Anda di halaman 1dari 8

RESUME

“PLANTAE (LUMUT DAN PAKU)”

A. LUMUT (Bryophyta)
Kingdom : Plantae
Asal Kata : bahasa Yunani, bryon “Tumbuhan Lumut”
Organisme : Fotoautotrof (berfotosintesis) karena terdapat klorofil

STRUKTUR LUMUT

a. Rhizoid : Akar berupa rambut-rambut halus yang berfungsi untuk melekat pada habitat
dan menyerap air dan garam mineral secara imbibisi.
b. Stolon : Modifikasi batang yang tumbuh menyamping dan akan ditumbuhi tanaman baru.
c. Batang : Ujung batang tidak memiliki titik tumbuh sehingga tidak bertumbuh
Berkas pengangkut berupa empulur, dan proses pengangkutan secara imbibisi
dan difusi.
NOTE !!
Imbibisi : Dinding sel dan plasma sel menyerap air dari luar sel
Difusi : Perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke rendah
d. Daun : Daun berbentuk sangat tipis, tidak diperkuat dengan lignin
e. Seta : Tangkai sporangium
f. Sporangium : Tempat pembentukan spora, dilapisi kaliptra

CIRI-CIRI LUMUT
1. Habitat : di darat, lembab, dan basah, bersifat epifit (menempel) dan atau epifil
2. Talophyta : Tumbuhan yang tidak bisa dibedakan antara akar, batang, dan daun
3. Tumbuhan peralihan karena ada berupa tumbuhan yang masih berupa talus (lembaran,
yakni lumut hati), dan ada juga yang sudah mempunyai struktur tubuh mirip dengan akar,
batang dan daun sejati (lumut daun)
4. Tumbuhan pelopor (vegetasi perintis), yang tumbuh disuatu tempat sebelum tumbuhan
lain mampu tumbuh
5. Metagenesis : suatu pergiliran keturunan antara fase sporofit dan gametofit.
6. Fase Sporofit lebih dominan dari Fase Gametofit.
Fase gametofit : fase menghasilkan gamet yang dibentuk akibat pertemuan spermatozoid
dari anthiridium dan ovum dari arkegonium
Fase sporofit : fase menghasilkan spora yang terjadi di sporangium.
7. Daun lumut kecil, terdiri atas selapis sel, kloroplas berbentuk jala. Di dalam daun terdapat
sel yang besar dan mati sebagai tempat menyimpan air.
8. Akar (Rhizoid), terdiri dari selapis sel yang bersekat dan tidak mempunyai berkas
pengangkut (fasis)
9. Batang, pada golongan lumut hati (Hepaticae) tidak ditemukan, sedang pada lumut daun
ditemukan batang silindris.

REPRODUKSI LUMUT
• Reproduksi Vegetatif : pembentukan spora akibat pembelahan meiosis sel induk dalam
sporangium. Spora akan tumbuh menjadi gametofit.
• Reproduksi Generatif : pembentukan zigot dari hasil fertilisasi ovum oleh spermatozoid.
Zigot akan tumbuh menjadi sporofit
Terdapat 2 macam gamet :
1. Arkegonium : gamet betina menghasilkan ovum
2. Anteridium : gamet jantan menghasilkan spermatozoid
• Lumut menghasilkan dua alat kelamin pada tubuh yang sama disebut lumut berumah satu
(monoesis)
• Lumut menghasilkan alat kelamin pada tubuh berbeda disebut lumut berumah dua
(diesis).

METAGENESIS LUMUT
Tumbuhan lumut mengalami metagenesis antara generasi gametofit dan generasi sporofit.
1. Spora haploid (n) yang jatuh di tempat lembap akan
berkecambah menjadi protonema (n)
Fase Gametofit

2. Protonema akan berkembang menjadi gametofit (n).


Gametofit adalah tumbuhan lumut itu sendiri.
3. Gametofit akan menghasilkan anteridium (n) dan
arkegonium (n)
4. Anteridium menghasilkan gamet jantan dan
arkegonium menghasilkan gamet betina
5. Fertilisasi antara gamet jantan dan gamet betina
akan menghasilkan zigot diploid (2n). Zigot akan
Fase Sporofit

berkembang menjadi sporofit. Pada sporofit terdapat


sporangium (kotak spora)
6. Di dalam sporangium, terdapat sel-sel induk spora
diploid (2n) yang akan mengalami pembelahan
meiosis menjadi spora haploid (n)

S PONs iMUT ANTER ERMA dan ARUM GO To SPORt station


Spora, Protonema, Lumut, Anteridium, Sperma, Arkegonium, Ovum, Zigot, Sporogonium, Sporangium

KLASIFIKASI LUMUT
1. Kelas Bryopsida (Lumut daun)
• Disebut lumut sejati, karena memiliki akar (rhizoid), setruktur seperti batang, dan
struktur seperti daun
• Hidup di tanah, tembok, dan tempat-tempat yang terbuka
• Tubuh fase gametofit memiliki gametangium di bagian atasnya
• Tubuh fase sporofit akan tumbuh di bagian atas tubuh gametofit betina, dan
memperoleh nutrisi darinya
• Spora berkecambah membentuk filamen yang disebut protonema.
• Contohnya adalah Polytrichum dan Sphagnum

Polytrichum juniperinum

2. Kelas Hepaticopsida (Lumut Hati)


• Bentuk tubuh gametofit lumut hati berbeda dengan gametofit lumut daun.
• Berbentuk lembaran, tersusun atas struktur berbentuk hati pipih (talus) yang tidak
terdiferensiasi menjadi akar, batang, dan daun
• Hidup menempel di atas permukaan tanah lembab, terapung di atas air, tebing basah
• Siklus hidup mirip dengan lumut daun, tapi dapat melakukan reproduksi aseksual dengan
pembentukan gemmae cup (piala tunas) dan fragmentasi (pemotongan)
• Contohnya adalah Ricciocarpus dan Marchantia

Marchantia polymorpha
3. Kelas Anthoceratopsida (Lumut tanduk)
• Mempunyai gametofit mirip dengan gametofit lumut hati, perbedaannya hanya terletak
pada sporofitnya.
• Sporofit lumut tanduk akan terus tumbuh selama masa hidup gametofit
• Hidup di di tepi sungai, danau, atau di sepanjang selokan
• Mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan lumut.
• Contohnya adalah Anthoceros natans

Anthoceros natans
MANFAAT LUMUT
1. Sebagai obat hepatitis (Marchantia polymorpha)
2. Bahan pembalut dan bahan bakar (Spagnum)
3. Sebagai penyedia sumber air pada saat musim kemarau
4. Sebagai penyedia oksigen untuk lingkungannya
5. Sebagai obat antiseptik (Frullania tamarisci jenis lumut hati)
6. Mengandung senyawa yang dapat mengobati penyakit jantung (Cratoneuron filicinun jenis
lumut daun)
7. Membantu mengobati penyakit pneumonia (Haplocaldium catillatum jenis lumut daun)
8. Sebagai antibakteri, antikanker, mengobati luka bakar dan luka luar (Conocphalum
conicum jenis lumut hati)
9. Mengobati tekanan darah tinggi dan sebagai obat bius (Rhodobryum giganteum jenis
lumut daun)

B. TUMBUHAN PAKU (Pteridophyta)

CIRI-CIRI TUMBUHAN PAKU


1. Sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang jelas
2. Pada batang sudah terdapat jaringan pengangkut (xylem dan floem), dengan sistem
konsentris
3. Terjadi metagenesis
4. Generasi sporofit mempunyai akar sejati, berumur panjang dan merupakan keturunan
generatif.
5. Generasi gametofit adalah protalium, tidak mempunyai akar sejati, serta mempunyai
anteridium dan arkegonium dan embrio berkutub satu
6. Ujung daun paku yang muda umumnya menggulung.
7. Akar paku berupa akar serabut, terdapat kaliptra (tipe pembuluh angkut)
8. Batang umumnya berupa akar tongkat, kecuali pada paku tiang dan sejenisnya.
9. Daun paku dapat dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil, tetapi dapat juga dibedakan
menjadi sporofil dan tropofil

REPRODUKSI TUMBUHAN PAKU


Tumbuhan paku dapat melakukan reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual
(generatif).
1. Reproduksi aseksual : pembentukan spora di dalam sporangium dan menggunakan rizom.
Rizom akan membentuk tunas-tunas tumbuhan paku yang berkoloni.
2. Reproduksi seksual : pembentukan spermatozoid di dalam anteridium dan ovum di dalam
arkegonium. Fertilisasi antara spermatozoid dan ovum akan menghasilkan zigot yang akan
tumbuh menjadi sporofit atau tumbuhan paku.

Tumbuhan paku mengalami metagenesis antara generasi gametofit dan generasi sporofit.
1. Spora paku haploid (n) yang jatuh di tempat lembap berkembang menjadi protalium
(gametofit) haploid (n).
2. Protalium akan membentuk anteridium (n) dan arkegonium (n). Di dalam anteridium
dibentuk spermatozoid (n), sedangkan di dalam arkegonium dibentuk ovum (n).
3. Jika terjadi fertilisasi antara spermatozoid dan ovum, akan terbentuk zigot yang diploid
(2n).
4. Zigot tumbuh menjadi sporofit atau tumbuhan paku yang diploid (2n).
5. Sporofit selanjutnya akan membentuk sporofil (daun pembentuk spora) yang juga diploid
(2n).
6. Sporofil (2n) akan membentuk sporangium (2n). Di dalam sporangium terdapat sel induk
spora (2n) yang akan membelah secara meiosis membentuk spora haploid (n).

SPatu PROTO ERMA dan ARUM GOT from PAKU SPORt station
Spora, Protonema, Anteridium, Sperma, Arkegonium, Ovum, Zigot, Tanaman Paku, Sporofil, Sporangium

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan dikenal 3 tumbuhan paku :


1. Paku Homospora (Isospora)

Merupakan kelompok tumbuhan paku yang hanya


menghasilkan satu jenis spora saja, misalnya paku

Fase Gametofit
kawat (Lycopodium clavatum).

Fase Sporofit

2. Paku Heterospora

Merupakan kelompok tumbuhan paku yang


menghasilkan dua jenis spora yaitu: mikrospora
(jantan) dan makrospora (betina), misalnya paku
rane (Selaginella wildenowii) dan semanggi
(Marsilea crenata).
3. Paku Peralihan

Merupakan kelompok tumbuhan


paku yang menghasilkan spora
yang bentuk dan ukurannya sama
(isospora) tetapi memiliki fungsi
berbeda yaitu sebagian jantan &
sebagian betina (heterospora),
misalnya paku ekor kuda
(Equisetum debile).

KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU


a. Paku Purba/Telanjang (Psilopsida)
Dikatakan telanjang karena tidak berdaun atau
daunnya kecil, ada pula yang tidak berakar sejati.
Hidup di zaman purba. Ada satu jenis yang masih
ada tetapi hampir punah, yaitu Psilotum.
Ciri – ciri Paku Purba:
• Struktur tubuhnya sederhana, tinggi 30 cm – 1 m
• Umumnya tidak memiliki daun dan akar sejati,
tetapi memiliki rizom yang dikelilingi oleh
rizoid. Jika terdapat daun, daunnya berukuran
kecil (mikrofil) seperti sisik
• Batang beruas-ruas dan berbuku nyata,
bercabang-cabang, berklorofil, serta memiliki
jaringan pengangkut
• Sporangium terkumpul dalam sinangium yang
terletak di ketiak daun pada ruas-ruas batang
• Termasuk paku homospora
Psilotum nudum

b. Paku Kawat (Lycopsida)


Ciri-ciri Lycopsida:
• Memiliki daun berbentuk seperti rambut atau sisik
yang tersusun rapat pada batang
• Batang berbentuk seperti kawat. Pada bagian ujung
batang terdapat sporangium yang terkumpul dalam
struktur seperti gada yang disebut strobilus
• Merupakan tumbuhan paku homospora atau
heterospora
• Gametofit bersifat biseksual atau uniseksual
• Hidup di hutan daerah tropis, di permukaan tanah
atau sebagai epifit
Lycopodium clavatum
c. Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)
Ciri-Ciri Sphenopsida :
Contohnya: Equisetum dan Calamites.
• Memiliki tinggi rata-rata 1 m, ada yang mencapai 4,5 m
• Sporofit berdaun kecil (mikrofil) dan berbentuk seperti
sisik dengan warna agak transparan
• Batang beruas-ruas dan berongga, serta memiliki rizom
• Sporangium terkumpul di dalam badan berbentuk kerucut
yang disebut strobilus
• Menghasilkan spora yang sama bentuknya, tetapi berbeda
jenisnya (ada yang jantan dan ada yang betina), sehingga
disebut paku peralihan
• Gametofit berukuran kecil dan mengandung klorofil.

Lycopodium clavatum

d. Paku Sejati (Filicinae)

paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum cuneatum), semanggi (Marsilea crenata)

Pteropsida merupakan tumbuhan paku yang dapat dilihat di sekitar kita, yang umum disebut
pakis. Ciri-cirinya:
• Daunnya besar, daun muda menggulung, sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil
spora)
• Batang terdapat di bawah tanah atau berupa rizom
• Sporangium tersusun dalam sorus (kumpulan spora) yang terletak di permukaan bawah daun.
Pada paku yang hidup di air, sporangium terdapat di dalam badan buah yang disebut
sporokarpium.
• Gametofit memiliki klorofil, dengan ukuran bervariasi. Gametofit bersifat uniseksual atau
biseksual

Contohnya: paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum cuneatum), semanggi
(Marsilea crenata)
Manfaat Tuambuhan Paku (Ptridophyta)

a. Untuk tanaman hias, misalnya Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa), Asplenium nidus
(paku sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir), Selaginella wildenowii (paku rane).
b. Untuk bahan obat-obatan, misalnya Aspidium felixmas, dan Lycopodium clavatum (paku
kawat).
c. Untuk sayuran (dapat dimakan), misalnya Marsilea crenata (paku semanggi).
d. Sebagai pupuk hijau, misalnya Azolla pinnata dan Anabaena azollae.
e. Sebagai pelindung tanaman pertanian, misalnya Gleichenia linearis.

Anda mungkin juga menyukai