Anda di halaman 1dari 10

III.

PENYESUAI IMPEDANSI ANTENA DENGAN SALURAN TRANSMISI


TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari dan mengerjakan latihan bab ini mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan dan membedakan jenis-jenis penyesuai impedansi pada antena
2. Menghitung dan memperkirakan nilai parameter yang ada pada penyesuai impedansi
3. Merancang dan memperkirakan jenis penyesuai impedansi pada sistem telekomunikasi

3.1. TRAFO POTONGAN DERET (Series Section)


Trafo potongan deret dirancang oleh Frank A. Regier (OD5CG/WA1ZQC). Perhatikan
Gambar 3.1.
ZR = impedansi beban
Zo = impedansi karakteristik saluran transmisi
Z1 = impedansi karakteristik trafo transmisi
I1 = jarak antara beban dengan trafo potongan deret
I2 = panjang trafo potongan deret
Trafo potongan deret (Z1) menyesuaikan impedansi antara saluran impedansi transmisi
(Zo) dengan impedansi beban (ZR). keuntungan trafo potongan deret adalah :
a. Letak penyesuai impedansi (trafo potongan deret) tidak ditentukan oleh beban,
tetapi ditentukan dengan perhitungan.
b. Panjang penyesuai impedansi  ¼ 
c. Mudah menentukan Impedansi karakteristik saluran yang digunakan sebagai
penyesuai impedansi, tetapi harus bersifat resistansi murni.

Zo Z1 Zo ZR

I2 I1
Gambar 3.1. Trafo Potongan deret (series section) Z1 menyesuaiakan impedansi Zo
dengan ZR.

77
Antena
Ground plane

50 ohm l1 = 3.06 m

75 ohm l2 = 47,7 m

50 ohm

ke pemancar
Gambar 3.2. Penerapan trafo potongan deret (l2)

Contoh 3.1.:
Sebuah antena vertikal ground plane memiliki impedansi 38 ohm yang bersifat
resistensi murni. Antena tersebut dipergunakan untuk frekuensi 27 MHz. Saluran
transmisi yang dipergunakan jenis koaksial RG-8 foam yang memiliki impedansi
karakteristik 50 ohm, dengan faktor kecepatan 0,8. Untuk menyesuaikan impedansi
antena tersebut dengan saluran transmisi dipergunakan trafo potongan deret. Trafo
potongan deret terdiri atas saluran transmisi koaks RG-11 foam yang memiliki
impedansi karakteristik 75 ohm, dengan faktor kecepatan 0,8. Hitunglah panjang fisik
dan l2.
Impedansi antena ZR = RR + jXR. Karena antenanya bersifat sebagai resistensi murni,
berarti RR = 38 dan XR = 0. Resistensi normalisasi antena :
RR 38
r   0,76
Z o 50
78
Reaktansi normalisasi antena :

XR 0
X   0
Z o 50

Impedansi normalisasi trafo potongan deret :

Z1 75
n    1,5
Z o 50

B 
r  12  X 2

r n 1   r  12  X 2
n
2


0,76  12  0
2
0,76 1,5  1  0,76  1  0
2

 1,5 


 0,242
2
0,76 1,25   0,0576
 1,5 
0,0576

0,470177778
  0,122506853   0,35

l2 = arc tan B = arc tan 0,35 = 19,290

19,29o
 0,053583 
360o

A
n  r n  B  X
r  xnB  1


1,5  0,751,5 0,35  0
0,76  0  1


0,9933333 0,35   1,4486
 24
l1 = arc tan A = arc tan –1,4486 = - 55,38o. karena bernilai negatif maka diambil
180o - 55,38o = 124,62o.

124,62o
 0,346167 
360o

79
 = (300/f) VF = (300/27) 0,28 = 8,9 meter
panjang fisik l1 = 0,346167 X 8,9 m = 3,08 m
panjang fisik l2 = 0,053583 X 8,9 m = 0,477 = 47,7 cm
Perhatikan Gambar 3.2. Trafo ¼  potongan Q adalah bentuk khusus dari trafo
potongan deret. Trafo ¼  merupakan saluran transmisi ¼  yang dipergunakan sebagai
trafo penyesuai impedansi. Jika impedansi antena (ZR) = 38 ohm dan impedansi
karakteristik saluran transmisi (ZO) = 50 ohm, maka impedansi karakteristik trafo ¼  :

Z1  Z R  Zo  38 . 50  1900  43,59 ohm

Impedansi normalisasi trafo ¼  : n = Z1/Zo = 43,59/50 = 0,872


Resistensi normalisasi antena : r = rr/Z0 = 38/50 = 0,76
Reaktansi normalisasi antena : X = XR/Zo = 0/50 = 0 (resistensi murni)

B
r  12  X 2
r n  1n   r  1  X 2
2 2


0,76  12  0
0,76 0,872  10,872  0,75  1  0
2 2


 0,242
0,76  0,2748   0,24 
2 2

0,0576

0,0574  0,0576
   288  

l2 = arc tan B = arc tan  = 90o = ¼ 

A
n  r n  B  X
r  X n B 1
 0,872  0,76 0
 0,872 

0,76  0  0,872     1
0
l2 = arc tan A = arc tan 0 = 0 = 0 .

80
Catatan : Z0 trafo ¼  = 43,6…57,35 ohm.

Antena Ground plane

43,6 ohm I2 : ¼ 

50 ohm
ke pemancar

Gambar 3.3.. Trafo ¼ 


3.2. BALUN
Balun dipergunakan untuk menyesuaikan impedansi beban/antena balans dengan
saluran transmisi tak balans (unbalance). Ada beberapa jenis balun, diantaranya :

1. Balun Kumparan (coil balun)


Balun kumparan adalah basis dari balun linear saluran transmisi. Balun kumparan
adalah dua buah saluran transmisi yang sama panjang dengan impedansi karakteristik
Z0, dihubungkan secara deret pada satu sisi, sementara sisi lainnya dijajarkan. Panjang
saluran adalah kelipatan ganjil dari ¼ . Jika Z0 = 150 ohm, maka balun kumparan
dapat disesuaikan impedansi 300 ohm (balans) dengan impedansi 75 ohm (tak balans).

81
Zo = 2Zi
Z2 = 4Zi = 2Zo Zi = ½ Zo

Zo = 2Zi

(a)

(b)
Gambar 3.4. Balun Kumparan
2. Balun Toroida (toroida balun).
Balun kumparan yang beroperasi pada frekuensi 1,8 … 30 MHz bentuknya agak besar.
Untuk membuat bentuk yang kecil dipergunakan inti ferit toroida. Oleh karena itu
disebut balun toroida. Balun toroida 1 : 1 tampak pada Gambar 3.5a, yang
dipergunakan untuk menyesuaikan impedansi impedansi 50 ohm balans dengan
impedansi 50 ohm tak balans. Balun toroida 4 : 1 tampak pada Gambar 3.5b, yang
dipergunakan untuk menyesuaikan impedansi 200 ohm balans dengan impedansi 50
ohm tak balans, atau untuk menyesuaikan impedansi 300 ohm balans dengan impedansi
75 ohm tak balans.

(a) (b)
Gambar 3.5. Balun Toroida 1 : 1 dan 4 : 1

82
3. Balun Koaksial (coaxial balun)
Balun koaks adalah balun dari saluran koaksial ½ . Lihat Gambar 3.6. Balun koaksial
menyesuaikan impedansi 300 ohm balans dengan impedansi 75 ohm tak balans (4 : 1).

Gambar 3.6. Balun Koaksial

4. Balun Redam (choke balun)


Balun redam berfungsi untuk meredam/menekan arus yang mengalir pada sisi luar
saluran umpan. Hal ini dilakukan dengan memasang saluran ¼  seperti pada Gambar
3.7a atau 3.7b. balun ini dikenal sebagai bazooka.

Gambar 3.7. Balun redam

83
3.3. PENYESUAI IMPEDANSI T DAN GAMMA.
Penyesuai impedansi T (T match) dipergunakan untuk menyesuaikan impedansi saluran
jajar dengan titik tengah antena. Sedangkan penyesuai impedansi gamma dipakai untuk
menyesuaikan impedansi saluran koaks dengan titik tengah antena.
Penyesuai impedansi T dan gamma mempergunakan batang penghantar yang dipsang
berjajar dengan antena.
Perhatikan Gambar 3.8. Jarak batang penghantar dengan titik tengah antena diatur
sedemikian rupa sehingga diperoleh VSWR mendekati 1. Jika VSWR lebih dari 2,
maka panjang antena harus diubah. Kondensator yang diperlukan adalah 140 pF untuk
frekuensi 14 Hz. Sedangkan untuk frekuensi 21 MHz dan 28 MHz, nilai kapasitasnya
lebih kecil.

Gambar 3.8. Penyesuai T dan Penyesuai Gamma

84
3.4. PENYESUAI IMPEDANSI SALURAN TRANSMISI DENGAN
PEMANCAR.

1. Penyesuai Impedansi Saluran Jajar Dengan Pemancar.


Jika Z0 saluran jajar < Zout pemancar, maka diperlukan rangkaian tala deret seperti
dalam Gambar 3.9a dan 3.9b. jika Z0 saluran jajar > Zout pemancar, maka diperlukan
rangkaian tala jajar, lihat Gambar 3.9a dan 3.9b. SWR meter dipasang antara keluaran
pemancar dengan rangkaian tala deret/jajar. Pertama, tentukan kopling antara I1 dan I2
kemudian Cs dan Cp diatur sehingga diperoleh VSWR yang mendekati 1. Jika VSWR
tidak mendekati 1, aturlah kembali kopling antara I1 dan I2.

2. Penyesuai Impedansi Saluran Koaksial Dengan Pemancar


Kopling dengan saluran koaksial dengan VSWR 3 atau 4 diatasi dengan rangkaian tala
deret seperti dalam Gambar 3.9e dan 3.9f.

Gambar 3.9. Penyesuai impedansi saluran transmisi dengan pemancar.

85
3.5. RINGKASAN
Agar distribusi daya dari atau ke antena maksimal, dan untuk mengantisipasi terjadinya
koefisien pantul yang diakibatkan tidak kesesuaian impedansi, dimana koefisien pantul
akan diikuti terpantulnya daya kembali ke sumber, maka antara antena dengan saluran
transmisi perlu dipasang penyesuai impedansi.

Trafo ¼  potongan Q adalah bentuk khusus dari trafo potongan deret. Trafo ¼ 
merupakan saluran transmisi ¼  yang dipergunakan sebagai trafo penyesuai
impedansi.

Balun adalah jenis penyesuai impedansi antara antena atau beban yang balans dengan
saluran koaksial atau saluran transmisi tidak balans. Jenis-jenis balun adalah balun
kumparan, balun toroid, balun koaksial dan balun redam.

Penyesuai impedansi T (T match) digunakan untuk menyesuaikan impedansi saluran


jajar dengan titik tengah antena. Sedangkan penyesuai gamma dipakai untuk
menyesuaikan impedansi saluran koaks dengan titik tengah antena. Penyesuai T dan
gamma menggunakan batang penghantar terpasang berjajar dengan antena.

3.6. LATIHAN SOAL


1. Jelaskan tentang definisi penyesuai impedansi.
2. Terangkan penyesuai impedansi trafo, apa kelebihan penyesuai impedansi ini ?
3. Sebuah antena vertikal memiliki impedansi 40 ohm yang bersifat resistensi murni.
Antena tersebut dipergunakan untuk frekuensi 450 MHz. Saluran transmisi yang
dipergunakan jenis koaks RG-8 foam yang memiliki impedansi karakteristik 50
ohm, dengan faktor kecepatan 0,8. Untuk menyesuaikan impedansi antena tersebut
dengan saluran transmisi dipergunakan trafo potongan deret. Trafo potongan deret
terdiri atas saluran transmisi koaks RG-11 foam yang memiliki impedansi
karakteristik 75 ohm, dengan faktor kecepatan 0,8. Hitunglah panjang fisik dan l2.
4. Jelaskan tentang balun, terdiri dari apa saja dan kapan balun harus dipasang ?
5. Untuk apakah T match dan gamma match ?

86

Anda mungkin juga menyukai