Anda di halaman 1dari 173

PENGARUH PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP

KEPUASAN KONSUMEN PADA PEDAGANG SEMBAKO


DI PASAR KAMIS DESA SUNGA JUNJANGAN
KECAMATAN BATANG TUAKA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat


guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)

Disusun Oleh :
AL
RUSIDAH
NIRM. 1209.16.07983
N
FI

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDIN-TEMBILAHAN
1442 H / 2020 M
PENGARUH PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP
KEPUASAN KONSUMEN PADA PEDAGANG SEMBAKO
DI PASAR KAMIS DESA SUNGA JUNJANGAN
KECAMATAN BATANG TUAKA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat


guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)

Disusun Oleh :
AL
RUSIDAH
NIRM. 1209.16.07983
N
FI

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDIN-TEMBILAHAN
1442 H / 2020 M
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rusidah
NIRM : 1209.16.07983
Program Studi : Ekonomi Syariah

Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan benar-benar bebas dari
plagiasi. Jika dikemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya siap
ditindak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Tembilahan, 09 April 2020


Saya yang menyatakan,
AL
N
FI

RUSIDAH
NIRM. 1209.16.07983

ii
NOTA DINAS PEMBIMBING

Kepada Yth,
Ketua STAI Auliaurrasyidin
Tembilahan

Assalamu‟alaikum wr.wb.,

Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan-perbaikan


seperlunya terhadap isi skripsi saudara:

Nama : RUSIDAH
NIRM : 1209.16.07983
Program Studi : Ekonomi Syariah
Judul : Pengaruh Penerapan Etika Bisnis Islam
Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Pedagang
Sembako Di Desa Sungai Junjangan Kecamatan
Batang Tuaka
AL
Dengan ini saya menilai bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahan untuk diajukan dalam
rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
N
FI

Tembilahan, 10 April 2020


Pembimbing,

SAI’IN, S.E.I., M.E.Sy


NIDN. 212702850

iii
FI
N

iv
AL
MOTTO

   

       

               

 

|٢٩ : )٤( ‫|النّساء‬


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu.
AL

Sesungguhnya Allah Maha


Penyayang kepadamu”.
N

(QS. An-Nisa’[4]: 29)


FI

v
PERSEMBAHAN

   


“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi
tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (keringnya,
niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
(QS. Luqman: 27)

Alhamdulillahirabbil’aalamiin...

Ya Allah...

Pada-Mu kutitip secuil asa, Kau berikan selaksa bahagia

Pada-Mu kuharap setetes cinta, Kau tumpahkan samudera cinta.

Sebuah harapan berakar keyakinan dari perpaduan hati yang memiliki keteguhan.
AL

Walaupun didera oleh cobaan dan membutuhkan perjuangan panjang


N

demi cita-cita yang tak mengenal kata usai.


FI

Setitik harapan itu telah kuraih, namun sejuta harapan

masih kumimpikan dan ingin kugapai.

Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Ku persembahkan karya kecil ini, untuk orang yang paling berharga dihidupku.

Untuk orang yang selalu menyemangatiku, Orang yang menungguku

Orang-orang yang aku sayangi hingga ke jannah-Nya

Yang senantiasa selalu ada disetiap suka maupun dukaku,

Dan mereka adalah cahaya hidupku,

Ibundaku tersayang,

Ayahandaku tercinta,

Adik-adikku terkasih.

vi
KATA PENGANTAR

   

Alhamdulillahirabbil’aalamiin, tiada kata yang pantas untuk penulis

ucapkan selain rasa syukur teramat atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penerapan Etika Bisnis

Islam Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Pedagang Sembako di Pasar

Kamis Desa Sungai Junjangan Kecamatan Batang Tuaka”. Shalawat serta

salam penulis haturkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW, yang

telah membimbing dan mendidik umat melalui ucapan, perbuatan, dan


AL

tauladannya yang menghantarkan umat kepada agama yang lurus yaitu agama
N

Islam, sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan Sunnah. Tidak lupa pula
FI

kepada para keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi

Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahan. Penulis menyadari bahwa dalam

proses penulisan skripsi ini banyak sekali kesulitan dan hambatan yang didapati

baik dari segi moril maupun materil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini,

dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih kepada semua pihak yang dengan ikhlas memberikan masukan dan

kontribusi berarti kepada penulis dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi

ini . Ucapan ini penulis ucapkan kepada:

vii
1. Bapak H. Kursanie, S.Pd.I., selaku ketua Yayasan Sekolah Tinggi Agama

Islam Auliaurrasyidin Tembilahan.

2. Bapak Syarifudin, M.Pd.I., selaku ketua Sekolah Tingggi Agama Islam

Auliaurrasyidin Tembilahan.

3. Bapak Ridhwan, M.Ed., selaku wakil akademik dan pengembangan lembaga,

bapak H. Deddy Yusuf Yudhyatra, M.Pd.I., selaku wakil ketua bidang

administrasi umum perencanaan dan keuangan, dan bapak Dr. Ir. H.

Sahruddin, M.M. selaku wakil ketua bidang kemahasiswaan dan kerjasama.

4. Bapak Sai‟in, S.E.I, M.E.Sy., selaku ketua Program Studi Ekonomi Syariah

Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahan


AL
5. Bapak Sai‟in, S.E.I, M.E.Sy., selaku dosen pembimbing yang penulis

banggakan, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan


N

serta bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk membimbing


FI

penulis dalam penyusunan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

6. Seluruh Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahan

yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama

perkuliahan.

7. Seluruh staf tata usaha (TU) Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin

Tembilahan yang telah membantu penulis dalam proses pengurusan

administrasi.

viii
8. Bapak Haryadi selaku Kepala Desa dan Bapak Jafar Abdul Azis selaku

Sekretaris Desa beserta staf Desa Sungai Junjangan Kecamatan Batang Tuaka

yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Kepada orang tua tercinta, yaitu Ibunda Asmah dan Ayahanda Ahmad Yani

yang telah membesarkan, mendidik, dan mengorbankan segalanya untuk

penulis dalam menuntut ilmu serta memberikan nasehat, dukungan dan doa

yang tiada henti-hentinya. Dan adik-adik tersayang, Yeni Asmawita dan

Nashwa Aqila Husna yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta

doa yang tulus untuk penulis.

10. Kepada sahabat dan teman-teman seperjuangan khususnya Program Studi


AL
Ekonomi Syariah angkatan 2016 yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah

membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.


N

Akhir kata, terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
FI

membantu dan mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis telah berusaha sesuai dengan kemampuan penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini. Namun demikian, penulis sangat menghargai masukkan yang positif

dari pembaca guna kesempurnaan ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Tembilahan, 09 April 2020


Penulis,

RUSIDAH
NIRM. 1209.16.07983

ix
ABSTRAK

RUSIDAH. 2020. “PENGARUH PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM


TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PEDAGANG SEMBAKO
DI PASAR KAMIS DESA SUNGAI JUNJANGAN KECAMATAN
BATANG TUAKA”

Penelitian ini dilatarbelakangi karena masih terdapat beberapa pelaku bisnis yang
mengabaikan etika dalam menjalankan bisnisnya. Perilaku pedagang sembako
yang menyimpang di pasar Kamis antara lain: perbedaan harga yang ditawarkan
kepada konsumen, terlalu tingginya harga yang ditawarkan bila dibandingkan
dengan pedagang lain, dan ada beberapa pedagang tidak bersikap ramah atau
murah hati dengan ditandai pelayanan dengan raut wajah kurang bersahabat.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan etika bisnis Islam
terhadap kepuasaan konsumen secara regresi linear sederhana, parsial, dan
koefisien determinasi pada pedagang sembako di pasar Kamis. Dalam penelitian
ini yang menjadi subjek penelitian adalah konsumen yang membeli barang-barang
sembako, sedangkan objek penelitiannya adalah pengaruh penerapan etika bisnis
AL
Islam terhadap kepuasan konsumen.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif


N

yaitu metode survei. Menggunakan metode penelitian kuantitatif karena hasil data
yang didapat merupakan kumpulan daripada angka-angka. Teknik analisis data
FI

dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana dan hipotesis
melalui uji parsial dan uji koefisien determinasi dengan menggunakan program
SPSS 24.0. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 3 bulan, dimulai pada
tanggal 02 Januari 2020 sampai dengan tanggal 09 April 2020.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, diketahui bahwa


penerapan etika bisnis Islam berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
rumus regresi linear sederhana melalui analisa data, diperoleh Fhitung lebih besar
dari Ftabel (7,41 ≥ 4,16 ), maka terima Ha dan tolak H0 . Hasil uji parsial (uji t)
diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel (4,929 > 2,039) dengan tingkat
signifikansinya (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan
hasil uji koefisien determinasi (R2 ) pengaruh yang diberikan oleh kombinasi
variabel penerapan etika bisnis Islam memberikan sumbangan efektif 37,7%
terhadap kepuasan konsumen, dan sisanya 62,3% yang dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Penerapan Etika Bisnis Islam, Kepuasan Konsumen

x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ......................................... ii
NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................... iii
PENGESAHAN PENGUJI SIDANG MUNAQASAH ................................ iv
MOTTO ........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
ABSTRAK..................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 8
AL

C. Batasan Masalah ...................................................................... 9


D. Rumusan Masalah .................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9
N

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 10


FI

BAB II KAJIAN TEORI


A. Etika Bisnis Islam .................................................................... 12
1. Pengertian Etika .................................................................. 12
2. Teori Etika ........................................................................... 17
3. Bisnis Islam ......................................................................... 20
4. Etika Bisnis dalam Islam ..................................................... 23
5. Indikator Etika Bisnis .......................................................... 27
6. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam ........................................ 28
7. Tujuan Etika Bisnis Islam .................................................... 38
B. Kepuasan Konsumen ................................................................ 39
1. Pengertian Kepuasan Konsumen .......................................... 39
2. Dimensi Kepuasan Konsumen ............................................. 41
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Konsumen ........................................................................... 42
4. Faktor Ketidakpuasan Konsumen......................................... 43
5. Kepuasan Konsumen dalam Perspektif Islam ....................... 43
C. Kajian Penelitian yang Relavan ................................................ 44
D. Asumsi Penelitian .................................................................... 49
E. Hipotesis .................................................................................. 50
F. Konsep Operasional ................................................................. 51

xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian......................................................................... 53
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 55
1. Tempat Penelitian ................................................................ 55
2. Waktu Penelitian ................................................................. 56
C. Subjek dan Objek Penelitian..................................................... 56
1. Subjek Penelitian ................................................................. 56
2. Objek Penelitian .................................................................. 56
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 57
1. Populasi Penelitian .............................................................. 57
2. Sampel Penelitian ................................................................ 58
E. Instrumen Penelitian ................................................................. 60
1. Jenis Instrumen .................................................................... 60
2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen..................................... 63
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 64
1. Kuesioner ............................................................................ 64
2. Dokumentasi ....................................................................... 65
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 66
1. Analisis Regresi Linear Sederhana ....................................... 66
2. Uji Hipotesis ........................................................................ 68
AL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................... 71
N

1. Gambaran Umum Pasar Kamis Desa Sungai Junjangan ....... 71


2. Keadaan Responden ............................................................ 72
FI

B. Penyajian Data ......................................................................... 74


1. Karakteristik Responden ...................................................... 75
2. Deskripsi Variabel Penelitian ............................................... 80
3. Penyajian Data Hasil Kuesioner (Angket) ............................ 80
C. Analisis Data ............................................................................ 91
1. Uji Validitas Instrumen ........................................................ 91
2. Uji Reliabilitas Instrumen .................................................... 93
3. Pembahasan Hasil Kuesioner (Angket) ................................ 94
4. Uji Hipotesis ........................................................................ 102
5. Pembahasan Pengaruh Penerapan Etika Bisnis Islam
Terhadap Kepuasan Konsumen ............................................ 104

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 107
B. Saran ....................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Nilai Dasar dan Prinsip Umum Etika Bisnis Islam ............... 30

Tabel II.2 Kajian Penelitian yang Relavan ........................................... 48

Tabel III.1 Daftar Nama Sampel Penelitian ........................................... 59

Tabel III.2 Skor dan Alternatif Jawaban Kuesioner ............................... 62

Tabel III.3 Kisi-kisi Intrumen untuk Mengukur Penerapan Etika


Bisnis Islam dan Kepuasan Konsumen ................................. 62

Tabel IV.1 Keadaan Responden di Pasar Kamis Desa Sungai


Junjangan ........................................................................... 73

Tabel IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 75

Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .......................... 76


AL

Tabel IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat


Pendidikan ........................................................................... 78
N

Tabel IV.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.................. 79


FI

Tabel IV.6 Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Penerapan


Etika Bisnis Islam (Variabel X) ........................................... 81

Tabel IV.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Kepuasan


Konsumen (Variabel Y) ....................................................... 86

Tabel IV.8 Hasil Uji Validitas Penelitian ............................................... 92

Tabel IV.9 Hasil Uji Reliabilitas Penelitian ........................................... 93

Tabel IV.10 Data Rekapitulasi Variabel X dan Variabel Y ...................... 94

Tabel IV.11 Tabel Penolong untuk Menghitung Angka Statistik ............. 96

Tabel IV.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2 )................................... 102

Tabel IV.13 Hasil Uji Parsial (Uji t) ........................................................ 103

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Macam-macam Teknik Sampling......................................... 58

Gambar IV.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 76

Gambar IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .......................... 77

Gambar IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat


Pendidikan ........................................................................... 78

Gambar IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.................. 79

AL
N
FI

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Hasil Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Tabulasi Hasil Data Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6 Pengujian Hipotesis

Lampiran 7 Tabel Distribusi r

Lampiran 8 Tabel Distribusi F

Lampiran 9 Tabel Distribusi t


AL

Lampiran 10 Daftar Nama Responden di Pasar Kamis Desa Sungai Junjangan


Kecamatan Batang Tuaka
N

Lampiran 11 Surat-surat Penelitian


FI

Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada perkembangan zaman yang ditandai dengan perkembangan

ekonomi yang semakin pesat sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang

semakin tinggi. Dengan persaingan yang begitu tinggi pelaku bisnis bisa

menggunakan segala cara untuk mendapatkan keuntungan. Bisnis merupakan

aktivitas yang selalu ada disekitar kehidupan manusia. Dalam kehidupan

sehari-hari bisnis sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat karena pada

dasarnya hakikat bisnis adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia,


AL
organisasi ataupun masyarakat luas. Bisnis atau perdagangan merupakan

proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-
N

masing pihak, sehingga keberadaan bisnis bisa saling menguntungkan bukan


FI

keberuntungan sepihak. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi :

          

              
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah
Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa‟[4]: 29)1

Istilah bisnis sudah sangat familiar dalam masyarakat kita. Kehidupan

manusia seolah tidak pernah lepas dari kata bisnis. Secara semantik kata ini

1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul „Ali-Art,
2004), hlm. 83.

1
2

memiliki beberapa konotasi makna seperti usaha, perdagangan, perusahaan,

tugas, urusan, usaha, dagang, dan lain sebagainya. Secara lebih teknis bisnis

bisa dimaknai sebagai semua aktivitas yang dilakukan seseorang dan

organisasi yang memproduksi barang dan jasa dengan maksud dan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan mendapat imbalan pembayaran

yang disebut dengan bisnis. 2 Sebagaimana menurut Mahmud Machfoedz

berpendapat bahwa bisnis adalah: “Suatu usaha perdagangan yang dilakukan

oleh sekelompok orang yang terorganisasi agar bisa mendapatkan laba

dengan cara memproduksi dan menjual barang dan jasa untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat”.3
AL
Aktivitas bisnis selalu memiliki hubungan dengan etika dan karena itu

pula bisnis tidak bisa dilepaskan dari sosial dan budaya masyarakat dimana
N

etika itu dipraktikkan. Sebagaimana halnya aspek-aspek lain dalam kehidupan


FI

manusia yang melibatkan etika, ekonomi dan bisnispun selalu dikaitkan

dengan etika sehingga muncullah apa yang disebut dengan etika bisnis dan

bisnis yang etis. 4

Etika dalam bahaha Yunani dikenal juga dengan “ethos” yang berarti

“adat istiadat” atau “kebiasaan”. Perpanjangan dari adat membangun suatu

aturan kuat dimasyarakat yaitu bagaimana setiap tindak dan tanduk mengikuti

aturan-aturan, dan aturan-aturan tersebut ternyata telah membentuk moral

2
Muhammad, Aspek Hukum dalam Muamalat, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm.
85.
3
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam Implementasi Etika Bisnis untuk Dunia
Usaha, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 29.
4
Muhammad, Paradigma, Metodologi & Aplikasi Ekonomi Syariah, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2008), hlm. 49-50.
3

masyarakat dalam menghargai adat istiadat yang berlaku. Moralitas adalah

istiadat yang dipakai untuk mencakup praktik dan kegiatan yang

membedakan apa yang baik dan apa yang buruk, aturan-aturan yang

mengendalikan kegiatan itu dan nilai-nilai yang tersimbol didalamnya yang

dipelihara atau dijadikan sasaran oleh kagiatan dalam praktik tersebut.5

Etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang

hak dan kewajiban moral baik yang menyangkut hubungan antar manusia,

hubungan manusia dengan alam, dan tentunya hubungan manusia dengan

Allah SWT yang bertujuan untuk membedakan antara baik, buruk dalam

berperilaku dan beraktivitas dengan tujuan mencapai kesejahteraan bersama.


AL
Etika memiliki fungsi penting dalam mengatur perilaku dan tata

kehidupan manusia. Ia berfungsi sebagai standar yang menunjukkan tingkah


N

laku yang membawa individu pada posisi tertentu dalam menetapkan sikap
FI

dan perilaku atas permasalahan ekonomi dan bisnis, juga berfungsi sebagai

standar untuk menilai dan menentukan kebenaran dan kesalahan atas tindakan

dan perilaku diri sendiri serta tindakan dan perilaku orang lain. 6

Etika bisnis dapat diartikan sebagai seperangkat prinsip-prinsip etika

yang membedakan yang baik dan yang buruk, benar dan salah. Al-Qur‟an

memberikan pandangan tentang bisnis Islam yaitu mengajak manusia untuk

mempercayai dan mengamalkan tuntutan-tuntutannya dalam segala aspek

kehidupan sering kali menggunakan istilah-istilah yang dikenal dengan

bisnis, seperti jual beli, untung rugi dan sebagainya.


5
Irham Fahmi, Etika Bisnis Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm.
2.
6
Muhammad, (2008) Op.Cit., hlm. 53.
4

Etika bisnis Islam adalah seperangkat nilai, aturan-aturan maupun tata

cara yang dijadikan pedoman dalam berbisnis sehingga aktivitas bisnis yang

dilakukan tidak menyimpang dari ajaran Islam. Jadi, antara etika dengan

bisnis merupakan dua hal yang saling berhubungan, apabila bisnis yang

dilakukan sesuai aturan-aturan Islam maka akan menghasilkan suatu tatanan

bisnis yang saling menguntungkan.

Karena jalinan antara etika dan perilaku ekonomi demikian intim

sehingga kajian etika dan konteks ekonomi selalu relavan. Hal ini, setidak-

tidaknya karena dua faktor: pertama, kehidupan manusia terus menerus

ditandai oleh konflik antara kekuatan baik dan kekuatan jahat. Kedua,
AL
pentingnya etika diangkat ke permukaan, terutama dalam konteks praktik

ekonomi dan bisnis, dengan tujuan agar kepentingan-kepentingan yang


N

berbeda dan mungkin saling bertentangan tidak saja mungkin didamaikan,


FI

tetapi juga memikirkan proses perdamaian itu mampu memenuhi cita rasa

keadilan dan kemanusiaan.

Salah satu keunikan ajaran Islam adalah mengajarkan para

penganutnya untuk melakukan praktik ekonomi berdasarkan norma dan etika

Islam. Bahkan, diakui oleh para ekonom muslim ataupun nonmuslim, dalam

Islam diajarkan nilai-nilai dasar ekonomi yang bersumber pada ajaran tauhid.

Disinyalir bahwa nilai-nilai dasar etika ekonomi, seperti: kesatuan


5

keseimbangan, tanggung jawab, dan keadilan merupakan nilai-nilai yang

fundamental dalam bidang ekonomi. 7

Islam membolehkan seseorang untuk berbisnis seperti jual beli.

Namun, bagaimana seharusnya seorang muslim berusaha dalam dunia bisnis

agar mendapatkan berkah dari Allah SWT di dunia maupun di akhirat. Etika

bisnis menjamin, baik pebisnis dan konsumen masing-masing akan

mendapatkan keuntungan, karena Islam tidak membiarkan begitu saja

seseorang bekerja sesuka hati untuk mencapai keinginannya dengan cara

menghalalkan segala cara seperti melakukan kecurangan, sumpah palsu,

menyuap, riba dan perbuatan bathil lainnya. Allah SWT berfirman dalam
AL
surah al-Baqarah ayat 275:

....      


N
FI

Artinya: “Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan


riba.....”. (QS. Al-Baqarah [2]: 275)8

Etika bisnis merupakan cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis

yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan dengan individu,

perusahaan, industri dan juga masyarakat. Pengertian tersebut mencakup

bagaimana menjalankan bisnis secara adil, dengan mengubah pandangan

dunia tentang etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik.

Bisnis tanpa etika menyebabkan para pengusaha dan pebisnis akan menjadi

tidak terkendali dan dapat menghalalkan segala cara untuk mencapai

tujuannya.

7
Juhaya S. Pradja, Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal Syariah, (Bandung:
Pustaka Setia, 2013), hlm. 12.
8
Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 47.
6

Oleh karena itu, penerapan etika bisnis dalam Islam sangatlah penting,

karena dalam suatu organisasi bisnis khususnya perdagangan yang

memerlukan pelaku-pelaku yang jujur, adil, amanah serta dapat menghindari

dari perbuatan yang bathil. Sehingga prinsip-prinsip dalam bisnis dapat

menjadikan pedoman bagi para pelaku bisnis, yang tentunya mereka akan

memberi yang terbaik untuk memuaskan para konsumen mereka. Konsumen

adalah seseorang yang menggunakan produk atau jasa yang dipasarkan.

Sedangkan kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara harapan dan

kinerja atau hasil yang dirasakan konsumen. Jadi, kepuasan konsumen adalah

sejauh mana harapan konsumen dipenuhi atau bahkan dilebihi oleh sebuah
AL
produk atau jasa.

Etika bisnis memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan


N

konsumen. Etika bisnis memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk


FI

menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan pelaku bisnis. Dalam jangka

panjang, ikatan seperti ini memungkinkan pelaku bisnis untuk memahami

dengan seksama harapan konsumen serta kebutuhan mereka. Dengan

demikian, pelaku bisnis dapat memaksimumkan pengalaman konsumen yang

kurang menyenangkan.9

Tujuan suatu bisnis adalah menciptakan konsumen merasa puas.

Kualitas jasa yang unggul dan konsisten dapat menumbuhkan kepuasan

konsumen dan akan memberikan berbagai manfaat. Faktor yang menentukan

kepuasan konsumen adalah persepsi konsumen mengenai penerapan etika


9
Miftakhul Huda, “Penerapan Etika Bisnis Terhadap Kepuasan Konsumen dalam
Pandangan Islam”, Jurnal El-Faqih, Volume 5 Nomor 1, P-ISSN 2443-3950 (April 2019), hlm.
94.
7

bisnis yang berfokus pada etika bisnis yaitu kesatuan, keseimbangan,

tanggung jawab, kebenaran, kejujuran serta kebajikan atau murah hati.

Konsumen dalam memilih suatu produk atau jasa tidak hanya

bergantung pada kualitas pelayanannya saja, tetapi juga bergantung pada nilai

yang dirasakan oleh konsumen, pelaku bisnis harus menambahkan nilai yang

dapat membuat konsumen mendapatkan apa yang mereka bayar atau lebih

dari yang mereka harapkan, sehingga konsumen dapat bertahan dan bisnis

yang dilakukan akan terus berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Etika seseorang dan etika bisnis bisnis yang merupakan satu kesatuan

yang tidak dapat dipisahkan. Dalam menjalankan suatu bisnis tentynya etika
AL
sangat diperlukan. Tapi tidak jarang etika bisnis dilanggar oleh orang-orang

yang tidak bertanggung jawab, karena mementingkan keperluan pribadi.


N

Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan di pasar Kamis


FI

Desa Sungai Junjangan pada hari Kamis, 05 September 2019, peneliti

menemukan permasalahan dimana adanya penyimpangan atau pelanggaran

etika dalam aktivitas bisnis yang dilakukan, sehingga menimbulkan spekulasi

bagi pelaku bisnis dalam hal ini adalah pedagang sembako di pasar Kamis

Desa Sungai Junjangan terkait tentang penerapan etika bisnis Islam. Peneliti

menemukan adanya diskriminasi atau perbedaan harga yang ditawarkan

pedagang kepada pembeli atau calon pembeli.

Selain itu, berdasarkan pengalaman peneliti, ketika ingin membeli

barang sembako ada salah satu pedagang yang menawarkan harga

dagangannya dengan harga yang terlalu tinggi bila dibandingkan dengan


8

pedagang lain yang sebelumnya sudah peneliti datangi. Masalah lain yang

muncul yaitu dari segi pelayanan, ada beberapa pedagang ketika melayani

konsumen pedagang tersebut tidak bersikap ramah atau murah hati dengan

ditandai pelayanan dengan raut wajah kurang bersahabat dan mimik judes.

Akan tetapi, sebagian bear dari pedagang sembako di pasar Kamis sudah

menerapkan etika bisnis dengan baik dalam berdagang.

Setelah melihat dan memperhatikan permasalahan di atas, maka

penulis ingin melakukan suatu penelitian ilmiah dengan judul yaitu:

”Pengaruh Penerapan Etika Bisnis Islam Terhadap Kepuasan

Konsumen Pada Pedagang Sembako di Pasar Kamis Desa Sungai


AL
Junjangan Kecamatan Batang Tuaka”.
N

B. Identifikasi Masalah
FI

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam

masalah ini adalah:

1. Masih ada sebagian dari pelaku bisnis yang tidak menerapkan etika di

dalam kegiatan bisnisnya, dimana hanya memandang bahwa menjalankan

usaha dapat dilakukan dengan segala cara agar meraih kesuksesan usaha.

2. Masih ada sebagian pelaku bisnis yang menawarkan barang dagangannya

dengan harga yang berbeda kepada konsumen.

3. Masih ada sebagian pelaku bisnis yang menjual barang dagangan dengan

harga yang terlalu tinggi bila dibandingkan dengan pedagang lain.

4. Masih kurangnya pelayanan yang baik dari beberapa pelaku bisnis.


9

C. Batasan Masalah

Setiap penelitian yang akan dilakukan harus dibatasi masalahnya dan

mengingat banyaknya permasalahan yang ditemukan, maka perlu dilakukan

pembatasan masalah agar permasalahan yang akan diteliti lebih terarah dan

tidak menyimpang dari permasalahan yang semula, sehingga peneliti dapat

fokus terhadap permasalahan yang ingin diteliti. Adapun batasan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Pengaruh penerapan etika bisnis Islam terhadap

kepuasan konsumen”.

D. Rumusan Masalah
AL
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut:


N

1. Apakah terdapat pengaruh penerapan etika bisnis Islam terhadap kepuasan


FI

konsumen pada pedagang sembako di pasar Kamis?

2. Seberapa besar signifikansi pengaruh penerapan etika bisnis Islam

terhadap kepuasan konsumen pada pedagang sembako di pasar Kamis?

3. Seberapa besar kontribusi pengaruh penerapan etika bisnis Islam terhadap

kepuasan konsumen pada pedagang sembako di pasar Kamis?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah memecahkan permasalahan yang tergambar

dalam latar belakang dan rumusan masalah. Adapun tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:


10

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan etika bisnis Islam

terhadap kepuasan konsumen pada pedagang sembako di pasar Kamis?

2. Untuk mengetahui seberapa besar signifikansi pengaruh penerapan etika

bisnis Islam terhadap kepuasan konsumen pada pedagang sembako di

pasar Kamis?

3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pengaruh penerapan etika

bisnis Islam terhadap kepuasan konsumen pada pedagang sembako di

pasar Kamis?

F. Manfaat Penelitian
AL
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penulis berharap dapat

memberikan manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


N

1. Untuk Penulis
FI

Penelitian ini dilakukan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi

peneliti serta kegiatan penelitian ini dijadikan sebagai pengalaman yang

berharga dalam upaya meningkatkan kemampuan peneliti dalam

mengembangkan ilmu, dan dapat menerapkan etika bisnis yang sesuai

dengan syariat Islam jika dikemudian hari peneliti terjun di dunia bisnis.

Dengan adanya penelitian ini juga dapat menambah wawasan dan

cakrawala bagi peneliti dan dapat memberikan gambaran mengenai hasil

dari penelitian ini yaitu pengaruh penerapan etika bisnis Islam terhadap

kepuasan konsumen. Dan karya ilmiah ini sebagai salah satu syarat
11

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) di Sekolah Tinggi Agama Islam

(STAI) Auliaurrasyidin Tembilahan.

2. Untuk Pelaku Bisnis

Melalui penelitian ini, diharapkan para pelaku bisnis dapat

menambah wawasan dalam menerapakan etika bisnis berdasarkan

ketentuan Islam yang berorientasi pada kemaslahatan masyarakat muslim.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Dengan adanya karya ilmiah ini, penulis berharap dapat

memberikan manfaat serta dapat menambah wawasan pengetahuan, dapat

memberikan sumbangan informasi bagi peneliti lain dan bisa digunakan


AL
sebagai bahan rujukan, serta bahan referensi dalam melakukan penelitian

lanjut yang berhubungan dengan penerapan etika bisnis Islam dan


N

kepuasan konsumen.
FI
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Etika Bisnis Islam

1. Pengertian Etika

Seringkali kita mendengar tiga istilah yang populer, yakni akhlak,

moral dan etika. Istilah “etika” dan “moral” dipergunakan secara

bergantian untuk maksud yang sama. Secara etimologi kata etika berasal

dari bahasa Yunani yang dalam bentuk tunggal yaitu ethos dan dalam

bentuk jamaknya yaitu ta etha. “Ethos” yang berarti sikap, cara berpikir,

watak kesusilaan atau kebiasaan. Kata ini identik dengan perkataan moral
AL
yang berasal dari kata latin “mos” yang dalam bentuk jamaknya “mores”

yang berarti juga kebiasaan atau cara hidup. Keduanya bisa diartikam
N

sebagai kebiasaan atau adat istiadat (custom atau mores), yang menunjuk
FI

kepada perilaku manusia itu sendiri, tindakan atau sikap yang dianggap

benar atau baik.1

Istilah “etika” ini pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles

dalam Ethica Nichomacheae, yang kemudian dianggap sebagai awal

lahirnya etika. Etika kemudian berkembang menjadi “peraturan”. Pada hari

ini etika telah menjadi nama bagi satu cabang ilmu dalam filasafat, yaitu

ilmu etika, filsafat etika.2

Ilmu etika tidak bisa dikesampingkan dari ilmu filsafat, ini terlihat

dari usaha-usaha dalam menafsirkan etika sering dilihat dari sudut


1
Erni R. Ernawan, Business Ethics, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 8-9.
2
Mukhtar Samad, Etika Bisnis Syariah Berbasis Sesuai Dengan Moral Islam,
(Yogyakarta: Sunrise, 2016), hlm. 7.

12
13

pandang filsafat. Karena filsafat sering dianggap sebagai induknya ilmu

etika. Sebagaimana yang dikatakan oleh K. Bertens etika adalah cabang

filsafat yang mempelajari baik buruknya perilaku manusia. 3

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah etika diartikan

sebagai:

a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral.
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan akhlak.
c. Nilai mengetahui benar dan salah yang dianut oleh suatu
golongan atau masyarakat.4

Sedangkan menurut Adams dan Asgary menyatakan bahwa etika

adalah: “Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu atau
AL
kelompok untuk menilai apakah tindakan yang telah dikerjakannya itu

salah atau benar, buruk atau baik”.


N

Pendapat lain dikemukakan oleh Magnis Suseno dan Sony Keraf


FI

menyatakan bahwa:

“Untuk memahami etika perlu dibedakan dengan moralitas.


Moralitas adalah suatu sistem nilai tentang bagaimana seseorang
harus berprilaku sebagai manusia. Sistem nilai ini terkandung
dalam ajaran-ajaran, moralitas memberi manusia aturan atau
petunjuk konkret tentang bagaimana harus hidup, bagaimana harus
bertindak dalam hidup ini sebagai manusia yang baik dan
bagaimana menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik.
Sedangkan etika berbicara mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan perilaku manusia dalam hidupnya”. 5

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa etika

adalah ilmu tentang adat kebiasaan yang berkenaan dengan kebiasaan baik

3
Irham Fahmi, Etika Bisnis Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.
2.
4
Erni R. Ernawan, Op.Cit., hlm. 10.
5
Ibid., hlm. 11- 12.
14

atau buruk yang diterima oleh masyarakat umum yang berhubungan sikap,

perbuatan, kewajiban dan sebagainya.

Moral dan etika mempunyai fungsi yang sama, yaitu memberi

orientasi bagaimana dan ke mana harus melangkah dalam hidup ini,

namun terdapat sedikit perbedaan bahwa moralitas langsung menunjukkan

inilah caranya untuk melangkah sedangkan etika justru mempersoalkan

apakah harus melangkah dengan cara ini dan mengapa harus dengan cara

itu? Dengan kata lain moralitas adalah suatu pranata atau aturan,

sedangkan etika adalah sikap kritis setiap pribadi atau kelompok

masyarakat untuk merealisasikan moralitas. Pada akhirnya etika memang


AL
menghimbau orang untuk bertindak sesuai dengan moralitas. Etika

berusaha membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat


N

dipertanggungjawabkan.
FI

Selain itu, istilah yang paling dekat dengan istilah etika adalah

akhlak. Kata “akhlak” yang berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak

mufradnya yaitu “khuluq” yang diartikan dengan budi pekerti, perangai,

tingkat laku atau tabiat.6 Sedangkan dalam bahasa Indonesia yaitu

“akhlak” tolak ukurnya dalam Al-Qur‟an yang berbunyi:

    


Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi
pekerti yang agung”. (QS. Al-Qalam [68]: 4)7

6
Abdul Aziz, Op.Cit., hlm. 21.
7
Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 564.
15

Kata akhlak yang sudah menjadi bahasa Indonesia diartikan

sebagai ilmu yang menentukan batas antara yang baik dan buruk, antara

yang terpuji dan tercela, tentang perbuatan atau perkataan manusia lahir

batin. Sebagaimana dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali bahwa akhlak

adalah:

“Suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat


melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan tanpa melalui
maksud untuk memikirkan (lebih lama). Maka jika sifat tersebut
melahirkan suatu tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan
norma agama, dinamakan akhlak yang baik. Tapi manakala ia
melahirkan tindakan yang jahat, maka dinamakan akhlak yang
buruk”.8

Pendapat lain dikemukakan oleh Abu Bakar Jabir Al-Jazary bahwa


AL
akhlak adalah: “Bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang

menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara
N

yang disengaja”.
FI

Kemudian Abdul Karim Zaidan menjelaskan bahwa akhlak adalah:

“Nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan

dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk,

untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya”. 9

Dari ketiga definisi di atas sepakat menyatakan bahwa akhlak atau

khuluq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia

akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan

pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu.

8
Abdul Aziz, Op.Cit., hlm. 22.
9
Ibid.
16

Kunci etis dan moral bisnis sesungguhnya terletak pada pelakunya,

itu sebabnya misi diutusnya Rasulullah ke dunia adalah untuk

memperbaiki akhlak manusia yang telah rusak. Seorang pegusaha muslim

berkewajiban untuk memegang teguh etika dan moral bisnis Islami yang

mencakup husnul khuluq. Pada derajat ini, Allah akan melapangkan

hatinya dan akan membukakan pintu rezeki, dimana pintu rezeki akan

terbuka dengan akhlak mulia tersebut. Akhlak yang baik adalah modal

dasar yang akan melahirkan praktik bisnis yang etis dan moralitas.

Jadi istilah akhlak, etika dan moral, ketiga istilah itu sama-sama

menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia.


AL
Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlak

standarnya adalah Al-Qur‟an dan Sunnah, bagi etika standarnya


N

pertimbangan akal pikiran dan bagi moral standarnya adat kebiasaan yang
FI

umum berlaku di masyarakat.

Dengan demikian, moral dan etika menurut Syahidin, dapat saja

sama dengan akhlak manakala sumber ataupun produk dan budaya sesuai

dengan prinsip-prinsip akhlak. Akan tetapi moral dan etika bisa juga

bertentangan dengan akhlak manakala produk budaya itu menyimpang dari

fitrah ajaran agama Islam. Jadi, etika Barat bertitik tolak dari akal pikiran

manusia, yaitu akal pikiran para ahli filsafat. Sedangkan etika Islam

bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadits, yang menjadi dasar etika Barat
17

tentang perbuatan baik dan buruk, sedangkan yang menjadi dasar etika

Islam ialah iman dan takwa kepada Allah SWT.10

2. Teori Etika

Pelaku bisnis dapat memperoleh ilmu etika melalui teori etika. Ada

beberapa teori etika yaitu sebagai berikut:

a. Etika Deontologi

Menurut teori ini beberapa prinsip moral itu bersifat mengikat

bagaimanapun akibatnya. Etika ini menekankan kewajiban manusia

untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan

dibenarkan berdasarkan akibat dan tujuan baik dari tindkan itu,


AL
melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya

sendiri. Dengan kata lain, tindakan itu bernilai moral karena tindakan
N

itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memang harus


FI

dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.

Tegasnya deontologi selalu menekankan perbuatan tidak

dibenarkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadikan

perbuatan itu baik. Kita tidak pernah boleh melakukan sesuatu yang

jahat supaya dihasilkan sesuatu yang baik. Suatu tindakan bisnis akan

dinilai baik oleh etika deontologi bukan karena tindakan itu

mendatangkan akibat baik bagi pelakunya, melainkan karena tindakan

itu sejalan dengan kewajiban si pelaku, misalnya memberikan

pelayanan yang baik kepada semua konsumen, menawarkan barang dan

10
Ibid., hlm. 27.
18

jasa dengan mutu yang sebanding dengan harganya, dan lain

sebagainya.

Teori ini menekankan kewajiban sebagai tolak ukur bagi

penilaian baik atau buruknya perbuatan manusia, dengan mengabaikan

dorongan lain seperti rasa cinta atau belas kasihan. Terdapat tiga

kemungkinan seseorang memenuhi kewajibannya yaitu karena nama

baik, karena dorongan tulus dari hati nurani, serta memenuhi

kewajibannya. Deontologist menetapkan aturan, prinsip dan hak

berdasarkan pada agama, tradisi, atau adat istiadat yang berlaku. Yang

menjadi tantangan dalam penerapan deontological disini adalah


AL
menekankan yang mana tugas, kewajiban, hak, prinsip yang

didahulukan.
N

b. Etika Teologi
FI

Teori ini mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan

tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan itu, atau bersadarkan

konsekuensi yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Suatu tindakan baik

jika tujuannya mencapai sesuatu yang baik atau jika konsekuensi yang

ditimbulkannya baik dan berguna. Apabila kita akan memutuskan apa

yang benar, kita tidak hanya melihat konsekuensi keputusan tersebut

dari sudut pandang kepentingan kita sendiri. Jika suatu perbuatan

mengakibatkan manfaat paling besar, artinya paling memajukan

kemakmuran, kesejahteraan, dan kebahagiaan masyarakat maka


19

perbuatan itu adalah baik. Sebaliknya, jika perbuatan membawa lebih

banyak kerugian daripada manfaat, perbuatan itu harus dinilai buruk.

Tantangan yang sering dihadapi dalam penggunaan teori ini

adalah kesulitan dalam mendapatkan seluruh informasi yang

dibutuhkan dalam mengevaluasi semua kemungkinan konsekuensi dari

keputusan yang diambil.

c. Etika Hak

Dalam pemikiran moral, teori hak adalah pendekatan yang

paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu

perbuatan atau perilaku. Sebenarnya, teori hak merupakan suatu aspek


AL
dari teori deontologi, karena hak berkaitan dengan kewajiban.

Kewajiban seseorang sama berarti juga hak dari orang lain. Jika seorang
N

pelaku bisnis melakukan aktivitas bisnis karena tergolong keyakinan


FI

agama, kewajiban untuk memenuhi tuntutan kebutuhan keluarga yang

menjadi bagian tanggung jawabnya, tetapi di sisi lain hak konsumsi

perlu diperhatikan juga. Misalnya, konsumen berhak atas produk yang

sehat serta aman dan sesuai dengan harapannya juga hak-hak lain yang

harus ditunaikan.

Etika hak mempunyai sifat dasar dan asasi (human rights),

sehingga etika hak tersebut merupakan hak yang: (1) Tidak dapat

dicabut atau direbut karena sudah ada sejak manusia itu ada; (2) Tidak

tergantung dari persetujuan orang; (3) Merupakan bagian dari eksitensi

manusia di dunia.
20

d. Etika Keutamaan

Etika ini lebih mengutamakan pembangunan karakter moral

pada diri setiap orang. Nilai moral bukan muncul dalam bentuk adanya

aturan berupa larangan dan perintah, namun dalam bentuk teladan

moral yang nyata dipraktikkan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam

masyarakat. Jika sesuai dengan norma, suatu perbuatan adalah baik.

Sebaliknya jika tidak, maka perbuatan itu adalah buruk. Kebijaksanaan

misalnya, merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang

mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi. Keadilan adalah

keutamaan lain yang membuat seseorang selalu memberikan kepada


AL
sesama apa yang menjadi haknya. Kerendahan hati adalah keutamaan

yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri, sekalipun situasi


N

mengizinkan.
FI

Keuntungan teori ini bahwa para pengambil keputusan dapat

dengan mudah mencocokkan dengan standar etika komunitas tertentu

untuk menentukan sesuatu itu benar atau salah tanpa ia harus

menentukan kriteria terlebih dahulu (dengan asumsi telah ada kode

perilaku).11

3. Bisnis Islam

Kata “bisnis” dalam bahasa Indonesia diserap dari kata “business”

dari bahasa Inggris yang berarti kesibukan. Pengertian bisnis ditujukan

pada sebuah kegiatan berorientasi profit yang memproduksi barang dan

11
Ibid., hlm 12-14.
21

jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis juga dapat diartikan

sebagai suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang

dibutuhkan oleh masyarakat.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau

sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan

keuntungan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, bisnis diartikan sebagai

usaha dagang, usaha komersial di dunia perdagangan dan bidang usaha.

Menurut pendapat Allan Afuah, beliau juga menjelaskan bahwa:

“Bisnis adalah sekumpulan aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan

dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sumber


AL
daya menjadi barang dan jasa yang diinginkan konsumen”. 12

Kemudian Hughes dan Kapoor, keduanya mengartikan bahwa


N

bisnis adalah:
FI

“Aktivitas melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk


menghasilkan laba. Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan laba
apabila total penerimaan pada suatu periode lebih besar dari total
pada periode yang sama. Laba merupakan daya tarik utama untuk
melakukan kegiatan bisnis, sehingga melalui laba pelaku bisnis
dapat mengembangkan skala usahanya untuk meningkatkan laba
yang lebih besar”.13

Sedangkan menurut Straub dan Attner, mengemukakan bahwa

bisnis adalah:

“Suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan


penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh
konsumen untuk memperoleh profit. Barang yang dimaksud adalah
suatu produk yang secara fisik memiliki wujud (dapat diindra).

12
Ibid., hlm. 29.
13
Ibid., hlm. 30.
22

Sedangkan jasa adalah aktivitas-aktivitas yang memberi manfaat


kepada konsumen atau pelaku bisnis lainnya”. 14

Disamping bisnis merupakan bagian dari kegiatan perdagangan

dalam rangka mencari pencaharian melalui jual beli untuk tujuan untung.

Menurut Muhammad Iqbal menjelaskan pengertian berdagang (bisnis) dari

dua sudut pandang, yaitu menurut mufassir dan ilmu fiqh.

a. Menurut para mufassir, perdagangan (bisnis) adalah pengelolaan


modal untuk mendapatkan keuntungan.
b. Ahli fiqh, memandang bahwa perdagangan ialah saling
menukarkan harta dengan harta secara suka sama suka, atau
pemindahan hal milik dengan adanya penggantian menurut yang
dibolehkan.

Jadi, bisnis merupakan segala bentuk kegiatan yang dilakukan


AL
dalam produksi, menyalurkan, memasarkan barang dan jasa yang

dilakukan oleh manusia baik dengan cara berdagang maupun bentuk lain
N

dan tidak hanya mengejar laba, tetapi juga menciptakan konsumen merasa
FI

puas.15

Bisnis Islami adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai

bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya (barang/jasa)

termasuk profitnya, namun dibatasi cara memperolehnya dan

pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram. 16

Dalam zaman modern seperti sekarang ini, banyak dijumpai

praktik-praktik bisnis yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Banyak

manusia mengembangkan modalnya dengan menghalalkan segala cara

14
Muhammad Ismail Yusanto, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta: Gema Insani, 2002),
hlm. 15.
15
Abdul Aziz, Op.Cit., hlm. 32.
16
Muhammad, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: UPP-AMP YKPN, 2004), hlm. 38.
23

tanpa memenuhi ajaran Islam, sehingga merugikan banyak pihak dan

hanya menguntungkan sekelompok individu. Islam memberikan solusi

dengan konsepnya tentang bagaimana mengembangkan modal yang benar

yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Salah satu caranya

yaitu berbisnis sesuai dengan ajaran Islam. 17

4. Etika Bisnis dalam Islam

Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar yang

memimpin individu dalam membuat keputusan. Etik ialah suatu studi

mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan

oleh seseorang. Keputusan etik ialah suatu hal yang benar mengenai
AL
perilaku standar. Etika bisnis kadang-kadang disebut pula etika

manajemen ialah penerapan standar moral ke dalam kegiatan bisnis. 18


N

Secara sederhana mempelajari etika dalam bisnis berarti


FI

mempelajari tentang mana yang baik atau buruk, benar atau salah dalam

dunia bisnis berdasarkan kepada prinsip-prinsip moralitas. Etika bisnis

adalah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan

tidak boleh bertindak, dimana aturan-aturan tersebut dapat bersumber dari

aturan tertulis maupun aturan yang tidak tertulis. Dan jika suatu bisnis

melanggar aturan-aturan tersebut maka sanksi akan diterima. Dimana

sanksi tersebut dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung.

Menurut Walton dan Mouro menjelaskan bahwa etika bisnis

adalah:

17
Ibid., hlm. 22.
18
Buchari Alma, Pengantar Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 184.
24

“Etika merupakan analisis kritis tentang tindakan manusia untuk


menentukan kebenarannya atau kesalahannya dalam kerangka dua
kriteria utama: kebenaran dan keadilan. Sementara etika bisnis
merupakan sekumpulan kriteria dimana tindakan manusia di nilai
berdasarkan harapan masyarakat”.19

Kemudian dalam pendapat Fritzche tentang etika bisnis, ia

menyatakan bahwa:

“Tampak tidak ada pemisahan antara etika bisnis dan etika sehari-
hari. Dengan kata lain kita berketetapan bahwa tidak mungkin kita
etis dalam berbisnis dan tidak etis dalam hal yang lainnya atau
sebaliknya. Secara sederhana etika adalah sesuatu yang tidak
terpisahkan dari individu, hal ini tidak dapat berubah pada setiap
kesempatan. Pada tingkat praktis, ini memunculkan tiga pernyataan
dasar. Pertama, orang yang etis harus menghormati orang lain.
Kedua, etika itu dipelajari, tidak muncul secara langsung dari lahir.
Ketiga, akar dari semua hubungan etik yang sebenarnya adalah
kehidupan spritual dari Islam, Kristen, Budha, Hindu ataupun yang
AL
tidak beragama sekalipun”. 20

Sedangkan menurut David menjelaskan bahwa etika bisnis adalah:


N

“Aturan main prinsip dalam organisasi yang menjadi pedoman membuat


FI

keputusan dari tingkah laku. Etika bisnis adalah etika pelaku bisnis. Pelaku

bisnis tersebut bisa saja manajer, karyawan, konsumen dan masyarakat”. 21

Sebagai cabang dari filsafat etika, maka etika dalam aktivitas bisnis

tidak lain merupakan penerapan prinsip-prinsip etika dengan pendekatan

filsafat dalam kegiatan dan program bisnis. Karenanya semua teori tentang

etika dapat dimanfaatkan untuk membahas tentang etika dalam aktivitas

bisnis. Aspek yang dominan dari semua kata etika dalam aktivitas bisnis

bermuara dari perilaku bermoral.

19
Erni R. Ernawan, Op.Cit., hlm. 23.
20
Ibid.
21
Ibid., hlm. 24 .
25

Etika bisnis merupakan cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis

yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,

perusahaan, industri, dan juga masyarakat. Pengertian tersebut mencakup

bagaimana menjalankan bisnis secara adil dengan mengubah pandangan

dunia tentang etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik.

Bisnis tanpa etika menyebabkan para pengusaha dan pebisnis akan

menjadi tidak terkendali dan menghalalkan segala cara untuk mencapai

tujuannya.

Etika ini dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku manusia

dalam menjalankan aktivitas bisnis yakni menjalankan pertukaran barang,


AL
jasa atau uang yang saling menguntungkan untuk memperoleh

keuntungan. Dengan demikian, etika bisnis adalah tuntutan nasehat etis


N

manusia dan tidak bisa dipisah atau ditunda untuk membenarkan tindakan
FI

yang tidak adil dan bermoral. Etika bisnis harus dijunjung tinggi agar

bisnis itu membuahkan hasil yang dapat memuaskan semua pihak yang

terlibat dalam bisnis itu. Etika bisnis juga merupakan perwujudan dari

serangkaian prinsip-prinsip etika normatif ke dalam perilaku bisnis. Secara

sederhana mempelajari etika dalam bisnis berarti mempelajari tentang

mana yang baik atau buruk, benar atau salah dalam dunia bisnis

berdasarkan kepada prinsip-prinsip moralitas.22

Kata “Islami” merupakan sifat bagi orang-orang yang melakukan

ajaran Islam dengan baik dan benar sesuai dengan ajaran-ajarannya. Dan

22
Miftakhul Huda, Op.Cit., hlm. 96.
26

kata Islam sebagai ajaran biasanya diidentikkan dengan kata syariat,

sebagaimana dalam pemaknaan kata Ekonomi Islam dan Ekonomi

Syariah. Secara istilah, syariah sepadan dengan makna perundangan-

undangan yang diturunkan Alah SWT melalui Rasulullah SAW untuk

seluruh umat manusia baik menyangkut masalah ibadah, akhlak, makanan,

minuman, pakaian maupun muamalah (interaksi sesama manusia dalam

berbagai aspek kehidupan) guna meraih kebahagiaan di dunia dan di

akhirat.

Setelah mengetahui makna atau pengertian satu persatu dari kata

“Etika”, “Bisnis”, dan “Islami” atau juga dikenal sebagai “Syariat”, maka
AL
dapat digabungkan makna ketiganya adalah bahwa etika bisnis Islami

merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar
N

dan yang salah yang selanjutnya tentu melakukan hal yang benar
FI

berkenaan dengan produk, pelayanan dengan pihak yang berkepentingan.

Berbisnis berarti suatu usaha yang menguntungkan. Jadi etika bisnis Islami

adalah studi tentang seseorang atau organisasi melakukan usaha atau

kontak bisnis yang saling menguntungkan sesuai dengan nilai-nilai ajaran

Islam. 23

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa etika bisnis dalam

Islam adalah seperangkat nilai, aturan-aturan maupun tata cara yang

dijadikan pedoman dalam berbisnis sehingga aktivitas bisnis yang

dilakukan tidak menyimpang dari ajaran Islam. Sebab dalam etika Islam,

23
Abdul Aziz, Op.Cit., hlm. 34-35.
27

ukuran kebaikan dan ketidakbaikan bersifat mutlak yang berpedoman

kepada Al-Qur‟an dan Hadits.

5. Indikator Etika Bisnis

Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa indikator

yang dapat dipakai untuk menyatakan apakah seseorang dan suatu

perusahaan telah melaksanakan etika bisnis dalam kegiatan usahanya

antara lain adalah:

a. Indikator Etika Bisnis Menurut Ekonomi

Apabila Perusahaan atau pelaku bisnis telah melakukan

pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien
AL
tanpa merugikan masyarakat.

b. Indikator Etika Bisnis Menurut Peraturan Khusus yang Berlaku


N

Berdasarkan indikator ini seorang pelaku bisnis dikatakan


FI

beretika dalam bisnisnya apabila masing-masing pelaku bisnis

mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya.

c. Indikator Etika Bisnis Menurut Hukum

Berdasarkan indikator hukum seorang pelaku bisnis atau

perusahaan dikatakan telah melaksanakan etika bisnis apabila seorang

pelaku bisnis atau suatu perusahaan telah mematuhi segala norma

hukum yang berlaku dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

d. Indikator Etika Berdasarkan Ajaran Agama

Pebisnis dianggap beretika jika dalam pelaksanaan bisnisnya

senantiasa merujuk kepada nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya.


28

e. Indikator Etika Berdasarkan Nilai Budaya

Setiap pelaku bisnis baik secara individu maupun kelembagaan

telah menyelenggarakan bisnisnya dengan mengakomodasi nilai-nilai

budaya dan adat istiadat yang ada disekitar operasi suatu perusahaan,

daerah, dan suatu bangsa.

f. Indikator Etika Bisnis Menurut Masing-masing Individu

Apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak

mengorbankan integritas pribadinya.24

6. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam


Untuk membangun kultur bisbis yang sehat, idealnya dimulai dari

perumusan etika yang akan digunakan sebagai norma perilaku sebelum


AL

aturan (hukum) perilaku dibuat dan laksanakan, atau aturan (norma) etika
N

tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan hukum. Sebagai kontrol terhadap


FI

individu pelaku dalam bisnis yaitu melalui penerapan kebiasaan atau

budaya moral atas pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dalam prinsip

moral sebagai inti kekuatan suatu perusahaan dengan mengutamakan

kejujuran, tanggung jawab, disiplin, berprilaku tanpa diskriminasi. 25

Etika bisnis secara umum menurut Suarny Amran, harus

berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Prinsip otonomi yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan


dan bertindak berdasarkan keselaran tentang apa yang baik
untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas
keputusan yang diambil.
b. Prinsip kejujuran dalam hal ini kejujuran adalah merupakan
kunci keberhasilan suatu bisnis, kejujuran dalam pelaksanaan

24
Erni R. Ernawan, Op.Cit., hlm. 31.
25
Abdul Aziz, Op.Cit., hlm. 36.
29

kontrol terhadap konsumen, dalam hubungan kerja dan


sebagainya.
c. Prinsip keadilan bahwa setiap orang dalam berbisnis
diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing dan tidak
ada yang boleh dirugikan.
d. Prinsip saling menguntungkan juga dalam bisnis yang
kompetitif.
e. Prinsip integrasi moral ini merupakan dasar dalam berbisnis,
harus menjaga nama baik perusahaan tetap dipercaya dan
merupakan perusahaan terbaik.26

Ada enam langkah awal dalam memulai etika bisnis Islam, yaitu

sebagai berikut:

a. Niat ikhlas mengharap ridha Allah SWT (‫)النيت الخالصت هللا تعالى‬

b. Profesional (‫)اإلتقان‬

c. Jujur dan amanah (‫)الصدق واألمانت‬


AL

d. Mengedepankan etika sebagai seorang muslim (‫)التخلق بااألخالق السليمت‬


N

e. Tidak melanggar prinsip syariah (‫)مطبقا بالشريعت اإلسالميت‬


FI

f. Ukhuwah Islamiyah (‫)األخوة اإلسالميت‬27

Berdasarkan prinsip-prinsip dasar etika bisnis Islam di atas, maka

secara teologis Islam menawarkan nilai-nilai dasar atau prinsip-prinsip

umum yang penerapannya dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan

zaman dan mempertimbangkan dimensi ruang dan waktu. Nilai-nilai dasar

etika bisnis dalam Islam yaitu: tauhid, khilafah, ibadah, tazkiyah, dan

ihsan. Dari nilai dasar ini dapat diangkat ke prinsip umum tentang

keadilan, kejujuran, keterbukaan (transparansi), kebersamaan, kebebasan,

tanggung jawab dan akuntabilitas.

26
Ibid., hlm. 37.
27
Ibid., hlm. 39.
30

Semua ini akan lebih mudah dipahami dalam bentuk tabel berikut

ini:

Tabel II.1
Nilai Dasar dan Prinsip Umum Etika Bisnis Islam

Nilai Dasar Prinsip Umum Pemaknaan


Tauhid Kesatuan dan  Integrasi antar semua bidang
Integrasi kehidupan, agama, ekonomi,
dan sosial politik budaya.
 Kesatuan antara kegiatan
bisnis dengan moralitas dan
pencarian ridha Allah.
 Tidak ada diskriminasi
Kesamaan diantara pelaku bisnis atas
dasar pertimbangan ras,
warna kulit, jenis kelamin
atau agama.
AL
Khilafah Intelektualitas  Kemampuan kreatif dan
konseptual pelaku bisnis
yang berfungsi membentuk
N

mengubah alam semesta


FI

menjadi sesuatu yang


konkret dan bermanfaat.
Tanggung jawab  Kesediaan pelaku bisnis
dan Akuntabilitas untuk bertanggungjawab
atas dan mempertanggung
jawabkan tindakannya.
Ibadah Penyerahan Total  Kemampuan pelaku bisnis
untuk membebaskan diri
dari segala ikatan
penghambaan manusia
kepada ciptaannya sendiri
seperti kekuasaan dan
kekayaan.
 Kemampuan pelaku bisnis
untuk menjadikan
penghambaan manusia
kepada Tuhan sebagai
wawasan batin sekaligus
komitmen moral yang
berfungsi memberikan arah,
tujuan dan pemaknaan
terhadap aktualisasi kegiatan
31

bisnisnya.
Tazkiyah Kejujuran  Kejujuran pelaku bisnis
untuk tidak mengambil
keuntungan hanya untuk
dirinya sendiri dengan cara
menyuap, menimbun barang
berbuat curang dan menipu,
tidak memanipulasi barang
dari segi kualitas dan
kuantitasnya.

Keadilan  Kemampuan pelaku bisnis


untuk menciptakan
keseimbangan moderasi
dalam transaksi (mengurangi
timbangan) dan
membebaskan pendindasan,
misalnya riba dan
memonopoli usaha.
AL
Keterbukaan  Kesediaan pelaku bisnis
untuk menerima pendapat
orang lain yang lebi baik dan
N

lebih besar, kreatif dan


positif.
FI

Ihsan Kebaikan bagi  Kesediaan pelaku bisnis


orang untuk memberikan kebaikan
kepada orang lain, misalnya
penjadwalan ulang,
menerima pengembalian
barang yang telah dibeli,
pembayaran utang sebelum
jatuh tempo.
Kebersamaan  Kebersamaan pelaku bisnis
dalam membagi dan
memikul beban sesuai
dengan kemampuan masing-
masing, kebersamaan dalam
memikul tanggung jawab
sesuai dengan beban tugas,
dan kebersamaan dalam
menikmati hasil bisnis
secara proporsional. 28

28
Ibid., hlm.43-45.
32

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-

prinsip dasar etika bisnis Islami harus mencakup:

a. Kesatuan (Unity)

Kesatuan adalah kesatuan sebagaimana tereflesikan dalam konsep

tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik

dalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen,

serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi:

          

           
AL

Artinya: “Wahai manusia sungguh Kami telah menciptkan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempua, kemudian Kami
N

jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu


saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu
FI

disisi Allah ialah orang yang paling bertakqa. Sungguh, Allah


Maha Mengetahui Maha Teliti”. (QS. Al-Hujurat [49]: 13)29

Dari konsep ini maka Islam menawarkan keterpaduan agama,

ekonomi, dan sosial. Tauhid atau keseimbangan mengajarkan manusia

sebagai makhluk ilahiya, sosok manusia yang memiliki Allah. Dengan

demikian, kegiatan bisnis manusia tidak terlepas dari pengawasan Allah,

dan dalam rangka melaksanakan perintah Allah SWT.

b. Keseimbangan (Equilibrium).

Ajaran Islam berorientasi pada terciptanya karakter manusia yang

memiliki sikap dan perilaku yang seimbang dan adil dalam konteks

29
Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 518.
33

hubungan antara manusia dengan diri sendiri, dengan orang lain

(masyarakat) dan dengan lingkungan. Dalam beraktivitas di dunia kerja

dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil, tak terkecuali pada

pihak yang tidak disukai. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah

Al-Maidah ayat 8, yang bunyinya:

         

           

        


Artinya: “Hai orang-orang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
AL

kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk


berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat
N

kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya


Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-
FI

Maidah [5]: 8)30

c. Kehendak Bebas (Free Will).

Kebebasan berarti bahwa manusia sebagai individu dan kolektif

mempunyai kebebasan penuh untuk melakukan aktivitas bisnis. Dalam

ekonomi, manusia bebas mengimplementasikan kaidah-kaidah Islam

karena masalah ekonomi termasuk kepada aspek muamalah bukan ibadah

maka berlaku padanya kaidah umum “semua boleh kecuali yang dilarang”

yang tidak boleh dalam Islam adalah ketidakadilan, riba, dan perbuatan

bathil yang lainnya yang dapat merugikan orang lain. Dijelaskan dalam

Al-Qur‟an surah An-Najm ayat 39-42:

30
Ibid., hlm. 108.
34

             

       


Artinya: “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah
diusahakannya. Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan
diperhatikan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan
kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. Dan
sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala
sesuatu)”. (QS. An-Najm [53]: 39-42)31

Ada beberapa bentuk kebebasan, yaitu:

1) Kebebasan jasmani, yaitu kebebasan manusia untuk menggerakkan

anggota tubuhnya. Kebebasan ini tergantung pada kemampuan tubuh

itu sendiri.
AL
2) Kebebasan kehendak, yaitu kebebasan untuk menginginkan sesuatu

yang diukur dengan jangkauan berpikir seseorang.


N

3) Kebebasan moral, yaitu tidak adanya ancaman, tekanan atau desakan. 32


FI

d. Tanggung Jawab (Responsibility).

Dalam dunia bisnis, pertanggungjawaban dilakukan kepada dua sisi

yakni sisi vertikal (kepada Allah) dan sisi horizontalnya kepada

masyarakat atau konsumen. Tanggung jawab dan bisnis harus ditampilkan

secara transparan (keterbukaan), kejujuran, pelayanan yang optimal dan

berbuat yang terbaik dalam segala urusan.

Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan

oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan

akuntabilitas untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia


31
Ibid., hlm. 528-529.
32
Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2006), hlm. 13.
35

perlu mempertanggungjawabkan tindakannya. Secara logis prinsip ini

berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan

mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan

bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya. Hal ini sesuai dengan

apa yang ada didalam Al-Qur‟an surah Al-Muddatsir ayat 38:

     


Artinya: “Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah
diperbuatnya”. (QS. Al-Muddatsir [74]: 38)33

Dari ayat di atas sudah jelas bahwa setiap kegiatan mannusia

dimintai pertanggungjawabannya baik itu terhadap Allah maupun manusia.

Kebebasan yang dimiliki manusia dalam melakukan segala aktivitasnya


AL

memiliki batas-batas tertentu dan tidak digunakan sebebas-bebasnya


N

melainkan dibatasi oleh koridor hukum, norma, dan etika yang tertuang
FI

dalam Al-Qur‟an dan Sunnah yang harus dipatuhi dan dijadikan referensi

atau acuan dan landasan dalam melakukan kegiatan bisnisnya.

Bagi para pebisnis sikap yang sangat mendasar adalah kebebasan

dan bertangggungjawab, yaitu:

1) Tanggung jawab kepada dirinya sendiri, tanggung jawab kepada hati

nurani. Apakah ia sudah bekerja sesuai dengan hati nuraninya sebagai

pelaku bisnis yang baik dan bertanggungjawab atau sebaliknya.

2) Tanggung jawab kepada pemberi amanah, dapat disamakan dengan

tanggung jawab kepada orang ataupun pihak-pihak yang telah

mempercayakan kegiatan bisnis padanya. Sehingga ia akan terus

33
Op.Cit., hlm. 532.
36

menjaga kepercayaan itu dan tentunya adanya pertanggungjawaban

yang diberikan pada orang yang telah memberikan kepercayaan itu.

3) Tanggung jawab kepada orang yang terlibat, dapat dicontohkan sebagai

tanggung jawab kepada atasan atau bawahan (karyawan), apakah

sebagai atasan telah memperhatikan hak-hak para bawahan, seperti gaji,

tunjangan, bonus, cuti, kenaikan pangkat sudah sesuai dengan hak atau

prestasi yang telah diberikan.

4) Tanggung jawab kepada konsumen. Dalam dunia bisnis, seorang

penjual tidak dapat dipisahkan dari pembeli. Seorang pembeli atau

konsumen harus diperlakukan dengan baik secara moral. Hal ini bukan
AL
hanya karena tuntutan etis, melainkan prasyarat mutlak untuk mencapai

keberhasilan dalam berbisnis.


N

e. Kebenaran: Kebajikan dan Kejujuran.


FI

Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap

dan perilaku benar yang meliputi proses mencari atau memperoleh

komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau

menetapkan keuntungan. Dalam prinsip ini terkandung dua unsur penting

yaitu kebajikan dan kejujuran. Kebajikan dalam bisnis ditunjukkan dengan

sikap kerelaan dan keramahan dalam bermuamalah, sedangkan kejujuran

ditunjukkan dengan sikap jujur dalam semua proses bisnis yang dilakukan

tanpa adanya penipuan sedikitpun. Dengan prinsip kebenaran ini maka

etika bisnis Islam sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap

kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi,


37

kerja sama atau perjanjian dalam bisnis. Sebagaimana firman Allah dalam

QS. Al-Isra‟ ayat 35 yang berbunyi:

          

 
Artinya: “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan
timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya”.(QS. Al-Isra‟[17]: 35)34

Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa Al-Qur‟an telah

memberi penegasan bahwasannya hal mendasar yang digunakan untuk

membangun dan mengembangkan bisnis yang beretika adalah dengan

menyempurnakan segala transaksi yang berkaitan dengan media takaran


AL

dan timbangan.
N

Menurut Al-Ghazali, terdapat enam bentuk kebenaran, yaitu


FI

sebagai berikut:

1) Jika seseorang membutuhkan sesuatu, maka orang lain harus


memberikannya dengan mengambil keuntungan sedikit
mungkin.
2) Jika seseorang membeli sesuatu dari orang miskin, akan lebih
baik baginya untuk kehilangan sedikit uang dengan
membayarnya lebih dari harga yang sebenarnya.
3) Dalam mengabulkan hak pembayaran dan pinjaman, seseorang
harus bertindak secara bijaksana dengan memberi waktu lebih
banyak kepada peminjam untuk membayar hutangnya.
4) Sudah sepantasnya mereka yang ingin mengembalikan barang-
barang yang sudah dibeli, seharusnya diperbolehkan untuk
melakukannya demi kebijakan.
5) Merupakan tindakan yang sangat baik bagi sang peminjam jika
mereka membayar hutangnya tanpa harus dimintai, dan jika
mungkin jauh-jauh hari sebelum jatuh waktu pembayarannya.

34
Ibid., hlm. 285.
38

6) Ketika menjual barang secara kredit seseorang harus cukup


bermurah hati, tidak memaksa membayar ketika orang tidak
mampu membayar dalam waktu yang telah ditetapkan. 35

Berpijak pada prinsip-prinsip di atas, terlihat bahwa begitu

indahnya Islam mengatur semua sisi kehidupan manusia dalam rangka

bermuamalah dengan lingkungan sekitarnya. Prinsip ini hendaknya bisa

menjadi pedoman bagi para pelaku bisnis, yang tentunya mereka akan

memberi yang terbaik untuk para konsumen mereka. 36

7. Tujuan Etika Bisnis Islam

Selama etika bisnis adalah etika bisnis sebagai seperangkat nilai

baik, buruk, benar dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-
AL
prinsip moralitas, ada beberapa hal yang dapat dikemukakan sebagai

tujuan umum dari studi etika bisnis, sebagai berikut:


N

a. Menanamkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis.


FI

b. Memperkenalkan argumentasi-argumentasi moral dibidang ekonomi

dan bisnis serta cara penyusunannya.

c. Membantu untuk menentukan sikap moral yang tepat dalam

menjalankan profesi.

Dalam konteks belajar Etika bisnis etika dapat disimpulkan bahwa

itu dapat membekali pihak pembaca atau mahasiswa pengetahuan dan

pandangan bahwa ia merupakan hal yang vital dalam perjalanan sebuah

aktivitas bisnis profesional. sebagaimana diungkapan Dr. Syahata, bahwa

35
Muhammad, Etika Bisnis Islami, Op.Cit., hlm. 68.
36
Abdul Aziz, Op.Cit., hlm. 45-47.
39

etika bisnis Islam memiliki fungsi substansial membekali para pelaku

bisnis beberapa hal sebagai berikut:

a. Membangun kode etik Islami yang mengatur, mengembangkan


dan menancapkan metode berbisnis dalam kerangka ajaran
agama. Kode etik ini juga simbol arahan agar melindungi pelaku
bisnis dari resiko.
b. Kode ini dapat menjadi dasar hukum dalam menetapkan
tanggung jawab pelaku bisnis, terutama bagi diri mereka sendiri,
antar komunitas bisnis, masyarakat, dan diatas segalanya adalah
tanggung jawab dihadapan Allah.
c. Kode etik ini dipersepsi sebagai dokumen hukum yang dapat
menyelesaikan persoalan yang muncul, daripada harus
diserahkan kepada pihak peradilan.
d. Kode etik dapat memberi kontribusi dalam penyelesaian banyak
persoalan yang terjadi antara sesama pelaku bisnis, antara
pelaku bisnis dan masyarakat tempat mereka bekerja. Sebuah
hal yang dapat membangun persaudaraan dan kerja sama antara
mereka semua.
AL
e. Kode etik dapat merepresentasikan bentuk aturan Islam yang
konkret dan bersifat kultural, sehingga dapat mendeskripsikan
dan orisinalitas ajaran Islam yang dapat diterapkan di setiap
N

zaman dan tempat, tanpa harus bertentang dengan nilai-nilai


Ilahi. 37
FI

B. Kepuasan Konsumen

1. Pengertian Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen merupakan perbandingan antara yang

dirasakan dengan harapan sebelum barang atau jasa yang dibeli dan

dikonsumsi. Sebagaimana menurut Aritonang mengemukakan kepuasan

konsumen adalah: “Hasil penilaian pelanggan terhadap apa yang

diharapkan dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Harapan itu

37
Faisal Badroen, Op.Cit., hlm. 24.
40

dibandingkan dengan persepsinya terhadap kinerja yang diterimanya

dengan mengkonsumsi produk tersebut”.38

Menurut Kotler mendefinisikan kepuasan konsumen adalah:

“Sejauh mana tingkatan suatu produk atau jasa dipersepsikan sesuai

dengan harapan pembeli. Kepuasan konsumen diartikan sebagai suatu

keadaan-kenyataan yang diterima oleh konsumen”. 39

Kemudian menurut Band, ia menjelaskan bahwa kepuasan

konsumen yaitu:“Tingkatan suatu kebutuhan, keinginan dan harapan dari

pelanggan dapat terpenuhi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian

ulang atau kesetiaan yang berlanjut”.


AL
Jika barang atau jasa tersebut dirasakan konsumen sesuai dengan

harapan, maka konsumen tersebut akan merasa puas. Sebaliknya, jika


N

kinerja berada di bawah harapan, maka konsumen tidak akan merasa puas.
FI

Jika kinerja melebihi harapan, konsumen akan amat puas atau senang.

Secara umum, kepuasan dapat diartikan sebagai adanya kesamaan

antara kinerja produk dan pelayanan yang diterima dengan kinerja produk

dan pelayanan yang diharapkan konsumen. Dalam era kompetisi bisnis

yang ketat seperti sekarang, kepuasan konsumen merupakan hal yang

utama. Konsumen di ibaratkan sebagai raja yang harus dilayani, meskipun

hal ini bukan berarti menyerahkan segala-galanya kepada konsumen.

Usaha memuaskan kebutuhan konsumen harus dilakukan secara

38
Eswika Nilasari dan Istiatin, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Konsumen Pada Dealer PT. Ramayana Motor Sukoharjo”, Jurnal Paradigma, Vol. 13 No. 01,
ISSN : 1693-0827(Februari – Juli 2015), hlm. 3.
39
Etta Mamang Sangadji dan Sopian, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai
Himpunan Jurnal Penelitian, (Yogyakarta: Andi Offset, 2013), hlm. 181.
41

menguntungkan atau dengan situasi sama menang, yaitu keadaan dimana

kedua belah pihak merasa puas dan tidak ada yang dirugikan.

Jadi, kepuasan konsumen mencakup perbedaan antara harapan dan

kinerja atau hasil yang dirasakan konsumen. Kepuasan konsumen akan

diperoleh jika kinerja suatu produk atau jasa dapat memenuhi atau

melebihi harapan konsumen dan konsumen merasa tidak puas jika kinerja

suatu produk atau jasa kurang dari yang diharapkan konsumen

2. Dimensi Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler dalam buku prinsip-prinsip marketing, bahwa

perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah


AL
membandingkan antara persepsi atau respon terhadap kinerja hasil dari

produk yang diharapkan. Istilah kepuasan pelanggan merupakan tindakan


N

pelanggan yang terlihat, terkait dengan produk atau jasa. 40


FI

Menurut Wilkie mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai suatu

tanggapan pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Sedangkan

menurut Kotler memberikan arti kepuasan konsumen yaitu tingkat

perasaan seseorang setelah membandingkan hasil yang dirasakan

dibandingkan dengan harapannya.

Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara

kinerja yang dirasakan dengan harapannya. Apabila kinerja dibawah

harapan, maka konsumen akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan

harapan, konsumen akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan,

40
Eswika Nilasari dan Istiatin, Op.Cit., hlm. 4.
42

konsumen akan sangat puas. Harapan konsumen dapat dibentuk oleh

pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan

informasi pemasar dan saingannya.

Dimensi pengukuran kepuasan menurut Pasuraman dan Zeithaml

dalam melayani konsumen adalah:

a. Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan untuk


menolong pelanggan dan ketersediaan untuk melayani
pelanggan dengan baik.
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan untuk melakukan
pelayanan sesuai yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan.
c. Emphaty (empati), yaitu rasa peduli untuk memberikan
perhatian secara individual kepada pelanggan, memahami
kebutuhan pelanggan, serta pengetahuan untuk dihubungi.
d. Asurance (jaminan), yaitu pengetahuan, kesopanan petugas serta
AL
sifatnya yang dapat dipercaya sehingga pelanggan terbebas dari
resiko.
e. Tangibles (bukti langsung). meliputi fasilitas fisik, perlengkapan
N

karyawan, dan sarana komunikasi. 41


FI

Kemudian menurut Consuegra, mengukur kepuasan konsumen

dapat melalui 3 dimensi, yaitu:

a. Kesesuaian harapan yaitu jasa yang ditawarkan sesuai dengan


harapan para pelanggan.
b. Persepsi kinerja yaitu hasil atau kinerja pelayanan yang diterima
sudah sangat baik atau belum.
c. Penilaian pelanggan yaitu dari secara keseluruhan pelayanan
yang diterima pelanggan lebih baik atau jika dibandingkan
dengan jasa lainnya yang menawarkan jasa yang sama. 42

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Menurut Zheithaml dan Bitner ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kepuasan pelanggan, antara lain sebagai berikut:

41
Ibid.
42
Miftakhul Huda, Op.Cit., hlm. 108.
43

a. Fitur produk dan jasa. Kepuasan pelanggan terhadap produk dan


jasa secara signifikan dipengaruhi oleh evaluasi pelanggan
terhadap fitur produk atau jasa.
b. Emosi pelanggan. Emosi juga dapat mempengaruhi persepsi
pelanggan terhadap produk atau jasa. Emosi ini dapat stabil,
seperti keadaan pikiran atau perasaan atau kepuasan hidup.
pikiran atau perasaan pelanggan dapat mempengaruhi respon
pelanggan terhadap jasa. 43

4. Faktor Ketidakpuasan Konsumen

Menurut Halstead keluhan konsumen yang tidak puas dibedakan

dalam tiga model diantaranya sebagai berikut:

a. Voice complaint adalah keluhan yang disampaikan langsung


oleh pembeli yang tidak puas atas barang atau jasa yang telah
dibeli tersebut oleh penjual.
b. Private complaint merupakan keluhan yang disampaikan oleh
pembeli yang tidak puas atas barang atau jasa yang telah dibeli
AL
tersebut kepada teman/kerabat.
c. Third party complaint merupakan tingkat yang paling buruk,
yakni keluhan yang disampaikan oleh pembeli yang tidak puas
N

atas produk yang telah dibeli tersebut kepada penjual melalui


lembaga atau organisasi independen. Lembaga atau organisasi
FI

independen dimaksud bisa lembaga bantuan hukum, yayasan


lembaga konsumen atau bahkan kepada pihak yang berwajib. 44

5. Kepuasan Konsumen dalam Perspektif Islam

Lahirnya teori kepuasan konsumen dalam perspektif ekonomi

konvensional akan melahirkan manusia serakah dan mementingkan diri

sendiri. Hal ini karena asumsi rasional konsumsi dibangun atas dasar

kepuasan. Secara sederhana setidaknya terdapat dua hal yang perlu untuk

dikritisi dari perilaku konsumsi yang berorientasi pada kepuasan yakni

pertama tujuan konsumsi hanyalah untuk mencapai kepuasan dan kedua

batasan konsumsi hanyalah kemampuan anggaran. Artinya, sepanjang dia


43
Ibid., hlm. 109.
44
Mulyadi Nitisusastro, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan,
(Bandung: Alfabeta,2012), hlm. 218.
44

mempunyai pendapatan membatasi untuk melakukan konsumsi. Tentunya

sikap ini akan menafikan kepentingan orang lain dan menafikan zat dan

jenis barang (halal dan berkahnya barang).

Dalam menentukan kepuasan konsumsi bagi seorang muslim harus

berorientasi dalam mengoptimalkan maslahah bukan memaksimalkan.

Karena dalam rasionalitas Islam memegang prinsip lebih banyak tidak

selalu lebih baik. Maslahah akan terwujud ketika nilai berkah optimum

dapat terpenuhi. Oleh karena itu, kandungan berkah sangat mempengaruhi

preferensi konsumen pada saat akan mengkonsumsi barang hal ini

menjadikan konsumen akan selalu mengoptimalkan berkah dalam usaha


AL
mengoptimalkan maslahah.

Dalam ilmu ekonomi Islam, kepuasan seseorang muslim disebut


N

dengan qana’ah. Kepuasan dalam Islam, qana’ah merupakan cerminan


FI

kepuasan seseorang baik secara lahiriah maupun bathiniah. Kepuasan

dalam Islam harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Barang atau jasa yang dikonsumsi harus halal.

b. Dalam mengkonsumsi barang atau jasa tidak berlebih-lebihan.

c. Tidak mengandung riba.45

C. Kajian Penelitian yang Relavan

Dalam studi literatur ini, penulis mencantumkan beberapa penelitian

yang pernah dilakukan oleh beberapa pihak, sebagai bahan rujukan dalam

45
Miftakhul Huda, Op.Cit., hlm 109-110.
45

mengembangkan materi yang ada dalam penelitian yang dibuat oleh penulis.

Beberapa penelitian yang memiliki korelasi dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Rizqa Ramadhaning Tyas (2015) melakukan penelitian tentang “Pengaruh

Keragaman Produk, Kualitas Pelayanan, Etika Bisnis Islam Dan Citra

Perusahaan Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Menggunakan Jasa

Keuangan Syariah di BMT Bina Usaha Karang Jati”. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa

variabel keragaman produk, kualitas pelayanan, etika bisnis Islam dan citra

perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah untuk


AL
menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati. Adapun variabel kualitas

pelayanan disini merupakan variabel yang paling dominan dalam


N

mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan jasa BMT Bina


FI

Usaha Karang Jati, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar

0,396.46 Adapun persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama

menggunakan variabel bebas yaitu etika bisnis Islam, akan tetapi yang

menjadi perbedaannya adalah dari segi variabel terikat keputusan nasabah

sedangkan penelitian ini melihat seberapa besar pengaruh etika bisnis

Islam terhadap kepuasan konsumen.

2. Mochamad Yunus (2015) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Etika

Bisnis Islam dan Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi

46
Rizqa Rhamadaning Tyas, “Pengaruh Keragaman Produk, Kualitas Pelayanan, Etika
Bisnis Islam Dan Citra Perusahaan Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Menggunakan Jasa
Keuangan Syariah di BMT Bina Usaha Karang Jati”, Skripsi Sarjana Ekonomi Syariah, (Salatiga:
Perpustakaan STAIN Salatiga, 2015).
46

Kasus Pada UKM Bandeng Tandu Kendal)”. Jenis penelitian

menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan

pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple

random sampling. Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa etika

bisnis Islam dan kualitas produk tidak memiliki pengaruh terhadap

loyalitas konsumen. Variabel independen yang paling dominan dalam

mempengaruhi loyalitas konsumen adalah kualitas produk dengan

koefisien 0,285. Sedangkan etika bisnis Islam hanya mempengaruhi

loyalitas konsumen dengan koefisien 0,006. 47 Adapun persamaan dengan

penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan variabel bebas yaitu etika


AL
bisnis Islam. Perbedaan penelitian Mochamad Yunus dengan penelitian ini

adalah penelitian terdahulu menggunakan dua variabel independen yaitu


N

etika bisnis Islam dan kualitas produk sedangkan pada penelitian ini
FI

hanya menggunakan satu variabel independen yaitu penerapan etika bisnis

Islam.

3. Sidqi Amalia Izzati (2015) dengan judul penelitian “Penerapan Etika

Bisnis Islam Di Bambu Hot Resto Tegal”. Penelitian tersebut

menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun hasil yang diperoleh dapat

diketahui etika bisnis yang dilakukan oleh Bambu Hot Resto Tegal pada

umumnya telah sesuai dengan etika bisnis yan diajarkan dalam Islam yang

meliputi tidak melipatgandakan harga dalam jual beli, jujur dalam takaran,

berkomunikasi dengan ramah, memiliki visi dan misi yang tidak


47
Mochamad Yunus, “Pengaruh Etika Bisnis Islam dan Kualitas Produk Terhadap
Loyalitas Konsumen Studi Kasus Pada UKM Bandeng Tandu Kendal”, Skripsi Sarjana Ekonomi
Islam, (Semarang: Perpustakaan UIN Walisongo, 2015).
47

bertentangan dengan syariat Islam, menjalin silaturrahmi, tidak melupakan

ibadah, bekerja keras serta produk yang dijual tidak termasuk produk yang

dilarang dalam Islam. 48 Persamaan dalam penelitian ini sama-sama

menggunakan variabel etika bisnis Islam, adapun perbedaanya dari segi

pendekatan yang digunakan. Dalam penelitian terdahulu menggunakan

pendekatan kualitatif, variabel yang digunakan hanya satu variabel.

Sedangkan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan

variabel yang digunakan dua variabel.

4. Zahrotul Wakhidah (2017) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Etika Bisnis Islam Terhadap Costumer Retention Pada Baitul Mal Wat
AL
Tamwil (BMT) Tumang Bayolali”. Jenis Penelitian menggunakan

pendekatan deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel


N

menggunakan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Hasil


FI

penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel etika bisnis Islam

berpengaruh positif dan signifikan terhadap costumer retention. Adapun

variabel independen yang memiliki pengaruh terbesar adalah kebenaran

dengan nilai koefisien sebesar 0,427. Efek yang dirasakan anggota dari

aspek kebenaran adalah pihak Baitul Mal wat Tamwil (BMT) memberikan

pelayanan dengan penuh rasa kekeluargaan, profesional, cepat dan ramah.

Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama bertujuan untuk menguji

apakah terdapat pengaruh penerapan etika bisnis Islam secara keseluruhan

48
Sidqi Amalia Izzati, “Penerapan Etika Bisnis Islam Di Bambu Hot Resto Tegal”,
Skripsi Sarjana Ekonomi Islam, (Semarang: Perpustakaan UIN Walisongo, 2015).
48

terhadap variabel terikat.49 Adapun perbedaannya pada penelitian

terdahulu yaitu teknik analisis data yang digunakan analisis regresi

berganda sedangkan teknik analisis data yang digunakan pada penelitian

ini adalah analisis regresi sederhana. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan qouta sampling dan penelitian ini berfokus terhadap kepuasan

konsumen pada pedagang sembako di pasar Kamis sedangkan penelitian

yang terdahulu dilakukan di MBT Tumang Bayolali.

Berikut penjelasan mengenai beberapa kajian penelitian yang

relavan di atas, maka agar lebih mudah peneliti membuat dalam bentuk

tabel sebagai berikut.


AL
Tabel II.2
Kajian Penelitian yang Relavan
N

Nama/Tahun Metode Hasil


No. Judul Penelitian
FI

Penelitian Penelitian Penelitian


1. Rizqa Pengaruh Kuantitatif Signifikan
Ramadhaning Keragaman
Tyas (2015 Produk, Kualitas
Pelayanan, Etika
Bisnis Islam Dan
Citra Perusahaan
Terhadap
Keputusan
Nasabah Untuk
Menggunakan Jasa
Keuangan Syariah
di BMT Bina
Usaha Karang Jati.
2. Mochamad Pengaruh Etika Kuantitatif Tidak
Yunus (2015) Bisnis Islam dan Signifikan
Kualitas Produk
Terhadap Loyalitas

49
Zahrotul Wakhidah, “Pengaruh Etika Bisnis Islam Terhadap Costumer Retention Pada
Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Tumang Bayolali”, Tesis Magister Ekonomi, (Sukoharjo:
Perpustakaan IAIN Surakarta, 2017).
49

Konsumen (Studi
Kasus Pada UKM
Bandeng Tandu
Kendal).
3. Sidqi Amalia Penerapan Etika Kualitatif Signifikan
Izzati (2015) Bisnis Islam Di
Bambu Hot Resto
Tegal.
4. Zahrotul Pengaruh Etika Kuantitatif Signifikan
Wakhidah Bisnis Islam
(2017) Terhadap
Costumer
Retention Pada
Baitul Mal Wat
Tamwil (BMT)
Tumang Bayolali.

D. Asumsi Penelitian
AL
Asumsi merupakan gagasan primitif, atau gagasan tanpa penumpu

yang diperlukan untuk menumpu gagasan lain akan muncul kemudian.


N

Asumsi adalah pernyataan yang dapat diuji kebenarannya secara empiris,


FI

asumsi ini harus dilakukan karena tidak boleh ada perbedaan antara asumsi

peneliti dengan pembaca hasil penelitian, karena akan tidak diterimanya hasil

penelitiannya. 50

Secara umum, asumsi dapat diartikan sebagai suatu anggapan atau

dugaa semesntara yang belum dapat dibuktikan kebenarannya serta

membutuhkan pembuktian secara langsung. Asumsi menyatakan yang

sebenarnya dan bukan seharusnya, asumsi harus sejajar dengan teori yang

dipakai dan asumsi harus ditulis secara tersurat. Dengan penyuratan itu

terbentuk suatu konteks untuk mewadahi pemikiran. Adapun asumsi ini

50
Tim Dosen STT Jaffray, Metode Penelitian Pendidikan Teologi, (Makasar: Sekolah
Tingi Teologi Jaffray, 2016), hlm. 14.
50

mengatakan: “Jika penerapan etika bisnis Islam baik, maka akan berpengaruh

bagi kepuasan konsumen”.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan

baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Dari suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya melalui jalan


AL
riset. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar atau

mungkin salah yang membutuhkan pembuktian atau diuji kebenarannya.


N

Ada dua macam hipotesis nol (H0 ) dan hipotesis alternatif (H𝑎 ). Hipotesis nol
FI

(H0 ) menyatakan tidak adanya hubungan, atau tidak adanya pengaruh, atau

tidak adanya perbedaan. Hipotesis alternatif (H𝑎 ) adalah menyatakan adanya

hubungan, atau adanya pengaruh atau adanya perbebedaan. 51

Berdasarkan dari gambaran di atas, maka dapat diajukan

hipotesisnya sebagai berikut:

Ha ∶ Diduga penerapan etika bisnis Islam berpengaruh terhadap kepuasan

konsumen (Jika nilai signifikan <0,05 maka H0 diterima).

H0 : Diduga penerapan etika bisnis Islam tidak berpengaruh terhadap

kepuasan konsumen (Jika nilai signifikan >0,05 maka H0 ditolak).

51
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 134.
51

F. Konsep Operasional

Konsep operasional merupakan konsep dan penjabatan dari konsep

teoritis agar mudah di pakai sekaligus sebagai aturan di lapangan penelitian,

guna menghindari kesalahpahaman. 52 Konsep operasional untuk variabel X

dalam penelitian ini adalah penerapan etika bisnis Islam yang ditulis dalam

indikator-indikator sebagai berikut :

1. Kesatuan (Unity)

Tidak ada diskriminasi terhadap pembeli.

2. Keseimbangan (Equilibrium)

Menyesuaikan takaran dan timbangan serta penentuan harga


AL
berdasarkan mekanisme pasar yang normal.

3. Kehendak Bebas (Free Will)


N

Tidak menjual barang dagangan dengan harga yang terlalu tinggi


FI

dan tidak memaksa konsumen untuk membeli barang dagangan yang

dijual.

4. Tanggung Jawab (Responsibility)

Bertanggungjawab atas kualitas barang dagangan yang dijual dan

dapat menanggapi keluhan konsumen dengan baik.

5. Kebenaran: Kebajikan dan Kejujuran

Bersikap ramah, murah senyum, sopan santun, toleran dan

memberikan kelonggaran waktu kepada pihak yang terhutang.53

52
Wahyu Ms dan Muhammad Ms, Petunjuk Praktis Membuat Skripsi, (Surabaya: Usaha
Nasional, 2007), hlm. 27.
53
Abdul Aziz, Loc.Cit.
52

Adapun konsep operasional untuk variabel Y dalam penelitian ini

adalah kepuasan konsumen. Untuk menghindari kesalahpahaman, konsep

operasional kepuasan konsumen (variabel Y) penulis kembangkan pada sub-

indikator yang telah disesuaikan dengan indikator-indikator yang sudah ada.

Indikator-indikator kepuasan konsumen (variabel Y) dapat dilihat sebagai berikut:

1. Ketanggapan (Responsiveness)

a. Ketersediaan melayani dengan baik.

b. Ketersediaan untuk menolong.

2. Kehandalan (Reliability)

a. Melakukan pelayanan dengan segera, akurat, dan cepat.


AL
b. Dapat memuaskan calon pembeli atau pembeli.

3. Empati (Emphaty)
N

c. Memiliki rasa kepedulian terhadap konsumen.


FI

d. Dapat berkomunikasi dengan baik.

4. Jaminan (Asurance)

a. Menepati janji dan dapat dipercaya.

b. Ramah dan sopan santun.

5. Bukti Langsung (Tangibles)

a. Memberikan kenyamanan pada lokasi dan ruang.

b. Menjaga kebersihan.54

54
Eswika Nilasari dan Istiatin, Loc.Cit.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam suatu penelitian seseorang peneliti harus menggunakan jenis

penelitian yang tepat. Hal ini dimaksud agar peneliti dapat memperoleh

gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi serta langkah-langkah

yang digunakan dalam mengatasi masalah tersebut.

Berdasarkan judul yang diangkat oleh peneliti yaitu “Pengaruh

Penerapan Etika Bisnis Islam terhadap Kepuasan Konsumen Pada Pedagang

Sembako di Pasar Kamis Desa Sungai Junjangan Kecamatan Batang Tuaka”


AL
yang bersifat adanya sebab dan akibat, sehingga dalam penelitiannya ada

variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat), maka jenis


N

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian


FI

kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Sugiyono mendefinisikan

penelitian kuantitatif adalah:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data yang bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah diterapkan”.1

Metode ini disebut metode positivistik karena berlandaskan pada

filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah karen telah menemui

kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkret/empiris, obyektif, terukur, rasional dan

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2015), hlm. 8.

53
54

sistematis. Metode ini disebut metode kuantitaif karena data penelitian berupa

angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Jadi metode penelitian

kuantitatif adalah suatu bentuk metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan tujuan

untuk mendeskripsikan objek penelitian atau hasil penelitian. Penelitian ini

menggunakan salah satu jenis metode dari jenis penelitian deskriptif yaitu

metode survei yang merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan


AL
pernyataan terstruktur/sistematis yang sama kepada banyak orang..

Penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang


N

digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat
FI

ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel

sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu,

yakni pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuesioner)

yang tidak mendalam, dan hasil penelitian cenderung untuk

digeneralisasikan. 2

Survei dalam penelitian ini akan diterapkan dengan mengumpulkan

informasi tentang penerapan etika bisnis Islam dan kepuasan konsumen

dengan menggunakan kuesioner (angket) yang diisi oleh para responden yaitu

para konsumen yang membeli barang sembako di pasar Kamis.

2
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, Op.Cit., hlm 81.
55

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat tertentu yang digunakan untuk

objek dan subjek yang akan diteliti dalam penelitian. Tempat penelitian

yang ditetapkan oleh peneliti disini adalah tempat dimana peneliti

menemukan permasalahan. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka

peneliti mengadakan penelitian dengan mengambil tempat penelitian di

pasar Kamis Desa Sungai Junjangan Kecamatan Batang Tuaka.

Pemilihan pasar Kamis Desa Sungai Junjangan sebagai tempat

penelitian didasarkan atas beberapa pertimbangan tertentu. Pertimbangan


AL
pertama adalah unsur keterjangkauan tempat penelitian oleh peneliti, baik

dilihat dari segi tenaga, dana maupun dari segi efisiensi waktu. Satu hal
N

yang sangat membantu dalam melakukan penelitian di tempat penelitian


FI

ini adalah keterbukaan masyakarat dalam menerima peneliti untuk

kegiatan penelitian ini.

Selain itu, alasan peneliti memilih pasar Kamis sebagai tempat

penelitian karena ingin mengetahui seberapa jauh penerapan etika bisnis

dalam kegiatan jual beli di pasar Kamis. Setelah dilakukan secara

pengamatan peneliti terdapat beberapa pelanggaran atau penyimpangan

etika dalam aktivitas bisnis yang dilakukannya, seperti kurangnya

pelayanan yang baik, adanya diskriminasi atau perbedaan harga yang

ditawarkan pedagang kepada pembeli, dan harga yang ditawarkan begitu

tinggi. Hal ini membuat peneliti ingin mengkaji lebih lanjut dalam bentuk
56

sebuah karya ilmiah, dan juga suatu pertimbangan yang tidak bisa

dikesampingkan serta turut menyertai alasan pemilihan tempat penelitian

ini.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

diperkirakan akan selesai dalam waktu kurang lebih 3 (tiga) bulan, dimulai

tanggal 02 Januari 2020 sampai dengan tanggal 09 April 2020.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian
AL
Subjek merupakan suatu bahasan yang sering dilihat pada suatu

penelitian. Subjek penelitian diartikan sebagai apa atau siapa yang


N

diteliti. 3 Manusia, benda, ataupun lembaga (organisasi) yang sifat


FI

keadaannya akan diteliti adalah sesuatu yang didalam dirinya melekat

atau terkandung objek penelitian. Subjek penelitian pada dasarnya adalah

yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Adapun subjek dalam

penelitian ini adalah konsumen yang membeli barang-barang sembako di

pasar Kamis Desa Sungai Junjangan.

2. Objek Penelitian

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, objek adalah hal, perkara,

atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Dengan kata lain objek

penelitian adalah pokok soal yang ingin diteliti atau sesuatu yang menjadi

3
Djam‟an Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 45.
57

fokus dari sebuah penelitian. Jika berbicara tentang objek penelitian, maka

objek inilah yang akan dikupas dan dianalisis oleh peneliti berdasarkan

teori-teori yang sesuai dengan objek penelitian. Adapun objek penelitian

ini adalah pengaruh penerapan etika bisnis Islam terhadap kepuasan

konsumen pada pedagang sembako di pasar Kamis Desa Sungai Junjangan

Kecamatan Batang Tuaka.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan


AL
subjek yang mempunyai jumlah dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dianalisis dan kemudian ditarik kesimpulannya. 4


N

Menurut Gragory secara lebih tajam mengartikan populasi adalah:


FI

“Sebagai keseluruhan objek yang relavan dengan permasalah yang

diteliti”.5

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-

benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat

yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu. 6 Adapun populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berbelanja di pasar

Kamis Desa Sungai Junjangan.

4
Harbani Pasolong, Metode Penelitian Administrasi Publik, (Bandung: Alfabeta, 2016),
hlm. 99.
5
Djam‟an Satori, Op.Cit., hlm. 46.
6
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 61.
58

2. Sampel Penelitian

Menurut pendapat Nabawi menjelaskan bahwa pengertian sampel

adalah: “Sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang

sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah

sebagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi”. 7

Penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu nonprobability

sampling. Teknik sampling adalah merupakan pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat

berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis macam-macam

teknik sampling disajikan pada gambar dibawah ini:


AL
Teknik Sampling
N

Probability Non Probability


FI

Sampling Sampling

1. Simple random 1. Sampling


sampling sistematis
2. Proportionate 2. Sampling
kouta
stratified random
3. Sampling
sampling insidental
3. Disproportonate 4. Purposive
stratified random sampling
sampling 5. Sampling
4. Area (cluser) jenuh
sampling 6. Snowball
sampling
(menurut daerah)

Gambar III.1
Macam-macam Teknik Sampling

7
Harbani Pasolong, Op.Cit., hlm. 100.
59

Nonprobability sampling artinya teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. 8

Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diambil dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sampling kouta (qouta

sampling). Sampling kouta adalah teknik untuk menentukan sampel dari

populasi yang mepunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kouta)

diinginkan.9 Sampel dalam penelitian ini diambil sebesar 33 responden

yang dikelompokkan dengan karakteristik berdasarkan jenis kelamin.

Adapun 33 responden tersebut dibagi atas: 16 sampel diambil dari


AL

karakteristik jenis kelamin laki-laki dan sisanya 17 sampel diambil dari


N

karakteristik jenis kelamin perempuan. Dari ke 33 responden berjenis


FI

kelamin laki-laki dan perempuan tersebut, diambil sebagai sumber data

dalam penelitian ini yaitu berumur diatas 16 tahun.

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dikhususkan

untuk konsumen yang membeli barang-barang sembako di pasar Kamis

Desa Sungai Junjangan Kecamatan Batang Tuaka. Berikut adalah daftar

nama responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Tabel III.1
Daftar Nama Sampel Penelitian

No. Nama Responden Jenis Kelamin


1 Khairunnisa Perempuan
2 Khairiah Perempuan

8
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, Op.Cit., hlm. 154.
9
Ibid., hlm. 155.
60

3 Hadi Saputra Laki-laki


4 Ega Ayu Antika Perempuan
5 Eliyanti Perempuan
6 Sapinah Perempuan
7 Umar Nur Zein Laki-laki
8 Sri Mulyani Perempuan
9 Bahrul Laki-laki
10 Anisa Perempuan
11 Wendra Efendi Laki-laki
12 Triwahyuni Perempuan
13 Abdul Halim Laki-laki
14 Ilis Perempuan
15 Abdul Ghani Laki-laki
16 Hairunnisa Perempuan
17 Salman Alfarisi Laki-laki
18 M. Nurdin Laki-laki
19 Fitri Perempuan
20 Roni Laki-laki
21 Sofiyan Laki-laki
AL
22 Bariah Perempuan
23 Nurbaiti Perempuan
24 Tamrani Laki-laki
N

25 Evi Perempuan
26 Baiti Perempuan
FI

27 Fahmi Laki-laki
28 Muhammad Ashari Laki-laki
29 Masrufah Perempuan
30 Jurmiah Perempuan
31 Shaleh Laki-laki
32 Ili Laki-laki
33 Yanto Laki-laki

E. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Sebuah penelitian yang baik tentu memiliki instrumen penelitian

yang merupakan alat untuk memperoleh data penelitian. Menurut

Sugiyono instrumen penelitian adalah: “Suatu alat pengumpul data yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.


61

Secara spesifik fenomena alam ini disebut variabel penelitian”.10

Sedangkan menurut Riduwan instrumen penelitian adalah: “Alat yang

digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Pengukuran

ini bertujuan menghasilkan data kuantitatif yang tepat dan akurat pada

objek penelitian”.11

Dalam penelitian ini jenis instrumen yang digunakan adalah berupa

kuesioner atau angket. Ada dua kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini. Kuesioner pertama digunakan untuk mengukur penerapan

etika bisnis Islam dan kuesioner kedua untuk mengukur kepuasan

konsumen. Jenis kuesioner yang peneliti gunakan adalah kuesioner


AL
tertutup dengan menggunakan skala likert dengan maksud untuk

menghasilkan data yang akurat.


N

Skala likert digunakan untuk mengukur suatu sikap, pendapat dan


FI

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena

sosial. 12 Kuesioner tersebut berisi pertanyaan atau pernyataan dan

responden harus menjawab dengan alternatif jawaban yang disediakan

mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju dengan skor dari 1

sampai 5. Berikut ini adalah kelima alternatif jawaban tersebut:

10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 148.
11
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Muda,
(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 78.
12
Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,
Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 20.
62

Tabel III.2
Skor dan Alternatif Jawaban Kuesioner

Bentuk Pilihan Jawaban Skor Jawaban


Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kadang-Kadang (KK) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Agar mendapatkan sebuah hasil penelitian yang memuaskan,

peneliti menyusun rancangan kisi-kisi instrumen penelitian. Dalam

penelitian ini, dari setiap variabel yang ada akan diberikan penjelasan,

selanjutnya menentukan indikator yang akan diukur hingga menjadi item


AL

pernyataan, seperti yang terlihat pada tabel III.3 di bawah ini:


N

Tabel III.3
Kisi-kisi Instrumen untuk Mengukur Penerapan Etika Bisnis Islam
FI

dan Kepuasan Konsumen

No. Item
Variabel Penelitian Indikator
Instrumen
Penerapan Etika Bisnis 1. Tauhid 1
Islam 2. Keseimbangan 2
3. Kehendak Bebas 3
4. Tanggung Jawab 4
5. Kebenaran: Kebajikan 5
dan Kejujuran
Kepuasan Konsumen 1. Ketanggapan 1,2
2. Kehandalan 3,4
3. Empati 5,6
4. Jaminan 7,8
5. Bukti Langsung 9,10
63

2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

keandalan atau keabsahan suatu alat ukur.13 Validitas adalah ukuran

yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen.

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak sahnya suatu

kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner

mampu mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner itu.

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung

dengan nilai rtabel pada signifikansi 0,05 (5%).14 Untuk derajat


AL
kesalahan atau degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah

jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel. Jika rhitung > rtabel maka
N
FI

pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid atau sebaliknya.

b. Uji Reliabilitas.

Uji reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Jadi reliabel merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Setiap alat

pengkur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil

pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu.

13
Sunjoyo, Rony Setiawan, dkk, Aplikasi SPSS untuk Smart Riset (Program IBM SPPS
21.0), (Bandumg: Alfabeta, 2013), hlm. 38.
14
Haslinda dan Jamaluddin M, “Pengaruh Perencanaan Anggaran dan Evaluasi
Anggaran Terhadap Kinerja Organisasi Dengan Standar Biaya Sebagai Variabel Moderating Pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo”, Jurnal Ilmiah Akuntansi Peradaban, Vol. II No. 1, (Juli
2016), hlm. 7.
64

Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

repeated measure (pengukuran ulang) dan one shot (pengukuran sekali

saja). Dalam penelitian ini, pengukuran reliabilitas dilakukan dengan

one shot atau pengukuran sekali saja kemudian hasilnya dibandingkan

dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antar pernyataan lain.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu terhadap pernyataan. Data

dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60.15

F. Teknik Pengumpulan Data


AL
Didalam penjaringan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data yaitu:


N

1. Kuesioner (Angket)
FI

Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik

kuesioner. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang

memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan

karakeristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa

terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. 16

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

15
Ibid., hlm. 7-8.
16
Syofian Siregar, Op.Cit., hlm. 21.
65

responden untuk dijawabnya. Pertanyaan atau pernyataan yang ada dalam

kuesioner bisa berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup dan terbuka.17

Pada penelitian ini menggunakan kuesioner pertanyaan tertutup.

Pertanyaan tertutup adalah yang mengharapkan jawaban singkat atau

mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari

setiap pertanyaan yang telah tersedia. 18 Responden diminta untuk memilih

salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik atau pendapat dirinya,

sehingga diharapkan data yang akurat atas penilitian ini dengan cara

memberikan tanda checklist ().

Dalam penelitian ini, kuesioner dilakukan kepada responden yaitu


AL
konsumen yang membeli barang-barang sembako di Pasar Kamis.

Kuesioner ini digunakan untuk mengukur penerapan etika bisnis Islam dan
N

kepuasan konsumen pada pedagang sembako di pasar Kamis.


FI

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu.

dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. 19 Jadi, Dokumentasi adalah teknik yang dilakukan dengan

memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto atau benda-benda

lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti.

Adapun dokumentasi yang dimaksud oleh peneliti di sini adalah

dokumentasi hasil foto pelaksanaan penelitian yang terkait dengan

17
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),
Op.Cit., hlm. 193.
18
Ibid., hlm. 194.
19
Ibid., hlm. 326.
66

pengumpulan data tentang penerapan etika bisnis Islam terhadap kepuasan

konsumen, dan foto yang berkaitan dengan aktivitas penjual dan pembeli

di pasar Kamis Desa Sungai Junjangan.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian,

termasuk alat-alat statistik yang relavan untuk digunakan dalam penelitian.

Berikut adalah teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Dalam penelitian deskriftif kuantitatif, analisis data merupakan


AL
berkenaan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengajuan

hipotesis yang diajukan. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini


N

digunakan analisis linear regresi sederhana, untuk mengetahui tingkat


FI

signifikan dari pengaruh penerapan etika bisnis Islam terhadap kepuasan

konsumen.

Regresi linear sederhana bertujuan untuk mempelajari hubungan

antara dua variabel. 20 Adapun langkah menentukan berpengaruh atau

tidaknya penerapan etika bisnis Islam terhadap kepuasan konsumen pada

pedagang sembako di pasar Kamis Desa Sungai Junjangan dicari dengan

rumus analisis regresi sederhana, yaitu:

Ŷ = a + bX

20
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
Dalam Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hlm. 187.
67

Keterangan:

Ŷ : (baca Y topi) subjek variabel terikat diproyeksikan.

X : variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk

diprediksikan.

a : nilai konstanta harga Y jika X = 0

b : nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang

menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-)

variabel Y.

Langkah-langkah menjawab regresi sederhana:

a. Membuat Ha dan H0 dalam bentuk kalimat.


AL
b. Membuat Ha dan H0 dalam bentuk statistik.

c. Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik.


N

d. Masukkan angka-angka dari tabel penolong dengan rumus:


FI

n. XY −( X).( Y)
b= n. X 2 −( X)2

Y −b . X
a= n

e. Mencari jumlah kuadrat regresi (JK reg [a] ) dengan rumus:

( X)2
(JK reg [a] ) = n

f. Mencari jumlah kuadrat regresi (JK reg (b|a) ) dengan rumus:

X . ( Y)
(JK reg (b|a) ) = b. XY − n

g. Mencari jumlah kuadrat residu (JK res ) dengan rumus:

JK res = Y 2 - (JK reg (b|a) )- JK reg [a]

h. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK reg [a] ) dengan rumus:
68

RJK reg [a] = JK reg [a]

i. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg (b|a) ) dengan rumus:

RJKreg (b|a) ) = JK reg (b|a)

j. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres ) dengan rumus:

JK res
RJKres = n−2

k. Menguji signifikan dengan rumus:

RJK reg (b |a
Fhitung = RJK res

Kaidah pengujian signifikan:

Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka tolak H0 artinya signifkan dan jika Fhitung
AL
≤ Ftabel , terima H0 artinya tidak signifikan.

l. Membuat kesimpulan.21
N

2. Uji Hipotesis
FI

e. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi dari variabel dependen.

Koefisien determinasi (R2 ) digunakan untuk mengetahui seberapa besar

persentase sambungan variabel independen (bebas) secara bersamaan

terhadap variabel dependen (terikat).22

Melalui angka koefisien determinasi, kita dapat mengetahui

sberapa besar kemampuan variabel bebas di dalam model persamaan

21
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 148-149.
22
Hamid Halin, Hendry Wijaya dan Rinda Yuslipi, “Pengaruh Harga Jual Kaca Patri
Jenis Silver Terhadap Nilai Penjualan Pada CV. Karunia Kaca”, Jurnal Ecoment Global, Volume
2 Nomor 2, ISSN 2450-816X, (Agustus 2017), hlm. 53.
69

regresi dapat menjelaskan variabel terikat dibandingkan dengan

variabel lain di luar model. Nilai R Square dikatakan baik jika diatas

0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1. Semakin

mendekati angka 1, maka dapat dikatakan bahwa sebuah variabel bebas

semakin besar kemampuannya dalam menjelaskan varians dari variabel

terikatnya. Sebaliknya, semakin mendekati angka 0, maka maka dapat

dikatakan bahwa sebuah variabel bebas semakin kecil kemampuannya

dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Uji koefisien

determinasi ini menggunakan dengan bantuan program SPSS 24.0 for

Windows.
AL
f. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial atau uji t adalah pengujian yang masing-masing


N

variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat) guna


FI

mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen dengan ketentuan. 23

Uji parsial atau uji t ini dilakukan dengan bantuan program

SPSS 24.0 for Windows dan kriteria yang digunakan untuk menentukan

apakah suatu variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap

variabel terikat atau tidak adalah sebagai berikut.

1) Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel pada taraf signifikan 0.05,

maka H0 ditolak dan Ha diterima, variabel penerapan etika bisnis

Islam berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

23
Ibid., hlm. 54.
70

2) Jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel pada taraf signifikan 0.05,

maka Ha ditolak dan H0 diterima, variabel penerapan etika bisnis

Islam berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

AL
N
FI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Pasar Kamis Desa Sungai Junjangan

Pasar Kamis adalah pasar tradisional yang ada di Desa Sungai

Junjangan yang beralamat di Jl. Pasar Lama Desa Sungai Junjangan

Kecamatan Batang Tuaka. Pasar Kamis Desa Sungai Junjangan

diperkirakan sudah ada sejak tahun 1982. Pasar Kamis ini mulai buka

pada hari Rabu sore sekitar pukul 16.00 WIB sampai dengan hari Kamis

siang 13.00 WIB. Para pedagang yang berjualan di pasar Kamis tersebut
AL
selain memang penduduk Desa Sungai Junjangan ada juga pedagang-

pedagang luar daerah Desa Sungai Junjangan, sebagian besar pedagang


N

yang datang dari Tembilahan, sisanya dari desa-desa terdekat seperti


FI

Tanjung Siantar, Sungai Raya, dan Sungai Merantih.

Pasar Kamis atau biasa dikenal pasar mingguan oleh masyarakat

Desa Sungai Junjangan dan sekitarnya. Pasar mingguan adalah pasar

yang kegiatan jual belinya hanya satu kali dalam seminggu. Sebagai

pasar mingguan, pasar Kamis ini menjadi pasar andalan bagi masyarakat

Desa Sungai Junjangan dan sekitarnya untuk memasarkan dan

mendapatkan barang kebutuhan hidup sehari-hari.

Pasar Kamis adalah pasar tradisional merupakan pasar yang

paling sederhana, tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai

dengan adanya transaksi secara langsung dan biasanya ada proses tawar

71
72

menawar. Dalam pasar tradisonal tidak terdapat peraturan yang ketat,

hanya ada aturan antar pedagang saja. Hal tersebut yang menjadikan

mudahnya para penjual masuk dan keluar pasar. Di dalam aturan pasar

tradisional sangat memungkinkan pedagang menjual komoditas yang

sama.

Seperti biasanya, dalam pasar tradisional lain yang menjual

kebutuhan sehari-hari, sama halnya dengan pasar Kamis juga menjual

kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan, gula, tepung, sayur-

sayuran, buah-buahan, ikan, telur, kue-kue, dan lain sebagainya. Selain

itu, pasar Kamis ini juga menjual berbagai pakaian dari pakaian untuk
AL
anak-anak, dewasa sampai orang tua. Selain itu, di pasar Kamis juga

menjual alat-alat rumah tangga, namun dari segi barang yang dijual tidak
N

mengalami perbedaan yang signifikan. Dan bangunannya pun sama


FI

halnya seperti pasar tradisional pada umumnya, penjual hanya

menggunakan lapak (kaki lima) yang terbuat dari kayu sebagai tempat

untuk berjualan selain dari toko-toko yang ada di pasar Kamis.

2. Keadaan Responden

Responden merupakan bagian terpenting yang terdapat dalam

suatu penelitian. Sebab responden berhubungan langsung dengan

penelitian itu sendiri. Adapun responden dalam penelitian ini adalah

konsumen atau pembeli yang berbelanja barang-barang sembako di pasar

Kamis di Desa Sungai Junjangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


73

Jumlah responden yang akan diteliti yaitu seluruh masyarakat

yang berbelanja di pasar Kamis Desa Sungai Junjangan. Mengingat

banyaknya responden dengan waktu penelitian yang begitu singkat dan

terbatasnya pembiayaan, serta tenaga yang ada, maka dalam penelitian

ini peneliti tidak mungkin untuk meneliti seluruh responden agar peneliti

tetap sesuai dengan tujuannya, maka peneliti perlu mengambil sebagian

dari responden yang ada dengan maksud untuk memperkecil obyek yang

diteliti. Karena dikhawatirkan penelitian tidak maksimal.

Oleh karenanya yang menjadi responden pada penelitian ini

hanyalah 33 orang. Kerena peneliti beranggapan, bahwa dengan 33


AL
responden tersebut sudah dapat merepresentasikan seluruh konsumen

yang membeli barang sembako di pasar Kamis Desa Sungai Junjangan.


N

Berikut daftar responden yang ditemui peneliti yang telah membeli


FI

barang sembako di pasar Kamis Junjangan Desa Sungai Junjangan

Kecamatan Batang Tuaka.

Tabel VI.1
Keadaan Responden di Pasar Kamis
Desa Sungai Junjangan

No. Nama
Alamat Jenis Kelamin Keadaan
Responden
1 Khairunnisa Jl. KH. Dewantara Perempuan Konsumen
2 Khairiah Jl. KH. Dewantara Perempuan Konsumen
3 Hadi Saputra Jl. KH. Dewantara Laki-laki Konsumen
4 Ega Ayu Antika Sungai Merantih Perempuan Konsumen
5 Eliyanti Jl. KH. Dewantara Perempuan Konsumen
6 Sapinah Jl. KH. Dewantara Perempuan Konsumen
7 Umar Nur Zein Jl. KH. Dewantara Laki-laki Konsumen
8 Sri Mulyani Jl. KH. Dewantara Perempuan Konsumen
9 Bahrul Jl. KH. Dewantara Laki-laki Konsumen
74

10 Anisa Pasar Baru Perempuan Konsumen


11 Wendra Efendi Jl. KH. Dewantara Laki-laki Konsumen
12 Triwahyuni Tembilahan Perempuan Konsumen
13 Abdul Halim Jl. KH. Dewantara Laki-laki Konsumen
14 Ilis Jl. KH. Dewantara Perempuan Konsumen
15 Abdul Ghani Jl. KH. Dewantara Laki-laki Konsumen
16 Hairunnisa Sungai Rawa Perempuan Konsumen
17 Salman Alfarisi Sungai Rawa Laki-laki Konsumen
18 M. Nurdin Jl. KH. Dewantara Laki-laki Konsumen
19 Fitri Sungai Merantih Perempuan Konsumen
20 Roni Sungai Merantih Laki-laki Konsumen
21 Sofiyan Jl. KH. Dewantara Laki-laki Konsumen
22 Bariah Jl. KH. Dewantara Perempuan Konsumen
23 Nurbaiti Jl. KH. Dewantara Perempuan Konsumen
24 Tamrani Jl. KH. Dewantara Laki-laki Konsumen
25 Evi Parit No. 09 Perempuan Konsumen
26 Baiti Jl. KH. Dewantara Perempuan Konsumen
27 Fahmi Jl. KH. Dewantara Laki-laki Konsumen
28 M.Ashari Jl. KH. Dewantara Laki-laki Konsumen
AL
29 Masrufah Jl. KH. Dewantara Perempuan Konsumen
30 Jurmiah Jl. KH. Dewantara Perempuan Konsumen
31 Shaleh Parit No. 09 Laki-laki Konsumen
N

32 Ili Jl. KH. Dewantara Laki-laki Konsumen


33 Yanto Jl. KH. Dewantara Laki-laki Konsumen
FI

B. Penyajian Data

Pada dasarnya data yang disajikan berikut ini adalah data yang

diperoleh berdasarkan penelitian lapangan, yakni di Pasar Kamis Desa Sungai

Junjangan. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan bahwa

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan etika

bisnis Islam berpengaruh terhadap kepuasan konsumen di pasar Kamis Desa

Sungai Junjangan Kecamatan Batang Tuaka.

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan

menyebarkan kuesioner (angket) kepada responden yakni konsumen yang


75

ditemui peneliti berbelanja barang sembako di pasar Kamis Desa Sungai

Junjangan.

1. Karakteristik Responden

Sebelum peneliti melakukan analisis, terlebih dahulu peneliti akan

memaparkan beberapa karakteristik mengenai responden. Karakteristik

responden dapat dikelompokkan atas dasar jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, dan pekerjaan. Responden pada penelitian ini yaitu konsumen

yang membeli barang-barang sembako di pasar Kamis. Untuk jumlah

responden sendiri peneliti mengambil sebanyak 33 responden pada tempat

penelitian. Adapun deskripsi mengenai karakteristik responden dalam


AL
penelitian ini akan dibahas sebagai berikut.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


N

Dilihat dari jenis kelamin responden dalam penelitian ini yaitu


FI

konsumen yang mebeli barang-barang sembako di pasar Kamis dibagi

atas karakteristik berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Berikut adalah tabel deskripsi data responden berdasarkan jenis

kelamin:

Tabel IV.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase


Perempuan 17 52%
Laki-laki 16 48%
Total 33 100%
Sumber: Data primer yang diolah 2020
76

Berikut ini adalah diagram lingkaran deskripsi responden

berdasarkan jenis kelamin.

48%
52% Perempuan
Laki-laki

Gambar IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa untuk


AL

karakteristik responden dilihat dari jenis kelamin terdiri atas laki-laki


N

dan perempuan. Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang


FI

responden yang berjenis kelamin perempuan dengan persentase 52%,

sedangkan 16 orang responden berjenis kelamin laki-laki dengan

persentase 48%.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Dilihat dari usia para konsumen atau pembeli yang menjadi

responden pada penelitian ini da adalah sebagai berikut:

Tabel IV.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Persentase


16 tahun – 25 tahun 9 27%
26 tahun – 35 tahun 7 21%
36 tahun – 45 tahun 10 31%
77

Diatas 45 tahun 7 21%


Total 33 100%
Sumber: Data primer yang diolah 2020

Berikut ini adalah diagram lingkaran deskripsi responden

berdasarkan usia.

21% 27% 16 tahun - 25 tahun

26 tahun - 35 tahun

31% 36 tahun - 45 tahun


21%

Diatas 45 tahun
AL
N

Gambar IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


FI

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa usia responden

yang berbelanja barang-barang sembako di pasar Kamis dari 33 orang

responden sebagian besar responden yang berusia 36 tahun – 45 tahun

yang berjumlah 10 orang dengan persentase 31%, dan sisanya yaitu

responden dengan usia 16 tahun – 25 tahun dengan jumlah 9 orang atau

dengan persentase 27%, responden yang usianya 26 tahun – 35 tahun

berjumlah 7 orang dengan persentase 21%, dan responden yang berusia

di atas 45 tahun berjumlah 7 orang dengan persentase 21%.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Dilihat dari pendidikan terakhir untuk konsumen yang menjadi

responden pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


78

Tabel VI.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Jumlah Responden Persentase


SD/MI 14 43%
SMP/Tsanawiyah 10 30%
SMA/SMK/Aliyah 8 24%
Sarjana (S1) 1 3%
Total 33 100%
Sumber: Data primer yang diolah 2020

Berikut ini adalah diagram lingkaran deskripsi responden

berdasarkan pendidikan terakhir.

3%
AL
24%
43% SD/MI
N

SMP/Tsanawiyah
FI

SMA/SMK/Aliyah
30%
Sarjana S1

Gambar IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


Terakhir

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari 33 orang

responden, sebagian besar dilihat dari tingkat pendidikannya adalah

SD/MI yang berjumlah 14 orang dengan persentase 43%, dan sisanya

yaitu responden dengan tingkat pendidikan SMP/Tsanawiyah dengan

jumlah 10 orang atau dengan persentase 30%, untuk responden yang

berpendidikan SMA/SMK/Aliyah berjumlah 8 orang dengan persentase


79

24%, dan responden tingkat pendidikan sarjana (S1) dengan jumlah 1

orang atau dengan persentase 3%.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Dilihat dari pekerjaan konsumen yang menjadi responden pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel IV.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Responden Persentase


Petani 7 21%
Ibu Rumah Tangga 15 46%
Wiraswasta 9 27%
Honorer 1 3%
PNS 1 3%
AL

Total 33 100%
Sumber: Data primer yang diolah 2020
N

Berikut ini adalah diagram lingkaran deskripsi responden


FI

berdasarkan pekerjaan.

3% 3%
21%
27% Petani
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Honorer
46%
PNS

Gambar IV.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari 33 orang

responden, sebagian besar pekerjaannya adalah Ibu Rumah Tangga


80

yaitu dengan jumlah 15 orang dengan persentase 46%, dan sisanya

responden dengan pekerja wiraswasta berjumlah 9 orang dengan

persentase 27%, untuk pekerja petani berjumlah 7 orang dengan

persentase 21%, untuk honorer berjumlah 1 orang atau dengan

persentase 3% dan PNS berjumlah 1 orang dengan persentase 3%.

2. Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari etika

bisnis Islam sebagai variabel independen dan kepuasan konsumen

sebagai variabel dependen. Variabel independen yang pertama, yaitu

etika bisnis Islam. Variabel ini diukur menggunakan 5 indikator yang


AL
terdiri dari unity (tauhid/persatuan), equilibrium (keseimbangan), free

will (kehendak bebas), responsibility (tanggungjawab), dan benevolence


N

(kebenaran).
FI

Selanjutnya, kepuasan konsumen sebagai variabel dependen

dalam penelitian ini diukur menggunakan 5 indikator yang terdiri dari

responsiveness (ketanggapan), reliability (kehandalan,) emphaty

(empati), asurance (jaminan), dan tangibles (bukti lansung).

3. Penyajian Data Hasil Kuesioner (Angket)

Pada penelitian ini, jumlah pernyataan yang dituangkan dalam

kuesioner sebanyak 15 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan tentang

penerapan etika bisnis Islam (variabel X) dan 10 pernyataan tentang

kepuasan konsumen (variabel Y).


81

Penyebaran kuesioner (angket) dilakukan sebanyak 3 kali yaitu

setiap hari Kamis, tanggal 2 dan 30 Januari 2020, kemudian dilanjutkan

tanggal 5 Maret 2020.

a. Penyajian Data Hasil Kuesioner (Angket) Penerapan Etika Bisnis

Islam (Variabel X)

Data-data yang terkumpul dari hasil angket yang telah

peneliti lakukan dengan menyebarkan sejumlah pernyataan kepada 33

responden di pasar Kamis Desa Sungai Junjangan. Pada variabel

penerapan etika bisnis Islam diwakili 5 pernyataan yang bernilai

positif. Selanjutnya tanggapan responden terhadap masing-masing


AL
pernyataan yang akan peneliti sajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel IV.6
N

Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang


Penerapan Etika Bisnis Islam (Variabel X)
FI

SS S KK TS STS
No. Pernyataan Jumlah
(5) (4) (3) (2) (1)
1. Pedagang selalu
memberikan 3 9 18 3 - 33
perlakuan yang adil
dan sama kepada 9% 27% 55% 9% 0% 100%
semua pembeli.
2. Pedagang tidak
mengurangi
timbangan/takaran 4 12 11 6 - 33
dan tidak
menawarkan barang
dagangan dengan
harga yang berbeda 12% 37% 33% 18% 0% 100%
kepada semua
konsumen.
82

3. Pedagang tidak
menjual barang
dagangannya dengan 1 7 16 9 - 33
harga yang jauh lebih
tinggi dari pedagang
lain dan tidak pernah
memaksa konsumen
untuk membeli 3% 21% 49% 27% 0% 100%
barang dagangan
yang dijual.
4. Pedagang
bertanggungjawab
atas kualitas barang 2 10 17 4 - 33
dagangan yang
dijual dan setiap
keluhan konsumen,
pedagang selalu
6% 30% 52% 12% 0% 100%
menanggapi dengan
AL
baik.
5. Pedagang selalu
bersikap ramah, 5 10 13 5 - 33
N

murah senyum dan


FI

selalu memberikan
kelonggaran waktu
kepada pihak yang 15% 30% 40% 15% 0% 100%
terhutang.

Jumlah 15 48 75 27 0 165

Persentase 9% 29% 46% 16% 0% 100%


Sumber: Data primer yang diolah 2020

Pada tabel IV.6 di atas dapat diketahui bahwa tanggapan

responden tentang item pernyataan “Pedagang selalu memberikan

perlakuan yang adil dan sama kepada semua pembeli”, mayoritas

responden menyatakan kadang-kadang (KK) sebanyak 18 orang

dengan persentase 55%. Minoritas responden menyatakan sangat


83

setuju (SS) sebanyak 3 dengan persentase 9%, dan tidak setuju (TS)

sebanyak 3 orang dengan persentase 9%. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa kurangnya perlakuan seimbang atau keadilan terhadap

konsumen jika dilihat dari hasil persentase terbesar. Sikap seimbang

atau keadilan yang merupakan prinsip-prinsip etika bisnis dalam

Islam. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman dan kesadaran dalam

diri seorang pebisnis atau pedagang sehingga dapat memberikan yang

terbaik untuk konsumen.

Pada item pernyataan “Pedagang tidak mengurangi

timbangan/takaran dan tidak menawarkan barang dagangan


AL
dengan harga yang berbeda kepada semua konsumen”, mayoritas

responden menyatakan setuju (S) sebanyak 12 orang dengan


N

persentase 37%. Minoritas responden menyatakan sangat setuju (SS)


FI

sebanyak 4 orang dengan persentase 12%. Hasil tersebut

memperlihatkan bahwa para pedagang sembako di pasar Kamis sudah

menerapkan takaran atau ukuran timbangan sesuai dengan aturan yang

berlaku. Pedagang sembako juga mendapatkan respon positif dari

konsumen tentang barang yang ditawarkannya kepada konsumen yaitu

dengan harga yang sama pada setiap pembeli atau konsumen. Artinya,

pada pernyataan ini telah dijalankan oleh pedagang dengan baik.

Pada item pernyataan “Pedagang tidak menjual barang

dagangannya dengan harga yang jauh lebih tinggi dari pedagang

lain dan tidak pernah memaksa konsumen untuk membeli barang


84

dagangan yang dijual”, mayoritas responden menyatakan kadang-

kadang (KK) sebanyak 16 orang dengan persentase 49%. Minoritas

responden menyatakan sangat setuju (SS) sebanyak 1 orang dengan

persentase 3%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa harga yang terlalu

tinggi dari harga pasar akan mengurangi keloyalitasan konsumen.

Oleh sebab itu, pemahaman akan etika bisnis sangat diperlukan dalam

bisnis atau perdagangan sehingga tidak merugikan konsumen.

Pada item pernyataan “Pedagang bertanggungjawab atas

kualitas barang dagangan yang dijual dan setiap keluhan

konsumen, pedagang selalu menanggapi dengan baik”, mayoritas


AL
responden menyatakan kadang-kadang (KK) sebanyak 17 orang

dengan persentase 52%. Minoritas responden menyatakan sangat


N

setuju (SS) sebanyak 2 orang dengan persentase 6%. Hasil tersebut


FI

menggambarkan akan kurangnya tanggung jawab serta masih ada

kekurangsadaran pedagang sembako. Artinya, perlunya kesadaran,

sikap amanah dan tanggung jawab yang baik pada setiap pebisnis atau

pedagang sehingga mendapatkan kepercayaan oleh konsumen.

Pada item pernyataan “Pedagang selalu bersikap ramah,

murah senyum dan selalu memberikan kelonggaran waktu

kepada pihak yang terhutang”, mayoritas responden menyatakan

kadang-kadang (KK) sebanyak 13 orang dengan persentase 40%.

Minoritas responden menyatakan sangat setuju (SS) sebanyak 5 orang

dengan persentase 15%, dan tidak setuju (TS) sebanyak 5 orang


85

dengan persentase 15%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sikap

ramah, murah senyum dan memberikan kelonggaran waktu kepada

pihak yang terhutang sudah cukup baik diterapkan oleh pedagang

sembako.

Berdasarkan tabel IV.6 diatas hasil jumlah tanggapan

responden tentang penyataan penerapan etika bisnis Islam (variabel X)

menunjukkan bahwa tanggapan yang menyatakan kadang-kadang

(KK) sebanyak 75 atau dengan persentase 46%, tanggapan yang

menyatakan setuju (S) sebanyak 48 atau dengan persentase 29%,

tanggapan yang menyatakan tidak setuju (TS) sebanyak 27 atau


AL
dengan persentase 16%, dan tanggapan sangat setuju (SS) sebanyak

15 atau dengan persentase 9%, sedangkan untuk tanggapan yang


N

menyatakan sangat tidak setuju (STS) tidak ada. Dengan demikian,


FI

penerapan etika bisnis Islam di pasar Kamis yang diterapkan oleh

pedagang sembako sudah terbilang cukup baik dan cukup mampu

untuk mempengaruhi kepuasan para konsumen. Oleh karena itu, perlu

diperhatikan lagi etika atau perilaku dalam berdagang sehingga

membuat konsumen loyal dengan adanya nilai tambah yang berikan

kepada konsumen.

b. Penyajian Data Hasil Kuesioner (Angket) Kepuasan Konsumen

(Varibel Y)

Data-data yang terkumpul dari hasil angket yang telah

peneliti lakukan dengan menyebarkan sejumlah pernyataan kepada 33


86

responden di pasar Kamis Desa Sungai Junjangan. Pada variabel

kepuasan konsumen diwakili 10 pernyataan yang bernilai positif.

Selanjutnya akan peneliti sajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel IV.7
Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Kepuasan
Konsumen (Variabel Y)

No. Pernyataan SS S KK TS STS Jumlah


(5) (4) (3) (2) (1)
1. Ketersediaan 18 5 2 8 - 33
pedagang untuk
menolong. 55% 15% 6% 24% 0% 100%

2. Ketersediaan 19 5 9 - - 33
pedagang untuk
melayani dengan 58% 15% 27% 24% 0% 100%
baik.
AL

3. Pedagang selalu 16 7 9 1 - 33
melayani dengan
N

segera, akurat, dan


49% 21% 27% 3% 0% 100%
cepat.
FI

4. Pedagang selalu 21 3 8 - - 33
memuaskan pembeli.
64% 9% 24% 0% 0% 100%

5. Memiliki rasa peduli 11 12 9 1 - 33


terhadap pembeli.
34% 36% 27% 3% 0% 100%

6. Dapat 27 5 - 1 - 33
berkomunikasi
dengan baik kepada 82% 15% 0% 3% 0% 100%
pembeli.
7. Pedagang selalu 28 4 - 1 - 33
menepati janji dan
dapat dipercaya. 85% 12% 0% 3% 0% 100%

8. Pedagang selalu 24 8 - 1 - 33
87

ramah dan sopan


73% 24% 0% 3% 0% 100%
kepada pembeli.

9. Pedagang selalu
5 19 9 - - 33
memberikan
kenyamanan baik
dalam pelayanan,
0%
lokasi maupun 15% 58% 27% 0% 100%
ruang.
10. Kebersihan selalu
8 16 8 1 - 33
dijaga sehingga
membuat para
konsumen merasa
nyaman. 24% 49% 24% 3% 0% 100%

Jumlah 177 120 54 14 0 365

Persentase 48% 33% 15% 4% 0% 100%

Sumber: Data primer yang diolah 2020


AL

Pada tabel IV.7 di atas dapat diketahui bahwa tanggapan


N

responden tentang item pernyataan “Ketersediaan pedagang untuk


FI

menolong”, mayoritas responden menyatakan sangat setuju (SS)

sebanyak 18 orang dengan persentase 55%. Minoritas responden

menyatakan kadang-kadang (KK) sebanyak 2 orang dengan

persentase 6%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa menolong dalam

hal ini yaitu konsumen dapat merasakan langsung rasa ketersediaan

pedagang sembako untuk memberikan kelonggaran waktu kepada

pihak terhutang, sehingga pedagang sembako mendapatkan respon

positif dari konsumennya. Pada item pernyataan “Ketersediaan

pedagang untuk melayani dengan baik”, mayoritas responden

menyatakan sangat setuju (SS) sebanyak 19 orang dengan persentase

58%. Minoritas responden menyatakan setuju (S) sebanyak 5 orang


88

dengan persentase 15%. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa

ketersediaan pelayanan yang diberikan pedagang sembako sudah

cukup baik jika dilihat dari tanggapan konsumen.

Pada item pernyataan “Pedagang selalu melayani dengan

segera, akurat, dan cepat”, mayoritas responden menyatakan sangat

setuju (SS) sebanyak 16 orang dengan persentase 49%. Minoritas

responden menyatakan tidak setuju (TS) sebanyak 1 orang dengan

persentase 3%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pedagang sudah

melakukan pelayanan yang baik dirasakan konsumen dengan segera

dan cepat. Pada item pernyataan “Pedagang selalu memuaskan


AL
pembeli”, mayoritas responden menyatakan sangat setuju (SS)

sebanyak 21 orang dengan persentase 64%. Minoritas responden


N

menyatakan setuju (S) sebanyak 3 orang dengan persentase 9%. Hasil


FI

tersebut memperlihatkan bahwa pedagang sembako di pasar kamis

sudah dapat memuaskan konsumennya dari produk atau barang-

barang sembako yang dijual, atau perkara lainnya yang dapat

menimbulkan respon baik sehingga konsumennya merasa puas.

Pada item pernyataan “Memiliki rasa peduli terhadap

pembeli”, mayoritas responden menyatakan setuju (S) sebanyak 12

orang dengan persentase 36%. Minoritas responden menyatakan tidak

setuju (TS) sebanyak 1 orang dengan persentase 3%. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa rasa kepedulian dalam seorang pedagang mampu

memahami keinginan serta kebutuhan konsumen, maka akan


89

memberikan kelangsungan bisnis dan keloyalitasan konsumen. Pada

item pernyataan “Dapat berkomunikasi dengan baik kepada

pembeli”, mayoritas responden menyatakan sangat setuju (SS)

sebanyak 27 orang dengan persentase 82%. Minoritas responden

menyatakan tidak setuju (TS) sebanyak 1 orang dengan persentase

3%. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa komunikasi yang baik

antara penjual dan pembeli sangat diperlukan dalam bisnis atau jual

beli sehingga penjual atau pedagang dapat memahami harapan dan

kebutuhan konsumennya.

Pada item pernyataan “Pedagang selalu menepati janji dan


AL
dapat dipercaya”, mayoritas responden menyatakan sangat setuju

(SS) sebanyak 28 orang dengan persentase 85%. Minoritas responden


N

menyatakan tidak setuju (TS) sebanyak 1 orang dengan persentase


FI

3%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa para konsumen sangat

percaya terhadap pedagang-pedagang sembako di pasar Kamis karena

selalu menepati janji dan amanah. Pada item pernyataan “Pedagang

selalu ramah dan sopan kepada pembeli”, mayoritas responden

menyatakan sangat setuju (SS) sebanyak 24 orang dengan persentase

73%. Minoritas responden menyatakan setuju (S) sebanyak 1 orang

dengan persentase 3%. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa

pedagang sembako telah menerapkan sikap ramah dan sopan santun

kepada pembeli sehingga disenangi oleh konsumennya.


90

Pada item pernyataan “Pedagang selalu memberikan

kenyamanan baik dalam pelayanan, lokasi maupun ruang”,

mayoritas responden menyatakan setuju (S) sebanyak 19 orang

dengan persentase 58%. Minoritas responden menyatakan setuju (S)

sebanyak 5 orang dengan persentase 15%. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa adanya kenyamanan yang diberikan pedagang

sembako baik itu dari lokasi dan ruang yang nyaman untuk berbelanja,

serta pelayanan yang baik yang diberikan tentunya sangat diperhatikan

oleh pedagang sembako di pasar Kamis. Pada item pernyataan

“Kebersihan selalu dijaga sehingga membuat para konsumen


AL
merasa nyaman”, mayoritas responden menyatakan setuju (S)

sebanyak 16 orang dengan persentase 49%. Minoritas responden


N

menyatakan tidak setuju (TS) sebanyak 1 orang dengan persentase


FI

3%. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa kebersihan yang

diperhatikan oleh pedagang sembako juga cukup mempengaruhi

kenyamanan para konsumen.

Berdasarkan tabel di atas rekapitulasi tanggapan responden

tentang penyataan kepuasan konsumen (variabel Y) menunjukkan

bahwa tanggapan yang menyatakan sangat setuju (SS) sebanyak 177

atau dengan persentase 48%, tanggapan yang menyatakan setuju (S)

sebanyak 120 atau dengan persentase 33%, tanggapan yang

menyatakan kadang-kadang (KK) sebanyak 54 atau dengan persentase

15%, dan tanggapan tidak setuju (TS) sebanyak 14 atau dengan


91

persentase 4%, sedangkan untuk tanggapan yang menyatakan sangat

tidak setuju (STS) tidak ada. Dilihat dari persentase yang terbesar

yaitu terdapat ditanggapan responden sangat setuju (SS). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa para konsumen di pasar Kamis

merasa puas terhadap produk, pelayanan, tindakan atau yang telah

dilakukan pedagang sembako selama ini.

C. Analisis Data
1. Uji Validitas Instrumen

Instrumen penelitian sebelum dipakai untuk pengambilan data

maka perlu di uji cobakan. Uji coba dengan mengambil sampel sebanyak
AL

33 responden yaitu konsumen yang membeli barang-barang sembako di


N

pasar Kamis. Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang


FI

digunakan dalam penelitian ini. Jumlah variabel independen (X)

penerapan etika bisnis Islam memuat 5 pernyataan dan variabel dependen

(Y) kepuasan konsumen memuat 10 pernyataan. Sehingga keseluruhan

variabel penelitian ini memuat 15 pernyataan yang harus dijawab oleh

responden.

Untuk tingkat validitas dilakukan uji signifikansi adapun kriteria

yang digunakan dalam menentukan valid atau tidak dengan

membandingkan nilai rhitung dengan rtabel . Valid tidaknya pernyataan

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: derajat kebebasan atau

degree of freedom (df) = n – 2 dalam hal ini adalah jumlah sampel. Pada
92

kasus ini besarnya df dapat dihitung 33 – 2 = 31 dengan alpha 0,05 maka

didapat r tabelnya adalah 0,344. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan

nilai r positif, maka butir penyataan dikatakan valid. Untuk mengetahui

tingkat kevalidan instrumen peneliti menggunakan bantuan program

SPSS 24.0 for Windows.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hasil pengujian

validitas dapat ditunjukkan pada tabel IV.8 sebagai berikut:

Tabel IV.8
Hasil Uji Validitas Penelitian

r r
No. Variabel Penelitian Item Ket.
hitung tabel
1. Penerapan Etika X.1 0,945 >0,344 Valid
AL

Bisnis Islam (X) X.2 0,933 >0,344 Valid


X.3 0,948 >0,344 Valid
N

X.4 0,909 >0,344 Valid


FI

X.5 0,922 >0,344 Valid


2. Kepuasan Y.1 0,905 >0,344 Valid
Konsumen (Y) Y.2 0,867 >0,344 Valid
Y.3 0,924 >0,344 Valid
Y.4 0,953 >0,344 Valid
Y.5 0,924 >0,344 Valid
Y.6 0,482 >0,344 Valid
Y.7 0,439 >0,344 Valid
Y.8 0,377 >0,344 Valid
Y.9 0,639 >0,344 Valid
Y.10 0,654 >0,344 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2020

Berdasarkan tabel IV.8 di atas, dapat diketahui bahwa nilai dari

r hitung keseluruhan indikator yang di uji bernilai positif dan lebih besar

daripada r tabel. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa keseluruhan


93

butir indikator yang digunakan dalam penelitian ini lulus dalam uji

validitas dan dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konstruk atau

variabel penelitian. Untuk mengukur uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan uji Cronbach Alpha (𝛼). Suatu konstruk atau variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai koefisien Alpha lebih besar

daripada 0,60. Untuk mengetahui realiabilitas instrumen peneliti

menggunakan bantuan program SPSS 24.0 for Windows. Hasil uji

reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel IV.9 sebagai
AL
berikut:

Tabel IV.9
N

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian


FI

Cronbach’s Nilai
No. Variabel Penelitian Ket.
Alpha Kritik
1. Penerapan Etika Bisnis 0,959 >0,60 Reliabel
Islam (X)
2. Kepuasan Konsumen 0,913 >0,60 Reliabel
(Y)
Sumber: Data primer yang diolah 2020

Hasil pengujian reliabilitas pada Tabel IV.9 di atas,

menunjukkan bahwa nilai koefisien Alpha dari variabel-variabel yang

diteliti menunjukkan hasil yang beragam. Akan tetapi, semua item

pernyataan variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) tersebut

memiliki nilai koefisien Alpha lebih besar daripada 0,60. Dengan


94

demikian dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini adalah reliabel.

3. Pembahasan Hasil Kuesioner (Angket)

Untuk lebih mempermudah peneliti dalam menganalisis data

penelitian yang telah peneliti lakukan, peneliti akan melakukan

rekapitulasi terhadap kedua varibel, yaitu variabel X penerapan etika

bisnis Islam oleh pedagang sembako di pasar Kamis Desa Sungai

Junjangan, dan variabel Y kepuasan konsumen pada pedagang sembako

di pasar Kamis Desa Sungai Junjangan. Rekapitulasi ini merupakan

panduan awal dalam melaksanakan uji hipotesis. Peneliti akan


AL
merekapitulasi data untuk masing-masing variabel yang dapat dilihat

pada tabel berikut:


N

Tabel IV.10
FI

Data Rekapitulasi Variabel X dan Variabel Y

No Variabel X Variabel Y
1 23 35
2 17 48
3 14 47
4 20 35
5 14 48
6 21 43
7 17 35
8 21 43
9 14 23
10 20 40
11 15 44
12 21 43
13 12 35
14 17 43
15 21 35
16 17 48
95

17 14 35
18 21 48
19 14 47
20 15 46
21 21 48
22 12 47
23 17 42
24 12 48
25 15 35
26 17 48
27 12 35
28 17 48
29 17 48
30 12 47
31 15 42
32 14 35
33 17 48
∑X ∑Y
Jumlah
546 1392
AL

Selanjutnya peneliti akan membahas tentang analisis data


N

kuesioner (angket) dengan membuat langkah-langkah untuk menjawab


FI

regresi sederhana sebagai berikut:

Langkah ke 1:

Membuat Ha dan H0 dalam bentuk kalimat dibawah ini.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan etika bisnis

Islam terhadap kepuasan konsumen pada pedagang sembako di

pasar Kamis Desa Sungai Junjangan Kecamatan Batang Tuaka.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan etika

bisnis Islam terhadap kepuasan konsumen pada pedagang

sembako di pasar Kamis Desa Sungai Junjangan Kecamatan

Batang Tuaka.
96

Langkah ke 2:

Membuat Ha dan H0 dalam bentuk statistik, yaitu:

Ha : r≠0

H0 : r=0

Langkah ke 3:

Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik

dengan cara sebagai berikut:

Tabel IV.11
Tabel Penolong Untuk Menghitung Angka Statistik

No. X Y 𝐗𝟐 𝐘𝟐 X.Y
1 23 35 529 1225 805
AL
2 17 48 289 2304 816
3 14 47 196 2209 1034
4 20 35 400 1225 966
N

5 14 48 196 2304 672


FI

6 21 43 441 1849 1075


7 17 35 289 1225 875
8 21 43 441 1849 989
9 14 23 196 529 575
10 20 40 400 1600 960
11 15 44 225 1936 1012
12 21 43 441 579 1032
13 12 35 144 1225 420
14 17 43 289 1849 731
15 21 35 441 1225 770
16 17 48 289 2304 1008
17 14 35 196 1225 490
18 21 48 441 2304 1008
19 14 47 196 2209 658
20 15 46 225 2116 1150
21 21 48 441 2304 1200
22 12 47 144 2209 1081
23 17 42 289 1764 1050
24 12 48 144 2304 1152
25 15 35 225 1225 805
26 17 48 289 2304 1152
97

27 12 35 144 1225 420


28 17 48 289 2304 1056
29 17 48 289 2304 1056
30 12 47 144 2209 1034
31 15 42 225 1764 882
32 14 35 196 1225 490
33 17 48 289 2304 1200
X Y X2 Y2 X. Y
Jumlah
546 1392 16968 37421 29632

Langkah ke 4:

Memasukkan angka-angka statistik dari tabel penolong ke dalam

rumus:

a. Menghitung rumus b
AL
n. X.Y−( X).( Y)
b= n. X2 −( X)2
N

33. 29632 − 546 . 1392


b= 33.(16968)−( 546)2
FI

977856 −760032
b = 559944 −298116

217824
b = 261828

b = 0,8319354691

b = 0,83 (dibulatkan)

Dengan demikian diketahui bahwa nilai b = 0,83

b. Menghitung rumus a

Y −b . X
a= n

1392 – 0,83 . 546


a= 33

1392 – 453 ,13


a= 33
98

938 ,87
a= 33

a = 28,450606061

a = 28,45 (dibulatkan)

Dengan demikian diketahui bahwa nilai a = 28,45

c. Menghitung persamaan regresi sederhana

Ŷ = a + bX

= 28,45 + 0,83X

d. Membuat garis persamaan regresi

1) Menghitung rata-rata X dengan rumus

X
𝑋= n
AL

546
𝑋= 33
N

𝑋 = 16,545454545
FI

𝑋 = 16,55 (dibulatkan)

2) Menghitung rata-rata Y dengan rumus

Y
𝑌= n

1392
𝑌= 33

𝑌 = 42,181818182

𝑌 = 42,18 (dibulatkan)

Langkah ke 5:

Mencari jumlah kuadrat regresi (JK reg [a] ) dengan rumus:

( X)2
JK reg [a] = n
99

(546)2
JK reg [a] = 33

298116
JK reg [a] = 33

JK reg [a] = 9033,81

Langkah ke 6:

Mencari jumlah kuadrat regresi (JK reg (b|a) ) dengan rumus:

X . ( Y)
JK reg (b|a) = b. XY −
n

546 . (1392 )
JK reg (b|a) = 0,83. 29632 − 33

760032
JK reg (b|a) = 0,83. 29632 − 33

JK reg (b|a) = 0,83. 29632 − 23031,27


AL

JK reg (b|a) = 0,83. 6600,73


N

JK reg (b|a) = 5478,61


FI

Langkah ke 7:

Mencari jumlah kuadrat residu (JK res ) dengan rumus:

JK res = Y 2 - (JK reg (b|a) ) - JK reg [a]

JK res = 37421 – 5478,61 – 9033,81

JK res = 22908,58

Langkah ke 8:

Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK reg [a] ) dengan

rumus:

RJK reg [a] = JK reg [a]

RJK reg [a] = 9033,81


100

Langkah ke 9:

Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK reg (b|a) ) dengan

rumus:

RJK reg (b|a) = JK reg (b|a)

RJK reg (b|a) = 5478,61

Langkah ke 10:

Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres ) dengan rumus:

JK res
RJK res =
n−2

22908 ,58
RJK res = 33 − 2

22908 ,58
RJK res =
AL
31

RJK res = 738,99


N

Langkah ke 11:
FI

Menguji signifikan dengan rumus:

RJK reg (b |a )
Fhitung = RJK res

5478 ,61
Fhitung = 738 ,99

𝐅𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 = 7,41

Kaidah pengujian signifikansi:

Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka tolak H0 artinya signifikan, dan

jika Fhitung ≤ Ftabel , terima H0 artinya tidak signifikan. Dengan taraf

signifikan (𝛼) = 0,05

Carilah nilai Ftabel menggunakan F dengan rumus:


101

Ftabel = F (1- 𝛼) {(dkReg(b|a), (dkRes)}

= F (1- 0,05) {(dkReg(b|a)=1,(dkRes)=33–2=31}

= F (0,95) (1, 31)

Ftabel = angka 1 = Pembilang

angka 31 = Penyebut

𝐅𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 = 4,16

Ternyata Fhitung lebih besar dari Ftabel yaitu 7,41 ≥ 4,16 ,

maka ditolak H0 , artinya signifikan.

Langkah ke 12:

Membuat kesimpulan
AL

Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel maka terima Ha dan tolak

H0 . Dengan demikian terdapat pengaruh yang positif dan signifikan


N
FI

antara penerapan etika bisnis Islam terhadap kepuasan konsumen pada

pedagang sembako di pasar Kamis Desa Sungai Junjangan Kecamatan

Batang Tuaka.

Wilayah Wilayah
Penolakan H0 Penolakan H0

Wilayah
Penerimaan H0
𝛼=0,0 𝛼=0,05

-4,16 0 4,16 7,41


102

4. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R2 )

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pengaruh variabel

bebas (penerapan etika bisnis Islam) terhadap variabel terikat

(kepuasan konsumen), dilakukan uji R Square (R2 ) dengan bantuan

program SPSS 24.0 for Windows. Berikut ini merupakan hasil uji R

Square (R2 ) .

Tabel IV.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


AL

Model R R Square Square Estimate


N

1 .614a .377 .325 3.330


FI

a. Predictors: (Constant), Penerapan Etika Bisnis Islam


b. Dependent Variabel: Kepuasan Konsumen
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel IV.12 di atas diketahui bahwa koefisien

determinasi (R2 ) adalah sebesar 0,377 artinya kombinasi variabel

independen (X) yaitu penerapan etika bisnis Islam terhadap variabel

dependen (Y) kepuasan konsumen sebesar 37,7%. Hal ini menunjukkan

bahwa dengan menggunakan model regresi yang didapatkan pada tabel

di atas variabel independen tersebut berpengaruh terhadap variabel

dependennya yaitu kepuasan konsumen, dan sisanya sebesar 62,3%

dijelasakan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian.


103

b. Uji Parsial (Uji t)

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen

(bebas) terhadap variabel dependen (terikat) secara parsial (individual),

digunakan uji parsial atau uji t. Pada penelitian ini, uji t dilakukan

dengan bantuan program SPSS 24.0 for Windows. dengan taraf

signifikan 5% atau 0,05. Jika t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai

probabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa

dikatakan signifikan. Dengan taraf signifikan sebesar 0,05, pada derajat

kebebasan (df) = n – k = 33 – 2 = 31, dimana n adalah banyaknya

jumlah sampel yang diteliti dan k adalah jumlah variabel. Hasil uji t
AL
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel IV.13 berikut ini.

Tabel IV.13
N

Hasil Uji Parsial (Uji T)


FI

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std.Error Beta T Sig.
1 (Constant) 28.450 4.544 3.051 .004

Penerapan
Etika Bisnis .831 .069 .615 4.929 .000
Islam

a. Dependent Variabel: Kepuasan Konsumen


Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel IV.13 di atas menunjukkan bahwa diperoleh

nilai thitung pada variabel penerapan etika bisnis Islam (X) adalah 4,929

dengan taraf signifikansi 0,000, pada derajat kebebasan (df) = n – 2 =


104

33 – 2 = 31 dengan tingkat signifikansi 0,05 di peroleh nilai ttabel

sebesar 2,039. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai thitung variabel

penerapan etika bisnis Islam (X) lebih besar dari pada ttabel yaitu thitung >

ttabel (4,929 > 2,039) dengan nilai tingkat signifikansinya (0,000 <

0,05). Dari hasil pembahasan diatas dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak

dan Ha diterima, sehingga menunjukkan variabel penerapan etika bisnis

Islam (X) berbengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen (Y).

5. Pembahasan Pengaruh Penerapan Etika Bisnis Islam Terhadap

Kepuasan Konsumen

Etika bisnis Islam merupakan salah satu prinsip etika yang


AL
diterapkan dalam dunia bisnis yang khusus mempelajari aturan-aturan

dalam tindakan yang diambil oleh bisnis dan pelaku bisnis. Etika bisnis
N

adalah aturan main prinsip-prinsip dalam organisasi yang menjadi


FI

pedoman membuat keputusan dan tingkah laku. Etika bisnis memiliki

hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Etika bisnis memberikan

suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang

kuat dengan pelaku bisnis. Dalam jangka panjang, ikatan seperti ini

memungkinkan pelaku bisnis untuk memahami dengan seksama harapan

konsumen serta kebutuhan mereka. Sehingga pelaku bisnis

memaksimumkan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan.

Untuk mencapai atau meningkatkan kepuasan konsumen dapat

ditentukan melalui penerapan etika bisnis Islam. Kepuasan konsumen

merupakan seberapa jauh harapan dipenuhi atau bahkan dilebihi dari suatu
105

barang atau jasa. Dalam memilih suatu barang atau jasa, konsumen tidak

hanya bergantung pada kualitas pelayanannya saja, tetapi juga bergantung

pada nilai yang yang dirasakan oleh konsumen.

Untuk mencapai kepuasan konsumen dalam hubungannya dengan

penerapan etika bisnis Islam maka usaha yang harus ditempuh oleh pelaku

bisnis adalah meningkatkan penerapan etika bisnis Islam dengan

menambahkan nilai yang dapat membuat konsumen mendapatkan apa

yang mereka harapkan, sehingga konsumen dapat bertahan dan bisnis yang

dilakukan akan terus berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Karena konsumen sangat penting dalam sebuah perdagangan (bisnis),


AL
maka pelaku bisnis perlu membangun kepercayaan dan kenyamanan

kepada konsumen sehingga dapat mendukung kelangsungan bisnis.


N

Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa penerapan


FI

etika bisnis Islam berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian uji parsial (uji t) bahwa variabel

penerapan etika bisnis Islam memiliki nilai tingkat signifikansi sebesar

0,000 < 0,05. Dapat diketahui bahwa variabel penerapan etika bisnis Islam

menunjukkan nilai thitung sebesar 4,929 dan ttabel pada taraf signifikan 0,05

diperoleh sebesar 2,039. Dengan demikian thitung lebih besar dari ttabel

(4,929 > 2,039).

Koefisien determinasi (R2 ) digunakan untuk mengukur seberapa

besar pengaruh variabel independen secara keseluruhan terhadap naik

turunnya variasi nilai variabel independen. Berdasarkan hasil uji koefisien


106

determinasi (R2 ) diperoleh angka sebesar 0,337 artinya kombinasi variabel

independen (X) yaitu penerapan etika bisnis Islam terhadap variabel

dependen (Y) kepuasan konsumen 37,7%. Hal ini berarti kombinasi

variabel independen tersebut berpengaruh terhadap variabel dependennya

yaitu kepuasan konsumen, sisanya sebesar 62,3% (100%−37,7%)

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan hipotesis menggunakan rumus regresi sederhana

melalui analisa data terhadap kedua variabel diperoleh hasil Fhitung

sebesar 7,41 dan besar Ftabel 4,16 maka tolak H0 dan terima Ha sehingga

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan


AL
etika bisnis Islam terhadap kepuasan konsumen di pasar Kamis Desa

Sungai Junjangan Kecamatan Batang Tuaka.


N
FI

Hal ini patut dipahami karena dengan diterapkannya etika bisnis

sesuai dengan syariat Islam, maka tidak hanya mendatangkan keuntungan

berupa materi namun juga memperoleh keberkahan dari rezeki yang telah

didapat. Oleh karena itu, bisnis atau berdagang harus dilakukan dengan

baik tanpa merugikan konsumen sehingga mendapatkan kepercayaan dan

keloyalitasan konsumen.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian pembahasan yang telah dipaparkan pada

bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulannya sebagai berikut:

1. Penerapan etika bisnis Islam berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan konsumen pada pedagang sembako di pasar Kamis Desa Sungai

Junjangan Kecamatan Batang Tuaka. Hal ini terbukti dari hasil

perhitungan menggunakan rumus regresi linear sederhana melalui analisa

data terdapat kedua variabel diperoleh hasil Fhitung sebesar 7,41 dan besar

Ftabel 4,16 yang berarti Fhitung lebih besar dari Ftabel (7,41 ≥ 4,16)
AL

maka terima Ha dan tolak H0 .


N

2. Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) diperoleh nilai t hitung sebesar 4,929
FI

sedangkan nilai t tabel sebesar 2,039. Dengan demikian thitung lebih besar

dari ttabel (4,929 > 2,039), maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3. Dalam penelitian ini, kombinasi variabel penerapan etika bisnis Islam

memberikan sumbangan efektif 37,7% terhadap kepuasan konsumen dan

sisanya 62,3% yang dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat

dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan etika bisnis

Islam memberikan pengaruh terhadap kepuasan konsumen.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai

pengaruh penerapan etika bisnis Islam terhadap kepuasan konsumen pada

107
108

pedagang sembako di pasar Kamis Desa Sungai Junjangan, maka peneliti

ingin memberikan saran untuk dapat dipertimbangkan kepada pihak yang

terkait atas hasil penelitian ini, saran-saran tersebut sebagai berikut:

1. Bagi Pelaku Bisnis (Pedagang)

a. Bagi pedagang sembako di pasar Kamis Desa Sungai Junjangan,

diharapakan dalam menjalankan aktivitas bisnis atau berdagang tetap

memegang teguh nilai-nilai atau aturan yang telah ditetapkan oleh

syari‟at Islam.

b. Sebaiknya, pedagang diharapkan dalam menawarkan barang dagangan

dengan harga yang sama kepada semua konsumen dan penentuan


AL
harga berdasarkan mekanisme pasar yang normal, serta lebih bersikap

ramah kepada pembeli atau calon pembeli sehingga para calon


N

pembeli atau pembeli akan merasa puas. Dalam hal ini, untuk
FI

membangun kepercayaan konsumen sehingga dapat mendukung

kelangsungan bisnis.

c. Sebaiknya perilaku pedagang dalam menjalankan bisnis atau

berdagang selalu berpegang teguh pada etika bisnis Islam dalam

kondisi bisnis apapun. Hal tersebut dikarenakan, bisnis yang didasari

dengan etika bisnis Islam tidak hanya mendatangkan keuntungan

berupa materi namun juga memperoleh berkah dari rezeki yang telah

didapat.

d. Diharapkan bagi setiap pedagang untuk lebih mendalami ajaran-ajaran

atau aturan-aturan Islam dalam perniagaan, sehingga tidak ada lagi


109

penyimpangan- penyimpangan dalam aktivitas jual beli dan akan

terjadi sistem pasar yang sehat serta tidak ada pihak yang merasa

dirugikan.

2. Bagi Peneliti Lain

a. Peneliti lain dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu acuan

atau referensi untuk melakukan pembaharuan menyikapi masalah

penerapan etika bisnis Islam dan diharapkan dapat mengembangkan

hasil penelitian ini dalam lingkup yang lebih luas.

b. Sebaiknya, peneliti lain dapat menambah variabel lain yang lebih luas

serta menambah variabel yang lebih inovatif dan variatif atau meneliti
AL
faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen.

c. Studi yang dilakukan oleh peneliti masih ada keterbatasan maka


N

diharapkan penelitian ini bisa dilanjutkan oleh peneliti lain dengan


FI

objek atau sudut pandang berbeda sehingga dapat menambah

pengetahuan dibidang ilmu pengetahuan terkait ekonomi Islam.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Departemen Agama RI. (2004). Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung:


Jumanatul „Ali-Art.

Buku

Alma, Buchari. (2016). Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rinerka Karya.

Aziz, Abdul. (2013). Etika Bisnis Perspektif Islam Implementasi Etika Bisnis
untuk Dunia Usaha. Bandung: Alfabeta.

Badroen, Faisal. (2006). Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
AL
Ernawan, Erni R. (2011). Business Ethics. Bandung: Alfabeta.

Fahmi, Irham. (2014). Etika Bisnis Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta.
N

Fahmi, Irham. (2015). Etika Bisnis Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta.
FI

Jaffray, Tim Dosen STT. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Teologi.


(Makasar: Sekolah Tingi Teologi Jaffray.

Muhammad dan Wahyu. (2007). Petunjuk Praktis Membuat Skripsi. Surabaya:


Usaha Nasional.

Muhammad. (2004). Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.

Muhammad. (2007). Aspek Hukum dalam Muamalat. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Muhammad. (2008). Paradigma, Metodologi & Aplikasi Ekonomi Syariah.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurahman. (2007). Analisis Korelasi,


Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Nitisusastro, Mulyadi. (2012). Perilaku Konsumen dalam Perspektif


Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Pasolong, Harbani. (2016). Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung:


Alfabeta.
Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan
Penelitian Pemula. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti


Muda. Bandung: Alfabeta.

Samad, Mukhtar. (2016). Etika Bisnis Syariah Berbasis Sesuai Dengan Moral
Islam. Yogyakarta: Sunrise.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopian. (2013). Perilaku Konsumen Pendekatan


Praktis Disertai Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.

Satori, Djam‟an. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi


AL
(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.


N

Sugiyono. (2016). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.


FI

Sunarto dan Riduwan. (2015). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan ,


Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sunjoyo, Roni Setiawan. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart Riset (Program IBM
SPSS 21.0). Bandung: Alfabeta.

Umam, Khaerul. (2013). Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal Syariah.
Bandung: Pustaka Setia.

Yusanto, Muhammad Ismail. (2002). Menggagas Bisnis Islami. Jakarta: Gema


Insani.

Jurnal

Halin, Hamid, Hendry Wijaya dan Rinda Yuslipi. (2007). “Pengaruh Harga Jual
Kaca Patri Jenis Silver Terhadap Nilai Penjualan Pada CV. Karunia
Kaca”, Jurnal Ecoment Global. Volume 2 Nomor 2. ISSN 2450-816X.

Huda, Miftakhul. (2019). “Penerapan Etika Bisnis Terhadap Kepuasan Konsumen


dalam Pandangan Islam”. Jurnal El-Faqih. Volume 5 Nomor 1. P-ISSN
2443-3950.
Istiatin, Eswika Nilasari. (2015). “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Konsumen Pada Dealer PT. Ramayana Motor Sukoharjo”.
Jurnal Paradigma. Vol. 13. No. 01. ISSN : 1693-0827.

Jamaluddin M dan Haslinda. (2016). “Pengaruh Perencanaan Anggaran dan


Evaluasi Anggaran Terhadap Kinerja Organisasi Dengan Standar Biaya
Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Wajo”, Jurnal Ilmiah Akuntansi Peradaban, Vol. II No. 1.

Tesis/Skripsi
Izzati, Sidqi Amalia. (2015). “Penerapan Etika Bisnis Islam Di Bambu Hot Resto
Tegal”. Skripsi Sarjana Ekonomi Islam. Semarang: Perpustakaan UIN
Walisongo.
Mochamad Yunus, (2015). “Pengaruh Etika Bisnis Islam dan Kualitas Produk
Terhadap Loyalitas Konsumen Studi Kasus Pada UKM Bandeng Tandu
Kendal”. Skripsi Sarjana Ekonomi Islam. Semarang: Perpustakaan UIN
Walisongo.
Tyas, Rizqa Rhamadaning. (2015). “Pengaruh Keragaman Produk, Kualitas
AL

Pelayanan, Etika Bisnis Islam Dan Citra Perusahaan Terhadap Keputusan


Nasabah Untuk Menggunakan Jasa Keuangan Syariah di BMT Bina
N

Usaha Karang Jati”. Skripsi Sarjana Ekonomi Syariah. Salatiga:


Perpustakaan STAIN Salatiga.
FI

Wakhidah, Zahrotul. (2017). “Pengaruh Etika Bisnis Islam Terhadap Costumer


Retention Pada Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Tumang Bayolali”. Tesis
Magister Ekonomi. Sukoharjo: Perpustakaan IAIN Surakarta.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
AL
N
FI
Kisi-kisi Kuesioner Penerapan Etika Bisnis Islam (X)

Variabel Dimensi Indikator Penelitian No. Item


Penelitian
1 2 3 4
Penerapan 1. Kesatuan (Unity) Tidak ada diskriminasi 1
Etika Bisnis terhadap pembeli.
Islam (X) 2. Keseimbangan Menyesuaikan takaran 2
(Equilibrium) dan timbangan serta
penentuan harga
berdasarkan mekanisme
pasar yang normal.
3. Kehendak Bebas Tidak menjual barang 3
(Free Will) dagangan dengan harga
yang jauh lebih tinggi
dari pedagang lain dan
AL
tidak memaksa pembeli
untuk membeli barang
yang dijual.
N

4. Tanggung Jawab Bertanggung jawab atas 4


FI

(Responsibility) kualitas barang dagangan


yang dijual dan
menanggapi keluhan
konsumen dengan baik.
5. Kebenaran: Bersikap ramah, toleran, 5
Kebajikan dan baik dalam menjual
Kejujuran ataupun menagih utang
dan memberikan
kelonggaran waktu
kepada pihak yang
terhutang.
Kisi-kisi Kuesioner Kepuasan Konsumen (Y)

Variabel Dimensi Indikator Penelitian No. Item


Penelitian

1 2 3 4

Kepuasan 1. Ketanggapan Ketersediaan melayani 1,2


Konsumen (Y) (Responsiveness) dengan baik dan
ketersediaan untuk
menolong
2. Kehandalan Melakukan pelayanan 3,4
(Reliability) dengan segera, akurat,
dan cepat serta dapat
memuaskan konsumen.

3. Empati Memiliki rasa peduli dan 5,6


(Emphaty) dapat berkomunikasi
AL
dengan baik.

4. Jaminan Menepati janji, dapat 7,8


N

(Asurance) dipercaya, ramah dan


FI

sopan santun.

5. Bukti Langsung Memberikan 9,10


(Tangibles) kenyamanan dalam
pelayanan, lokasi, ruang,
dan menjaga kebersihan.
KUESIONER PENELITIAN

Hal : Permohonan Pengisian Angket


Kepada Yth : Bapak/Ibu/Sdr/i yang menjadi Responden

Di-
Pasar Kamis Desa Sungai Junjangan

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rusidah
NIRM : 1209.16.07983
Jurusan : Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam
Auliaurrasyidin Tembilahan

Mohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk dapat mengisi angket terlampir


AL
guna kepentingan dalam penulisan skripsi yang berjudul: : “PENGARUH
PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP KEPUASAN
N

KONSUMEN PADA PEDAGANG SEMBAKO DI PASAR KAMIS DESA


SUNGAI JUNJANGAN KECAMATAN BATANG TUAKA”.
FI

Data-data yang disampaikan dalam angket ini sangat penting untuk


penulisan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar
Strata Satu (S1), dan data yang Bapak/Ibu/Sdr/i berikan semata-mata untuk
kepentingan akademik dan dijamin kerahasiannya.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i dalam pengisian angket ini saya
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Tembilahan, 22 Desember 2019

Hormat Saya,

RUSIDAH
NIRM. 1209.16.07983
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP


KEPUASAN KONSUMEN PADA PEDAGANG SEMBAKO
DI PASAR KAMIS DESA SUNGAI JUNJANGAN
KECAMATAN BATANG TUAKA

A. Identitas Responden

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda

silang (x) pada berikut

Nama : ................

Jenis Kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
AL

Usia :
a. 16 – 25 tahun
N

b. 26 – 35 tahun
c. 36 – 45 tahun
FI

d. >45 tahun

Pendidikan Terakhir :
a. SD/MI
b. SMP/Tsanawiyah
c. SMA/SMK/Aliyah
d. Diploma III
e. Sarjana (S1)

Pekerjaan :
a. Petani
b. Ibu Rumah Tangga
c. Wiraswasta
d. Honorer
e. PNS

B. Petunjuk Pengisian Angket

1. Berilah tanda checklist () pada salah satu pilihan yang sesuai dengan

pendapat anda.
2. Pengisian pada komponen setiap variabel, masing-masing pilihan

mempunyai kriteria sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju (5)

S : Setuju (4)

KK : Kadang-Kadang (3)

TS : Tidak Setuju (2)

STS : Sangat Tidak Setuju (1)

3. Diharap untuk tidak mengisi lebih dari satu pilihan jawaban.

Penerapan Etika Bisnis Islam (X)

SS S KK TS STS
No. Pernyataan
(5) (4) (3) (2) (1)
AL

1. Kesatuan
Pedagang selalu memberikan
N

perlakuan yang adil dan sama


kepada semua pembeli.
FI

2. Keseimbangan
Pedagang tidak mengurangi
timbangan/ takaran dan tidak
menawarkan barang dagangan
dengan harga yang berbeda
kepada semua konsumen.
3. Kehendak Bebas
Pedagang tidak menjual barang
dagangannya dengan harga
yang jauh lebih tinggi dari
pedagang lain dan tidak pernah
memaksa konsumen untuk
membeli barang dagangan
yang dijual.
4. Tanggung Jawab
Pedagang bertanggung jawab
atas kualitas barang dagangan
yang dijual dan setiap keluhan
konsumen, pedagang selalu
menanggapi dengan baik.
5. Kebenaran: Kebijakan dan
Kejujuran
Pedagang selalu bersikap
ramah, murah senyum dan
selalu memberikan
kelonggaran waktu kepada
pihak yang terhutang.

Kepuasan Konsumen (Y)

SS S KK TS STS
No. Pernyataan
(5) (4) (3) (2) (1)
1. Ketanggapan
Ketersediaan pedagang untuk
AL

melayani dengan baik.


Ketersediaan pedagang untuk
N

menolong
FI

2. Kehandalan
Pedagang selalu melayani
dengan segera, akurat, dan
cepat.
Pedagang selalu memuaskan
pembeli.
3. Empati
Memiliki rasa peduli kepada
pembeli.
Dapat berkomunikasi dengan
baik kepada pembeli.
4. Jaminan
Pedagang selalu menepati janji
dan dapat dipercaya.
pedagang selalu ramah dan
sopan kepada pembeli.
5. Bukti Langsung
Pedagang selalu memberikan
kenyamanan baik dalam
pelayanan, lokasi maupun
ruang
Kebersihan selalu dijaga
sehingga membuat para
konsumen merasa nyaman

Mengetahui Tembilahan, 22 Desember 2019

Dosen Pembimbing, Peneliti,


AL
SAI’IN, S.E.I., M.E.Sy. RUSIDAH
NIDN. 212702850 NIRM. 1209.16.07983
N
FI
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP


KEPUASAN KONSUMEN PADA PEDAGANG SEMBAKO
DI PASAR KAMIS DESA SUNGAI JUNJANGAN
KECAMATAN BATANG TUAKA

A. Identitas Responden

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda

silang (x) pada berikut.

Nama : Ega Ayu Antika

Jenis Kelamin :
Laki-laki
X Perempuan
AL
Usia :
X 16 – 25 tahun
26 – 35 tahun
N

36 – 45 tahun
FI

Di atas 46 tahun

Pendidikan Terakhir :
SD/MI
SMP/Tsanawiyah
X SMA/SMK/Aliyah
Diploma III
Sarjana (S1)

Pekerjaan :
Petani
X Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Honorer
PNS

B. Petunjuk Pengisian Angket

1. Berilah tanda checklist () pada salah satu pilihan yang sesuai dengan

pendapat anda.
2. Pengisian pada komponen setiap variabel, masing-masing pilihan

mempunyai kriteria sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju (5)


S : Setuju (4)
KK : Kadang-Kadang (3)
TS : Tidak Setuju (2)
STS : Sangat Tidak Setuju (1)

3. Diharap untuk tidak mengisi lebih dari satu pilihan jawaban.

Penerapan Etika Bisnis Islam (X)

SS S KK TS STS
No. Pernyataan
(5) (4) (3) (2) (1)
1. Kesatuan
Pedagang selalu memberikan

perlakuan yang adil dan sama
AL
kepada semua pembeli.
2. Keseimbangan
N

Pedagang tidak mengurangi


timbangan/ takaran dan tidak

FI

menawarkan barang dagangan


dengan harga yang berbeda
kepada semua konsumen.
3. Kehendak Bebas
Pedagang tidak menjual barang
dagangannya dengan harga
yang jauh lebih tinggi dari 
pedagang lain dan tidak pernah
memaksa konsumen untuk
membeli barang dagangan
yang dijual.
4. Tanggung Jawab
Pedagang bertanggung jawab
atas kualitas barang dagangan

yang dijual dan setiap keluhan
konsumen, pedagang selalu
menanggapi dengan baik.
5. Kebenaran: Kebijakan dan 
Kejujuran
Pedagang selalu bersikap
ramah, murah senyum dan
selalu memberikan
kelonggaran waktu kepada
pihak yang terhutang.

Kepuasan Konsumen (Y)

SS S KK TS STS
No. Pernyataan
(5) (4) (3) (2) (1)
1. Ketanggapan
Ketersediaan pedagang untuk 
melayani dengan baik.
Ketersediaan pedagang untuk 
menolong
2. Kehandalan
AL
Pedagang selalu melayani 
dengan segera, akurat, dan
cepat.
N

Pedagang selalu memuaskan



pembeli.
FI

3. Empati
Memiliki rasa peduli kepada 
pembeli.
Dapat berkomunikasi dengan

baik kepada pembeli.
4. Jaminan
Pedagang selalu menepati janji 
dan dapat dipercaya.
pedagang selalu ramah dan 
sopan kepada pembeli.
5. Bukti Langsung
Pedagang selalu memberikan
kenyamanan baik dalam 
pelayanan, lokasi maupun
ruang.
Kebersihan selalu dijaga
sehingga membuat para 
konsumen merasa nyaman.
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP


KEPUASAN KONSUMEN PADA PEDAGANG SEMBAKO
DI PASAR KAMIS DESA SUNGAI JUNJANGAN
KECAMATAN BATANG TUAKA

A. Identitas Responden

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda

silang (x) pada berikut.

Nama : Wendra Efendi

Jenis Kelamin :
X Laki-laki
Perempuan
AL
Usia :
X 16 – 25 tahun
26 – 35 tahun
N

36 – 45 tahun
FI

Di atas 46 tahun

Pendidikan Terakhir :
SD/MI
SMP/Tsanawiyah
X SMA/SMK/Aliyah
Diploma III
Sarjana (S1)

Pekerjaan :
Petani
Ibu Rumah Tangga
X Wiraswasta
Honorer
PNS

B. Petunjuk Pengisian Angket

1. Berilah tanda checklist () pada salah satu pilihan yang sesuai dengan

pendapat anda.
2. Pengisian pada komponen setiap variabel, masing-masing pilihan

mempunyai kriteria sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju (5)


S : Setuju (4)
KK : Kadang-Kadang (3)
TS : Tidak Setuju (2)
STS : Sangat Tidak Setuju (1)

3. Diharap untuk tidak mengisi lebih dari satu pilihan jawaban.

Penerapan Etika Bisnis Islam (X)

SS S KK TS STS
No. Pernyataan
(5) (4) (3) (2) (1)
1. Kesatuan
Pedagang selalu memberikan

perlakuan yang adil dan sama
AL
kepada semua pembeli.
2. Keseimbangan
N

Pedagang tidak mengurangi


timbangan/ takaran dan tidak

FI

menawarkan barang dagangan


dengan harga yang berbeda
kepada semua konsumen.
3. Kehendak Bebas
Pedagang tidak menjual barang
dagangannya dengan harga
yang jauh lebih tinggi dari 
pedagang lain dan tidak pernah
memaksa konsumen untuk
membeli barang dagangan
yang dijual.
4. Tanggung Jawab
Pedagang bertanggung jawab
atas kualitas barang dagangan

yang dijual dan setiap keluhan
konsumen, pedagang selalu
menanggapi dengan baik.
5. Kebenaran: Kebijakan dan 
Kejujuran
Pedagang selalu bersikap
ramah, murah senyum dan
selalu memberikan
kelonggaran waktu kepada
pihak yang terhutang.

Kepuasan Konsumen (Y)

SS S KK TS STS
No. Pernyataan
(5) (4) (3) (2) (1)
1. Ketanggapan
Ketersediaan pedagang untuk 
melayani dengan baik.
Ketersediaan pedagang untuk 
menolong
2. Kehandalan
AL
Pedagang selalu melayani 
dengan segera, akurat, dan
cepat.
N

Pedagang selalu memuaskan



pembeli.
FI

3. Empati
Memiliki rasa peduli kepada 
pembeli.
Dapat berkomunikasi dengan

baik kepada pembeli.
4. Jaminan
Pedagang selalu menepati janji 
dan dapat dipercaya.
pedagang selalu ramah dan 
sopan kepada pembeli.
5. Bukti Langsung
Pedagang selalu memberikan
kenyamanan baik dalam 
pelayanan, lokasi maupun
ruang.
Kebersihan selalu dijaga
sehingga membuat para 
konsumen merasa nyaman.
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP


KEPUASAN KONSUMEN PADA PEDAGANG SEMBAKO
DI PASAR KAMIS DESA SUNGAI JUNJANGAN
KECAMATAN BATANG TUAKA

A. Identitas Responden

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda

silang (x) pada berikut.

Nama : Safinah

Jenis Kelamin :
Laki-laki
X Perempuan
AL
Usia :
16 – 25 tahun
26 – 35 tahun
N

X 36 – 45 tahun
FI

Di atas 46 tahun

Pendidikan Terakhir :
SD/MI
SMP/Tsanawiyah
X SMA/SMK/Aliyah
Diploma III
Sarjana (S1)

Pekerjaan :
Petani
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
X Honorer
PNS

B. Petunjuk Pengisian Angket

1. Berilah tanda checklist () pada salah satu pilihan yang sesuai dengan

pendapat anda.
2. Pengisian pada komponen setiap variabel, masing-masing pilihan

mempunyai kriteria sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju (5)


S : Setuju (4)
KK : Kadang-Kadang (3)
TS : Tidak Setuju (2)
STS : Sangat Tidak Setuju (1)

3. Diharap untuk tidak mengisi lebih dari satu pilihan jawaban.

Penerapan Etika Bisnis Islam (X)

SS S KK TS STS
No. Pernyataan
(5) (4) (3) (2) (1)
1. Kesatuan
Pedagang selalu memberikan

perlakuan yang adil dan sama
AL
kepada semua pembeli.
2. Keseimbangan
N

Pedagang tidak mengurangi


timbangan/ takaran dan tidak

FI

menawarkan barang dagangan


dengan harga yang berbeda
kepada semua konsumen.
3. Kehendak Bebas
Pedagang tidak menjual barang
dagangannya dengan harga
yang jauh lebih tinggi dari 
pedagang lain dan tidak pernah
memaksa konsumen untuk
membeli barang dagangan
yang dijual.
4. Tanggung Jawab
Pedagang bertanggung jawab
atas kualitas barang dagangan

yang dijual dan setiap keluhan
konsumen, pedagang selalu
menanggapi dengan baik.
5. Kebenaran: Kebijakan dan 
Kejujuran
Pedagang selalu bersikap
ramah, murah senyum dan
selalu memberikan
kelonggaran waktu kepada
pihak yang terhutang.

Kepuasan Konsumen (Y)

SS S KK TS STS
No. Pernyataan
(5) (4) (3) (2) (1)
1. Ketanggapan
Ketersediaan pedagang untuk 
melayani dengan baik.
Ketersediaan pedagang untuk 
menolong
2. Kehandalan
AL
Pedagang selalu melayani 
dengan segera, akurat, dan
cepat.
N

Pedagang selalu memuaskan



pembeli.
FI

3. Empati
Memiliki rasa peduli kepada 
pembeli.
Dapat berkomunikasi dengan

baik kepada pembeli.
4. Jaminan
Pedagang selalu menepati janji 
dan dapat dipercaya.
pedagang selalu ramah dan 
sopan kepada pembeli.
5. Bukti Langsung
Pedagang selalu memberikan
kenyamanan baik dalam 
pelayanan, lokasi maupun
ruang.
Kebersihan selalu dijaga
sehingga membuat para 
konsumen merasa nyaman.
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP


KEPUASAN KONSUMEN PADA PEDAGANG SEMBAKO
DI PASAR KAMIS DESA SUNGAI JUNJANGAN
KECAMATAN BATANG TUAKA

A. Identitas Responden

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda

silang (x) pada berikut.

Nama : Bahrul

Jenis Kelamin :
X Laki-laki
Perempuan
AL
Usia :
16 – 25 tahun
26 – 35 tahun
N

36 – 45 tahun
FI

X Di atas 46 tahun

Pendidikan Terakhir :
SD/MI
X SMP/Tsanawiyah
SMA/SMK/Aliyah
Diploma III
Sarjana (S1)

Pekerjaan :
X Petani
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Honorer
PNS

B. Petunjuk Pengisian Angket

1. Berilah tanda checklist () pada salah satu pilihan yang sesuai dengan

pendapat anda.
2. Pengisian pada komponen setiap variabel, masing-masing pilihan

mempunyai kriteria sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju (5)


S : Setuju (4)
KK : Kadang-Kadang (3)
TS : Tidak Setuju (2)
STS : Sangat Tidak Setuju (1)

3. Diharap untuk tidak mengisi lebih dari satu pilihan jawaban.

Penerapan Etika Bisnis Islam (X)

SS S KK TS STS
No. Pernyataan
(5) (4) (3) (2) (1)
1. Kesatuan
Pedagang selalu memberikan

perlakuan yang adil dan sama
AL
kepada semua pembeli.
2. Keseimbangan
N

Pedagang tidak mengurangi


timbangan/ takaran dan tidak

FI

menawarkan barang dagangan


dengan harga yang berbeda
kepada semua konsumen.
3. Kehendak Bebas
Pedagang tidak menjual barang
dagangannya dengan harga
yang jauh lebih tinggi dari 
pedagang lain dan tidak pernah
memaksa konsumen untuk
membeli barang dagangan
yang dijual.
4. Tanggung Jawab
Pedagang bertanggung jawab
atas kualitas barang dagangan

yang dijual dan setiap keluhan
konsumen, pedagang selalu
menanggapi dengan baik.
5. Kebenaran: Kebijakan dan 
Kejujuran
Pedagang selalu bersikap
ramah, murah senyum dan
selalu memberikan
kelonggaran waktu kepada
pihak yang terhutang.

Kepuasan Konsumen (Y)

SS S KK TS STS
No. Pernyataan
(5) (4) (3) (2) (1)
1. Ketanggapan
Ketersediaan pedagang untuk 
melayani dengan baik.
Ketersediaan pedagang untuk 
menolong
2. Kehandalan
AL
Pedagang selalu melayani 
dengan segera, akurat, dan
cepat.
N

Pedagang selalu memuaskan



pembeli.
FI

3. Empati
Memiliki rasa peduli kepada 
pembeli.
Dapat berkomunikasi dengan

baik kepada pembeli.
4. Jaminan
Pedagang selalu menepati janji 
dan dapat dipercaya.
pedagang selalu ramah dan 
sopan kepada pembeli.
5. Bukti Langsung
Pedagang selalu memberikan
kenyamanan baik dalam 
pelayanan, lokasi maupun
ruang.
Kebersihan selalu dijaga
sehingga membuat para 
konsumen merasa nyaman.
Tabulasi Hasil Data Kuesioner Penerapan
Etika Bisnis Islam (X)

Skor Butir Responden


Responden Skor Total
1 2 3 4 5
1 5 4 5 5 4 23
2 3 4 3 3 4 17
3 3 2 3 3 3 14
4 4 4 3 4 5 20
5 3 2 3 3 3 14
6 4 5 4 4 4 21
7 4 3 3 3 4 17
8 4 4 4 4 5 21
9 3 3 2 3 3 14
10 5 4 4 4 3 20
11 4 3 2 3 3 15
12 3 5 4 4 5 21
13 3 3 2 2 2 12
AL

14 4 3 3 3 4 17
15 5 4 4 4 4 21
N

16 3 4 3 3 4 17
17 3 2 3 3 3 14
FI

18 4 5 4 4 4 21
19 3 2 3 3 3 14
20 3 4 2 3 3 15
21 4 5 3 4 5 21
22 3 3 2 2 2 12
23 3 4 3 4 3 17
24 2 3 2 2 3 12
25 3 3 4 3 2 15
26 3 4 3 3 4 17
27 2 3 2 3 2 12
28 4 4 3 3 3 17
29 3 2 3 5 4 17
30 2 3 2 2 2 12
31 3 4 3 3 2 15
32 3 2 3 3 3 14
33 3 3 2 4 5 17
Tabulasi Hasil Data Kuesioner Kepuasan Konsumen (Y)

Skor Butir Responden Skor


Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 2 3 3 3 3 5 5 5 3 3 35
2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47
4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 46
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
6 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 43
7 2 3 3 3 3 5 5 5 3 3 35
8 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 43
9 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 23
10 3 4 3 4 3 4 5 4 5 5 40
11 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 44
12 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 43
13 2 3 3 3 3 5 5 5 3 3 35
14 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 43
AL

15 2 3 3 3 3 5 5 5 3 3 35
16 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
N

17 2 3 3 3 3 5 5 5 3 3 35
18 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
FI

19 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47
20 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 46
21 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
22 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 47
23 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 42
24 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 48
25 2 3 3 3 3 5 5 5 3 3 35
26 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
27 2 3 3 3 3 5 5 5 3 3 35
28 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
29 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
30 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 47
31 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 42
32 2 3 3 3 3 5 5 5 3 3 35
33 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Penerapan Etika Bisnis Islam (X)

Correlations

X01 X02 X03 X04 X05 Total

X01 Pearson Correlation 1 .900** .852** .846** .809** .945**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 33 33 33 33 33 33

X02 Pearson Correlation .900** 1 .881** .761** .777** .933**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 33 33 33 33 33 33

X03 Pearson Correlation .852** .881** 1 .792** .881** .948**


AL

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000


N

N 33 33 33 33 33 33
FI

X04 Pearson Correlation .846** .761** .792** 1 .842** .909**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 33 33 33 33 33 33

** ** ** ** **
X05 Pearson Correlation .809 .777 .881 .842 1 .922

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 33 33 33 33 33 33

Total Pearson Correlation .945** .933** .948** .909** .922** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 33 33 33 33 33 33
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 33 100.0

a
Excluded 0 .0

Total 33 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.959 5
AL
N
FI
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kepuasan Konsumen (Y)

Correlations

X01 X02 X03 X04 X05 X06 X07 X08 X09 X10 Total

X01 Pearson 1 .971** .922** .874** .858** .313 .066 .183 .774** .611** .905**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .077 .715 .309 .000 .000 .000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

X02 Pearson .971** 1 .913** .871** .849** .160 .000 .076 .717** .622** .867**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .375 1.000 .674 .000 .000 .000
AL

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
N

X03 Pearson .922** .913** 1 .845** .922** .445** .225 .344 .645** .604** .924**
FI

Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .009 .208 .050 .000 .000 .000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

** ** ** ** * ** ** **
X04 Pearson .874 .871 .845 1 .867 .248 .345 .135 .670 .732 .953
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .164 .050 .454 .000 .000 .000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

** ** ** ** * * ** ** **
X05 Pearson .858 .849 .922 .867 1 .411 .361 .280 .500 .504 .924
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .017 .039 .115 .003 .003 .000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
** * ** ** **
X06 Pearson .313 .160 .445 .248 .411 1 .620 .894 .081 .033 .482
Correlation

Sig. (2-tailed) .077 .375 .009 .164 .017 .000 .000 .655 .854 .005

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

* * ** ** *
X07 Pearson .066 .000 .225 .345 .361 .620 1 .619 -.148 .170 .439
Correlation

Sig. (2-tailed) .715 1.000 .208 .050 .039 .000 .000 .411 .344 .011

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

X08 Pearson .183 .076 .344 .135 .280 .894** .619** 1 -.025 .020 .377*
Correlation

Sig. (2-tailed) .309 .674 .050 .454 .115 .000 .000 .891 .910 .030
AL
N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

** ** ** ** ** ** **
X09 Pearson .774 .717 .645 .670 .500 .081 -.148 -.025 1 .839 .639
N

Correlation
FI

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .655 .411 .891 .000 .000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

X10 Pearson .611** .622** .604** .732** .504** .033 .170 .020 .839** 1 .654**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .854 .344 .910 .000 .000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

Total Pearson .905** .867** .924** .953** .924** .482** .439* .377* .639** .654** 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .005 .011 .030 .000 .000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 33 100.0

Excludeda 0 .0

Total 33 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.913 10
AL
N
FI
Pengujian Hipotesis

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .614a .377 .325 3.330

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
AL

Model B Std.Error Beta T Sig.

1 (Constant) 28.450 4.544 3.051 .004


N

Penerapan Etika
FI

.831 .069 .615 4.929 .000


Bisnis Islam
FI
N
AL
FI
N
AL
FI
N
AL
Daftra Nama Responden di Pasar Kamis Desa Sungai Junjangan

No. Nama Responden Jenis Usia Pekerjaan Pdd.


Kelamin
1 Khairunnisa Perempuan 22 IRT Aliyah
2 Khairiah Perempuan 33 IRT SD
3 Hadi Saputra Laki-laki 34 Wiraswasta SD
4 Ega Ayu Antika Perempuan 21 IRT Aliyah
5 Eliyanti Perempuan 43 IRT SD
6 Safinah Perempuan 35 Honorer Aliyah
7 Umar Nur Zein Laki-laki 23 Wiraswasta Aliyah
8 Sri Mulyani Perempuan 44 IRT SD
9 Bahrul Laki-laki 48 Petani MTs
10 Anisa Perempuan 21 IRT SMP
11 Wendra Efendi Laki-laki 21 Wiraswasta SMA
12 Triwahyuni Perempuan 24 IRT SMK
13 Abdul Halim Laki-laki 31 Wiraswasta Aliyah
14 Ilis Perempuan 31 IRT MTs
15 Abdul Ghani Laki-laki 33 Wiraswasta SD
16 Hairunnisa Perempuan 37 PNS Sarjana
AL

17 Salman Alfarisi Laki-laki 24 Wiraswasta MTs


18 M. Nurdin Laki-laki 51 Petani MTs
N

19 Fitri Perempuan 21 IRT SMP


20 Roni Laki-laki 24 Petani MTs
FI

21 Sofiyan Laki-laki 42 Wiraswasta SMA


22 Bariah Perempuan 48 IRT SD
23 Nurbaiti Perempuan 47 IRT SD
24 Tamrani Laki-laki 42 Petani SMK
25 Evi Perempuan 46 IRT MI
26 Baiti Perempuan 30 IRT SD
27 Fahmi Laki-laki 38 Wiraswasta SD
28 Muhammad Ashari Laki-laki 36 Wiraswasta MTs
29 Masrufah Perempuan 50 IRT SD
30 Jurmiah Perempuan 49 IRT SD
31 Shaleh Laki-laki 45 Petani MTs
32 Ili Laki-laki 47 Petani SD
33 Yanto Laki-laki 37 Petani SD
FI
N
AL
FI
N
AL
FI
N
AL
FI
N
AL
FI
N
AL
FI
N
AL
FI
N
AL
FI
N
AL
FI
N
AL
DOKUMENTASI-DOKUMENTASI
DI PASAR KAMIS DESA SUNGAI JUNJANGAN
KECAMATAN BATANG TUAKA

AL
N

Pasar Kamis Desa Sungai Junjangan


FI

Suasana Jual Beli di Pasar Kamis Desa Sungai Junjangan


AL

Foto Bersama Responden 1 di Pasar Kamis Desa Sungai Junjangan


N
FI

Foto Bersama Responden 2 di Pasar Kamis Desa Sungai Junjangan


AL

Foto Bersama Responden 3 di Pasar Kamis Desa Sungai Junjangan


N
FI

Pengisian Kuesioner (Angket) Penelitian


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rusidah

NIRM : 1209.16.07983

Tempat Tanggal Lahir : Sungai Junjangan, 29 September 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. KH. Dewantara Parit No. 9

Kewarganegaraan : Indonesia

Email : @rusidah7889gmail.com
AL
N

Riwayat Pendidikan Formal


FI

2013-2016 : MA Nurul Huda Parit 5 Sungai Luar

2010-2013 : SMP Negeri Satu Atap Sungai Junjangan

2004-2010 : SD Negeri 005 Sungai Junjangan

Anda mungkin juga menyukai