Zo Z1 Zo ZR
I2 I1
Gambar 3.1. Trafo Potongan deret (series section) Z1 menyesuaiakan impedansi Zo
dengan ZR.
77
Antena
Ground plane
50 ohm l1 = 3.06 m
75 ohm l2 = 47,7 m
50 ohm
ke pemancar
Gambar 3.2. Penerapan trafo potongan deret (l2)
Contoh 3.1.:
Sebuah antena vertikal ground plane memiliki impedansi 38 ohm yang bersifat
resistensi murni. Antena tersebut dipergunakan untuk frekuensi 27 MHz. Saluran
transmisi yang dipergunakan jenis koaksial RG-8 foam yang memiliki impedansi
karakteristik 50 ohm, dengan faktor kecepatan 0,8. Untuk menyesuaikan impedansi
antena tersebut dengan saluran transmisi dipergunakan trafo potongan deret. Trafo
potongan deret terdiri atas saluran transmisi koaks RG-11 foam yang memiliki
impedansi karakteristik 75 ohm, dengan faktor kecepatan 0,8. Hitunglah panjang fisik
dan l2.
Impedansi antena ZR = RR + jXR. Karena antenanya bersifat sebagai resistensi murni,
berarti RR = 38 dan XR = 0. Resistensi normalisasi antena :
RR 38
r 0,76
Z o 50
78
Reaktansi normalisasi antena :
XR 0
X 0
Z o 50
Z1 75
n 1,5
Z o 50
B
r 12 X 2
r n 1 r 12 X 2
n
2
0,76 12 0
2
0,76 1,5 1 0,76 1 0
2
1,5
0,242
2
0,76 1,25 0,0576
1,5
0,0576
0,470177778
0,122506853 0,35
19,29o
0,053583
360o
A
n r n B X
r xnB 1
1,5 0,751,5 0,35 0
0,76 0 1
0,9933333 0,35 1,4486
24
l1 = arc tan A = arc tan –1,4486 = - 55,38o. karena bernilai negatif maka diambil
180o - 55,38o = 124,62o.
124,62o
0,346167
360o
79
= (300/f) VF = (300/27) 0,28 = 8,9 meter
panjang fisik l1 = 0,346167 X 8,9 m = 3,08 m
panjang fisik l2 = 0,053583 X 8,9 m = 0,477 = 47,7 cm
Perhatikan Gambar 3.2. Trafo ¼ potongan Q adalah bentuk khusus dari trafo
potongan deret. Trafo ¼ merupakan saluran transmisi ¼ yang dipergunakan sebagai
trafo penyesuai impedansi. Jika impedansi antena (ZR) = 38 ohm dan impedansi
karakteristik saluran transmisi (ZO) = 50 ohm, maka impedansi karakteristik trafo ¼ :
B
r 12 X 2
r n 1n r 1 X 2
2 2
0,76 12 0
0,76 0,872 10,872 0,75 1 0
2 2
0,242
0,76 0,2748 0,24
2 2
0,0576
0,0574 0,0576
288
A
n r n B X
r X n B 1
0,872 0,76 0
0,872
0,76 0 0,872 1
0
l2 = arc tan A = arc tan 0 = 0 = 0 .
80
Catatan : Z0 trafo ¼ = 43,6…57,35 ohm.
43,6 ohm I2 : ¼
50 ohm
ke pemancar
81
Zo = 2Zi
Z2 = 4Zi = 2Zo Zi = ½ Zo
Zo = 2Zi
(a)
(b)
Gambar 3.4. Balun Kumparan
2. Balun Toroida (toroida balun).
Balun kumparan yang beroperasi pada frekuensi 1,8 … 30 MHz bentuknya agak besar.
Untuk membuat bentuk yang kecil dipergunakan inti ferit toroida. Oleh karena itu
disebut balun toroida. Balun toroida 1 : 1 tampak pada Gambar 3.5a, yang
dipergunakan untuk menyesuaikan impedansi impedansi 50 ohm balans dengan
impedansi 50 ohm tak balans. Balun toroida 4 : 1 tampak pada Gambar 3.5b, yang
dipergunakan untuk menyesuaikan impedansi 200 ohm balans dengan impedansi 50
ohm tak balans, atau untuk menyesuaikan impedansi 300 ohm balans dengan impedansi
75 ohm tak balans.
(a) (b)
Gambar 3.5. Balun Toroida 1 : 1 dan 4 : 1
82
3. Balun Koaksial (coaxial balun)
Balun koaks adalah balun dari saluran koaksial ½ . Lihat Gambar 3.6. Balun koaksial
menyesuaikan impedansi 300 ohm balans dengan impedansi 75 ohm tak balans (4 : 1).
83
3.3. PENYESUAI IMPEDANSI T DAN GAMMA.
Penyesuai impedansi T (T match) dipergunakan untuk menyesuaikan impedansi saluran
jajar dengan titik tengah antena. Sedangkan penyesuai impedansi gamma dipakai untuk
menyesuaikan impedansi saluran koaks dengan titik tengah antena.
Penyesuai impedansi T dan gamma mempergunakan batang penghantar yang dipsang
berjajar dengan antena.
Perhatikan Gambar 3.8. Jarak batang penghantar dengan titik tengah antena diatur
sedemikian rupa sehingga diperoleh VSWR mendekati 1. Jika VSWR lebih dari 2,
maka panjang antena harus diubah. Kondensator yang diperlukan adalah 140 pF untuk
frekuensi 14 Hz. Sedangkan untuk frekuensi 21 MHz dan 28 MHz, nilai kapasitasnya
lebih kecil.
84
3.4. PENYESUAI IMPEDANSI SALURAN TRANSMISI DENGAN
PEMANCAR.
85
3.5. RINGKASAN
Agar distribusi daya dari atau ke antena maksimal, dan untuk mengantisipasi terjadinya
koefisien pantul yang diakibatkan tidak kesesuaian impedansi, dimana koefisien pantul
akan diikuti terpantulnya daya kembali ke sumber, maka antara antena dengan saluran
transmisi perlu dipasang penyesuai impedansi.
Trafo ¼ potongan Q adalah bentuk khusus dari trafo potongan deret. Trafo ¼
merupakan saluran transmisi ¼ yang dipergunakan sebagai trafo penyesuai
impedansi.
Balun adalah jenis penyesuai impedansi antara antena atau beban yang balans dengan
saluran koaksial atau saluran transmisi tidak balans. Jenis-jenis balun adalah balun
kumparan, balun toroid, balun koaksial dan balun redam.
86