Materi Plantae X
Materi Plantae X
Kurikulum 2006/2013
s
Kela
biologi
PLANTAE
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami ciri-ciri umum dan klasifikasi Plantae.
2. Memahami tentang Bryophyta (tumbuhan lumut).
3. Memahami tentang Pteridophyta (tumbuhan paku).
4. Memahami tentang Spermatophyta (tumbuhan berbiji).
5. Memahami tentang peranan Plantae bagi manusia.
2. Klasifikasi Plantae
Berdasarkan sistem kontemporer, Plantae dibedakan menjadi tiga divisi, yaitu Bryophyta
(tumbuhan lumut), Pteridophyta (tumbuhan paku), dan Spermatophyta (tumbuhan
berbiji). Selanjutnya, berdasarkan ada tidaknya pembuluh angkut, tumbuhan dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu tumbuhan tak berpembuluh (Atracheophyta) dan tumbuhan
berpembuluh (Tracheophyta).
a. Tumbuhan tak berpembuluh (Atracheophyta) adalah tumbuhan yang tidak
memiliki xilem dan floem sebagai jaringan angkut. Tumbuhan tak berpembuluh
meliputi tumbuhan lumut (Bryophyta).
b. Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) adalah tumbuhan yang memiliki xilem
dan floem sebagai jaringan angkut. Tumbuhan berpembuluh meliputi tumbuhan
paku (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
2
d. Tumbuhan lumut menghasilkan gamet jantan dan gamet betina di dalam alat kelamin
khusus. Gamet jantan dihasilkan oleh anteridium dan gamet betina dihasilkan oleh
arkegonium. Anteridium dan arkegonium dapat dihasilkan pada tumbuhan yang
sama atau berbeda. Tumbuhan lumut yang menghasilkan dua macam alat kelamin
pada tubuh yang sama disebut lumut berumah satu (homotalus), sedangkan
tumbuhan lumut yang menghasilkan alat kelamin pada tubuh yang berbeda
disebut lumut berumah dua (heterotalus). Pada lumut berumah dua, tumbuhan
yang menghasilkan anteridium disebut gametofit jantan dan tumbuhan yang
menghasilkan arkegonium disebut gametofit betina.
e. Tumbuhan lumut belum memiliki jaringan pengangkut berupa xilem dan floem.
Pengangkutan di dalam tubuh lumut dilakukan melalui jaringan empulur dengan
cara difusi.
f. Sporofit pada tumbuhan lumut merupakan generasi dengan masa hidup yang
pendek dan bersifat diploid (2n). Sporofit pada tumbuhan lumut tidak hidup bebas
di tanah, melainkan menumpang pada gametofit. Bentuk sporofit pada tumbuhan
lumut menyerupai gada atau terompet bertangkai.
g. Sporofit membentuk sporogonium yang terdiri atas 3 bagian, yaitu vaginula, seta,
dan sporangium.
1.) Vaginula adalah selaput pangkal dari tangkai sporogonium.
2.) Seta adalah tangkai sporogonium.
3.) Sporangium adalah kotak spora yang menjadi tempat pembentukan
spora. Spora dibentuk melalui pembelahan meiosis dari sel-sel induk spora.
Sporangium berbentuk seperti kapsul yang dilindungi oleh kaliptra, dengan
bagian-bagian berupa apofisis, teka, operkulum, dan gigi peristom.
• Apofisis adalah penggelembungan bagian ujung seta.
• Teka adalah ruang tempat spora.
• Operkulum adalah tutup sporangium.
• Gigi peristom adalah struktur seperti gigi kecil yang ditemukan di
mulut kapsul. Fungsi gigi peristom adalah melemparkan spora pada saat
udara kering, sehingga spora tersebar. Spora pada lumut dilindungi oleh
sporopolenin. Spora ini bersifat homospor atau isospor atau berumah
satu, karena memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
h. Tumbuhan lumut dapat ditemukan di berbagai tempat. Ada yang hidup di tempat
lembap (higrofit), seperti di tanah, di tembok, atau di bebatuan lapuk. Ada juga yang
hidup menempel di pohon (epifit) atau di air (hidrofit).
3
2. Reproduksi dan Metagenesis (Siklus Hidup)
a. Reproduksi
Tumbuhan lumut dapat melakukan reproduksi secara aseksual (vegetatif ) dan
seksual (generatif ).
1.) Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan spora di dalam
sporangium (kotak spora).
2.) Reproduksi seksual dilakukan dengan fertilisasi antara ovum dan spermatozoid
yang menghasilkan zigot.
b. Metagenesis (Siklus Hidup)
Tumbuhan lumut mengalami metagenesis antara generasi gametofit dan generasi
sporofit. Tahapan metagenesis pada tumbuhan lumut adalah sebagai berikut.
1.) Spora haploid (n) yang jatuh di tempat lembap akan berkecambah menjadi
protonema (n).
2.) Protonema akan berkembang menjadi gametofit (n). Gametofit adalah
tumbuhan lumut itu sendiri.
3.) Gametofit akan menghasilkan anteridium (n) dan arkegonium (n). Anteridium
menghasilkan gamet jantan dan arkegonium menghasilkan gamet betina.
4.) Fertilisasi antara gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan zigot
diploid (2n).
5.) Zigot akan berkembang menjadi sporofit. Pada sporofit terdapat sporangium
(kotak spora).
6.) Di dalam sporangium, terdapat sel-sel induk spora diploid (2n) yang akan
mengalami pembelahan meiosis menjadi spora haploid (n).
Berikut ini adalah skema dan gambar metagenesis pada tumbuhan lumut.
Spora (n)
Meiosis
Sel induk spora (2n)
Protonema (n)
4
Gametofit dewasa
Spora
Operkulum
Kaliptra
Spora
Rizoid
berkecambah Protonema
Kapsul
Sperma
Seta
Anteridium
Ovum
Daun
Zigot Arkegonium
Rizoid Perkembangan
sporofit
3. Klasifikasi
Berdasarkan bentuk gametofit dan sporofitnya, divisi Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas,
yaitu Hepaticopsida, Anthocerotopsida, dan Bryopsida.
a. Hepaticopsida (Lumut Hati)
Hepaticopsida (lumut hati) adalah tumbuhan lumut yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
1.) Tubuh berbentuk lembaran pipih seperti hati dan berlobus yang disebut
talus.
2.) Tubuh tidak terdiferensiasi menjadi bagian-bagian seperti akar, batang, dan
daun.
3.) Tumbuh mendatar dan melekat pada substrat dengan menggunakan
rizoidnya.
4.) Banyak tumbuh di tempat-tempat lembap, terutama di hutan hujan tropis dan
ada juga yang tumbuh di permukaan air.
5.) Selain membentuk spora, reproduksi aseksualnya juga dilakukan dengan
membentuk gemma cup atau fragmentasi.
6.) Umumnya merupakan tumbuhan berumah dua, tetapi ada juga yang berumah
satu. Pada tumbuhan yang berumah dua, gametofit betina membentuk
arkegoniofor dengan bagian ujungnya berbentuk seperti cakram atau payung.
5
Di bagian bawah cakram terdapat arkegonium. Gametofit jantan membentuk
anteridiofor dengan bagian ujung berbentuk cawan. Di dalam cawan terdapat
anteridium. Jika terjadi fertilisasi, di bagian bawah cakram akan tumbuh
sporofit.
7.) Sporofit selalu tumbuh dan berkembang di dalam gametofit betina.
Anteridium Arkegonium
Seta
Rizoid
Gemma cup
6
Sporofit masak, bagian
ujungnya terbelah
sehingga spora dapat
keluar
Sporofit
Gametofit
Sporogonium
Sporofit
Seta
Gametofit
Stolon
Rizoid
Gambar 5. Lumut daun Polytrichum commune
7
4. Manfaat bagi Manusia
Beberapa manfaat tumbuhan lumut bagi manusia adalah sebagai berikut.
a. Bahan obat-obatan, seperti Marchantia polymorpha yang dapat digunakan sebagai
obat hepatitis.
b. Bahan untuk membuat pembalut dan bahan bakar, seperti Sphagnum.
c. Lumut yang tumbuh di areal luas dapat menahan erosi, menyerap air, dan sebagai
penyedia sumber air pada saat musim kemarau.
d. Merupakan penyedia oksigen bagi lingkungan melalui proses fotosintesis yang
dilakukan oleh lumut.
e. Berperan sebagai vegetasi perintis, karena dapat tumbuh di wilayah yang tidak dapat
ditumbuhi oleh tumbuhan lain.
8
e. Tumbuhan paku umumnya berdaun, tetapi ada juga yang tidak berdaun. Paku yang
tidak berdaun disebut paku telanjang. Pada tumbuhan paku, daun yang masih
muda akan menggulung atau disebut fiddlehead dan akan membuka kembali jika
daun sudah dewasa. Daun tumbuhan paku dapat dibedakan berdasarkan ukuran
dan fungsinya.
1.) Berdasarkan ukurannya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi dua, yaitu
makrofil dan mikrofil.
• Makrofil adalah daun yang berukuran besar.
• Mikrofil adalah daun yang berukuran kecil, biasanya menyerupai sisik.
2.) Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi dua, yaitu
tropofil dan sporofil.
• Tropofil adalah daun yang berfungsi melakukan fotosintesis dan tidak
mengandung spora. Tropofil disebut juga daun steril.
• Sporofil adalah daun yang berfungsi menghasilkan spora. Sporofil disebut
juga daun fertil.
f. Tumbuhan paku sudah memiliki jaringan pengangkut yang terdiri atas xilem dan
floem. Tipe jaringan angkutnya adalah radial atau konsentris. Tipe radial jika xilem
dan floem tersusun menjari, sedangkan tipe konsentris jika xilem terletak di tengah
dan dikelilingi oleh floem.
g. Spora dihasilkan di dalam sporangium (kotak spora). Sporangium terkumpul dalam
bentuk sorus, sinangium, strobilus, atau sporokarpium.
1.) Sorus adalah kumpulan sporangium berbentuk bulat yang terletak di
permukaan bawah daun. Sorus umumnya dilindungi oleh indusium. Di dalam
sporangium terdapat anulus, yaitu sejumlah sel penutup yang berdinding
tebal dan membentuk cincin. Jika sporangium kering, anulus akan membuka
dan menyebarkan spora. Contoh tumbuhan paku yang memiliki sorus adalah
Nephrolepis sp. (pakis) dan Adiantum sp. (suplir).
2.) Sinangium adalah kumpulan sporangium dengan dinding yang saling
berlekatan dan terletak di ketiak daun. Contoh tumbuhan paku yang memiliki
sinangium adalah Psilotum sp. (paku purba).
3.) Strobilus adalah kumpulan sporangium yang membentuk bangunan seperti
kerucut di ujung-ujung batang. Contoh tumbuhan paku yang memiliki strobilus
adalah Lycopodium sp. (paku kawat).
4.) Sporokarpium adalah kumpulan sporangium yang terletak di dalam badan
buah. Sporokarpium terdapat pada tumbuhan paku yang hidup di air. Contoh
tumbuhan paku yang memiliki sporokarpium adalah Azolla pinnata (paku air).
9
h. Berdasarkan jenis-jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi
tiga, yaitu paku homospora, paku peralihan, dan paku heterospora.
1.) Paku homospora atau paku isospora adalah tumbuhan paku yang hanya
menghasilkan satu jenis spora dengan bentuk dan ukuran yang sama. Paku
homospora disebut juga paku berumah satu, karena sporanya akan tumbuh
menjadi protalium pembentuk anteridium maupun arkegonium. Contohnya
adalah Lycopodium sp., Nephrolepis sp., atau Dryopteris sp.
2.) Paku peralihan adalah tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan
bentuk yang sama, tetapi jenisnya berbeda (berkelamin jantan dan betina).
Spora akan tumbuh menjadi protalium yang membentuk salah satu alat
kelamin saja, yaitu anteridium atau arkegonium. Paku peralihan disebut juga
paku berumah dua. Contohnya adalah Equisetum debile (paku ekor kuda).
3.) Paku heterospora atau paku anisospora adalah tumbuhan paku yang
menghasilkan dua jenis spora dengan ukuran yang berbeda. Spora yang
berukuran besar disebut makrospora dan berkelamin betina, sedangkan
spora yang berukuran kecil disebut mikrospora dan berkelamin jantan.
Makrospora akan berkembang menjadi makroprotalium atau megaprotalium
pembentuk arkegonium. Sementara itu, mikrospora akan berkembang menjadi
mikroprotalium pembentuk anteridium. Paku heterospora disebut juga paku
berumah dua. Contohnya adalah Selaginella sp. (paku rane), Salvinia natans,
dan Marsilea crenata (semanggi).
i. Tumbuhan paku memiliki ukuran yang beragam. Ada yang berukuran hanya
beberapa sentimeter, hingga berupa pohon dengan tinggi mencapai 5 meter.
j. Tempat hidup tumbuhan paku juga beragam, seperti tempat yang lembap (higrofit),
di air (hidrofit), di kulit pohon (epifit), di permukaan tanah, atau di bebatuan.
Tumbuhan paku melimpah dan tumbuh subur di daerah hutan hujan tropis.
10
b. Metagenesis (Siklus Hidup)
Tumbuhan paku mengalami metagenesis antara generasi gametofit dan generasi
sporofit. Secara umum, tahapan metagenesis pada tumbuhan paku adalah sebagai
berikut.
1.) Spora paku haploid (n) yang jatuh di tempat lembap akan berkecambah dan
berkembang menjadi protalium (gametofit) yang juga haploid (n).
2.) Protalium akan membentuk anteridium (n) dan arkegonium (n). Di dalam
anteridium dibentuk spermatozoid (n), sedangkan di dalam arkegonium
dibentuk ovum (n).
3.) Jika terjadi fertilisasi antara spermatozoid dan ovum, akan terbentuk zigot yang
diploid (2n).
4.) Zigot akan tumbuh menjadi sporofit atau tumbuhan paku yang diploid (2n).
Sporofit selanjutnya akan membentuk sporofil (daun pembentuk spora) yang
juga diploid (2n).
5.) Sporofil (2n) akan membentuk sporangium (2n). Di dalam sporangium terdapat
sel induk spora (2n) yang akan membelah secara meiosis membentuk spora
haploid (n).
Protalium/
gametofit (n)
Sporangium (2n)
11
Spora Spora
jantan (n) betina (n)
Protalium Protalium
jantan/gametofit betina/gametofit
jantan (n) betina (n)
Meiosis
Zigot (2n)
Sporofit /tumbuhan
paku (2n)
Sporofil Sporofil
jantan (2n) betina (2n)
Sporangium Sporangium
jantan (2n) betina (2n)
12
Mikrospora (n) Makrospora (n)
Mikroprotalium/ Makroprotalium/
gametofit jantan (n) gametofit betina (n)
Zigot (2n)
Meiosis
Meiosis
Sporofit /tumbuhan
paku (2n)
Mikrosporangium Makrosporangium
(2n) (2n)
Spora
Gametofit muda
Sporangium
Arkegonium
13
3. Klasifikasi
Divisi Pteridophyta dibagi menjadi empat kelas, yaitu Psilophytinae, Lycopodiinae,
Equisetinae, dan Filicinae. Pembagian ini dilakukan berdasarkan ciri-ciri berikut.
• Ada atau tidaknya daun, serta bentuk dan susunan daunnya.
• Susunan sporangium, jenis, bentuk, dan ukuran sporanya.
• Bentuk, susunan anatomi tubuh, dan sebagainya.
14
b. Lycopodiinae (Paku Kawat)
Lycopodiinae (paku kawat) adalah tumbuhan paku yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
1.) Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil.
2.) Memiliki daun berbentuk seperti rambut atau sisik yang tersusun rapat pada
batang.
3.) Batang berbentuk seperti kawat. Pada bagian ujung batang terdapat sporangium
yang terkumpul dalam struktur seperti gada yang disebut strobilus.
4.) Spora yang dihasilkan tidak berflagela.
5.) Merupakan tumbuhan paku homospora atau heterospora.
6.) Gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil, sehingga zat organik diperoleh
dari simbiosis dengan jamur.
7.) Gametofit bersifat biseksual (menghasilkan dua jenis alat kelamin) atau
uniseksual (menghasilkan satu jenis alat kelamin).
8.) Banyak ditemukan hidup di hutan-hutan daerah tropis, baik tumbuh di
permukaan tanah atau sebagai epifit.
Contoh Lycopodiinae adalah Lycopodium sp. (paku kawat) dan Selaginella sp.
(paku rane).
15
2.) Sporofit berdaun kecil (mikrofil) dan berbentuk seperti sisik dengan warna agak
transparan. Daun ini tersusun melingkar pada batang.
3.) Batang beruas-ruas dan berongga, serta memiliki rizom. Batang juga tampak
keras karena tersusun dari sel-sel dengan dinding sel yang mengandung silika.
Oleh karena itu, batang ini dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
4.) Sporangium terkumpul di dalam badan berbentuk kerucut yang disebut
strobilus. Strobilus terletak di ujung batang.
5.) Menghasilkan spora yang sama bentuknya, tetapi berbeda jenisnya (ada yang
jantan dan ada yang betina), sehingga disebut paku peralihan.
6.) Gametofit berukuran kecil dan mengandung klorofil, sehingga dapat
berfotosintesis. Gametofit jantan tumbuh dari spora jantan dan menghasilkan
anteridium. Sementara gametofit betina tumbuh dari spora betina dan
menghasilkan arkegonium.
7.) Hidup pada tanah berpasir, tepi sungai yang lembap, dan daerah subtropis di
belahan bumi utara.
16
4.) Sporangium tersusun dalam sorus yang terletak di permukaan bawah daun,
dengan posisi di sepanjang tepi daun atau di dekat tulang daun. Sorus
umumnya dilindungi oleh indusium. Pada paku yang hidup di air, sporangium
terdapat di dalam badan buah yang disebut sporokarpium.
5.) Gametofit memiliki klorofil, dengan ukuran bervariasi. Gametofit bersifat
uniseksual atau biseksual.
6.) Hidup di berbagai habitat, terutama di tempat-tempat yang lembap.
17
D. Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta berasal dari bahasa Yunani sperma yang artinya
biji dan phyton yang artinya tumbuhan. Spermatophyta meliputi semua tumbuhan
berpembuluh yang menghasilkan biji sebagai alat reproduksi generatif.
2. Klasifikasi
Berdasarkan ada tidaknya daun buah yang melindungi biji, divisi Spermatophyta dibagi
menjadi dua subdivisi, yaitu Gymnospermae dan Angiospermae. Gymnospermae atau
Pinophyta yang disebut juga tumbuhan berbiji terbuka adalah kelompok tumbuhan
yang bakal bijinya tidak dilindungi oleh daun buah (karpel). Sementara itu, Angiospermae
atau Magnoliophyta yang disebut juga tumbuhan berbiji tertutup adalah kelompok
tumbuhan yang bakal bijinya dilindungi oleh daun buah (karpel).
18
a. Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka)
Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang artinya terbuka dan
sperma yang artinya biji. Ini berarti, Gymnospermae adalah tumbuhan berbiji
terbuka.
1.) Ciri-Ciri dan Struktur Tubuh
Gymnospermae memiliki ciri-ciri dan struktur tubuh sebagai berikut.
• Bakal biji tidak dilindungi oleh daun buah (karpel) dan terletak di luar
megasporofil (ovarium). Megasporofil berupa sisik pendukung bakal biji
yang terkumpul dalam bentuk strobilus. Strobilus umumnya berkayu,
kecuali pada Cycas.
• Belum membentuk bunga sebenarnya. Pada Gymnospermae, strobilus
sering kali dianggap sebagai bunga.
• Merupakan tumbuhan berumah satu atau berumah dua. Jika berumah
satu, berarti dalam satu pohon terdapat strobilus jantan dan betina
sekaligus. Namun, jika berumah dua, strobilus jantan dan betina terpisah
pada pohon yang berbeda.
• Merupakan tumbuhan berkayu dengan bentuk yang bervariasi. Batang
dapat tumbuh membesar dan bercabang-cabang. Batang juga memiliki
jaringan trakeid yang tersusun dari sel-sel berbentuk memanjang dan
runcing. Jaringan ini berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Trakeid
merupakan bentuk awal dari xilem.
• Memiliki sistem perakaran serabut atau tunggang.
• Daun memiliki bentuk bervariasi, ada yang kecil dan tebal seperti jarum
dan ada juga yang berbentuk lembaran tipis.
2.) Reproduksi dan Metagenesis (Siklus Hidup)
• Reproduksi
Gymnospermae bereproduksi secara generatif melalui proses fertilisasi
antara spermatozoid (n) dan ovum (n). Proses ini akan menghasilkan biji
yang diploid (2n). Sebelum terjadi pembuahan, akan diawali dengan
peristiwa penyerbukan yang umumnya dilakukan dengan bantuan angin
(anemogami). Gymnospermae mengalami pembuahan tunggal, yaitu
hanya terjadi pembuahan antara spermatozoid dan ovum yang akan
membentuk zigot.
• Metagenesis (Siklus Hidup)
Gymnospermae mengalami siklus hidup antara generasi gametofit
dan generasi sporofit. Dalam siklus ini, generasi sporofit merupakan
19
generasi yang dominan. Berikut ini adalah tahapan dalam siklus hidup
Gymnospermae.
o Tumbuhan dewasa yang merupakan sporofit diploid (2n)
menghasilkan strobilus (runjung) jantan dan strobilus (runjung)
betina.
o Strobilus jantan tersusun dari sporofil yang mengandung ratusan
mikrosporangium. Sel-sel di dalam mikrosporangium mengalami
pembelahan meiosis, sehingga terbentuk gametofit jantan berupa
butir serbuk sari yang haploid (n).
o Strobilus betina tersusun dari sporofil berbentuk sisik yang setiap
sisiknya mengandung dua bakal biji. Masing-masing bakal biji
memiliki megasporangium (nuselus) yang dilindungi oleh integumen
(kulit bakal biji). Bakal biji ini juga dilengkapi dengan lubang kecil
yang disebut mikropil.
o Jika serbuk sari yang terbawa angin jatuh pada strobilus betina,
serbuk sari tersebut akan masuk ke dalam bakal biji melalui
mikropil. Meskipun telah terjadi penyerbukan, pembuahan tidak
langsung terjadi. Butuh rentang waktu yang lama antara terjadinya
penyerbukan dan berlangsungnya pembuahan, yaitu dapat
mencapai waktu satu tahun.
o Di dalam strobilus betina, sel induk megaspora yang diploid
mengalami pembelahan meiosis, sehingga terbentuk 4 buah sel
megaspora yang haploid. Namun, hanya satu sel megaspora yang
tumbuh dan sisanya tereduksi.
o Megaspora (n) akan mengalami pembelahan mitosis berkali-kali,
sehingga terbentuk gametofit betina. Jaringan gametofit betina
yang berdekatan dengan mikropil akan membentuk arkegonium
berjumlah dua atau tiga. Setiap arkegonium mengandung satu
ovum (n).
o Serbuk sari yang jatuh ke mikropil akan berkecambah membentuk
buluh serbuk sari menuju arkegonium. Di dalam buluh serbuk sari
terdapat satu sel generatif. Sel generatif akan membelah menjadi dua
sel, yaitu sel steril (dislokator) dan sel spermatogen. Sel spermatogen
kemudian membelah lagi menjadi dua sel spermatozoid dengan
ukuran yang berbeda, yaitu satu berukuran besar dan satu
berukuran kecil. Pada saat terjadi pembuahan, sel dislokator dan
sel spermatogen kecil akan mati, sedangkan sel spermatogen besar
bersatu dengan ovum membentuk zigot yang diploid (2n).
20
o Zigot akan tumbuh menjadi embrio yang merupakan generasi
sporofit baru. Embrio memiliki akar yang belum sempurna dan
beberapa daun embrionik. Dalam perkembangannya, embrio
akan mendapatkan makanan dari jaringan gametofit (n). Embrio
(2n) dan cadangan makanan (n) dikelilingi oleh selaput biji (2n)
yang berasal dari integumen sporofit induk. Jadi, dalam sebuah
biji Gymnospermae terdapat 3 generasi sekaligus, yaitu 2 generasi
sporofit (2n) dan 1 generasi gametofit (n).
Zigot (2n)
Embrio (2n)
21
Gambar 15. Metagenesis pada tumbuhan Gymnospermae
3.) Klasifikasi
Berdasarkan struktur strobilusnya, subdivisi Gymnospermae dibagi menjadi 4
kelas, yaitu Cycadinae, Coniferinae, Gnetinae, dan Ginkgoinae.
• Cycadinae
Cycadinae memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
o Memiliki bentuk yang mirip dengan pohon palem, sehingga sering
disebut palem sagu.
o Batang pendek dan tidak bercabang dengan pertumbuhan yang
sangat lambat.
o Daun majemuk menyirip dengan kedudukan daun tersusun spiral
rapat mengelilingi batang. Daun muda juga menggulung seperti
pada daun tumbuhan paku.
o Perakaran tunggang, panjang, dan berumbi.
o Perkembangbiakan vegetatif dengan membentuk tunas di dekat
pangkal akar.
o Umumnya merupakan tumbuhan berumah satu, yaitu sporofil
tersusun dalam strobilus jantan dan strobilus betina.
o Habitatnya di daerah tropis hingga subtropis.
22
Strobilus jantan Strobilus betina
Gambar 16. Tumbuhan Cycas rumphii (pakis haji)
• Coniferinae
Coniferinae memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
o Umumnya berupa pohon yang tinggi.
o Memiliki daun yang kecil dan tebal seperti jarum atau sisik dan selalu
tampak hijau. Pada wilayah subtropis, sepanjang musim dingin,
daunnya tidak mengalami pengguguran. Oleh karena memiliki ciri
khas selalu berwarna hijau sepanjang tahun, maka tumbuhan dalam
kelompok ini disebut juga tumbuhan evergreen.
o Bisa berumah satu, karena dalam satu pohon dihasilkan konus jantan
dan konus betina. Konus jantan berukuran lebih kecil daripada
konus betina dan tumbuh secara bergerombol. Namun, ada juga
Coniferinae yang berumah dua.
o Habitatnya di daerah subtropis hingga tropis dan merupakan
tumbuhan dominan pada hutan konifer di belahan bumi utara.
23
• Gnetinae
Gnetinae memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
o Berbentuk liana atau pohon dengan batang bercabang-cabang atau
tidak bercabang-cabang.
o Daun tunggal berbentuk lembaran, dengan tulang daun menyirip
dan daun tersusun berhadapan.
o Strobilus tidak berbentuk kerucut.
o Merupakan tumbuhan berumah dua atau berkelamin tunggal.
Dalam satu pohon, hanya dihasilkan strobilus jantan atau strobilus
betina.
• Ginkgoinae
Ginkgoinae memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
o Berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 30 – 50 m.
o Batang bercabang-cabang dengan tunas yang pendek.
o Daun berbentuk kipas dengan tangkai yang panjang. Tulang daun
bercabang menggarpu dan daun mudah gugur.
o Merupakan tumbuhan berumah dua.
o Dapat hidup pada daerah dengan tingkat polusi udara yang tinggi.
24
Strobilus jantan
Strobilus betina
25
• Bentuk dan ukuran tubuh bervariasi, dari yang berukuran sangat kecil
hingga yang berukuran besar.
• Batang bercabang-cabang atau tidak bercabang-cabang. Ada yang
beruas-ruas dan ada yang tidak beruas-ruas. Ada yang berkambium dan
ada yang tidak berkambium.
• Perakaran tunggang atau serabut.
• Daun memiliki bentuk yang beragam, dengan pertulangan daun menyirip,
menjari, melengkung, atau sejajar.
• Terjadi pembuahan ganda, yaitu dalam satu kali fertilisasi terdapat dua
bagian yang dibuahi, yaitu sel sperma 1 dengan ovum akan menghasilkan
zigot. Sementara sel sperma 2 dengan inti kandung lembaga sekunder
akan menghasilkan endospermae.
2.) Klasifikasi
Berdasarkan jumlah keping bijinya, subdivisi Angiospermae dibagi menjadi dua kelas,
yaitu Monocotyledoneae atau Liliopsida dan Dicotyledoneae atau Magnoliopsida.
Monocotyledoneae atau Liliopsida adalah tumbuhan dengan biji berkeping
tunggal. Sementara itu, Dicotyledoneae atau Magnoliopsida adalah tumbuhan
dengan biji berkeping dua.
• Monocotyledoneae (Monokotil)
o Ciri-Ciri dan Struktur Tubuh
Monocotyledoneae memiliki ciri-ciri dan struktur tubuh sebagai berikut.
Biji berkeping tunggal atau satu.
Batang tampak beruas-ruas dan umumnya tidak bercabang-cabang.
Perakaran serabut.
Ujung akar dilindungi oleh koleoriza dan ujung batang dilindungi
oleh koleoptil.
Batang dan akar umumnya tidak berkambium, sehingga tidak
mengalami pertumbuhan membesar. Akan tetapi, pada Agave
sisalana (sisal) ditemukan kambium.
Jaringan angkut pada batang letaknya tersebar atau tidak teratur,
dengan tipe kolateral tertutup. Ini berarti, letak xilem dan floem
berdampingan dan di antaranya tidak terdapat kambium.
Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada kelompok palem yang
berdaun majemuk.
Pertulangan daun sejajar atau melengkung dan memiliki pelepah
daun.
26
Jumlah bagian-bagian bunga seperti kelopak, mahkota, benang sari,
dan daun buah (karpel) adalah 3 atau kelipatan 3.
o Reproduksi
Monocotyledoneae dapat melakukan reproduksi secara aseksual
(vegetatif ) dan seksual (generatif ).
Reproduksi aseksual dilakukan dengan tunas, rizom, geragih, atau
setek.
Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan biji.
o Klasifikasi
Berikut ini adalah beberapa ordo dan famili tumbuhan yang tergolong
Monocotyledoneae.
Ordo Zingiberales terdiri atas 3 famili, yaitu Zingiberaceae, Musaceae,
dan Cannaceae.
Zingiberaceae merupakan kelompok jahe-jahean. Ciri-cirinya
antara lain berupa semak basah menahun dengan batang
tegak dan daun berpelepah yang memeluk batang, serta
membentuk rizom di dalam tanah. Contohnya adalah Zingiber
officinale (jahe), Curcuma domestica (kunyit), dan Languas
galanga (lengkuas).
Musaceae merupakan kelompok pisang-pisangan. Ciri-cirinya
antara lain berbentuk herba, memiliki batang semu yang
tersusun dari pelepah daun, tulang daun menyirip, dan bunga
berbentuk karangan. Contohnya adalah Musa paradisiaca
(pisang) dan Musa textilis (pisang kipas).
Cannaceae merupakan kelompok bunga kana. Ciri-cirinya
antara lain batang tegak dengan tinggi mencapai 2 meter,
membentuk semak basah menahun dan memiliki rizom di
dalam tanah, serta bunga berwarna-warni yang tersusun dalam
tandan. Contohnya adalah Canna edulis (ganyong).
Ordo Liliales terdiri atas 3 famili, yaitu Liliaceae, Amaryllidaceae, dan
Iridaceae.
Liliaceae merupakan tumbuhan semak basah yang memiliki
rizom, umbi, atau umbi lapis. Contohnya adalah Lilium regale
(bunga lili).
Amaryllidaceae merupakan kelompok bawang-bawangan
atau bakung-bakungan. Amaryllidaceae merupakan tumbuhan
27
semak basah menahun. Contohnya adalah Allium sativum
(bawang putih) dan Amaryllis sp. (bunga amarilis).
Iridaceae merupakan kelompok bunga iris. Contohnya adalah
Iris versicolor.
Ordo Pandanales hanya memiliki satu famili, yaitu Pandanaceae. Ciri-
ciri famili tersebut antara lain tubuhnya berbentuk pohon, perdu,
atau semak, daun terkumpul rapat dan bertulang daun sejajar, serta
daun yang rontok meninggalkan bekas di batang. Contohnya adalah
Pandanus tectorius (pandan).
Ordo Poales terdiri atas beberapa famili, seperti Poaceae,
Bromeliaceae, dan Cyperaceae.
Poaceae merupakan kelompok rumput-rumputan. Ciri-cirinya
antara lain bentuk batang silindris, berongga, berdaun tunggal
dengan bentuk daun seperti pita dan berpelepah, serta bunga
tersusun dalam bulir. Contohnya adalah Oryza sativa (padi),
Imperata cylindrica (alang-alang), dan Zea mays (jagung).
Bromeliaceae merupakan kelompok nanas-nanasan. Ciri-
cirinya antara lain bentuk tubuh berupa semak basah dan
menghasilkan buah majemuk. Contohnya adalah Ananas
comosus (nanas).
Cyperaceae merupakan kelompok teki-tekian. Ciri-cirinya
antara lain batangnya bersegi, membentuk rizom di bawah
tanah, dan batang bervariasi mulai dari yang pendek hingga
tinggi mencapai 2 meter. Cyperaceae memiliki daun berbentuk
pita yang tersusun seperti payung di ujung batang. Contohnya
adalah Cyperus rotundus (rumput teki).
Ordo Arecales disebut juga kelompok palem-paleman. Ordo ini
hanya memiliki satu famili, yaitu Arecaceae atau Palmae. Ciri-cirinya
antara lain tubuh memiliki bentuk seperti pohon atau memanjat,
pada batang terdapat bekas daun berbentuk cincin, berkayu, serta
bentuk daun menyirip atau seperti kipas dengan pangkal pelepah
daun melebar. Contohnya adalah Cocos nucifera (kelapa), Elaeis
guineensis (kelapa sawit), Salacca edulis (salak), dan Metroxylon sagu
(sagu).
o Manfaat bagi Manusia
Manfaat Monocotyledoneae bagi manusia adalah sebagai berikut.
Tanaman hias, seperti Canna edulis, Iris versicolor, dan Lilium regale.
28
Bahan pangan, seperti Oryza sativa, Zea mays, dan Metroxylon sagu.
Bahan minyak goreng, seperti Cocos nucifera dan Elaeis guineensis.
Bahan obat-obatan, seperti Zingiber officinale dan Curcuma domestica.
Buah-buahan, seperti Salacca edulis dan Musa paradisiaca.
Bahan kayu bangunan, seperti Cocos nucifera.
Oryza sativa
Iris versicolor
Gambar 20. Beberapa tumbuhan Monocotyledoneae
• Dicotyledoneae (Dikotil)
o Ciri-Ciri dan Struktur Tubuh
Dicotyledoneae memiliki ciri-ciri dan struktur tubuh sebagai berikut.
Biji berkeping dua.
Batang umumnya bercabang-cabang, tetapi ruas-ruas batangnya
tidak jelas. Jaringan pengangkut letaknya teratur dan bertipe
kolateral terbuka. Ini berarti, xilem dan floem letaknya berdampingan
membentuk lingkaran. Xilem berada di sebelah dalam dari floem
dan di antara keduanya terdapat kambium.
29
Perakaran tunggang dan bercabang-cabang. Tipe berkas pengangkut
pada akar adalah radial. Ini berarti, letak xilem dan floem bergantian
menurut jari-jari lingkaran.
Batang dan akar memiliki kambium, sehingga dapat mengalami
pertumbuhan membesar.
Pada batang tidak terdapat pelindung ujung batang (koleoptil) dan
pada akar tidak terdapat pelindung ujung akar (koleoriza).
Bagian-bagian bunga seperti kelopak, mahkota, benang sari, dan
daun buah berjumlah 2, 4, 5 atau kelipatannya.
Pertulangan daun menyirip atau menjari.
o Reproduksi
Dicotyledoneae dapat melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas, umbi,
geraegih, setek, atau cangkok.
Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan biji.
o Klasifikasi
Berikut ini adalah beberapa ordo dan famili tumbuhan yang tergolong
Dicotyledoneae.
Ordo Solanales terdiri atas satu famili saja, yaitu Solanaceae.
Solanaceae dikenal sebagai keluarga terong-terongan. Ciri-cirinya
antara lain berupa pohon, semak, atau perdu dan bunga berbentuk
seperti bintang atau terompet. Contohnya adalah Datura metel
(kecubung), Solanum melongena (terong), Capsicum frutescens (cabe
rawit), dan Nicotiana tabacum (tembakau).
Ordo Myrtales terdiri atas satu famili saja, yaitu Myrtaceae. Myrtaceae
dikenal sebagai keluarga jambu-jambuan. Ciri-cirinya antara lain
berupa pohon atau perdu, memiliki jumlah benang sari yang banyak,
dan memiliki buah dengan banyak bakal biji. Contohnya adalah
Psidium guajava (jambu biji), Syzygium aromaticum (cengkeh), dan
Syzygium aqueum (jambu air).
Ordo Malvales terdiri atas satu famili saja, yaitu Malvaceae. Malvaceae
dikenal sebagai keluarga kapas-kapasan. Ciri-cirinya antara lain
berupa pohon atau perdu, memiliki bunga dengan 5 daun kelopak
dan 5 daun mahkota, memiliki banyak benang sari dengan tangkai
sari bersatu, serta tangkai putik berada di atasnya. Contohnya adalah
Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu) dan Gossypium sp. (kapas).
30
Ordo Rosales terdiri atas satu famili saja, yaitu Rosaceae. Rosaceae
dikenal sebagai keluarga mawar. Ciri-cirinya antara lain berbentuk
semak atau memanjat, berkayu, dan berduri tempel atau tidak
berduri. Contohnya adalah Rosa hybrida (mawar) dan Malus sylvestris
(apel).
Ordo Magnoliales terdiri dari satu famili saja, yaitu Magnoliaceae.
Ciri-cirinya antara lain berupa pohon atau perdu, daunnya tunggal
dan saat rontok meninggalkan bekas berbentuk cincin pada ranting,
serta kelopak dan mahkota tidak selalu dapat dibedakan dengan
jelas. Contohnya adalah Magnolia champaca (cempaka atau kantil).
Ordo Fabales terdiri atas 3 famili, yaitu Papilionaceae, Mimosaceae,
dan Caesalpiniaceae. Anggota Fabales dapat membentuk bintil akar
yang merupakan simbiosis mutualisme dengan bakteri Rhizobium,
serta memiliki buah berbentuk polongan.
Papilionaceae disebut juga keluarga kacang-kacangan, dengan
ciri-ciri antara lain berupa perdu dan bunga seperti kupu-
kupu. Contohnya adalah Arachis hypogaea (kacang tanah) dan
Phaseolus vulgaris (kacang panjang).
Mimosaceae memiliki ciri-ciri antara lain berupa perdu atau
pohon dan memiliki bunga majemuk yang tersusun membulat.
Contohnya adalah Mimosa pudica (putri malu), Leucaena glauca
(lamtoro), dan Parkia speciosa (petai).
Caesalpiniaceae memiliki ciri-ciri antara lain berupa perdu atau
pohon, bunga majemuk dalam susunan tandan, dan daun
kelopak maupun daun mahkota berlepasan. Contohnya adalah
Caesalpinia pulcherrima (kembang merak) dan Delonix regia
(flamboyan).
Ordo Caryophyllales terdiri atas satu famili saja, yaitu Cactaceae.
Ciri-cirinya antara lain batang menjadi tempat menyimpan air,
daun menyerupai duri, akar sangat panjang, dan banyak ditemukan
tumbuh di wilayah kering (xerofit). Contohnya adalah Mammillaria
dan Opuntia.
o Manfaat bagi Manusia
Manfaat Dicotyledoneae bagi manusia adalah sebagai berikut.
Bahan kayu bangunan, seperti Tectona grandis (jati).
Bahan makanan, seperti Manihot utilissima (singkong) dan Ipomoea
batatas (ubi jalar).
31
Tanaman hias, seperti Rosa hybrida (mawar), Hibiscus rosa-sinensis
(kembang sepatu), dan Magnolia champaca (cempaka).
Bahan pakaian, seperti Gossypium sp. (kapas).
Sayur-sayuran, seperti Parkia speciosa (petai) dan Brassica oleracea
(sawi).
Buah-buahan, seperti Citrus nobilis (jeruk manis), Malus silvestris
(apel), dan Nephelium lappaceum (rambutan).
Bahan obat-obatan, seperti Morinda citrifolia (mengkudu).
32