Anda di halaman 1dari 63

SIA – 310 PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN JALAN

Tugas ini untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

Mata Kuliah SIA – 310 Pemeliharaan dan Peningkatan Jalan

Dosen: Ir. Sutjipto, MEngSc.

Asisten Pembimbing: Barkah Wahyu, S.T, M.T.

Disusun oleh:

Rizqikha Shara Isnaini 22-2018-059

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG

2021
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

TUGAS 1

SURVEY PENDAHULUAN
1.1 Survey Kondisi Perkerasan Lentur di Jalan Ciwaruga – Jalan Polban,
Kab. Bandung Barat
Tim Survey : 1. Rizqikha Shara Isnaini (22-2018-059)
2. Aurel Anastasya Azhari (22-2018-081)
Tanggal Survey : 28 Februari 2021
Waktu Survey : 14.45 – 17.00 WIB

Gambar 1.1 Dokumentasi Kegiatan Survey Kelompok


PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

ALAT BANTU SURVEY

1. Meteran dorong untuk mengukur Panjang jalan yang disurvey

Gambar 1.2 Alat ukur meteran dorong

2. Meteran tanah sepanjang 50 meter

Gambar 1.3 Meteran tanah

3. Meteran bangunan roll sepanjang 8 meter

Gambar 1.4 Meteran bangunan roll


PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

PETA LOKASI

STA 0+000

STA 1+000

Gambar 1.5 Peta lokasi Jalan Ciwaruga, Kab. Bandung Barat


PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

SKEMA LOKASI

Gambar 1.6 Skema lokasi Jalan Ciwaruga – Jalan Polban


PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Survey kondisi perkerasan lentur di Jalan Ciwaruga – Jalan Polban tersebut


meliputi:

a. Data fisik jalan


b. Dokumntasi lapangan setiap STA
c. Dokumnetasi jenis kerusakan
d. Peta lokasi
1.2 Data Fisik Jalan
• Panjang Survey : 1.000 meter
• Lebar Jalan : 5,5 m – 6 m
• Jenis Jalan : 2/2 UD
1.3 Dokumentasi Lapangan

Lokasi STA 0+000

Gambar 1.7 Kondisi perkerasan lentur di STA 0+000


PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Lokasi STA 0+100

Gambar 1. 8 Kondisi perkerasan lentur di STA 0+100

Lokasi STA 0+200

Gambar 1.9 Kondisi perkerasan lentur di STA 0+200


PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Lokasi STA 0+300

Gambar 1.10 Kondisi perkerasan lentur di STA 0+300

Lokasi STA 0+400

Gambar 1.11 Kondisi perkerasan lentur di STA 0+400


PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Lokasi STA 0+500

Gambar 1.12 Kondisi perkerasan lentur di STA 0+500

Lokasi STA 0+600

Gambar 1.13 Kondisi perkerasan lentur di STA 0+600


PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Lokasi STA 0+700

Gambar 1.14 Kondisi perkerasan lentur di STA 0+700

Lokasi STA 0+800

Gambar 1.15 Kondisi perkerasan lentur di STA 0+800


PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Lokasi STA 0+900

Gambar 1.16 Kondisi perkerasan lentur di STA 0+900

Lokasi STA 1+000

Gambar 1.17 Kondisi perkerasan lentur di STA 1+000


PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124, Telp. 022-7272215

STRIP MAPS KONDISI JALAN

GAMBAR KONDISI JALAN


STRIP MAPS JALAN CIWARUGA – POLBAN

0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500

SALURAN
BAHU

PERKERASAN

BAHU
SALURAN
PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124, Telp. 022-7272215

STRIP MAPS KONDISI JALAN

GAMBAR KONDISI JALAN


STRIP MAPS JALAN CIWARUGA-POLBAN

0+500 0+600 0+700 0+800 0+900 1+000

SALURAN
BAHU

PERKERASAN

BAHU
SALURAN
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

1.4 Dokumentasi Jenis Kerusakan

Berikut gambar-gambar yang didapat dari kegiatan survey yang telah


dilakukan, yaitu:

a. Jalan Berlubang

Gambar 1.18 Jalan berlubang pada STA 0+016

Gambar 1.19 Jalan berlubang pada STA 0+018


PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Gambar 1.20 Jalan berlubang pada STA 0+021

Gambar 1.21 Jalan kerusakan tepi pada STA 0+146

Berdasarkan Gambar 1.18 sampai Gambar 1.21 menunjukkan bahwa jalan


mengalami kerusakan berlubang. Lubang tersebut diakibatkan oleh sistem drainase
yang kurang baik sehingga air menggenag.dan menyebabkan jalan menjadi
berlubang.
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

b. Pelepasan Butir (Ravelling)

Gambar 1.22 Jalan ravelling pada STA 0+150

Gambar 1.23 Jalan ravelling pada STA 0+243

Berdasarkan hasil survey, terdapat jenis kerusakan pelepasan butir pada


lapis permukaan. Pelepasan butir bisa disebabkan oleh campuran aspal pada lapis
permukaan yang kurang baik dan adanya air yang terjebak.

c. Jalan Terkelupas

Gambar 1.24 Jalan terkelupas (beraspal) pada STA 0+171


PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Berdasarkan Gambar 1.24 terdapat kerusakan jalan berupa jalan terkelupas


yang disebabkan kurangnya ikatan antara lapisan bawah jalan dan lapisan
permukaan, atau lapisan permukaan yang terlampau tipis.

d. Jalan Tergerus

Gambar 1.25 Jalan tergerus pada STA 0+120

Berdasarkan Gambar 1.25 terdapat kerusakan jalan berupa gerusan yang


dikarenakan material campuran pada perkerasan lentur yang kurang baik atau
pemadatan yang kurang sehingga material campuran perkerasan jalan cepat lepas.
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

e. Jalan Retak

Gambar 1.26 Jalan retak garis pada STA 0+219

Berdasarkan jenis kerusakan retak garis yang terdapat pada Gambar 1.26,
kerusakan tersebut terjadi akibat tanah dasar atau bagian perkerasan di bawah
lapis permukaan kurang stabil.
PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124, Telp. 022-7272215

STRIP MAPS KERUSAKAN JALAN

DATA KONDISI JALAN


STRIP MAP JALAN CIWARUGA-POLBAN

KERUSAKAN LUBANG 1.KERUSAKAN TERGERUS


UKURAN = 0,02X3,2 [m2]
UKURAN = 0,15X0,1X0,05 [m3] KERUSAKAN RAVELLING
2.KERUSAKAN RAVELLING
UKURAN = 1X0,6 [m2] UKURAN = 1,5X1 [m2]

0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500

SALURAN
BAHU

PERKERASAN

BAHU
SALURAN

1.KERUSAKAN LUBANG 1.KERUSAKAN LUBANG KERUSAKAN RETAK


UKURAN = 0,24X0,19X0,05 [m3] UKURAN = 1X0,5X0,05 [m3] UKURAN = 3,2X0,01 [m2]
2.KERUSAKAN LUBANG 2.KERUSAKAN TERKELUPAS
UKURAN = 0,14X0,16X0,02 [m3] UKURAN = 0,6X0,45X0,005 [m3]
PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124, Telp. 022-7272215

STRIP MAPS KERUSAKAN JALAN

DATA KONDISI JALAN


STRIP MAP JALAN CIWARUGA-POLBAN

0+500 0+600 0+700 0+800 0+900 1+000

SALURAN
BAHU

PERKERASAN

BAHU
SALURAN
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

1.5 Pengisian Data Form RM


Pengisian Form RM 1

Tabel 1.1 Kerusakan Jalan Ciwaruga, Kab. Bandung Barat


LOKASI UKURAN
No STA KATEGORI KERUSAKAN PANJANG LEBAR DALAM LUAS VOLUME JUMLAH KETERANGAN
KIRI KANAN
(m) (m) (m) (m^2) (m^3) (buah)
1 0+016 √ 111 Lubang 0.24 0.19 0.05 0.0456 0.00228
2 0+018 √ 111 Lubang 0.15 0.1 0.02 0.015 0.0003
3 0+021 √ 111 Lubang 0.14 0.16 0.02 0.0224 0.000448
4 0+120 √ Tergerus 0.6 0.3 0.18
5 0+146 √ 111 Lubang 1 0.5 0.05 0.5 0.025
6 0+150 √ 160 Pelepasan Butir 1 0.6 0.6
7 0+171 √ 120 Terkelupas 0.6 0.45 0.005 0.27 0.00135
8 0+219 √ 118 Retak 3.2 0.01 0.032
9 0+243 √ 160 Pelepasan Butir 1.5 1 1.5
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Pengisian Form RM 2

√ 0,14575

0,032

PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

TUGAS 2

MENENTUKAN SDI, IRI, DAN RCI


2.1 Penentuan Surface Distress Index (SDI)
Sesuai Peraturan Bina Marga

Tabel 2.1 Hubungan antara SDI dan kondisi jalan

Nilai SDI Kondisi

<50 Baik
50 - 100 Sedang
100 - 150 Rusak ringan
>150 Rusak Berat

Tabel 2.2 Penanganan berdasarkan kondisi jalan

Persentase
Kondisi Batasan Program Penanganan
Kerusakan
Baik (B) <11% Pemeliharaan rutin (PR)
Sedang (S) 11 - <16% Pemeliharaan berkala/rehabilitasi
Rusak (R) 16 - <23% Peningkatan
Rusak berat (RB >23% Pembangunan

1. SDI di STA 0+000 – 0+100


Sesuai hasil survei kondisi jalan diperoleh data sebagai berikut:

a. Luas retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI1)
b. Lebar rata-rata retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI2)
c. Jumlah lubang = 3/100 m = 30/km

Karena jumlah lubang 30 lubang/km, maka masuk dalam penilaian 10-50/km.

SDI3 = SDI2 + 75

= 0 + 75

= 75

d. Dalam bekas roda = - (tidak ada alur, maka SDI4 sebesar 75)
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

STA 0+000 – 0+100 memiliki SDI sebesar 75, maka jalan dalam kondisi
sedang. Penanganan terhadap Kondisi Jalan Sedang adalah dengan
Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi (PM).

2. SDI di STA 0+100 – 0+200


Sesuai hasil survei kondisi jalan diperoleh data sebagai berikut:

a. Luas retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI1)
b. Lebar rata-rata retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI2)
c. Jumlah lubang = 1/100 m = 10/km

Karena jumlah lubang 10 lubang/km, maka masuk dalam penilaian 10-50/km.

SDI3 = SDI2 + 75

= 0 + 75

= 75

d. Dalam bekas roda = - (tidak ada alur, maka SDI4 sebesar 75)

STA 0+100 – 0+200 memiliki SDI sebesar 75, maka jalan dalam kondisi
sedang. Penanganan terhadap Kondisi Jalan Sedang adalah dengan
Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi (PM).

3. SDI di STA 0+200 – 0+300


Sesuai hasil survei kondisi jalan diperoleh data sebagai berikut:

a. Luas retak = 0.032

0,032
= 100×3,2 = 1 × 10−4 %

b. Luas retak < 5%, maka SDI1 sebesar 5

Lebar rata-rata retak = 0.01 m = 10 mm

Lebar rata-rata retak > 5 mm, maka SDI2 = SDI1 × 2

= 5 × 2 = 10
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

c. Jumlah lubang = - (tidak ada lubang, maka SDI3 sebesar 10)


d. Dalam bekas roda = - (tidak ada alur, maka SDI4 sebesar 10)

STA 0+200 – 0+300 memiliki SDI sebesar 10, maka jalan dalam kondisi baik.
Penanganan terhadap kondisi jalan yang masih baik yaitu dengan
Pemeliharaan Rutin (PR).

4. SDI di STA 0+300 – 0+400


Sesuai hasil survei kondisi jalan diperoleh data sebagai berikut:

a. Luas retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI1)
b. Lebar rata-rata retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI2)
c. Jumlah lubang = - (tidak ada lubang, maka tidak ada nilai SDI3)
d. Dalam bekas roda = - (tidak ada alur, maka tidak ada nilai SDI4)

STA 0+300 – 0+400 memiliki SDI < 50, artinya jalan dalam kondisi baik.
Penanganan terhadap kondisi jalan baik adalah dengan Pemeliharaan Rutin
(PR).

5. SDI di STA 0+400 – 0+500


Sesuai hasil survei kondisi jalan diperoleh data sebagai berikut:

a. Luas retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI1)
b. Lebar rata-rata retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI2)
c. Jumlah lubang = - (tidak ada lubang, maka tidak ada nilai SDI3)
d. Dalam bekas roda = - (tidak ada alur, maka tidak ada nilai SDI4)

STA 0+400 – 0+500 memiliki SDI < 50, artinya jalan dalam kondisi baik.
Penanganan terhadap kondisi jalan baik adalah dengan Pemeliharaan Rutin
(PR).

6. SDI di STA 0+500 – 0+600


Sesuai hasil survei kondisi jalan diperoleh data sebagai berikut:

a. Luas retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI1)
b. Lebar rata-rata retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI2)
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

c. Jumlah lubang = - (tidak ada lubang, maka tidak ada nilai SDI3)
d. Dalam bekas roda = - (tidak ada alur, maka tidak ada nilai SDI4)

STA 0+500 – 0+600 memiliki SDI < 50, artinya jalan dalam kondisi baik.
Penanganan terhadap kondisi jalan baik adalah dengan Pemeliharaan Rutin
(PR).

7. SDI di STA 0+600 – 0+700


Sesuai hasil survei kondisi jalan diperoleh data sebagai berikut:

a. Luas retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI1)
b. Lebar rata-rata retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI2)
c. Jumlah lubang = - (tidak ada lubang, maka tidak ada nilai SDI3)
d. Dalam bekas roda = - (tidak ada alur, maka tidak ada nilai SDI4)

STA 0+600 – 0+700 memiliki SDI < 50, artinya jalan dalam kondisi baik.
Penanganan terhadap kondisi jalan baik adalah dengan Pemeliharaan Rutin
(PR).

8. SDI di STA 0+700 – 0+800


Sesuai hasil survei kondisi jalan diperoleh data sebagai berikut:

a. Luas retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI1)
b. Lebar rata-rata retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI2)
c. Jumlah lubang = - (tidak ada lubang, maka tidak ada nilai SDI3)
d. Dalam bekas roda = - (tidak ada alur, maka tidak ada nilai SDI4)

STA 0+700 – 0+800 memiliki SDI < 50, artinya jalan dalam kondisi baik.
Penanganan terhadap kondisi jalan baik adalah dengan Pemeliharaan Rutin
(PR).

9. SDI di STA 0+800 – 0+900


Sesuai hasil survei kondisi jalan diperoleh data sebagai berikut:

a. Luas retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI1)
b. Lebar rata-rata retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI2)
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

c. Jumlah lubang = - (tidak ada lubang, maka tidak ada nilai SDI3)
d. Dalam bekas roda = - (tidak ada alur, maka tidak ada nilai SDI4)

STA 0+800 – 0+900 memiliki SDI < 50, artinya jalan dalam kondisi baik.
Penanganan terhadap kondisi jalan baik adalah dengan Pemeliharaan Rutin
(PR).

10. SDI di STA 0+900 – 1+000


Sesuai hasil survei kondisi jalan diperoleh data sebagai berikut:

a. Luas retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI1)
b. Lebar rata-rata retak = - (tidak ada retak, maka tidak ada nilai SDI2)
c. Jumlah lubang = - (tidak ada lubang, maka tidak ada nilai SDI3)
d. Dalam bekas roda = - (tidak ada alur, maka tidak ada nilai SDI4)

STA 0+900 – 1+000 memiliki SDI < 50, artinya jalan dalam kondisi baik.
Penanganan terhadap kondisi jalan baik adalah dengan Pemeliharaan Rutin (PR).
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

2.2 Penentuan Road Condition Index (RCI) dan International Roughness


Index (IRI) per 100 meter

Tabel 2.3 Road Condition Index (RCI)


Deskripsi Jenis Permukaan Jalan Deskripsi Kondisi Lapangan
Nomor Nilai RCI
Dilihat Secara Visual Dilihat Secara Visual
Jalan tanah dengan drainase yang jelek dan
1 semua tipe permukaan yang tidak Tidak bisa dilalui 0-2
diperhatikan sama sekali
Semua tipe perkerasan yang tidak
Rusak berat, banyak lubang dan
2 diperhatikan sejak lama (4-5 tahun atau 2-3
seluruh daerah permukaan
lebih)
PM (Pemeliharaan Berkala) lama, Rusak bergelombang, banyak
3 3-4
Latasbum Lama, Batu Kerikil lubang
PM (Pemeliharaan Berkala) setelah Agak rusak, kadang-kadang ada
4 4-5
pemakaian tahun, Latasbum lama lubang, permukaan tidak rata
PM (Pemeliharaan Berkala) baru, Cukup tidak ada atau sedikit
5 Latasbum Baru, Lasbutag setelah sekali lubang, permukaan jalan 5-6
pemakaian 2 tahun agak tidak rata
Lapis Tipis Lama dari Hotmix, Latasbum
6 Baik 6-7
Baru, Lasbutag Baru
Hotmix setelah 2 tahun, Hotmix Tipis
7 Sangat baik, umumnya rata 7-8
diatas PM (Pemeliharaan Berkala)
Hotmix Baru (Lataston, Laston),
8 peningkatan dengan menggunakan lebih Sangat rata dan teratur 8-10
dari 1 lapis

(Sumber: Kementrian Pekerjaan Umum 2011)

Gambar 2.1 Grafik hubungan nilai IRI dengan RCI (per 100 m)
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Tabel 2.4 Hubungan nilai SDI dengan nilai IRI


Surface Distress Index (SDI)
IRI
< 50 50 - 100 100 - 150 > 150
<4 Baik Sedang Sedang Rusak Ringan

4-8 Sedang Sedang Rusak Ringan Rusak Ringan


8 - 12 Rusak Ringan Rusak Ringan Rusak Berat Ruak Berat
> 12 Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat

(Sumber: IRMS Technical Materials, 2011)

Tabel 2.5 Nilai SDI, RCI, IRI kondisi dan penanganan (per 100 meter)

Nilai SDI Nilai RCI Nilai IRI Kondisi


No Stationing Kondisi Penanganan
(per 100 m) (per 100 m) (per 100 m) Kerusakan

1 0+000 - 0+100 75 Sedang 6 7 Sedang Pemeliharaan berkala/rehabilitasi


2 0+100 - 0+200 75 Sedang 6 7 Sedang Pemeliharaan berkala/rehabilitasi
3 0+200 - 0+300 10 Baik 7 5 Sedang Pemeliharaan berkala/rehabilitasi
4 0+300 - 0+400 0 Baik 7 5 Sedang Pemeliharaan berkala/rehabilitasi
5 0+400 - 0+500 0 Baik 7 5 Sedang Pemeliharaan berkala/rehabilitasi
6 0+500 - 0+600 0 Baik 7 5 Sedang Pemeliharaan berkala/rehabilitasi
7 0+600 - 0+700 0 Baik 7 5 Sedang Pemeliharaan berkala/rehabilitasi
8 0+700 - 0+800 0 Baik 7 5 Sedang Pemeliharaan berkala/rehabilitasi
9 0+800 - 0+900 0 Baik 7 5 Sedang Pemeliharaan berkala/rehabilitasi
10 0+900 - 1+000 0 Baik 7 5 Sedang Pemeliharaan berkala/rehabilitasi
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

2.3 Penentuan Road Condition Index (RCI) dan International Roughness


Index (IRI) per 500 m

Tabel 2.6 Road Condition Index (RCI)


Deskripsi Jenis Permukaan Jalan Deskripsi Kondisi Lapangan
Nomor Nilai RCI
Dilihat Secara Visual Dilihat Secara Visual
Jalan tanah dengan drainase yang jelek dan
1 semua tipe permukaan yang tidak Tidak bisa dilalui 0-2
diperhatikan sama sekali
Semua tipe perkerasan yang tidak
Rusak berat, banyak lubang dan
2 diperhatikan sejak lama (4-5 tahun atau 2-3
seluruh daerah permukaan
lebih)
PM (Pemeliharaan Berkala) lama, Rusak bergelombang, banyak
3 3-4
Latasbum Lama, Batu Kerikil lubang
PM (Pemeliharaan Berkala) setelah Agak rusak, kadang-kadang ada
4 4-5
pemakaian tahun, Latasbum lama lubang, permukaan tidak rata
PM (Pemeliharaan Berkala) baru, Cukup tidak ada atau sedikit
5 Latasbum Baru, Lasbutag setelah sekali lubang, permukaan jalan 5-6
pemakaian 2 tahun agak tidak rata
Lapis Tipis Lama dari Hotmix, Latasbum
6 Baik 6-7
Baru, Lasbutag Baru
Hotmix setelah 2 tahun, Hotmix Tipis
7 Sangat baik, umumnya rata 7-8
diatas PM (Pemeliharaan Berkala)
Hotmix Baru (Lataston, Laston),
8 peningkatan dengan menggunakan lebih Sangat rata dan teratur 8-10
dari 1 lapis

(Sumber: Kementrian Pekerjaan Umum, 2011)

Gambar 2.2 Grafik Hubungan Nilai IRI dengan RCI (per 500 m)
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Tabel 2.7 Hubungan nilai SDI dengan nilai IRI


Surface Distress Index (SDI)
IRI
< 50 50 - 100 100 - 150 > 150
<4 Baik Sedang Sedang Rusak Ringan

4-8 Sedang Sedang Rusak Ringan Rusak Ringan


8 - 12 Rusak Ringan Rusak Ringan Rusak Berat Ruak Berat
> 12 Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat

(Sumber: IRMS Technical Materials, 2011)

Tabel 2.8 Nilai SDI, RCI, IRI kondisi dan penanganan (per 500 m)
Nilai SDI Nilai RCI Nilai IRI Kondisi
No Stationing Kondisi Penanganan
(per 100 m) (per 100 m) (per 100 m) Kerusakan
1 0+000 - 0+500 160 Rusak Berat 3 14 Rusak Berat Pembangunan
2 0+500 - 1+000 0 Baik 7 5 Sedang Penanganan rutin

2.4 Kesimpulan
Dengan adanya penelitian penilaian kondisi jalan yang menggunakan metode
IRI, SDI, dan RCI dapat memberikan gambaran atau deskripsi tentang kondisi jalan
di Jalan Ciwaruga, berdasarkan dari Tabel 2.8 diketahui bahwa nilai kondisi rata-
rata dari STA 0+000 - 0+500 dan 0+500 - 1+1000 ruas Jalan Ciwaruga masing-
masing menghasilkan kondisi jalan rusak berat dan baik, sehingga dapat digunakan
sebagai data base untuk penanganan Pembangunan, dan Penanganan Rutin.
PEMELIHAARAN & PENIGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

TUGAS 3

MENGHITUNG VDF DAN CESA


3.1 Latar Belakang
Struktur perkerasan jalan dalam menjalankan fungsinya berkurang
sebanding dengan bertambahnya umur perkerasan dan bertambahnya beban
lalu lintas yang dipikul dari kondisi awal desain perkerasan tersebut. Lalu lintas
yang semakin padat dan berkembang seiring dengan perkembangan disegala
aspek kehidupan. Umur perkerasan jalan ditetapkan pada umumnya
berdasarkan jumlah kumulatif lintasan kendaraan standar (CESA, cumulative
equivalent standar axle) yang diperkiraan akan melalui perkerasan tersebut,
diperhitungkan dari mulai perkerasan tersebut dibuat dan dipakai umum
sampai dengan perkerasan tersebut dikategorikan rusak (habis nilai
pelayanannya). Pertumbuhan ekonomi yang cepat menuntut suatu permintaan
pelayanan pada transportasi jalan yang lebih baik, kenyamanan dan
keselamatan pergerakan.

3.2 Data dan Pembahasan


Berikut ini disajikan data soal untuk menghitung VDF dan CESA beserta
pembahasannya.

A. Teori
1. Pengertian VDF dan CESA
2. Kegunaan nilai VDF dan CESA
B. Data
1. Soal menghitung VDF dan CESA
- UR = 10 Tahun
- Faktor pertumbuhan = 5%
- Faktor lajur dan arah = 1
PEMELIHAARAN & PENIGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

C. Pembahasan
1. Pengertian VDF dan CESA
a. Pengertian VDF
Faktor Ekivalen Beban (Vehicle Damage Factor) adalah salah
satu parameter yang dapat menentukan tebal perkerasan cukup
signifikan, dan jika makin berat kendaraan (khususnya
kendaraan Truck) apalagi dengan bebas overload, nilai VDF
akan secara nyata membesar. Bina Marga (MST 10),
dimaksudkan damage fator didasarkan pada muatan sumbu
terberat sebesar 10 ton, yang diijinkan bekerja pada satu sumbu
roda belakang, yang umumnya pada jenis kendaraan truck.
Formula ini dapat juga digunakan untuk menghitung VDF jika
terjadi overloading pada jenis kendaraan truck. Angka ekivalen
beban sumbu kendaraan (E) adalah angka yang menyatakan
perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu
lintasan beban sumbu tunggal/ganda kendaraan terhadap tingkat
kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban standar
sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb).
b. Pengertian CESA
Komulatif ekivalen beban sumbu kendaraan (CESA) adalah
prediksi jumlah kumulatif beban sumbu lalu lintas desain pada
lajur desain selama umur rencana.

2. Kegunaan nilai VDF dan CESA


a. Nilai VDF
Nilai VDF digunakan sebagai jumlah faktor tingkat kerusakan
yang terjadi akibat lintasan beban kendaraan. Nilai VDF ini
nantinya akan menjadi faktor pengali pada perhitungan beban
kendaraan
PEMELIHAARAN & PENIGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

b. Kegunaan nilai CESA


Nilai CESA digunakan sebagai jumlah beban pada jalan
yang nantinya akan menentukan tebal lapisan atau jenis
lapisan yang akan digunakan pada pembuatan jalan baru
atau bisa digunakan dalam menetukan besaran nilai pemicu
ketidak-rataan lendutan. Nilai pemicu ketidak-rataan dan
lendutan ini selanjutnya digunakan dalam penentuan jenis
penanganan.
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124, Telp. 022-7272215

3.3 Perhitungan VDF


Perhitungan VDF
Jenis Kendaraan Konfigurasi Volume Lalu Lintas Berat Total Maksimum Beban Sumbu (kg)
No Gol VDF ( E )
Uraian Sumbu (kend/hari/arah) (kg) STRT 1 STRT 2 STRG 1 STdRG 1 STrRG 1
1 Mobil Penumpang 2 1.1 11187 2000 1000 1000 0.00235
2 Bus Kecil 5A 1.2 2726 6000 2040 3960 0.07583
3 Bus Besar 5B 1.2 475 12000 4080 7920 1.21333
4 Truk 2 As 6A 1.2 174 13000 4420 8580 1.67119
5 Truk 3 As 7A 1.22 250 28000 7000 21000 8.24874
6 Truk Gandeng 7B 1.2+22 322 35000 6300 9800 18900 7.49238
7 Truk Semi Trailer 7C 1.22+22 291 45000 8100 12600 24300 13.75650

Beban Standar
Kelompok Sumbu (Kg)
STRT 5400
STRG 8160
STdRG 13760
STrRG 18450
Contoh perhitungan :
1. Mobil Penumpang
𝑆𝑇𝑅𝑇 1 4 𝑆𝑇𝑅𝑇 2 4
VDF = ( ) +( )
5400 5400
1000 1000
= (5400)4 + (5400)4

= 0,002
PEMELIHAARAN & PENIGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

2. Bus Kecil
𝑆𝑇𝑅𝑇 1 4 𝑆𝑇𝑅𝐺 1 4
VDF = ( ) +( )
5400 8160
2040 3960
= (5400)4 + (8160)4

= 0,07583
3. Bus Besar
𝑆𝑇𝑅𝑇 1 4 𝑆𝑇𝑅𝐺 1 4
VDF = ( ) +( )
5400 8160
4080 7920
= (5400)4 + (8160)4

= 1,21333
4. Truk 2 As
𝑆𝑇𝑅𝑇 1 4 𝑆𝑇𝑅𝐺 1 4
VDF = ( ) +( )
5400 8160
4420 8580
= (5400)4 + (8160)4

= 1,67119
5. Truk 3 As
𝑆𝑇𝑅𝑇 1 4 𝑆𝑇𝑑𝑅𝐺 1 4
VDF = ( ) +( )
5400 13760
7000 21000
= (5400)4 + (13760)4

= 8,24874
6. Truk Gandeng
𝑆𝑇𝑅𝑇 1 4 𝑆𝑇𝑅𝐺 1 4 𝑆𝑇𝑑𝑅𝐺 1 4
VDF = ( ) +( ) +( )
5400 8160 13760
6300 9800 18900
= (5400)4 + (13760)4 + (13760)4

= 7,49238
7. Truk Semi Trailer
𝑆𝑇𝑅𝑇 1 4 𝑆𝑇𝑅𝐺 1 4 𝑆𝑇𝑟𝑅𝐺 1 4
VDF = ( ) +( ) +( )
5400 8160 13760
8100 12600 24300
= (5400)4 + (13760)4 + (18450)4

= 13,75650
PEMELIHAARAN & PENIGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124, Telp. 022-7272215

3.4 Perhitungan CESA


- Umur Rencana (n) = 10 Tahun
- Faktor pertumbuhan = 5%
Perhitungan CESAL
Volume Lalu Lintas
No Jenis Kendaraan VDF Hari C N CESA
(kend/hari/arah)
1 Mobil Penumpang 11187 0.00235 365 1 12.89 123798.213
2 Bus Kecil 2726 0.07583 365 1 12.89 972590.288
3 Bus Besar 475 1.21333 365 1 12.89 2711550.327
4 Truk 2 As 174 1.67119 365 1 12.89 1368112.255
5 Truk 3 As 250 8.24874 365 1 12.89 9702267.465
6 Truk Gandeng 322 7.49238 365 1 12.89 11350670.359
7 Truk Semi Trailer 291 13.75650 365 1 12.89 18834185.652
Total 45063174.558 LSS/UR/LR
PEMELIHAARAN & PENIGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Contoh perhitungan :
a. C = 1
Table 3.2 Koefisien Distribusi Kendaraan

b. N = 12,89 (untuk r = 5% dan n = 10 tahun, dari tabel 3.3)


Table 3.3 Faktor Hubungan Antara Umur Rencana dengan
Perkembangan Lalu Lintas (N)

c. Perhitungan
• Mobil Penumpang
- CESA = Volume Lalu Lintas x VDF x 1 Tahun x C x N
= 11187 x 0,00235 x 365 x 1 x 12,89
= 123798,213 LSS/UR/LR
PEMELIHAARAN & PENIGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

• Bus Kecil
- CESA = Volume Lalu Lintas x VDF x 1 Tahun x C x N
= 2726 x 0,07583 x 365 x 1 x 12,89
= 972590,288 LSS/UR/LR
• Bus Besar
- CESA = Volume Lalu Lintas x VDF x 1 Tahun x C x N
= 475 x 1,21333 x 365 x 1 x 12,89
= 2711550,327 LSS/UR/LR
• Truk 2 As
- CESA = Volume Lalu Lintas x VDF x 1 Tahun x C x N
= 174 x 1,67119 x 365 x 1 x 12,89
= 1368112,255 LSS/UR/LR
• Truk 3 As
- CESA = Volume Lalu Lintas x VDF x 1 Tahun x C x N
= 250 x 8,24874 x 365 x 1 x 12,89
= 9702267,465 LSS/UR/LR
• Truk Gandeng
- CESA = Volume Lalu Lintas x VDF x 1 Tahun x C x N
= 322 x 7,49238 x 365 x 1 x 12,89
= 11350670,359 LSS/UR/LR
• Truk Semi Trailer
- CESA = Volume Lalu Lintas x VDF x 1 Tahun x C x N
= 291 x 13,75650 x 365 x 1 x 12,89
= 18834185,652 LSS/UR/LR
➢ CESAL = ∑CESA
= 45063174,558 LSS/UR/LR
PEMELIHAARAN & PENIGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

d. Tabel-tabel yang digunakan pada perhitungan di atas adalah sebagai


berikut:
Table 3.4 Koefisien Distribusi Kendaraan

Table 3.5 Faktor Hubungan Antara Umur Rencana dengan


Perkembangan Lalu Lintas (N)
PEMELIHAARAN & PENIGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Table 3.6 Distribusi Beban Kendaraan

3.5 Kesimpulan
Jadi nilai CESAL yang didapat sebesar 45063174,558 LSS/UR/LR sesuai
dengan pedoman Pd. T-05-2005-B dan MDPJ No 02-M-BM-2017. Nilai
CESAL ini akan digunakan untuk perhitungan kontrol jalan dalam
pemeliharaan maupun peningkatan jalan seperti perhitungan tebal lapisan baru
aspal dan hasil lendutan jalan akibat beban kendaraan.
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

TUGAS 4

BENKELMAN BEAM
4.1 Dasar Teori

Benkelman Beam merupakan alat yang digunakan untuk mengukur lendutan


balik, lendutan langsung dan titik belok perkerasan yang menggambarkan kekuatan
struktur perkerasan jalan (Bina Marga, 2005). Penggunaan alat ini sangat efektif
untuk menentukan kekuatan struktur tanpa menyebabkan kerusakan pada
permukaan jalan. dari hasil pengujian akan diperoleh nilai lendutan balik
maksimum, lendutan balik titik belok dan cekung lendutan (SNI 2416 2011).
Lendutan maksimum adalah besarnya lendutan balik pada kedudukan di titik
kontak batang Benkelman Beam setelah beban berpindah sejauh 6 meter, lendutan
balik titik belok adalah besarnya lendutan balik pada kedudukan di titik kontak
batang benkelman beam setelah beban berpindah 0,4 meter, dan cekung lendutan
adalah kurva yang menggambarkan bentuk lendutan dari suatu segmen jalan (SNI
2416 2011). Data-data tersebut diatas kemudian dapat dijadikan sebagai data
perencanaan desain tebal lapis tambah (overlay).

Lendutan yang digunakan untuk perencanaan adalah lendutan balik. Nilai


lendutan tersebut harus dikoreksi dengan, faktor muka air tanah (faktor musim) dan
koreksi temperature serta faktor koreksi beban uji (bila beban uji tidak tepat sebesar
8,16 ton).
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Gambar 4.1 Rangkaian alat Benkelman Beam berdasarkan SNI 2416, 2011

Gambar 4.2 Alat Benkelman beam berdasarkan Bina Marga, 2005


(Pd. T-05-2005-B )

Gambar 4.3 Contoh Benkelman Beam


PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

4.2 Metode Pd-T-05-2005-B

Metode Pd-T-05-2005-B merupakan pedoman perencanaan tebal lapis


tambah (overlay) yang menetapkan kaidah-kaidah dan tata cara perhitungan tebal
lapis tambah perkerasan lentur berdasarkan kekuatan struktur perkerasan yang
diilustrasikan dengan nilai lendutan. Perhitungan tebal lapis tambah yang diuraikan
dalam pedoman ini hanya berlaku untuk konstruksi perkerasan lentur atau
konstruksi perkerasan dengan lapis pondasi agregat dan lapis permukaan dengan
bahan pengikat aspal. Metode Pd-T-05-2005-B ini mengacu pada Manual
pemeriksaan perkerasan jalan dengan alat Benkelman Beam (01/MN/B/1983),
Perencanaan Tebal Perkerasan dengan Analisa Komponen (SNI 03-1732-1989),
Metode Pengujian Lendutan Perkerasan Lentur Dengan Alat Benkelman Beam
(SNI 07-2416-1991). Data lendutan yang digunakan di dalam metode Pd-T-05-
2005-B ini dapat berupa data lendutan yang diperoleh berdasarkan hasil uji alat
Benkelman Beam (BB) maupun Falling Weight Deflectometer (FWD). Pada
penelitian ini penilaian terhadap kekuatan struktur perkerasan yang ada di dasarkan
atas lendutan yang dihasilkan dari pengujian menggunakan alat Benkelman Beam
(BB) dengan mengukur lendutan balik perkerasan yang menggambarkan kekuatan
struktur perkerasan jalan. Data hasil pengujian digunakan dalam perencanaan
pelapisan (overlay) perkerasan jalan dengan tetap melakukan penyesuaian terhadap
faktor muka air tanah, temperature dan jenis material perkerasan
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

4.3 Analisa Data Lendutan dengan Benkelman Beam (BB)

Diketahui data benkelman beam sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data-data Benkelman Beam


Beban d1 d2 d3 Temperatur °C
STA
ton (mm) (mm) (mm) tu tp tt tb
0+0 8.19 0.00 0.16 0.24 27.1 27.6 29 28
0+100 8.21 0.00 0.17 0.25 27.1 27.6 29 28
0+200 8.20 0.00 0.20 0.26 27.1 27.6 29 28
0+300 8.22 0.00 0.17 0.19 27.1 27.6 29 28
0+400 8.21 0.00 0.14 0.22 27.1 27.6 29 28
0+500 8.23 0.00 0.21 0.26 26.2 26.9 29 27
0+600 8.22 0.00 0.18 0.26 26.2 26.9 29 27
0+700 8.24 0.00 0.17 0.22 26.2 26.9 29 27
0+800 8.23 0.00 0.15 0.25 26.2 26.9 29 27
0+900 8.25 0.00 0.16 0.22 26.2 26.9 29 27
01+000 8.24 0.00 0.17 0.25 25.4 26.1 29 27
01+100 8.26 0.00 0.18 0.26 24.6 25.3 29 26
01+200 8.25 0.00 0.21 0.27 23.8 24.5 29 26
01+300 8.27 0.00 0.18 0.2 23.0 23.7 29 25
01+400 8.26 0.00 0.15 0.23 22.2 22.9 29 25
01+500 8.28 0.00 0.22 0.27 21.4 22.1 29 24

Data lain sebagai berikut :

- Tebal HMA 8 cm
- Musim Kemarau
- TPRT 30°C
- Jalan Lokal
- Overlay dengan Laston
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124, Telp. 022-7272215

4.3.1 Mengolah data lendutan balik, penentuan segmen dan lendutan segmen

Diketahui data lendutan benkelman sebagai berikut :

Tabel 4.2 Pengolahan data BB


Beban Lendutan Balik/BB Koreksi pada Koreksi Koreksi Lendutan
Temperatur °C
STA uji d1 d2 d3 Temperatur Musim Beban Terkoreksi (mm)
ton (mm) (mm) (mm) tu tp tt tb tu + tp TL Standar (Ft) (Ca) FKB-BB (db)
0+0 8.19 0.00 0.16 0.24 27.1 27.6 29 28 54.7 28.2 1.09 1.2 0.992 0.624 0.389
0+100 8.21 0.00 0.17 0.25 27.1 27.6 29 28 54.7 28.2 1.09 1.2 0.987 0.646 0.418
0+200 8.20 0.00 0.20 0.26 27.1 27.6 29 28 54.7 28.2 1.09 1.2 0.990 0.674 0.454
0+300 8.22 0.00 0.17 0.19 27.1 27.6 29 28 54.7 28.2 1.09 1.2 0.985 0.490 0.240
0+400 8.21 0.00 0.14 0.22 27.1 27.6 29 28 54.7 28.2 1.09 1.2 0.987 0.569 0.323
0+500 8.23 0.00 0.21 0.26 26.2 26.9 29 27 53.1 27.6 1.10 1.2 0.982 0.674 0.455
0+600 8.22 0.00 0.18 0.26 26.2 26.9 29 27 53.1 27.6 1.10 1.2 0.985 0.676 0.457
0+700 8.24 0.00 0.17 0.22 26.2 26.9 29 27 53.1 27.6 1.10 1.2 0.980 0.569 0.324
0+800 8.23 0.00 0.15 0.25 26.2 26.9 29 27 53.1 27.6 1.10 1.2 0.982 0.648 0.420
0+900 8.25 0.00 0.16 0.22 26.2 26.9 29 27 53.1 27.6 1.10 1.2 0.977 0.568 0.322
01+000 8.24 0.00 0.17 0.25 25.4 26.1 29 27 51.5 27.4 1.10 1.2 0.980 0.649 0.421
01+100 8.26 0.00 0.18 0.26 24.6 25.3 29 26 49.9 26.8 1.11 1.2 0.975 0.678 0.459
01+200 8.25 0.00 0.21 0.27 23.8 24.5 29 26 48.3 26.5 1.12 1.2 0.977 0.708 0.502
01+300 8.27 0.00 0.18 0.20 23.0 23.7 29 25 46.7 25.9 1.13 1.2 0.972 0.527 0.278
01+400 8.26 0.00 0.15 0.23 22.2 22.9 29 25 45.1 25.6 1.13 1.2 0.975 0.610 0.372
01+500 8.28 0.00 0.22 0.27 21.4 22.1 29 24 43.5 25.0 1.14 1.2 0.970 0.719 0.518
Jumlah 10.029 6.351
Lendutan Rata-Rata (dr) 0.627
Jumlah Titik (ns) 16
Standar Deviasi (s) 0.065
Faktor Keseragaman 10.370
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Keterangan :
• dB = lendutan balik (mm)
• d1 = lendutan pada saat beban tepat pada titik pengukuran
• d3 = lendutan pada saat beban berada pada jarak 6 meter dari titik
pengukuran
• Ft = faktor penyesuaian lendutan terhadap temperatur standar 350°C.
- 14,785 x TL- 0,7573 , untuk HL > 10 cm
- 4,184 x TL- 0,4025 , untuk HL < 10 cm
- HL = tebal lapis beraspal
• TL = temperatur lapis beraspal
= 1/3 (Tp + Tt + Tb)
• Tp = temperatur permukaan lapis beraspal
• Tt = temperatur tengah lapis beraspal diperoleh berdasarkan Tabel 6
pada Pd T-05-2005-B mengenai Perencanaan Tebal Lapis
Tambah Perkerasan Lentur dengan Metoda Lendutan
• Tb = temperatur bawah lapis beraspal diperoleh berdasarkan Tabel 6
pada Pd T-05-2005-B mengenai Perencanaan Tebal Lapis Tambah
Perkerasan Lentur dengan Metoda Lendutan
• Ca = faktor pengaruh muka air tanah (faktor musim)
- 1,2 ; bila pemeriksaan dilakukan pada musim kemarau atau
muka air tanah rendah
- 0,9 ; bila pemeriksaan dilakukan pada musim hujan atau
muka air tanah tinggi
• FKB-BB = faktor koreksi beban uji Benkelman Beam (BB)
= 77,343 x Beban Uji dalam ton−2,0715
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Tabel 4.3 Temparatur Tengah dan Temperatur Bawah (Tb) Lapis Beraspal
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

TUGAS 5
FALLING WEIGHT DEFLECTOMETER (FWD)

5.1 Dasar Teori


Menurut Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode
Lendutan Pd. T-05-2005-B, tebal lapis tambah (overlay) merupakan lapis perkerasan tambahan
yang dipasang di atas konstruksi perkerasan yang ada dengan tujuan untuk meningkatkan
kekuatan struktur perkerasan yang ada agar dapat melayani lalu lintas yang direncanakan selama
kurun waktu yang akan datang. Falling Weight Deflectometer (FWD) merupakan peralatan uji
lapangan untuk perkerasan jalan yang telah lama digunakan di berbagai negara, alat untuk
mengukur lendutan langsung perkerasan yang menggambarkan kekuatan struktur perkerasan
jalan.

Gambar 5. 1 Rangkaian alat Falling Weight Deflectometer (FWD) berdasarkan Departemen Pekerjaan Umum,2005
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Gambar 5. 2 Alat Falling Weight Deflectometer (FWD) berdasarkan Departemen Pekerjaan Umum, 2005

Gambar 5. 3 Contoh alat Falling Weight Deflectometer (FWD)

5.2 Metode Pd-T-05-2005-B


Metode Pd-T-05-2005-B merupakan pedoman perencanaan tebal lapis tambah (overlay)
yang menetapkan kaidah-kaidah dan tata cara perhitungan tebal lapis tambah perkerasan lentur
berdasarkan kekuatan struktur perkerasan yang diilustrasikan dengan nilai lendutan.
Perhitungan tebal lapis tambah yang diuraikan dalam pedoman ini hanya berlaku untuk
konstruksi perkerasan lentur atau konstruksi perkerasan dengan lapis pondasi agregat dan lapis
permukaan dengan bahan pengikat aspal. Metode Pd-T-05-2005-B ini mengacu pada Manual
pemeriksaan perkerasan jalan dengan alat Benkelman Beam (01/MN/B/1983), Perencanaan
Tebal Perkerasan dengan Analisa Komponen (SNI 03-1732-1989), Metode Pengujian Lendutan
Perkerasan Lentur Dengan Alat Benkelman Beam (SNI 07-2416-1991). Data lendutan yang
digunakan di dalam metode Pd-T-05-2005-B ini dapat berupa data lendutan yang diperoleh
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

berdasarkan hasil uji alat Benkelman Beam (BB) maupun Falling Weight Deflectometer (FWD).
Pada penelitian ini penilaian terhadap kekuatan struktur perkerasan yang ada di dasarkan atas
lendutan yang dihasilkan dari pengujian menggunakan alat Benkelman Beam (BB) dengan
mengukur lendutan balik perkerasan yang menggambarkan kekuatan struktur perkerasan jalan.
Data hasil pengujian digunakan dalam perencanaan pelapisan (overlay) perkerasan jalan dengan
tetap melakukan penyesuaian terhadap faktor muka air tanah, temperatur dan jenis material
perkerasan.
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

5.3 Analisa Data Lendutan Falling Weight Deflectometer (FWD)


Diketahui data untuk menganalisis lendutan balik yang diukur dengan alat Falling Weight
Deflectometer (FWD) sebagai berikut :

Tabel 5.1 Data Lendutan Falling Weight Deflectometer (FWD)

Beban Lendutan
Tegangan Beban
STA Uji FWD
ton TL (Kpa) (kN) df1
0+000 4,19 59,2 589 49,1 0,308
0+100 4,21 60,2 587 48,9 0,286
0+200 4,20 59,4 587 48,9 0,431
0+300 4,22 60,2 589 49,1 0,447
0+400 4,21 59,6 587 48,9 0,354
0+500 4,23 48,2 585 48,8 0,382
0+600 4,22 50,8 589 49,1 0,475
0+700 4,24 54,0 591 50,1 0,313
0+800 4,23 60,2 589 49,9 0,291
0+900 4,25 61,2 589 49,9 0,436
1+000 4,24 60,4 591 50,1 0,452
1+100 4,26 61,2 589 49,9 0,359
1+200 4,25 60,6 587 49,8 0,387
1+300 4,27 49,2 591 50,1 0,480
1+400 4,26 51,8 593 51,1 0,318
1+500 4,28 55,0 591 50,9 0,296

Tebal HMA 12 cm
Pelaksanaan Pengujian dilakukan pada musim kemarau
Nilai CESA : 47439219,235 Lss/UR/LR (Data dari Tugas 3)
TPRT : 32℃
Fungsi Jalan : Jalan Lokal
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

5.4 Pengolahan Data Lendutan Balik, Penentuan Segmen, dan Lendutan Segmen
Tabel 5.2 Pengolahan data lendutan balik, penentuan segmen, dan lendutan segmen
Koreksi Koreksi
Beban Koreksi Lendutan
Lendutan pada Beban
Tegangan
Sta. FWD Terkoreksi dL2
Uji Temperatur Musim (FKB-FWD)
dL (mm)
(ton) Kpa df1 TL Standar (ft) (Ca)
0+000 4,19 589 0,308 59,2 0,672 1,2 0,974 0,242 0,059
0+100 4,21 587 0,286 60,2 0,664 1,2 0,969 0,221 0,049
0+200 4,20 587 0,431 59,4 0,671 1,2 0,971 0,337 0,114
0+300 4,22 589 0,447 60,2 0,664 1,2 0,967 0,344 0,119
0+400 4,21 587 0,354 59,6 0,669 1,2 0,969 0,275 0,076
0+500 4,23 585 0,382 48,2 0,786 1,2 0,965 0,347 0,121
0+600 4,22 589 0,475 50,8 0,755 1,2 0,967 0,416 0,173
0+700 4,24 591 0,313 54,0 0,721 1,2 0,962 0,261 0,068
0+800 4,23 589 0,291 60,2 0,664 1,2 0,965 0,224 0,050
0+900 4,25 589 0,436 61,2 0,656 1,2 0,960 0,329 0,108
1+000 4,24 591 0,452 60,4 0,662 1,2 0,962 0,346 0,119
1+100 4,26 589 0,359 61,2 0,656 1,2 0,958 0,271 0,073
1+200 4,25 587 0,387 60,6 0,661 1,2 0,960 0,295 0,087
1+300 4,27 591 0,48 49,2 0,774 1,2 0,956 0,426 0,181
1+400 4,26 593 0,318 51,8 0,744 1,2 0,958 0,272 0,074
1+500 4,28 591 0,296 55,0 0,711 1,2 0,953 0,241 0,058
Jumlah 4,846 23,481
Lendutan Rata-rata(dr) 0,303
Jumlah Titik (ns) 16
Deviasi Standar (s) 0,064
Faktor Keseragaman 20,971
Dwakil 0,384
Drencana 0,288
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Keterangan :
dL = lendutan langsung (mm)
df1 = lendutan langsung pada pusat beban (mm)
Ft = faktor penyesuaian lendutan terhadap temperatur standar
𝟒, 𝟏𝟖𝟒 × 𝑻𝑳−𝟎,𝟒𝟎𝟐𝟓 , untuk HL < 10 cm
𝟒𝟏, 𝟕𝟖𝟓 × 𝑻𝑳−𝟎,𝟕𝟓𝟕𝟑 , untuk HL > 10 cm
HL = tebal lapis beraspal
TL = temperatur lapis beraspal, diperoleh dari hasil pengukuran langsung dilapangan atau
dapat diprediksi dari temperature udara, yaitu :
= 1/3 (Tp + Tt + Tb)
Tp = temperatur permukaan lapis beraspal
Tt = temperatur tengah lapis beraspal diperoleh berdasarkan Table 6 pada
Pd T-05-2005-B mengenai Perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan
metoda lendutan
Tb = temperatur bawah lapis beraspal diperoleh berdasarkan Table 6 pada
Pd T-05-2005-B mengenai Perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan
metoda lendutan
Ca = faktor pengaruh muka air tanah (faktor musim)
= 1,2 ; bila pemeriksaan dilakukan pada musim kemarau atau muka air tanah rendah
= 0,9 ; bila pemeriksaan dilakukan pada musim hujan atau muka air tanah tinggi
FKB-FWD = faktor koreksi beban uji Falling Weight Deflectometer (FWD)
= 4,08 x (Beban uji dalam ton)(-1)
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN JALAN
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan PH.H Mustofa No. 23 Bandung – 40124,
Telp. 022-7272215

Tabel 5.3 Temperatur tengah (Tt) dan bawah (Tb) lapis beraspal berdasarkan data
temperature udara (Tu) dan temperature permukaan (Tp)

Anda mungkin juga menyukai