Televisi Digital Free To Air Indonesia
Televisi Digital Free To Air Indonesia
Untuk mencapai target ASO pada tahun 2022 dimana seluruh siaran TV
analog di seluruh Indonesia harus berpindah ke digital,
perlu dipersiapkan 4 hal yaitu:
Program siaran
Infrastruktur Ekosistem
1
Alokasi dan rencana penomoran ini akan
berkaitan dengan standarisasi perangkat
set top box yang akan digunakan. Indonesia
menggunakan standar TV digital DVBT2
dimana Technical Report (ETSI TR 101 162)
memberikan guideline pengaturan, namun
perlu diturunkan dan diadaptasikan ke
dalam regulasi lokal.
2
II. Pentingnya Pengaturan
Penomoran Digital
Tujuan diaturnya penomoran :
3
III. Metodologi
RESPONDEN
4 Manufaktur 4 Penyelenggara
12 Regulator
Receiver Siaran
4
CLUSTER 1:
Manufaktur Receiver
....
4
dari yang
8 Manufaktur
diundang .... memberikan
pendapat
CLUSTER 2:
Penyelenggara Siaran
....
4
dari yang
7 Penyelenggara
siaran .... memberikan
pendapat
TVRI TVRI
Asosiasi Televisi Nasional Indonesia Asosiasi Televisi Nasional Indonesia
Asosiasi Televisi Jaringan Indonesia Asosiasi Televisi Siaran Digital
Asosiasi Televisi Swasta Indonesia Indonesia
Asosiasi Televisi Siaran Digital
Indonesia
Asosiasi Televisi Lokal Indonesia
Asosiasi Televisi Jaringan Indonesia
5
CLUSTER 3:
Regulator
....
18
dari yang
25 Regulator
diundang .... memberikan
pendapat
6
Ruang Lingkup
Ruang lingkup kajian penomoran ini berfokus kepada pengaturan penomoran
televisi digital free-to-air Indonesia berbasis Digital Video Broadcasting v.1.3.1
yang meliputi pengaturan penomoran:
1
Penomoran umum, meliputi: kode negara, kode regional, kode
jaringan free-to-air, dan kode data khusus.
2
Penomoran identitas, meliputi: identitas jaringan, identitas
multiplekser, dan identitas konten
3
Penomoran terkait topologi jaringan, meliputi: identitas pemancar
dan identitas penguat pemancar
4
Penomoran virtual, meliputi: Logical Channel Number (LCN)
5
Penomoran bersiaran, meliputi: Electronic Program Guide, rating/pa-
rental lock, dan waktu dan tanggal
6
Pengaturan penomoran kebencanaan, meliputi: struktur penomoran,
dan penomoran khusus kebencanaan
77
PERTANYAAN KEPADA EXPERT:
1. Pengaturan Penomoran Secara Umum
1
Otoritas Penomoran
2
Biaya Adminstrasi
3
Jangka waktu Kepemilikan Nomor
4
Lembaga yang memancarkan Emergency Broadcast System
5
Alokasi Network_ID
6
Penetapan Network_ID
7
Pengaturan Service_ID
8
Pengaturan Country_Region_ID
100000 8
PERTANYAAN KEPADA EXPERT:
2. Logical Channel Number
1
Alokasi LCN
2
Sharing LCN
3
Mekanisme Perolehan LCN
4
Biaya Administrasi
5
Perlakuan nomor yang tidak digunakan (Vacated LCN)
12
9 3
9
PERTANYAAN KEPADA EXPERT:
3. Receiver Behaviour untuk Penomoran
1
Pembatasan Konten
2
Receiver Behaviour untuk LCN
3
Receiver Behaviour untuk Siaran Kebencanaan (Emergency Broadcast)
Deteksi Bencana
Pesan Kebencanaan
Penomoran Siaran Kebencanaan
4
Receiver Behaviour untuk Electronic Program Guide
Parental Lock
Menu dan Bahasa
5
Manufacturer Identity (manufacturer_id)
18-23
10
IV. Hasil Kajian Penomoran
Kajian ini mengambil batas atas inconsistency ratio untuk
konsensus sebesar 10%. Jika perbedaan pendapat yang diolah
dengan AHP melebihi 10% maka akan ditanyakan kembali pada
tahap kedua, namun jika di bawah 10%, maka dianggap item
sebagai konsensus.
56%
20% Consistency
Ratio
2.5%
8.1% 8.7%
7%
Otoritas Penomoran
11
Tidak dikenakan
biaya administrasi
Annual
Fees
39,9%
Satu kali
32,5%
27,6%
Consistency
Ratio
10.7%
Annual
Fees
Satu kali
49.9% 50.6%
Consistency
Ratio
0%
2.9%
Kepemilikan Nomor
12
2. Default Numbering
original_network_id
original_network_id: 0x2168
original_network_name: Jaringan Televisi Digital
Terestrial Indonesia
original_network_operator: KOMINFO
private_data_specifier_id
private_data_specifier_id: 0x00002168
description: Jaringan Televisi Digital Terestrial
Indonesia
private_data_specifier_organisation: KOMINFO
private_data_specifier_id
ID
IP
ZONE 13
3. Logical Channel Number
DEFINISI
Logical Channel Number (LCN)
merupakan penomoran virtual
pada siaran digital berbasis DVB
yang digunakan oleh penerima
siaran televisi digital untuk
mengurutkan konten siaran.
PENGATURAN
Prasyarat:
LCN dapat bernilai sama, jika tidak berada pada satu wilayah
layanan yang sama atau wilayah yang beririsan.
Merupakan siaran yang sama di dalam wilayah layanan yang
sama atau wilayah yang beririsan.
14
Tidak dikenakan
biaya
Annual
fees
41,1%
Dikenakan biaya
satu kali
31,1%
27,9%
Consistency
Ratio
1.3%
Genre
Afiliasi
Multiplexer
41,1%
Nasional dan
Lokal
31,1% 31,1%
27,9% 27,9%
Consistency
Ratio
1.3%
Alokasi LCN
15
Tidak
diizinkan
Diizinkan dalam
satu afiliasi
Diizinkan dalam
satu multiplexer 35.3% 36.5%
28,2%
Consistency
Ratio
0.8%
Diizinkan dalam
satu afiliasi
Diizinkan dalam
53,7% satu multiplexer
46,3%
Consistency
Ratio
1.3%
16
Beauty
Contest
Lelang
First come,
39,9%
first serve
32,5%
Lotre
27,6% 27,6%
Consistency
Ratio
10.7%
Tidak dikenakan
biaya
Annual Fees
41%
Dikenakan biaya
31,1% satu kali
27,9%
Consistency
Ratio
1.3%
Segera
dikosongkan
Ditawarkan ke-3
nomor terdekat 32,8%
Ditawarkan ke-3
genre yang sama 26,2%
20,9% 20,1%
Ditawarkan ke
afiliasi
Consistency
Ratio
17
4. Receiver Behaviour
Jawaban lainnya :
1. LCN 800 - 900 dapat
digunakan untuk
keperluan lainnya.
2. Siaran dengan QoS paling
18% buruk dapat diabaikan
82% saja, sehingga 800 - 900
dapat dimanfaatkan
3. LCn diatur agar tidak
saling bentrok, agar tidak
ada yang masuk ke
800 - 900
Dimasukan ke Lainnya
LCN 800 - 900
Siaran
Diterima
Discarded
36%
64%
18
KONTEN LUAR NEGERI
Pembatasan Konten
82%
Tidak Setuju
Setuju
19
RATING / PARENTAL LOCK
20
IMPLEMENTASI PARENTAL LOCK
Pengaturan Implementasi
21
MENU DAN BAHASA
Menu Audio
Utama: Bahasa Indonesia Utama: Bahasa Indonesia
Secondary: English Secondary: English
Subtitle
Utama: Bahasa Indonesia
Secondary: English
CONDITIONAL ACCESS
22
MANUFACTURER IDENTITY
Selain itu, dengan adanya MID dapat memudahkan pemerintah untuk melakukan
pendataan manufaktur receiver, tipe perangkat, dan jenis firmware yang beredar
di Indonesia.
6%
12%
24%
58%
23
5. Emergency Broadcast System
PENDAHULUAN
Kelebihan:
EARLY WARNING Infrastruktur televisi digital saat
SYSTEM PADA ini mencakup 52.28% populasi.
SIARAN TV Kepemilikan televisi di Indonesia
mencapai >80% rumah tangga.
DIGITAL BERBASIS Standar DVB dapat dimodifikasi
DVB-T untuk keperluan penumpangan
pesan kebencanaan.
Tantangan:
Kepemilikan perangkat penerima
siaran TV Digital saat ini masih di
bawah 19% dari total rumah
tangga Indonesia, namun seiring
dengan adanya Analog Switch Off
(ASO), kepemilikan perangkat
penerima siaran TV Digital dihara-
pkan terus menigkat. Saat ini
merupakan momentum untuk
menetapkan standar EWS sebe-
lum perangkat beredar.
24
ARSITEKTUR
25
RECEIVER BEHAVIOUR UNTUK SIARAN KEBENCANAAN
(EMERGENCY BROADCAST SYSTEM)
9%
Deteksi Bencana
Kode pos
Identitas
91%
Pesan Kebencanaan
Format Khusus
44%
Audio Video
56%
26
RECEIVER BEHAVIOUR UNTUK SIARAN KEBENCANAAN
(EMERGENCY BROADCAST SYSTEM)
5%
Penomoran siaran
Kebencanaan 23%
Perlu diubah
Tidak tahu
Status Quo
73%
76.9% Single
Channel
Multi
Channel
23.1%
Consistency
Ratio
0%
27
V. Rekomendasi
1
Menetapkan penomoran umum seperti country code, original
network identity dan private data.
2
Pemberian alokasi penomoran Network ID sebagai identitas
penyelenggara sesuai wilayah layanan.
3
Penjatahan penomoran Service ID sebagai identitas penyeleng-
gara konten.
28
Rekomendasi 2: Alokasi Logical Channel Number dan Insentif ASO
1
LCN single digit (0-9) atau prime number yang berlaku nasional
hanya tersedia 10 nomor diberikan kepada LPP TVRI (1-2), dan
penyelenggara konten yang bersiaran di 75% wilayah tidak men-
guntungkan (3T) dan berkomitmen selama minimal 2 tahun (masa
awal ASO).
LCN prime number diberikan secara first come first serve atau yang
menggelar secara lebih dahulu.
2
PLCN double digit (11-99) yang berlaku secara nasional tersedia
90 nomor diberikan kepada penyelenggara konten yang bersi-
aran di 50% wilayah tidak menguntungkan (3T) dan berkomit-
men selama minimal 2 tahun (masa awal ASO).
LCN prime number diberikan secara first come first serve atau
yang menggelar secara lebih dahulu.
29
Rekomendasi 3: Emergency Warning System
30
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya, Perangkat,
dan Penyelenggaraan Pos dan Informatika
Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia