa
perbuatan yang dilakukan untuk menolong orang tidak bisa menggunakan barang haram atau
barang rampokan. Perbuatan itu akan sia-sia belaka malah akan menambah dosa.Dari ucapan
suanan Bonang ini membuat Brandal Lokajaya tersentak dan merasa perbuatan yang
dilakukan untuk menolong orang miskin akan sia-sia di hadapan Allah.Raden said pun
termenung dengan pernyataan tersebut. Raden Said pun di buat takjub dengan keajaiban yang
di tunjukkan mengubah pohon aren menjadi emas.Karena penasaran beliau memanjatnya,
namun ketiak hendak mengambil buahnya, tiba-tiba pohon tersebut rontok dan mengenai
kepalanya, hingga akhirnya belaiu terjatuh dan pingsan. Setelah Raden Said tersadar bahwa
orang tersebut bukanlah merupakan orang biasa. Sehingga timbul rasa ingin belajar
kepadanya.
Akhirnya di kejarlah orang yang berbaju putih tersebut, setelah berhasil di kejarnya
belaiu menyampaikan keinginannya untuk berguru kepadanya. Kemudian Raden Said di beri
sebuah syarat yaitu Raden Said di perintahkan untuk menjaga tongkat dan tidak boleh
beranjak sebelum orang itu kembali.
Setelah tiga tahun kemudian datanglah orang berbaju putih tersebut menemui Raden Said
yang ternyata masih menjaga tongkat yang di tancapkan di pinggir kali (sungai). Orang
berbaju putih tersebut merupakan sunan Bonang, dan kemudian Raden said di ajaknya ke
Tuban untuk di beri pelajaran agama.
Oleh karena itu nama Kalijaga beliau dapat dari kata kata kali yang artinya sungai dan Jaga
yang artinya menjaga. Meski sebelumnya Raden Said pernah mencuri untuk menolong orang,
perbuatan tersebut terlihat mulia, namun tetap merupakan jalan yang salah.

ISTRI DAN ANAK DARI SUNAN KALIJAGA


Sunan Kalijaga menikah dengan Dewi Saroh yaitu putri dari Maulana Ishaq dan
memiliki putra putri bernama Raden Umar Said atau Sunan Muria, Dewi Sofiah, dan Dewi
Rakayuh.

METODE DAKWAH SUNAN KALIJAGA


Dalam Metode Dakwah Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa ini
lebih terkenal dengan seniman, budayawan, filsuf, dan waliyullah. Metode dakwah yang
dilakukan Beliau adalah dengan memasukkan nilai islam kedalam kesenian dan budaya. Hal
tersebut dapat dilihat pada saat Raden Said ini melakukan dakwahnya melalui kesenian
wayang kulit.Walaupun tradisi wayang kulit pada dulunya ini bukan berasal dari Islam, tetap
Raden Said ini telah memodifikasi dengan cerita-cerita yang berbau dengan Islam. Selain itu,
Raden Said juga sangat kreatif dalam bidang seni dan juga budaya yang ditekuninya.
Dalam dakwahnya Sunan Kalijaga menggunakan seni ukir, gamelan, wayang, dan
suara suluk. Lagu suluk diciptakannya sendiri dan masih sangat populer sampai saat ini yaitu
lir ilir dan gundul-gundul pacul.Tidak hanya menciptakan lagu ilir-ilir saja, melainkan juga
salah satu pencipta pertama kali bedug.Bedug yang dibuat oleh Raden Said ini digunakan
sebagai memanggil umat muslim dalam menjalankan ibadah shalat. Raden Said ini juga salah
satu seorang yang pertama kali mengadakan grebeg maulid di Demak dalam menyambut
kelahiran Rasulullah.Sebenarnya masih banyak lagi kesenian-kesenian yang Beliau tekuni.
Itulah alasan bahwa Raden Said mempunyai peranan penting dalam menyebarkan agama
Islam di Jawa khususnya Demak. Begitu banyak kontribusi dari Beliau yang melakukan
dalam menyebarkan dakwah Islam di tanah Jawa.
Metode dakwah Sunan Kalijaga ini tidak melakukan hal-hal kekerasan, tetapi
menggunakan cara yang sangat halus untuk mengambil simpati masyarakat disekitar. Raden
Said berdakwah semat-mata tidak hanya sebatas di atas mimbar, akan tetapi juga berdakwah
melalui kesenian, budaya dan tradisi.Sunan Kalijaga menggunakan metode yang tidak jauh
berbeda dengan Sunan Bonang dalam melakukan dakwahnya. Sunan Kalijaga memilih
paham keagamaan salaf dan kesenian sebagai sarana berdakwahnya. Sunan Kalijga juga
sangat memahami dan toleran terhadap adat istiadat budaya lokal masyarakat. Sunan Kalijaga
mendekati masyarakat secara halus, perlahan, dengan megikuti tradisi dan adat istiadat
masyarakatnya.
Motode seni yang dibawa oleh Sunan Kalijaga dianggap sangat efektif karena berhasil
membuat sebagian besar adipati jawa masuk agam islam seperti Adipati Pandaran, Kebumen,
Kartasura, Banyumas, dan Pajang.Perjuangan para pendahulu seperti wali songo dalam
menyiarkan agama Islam memang harus dihormati dan dilanjutkan. Contohnya saat mengajak
orang lain untuk masuk agama Islam maka harus menggunakan kata-kata yang halus, metode
yang santun, perlahan, dan menarik perhatian dan juga hatinya serta dengan niat yang tulus.

MAKAM SUNAN KALIJAGA

Sunan Kalijaga wafat pada tahun 1953 di kota demak. Ia kemudian dimakamkan di
Desa Kadilangu, dekat kota Demak (Bintara). Makam ini hingga sekarang masih dapat
ditemukan dan menjadi situs sejarah indonesia. Makam sunan kalijaga sangat ramai diziarahi
orang-orang dari seluruh indonesia pada waktu tertentu.Makam beliau ini mudah untuk kita
temukan, karena di sepanjang jalan ada petunjuk jalan yang mengarahkan ke Masjid
Kadilangu. Dimana masjid ini merupakan sebuah makam Sunan Kalijaga.

Anda mungkin juga menyukai