Anda di halaman 1dari 28

Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Desember 2009: 147-156 ISSN 1907 - 1442

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK

Sri Rahayu
Alumni UPN Veteran Yogyakarta

Abstract

This study aims to determine the effect of audit quality, financial condition, the audit opinion
the previous year, the company’s growth, and the size of the company’s going-concern audit
opinion. The sample in this study were manufacturing companies listed in Indonesia Stock
Exchange from 2005 to 2007. The sampling technique is obtained as many as 63 companies.
Testing the hypothesis in this study using logistic regression. The research concluded that
the hypothesis of the first, third, and fifth accepted the proposed audit quality (X1), the audit
opinion the previous year (X3), and company size (X5) has positive and significant effect on
going-concern audit opinion, while the fourth hypothesis proposed rejected the company’s
financial condition (X2) and the growth of the company (X4) did not affect the going-concern
audit opinion. Variables previous year’s audit opinion is the most dominant variable effect on
going-concern audit opinion.

Keywords: Financial Condition and Going Concern Audit Opinion.

1. PENDAHULUAN dapat mempengaruhi laporan keuangan. Laporan


keuangan yang disiapkan menggunakan dasar going
Hany et. al. (2003) mendefisikan going concern
concern kemungkinan akan berbeda secara
adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha.
substansial dengan laporan keuangan yang
Dengan adanya going concern maka suatu badan
disiapkan pada asumsi bahwa perusahaan tidak
usaha dianggap akan mampu mempertahankan
going concern.
kegiatan usaha dalam jangka waktu panjang, tidak
akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. Opini audit going concern merupakan opini yang
Setiawan (2006) menyatakan bahwa going concern dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah
sebagai asumsi bahwa perusahaan dapat memper- perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan
tahankan hidupnya (going concern) secara langsung hidupnya (SPAP, 2001). Auditor bertanggung jawab

Alamat Korespondensi: Ngawen Rt 05, Rw. 12 Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta

147
148 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

untuk menyediakan informasi yang mempunyai opini audit going concern?”.


kualitas tinggi yang akan berguna untuk pengambilan 2. Apakah kualitas audit, kondisi keuangan
keputusan para pemakai laporan keuangan. Kajian perusahaan, opini audit tahun sebelumnya,
atas opini audit going concern dapat dilakukan pertumbuhan perusahaan, dan ukuran
dengan melihat kondisi internal perusahaan, seperti: perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap
kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini opini audit going concern?”.
audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan,
dan ukuran perusahaan.
Tujuan Penelitian ini antara lain:
Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan
1. Untuk mengetahui hubungan antara kualitas
tingkat kesehatan perusahaan. Pada perusahaan
yang sakit banyak ditemukan indikator masalah audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit
going concern (Ramadhany, 2004). Kondisi ini dapat tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan,
dan ukuran perusahaan terhadap opini audit
digambarkan dari rasio keuangan yang dapat
memberikan indikasi apakah perusahaan dalam going concern.
kondisi baik atau tidak. Perusahaan yang baik akan 2. Untuk mengetahui pengaruh antara kualitas
mempunyai profitabilitas yang besar dan cenderung audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit
memiliki laporan keuangan yang sewajarnya tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan,
sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang baik dan ukuran perusahaan terhadap opini audit
akan lebih besar dibandingkan dengan jika going concern.
profitabilitasnya rendah (Petronela, 2004).
Opini audit going concern tahun sebelumnya Manfaat penelitian ini adalah:
akan menjadi faktor pertimbangan penting bagi 1. Bagi Investor: Hasil penelitian ini dapat digunakan
auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going sebagai masukan atau pertimbangan bagi
concern pada tahun berikutnya. Apabila auditor investor untuk mengambil keputusan dalam
menerbitkan opini audit going concern tahun berinvestasi.
sebelumnya maka akan semakin besar kemung-
2. Bagi Perusahaan: Dapat memberi petunjuk
kinan perusahaan akan menerima kembali opini audit
terhadap kinerja perusahaan untuk menentukan
going concern pada tahun berjalan.
kebijakan perusahaan yang lebih baik.
Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba
3. Bagi Peneliti: Penelitian ini dapat menambah
yang tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya,
pengetahuan peneliti dan dapat mengetahui
sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang baik
faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
(opini non-going concern) akan lebih besar. Altman
opini audit going concern.
(1968) dalam Petronela (2004) mengemukakan
bahwa perusahaan dengan negative growth
mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar
Kerangka Pikir Penelitian:
kearah kebangkrutan sehingga perusahaan yang laba
tidak akan mengalami kebangkrutan.
Mutchler (1985) menyatakan bahwa auditor lebih
sering mengeluarkan opini audit going concern pada
perusahaan kecil, karena auditor mempercayai
bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan
kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah kualitas audit, kondisi keuangan
perusahaan, opini audit tahun sebelumnya,
pertumbuhan perusahaan, dan ukuran per-
usahaan berpengaruh secara simultan terhadap
Rahayu: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit 149

Going Concern 1. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian


mengenai kemampuan satuan usaha dalam
Hany et. al. (2003) mendefinisikan going concern
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha.
jangka waktu panjang, ia harus:
Dengan adanya going concern maka suatu badan
usaha dianggap akan mampu mempertahankan a. Memperoleh informasi mengenai rencana
kegiatan usaha dalam jangka waktu panjang, tidak manajemen yang ditujukan untuk mengu-
akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. rangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut.
Petronela (2004) menyatakan kajian atas opini going b. Menetapkan kemungkinan bahwa rencana
concern dapat dilakukan dengan melihat kondisi tersebut secara efektif dilaksanakan.
internal perusahaan yang tercermin dalam profita- 2. Jika manajemen memiliki rencana tersebut,
bilitas, likuiditas, atau respon investor terhadap langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh
perusahaan. Prediksi tentang kemungkinan bangkrut auditor adalah menyimpulkan (berdasarkan
atau tidaknya suatu perusahaan termasuk salah pertimbangan) atas efektivitas tersebut.
satu komponen keputusan tentang going concern.
a. Jika auditor berkesimpulan rencana tidak
Setiawan (2006) menyatakan bahwa going concern
efektif, maka auditor menyatakan tidak
sebagai asumsi bahwa perusahaan dapat memper-
memberikan pendapat (disclaimer).
tahankan hidupnya secara langsung dapat mem-
b. Jika auditor berkesimpulan tersebut efektif
pengaruhi laporan keuangan. Laporan keuangan
dan klien mengungkapkan keadaan tersebut
yang disiapkan menggunakan dasar going concern
dalam catatan atas laporan keuangan, maka
kemungkinan akan berbeda secara substansial
auditor menyatakan pendapat wajar tanpa
dengan laporan keuangan yang disiapkan pada
pengecualian (unqualified opinion).
asumsi bahwa perusahaan tidak going concern.
c. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut
efektif akan tetapi klien tidak mengung-
Opini Audit Going Concern
kapkan keadaan tersebut dalam catatan
Opini audit going concern merupakan opini yang atas laporan keuangan, maka auditor
dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah menyatakan pendapat tidak wajar (adverse
perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan opinion).
hidupnya (SPAP, 2001). Arens (1997) menyatakan
beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpastian
Kondisi Keuangan Perusahaan
mengenai kelangsungan hidup perusahaan adalah:
Menurut Sartono (1997) analisis keuangan men-
1. Kerugian usaha yang besar secara berulang atau
cakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan
kekurangan modal kerja.
dan kekuatan dibidang finansial akan sangat
2. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar
membantu dalam menilai prestasi manajemen masa
kewajibannya pada saat jatuh tempo dalam
lalu dan prospeknya di masa datang. Rasio tersebut
jangka waktu yang telah ditetapkan.
dapat memberikan indikasi apakah perusahaan
3. Kehilangan pelanggan utama, karena terjadinya memiliki kas yang cukup memadai untuk memenuhi
bencana yang tidak diasuransikan misalnya kewajiban finansialnya. Kondisi keuangan perusa-
gempa. haan menggambarkan tingkat kesehatan
4. Perkara pengadilan, gugatan hukum atau perusahaan. Pada perusahaan yang sakit banyak
masalah serupa yang sudah terjadi yang dapat ditemukan indikator masalah going concern
membahayakan kemampuan perusahaan untuk (Ramadhany, 2004). Kondisi ini dapat digambarkan
beroperasi. dari rasio keuangan yang dapat memberikan indikasi
PSA No.30 memberikan pedoman kepada auditor apakah perusahaan dalam kondisi baik atau tidak.
tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam Perusahaan yang baik akan mempunyai profitabilitas
mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap yang besar dan cenderung memiliki laporan
opini auditor sebagai berikut: keuangan yang sewajarnya sehingga potensi untuk
mendapatkan opini yang baik akan lebih besar
150 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

dibandingkan dengan jika profitabilitasnya rendah dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau
(Petronela, 2004). sumber data dan informasi yang diperlukan berasal
dari Indonesian Capital Merket Directory (ICMD).
Hipotesis
Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan,
Definisi Operasional dan Pengukuran
Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan
Variabel
Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan secara
simultan dan Pasial berpengaruh signifikan terhadap Opini audit going concern
Opini Audit Going Concern
Opini audit going concern merupakan opini audit
modifikasi yang dalam pertimbangan auditor terdapat
2. METODE PENELITIAN ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas
kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan
Populasi dan Sampel operasinya (SPAP,2001). Termasuk dalam opini audit
going concern ini adalah opini audit going concern
Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah qualified dan unqualified (Setyarno,2006). Variabel
perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) telah ini merupakan variabel dummy dimana opini audit
go public dengan menerbitkan laporan keuangan going concern diberi kode 1, sedangkan opini audit
tahunan yang telah diaudit dan dipublikasikan di non going concern diberi kode 0.
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pemilihan sampel menggunakan metode Kualitas Auditor (X1)
purposive sampling, karena sampel yang dipilih
sesuai dengan tujuan atau masalah penelitian Kualitas auditor merupakan probabilitas seorang
sehingga dapat memperkecil kesalahan dalam auditor dapat menemukan dan melaporkan penye-
proses pemilihan data. Kriteria sample sebagai lewengan dalam sistem akuntansi klien (Christina,
berikut: (1) Auditee yang sudah terdaftar di BEI 1 2003). Dalam penelitian ini kualitas audit diproksikan
Januari 2005-2007; (2) Auditee yang tidak keluar dengan menggunakan skala auditor. Variabel ini
(delisting) dari BEI selama periode pengamatan diukur dengan menggunakan variabel dummy 1 untuk
2005-2007; (3) Auditee yang mengalami laba setelah auditor yang berkualitas dan 0 untuk auditor yang
pajak yang negatif selama 2005-2007 secara kurang berkualitas.
berturut-turut. Auditor yang berkualitas adalah audit yang
Tabel 1 tergolong dalam KAP besar di Indonesia yang
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan terafiliasi dengan KAP yang tergolong dalam The
Kriteria Big Four antara lain: Price Waterhouse (Drs. VJH.
Boentaran Lesmana, Thompson F Batubara,
Haryanto Sahari), Deloitte (Hans Tuanakota Mustofa,
Halim), Ernst & Young (Prasetio, Sarwoko, Sadjaja),
dan KPMG (Sidharta, Widjaja). Penggunaan kriteria
ini mengacu pada penelitian Ihsan 2007.

Kondisi Keuangan Perusahaan (X2)


Dalam penelitian ini menggunakan ROE, untuk
melihat suatu kondisi keuangan perusahaan
Metode Pengumpulan Data tersebut. Dimana ROE adalah profitabilitas yang
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dari hasil laba bersih.
data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak
langsung dari sumber (perusahaan) tetapi dari laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang telah di auditor
Rahayu: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit 151

Opini Tahun Sebelumnya (X3) Hasil deskriptif juga menunjukkan bahwa


Dalam penelitian ini menggunakan variabel perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan
dummy opini audit going concern akan diberi kode yang diukur dengan ROE menghasilkan 2.1505. Hasil
1 sedangkan untuk opini audit non going concern ini menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai
akan diberi angka 0. profitabilitas yang baik.
Hasil deskriptif terhadap variabel opini audit tahun
Pertumbuhan Perusahaan (X4) sebelumnya menghasilkan 0.7831. Hasil ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang mendapatkan
Rasio pertumbuhan penjualan yang digunakan opini audit going concern pada tahun sebelumnya
untuk mengukur kemampuan auditee dalam berpeluang besar untuk mendapatkan opini audit
pertumbuhan perusahaan. Rasio tersebut sebagai going concern pada tahun sekarang.
berikut:
Begitu juga dengan varibel pertumbuhan
perusahaan dan ukuran perusahaan, menghasilkan
0.1166 dan 5.3129.

Analisis Regresi Logistik


Ukuran Perusahaan (X5) Untuk menguji kelayakan model regresi
Variabel untuk mengukur seberapa besar atau digunakan uji Hosmer and Lemeshow, yang
kecilnya perusahaan, maka digunakan variabel dioutputkan dari hasil pengolahan data SPSS 14.00.
natural logaritma dari total aktiva. Kriteria pengujian jika nilai probabilitas > 0,05 maka
model dapat dinyatakan layak dan memenuhi
3. HASIL PENELITIAN asumsi Goodness of Fit. Hasil Uji Hosmer and
Lemeshow dapat ditunjukkan pada Tabel 4.2:

Statistik Deskriptif
Tabel 4.2
Setelah melalui proses pemilihan sampel,
diperoleh jumlah data sebanyak 189 observasi. Hasil
analisis deskriptif antara perusahaan yang
mendapatkan opini audit going concern dan
perusahaan yang mendapat opini audit non going
concern dapat ditunjukkan pada Tabel 4.1: Berdasarkan hasil Uji Hosmer and Lemeshow,
seperti pada Tabel 4.2 diketahui nilai Sig. Sebesar
Tabel 4.1 0,021 <0,05. Dengan demikian model regresi logit
yang diajukan kurang memenuhi asumsi Goodness
of Fit. Untuk itu perlu dikaji dengan metode yang
lain seperti metode 2 Log Likelihood.

Uji Keseluruhan Model


Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih
dahulu diuji kelayakan dari model regresi logistik
yang digunakan. Analisis ini didasarkan pada uji
Omnibus Tetst of Model Coeficient. Jika nilai Chi-
Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap
Square memiliki probabilitas > 0,05 maka model
kualitas auditor rata-rata pada perusahaan
regresi tidak layak digunakan. Jika nilai probabilitas
menghasilkan 0.3862. Hasil ini menunjukkan bahwa
chi-square < 0,05 maka model regresi layak
perusahaan dengan kualitas auditor tinggi cenderung
digunakan. Hasil pengujian kelayakan model regresi
mendapatkan opini audit going concern dibandingkan
dapat dilihat pada Tabel 4.3:
dengan Auditor Rendah.
152 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

Tabel 4.3 Tabel 4.5


Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Omnibus Test of Model Coeficient

Sumber : Data sekunder diolah, 2009

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel- Dari hasil overall classification result untuk
variabel independen dapat digunakan untuk regresi binary logistic, ternyata lumayan bagus, yaitu
memprediksikan opini audit going concern secara sebesar 90,5%. Persentase kebenaran untuk opini
statistik meyakinkan. Ini terlihat besarnya nilai Chi- audit dalam kotegori no going concern audit report
Square sebesar 93,882 dengan probabilitas sebesar yaitu 61% dimana terdapat kesalahan sebanyak 16
0,000 < 0,05. Secara keseluruhan model ini kasus untuk kategori no going concern audit report
menunjukkan model analisis yang lebih baik. Hal ini yang masuk dalam kategori going concern audit
diketahui adanya penurunan nilai -2 Like lihood pada report, dan 25 kasus yang dapat diprediksi secara
step. Blok.0 (dengan konstanta saja) yaitu dari nilai benar dalam kategori going concern audit report.
197,693 pada blok number 0 menjadi 103,811 pada Persentase kebenaran going concern audit report
block number 1 (konstanta + variabel independen) sebesar 98,6%, dan sebanyak 2 kasus terjadi
atau terjadi penurunan sebesar 93,882 dengan p- kesalahan yang termasuk kategori no going concern
value < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan audit report.
bahwa model regresi logistik layak digunakan.
Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinieritas dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.4
Uji

Berdasarkan tabel 4.4 dinyatakan bahwa matrik


Pengujian Hipotesis
korelasi menunjukkan tidak adanya multikolinieritas
yang serius antara variabel bebas (independen), Uji hipotesis dalam penelitian ini menyatakan
sebagaimana terlihat dari nilai korelasi antar variabel bahwa kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan,
bebas yang < 0,8. opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan
Selanjutnya untuk menguji ketepatan prediksi perusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruh
dapat ditunjukkan pada tabel berikut : terhadap opini audit going concern yang dilakukan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Analisis ini dilakukan dengan uji regresi logit
(logistic regression) karena memiliki satu variabel
Rahayu: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit 153

dependen yang menggunakan data dummy dan kepercayaan investor terhadap perusahaan
memiliki variabel independen yang diukur dengan auditan.
skala rasio. Secara lengkap hasil uji regresi logit
disajikan dalam Tabel 4.6. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
Pada variabel kondisi keuangan diperoleh
Tabel 4.6 koefisien regresi positif sebesar 0,246 dan
Hasil Analisis Data probabilitas sebesar 0,048>0,05. Dengan demikian
kondisi keuangan perusahaan tidak berpengaruh
secara signifikan, karena setiap perusahaan yang
diteliti pada periode tertentu tidak mengalami
kebangkrutan. Hal ini tidak berdampak pada
perusahaan untuk menerima opini audit going
concern.

Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga


Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Untuk variabel Opini audit tahun sebelumnya
Untuk variabel kualitas auditor diperoleh koefisien diketahui nilai koefisien regresi positif sebesar 1,866
regresi positif sebesar 1,505 dan probabilitas sebesar dan probabilitas sebesar 0,002 yang nilainya dibawah
0,032<0,05, berarti kualitas auditor berpengaruh 0,05. Dengan demikian dapat didukung. Hasil
secara signifikan positif terhadap opini audit going penelitian sesuai dengan hasil penelitian Rahmawati
concern. Dengan demikian Hipotesis pertama yang (2008) dan Hendrianto (2007) yang menemukan
menyatakan “semakin tinggi kualitas audit bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh
cenderung meningkatkan kemungkinan penerimaan signifikan terhadap opini audit going concern.
opini audit going concern” dapat didukung. Hasil Opini audit going concern tahun sebelumnya
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian akan menjadi faktor pertimbangan penting bagi
Rahmawati (2008) yang menemukan bahwa kualitas auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going
audit berpengaruh signifikan terhadap opini audit concern pada tahun berikutnya. Apabila auditor
going concern. menerbitkan opini audit going concern tahun
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas sebelumnya maka akan semakin besar kemung-
audit berpengaruh positif signifikan terhadap opini kinan perusahaan akan menerima kembali opini audit
audit going concern. Dengan demikian perusahaan going concern pada tahun berjalan.
yang menggunakan auditor yang berkualitas akan
cenderung mendapatkan opini audit going concern. Hasil Pengujian Hipotesis Keempat
Auditor bertanggung jawab untuk menyediakan
Untuk variabel pertumbuhan perusahaan
informasi yang mempunyai kualitas tinggi yang akan
diketahui nilai koefisien regresi sebesar -0,240 dan
berguna untuk pengambilan keputusan para pemakai
probabilitas sebesar 0,677 yang nilainya diatas 0,05.
laporan keuangan. Auditor yang mempunyai kualitas
Hal ini tidak didukung. Hasil penelitian ini sesuai
audit yang baik lebih cenderung akan mengeluarkan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
opini audit going concern apabila klien terdapat
Rahmawati (2008) yang menemukan bahwa
masalah mengenai going concern.
pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang signifikan terhadap opini audit going concern.
dikemukakan oleh Barnes dan Huan (1993)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertum-
menyatakan bahwa perusahaan yang gagal yang
buhan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini
tidak menjelaskan going concern pada opini
audit. Hal ini terjadi karena pertumbuhan penjualan
auditnya menunjukkan bahwa auditor tersebut lebih
pada perusahaan tidak diikuti dengan kemampuan
mementingkan aspek komersial. Hal ini akan
perusahaan untuk menghasilkan laba serta
berdampak buruk pada citra auditor dan hilangnya
meningkatkan saldo labanya, sehingga dari survei
154 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

yang dilakukan terhadap 63 perusahaan manufaktur laba yang diperoleh pada tahun sebelumnya.
banyak ditemukan perusahaan yang walaupun Perusahaan yang besar belum tentu memberikan
memiliki nilai total penjualan yang meningkat setiap kinerja yang lebih baik, bahkan pada perusahaan-
tahunnya namun tetap saja mengalami rugi ataupun perusahaan baru, yang informasinya relatif lebih
memiliki nilai saldo laba yang negatif. Berdasarkan sedikit, akan memiliki pertumbuhan perusahaan yang
hasil yang diperoleh perbandingan jumlah peru- lebih baik, karena investor terkadang memilih
sahaan yang mengalami pertumbuhan positif dengan perusahaan yang kecil dengan alasan informasinya
opini audit going concern dengan non going concern lebih privat, belum diketahui oleh investor lain. Hal
tidak terlalu berbeda jauh. Demikian pula halnya ini menyebabkan pada perusahaan kecil cenderung
untuk perusahaan yang mengalami pertumbuhan mendapatkan opini non going concern.
negatif, perbandingan jumlah perusahaan dengan
opini audit going concern dengan non going concern 4. SIMPULAN DAN SARAN
sebesar 0,24 : 0,21. Nilai pertumbuhan perusahaan
tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit
going concern. Simpulan
Berdasarkan analisis tersebut diatas dapat
Hasil Pengujian Hipotesis Kelima disimpulkan :

Hasil analisis secara parsial seperti pada tabel 1. Dari pengujian statistik secara simultan
4.6. di atas, untuk variabel ukuran perusahaan menghasilkan simpulan bahwa faktor-faktor
diperoleh Nilai koefisien regresi sebesar sebesar kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan,
0,577 dan probabilitas sebesar 0,012 yang nilainya opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan
di bawah 0,05 (p<0,05). Hal ini berarti terdapat perusahaan dan ukuran perusahaan secara
pengaruh yang signifikan positif antara ukuran keseluruhan signifikan mempengaruhi opini audit
perusahaan terhadap opini audit going concern pada going concern. Sedangkan besarnya pengaruh
perusahaan manufaktur di BEI. keenam variabel bebas tersebut terhadap variabel
terikat adalah sebesar 60,4%, dan sisanya
Adanya pengaruh positif menunjukkan bahwa
sebesar 39,6% dipengaruhi oleh variabel di luar
perusahaan yang besar akan cenderung menerima
penelitian.
opini audit going concern. Hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan hasil penelitian Silvi (2007) yang 2. Dari pengujian stasistik secara parsial variabel
menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak kualitas audit, kondisi keuangan, opini audit tahun
berpengaruh terhadap opini audit going concern. sebelumnya dan ukuran perusahaan berpe-
Hasil penelitian juga tidak mendukung dengan ngaruh secara signifikan positif terhadap opini
pendapat Mutchler (1985) yang menyatakan bahwa audit going concern pada perusahaan manufaktur
auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
concern pada perusahaan kecil, karena auditor Sedangkan untuk variabel pertumbuhan per-
mempercayai bahwa perusahaan besar dapat usahaan tidak terbukti berpengaruh secara
menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang signifikan terhadap opini audit going concern.
dihadapinya. Mutchler et. al. (1997) dalam penelitian
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laporan audit Keterbatasan Penelitian
pada perusahaan yang mengalami kebangkrutan.
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan.
Memberikan bukti empiris bahwa ada hubungan
Keterbatasan-keterbatasan penelitian ini adalah: (1)
negatif antara ukuran perusahaan dengan pene-
untuk variabel pertumbuhan perusahaan dalam
rimaan opini audit going concern.
penelitian ini, peneliti hanya menggunakan total
Hal ini disebabkan karena perusahaan besar penjualan sebagai proksinya, karena total penjualan
belum dapat dipastikan tidak memiliki masalah sudah mencerminkan cost yang bersangkutan.
keuangan dalam perusahaan. Perusahaan yang Sehingga, bila terjadi kenaikan dalam nilai
besar justru akan memiliki risiko yang besar, karena keuntungan (laba) perusahaan, maka hal tersebut
akan lebih sulit dalam mempertahankan besarnya diimbangi dengan kenaikan nilai aset, (2) perusahaan
Rahayu: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit 155

auditan tidak selalu diaudit oleh Kantor Akuntan DAFTAR PUSTAKA


Publik yang sama selama tiga tahun berturut-turut,
Ambar. 2007. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Opini
dan dalam penelitian ini, peneliti tidak memfokuskan
Audit Tahun Sebelumnya terhadap
perpindahan perusahaan auditan dari satu KAP ke
Opini Audit Going Concern (Study pada
KAP lainnya, dan (3) Proksi yang digunakan untuk
Perusahaan Manufaktur di BEJ).
variabel reputasi Kantor Akuntan Publik dalam
Skripsi UPN “Veteran” Yogyakarta.
penelitian ini hanya didasarkan pada skala Kantor
Akuntan Publik, (4) Data yang digunakan sampai Arga F, dan Linda K. 2007. “Analisis Faktor-Faktor
tahun 2007. Yang Mempengaruhi Kecenderungan
Penerimaan Opini Audit Going
Saran Concern.” Jurnal Akuntansi & Auditing
Indonesia. Vol. 11 No.2. 141-158
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan
diatas, maka saran-saran yang diajukan adalah : Carcello, J.V. and Neal, T.L. 2000. “Audit Committee
1. Bagi perusahaan Composition and Auditor Reporting.”
The Accounting Review. 117-128.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa kualitas audit, kondisi keuangan, Opini Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate
audit tahun sebelumnya, dan ukuran perusahaan Dengan Program SPSS. Badan
yang berpengaruh terhadap opini audit going Penerbit Universitas Diponegoro.
concern, maka peneliti menyarankan kepada
perusahaan agar lebih meningkatkan kinerja Hani, Clearly dan Mukhlasin. 2003. “Going Concern
perusahaan, menggunakan auditor yang dan Opini Audit: Suatu Studi Pada
berkualitas serta menghindari adanya opini audit Perusahaan Perbankan di BEJ.”
going concern. Simposium Nasional Akuntansi VI.
1221-1233.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Ihsan. 2007. Pengaruh Kualitas Audit, Rasio
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil,
Keuangan, Opini Audit Tahun
selanjutnya dapat diusulkan saran sebagai
Sebelumnya, Pertumbuhan
berikut :
Perusahaan Terhadap Opini Audit
a. Penggunaan pertumbuhan perusahaan Going Concern.” Skripsi UPN
hendaknya diukur dengan metode yang lebih “Veteran”, Yogyakarta.
spesifik untuk menghindari biasnya pertum-
buhan penjualan dengan peningkatan laba Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar
perusahaan. Pengukuran yang direkomen- Profesional Akuntan Publik. Jakarta.
dasikan seperti IOS (kesempatan tumbuh) Salemba Empat.
atau Profitabilitas.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 1999. Standar Akuntansi
b. Menambahkan variabel pergantian auditor, Indonesia Buku Satu, Salemba Empat,
untuk mengontrol variabel kualitas auditor, Jakarta.
mengingat perusahaan sering berganti
dalam menggunakan jasa auditor. Komalasari. 2006. Analisis Pengaruh Kualitas
c. Bagi peneliti mendatang diharapkan dapat Auditor dan Proxi Going Concern
mengembangkan penelitian dengan waktu terhadap Opini Auditor. Jurnal
pengamatan lebih lama lagi, sehingga hasil Akuntansi dan Keuangan, Edisi Juli.
penelitian dapat digeneralisasikan dengan La Salle, Randal, E., dan Anandarajan,. Asokan. 1996.
lebih baik. Auditor View on The Type of Audit Report
Issued to Entities With Going Concern
Uncertainties. Journal: Accounting
Horizons, Vol.10 Juni. Pp 51-72.
156 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

McKeown, J. Mutchler, J dan Hopwood W. 1991. Ramadhany, Alexander. 2004. “Analisis Faktor-
“Towards an Explanation of Auditor Faktor yang Mempengaruhi
Failure to Modify the Audit of Bankrupt Penerimaan Opini Going Concern pada
Companies”. Auditing. A Journal Perusahaan Manufaktur yang
Practice & Theory. Supplement. 1-13. Mengalami Financial Distress di Bursa
Efek Jakarta.” Jurnal Maksi Volume 4.
Mutchler, J. 1985. “A Multivariate Analysis of The
Auditors Going Concern Opinion Riyanto, B. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan
Decision.” Journal of Accounting Perusahaan, Yogyakarta, BPFE.
ResearchAutumn.
Setiawan, Santy. 2006. “Opini Going Concern dan
Mutchler, J. F., W. Hopwood, and J.C. Mc Keown. Prediksi Kebangkrutan Perusahaan.”
1997. “The Influence of Contrary Jurnal Ilmiah Akuntansi Volume V No.
Information and Mitigating Factors on 1, Mei 2006. 59-67.
Audit Report Decision on Bankrupt
Setyarno, Eko Budi, Januarti, Indira dan Faisal. 2006.
Companies.” Journal of Accounting
“Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi
Research. Autumn.
Keuangan Perusahaan, Opini Audit
Petronela, Thio. 2004. “Perkembangan Going Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan
Concern Perusahaan Dalam Perusahaan terhadap Opini Audit Going
Pemberian Opini Audit.” Jurnal Balance. Concern.” Simposium Nasional
47-55. Akuntansi 9 Padang. 1-25

Rahmawati. 2008. Pengaruh Kualitas Auditor, Kondisi Silvi. 2007. Pengaruh Reputasi Auditor, Pertumbuhan
Keuangan Perusahaan, Opini Audit Perusahaan, Opini Audit Tahun
Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Sebelumnya, Ukuran Perusahaan
Perusahaan dan Profitabilitas terhadap terhadap Opni Audit Going Concern.
Opini Audit Going Concern. Skripsi Skripsi UPN “Veteran” Yogyakarta.
UPN “Veteran”, Yogyakarta.
Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Desember 2009: 128-136 ISSN 1907 - 1442

ASOSIASI KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN


KUALITAS PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN
TAHUNAN

Haryanto dan Lady Aprilia


Universitas Diponegoro; haryantogege@yahoo.com

Abstract

This study aimed to expand on the relationship between the firm characteristic and the quality
of voluntary disclosures. Especially to analyze financial statement. It can give description of
the difference on quality disclosure among firm related to their characteristic which is firm
size, leverage ratio, liquidity ratio, company basis, company ages, ownership structure and
good corporate governance, to show the firm situation at their report period. The study find
that the independent variable included into regression model, leverage ratio, liquidity ratio,
company basis, company ages, public ownership and foreign ownership were nor significant.
Firm size and good corporate governance variable were significant and effected positively to
the quality of voluntary disclosure as dependent variable.

Keywords: Firm characteristics and quality of voluntary disclosure

1. PENDAHULUAN perusahaan dalam konteks laporan keuangan dapat


ditetapkan dengan menggunakan 3 (tiga) kategori
Pengungkapan laporan keuangan yang disam-
pendekatan yaitu: karakteristik yang berhubungan
paikan perusahaan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
dengan struktur (structure), kinerja (performance)
pengungkapan wajib (enforced/mandatory
dan market (Lang dan Lundholm, 1993 dalam
disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary
Subiyantoro, 1997). Struktur meliputi ukuran (size)
disclosure). Pengungkapan wajib yaitu pengung-
perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk
kapan informasi yang wajib disajikan dalam laporan
melunasi kewajiban atau leverage. Kinerja mencakup
keuangan sebagaimana yang diatur dalam ketentuan
likuiditas perusahaan dan laba (profit). Sedangkan
Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
pasar ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat
(BAPEPAM) No. 02/PM/2002 Tanggal 27 Desember
kualitatif berupa tipe industri, tipe auditor dan status
2002. Pengungkapan sukarela yaitu pengungkapan
perusahaan (publik atau non-publik). Zarzeski (1995)
yang disajikan perusahaan selain yang diwajibkan
menyebutkan bahwa pendekatan pasar dapat juga
oleh standar akuntansi atau peraturan badan
dilihat secara kuantitatif yang meliputi total penjualan
pengawas (Suwardjono, 2006).
ekspor, ukuran perusahaan (total aktiva) dan total
Kebijakan penyajian keluasan pengungkapan
utang, termasuk juga proporsi pemegang saham dan
sukarela antara perusahaan yang satu dengan
umur perusahaan.
perusahaan yang lain berbeda-beda. Perbedaan
Laporan keuangan merupakan sarana yang
tersebut dipengaruhi oleh karakteristik masing-
memungkinkan pihak luar manajemen suatu
masing perusahaan. Penentuan karakteristik

157
158 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

perusahaan untuk mendapatkan informasi mengenai Baridwan (1999) menggunakan indeks pengung-
kondisi perusahaan. Laporan keuangan juga menjadi kapan sebagai variabel dependen. Variabel
alat utama para manajer untuk menunjukkan independen yang digunakan yaitu, size, rasio
efektifitas pencapaian tujuan dan untuk melaksana- ungkitan (leverage), rasio likuiditas, basis perusa-
kan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. haan, waktu terdaftar, penerbitan sekuritas dan
Informasi yang diperoleh sangat tergantung pada kelompok industri. Hasil penelitian tersebut
sejauh mana tingkat pengungkapan yang disajikan menyatakan bahwa terdapat hubungan antara size
dari laporan keuangan. Luas cakupan atau dan penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya
kelengkapan (comprehensiveness) adalah suatu dengan luas pengungkapan sukarela pada laporan
bentuk kualitas (Subiyantoro, 1997). Kualitas tampak tahunan dan tidak terdapat hubungan yang signifikan
sebagai atribut-atribut yang penting dari suatu antara rasio ungkitan (leverage), rasio likuiditas,
informasi akuntansi (Imhoff, 1992 dalam Subiyantoro, waktu terdaftar dan kelompok industri serta basis
1997). Dengan kata lain bahwa tingginya kualitas perusahaan dengan luas pengungkapan sukarela
informasi akuntansi sangat erat asosiasinya dengan pada laporan tahunan. Basis perusahaan dalam
tingkat kelengkapan pengungkapan laporan penelitian ini adalah tingkat kepemilikan (afiliasi)
keuangan atau kualitas pengungkapan. Dalam saham oleh perusahaan modal asing (PMA) dan
penelitian ini kualitas pengungkapan didefinisikan perusahaan modal dalam negeri (PMDN). Afiliasi
dalam pengertian luasnya pengungkapan sukarela kepemilikan saham oleh perusahaan asing
dalam laporan tahunan. (multinasional) mungkin akan memiliki kualitas
Meek et. al. (1995) meneliti faktor-faktor yang pengungkapan yang lebih tinggi daripada yang tidak
mempengaruhi pengungkapan sukarela yaitu 3 (tiga) berafiliasi. Beberapa alasan mengenai dugaan ini
tipe informasi (strategik, non keuangan dan dapat dijelaskan sebagai berikut, perusahaan
keuangan) dalam laporan tahunan perusahaan berbasis asing mendapatkan pelatihan yang lebih
multinasional US, UK dan daratan eropa. Hasil baik, misalnya dalam bidang akuntansi, dari
pengujian menunjukkan bahwa secara keseluruhan perusahaan induknya diluar negeri. Kemungkinan
faktor-faktor yang menjelaskan luasnya pengung- terdapat permintaan informasi yang lebih besar
kapan sukarela adalah besar perusahaan, negara kepada perusahaan yang berbasis asing dari
asal perusahaan, status pendaftaran dan tipe industri. pelanggan, pemasok, analis dan masyarakat
Tingkat pentingnya masing-masing faktor bervariasi (Susanto, 1994 dalam Marwata 2001).
menurut tipe informasi yang diungkapkan dalam Marwata (2001) meneliti karakteristik perusaha-
laporan tahunan. an yang berpengaruh terhadap kualitas pengung-
Subiyantoro (1997) meneliti hubungan antara kapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan publik di Indonesia. Variabel independen yang
dengan karakteristik perusahaan publik di indonesia. digunakan yaitu besar perusahaan, rasio ungkitan,
Variabel independen yang digunakan yaitu total rasio likuiditas, basis perusahaan, umur emiten,
aktiva, total penjualan, rasio ungkitan, rentabilitas penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya,
ekonomi, profit margin, rasio likuiditas dan tipe pemilikan publik dan pemilikan asing. Hasilnya,
industri. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya ada besar perusahaan dan penerbitan sekuritas pada
tiga karakteristik perusahaan yang berpengaruh tahun berikutnya berkaitan positif yang secara statis
terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan signifikan dengan kualitas pengungkapan sukarela
keuangan tahunan, yaitu: total aktiva, rasio ungkitan dalam laporan tahunan, tidak menemukan hubungan
dan rasio likuiditas. Sedangkan total penjualan, rasio antara variabel-variabel ungkitan, likuiditas, basis
rentabilitas, profit margin, dan tipe industri tidak perusahaan, umur perusahaan di bursa dan struktur
memiliki hubungan dengan indeks kelengkapan kepemilikan dengan kualitas pengungkapan sukarela
pengungkapan laporan keuangan. dalam laporan tahunan.
Suripto dan Baridwan (1999), meneliti pengaruh Penelitian Hadi dan Sabeni (2002) menunjukkan
karakteristik perusahaan terhadap luas pengung- bahwa size dan basis perusahaan secara signifikan
kapan sukarela dalam laporan tahunan. Suripto dan berpengaruh terhadap luas pengungkapan. Sedang-
kan tiga variabel lain, yaitu kepemilikan publik,
Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 159

solvabilitas dan likuiditas yang dimasukkan dalam Pada umumnya, perusahaan akan mengungkapkan
model ini menunjukkan tidak ada pengaruh dengan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil.
luas pengungkapan sukarela. Hal tersebut dijelaskan melalui teori agensi yang
Yularto dan Chariri (2003) meneliti perbandingan menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya
luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Marwata 2001).
sebelum krisis dan pada periode krisis. Hasilnya Rasio Ungkitan. Rasio ungkitan atau biasa
menunjukkan bahwa status perusahaan, besar disebut rasio solvabilitas (leverage ratio) adalah rasio
asset, reputasi kantor akuntan dan umur perusahaan yang mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai
berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela. dengan utang. Teori keagenan memprediksikan
Rasio leverage, rasio likuiditas dan persentase bahwa perusahaan dengan rasio ungkitan yang lebih
pemegang saham tidak berpengaruh terhadap luas tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi,
pengungkapan sukarela. karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur
Pada beberapa tahun terakhir, pelaporan modal yang seperti itu lebih tinggi (Jensen dan
penerapan Good Corporate Governance (GCG) Meckling, 1976 dalam Marwata 2001). Semakin
merupakan faktor penting untuk diungkapkan oleh besar rasio leverage perusahaan, semakin besar
setiap perusahaan. Untuk itu, setiap perusahaan kemungkinan transfer kemakmuran dari kreditur
harus membuat pernyataan dalam laporan tahunan- kepada pemegang saham dan manajer (Meek et al.,
nya tentang pelaksanaan penerapan pedoman GCG. 1995).
Dengan demikian, pemangku kepentingan terutama Rasio Likuiditas. Rasio likuiditas dapat
regulator dan investor dapat menilai sejauh mana dipandang dari dua sisi. Di satu sisi, rasio likuiditas
penerapan GCG pada perusahaan tersebut telah yang tinggi menunjukkan kuatnya kondisi keuangan
dilaksanakan. GCG dalam model penelitian ini diukur perusahaan. Kesehatan perusahaan yang ditunjuk-
melalui pengungkapan kompensasi dewan komisaris kan dalam rasio likuiditas yang tinggi diharapkan
dan dewan direksi secara transparan dalam laporan dengan pengungkapan yang lebih luas (Cooke,
keuangan. Variabel tersebut ditambahkan dalam 1989). Perusahaan semacam ini akan cenderung
penelitian ini karena adanya respon yang sangat untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih
tinggi terhadap kebutuhan pembentukan sistem luas kepada pihak luar karena ingin menunjukkan
GCG. Komunitas internasional masih menempatkan bahwa perusahaan tersebut kredibel (Cooke, 1989).
indonesia pada urutan bawah rating implementasi Sebaliknya, jika likuiditas dipandang oleh pasar
GCG (Kaihatu, 2006). sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang memiliki
Pengungkapan Laporan Keuangan. Tujuan rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi
laporan keuangan menurut Standar Akuntansi lebih rinci sebagai upaya untuk menjelaskan
Keuangan yaitu menyediakan informasi yang lemahnya kinerja manajemen (Wallace et al., 1994).
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta Basis Perusahaan. Basis perusahaan yang
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam kepemilikan saham yang dibagi menjadi 2 (dua),
pengambilan keputusan ekonomi. Disclosure yaitu: perusahaan yang proporsi kepemilikan saham
memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyem- sebagian besar dimiliki asing dikategorikan berbasis
bunyikan. Jika dikaitkan dengan laporan keuangan, asing yaitu penanaman modal asing (PMA),
disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan sementara yang sebagian besar dimiliki domestik
harus memberikan informasi dan penjelasan yang dikategorikan berbasis domestik yaitu penanaman
cukup mengenai hasil aktivitas satu unit usaha modal dalam negeri (PMDN). Afiliasi perusahaan
(Chariri dan Ghozali, 2003). Keputusan mengenai dengan perusahaan asing (multinasional) mungkin
apa yang akan diungkapkan harus didasarkan pada akan memiliki kualitas pengungkapan yang lebih
tujuan dasar laporan keuangan. tinggi daripada yang tidak berafiliasi.
Besar Perusahaan. Besar perusahaan dinya- Beberapa alasan mengenai dugaan ini dapat
takan dalam total aktiva yang dimiliki perusahaan. dijelaskan sebagai berikut: Perusahaan berbasis
160 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik, Kedua, besarnya kepemilikan asing dibandingkan
misalnya dalam bidang akuntansi, dari perusahaan dengan kepemilikan oleh pihak domestik. Per-
induknya di luar negeri. Kemungkinan terdapat usahaan yang sahamnya dimiliki pihak asing
permintaan informasi yang lebih besar kepada menghadapi tekanan permintaan akan informasi yang
perusahaan yang berbasis asing dari pelanggan, lebih banyak. Kemungkinan terdapat permintaan
pemasok, analis dan masyarakat (Susanto, 1994 informasi yang lebih besar kepada perusahaan yang
dalam Marwata 2001). berbasis asing dari pelanggan, pemasok, analis dan
Umur Emiten. Umur emiten menunjukkan masyarakat (Susanto, 1994 dalam Marwata 2001).
bahwa perusahaan tetap eksis, mampu bersaing, Makin besar porsi saham yang dimiliki pihak asing
dan memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu makin beragam informasi yang dibutuhkan sehingga
perekonomian (Yularto dan Chariri, 2003). Umur diperkirakan kualitas pengungkapan sukarelanya
emiten atau umur perusahaan kemungkinan memiliki juga meningkat.
asosiasi positif dengan kualitas pengungkapan Good Corporate Governance. Good Corporate
sukarela. Beberapa hal yang mendasari alasan ini Governance (GCG) secara definitif merupakan sistem
adalah perusahaan yang lebih tua memiliki yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang
pengalaman lebih banyak dalam mempublikasi menciptakan nilai tambah (value added) untuk
laporan keuangan, perusahaan yang memiliki semua stakeholder (Monks, 2003 dalam Kaihatu
pengalaman yang lebih banyak akan lebih menge- 2006). Penerapan good corporate governance dapat
tahui kebutuhan konstituennya akan informasi dilihat melalui pengungkapan kompensasi komisaris
tentang perusahaan (Marwata, 2001). dan dewan direksi. Berdasarkan Undang-Undang
Struktur Pemilikan. Struktur pemilikan Perseroan Terbatas (UUPT), salah satunya yang
perusahaan yang diduga mempengaruhi luasnya mengandung prinsip good corporate governance
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan adalah terkait dengan prinsip responsibilitas dan
dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu: pertama, akuntabilitas.
besarnya pemilikan masyarakat lain (publik) Gunarsih (2004) menyebutkan bahwa kompen-
dibandingkan dengan kepemilikan pihak tertentu sasi pada dasarnya adalah merupakan salah satu
yang merupakan pihak insider. Proporsi pemilikan mekanisme dalam good corporate governance,
oleh publik maksudnya adalah jumlah saham karena dapat menyamakan kepentingan antara
perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan. pemilik dengan manajer atau pengelola perusahaan.
Perusahaan yaitu pihak individu yang berada diluar Namun demikian, apabila tidak berhati-hati, kebijakan
manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa ini justru dapat kontra produktif. Misalnya pemberian
dengan perusahaan. Sementara, Perseroan Terbatas paket renumerasi terhadap executive perusahaan
(PT) yang memiliki saham perusahaan yang bisa saja sangat berlebihan, tidak disesuaikan
bersangkutan tidak dimaksudkan dalam kategori dengan kondisi dan kinerja perusahaan.
publik, karena menjadikan luas pengungkapan Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan
laporan tahunan yang diterbitkan tidak banyak hipotesis penelitian:
berpengaruh terhadap keputusan manajemen.
H1 : Semakin besar perusahaan semakin tinggi
Marwata (2001) menyebutkan bahwa terdapat
kualitas pengungkapan sukarela dalam
kemungkinan bahwa semakin besar pemilikan
laporan tahunan
insider, akan semakin sedikit informasi yang akan
H2‘ : Semakin besar rasio ungkitan perusahaan
diungkapkan dalam laporan tahunan karena insider
semakin tinggi kualitas pengungkapan
memiliki akses yang luas terhadap informasi
sukarela dalam laporan tahunan
perusahaan tanpa harus melalui laporan tahunan
yang dipublikasi. Sedangkan semakin besar porsi H3 : Semakin besar rasio likuiditas perusahaan
pemilikan publik, maka semakin banyak pihak yang semakin tinggi kualitas pengungkapan
yang membutuhkan informasi tentang perusahaan sukarela dalam laporan tahunan
sehingga makin banyak informasi yang dituntut untuk H4 : Perusahaan berafiliasi perusahaan modal
dibuka dalam laporan tahunan (Marwata, 2001). asing (PMA) memiliki kualitas pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan yang lebih
Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 161

tinggi daripada perusahaan berafiliasi berdasarkan persentase saham yang dimiliki


perusahaan modal dalam negeri (PMDN). masyarakat (publik) terhadap total saham; pemilikan
H5 : Semakin lama perusahaan tercatat di bursa asing, (ASI), diukur berdasarkan persentase saham
semakin tinggi kualitas pengungkapan yang dimiliki pihak asing terhadap total saham; Good
sukarela dalam laporan tahunan Corporate Governance, (GCG), merupakan variabel
dummy dengan notasi 0 dan 1. Perusahaan yang
H6 : Semakin besar proporsi kepemilikan publik
tidak mengungkapkan kompensasi dewan komisaris
semakin tinggi kualitas pengungkapan
dan dewan direksi secara transparan dalam laporan
sukarela dalam laporan tahunan
tahunan (0) dan perusahaan yang mengungkapkan
H7 : Semakin besar proporsi kepemilikan asing
kompensasi dewan komisaris dan dewan direksi
semakin tinggi kualitas pengungkapan
secara transparan dalam laporan tahunan (1).
sukarela dalam laporan tahunan
Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data.
H8 : Perusahaan yang mengungkapkan kom-
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
pensasi dewan komisaris dan dewan direksi
adalah data dokumenter yaitu laporan tahunan 2006
secara transparan memiliki kualitas pengung-
perusahaan publik yang terdaftar dalam Indonesian
kapan sukarela dalam laporan tahunan yang
Capital Market Directory 2007, selain perusahaan
lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak
yang termasuk dalam kelompok industri keuangan.
mengungkapkan kompensasi dewan komi-
Data yang digunakan diperoleh dari Pusat Referensi
saris dan dewan direksi secara transparan.
Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
2. METODE PENELITIAN publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
Definisi dan Pengukuran Variabel. Dalam 2006 dan mempublikasikan laporan keuangan di
penelitian ini variabel dependennya adalah kualitas Indonesian Capital Market Directory 2007, selain
pengungkapan sukarela (Indeks). Variabel kualitas perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri
pengungkapan sukarela diukur dengan indeks keuangan yaitu kategori bank, sekuritas dan asuransi
pengungkapan sukarela yaitu menggunakan dari sampel. Subiyantoro (1997) menyebutkan bahwa
instrumen pengukuran luas pengungkapan sukarela. perusahaan finansial tidak memiliki karakteristik
Semakin banyak item pengungkapan sukarela yang yang bisa dibandingkan dengan perusahaan non
dimuat dalam laporan tahunan berarti semakin besar finansial (misalnya saja, annual sales) dan
indeks luas pengungkapan sukarela perusahaan. perusahaan yang tergolong industri keuangan
Daftar item pengungkapan sukarela dalam penelitian memiliki perbedaan likuiditas dan solvabilitas yang
ini menggunakan item pengungkapan pada penelitian tinggi (Hadi dan Sabeni, 2002). Sampel yang akan
Meek et. al (1995) yang disesuaikan dengan kondisi diambil yaitu sebesar 136 perusahaan. Untuk
di Indonesia. Penelitian Meek et. al (1995) menjamin keterwakilan variabel-variabel yang akan
menggunakan 85 item pengungkapan sukarela, diuji, maka sampel dipilih dengan metoda
sedangkan dalam penelitian ini digunakan 32 item. proportionate stratified sampling metoda tersebut
Variabel independen penelitian ini adalah besar digunakan untuk memperoleh hasil yang dapat
perusahaan, (AKT), diukur dengan menggunakan menggeneralisasi dengan tetap mempertahankan
total aktiva yang dimiliki perusahaan; rasio ungkitan, obyektifitas penentuan sampel.
(KIT), diukur berdasarkan perbandingan utang dengan Analisis Data. Untuk menguji pengaruh variabel
total aktiva; rasio liquiditas, (LIK), diukur berdasarkan independen terhadap variabel dependen, digunakan
perbandingan antara aktiva lancar dengan utang alat uji regresi berganda, sebagai berikut:
lancar; basis perusahaan, (BAS), merupakan
variabel dummy dengan notasi 0 dan 1, perusahaan
modal dalam negeri (0), perusahaan modal asing
(1); umur emiten, (MUR), diukur berdasarkan selisih
umur (tahun) antara tahun 2006 dengan tahun first
issue (IPO) di bursa; pemilikan publik, (PUB), diukur
162 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis


yang dilakukan dengan analisis regresi berganda
Signifikansi Model. Hasil perhitungan regresi
menunjukkan bahwa
berganda (Tabel 1) menunjukkan bahwa R square =
0,305, meskipun R square cukup rendah, namun H1 : Semakin besar perusahaan semakin tinggi
model tersebut tetap baik, karena data yang kualitas pengungkapan sukarela dalam
digunakan adalah data cross sectional. Dari hasil laporan tahunan.
perhitungan tersebut juga menghasilkan Adjusted R Hipotesis pertama (H1) dapat diterima. Hasil
square 0,262, ini menunjukkan bahwa seluruh perhitungan regresi berganda menunjukkan
variabel independen mampu memjelaskan variabel probabilitas signifikansi untuk AKT sebesar 0,000
dependen sebesar 26,2% sedang sisanya dijelaskan lebih kecil dari alpha 0,05 dan berpengaruh positif
oleh variabel lain yang tidak termasuk model ini. sebesar 0,019.
H2 : Semakin besar rasio ungkitan perusahaan
Tabel 1 semakin tinggi kualitas pengungkapan
Hasil Regresi Signifikasi Model sukarela dalam laporan tahunan.
Hipotesis kedua (H2) tidak dapat diterima. Hasil
perhitungan regresi berganda menunjukkan
probabilitas signifikansi untuk KIT sebesar 0,461
lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positif
sebesar 0,006.
H3 : Semakin besar rasio likuiditas perusahaan
Hasil Pengujian Hipotesis: Pengaruh semakin tinggi kualitas pengungkapan
Karakteristik Perusahaan dan Gcg sukarela dalam laporan tahunan.
Terhadap Kualitas Pengungkapan Hipotesis ketiga (H3) tidak dapat diterima. Hasil
Sukarela Dalam Laporan Tahunan perhitungan regresi berganda menunjukkan
Hipotesis penelitian ini diuji dengan melakukan probabilitas signifikansi untuk LIK sebesar 0,612
analisis regresi berganda. Hasil perhitungan disajikan lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh negatif
dalam Tabel 2. Signifikansi model regresi mem- sebesar -0,002.
berikan dasar untuk menerima atau menolak H4 : Perusahaan berafiliasi perusahaan asing
hipotesis penelitian. Kesimpulan mengenai hipotesis (PMA) memiliki kualitas pengungkapan
setiap variabel independen ditentukan dengan tanda sukarela dalam laporan tahunan yang lebih
(positif/negatif) dan signifikansinya dengan tinggi daripada perusahaan berafiliasi
probabilitas signifikansi variabel yang bersangkutan. perusahaan domestik (PMDN).

Tabel 2
Hasil Pengujian Hipotesis
Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 163

Hipotesis keempat (H4) tidak dapat diterima. rasio likuiditas (LIK), basis perusahaan (BAS), umur
Hasil perhitungan regresi berganda menunjukkan emiten (MUR), pemilikan publik (PUB) dan pemilikan
probabilitas signifikansi untuk BAS sebesar 0,293 asing (ASI) tidak signifikan. Variabel besar
lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positif perusahaan (AKT) dan good corporate governance
sebesar 0,027. (GCG) signifikan dan berpengaruh positif terhadap
H5 : Semakin lama perusahaan tercatat di bursa variabel dependen yaitu kualitas pengungkapan
semakin tinggi kualitas pengungkapan sukarela.
sukarela dalam laporan tahunan. Variabel besar perusahaan memiliki pengaruh
Hipotesis kelima (H5) tidak dapat diterima. Hasil positif dan signifikan terhadap kualitas pengung-
perhitungan regresi berganda menunjukkan kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda
probabilitas signifikansi untuk MUR sebesar 0,079 menunjukkan probabilitas signifikansi untuk AKT
lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh negatif sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 dan
sebesar -0,003. berpengaruh positif sebesar 0,019. Teori agensi yang
menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya
H6 : Semakin besar proporsi kepemilikan publik
keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil
semakin tinggi kualitas pengungkapan
(Jensen dan Meckling, 1976 dalam Marwata 2001).
sukarela dalam laporan tahunan.
Pengungkapan informasi yang luas pada per-
Hipotesis keenam (H6) tidak dapat diterima. Hasil
usahaan besar sebagai upaya untuk mengurangi
perhitungan regresi berganda menunjukkan
biaya keagenan tersebut. Penelitian sebelumnya
probabilitas signifikansi untuk PUB sebesar 0,604
yaitu penelitian Meek e.t al. (1995), Subiyantoro
lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positif
(1997), Suripto dan Baridwan (1999), Marwata (2001),
sebesar 0,019.
Hadi dan Sabeni (2002), Yularto dan Chariri (2003)
H7 : Semakin besar proporsi kepemilikan asing menemukan bahwa besar perusahaan merupakan
semakin tinggi kualitas pengungkapan variabel yang paling konsisten berpengaruh signifikan
sukarela dalam laporan tahunan. dengan kualitas pengungkapan sukarela.
Hipotesis ketujuh (H7) tidak dapat diterima. Hasil Variabel rasio ungkitan memiliki pengaruh positif
perhitungan regresi berganda menunjukkan namun tidak signifikan terhadap kualitas pengung-
probabilitas signifikansi untuk ASI sebesar 0,934 kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda
lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positif menunjukkan probabilitas signifikansi untuk KIT
sebesar 0,004. sebesar 0,461 lebih besar dari alpha 0,05 dan
H8 : Perusahaan yang mengungkapkan berpengaruh positif sebesar 0,006. Teori keagenan
kompensasi dewan komisaris dan dewan memprediksikan bahwa perusahaan dengan rasio
direksi secara transparan memiliki kualitas ungkitan yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih
pengungkapan sukarela dalam laporan banyak informasi, karena biaya keagenan per-
tahunan yang lebih tinggi daripada perusahaan usahaan dengan struktur modal yang seperti itu lebih
yang tidak mengungkapkan kompensasi tinggi (Jensen dan Meckling,1976 dalam Marwata
dewan komisaris dan dewan direksi secara 2001). Hasil penelitian ini menunjukkan hal yang
transparan. sebaliknya. Alasan yang memungkinkan hasil ini
Hipotesis kedelapan (H8) dapat diterima. Hasil yaitu bahwa perusahaan memilki mekanisme lain
perhitungan regresi berganda menunjukkan untuk mengurangi biaya keagenan selain dengan
probabilitas signifikansi untuk GCG sebesar 0,000 cara pengungkapan informasi dalam laporan tahunan
lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positif secara luas (Marwata, 2001). Penelitian ini konsisten
sebesar 0,078. dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian Meek
e.t al. (1995), Suripto dan Baridwan (1999), Marwata
(2001), Hadi dan Sabeni (2002), Yularto dan Chariri
Pembahasan Hasil
(2003). Namun, tidak konsisten dengan penelitian
Dari delapan variabel independen yang dimasuk- Subiyantoro (1997), hal tersebut terjadi kemungkinan
kan kedalam model regresi, rasio ungkitan (KIT), karena penelitian sebelumnya terfokus pada
164 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

pengungkapan wajib. Pengungkapan informasi berpengaruh negatif sebesar -0,003. Penelitian ini
secara sukarela pada dasarnya dapat berperan konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu
sebagai pelengkap pengungkapan wajib. penelitian Marwata, (2001) dan Suprito (1999).
Variabel rasio likuiditas tidak signifikan dan Namun, tidak konsisten dengan penelitian Yularto
berpengaruh negatif terhadap kualitas pengungkapan dan Chariri (2003). Hal tersebut mungkin disebabkan
sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda oleh banyaknya perusahaan dengan umur yang
menunjukkan probabilitas signifikansi untuk LIK relatif muda namun telah difasilitasi dengan teknologi
sebesar 0,612 lebih besar dari alpha 0,05 dan yang tinggi sehingga memungkinkan perusahaan
berpengaruh negatif sebesar -0,002. Teori mem- untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas.
prediksikan kesehatan perusahaan yang ditunjukkan Variabel pemilikan publik berpengaruh positif
dalam rasio likuiditas yang tinggi diharapkan dengan namun tidak signifikan terhadap kualitas pengung-
pengungkapan yang lebih luas (Cooke, 1989). kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda
Perusahaan semacam ini akan cenderung untuk menunjukkan probabilitas signifikansi untuk PUB
melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas sebesar 0,604 lebih besar dari alpha 0,05 dan
kepada pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa berpengaruh positif sebesar 0,019. Penelitian ini
perusahaan tersebut kredibel (Cooke, 1989). Hasil konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu
penelitian ini menunjukkan hal yang sebaliknya. Hal penelitian Marwata (2001), Hadi dan Sabeni (2002),
itu mungkin disebabkan karena manajemen Yularto dan Chariri (2003). Hal tersebut mungkin
perusahaan di Indonesia menggunakan mekanisme disebabkan oleh investor publik umumnya adalah
lain diluar pengungkapan sukarela dalam laporan investor kecil, sehingga tidak banyak mempengaruhi
tahunan untuk menjelaskan perbedaan kepentingan kebijakan perusahaan termasuk dalam pengung-
(conflict of interest) antara pemegang saham, kreditur kapan informasi. Alasan lainnya yaitu mungkin
dan manajer perusahaan (Yularto dan Chariri, 2003). dikarenakan ukuran sampel perusahaan dimungkin-
Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelum- kan tidak dapat menjawab atau merepresentasikan
nya yaitu penelitian Suripto dan Baridwan (1999), populasi sehingga hasil yang diperoleh menjadi bias.
Marwata (2001), Hadi dan Sabeni (2002), Yularto dan Variabel pemilikan asing berpengaruh positif
Chariri (2003). Namun, tidak konsisten dengan namun tidak signifikan terhadap kualitas pengung-
penelitian Subiyantoro (1997). kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda
Variabel basis perusahaan berpengaruh positif menunjukkan probabilitas signifikansi untuk ASI
namun tidak signifikan terhadap kualitas pengung- sebesar 0,934 lebih besar dari alpha 0,05 dan
kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda berpengaruh positif sebesar 0,004. Penelitian ini
menunjukkan probabilitas signifikansi untuk BAS konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu
sebesar 0,293 lebih besar dari alpha 0,05 dan penelitian Marwata (2001). Hal tersebut mungkin
berpengaruh positif sebesar 0,027. Penelitian ini karena kepemilikan asing yang relatif kecilnya
konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu proporsi kepemilikan publik dan asing dan jumlah
penelitian Suripto (1999), Marwata (2001),. Namun, kepemilikan yang tersebar kepada banyak investor
tidak konsisten dengan penelitian Yularto dan Chariri sehingga kepemilikan masing-masing investor
(2003), Hadi dan Sabeni (2002). Hasil ini menunjuk- menjadi sangat kecil untuk dapat mempengaruhi
kan bahwa tidak ada perbedaan antara perusahaan kebijakan perusahaan, termasuk dalam pengung-
PMDN dan PMA dalam kualitas pengungkapan kapan informasi.
sukarela. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan Variabel good corporate governance signifikan
komitmen perusahaan dalam penerapan sistem dan berpengaruh positif terhadap kualitas pengung-
manajemen. kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda
Variabel umur emiten tidak signifikan dan menunjukkan probabilitas signifikansi untuk GCG
berpengaruh negatif terhadap kualitas pengungkapan sebesar 0,000 lebih besar dari alpha 0,05 dan
sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda berpengaruh positif sebesar 0,078. Transparansi
menunjukkan probabilitas signifikansi untuk MUR berhubungan dengan kualitas informasi yang
sebesar 0,079 lebih besar dari alpha 0,05 dan disampaikan perusahaan (Kaihatu, 2006). Pene-
Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 165

rapan good corporate governance dapat dilihat kerincian informasi yang berbeda. Kepemilikan asing
melalui pengungkapan kompensasi komisaris dan dalam penelitian hanya memperhatikan proporsi
dewan direksi. Berdasarkan Undang-Undang kepemilikan asing tanpa identifikasi apakah pihak
Perseroan Terbatas (UUPT), salah satunya yang asing berupa institusi atau perorangan dan asal
mengandung prinsip good corporate governance pemilik asing tersebut.
adalah terkait dengan prinsip responsibilitas dan Berdasarkan hasil pembahasan, simpulan dan
akuntabilitas. Gunarsih (2004) menyebutkan bahwa keterbatasan penelitian terdapat beberapa saran
kompensasi pada dasarnya adalah merupakan salah untuk perbaikan penelitian selanjutnya yang perlu
satu mekanisme dalam good corporate governance, dipertimbangkan mendisain checklist yang dapat
karena dapat menyamakan kepentingan antara mengakomodir tingkat kelengkapan item informasi
pemilik dengan manajer atau pengelola perusahaan. yang diungkapkan secara sukarela oleh perusahaan,
meminimalisir unsur subyektifitas dengan melakukan
4. SIMPULAN DAN SARAN pengecekan ulang oleh orang yang berbeda dan
penelitian selanjutnya perlu untuk mencermati
Sebagi simpulan dari delapan variabel inde-
dilakukan pemilahan atas data pengelompokkan
penden yang dimasukkan kedalam model regresi,
kepemilikan asing yang berupa institusi atau
rasio ungkitan (KIT), rasio likuiditas (LIK), basis
perorangan dan asal pemilik asing tersebut.
perusahaan (BAS), umur emiten (MUR), pemilikan
publik (PUB) dan pemilikan asing (ASI) tidak
signifikan. Variabel besar perusahaan (AKT) dan REFERENSI
good corporate governance (GCG) signifikan dan
berpengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu Ahmad, Hamzah dan Ananda Santoso. 1996. Kamus
kualitas pengungkapan sukarela. Hasil penelitian ini Pintar Bahasa Indonesia, Penerbit Fajar
berbeda dengan, penelitian Subiyantoro (1997) yang Mulya, Surabaya.
menyatakan bahwa terdapat hubungan atau asosiasi
antara rasio ungkitan dan rasio likuiditas dengan luas Arifin, E. Zaenal. 2006. Dasar-Dasar Penulisan Karya
pengungkapan atau kelengkapan pengungkapan, Ilmiah, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
Yularto dan Chariri (2003), yang menyatakan bahwa
Arifin. 2003. The Relationship Between Corporate
terdapat hubungan antara basis dan umur perusaha-
Governance Structure and the Level of
an dengan luas pengungkapan sukarela, Hadi dan
Voluntary Disclosure. Jurnal Bisnis
Sabeni (2002) yang menyatakan bahwa terdapat
Strategi, Vol.12, Desember.
hubungan antara basis perusahaan dengan luas
pengungkapan sukarela. Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2003. Teori
Penelitian ini mempunyai sejumlah keterbatasan Akuntansi, Badan Penerbit Universitas
baik dalam pengambilan sampel maupun dalam Diponegoro, Semarang.
metode yang digunakan. Keterbatasan tersebut
Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek. 2005.
antara lain adanya unsur subjektifitas dalam
International Accounting, Salemba
mengukur kualitas pengungkapan sukarela dalam
Empat, Jakarta. Terjemahan : Edward
laporan tahunan. Kualitas pengungkapan sukarela
Tanujaya.
dinilai berdasarkan interpretasi terhadap kandungan
informasi laporan tahunan perusahaan sampel, yang Cooke, T.E. 1989. Disclosure in the Corporate
dapat menyebabkan perbedaan penilaian karena Annual Reports of Swedish
kondisi subjektif peneliti. Instrumen penilaian Companies. Accounting and Business
kualitas pengungkapan sukarela tanpa memberikan Research, Vol.19, No.74.
bobot yang berbeda berdasarkan derajat kerincian
informasi yang diungkapkan oleh perusahaan Eisenhardt, Kathleen M. 1989. Agency Theory: an
sampel. Suatu perusahaan mendapat nilai yang Assessment and Review. Academy of
sama bila mengungkapkan topik pengungkapan Management Review, Vol.14, No. 1.
informasi yang sama walaupun dengan derajat
166 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

Elliot, Robert K. dan Peter D. Jacobson. 1994. Costs Khomsiyah dan Susanti, 2003. Pengungkapan,
and Benefits of Bussines Information Asimetri Informasi dan Cost of Capital.
Disclosure. Accounting Horizons, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.5,
Vol.8, No. 4. Desember.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Mardiyah, Aida Ainul. 2002. Pengaruh Informasi
dengan Program SPSS, Badan Asimetri dan Disclosure Terhadap Cost
Penerbit Universitas Diponegoro, of Capital. Jurnal Riset Akuntansi
Semarang. Indonesia, Vol.5, Mei.

Ginting, Surya Dharma. 2005. Good Corporate Marwata. 2001. Hubungan Antara Karakteristik
Governance: Telaah Teoritis. Jurnal Perusahaan dengan Kualitas
Akuntansi Bisnis, Vol.3, No.6. Ungkapan Sukarela dalam Laporan
Tahunan Perusahaan Publik di
Gulo, Yamotuho. 2000. Analisis Efek Luas
Indonesia. Simposium Nasional IV.
Pengungkapan Sukarela dalam
Laporan Tahunan Terhadap Cost of Meek, Gary K., Clare B. Roberts, Sidney J. Gray.
Equity Capital Perusahaan. Jurnal 1995. Factors Influencing Voluntary
Bisnis dan Akuntansi, Vol.2, No.1. Annual Report Disclosures by U.S., UK.
and Continental European Multinational
Gunarsih, Tri. 2004. Good Corporate Covernance Isu
Corporations. Journal of International
dan Aplikasinya. Kajian Bisnis, Vol.13,
Business Studies, Third Quarter.
No.3.
Murni, Siti Asiah. 2004. Pengaruh Luas
Hadi, Nor dan Arifin Sabeni. 2002. Analisa Faktor-
Pengungkapan Sukarela dan Asimetri
faktor yang Mempengaruhi Luas
Informasi Terhadap Cost of Equity
Pengungkapan Sukarela dalam
Capital Pada Perusahaan Publik di
Laporan Tahunan Perusahaan Go
Indonesia,” Jurnal Riset Akuntansi
Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Indonesia, Vol.7, Mei.
Maksi, Vol.1, Agustus.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2005.
Healy, Paul M., dan Krishna G. Palepu. 1998. The
Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Effect of Firms’ Financial Disclosure
Aplikasi, PT. RajaGrafindo Persada,
Strategies on Stock Price. Accounting
Jakarta.
Horizons, Vol. 7, No.1.
Prayogi. 2003. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Hendriksen, Eldon S. 1994. Teori Akuntansi, Erlangga,
terhadap Luas Pengungkapan Sukarela
Jakarta. Terjemahan: Nugroho W.
Laporan Keuangan Tahunan
Hunger, J. David, dan Thomas L. Wheelen. 2003. Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Manajemen Strategis, Penerbit Andi, Efek Jakarta. Tesis Magister Akuntansi
Yogyakarta. Terjemahan: Julianto UNDIP, Semarang.
Agung.
Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian untuk
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.
Metodologi Penelitian Bisnis untuk Terjemahan: Kwan Men Yon.
Akuntansi dan Manajemen, BPFE,
Subiyantoro, Edy. 1997. Hubungan Antara
Yogyakarta.
Kelengkapan Pengungkapan Laporan
Kaihatu, Thomas S. 2006. Good Corporate Keuangan Laporan Keuangan dengan
Governance dan Penerapannya di Karakteristik Perusahaan Publik di
Indonesia. Jurnal Manajemen dan Indonesia. Simposium Nasional I.
Kewirausahaan, Vol. 8, No.1.
Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 167

Suripto, Bambang dan Zaki Baridwan. 1999. Widjaya, I.G. Rai. 2006. Hukum Perusahaan
Pengaruh Karakteristik Perusahaan Perseroan Terbatas, Mega Poin,
Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Bekasi.
dalam Laporan Tahunan. Simposium
Yularto, Pramudoyu Anton dan Anis Chariri. 2003.
Nasional II.
Analisis Perbandingan Luas
Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi Perekayasaan Pengungkapan Sukarela dalam
Pelaporan Keuangan, BPFE, Laporan Tahunan Perusahaan yang
Yogyakarta. Terdaftar dii Bursa Efek Jakarta
Sebelum Krisis dan Pada Periode
Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Undang-
Krisis. Jurnal Maksi, Vol.2, Januari.
Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Zarzeski, Marilyn Taylor. 1996. Spontaneous
Jakarta. Harmonization Effects of Culture and
Market Forces on Accounting
Wallace, R.S. Olusegun, Kamal Naser dan Aracelu
Disclosures Practices. Accounting
Mora. 1994. The Relationship Between
Horizons, Vol.10, No.1.
The Comprehensiveness of Corporate
Annual Reports and Firm
Characteristics in Spain. Accounting
and Business Research, Vol.25,
No,97.
INDEKS ARTIKEL KAJIAN AKUNTANSI

168
169
170
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL

Format penulisan dan prosedur penerbitan artikel dalam Kajian Akuntansi meliputi hal-hal berikut:

Format Penulisan
1. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baik dan benar. Panjang artikel tidak
lebih dari 28 halaman termasuk daftar pustaka
2. Huruf artikel diketik dengan tipe Times New Roman berukuran 11 point pada kertas kuarto (8,5 x 11
inch) dengan jarak 2 spasi pada satu permukaan dan diberi nomor urut setiap halaman.
3. Artikel ditulis dengan menggunakan batas margin minimal 1 inch untuk margin atas, bawah, dan kedua
sisi.
4. Halaman pertama harus memuat judul tidak lebih dari 12 kata, nama penulis, identitas penulis, dan
dalam bentuk footnote memuat beberapa keterangan mengenai naskah dan alamat koresponden penulis
dilengkapi dengan E-mail.
5. Penulisan nama penulis dan tahun buku atau jurnal dari suatu kalimat yang dikutip dapat dituliskan di
awal atau di akhir kalimat sepreti ini: Pasaribu (2009) atau (Pasaribu 2009). Penulis lebih dari dua
diperoleh dari peneliti dalam negeri: Yuliani dkk. (2008) atau (Yuliana dkk. 2008). Dari buku atau jurnal
luar negeri: Anthony et al. (2009) atau (Anthony et al. 2009).
6. Setelah penulisan judul, format penulisan:
a. Artikel Hasil Penelitian (empiris), memuat Abstrak, Key Words, Pendahuluan, Metode Penelitian,
Hasil dan Pembahasan, Simpulan dan Daftar Pustaka;
b. Artikel Non Penelitian, memuat Abstrak, Key Word, Pendahuluan, Pembahasan, Simpulan dan
Daftar Pustaka.
7. Abstrak artikel dapat ditulis berbahasa Indonesia untuk naskah berbahasa Inggris, dan abstrak berbahasa
Inggris untuk naskah berbahasa Indonesia (dalam satu paragraf tidak lebih dari 200 kata). Abstrak
berisi topik bahasan, tujuan penulisan, metode, dan penemuan. Selanjutnya dilengkapi dengan kata
kunci maksimum 6 kata atau istilah dan cara pengurutannya dari yang spesifik ke yang umum dan
ditulis dalam satu baris.
8. Pendahuluan dari artikel disajikan tanpa judul subbab, kecuali bagian landasan teori dan pengembangan
hipotesis serta bagian berikutnya dari artikel, dan diakhiri tujuan penelitian atau hipotesis penelitian.
9. Metode Penelitian harus diuraikan secara terperinci dan jika metode mengacu pada prosedur standar,
tulis standarnya; jangan mengacu prosedur praktikum; tidak perlu menguraikan teori metode penelitian,
tapi kemukakan penerapan metode yang digunakan; jangan gunakan bentuk kalimat perintah dan
singkatan yang sudah standar.
10. Hasil dan Pembahasan. Hasil disajikan secara bersistem sesuai dengan hipotesis penelitian maupun
tujuan penulisan. Penjelasan hasil dapat mengacu pada tabel dan atau gambar. Pembahsan harus
menunjukkan hubungan di antara data hasil dan data penelitian.
11. Simpulan. Menyusun simpulan hendaknya tidak mengulang hasil secara verbatim. Memperhatikan
keterbatasan hasil temuan. Implikasi dari temuan dapat ditulis, jika penelitian akan dilanjutkan harus
jelas yang mana dan bagaimana. Simpulan disampaikan dalam kalimat yang dapat diingat oleh pembaca.
Di akhir kalimat diperkenankan menuliskan ucapan tarima kasih kepada yang mendanai penelitian
tersebut.
12. Daftar Pustaka. Referensi artikel sedapat mungkin menggunakan pustaka acuan primer (jurnal) lebih
banyak dari 80%, dan sisanya buku terbitan mutakhir (lintas ilmu dalam 10 tahun terakhir). Referensi
diketik mengikuti Harvard Style seperti contoh berikut dan diurutkan secara alfabetis dan kronologis.

171
172

Buku dengan satu pengarang


Jordan, R. 2006. Academic Writing Course, 10nd ed., Harlow, Longman.

Buku dengan lebih dari satu pengarang


Robbins, Stephen P. & Timothy A. Judge. 2007. Organizational Bihavior,12th, New Jersey: Pearson
Educational Inc.

Horngren, Charles T. & George Foster & Srikant M. Datar. 2006. Cost Accounting: Managerial Emphasis.
14th Edition, New Jersey: Prentice Hall-Pearson Education International, Inc.

Bagian dari suatu buku (dalam chapter-chapternya memiliki pengarang-pengarang yang


berbeda-beda).
Daniels, P. 2007. “Australia’s Foreign Debt: Searching for the Benefits” in, P. Maxwell & S. Hopkins,
Macroeconomics: Contemporary Australian Readings, 7nd ed., Pymble, Harper.

Artikel dari Jurnal


Abrahamson, A. 2008. “Managerial Fads and Fashions: The Diffusion and Rejection of Innovations”,
Academy of Management Review, 40 (3): 1086-1102.

Artikel di suatu Jurnal sedang menunggu terbit. Artikel di suatu Jurnal sudah diterima, karena
sedang menunggu terbit, maka rujukan tersebut bisa ditulis dengan (In press) dalam Dafatar Pustaka.
Contoh:
Pasaribu, H. 2010. “Penerapan Informasi Manajemen Biaya dan Komitmen Terhadap Pengendalian
Biaya dan Kinerja Manajer”: Survei pada BUMN Manufaktur di Indonesia, Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Indonesia 7 (1): (In press).

Artikel dari Majalah


Jayasankaran, S. 2000. “Malaysia: Miracle Cure”, Far Eastern Economic Review 11 (2): 36-46.

Artikel dari internet dengan pengarang


Chan, P. 2009. “Same or Different?: A Comparison of the Beliefs Australian and Chinese University
Students Hold About Learning”, Proceedings of AARE conference, Swinburne University.
http://www.swin.edu.au/aare/09pap/CHAN 97058.html

Artikel dari Jurnal Elektronik (Electronic Journal). Gunakan informasi dari web site dan artikel.
Contoh:

Pasaribu, Hiras. 2010. Corporat Social Rensponsibility dipengaruhi Karakteristik Perusahaan dan Size
Perusahaan. Jurnal Kajian Sinerji Sosial Indonesia (online). 205 (2), [diakses 7 Juli
2010]: 101-125. Available from Word Wide Web: <http://www.blackwell-Synergi.com/>

Sumber dari internet tanpa pengarang atau penulis


Kalau tidak ada pengarang dalam Web sebaiknya tidak diacu, karena tidak dapat dipertanggung
jawabkan. Berarti sama dengan sampah. Artinya tulisan-tulisan tersebut tidak melalui
mitra bestari.

Sumber dari Media Masa (Koran).


Sumber dari media masa atau koran tidak boleh diacu karena tidak melalui mitra bestari.
173

13. Pembuatan Tabel, Gambar, dan Fitur


a. Dalam pembuatan Tabel, garis horisontal sepanjang halaman yang diperbolehkan hanya tiga, yaitu
dua pada bagian atas (judul kolom) dan satu pada penutup tabel dan garis vertikal sama sekali
tidak diperbolehkan.
b. Diperbolehkan menggunakan Gambar, Figur atau grafik untuk menyajikan data yang sangat banyak.
c. Tabel dan Gambar sebagai penyajian bersama naskah diperbolehkan dicetak pada halaman terpisah
sebagai lampiran. Untuk nomor dan nama Tabel ditulisankan diatas Tabel. Untuk nomor dan nama
Gambar dituliskan di bawah Gambar.
d. Referensi terhadap Tabel atau Gambar harus diberikan pada naskah
e. Tabel atau Gambar sebaiknya dapat diinterpretasikan tanpa harus mengacu ke naskah.
14. Naskah diketik dengan memperhatikan aturan tentang penggunaan tanda baca dan ejaan yang dimuat
dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (Depdikbud, 1987).

Prosedur Penerbitan
1. Artikel yang sedang dipertimbangkan untuk dipublikasikan di jurnal atau di penerbit lain tidak dapat
dikirim ke Kajian AKUNTANSI. Penulis harus menyatakan bahwa artikel tidak dikirim atau dipublikasikan
di manapun.
2. Artikel yang menggunakan pendekatan survey atau eksperimen, maka tiga kopi dari instrument
(kuesioner, kasus, rencana wawancara, dan lainnya) harus disertakan bersama artikel
3. Artikel dikirim dalam bentuk print-out atau dalam CD untuk direview oleh Editor Kajian AKUNTANSI.
4. Editing terhadap naskah hanya akan dilakukan apabila penulis mengikuti kebijakan editorial di atas.
5. Apabila naskah masih perlu direvisi, maka redaksi akan mengirimkan naskah ke penulis melalui Email
Kajian AKUNTANSI, dan penulis segera memperbaiki dan mengirimkan kembali ke redaksi.
6. Naskah yang sudah diterima/disetujui, dari redaksi akan diberiktahukan kepada penulis untuk
dimasukkan dalam penerbitan Kajian AKUNTANSI.
7. Pendapat yang dinyatakan dalam jurnal ini sepenuhnya pendapat pribadi, tidak mencerminkan pendapat
redaksi atau penerbit. Surat menyurat mengenai permohonan ijin untuk menerbitkan kembali atau
menterjemahkan artikel dan sebagainya dapat dialamatkan ke Redaksi Kajian AKUNTANSI.
FORMULIR BERLANGGANAN
JURNAL KAJIAN AKUNTANSI

Nama :
.......................................................................................
Universitas/instansi :
.......................................................................................
Alamat Pengiriman :
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
Telp./Fax./E-mail : .......................................................................................
Telah mengirimkan uang sebesar Rp. ....................................................................
Rincian : Rp. .....................................(Kajian Akuntansi .............Edisi):
Vol.............. Nomor .................. dan ...................
Rp. ................................. (Biaya kirim)

Pilihan Berlangganan
‰ 2 (dua) edisi - Mahasiswa Rp. 50.000,- *)
‰ 2 (dua) edisi - Umum (Non-mahasiswa) Rp. 80.000,- *)

*) Biaya berlangganan tersebut belum termasuk biaya kirim sebesar:


Š DIY Rp. 15.000,-/2 edisi
Š Pulau Jawa (luar DIY) Rp. 25.000,-/2 edisi
Š Luar Pulau Jawa Rp. 40.000,-/2 edisi

Untuk berlangganan, kirimkan formulir ini beserta bukti transfer pembayaran:


1) Via surat ke alamat:
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Yogyakarta, Jalan SWK 104,
Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55283. Telp. 0274-487273; Hp. 081229459998.
2) Via Fax. 0274-487273 atau 0274-486255

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi telepon (0274) 487273 dan mengirim
e-mail ke kajian_akfe@upnyk.ac.id atau pasaribuhiras@yahoo.com

Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer rekening:



Gunting di sini

BNI Cab. UPN “Veteran” Condongcatur, Yogyakarta


No. Rek. 0039146082
a.n. HIRAS PASARIBU, Dr.
Berita: Biaya Berlangganan Kajian Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai