Nim : E1 18 004
1) Hutang Bond/Obligasi
Bond biasanya berasal dari bunga utang wesel ditahan yang pada umumnya
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun agen pemerintahan
sehingga banyak menarik invetor seperti halnya saham biasa yang dijual dengan
jumlah kecil (biasanya dalam ribuan dollar). Bond dalam perusahaan menadatangkan
keuntungan dan tidak. Hutang Obligasi merupakan pinjaman yang timbul sehubungan
dengan dana yang telah didapatkan melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli
obligasi merupakan pemegang obligasi. Di dalam surat obligasi biasanya tercantum
nilai nominal obligasi, tanggal pelunasan obligasi, bunga pertahun serta ketentuan
lainnya sesuai dengan jenis obligasi yang sudah dipilih oleh pembeli atau pemegang
obligasi itu sendiri.
1
3) Hutang Wesel Hipotek
Adalah penyerahan tertulis mengenai hak atas harta benda tak bergerak untuk
mejamin pembayaran hutang dengan ketentuan bahwa penyerahan itu akan dibatalkan
setelah waktu pembayaran. Bahwasannya hutang jangka panjang boleh membuat
hipotek, dia juga bisa diansur, dan lain-lain. Yang menjadi contoh dari kewajiban
jangka panjang ini adalah sewa/rental.
4) Hutang Hipotik
Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di
dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan
misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada
waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan
dengan pinjaman yang bersangkutan.
3. Penerbitan Obligasi
Harga wajar liabilitas (harga jual) dapat berbeda dari nilai nominalnya. Nilai nominal
adalah nilai yang dijanjikan akan dibayarkan oleh penerbit liabilitas pada saat
liabilitas tersebut jatuh tempo.Apabila harga jual lebih tinggi dari nilai nominal maka
liabilias dijual dengan harga premium, sedangkan apabila harga jual lebih rendah dari
nilai nominal maka dijual dengan diskon. Perbedaan tersebut timbul apabila tingkat
suku bunga efektif berbeda dengan tingkat suku bunga kupon.
Tingkat suku bunga efektif < Tingkat bunga kupon Liabilitas dijual pada
harga premium.
Tingkat suku bunga efektif = Tingkat bunga kupon Liabilitas dijual pada nilai
nominal
2
Tingkat suku bunga efektif > Tngkat bunga kupon Liabilitas dijual pada
harga diskon
Pada tanggal 1 januari 2015, PT Seruni menertbitkan obligasi dengan nilai nominal
Rp 100.000.000 dan tingkat bunga kupon 10% yang dibayar semesteran tiap tanggal 1
januari dan 1 juli. Tingkat bunga efektif adalah 8%. Obligasi tersebut jatuh tempo
pada tangga 1 januari 2020 PVIF(4%, 10) anuitas= 8,1109 dan PVIF (4% , 10) single sum =
0,6756
Harga obligasi:
Nilai sekarang dari pokok utang:
Rp 100.000.000 x 0,6756 Rp 67.560.000
Nilai sekarang dari bunga:
(Rp 100.000.000 x 10% x 6/12) x 8,1109 Rp.40.554.000
Total Rp 108.114.000
Obligasi dijual pada harga premium.
Kas Rp 108.114.000
Utang Obligasi Rp 100.000.000
Premium Obligasi Rp 8.114.000
A. Jenis-Jenis Obligasi
Ada banyak tolak ukur yang dapat digunakan untuk membedakan jenis obligasi,
diantaranya adalah obligasi berdasarkan sisi penerbit, system pembayaran bunga,
hak penukaran, segi jaminan, segi nilai nominal, dan obligasi berdasarkan segi
perhitungan imbal hasil.
3
b. Unsecured Bond, obligasi yang tidak dijaminkan dengan menggunakan
kekayaan tertentu yang dimiliki oleh penerbitnya.
3. Jenis obligasi berdasarkan hak penukaran
a. Zero Coupon Bond, system pembayaran dari obligasi ini dilakukan dengan
cara dibayarkan sekaligus ketika jatuh tempo (pokok pinjaman dan
bunganya) bukan secara periodik.
b. Coupon Bond, obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik
sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bond, obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah
ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan
secara periodik.
d. Floating Coupon Bond, obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan
(benchmark) tertentu.
5. Jenis obligasi berdasarkan nilai nominal
4
B. Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi. Risiko dalam berinvestasi di obligasi adalah risiko perusahaan
penerbit obligasi tidak mempu memenuhi janji yang telah ditentukan, yaitu risiko
perusahaan tidak mampu membayar kupon maupun tidak mampu mengembalikan
pokok obligasi. Agar investor memiliki gambaran tingkat risiko ketidakmampuan
perusahaan dalam membayar, maka di dalam dunia surat utang atau obligasi
dikenal suatu tingkat yang menggambarkan kemampuan bayar perusahaan penerbit
obligasi. Tingkat kemampuan membayar kewajiban tersebut dikenal dengan istilah
Peringkat Obligasi. Peringkat obligasi dikeluarkan oleh lembaga independen yang
secara khusus bertugas memberikan peringkat atas semua obligasi yang diterbitkan
perusahaan. Semua obligasi yang diterbitkan wajib diberi peringkat sedemikian
agar dengan adanya peringkat tersebut maka investor dapat mengukur atau
memperkirakan seberapa besar risiko yang akan dihadapi dengan membeli obligasi
tertentu.
Peringkat investasi
a. Aaa : obligasi berperingkat Aaa merupakan obligasi berkwalitas “terbaik”
dengan risiko yang “amat kecil”.
b. Aa1, Aa2, Aa3 : obligasi berperingkat Aa adalah obligasi berkwalitas
“baik” dengan risiko yang “kecil”.
c. A1, A2, A3 : obligasi berperingkat A adalah obligasi peringkat menegah
atas dengan risiko yang “kecil”.
d. Baa1, Baa2, Baa3 : obligasi berperingkat Baa merupakan obligasi dengan
risiko moderat dan oleh karenanya memiliki karakteristik spekulatif.
Peringkat spekulatif
a. Ba1, Ba2, Ba3 : obligasi berperingkat Ba merupakan obligasi dengan
elemen spekulatif dan dapat berisiko.
b. B1, B2, B3 : obligasi berperingkat B adalah obligasi yang dianggap
spekulatif dan dapat berisiko tinggi
c. Caa1, Caa2, Caa3 : obligasi berperingkat Caa merupakan obligasi yang
“tidak kokoh” dan memiliki risiko yang amat tinggi.
d. Ca : obligasi berperingkat Ca adalah obligasi dengan tingkat spekulatif
yang tinggi dan kemungkinan atau amat mungkin sekali terjadi gagal bayar
namun masih ada harapan atas pengembalian bunga dan pokok hutang.
e. C : obligasi berperingkat C adalah obligasi dengan peringkat terendah dan
biasanya gagal bayar dengan kecil kemungkinannya atas pengembalian
pokok hutang maupun bunganya.
5
5. Penilaian Obligasi
Untuk menentukan nilai obligasi pada suatu saat tertentu, maka perlu diketahui jangka
waktu sisa umur obligasi sampai dengan jatuh tempo, nilai nominal, kupon, dan suku
bunga pasar. Rumus nilai obligasi :
Nilai obligasi = C x {1 – 1/(1+r)t} /r+F/(1+r)t
Keterangan :
F = nilai nominal obligasi
C = Kupon yang dibayarkan setiap periode
t = jangka waktu sampai dengan jatuh tempo
r = suku bunga di pasar
Misalkan perusahaan GLOBAL menerbitkan obligasi dengan jangka waktu 10 tahun,
dengan menerbitkan nominal Rp1.000.000 dan kupon yang dibayarkan setiap tahun
Rp80.000. jika suku bunga pasar sebesar sama dengan coupon rate yaitu 8%, maka nilai
obligasi adalah:
Nilai sekarang dari nominal obligasi = Rp1.000.000/(1,08)10
= Rp1.000.000/2,1589
= Rp463.190
Nilai sekarang anuitas dari kupon obligasi = Rp80.000 x {1-1/(1,08) 10}/0,08
= Rp80.000 x {1-1/2,1589}/0,08
= Rp80.000 x 6,7101
= Rp536.810
Nilai obligasi = Rp463.190 + Rp536.810
= Rp1.000.000
Dengan demikian jika suku bunga di pasar sama dengan coupon rate, maka nilai
obligasi sama dengan nilai nominalnya. Jika suku bunga dipasar lebih tinggi dari
padacoupon rate, maka nilai obligasi akan lebih rendah dari nilai nominalnya.
Demikian sebaliknya, jika suku bunga di pasar lebih rendah daripada coupon rate, maka
nilai obligasi akan lebih tinggi dari nilai nominalnya.
Jika suku bunga di pasar satu tahun kemudian naik menjadi 10%, maka nilai
obligasi perusahaan GLOBAL, untuk sisa umur obligasi 9 tahun adalah:
Nilai sekarang dari nominal obligasi = Rp1.000.000/(1,10)9
= Rp1.000.000/2,3579
= Rp424.100
Nilai sekarang anuitas dari kupon obligasi = Rp80.000 x {1 – 1/(1,10)9}/0,10
= Rp80.000 x {1 – 1/ 2,3579}/0,10
= Rp80.000 x 5,7590
= Rp460.720
6
Nilai obligasi = Rp424.100 + Rp460.720
= Rp1.136.030
Biaya penerbitan obligasi berdampak mengurangi hasil dari penerbitan obligasi dan
menaikkan suku bunga efektif sehinga dapat diperhitungkan sebagai diskonto yang
belum diamortisasi. Untuk biaya penerbitan obligasi, memperlakukannya sebagai
beban yang ditangguhkan dan mengamortisasikannya selama umur hutang tersebut.
Kas 20.550.000
Biaya penerbitan obligasi yang belum 245.000
Diamortisasi
Premi atas hutang obligasi 795.000
Hutang obligasi 20.000.000
(untuk mencatat penerbitan obligasi)
7
7. Penarikan/pelunasan obligasi
Biasanya Penarikan atau Penebusan Obligasi dilakukan jika suku bunga pasar terus
mengalami penurunan. Obligasi lama ditarik lalu menerbitkan Obligasi baru dengan
tujuan penghematan beban bunga yang harus dibayar perusahaan kepada pemegang
obligasi.
Pada saat penarikan obligasi umumnya harga penarikan lebih tinggi dari harga
nominal. Perhatikan hukum berikut :
"Harga penarikan > nilai buku = kerugian penarikan
Contoh:
8
8. Penyajian dan analisis
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun harus dilaporkan sebagai
kewajiban lancar, kecuali jika penarikan itu dipenuhi dengan aktiva lain selain aktiva
lancar. Jika didanai kembali, dikonversi menjadi saham atau ditarik dari dana
pelunasan obligasi, maka harus dilaporkan sebagai pos tidak lancar dengan catatan
penjelasan dalam likuidasinya.
Nilai wajar utang jangka panjang harus diungkapkan untuk mengestimasi nilai
wajarnya. Tujuan dari pengungkapan ini adalah membantu pemakai laporan keuangan
dalam mengevaluasi jumlah dan waktu dari arus kas masa depan.
Rasio utang terhadap total aktiva mengukur persentase total aktiva yang disediakan
oleh kreditor. Perhitungan rasio utang terhadap total aktiva adalah
Semakin tinggi persentase utang terhadap total aktiva maka semakin tinggi resiko
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo. Rasio berapa kali
bunga dihasilkan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga
ketika jatuh tempo dengan cara dihitung membagi laba sebelum beban bunga dan
pajak penghasilan dengan beban bunga.
9
10
11