SKRIPSI
Oleh:
RD FERI SETIAWAN
NIM : SES141469
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
PERSEMBAHAN
Yang Utama Dan Segalanya
Sembah sujud serta syukur kepada ALLAH SWT. Dengan rahmatmu telah
memberikanku kekuatan membekaliku dengan ilmu serta rasa kasih sayang.
Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang
Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
Kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibuku tersayang dan Ayahku tersayang yang
telah memberikan dukungan, dan cinta kasih sayang yang tiada terhingga, yang tiada
mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan
persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan ayah
bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk ibu dan
ayah yang membuatku selalu termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu
mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik, terima kasih ibu, ayah.......
Untuk para sahabat ku, Sigit Fitriadi,Sugeng Antasa,M yunus, Nurhamida, Ayu
Safitri,Mubayyina,Fani Oktavia dan Indriani Ratih, tiada yang paling mengharukan
saat kumpul bersama kalian, walaupun kita sering bercanda yang berlebihan dan
membuat kita semakin erat tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak bisa tergantikan
selama ini, terimakasih untuk semangat dan motivasi yang telah kalian berikan,
Hanya karya kecil ini yang dapat kupersembahkan.
Skripsi ini kupersembahkan pula untuk orang yang sangat berarti bagiku Elisa terima
kasih telah memberi semangat serta mendukung ,dan selalu ada buatku dan kasih
sayangnya selama ini. Untuk sahabatku, teman-teman khususnya Ekonomi Syariah
terimakasih selalu memberikanku semangat, motivasi sehingga aku bisa
Segala puji bagi Allah yang maha pengasih dan penyayang, atas taufiq dan
hidayah-Nya maka penulis dapat meyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sang suri
teladan umat, yang telah membawa umat-Nya kealam yang terang benderang dengan
untuk dikenang suka dukanya dalam merampungkan dan menyelesaikan skripsi yang
untuk mendapat gelar Strata Satu (S1) Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, ini mencapai titik akhir
Skripsi ini bukanlah hasil karya dari perjuangan diri sendiri, namun banyak
pihak yang turut serta membantu terutama kepada Bapak Ambok Pagiuk, S.AG.,M.SI
selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Eja Armaz Hardi, LC.,M.A selaku Dosen
Pembimbing II yang saya ucapkan trima kasihatas motivasi bantuan dan dukungan
dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis jugamengucapan terima
2. Ibu Rafidah, SE, M. EI, selaku wakil Dekan Fakultas FEBI. Bapak Dr. Novi
Mubyarto,SE., ME dan Ibu Dr. Halimah Dja‟far, S.Ag., M.Fil.l selaku wakil
dekan I, II, dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr Sucipto, MA, selaku ketua prodi Ekonomi Syariah dan Ibu G.W.I.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi. Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat menjadi
bermanfaatan.
7. Bapak Fitra selaku pengurus Bank Mandiri Syariah dan semua staf pengurus
telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan
RD Feri Setiawan
SES. 141469
DAFTAR ISI
MOTTO ..................................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .....................................................................................................
ABSTRAK .................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
A. Latar Belakang
Kredit macet atau non performing loan adalah kredit yang mengalami
kesulitan pelunasan akibat adanya faktor –faktor atau unsur kesengajaan atau karena
kondisi diluar kemampuan debitur. Sejak krisis keuangan yang berlanjut dengan
krisis ekonomi yang melanda indonesia sejak tahun 1997, Kredit macet meledak dan
terjadilah krisis perbankan. Pada saat itu kepercayaan masyarakat terhadap perbankan
harus menjadi perhatian serius bagi para stakeholder bank syariah. Perbankan syariah
adalah bagian dari intitusi bisnis lainnya, maka harus diwaspadai adanya
dengan moral hazard. Istilah moral hazard kembali populer sejak terjadinya krisis
keuangan di asia pada saat itu, kebijakan kredit bank dinilai kurang berhati-hati dalam
memberikan pinjaman sejalan dengan itu, back up yang di sediakan bank sentral
justru membuat bank semakin berani mengambil risiko dalam memberikan pinjaman.
1
Teti Rahmawati, Indikasi Moral Hazard dalam Penyaluran Pembiayaan pada Perbankan
Syariah di Indonesia, Universitas Kuningan, JRKA Vol 1 No 1 Februari 2015, hal 63.
Moral hazard juga terdapat adverse selection, yang dimana adanya ketidak
seimbangan informasi yang di lakukan oleh salah satu pihak, yang menyebabkan
pihak lain tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya terhadap suatu usaha. Sehingga
pilihan yang di tetapkan hanya menguntungkan satu pihak saja, dan merugikan pihak
lain.2
Moral hazard dalam dunia perbankan pada awalnya sering digunakan dalam
bisnis asuransi dengan harapan akan mendapatkan klaim atas barang yang telah di-
pihak bank (pemegang saham dan manajemen), deposan dan debitur perbankan yang
menciptakan insentif untuk melakukan agenda dan tindakan yang tersembunyi yang
Moral hazard di Bank Syariah seperti yang terjadi dalam skema bagi hasil
(sebagai contoh dalam akad Mudharabah) merupakan masalah yang timbul ketika
diperjanjikan.3
Oleh karena itu, bank harus memiliki strategi yang tepat dalam meminimalisir
2
Nur anisha, skripsi “indikasi moral hazard dan averse selection dalam penyaluran dana
pihak ketiga’’(Jakarta: uin syarif hidayatullah jakarta,tahun 2016)
3
Antonio, Muhammad Syafei “Bank Syariah dari Teori ke Praktik”, Gema Insani Pers, Jakarta,
2001.
1. Dalam setiap pengajuan setiap anggota dituntut adalah nasabah yang dapat
melalui interview yang dilakukan karena dari interview ini bank mempunyai
mengenai si nasabah.
untuk jujur karena bank akan selalu mengawasi dan survey langsung ke lokasi
demikian dalam masalah moral hazard akan menyangkut siapa yang akan
4
Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit, hlm., 158-161
tertentu. Oleh karena itu, perbankan syari'ah harus mampu meminimalisir adanya
risiko kerugian dalam pembiayaan yang berisiko tinggi ini dalam rangka untuk
syariah yaitu sistem bagi hasil kurang diminati dalam kegiatan pembiayaan
tahun 2008 hanya sebesar 16,25% dan 19,40 % bila dibandingkan dengan
sebesar 2,16 triliun. Meskipun pertumbuhan pembiayaan sangat cepat, tak berarti
Tabel 1
Data Pembiayaan 2015-17
Data NPF
%
5,269 %
4,641 % 0,628 %
Pada grafik 1 diatas dapat disimpulkan bahwa data NPF ditahun 2015 sebesar
5,269 %, kemudian di tahun 2016 menurun sebesar 4,641 %, dan di tahun 2017
menjadi sebesar 0,628 %.
Hal tersebut merupakan sebuah fenomena yang menarik karena diharapkan
pembiayaan dengan akad jual beli diharapkan lebih menggerakkan sector riil berupah
modal kerja investasi dan konsumsi. Dan bila ditinjau dari prinsip ketaatan terhadap
syariah, pembiayaan dengan prinsip jual beli menimbulkan celah lebih besar untuk
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penelitian
Islam .
murabahah.
E. Batasan Masalah
karya ilmiah sehingga membawa hasil yang diharapkan, maka penulis merasa perlu
membatasi permasalahan yang akan dibahas, sehingga tidak keluar dari topik
1. Pengertian Moral
Moral berasal dari kata latin “mos” (bentuk jamaknya yaitu “mores”) yang
berarti adat dan cara hidup.5 atau dengan kata lain adat kebiasaan. Dalam bahasa
indonesia moral di terjemahkan sebagai (ajaran) baik buruk yang di terima umum
moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang di gunakan untuk menentukan batas-
batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat
di katakan benar, salah, baik, atau buruk. Disamping itu, moral juga didefinisikan
sebagai berikut:
a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk;
Berdasarkan kutipan diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang
(ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari di
katakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang di maksudkan adalah bahwa
orang tersebut tingkah lakunya baik. Singkatnya moral adalah sesuatu hal yang
5
Faisal Badrun, dkk, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), hal. 5
6
Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,ed. III, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), h.754
7
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, cet. II, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1997), h. 90.
mengatur kehidupan manusia dinilai dari baik dan buruknya perbuatan selaku
manusia.
yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai
Arti hazard adalah bahaya: asr. Suatu situasi yang dapat menambah terjadinya
kerugian (loss) si tertanggung (insured) mis. Kondisi lingkungan tak sehat, rumah tak
dijaga.8
cause damage: a danger or risk”9, yang dapat diartikan bahwa berfikir atas sesuatu
yang dapat menimbulkan suatu bahaya atau yang dapat menyebabkan kerusakan
maupun risiko. Hazard merupakan istilah yang di gunakan untuk menyatakan tentang
Dengan kata lain, Hazard itu juga menunjuk pada situasi tertentu yang
menimbulkan kerugian.10 Dalam lapangan kajian tentang akhlak, moral hazard lazim
di sebut dengan akhlak buruk (akhlak al-madzmumah), sebagai kebalikan dari akhlak
yang baik (akhlak al-mahmudah). Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa Hazard itu
8
T. Guritno, Kamus Ekonomi Bisnis Perbankan: Ingris-Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada
9
Jonathan Crowter, Oxford: Advanced & learner’s Dictionary, cet.V,(Amerika: Oxford
University Press, 1995), h. 549.
10
A. Hasyim Ali, dkk, Kamus Asuransi, cet.II, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002 ), h. 141.
termasuk sifat-sifat muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat
1. Moral Hazard.
asuransi. Dalam kamus Inggris makna moral hazard diterangkan sebagai the hazard
arising from the uncertainty or honesty of the insured. Sebagai contoh : bila seorang
terjepit hutang dan menjelang jatuh tempo maka kecenderungannya akan mengambil
jalan pintas dan melakukan ketidak jujuran, ia akan membakar sendiri gudangnya
untuk mendapatkan dana asuransi sebagai ganti ruginya. Moral hazard muncul
karena seorang individu atau lembaga yang tidak konsekuen secara penuh dan tidak
kurang hati-hati untuk melepas tanggung jawab atas konsekuensi dari tindakannya
kebiasaan dari para bankir, seperti korupsi dan penyimpangan baik di bank BUMN
maupun bank swasta. Dhani Gunawan, peneliti senior Bank Indonesia, menyatakan
bahwa korupsi di lembaga perbankan pada umumnya dapat menjelma dalam tiga
bentuk. Pertama, bentuk langsung, Kedua, tidak langsung dan Ketiga, samar-samar.11
tingkatan. Pertama, moral hazard pada tingkat bank dan yang kedua adalah moral
hazard di tingkat nasabah. Moral hazard di tingkat bank dapat dibedakan atas
beberapa diantaranya :
1) Moral Hazard dalam penyaluran dana pihak ketiga, yaitu risky lending behavior
nasabah, yang disebut juga moral hazard tidak langsung (mengacu kepada
simpanan dalam hal ini termasuk dalam moral hazard langsung (mengacu
3) Moral hazard pada saat penyaluran bank tidak mencerminkan bank sebagai
4) Moral hazard ketika bank memberikan cost of fund yang rendah dan
menerapkan tingkat yang tinggi, juga termasuk dalam kategori moral hazard
dan lainnya.
11
Haliding,, Safri“Moral Bankir dan Corporate Governance Syariah”, 2010 from
http://www.inpasonline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=482:moral-bankir-
dan-corporate-governance-syariah&catid=70:opini&Itemid=104
12
Dreher, Axel, “Does the IMF cause Moral Hazard? A Critical review of the Evidence”, 2004
Bank syariah sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan prinsip ilahiyah
Meskipun prinsip syariah dalam perbankan berasal dari nilai-nilai ilahiah namun
sebagaimana kegiatan perekonomian lainnya, perbankan syariah pun tidak lepas dari
masalah korupsi.13 Termasuk juga masalah moral hazard dan adverse selection.
dibedakan menjadi moral hazard pada bank dan juga moral hazard pada nasabah.
Moral hazard pada bank terjadi ketika bank syariah sebagai mudharib tidak berhati-
hati dalam menyalurkan dana sehingga berpotensi menimbulkan moral hazard di sisi
Moral hazard lainnya yaitu pada saat bank tidak membayarkan bagian
shahibul maal sebagaimana rasio yang telah ditetapkan di awal perjanjian, atau
dikategorikan dalam tindakan moral hazard. Sedangkan moral hazard pada nasabah
umumnya terjadi pada produk pembiayaan yang berbasis pada equity financing
(mudharabah dan musyarakah) atau biasa dikenal dengan profit loss sharing. Akad
mudharabah yang tidak mensyaratkan jaminan dan juga memberikan hak penuh pada
mudharib untuk menjalankan usaha tanpa campur tangan shahibul maal dan
mengakibatkan akad pembiayaan ini sangat rentan terhadap masalah moral hazard.
13
Nasution, Mustafa Edwin,“Moral Hazard dalam Perbankan Syariah”. Paper. Jakarta, 2005
Moral hazard pada sisi nasabah ini merupakan isu global yang menyebabkan bank
syariah lebih memilih dengan pembiayaan dengan basis debt financing (murabahah,
ishtisna, dan salam). Pada penelitian ini, moral hazard hanya dibatasi pada peran
bank sebagai mudharib yang bertanggung jawab terhadap dana yang diamanahkan
Indikasi moral hazard lainnya terjadi jika pada saat NPL/NPF meningkat pada
saat harga rumah meningkat. Idealnya ketika harga rumah meningkat maka
permintaan untuk kredit rumah akan menurun, jumlah penyaluran kredit rumah juga
akan turun sehingga jika pada kondisi tersebut NPL/NPF meningkat mengindikasikan
bank kurang berhati-hati atau kurang monitoring. Indikasi moral hazard yang terakhir
dapat dilihat dari kebijakan kredit atau pembiayaan bank yang berhati-hati atau
kurang berhati-hati atau kurang monitoring berarti bank kurang melakukan antisipasi
3. Strategi pencegahan
a. Character
14
Vaubel, Roland, “The Moral Hazard of IMF Lending”, World Economy 6 : 291-304, 1983
1) Mengenal dari dekat
pegawai
lain-lain.
b. Capacity
c. Capital
worth” nya, dapat dilakukan dengan menganalisa neraca selama sedikitnya dua
diikatkan sebagai jaminan, dan hal ini dapat dilakukan dengan cara: meneliti
benar- benar menjamin kepentingan bank, sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
e. Conditions of Economy
Melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sektor usaha
f. Constraint
a. Pengertian Murabahah
memindahkan hak milik seseorang kepada orang lain sesuai dengan transaksi
dan harga awal yang dilakukan pemilik awal di tambah dengan keuntungan
berdasarkan pada harga beli penjual ditambah keuntungan dengan syarat harus
harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual
dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati, tidak dapat berubah
b. Definisi Murabahah
Secara bahasa murabahah berasal dari kata Ar-Ribhu yang berarti الَّن َم ُءا
15
M.yazid Afandi, Fiqih Mu’amalah, (Yogyakarta:Logung Pustaka,2009),h.85
16
Daeng Naja, Akad Bank Syari’ah, (Yogyakarta:Pustaka Yustisia, 2011),h.43
berarti Al-Irbaah karena salah satu dari dua orang yang bertransaksi
a) Bila seorang penjual mengatakan: “Saya jual dengan harga beli saya atau
b) Bila seorang penjual mengatakan: “Saya jual dengan biaya-biaya yang telah
c) Bila seorang penjual mengatakan: “Saya jual dengan ra’sul maal (harga
diantisipasi adalah:
2) Risiko pasar, yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar, jika pembiayaan
a) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.
d) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,
e) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,
Dalam kaitan ini bank harus memberi tahu secara jujur harga pokok
nasabah.
i) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari
pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang,
pemesanan.
e) Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank
f) Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh
g) Jika uang muka memakai kontrak „urbun sebagai alternatif dari uang
tinggal membayar sisa harga namun apabila nasabah batal membeli, uang
serius dengan pesanannya. Karena itu, bank dapat meminta nasabah untuk
menyediakan jaminan yang dapat dipegang. Dalam setiap akad murabahah yang
sehubungan dengan pembelian suatu barang dimana barang dijual oleh bank
cicilan nasabah kepada bank biasanya adalah barang yang dijual tersebut.
Contoh “Siska membeli rumah berlantai dua milik yeni disurabaya dengan
yeni (Siska bertindak selaku kuasa dari bank) dengan harta Rp 100 juta.
jangka waktu cicilan selama 3 tahun, Siska akan menyerahkan rumah itu kepada
bank, untuk dibebani dengan Hak Tanggungan (bahasa awamnya hipotek). Jadi
rumah yang akan dijadikan sebagai objek jual beli murabahah dijadikan sebagai
tambahan diluar barang yang dimurabahah kan. Pada skema murabahah yang
pembiayaan suatu mega proyek, misalnya kredit konstruksi mal), maka biasanya
yang dijadikan sebagai jaminan tidak hanya objek yang diperjanjikan, melainkan
juga bisa melibatkan berbagai jaminan lain yang dapat ditrima oleh hukum
positif, seperti hak anggungan berupa fixed asse milik nasabah yang berada
diempat lain, fidusia atas tagihan, gadai saham, gadai deposito, jaminan
G. Penelitian Terdahuluan
18
Irma Devita Purnamasari, Akad Syari’ah, (Bandung:Mizan Media Utama, 2001),h,54-55
yang disepakati, sedangkan
sighat adalah ijab qabul
antara shahibul maal dan
mudharib.
2 Fany Akad Hokum Prosedur dan persyaratan
Yunita Sri pembiayaan normatif dalam penyaluran dana
Rejeki 2013 murabahah berupa akad pembiayaan
dan murabahah di PT Bank
praktiknya Mandiri Cabang Manado
pada PT ,tidak hanya dilakukan
BANK berdasarkan ketentuan
Syariah hokum islam melainkan
Mandiri juga berdasarkan hukum
Cabang perbankan syariah serta
Manado ketentuan khusus yang
diterapkan di PT BSM.
3 Khaikal Analisis Error Hasil pene,itian dengan
Mulki Pengaruh Correction menggunakan ECM
Moral Hazard Model menunjukkan jangka
terhadap (ECM) pendek dan jangka panjang
Pembiayaan hanya variabel NPF saja
Bank Syariah yang berpengaruh terhadap
di Indonesia pembiayaan. Sedangkan
variabel PDB tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
pembiyaan. Hasil koefisien
determinasi menunjukkan
angka sebesar 85% hal itu
menandakan kemampuan
variabel independen
menjelaskan variabel
dependen, sementara 14%
dijelaskan oleh variabel
lain.
4 Rina Resiko Moral Pelaksanaan Good
Mandara Hazard pada Corporate Governance
Harahap Perbankan di bagi perbankan syariah.
Indonesia Good Corporate
Governance adalah
tatakelola bank yang
menerapkan prinsip-prinsip
keterbukaan
(transparancy),
akuntabilitas
(accountability),
pertanggung jawaban
(responsibility),
independensi
(independency), dan
kewajaran (fairness).
murabahah.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
data yang diperoleh berupa (kata- kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam
bentuk bilangan atau angka statistic melainkan dalam bentuk kualitatif yang memiliki
arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekunsi.19 Penelitian ini dilakukan untuk
Setting, dapat dipahami sebagai suatu keadaan atau tempat dimana subjek
penelitian itu berada. Sehubungan dengan itu penelitian ini mengambil lokasi di Bank
penelitian karena Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu Bank Umum dengan
sistem operasional yang berbasis syariah, yang telah banyak menangani masalah
19
Miller Mathew B, Hibermen Michael, Analisis Data Kualitatif (Jakarta: UI Press, 1992),
hlm. 15
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini di bedakan menjadi dua yakni:20
a. Data Primer
terhadap narasumber yang berasal dari para pelaku dan yang terkait dengan
sebelumnya..21
Data primer pada penelitian ini ialah data yang dikumpulkan langsung
dari pihak Bank syariah Jambi melalui teknik Wawancara yang dilakukan
oleh peneliti.
b. Data Skunder
untuk berbagai penelitian. Data sekunder tersebut tidak murni dalam karakter
20
Edi Riadi, Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS, (Yogyakarta: CV. Andi,
2016), hlm. 48.
21
Ibid., hlm. 49
22
Nasution, Metode Researce (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 106
Data sekunder ini ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada data ini
berasal dari pihak Bank Syariah itu sendiri, perpustakaan atau laporan-laporan
penelitian.
1. Sumber Data
Menurut asal sumbernya,data digolongkan dapat dibagi menjadi dua yaitu :23
pembiayaan murabahah pada bank syariah mandiri kota Jambi. Peneliti memilih
narasumber ini dengan alasan bahwa narasumber merupakan pihak yang berkaitan
narasumber inilah yang memiliki karakteristik tertentu yang dirasa memenuhi syarat
sebagai informan dalam penelitian ini. Narasumber ini merupakan pihak yang
Sumber data yaitu yang data yang diperoleh dari lemabaga atau institusi
tertentu, seperti Biro Pusat Statistik, Departemen pertanian, dan lain-lainnya.24 Data
ini diperoleh dari sumber-sumber lain sebagai pendukung data primer yang di
23
Bagong Suyanto & Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan,
(Jakarta: Kencena Prenamedia Group, 2005), hlm. 55.
24
Ibid Hlm56
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Teknik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam suatu
penelitian. Karena menyangkut data, maka wawancara merupakan salah satu elemen
penting dalam proses penelitian. Wawancara (interview) dapat diartikan sebagai cara
yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara
bertanya lansung secara bertahap muka (face to face). Namun demikian, teknik
atau tidak, terjadi proses saling memengaruhi. Masalah ini penting diperhatikan
karena berkaitan dengan kualitas perolehan data. Sebab, kualitas hasil wawancara
2. Dokumentasi
arsip atau dokumen baik yang berada di tempat penelitian maupun yang berada diluar
berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian. Data ini dapat bermanfaat bagi
peneliti untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan jawaban dari fokus
permasalahan penelitian.
3. Unit Analisis
dilakukan secara terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali.
25
Bagong Suyanto & Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan,
(Jakarta: Kencena Prenamedia Group, 2005) hlm. 69-70.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data
sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian
fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam priode teretentu. Pada
memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertayaan lagi, sampai tahap tertentu
3. Menarik Kesimpulan
penyajian data sehingga dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluan untuk
dengan data lapangan, dengan merefleksi kembali, peneliti dapat bertukar pikiran
umum mengenai isi dari penelitian ini. Sehingga dapat terlihat kesinambungan antara
bab satu dengan bab lainnya. Penulis membagi pembahasan dalam penelitian ini
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
Bab ini berisi mengenai sejarah berdiri BankSyariah, visi dan misi Bank
Bab ini berisi mengenai strategi pencegahan moral hazard dalam nasabah
BAB V : PENUTUP
Bab ini bagian akhir dari skripsi berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB III
berdiri pada 1955 dengan nama Bank Industri Nasional. Bank ini beberapa kali
berganti nama dan terakhir kali berganti nama menjadi Bank Syariah Mandiri pada
tahun 1999 setelah sebelumnya bernama Bank Susila Bakti yang dimiliki
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang
diusulkan dengan krisis multi dimensi termasuk dipanggung politik nasional, telah
menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi
Salah satu bank konvensional, PT. Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT. Bank Dagang Negara dan PT.
27
www.syariahmandiri.co.id, akses 23 Desember 2017.
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya,
Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT. Bank Mandiri
menempatkan dan menetapkan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai pemilik
UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang Bank Umum untuk melayani
untuk melakukan konversi PT. Bank Susila Bakti dari Bank Konvensional menjadi
Prinsip Syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum
Oktober 1999. Selanjutnya, melalui surat keputusan Deputi Gubernur Senior Bank
Bank Syariah Mandiri secara resmi beroperasi sejak Senin Tanggal 25 Rajab 1420
H atau 1 November 1999. PT. Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh
sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani,
nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri
Dengan manajemen yang sudah terpisah dari Bank Mandiri. Bank Syariah
teknologi mutakhir seperti BSM mobile Banking GPRS, BSM Net Bangking,
BSM Poling Fund, BSM Griya Prima, Tabungan Berencana BSM, BSM Network
Financing, serta kerja sama dengan jaringan ATM Bank Mandiri dan ATM Bank
lain.
berkesinambungan.
Untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Perusahaan, PT. Bank Syariah
Tanggal 30 Januari 2008 tentang Visi, Misi dan BSM shared values
perlu menyumbangkan (share) untuk BSM melalui nilai-nilai yang relatif seragam.
Nilai-nilai ini disebut BSM Shared Values.Shared values Bank Syariah Mandiri
29
www.syariahmandiri.co.id, akses 23 Desember 2017.
a. Nilai-nilai PT. Bank Syariah Mandiri
menguntungkan
7) Honesty : Jujur.
harapan nasabah.
10) Service Excellence : Memberikan layanan terbaik untuk melampaui
harapan nasabah.
Adapun motto dari PT. Bank Syariah Mandiri adalah “Lebih adil dan
Menentramkan”.
a. Kepala Cabang.
tingkat serta volume aktivitas pemasaran, operasional dan layanan cabang yang
efektif dan efisien sesuai dengan target yang telah ditetapkan secara prudent.
b. Marketing Manager.
c. Account Officer.
f. Officer Gadai.
tingkat serta volume aktivitas pemasaran, operasional dan layanan GEB yang
efektif dan efisien sesuai dengan target yang telah ditetapkan secara prudent.
g. Operation Manager.
ketentuan yang berlaku dan target bidang operasional cabang tercapai sesuai
k. Teller.
valuta asing), pengambilan atau penyetoran non tunai dan surat-surat berharga
dan kegiatan kas lainnya serta terselenggaranya layanan di bagian kas secara
sesuai ketentuan.
yang berkaitan dengan pencairan pembiayaan, transaksi ekspor atau impor dan
SKBDN.
perpajakan.
p. IT Coordinator.
disosialisasikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
teliti, dan cermat dengan didasarkan pada data yang actual dan akurat,
sehingga bank tidak akan keliru dalam mengambil keputusannya. Oleh karena
perbankan dan sesuai dengan asas pembiayaan yang sehat. Demikian pula
macet.
Akad murabahah yang merupakan pembiayaan juga tidak luput pada risiko
bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual beli
tersebut.
2. Penolakan nasabah; barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena
berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah tidak mau
karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda dengan yang ia pesan.
Bila bank telah mendatangani kontrak pembelian dengan penjualnya, barang tersebut
akan menjadi milik bank. Dengan demikian, bank memiliki risiko untuk menjualnya
3. Default atau kelalaian yaitu nasabah sengaja tidak membayar angsuran, atau
dengan kata lain character risk dipengaruhi oleh kelalaian dalam menjalankan bisnis
yang dibiayai bank, pelanggaran terhadap ketentuan yang telah disepakati sehingga
nasabah dalam menjalani bisnis yang dibiayai bank tidak sesuai lagi dengan
teknis produksi dan keuangan yang di lakukan tidak dengan cara-cara profesional
sesuai standar pengelolaan yang di sepakati bank dengan nasabah. Character risk ini
merupakan keadaan moral hazard atau moral yang buruk sehingga akan
sebabkan ketidak patuhan atau keluarnya nasabah dari aturan-aturan yang sudah di
buat.
Perilaku adalah suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian.
menimbulkan satu kerugian atau kerusakan pada diri seorang atau harta
miliknya arti hazard adalah bahaya: suatu situasi yang dapat menambah
asuransi. Moral hazard muncul Karena seorang individu atau lembaga yang
tanggung jawab atas konsekuensi dari tindakannya kepada pihak lain. Moral
yaitu moral hazard pada tingkat bank dan moral hazard pada tingkat nasabah.
Moral hazard pada bank terjadi ketika bank syariah sebagai mudharib tidak
mensyaratkan jaminan dan juga memberikan hak penuh pada mudharib untuk
baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Untuk menjustifikasikan apakah
mempelajari prinsip prinsip dari transaksi yang Islami, yang dihalakan ataupun
yang diharamkan
dilapangan dari observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa staff kantor
Bank Syariah Mandiri: Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Bapak Pitra
30
Wawancara dengan Bapak Pitra selaku Staf Kantor Bank Syariah Mandiri, Tanggal 13
April 2018
pajak dan izin bangunan. Ketiga, aspek ekonomis artinya agunan di
nilai apakah sesuai dengan nilai pembiayaan yang diajukan. Kemudian
screening legal dengan cek surat menyuratnya. Kalau ekonomisnya
biasanya ada appraisal atau rim survey yang menilai jaminan
tersebut.”31
diberikan calon debitur baik bersifat fisik maupun nonfisik. Ini menunjukkan
besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan, dan hal ini dapat
Adapun penuturan dari bapak Pitra selaku staf dan Marketing Bank Syariah
Mandiri, yaitu:
31
Wawancara dengan Bapak Pitra selaku Staf Kantor Bank Syariah Mandiri, Tanggal 13 April 2018
32
Kasmir,Dasar-Dasar Perbankan (Edisi Revisi),(Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hlm.136.
33
Wawancara dengan Bapak Pitra selaku Staf Kantor Bank Syariah Mandiri, Tanggal 13 April 2018
Selanjutnya, Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan
dampak yang positif dengan anggota nasabah Bank Syariah Mandiri yaitu
untuk melakukan sesuatu itu harus dipikirkan sebelum terjadi sesuatu yang
Sebagaimana disampaikan oleh bapak Pitra dan Bapak Edo selaku staf
“emang benar dengan ada nya strategi yang kami gunakan untuk
mengatur atau pun untuk pencegahan jangan ada nasabah atau pun
pegawai staff kantor yang melakukan sesuatu yang menyimpang dari
islamian, karena mengapa kami disini menggunakan system syariah
yang berbasis islami, maka itu kami harus biasa mencegah apa yang
akan terjadi”.34
hazard dengan strategi 5C oleh Bapak Edo Selaku Marketing sebagai berikut:
“Apa yang disampaikan Bapak Pitra emang benar yang kami lakukan
adalah untuk pencegahan agar tidak adanya penyimpangan yang
terjadi antara nasabah dan pegawai kantor sesuai dengan prosedur
yang berlaku”.35
Pernyataan ini juga dibenarkan oleh ibu Nuraini selaku nasabah Bank Syariah
34
Wawancara dengan Bapak Pitra selaku Staf Kantor Bank Syariah Mandiri, Tanggal 13
April 2018
35
Wawancara dengan Bapak Edo selaku Marketing Kantor Bank Syariah Mandiri, Tanggal
13 April 2018
“saya merasa berdampak positif dengan adanya strategi pencegahan
moral hazard karena mengapa dengan ada stategi pencegahan maka
kita dapat mengontrol apa yang kita lakukan yang tidak merugikan diri
kita maupun orang lain. Karena Bank Syariah Mandiri ini
menggunakan system islami yang mudaratnya banyak tidak akan
dilakukan karena ada namanya pencegahan”36
Dari hasil wawancara dan observasi penulis bersama staff dan nasabah
Bank Syariah Mandiri mengenai moral hazard dan srategi pencegahan moral
lain bahwa teori yang digunakan berupa pencegahan moral hazard dengan
RAC (Risk Accepted Criteria). Poin RAC salah satunya mengenai agunan
sesuai dengan peraturan OJK. Pertama, agunan nasabah akan disurvey dari sisi
legal maupun secara nilai ekonomisnya. Kedua, agunan dari sisi legal di cek
ekonomis artinya agunan di nilai apakah sesuai dengan nilai pembiayaan yang
ekonomisnya biasanya ada appraisal atau rim survey yang menilai jaminan
tersebut banyak yang berpandangan positif dari pada staf maupun nasabah,
36
Wawancara dengan Ibu Nuraini selaku Nasabah Kantor Bank Syariah Mandiri, Tanggal
20 April 2018
2. Strategi Bank Syariah Mandiri Dalam Mencegah Terjadinya Moral
Hazard dalam Nasabah Pada Pembiayaan Murabahah
Sebelum suatu fasilitas pembiayaan di berikan maka bank harus merasa
murabahah, yaitu:
a. Pribadi/Individu
b. Bentuk perusahaan.
1) Perusahaan perorangan adalah bentuk yang paling sederhana. Ini adalah bisnis
yang di kelola oleh orang tertentu, misalnya pengusaha toko, pedagang mobil
bekas biasa, konveksi kecil-kecilan dan businessman lainnya yang
termasuk kepada bank. Dalam istilah hukum, pada perusahaan perorangan ini
Dalam firma setiap orang berhak bertindak mewakili perusahaan dan setiap
perikatan yang di lakukan oleh salah satu persero akan mengikat persero
lainnya.
aktif sebagai pengurus perseroan dan sebagiannya lagi tidak. Persero yang
37
Tanggung jawab tidak terbatas adalah harta pribadi juga ikut menanggung utang yang diterima oleh
perusahaan
38
Renteng adalah tanggung jawab atas utang perusahaan dibebankan kepada seluruh persero aktif,
sedangkan persero diam hanya terbatas pada modal yang disetor kepada perusahaan
4) Perseroan terbatas (PT) adalah persekutuan modal yang membentuk perseroan
dibayangkan. Karena tidak semua nasabah memiliki karakter bisnis yang sama satu
dengan yang lain. Karakter nasabah ada dua yaitu koorporatif dan tidak koorporatif.
Nasabah yang koorporatif merupakan nasabah yang jujur terhadap segala keadaan
Pernyataan diatas ditegaskan oleh Bapak Bayu Selaku Staff Kantor dengan
Dari wawancara dan observasi penulis dengan staff kantor, mengenai bentuk
pembiayaan mora hazard pada nasabah bahwa apa yang dibayangkan tidak lah
semulus apa yang terjadi pada kenyataannya karena masih banyak nasabah yang
tidak berjiwa bisnis atau pun tidak koorporatif. Nasabah yang tidak korporatif yaitu
nasabah yang mengumpat atau tidak bertanggung jawab atas kewajibannya kepada
39
Wawancara dengan Bapak Pitra selaku Staf Kantor Bank Syariah Mandiri, Tanggal 13 April 2018
40
Wawancara dengan Bapak Bayu selaku Staff Kantor Bank Syariah Mandiri, Tanggal 22 April 2018
bank, nasabah seperti ini juga dapat dikatakan sebagai nasabah yang melakukan
moral hazard.
Moral hazard yang di lakukan oleh nasabah atas pembiayaan yang di berikan
adalah berupa ketidaktaatan nasabah dalam menjalankan usaha yang dibiayai bank
dengan ketentuan yang telah di perjanjikan dan di sepakati. Dalam hal ini nasabah
nasabah, maka akibatnya timbul Non Performing Loan, yaitu pembiayaan bermasalah
kontrak pembiayaan murabahah investasi dengan PT. Bank Mandiri Syariah yaitu
terhitung sejak tanggal 13 Februari 2003 sampai 13 Februari 2015 dengan jaminan
berupa sebuah rumah. Sampai pada bulan Juni 2004 nasabah tersebut mulai tidak
tentukan, hal ini terus berlanjut hingga pada bulan Oktober 2014 nasabah tidak
memenuhi kewajibannya kepada PT. Bank Mandiri Syariah. Bank dalam hal ini telah
berulang kali mengingatkan nasabah baik secara lisan maupun tulisan untuk
memenuhi kewajibannya, namun nasabah tetap tidak mengindahkannya atau tidak
telah menyita seluruh aset yang telah di jadikan jaminan oleh nasabah tersebut.
bank telah membuktikan bahwa nasabah telah menjual sebagian aset perusahaan
miliknya tanpa adanya persetujuan dari bank yaitu menjual beberapa alat mesin bubut
bah telah terbukti melanggar ketentuan-ketentuan dari pasal 11 akad ini. Akibat dari
tingkat jumlah konsumen dan di ikuti dengan turunnya tingkat marjin usaha, sehingga
dampaknya perusahaan pun menjadi bangkrut dan tidak bisa membayar hutang–
janji, dalam hal ini nasabah dapat di katakan melakukan moral hazard yaitu dari segi
membayar atau melunasi hutang kepada bank. Hal ini nasabah telah melakukan
ingkar/cidera janji pada pasal 11 Akad Jual Beli dan Pengakuan Hutang al-
pembiayaan bermasalah yang harus ditanggung oleh bank dan nasabah. Sepandai
kemungkinan pembiayaan macet pasti ada, hanya saja dalam hal ini, bagaimana
1. Dari pihak perbankan Artinya dalam melakukan Survei, pihak Survei kurang
teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak terprediksi sebelumnya atau
2. Dari pihak nasabah ada kemacetan pembiyaan dapat dilakukan akibat 2 hal yaitu:
a) Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak
diberikan macet. Dengan kata lain tidak ada unsur kemauan untuk membayar,
b) Adanya unsur yang tidak sengaja. Artinya nasabah memiliki unsur kemauan
menjadi satu tahun sehingga nasabah mempunyai waktu yang lebih lama untuk
mengembalikannya. Memperpanjang
angsuran hampir sama dengan jangka waktu pembiayaan. Dalam hal ini jangka waktu
menjadi 48 kali dan hal itu tentu saja jumlah angsuran mengecil seiring dengan
sukarela oleh nasabah kepada bank. Pada penyelesaian dengan cara ini, terdapat 3
alternatif yaitu:
a. Agunan dijual oleh nasabah Jika penjualan jaminan dilakukan oleh nasabah,
maka harga penjualan ditetapkan oleh bank dengan harga pasaran ketika
melalui
pelelangan dimuka umum dengan menerima harga yang telah dikurangi oleh
jangka waktu 3-6 bulan, guna memberikan kesempatan pada nasabah untuk memiliki
a. Melakukan cek dan evaluasi terhadap dokumen surat menyurat bank kepada
1) Gugatan perdata Pada gugatan ini dikekenakan pada nasabah yang sudah
hukum dan mengikat, yang wajib dilaksanakan oleh pihak terkait dalam
perkara gugatan.
2) Gugatan pidana Pada proses gugatan pidana ini dikenakan bagi nasabah
Tabel 4.1
Penanganan Pembiayaan Bermasalah
ditentukan oleh penilaian pembiayaan yang dilakukan oleh pejabat bank. Penilaian
Pemeriksaan pembiayaan merupakan suatu cara yang sangat penting dalam usaha
Non Litigasi Agunan dijual oleh Nasabah Litigasi Agunan di beli oleh Bank
keadaan nasabah debitur yang berupa data-data dan informasi yang disampaikan
kepada bank, karena hal ini bertujuan untuk dapat meminimalkan terjadinya
pembiayaan murabahah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
hazad dalam nasabah pembiyaan murabaha di bank syariah mandiri kota jambi,
untuk itu secara khusus dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagi berikut:
yang merupakan pembiayaan juga tidak luput pada risiko yang akan dihadapi
Default atau kelalaian yang dimana semua aspek tersebut dijelaskan di bab
sebelumnya
Condisi of ekonomi
B. Saran
mandiri kota jambi, untuk itu secara khusus dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagi berikut
1. Karakter dari calon debitor harus menjadi pertimbangan pertama. Bila ada
keraguan akan integritas dan itikad baik dari debitor, tidak perlu melakukan
analisis lagi. Tolak dengan tegas proposal yang di ajukan, karena untuk
menjadi Bank Syariah yang benar-benar syariah baik sistem maupun para staf
dampak baik pula bagi bank. Dan Moral Hazard yang akan di lakukan oleh
nasabah kecil kemungkinan akan terjadi atau bahkan bisa sama sekali tidak
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, cet. II, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1997).
Antonio, Muhammad Syafei “Bank Syariah dari Teori ke Praktik”, Gema Insani Pers,
Jakarta, 2001.
Bagong Suyanto & Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif
Pendekatan, (Jakarta: Kencena Prenamedia Group, 2005).
Dreher, Axel, “Does the IMF cause Moral Hazard? A Critical review of the
Evidence”, 2004.
Edi Riadi, Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS, (Yogyakarta: CV.
Andi, 2016).
Faisal Badrun, dkk, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005).
Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,ed. III, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005).
Vaubel, Roland, “The Moral Hazard of IMF Lending”, World Economy 6, 1983
A. Hasyim Ali, dkk, Kamus Asuransi, cet.II, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002 ), h. 141.
Haliding,, Safri“Moral Bankir dan Corporate Governance Syariah”, 2010 from
http://www.inpasonline.com/index.php?option=com_content&view=article&id
=482:moral-bankir-dan-corporate-governance-
syariah&catid=70:opini&Itemid=104
A. IdentitasDiri
Penulis
Rd Feri Setiawan