Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK

UNIT 3

KARAKTERISTIK START, PENGATURAN ARAH PUTARAN

DAN KARATERISTIK n = f(Rv) PADA MOTOR INDUKSI

TIGA FASA SLIP RING

LABORATORIUM TENAGA

Disusun oleh:
MOHAMMAD DANDI SETIADI
3332180035
ML - 4

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2021
BAB 1
METODOLOGI PRAKTIKUM

1.1 Prosedur Percobaan


3.1.1 Melakukan start motor induksi tiga fasa slip-ring hubung Wye dengan
rotor hubung singkat.
a. Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan
seperti gambar 1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1 Rangkaian Unit 3.[1]


b. Membuat pengawatan rangkaian percobaan untuk start hubungan Wye
seperti tertera pada gambar 1.2 di bawah ini.

Gambar 1.2 Rangkaian Pengawatan Unit 3.[1]


c. Setelah pengawatan selesai dilakukan, periksakan kepada Asisten.
d. Setelah disetujui tekan tombol power yang ada di modul Digital Power
Meter ke Posisi “ON”. Kemudian setting Modul Digital Power Meter
yang akan digunakan terlebih dahulu untuk konfigurasi sistem power tiga
fasa hubungan bintang.
e. Atur catu daya agar mengeluarkan tegangan line-to-line 380 VAC tiga
fasa.
f. Setelah semua rangkaian selesai dibuat dan catu daya menunjukan nilai
tegangan keluaran yang diinginkan, ubah posisi saklar utama ke posisi
“ON”.
g. Motor akan langsung berputar setelah saklar dimasukan.
h. Catat arus arus start (Istart) dan arus keadaan tunak (In). (Catatan: arus
start berlangsung sangat singkat. Perhatikan dengan baik pada saat
mencatat arus start ini).
i. Matikan sumber tegangan dengan memutar saklar utama ke posisi “OFF”
1.1.2 Melakukan start motor induksi tiga fasa slip-ring hubungan Wye dengan
hambatan mula.
a. Menyiapkan seluruh perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan
percobaan.
b. Membuatlah rangkaian percobaan untuk hubungan Wye seperti tertera
pada gambar 1.3 di bawah ini.

Gambar 1.3 Rangkaian Hubung Wye.[1]


c. Setelah pengawatan selesai dilakukan, periksakan kepada Asisten.
d. Atur catu daya agar mengeluarkan tegangan line-to-line 380 VAC tiga
fasa.
e. Atur posisi pangaturan saklar pada rheostat 3 kutub untuk motor slip ring
pada posisi maksimal.
f. Setelah semua rangkaian selesai dibuat dan catu daya menunjukan nilai
tegangan keluaran yang diinginkan, ubah posisi saklar utama ke posisi
“ON”.
g. Motor akan langsung berputar setelah saklar dimasukan.
h. Catat arus arus start (Istart) dan arus keadaan tunak (In) dari dua kondisi
rheostat yang berbeda pada Tabel 3.1.
i. Matikan sumber tegangan dengan memutar saklar utama ke posisi
“OFF”.
j. Bandingkan hasil percobaan ini dengan hasil percobaan 3.1.
1.1.3 Melakukan start motor induksi tiga fasa slip-ring hubung Delta dengan rotor
hubung singkat.
a. Menyiapkan seluruh perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan
percobaan.
b. Membuat rangkaian percobaan untuk hubungan Delta seperti tertera pada
gambar 1.4 di bawah ini.

Gambar 1.4 Rangkaian Hubung Star-Delta.[1]


c. Setelah pengawatan selesai dilakukan, periksakan kepada Asisten.
d. Setelah disetujui tekan tombol power yang ada di modul Digital Power
Meter ke Posisi “ON”. Kemudian setting Modul Digital Power Meter
yang akan digunakan terlebih dahulu untuk konfigurasi sistem power tiga
fasa hubungan bintang.
e. Atur catu daya agar mengeluarkan tegangan line-to-line 220 VAC tiga
fasa.
f. Setelah semua rangkaian selesai dibuat dan catu daya menunjukan nilai
tegangan keluaran yang diinginkan, ubah posisi saklar utama ke posisi
“ON”.
g. Motor akan langsung berputar setelah saklar dimasukan.
h. Catat arus arus start (Istart) dan arus keadaan tunak (In). Istart = A In =
A (Catatan: arus start berlangsung sangat singkat. Perhatikan dengan baik
pada saat mencatat arus start ini).
1.1.4 Melakukan start motor induksi tiga fasa slip-ring hubungan Delta dengan
hambatan mula.
a. Menyiapkan seluruh perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan
percobaan.
b. Membuat rangkaian percobaan untuk hubungan Delta seperti tertera pada
gambar 1.5 di bawah ini.

Gambar 1.5 Rangkaian Hubung Delta.[1]


c. Setelah pengawatan selesai dilakukan, periksakan kepada Asisten.
d. Atur catu daya agar mengeluarkan tegangan line-to-line 380 VAC tiga
fasa.
e. Atur posisi pangaturan saklar pada rheostat 3 kutub untuk motor slip ring
pada posisi maksimal.
f. Setelah semua rangkaian selesai dibuat dan catu daya menunjukan nilai
tegangan keluaran yang diinginkan, ubah posisi saklar utama ke posisi
“ON”.
g. Motor akan langsung berputar setelah saklar dimasukan.
h. Catat arus arus start (Istart) dan arus keadaan tunak (In) dari dua kondisi
rheostat yang berbeda pada Tabel 3.2.
i. Matikan sumber tegangan dengan memutar saklar utama ke posisi
“OFF”.
j. Bandingkan hasil percobaan ini dengan hasil percobaan 3.4.
1.1.5 Pengaturan arah putaran motor induksi tiga fasa slip-ring hubungan Wye
dengan hambatan mula.
a. Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan
seperti pada gambar 1.6 dibawah ini.

Gambar 1.6 Rangkaian Pengawatan.[1]


b. Membuat pengawatan rangkaian seperti pada gambar 1.7 dibawah ini.
Gambar 1.7 Rangkaian Pengawatan Hubung Wye.[1]
c. Setelah pengawatan selesai dilakukan, periksakan kepada Asisten.
d. Atur tingkat tegangan keluaran tiga fasa catu daya agar menjadi sebesar
380 Volt line-to-line.
e. Atur posisi pangaturan saklar pada rheostat 3 kutub untuk motor slip ring
pada posisi maksimal.
f. Setelah semua rangkaian selesai dibuat dan catu daya menunjukan nilai
tegangan keluaran yang diinginkan, ubah posisi saklar utama ke posisi
“ON”.
g. Motor akan berputah pada arah tertentu. Setelah motor berputar, ubah
kembali posisi pengaturan saklar pada rheostat 3 kutub untuk motor
induksi slip ring menjadi posisi minimal.
h. Amati arah putaran motor. Searah atau berlawanankah dengan arah
putaran jarum jam?
i. Setelah selesai, matikan motor dengan mengubah posisi saklar utama ke
posisi ‘OFF’.
j. Sekarang kita akan membalikan putaran motor induksi yang digunakan.
Tukarkan ketiga terminal masukan motor sehingga rangkaiannya
menjadi seperti gambar 1.8 di bawah ini.
Gambar 1.8 Rangkaian Ubah Arah Putar.[1]
k. Ulangi prosedur penyalaan motor seperti di atas, dan amati arah putaran
motor.searah atau berlawanankan putaran motor dengan arah putaran
jarum jam? Mengapa?.
l. Berubahkan arah putaran motor, atau tetapkah motor berputar pada arah
yang sama seperti sebelumnya? mengapa ?.
m. Selanjutnya akan kita coba lagi mengubah arah putaran motor induksi.
Tukarkan hanya dua dari tiga terminal masukan motor sehingga
rangkaiannya pada gambar 1.9 di bawah ini:
Gambar 1.9 Rangkaian Ubah Arah Putar.[1]
n. Ulangi prosedur penyalaan motor seperti di atas, dan amati arah putaran
motor.searah atau berlawanankan putaran motor dengan arah putaran
jarum jam?
o. Berubahkan arah putaran motor, atau tetapkah motor berputar pada arah
yang sama seperti sebelumnya? mengapa ?.
p. Setelah melakukan percobaan ini putar sakelar utama ke posisi ‘OFF’.
1.1.6 Karakteristik n = f (Rv) pada Motor Induksi tiga Fasa Slip-ring.
a. Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan
seperti gambar 1.10 di bawah ini.
Gambar 1.10 Rangkaian Utama.[1]
b. Membuat pengawatan rangakaian percobaan seperti pada Gambar 1.11
di bawah ini.

Gambar 1.11 Rangkaian Pengawatan Pada Trainer.[1]


c. Setelah pengawatan selesai dilakukan, periksakan kepada Asisten.
d. Atur catu daya tiga fasa agar mengeluarkan tegangan line-to-Neutral
sebesar 220 VAC.
e. Berikan sumber tegangan pada modul unit control brake machine,
kemudian tekan saklar ‘ON’. Atur potensiometer yang ada pada unit
control brake machine pada kondisi tidak memberikan efek rem sama
sekali, sehingga seolah berjalan pada kondisi tanpa beban.
f. Kemudian atur 3 pole rheostat ke posisi maksimum ( step = 1).
g. Ubah posisi saklar utama ke posisi ‘ON’. Motor akan mulai berputar dan
mencapai kecepatan tertentu.
h. Lengkapi tabel 3.3 dengan melakukan pengukuran untuk setiap nilai
resistansi yang diberikan.
BAB II
TUGAS
2.1 Tugas Pendahuluan
1. Apa yang dimaksud motor induksi 3 fasa?
Jawab:
Motor induksi tiga fasa merupakan motor AC yang masukannya
menggunakan catu daya tiga fasa Karena sumbernya harus tiga fasa yang
jarang tersedia di rumah tangga, motor jenis ini jarang digunakan untuk
peralatan rumah tangga. Motor induksi tiga fasa lebih umum digunakan
untuk keperluan industri dengan daya besar yang menjanjikan efisiensi lebih
tinggi dibandingkan dengan menggunakan miIotor induksi satu fasa.
2. Apa perbedaan motor induksi rotor sangkar dan rotor slip-ring?
Jawab:
Perbedaan rotor sangkar dengan rotor slip-ring yakni pada rotor sangkar
konstruksinya lebih sederhana dan relatif murah sehingga lebih banyak
digunakan. Sedangkan rotor slip-ring disamping konstruksinya yang rumit,
harganya pun relatif mahal serta biaya perawatannya yang ekstra sehingga
jarang digunakan.
3. Apa pengaruh tahanan eksternal pada motor slip-ring?
Jawab:
Pengaruh tahanan eksternal pada rotor slip-ring digunakan untuk
memaksimalkan torsi awal. Pada dasarnya rotor slip-ring mempunyai
hambatan didalamnya, namun dengan ditambahkannya tahanan eksternal
menghasilkan torsi awal yang lebih besar dan juga menstabilkan sudut antar
fasanya.
4. Sebutkan kegunaan motor rotor slip-ring didunia industri?
Jawab:
- Torsi awal yang besar untuk mendukung beban inersia yang tinggi
- Mempunyai arus awal yang rendah
- Dapat mengambil arus beban penuh yakni 6-7 kali lebih tinggi
2.2 Tugas Modul
1. Apa pengaruh besar nilai resistansi pada rotor motor slip ring terhadap
besar arus start.
Jawab:
Pengaruh nilai resistansi terhadap arus start yakni semakin besar nilai
resistansinya maka arus start akan semakin mengecil.
2. Bagaimana cara mengatur arah putaran motor tiga fasa slip ring? Jelaskan!
Jawab:
Setelah diamati, normalnya berputar ke arah kiri. Namun, dengan menukar
salah satu fasanya maka arah putaran akan berbalik berputar ke arah
kanan.
3. Dari tabel 3.3 buatlah grafik kecepatan (Nm) sebagai fungsi dari resistansi
(Rv)!
Jawab:

4. Bagaimana caranya agar kecepatan motor dapat dikendalikan?


Jawab:
Kecepatan motor dapat dikendalikan dengan menambahkan tahanan.
Sehingga kita dapat menyesuaikan kecepatan motornya.
5. Bagaimana pengaruh kenaikan resistansi pada rotor terhadap kecepatan
motor induksi tiga fasa slip-ring?
Jawab:
Resistansi berpengaruh terhadap kecepatan motor. Semakin tinggi nilai
resistansinya maka kecepatan motor akan semakin lambat.
BAB III
ANALISIS
3.1 Dasar Teori
Motor induksi slip-ring terdiri atas belitan yang bisa dihubungkan dengan
peghambat luar yang diam melalui sebuah perangkat yang dinamakan slip-ring.
Dengan dimungkinkan rotor ditambahkan penghambat luar, maka resistansi rotor
dapat dibuat tinggi pada saat start.[1]
Hal ini tidak ditemui pada rotor sangkar yang memiliki hambatan sangat
rendah. Dengan bertambahnya hambatan rotor pada saat normal, penghambat luar
yang terpasang pada rotor melalui slip-ring (cincin geser) harus dikurangi agar rugi-
rugi yang terjadi pada motor tidak besar.[1]
Adanya penghambat luar juga dapat meningkatkan torka awal yang
dibutuhkan untuk memutar beban besar. Karena karakteristiknya yang seperti ini,
motor induksi slip-ring sering digunakan untuk beban yang membutuhkan torka
awal besar. Pada intinya pembalikan arah putaran dilakukan dengan cara
membalikan arah pergerakan medan putar.[1]
Medan putar pada motor tiga fasa merupakan medan resultan setiap belitan
yang berbeda fasanya sebesar 120o . untuk membalik arah pergerakan medan putar,
perlu dilakukan langkah untuk membalik urutan fasa.[1]
Pembalikan urutan fasa dapat dilakukan dengan cara menukar hubungan
dua buah dari tuga buah masukan pada sistem tiga fasa. Dengan adanya penukaran
dua buah masukan, urutan fasa yang semula RST bisa beubah menjadi RTS.
Pengubahan urutan fasa mengakibatkan arah pergerakan medan putar, yang pada
akhirnya mengubah arah pergerakan motor.[1]

3.2 Analisa Percobaan


Berikut adalah percobaan-percobaan yang dilakukan praktikum kali ini.
3.2.1 Start motor induksi tiga fasa slip-ring hubung Wye dengan rotor
hubung singkat.
Pada percobaan pertama kali ini yakni Start motor induksi tiga fasa slip-ring
hubung Wye dengan rotor hubung singkat. Sebelum memulai analisa, buat
rangkaian terlebih dahulu seperti gambar 1.2 diatas. Setelah merangkai rangkaian
pengawatannya, pertama – tama dari FCCB dihubungkan menggunakan safety
connecting leads atau biasa disebut kabel probe ke digital power meter sebagai alat
pengukuran. Kemudian, hubungkan juga ke Main Switch untuk ke output/motor.
Selanjutnya, hubungkan pada rangkaian motor yang dihubung secara Wye dengan
rotor hubung singkat.
Setelah semua dihubungkan, aktifkan saklar pada Main Switch dan tercatat
Arus Start sebesar 0,398A dan Arus Steady State sebesar 1,595A serta motor
berputar kearah kiri.
3.2.2 Start motor induksi tiga fasa slip-ring hubungan Wye dengan
hambatan mula.
Pada percobaan kedua kali ini yakni Start motor induksi tiga fasa slip-ring
hubung Wye dengan hambatan mula. Sebelum memulai analisa, buat rangkaian
terlebih dahulu seperti gambar 1.3 diatas. Pada dasarnya, rangkaian pengendalinya
masih sama dengan percobaan sebelumnya. Namun, perbedaannya adalah safety
connecting leads atau kabel probenya dihubungkan ke 3 Pole Rheostat For Three
Phase Slip-ring AC Machine karena menggunakan hambatan mula. Kemudian,
rangkaiannya dirangkai secara paralel akan tetapi pengukurannya dilakukan secara
seri dan dikalikan 2.
Sebelum dilakukan pengukuran, harus mengatur tahanannya terlebih dahulu
seperti pada blanko percobaan. Sehingga didapatkan hasil pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Hubungan Wye.

R.max 0.75 R.max 0.5 R.max 0.25 R.max


Istart (A) 0,668 0,836 1,162 1,223
In (A) 1,541 1,583 1,579 1,530

Setelah dilakukan pengukuran, didapatkan data seperti tabel 3.1 diatas.


Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai resistansinya maka arus
startnya akan semakin kecil dan juga sebaliknya.
3.2.3 Start motor induksi tiga fasa slip-ring hubung Delta dengan rotor
hubung singkat.
Pada percobaan ketiga kali ini yakni Start motor induksi tiga fasa slip-ring
hubung Delta dengan rotor hubung singkat. Sebelum memulai analisa, buat
rangkaian terlebih dahulu seperti gambar 1.4 diatas. Setelah merangkai rangkaian
pengawatannya, pertama – tama dari FCCB dihubungkan menggunakan safety
connecting leads atau biasa disebut kabel probe ke digital power meter sebagai alat
pengukuran. Kemudian, hubungkan juga ke Main Switch untuk ke output/motor.
Pada dasarnya, rangkaian pengendalinya masih sama dengan percobaan pertama.
Namun, perbedaannya yakni rangkaian utama pada motor di hubung Delta dan juga
mengatur tegangan VL-L 220V.
Setelah semua dihubungkan, aktifkan saklar pada Main Switch dan tercatat
Arus Start sebesar 0,975A dan Arus Steady State sebesar 2,585A serta motor
berputar kearah kiri. Jika dibandingkan dengan percobaan pertama, hubung Delta
menghasilkan arus start maupun arus Steady State yang lebih besar.
3.2.4 Start motor induksi tiga fasa slip-ring hubungan Delta dengan
hambatan mula.
Pada percobaan keempat kali ini yakni Start motor induksi tiga fasa slip-
ring hubung Delta dengan hambatan mula. Sebelum memulai analisa, buat
rangkaian terlebih dahulu seperti gambar 1.5 diatas. Pada dasarnya, rangkaian
pengendalinya masih sama dengan percobaan sebelumnya. Namun, perbedaannya
adalah percobaan kali ini menggunaka hubung Delta.
Sebelum dilakukan pengukuran, karena nilai resistansinya masih sama
maka langsung dilakukan pengukuran. Sehingga didapatkan hasil pada tabel
berikut.

Tabel 3.2 Hubungan Delta.

R.max 0.75 R.max 0.5 R.max 0.25 R.max


Istart (A) 1,161 1,110 1,271 1,384
In (A) 2,538 2,590 2,547 2,502
Setelah dilakukan pengukuran, didapatkan data seperti tabel 3.2 diatas.
Kesimpulannya pun masih sama, bahwa semakin besar nilai resistansinya maka
arus startnya akan semakin kecil dan juga sebaliknya. Namun, jika dibandingkan
dengan hubung Wye, hubung Delta menghasilkan arus yang lebih besar.
3.2.5 Pengaturan arah putaran motor induksi tiga fasa slip-ring hubungan
Wye dengan hambatan mula.
Pada percobaan kelima kali ini yakni Pengaturan arah putaran motor induksi
tiga fasa slip-ring hubungan Wye dengan hambatan mula. Sebelum memulai
analisa, buat rangkaian terlebih dahulu seperti gambar 1.7 diatas. Untuk pengaturan
arah putaran motor yakni dengan cara menukar salah satu fasanya. Setelah ditukar
maka arah putaran motor akan berbalik yang semula kearah kiri maka menjadi ke
arah kanan.
3.2.6 Karakteristik n = f (Rv) pada Motor Induksi tiga Fasa Slip-ring.

Pada percobaan terakhir kali ini yakni Karakteristik n = f (Rv) pada Motor
Induksi tiga Fasa Slip-ring. Sebelum memulai analisa, buat rangkaian terlebih
dahulu seperti gambar 1.11 diatas. Pada percobaan kali ini menggunakan Brake
Machine sebagai output motor dan juga Unit Control Brake Machine. Kemudian,
atur tegangan VL-N 220V dan VL-L 380V.
Setelah semuanya dihubungkan maka dilakukan pengukuran dengan nilai
resistansi yang telah diatur pada blanko percobaan. Sehingga didapatkan hasil
seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Karakteristik n = f(Rv).
Step 1 2 3 4 5 6
Rv(Ohm) 660 528 396 364 132 0
N (RPM) 1140 1212 1280 1292 1416 1488

Setelah dilakukan pengukuran, didapatkan data seperti tabel 3.3 diatas.


Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai resistansinya maka
kecepatan motornya akan semakin kecil dan juga sebaliknya.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berikut ini adalah kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini :

1. Kesimpulan pada percobaan dengan hubung singkat yakni percobaan


pertama dan ketiga, hubung Delta menghasilkan arus start maupun arus
Steady State yang lebih besar dibandingkan hubung Wye.
2. Kesimpulan pada percobaan dengan hambatan mula yakni percobaan kedua
dan keempat, bahwa semakin besar nilai resistansinya maka arus startnya
akan semakin kecil dan juga sebaliknya. Namun, jika dibandingkan dengan
hubung Wye, hubung Delta menghasilkan arus yang lebih besar.
3. Untuk pengaturan arah putaran motor yakni dengan cara menukar salah satu
fasanya. Setelah ditukar maka arah putaran motor akan berbalik yang
semula kearah kiri maka menjadi ke arah kanan.

4. Pada percobaan terakhir, setelah didapat hasil pengukuran dan diamati dapat
disimpulkan bahwa semakin besar nilai resistansinya maka kecepatan
motornya akan semakin kecil dan juga sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Tim Asisten Laboratorium Tenaga, Modul Praktikum Mesin Listrik, Cilegon:
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
2021.

Anda mungkin juga menyukai